laporan pkl finish
TRANSCRIPT
Mengetahui
Ketua Program Studi
Rita Ariani,S.P, M.P
Nip: 1976 1108 2006 04 2001
Lembaran pengesahan
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI
DESA ALUE MANGKI KECAMATAN GANDAPURA
KAB.BIREUEN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
RAHMAT HIDAYAT
NIM : 090320030
Laporan Praktek Kerja Lapang Merupakan Salah Satu Syarat Dalam
Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Pertanian
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
MUARA BATU
2012/2013
i
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. Murdani, M.P
Nip: 1957 1212 2001 12 1001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin Segala puji dan syukur kami ucapkan
kehadirat Allah SWT, yang Maha Berkehendak dan tak lupa pula selawat dan
salam kita sanjung sajikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, dan disertai
dengan usaha tanpa lelah penyusun akhirnya penyusun Laporan Praktek Kerja
Lapang yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha pembibitan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jack) Di Desa Alue Mangki Kecamatan Gandapura-Bireuen”
dapat terselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada bapak
Ir.Murdani,M.P selaku dosen pembibing yang telah mengamanatkan tugas
menyusun laporan praktek kerja lapang ini, dan juga kepada rekan-rekan
perkuliahan, serta kepada pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktek kerja lapang
Harapan kami, semoga dengan tersusunnya laporan praktek kerja lapang
ini dapat dijadikan suatu referensi ilmiah yang berguna terutama bagi penulis
sendiri dan para pembaca yang memang berminat terhadap usaha pembibitan
kelapa sawit yang ingin berbisnis di usaha ini untuk meningkatkan pendapatan
atau sebagai mata pencaharian pokok kedepannya. Selain itu, penulis juga
berharap adanya kritik dan saran membangun dari para pembaca agar menjadi
masukan berharga bagi penyusun.
iii
Reuleut, 27 Desember 2012
penulis
DAFTAR ISI
Lembaran pengesahan.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vi
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang....................................................................4
1.3. Kegunaan Dan Mamfaat Praktek Kerja Lapang........................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................6
2.1 Landasan Teori.....................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................11
METODELOGI PRAKTEK KERJA LAPANG....................................................11
3.1. Wilayah Umum Praktek Kerja Lapang...................................................11
3.2. Keadaan Penduduk..................................................................................11
3.3. Keadaan Iklim.........................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................14
v
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................14
4.1. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit..................................................................14
4.2. Proses Pembibitan...................................................................................15
4.3. Analisis Biaya Pembibitan Kelapa sawit.................................................18
BAB V.........................................................................................................................26
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................26
5.1. Kesimpulan..............................................................................................26
5.2. Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Wilayah potensi pengembangan komoditas kelapa sawit di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam....................................................................2
Tabel 2 . Jumlah Penduduk Desa Alue Mangki, Kec.Gandapura, Kab.Bireuen...12
Tabel 3. Jumlah curah hujan, hari hujan dan rata-rata curah hujan dikecamatan
Gandapura 2011......................................................................................12
Tabel 4 . Rincian Biaya Produksi..........................................................................18
Tabel 5 . Biaya Penyusutan Peralatan...................................................................22
Tabel 6. Biaya Produksi........................................................................................23
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 dan 2. Pekerja sedang mengisi tanah kedalam polibag.............................28
Gambar 3 dan 4. Bibit kelapa sawit di dalam polibag dan di bedengan.....................28
Gambar 5 dan 6 : Bibit sudah dipindahkan kedalam polibag besar...........................29
Gambar 7 dan 8. Bibit kelapa Sawit berumur antara 6 dan 7 bulan............................29
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Aceh sebagai salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia
memiliki perkebunan kelapa sawit yang pertumbuhan luas arealnya sangat pesat,
luas areal perkebunan kelapa sawit adalah Perkebunan Rakyat : 142,233 Ha,
Perkebunan Negara : 40,710 Ha, dan Perkebunan Swasta : 136,224 Ha. Produksi
Kelapa Sawit untuk Tahun 2006 Terdiri dari : Produksi Perkebunan Rakyat :
117,960 Ton, Produksi Perkebunan Negara : 149,100 Ton, dan Produksi
Perkebunan Swasta : 498,356 Ton, Untuk Tahun 2007 Terdiri dari : Produksi
Perkebunan Rakyat : 121,528 Ton, Produksi Perkebunan Negara : 149,100 Ton,
dan Produksi Perkebunan Swasta : 498,382 Ton Status Masih Sementara,Untuk
Tahun 2009 Terdiri dari : Produksi Perkebunan Rakyat : 181,632 Ton, Produksi
Perkebunan Negara : 67,936 Ton, dan Produksi Perkebunan Swasta : 233,327 Ton
,Untuk Tahun 2010 Terdiri dari : Produksi Perkebunan Rakyat : 185,265 Ton,
Produksi Perkebunan Negara : 69,634 Ton, dan Produksi Perkebunan Swasta :
238,927 Ton Status Masih Sementara.
Perluasan areal perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat
menyebabkan tingginya permintaan akan bibit kelapa sawit. Permintaan bibit
kelapa sawit ini juga diakibatkan oleh banyaknya kebun kelapa sawit yang
diremajakan. Peremajaan kebun 236 kelapa sawit ini dilakukan setelah tanaman
1
berumur 25 tahun dimana tanaman tidak produktif lagi dan biaya perawatan yang
dikeluarkan lebih tinggi dari hasil produksi.
Berikut data potensi pengembangan komoditas kelapa sawit di wilayah
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Tabel 1. Wilayah potensi pengembangan komoditas kelapa sawit di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
NO NAMA DAERAH LUAS LAHAN1 Kabupaten Aceh
BaratLahan yang sudah Digunakan (Ha): 4.978
2 Kabupaten Aceh Barat Daya
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 2.837Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari TBM: 2,158, TM :589, TTM: 90
3 Kabupaten Aceh Besar
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.200Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Terdiri TBM: 435, TM : 71, TTM : 694
4 Kabupaten Aceh Jaya
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 6.519
5 Kabupaten Aceh Selatan
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 5.848
6 Kabupaten Aceh Singkil
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 19.318Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari TBM : 4,516, TM : 13,947, TTM: 855
7 Kabupaten Aceh Tamiang
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 19.611
8 Kabupaten Aceh Tenggara
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.921
9 Kabupaten Aceh Timur
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 16.573
10 Kabupaten Aceh Utara
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 16.089
11 Kabupaten Bener Meriah
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 52Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari TBM: 8,TM : 44
12 Kabupaten Bireuen Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 4.372Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari : TBM : 1,772, TM: 2,468,
2
TTM: 13213 Kabupaten
NaganrayaLahan yang sudah Digunakan (Ha): 27.434Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari : TBM : 13,270, TM : 13,963, TTM :201
14 Kabupaten Pidie Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 55Status Lahan: Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari TM: 5 , TTM: 50
15 Kabupaten Pidie Jaya
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 56
16 Kabupaten Simeulue
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.688Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Yang terdiri dari : TBM : 1,684, TM : 2, TTM : 2
17 Kota Langsa Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 375Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Terdiri Dari TBM : 9, TM : 366
18 Kota Lhokseumawe Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 207Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit terdiri dari TBM : 137, TM :70
19 Kota Subulussalam Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 11.309
Sumber: http://regionalinvestment.bkpm.go.id(2012)
Peluang usaha pembibitan kelapa sawit ini telah dilirik oleh banyak
investor, mulai dari usaha berskala kecil (5.000-10.000 bibit per tahun) yang
dilakukan oleh masyarakat sampai usaha berskala besar yang menghasilkan
50.000-100.000 bibit per tahun. Usaha pembibitan kelapa sawit pada umumnya
tidak mudah meningkatkan skala usahanya karena terbatasnya luas lahan yang
tersedia dan sulitnya mendapatkan tenaga kerja di sekitar tempat usaha. Faktor
pembatas lainnya adalah sulitnya mendapatkan tambahan kecambah pada Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat karena terbatasnya produksi kecambah
PPKS Marihat dan berbagai persyaratan lainnya.
3
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena
permintaan dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak
hanya di dalam negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, sebagai Negara tropis
yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk
mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing
maupun skala rakyat.
Setelah terbukti perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang
cukup tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di
bidang perkebunan ini. Para investor tersebut diantaranya RCMA (Inggris), Uni
Royal (Amerika Serikat), SIPEF (Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu,
pemerintah pun tertarik mendirikan PTP I-X di Aceh (NAD), Sumatra Utara,
Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Irian Jaya (kini papua). Dipulau Jawa, ada PTP
XI (Banten) dan PT Condong Garut (Garut).
Keuntungan yang menggiurkan menjadi landasan utama munculnya
usaha-usaha pembibitan kelapa sawit. Bagaimana kinerja finansial kegiatan usaha
pembibitan kelapa sawit tersebut dan bagaimana prospeknya di tahun-tahun
mendatang? Isu-isu tersebut mendasari dilaksanakannya studi ini.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang
Adapun tujuan diperoleh dari Praktek Kerja Lapang yang dilakukan
diDesa Alue Mangki, kec.Gandapura-Bireuen adalah:
“Untuk Menganalisis Pendapatan Usaha Pembibitan Kelapa Sawit Di Desa Alue
Mangki, Kec.Gandapura-Bireuen”.
4
1.3. Kegunaan Dan Mamfaat Praktek Kerja Lapang
Adapun diadakan nya Praktek Kerja Lapang ini diharapkan dapat
bermamfaat bagi penulis pada khususnya dan pada umumnya bisa bermamfaat
semua elemen mulai dari lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan dan
masyarakat. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan teoritis yang
didapat selama kuliah, sehingga membuka wawasan agribisnis yang lebih
jelas.
2. Sebagai landasan bagi penulis selanjutnya yang berminat melakukan
penelitian yang berhubungan dengan Analisis Pendapatan Usaha pembibitan
Kelapa Sawit
3. Dapat berguna sebagai informasi bagi petani dalam Analisis Pendapatan
Usaha pembibitan Kelapa Sawit.
4. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan dan pemerintah dalam
mengambil kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.
2.1.1. komoditas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack)
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup
penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup
cerah. Komoditas kelapa Sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil
olahannya, menduduki perungkat ketiga penyumbang Devisa nonmigas terbesar
bagi Negara setelah Karet dan Kopi.
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan
dibandingkan dengan minyak yang oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di
antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol.
Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa
sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih.
Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton pertahun),
tingkat produksi ini termasuk tinggi.
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) secara pasti belum
bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu
Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elais
oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan Spesies Elaeis guineensis
berasal dari Afrika (Guenia).
6
Sampai saat ini, kedua spesies diatas sudah menyebar keseluruh Negara
beriklim tropis, termasuk Indonesia. Adrien Hallet, seorang berkebangsaan
Belgia, merupakan orang pertama yang memasukkan tanaman ini ke Indonesia
pada tahun 1911, sekaligus medirikan perkebunan kelapa sawit di Asahan
(Sumatra Timur) dan di sungai Liput (Aceh Timur). Perkebunan ini sekarang
bernama PT.Socfindo.
2.1.2 Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan pendekatan yang sangat penting bagi usaha.
Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang
dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk memperbaiki
hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pengelola usaha, baik menambah maupun mencari pemecahan
terhadap berbagai kendala (Surya, 2009).
2.1.3 Pendapatan Usaha
Dalam bisnis, pendapatan usaha adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada
pelanggan.
Menurut Ramlan (2006:13) pendapatan usaha adalah kerja dari suatu
usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Ramlan (2006:41) pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan bersih
dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang telah
mengalami pengurangan dari hasil produksi. Sedangkan pendapatan kotor yaitu
7
pendapatan dari hasil usaha dikurangi kebutuhan selama mengadakan usaha serta
penggunaan bahan bakar dan tenaga pembantu lainnya.
Analisis pendapatan berfungsi untuk mengulur berhasil tidaknya suatu
kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen
itu masih dapat ditingkatkan atau tidak (Surya, 2009)
2.1.4 Biaya
2.1.4.1. Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang
disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan
bagian dari harga pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk
memperoleh penghasilan.
2.1.4.2. Macam-macam Biaya
Biaya digolongkan sebagai berikut:
1) Menurut objek pengeluaran.
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu
berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya
pengeluaran yang berhubungan dengan telepon.
2) Menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
Biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu
8
a. Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau
kegiatan biaya pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya
produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum, adalah biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3) Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Ada 2 golongan yaitu:
a. Biaya langsung, merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya
adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan
produk biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
b. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak
langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
4) Menurut prilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu.
9
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding
dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
2.1.5 Penerimaan
Penerimaan merupakan nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha tani
meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang
sama (Surya, 2009).
Surya (2009), menjelaskan bahwa dalam analisis pendapatan usaha tani
diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran
selama jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan
analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dan keadaan
yang akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan
bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha.
10
BAB III
METODELOGI PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1. Wilayah Umum Praktek Kerja Lapang
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan di Desa Alue Mangki, kecamatan
Gandapura, Kabupaten Bireuen, dengan luas wilayah 150 Ha dan berbatasan
dengan Desa seperti tercantum di bawah ini:
a) Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Desa Ie Rhop
b) Timur berbatasan dengan Desa Pante Gurah
c) Selatan berbatasan dengan Desa Lapang Timur
d) Barat berbatasan dengan Desa Lingka kuta
Pelaksanaan praktek kerja lapang ini berlansung selama 3 bulan yang di mulai
dari tanggal 25 Oktober 2012 sampai dengan 28 Desember 2012.
3.2. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk Desa Alue Mangki, kecamatan Gandapura, Kabupaten
Bireuen tahun 2012 tercatat data yang diperincikan menurut Kelompok umur
tertera pada tabel berikut :
11
Tabel 2 . Jumlah Penduduk Desa Alue Mangki, Kec.Gandapura, Kab.Bireuen
No Umur Jumlah penduduk
1 0 -12 bulan 27 orang
2 1 - 5 tahun 88 orang
3 5 – 7 tahun 20 orang
4 7 - 15 tahun 107 orang
5 15 – 56 tahun 446 orang
6 <56 tahun 80 orang
Sumber: Desa Alue Mangki dalam angka (2012)
3.3. Keadaan Iklim
Iklim di kecamatan Gandapura menurut data curah hujan dan jumlah hari
selama beberapa bulan terakhir diperoleh gambaran bahwa antara musim
penghujan dan kemarau menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 3 Tentang keadaan hujan dan hari hujan di kecamatan Gandapura.
Tabel 3. Jumlah curah hujan, hari hujan dan rata-rata curah hujan dikecamatan Gandapura 2011
No BulanCurah Hujan
(mm)Hari Hujan
Rata-Rata Hujan
(mm/hari hujan)
(1) (2) (3) (4)1 Januari - - -2 Februari - - -3 Maret - - -4 April - - -5 Mei 177 8 226 Juni 91 6 157 Juli 50 3 178 Agustus 184 6 319 September 198 6 3310 Oktober 304 12 35
12
11 November 257 9 2912 Desember - - -
Sumber: Kecamatan Gandapura Dalam Angka (2011)
Menurut data Badan Meteorologi dan Geofisika (2011), keadaan iklim di
kecamatan Gandapura pada tahun 2011 yaitu dengan hari hujan minimal terjadi
pada bulan Juli dengan curah hujan sebesar 50 mm, dan hari hujan maksimal
terjadi pada bulan Oktober dengan curah hujan 304 mm.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
a. Curah hujan
Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa
sawit adalah di atas 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak
turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai
hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memcah) hujan yang lama tidak
turun juga banyak berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang sudah
cukup umur tidak mau masak (brondol) sampai turun hujan. Hujan yang terlalu
banyak (lebih dari 5.000 mm pertahun) tidak berpengaruh jelek terhadap
produksi buah kelapa sawit,asalkan drainase tanah dan penyinaran matahari
cukup baik.
b. Penyinaran matahari
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofil atau menyukai cahaya
matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah
kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanam yang sempit,
pertumbuhannya akan terhambat Karena hasil asimilasinya kurang.
Tanaman dewasa yang ternaungi, produksi bunga betinanya sedikit sehingga
perbandingan bunga berina dan jantan (sex ratio) kecil. Penelitian menunjukkan
pada bulan-bulan yang penyinaran mataharinya lebih panjang mempunyai
korelasi positif dengan produksi buah kelapa sawit. Kebun-kebun kelapa sawit di
14
Indonesia, Malaysia, ivory coast(pantai gading), Nigeria, dan yangambi (Zaire),
panjang penyinaran matahari tidak menjadi masalah karena letak geografisnya
dekat dengan garis khatulistiwa.
c. Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah,
yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air
pada musim hujan (drainase baik). Di lahan-lahan yang permukaan air tanahnya
tinggi atau tergenang, akar akan membusuk. Selain itu, pertumbuhan batang dan
daunnya tidak mengindikasikan produksi buah yang baik. Kesuburan tanah
bukan merupakan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.
4.2. Proses Pembibitan
Benih kelapa sawit untuk calon bibit harus dihasilkan dan dikecambahkan
oleh lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah. Proses pengecambahan umumnya
dilakukan sebagai berikut
Benih tanaman kelapa sawit memiliki kulit yang tebal. Karena itu, perlu
persiapan yang lama untuk dipanen, tandan buah diperam (fermentasi I) selama
tiga hari supanya semua buahnya rontok. Setelah itu, diperam lahi selama tiga
hari (fermentasi II).
Selama fermentasi I dan II, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah
daging dalam sabut membusuk, bijinya dipisahkan dari daging buah dan serat,
biji dikeringkan dan disimpan selama dua bulan untuk mematahkan dormansi.
15
Setelah itu, biji dikecambahkan. Biji kelapa sawit akan berkecambah selama 2-3
bulan.
Lokasi pembibitan harus memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Dekat dengan sumber air, tetapi tidak kebanjiran.
2. Letaknya tidak jauh dari lokasi penanaman karena biaya angkutan bibit maha.
3. Areal datar dan mudah dipasang instalasi air
4. Dekat kantor dan pemukiman supaya mudah pengawasannya.
5. Keamanan terjamin dan bebas dari gangguan binatang pengganggu.
6. Jauh dari sumber hama dan penyakit.
Pembibitan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan dua system (double
stage system), yaitu melalui pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan
utama (main-nursery).
a. Pembibitan Awal (pre-nursery)
Tanah yang digunakan untuk mengisi polibag kecil berupa tanah bagian
atas (topsoil) yang mudah dibersihkan dari batu dan sisa-sisa tanaman. Polibag
yang berisi tanah diletakkan di bedengan yang lebarnya 1 meter dan panjang
sekitar 8 meter. Sebelum penanaman kecambah, polibag harus disiram air
dahulu. Tanah di tengah-tengah polibag dilubangi dengan telunjuk tangan, lalu
kecambah dimasukkan ke dalam lubang tadi dengan promordia batang
menghadap keatas, lalu lubang ditutu kembali. Pembibitan awal dilakukan
sampai umur 3 bulan atau kecambah sudah berdaun 4 lembar, lalu dipindahkan
ke pembibitan utama.
16
Pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Bibit disiram dua kali sehari, pagi dan sore
2. Rumput-rumput dalam polibag dicabut pelan-pelan.
3. Bibit dipupuk dengan urea dalam bentuk larutan yang berkonsentrasi 0,2 %
4. Hama dan penyakit diberantas secara terpadu.
b. Pembibitan Utama (Main-Nursery)
Tanah yang sudah bersih dimasukkan ke dalam polibag besar berukuran
40x50 cm yang dapat menampung 25 kg tanah. Pengisian tanah dalam polibag
jangan terlalu penuh, cukup sampai 3 cm dari bagian atas polybag. Tujuannya
supaya air dan pupuk tidak melimpah ke luar. Polibag diletakkan dengan jarak
70x70x70 cm. setelah disiram, tanah di tengah-tengah polibag dilubangi dengan
kayu tumpul yang besarnya sama dengan polibag kecil. Polibag kecil disobek,
bibit beserta tanahnya dimasukkan ke dalam lubang tadi, lalu lubang ditutup
kembali.
17
4.3. Analisis Biaya Pembibitan Kelapa sawit
Perhitungan dan analisis finansial pembibitan kelapa sawit ini
menggunakan Analisis sebagai berikut:
(1) Break event point (Titik Balik Modal)
(2) Benefit Cost Ratio (Rasio Biaya Dan pendapatan)
(3) ROI ( return of investment )
Analisis dilakukan untuk periode waktu 1 tahun, biaya yang diperlukan
dalam pembangunan usaha pembibitan, terdiri dari pengadaan peralatan,
penyiapan media tanam,pengadaan bibit,pupuk, obat-obatan, perlengkapan dan
biaya tenaga kerja. Untuk kegiatan usaha pembibitan dibutuhkan lahan seluas 1
Ha, Biaya pemakaian lahan ini dihitung sebagai biaya investasi dan hanya
dikeluarkan pada tahun pertama kegiatan pembibitan kelapa sawit (tahun 2011)
senilai Rp 3.000.000,00
Berikut data rincian biaya yang digunakan dalam usaha pembibitan kelapa
sawit pada salah satu usaha tani nursery lapang parasawita desa Alue Mangki,
Kec.Gandapura.
Tabel 4 .Rincian Biaya Produksi
NoUraian Volume Satuan
Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)1 2 3 4 5 61 Biaya tetap
A. Peralatan
1. Parang 7 unit 45.000 315.000
18
2. Cangkul/sekop 7 unit 55.000 385.000
3. Naungan 92 meter 11.000 1.012.000
4. pagar 52 meter 25.000 1.300.000
5. Pompa Air 4 unit 1.200.000 4.800.000
6. Selang/pipa untuk penyiraman
a. Pipa paralon
Tipe 2 inci 60 batang 48.000 2.880.000
Tipe 1 inci 32 batang 28.000 896.000
b. Sambungan pipa 62 buah 5.200 322.400
c. selang 250 meter 5.000 1.250.000
7. Hand Spayer/penyemprot
3 unit 265.000 795.000
8. Kereta Sorong 3 unit 325.000 975.000
Jumlah Biaya Tetap Rp.14.930.400
2 Biaya variabela. benih
1.PPKS Sehaspa 5.000 kecambah 6.000 30.000.000
2.DXP Lofsul Scopindo
5.000 kecambah 9.500 47.500.000
3.DXP London Sumatra
5.000 kecambah 11.500 57.500.000
b. Polibag
1.polibag kecil 60 kg 15.000 900.000
19
2.polibag besar 450 kg 15.000 6.750.000
c. Pupuk
1.Majemuk 12 sak 320.000 3.840.000
2.Urea 52 sak 95.000 4.940.000
3.Z.A 7 sak
d. Tanah Untuk Media Tanam
25 Truk 190.000 4.750.000
e. Obat-obatan
1. Insektisida 10 kaleng 50.000 500.000
2.Herbisida 20 liter 48.000 960.000
3.Fungisida 12 bungkus 30.000 360.000
f.Tenaga Kerja
1.Pengisian Tanah Kedalam Media Tanam( 30 hari)
9 HKP 40.000 10.800.000
2.Penanaman ( 7 hari) 9 HKP 40.000 2.520.000
3.Penyiraman (360 hari)
4 HKP 20.000 28.800.000
4.Penyemprotan ( 30 kali)
1 HKP 75.000 2.250.000
5.Penyiangan ( 10 kali)
9 HKP 40.000 3.600.000
4.Pengangkutan ( 7 hari)
10 HKP 40.000 2.800.000
Jumlah biaya Variabel Rp.208.770.000
20
Sumber : data primer (diolah) 2012
4.3.1. Modal kerja
merupakan biaya operasional yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha
setelah pembangunan instalasi pembibitan dengan menggunakan biaya investasi
selesai dilakukan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak
tetap (variable cost).
4.3.2. Biaya tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
produksi. Biaya tetap terdiri dari gaji tenaga kerja tetap, penyusutan, Biaya yang
dikeluarkan untuk gaji karyawan tetap pada usaha pembibitan dikeluarkan per
hari. Untuk menjaga kesinambungan kegiatan usaha pembibitan kelapa sawit
perlu dihitung besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun. Sebuah kegiatan
usaha yang sehat pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan/depresiasi
untuk menjaga keberlanjutan dari kegiatan usaha disamping menjaga kualitas
produk dan memudahkan dalam mengikuti perubahan aset dengan adanya
perubahan teknologi. Biaya penyusutan diperhitungkan sebagai dana pengganti
dari aset yang tidak ekonomis lagi. Di pihak lain, biaya penyusutan juga dianggap
sebagai laba dalam perhitungan rugi laba, karena dana yang disisihkan sebenarnya
merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai
kepentingan. Jenis investasi yang perlu disusut terdiri dari bangunan/gedung,
mesin, dan peralatan lainnya yang memerlukan penggantian pada suatu masa
21
sebagai akibat dari pemakaian. Besar kecilnya biaya penyusutan yang dilakukan
pada setiap asset tergantung pada harga aset, umur ekonomis, serta metode yang
digunakan dalam penyusutan. Pada usaha pembibitan ini jumlah penyusutan
secara keseluruhan adalah Rp 2.754.840,- per tahun. Rinciannya sebagai berikut :
Tabel 5 . Rincian Penyusutan Peralatan
NoUraian
Harga
(Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Biaya penyusutan (Rp/tanun)
1 2 3 4 5a. Peralatan
1. Parang 315.000 5 Tahun 63.000
2. Cangkul/sekop 385.000 5 Tahun 77.000
3. Naungan 1.012.000 2 Tahun 506.000
4. pagar 1.300.000 3 Tahun 260.000
5. Pompa Air 4.800.000 5 Tahun 960.000
6. Pipa paralon Tipe 2 inci
2.880.000 10 Tahun 288.000
7. Pipa paralon Tipe 1 inci
896.000 10 Tahun 89.600
8. Sambungan pipa 322.400 10 Tahun 32.240
9. selang 1.250.000 10 Tahun 125.000
10. Hand Spayer/penyemprot
795.000 5 Tahun 159.000
11. Kereta Sorong 975.000 5 Tahun 195.000
Jumlah biaya penyusutan pertahun Rp. 2.754.840
22
Tabel 6. Tabel Jumlah Biaya Produksi
No Keterangan Harga (Rp)
1 Biaya Usaha Tani
a. Biaya penggunaan lahan Rp.3.000.000,00
b. Nilai penyusutan Rp. 2.754.840,00
c. Biaya variabel Rp.208.770.000,00
Total Biaya Produksi Rp.214.279.680,00
1. Pendapatan Usaha Pembibitan
Jumlah bibit yang diproduksi pertahun sebanyak 1.500 bibit dengan harga rata-
rata dibadrol seharga Rp.25.000
Total Penerimaan (TR)= Jumlah produksi x Harga
= 15.000 x Rp.25.000,00
= Rp. 375.000.000,00
Keuntungan Usaha = Total penerimaan ( TR) – Total biaya (TC)
= Rp. 375.000.000,00 - Rp.214.279.680,00
23
= Rp. 160.720.320,00
2. Break Event Point ( Titik Balik Modal)
BEP adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha diperoleh
sama dengan modal yang dikeluarkan.
1. BEP volume produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus
dihasilkan agar usaha tani tidak mengalami kerugian
BEP=Total Biaya Produksi (Rp)
Harga Ditingkat Petani( Rpbibit
)
BEP=Rp . 214.279.680,00Rp .25 .000,00
BEP = Rp. 8.571 per unit
Titik balik modal tercapai jika produksi kelapa sawit mencapai 8.571
per bibit. Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat diperoleh peroleh produksi
sebesar 8.571 per unit usaha tani kelapa sawit mendapatkan keuntungan.
2. Benefit Cost Ratio ( Rasio Biaya dan pendapatan)
B/C digunakan untuk mengukur analisis kalayakan usaha tani, yaitu
perbandingan antara permintaan kotor dengan total biaya yang dikeluarkan.
24
B/C=Total Perimaan(Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
B/C=Rp . 160.720.320,00Rp . 214.279.680,00
B/C = 0.75
Nilai B/C rasio sebesar 0.75 menunjukkan bahwa dengan biaya atau
modal usaha sebesar Rp.208.770.000 akan diperoleh penerimaan sebesar 1 %
dari modal yang akan dikeluarkan. Artinya, setiap penambahan biaya sebesar
Rp. 1 maka akan diperoleh penerimaan Rp. 0.75.
3. ROI ( return of investment )
Analisis ROI digunakan untuk mengetahui effiensi penggunaan
modal, yaitu ukuran perbandingan antara keuntungan dengan biaya
operasional.
ROI= Penerimaan / labaBiayaOperasional
x 100 %
ROI= Rp .160.720 .320,00Rp .214.279 .680,00
x 100 %
ROI = 75 %
Artinya, dari biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 100,- akan dihasilkan
keuntungan sebesar Rp 75 sehingga penggunaan modal untuk usaha ini
effisien.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL), maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembibitan Kelapa sawit layak diusahakan dan mampu memberikan selisih
positif keuntungan cukup besar.
2. Hasil analisis usaha pembibitan kelapa sawit diperoleh pendapatan sebesar =
Rp. 160.720.320 dari 15.000 bibit dengan biaya Rp.214.279.680 sehingga
memperoleh keuntungan sebesar = Rp. 160.720.320.
3. Usaha pembibitan kelapa sawit merupakan investasi usaha sangat
menguntungkan dan memiliki prospek yang sangat baik seperti yang didapat
salah satu pengusaha bibit Nursery Lapang Parasawita di kec.Gandapura.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada lembaga-lembaga yang berkompeten dibidang budidaya
Kelapa Sawit Agar memberikan informasi inovasi dan motivasi kepada petani
maupun pengusaha dibidang tersebut.
2. Diharapkan juga bagi pemerintah lebih memerhatikan usaha pembibitan
kelapa sawit pada khususnya, usaha budidaya pertanian pada umumnya baik
dalam pemberian modal usaha maupun dalam bentuk akses informasi
internasional.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agus L .2010. Analisis Usaha Tani. http://organik-sawangan.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 30 desember 2012
Anonim. 2012. Bireuen Dalam Angka 2012. http://bireuen kab. bps .go.id . Diakses
pada tanggal 12 desember 2012
Anonim. 2010. Potensi Kelapa Sawit Di Aceh.
http://regionalinvestment.bkpm.go.id. Di akses pada Tgl 12 desember
2012.
Hastuti D. R. dan Rahim A. 2007. Ekonomitrika Pertanian (pengantar, Teori, dan
Kasus). Penebar Swadaya. Jakarta
Kadariah, Lien Karlina, Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas
Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta
Sakti H. 2006. Analisis kelayakan bisnis pembibitan kelapa sawit PT. Multi sawit
ekanisu di kabupaten kampar. http://faperta.uniska-bjm.ac.id Diakses
pada tgl 06 desember 2012
Selardi S . 2003. Budidaya Kelapa Sawit. PT.Agromedia pustaka. Jakarta
Sudono S. 2005. Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
27
Wira A .2011. Analisis Pendapatan Usaha Tani Buah Naga (Heloserkusundatus)
Di Desa Alubu Kecamatan Peurelak Barat. Laporan Praktek Kerja
Lapang. Fakultas Pertanian. Universitas Malikussaleh.
Lampiran Document Kegiatan
28
Gambar 3 dan 4. Bibit kelapa sawit di dalam polibag dan di bedengan
Gambar 1 dan 2. Pekerja sedang mengisi tanah kedalam polibag
g