laporan praktek kerja profesi apoteker di...

104
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JALAN MATRAMAN RAYA NO. 218 PERIODE 16 JANUARI 2 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER STELLA, S.Farm. 1106047392 ANGKATAN LXXIV FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Upload: vandien

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA TIMUR

JALAN MATRAMAN RAYA NO. 218

PERIODE 16 JANUARI – 2 FEBRUARI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

STELLA, S.Farm.

1106047392

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 2: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA TIMUR

JALAN MATRAMAN RAYA NO. 218

PERIODE 16 JANUARI – 2 FEBRUARI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

STELLA, S.Farm.

1106047392

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 3: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

iii esehatan Kota Administrasi Jakarta Timur Jalan Matraman Raya No. 218 Periode

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 4: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur, untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

menyelesaikan pendidikan Profesi Apoteker di Departemen Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan,

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Mawardinur, Apt., selaku pembimbing PKPA dan Kepala Seksi

Sumber Daya Kesehatan yang telah membimbing dan memberikan bantuan

kepada penulis selama PKPA berlangsung.

2. Ibu Rani Sauriasari, M.Sc., Ph.D., Apt. selaku pembimbing dari Departemen

Farmasi FMIPA UI yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan laporan PKPA ini.

3. Ibu drg. Roselyne Tobing, selaku Koordinator Standarisasi Mutu Kesehatan

yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama PKPA

berlangsung.

4. Ibu Dra. Dian Sulistyowati, Apt., selaku Koordinator Farmasi Makanan dan

Minuman yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis

selama PKPA berlangsung.

5. Ibu drg. Margaretha S.D.W., selaku Koordinator Tenaga Kesehatan yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama PKPA

berlangsung.

6. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt., selaku ketua Departemen Farmasi

FMIPA UI.

7. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku ketua Program Apoteker Departemen

Farmasi FMIPA UI yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama

PKPA.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 5: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

v

8. Seluruh staf Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur yang

telah menerima dan membantu penulis selama melaksanakan kegiatan PKPA.

9. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Profesi Apoteker Departemen

Farmasi FMIPA UI.

10. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, serta dukungan moral

dan finansial kepada penulis.

11. Seluruh teman-teman Apoteker UI angkatan LXXIV yang telah berjuang

bersama dalam menyelesaikan studi di Program Profesi Apoteker Universitas

Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang

diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Penulis

2012

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 6: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.............................................. .... ..............................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2

2. TINJAUAN UMUM SUKU DINAS KESEHATAN KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR ........................................................ 3

2.1. Instansi Kesehatan .................................................................................. 3

2.2. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi ............................................... 4

2.3. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur ......................... 6

3. TINJAUAN KHUSUS SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN ............. 14

3.1. Seksi Sumber Daya Kesehatan .............................................................. 14

3.2. Dasar Hukum ........................................................................................ 14

3.3. Ruang Lingkup...................................................................................... 17

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 47

4.1. Hasil ..................................................................................................... 47

4.2. Pembahasan .......................................................................................... 51

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 57

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 57

5.2. Saran ..................................................................................................... 57

DAFTAR REFERENSI ......................................................................................58

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 7: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perizinan sarana farmasi makanan dan minuman yang dilakukan oleh

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Timur pada periode Januari – Desember 2011 (dengan Standar

12 hari kerja) .................................................................................... 48

Tabel 4.2 Perizinan Tenaga Kesehatan yang dilakukan oleh Koordinator Tenaga

Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari –

Desember 2011 (dengan Standar 12 hari kerja) ................................ 49

Tabel 4.3 Hasil survei kepuasan pelanggan eksternal Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur Periode Januari-Desember 2011 ........... .50

Tabel 4.4 Nilai Persepsi, Interval Indeks Kepuasan Masyarakat, Interval

Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat, Mutu Pelayanan dan Kinerja

Unit Pelayanan................................................................................50

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 8: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan ................................. 61

Lampiran 2. Bagan Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.. 62

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 9: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Departemen Kesehatan telah menyelenggarakan serangkaian reformasi di

bidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya

lebih efisien dan efektif. Walaupun sudah mencapai banyak kemajuan, sebagian

besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun perkotaan, masih sulit

mendapatkan pelayanan kesehatan meskipun dalam skala minimal (Keputusan

Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003, 2003). Untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang optimal, diperlukan penyelenggaraan

pembangunan kesehatan secara terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi

sumber daya dan upaya kesehatan.

Dalam hal ini, peran pemerintah lebih dititikberatkan pada pembinaan,

pengaturan, dan pengawasan untuk terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan

serta bertanggung jawab untuk melakukan pemerataan dan peningkatan pelayanan

kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah bertugas untuk

merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi

penyelenggaraan upaya kesehatan. Pemerintah bertanggung jawab atas

ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi

masyarakat, ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata,

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan,

memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk

upaya kesehatan, ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,

aman, efisien, dan terjangkau untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, 2009).

Sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini menjadikan Pemerintah Pusat

melakukan pendelegasian wewenang kepada Pemerintah Daerah (Undang-

Undang No. 22 Tahun 1999, 1999). Salah satu pendelegasian wewenang

sebagaimana dijelaskan di atas adalah dalam hal pengelolaan kesehatan (Peraturan

Pemerintah No. 25 Tahun 2000, 2000). Untuk menjalankan wewenang tersebut,

maka Pembangunan Kesehatan yang diupayakan oleh Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta diatur dalam suatu aturan yaitu Sistem Kesehatan Daerah (Peraturan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 10: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

2

Universitas Indonesia

Daerah DKI Jakarta No.4 Tahun 2009, 2009). Berdasarkan hal tersebut,

Pemerintah DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta

No. 150 Tahun 2009 mendirikan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) di setiap

Kotamadya yang berada di DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta

Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk

mempermudah Dinas Kesehatan dalam menjalankan dengan baik tugas dan

tanggung jawabnya dalam pelaksanaan binwasdal (pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian) upaya-upaya kesehatan di Jakarta Timur (Peraturan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009, 2009).

Sebagai sumber daya manusia yang berperan dalam pelayanan kesehatan,

Apoteker memiliki peran dan fungsi dalam Suku Dinas Kesehatan, yaitu yang

berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman dan aplikasi cara perizinan serta

pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dari pelayanan kesehatan, termasuk

sarana dan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, Apoteker perlu memiliki bekal yang

cukup untuk memenuhi peran dan fungsi tersebut.

Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia memasukkan mata kuliah Praktek Kerja Profesi Apoteker

(PKPA) di Suku Dinas Kesehatan sebagai mata kuliah yang wajib diambil.

Kegiatan PKPA dilaksanakan pada tanggal 16 Januari – 2 Februari 2012 dengan

tujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa profesi Apoteker terkait peran

Apoteker di Suku Dinas Kesehatan.

1.2. Tujuan

Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Timur, bertujuan agar mahasiswa calon Apoteker:

a. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan

Kotamadya

b. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Seksi Sumber Daya

Kesehatan

c. Mengetahui dan memahami tata cara perizinan, pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian terhadap tenaga kesehatan, sarana pelayanan farmasi, dan

standarnisasi mutu.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 11: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

2.1. Instansi Kesehatan

Ada beberapa instansi pemerintah yang khusus menangani bidang kesehatan.

Secara hirarki instansi tersebut dapat dibagi menjadi:

a. Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan (dahulu Departemen Kesehatan) merupakan badan

pelaksana pemerintah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan.

Kementerian Kesehatan berada di bawah Presiden, bertanggung jawab kepada

Presiden, bertugas membantu Presiden dan menyelenggarakan sebagian urusan

pemerintahan di bidang kesehatan yang berfungsi sebagai regulator di tingkat

nasional.

b. Dinas Kesehatan (Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun

2009, 2009)

Dinas Kesehatan adalah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang

kesehatan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang diangkat dari

Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Kepala Dinas dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur

melalui Sekretaris Daerah yang berfungsi sebagai regulator di tingkat daerah DKI

Jakarta. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 1.

c. Suku Dinas Kesehatan (Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150

Tahun 2009, 2009)

Suku Dinas Kesehatan adalah Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi/

Dinas Kesehatan Kabupaten Administrasi sebagai perangkat pada tingkat kota

administrasi/ kabupaten administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang diangkat dari

pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, kepala Suku Dinas bertanggung jawab secara teknis administratif kepada

Kepala Dinas Kesehatan dan secara teknis operasional kepada Walikota Administrasi

yang berfungsi sebagai auditor di wilayahnya.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 12: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

4

Universitas Indonesia

d. Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas merupakan organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata, dapat diterima, dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta

aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat. Fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat pelayanan kesehatan yang

menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan hidup sehat dan derajat

kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Jumlah Puskesmas yang tercatat sampai saat ini sekitar 7.277 unit Puskesmas

Kecamatan dengan 1.818 unit diantaranya mempunyai fasilitas ruang rawat inap,

21.587 unit Puskesmas kelurahan, dan 5.084 unit Puskesmas keliling. Untuk wilayah

Jakarta Timur terdapat 10 Puskesmas Kecamatan dan 76 Puskesmas Kelurahan.

2.2. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi (Peraturan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009, 2009)

Adanya perubahan sistem pemerintahan tahun 1999 dari sistem sentralisasi

menjadi otonomi daerah mengakibatkan sebagian wewenang pemerintah pusat

dilimpahkan kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 58 Tahun 2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang mengawali berdirinya

Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di tingkat

Kotamadya. Pada tahun 2009 dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 10 Tahun

2008 tentang Perubahan Organisasi Suku Dinas Kesehatan pasca restrukturisasi

perihal peningkatan efisiensi dimana Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dengan Suku

Dinas Kesehatan Masyarakat dilebur menjadi satu yaitu Suku Dinas Kesehatan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi merupakan Unit Kerja Dinas

Kesehatan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan

pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh

seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 13: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

5

Universitas Indonesia

operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi mempunyai fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Suku Dinas

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan

lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan,

khusus, tradisional dan keahlian.

d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana dan Kejadian Luar

Biasa (KLB)

e. Pengendalian, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular atau tidak

menular.

f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian.

g. Pelaksanaan surveilans kesehatan

h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan.

i. Pengendalian pencapaian standarisasi prasarana dan sarana pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima Suku

Dinas.

k. Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi perizinan atau

rekomendasi atau sertifikasi di bidang kesehatan.

l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup

Kota Administrasi

m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan

gizi dan kesehatan masyarakat.

n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan dan

pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat, kesehatan

lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan

khusus, tradisional dan keahlian pada lingkup Kota Administrasi.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 14: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

6

Universitas Indonesia

o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana kerja Suku Dinas.

p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang.

q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggan dan ketatausahaan

r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara Suku Dinas.

s. Penyiapan bahan laporan ke Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas dan

fungsi Suku Dinas.

t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku

Dinas.

2.3. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

2.3.1. Visi dan Misi (Sudinkes Jaktim, 2009)

Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur yaitu Jakarta Timur Sehat,

Mandiri, dan Bermutu untuk semua. Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

adalah :

a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan profesionalisme Sumber Daya

Manusia (SDM).

b. Meningkatkan kinerja organisasi dengan pendekatan tim.

c. Mengembangkan sistem informasi kesehatan sesuai dengan perkembangan

teknologi.

d. Menggalang kemitraan dengan lintas program, lintas sektor, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), dan organisasi terkait.

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

2.3.2. Sasaran Mutu (Sudinkes Jaktim, 2009)

Sasaran mutu yang ingin dicapai oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Timur adalah :

a. Binwasdal (Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian) SDM Sudinkes

100% terlaksana dengan baik, benar, dan tepat waktu.

b. Binwasdal Program 100% terlaksana dengan baik, benar dan tepat waktu.

c. Pelayanan perizinan tenaga kesehatan 12 hari kerja.

d. Pelayanan perizinan sarana kesehatan 25 hari kerja.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 15: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

7

Universitas Indonesia

e. Keluhan pelanggan 100% ditindaklanjuti.

f. Kepuasan pelanggan 85% dipenuhi.

2.3.3. Struktur Organisasi (Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150

Tahun 2009, 2009)

Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, organisasi Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Timur terdiri dari :

a. Kepala Suku Dinas

b. Subbagian Tata Usaha

c. Seksi Kesehatan Masyarakat

d. Seksi Pelayanan Kesehatan

e. Seksi Sumber Daya Kesehatan

f. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

g. Subkelompok Jabatan Fungsional

Bagan struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dapat dilihat pada

Lampiran 2.

2.3.3.1. Kepala Suku Dinas

Kepala Suku Dinas mempunyai tugas :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi, dan Subkelompok

Jabatan Fungsional.

c. Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan atau Instansi

pemerintah atau swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

Suku Dinas.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

Suku Dinas.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 16: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

8

Universitas Indonesia

2.3.3.2. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja staf Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum Suku Dinas Kesehatan.

Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas :

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas.

d. Melakasanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas.

e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Suku Dinas.

f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan Suku Dinas.

g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana kerja Suku Dinas.

h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor.

i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat atau pertemuan Suku Dinas.

j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara Suku Dinas.

k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan

penerimaan retribusi Suku Dinas Kesehatan.

l. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Subbagian

Tata Usaha.

m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan

akuntabilitas) Suku Dinas.

n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian

Tata Usaha.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 17: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

9

Universitas Indonesia

2.3.3.3. Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi Kesehatan Masyarakat merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Seksi Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.

Seksi Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas :

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia

sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana,

pekerja wanita, dan asuhan keperawatan.

d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan

dan pengendalian program kesehatan masyarakat.

e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi.

f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatann

masyarakat.

g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat

Kota Administrasi.

h. Melaksanakan manajemen database kesehatan melalui sistem informasi

manajemen kesehatan yang terintegrasi.

i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan PPSM.

j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

k. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas

Seksi Kesehatan Masyarakat.

l. Melaporkan dan mempertanggunjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Kesehatan Masyarakat.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 18: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

10

Universitas Indonesia

2.3.3.4. Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pelayanan Kesehatan

mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tata

laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan,

memanfaatkan data dan informasi upaya pelayanan kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar

pelayanan kesehatan.

f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan akreditasi sarana

pelayanan kesehatan.

g. Memberikan rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan kesehatan.

h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional.

i. Melaksanakan siaga 24 jam/ Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan

(Pusdaldukkes).

j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan.

k. Meyiapkan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas

Seksi Pelayanan Kesehatan.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Pelayanan Kesehatan.

2.3.3.5. Seksi Sumber Daya Kesehatan

Seksi Sumber Daya Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 19: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

11

Universitas Indonesia

Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Sumber Daya

Kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan dan

minuman.

d. Memberikan rekomendasi atau perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan

dan minuman.

e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas

kesehatan terhadap standar pelayanan.

h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem

manajemen mutu.

i. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penetapan

sistem manajemen mutu kepada Puskesmas.

k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator.

l. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur,

assessor dan auditor mutu pelayanan kesehatan.

m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan

sarana pelayanan kefarmasian meliputi industri kecil obat tradisional,

subpenyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo obat, dan industri

makanan minuman rumah tangga.

n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat dan

persediaan cadangan obat esensial.

o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada

lingkup Kota Administrasi.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 20: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

12

Universitas Indonesia

p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan.

q. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas

Seksi Sumber Daya Kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi Sumber

Daya Kesehatan.

2.3.3.6. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku

Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan.

Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi

Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,

kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah

atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan.

d. Melaksanakan kegiatan pembinan pelaksanaan kesehatan haji.

e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit

menular atau tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis

peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta kesehatan jiwa

masyarakat.

g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Dearah

(UKPD), dan atau instansi pemerintah/ swasta/ masyarakat.

h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan

imunisasi.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 21: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

13

Universitas Indonesia

i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan

memanfaatkan data dan informasi surveilens epidemiologi sebagai Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup Kota

Administrasi.

j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan.

k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah atau Kejadian Luar Biasa

(KLB) dan surveilans.

l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian.

m. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pemetaan kegiatan penanggulangan

wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans.

n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan

lingkungan meliputi penyehatan air minum/ air bersih, penyehatan makanan

dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian

radiasi, penyehatan pemukiman kumuh, penyehatan di tempat-tempat umum,

tempat kerja, tempat pengeloalaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengeloalaan

lingkungan / upaya pemantauan lingkungan.

o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang

kesehatan lingkungan.

p. Menyiapkan materi pelatihan teknis dalam Bidang Kesehatan Lingkungan dan

Kesehatan Kerja.

q. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas

Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Pengendalian Masalah Kesehatan.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 22: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

14 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN

3.1. Seksi Sumber Daya Kesehatan (Undang-Undang No. 25 Tahun 2009,

2009)

Seksi Sumber Daya Kesehatan merupakan satuan kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi

Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas.

Deskripsi kerja Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan antara lain:

a. Menyusun rencana kerja program: Standarisasi Mutu Kesehatan, Tenaga

Kesehatan dan Farmasi, Makanan, dan Minuman selama 1 tahun.

b. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Program Standarisasi Mutu Kesehatan

c. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Program Tenaga Kesehatan.

d. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Program Farmasi, Makanan, dan

Minuman.

e. Membantu melaksanakan tugas-tugas dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur.

f. Pemantauan Pemberantasan Sarang Nyamuk di wilayah kecamatan binaan.

3.2. Dasar Hukun

3.2.1. Dasar Hukum Perizinan Sarana Kesehatan

Dasar hukum yang mengatur perizinan sarana kesehatan farmasi makanan

dan minuman adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

c. Undang-Undang RI No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

d. Undang-Undang RI No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

e. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

f. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

g. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 23: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

15

Universitas Indonesia

h. Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi

Pangan.

i. Kepmenkes No.1331/MenKes/SK/X/2002 tentang Pedagang Eceran Obat.

j. Kepmenkes No.246/MenKes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil

Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.

k. Permenkes No.1191/MenKes/Per/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat

Kesehatan.

l. Kepmenkes No.1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek.

m. Kepmenkes No.184/MenKes/Per/II/1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan

Masa Bakti dan Ijin Kerja Apoteker.

n. Kepmenkes No.149/MenKes/Per/II/1998 tentang Perubahan Atas PerMenKes

No.184/MenKes/Per/II/1995 Tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa

Bakti dan Ijin Kerja Apoteker.

o. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.970 tahun 1990 tentang Ketentuan

Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di wilayah DKI Jakarta.

3.2.2. Dasar Hukum Perizinan Tenaga Kesehatan

Dasar hukum yang mengatur perizinan tenaga kesehatan adalah sebagai

berikut:

a. Permenkes No.1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga

Kesehatan.

b. Kepmenkes No.889/MenKes/ Per/V/2011 tentang Izin Praktik dan izin Kerja

Tenaga Kefarmasian.

c. Kepmenkes No.2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

d. Kepmenkes No.H.K 02.02/Menkes/148/ I/2001 Tentang Registrasi dan

Praktik Perawat.

e. Kepmenkes No.1392/Menkes/SK/XII/2001 Tentang Registrasi dan Izin Kerja

Perawat Gigi.

f. Kepmenkes No.H.K02.02/Menkes/149/ I/2001 Tentang Registrasi dan Praktik

Bidan.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 24: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

16

Universitas Indonesia

g. Kepmenkes No.357/Menkes/Per/2006 Tentang Registrasi dan Izin

Radiografer.

h. Kepmenkes No.544/Menkes/VI/2002 Tentang Registrasi dan Izin Kerja

Refraksionis Optisien.

i. Kepmenkes No.1363/Menkes/SK/XII/2001 Tentang Registrasi dan Izin

Praktik Fisioterapis.

j. Kepmenkes No.867/Menkes/Per/VIII/2004 Tentang Registrasi dan Praktik

Terapis Wicara.

3.2.3. Dasar Hukum Mengenai Standarisasi Mutu Kesehatan

Dasar hukum mengenai Standarisasi Mutu Kesehatan menyangkut

Undang-Undang Pelayanan Publik. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan publik yang

dilaksanakan di Negara ini sehingga menjamin kepastian hukum dalam hubungan

antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik. Menurut undang-

undang tersebut, yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik tersebut adalah

setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen, yang

dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan

hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Pelayanan administratif yang dimaksud oleh undang-undang ini meliputi:

a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur

dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan

pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.

b. Tindakan administratif oleh instansi non pemerintah yang diwajibkan oleh

negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan

berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan.

Undang-Undang ini mengatur segala aspek penyelenggaraan pelayanan

publik, termasuk yang paling utama ialah kewajiban bagi setiap penyelenggara

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 25: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

17

Universitas Indonesia

pelayanan publik untuk menetapkan standar pelayanan mengenai standar

pelayanan publik yang diberikan dan hal ini diatur lagi oleh Peraturan Pemerintah.

Dengan demikian, Undang-Undang ini menjamin adanya diberikannya pelayanan

publik yang berkualitas bagi seluruh masyarakat.

3.3. Ruang Lingkup

Seksi ini membawahi tiga bagian, yaitu:

a. Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman

b. Koordinator Tenaga Kesehatan

c. Koordinator Standardisasi Mutu Kesehatan

3.3.1. Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman

Ruang lingkup perizinan sarana kesehatan farmasi makanan dan minuman

di wilayah DKI Jakarta yang proses perizinannya telah didelegasikan ke Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi adalah:

a. Apotek (apotek kerjasama, apotek profesi, apotek rakyat dari toko obat dan

depo obat / farmasi).

b. Toko Obat.

c. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT).

d. Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK).

e. Sertifikasi kelayakan olahan/ produksi makanan minuman rumah tangga/

Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

3.3.1.1. Apotek (Dinkes Provinsi DKI Jakarta, 2002; Peraturan Menteri

Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002, 2002)

Berdasarkan Permenkes No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dengan telah diterbitkannya Peraturan

Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian maka nantinya

semua persyaratan untuk melakukan pekerjaan kefarmasiaan pada sarana farmasi

akan mengacu pada Peraturan Pemerintah tersebut. Akan tetapi, fungsi Peraturan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 26: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

18

Universitas Indonesia

Pemerintah tersebut belum dapat digunakan karena masih menunggu aturan dari

Menteri Kesehatan RI yang hingga kini belum diterbitkan.

Khusus di DKI Jakarta perizinan apotek dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Apotek Kerjasama, adalah apotek dimana Apoteker hanya sebagai Apoteker

pengelola apotek (APA), sedangkan pemilik sarana apotek (PSA) adalah dari

pihak lain (bisa perorangan, PT, dan lain-lain).

b. Apotek Profesi, adalah apotek yang Apoteker pengelola apotek (APA) juga

sebagai pemilik sarana apoteknya (PSA).

c. Depo Farmasi/ Depo Obat, adalah apotek yang berada di klinik, dan hanya

boleh menerima resep dari klinik tersebut.

d. Apotek Rakyat (apotek sederhana) adalah sarana kesehatan tempat

dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan

perbekalan kesehatan, dan tidak melakukan peracikan, serta tidak menjual obat

golongan narkotika dan psikotropika, dimana terhitung sejak ditetapkannya

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 284/MenKes/PER/III/2007, seluruh izin dan

status apotek yang berasal dari apotek sederhana akan disesuaikan menjadi apotek

rakyat.

Standar penanggung jawab teknis apotek adalah Apoteker. Apoteker

adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Sebelum

melaksanakan kegiatannya, APA wajib memiliki Surat Izin Kerja (SIK)/Surat

Penugasan (SP) dan Surat Izin Apotek (SIA).

SIA berlaku seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif

melakukan kegiatan dan tidak ada perubahan fisik dan non fisik. SIA harus

diperbaharui bila terjadi perubahan fisik dan non fisik dari sarana apotek. Kriteria

perubahan non fisik yakni apabila terjadi pergantian Apoteker pengelola sarana

apotek (baik karena meninggal dunia maupun hal lainnya), terjadi pergantian

pemilik sarana kesehatan apotek (baik karena meninggal dunia maupun hal

lainnya), terjadi pergantian nama sarana kesehatan apotek, terjadi perubahan

alamat sarana kesehatan apotek tanpa pemindahan lokasi, dan/atau terjadi karena

surat izin sarana kesehatan apotek hilang atau rusak. Sedangkan perubahan fisik,

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 27: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

19

Universitas Indonesia

yakni apabila terjadi perubahan denah sarana kesehatan apotek dan terjadi

perubahan pindah lokasi apotek.

Untuk mendapatkan SIA, APA harus menyiapkan tempat (lokasi dan

bangunan) dan perlengkapannya termasuk obat dan perbekalan farmasi lain yang

merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. Bangunan apotek harus

mempunyai luas yang memadai, sehingga dapat menjamin kelancaran

pelaksanaan tugas dan fungsi apotek, serta memelihara mutu perbekalan

kesehatan di bidang farmasi. Bangunan apotek minimal terdiri dari ruang tunggu,

ruang peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi dan ruang kerja

Apoteker, tempat pencucian alat, dan toilet/ WC. Bangunan apotek harus

dilengkapi sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang cukup,

alat pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik, serta ventilasi, dan sistem

sanitasi yang baik. Apotek harus mempunyai papan nama apotek berukuran

minimal 40x60 cm dengan tulisan berwarna hitam (ukuran 5 cm) di atas dasar

berwarna putih yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA dan alamat

apotek.

Apotek harus memiliki perlengkapan yang memadai seperti timbangan,

mortir, wadah dan etiket, tempat penyimpanan obat, termasuk lemari khusus

narkotika dan psikotropika, kartu stok, dan sebagainya. Apotek harus melaporkan

pemakaian narkotika setiap bulan kepada Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM di DKI

Jakarta sedangkan pemakaian psikotropika harus dilaporkan maksimal setahun

sekali.

SIA dapat dicabut jika terdapat pelanggaran-pelanggaran yang

menyebabkan pencabutan SIA tersebut yang diatur menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 25 adalah :

a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai APA.

b. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajiban dalam pelayanan kefarmasian.

c. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun secara terus-

menerus.

d. Terjadi pelanggaran terhadap UU tentang narkotika, psikotropika, kesehatan,

dan ketentuan perundang-undangan yang lain.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 28: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

20

Universitas Indonesia

e. Surat izin kerja APA dicabut.

f. Pemilik sarana apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-

undangan di bidang obat.

Secara umum persyaratan izin apotek yang bekerja sama dengan pihak lain

adalah:

a. Surat permohonan APA yang ditujukan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan

setempat sebanyak 3 (tiga) rangkap,1 (satu) rangkap di atas materai Rp.

6000,00.

b. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum

dari Departemen Kehakiman dan HAM bila dalam bentuk PT yang

disahkan/terdaftar pada Departemen Kehakiman dan HAM RI.

c. Fotokopi KTP DKI dari APA.

d. Fotokopi Surat Izin Kerja (SIK)/ Surat Penugasan (SP) Apoteker, dengan

lampiran surat keterangan selesai masa bakti Apoteker bagi non pegawai

negeri.

e. Fotokopi surat status kepemilikan tanah: Fotokopi sertifikat, bila gedung

milik sendiri; fotokopi surat perjanjian kontrak bangunan minimal 2 (dua)

tahun dan KTP pemilik bangunan yang masih berlaku minimal dua tahun,

bila kontrak/ sewa.

f. Fotokopi Undang-Undang Gangguan (UUG).

g. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

h. Surat keterangan domisili dari kelurahan setempat.

i. Surat pernyataan pemohon yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada

peraturan perundangan yang berlaku di atas materai Rp. 6000,00.

j. Peta lokasi dan denah ruangan.

k. Surat pernyataan dari pemilik sarana apotek tidak pernah terlibat dan tidak

akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang farmasi/ obat dan tidak

akan ikut campur dalam pengelolaan obat di atas materai Rp. 6000,00.

l. Surat pernyataan APA bahwa yang bersangkutan tidak bekerja pada bidang

farmasi lain di atas materai Rp. 6000,00.

m. Surat pernyataan tidak melakukan penjualan narkotika, obat keras tertentu

tanpa resep di atas materai Rp.6000,00.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 29: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

21

Universitas Indonesia

n. Struktur organisasi dan tata kerja/ tata laksana (dalam bentuk Organogram).

o. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan.

p. SIK Asisten Apoteker/D3 farmasi.

q. Rencana jadwal buka apotek.

r. Daftar peralatan peracikan obat.

s. Buku wajib peraturan perundangan di bidang farmasi.

t. Formulir pelaporan narkotika dan psikotropika.

u. Akte notaris perjanjian kerjasama APA dan PSA (asli/ legalisir).

v. Surat izin atasan bagi apoteker Pegawai Negeri Sipil.

Secara umum persyaratan izin apotek praktek profesi:

a. Surat permohonan Apoteker praktek profesi ditujukan kepada Kepala Suku

Dinas Kesehatan setempat sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) rangkap diatas

materai Rp.6000,00.

b. Surat rekomendasi dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DKI Jakarta yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan layak untuk melakukan apotek profesi

yang diterbitkan setiap tahun sekali.

c. Fotokopi KTP DKI Apoteker apotek praktek profesi.

d. Status kepemilikan bangunan, IMB dan surat sewa menyewa minimal 2

tahun.

e. Denah bangunan beserta peta lokasi.

f. Daftar peralatan peracikan, etiket, dll.

g. Fotokopi NPWP Apoteker.

h. SIK/SP Apoteker dan pas foto 2x3 sebanyak 2 lembar dengan melampirkan

surat selesai masa bakti Apoteker.

i. Surat pernyataan dari apotek bahwa selama buka apotek harus ada

apotekernya (bila tidak ada apotekernya maka harus tutup).

j. Jadwal buka apotek bersama dengan petugas/ Apoteker yang lain yang ikut

melakukan praktek profesi dengan melampirkan SIK dan KTP DKI Jakarta

Secara umum persyaratan Izin depo obat/farmasi:

a. Surat permohonan Apoteker penanggung jawab depo ditujukan kepada Suku

Dinas Kesehatan setempat sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) rangkap diatas

materai Rp.6000,00.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 30: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

22

Universitas Indonesia

b. Fotokopi izin klinik yang masih berlaku.

c. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum

dari Departemen Kehakiman dan HAM bila dalam bentuk badan hukum.

d. Fotokopi KTP DKI APA.

e. Ijasah/SIK/SP Apoteker dengan melampirkan surat selesai masa bakti

Apoteker.

f. Surat pengangkatan Apoteker sebagai karyawan/penanggung jawab depo

obat/farmasi.

g. Proposal untuk mendirikan depo obat/farmasi.

h. Ijazah/SIK Asisten Apoteker.

i. Peta lokasi dan denah bangunan seatap/sepekarangan dengan klinik serta

denah bangunan tertutup.

j. NPWP perusahaan.

k. UUG.

l. Status gedung/sertifikat gedung sewa minimal dua tahun.

m. Surat pernyataan Apoteker hanya melayani resep dari klinik perusahaannya

(bukan dari resep umum), kecuali atas nama pasien perusahaan.

Apabila apotek memberikan pelayanan 24 jam, maka apotek tersebut harus

memiliki Apoteker pendamping, dan apabila APA dan Apoteker pendamping

berhalangan melakukan tugasnya, APA dapat menunjuk Apoteker pengganti.

Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dalam hal ini kepada Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

setempat untuk daerah DKI Jakarta dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat. APA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan oleh apoteker pendamping maupun apoteker pengganti/supervisor,

dalam pengelolaan apotek. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih

dari dua tahun secara terus-menerus, maka harus menunjuk Apoteker pengganti,

sedangkan jika APA berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu 1 – 3 bulan,

maka harus menunjuk Apoteker supervisor. (Peraturan Menteri Kesehatan No.

1332/MenKes/SK/X/2002, 2002).

Pada setiap pengalihan tanggung jawab kefarmasian yang disebabkan

karena penggantian APA oleh Apoteker pengganti, harus diikuti dengan serah

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 31: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

23

Universitas Indonesia

terima resep, narkotika dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci tempat

penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima ini harus diikuti dengan

pembuatan berita acara. Apabila apotek melakukan pelanggaran, maka dapat

diberikan teguran secara lisan untuk segera dilakukan perbaikan. Apabila tidak

ada perbaikan dari apotek tersebut, maka diberikan peringatan tertulis kepada

APA. Pelaksanaan pencabutan SIA dapat dilakukan setelah dikeluarkan

peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak tiga kali berturut-turut dengan

tenggang waktu masing-masing dua bulan atau pembekuan izin apotek untuk

jangka waktu selama-lamanya 6 bulan. Akan tetapi, pembekuan izin ini dapat

dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh

persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Kesehatan

No. 1332/MenKes/SK/X/2002, 2002).

3.3.1.2. Apotek Rakyat (Dinkes Provinsi, 2002; Peraturan Menteri Kesehatan No

284/MenKes/PER/III/2007, 2007)

Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan

kefarmasian, dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, dan

tidak melakukan peracikan dan pelayanan resep narkotik dan psikotropik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 284/MenKes/PER/III/2007,

ketentuan yang harus dipenuhi oleh Apotek rakyat adalah:

a. Apotek rakyat dalam pelayanan kefarmasian harus mengutamakan obat

generik.

b. Apotek rakyat dapat menyimpan dan menyerahkan obat-obatan yang termasuk

golongan obat keras, obat bebas terbatas, obat bebas, dan perbekalan

kesehatan rumah tangga.

c. Apotek rakyat dilarang menyediakan narkotika dan psikotropika, meracik obat

dan menyerahkan obat dalam jumlah besar.

d. Setiap apotek rakyat harus memiliki satu orang apoteker sebagai penanggung

jawab, dan dapat dibantu oleh asisten apoteker.

e. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, apotek rakyat yang melanggar

ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan dapat

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 32: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

24

Universitas Indonesia

dikenakan tindakan administratif berupa teguran lisan, tertulis, sampai dengan

pencabutan izin.

f. Pedagang eceran yang statusnya sudah berubah menjadi apotek sederhana

dianggap telah menjadi apotek rakyat.

Secara umum persyaratan izin apotek yang berasal dari toko obat/apotek

sederhana (apotek rakyat) :

a. Surat permohonan APA ditujukan kepada kepala Suku Dinas Kesehatan

setempat sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) rangkap diatas materai

Rp.6.000,00.

b. Fotokopi akte notaris badan hukum dan fotokopi pengesahan badan hukum

dari Departemen Kehakiman dan HAM bila bentuk PT.

c. Salinan/fotokopi KTP DKI dari APA.

d. Fotokopi izin domisili dari lurah.

e. Status bangunan milik sendiri lampirkan sertifikat, bila sewa, foto kopi

perjanjian kontrak bangunan, dan KTP pemilik bangunan yang masih berlaku

minimal 2 (dua) tahun.

f. Pernyataan pemilik sarana lokasi hanya untuk pada sentra pasar tempat toko

obat dan tidak pindah diluar pasar diatas materai Rp.6000,00.

g. Surat pernyataan kepala pasar yang menyatakan pihaknya ikut mengawasi

kegiatan apotek terhadap ketentuan per UU Farmasi yang berlaku di atas

materai Rp. 6000,00.

h. Surat keterangan domisili dari lurah atau kepala pasar.

i. Surat pernyataan pemohon dan pemilik yang menyatakan akan tunduk serta

patuh kepada peraturan yang berlaku di atas materai Rp.6000,00.

j. Peta lokasi dan denah bangunan.

k. Surat pernyataan pemilik sarana apotek tidak terlibat lagi dalam pelanggaran

peraturan di bidang farmasi/ obat di atas materai Rp.6000,00.

l. Surat pernyataan APA sanggup mengelola apotek/ toko obat diatas materai

Rp.6000,00.

m. Surat pernyataan dari APA dan PSA tidak melakukan peracikan dan

penjualan narkotika, OKT baik dengan resep dokter maupun tanpa resep

dari pemilik dan apoteker diatas materai Rp.6000,00.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 33: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

25

Universitas Indonesia

n. Struktur organisasi apotek dan tata kerja/tata laksana.

o. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan dilampiri dengan SK

pengangkatan dan daftar gaji yang disetujui oleh Apoteker, pemilik, dan

tenaga kerja tersebut diatas materai Rp.6000,00.

p. Surat izin kerja/surat penugasan Apoteker.

q. Surat izin kerja AA/D3 Farmasi.

r. Rencana jadwal buka apotek.

s. Daftar peralatan lainnya.

t. Daftar buku wajib peraturan per UU di bidang Farmasi.

u. Surat peryataan APA dan pemilik bersedia bila diperiksa ke apotek oleh

petugas kesehatan yang berwenang di atas materai Rp.6000,00.

3.3.1.3. Toko Obat (Dinkes Provinsi DKI Jakarta, 2002)

Pedagang eceran obat didefinisikan sebagai orang/ badan hukum di

Indonesia yang mempunyai izin untuk menyimpan obat-obat bebas (label hijau)

dan obat-obat bebas terbatas (label biru) untuk dijual secara eceran di tempat

tertentu sebagai tercantum dalam surat izin. Pedagang eceran obat harus menjaga

agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi

atau pedagang besar farmasi yang mendapat izin dari Menteri Kesehatan RI. Surat

izin pendirian suatu toko obat dapat diperoleh dengan mengajukan surat

permohonan Izin Usaha kepada Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

setempat yaitu di Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Farmasi, Makanan dan

Minuman. Izin toko obat berlaku selama 2 tahun dan dapat diperpanjang kembali

dengan penanggung jawab teknis adalah seorang Asisten Apoteker. Adapun

persyaratan yang harus dilengkapi untuk memperoleh izin usaha toko obat antara

lain :

a. Surat permohonan izin toko obat yang ditujukan kepada Kepala Sudinkes

Kotamadya setempat sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) rangkap di atas

materai Rp. 6000,00.

b. Fotokopi KTP DKI Jakarta pemilik toko obat.

c. Akte pendirian perusahaan bila bentuk badan hukum yang terdaftar pada

Menteri Kehakiman dan HAM.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 34: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

26

Universitas Indonesia

d. Gambar denah lokasi tempat usaha dan denah ruangan

e. Ijazah dan SIK AA, foto 2x3 2 lembar.

f. Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai AA penanggung jawab teknis pada

toko obat di atas materai Rp. 6000,00.

g. Status bangunan tempat usaha milik sendiri (lampirkan sertifikat) dan bila sewa

minimal dua tahun dengan melampirkan surat sewa serta fotokopi KTP

pemilik.

h. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

i. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Setiap perubahan fisik maupun non fisik yang terjadi, pihak toko obat

harus mengajukan permohonan tertulis kepada Seksi Sumber Daya Kesehatan

yang membawahi bagian Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi setempat.

Perubahan non fisik meliputi:

a. Terjadi pergantian Asisten Apoteker penanggung jawab teknis sarana

kesehatan toko obat (baik karena meninggal dunia maupun hal lainnya).

b. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan toko obat.

c. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan toko obat tanpa pemindahan

lokasi.

d. Terjadi pergantian pemilik sarana kesehatan toko obat (baik karena

meninggal dunia maupun hal lainnya).

e. Terjadi karena surat izin sarana kesehatan toko obat hilang atau rusak.

Adapun perubahan fisik meliputi:

a. Terjadi pemindahan lokasi sarana kesehatan toko obat.

b. Terjadi perpanjangan izin sarana kesehatan toko obat.

Toko obat harus menjalankan usahanya sesuai ketentuan dan peraturan

perundangan yang berlaku. Oleh karena itu, apabila toko obat melakukan

pelanggaran akan dikenakan sanksi baik berupa sanksi administratif maupun

sanksi pidana. Sanksi administratif yaitu mulai dari pemberian surat peringatan,

penghentian sementara kegiatan toko obat sampai pencabutan surat izin,

sedangkan untuk sanksi pidana pemilik toko obat dapat diajukan ke pengadilan.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 35: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

27

Universitas Indonesia

3.3.1.4. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) (Dinkes Provinsi DKI Jakarta,

2002; Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/PER/V/1990)

Menurut Permenkes No. 246/MenKes/Per/V/1990, Industri Kecil Obat

Tradisional (IKOT) adalah perusahaan yang memproduksi obat tradisional

dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak

termasuk harga tanah dan bangunan. Persyaratan yang harus dilengkapi untuk

memperoleh Izin Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional, antara lain:

a. Surat permohonan dari direktur/pimpinan perusahaan/perorangan, ditujukan

kepada Sudinkes setempat sebanyak 2 (dua) rangkap dan 1 (satu) rangkap di

atas materai Rp. 6000,00.

b. Rencana denah bangunan industri IKOT.

c. Jadwal rencana pendirian bangunan dan pemasangan mesin produksi.

d. UUG, dengan melihat lokasi yang sesuai denah industri.

e. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Izin Prinsip berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan mewajibkan sebagai

penanggung jawab teknis satu orang Asisten Apoteker yang bekerja penuh.

Tujuan Prinsip IKOT agar pemohon dapat langsung melakukan persiapan-

persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi-instalasi

peralatan dan lain-lain yang diperlukan pada lokasi yang disetujui sedangkan izin

IKOT berlaku selama perusahaan tersebut masih beroperasi. Persyaratan yang

harus dilengkapi untuk memperoleh Izin IKOT, antara lain:

a. Permohonan izin prinsip/ izin tetap dari direktur/ pimpinan

perusahaan/perorangan, ditujukan kepada Sudinkes setempat sebanyak tiga

rangkap beserta lampirannya dan satu rangkap di atas materai Rp. 6000,00.

b. Akte pendirian perusahaan bila dalam bentuk PT yang disahkan oleh Menteri

Kehakiman dan HAM.

c. Ijazah Apoteker penanggung jawab teknis.

d. KTP DKI Jakarta dari penanggung jawab teknis.

e. Surat perjanjian kerjasama antara Apoteker dengan pihak perusahaan di atas

materai Rp. 6000,00.

f. Undang-Undang Gangguan.

g. Peta lokasi, IMB

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 36: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

28

Universitas Indonesia

h. Denah ruangan produksi, kantor, gudang bahan baku, dan gudang produk

jadi.

i. Bentuk obat tradisional yang akan diproduksi.

j. Peralatan dan pengolahan serta pengemasan.

k. Peralatan laboratorium.

l. Sumber daya/ energi yang dipakai.

m. Jumlah tenaga kerja.

n. Nilai investasi.

o. Rencana pemasaran.

p. Buku peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dan lain-lain.

q. Status gedung (sewa/milik sendiri) lampirkan fotokopi sertifikat, bila sewa,

lampirkan surat sewa minimal lima tahun beserta fotokopi KTP pemilik.

r. Analisis dampak lingkungan/ Surat Pernyataan Pengelolahan Limbah (SPPL).

s. Peralatan pengendalian pencemaran.

Perubahan fisik maupun non fisik juga dapat terjadi pada IKOT. Setiap

perubahan fisik maupun non fisik yang terjadi harus dilaporkan dengan

mengajukan permohonan tertulis kepada Suku Dinas Kesehatan seksi SDK yang

membawahi bagian Farmasi Makanan dan Minuman setempat. Perubahan non

fisik meliputi:

a. Terjadi pergantian direktur/ pimpinan sarana kesehatan IKOT (baik karena

meninggal dunia maupun hal lainnya).

b. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan IKOT.

c. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan IKOT tanpa pemindahan lokasi.

d. Terjadi pergantian penanggung jawab teknis sarana kesehatan IKOT (baik

karena meninggal dunia maupun hal lainnya).

e. Terjadi karena surat izin sarana kesehatan IKOT hilang atau rusak.

Perubahan fisik meliputi :

a. Terjadi pemindahan lokasi sarana kesehatan IKOT.

b. Terjadi perluasan lokasi sarana kesehatan IKOT.

c. Terjadi perluasan atau penambahan jenis produksi dari sarana kesehatan

IKOT.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 37: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

29

Universitas Indonesia

3.3.1.5. Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK)

Cabang Penyalur Alat Kesehatan adalah badan hukum atau badan usaha

yang telah memperoleh izin usaha untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran

alat kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. CPAK

merupakan sarana yang legal yang dapat menyalurkan alkes berbeda fungsi dari

Penyalur Alkes (PAK) dimana perusahaan yang sama namanya yang telah

mendapat izin dari Depkes RI. Izin Cabang Penyalur Alkes belaku sesuai dengan

penunjukkan yang diberikan oleh PAK pusat dan paling lama adalah 3 (tiga)

tahun.

Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan,

reagen/ produk diagnostik in vitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait

komponen, bagian dan perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendiagosis

penyakit, menyembuhkan, merawat, memulihkan, atau mencegah penyakit pada

manusia.

Persyaratan yang harus dilengkapi untuk memperoleh izin CPAK, antara

lain:

a. Surat permohonan dari direktur/ pimpinan Usaha Penyalur Alat Kesehatan

(UPAK), bukan dari CPAK, yang ditujukan kepada Sudinkes setempat

sebanyak tiga rangkap dan satu rangkap di atas materai Rp. 6000,00.

b. Surat penunjukkan dari UPAK sebagai CPAK di atas materai Rp. 6.000,00.

c. Fotokopi izin UPAK.

d. Akte perusahaan CPAK bila bentuk PT dan terdaftar pada Menteri

Kehakiman dan HAM.

e. Denah bangunan/ruangan dari CPAK.

f. Peta lokasi CPAK.

g. SIUP CPAK.

h. NPWP CPAK.

i. UUG.

j. Domisili perusahaan.

k. Status bangunan bila milik sendiri, lampirkan sertifikat dan bila sewa

minimal dua tahun dengan melampirkan surat sewa serta fotokopi KTP

pemilik.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 38: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

30

Universitas Indonesia

l. Penanggung jawab teknis (AA atau SMU yang mempunyai sertifikat

pengelolaan alat kesehatan).

Perubahan fisik maupun non fisik pada sarana CPAK juga harus

dilaporkan dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Sudinkes Seksi

Sumber Daya Kesehatan yang membawahi bagian Farmasi Makanan dan

Minuman.

Perubahan non fisik meliputi:

a. Terjadi pergantian pemilik sarana kesehatan CPAK (baik meninggal dunia

maupun lainnya).

b. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan CPAK.

c. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan CPAK tanpa pemindahan lokasi.

d. Terjadi karena surat izin sarana kesehatan CPAK hilang atau rusak.

Perubahan fisik (dilakukan pemeriksaan lapangan), meliputi:

a. Terjadi pemindahan lokasi sarana kesehatan CPAK.

b. Terjadi perluasan lokasi sarana kesehatan CPAK.

Izin CPAK berlaku paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali

bila semua persyaratan telah dipenuhi.

3.3.1.6. Izin Toko Alat Kesehatan (Kemenkes/No. 1191/MenKes/Per/VIII/2010,

2010)

Toko alat kesehatan adalah unit usaha yang diselenggarakan oleh

perorangan atau badan untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan

penyaluran alat kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan. Toko alat kesehatan hanya dapat menyalurkan alat

kesehatan tertentu dan dalam jumlah yang terbatas.

Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, dan/ atau implan yang

tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan

kesehatan pada manusia, dan/ atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi

tubuh.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 39: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

31

Universitas Indonesia

Persyaratan memperoleh izin toko alat kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Berbentuk badan usaha atau perorangan yang baik memperoleh izin usaha

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memiliki toko dengan status milik sendiri, kontrak, atau sewa, paling singkat

2 (dua) tahun.

Izin toko alat kesehatan dapat dicabut apabila:

a. Mendistribusikan alat kesehatan yang tidak mempunyai izin edar.

b. Mengadakan alat penyaluran kesehatan yang bukan dari Penyalur Alat

Kesehatan atau dari Cabang Penyalur Alat Kesehatan.

c. Pencabutan izin ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3.3.1.7. Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) (Dinkes Provinsi DKI Jakarta,

2002)

Berdasarkan UU No. 28 tahun 2004 pasal 1 disebutkan bahwa perusahaan

Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah perusahaan pangan yang memiliki

tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual

hingga semi otomatis. Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat

Makanan (BPOM) RI Nomor HK.00.05.5.1640 tanggal 30 April 2003 tentang

Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

(SPP-IRT), maka SPP-IRT bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan

pangan dan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan pangan.

b. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang

pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap

keselamatan konsumen.

c. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan PIRT.

Syarat-syarat Sertifikasi Penyuluhan Keamanan Pangan, yaitu:

a. Permohonan di atas materai Rp. 6000,00.

b. Fotokopi KTP.

c. Pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak dua lembar.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 40: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

32

Universitas Indonesia

Syarat-syarat Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, antara

lain:

a. Surat permohonan dari direktur/pimpinan perusahaan/perorangan yang

ditujukan kepada Sudinkes setempat sebanyak 2 (dua) rangkap dan 1 (satu)

rangkap di atas materai Rp. 6000,00.

b. Data perusahaan bila dalam bentuk CV lampirkan akte notarisnya.

c. Peta lokasi, IMB.

d. Denah ruangan produksi.

e. Rancangan etiket.

f. Fotokopi KTP pemilik (DKI Jakarta).

g. Pasfoto pemilik berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak dua lembar.

h. Surat izin perindustrian dari Dinas/SuDin Perindustrian.

i. Data produk makanan yang akan diproduksi.

j. Khusus untuk pengemasan kembali, harus disertai dengan surat keterangan

dari asal produk.

k. Status bangunan (sewa/ milik sendiri) lampirkan fotokopi sertifikat , dan bila

sewa lampirkan surat sewa minimal 2 (dua) tahun beserta fotokopi KTP

pemilik.

Tata cara penyelenggaraan SPP-IRT yaitu:

a. Pengajuan permohonan

1) Permohonan untuk mendapatkan SPP-IRT ditujukan kepada Pemerintah

Daerah atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2) Permohonan tidak dapat dipenuhi apabila pangan yang diproduksi berupa:

a) Susu dan hasil olahan.

b) Daging, ikan, unggas, dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan

atau penyimpanan beku.

c) Pangan kaleng.

d) Pangan bayi.

e) Minuman beralkohol.

f) Air minum dalam kemasan.

g) Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI (contoh: SL, coklat

bubuk, garam yodium, AMDK, dan tepung).

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 41: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

33

Universitas Indonesia

h) Pangan lain yang ditetapkan oleh BPOM.

3) Pemohon diwajibkan mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) dan

telah melewati tahap pemeriksaan sarana produksinya oleh Sudinkes

Kotamadya.

b. Penyelenggaraan dan pelaksanaan penyuluhan keamanan pangan

c. Penyelenggaraan dan penyuluhan keamanan pangan dalam rangka SPP-IRT

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota atau Suku Dinas

Kesehatan di DKI Jakarta. Pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara

bersama-sama oleh beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Materi

penyuluhan keamanan pangan yang diberikan, meliputi:

1) Berbagai jenis bahaya biologis, kimia, fisik, cara menghindari dan

memusnahkannya serta pengawetan pangan.

2) Higienis dan sanitasi sarana perusahaan pangan industri rumah tangga.

3) Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB).

4) Peraturan perundangan tentang keamanan pangan, penggunaan Bahan

Tambahan Pangan (BTP), label dan iklan pangan.

Materi pelengkap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan pangan

industri rumah tangga, misalnya:

1) Pengemasan dan penyimpanan produk pangan industri rumah tangga.

2) Pengembangan usaha perusahaan pangan industri rumah tangga termasuk

etika bisnis.

d. Pemeriksaan sarana produksi

Setelah melaksanakan Penyuluhan Keamanan Pangan, petugas Suku Dinas

Kesehatan Kotamadya melakukan pemeriksaan ke sarana produksi PIRT. Petugas

yang melakukan pemeriksaan tersebut harus memiliki Sertifikasi Inspektur

Pangan. Laporan pemeriksaan sarana produksi IRTP dengan hasil minimal cukup

merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan SPP-IRT.

e. Sertifikasi produksi pangan IRT

Sertifikasi yang diterbitkan dari kegiatan ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Sertifikasi penyuluhan keamanan pangan

Sertifikasi ini diberikan kepada peserta yang telah lulus mengikuti penyuluhan

keamanan pangan, dimana semua IRTP harus mempunyai minimal satu orang

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 42: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

34

Universitas Indonesia

tenaga yang telah memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan. Apabila

IRTP tidak mempunyai tenaga yang telah memiliki sertifikat yang dimaksud,

maka perusahaan tersebut harus menunjuk tenaga yang sesuai dengan tugasnya

untuk mengikuti penyuluhan keamanan pangan.

2) Sertifikasi produksi pangan

Sertifikat ini diberikan pada IRTP yang mempunyai tenaga yang lulus

Penyuluhan Keamanan Pangan dan telah diperiksa sarana produksinya dengan

hasil minimal cukup, dimana sertifikat ini diterbitkan untuk satu jenis pangan

produk IRTP. IRTP berlaku untuk selamanya selama IRTP tersebut masih tetap

beroperasi.

f. Sistem pendataan dan pelaporan

Penyelenggaraan SPP-IRT di Sudinkes Kota Administrasi setempat

melaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Badan POM atau

Balai Besar POM setempat dengan melampirkan Sertifikat Penyuluhan Keamanan

Pangan dan Sertifikat Produksi Pangan IRTP yang selambat-lambatnya satu bulan

setelah penyelenggaraan. Balai Besar POM melaporkan rekapitulasi penerbitan

SPP-IRT kepada Badan POM. Sistem pendataan dan pelaporan SPP-IRT

dilakukan oleh Sudinkes Kota Administrasi setempat.

3.3.2. Koordinator Tenaga Kesehatan

Ruang lingkup perizinan tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta yang

proses perizinannya telah didelegasikan ke Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi adalah :

a. Surat Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

b. Surat Izin Praktik Dokter (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter

gigi spesialis).

c. Surat Izin Kerja Perawat.

d. Surat Izin Kerja Perawat Gigi.

e. Surat Izin Praktik Bidan.

f. Surat Izin Kerja Radiografer.

g. Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien.

h. Surat Izin Praktik Fisioterapis.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 43: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

35

Universitas Indonesia

i. Surat Izin Praktik Terapis Wicara.

3.3.2.1. Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Keputusan Menteri

Kesehatan No. 889/Menkes/Per/V/2011, 2011)

Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan

kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Tenaga

Teknis Kefarmasian dapat berupa Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis

Farmasi atan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Setiap tenaga

kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian harus telah terdaftar dan

memiliki izin kerja/ praktik. Sebelumnya, Apoteker dan Asisten Apoteker yang

melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki surat izin berupa Surat

Penugasan atau Surat Izin Kerja bagi Apoteker atau SIAA dan SIKAA bagi

Asisten Apoteker. Namun sejak tanggal 1 juni 2011, diberlakukan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/PerV/2011 tentang

Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan

Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi.

Surat Tanda Registrasi tersebut berupa STRA bagi Apoteker dan STRTTK bagi

Tenaga Teknis Kefarmasian. Setelah memiliki STRA atau STRTTK, Apoteker

dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga

kefarmasian bekerja. Surat izin tersebut dapat berupa SIPA atau SIKA bagi

Apoteker dan SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian.

Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK

dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui situs KFN (Komite

Farmasi Nasional). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus SIPA

dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilakukan. Sementara bagi Asisten Apoteker yang telah memiliki SIAA dan/atau

SIKAA harus menggantinya dengan STRTTK dengan cara mendaftar melalui

Dinas Kesehatan Provinsi. Setelah mendapat STRTTK, Tenaga Teknis

Kefarmasian wajib mengurus SIKTTK di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

STRA dan STRTTK dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan

mendelegasikan pemberian STRA kepada Komite Farmasi Nasional dan STRTTK

kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. STRA dan STRTTK berlaku selama

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 44: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

36

Universitas Indonesia

lima tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Untuk

memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Surat permohonan

STRTTK harus melampirkan:

a. Fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis

Farmasi atan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

b. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki SIP.

c. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian.

d. Surat rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki

STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang

menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian.

e. Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm dua lembar dan ukuran 2 x 3 cm

dua lembar.

Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian

wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin

tersebut berupa Surat Izin Praktek apoteker (SIPA) bagi Apoteker penanggung

jawab atau Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian, Surat Izin

Kerja Apoteker (SIKA) bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di

fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/ penyaluran, atau SIKTTK bagi Tenaga

Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas

kefarmasian.

SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian

atau SIKA hanya diberikan untuk satu tempat fasilitas kefarmasian sementara

SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak tiga tempat

fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKTTK dapat diberikan untuk paling banyak

tiga tempat fasilitas kefarmasian. SIPA, SIKA, atau SIKTTK dikeluarkan oleh

Kepala DinKes Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan.

Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:

a. Fotokopi STRA yang dilegalisisr oleh KFN.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 45: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

37

Universitas Indonesia

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan

dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas

produksi atau distribusi/ penyaluran.

c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi.

d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping

harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,

kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota harus menerbitkan

SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan

diterima dan dinyatakan lengkap. Permohonan SIKTTK harus melampirkan:

a. Fotokopi STRTTK.

b. Surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan

pekerjaan kefarmasian.

c. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis

Kefarmasian.

d. Pas foto berwarna berukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Dalam mengajukan permohonan SIKTTK harus dinyatakan permintaan

SIKTTK untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIKTTK paling lama dua

puluh hari sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.

3.3.2.2. Surat Izin Praktik Dokter (Peraturan Menteri Kesehatan No.

2052/Menkes/Per/X/2011, 2011)

Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter

dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. Dokter dan

dokter gigi yang dimaksud meliputi dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan

dokter gigi spesialis. Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik

kedokteran wajib memiliki Surat Izin Praktik (SIP). SIP adalah bukti tertulis yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi

yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran. Kepala

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 46: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

38

Universitas Indonesia

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam memberikan SIP harus

mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah dokter dan dokter gigi dengan

kebutuhan pelayanan kesehatan.

Dokter atau dokter gigi mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran dilaksanakan untuk

memperoleh SIP. Dokumen yang harus terlampir dalam permohonan SIP tersebut

meliputi:

a. Fotokopi Surat Tanda Registrasi (STR) dokter atau STR dokter gigi yang

diterbitkan dan dilegalisasi asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih

berlaku.

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan dari

sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya.

c. Surat persetujuan dari atasan langsung bagi dokter dan dokter gigi yang

bekerja pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah atau pada

instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara purna waktu.

d. Surat rekomendasi asli dari organisasi profesi sesuai tempat praktik.

e. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak tiga lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Selain dokumen tersebut, Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Timur

menambahkan persyaratan dokumen sebagai berikut:

a. Fotokopi SIP yang telah dimiliki.

b. Surat keterangan aktif bekerja dari atasan langsung.

c. Fotokopi KTP.

Fotokopi KTP ditambahkan untuk menghindari kesalahan penulisan nama

pada SIP karena terkadang tulisan dari para dokter sulit untuk dibaca oleh petugas.

Fotokopi SIP yang telah dimiliki dan surat keterangan aktif bekerja dari atasan

langsung ditambahkan sebagai tambahan pertimbangan bagi Suku Dinas

Administrasi Kota Administrasi Jakarta Timur dalam pengambilan keputusan

apakah izin akan dibuatkan atau tidak.

Dokter atau dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan tersebut diberikan

SIP untuk satu tempat praktik. SIP dokter atau dokter gigi diberikan paling

banyak untuk tiga tempat praktik, baik pada sarana pelayanan kesehatan milik

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 47: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

39

Universitas Indonesia

pemerintah, swasta maupun praktik perorangan. Oleh karena itu, dalam pengajuan

permohonan SIP harus dinyatakan permintaan SIP tersebut untuk tempat praktik

pertama, kedua, atau ketiga. SIP yang diberikan berlaku selama 5 tahun sepanjang

STR masih berlaku dan tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam

SIP.

3.3.2.3. Surat Izin Praktik Bidan (Kepmenkes H.K.02.02/Menkes/149/I/2010,

2010)

Bidan dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan yang

meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri dan/ atau praktik

mandiri. Setiap bidan yang menjalankan praktik wajib memiliki Surat Izin

Praktik Bidan (SIPB), kecuali bagi bidan yang menjalankan praktik pada fasilitas

pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri atau bidan yang menjalankan tugas

pemerintah sebagai bidan desa. Surat Izin Praktik Bidan adalah bukti tertulis yang

diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan

praktik kebidanan. Untuk memperoleh SIPB, bidan harus mengajukan

permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan melampirkan:

a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir.

b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik.

c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik.

d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak tiga lembar.

e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi.

SIPB hanya diberikan untuk satu tempat praktik. Bidan dalam

menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi tempat praktik

dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan.

3.3.2.4. Surat Izin Praktik Perawat (Kepmenkes H.K. 02.02/Menkes/148/I/2010,

2010)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/Menkes/148/I/2010, Perawat adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Perawat dapat melaksanakan praktik

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 48: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

40

Universitas Indonesia

keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas pelayanan

kesehatan di luar praktik mandiri dan/ atau praktik mandiri. Perawat yang

melaksanakan praktik pada wajib memiliki Surat Izin Praktik Perawat (SIPP),

kecuali untuk perawat yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan

kesehatan di luar praktik mandiri. SIPP hanya diberikan untuk satu tempat

praktik. SIPP dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dengan melampirkan:

a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir.

b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP.

c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik.

d. Pas foto berwana ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi

Pelaksanaan perizinan perawat di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2011 belum dilaksanakan sesuai dengan

Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tersebut karena belum terbentuknya

Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dan Majelis Tenaga Kesehatan

Indonesia (MTKI) yang bertugas melaksanakan registrasi tenaga kesehatan di

setiap provinsi. MTKI dan MTKP baru terbentuk pada akhir tahun 2011. Dengan

demikian registrasi tenaga kesehatan masih dilakukan di Dinas Kesehatan dan

pemberian Surat Izin Kerja Perawat pada tahun 2011 dilaksanakan oleh Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur sesuai dengan Permenkes No.

1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.

3.2.2.5. Surat Izin Kerja Perawat Gigi (Peraturan Menteri Kesehatan No.

1392/Menkes/SK/XII/2001, 2001)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1392/Menkes/SK/XII/2001 Perawat Gigi adalah setiap orang yang lulus

pendidikan perawat gigi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Surat Izin Kerja (SIK) adalah bukti tertulis yang diberikan kepada

perawat gigi untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di

sarana kesehatan. SIK sebagaimana dimaksud diperoleh dengan mengajukan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 49: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

41

Universitas Indonesia

permohonan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat dengan

melampirkan:

a. Foto kopi ijazah pendidikan perawat gigi.

b. Foto kopi Surat Izin Perawat Gigi (SIPG) yang masih berlaku.

c. Surat keterangan sehat dari dokter.

d. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

e. Surat keterangan dari pimpinan sarana kesehatan yang menyebutkan tanggal

mulai bekerja sebagai perawat gigi.

f. Rekomendasi dari organisasi profesi (PPGI).

SIK berlaku sepanjang SIPG belum habis masa berlakunya dan selanjutnya

dapat diperbaharui. SIPG berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbarui kembali

serta merupakan dasar untuk memperoleh SIK.

3.2.2.6. Surat Izin Kerja Radiografer (Peraturan Menteri Kesehatan No.

357/Menkes/Per/2006, 2006)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

357/Menkes/Per/2006 Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan akademi

penata rontgen, diploma III radiologi, pendidikan ahlimadya/ akademi/ diploma

III teknik radiodiagnostik dan radioterapi yang telah memiliki ijazah sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Setiap radiografer untuk

menjalankan pekerjaan radiografi pada sarana pelayanan kesehatan pemerintah

maupun swasta wajib memilki Surat Izin Kerja Radiografer (SIKR). Untuk

memperoleh SIKR, maka radiografer yang bersangkutan mengajukan permohonan

kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat dengan melampirkan :

a. Fotokopi Surat Izin Radiografer (SIR) yang masih berlaku.

b. Fotokopi ijazah radiografer yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara

pendidikan radiographer.

c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP.

d. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2(dua) lembar.

e. Surat keterangan telah melaksanakan tugas dari pimpinan sarana pelayanan

kesehatan.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 50: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

42

Universitas Indonesia

SIK berlaku sepanjang SIR belum habis masa berlakunya dan dapat

diperbaharui. SIR berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui kembali serta

merupakan dasar untuk memperoleh SIK.

3.2.2.7. Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien (Peraturan Menteri Kesehatan No.

544/Menkes/VI/2002, 2002)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

544/Menkes/VI/2002 Refraksionis Optisien adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan refraksionis optisien minimal program pendidikan diploma, baik di

dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku. Setiap refraksionis optisien untuk melakukan

pekerjaan pada sarana kesehatan wajib memiliki SIK. SIK diperoleh dengan

mengajukan permohonan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat dengan

melampirkan :

a. Fotokopi Surat Izin Refraksionis Optisien (SIRO) yang masih berlaku.

b. Surat keterangan sehat dari dokter.

c. Pasfoto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

d. Surat keterangan dari pimpinan sarana kesehatan yang menyatakan tanggal

mulai bekerja.

e. Rekomendasi dari organisasi profesi.

SIK berlaku sepanjang SIRO belum habis masa berlakunya dan dapat

diperbaharui kembali. SIRO berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui serta

merupakan dasar untuk memperoleh SIK.

3.2.2.8. Surat Izin Praktek Fisioterapis (Peraturan Menteri Kesehatan No.

1363/Menkes/SK/XII/2001, 2001)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1363/Menkes/SK/XII/2001 Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu

dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak

dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 51: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

43

Universitas Indonesia

secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan

mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Fisioterapis dapat melaksanakan praktek

fisioterapi pada sarana pelayanan kesehatan, praktek perorangan, dan/ atau

berkelompok. Fisioterapis yang melaksanakan praktek fisioterapi harus memiliki

Surat Izin Praktek Fisioterapis (SIPF). SIPF dapat diperoleh dengan mengajukan

permohonan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat dengan melampirkan

a. Fotokopi ijazah pendidikan fisioterapis.

b. Fotokopi SIF (surai izin fisioterapis) yang masih berlaku.

c. Surat keterangan sehat dari dokter.

d. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

e. Surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang menyatakan

tanggal mulai bekerja.

f. Surat keterangan menyelesaikan adaptasi, bagi lulusan luar negeri SIPF

berlaku sepanjang SIF belum habis masa berlakunya dan selanjutnya dapat

diperbaharui. SIF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui kembali serta

merupakan dasar untuk memperoleh SIPF.

3.2.2.9. Surat Izin Praktek Terapis Wicara (Peraturan Menteri Kesehatan No.

867/Menkes/Per/VIII/2004, 2004)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

867/Menkes/Per/VIII/2004 Terapis Wicara adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan terapis wicara baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terapis Wicara dapat

melaksanakan praktek terapis wicara pada sarana pelayanan terapi wicara, praktek

perorangan, dan/ atau berkelompok. Terapis Wicara yang melakukan praktek pada

sarana pelayanan terapi wicara, praktek perorangan dan/atau berkelompok harus

memiliki Surat Izin Praktek Terapis Wicara (SIPTW). SIPTW dapat diperoleh

dengan megajukan permohonan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat

dengan dengan tembusan kepada Ikatan Terapis Wicara yang terdekat dengan

wilayah tersebut. Permohonan tersebut diajukan dengan melampirkan :

a. Fotokopi ijazah yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan

terapis wicara.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 52: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

44

Universitas Indonesia

b. Fotokopi SITW yang masih berlaku.

c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP.

d. Surat keterangan dari pimpinan sarana yang menyatakan tanggal mulai

bekerja, untuk yang bekerja di sarana pelayanan terapi wicara.

e. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar SIPTW berlaku sepanjang

SITW belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali. SITW

berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan dasar untuk

memperoleh SIPTW.

3.2.3. Koordinator Standardisasi Mutu Kesehatan (Sudinkes, 2009)

Ruang lingkup kebijakan mutu Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Timur adalah sebagai berikut:

a. Orientasi pada kepuasan pelanggan.

b. Perbaikan/ peningkatan terus menerus dan berkesinambungan (continous and

sustainable improvement).

c. Mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

d. Memberikan jasa pelayanan dan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

(binwasdal) bidang kesehatan yang profesional dan responsif.

Adapun sasaran mutu yang ingin dicapai dalam jasa pelayanan dan

Binwasdal yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Timur adalah sebagai berikut.

a. Binwasdal Sumber Daya Manusia (SDM) Sudinkes 100% terlaksana secara

baik, benar, dan tepat waktu

b. Binwasdal program 100% terlaksana secara baik, benar, dan tepat waktu

c. Pelayanan perizinan tenaga kesehatan 12 hari kerja

d. Pelayanan sarana kesehatan 12 hari kerja

e. Keluhan pelanggan 100% ditindaklanjuti

f. Kepuasan pelanggan 85% dipenuhi

g. Tanggungjawab pencapaian sasaran mutu terdistribusi sampai Subbagian dan

Seksi pemilik program pencapaian sasaran mutu

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 53: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

45

Universitas Indonesia

h. Pencapaian sasaran mutu Sistem Manajemen Mutu di Sudinkes Jaktim

dilakukan secara bertahap sesuai tabel pencapaian sasaran mutu dan dilakukan

evaluasi periodik dalam rapat-rapat tinjauan manajemen.

Dokumen mutu merupakan dokumen yang ditetapkan oleh Sudinkes

Jaktim sebagai bentuk penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Ada

beberapa level dokumen mutu, berdasarkan tingkatan penggunaannya di

lingkungan Sudinkes Jaktim.

a. Dokumen level pertama (I), yaitu manual mutu (quality manual) yang

merupakan dokumen mutu induk yang menjadi dasar dan rujukan bagi semua

dokumen mutu lainnya dan berlaku bagi seluruh bagian Sudinkes Jaktim.

b. Dokumen level kedua (II), yaitu prosedur mutu (quality procedure) yang

merupakan penjelasan lebih rinci mengenai hal-hal tertentu yang disebutkan

dalam manual mutu serta terbagi atas prosedur yang berlaku bersama untuk

seluruh bagian Sudinkes Jaktim dan prosedur yang hanya berlaku untuk satu

seksi/subbagian saja.

c. Dokumen level ketiga (III), yaitu instruksi kerja merupakan penjelasan

mendetail mengenai hal-hal tertentu dalam prosedur mutu yang perlu

dijelaskan lebih lanjut.

d. Dokumen level keempat (IV), yaitu format gambar dan dokumen pendukung

lainnya yang dipakai dalam sistem manajemen mutu dalam berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan kegiatan kendali mutu.

Manual mutu Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan

suatu dokumen mutu yang menjadi pedoman dan acuan dasar pelaksanaan sistem

manajemen mutu di lingkungan Sudinkes Jaktim. Hal-hal pokok yang tercantum

dalam Manual Mutu Sudinkes Jaktim adalah sebagai berikut:

a. Pengantar Sistem Manajemen Mutu Sudinkes Jaktim.

b. Profil Organisasi Sudin.

c. Sistem Manajemen Mutu Sudin.

d. Persyaratan Umum Sistem Manajemen Mutu.

e. Komitmen Mutu.

f. Manjemen Sumber Daya.

g. Realisasi Pelayanan.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 54: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

46

Universitas Indonesia

h. Pengukuran, Analisa, dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu.

Beberapa kegiatan implementasi sistem manajemen mutu di Sudinkes

Jaktim adalah sebagai berikut:

a. Audit Mutu Internal, yaitu suatu kegiatan pemeriksaan/ audit yang dilakukan

oleh bagian Standarisasi Mutu Kesehatan dari Seksi Sumber Daya Kesehatan

untuk memastikan tercapainya sasaran mutu yang telah ditetapkan untuk

dicapai oleh Sudinkes Jaktim. Audit ini dilakukan minimal dua kali dalam

setahun.

b. Audit Surveilans, yaitu suatu kegiatan pemeriksaaan/ audit yang dilakukan

oleh pihak luar, yakni badan sertifikasi independen yang memberikan

sertifikat terhadap implementasi Sistem Manajemen Mutu berdasarkan ISO

9001:2008 kepada Sudinkes Jaktim, untuk memastikan terpeliharanya

implementasi Sistem Manajemen Mutu tersebut. Audit ini dilakukan minimal

satu kali dalam setahun.

c. Tinjauan Manajemen, yaitu suatu kegiatan rapat seluruh bagian Sudinkes

Jaktim guna membahas hasil evaluasi pemeliharaan implementasi sistem

manajemen mutu di Sudinkes Jaktim sehingga dapat dilakukan langkah-

langkah yang diperlukan untuk memperbaiki hal tersebut sehingga

implementasi sistem manajemen mutu di Sudinkes Jaktim dapat lebih baik

lagi. Tinjauan manajemen dilakukan minimal 1 tahun sekali.

d. Survei Kepuasan Pelanggan, yaitu survei untuk menilai terpenuhinya

kepuasan pelanggan Sudinkes terhadap pelayanan yang diberikan oleh semua

bagian (Seksi dan Subbagian) Sudinkes Jaktim. Survei ini dilaksanakan

melalui pengisian angket oleh pelanggan yang datang dan menerima

pelayanan Sudinkes, misalnya pihak yang mengurus sarana perizinan seperti

apotek dan toko obat. Selanjutnya, hasil pengisian angket ini dianalisis

sehingga nilai pemenuhan kepuasan pelanggan dapat diperoleh dan dapat

ditingkatkan lagi apabila hasil analisis menunjukkan kekurangan.

e. Pelatihan-pelatihan, misalnya pelatihan auditor pemimpin (lead auditor) dan

pelatihan kepuasan pelanggan, yang berguna untuk membantu implementasi

sistem manajemen mutu oleh segenap karyawan Sudinkes Jaktim.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 55: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

47 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat

digabung menjadi Suku Dinas Kesehatan pada Januari 2009 sesuai dengan

Peraturan Daerah DKI Jakarta No.10 tahun 2008.

b. Berdasarkan analisa tenaga kesehatan dan kesesuaiannya dengan klasifikasi

rumah sakit di Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun didapatkan hasil

bahwa rumah sakit yang hampir memenuhi seluruh standar klasifikasi

berdasarkan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki adalah Rumah Sakit

Premier Jatinegara (kelas B) untuk rumah sakit umum dan RSIA Hermina

Jatinegara untuk rumah sakit khusus (kelas B). Sedangkan dari analisa

pemetaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan Puskesmas, didapatkan hasil

bahwa tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, dokter spesialis, perawat,

bidan, ahli gizi, sanitarian, dan kesehatan masyarakat masih belum memenuhi

rasio indikator Indonesia Sehat 2010, serta 6 dari 10 kecamatan yang

memenuhi rasio apoteker berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010.

c. Sarana farmasi, makanan, dan minuman yang melakukan perizinan baru di

bawah Binwasdal seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Farmasi,

Makanan, dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari data

terakhir pada periode Januari – Desember 2011 terdapat 46 apotek, 29 apotek

rakyat, 5 toko obat, 30 PIRT, 5 CPAK, dan 1 IKOT.

d. Perizinan yang diterbitkan oleh koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari bulan Januari – Desember 2011

berjumlah 116 perizinan. Seluruhnya memenuhi sasaran mutu pelayanan,

yaitu ≤ 12 hari kerja. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

e. Perizinan yang diterbitkan oleh koordinator Tenaga Kesehatan di Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur selama tahun 2011 adalah berjumlah 2.537 perizinan

yang terdiri dari perizinan tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dokter

spesialis, dan dokter gigi spesialis), tenaga keperawatan (perawat, perawat

gigi, dan bidan), tenaga kefarmasian (apoteker dan asisten apoteker), dan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 56: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

48

Universitas Indonesia

tenaga penunjang kesehatan lainnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.2.

f. Sistem Manajemen Mutu yang dilaksanakan berdasarkan ISO 9001:2008 telah

dan terus menerus dijalankan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur untuk

menjamin kualitas pelayanan publik dalam bidang kesehatan yang

diselenggarakan oleh Sudinkes Jaktim. Pemeliharaan implementasi sistem

manajemen mutu di Sudinkes Jaktim dilakukan lewat pelaksanaan audit

internal dan surveilans, survei kepuasan pelanggan, dan tinjauan manajemen.

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur untuk periode Januari – Desember 2011 dapat

dilihat pada Tabel 4.3. Hasil nilai indeks unit pelayanan kemudian

diklasifikasikan ke dalam empat interval seperti yang tertera pada Tabel 4.4.

g. Analisa terhadap Sistem pelaporan LPLPO pada Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Timur, didapatkan hasil bahwa obat yang paling banyak dipakai di

Puskesmas wilayah Jakarta Timur pada Periode Januari – Desember 2011

yaitu tablet Parasetamol 500 mg. Jumlah kunjungan resep dan distribusi

pemakaian obat tertinggi di Puskesmas Kecamatan wilayah Jakarta Timur

pada periode Januari – Desember 2011 adalah PKC Duren Sawit. Data

persentase obat generik di tiap Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta

Timur pada periode Januari – Desember 2011 yang terbesar berada di PKC

Makasar.

Tabel 4.1. Perizinan sarana farmasi makanan dan minuman yang dilakukan oleh

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Timur pada periode Januari – Desember 2011 (dengan Standar 12 hari kerja)

Sarana Izin yang

diterbitkan

≤ 12 hari kerja >12 hari kerja Rata-rata

lama

perizinan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Apotek 46 46 100% 0 0% 7,5

Apotek

rakyat 29 29 100% 0 0% 5,2

Toko Obat 5 5 100% 0 0% 7,2

IKOT 5 1 100% 0 0% 7

CPAK 5 5 100% 0 0% 7

PIRT 30 30 100% 0 0% 6,37

Total 120 116 100% 0 0% 6,59

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 57: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

49

Universitas Indonesia

Tabel 4.2. Perizinan Tenaga Kesehatan yang dilakukan oleh Koordinator Tenaga

Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari –

Desember 2011 (dengan Standar 12 hari kerja)

Tenaga Medis ≤ 12 hari kerja > 12 hari kerja Rata-Rata

Lama

Perizinan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Dokter Umum 501 93,65% 34 6,35%

7,79 Dokter Spesialis 400 90,09%

44 9,91%

Dokter Gigi 204 89,47% 24 10,53%

Dokter Spesialis Gigi 33 86,84% 5 13,16%

Jumlah Tenaga Medis 1138 91,41% 107 8,59%

Bidan 117 98,32% 2 1,68%

3,24 Perawat 885 100% 0 0%

Perawat Gigi 26 100% 0 0%

Jumlah Tenaga

Keperawatan 1028

99,81% 2 0,19%

Fisioterapis 31 100% 0 0%

3 Radiologis 20

100% 0 0%

Refraksionis Optisien 12 100% 0 0%

Terapis Wicara 10 100% 0 0%

Jumlah Tenaga

Penunjang 73

100% 0 0%

Apoteker

Rekomendasi SP

SIPA

23

15

92%

100% 2 8%

0% 5,15%

Asisten Apoteker

SIKAA

STRTTK

108

26

100%

94,3%

0

1

0%

3,7%

Jumlah Tenaga

Kefarmasian 172 98,29% 3 1,71%

Total 2411 95,56% 112 4,44% 5,46

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 58: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

50

Universitas Indonesia

Tabel 4.3. Hasil survei kepuasan pelanggan eksternal Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Timur Periode Januari – Desember 2011

No. Unsur Pelayanan Nilai Rata-rata Unsur

Pelayanan Nilai Terbilang

1. Prosedur Pelayanan 2,995 0,2995

2. Persyaratan Pelayanan 3,048 0,305

3. Kedisplinan Petugas 3,072 0,307

4. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 3,116 0,312

5. Kemampuan Petugas Pelayanan 3,096 0,310

6. Kecepatan Pelayanan 2,969 0,297

7. Kesopanan dan Keramahan Petugas 3,146 0,315

8. Kesesuaian Biaya 3,082 0,308

9. Ketepatan Pelaksanaan 3,036 0,304

10. Kenyamanan Lingkungan 3,060 0,306

Nilai Indeks Pelayanan 3,062

Nilai IKM setelah dikonversikan 76,554

Kategori Mutu Pelayanan B

Kinerja Unit Pelayanan Baik

Tabel 4.4. Nilai Persepsi, Interval Indeks Kepuasan Masyarakat, Interval Konversi

Indeks Kepuasan Masyarakat, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan.

Nilai

Persepsi Nilai Interval

IKM

Nilai Interval

Konversi Ikm

Mutu

Layanan

Kinerja Unit

Pelayanan

1 1,00 - 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik

2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik

3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik

4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Baik

4.2. Pembahasan

Suku Dinas Kesehatan baru dibentuk pada bulan Januari 2009. Suku Dinas

Kesehatan ini merupakan gabungan dari Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan

Suku Dinas Kesehatan Masyarakat, dimana sebelumnya kedua suku dinas ini

dipisah, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi berdasarkan

Peraturan Daerah No. 10 tahun 2008. Di daerah DKI Jakarta saat ini terdapat

enam Suku Dinas yang terdapat di enam wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta

Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Kepulauan Seribu.

Masing-masing Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Suku Dinas

Kesehatan serta mempunyai tugas pokok melaksanakan perizinan, pengendalian,

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 59: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

51

Universitas Indonesia

dan penilaian efektivitas pelayanan kesehatan, dan program kesehatan

masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009,

disebutkan bahwa Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kota Administrasi

mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga

kesehatan, menyusun peta kebutuhan pendidikan, dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan

monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan. Dari analisa yang dilakukan

terhadap tenaga kesehatan dan kesesuaiannya dengan klasifikasi rumah sakit di

Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2011, didapatkan hasil bahwa rumah

sakit yang hampir memenuhi seluruh standar klasifikasi berdasarkan jumlah

tenaga kesehatan yang dimiliki adalah Rumah Sakit Premier Jatinegara (kelas B)

untuk rumah sakit umum dan RSIA Hermina Jatinegara untuk rumah sakit khusus

(kelas B). Analisa dilakukan dengan membandingkan jumlah tenaga kesehatan

yang ada di rumah sakit dengan jumlah standar minimum yang ditetapkan

berdasarkan Permenkes No. 340/MENKES/PER/III/2010 dan sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian.

Analisa terhadap pemetaan tenaga kesehatan di wilayah Jakarta Timur

dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.

1202/MENKES/SK/VIII/2003 yang menyatakan bahwa rasio tenaga kesehatan

dilihat jumlah tenaga kesehatan per 100.000 jumlah penduduk. Dari analisa

pemetaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan Puskesmas, didapatkan hasil

bahwa tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, dokter spesialis, perawat,

bidan, ahli gizi, sanitarian, dan kesehatan masyarakat masih belum memenuhi

rasio indikator Indonesia Sehat 2010. Untuk tenaga apoteker, 6 dari 10 kecamatan

telah memenuhi rasio apoteker menurut indikator Indonesia Sehat 2010.

Tugas pokok dan fungsi lainnya dari suku dinas kesehatan adalah

memberikan private good (perizinan), dimana kebijakan sistem perizinan dari

Kota Administrasi Jakarta Timur adalah melalui sistem satu pintu. Sistem satu

pintu ini merupakan suatu sistem, dimana seluruh berkas permohonan harus

masuk melalui costumer service yang berada di walikota, kemudian dilanjutkan ke

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 60: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

52

Universitas Indonesia

seksi yang bersangkutan. Pemohon dapat melakukan konsultasi dengan seksi yang

bersangkutan agar dapat melengkapi berkas permohonan ketika dimasukkan ke

customer service, sehingga proses pembuatan izin berjalan lancar. Batas waktu 12

hari kerja dapat digunakan sebagai pedoman bagi petugas dalam menyelesaikan

setiap permohonan izin. Selain itu, bagi pemohon batasan 12 hari kerja ini

merupakan suatu kepastian bahwa izin dapat diperoleh dalam jangka waktu

tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 Pasal 23

yang menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga

kesehatan wajib memilki izin dari pemerintah. Salah satu tugas pokok dan fungsi

Seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Sub Seksi Tenaga Kesehatan Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah melaksanakan

pemberian izin tenaga kesehatan. Sebelum dikeluarkannya Peraturan Gubernur

DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009, koordinator Tenaga Kesehatan Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur hanya memproses perizinan Surat

Izin Kerja Asisten Apoteker (SIKAA), sedangkan izin tenaga kesehatan lainnya

diproses oleh Seksi Pelayanan Kesehatan Sudinkes Jakarta Timur. Pada periode

Januari 2011 hingga Juli 2011, ruang lingkup perizinan tenaga kesehatan meliputi

Surat Izin Praktik Dokter, Surat Izin Praktik Dokter Spesialis, Surat Izin Praktik

Dokter gigi, Surat Izin Praktik Dokter Gigi Spesialis, Surat Izin Kerja Asisten

Apoteker, Surat Izin Kerja Perawat, Surat Izin Kerja Perawat Gigi, Surat Izin

Praktik Bidan, Surat Izin Kerja Radiografer, Surat Izin Kerja Refraksionis

Optisien, Surat Izin Praktik Fisioterapis, dan Surat Izin Praktik Terapis Wicara

diproses oleh seksi Sumber Daya Kesehatan. Selanjutnya pada periode September

2011 sampai Desember 2011 ruang lingkup perizinan tenaga kesehatan sedikit

berubah karena mulai diberlakukannya Permenkes RI nomor 889 tahun 2011

tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan

Permenkes ini maka tugas Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Timur ditambah dengan perizinan Surat Izin Kerja Apoteker dan Surat Izin

Praktik Apoteker, sementara Surat Izin Kerja Asisten Apoteker diganti menjadi

Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 61: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

53

Universitas Indonesia

Pada periode Januari-Desember 2011, koordinator tenaga kesehatan Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur telah menerbitkan 2.537 Surat Izin Kerja maupun

Surat Izin Praktek bagi tenaga kesehatan yang berada di Jakarta Timur. Kebijakan

sistem perizinan untuk tenaga kesehatan dari Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur dilaksanakan melalui sistem satu pintu, dimana

seluruh berkas permohonan harus masuk melalui costumer service yang berada di

walikota, kemudian diberikan ke bagian umum Sudinkes. Bagian umum Sudinkes

akan menerima dan mencatat berkas perizinan, serta menyerahkan berkas

perizinan ke koordinator tenaga kesehatan. Koordinator tenaga kesehatan akan

memeriksa keabsahan berkas, setelah itu membuat Surat Izin Kerja dan

melakukan verifikasi Surat Izin Kerja tersebut. Surat Izin Kerja tenaga kesehatan

akan ditandatangani oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan. Setelah ditandatangani,

lembar fotokopi Surat Izin disimpan sebagai arsip. Koordinator Tenaga Kesehatan

akan menyerahkan Surat Izin tenaga kesehatan dan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD) ke petugas customer service. Customer service akan

menyerahkan Surat Izin ke pemohon setelah pemohon melunasi SKRD. Namun

dalam perizinan Apoteker belum ditentukan Retribusi Daerah sehingga dalam

perizinannya Apoteker tidak perlu membayar SKRD.

Lembar kendali dibuat agar proses perizinan dapat terkontrol. Dalam

lembar kendali tertera tanggal terima berkas dari costumer service dan tanggal

proses pembuatan izin di seksi yang bersangkutan serta tanggal persetujuan

Kepala Suku Dinas Kesehatan sampai dengan tanggal surat izin diberikan kepada

pemohon. Semua proses perizinan dilakukan tidak melebihi 12 hari kerja dengan

ketentuan seluruh persyaratan administrasi lengkap. Semua alur proses perizinan

tercatat dalam lembar Kendali Perizinan, yang mencantumkan tanggal terima dan

diserahkannya berkas perizinan dari satu bagian ke bagian lainnya. Oleh sebab itu,

apabila terjadi keterlambatan maka dapat ditelusuri pada bagian mana

keterlambatan terjadi.

Pelayanan administratif yang diberikan oleh Sudinkes Jaktim ini dilakukan

dengan sasaran mutu tertentu, misalnya 12 hari kerja untuk permohonan perizinan

tenaga kesehatan dan 12 hari kerja untuk permohonan perizinan sarana kesehatan

sesuai dengan kewajiban yang tercantum dalam Undang-Undang No. 25 Tahun

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 62: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

54

Universitas Indonesia

2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

Sudinkes Jaktim merupakan pelayanan administratif yang wajib diselenggarakan

oleh pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan. Dengan adanya sasaran

mutu dalam pelaksanaan setiap program Sudinkes Jaktim, maka akan ada jaminan

atas implementasi yang berkualitas. Implementasi sistem manajemen mutu yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan oleh Sudinkes Jaktim didasarkan pada

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang berlaku secara internasional.

Pelanggan Sudinkes Jaktim terdiri atas pelanggan internal, yang berasal dari

dalam Sudinkes Jaktim, dan pelanggan eksternal yang berasal dari luar Sudinkes

Jaktim. Pelanggan interrnal meliputi staf/ karyawan Sudinkes, kepala Seksi dan

Subbagian, serta kepala Sudinkes Jaktim, sedangkan pelanggan eksternal meliputi

puskesmas kecamatan dan kelurahan, lintas sektor, institusi pendidikan/ LSM/

organisasi profesi kesehatan, dan masyarakat umum.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur juga melaksanakan Sistem

Manajemen Mutu berdasarkan ISO 9001:2008 untuk menjamin kualitas pelayanan

publik dalam bidang kesehatan. Pemeliharaan implementasi sistem manajemen

mutu ini dilakukan lewat pelaksanaan audit internal dan surveilans, survei

kepuasan pelanggan dan tinjauan manajemen, serta berbagai pelatihan seperti

pelatihan lead auditor dan pelatihan manajemen kepuasan pelanggan.

Berdasarkan data hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat pada periode Januari –

Desember 2011, jumlah pelanggan eksternal (responden) sebanyak 418 orang.

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Timur untuk periode Januari – Desember 2011 sebesar 76,55 dengan nilai

Indeks Pelayanan 3,062 yang berarti masuk dalam kategori nilai kualitatif

kepuasan “Baik” dengan nilai huruf “B” (Tabel 4.3). Berdasarkan data tersebut

dan mengacu terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

KEP/25/M.PAN/2/2004 dapat diketahui bahwa mutu kerja dari aparatur yang ada

di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur sudah baik (Tabel 4.4).

Hasil survei nilai unsur pelayanan yang tertinggi dari 10 unsur pelayanan

yang dinilai oleh masyarakat yang mendapatkan pelayanan di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur pada periode Januari – Desember

2011 yaitu unsur Kesopanan dan Keramahan Petugas Pelayanan dengan nilai rata-

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 63: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

55

Universitas Indonesia

rata unsur pelayanan adalah 3,146. Nilai yang sudah diperoleh diharapkan bisa

dipertahankan dan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan agar nilai dari

hasil surver Indeks Kepuasan Masyarakat dari tiap unsur pelayanan yang dinilai

bisa terus meningkat sehingga mutu kerja aparatur di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur akan terus meningkat dan menjadi lebih baik.

Seluruh nilai dari tiap unsur pelayanan di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur sudah baik dan masuk dalam kategori nilai kualitatif

kepuasan “Baik” dengan nilai huruf “B”. Namun masih ada nilai unsur pelayanan

yang dibawah dari nilai rata-rata dari 10 unsur pelayanan yang dinilai pada

periode Januari – Desember 2011 yaitu unsur kecepatan pelayanan dengan nilai

rata-rata unsur pelayanan sebesar 2,97. Dari 418 responden yang menjawab unsur

kecepatan pelayanan terdapat 31 (7,452%) responden merasakan kecepatan

pelayanan yang diberikan masih kurang memuaskan. Hal ini perlu mendapatkan

perhatian dan diprioritaskan dari manajemen untuk meningkatkan kualitas

pelayanan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur walaupun

masuk dalam kategori nilai kualitatif kepuasan “Baik” dengan nilai huruf “B”

sehingga nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dari unsur pelayanan tersebut bisa

meningkat.

Tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur berikutnya

adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengawasan persediaan obat dan

perbekalan kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Timur. Kegiatan ini dilakukan

melalui Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang

digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat

Puskesmas. Sistem pelaporan LPLPO pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

dari Puskesmas Kecamatan dilakukan dengan menggunakan sistem manual

dengan cara memasukkan data dalam bentuk hardcopy pada program Microsoft

Excel. Kemudian setiap 3 bulan data tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehatan

Provinsi untuk dikompilasi dan selanjutnya diserahkan ke pusat yaitu Direktorat

Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan setiap enam bulan sekali.

Berdasarkan analisa terhadap Sistem pelaporan LPLPO pada Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur, didapatkan hasil bahwa obat yang paling banyak

dipakai di Puskesmas wilayah Jakarta Timur pada Periode Januari – Desember

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 64: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

56

Universitas Indonesia

2011 yaitu tablet Parasetamol 500 mg, sedangkan jumlah kunjungan resep dan

distribusi pemakaian obat tertinggi di Puskesmas Kecamatan wilayah Jakarta

Timur pada periode Januari – Desember 2011 adalah PKC Duren Sawit, dan

persentase obat generik di tiap Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta Timur

pada periode Januari – Desember 2011 yang terbesar berada di PKC Makasar.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 65: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

57 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur telah melaksanakan tugas dan fungsinya

sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

b. Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

membawahi 3 (tiga) koordinator: Koordinator Farmasi Makanan dan

Minuman, Koordinator Tenaga Kesehatan, dan Koordinator Standardisasi

Mutu Kesehatan.

c. Seluruh nilai dari tiap unsur pelayanan di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur sudah baik dan masuk dalam kategori nilai

kualitatif kepuasan “Baik” dengan nilai huruf “B”. Namun, terdapat satu unsur

pelayanan yang dibawah dari nilai rata-rata yaitu unsur kecepatan pelayanan

dengan nilai rata-rata unsur pelayanan sebesar 2,97.

5.2. Saran

a. Setiap personel berusaha meningkatkan kinerjanya pada setiap pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing, dan sesuai dengan tingkat

pendidikan/kompetensinya.

b. Mengikutsertakan personel pada seminar atau pelatihan yang berkaitan dengan

tugas dan fungsinya untuk meningkatkan kinerjanya.

c. Implementasi sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008 yang telah

dijalankan saat ini dengan cukup baik oleh Sudinkes Jaktim harus

dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi di masa yang akan datang.

d. Peningkatan kualitas dan peranan petugas yang berdinas sebagai customer

service di walikota dalam menyosialisasikan kelengkapan berkas sehingga

berkas yang masuk benar-benar sudah lengkap dan sudah siap untuk diproses.

e. Sebaiknya ada upaya suku dinas kesehatan Jakarta Timur untuk

menindaklanjuti adanya kekurangan tenaga kesehatan di sarana kesehatan

masyarakat yang berada di Kota Administrasi Jakarta Timur agar kekurangan

tenaga kesehatan yang dibutuhkan dapat teratasi.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 66: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

58

DAFTAR REFERENSI

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009. (2009). Undang-undang No. 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009. (2009). Undang-undang No. 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999. (1999). Undang-undang No. 22 Tahun 1999

tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000. (2000). Peraturan Pemerintah No. 25

Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi

sebagai Daerah OtonomPresiden RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan No. 889/Menkes/Per/V/2011. (2011). Keputusan

Menteri Kesehatan No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin

Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052/Menkes/Per/X/2011. (2011). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/149/ I/2010. (2011).Keputusan

Menteri Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/149/ I/2010 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/148/ I/2010 .(2011).

Keputusan Menteri Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/148/ I/2010 tentang Izin

dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No 284/MenKes/PER/III/2007. (2007). Peraturan

Menteri Kesehatan No 284/MenKes/PER/III/2007, tentang Apotek Rakyat.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 67: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

59

Peraturan Menteri Kesehatan No. 357/Menkes/Per/2006. (2006). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 357/Menkes/Per/2006 Tentang Registrasi dan Izin

Radiografer. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 867/Menkes/Per/VIII/2004. (2004). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan

Praktik Terapis Wicara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003. (2003).

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002. (2002). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan

Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 544/Menkes/VI/2002. (2002) Peraturan

Menteri Kesehatan No. 544/Menkes/VI/2002 Tentang Registrasi dan Izin

Kerja Refraksionis Optisien. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1392/Menkes/SK/XII/2001. (2001). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan

Izin Kerja Perawat Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1363/Menkes/SK/XII/2001. (2001). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 1363/Menkes/SK/XII/2001 Tentang Registrasi dan

Izin Praktik Fisioterapis Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 142/MenKes/PER/III/1991. (1991).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 142/MenKes/PER/III/1991 tentang

Penyalur Alat Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 68: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

60

Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/PER/V/1990. (1990). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/PER/V/1990 Tentang Izin Usaha

Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009. (2009). Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta.

Peraturan Daerah DKI Jakarta No.4 Tahun 2009. (2009). Peraturan Daerah DKI

Jakarta No.4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah Jakarta:

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta..(2009). Pedoman Perizinan Sarana

Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. 2002. Pedoman Perizinan Sarana

Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Suku

Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. 2009. Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Sudinkes Kodya Jakarta Timur Tahun 2009; Deskripsi Kerja Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur. Jakarta: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 69: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

61

Lampiran 1

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 70: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

62

Lampiran 2

Bagan Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 71: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA TIMUR

JL. MATRAMAN RAYA NO. 218

PERIODE 16 JANUARI – 2 FEBRUARI 2012

ANALISIS RASIO JUMLAH APOTEKER DI APOTEK,

APOTEK RAKYAT, DAN PUSKESMAS DAN TENAGA

KESEHATAN LAINNYA DI PUSKESMAS TERHADAP

JUMLAH PENDUDUK SERTA REKAPITULASI PESERTA

DAN TOPIK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR TAHUN 2011

STELLA, S.Farm.

1106047392

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 72: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA TIMUR

JL. MATRAMAN RAYA NO. 218

PERIODE 16 JANUARI – 2 FEBRUARI 2012

ANALISIS RASIO JUMLAH APOTEKER DI APOTEK,

APOTEK RAKYAT, DAN PUSKESMAS DAN TENAGA

KESEHATAN LAINNYA DI PUSKESMAS TERHADAP

JUMLAH PENDUDUK SERTA REKAPITULASI PESERTA

DAN TOPIK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR TAHUN 2011

STELLA, S.Farm.

1106047392

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 73: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v

1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................ 2

2. TINJAUAN UMUM........................................................................... 3

2.1. Tenaga Kesehatan ............................................................... 3

2.2. Sarana/Fasilitas Kesehatan .................................................. 5

2.3. Profil Wilayah Jakarta Timur ............................................. 7

2.4. Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklit)........................ .. 10

3. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 11

3.1. Waktu dan Temapat Pelaksanaan Tugas Khusus ................ 11

3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 11

3.3. Analisis Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk di

Kota Administrasi Jakarta Timur Periode 2011 .................. 11

3.4. Analisis Data Peserta dan Topik Pendidikan dan Pelatihan

di Wilayah Jakarta Timur pada Tahun 2011 ........................ 11

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 12

4.1. Analisis Rasio dan Apoteker di Apotek, Apotek Rakyat,

dan Puskesmas dan Tenaga Kesehatan Lainnya di

Puskemas dan Sarana Kesehatan lain di Kecamatan Kota

Administrasi Jakarta Timur Tahun 2011.............................. 12

4.2. Analisis Data Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah Jakarta

Timur pada tahun 2011. ...................................................... 18

5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 20

5.1. Kesimpulan ........................................................................ 20

5.2. Saran .................................................................................. 20

DAFTAR REFERENSI ............................................................................. 21

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 74: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk ................................. 5

Tabel 2.3 Jumlah Peduduk di Kecamatan Wilayah Jakarta Timur ....................10

Tabel 4.1 Rasio Tenaga Kesehatan di Tiap Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur

Tahun 2011 ..................................................................................... .18

Tabel 4.2 Data Peserta dan Topik Pendidikan dan Pelatihan pada Periode 2011 .18

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 75: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah Tenaga Medis di Wilayah Jakarta Timur Periode 2011 .... 22

Lampiran 2. Jumlah Tenaga Keperawatan dan Bidan di Wilayah Jakarta Timur

Tahun 2011 .................................................................................. 24

Lampiran 3. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, dan Ahli Gizi di

Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011 .............................................. 26

Lampiran 4. Tenaga Apoteker berdasarkan Jumlah Penduduk di Wilayah Jakarta

Timur Tahun 2011 ....................................................................... 28

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 76: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengupayakan berbagai

peningkatan tingkat kesehatan di Indonesia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik

secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2009).

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pembangunan kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomis.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilaksanakan oleh pemerintah

bersama dengan masyarakat melalui upaya-upaya dan pelayanan kesehatan, baik

pelayanan kesehatan perseorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat di

berbagai sarana kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta. Beberapa

sarana kesehatan yang dapat menyelenggarakan upaya dan pelayanan kesehatan,

yaitu apotek, apotek rakyat, serta puskesmas. (Undang-Undang RI no. 36, 2009).

Program pembangunan kesehatan nasional dititikberatkan pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu memberikan pelayanan

secara profesional. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia bertanggung jawab untuk merencanakan, mengatur menyelenggarakan,

membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah juga mengatur

penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan dapat

melakukan pengadaan serta pendayagunaan tenaga kesehatan sesuai dengan

kebutuhan daerahnya (Undang-Undang RI No. 36, 2009).

Di DKI Jakarta ini, Dinas Kesehatan sebagai unsur pelaksana otonomi

daerah di bidang kesehatan di tingkat daerah bekerjasama dengan Suku Dinas

Kesehatan (Sudinkes) di tingkat kabupaten berupaya membangun Jakarta yang

sehat, mandiri, dan bermutu. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 150 Tahun 2009, salah satu tugas Sudinkes adalah untuk monitoring

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 77: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

2

Universitas Indonesia

dan pemetaan sumber daya kesehatan serta menyusun peta kebutuhan pendidikan

dan pelatihan tenaga kesehatan.

Dalam tugas khusus ini akan membahas mengenai analisis rasio jumlah

tenaga apoteker di apotek, apotek rakyat, dan puskesmas dan tenaga kesehatan

lainnya di puskesmas terhadap jumlah penduduk, serta melakukan rekapitulasi

peserta dan topik pendidikan dan pelatihan (Diklit) yang ada di wilayah Jakarta

Timur. Tenaga kesehatan yang dimaksud dalam tugas khusus ini adalah tenaga

medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis), tenaga keperawatan (perawat dan

perawat gigi, dan bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker), tenaga

kesehatan masyarakat (sanitarian dan sarjana kesehatan masyarakat), dan ahli gizi.

Analisis dilakukan dengan cara mengolah data sekunder yang telah

dikumpulkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Seksi Sumber Daya

Kesehatan Subseksi Tenaga Kesehatan. Pembuatan tugas khusus ini diharapkan

dapat membantu Suku Dinas Kesehatan Kesehatan Jakarta Timur dalam

memetakan dan merencanakan tenaga kesehatan di berbagai sarana kesehatan

yang ada di Jakarta Timur dengan lebih baik lagi.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui rasio apoteker di apotek, apotek rakyat dan puskesmas dan tenaga

kesehatan di puskesmas terhadap jumlah penduduk di wilayah Kotamadya

Jakarta Timur.

2. Melakukan rekapitulasi peserta dan topik pendidikan dan pelatihan (Diklit) di

wilayah Jakarta Timur.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 78: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tenaga Kesehatan

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

mengatur tentang jenis tenaga kesehatan di Indonesia beserta persyaratan yang

berlaku, sistem pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan, standar profesi,

serta mekanisme pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan agar sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan (Peraturan Pemerintah No. 32, 1996).

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) tersebut, yang dimaksud dengan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan

di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan. Adapun jenis tenaga kesehatan yang diakui di

Indonesia yaitu

a. Tenaga medis, meliputi dokter dan dokter gigi

b. Tenaga keperawatan, meliputi perawat dan bidan

c. Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker

d. Tenaga kesehatan masyarakat, meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog

kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator

kesehatan dan sanitarian.

e. Tenaga gizi, meliputi nutrisionis dan dietisien

f. Tenaga keterapian fisik, meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis

wicara

g. Tenaga keteknisian medis, meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,

teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik,

teknisi transfusi dan perekam medis

Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan oleh

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi

seluruh masyarakat. Penempatan tenaga kesehatan dalam masa bakti dilaksanakan

dengan memperhatikan kondisi wilayah dimana tenaga kesehatan yang

bersangkutan ditempatkan, lama penempatan, jenis pelayanan kesehatan yang

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 79: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

4

Universitas Indonesia

dibutuhkan masyarakat, dan prioritas sarana kesehatan. Sedangkan dalam proses

perencanaan nasional tenaga kesehatan, selain jenis pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan masyarakat, harus diperhatikan pula faktor sarana kesehatan serta

jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan (Peraturan Pemerintah No. 32, 1996).

Sebagai turunan dari Peraturan Pemerintah tersebut, telah diterbitkan

beberapa Keputusan Menteri Kesehatan, yaitu Kepmenkes No.

81/Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan sumberdaya

kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta rumah sakit. Dalam

Keputusan Menteri Kesehatan disebutkan bahwa dalam perencanaan kebutuhan

tenaga kesehatan terdapat empat metode penyusunan yang dapat digunakan, yaitu:

a. Health Need Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang

didasarkan atas epidemiologi penyakit utama yang ada pada masyarakat.

b. Health Service Demand, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang

didasarkan atas permintaan akibat beban pelayanan kesehatan.

c. Health Service Target Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga

kesehatan yang didasarkan atas sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan,

misalnya Puskesmas dan Rumah Sakit.

d. Ratios Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang

didasarkan pada standar/rasio terhadap nilai tertentu.

2.2 Sarana/Fasilitas Kesehatan

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan (Peraturan Pemerintah No. 32, 1996). Sedangkan yang dimaksud

dengan fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan menurut

jenisnya dibedakan menjadi fasilitas pelayanan perseorangan dan fasilitas

pelayanan masyarakat, yang diselenggarakan baik oleh pihak pemerintah pusat,

pemerintah daerah maupun pihak swasta. Sedangkan penentuan jenis dan jumlah

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 80: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

5

Universitas Indonesia

fasilitas kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dengan

mempertimbangkan:

a. luas wilayah;

b. kebutuhan kesehatan;

c. jumlah dan persebaran penduduk;

d. pola penyakit;

e. pemanfaatannya;

f. fungsi sosial; dan

g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

2.2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 128/MENKES/SKII/2004

tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, puskesmas adalah unit

pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam

menyelenggarakan upaya kesehatan, Puskesmas memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 81: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

6

Universitas Indonesia

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan

tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah

dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan

tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

kesehatan masyarakat antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2.2 Apotek

Berdasarkan Permenkes No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang ketentuan

dan tata cara pemberian izin apotek, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Standar penanggung jawab teknis apotek

adalah Apoteker. Sebelum melaksanakan kegiatannya, APA wajib memiliki Surat

Izin Kerja (SIK)/Surat Penugasan (SP) dan Surat Izin Apotek (SIA).

2.2.3 Apotek Rakyat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/Menkes/PER/III/2007,

apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan

kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, dan

tidak melakukan peracikan. Adanya peraturan mengenai apotek rakyat ini

bertujuan untuk melindungi masyarakat untuk memperoleh pelayanan

kefarmasian yang baik dan benar. Apotek rakyat dalam pelayanan kefarmasian

harus mengutamakan obat generik, serta dilarang menyediakan narkotika dan

psikotropika, meracik obat, dan menyerahkan obat dalam jumlah besar. Apotek

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 82: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

7

Universitas Indonesia

rakyat setidaknya harus memiliki 1 (satu) orang apoteker sebagai penanggung

jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker.

2.3 Profil Wilayah Jakarta Timur

Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada di Daerah

Khusus Ibukota Jakarta yang terbagi dalam 10 puskesmas kecamatan dengan 78

puskesmas kelurahannya, yaitu (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2010):

1. Kecamatan Pasar Rebo

a. Kecamatan Pasar Rebo

b. Kelurahan Kampung Baru

c. Kelurahan Gedong

d. Kelurahan Cijantung

e. Keluran Kalisari

f. Kelurahan Pekayon

2. Kecamatan Ciracas

a. Kecamatan Ciracas

b. Kelurahan Kampung Rambutan

c. Kelurahan Ciracas

d. Kelurahan Cibubur

e. Kelurahan Susukan

f. Kelurahan Kelapa 2 Wetan

3. Kecamatan Matraman

a. Kecamatan Matraman

b. Kelurahan Pisangan Baru

c. Kelurahan Utan Kayu Selatan I

d. Kelurahan Utan Kayu Selatan II

e. Kelurahan Palmeriem

f. Kelurahan Kayu Manis

g. Kelurahan Utan Kayu Utara

4. Kecamatan Makasar

a. Kecamatan Makasar

b. Kelurahan Cipinang Melayu

c. Kelurahan Halim Perdana

Kusuma I

d. Kelurahan Halim Perdana

Kusuma II

e. Kelurahan Kebon Pala

f. Kelurahan Pinang Ranti

g. Kelurahan Makasar

5. Kecamatan Duren Sawit

a. Kecamatan Duren Sawit

b. Kelurahan Duren Sawit

c. Kelurahan Pondok Bambu I

d. Kelurahan Pondok Bambu II

6. Kecamatan Jatinegara

a. Kecamatan Jatinegara

b. Kelurahan Kampung Melayu

c. Kelurahan Bali Mester

d. Kelurahan Bidara Cina I

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 83: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

8

Universitas Indonesia

e. Kelurahan Pondok Kelapa

f. Kelurahan Klender I

g. Kelurahan Klender II

h. Kelurahan Klender III

i. Kelurahan Malaka Jaya

j. Kelurahan Malaka Sari

k. Kelurahan Pondok Kopi I

l. Kelurahan Pondok Kopi II

e. Kelurahan Bidara Cina II

f. Kelurahan Bidara Cina III

g. Kelurahan Cipinang-Cempedak

h. Kelurahan Cipinang Muara

i. Kelurahan Cipinang Besar Utara

j. Kelurahan Cipinang Selatan I

k. Kelurahan Cipinang Selatan II

l. Kelurahan Rawa Bunga

7. Kecamatan Kramat Jati

a. Kecamatan Kramat Jati

b. Kelurahan Cawang

c. Kelurahan Cililitan

d. Kelurahan Kramat Jati I

e. Kelurahan Kramat Jati II

f. Kelurahan Batu Ampar

g. Kelurahan Bale Kembang

h. Kelurahan Kampung Tengah

i. Kelurahan Dukuh

8. Kecamatan Cakung

a. Kecamatan Cakung

b. Kelurahan Rawa Teratai

c. Kelurahan Jatinegara

d. Kelurahan Penggilingan Elok

e. Kelurahan Penggilingan

f. Kelurahan Cakung Timur

g. Kelurahan Cakung Barat

h. Kelurahan Ujung Menteng

i. Kelurahan Pulo Gebang

9. Kecamatan Cipayung

a. Kecamatan Cipayung

b. Kelurahan Lubang Buaya

c. Kelurahan Bambu Apus I

d. Kelurahan Bambu Apus II

e. Kelurahan Cipayung

f. Kelurahan Ceger

g. Kelurahan Setu

h. Kelurahan Cilangkap

i. Kelurahan Pondok Rangon I

j. Kelurahan Pondok Rangon II

k. Kelurahan Munjul

10. Kecamatan Pulogadung

a. Kecamatan Pulogadung

b. Kelurahan Jati I

c. Kelurahan Jati II

d. Kelurahan Rawamangun

e. Kelurahan Kayu Putih

f. Kelurahan Pisangan Timur I

g. Kelurahan Pisangan Timur II

h. Kelurahan Jatinegara Kaum

i. Kelurahan Cipinang

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 84: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

9

Universitas Indonesia

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010, jumlah

penduduk Jakarta Timur adalah 2.687.027 jiwa. Dari hasil SP tahun 2010 tersebut

bahwa penyebaran penduduk di Jakarta Timur dengan 3 Kecamatan terbesar,

yaitu:

1. Kecamatan Cakung yakni sebesar 18,73%,

2. Kecamatan Duren Sawit sebesar 14,18%, dan

3. Kecamatan Kramat Jati sebesar 10,14% (Badan Pusat Statistik, 2010).

Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah

Kecamatan Matraman yang berjumlah 148.648 orang (Badan Pusat Statistik,

2010).

Dengan luas wilayah Jakarta Timur sekitar 188,33 km2 yang didiami oleh

2.687.027 orang maka rata‐rata tingkat kepadatan penduduk Jakarta Timur adalah

sebanyak 14.268 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi

tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Matraman yakni sebanyak

30.461 orang per kilo meter persegi, sedangkan yang paling rendah adalah

Kecamatan Cipayung yakni sebanyak 8.037 orang per kilometer persegi (Badan

Pusat Statistik, 2010).

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk di Kecamatan Wilayah Jakarta Timur

Kecamatan Jumlah Penduduk

Cakung 503.174

Duren Sawit 381.964

Kramat Jati 272.164

Jatinegara 264.901

Pulo Gadung 261.102

Ciracas 252.999

Cipayung 228.659

Pasar Rebo 187.771

Makasar 185.645

Matraman 148.648

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 85: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

10

Universitas Indonesia

2.4 Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklit)

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Nomor 1345/2007, yang menyatakan bahwa institusi pendidikan bidang kesehatan

di provinsi DKI Jakarta memerlukan sarana kesehatan sebagai lahan praktek

untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan bagi peserta didik. Sarana

kesehatan di Suku Dinas dan Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi

DKI Jakarta dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan,

penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kesehatan. Peserta didik adalah mahasiswa institusi pendidikan bidang kesehatan

di provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan praktek klinik di lahan praktik. Lahan

praktiek adalah tempat praktek mahasiswa institusi pendidikan bidang kesehatan

di puskesmas, dan di wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat yang menjadi

tanggung jawabnya.

Puskesmas sebagai tempat praktek peserta didik mempunyai kewajiban

atau tugas :

1. Menyediakan fasilitas yang menunjang pencapaian tujuan belajar klinik sesuai

kondisi lahan praktik

2. Berusaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

3. Menyediakan tenaga pembimbing dengan kriteria menguasai bidangnya

4. Mempunyai kemampuan dan kemauan serta tanggung jawab untuk

membimbing

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 86: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

11 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker periode

16 Januari – 2 Februari 2012 di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Seksi

Sumber Daya Kesehatan, Subseksi Tenaga Kesehatan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder. Data sekunder berupa data

dari seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakata Timur, juga

data dan informasi dari berbagai literatur yang berasal dari Buku Profil Kesehatan

dan publikasi online yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik.

3.3 Analisis Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk Di Kota

Administrasi Jakarta Timur Periode 2011

Dalam analisis ini akan dilakukan perhitungan dengan metode rasio yang

membandingkan antar jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk di

wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur yang dinyatakan dalam 100.000

penduduk. Analisis rasio dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛100.000

3.4 Analisis Data Peserta dan Topik Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah

Jakarta Timur pada Tahun 2011

Analisis ini dilakukan dengan mengolah data sekunder yaitu dari surat

permohonan permintaan perizinan untuk melaksanakan penelitian di wilayah

sekitar Jakarta Timur. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui kategori

penelitian terbanyak apa yang dilakukan di wilayah Jakarta Timur.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 87: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

12 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Rasio Apoteker di Apotek, Apotek Rakyat, dan Puskesmas

dan Tenaga Kesehatan Lainnya di Puskemas terhadap Jumlah

Penduduk di Tiap Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Timur

Tahun 2011

Analisis rasio apoteker dilakukan dengan menggunakan data jumlah

tenaga apoteker di apotek, apotek rakyat, dan puskesmas yang ada di Kota

Administrasi Jakarta Timur. Analisis tenaga kesehatan lainnya seperti dokter

umum, dokter gigi, dokter spesialis, perawat, perawat gigi, asisten apoteker,

bidan, ahli gizi, dan tenaga kesehatan masyarakat dilakukan dengan menggunakan

data jumlah tenaga kesehatan tersebut di puskesmas yang ada pada tiap kelurahan

kemudian digabung menjadi data tenaga kesehatan per kecamatan. Perhitungan

rasio dilakukan dengan membandingkan jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah

penduduk di tiap kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dan

dinyatakan dalam 100.000 penduduk. Analisis rasio dihitung dengan

menggunakan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛100.000

Data jumlah penduduk per kecamatan menggunakan hasil analisis yang

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah penduduk di wilayah Jakarta

Timur berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010 terakhir adalah

sejumlah 2.688.027 penduduk. Penduduk terbanyak berada di wilayah Kecamatan

Cakung sejumlah 503.174 penduduk dan wilayah dengan penduduk paling sedikit

adalah di Kecamatan Matraman yaitu sebesar 148.648 penduduk.

Berikut adalah tabel hasil rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah

penduduk di kota administrasi Jakarta Timur.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 88: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

Tabel 4.1 Rasio Tenaga Kesehatan di Tiap Puskesmas Kecamatan Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun 2011

Puskesmas

Kecamatan

Rasio

Dokter

Spesialis

Dokter

Umum

Dokter

Gigi Apoteker

Asisten

Apoteker Perawat

Perawat

Gigi Bidan

Ahli

Gizi Sanitarian

Sarjana

Kesehatan Masyarakat

Pasar Rebo 0,53 6,26 4,24 6,89 0,00 19,60 3,18 15,89 2,12 1,59 0,00

Ciracas 0,00 3,16 2,77 12,25 0,00 13,83 1,98 10,67 1,98 0,40 2,37

Cipayung 0,00 12,25 4,81 7,00 1,31 39,36 0,87 11,37 0,87 0,44 1,31

Makasar 0,54 9,16 5,39 13,47 1,62 11,31 19,39 15,08 2,69 2,69 1,08

Kramat Jati 0,73 8,45 8,82 2,57 2,57 22,05 1,47 15,80 1,84 1,47 0,00

Cakung 0,00 2,98 2,78 5,96 0,00 5,56 1,39 6,16 0,60 0,79 0,79

Duren Sawit 0,52 4,97 4,71 22,27 0,26 19,90 2,09 9,69 1,83 0,79 0,26

Matraman 0,67 8,75 5,38 55,16 0,00 12,78 2,69 13,45 2,02 1,35 0,67

Pulogadung 0,00 7,66 4,21 22,21 1,15 12,64 1,53 6,51 0,38 1,15 1,15

Jatinegara 0,38 8,68 6,04 28,31 2,64 18,50 3,77 10,95 1,51 2,26 1,13

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 89: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

14

Universitas Indonesia

4.1.1 Tenaga Medis

Tenaga medis yang dimaksud disini adalah termasuk dokter, dokter gigi,

dan dokter spesialis. Data rekapan jumlah tenaga medis di masing-masing

puskesmas kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan untuk tenaga dokter

spesialis yang bekerja di puskesmas, tenaga ini memiliki rasio paling tertinggi di

Kecamatan Kramat Jati yaitu 0,73 dan terendah di Kecamatan Ciracas, Cipayung,

Cakung, serta Pulogadung yaitu 0,0 per 100.000 penduduk. Untuk tenaga dokter

umum yang bekerja di puskesmas, Kecamatan Cipayung memiliki rasio tertinggi

yaitu sebesar 12,25 dan Kecamatan Ciracas dengan rasio terendah yaitu 2,98.

Untuk tenaga dokter gigi, Kecamatan Kramat Jati adalah kecamatan dengan rasio

jumlah dokter gigi yang bekerja di puskesmas terbanyak yaitu sebesar 8,82, serta

rasio terendah adalah Kecamatan Ciracas dengan nilai rasio 2,77.

Rasio tenaga medis di wilayah Jakarta Timur hanyalah berasal dari tenaga

medis yang berada di puskesmas kecamatan dan kelurahan saja, dimana belum

dihitung dari jumlah praktek dokter swastanya. Pada analisis ini tidak dilakukan

perhitungan jumlah praktek dokter swasta sebab adanya tenaga medis yang

berpraktek swasta pun tidak bisa dijadikan alasan tidak berkembangnya jumlah

tenaga medis yang berada di puskesmas, sebab dibutuhkan biaya lebih besar yang

harus dikeluarkan oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan pelayanan dari

dokter swasta dibandingkan dengan puskesmas. Jumlah tenaga medis yang berada

di wilayah Jakarta Timur tetap harus dioptimalkan dan tenaga medis harus mampu

memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat sekitar.

4.1.2 Tenaga Apoteker

Tenaga apoteker dihitung dari jumlah tenaga apoteker yang berada di

puskesmas, apotek, dan apotek rakyat di wilayah Jakarta Timur. Data rekapan

tenaga apoteker yang berada di puskesmas, apotek, dan apotek rakyat dapat dilihat

di Lampiran 4. Dari hasil analisis, rasio tenaga apoteker yang paling tinggi berada

di Kecamatan Matraman yaitu sebesar 55,16 dan Kecamatan Kramat Jati memiliki

nilai rasio yang paling kecil yaitu sebesar 2,57.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 90: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

15

Universitas Indonesia

Penyebaran tenaga apoteker masih belum merata dapat dilihat dari jumlah

tenaga apoteker di Kecamatan Matraman adalah 82 apoteker dan di Kecamatan

Kramat Jati memiliki 46 orang apoteker, dimana jumlah penduduk di Kecamatan

Matraman adalah lebih sedikit daripada Kecamatan Kramat Jati. Untuk

pencapaian pemerataan tenaga apoteker yang lebih baik, diperlukan penambahan

tenaga apoteker di wilayah Kecamatan Kramat Jati mengingat banyaknya jumlah

penduduk yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati.

4.1.3 Tenaga Keperawatan

Tenaga keperawatan yang dimaksud adalah tenaga perawat, perawat gigi,

dan tenaga bidan berdasarkan PP No. 32 Tahun 1996. Tenaga keperawatan ini

dihitung dari jumlah semua tenaga perawat yang berada di puskesmas kecamatan

dan kelurahan di wilayah Jakarta Timur. Data rekapan jumlah tenaga keperawatan

di masing - masing puskesmas kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Analisis untuk tenaga perawat yang bekerja di puskesmas memiliki nilai

rasio tertinggi di Kecamatan Cipayung dengan nilai rasio sebesar 39,36 dan

terendah di Kecamatan Cakung sebesar 5,56. Jumlah tenaga perawat yang bekerja

di puskesmas wilayah Kecamatan Cakung adalah berjumlah 28 orang dengan

jumlah penduduk sebesar 503.174 penduduk, dimana tenaga perawat yang bekerja

di puskesmas wilayah Kecamatan Cipayung adalah sebesar 90 dengan jumlah

penduduk sebesar 228.659 penduduk. Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa

tenaga perawat yang berada di wilayah Jakarta Timur masih belum merata. Ini

menunjukkan penyebaran tenaga keperawatan masih kurang baik, dimana

seharusnya tenaga keperawatan di Cakung lebih banyak sebab jumlah penduduk

di Kecamatan Cakung adalah yang terbanyak.

Untuk tenaga perawat gigi, Kecamatan Makasar memiliki jumlah pekerja

tenaga perawat gigi yang terbanyak di puskesmas yaitu dengan rasio sebesar

19,39 per 100.000 penduduk. Kecamatan Cipayung sebaliknya memiliki nilai

rasio tenaga perawat gigi yang paling sedikit per 100.000 penduduk yaitu sebesar

0,87. Dari hasil analisis ini didapatkan bahwa pemerataan tenaga perawat gigi

masih belum tercapai sebab Kecamatan Cipayung memiliki lebih banyak jumlah

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 91: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

16

Universitas Indonesia

penduduk namun memiliki jumlah tenaga perawat yang minim yaitu sebesar 3.

Kondisi ini berbeda dengan Kecamatan Makasar yang memiliki 36 jumlah tenaga

perawat gigi dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada Kecamatan

Cipayung.

Untuk tenaga bidan yang berada di puskesmas, Kecamatan Pasar Rebo

memiliki nilai rasio tertinggi yaitu sebesar 15,89 per 100.000 penduduk dengan

Kecamatan Cipayung dengan nilai rasio terendah yaitu sebesar 6,16. Setelah

dianalisis, jumlah tenaga bidan yang berada di puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

justru melebihi jumlah tenaga bidan yang berada di puskesmas Kecamatan

Cipayung, namun banyaknya jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Pasar

Rebo mempengaruhi nilai rasio tenaga bidan sehingga Kecamatan Pasar Rebo

memiliki nilai rasio yang paling rendah.

4.1.4 Asisten Apoteker

Jumlah asisten apoteker dihitung dari jumlah asisten apoteker yang bekerja

di puskesmas kecamatan dan kelurahan. Data rekapan asisten apoteker dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Puskesmas dengan nilai rasio tertinggi untuk tenaga asisten apoteker per

100.000 penduduk adalah Puskesmas Kecamatan Jatinegara dengan nilai rasio

2,64. Puskesmas Kecamatan Jatinegara dan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

sama-sama memiliki 7 orang asisten apoteker, namun jumlah penduduk di

Kecamatan Kramat Jati lebih banyak daripada jumlah penduduk di Kecamatan

Jatinegara sehingga rasio tenaga asisten apotekernya lebih tinggi di Kecamatan

Jatinegara.

Puskesmas di Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, dan Cakung tidak memiliki

asisten apoteker, sehingga rasio terendah untuk tenaga asisten apoteker per

100.000 penduduk adalah di Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, dan Cakung yaitu

dengan nilai 0,0.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 92: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

17

Universitas Indonesia

4.1.5 Ahli Gizi

Jumlah ahli gizi yang berada digunakan dihitung dari jumlah ahli gizi yang

bekerja di puskesmas kecamatan dan kelurahan. Data rekapan ahli gizi dapat

dilihat di Lampiran 3.

Dari hasil analisis, kecamatan dengan nilai rasio ahli gizi tertinggi adalah

Kecamatan Makasar dengan rasio sebesar 2,69 dan kecamatan dengan nilai rasio

terendah adalah Kecamatan Pulogadung yaitu 0,38. Rendahnya nilai rasio ahli gizi

di Wilayah Jakarta Timur menunjukkan kurangnya tenaga ahli gizi dibandingkan

dengan jumlah masyarakat yang ada.

Kecamatan Pulogadung memiliki rasio yang paling kecil disebabkan selain

memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak, juga memiliki jumlah tenaga ahli

gizi yang minim di puskesmas baik kecamatan dan kelurahan. Kecamatan

Makasar dan Kecamatan Ciracas, keduanya memiliki jumlah tenaga ahli gizi yang

sama yaitu 5 tenaga, namun rasio di Kecamatan Makasar adalah yang tertinggi

sebab jumlah penduduk di Kecamatan Makasar lebih sedikit daripada Kecamatan

Ciracas.

4.1.6 Kesehatan Masyarakat

Tenaga kesehatan masyarakat mencakup sarjana kesehatan masyarakat dan

tenaga sanitarian. Pada laporan ini, jumlah tenaga kesehatan masyarakat dihitung

dari jumlah tenaga sarjana kesehatan masyarakat dan sanitarian yang berada di

kelurahan dan kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Data rekapan tenaga

sanitarian dan tenaga kesehatan masyarakat dapat dilihat di Lampiran 3.

Puskesmas wilayah Kecamatan Ciracas memiliki rasio sarjana kesehatan

masyarakat tertinggi yaitu sebesar 2,37 serta wilayah Kecamatan Pasar Rebo dan

Kramat Jati memiliki rasio terendah yaitu sebesar 0. Artinya tidak ada sarjana

kesehatan masyarakat yang berada di puskesmas wilayah Kecamatan Pasar Rebo

dan Ciracas.

Untuk tenaga sanitarian, Kecamatan Makasar memiliki nilai rasio tertinggi

yaitu sebesar 2,69 per 100.000 penduduk dan Kecamatan Ciracas memiliki nilai

rasio terendah yaitu sebesar 0,40. Perlunya pemerataan jumlah tenaga sanitari

dapat dilihat dari jumlah penduduk di Kecamatan Makasar lebih sedikit daripada

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 93: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

18

Universitas Indonesia

di Kecamatan Ciracas, namun tenaga sanitari yang berada di Kecamatan Makasar

lebih banyak daripada yang berada di Kecamatan Ciracas.

4.2 Analisis Peserta dan Topik Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah

Jakarta Timur pada Tahun 2011

Dari data sekunder yang diperoleh di Suku Dinas Jakarta Timur,

didapatkan data mengenai penelitian yang dilakukan di wilayah Jakarta Timur

pada periode tahun 2011. Berikut adalah tabel yang berisikan mengenai jumlah

data program Pendidikan dan Pelatihan pada periode tahun 2011:

Tabel 4.2 Data Peserta dan Topik Program Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah

Jakarta Timur Tahun 2011

Variabel Jumlah

Mahasiswa bergelar yang melakukan penelitian 6

Mahasiswa belum bergelar yang melakukan penelitian 68

Total mahasiswa yang mengambil penelitian 74

Mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan 117

Kunjungan 14

Mahasiswa yang mengambil izin pengambilan data tanpa judul

penelitian (magang) 85

Dari total 74 mahasiswa yang mengambil penelitian baik yang bergelar

maupun tidak, dianalisa topik yang paling sering dibahas. Topik penelitian yang

dibahas adalah meliputi topik mengenai maternitas, penyakit menular, imunisasi,

penyakit, pasien lanjut usia, dan sebagainya. Penelitian dengan topik terbanyak di

wilayah Jakarta Timur adalah mengenai maternitas yaitu sebanyak 44,29%. Topik

yang paling sedikit dibahas adalah mengenai kanker dan pola peresepan di

wilayah Jakarta Timur yaitu sebesar 1,42%.

Berikut adalah diagram persentase topik penelitian yang dilakukan di

wilayah Jakarta Timur pada tahun 2011.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 94: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

19

Universitas Indonesia

Dari topik maternitas sebanyak 41,89% tersebut topik yang paling sering

dibahas adalah mengenai penyakit yang terjadi selama kehamilan ibu

dibandingkan dengan disfungsi seksual selama kehamilan, ASI, bahaya, dan

perilaku.

Gizi4,05%

Imunisasi2,70%

Kanker1,35% KB

4,05%

Lain26,76%

Maternitas

41,89%

TB-HIV13,51%

10 Penyakit

Terbanyak14,86%

Perilaku4,05%

Pola Resep1,35%

Lanjut Usia

5,41%

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 95: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

20 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jumlah tenaga kesehatan yang berada di kota administrasi Jakarta Timur

masih belum merata. Hal ini tercermin dari rasio tenaga kesehatan terhadap

jumlah penduduk, dimana kecamatan yang memiliki jumlah penduduk lebih

banyak memiliki jumlah tenaga kesehatan yang lebih sedikit ataupun sebaliknya.

2. Pada rekapitulasi peserta dan topik untuk program pendidikan dan

pelatihan, ada 6 orang mahasiswa bergelar yang melakukan penelitian dan 68

orang yang belum bergelar yang melakukan penelitian. Dari total mahasiswa yang

melakukan penelitian, topik terbanyak yang diteliti adalah mengenai maternitas

yaitu sebesar 41,89% dari jumlah semua topik.

5.2 Saran

Pemerintah harus meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang berada di

puskesmas baik kecamatan maupun kelurahan serta memperhatikan penyebaran

jumlah tenaga kesehatan di tiap-tiap kecamatan.

Untuk mendapatkan penyebaran jumlah tenaga kesehatan yang merata

dapat dicapai dengan memperhatikan jumlah penduduk dan kebutuhannya di

masing-masing kecamatan agar pelayanan kesehatan dapat merata ke seluruh

masyarakat sehingga diharapkan agar pelayanan kesehatan dapat merata ke

seluruh masyarakat.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 96: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

21

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009. (2009). Undang-Undang No. 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan. Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996. (1996). Peraturan Pemerintah No. 32

Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 128/MENKES/SKII/2004. (2004). Keputusan

Menteri Kesehatan No. 128/MENKES/SKII/2004 tentang Kebijakan Dasar

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Jakarta: Kementrian

Kesehatan Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003. (2003).

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009. (2009). Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2010). Profil Sumber Daya Manusia

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Edisi 2010. Jakarta: Dinas Kesehatan

Provinsi DKI Jakarta.

Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. (2009).

Data Tenaga Kesehatan Jakarta Timur Tahun 2007-2010. Jakarta: Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Badan Pusat Statistik. (2010). Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat

Statistik Kota Administrasi Jakarta Timur.

Daris, A. (2008). Himpunan Peraturan Perundang – Undangan Kefarmasian.

Jakarta: ISFI.

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 97: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 98: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

22

No Nama PuskesmasSpesialis

Dalam

Spesialis

Obstetrik

dan

Ginekolog

Spesialis

Anak

Jumlah

Tenaga

Spesialis

Rasio

Dokter

Spesialis

per

100.000

penduduk

Dokter

Umum

Rasio

Dokter

Umum per

100.000

penduduk

Dokter

Gigi

Rasio

Dokter

Gigi per

100.000

penduduk

1 Kecamatan Pasar Rebo 0 0 1 1 0,53 4 2,12 3 1,59

2 Kelurahan Kampung Baru 0 0 0 0 0,00 2 1,06 1 0,53

3 Kelurahan Gedong 0 0 0 0 0,00 1 0,53 1 0,53

4 Kelurahan Cijantung 0 0 0 0 0,00 2 1,06 1 0,53

5 Kelurahan Kalisari 0 0 0 0 0,00 1 0,53 1 0,53

6 Kelurahan Pekayon 0 0 0 0 0,00 2 1,06 1 0,53

TOTAL 1 0,53 12 6,36 8 4,24

7 Kecamatan Ciracas 0 0 0 0 0,00 3 1,19 2 0,79

8 Kelurahan Kampung Rambutan 0 0 0 0 0,00 1 0,40 1 0,40

9 Kelurahan Ciracas 0 0 0 0 0,00 1 0,40 1 0,40

10 Kelurahan Cibubur 0 0 0 0 0,00 1 0,40 1 0,40

11 Kelurahan Susukan 0 0 0 0 0,00 1 0,40 1 0,40

12 Kelurahan Kelapa 2 Wetan 0 0 0 0 0,00 1 0,40 1 0,40

TOTAL 0 0,00 8 3,16 7 2,77

13 Kecamatan Cipayung 0 0 0 0 0,00 4 1,75 2 0,87

14 Kelurahan Lubang Buaya 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

15 Kelurahan Bambu Apus I 0 0 0 0 0,00 2 0,87 1 0,44

16 Kelurahan Bambu Apus II 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

17 Kelurahan Cipayung 0 0 0 0 0,00 2 0,87 0 0,00

18 Kelurahan Ceger 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

19 Kelurahan Setu 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

20 Kelurahan Cilangkap 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

21 Kelurahan Munjul 0 0 0 0 0,00 2 0,87 1 0,44

22 Kelurahan Pondok Rangon I 0 0 0 0 0,00 12 5,25 1 0,44

23 Kelurahan Pondok Rangon II 0 0 0 0 0,00 1 0,44 1 0,44

TOTAL 0 0,00 28 12,25 11 4,81

24 Kecamatan Makasar 1 0 0 1 0,54 5 2,69 4 2,15

25 Kelurahan Cipinang Melayu 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

26 Kelurahan Halim Perdana Kusuma I 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

27 Kelurahan Halim Perdana Kusuma II 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

28 Kelurahan Kebon Pala 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

29 Kelurahan Pinang Ranti 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

30 Kelurahan Makasar 0 0 0 0 0,00 2 1,08 1 0,54

TOTAL 1 0,54 17 9,16 10 5,39

31 Kecamatan Kramat Jati 0 1 1 2 0,73 7 2,57 16 5,88

32 Kelurahan Cawang 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

33 Kelurahan Cililitan 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

34 Kelurahan Kramat Jati I 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

35 Kelurahan Kramat Jati II 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

36 Kelurahan Batu Ampar 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

37 Kelurahan Bale Kembang 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

38 Kelurahan Kampung Tengah 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

39 Kelurahan Dukuh 0 0 0 0 0,00 2 0,73 1 0,37

TOTAL 2 0,73 23 8,45 24 8,82

Lampiran 1. Jumlah Tenaga Medis di Wilayah Jakarta Timur Periode 2011

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 99: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

23

No Nama PuskesmasSpesialis

Dalam

Spesialis

Obstetrik

dan

Ginekolog

Spesialis

Anak

Jumlah

Tenaga

Spesialis

Rasio

Dokter

Spesialis

per

100.000

penduduk

Dokter

Umum

Rasio

Dokter

Umum per

100.000

penduduk

Dokter

Gigi

Rasio

Dokter

Gigi per

100.000

penduduk

40 Kecamatan Cakung 0 0 0 0 0,00 4 0,79 4 0,79

41 Kelurahan Rawa Teratai 0 0 0 0 0,00 1 0,20 1 0,20

42 Kelurahan Jatinegara 0 0 0 0 0,00 1 0,20 2 0,40

43 Kelurahan Penggilingan Elok 0 0 0 0 0,00 2 0,40 1 0,20

44 Kelurahan Penggilingan II 0 0 0 0 0,00 1 0,20 1 0,20

45 Kelurahan Cakung Barat 0 0 0 0 0,00 2 0,40 1 0,20

46 Kelurahan Cakung Timur 0 0 0 0 0,00 2 0,40 2 0,40

47 Kelurahan Ujung Menteng 0 0 0 0 0,00 1 0,20 1 0,20

48 Kelurahan Pulo Gebang 0 0 0 0 0,00 1 0,20 1 0,20

TOTAL 0 0,00 15 2,98 14 2,78

49 Kecamatan Duren Sawit 1 1 0 2 0,52 5 1,31 4 1,05

50 Kelurahan Pondok Bambu II 0 0 0 0 0,00 1 0,26 1 0,26

51 Kelurahan Pondok Kelapa 0 0 0 0 0,00 2 0,52 1 0,26

52 Kelurahan Klender I 0 0 0 0 0,00 2 0,52 1 0,26

53 Kelurahan Klender II 0 0 0 0 0,00 1 0,26 1 0,26

54 Kelurahan Klender III 0 0 0 0 0,00 2 0,52 1 0,26

55 Kelurahan Pondok Bambu I 0 0 0 0 0,00 1 0,26 2 0,52

56 Kelurahan Malaka Sari 0 0 0 0 0,00 1 0,26 2 0,52

57 Kelurahan Malaka Jaya 0 0 0 0 0,00 1 0,26 1 0,26

58 Kelurahan Duren Sawit 0 0 0 0 0,00 1 0,26 1 0,26

59 Kelurahan Pondok Kopi I 0 0 0 0 0,00 1 0,26 2 0,52

60 Keluarahan Pondok Kopi II 0 0 0 0 0,00 1 0,26 1 0,26

TOTAL 2 0,52 19 4,97 18 4,71

61 Kecamatan Matraman 0 1 0 1 0,67 8 5,38 3 2,02

62 Kelurahan Pisangan Baru 0 0 0 0 0,00 1 0,67 1 0,67

63 Kelurahan Utan Kayu Selatan I 0 0 0 0 0,00 1 0,67 1 0,67

64 Kelurahan Palmeriem 0 0 0 0 0,00 1 0,67 1 0,67

65 Kelurahan Utan Kayu Selatan II 0 0 0 0 0,00 0 0,00 1 0,67

66 Kelurahan Kayu Manis 0 0 0 0 0,00 1 0,67 0 0,00

67 Kelurahan Utan Kayu Utara 0 0 0 0 0,00 1 0,67 1 0,67

TOTAL 1 0,67 13 8,75 8 5,38

68 Kecamatan Pulogadung 0 0 0 0 0,00 11 4,21 4 1,53

69 Kelurahan Jati I 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

70 Kelurahan Jati II 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

71 Kelurahan Rawamangun 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

72 Kelurahan Kayu Putih 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

73 Kelurahan Pisangan Timur I 0 0 0 0 0,00 2 0,77 0 0,00

74 Kelurahan Pisangan Timur II 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

75 Kelurahan Jatinegara Kaum 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

76 Kelurahan Cipinang 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

TOTAL 0 0,00 20 7,66 11 4,21

77 Kecamatan Jatinegara 1 0 0 1 0,38 12 4,53 5 1,89

78 Kelurahan Kampung Melayu 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

79 Kelurahan Bali Mester 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

80 Kelurahan Bidara Cina I 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

81 Kelurahan Bidara Cina II 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

82 Kelurahan Bidara Cina III 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

83 Kelurahan Cipinang-Cempedak 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

84 Kelurahan Rawa Bunga 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

85 Kelurahan Cipinang Muara 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

86 Kelurahan Cipinang Besar Utara 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

87 Kelurahan Cipinang Selatan I 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

88 Kelurahan Cipinang Selatan II 0 0 0 0 0,00 1 0,38 1 0,38

TOTAL 1 0,38 23 8,68 16 6,04

Lampiran 1. Jumlah Tenaga Medis di Wilayah Jakarta Timur Periode 2011 (Lanjutan)

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 100: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

24

No Nama Puskesmas Perawat

Ratio Perawat

per 100.000

Penduduk

Perawat Gigi

Ratio Perawat

Gigi per 100.000

penduduk

Bidan

Ratio Bidan

Per 100.000

Penduduk

1 Kecamatan Pasar Rebo 9 4,77 4 2,12 10 5,30

2 Kelurahan Kampung Baru 6 3,18 1 0,53 4 2,12

3 Kelurahan Gedong 5 2,65 0 0,00 4 2,12

4 Kelurahan Cijantung 7 3,71 1 0,53 4 2,12

5 Kelurahan Kalisari 5 2,65 0 0,00 4 2,12

6 Kelurahan Pekayon 5 2,65 0 0,00 4 2,12

TOTAL 37 19,60 6 3,18 30,00 15,89

7 Kecamatan Ciracas 10 3,95 3 1,19 8,00 3,16

8 Kelurahan Kampung Rambutan 5 1,98 0 0,00 4,00 1,58

9 Kelurahan Ciracas 5 1,98 0 0,00 4,00 1,58

10 Kelurahan Cibubur 5 1,98 1 0,40 3,00 1,19

11 Kelurahan Susukan 5 1,98 0 0,00 4,00 1,58

12 Kelurahan Kelapa 2 Wetan 5 1,98 1 0,40 4,00 1,58

TOTAL 35 13,83 5 1,98 27,00 10,67

13 Kecamatan Cipayung 61 26,68 2 0,87 7,00 3,06

14 Kelurahan Lubang Buaya 3 1,31 0 0,00 2,00 0,87

15 Kelurahan Bambu Apus I 3 1,31 0 0,00 2,00 0,87

16 Kelurahan Bambu Apus II 2 0,87 0 0,00 2,00 0,87

17 Kelurahan Cipayung 3 1,31 0 0,00 3,00 1,31

18 Kelurahan Ceger 3 1,31 0 0,00 1,00 0,44

19 Kelurahan Setu 3 1,31 0 0,00 2,00 0,87

20 Kelurahan Cilangkap 2 0,87 0 0,00 2,00 0,87

21 Kelurahan Munjul 4 1,75 0 0,00 2,00 0,87

22 Kelurahan Pondok Rangon I 3 1,31 0 0,00 2,00 0,87

23 Kelurahan Pondok Rangon II 3 1,31 0 0,00 1,00 0,44

TOTAL 90 39,36 2 0,87 26,00 11,37

24 Kecamatan Makasar 0 0,00 13 7,00 11,00 5,93

25 Kelurahan Cipinang Melayu 4 2,15 4 2,15 3,00 1,62

26 Kelurahan Halim Perdana Kusuma I 3 1,62 3 1,62 3,00 1,62

27 Kelurahan Halim Perdana Kusuma II 4 2,15 5 2,69 3,00 1,62

28 Kelurahan Kebon Pala 3 1,62 3 1,62 3,00 1,62

29 Kelurahan Pinang Ranti 4 2,15 5 2,69 2,00 1,08

30 Kelurahan Makasar 3 1,62 3 1,62 3,00 1,62

TOTAL 21 11,31 36 19,39 28,00 15,08

31 Kecamatan Kramat Jati 26 9,55 3 1,10 15,00 5,51

32 Kelurahan Cawang 4 1,47 0 0,00 4,00 1,47

33 Kelurahan Cililitan 5 1,84 0 0,00 4,00 1,47

34 Kelurahan Kramat Jati I 4 1,47 0 0,00 3,00 1,10

35 Kelurahan Kramat Jati II 4 1,47 0 0,00 3,00 1,10

36 Kelurahan Batu Ampar 4 1,47 0 0,00 3,00 1,10

37 Kelurahan Bale Kembang 5 1,84 0 0,00 4,00 1,47

38 Kelurahan Kampung Tengah 4 1,47 0 0,00 3,00 1,10

39 Kelurahan Dukuh 4 1,47 1 0,37 4,00 1,47

TOTAL 60 22,05 4 1,47 43,00 15,80

40 Kecamatan Cakung 7 1,39 4 0,79 7,00 1,39

41 Kelurahan Rawa Teratai 3 0,60 0 0,00 3,00 0,60

42 Kelurahan Jatinegara 3 0,60 1 0,20 3,00 0,60

43 Kelurahan Penggilingan Elok 3 0,60 0 0,00 3,00 0,60

44 Kelurahan Penggilingan II 2 0,40 1 0,20 3,00 0,60

45 Kelurahan Cakung Barat 3 0,60 0 0,00 3,00 0,60

46 Kelurahan Cakung Timur 2 0,40 0 0,00 3,00 0,60

47 Kelurahan Ujung Menteng 3 0,60 1 0,20 3,00 0,60

48 Kelurahan Pulo Gebang 2 0,40 0 0,00 3,00 0,60

TOTAL 28 5,56 7 1,39 31,00 6,16

Lampiran 2. Jumlah Tenaga Keperawatan di Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 101: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

25

No Nama Puskesmas Perawat

Ratio Perawat

per 100.000

Penduduk

Perawat Gigi

Ratio Perawat

Gigi per 100.000

penduduk

Bidan

Ratio Bidan

Per 100.000

Penduduk

49 Kecamatan Duren Sawit 57 14,92 3 0,79 8,00 2,09

50 Kelurahan Pondok Bambu II 3 0,79 1 0,26 3,00 0,79

51 Kelurahan Pondok Kelapa 0 0,00 1 0,26 5,00 1,31

52 Kelurahan Klender I 2 0,52 0 0,00 4,00 1,05

53 Kelurahan Klender II 0 0,00 1 0,26 1,00 0,26

54 Kelurahan Klender III 3 0,79 0 0,00 2,00 0,52

55 Kelurahan Pondok Bambu I 2 0,52 0 0,00 2,00 0,52

56 Kelurahan Malaka Sari 2 0,52 1 0,26 4,00 1,05

57 Kelurahan Malaka Jaya 2 0,52 0 0,00 2,00 0,52

58 Kelurahan Duren Sawit 3 0,79 0 0,00 2,00 0,52

59 Kelurahan Pondok Kopi I 2 0,52 0 0,00 2,00 0,52

60 Keluarahan Pondok Kopi II 0 0,00 1 0,26 2,00 0,52

TOTAL 76 19,90 8 2,09 37,00 9,69

61 Kecamatan Matraman 7 4,71 1 0,67 10,00 6,73

62 Kelurahan Pisangan Baru 2 1,35 1 0,67 2,00 1,35

63 Kelurahan Utan Kayu Selatan I 2 1,35 0 0,00 2,00 1,35

64 Kelurahan Palmeriem 1 0,67 1 0,67 0,00 0,00

65 Kelurahan Utan Kayu Selatan II 2 1,35 1 0,67 2,00 1,35

66 Kelurahan Kayu Manis 2 1,35 0 0,00 3,00 2,02

67 Kelurahan Utan Kayu Utara 3 2,02 0 0,00 1,00 0,67

TOTAL 19 12,78 4 2,69 20,00 13,45

68 Kecamatan Pulogadung 18 6,89 1 0,38 9,00 3,45

69 Kelurahan Jati I 2 0,77 0 0,00 1,00 0,38

70 Kelurahan Jati II 2 0,77 0 0,00 1,00 0,38

71 Kelurahan Rawamangun 2 0,77 1 0,38 1,00 0,38

72 Kelurahan Kayu Putih 2 0,77 1 0,38 1,00 0,38

73 Kelurahan Pisangan Timur I 1 0,38 0 0,00 1,00 0,38

74 Kelurahan Pisangan Timur II 2 0,77 0 0,00 1,00 0,38

75 Kelurahan Jatinegara Kaum 2 0,77 0 0,00 1,00 0,38

76 Kelurahan Cipinang 2 0,77 1 0,38 1,00 0,38

TOTAL 33 12,64 4 1,53 17,00 6,51

77 Kecamatan Jatinegara 20 7,55 1 0,38 10,00 3,77

78 Kelurahan Kampung Melayu 1 0,38 3 1,13 0,00 0,00

79 Kelurahan Bali Mester 1 0,38 3 1,13 1,00 0,38

80 Kelurahan Bidara Cina I 3 1,13 0 0,00 2,00 0,75

81 Kelurahan Bidara Cina II 2 0,75 0 0,00 2,00 0,75

82 Kelurahan Bidara Cina III 3 1,13 1 0,38 2,00 0,75

83 Kelurahan Cipinang-Cempedak 4 1,51 0 0,00 2,00 0,75

84 Kelurahan Rawa Bunga 3 1,13 1 0,38 2,00 0,75

85 Kelurahan Cipinang Muara 3 1,13 0 0,00 2,00 0,75

86 Kelurahan Cipinang Besar Utara 4 1,51 0 0,00 2,00 0,75

87 Kelurahan Cipinang Selatan I 3 1,13 1 0,38 2,00 0,75

88 Kelurahan Cipinang Selatan II 2 0,75 0 0,00 2,00 0,75

TOTAL 49 18,50 10 3,77 29,00 10,95

Lampiran 2. Jumlah Tenaga Keperawatan di Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011 (Lanjutan)

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 102: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

26

No Nama PuskesmasKesehatan

Masyarakat

Ratio

KesMas per

100.000

Asisten

Apoteker

Ratio Asisten

Apoteker per

100.000

penduduk

Sanitarian

Ratio Sanitarian

per 100.000

penduduk

Ahli GiziRatio Ahli Gizi per

100.000 penduduk

1 Kecamatan Pasar Rebo 0 0,00 0 0,00 2 1,06 2 1,06

2 Kelurahan Kampung Baru 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,53

3 Kelurahan Gedong 0 0,00 0 0,00 1 0,53 0 0,00

4 Kelurahan Cijantung 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Kelurahan Kalisari 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,53

6 Kelurahan Pekayon 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 0 0,00 0,00 0,00 3 1,59 4 2,12

7 Kecamatan Ciracas 4 1,58 0 0,00 0 0,00 2 0,79

8 Kelurahan Kampung Rambutan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,40

9 Kelurahan Ciracas 1 0,40 0 0,00 0 0,00 0 0,00

10 Kelurahan Cibubur 1 0,40 0 0,00 0 0,00 1 0,40

11 Kelurahan Susukan 0 0,00 0 0,00 1 0,40 1 0,40

12 Kelurahan Kelapa 2 Wetan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 6 2,37 0,00 0,00 1 0,40 5 1,98

13 Kecamatan Cipayung 2 0,87 1 0,44 0 0,00 2 0,87

14 Kelurahan Lubang Buaya 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

15 Kelurahan Bambu Apus I 0 0,00 1 0,44 0 0,00 0 0,00

16 Kelurahan Bambu Apus II 0 0,00 0 0,00 1 0,44 0 0,00

17 Kelurahan Cipayung 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

18 Kelurahan Ceger 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

19 Kelurahan Setu 0 0,00 1 0,44 0 0,00 0 0,00

20 Kelurahan Cilangkap 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

21 Kelurahan Munjul 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

22 Kelurahan Pondok Rangon I 1 0,44 0 0,00 0 0,00 0 0,00

23 Kelurahan Pondok Rangon II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 3 1,31 3,00 1,31 1 0,44 2 0,87

24 Kecamatan Makasar 2 1,08 3 1,62 3 1,62 3 1,62

25 Kelurahan Cipinang Melayu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

26 Kelurahan Halim Perdana Kusuma I 0 0,00 0 0,00 1 0,54 1 0,54

27 Kelurahan Halim Perdana Kusuma II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

28 Kelurahan Kebon Pala 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

29 Kelurahan Pinang Ranti 0 0,00 0 0,00 1 0,54 1 0,54

30 Kelurahan Makasar 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 2 1,08 3,00 1,62 5 2,69 5 2,69

31 Kecamatan Kramat Jati 0 0,00 7 2,57 1 0,37 3 1,10

32 Kelurahan Cawang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

33 Kelurahan Cililitan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

34 Kelurahan Kramat Jati I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

35 Kelurahan Kramat Jati II 0 0,00 0 0,00 1 0,37 1 0,37

36 Kelurahan Batu Ampar 0 0,00 0 0,00 1 0,37 0 0,00

37 Kelurahan Bale Kembang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

38 Kelurahan Kampung Tengah 0 0,00 0 0,00 1 0,37 1 0,37

39 Kelurahan Dukuh 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 0 0,00 7,00 2,57 4 1,47 5 1,84

40 Kecamatan Cakung 2 0,40 0 0,00 0 0,00 3 0,60

41 Kelurahan Rawa Teratai 0 0,00 0 0,00 1 0,20 0 0,00

42 Kelurahan Jatinegara 0 0,00 0 0,00 1 0,20 0 0,00

43 Kelurahan Penggilingan Elok 1 0,20 0 0,00 0 0,00 0 0,00

44 Kelurahan Penggilingan II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

45 Kelurahan Cakung Barat 0 0,00 0 0,00 1 0,20 0 0,00

46 Kelurahan Cakung Timur 0 0,00 0 0,00 1 0,20 0 0,00

47 Kelurahan Ujung Menteng 1 0,20 0 0,00 0 0,00 0 0,00

48 Kelurahan Pulo Gebang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 4 0,79 0,00 0,00 4 0,79 3 0,60

Lampiran 3. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Asisten Apoteker, Sanitarian, dan Ahli Gizi di Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 103: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

27

No Nama PuskesmasKesehatan

Masyarakat

Ratio

KesMas per

100.000

Asisten

Apoteker

Ratio Asisten

Apoteker per

100.000

penduduk

Sanitarian

Ratio Sanitarian

per 100.000

penduduk

Ahli GiziRatio Ahli Gizi per

100.000 penduduk

49 Kecamatan Duren Sawit 1 0,26 0 0,00 0 0,00 3 0,79

50 Kelurahan Pondok Bambu II 0 0,00 0 0,00 1 0,26 1 0,26

51 Kelurahan Pondok Kelapa 0 0,00 1 FALSE 0 0,00 0 0,00

52 Kelurahan Klender I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

53 Kelurahan Klender II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,26

54 Kelurahan Klender III 0 0,00 0 0,00 1 0,26 1 0,26

55 Kelurahan Pondok Bambu I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

56 Kelurahan Malaka Sari 0 0,00 0 0,00 1 0,26 0 0,00

57 Kelurahan Malaka Jaya 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

58 Kelurahan Duren Sawit 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,26

59 Kelurahan Pondok Kopi I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

60 Keluarahan Pondok Kopi II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 1 0,26 1,00 0,26 3 0,79 7 1,83

61 Kecamatan Matraman 1 0,67 0 0,00 2 1,35 2 1,35

62 Kelurahan Pisangan Baru 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

63 Kelurahan Utan Kayu Selatan I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,67

64 Kelurahan Palmeriem 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

65 Kelurahan Utan Kayu Selatan II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

66 Kelurahan Kayu Manis 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

67 Kelurahan Utan Kayu Utara 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 1 0,67 0,00 0,00 2 1,35 3 2,02

68 Kecamatan Pulogadung 3 1,15 3 1,15 2 0,77 1 0,38

69 Kelurahan Jati I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

70 Kelurahan Jati II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

71 Kelurahan Rawamangun 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

72 Kelurahan Kayu Putih 0 0,00 0 0,00 1 0,38 0 0,00

73 Kelurahan Pisangan Timur I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

74 Kelurahan Pisangan Timur II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

75 Kelurahan Jatinegara Kaum 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

76 Kelurahan Cipinang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 3 1,15 3,00 1,15 3 1,15 1 0,38

77 Kecamatan Jatinegara 3 1,13 3 1,13 3 1,13 2 0,75

78 Kelurahan Kampung Melayu 0 0,00 2 0,75 0 0,00 0 0,00

79 Kelurahan Bali Mester 0 0,00 2 0,75 0 0,00 0 0,00

80 Kelurahan Bidara Cina I 0 0,00 0 0,00 1 0,38 1 0,38

81 Kelurahan Bidara Cina II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

82 Kelurahan Bidara Cina III 0 0,00 0 0,00 1 0,38 1 0,38

83 Kelurahan Cipinang-Cempedak 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

84 Kelurahan Rawa Bunga 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

85 Kelurahan Cipinang Muara 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

86 Kelurahan Cipinang Besar Utara 0 0,00 0 0,00 1 0,38 0 0,00

87 Kelurahan Cipinang Selatan I 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

88 Kelurahan Cipinang Selatan II 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 3 1,13 7,00 2,64 6 2,26 4 1,51

Lampiran 3. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Asisten Apoteker, Sanitarian, dan Ahli Gizi di Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011 (Lanjutan)

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012

Page 104: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360946-PR-Stella-Sudinkes Jakarta... · Bagan Struktur Organisasi Dina. s Kesehatan dapat dilihat pada

28

Lampiran 4. Tenaga Apoteker Berdasarkan Jumlah Penduduk di Wilayah Jakarta Timur Tahun 2011

ApotekApotek

RakyatPuskesmas Total

1 Pasar Rebo 11 0 2 13 6,89

2 Ciracas 27 3 1 31 12,25

3 Cipayung 15 0 1 16 7,00

4 Makasar 22 1 2 25 13,47

5 Kramat Jati 40 6 2 48 2,57

6 Cakung 27 1 2 30 5,96

7 Duren Sawit 82 1 2 85 22,27

8 Matraman 14 66 2 82 55,16

9 Pulogadung 56 1 1 58 22,21

10 Jatinegara 36 38 1 75 28,31

NoNama

Puskesmas

Tenaga Apoteker Rasio Tenaga

Apoteker per 100.000

penduduk

Laporan praktek..., Stella, FMIPA UI, 2012