laporan prajabatan

39
LAPORAN KEGIATAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN VII NON-KEMENTRIAN PERTANIAN TAHUN 2011 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) – Ciawi, Bogor 14 Maret – 05 April 2011 Oleh : Ratih Destarina NIP : 19861211 201012 2 004 PUSAT PEMETAAN DASAR KELAUTAN DAN KEDIRGANTARAAN BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Jl. Raya Jakarta – Bogor Km.46 Cibinong 16911 2011

Upload: ratih-destarina

Post on 02-Jul-2015

2.012 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN Prajabatan

LAPORAN KEGIATAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN VII

NON-KEMENTRIAN PERTANIAN TAHUN 2011 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) – Ciawi, Bogor

14 Maret – 05 April 2011

Oleh : Ratih Destarina

NIP : 19861211 201012 2 004

PUSAT PEMETAAN DASAR KELAUTAN DAN KEDIRGANTARAAN

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Jl. Raya Jakarta – Bogor Km.46 Cibinong 16911

2011

Page 2: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Merujuk kepada surat penugasan dari Kepala Biro Keuangan, Kepegawaian dan Umum Bakosurtanal

nomor 54/KKU/KP/03/2011 tertanggal 2 Maret 2011 serta surat panggilan mengikuti Diklat

Prajabatan dari Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) nomor

03/SM.110/J.3.1/3/11 tertanggal 1 Maret 2011, dengan ini kami melaporkan kegiatan Diklat yang

telah kami ikuti.

Mengetahui,

Pusat Pemetaan Dasar

Kelautan dan Kedirgantaraan

Kepala,

Ir. Sugeng Prijadi, M.App.Sc

NIP. 19590309 198703 1 002

Peserta Diklat Prajab Golongan III

Angkatan VII Tahun 2011

Ratih Destarina, ST

NIP. 19861211 201012 2 004

Cibinong, 13 April 2011

Hal : Laporan Diklat Prajabatan

Lamp : -

Kepada Yth:

Kepala Biro Keuangan, Kepegawaian dan Umum

BAKOSURTANAL

Di tempat

Page 3: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

PENGANTAR

Diklat Pra-Jabatan (Golongan I, II atau III) yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS sesuai golongan tersebut diatas. Pelaksanaan Diklat Pra-

Jabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan

kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu

melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

Laporan Kegiatan Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan VII Non-Kementrian Pertanian Tahun

2011 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penulis setelah mengikuti Diklat Pra-Jabatan

Golongan III di PPMKP Ciawi – Bogor, mulai tanggal 14 Maret 2011 hingga 6 April 2011.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan untuk berbagai pihak yang telah membantu kelancaran Diklat

Pra-Jabatan Golongan III yang penulis ikuti. Banyak manfaat yang bisa penulis ambil sebagai bekal

dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai CPNS. Namun sebagai manusia yang tidak sempurna,

usaha-usaha perbaikan juga terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dimasa mendatang.

Cibinong, April 2011

Peserta Diklat Prajab Golongan III

Angkatan VII Tahun 2011

Ratih Destarina, ST NIP. 19861211 201012 2 004

Page 4: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Dasar Pelaksanaan 2

1.3. Tujuan 2

1.4. Sasaran 2

1.5. Kompetensi yang Diharapkan 3

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan serta Peserta Diklat 3

1.7. Kurikulum dan Metode Diklat 4

1.8. Evaluasi Pembelajaran 5

BAB II MATERI PEMBELAJARAN

2.1. Dinamika Kelompok 6

2.2. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 6

2.3. Manajemen Kepegawaian Negara 9

2.4. Etika Organisasi Pemerintah 11

2.5. Pelayanan Prima 14

2.6. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 15

2.7. Manajemen Perkantoran Modern 17

2.8. Membangun Kerjasama Tim (Team Building) 20

2.9. Komunikasi yang Efektif 21

2.10. Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia 24

2.11. Kepemerintahan yang Baik 27

2.12. Percepatan Pemberantasan Korupsi 28

2.13. Pola Pikir 29

2.11. Program Ko-Kurikuler 30

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 33

3.2. Kesan 33

LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur

negara memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut

adalah PNS yang memiliki kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya

yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik,

professional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu

menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk dapat membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan

pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang mengarah kepada upaya

peningkatan:

1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat,

bangsa, negara dan tanah air;

2. Kompetensi teknis, manajerial, dan/atau kepemimpinannya;

3. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat

kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil, antara lain ditetapkan jenis-jenis Diklat PNS. Salah satu

jenis Diklat adalah Diklat Pra-Jabatan (Golongan I, II atau III) yang merupakan syarat

pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS sesuai golongan

tersebut diatas. Pelaksanaan Diklat Pra-Jabatan dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika

PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara,

bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya

sebagai pelayan masyarakat.

Page 6: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1.2 Dasar Pelaksanaan

Pelaksanaan Diklat Pra-Jabatan Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada beberapa

peraturan perundang-undangan, antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

4. Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XII/10/6/2001 tentang Pedoman

Umum Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.

1.3 Tujuan

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, Diklat

Prajabatan Golongan (I, II, dan III) bertujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS

sesuai dengan kebutuhan instansi;

2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan

dan kesatuan bangsa;

3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,

pengayoman dan pemberdayaan masyarakat;

4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas

pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

1.4 Sasaran

Sasaran Diklat Prajabatan (Golongan I, II dan III) adalah terwujud PNS yang

memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan pengangkatan untuk menjadi PNS.

Page 7: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1.5 Kompetensi yang Diharapkan

Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang PNS

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugasnya.

Sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawab PNS dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan, maka standar kompetensi yang dimiliki oleh PNS

Golongan III adalah:

1. Menunjukan komitmen dan integritas moral serta tanggung jawab profesi sebagai

PNS

2. Memujudkan disiplin dan etos kerja

3. Menjelaskan pokok – pokok sistem penyelenggaraan pemerintah NKRI

4. Menjelaskan posisi, peran, tugas, fungsi, dan kewenangan instansi asal peserta dan

organisasi publik pada umumnya

5. Menjelaskan masalah penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia

6. Menjelaskan ketentuan – ketentuan kepegawaian berkaitan dengan hak dan

kewajiban PNS

7. Menjelaskan masalah wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI

8. Menerapkan prinsip – prinsip budaya organisasi pemerintah

9. Mengaplikasikan teknik manajemen perkantoran modern di unit kerjanya

10. Menerapkan prinsip – prinsip Budaya Kerja Organisasi Pemerintah sesuai dengan

bidang tugasnya

11. Bekerjasama dalam kelompok melalui komunikasi yang saling menghargai

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan serta Peserta Diklat

A. Waktu Pelaksanaan

Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan

7 direncanakan dilaksanakan dalam waktu 24 (dua puluh empat) hari dimulai tanggal

14 Maret 2011 s.d 06 April 2011 dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 216 jam

pelajaran. Tetapi dalam pelaksanaannya, dilaksanakan 23 (dua puluh tiga) hari mulai

tanggal 14 Maret 2011 s.d 05 April 2011.

Page 8: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

B. Tempat Pelaksanaan

Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan

7 dilaksanakan di asrama Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan

Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Jl. Raya Ciawi KM 11, Bogor, 16720; Telepon

(0251) 8241189; Fax. 8241147.

C. Peserta Diklat

Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan

7 diikuti oleh 154 peserta, terdiri dari :

· Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) : 98 peserta

· Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) : 36 peserta

· Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) : 18 peserta

· Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (Setjen DPD) : 2 peserta

1.7 Kurikulum dan Metode Diklat

A. Kurikulum dan Mata Pelajaran Diklat

No. Mata Pelajaran Tanggal Jam Pelajaran

1

Program Ko-Kurikuler:

a. Pegarahan Program

b. Ceramah Kesehatan Mental

c. Peraturan Baris Berbaris

d. Tata Upacara Sipil

e. Ceramah Umum/Muatan Teknis

Substantif Lembaga

f. Latihan Kesegaran Jasmani

g. Apel (pagi & malam)

Senin, 14 Maret 2011

Senin, 14 Maret 2011

Rabu, 16 Maret 2011

Rabu, 16 Maret 2011

Senin, 4 April 2011

Setiap hari

Setiap hari

3 JP

3 JP

6 JP

6 JP

3 JP

1 JP / per hari

2 JP / per hari

2 Dinamika Kelompok Selasa, 15 Maret 2011 10 JP

3 Membangun Kerjasama Tim (Team

Building) Kamis, 17 Maret 2011 12 JP

4 Etika Organisasi Jum’at, 18 Maret 2011 11 JP

5 Kepemerintahan yang Baik Sabtu, 19 Maret 2011 12 JP

6 Manajemen Kepegawaian Negara Senin, 21 Maret 2011 12 JP

7 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka

Negara Kesatuan RI Selasa, 22 Maret 2011 12 JP

Page 9: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

8 Pelayanan Prima Rabu, 23 Maret 2011 12 JP

9 Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Kamis, 24 Maret 2011 12 JP

10 Pola Pikir 25, 26, 28 Maret 2011 24 JP

11 Komunikasi yang Efektif Selasa, 29 Maret 2011 12 JP

12 Manajemen Perkantoran Modern Rabu, 30 Maret 2011 10 JP

13 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia Kamis, 31 Maret 2011 10 JP

14 Percepatan Pemberantasan Korupsi Jum’at, 1 April 2011 4 JP

B. Metode Diklat

Metode pembelajaran yang digunakan dalam program Diklat Prajabatan

Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan 7 adalah metode

Pembelajaran Orang Dewasa (POD) antara lain dengan:

1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab

2. Diskusi kelompok untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang saling

menghargai dan tukar menukar informasi serta memperkaya gagasan

3. Simulasi/Role Playing dimana para peserta melakukan pembelajaran dalam

memainkan peran dalam situasi tertentu seperti bermain peran (games)

4. Penugasan berupa resume

1.8 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi peserta Diklat Prajabatan Gol. III didasarkan pada aspek sikap dan perilaku

(60 %) serta penguasaan materi (40%).

Kualifikasi kelulusan terbagi dalam 4 tingkat yaitu :

· Sangat Memuaskan : skor 92,50 – 100

· Memuaskan : skor 85,0 – 92,49

· Baik Sekali : skor 77,49 – 84,99

· Baik : skor 70,0 – 77,49

Page 10: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB II

MATERI PEMBELAJARAN

2.1 DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika Kelompok pada prinsipnya merupakan kegiatan interaksi timbal

balik, saling pengaruh antar individu dan/atau antara individu dengan kelompok

dan/atau antar kelompok. Dinamika Kelompok pada diklat pra-Jabatan golongan III

digunakan sebagai instrument atau teknik untuk memproses dinamika interaksi para

peserta, sehingga kualitas pribadi mereka meningkat. Materi pembelajaran

Dinamika Kelompok mencakup disiplin, komitmen, integritas moral serta tanggung

jawab profesi sebagai PNS yang memiliki etos kerja yang tinggi.

Disiplin diri sebagai PNS pada dasarnya merupakan suatu sikap PNS yang

taat aturan yang tercermin dalam perilakunya yang taat, tertib, rajin, jujur dan

bertanggung jawab, kompak dan dapat dipercaya. Karena itu disiplin diri PNS dapat

merupakan potensi, SDM aparatur yang mengarah pada pencapaian tujuan bersama

secara efektif dan efisien. Untuk membangun disiplin diri diperlukan adanya

kesadaran akan perlunya disilin kemudian ditindaklanjuti dengan usaha berdisiplin

atas dasar kemauan dan tekad kuat serta dukungan dari pimpinan maupun

lingkungan kerjanya.

Selain berdisiplin, PNS juga dituntut memiliki integritas moral yang tinggi.

Dengan kata lain PNS diharapkan akan selalu berperilaku yang dapat diterima baik

oleh siapapun dan dimanapun agar dapat menjadi pengayom dan panutan. PNS yang

bermoral adalah PNS yang dapat memenuhi prasetyanya sebagai anggota KORPRI,

yang memperoleh nilai sangat baik dalam DP3nya dan yang menerapkan etika

pemerintahan secara terintegrasi.

2.2 SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA (SPPNKRI)

Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara adalah penyelenggaraan

kekuasaan eksekutif yang menjadi tanggung jawab Presiden, yang

Page 11: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

didasarkan atas 7 asas pokok. Kekuasaan dan tanggung jawab Presiden

memang sangat besar, tetapi tidak berarti bahwa UUD 1945 mengizinkan

Presiden Indonesia menjadi diktator.

A. Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN

Pada administrasi negara modern abad 20, pemerintah bukan hanya

sebagai regulator tetapi terutama sebagai produsen berbagai barang dan jasa

kebutuhan masyarakat, dinilai sebagai administrasi Negara tradisional.

Pada teori baru disebut ¨governance¨ yang berarti penyelenggaraan

pemerintahan negara yang melibatkan negara dan sektor non-pemerintah dalam

suatu usaha kolektif untuk memenuhi kepentingan seluruh masyarakat. Prinsip-

prinsip governance yang baik adalah adanya partisipasi masyarakat, supremasi

hukum, transparansi, ketanggapan, orientasi pada konsensus, kesetaraan serta

efektivitas dan efisiensi.

Berdasarkan TAP MPR No. XI/MPR/1998, diterbitkan UU No. 28/1999

tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN yang

menetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yaitu kepastian hukum,

tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,

proporsionalitas dan akuntabilitas. Selain itu juga dibentuk Komisi Pemeriksa

Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) yang bertugas untuk memeriksa

kekayaan yang dimiliki oleh aparatur penyelenggara Negara melalui mekanisme

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Setelah

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, KPKPN dibubarkan

dan menjadi bagian dari bidang pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK).

Untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah telah dibentuk Inpres

No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Sistem Pemerintah, yaitu perwujudan

kewajiban

suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-

Page 12: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung

jawaban secara periodik.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Setiap aspek dalam penyelenggaraan dan pemerintahan Negara diatur

berdasarkan peraturan perundang-undangan dimana tercantum dalam TAP No.

IV/MPR/2000 sesuai hirarki sebagai berikut:

1) Undang-Undang Dasar 1945

2) TAP MPR

3) Undang-Undang

4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

5) Peraturan Pemerintah

6) Keputusan Presiden

7) Peraturan Daerah

Peraturan perundang-undangan dengan hirarki yang lebih rendah tidak

boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang secara hirarki

lebih tinggi.

Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional. Tata cara pengajuan

Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah serta teknik

penyusunannya diatur dalam Keppres No. 184/1998 dan No. 44/1999.

C. Lembaga-lembaga Pemerintahan

Sebagai bagian dari aparatur negara, aparatur pemerintah menjalankan

fungsi: melayani masyarakat, mengayomi masyarakat, memberdayakan

masyarakat, serta melaksanakan tugas umum pemerintahan dan tugas

pembangunan. Aparatur pemerintah di tingkat pusat maupun daerah terdiri atas

aparatur pemerintahan dan aparatur perekonomian negara/daerah. Aparatur

pusat melaksanakan kewenangan-kewenangan pemerintah pusat, sedangkan

aparatur daerah melaksanakan kewenangan- kewenagnan daerah otonom,

sebagaimana kini ditetapkan berdasarkan UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000.

Page 13: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Aparatur atau lembaga penyelenggara pemerintahan tingkat pusat terdiri

atas departemen, menko, meneg, menmud, LPND, kesekretariatan lembaga

negara, kejaksaan agung, perwakilan di luar negeri dan badan ekstra struktural

serta instansi vertikal di daerah. Di tingkat daerah, propinsi dan kabupaten/kota,

terdiri dari secretariat daerah, dinas, unit pelaksana khusus dinas, cabang dinas,

lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Desa bukan aparatur

pemerintahan, tetapi kesatuan masyarakat hukum yang mewakili kewenangan

untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat. Aparatur perekonomian negara

atau BUMN terdiri atas perjan, perum dan persero. Aparatur perekonomian

daerah atau BUMD terdiri atas perumda dan perseroda.

D. Proses Manajemen Pemerintahan

Proses manajemen penyelenggaraan pemerintahan negara dipedomani

dengan ditetapkannya GBHN oleh MPR sesuai UUD 1945, setiap 5 tahun.

Berdasarkan TAP No. IV/MPR/1999, pelaksanaan GBHN dituangkan dalam

Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang memuat uraian kebijaksanaan

secara rinci dan teratur yang ditetapkan oleh Presiden bersama DPR. Propenas

dirinci ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat

APBN. Untuk pelaksanaan rencana tersebut diadakan pengoperasian aparatur

pemerintah.

Penyelenggara pemerintahan negara memerlukan koordinasi, yang sudah

harus dimulai sejak perumusan kebijaksanaan dan rencana. Ada dua jenis

koordinasi, hirarkis (vertikal) dan fungsional. Koordinasi fungsional dapat

bersifat horisontal, diagonal dan teritorial. Koordinasi tidak identik dengan

hubungan kerja. Dalam koordinasi terdapat hubungan kerja, tetapi hubungan

kerja tidak selalu merupakan Koordinasi.

Page 14: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

2.3 MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA

A. Pokok-pokok Kepegawaian

Administrasi Kepegawaian Negara adalah proses dan prosedur tertentu

dari manajemen kepegawaian negara yang secara garis besar meliputi kegiatan

penerimaan pegawai, penempatan, penggajian, promosi, penilaian kinerja, dan

pemberhentian Pegawai Negeri.

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah

memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang,

diserahi tugas dalam suatu jabatan atau tugas Negara lainnya, dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri

berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai

Negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, dan Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

· Hak Pegawai Negeri :

1) Memperoleh gaji yang adil dan layak

2) Memperoleh cuti

· Kewajiban Pegawai Negeri :

1) Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan pemerintah

2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI

3) Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku

4) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan

penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab

5) Menyimpan rahasia jabatan

B. Sistem Rekruitmen Pegawai Negeri Sipil

· Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan :

a. Jenis pekerjaan

b. Sifat pekerjaan

Page 15: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

c. Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka

waktu tertentu

d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan

e. Peralatan yang tersedia.

· Dalam pengumuman pengadaan PNS dicantumkan :

a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong

b. Syarat jabatan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar

c. Alamat dan tempat lamaran ditujukan

d. Batas waktu pengajuan lamaran

e. Lain-lain yang dipandang perlu

C. Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil

Sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil merupakan gabungan antara dua

sistem, yaitu :

· Sistem skala tunggal

Ø sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang

berpangkat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan

yang dilakukan dengan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam

melaksanakan pekerjaan itu.

· Sistem skala ganda

Ø sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji didasarkan pada pangkat

dan sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan berat

tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Bagi PNS yang belum menduduki jabatan struktural atau fungsional

berlaku sistem skala tunggal. Bagi yang sudah menduduki jabatan struktural

atau fungsional berlaku sistem skala ganda.

Page 16: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

2.4 ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH

Etika secara umum diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku

seseorang atau suatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat

diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pengertian moralitas mengacu kepada nilai-nilai normatif yang menjadi

keyakinan dalam diri seseorang atau suatu badan/lembaga/organisasi yang menjadi

faktor pendorong untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Etika secara konseptual merupakan bagian dari disiplin ilmu filsafat yang

berfokus pada nilai-nilai yang diyakini dan dianut oleh manusia beserta

pembenarannya, termasuk nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur

tingkah laku manusia. Istilah etika cenderung dipandang sebagai suatu sistem nilai

apa yang baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Dalam implementasinya,

penggunaan istilah etika banyak dikembangkan dalam suatu sistem organisasi

sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur profesionalisme seseorang.

A. Etika Organisasi Pemerintah

Etika dalam lingkup organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang

diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara

keseluruhan akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan tujuan

maupun filosofi organisasi.

Dalam model organisasi ideal (birokrasi menurut Max Weber) setiap

anggota organisasi dibatasi oleh norma-norma yang mengatur hubungan baik

antar anggota organisasi maupun dengan pihak luar organisasi. Etika dalam

birokrasi model Weber adalah bekerja dengan keahlian dan spesialisasi dan

karenanya pola promosi didasarkan pada kompetensi dan merit, patuh dan taat

terhadap perintah atasan dalam jalur hierarki, bekerja sesuai aturan dan prosedur

kerja yang baku, mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan

pribadi, pola interaksi antar anggota maupun dengan pihak luar bersifat

impersonal.

Page 17: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Seiring perkembangan kedewasaan sosio-politik masyarakat, etika dalam

pemerintahan mengarah kepada kepemerintahan yang baik. Berdasarkan

komitmen untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas

KKN, di Indonesia berlaku norma umum penyelenggara negara berdasarkan

asas-asas kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum,

keterbukaan, proporsionalitas, profesionalisme, dan akuntabilitas.

Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980, terdapat aturan mengenai disiplin

PNS yang harus dipatuhi sebagai norma sikap dan perilaku, terdiri dari 26 butir

kewajiban dan 18 butir larangan, yang terangkum dalam Kode Etik Korpri

(Panca Prasetya Korpri).

Globalisasi etika pemerintahan terutama diarahkan kepada upaya-upaya

untuk memerangi KKN. Resolusi PBB mengenai “Kode Etik Internasional

dalam Memerangi Korupsi” antara lain memuat ketentuan bahwa: Para pejabat

publik tidak boleh menggunakan kewenangannya untuk memperbaiki

kepentingan keuangan/kekayaan pribadi dan keluarganya.

B. Meningkatkan Standar Etika Organisasi Pemerintah

Menghadapi masyarakat yang beragam, dinamis, dengan berbagai

permasalahan yang kompleks, sistem birokrasi pemerintahan tidak lagi dapat

mempertahankan karakteristiknya yang birokratis, kaku, lamban, kurang

responsif, berorientasi pada status-quo, serta korup. Aparatur pemerintah harus

lebih mampu mengakomodasi perkembangan tuntutan aspirasi dan partisipasi

masyarakat modern yang dinamis, kompleks, dan beragam itu. Maka upaya

meningkatkan standar etika pemerintahan menjadi sangat penting dan strategis.

Meningkatkan standar etika organisasi pemerintah adalah meningkatkan

kualitas perwujudan atau pemenuhan batasan-batasan nilai atau norma sikap dan

perilaku dalam kebijakan dan tindakan aparatur pemerintah yang dapat

memuaskan dan membangun kepercayaan masyarakat. Tanpa kepercayaan

masyarakat, pemerintah mana pun tidak akan mampu menjalankan

pemerintahan secara efektif dan efisien. Penyusunan standar etika organisasi

Page 18: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

pemerintahan dilakukan dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat melalui

serangkaian proses komunikasi interaktif; mencakup nilai-nilai yang diinginkan

pemerintah serta harapan masyarakat mengenai pola sikap dan perilaku PNS,

pejabat pemerintah dan organisasi pemerintahan dalam melayani masyarakat.

Pengawasan terhadap pelaksanaan etika pemerintahan dapat dilakukan

oleh lembaga-lembaga pemerintahan yang berwenang, lembaga-lembaga semi-

pemerintah atau non-pemerintah, dan individu masyarakat. Lembaga-lembaga

peradilan terhadap pelanggaran etika publik seperti PTUN dan Badan

Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) dikembangkan

keberfungsiannya. Lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi Negara ditingkatkan

keefektifannya dalam mengawasi jalannya pemerintahan oleh eksekutif,

termasuk lembaga-lembaga legislatif daerah dalam mengawasi jalannya

lembaga eksekutif di daerah-daerah.

Komitmen nasional untuk meningkatkan standar etika organisasi

pemerintahan tercermin dalam GBHN 1999-2004 yang mencakup komitmen

untuk membersihkan aparatur negara dari praktik-praktik KKN, meningkatkan

kualitas, kesejahteraan, keprofesionalan aparatur penyelenggara negara, sistem

karier berdasarkan prestasi, meningkatkan pemeriksaan kekayaan pejabat,

meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas publik aparatur pemerintahan,

meningkatkan kesejahteraan PN dan TNI maupun Kepolisian Negara RI, dan

memantapkan netralitas politik pegawai negeri dengan tetap menghargai hak-

hak politiknya.

2.5 PELAYANAN PRIMA

A. Pengertian dan Prinsip Pelayanan Prima

Pelayanan diartikan sebagai usaha untuk membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Standar pelayanan adalah ukuran

yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Pelayanan

terkait dengan produk yang berupa barang atau jasa.

Page 19: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Pelayanan juga terkait dengan pelanggan. Terdapat 2 (dua) jenis

pelanggan, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal

merupakan orang yang terkena dampak berasal dari instansi yang sama dengan

pembuat produk itu sendiri. Sedangkan pelanggan eksternal adalah orang yang

terkena dampak produk tersebut berasal dari luar instansi.

Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima perlu memperhatikan prinsip-

prinsip pelayanan prima, yaitu : cara-cara menciptakan dan meningkatkan citra

positif di mata pelanggan.

B. Wujud Pelayanan Prima

Untuk memahami wujud pelayanan prima, perlu diketahui tentang

pengertian mutu pelayanan prima, yang meliputi perubahan paradigma

pelayanan, pelayanan mengacu pada kepuasan pelanggan dan dimensi pelayanan

prima. Juga perlu mengetahui mutu pelayanan prima yang meliputi konsep

mendahulukan kepentingan pelanggan dan pelayanan dengan sepenuh hati.

C. Indikator Pelayanan Prima

Kesuksesan dalam pelayanan prima memerlukan pendekatan yang

terintegrasi antara top, middle, dan lower management sehingga dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat berpedoman pada prinsip:

· Kesederhanaan

· kejelasan dan kepastian

· keamanan

· keterbukaan

· efisien

· ekonomis

· keadilan yang merata

· ketepatan waktu

Page 20: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

D. Masyarakat Sebagai Pelanggan

Kemitraan dengan masyarakat sebagai pelanggan memerlukan kualitas

yang meyakinkan bahwa keinginannya akan terpenuhi melalui jasa pelayanan

yang diterima. Dalam semangat kemitraan dengan masyarakat maupun rekan

kerja, memerlukan lebih banyak komitmen yang lengkap dan lebih mendalam,

dengan persyaratan yang mengharuskan dilakukannya pekerjaan lebih banyak

daripada sekedar hubungan pelanggan yang bersifat sementara. Kemitraan

pelanggan lebih banyak memberikan imbalan secara ekonomi, tetapi juga lebih

bisa mengurangi kesalahan serta menghasilkan lebih banyak imbalan mendasar

yang lebih besar daripada hubungan antara pemberi pelayanan dan pelanggan.

2.6 BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

Budaya kerja adalah kebiasaan yang dapat menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat, sikap hidup yang didasari oleh nilai atau keyakinan yang telah menjadi

sifat/kebiasaan yang membudaya dalam perikehidupan suatu masyarakat yang

tercermin dalam perilaku, tindakan sewaktu bekerja. Budaya kerja merupakan

gairah kerja yang selalu menginginkan perbaikan.

Budaya kerja aparatur pemerintah adalah tata cara pengelolaan administrasi

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang mencakup: perencanaan;

pengembangan; produksi suatu hasil; pelayanan suatu produk secara berkualitas.

Kondisi penyelenggaraan negara model lama adalah KKN, menimbulkan

krisis ekonomi, politik, sosbud, kepercayaan, yang dapat merusak sendi kehidupan

berbangsa, bermasyarakat, bernegara. Kondisi sekarang adalah globalisasi, pasar

bebas, persaingan, informatika, yang memunculkan tuntutan demokratisasi,

supremasi hukum, HAM, akuntabilitas, keterbukaan, pemberdayaan masyarakat.

Sikap yang harus dimunculkan PNS: profesionalisme, bertanggung jawab, bersih,

berwibawa dan samapta.

Tujuan Budaya Kerja :

Page 21: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1) Menciptakan sumberdaya aparatur yang memiliki sifat tangguh, cerdas, terampil,

jujur, adil, komunikatif, mandiri, kerja keras, setia kawan, hemat, produktif,

disiplin, rasa malu, tanggung jawab

2) Menciptakan budaya kualitas: input, proses pelaksanaan, hasil/output

3) Meningkatkan kualitas pelayanan umum

Manfaat Budaya Kerja :

1) Merubah sikap dan perilaku sumber daya aparatur

2) Menjamin produk yang lebih baik

3) Membuka jaringan komunikasi

4) Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien

5) Menciptakan hubungan yang kondusif (keterbukaan, kebersamaan, gotong

royong, kekeluargaan)

6) Menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki

7) Cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dan pembaharuan

8) Kepuasan kerja meningkat

9) Terciptanya semangat ”learning organization”

2.7 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN

A. Pengertian dan Pelaksanaan Perkantoran Modern

Setiap orang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai

tujuan tersebut, organisasi melakukan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan.

Kegiatan-kegiatan organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar,

yaitu kegiatan pokok dan kegiatan penunjang.

Kegiatan pokok sering disebut kegiatan substansif, dan kegiatan penunjang

disebut kegiatan fasilitatif. Kegiatan pokok adalah kegiatan yang secara

langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena secara langsung mengenai

tujuan organisasi, maka kegiatan pokok organisasi yang satu akan berbeda

dengan dengan kegiatan pokok organisasi yang lain kalau memang kedua

organisasi itu mempunyai tujuan yang berbeda.

Page 22: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Kegiatan penunjang untuk organisasi dengan tujuan apapun dapat

dikatakan seragam. Salah satu kegiatan penunjang ini adalah kegiatan

penanganan data/informasi. Kegiatan penanganan data/informasi disebut

kegiatan perkantoran.

Pengertian manajemen perkantoran beraneka ragam. Namun pengertian

apapun yang diberikan, pengertian manajemen perkantoran dapat dirumuskan

sebagai rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta

pengawasan dan pengendalian pekerjaan perkantoran. Secara substansional jelas

yang di “manage” adalah seluruh unsur perkantoran, termasuk keuangan, sistem,

prosedur dan metodenya serta informasi yang berkaitan.

Pengertian perkantoran modern dapat ditengarai adanya bangunan dan tata

ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang

tepat, para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional

memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman.

B. Teknik-teknik Korespondensi

Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari

saling memberikan informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.

Pemberian informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak dapat

berhadap-hadapan dengan penerima informasi. Kegiatan tersebut disebut

korespondensi dan berkomunikasi dengan surat.

Adapun tujuan umum surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah

mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan.

Jadi surat sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Oleh karena itu, penulis surat harus memenuhi syarat, baik dalam

teknik penulisan, maupun dalam langkah-langkah dalam menulis surat. Dalam

menulis surat terdapat berbagai macam pilihan format, style, gaya. Dalam

menulis surat jangan lupa menggunakan bahasa yang benar baik dalam

menyusun kalimat, paragraf dan penggunaan tanda-tanda baca.

Page 23: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

C. Teknik Mengarsip Surat (Filing)

Filing merupakan suatu tempat penyimpanan arsip dengan aman, dapat

dianggap sebagai “pusat ingatan organisasi”. Arsip disimpan karena mempunyai

tujuan yaitu menyelamatkan bahan pertanggungjawaban nasional tentang

perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan.

Arsip mempunyai siklus hidup yaitu sejak penciptaan, pemanfaatan,

penyimpanan, pemindahan dan yang terakhir adalah pemusnahan arsip. Dalam

penyimpanan dapat dibedakan berbagai macam sistem penyimpanan yaitu

sistem alpabetis, subjek, nomor, geografis, dan sistem kronologis. Agar arsip

disimpan dapat ditemukan dengan cepat, tepat, lengkap dan akurat, arsip

disimpan dengan menggunakan peralatan yang memadai, yaitu filing kabinet,

sekat penunjuk, dan folder serta melalui tahap-tahap atau prosedur filing.

Penyusutan adalah suatu upaya untuk mengurangi jumlah atau volume arsip

dengan cara pemindahan, penyerahan dan pemusnahan arsip yang sudah

melampaui jadwal retensi arsip.

D. Tata Cara Kerjasama

Suatu keharusan bagi setiap pegawai kantor untuk dapat bekerja sama

dengan pegawai-pegawai lain, karena tidak semua pekerjaan yang menjadi

bagian dari dan tanggung jawabnya dapat dikerjakan sendiri.

Untuk bekerja sama perlu komunikasi. Komunikasi ialah menghasilkan,

mengalihkan dan menerima pesan-pesan antar orang atau antar kelompok

dengan berbagai alasan/tujuan. Kemampuan berkomunikasi menunjukkan

keberhasilan seseorang dalam mengirimkan pesan secara jelas, manusiawi dan

efisien. Ada lima unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media, penerima

dan umpan balik.

Kerja sama (kolaborasi) suatu proses yang didasarkan suatu prinsip kerja

sama yang menghasilkan kepercayaan, integritas dan terobosan melalui

pencapaian konsensus, kepemilikan dan keterpaduan dalam semua aspek

Page 24: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

organisasi. Oleh karena itu kerja sama (kolaborasi) harus terus dikembangkan,

tanpa menghilangkan adanya kompetisi antar pribadi maupun kelompok.

E. Tata Cara Pembuatan Laporan

Laporan adalah salah satu alat resmi untuk menyampaikan informasi yang

isinya memberikan gambaran tentang apa, dimana, bilamana, mengapa dan

siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. Dengan

demikian laporan perlu mempunyai syarat-syarat benar dan obyektif, jelas dan

cermat, langsung mengenai persoalan, tegas dan konsisten, tepat waktu, dan

tepat penerimanya.

Agar laporan yang disampaikan kepada atasan dapat digunakan sesuai

dengan kegunaannya, laporan harus disusun secara tepat. Penyusunan secara

tepat jika laporan tersebut disusun melalui langkah-langkah yang tepat pula,

yaitu pertama-tama menentukan perihal (subjek), mengumpulkan data dan fakta,

mengklasifikasikan data, mengevasuali, mengolah, menganalisis dan

menginterpretasikan data, dan membuat kerangka laporan. Kerangka mencakup

pendahuluan, batang tubuh, dan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Untuk melengkapi laporan perlu diikuti dengan lampiran. Hal yang tidak boleh

dilupakan dalam pembuatan laporan ialah ukuran kertas, cara pengetikan, yang

mencakup tata letak bagian-bagian laporan, dan penomoran.

2.8 MEMBANGUN KERJASAMA TIM (TEAM BUILDING)

A. Strategi Kerjasama dalam Kelompok

Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara Tim,

samakah tim dengan kelompok? Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang jelas antara Tim dengan kelompok. Kelompok adalah

sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam

mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan Tim adalah

kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki

tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan yang

Page 25: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

lain, dan bekerjasama dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan

apabila terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan

Win-win Solutions.

Ada kecenderungan setiap individu lebih senang bekerja dalam Tim yang

efektif, mengingat lebih banyak manfaatnya daripada kelemahannya. Beberapa

manfaat bekerja secara Tim antara lain adalah sebagai berikut:

· Tujuan dan sasaran individu dan tim akan tercapai secara maksimal

· Terciptanya rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila terjadi

perbedaan perbedaan diselesaikan secara terbuka dengan prinsip Win-win

Solutions

· Masing-masing anggota mau berbagi

· Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif

· Pembagian tugas musyawarah dengan asas profesionalisme

· Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas mengutarakan

pendapatnya

B. Menerapkan Kerjasama dalam Membangun Tim Dinamis

Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah tim yang

dinamis perlu mengacu pada pengertian tim dinamis. Tim Dinamis adalah Tim

yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal

untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang penuh percaya diri, tim yang saling

tergantung satu sama lain.

Adapun unsur-unsur tim yang dinamis antara lain adalah menyatakan

secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, memfokuskan pada

hasil, memperjelas peran dan tanggungjawab, diorganisir secara baik, dibangun

diatas kekuatan individu, saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain,

mengembangkan iklim tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi

secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi

evektifitasnya sendiri.

Page 26: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Untuk mencapai tim yang dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan

tim dan perlunya membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan

kebanggaan Tim.

C. Pemecahan Masalah Secara Win-Win Solutions

Konflik terjadi pada setiap individu dan sulit dihindarkan. Penanganan

konflik secara dini akan membantu tim dalam meningkatkan kinerjanya. Konflik

selalu melibatkan dua orang atau lebih yang terjadi apabila salah satu pihak

merasa kepentingannya dihalang-halangi. Sumber-sumber konflik antara lain

adalah:

1) Menghalang-halangi sasaran perorangan

2) Kehilangan status

3) Perbedaan sudut pandang

4) Kehilangan Otonomi atau kekuasaan

5) Kehilangan sumber-sumber apabila sumber yang langka

6) Ketidakadilan

7) Mengancam nilai-nilai dan lain sebagainya

2.9 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

A. Pengertian, Peranan, Fungsi dan Macam Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai menembakkan informasi kepada suatu

sasaran yang barangkali saja tepat mengenai sasaran. Akan tetapi menembakkan

atau mengirimkan informasi bukan berarti komunikasi. Seringkali komunikasi

antara dua orang atau lebih tidak berjalan dengan baik, karena mereka dapat saja

menggunakan satu istilah/kata yang sama tetapi mempunyai arti yang berbeda,

atau menggunakan kata yang berbeda tetapi mempunyai arti yang sama.

Terdapat empat unsur komunikasi:

1) Komunikator (pengirim pesan/sender)

2) Media (channel/saluran)

3) Komunikan (penerima pesan/reciever)

Page 27: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

4) Message/pesan

Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan (noise), yang

disebabkan berita yang disampaikan tidak jelas, dan penerima berita

mengartikan tidak secara menyeluruh, atau gangguan cuaca yang mempengaruhi

media komunikasi.

B. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh

komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Kemudian penerima

pesan menyampaikan kembali bahwa pesan telah diterima dengan baik dan

benar. Artinya ada komunikasi dua arah atau komunikasi yang timbal balik.

Kenyataannya komunikasi efektif 55% ditentukan dari bahasa tubuh,

postur, kontak mata, 38% ditentukan dari nada suara dan hanya 7% saja

ditentukan oleh kata-kata.

C. Peranan Bahasa dalam Komunikasi

Dalam komunikasi bahasa mempunyai peran yang sangat penting. Di

dalam bahasa, ada kata kata denotasi/harafiah, dan ada kata-kata konotasi, dan

dengan menggunakan logat bahasa tertentu dapat menimbulkan perbedaan

pengertian. Bahasa dibedakan dalam dua pengertian yaitu bahasa dalam arti luas

dan arti sempit.

Fungsi bicara dalam arti kehidupan manusia adalah sebagai alat

melahirkan berbagai macam perasaan dan sebagai alat komunikasi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kelancaran dan kelainan dalam komunikasi yaitu

pengetahuan, pengalaman, intelegensia, kepribadian, biologis.

D. Prinsip dan Teknik Berkomunikasi yang Efektif

Dalam berbicara yang baik harus memperhatikan prinsip dan teknik

komunikasi. Prinsip secara harafiah mempunyai arti pokok/dasar, keyakinan,

Page 28: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

sendi sendi yang mempunyai asas atau kebenaran yang menjadi dasar berpikir,

bertindak dan berbuat. Sedangkan teknik adalah kepandaian, pengetahuan

membuat/melakukan sesuatu berkenaan dengan seni. Teknik disebut juga

metode, daya upaya dan kemahiran yang terjadi karena pikiran yang lebih luas,

dan perasaan yang lebih tajam.

Trik-trik dalam berbicara yaitu dengan menarik napas dalam-dalam, dan

mengatur volume suara. Ketrampilan dalam berbicara merupakan kemampuan

mengekspresikan pembicaraan dalam bahasa kata-kata. Yang semuanya

tergantung pada pengalaman, pengetahuan, panjang dan pendeknya

pembicaraan, isi pembicaraan.

Ketrampilan bicara biasanya diikuti dengan gaya bicara. Ada beberapa

gaya bicara yang biasanya mengikuti kegiatan bicara itu sendiri yaitu:

1) Gaya berbicara dengan menghubungkan suara dengan kata-kata atau

disebut gaya bahasa yang meliputi Asidenton, Polisidenton, Klimaks,

antiklimaks, dan Hiperbola

2) Gaya berbicara dengan gerak muka (mimik)

3) Gaya berbicara dengan gerak badan (panto mimik)

4) Gaya berbicara dengan gerak gerik

Hal-hal menarik lainnya yang mempengaruhi berbicara ialah: pakaian,

pandangan mata, air muka, sikap badan, suara, senyum, berjabat tangan,

berpikir, bertindak dan selalu terlihat senang dan sukses, ingat nama, tunjukkan

daya tarik yang tulus terhadap orang yang dihormati.

E. Komunikasi yang Efektif dan Hubungan yang Sehat

Komunikasi mencakup hampir setiap interaksi diantara seorang dengan

orang lain. Oleh karena itu antara komunikasi dengan hubungan adalah dua hal

yang tidak dapat dipisahkan. Artinya antara seorang dengan orang lainnya tidak

dapat berhubungan tanpa melakukan komunikasi. Komunikasi yang diucapkan

atau tidak diucapkan bisa jelas, samar-samar, terbuka atau terkontrol.

Page 29: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Komunikasi efektif dan hubungan yang sehat, tergantung dari tiga macam

perilaku komunikasi yang dapat dibedakan menjadi: komunikasi formal,

komunikasi informal dan komunikasi nonformal.

2.10 WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KERANGKA NKRI

A. Konsep dan Pengertian Negara dan Bangsa

Secara konseptual, negara terbentuk karena adanya perjanjian atau

kesepakatan diantara kelompok-kelompok manusia dalam suatu wilayah atau

daerah tertentu untuk mewujudkan kepentingan atau tujuan bersama tanpa

membedakan ras/suku, bahasa, agama, adat-istiadat, budaya dan kepentingan

politik kelompok yang bersangkutan. Unsur-unsur pembentuk negara, yaitu :

1) Rakyat yang bersatu sebagai satu bangsa

2) Daerah atau wilayah yang jelas batas batasnya

3) Pemerintah yang berdaulat dengan tujuan tertentu dan secara formal

mendapat pengakuan dari negara lain dalam rangka memenuhi tata aturan

pergaulan internasional

Bangsa adalah rakyat yang bersepakat untuk bersatu dengan tekad untuk

membangun masa depan bersama dengan cara membentuk negara yang akan

mengatur dan mengurus kepentingan bersama secara adil. Bangsa Indonesia

adalah rakyat Indonesia yang secara sosio-politis telah mempunyai kesatuan

tekad sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mendirikan negara

kesatuan RI dan telah mendapat pengakuan internasional.

B. Wawasan Kebangsaan dan Integrasi Nasional

Membangun karakter bangsa merupakan suatu proses untuk membina,

memperbaiki dan membentuk tabiat, watak insan manusia sehingga

menunjukkan perbuatan, perilaku yang baik dan positif dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 30: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Ciri-ciri karakter bangsa yang diharapkan antara lain: adanya saling

menghargai dan menghormati, rasa kebersamaan dan tolong menolong, rasa

persatuan dan kesatuan dan moral dan ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai

agama. Untuk memelihara kelangsungan karakter bangsa yang diharapkan,

faktor-faktor yang senantiasa perlu diperhatikan antara lain : idiologi, politik,

ekonomi sosial budaya, agama, dan kepemimpinan.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur dari suatu bangsa, tidak dapat

dilepaskan dari berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. Oleh

karena itu, setiap bangsa dituntut harus mempunyai kemampuan, kekuatan,

ketangguhan dan keuletan untuk mengatasinya sehingga bangsa tersebut

senantiasa tetap tahan dan kuat untuk menghadapinya dan dengan demikian

bangsa tersebut dapat mempertahankan kehidupan dan kelangsungan cita-

citanya. Ketahanan Nasional dimaksud, pada hakekatnya meliputi: bidang

idiologi, politik, ekonomi, social budaya, dan Hankam.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan dimaksudkan

untuk menggambarkan daya pendorong, pelawan dan pendobrak yang mampu

membawa bangsa ini untuk membebaskan dirinya dan penjajc;than dan bebas

merdeka. Berkat pengalaman sejarah perjuangan bangsa dalam mengusir

penjajah dan mengemban amanat penderitaan rakyat akhirnya mampu melandasi

timbulnya semangat untuk menjadi bangsa yang bersatu, mempunyai semangat

pengabdian, pengorbanan, sikap perkasa, gagah berani, rela berkorban karena

ada kesadaran dan rasa tanggung jawab membela kebenaran, keadilan dan

kejujuran demi kebaktian terhadap nusa dan bangsa yang tercinta.

Dengan daya saing yang berlandaskan wawasan kebangsaan yang mantap,

kita harus mampu menyerap berbagai pengaruh positif dari luar untuk

memantapkan dan meningkatkan kekuatan nasional, dan menangkal pengaruh

negatif yang dapat merusak nilai-nilai kejuangan, daya saing nasional dan watak

bangsa Indonesia.

Pemberdayaan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor penting dalam

menciptakan daerah yang mandiri melalui kebijakan desentralisasi. Sementara

Page 31: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

itu daya saing merupakan elemen kunci lain dalam pemberdayaan daerah di era

persaingan bebas sekarang ini. Dengan demikian keberhasilan dalam

menciptakan daya saing itu sendiri merupakan faktor penting dalam mendorong

keberhasilan otonomi daerah. Dalam konteks global, daya saing lokal dan

regional harus saling "komplementer" mampu mendukung daya saing nasional

untuk berkompetisi dalam kancah persaingan internasional (Martani, 2000).

Untuk menampilkan daya saing nasional yang bertumpu pada kemampuan

dan keunggulan masing-masing daerah, maka dalam proses menghasilkan

produk unggulan harus dikembangkan kerja sama antar daerah. Misalnya antar

daerah Kabupaten dalam satu wilayah Propinsi bahkan antar Propinsi, sehingga

terjadi hubungan yang bersifat sinergi yang makin mempererat daya rekat

persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Nilai-nilai Kejuangan, Daya Saing Nasional dan Character Building

Wawasan kebangsaan senantiasa dibina dan dipelihara sehingga tetap

terpelihara persatuan dan kesatuan, kebersamaan, saling menghargai serta

merasa tidak ada perasaan ingin menang sendiri, ingin menonjolkan diri dan lain

sebagainya.

Wawasan kebangsaan harus ditempuh melalui rekayasa sosial dan jangan

dibiarkan menentukan arahnya sendiri, ditumbuhkembangkan dari nilai- nilai

moralitas Pancasila yang diaktualisasikan dengan perkembangan zaman. Proses

ke arah ini dilaksanakan melalui pembangunan nasional yang berciri konsepsi

wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosbud dan hankam

untuk memperkuat ketahanan nasional.

2.11 KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

Tuntutan penerapan kepemerintahan yang baik (good governance) dimulai

dengan adanya Reformasi pada tahun 1998. Hal ini merupakan reaksi dari keadaan

pemerintah pada era Orde Baru dengan berbagai permasalahan yang terutama

meliputi pemusatan kekuasaan pada Presiden, baik akibat konstitusi (UUD 45)

Page 32: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

maupun tidak berfungsi dengan baik lembaga teringgi dan tinggi negara lainnya,

serta tersumbatnya saluran partisipasi masyarakat dalam memberikan kontrol sosial.

Hubungan antara good governance dan pembangunan berkelanjutan dapat dilihat

dari sudut kelembagaan dan dari sudut sikap sumberdaya manusianya. Terdapat tiga

unsur terlaksananya good governace :

a. Pemerintah

Sebagai mediator yang menjembatani aspirasi masyarakat dengan sektor swasta

terkait dengan public goods dan pembuatan peraturan.

b. Sektor Swasta

Sebagai penyedia barang dan jasa, serta menyediakan lapangan kerja bagi

masyarakat.

c. Masyarakat

Berpartisipasi aktif dalam memberikan perspektif / masukan dalam setiap

pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan serta berfungsi sebagai kontrol

sosial dalam pelaksanaannya.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-

prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur

kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam

pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga

perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.

b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa

pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi

manusia.

c. Transparasi: Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu

dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia

harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

d. Peduli dan stakeholder : lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus

berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.

Page 33: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

e. Berorientas pada konsensus: menjembatani kepentingan-kepentingan yang

berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh.

f. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau

mempertahankan kesejahteraan mereka.

g. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga

membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

h. Akuntabilitas: pemerintah bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun

kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

i. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan

jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik.

2.12 PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Korupsi adalah tindakan penyelewengan atau penggelapan uang negara /

perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang

lain (Kamus Hukum, 2002).

Ciri-ciri korupsi antara lain terdiri dari :

1. dilakukan lebih dari satu orang

2. merahasiakan motif, ada keuntungan yang ingin diraih

3. berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan tertentu

4. berlindung dibalik pembenaran hokum

5. melanggar kaidah kejujuran dan norma hokum

6. mengkhianati kejujuran

Korupsi di Indonesia sudah menjadi fenomena yang sangat mencemaskan,

karena telah semakin meluas dan merambah pada lembaga eksekutif, legislatif dan

yudikatif. Kondisi tersebut telah menjadi salah satu faktor penghambat utama dalam

pelaksanaan pembangunan di Indonesia.

Kebiasaan korupsi muncul dan dianggap lumrah oleh masyarakat pada saat

pemberian hadiah kepada pejabat/penguasa pegawai dan keluarganya sebagai

Page 34: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

imbalan jasa pelayanan sebagai adat ketimuran. Perilaku ini berlangsung secara

terus menerus dan menjadi "budaya", hal ini disebabkan kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap korupsi. Apabila tidak ada perbaikan yang berarti, maka

kondisi tersebut akan sangat membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa.

Pemerintah Indonesia telah menempatkan pemberantasan korupsi sebagai

salah satu prioritas dalam kebijakan nasional dan berkomitmen untuk secara

berkesinambungan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan bebas dari

KKN, walaupun hasil nyata belum bisa kita rasakan karena korupsi sudah

membudaya, berakar dan menjadi bahaya laten dalam tata pemerintahan kita.

2.13 POLA PIKIR

Dengan diberikannya materi pola pikir, CPNS yang baru memasuki

lingkungan PNS diharapkan mampu membentuk pola pikir positif dengan

mengubah imej PNS yang cenderung negatif menjadi imej yang lebih positif.

Jenis-jenis pola pikir :

1. Perfeksionis

Menilai dirinya begitu tajam sehingga sekilas pribadinya tidak berani mencoba

sesuatu yang tidak dikuasai dengan sangat sempurna.

2. Obsesif

Mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan sehingga menteror diri

sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari dirinya sendiri.

3. Pesimis

Tidak mampu melihat keberhasilan yang diraih karena dirinya memilih untuk

hanya selalu berfokus pada kegagalan.

4. Ketergantungan pada orang lain

Merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina.

5. Birokrat/Dogmatik

Memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa yang paling tahu

segalanya.

6. Optimis

Page 35: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.

7. Realistis

Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa

menggunakan emosi.

8. Taoisme

Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat dan

sesuatu yang kelihatannya baik mungkin dapat mencelakakan.

Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah sehingga kita dapat

bekerja dengan lebih baik, mandiri dan dapat mengekspresikan diri.

2.14 PROGRAM KO-KURIKULER

A. Ceramah Kesehatan Mental

Kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 didefinisikan sebagai suatu

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

B. Latihan Kesegaran Jasmani

Pembinaan kesegaran jasmani sangat bermanfaat bagi CPNS guna

menunjang kegiatan proses belajar mengajar selama mengikuti pelatihan, serta

kelak dapat meningkatkan produktivitas kerja yang prima saat telah menjadi

PNS.

Pembinaan mental fisik dan disiplin dilakukan secara terus menerus selama

mengikuti diklat ini, dengan semua kegiatan dilakukan secara tertib yakni tertib

di ruang kelas, tertib di ruang tidur, tertib di ruang makan, tertib di lapangan,

tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tepat waktu) dan kegiatan-kegiatan

lain yang tertib dan teratur. Suatu kehidupan yang serba tertib akan melahirkan

suatu disiplin yang prima. Tujuan dari pembelajaran ini adalah :

· Dapat mengetahui komponen kesegaran jasmani serta memelihara

dan meningkatkan kesegaran jasmaninya

Page 36: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

· Menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menciptakan dan

melaksanakan pola hidup sehat

C. Peraturan Baris-Berbaris (PBB)

Salah satu bagian dari pembinaan mental, fisik dan disiplin adalah adalah

pelajaran baris-berbaris. Pelajaran baris-berbaris bukanlah mengarahkan peserta

menjadi TNI atau militer tetapi untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar

dapat menunjang pelayanan yang prima pula. PBB tujuannya antara lain adalah

membentuk sikap, disiplin, membina kebersamaan dan kesetiakawanan.

· Gerakan di Tempat

Ø Gerakan-gerakan di tempat yang umum dilakukan adalah menyiapkan

barisan (sikap sempurna), lencang kanan, lencang depan, berhitung, hadap

kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, balik kanan dan mengistirahatkan

barisan. Sasaran gerakan di tempat adalah melatih gerakan orang

perorangan. Setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang perorangan

langsung dibetulkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan

tidak terulang kembali kesalahan yang sama, yang akhirnya dapat

membentuk sikap dan disiplin yang baik.

· Gerakan Berjalan

Ø Gerakan-gerakan yang umum dilakukan adalah maju jalan, belok

kanan/kiri, balik kanan maju jalan, jalan di tempat, belok kanan/kiri jalan,

menghentikan barisan dan membubarkan barisan. Sasaran gerakan berjalan

adalah untuk melatih kelompok/barisan agar terbentuk kekompakan dan

kerjasama yang harmonis.

D. Tata Upacara Sipil

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini secara umum adalah agar peserta

mengerti, memahami dan menguasai tatacara kegiatan dalam satu upacara baik

upacara umum maupun upacara khusus. Lebih jauh, peserta diharapkan mampu

Page 37: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

menyelenggarakan suatu upacara (sebagai penanggung jawab); ditunjuk sebagai

pemimpin upacara atau pembina upacara.

· Upacara Umum

Ø Upacara umum adalah suatu kegiatan upacara secara umum di lapangan

yang urut-urutan acaranya telah ditentukan dan dilaksanakan instansi resmi

pemerintah.

· Upacara Khusus

Ø Upacara khusus adalah suatu kegiatan upacara secara khusus yang tidak

memerlukan pejabat-pejabat upacara dan susunan secara lengkap seperti

upacara umum. Kegiatan apel maupun pelaporan kesiapan belajar dan

selesai belajar di kelas yang dilakukan instansi perkantoran atau lembaga

pendidikan secara rutin agar dapat membiasakan diri untuk melaksanakan

pekerjaan selalu tertib, teratur dan sempurna.

Page 38: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diklat ini dimaksudkan untuk menghasilkan keluaran yang sama kompetensinya

antara satu departemen dengan departemen lainnya. Dan juga memberikan bekal

pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan pembentukan perilaku bagi CPNS agar

mempunyai kemampuan dan etika moral dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya selaku abdi Negara dan abdi Masyarakat.

3.2 Kesan

Bertambahnya wawasan kebangsaan, kedisiplinan, kerjasama antar kelompok

dan tentunya juga menambah banyak teman, baik dari departemen sendiri maupun

dengan departemen lainnya.

Page 39: LAPORAN Prajabatan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

LAMPIRAN

1. Surat Panggilan Peserta Diklat

2. Surat Penugasan

3. Jadwal Kegiatan

4. Sertifikat Kelulusan

Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) tidak dapat kami

lampirkan karena kendala teknis yang dialami oleh Panitia Pelaksana Prajabatan

Golongan III di PPMKP Ciawi-Bogor. Sertifikat tersebut akan disusulkan melalui

bagian kepegawaian masing-masing instansi atau dalam konteks BAKOSURTANAL,

sertifikat tersebut akan diberikan kepada peserta melalui Biro Keuangan,

Kepegawaian, dan Umum BAKOSURTANAL.