laporan pknm kelp.15 fix 10 jan 11.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN
PROGRAM KARYA NYATA MAHASISWA
PEMBINAAN IBU DAN BALITA DESA SELOREJO DALAM UPAYA
PENCEGAHAN KEJADIAN DIARE DAN PENINGKATAN
KESADARAN AKAN KEBERSIHAN
Oleh:
Ketua : Andrian Firdaus (0710710087)
Anggota : 1. Fransiska Jaya (0710710085)
2. Rizqi Amalia (0710710086)
3. Toreni Yurista (0710710088)
4. Bagas Satrio U (0710710089)
5. Navkiran Singh (0710714029)
6. Noor Rasyidah (0710714030)
7. Putri Novia (0710720029)
8. Intan Nur K (0710720030)
9. Linggar Anugra (0710730030)
10.Karin Cindy (0710730031)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul kegiatan :Pembinaan Ibu dan Balita Desa Selorejo dalam Upaya
Pencegahan Kejadian Diare dan Peningkatan Kesadaran
akan Kebersihan.
Ketua pelaksana
- Nama : Andrian Firdaus
- NIM : 0710710087
- Jurusan : Pendidikan Dokter
- No.HP : 085230807377
Anggota Pelaksana :
- Anggota 1 :Fransiska Jaya
- Anggota 2 :Risqi Amalia
- Anggota 3 :Toreni Yurista
- Anggota 4 :Bagas Satrio
- Anggota 5 :Navkiran Singh
- Anggota 6 :Noor Rasyidah
- Anggota 7 :Putri Novianti
- Anggota 8 :Intan Nur K
- Anggota 9 :Linggar Anugra
- Anggota 10 :Karin Cindy
Lokasi Kegiatan : Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang
Lama Kegiatan : 24 Oktober 2010 – 07 Januari 2010
Malang, 23 November 2010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
dr. Taufiq Nur BudayaNIP. 19860829 20091 2 003
Ketua Pelaksana
Andrian Firdaus NIM. 0710710087
Menyetujui,
Ketua PKNM Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
dr. A. Chusnul Chuluq Ar, MPHNIP. 1951101 9198002 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Umum Desa
Letak Geografis
Desa Selorejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Terdiri dari 2 dusun antara lain Dusun Krajan dan Dusun
Selokerto.
Luas tanah Desa Selorejo adalah 2402,976 Ha terdiri dari tanah:
Pemukiman umum : 39,8 Ha
Pertanian sawah : 5 Ha
Ladang/tegalan : 26,7 Ha
Perkebunan rakyat : 238.776 Ha
Hutan : 2068, 1 Ha
Bangunan : 24,6 Ha
Batas Wilayah Desa Selorejo sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau
Sebelah selatan : Desa Petungsewu, Kecamatan Dau
Sebelah barat : Hutan wilayah Kecamatan Dau
Sebelah timur : Desa Tegalweru, Kecamatan Dau
Dengan mengetahui perbatasan desa maka kita dapat mengetahui wilayah
kerja dan membandingkan perkembangan Desa Selorejo dengan desa lain.
Data orbitasi atau jarak desa dengan pusat pemerintahan adalah sebagai
berikut :
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat = 7 Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kecamatan terdekat = 15 Menit
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten / Kota terdekat = 17
Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kabupaten / Kota terdekat = 30 Menit
Data orbitasi diperlukan untuk mengetahui kemudahan akses desa terhadap
pelayanan kesehatan dan akses terhadap bahan makanan yang berdampak pada
persediaan pangan.
Sedangkan kondisi geografis Desa Selorejo dapat dilihat pada keterangan
berikut :
Bentang Lahan (Topografi) = perbukitan / pegunungan
Luas bentang lahan = 333,276 Ha
Kesuburan tanah = subur seluas 230,5 Ha
= sangat subur seluas 39,97 Ha
Curah hujan = 1100 mm/tahun
Tinggi tempat dari permukaan laut = 800 – 1200 meter
Potensi irigasi = sungai 2 buah
= mata air 3 buah
Prasarana irigasi = dam/bendungan 2 buah dalam keadaan baik
= saluran primer 2 buah
= saluran sekunder 4 buah dan 2 buah yang rusak
= saluran tersier 25 buah dalam keadaan rusak
Dengan mengetahui kondisi geografis maka kita dapat memperkirakan
intervensi seperti jenis tanaman apakah yang dapat dibudidayakan di Desa
Selorejo sehingga meningkatkan pendapatan penduduk desa.
Data Kependudukan (Demografi)
Jumlah penduduk : 3322 jiwa
Jumlah perempuan : 1668 orang
Jumlah laki – laki : 1654 orang
Jumlah kepala keluarga : 1005 KK
Jumlah RT : 124 RT
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Golongan Umur Jumlah (orang)
1. Bayi (0-12 bulan) 79
2. Anak Balita (1-5 tahun) 256
3. Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) 335
4. Remaja (13-17 tahun) 241
5. Dewasa Muda (18-30 tahun) 792
6. Dewasa Tua (31-50 tahun) 1172
7. Lansia (>50 tahun) 408
Jumlah 3322
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, diketahui bahwa
dua masalah kesehatan dengan angka kejadian tertinggi adalah masalah kesehatan
yang dapat menyebabkan diare, infeksi saluran nafas atas (ISPA), hipertensi, dan
myalgia. Berdasarkan data profil desa, morbiditasi diare menunjukkan angka
78,5% dan mengalami kenaikan tiap tahunnya dibandingkan ISPA yaitu 36%.
Bahkan gangguan kesehatan maupun penyakit yang terkait dengan diare seperti
gangguan gizi dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) mengalami kenaikan.
Penyebab dari diare itu antara lain karena alergi, memakan makanan yang kurang
bersih, dan kurangnya menjaga kebersihan diri seperti cuci tangan.
URGENCY KETERANGAN1 : 2 = 11 : 3 = 11 : 4 = 12 : 3 = 22 : 4 = 23 : 4 = 3
1 = 32 = 23 = 14 = 0
SERIOUSNESS KETERANGAN1 : 2 = 11 : 3 = 31 : 4 = 12 : 3 = 32 : 4 = 23 : 4 = 3
1 = 22 = 23 = 24 = 0
GROWTH KETERANGAN1 : 2 = 11 : 3 = 11 : 4 = 12 : 3 = 22 : 4 = 23 : 4 = 4
1 = 32 = 23 = 04 = 1
Keterangan:
1 = Diare
2 = Hipertensi
3 = Myalgia
4 = ISPA
Dari hasil analisis USG
NO MASALAH U S G TOTAL1 DIARE 3 2 3 82 HIPERTENSI 2 2 2 63 MYALGIA 1 2 0 34 ISPA 0 0 1 1
Angka kejadian diare kadang kurang diperhatikan oleh masyarakat atau
tenaga kesehatan yang ada di Desa Selorejo. Ditambah dengan fakta bahwa
sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani, serta
status ekonomi masyarakat yang secara umum adalah rendah sehingga
berpengaruh kepada tingkat pendidikan dan akses terhadap informasi kesehatan
khususnya mengenai diare dan bahayanya, maka tentu dibutuhkan suatu intervensi
dalam rangka pelayanan masyarakat terutama di bidang kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah intervensi tepat sasaran yang harus dilakukan berkaitan dengan
tingginya angka prevalensi Diare pada Siswa Siswi TK Dharma Wanita Persatuan
dan RA Ash-Sholichin beserta ibunya?
1.3 Tujuan Kegiatan
Menurunkan angka kejadian diare para siswa TK Dharma Wanita
Persatuan dan RA Ash-Sholichin karena alergi, memakan makanan yang kurang
bersih, dan kurangnya menjaga kebersihan diri seperti cuci tangan.
1.4 Manfaat Kegiatan
Output :
Menambah pengetahuan dan pelatihan tentang tatacara menggosok gigi
yang baik dan benar
Menambah pengetahuan dan pelatihan tentang tatacara mencuci tangan
yang baik dan benar
Menambah pengetahuan dan pelatihan dalam pemberian makanan sehat
Outcome :
Menurunkan prevalansi diare
Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dengan perbaikan perilaku
hidup bersih dan sehat.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan
2.1.1 Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Siti,
2000). Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan (YLBHI, 2006).
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain (George, dkk., 2003). Definisi yang bahkan lebih
sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa
pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
(George, dkk., 2003).
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek (Rudi,
2004). Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang (Rudi,
2004). Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok
manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri
(Sulastomo, 2000).
2.1.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk
tercapainya tujuan utama sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (Suprihatin, 1993).
2.1.3 Kesadaran akan Kesehatan
Tujuan program Idonesia Sehat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Salah satu indikator keberhasilan program adalah
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang
bermutu (Menkokesra, 2006).
Faktor kesehatan lingkungan meliputi kebersihan (termasuk pengelolaan
sampah), tersedianya udara yang sehat, dukungan tumbuhan penyegar, dan
sebagainya. Kesadaran masyarakat menjaga kesehatan diri dan lingkungan masih
rendah. Rendahnya kesadaran itu, karena berbagai faktor, diantaranya faktor
ekonomi dan ketidaktahuan bagaimana cara hidup sehat (Menkokesra, 2006).
Menkes menjelaskan hal ini terlihat berdasarkan riset kesehatan dasar
(riskesdas) tahun 2007, rumah tangga yang tidak menggunakan fasilitas buang air
besar sebesar 24,8 persen, tidak memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar
32,5 persen. Walaupun kenyataannya seperti itu, terlihat ada kecendrungan positif
kearah pencapaian peningkatan lingkungan sehat, seperti rumah tangga yang
mempunyai akses air bersih 57,7 persen dan rumah tangga mempunyai akses
sanitasi yang baik sebesar 63,3 persen. Untuk mendorong masyarakat tentang
kesadaran hidup sehat, maka harus ada solusi. Maka dari itu kita harus menjaga,
merawat dan memperbaiki lingkungan di sekitar kita (Menkokesra, 2006).
2.2 Diare
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam
satu hari dan biasanya berlangsung selama 2 hari atau lebih (USAID, 2007).
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama
di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi
di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal (Adisasmito, 2007).
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih
lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir
dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit
pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang
paru atau pneumonia. Banyak faktor resiko yang diduga menyebabkan terjadinya
penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang
sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB),
sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis
air, dan kondisi rumah (Adisasmito, 2007).
Diare dapat juga merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose,
lactose), memakan makanan yang asam, pedas,atau bersantan secara berlebihan,
dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan
muntah. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus
besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan
tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna
terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air,
meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus
besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang
berair (Caldarella, 2005)
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari
infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun
untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi
yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan (Caldarella, 2005).
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri,
kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti
penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare,
diare menjadi gejala umum radang usus buntu. Diare juga dapat disebabkan oleh
konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup
makan (Caldarella, 2005).
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara (Medicastore,2006):
Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu
sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah
membersihkan anak dari BAB, dan sebelum menyiapkan makanan.
Makanan Sehat
Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada tahap produksi
dan persiapan, dan penyimpanan. Masaklah makanan dengan benar,
pisahkan makanan yang telah dimasak dan yang belum dimasak, pisakan
pula makanan yang telah dicuci bersih dan yang belum dicuci, dan jaga
makanan dari serangga seperti lalat.
Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan
cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.
Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
(lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).
Buang air besar dan air kecil pada tempatnya
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Kerangka Pemecahan Masalah
Ket. Gambar : : Faktor penentu kesehatan menurut LaLonde
: Komponen Primary Prevention yang akan kita lakukan di lapangan
: Komponen Prevention yang tidak kita lakukan di lapangan
Ada berbagai macam faktor penyebab diare, 4 faktor yang terpenting
menurut teori LaLonde, adalah kebersihan diri meliputi higienitas diri seperti cuci
tangan, mandi, dan gosok gigi; daya tahan tubuh; kebersihan lingkungan meliputi
makanan yang dimakan sehari-hari, kebersihan tempat tinggal, dan lain-lain serta
sarana kesehatan yang memadai seperti adanya puskesmas, dokter, dan rumah
sakit. Apabila terdapat salah satu faktor yang kurang terpenuhi, maka dapat
meningkatkan resiko terjadinya suatu penyakit salah satunya adalah diare. Untuk
pencegahannya terdiri dari pencegahan primer, yaitu deteksi dini penyakit, lalu
terapi diare itu sendiri, dan rehidrasi.
Pada kegiatan kali ini, selain menekankan pada terapi diare, juga
dilakukan kegiatan upaya pencegahan diare seperti penyuluhan cara memilih
jajanan yang sehat, cara mengolah bahan makanan yang sehat, sarapan dan cara
memilih saos tomat sehat pada warga desa, khususnya ibu-ibu, dimana kegiatan
ini ditujukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya
menjaga kebersihan, karena itu merupakan salah satu faktor yang paling penting.
Demikian juga dengan kegiatan demo gosok gigi dan cuci tangan yang
benar yang diajarkan langsung pada para siswa, hal ini ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para siswa tentang pentingnya cuci
tangan dan gosok gigi setiap hari guna menerapkan secara langsung budaya hidup
bersih dan sehat dan secara tidak langsung dapat mencegah timbulnya berbagai
penyakit, yang salah satunya adalah diare.
BAB IV
METODE KEGIATAN
4.1 Waktu Kegiatan
Kegiatan PKNM secara keseluruhan dilaksanakan selama 9 hari pada
bulan Oktober sampai Desember tahun 2010. Kegiatan PKNM dimulai pada
tanggal 23 Oktober hingga tanggal 07 Januari 2010. Sedangkan kegiatan
lapangan dilaksanakan pada tanggal 13 November sampai 11 Desember 2010
pada hari sabtu.
4.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan PKNM dilaksanakan di RA Ash Sholichin dan TK Dharma
Wanita Persatuan Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
4.3 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan PKNM ini adalah anak usia pra sekolah (taman kanak-
kanan) juga para wali murid yang ada di RA Ash Sholichin dan TK Dharma
Wanita Persatuan di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
4.4 Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
a. Community Empowering (pemberdayaan masyarakat), yaitu dengan
melibatkan sasaran (masyarakat usia dewasa tua dan lansia) untuk aktif
dalam kegiatan ini dan memberi kesempatan kepada sasaran untuk
melakukan kegiatan lanjutan. Misalnya ; menerapkan cuci tangan dan
makan makanan yang sehat dapat mengurangi resiko timbulnya diare serta
kesadaran akan kebersihan.
b. Community Services (pelayanan masyarakat), yaitu dengan memberikan
pelayanan kepada sasaran. Misalnya ; dengan melakukan diskusi/tanya
jawab dengan sasaran serta pembagian susu.
c. Community Relation (penyebarluasan kepada masyarakat), yaitu dengan
memberikan informasi kepada sasaran. Misalnya ; penyuluhan, leafet
makanan sehat.
BAB V
RANCANGAN EVALUASI
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan, maka kriteria hasil yang diharapkan
meliputi:
Keikutsertaan para siswa TK Dharma Wanita Persatuan dan RA Ash-
Sholichin pada kegiatan pelatihan cuci tangan yang benar, lebih dari
80% siswa yang ada di TK tersebut
Semua siswa yang hadir di TK Dharma Wanita Persatuan dan RA
Ash-Sholichin dapat memperagakan cara mencuci tangan dengan
benar sesuai dengan materi yang diberikan.
Keikutsertaan para siswa TK Dharma Wanita Persatuan dan RA Ash-
Sholichin pada kegiatan gosok gigi bersama, lebih dari 80% siswa
yang ada di TK tersebut.
Semua siswa yang hadir di TK Dharma Wanita Persatuan dan RA
Ash-Sholichin dapat memperagakan cara menggosok gigi dengan
benar sesuai dengan materi yang diberikan.
Semua siswa yang hadir di TK Dharma Wanita Persatuan dan RA
Ash-Sholichin serta balita yang belum bersekolah yang hadir pada
penimbangan rutin desa mendapatkan Susu
Keikutsertaan ibu-ibu pada kegiatan penyuluhan tentang makanan
sehat, lebih dari 20 orang.
BAB VI
JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan PKNM secara keseluruhan dilaksanakan selama 8 hari pada
bulan Oktober sampai January tahun 2011. Rincian kegiatan PKNM adalah
sebagai berikut:
Tanggal Kegiatan Target Peserta Indikator
23 Oktober 2010 - Survey Lapangan Kades, Bidan, Guru TK Mendapatkan data dari
desa Selorejo terkait
masalah kesehatan
30 Oktober 2010 - Pembuatan TOR dan
Proposal
7 November 2010 - Penimbangan berat
badan (kegiatan desa
rutin)
- Pembagian susu
Balita yang belum
masuk TK
Smua balita yang hadir
mendapatkan Susu
13 November 2010 Pelatihan tentang Cuci
Tangan yang Benar
Gosok Gigi Bersama
Pembagian Susu
Seluruh Siswa TK
Dharma Wanita
Persatuan
-Siswa yang hadir lebih
dari 80%
-Semua siswa TK
mampu melakukan cuci
tangan dengan benar.
-Semua siswa TK
mampu melakukan gosok
gigi dengan benar
13 November 2010 Penyuluhan Tentang
Makanan Sehat
Seluruh Orang tua
Siswa TK Dharma
Wanita Persatuan
-Orang tua Siswa yang
hadir lebih dari 20 orang
27 November 2010 Pelatihan tentang Cuci
Tangan yang Benar
Gosok Gigi Bersama
Pembagian Susu
Seluruh Siswa RA Ash-
Sholichin
-Siswa yang hadir lebih
dari 80%
-Semua siswa TK
mampu melakukan cuci
Pembagian snack sehat tangan dengan benar.
-Semua siswa TK
mampu melakukan gosok
gigi dengan benar
27 November 2010 Penyuluhan Tentang
Makanan Sehat
Seluruh Orang tua
Siswa RA Ash
Sholichin
-Orang tua Siswa yang
hadir lebih dari 20 orang
23-24 Desember
2010
Pembuatan Laporan
Hasil Kegiatan
7 Januari 2011 - Presentasi Laporan
Kegiatan
BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara garis besar, kegiatan PKNM yang dilakukan di Desa Selorejo
selama periode 23 Oktober – 18 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan cuci tangan yang baik dan benar
2. Gosok Gigi Bersama
3. Penyuluhan tentang makanan sehat
7.1 Pelatihan cuci tangan yang baik dan benar
7.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat:
Sabtu, 13 November 2010 di TK Dharma Wanita Persatuan
Sabtu, 27 November 2010 di RA Ash-sholichin
7.1.2 Peserta
Peserta kegiatan penyuluhan Gosok Gigi Bersama adalah masyarakat usia
balita yang bersekolah di TK Dharma Wanita dan RA Ash-Sholichin Selorejo
dengan total peserta 116 anak.
7.1.3 Sasaran/ Target Kegiatan
Masyarakat usia balita yang bersekolah di TK Dharma Wanita sebanyak
60 anak dan RA Ash-Sholichin Selorejo sebanyak 56 anak sehingga total
peserta sebanyak 116 anak.
7.1.4 Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa siswi TK dan RA Desa Selorejo
mengenai cara menjaga kebersihan diri.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa siswi TK dan RA Desa Selorejo
mengenai tata cara mencuci tangan yang benar.
7.1.5 Jadwal Kegiatan Rinci
08.00 – 08.30 : Perkenalan diri serta tanya jawab
08.30 – 09.00 : Penyuluhan tentang kebersihan
09.00 – 09.30 : Melakukan kegiatan mencuci tangan bersama
dengan peserta
7.1.6 Pencapaian Hasil
Pada kegiatan ini terlihat adanya interaksi, antusiasme, dan keaktifan
peserta dalam melakukan kegiatan mencuci tangan. Peserta yang datang
adalah 115 orang. Dengan antusiasme yang terlihat dari peserta yang hadir,
sangat disayangkan penyampaian informasi masih kurang efektif karena
timbulnya kesulitan dalam mengatur ketenangan di dalam kelas. Selain itu,
juga timbul kendala lain ketika mencuci tangan yaitu kesulitan mengatur
ketertiban siswa, dan juga masalah kurangnya keberanian siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan.
7.1.7 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan cuci tangan yang baik dan benar dilaksanakan sesuai
jadwal yang sudah disepakati dengan pihak desa, bidan setempat, dan pihak
kepala sekolah yang bersangkutan.
Situasi pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sukses, dengan antusiasme
siswa yang terlihat dari keaktifan siswa dalam praktek.
Analisis SWOT
Kelebihan (Strengh) Kelemahan (Weakness)
Dukungan dari pihak desa dan
kepala sekolah terhadap
kegiatan mencuci tangan yang
benar.
Peserta yang sangat antusias
dan ada yang diantaranya yang
kooperatif.
Peserta sulit diatur selama
proses kegiatan
Peserta kurang memberikan
pendapat apabila ditanya untuk
proses evaluasi
Peluang (Opportunity) Hambatan (Threat)
Antusiasme peserta kegiatan Kegaduhan peserta anak-anak
dalam mengikuti kegiatan
Dukungan dari pihak ibu-ibu
dan guru peserta yang
memberikan dorongan untuk
berpartisipasi kepada para
peserta selama proses kegiatan
sehingga waktu penyuluhan
semakin lama (kurang efektif).
Kurangnya bak cuci tangan di
sekolah untuk mengakomodasi
jumlah peserta yang banyak
7.1.8 Analisis Tingkat Keberhasilan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan cuci tangan yang baik dan benar dapat dikatakan
berhasil, mengingat angka kehadiran peserta yang cukup tinggi dan
peningkatan pemahaman tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar
ditandai dengan feedback yang menyatakan bahwa peserta mengerti tentang
pelakuan mencuci tangan yang benar serta pengertian tentang tujuan dan
kapan mereka harus mencuci tangan.
Faktor-faktor keberhasilan Kegiatan:
1. Partisipasi peserta kegiatan
2. Antusiasme yang tinggi
3. Kerjasama teman-teman yang kompak dan reaktif
7.1.9 Pelajaran yang dapat diambil dari Kegiatan ini
1. Faktor gaya hidup anggota keluarga peserta sangat mempengaruhi pola
pemikiran peserta tentang kebiasaan mencuci tangan.
2. Edukasi tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar pada usia
yang muda sangat penting agar dapat dijadikan sebagai suatu kebiasaan
yang sehat sampai ke usia dewasa.
3. Pemahaman yang benar mengenai tujuan, keuntungan mencuci tangan
yang baik dan benarserta kapan kebiasaan ini harus dilaksanakan akan
berdampak secara signifikan terhadap kualitas kesehatan maupun angka
prevalensi penyakit yang dapat ditularkan melalui kebiasaan hygienitas
yang rendah.
4. Sangat penting untuk selalu mengingat kemungkinan kendala bahasa
dan kemampuan tingkat pemahaman peserta dalam suatu proses
penyampaian informasi.
7.2 Gosok Gigi Bersama
7.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat:
Sabtu, 13 November 2010 di TK Dharma Wanita Persatuan
Sabtu, 27 November 2010 di RA Ash-sholichin
7.2.2 Peserta
Peserta kegiatan penyuluhan Gosok Gigi Bersama adalah masyarakat usia
balita yang bersekolah di TK Dharma Wanita dan RA Ash-Sholichin Selorejo
dengan total peserta 116 anak.
7.2.3 Sasaran/ Target Kegiatan
Masyarakat usia balita yang bersekolah di TK Dharma Wanita sebanyak
60 anak dan RA Ash-Sholichin Selorejo sebanyak 56 anak sehingga total
peserta sebanyak 116 anak.
7.2.4 Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan balita khususnya para siswa TK Dharma
Wanita dan RA Ash-Sholichin Selorejo akan keuntungan menggosok gigi
dan akibat apabila mengabaikannya.
2. Meningkatkan pengetahuan balita khususnya para siswa TK Dharma
Wanita dan RA Ash-Sholichin Selorejo Desa selorejo mengenai cara
menggosok gigi yang baik dan benar
3. Menumbuhkan kebiasaan yang baik kepada generasi masyarakat Desa
Selorejo untuk selalu menjaga kebersihan khususnya kebersihan mulut dan
gigi
7.2.5 Jadwal Kegiatan Rinci
09.00 – 09.05 : Pembukaan dan pengenalan
09.06 – 09.20 : Penyuluhan tentang Gosok Gigi
09.21 – 09.30 : Tanya jawab dan pembagian sikat gigi
09.31 – 09.50 : Peragaan dan Sikat Gigi bersama
09.51 – 10.00 : Penutup
7.2.6 Pencapaian Hasil
Pada kegiatan ini terlihat adanya interaksi, antusiasme, dan keaktifan
peserta dalam berdiskusi. Peserta yang datang dan sesuai dengan absensi kelas
adalah 59 orang di TK Dharma Wanita dan 56 orang di RA Ash-Sholichin.
Dengan antusiasme yang terlihat dari peserta yang hadir, sangat disayangkan
penyampaian informasi masih kurang efektif karena peserta masih usia dini
dan ditakutkan penyerapan informasi masih belum terlalu baik.
7.2.7 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Gosok Gigi Bersama ini dilaksanakan sesuai
jadwal yang sudah disepakati dengan pihak desa dan guru sekolah.
Situasi pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sukses, dengan antusiasme
masyarakat yang terlihat dari keaktifan peserta dalam praktek.
Analisis SWOT
Kelebihan (Strengh) Kelemahan (Weakness)
Kebebasan dan dukungan
dari pihak desa dan guru
sekolah terhadap kegiatan
penyuluhan Gosok Gigi
Bersama
Sasaran kegiatan yang
sangat antusias dan
kooperatif.
Target adalah anak usia
balita yang kemungkinan
penyerapan atas materi
masih belum terlalu baik
Peluang (Opportunity) Hambatan (Threat)
Antusiasme sasaran kegiatan
dalam mengikuti kegiatan
Rasa kekeluargaan yang
tinggi dari masyarakat desa
Tim lain yang reaktif
sehingga membantu tanpa
diminta
Kegaduhan peserta anak-
anak sehingga waktu
penyuluhan semakin lama
(kurang efektif).
7.2.8 Analisis Tingkat Keberhasilan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan Gosok Gigi Bersama dapat dikatakan berhasil,
mengingat angka kehadiran peserta yang cukup tinggi dan peningkatan
pemahaman tentang gosok gigi ditandai dengan feedback berupa ketrampilan
anak-anak menggosok gigi yang menyatakan bahwa peserta sudah lumayan
mengerti tentang materi penyuluhan.
Faktor-faktor keberhasilan Kegiatan:
1. Partisipasi peserta besar
2. Antusiasme yang tinggi
3. Kemampuan target untuk mempraktekkan Gosok gigi dengan baik dan
benar.
7.2.9 Pelajaran yang dapat diambil dari Kegiatan ini
1. Faktor gaya hidup dalam higienitas sangat mempengaruhi kesehatan mulut
dan gigi.
2. Pengetahuan masyarakat tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
akan berpengaruh dalam perubahan pola hidup akan berdampak secara
signifikan terhadap kualitas hidup maupun angka prevalensi penyakit.
3. Sangat penting untuk selalu mengingat kemungkinan kendala bahasa dan
kemampuan penyampaian informasi. Terutama apabila target kegiatan
adalah anak usia balita.
7.3 Penyuluhan tentang Makanan Sehat
7.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat:
Minggu, 7 November 2010 di Balai Desa Selorejo
Sabtu, 13 November 2010 di TK Dharma Wanita Selorejo
Sabtu, 27 November 2010 di Raudhatul Athfal Ash-Sholichin Selorejo
7.3.2 Peserta
Peserta kegiatan penyuluhan makanan sehat adalah ibu atau wali murid
dari siswa-siswi TK Dharma Wanita Persatuan dan RA Ash Sholichin serta orang
tua balita yang belum bersekolah yang berasal dari desa Selorejo.
7.3.3 Sasaran/ Target Kegiatan
Masyarakat usia dewasa tua khususnya ibu-ibu Desa Selorejo dengan
jumlah total 80 orang.
7.3.4 Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu warga Desa
Selorejo akan pentingnya sarapan buat anak-anak.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu warga Desa
Selorejo mengenai cara memilih jajanan yang sehat.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu warga Desa
Selorejo mengenai demo cara memilih saos yang sehat.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu warga Desa
Selorejo mengenai cara pengolahan bahan makanan yang benar.
5. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu warga Desa
Selorejo mengenai cara penyimpanan dan penggunaan garam beryodium
yang benar.
6. Memberikan upaya peningkatan ketahanan tubuh dengan pemberian susu
sebagai contoh makanan sehat bagi masyarakat.
7.3.5 Jadwal Kegiatan Rinci
08.30 – 08.45 Pembukaan dan perkenalan
08.45 – 08.55 Penyuluhan sarapan
08.55 – 09.05 Penyuluhan jajanan sehat dan demo cara memilih saos yang sehat
09.05 – 09.15 Penyuluhan cara mengolah bahan makanan yang benar
09.15 – 09.25 Penyuluhan cara penyimpanan dan penggunaan garam beryodium
yang benar
09.25 – 09.30 Tanya jawab
09.30 – 09.35 Penutupan & Pembagian Susu
7.3.6 Pencapaian Hasil
Pada kegiatan ini terlihat adanya interaksi, antusiasme, dan keaktifan
peserta dalam berdiskusi. Peserta yang datang adalah sebanyak 17 orang di Balai
Desa Selorojo, 21 orang di TK Dharma Wanita, dan 23 orang di RA
AshSholichin. Dengan antusiasme yang terlihat dari peserta yang hadir, sangat
disayangkan penyampaian informasi masih kurang efektif karena timbulnya
kesulitan dalam penggunaan bahasa (Bahasa Jawa). Selain itu, juga timbul
kendala lain dalam penyampaian informasi.
7.3.7 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan makanan sehat dilaksanakan sesuai jadwal yang
sudah disepakati dengan pihak desa yaitu di Balai Desa Selorejo, TK Dharma
Wanita Persatuan dan RA Ash Sholichin.
• Situasi pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sukses, dengan antusiasme
masyarakat yang terlihat dari angka kehadiran.
• Analisis SWOT
Kelebihan (Strengh)
Kebebasan dan dukungan dari pihak
desa terhadap kegiatan penyuluhan
makanan sehat.
Sasaran kegiatan yang sangat
Kelemahan (Weakness)
Kemampuan berbahasa Jawa
penyelenggara yang masih kurang.
antusias dan kooperatif.
Peluang (Opportunity)
Antusiasme sasaran kegiatan dalam
mengikuti kegiatan
Rasa kekeluargaan yang tinggi dari
masyarakat desa
Hambatan (Threat)
Kegaduhan anak-anak peserta
sehingga waktu penyuluhan
semakin lama (kurang efektif).
Pola pikir masyarakat yang salah
tentang sarapan, jajanan sehat dan
penggunaan garam beryodium.
7.3.8 Analisis Tingkat Keberhasilan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan makanan sehat dapat dikatakan berhasil, mengingat
angka kehadiran peserta yang cukup tinggi dan peningkatan pemahaman tentang
makanan sehat ditandai dengan feedback yang menyatakan bahwa peserta
mengerti tentang materi penyuluhan. Selain itu, dengan melihat antusisme peserta
yang bertanya sebanyak kurang lebih 20 % dari keseluruhan peserta, maka
kegiatan ini dikatakan berhasil
Faktor-faktor keberhasilan Kegiatan:
1. Partisipasi warga besar
2. Antusiasme yang tinggi
7.3.9 Pelajaran yang dapat diambil dari Kegiatan ini
1. Faktor gaya hidup sangat mempengaruhi sarapan dan jajanan sehat
2. Pemahaman yang benar mengenai pentingnya sarapan, gizi yang baik dalam
susu dan cara pemilihan jajanan sehat serta penggunaan garam beryodium
dalam merubah pola hidup akan berdampak secara signifikan terhadap
kualitas hidup maupun angka prevalensi penyakit.
3. Sangat penting untuk selalu mengingat kemungkinan kendala bahasa dalam
suatu proses penyampaian informasi.
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Jumlah sasaran yang mengikuti kegiatan tercapai, yaitu:
115 orang untuk mengikuti cuci tangan dan sikat gigi.
61 orang untuk mengikuti penyuluhan urtikaria dan makanan sehat.
Kegiatan dapat dikatakan berhasil karena lebih dari 50% rangkaian kegiatan
yang diadakan diikuti oleh sasaran sesuai dengan target yang ingin dicapai.
8.2 Saran
1. Perlu sosialisasi lebih lanjut mengenai makanan yang sehat dan pencegahan
diare kepada warga.
2. Perlu belajar Bahasa Jawa agar dalam penyampaian penyuluhan lebih dapat
dimengerti masyarakat
3. Perlu dilatih kembali kamampuan manajemen bagi mahasiswa demi
kelancaran interfensi kesehatan
BAB IX
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA
9.1 Pemasukan
Swasembada kelompok : Rp. 1.153.100
9.2 Pengeluaran
NO.URAIAN
KEBUTUHANJUMLAH
HARGA SATUAN
TOTAL ANGGARAN
1 Penyuluhan Diare dan Cuci Tangan yang Benar
a. Cetak Poster 2 Rp 12.000 Rp 24.000 b. Sabun Cuci Tangan 3 Rp 6.100 Rp 18.300
c. Handuk Kecil 4 Rp 3.000 Rp 12.000
d. Handuk Wastafel 2 Rp 11.000 Rp 22.000
2 Penyuluhan Makanan Sehat
a. Cetak Poster 4 Rp 12.000 Rp 48.000
b. Contoh Bahan Makanan
Rp 10.000 Rp 10.000
3 Gosok Gigi Bersama
a. Sikat Gigi 120 Rp 2.000 Rp 240.000
b. `Pasta Gigi 4 Rp 3.200 Rp 12.800
c. Model gigi 2 Rp 98.000 Rp 196.000
4 Pembagian Susu Sehat dan Biskuit
a. Susu 200 Rp 1.800 Rp 360.000
b. Biskuit 200 Rp 500 Rp 100.000
5
Pembuatan Proposal dan Laporan
a. Biaya Internet Rp 15.000
b. Biaya Cetak Rp 20.000
c. Biaya Fotokopi Rp 25.000
6 Lain-lain Rp 50.000
JUMLAH TOTAL Rp 1.153.100
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, 2007. Faktor Resiko Diare pada Bayi dan Balita di Indonesia: Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/01_Wiku%20AS_FAKTOR%20RISIKO%20DIARE_Revisi.PDF . Diakses tanggal 24 Desember 2010. Jam 00:36
Caldarella, M. Visceral Sensitivity and Symptoms in Patients with Constipation- or Diarrhea-predominant Irritable Bowel Syndrome (IBS). The American Journal of Gastroenterology, Volume 100 Issue 2 Page 383 - February 2005.
George, Pickett & John J. Hanlon.2003. "Kesehatan Masyararat Administrasi dan praktik", EGC, 9794488054, 9789794488058.
Medicastore, 2006. Diare Pada Bayi dan Anak. http://medicastore.com/artikel/261/Diare_pada_Bayi_dan_Anak.html. Diakses tanggal 16 April 2010. Jam 14.00.
Menkokesra. 2006. Kesadaran akan Pentingnya Kesehatan. http://www.menkokesra.go.id/content/view/13599/39/. Diakses tanggal 23 Desember 2010.
Pilians, Peter Ian. Clinical Perspectives in Drug Safety and Adverse Drug Reactions. http://www.medscape.com/viewarticle/583670. Diakses tanggal 23 Desember 2010.
Reducing and Preventing Adverse Drug Events To Decrease Hospital Costs. http://www.ahrq.gov/qual/aderia/aderia.htm. Diakses tanggal 23 Desember 2010.
Rudy, Pontoh, 2004"Janji-janji dan komitmen SBY-JK: menabur kata, menanti bukti", Gramedia Pustaka Utama, 9792221026, 9789792221022.
Siti, Nafsiah. 2000. "Prof. Hembing pemenang the Star of Asia Award: pertama di Asia ketiga di dunia", Gema Insani , 979915703X, 9789799157034.
Sulastomo. 2000. "Manajemen kesehatan", Gramedia Pustaka Utama, , 9796559552, 9789796559558.
Suprihatin, Guhardja. 1993. BPK Gunung Mulia, PT, Institut Pertanian Bogor. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, "Pengembangan sumber daya keluarga: bahan pengajaran", BPK Gunung Mulia, , 9794150142, 9789794150146.
USAID, 2007. Diare. http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf. Diakses tanggal 24 Desember 2010. Jam 00:36
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia. 2006. "Panduan bantuan hukum di Indonesia: pedoman anda memahami dan menyelesaikan masalah hukum", Yayasan Obor Indonesia, , 9799662761, 9789799662767.