laporan pkl afina

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan bagi setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Anonim, 1992 ). Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di dalamnya mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. Pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan atau masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan perorangan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Berbagai bentuk pelayanan kesehatan berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaringan yang saling terkait menjadi satu kesatuan yang utuh dan terpadu yang disebut Sistem Pelayanan Kesehatan (Anonim, 2004). Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi pelayanan kesehatan dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang memenuhi tiga belas persyaratan, yaitu: tersedia, adil dan merata, tercapai, terjangkau, 1

Upload: amalia-rizki

Post on 23-Jun-2015

6.527 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktik Kerja Lapangan Sekolah Menengah Farmasi "INDONESIA" di apotek Afina

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PKL Afina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

bagi setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Anonim, 1992 ).

Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun

keluarganya termasuk di dalamnya mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, dan

pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan.

Pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan secara sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok, dan atau masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh

pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan perorangan atau pelayanan kesehatan

masyarakat. Berbagai bentuk pelayanan kesehatan berhubungan satu sama lain

membentuk suatu jaringan yang saling terkait menjadi satu kesatuan yang utuh dan

terpadu yang disebut Sistem Pelayanan Kesehatan (Anonim, 2004).

Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi

pelayanan kesehatan dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang memenuhi tiga belas

persyaratan, yaitu: tersedia, adil dan merata, tercapai, terjangkau, dapat diterima, wajar,

efektif, efisien, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, bermutu, dan berkesinambungan..

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan

pekerjaan kefarmasian dan menyalurkan perbekalan farmasi kepada masyarakat. Apotek

mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan, apotek berkewajiban

menyediakan obat- obat tertentu, aman, merata, dan terjangkau oleh masyarakat,

memberikan informasi tentang penggunaan obat dan tepat kepada pasien serta

mendukung pengobatan yang rasional demi kesejahteraan pasien. Sebagai institusi bisnis

sudah sewajarnya apotek mendapatkan keuntungan mengingat dana yang dipergunakan

untuk usahanya cukup besar (apotikfarmasi.blogspot.com).

1

Page 2: Laporan PKL Afina

Salah satu alasan diadakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa Sekolah

Menengah Farmasi karena Asisten Apoteker salah satu tenaga kesehatan memerlukan

pengetahuan dan pengalaman bekerja di apotek sebagai Asisten Apoteker.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan bertujuan:

1. Membekali calon asisten apoteker berupa wawasan pengetahuan, pengalaman, teknik

operasional kegiatan farmasi di apotek yang meliputi manajerial, sosiologi, pelayanan

kesehatan, serta komunikasi, informasi, edukasi sehingga diharapkan dapat

memahami peran Asisten Apoteker di apotek.

2. Mengetahui strategi pengadaan, pengelolaan obat, dan pelayanan perbekalan Farmasi.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan di Apotek diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kamandirian profesi dalam pelayanan

kesehatan sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh.

2. Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan Asisten Apoteker.

2

Page 3: Laporan PKL Afina

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotik

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No.

1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan MenKes RI No.

922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,

yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

B. Tugas Dan Fungsi Apotek

Menurut peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 1980, Tugas dan fungsi apotek

adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan peraciakan, pengubahan bentuk, pencampuran dan

penyerhan obat atau bahan obat

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan

masyarakat secara meluas dan merata.

C. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan Tentang Apotek

1. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran perbeklan farmasi kepada masyarakat.

2. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

3. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kesehatan

kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana apotek untuk

menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu.

4. Apoteker pengelola apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi surat izin apotek

(SIA).

5. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping apoteker

pengelola apotek dan atau menggantikannya pada jam- jam tertentu pada hari buka

apotek.

3

Page 4: Laporan PKL Afina

6. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola apotek

selama APA tersebut terus menerus tidak bertugas, telah memiliki surat izin kerja, dan

tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.

7. Asisten apoteker dalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang- undangan

yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.

8. Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, asli Indonesia (obat tradisional), alat

kesehatan, dan kosmetika.

9. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

pengelolaaan apotek.

D. Persyaratan Apotek

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 992/ Menkes/ Per/ X/ 1993 memuat

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek, antara lain:

1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana

apotek yang telah memiliki persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan

termasuk sediaan farmasi, dan perbekalan farmasi lainnya yang merupakan milik

sendiri atau pihak lain.

2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan

komoditi lainnya di luar sediaan farmasi lainnya.

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lannya diluar sediaan farmasi.

(Anonim, 1993)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, persyaratan Apotek

adalah :

1. Ada apoteker pengelola apotek yang mempunyai izin kerja/Surat Penugasan.

2. Siap tempat dan perlengkapan,termasuk perbekalan farmasi dan perbekalan farmasi

lainnya.

3. Dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya.

4. Dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.

Ketentuan sarana dan prasarana apotek menurut Kepmenkes

No.1027/Menkes/SK/IX/2004 mensyaratkan apotek harus memiliki:

1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.

2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur atau

materi informasi.

4

Page 5: Laporan PKL Afina

3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi

serta lamari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

4. Ruangan racikan.

5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.

E. Tugas dan Tanggungjawab Asisten Apoteker

1. Tugas dan wewenang asisten apoteker adalah:

a. Mengerjakan pekerjaan sesuai profesinya

b. Dalam hal tertentu dapat menggantikan pekerjaan sebagai penjual obat bebas dan

juru resep

2. Tanggung jawab asisten apoteker adalah:

Bertanggung jawab kepada APA sesuai dengan tugas yang diserahkan kepadanya,

artinya bertanggung jawab atas kebenaran segala tugas yang diselesaikan, tidak boleh

ada kesalahan, kekeliruan, kehilangan dan kerusakan.

3. Wewenang asisten apoteker adalah:

Berwenang untuk menyelesaikan tugas pelayanan kefarmasian sesuai dengan batas

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

F. Pengelolaan Apotek

1. Pengelolaan Obat

Secara umum pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek, meliputi pengadaan,

penerimaan, penataan, pencatatan dan penyaluran melalui pelayanan dengan resep

dokter dan pelayanan obat tanpa resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas, dan

OWA) serta alat-alat kesehatan lain.

2. Pengelolaan Resep

Resep yang masuk ke apotek diteliti dulu keabsahannya oleh Apoteker atau Asisten

Apoteker. Setelah itu resep dicek dulu ada tidaknya obat dalam persediaan,

kemudian diberi harga. Resep yang telah diberi harga ini, diserahkan kepada pasien

untuk diminta persetujuannya tentang kesanggupan membayar resep.

Sesudah pasien membayar sesuai harga, resep dicap lunas, selanjutnya obat diracik

sesuai resep, diberi etiket dan dikontrol kembali oleh Asisten Apoteker atau Apoteker.

Penyerahan obat oleh Asisten Apoteker atau Apoteker kepada pasien disertai

informasi yang diperlukan dan mencantumkan alamat pasien. Apabila pasien

menghendaki salinan resep atau kuitansi pembelian, maka diberikan salinan resep

5

Page 6: Laporan PKL Afina

atau kuitansi pembelian. Resep yang ada pada hari tersebut kemudian dijadiakan satu

dan dicatat dalam buku resep yang meliputi tanggal, nomor urut resep, nama dan

alamat pasien, nama dokter, jumlah resep obat paten dan harga obat, jumlah resep

obat generik dan harga obat, serta total keseluruhan harga.

3. Administratif

a. Tugas dan kewajiban bagian administrasi adalah:

1.1 Membuat laporan harian, pencatatan, penjualan kredit, meneliti catatan

pembelian dan buku penerimaan barang, pencatatan hasil penjualan, serta

tagihan, dan pengeluaran harian.

1.2 Membuat laporan bulanan, realisasi data untuk pimpinan apotek, daftar gaji,

upah, dan pajak.

1.3 Membuat laporan tahunan (neraca akhir tahun dan laporan laba-rugi).

1.4 Melaksanakan surat menyurat.

b. Tanggungjawab bagian administrasi adalah bertanggungjawab pada APA sesuai

tugas yang diberikan kepadanya.

c. Wewenang bagian administrasi adalah berwenang melaksanakan semua kegiatan

administrasi pembukuan dengan petunjuk dari APA.

4. SDM

Pengelolaan sebuah organisasi selalu dimulai dari personalia karena personel yang

terkait dalam suatu organisasi merupakan penentu utama maju mundurnya sebuah

organisasi. Demikian juga apotek yang membutuhkan beberapa tenaga dari berbagai

cabang keilmuan yang harus dipadukan agar tujuan tercapai dan memberikan hasil

yang memuaskan. Dari struktur organisasi apotek, maka dapat diketahui bahwa secara

umum beberapa personel yang sangat diperlukan adalah:

a. Tenaga ahli bidang Farmasi atau professional

b. Tenaga administrasi

c. Tenaga pembantu atau pendidikan umum

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling sulit untuk dikelola dan

sekaligus merupakan sumber daya yang paling penting, karena sumber daya ini

memberikan sumbangan tenaga, bakat, kreatifitas, dan usaha kepada organisasi.

6

Page 7: Laporan PKL Afina

G. Pelayanan KIE

1. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan

baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.

2. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat serta

perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi dan pelaporan tersebut wajib didasarkan pada kepentingan

masyarakat

7

Page 8: Laporan PKL Afina

BAB III

TINJAUAN UMUM APOTEK AFINA

A. Sejarah Apotek

Apotek Afina merupakan suatu badan usaha swasta milik perseorangan yang

didirikan pada tanggal 1 Maret 2003, dengan surat izin Apoteker Nomor 503/429, lokasi

Apotek Afina di jalan Dr. Sutomo No. 21, Yogyakarta dikelola oleh Apoteker Pengelola

Apotek (APA) Dwi Hastuti, S. Si, Apt. dengan nomor SP: KP. 01.01.1.3.7116. Luas

bangunan yang dipergunakan untuk Apotek adalah 45 m ditambah dengan ruangan

khusus untuk praktek dokter dan ruang tunggu pasien seluas 80 m2. Ruangan tambahan

ini hanya dipergunakan saat jam praktek dokter.

Nama Afina diambil dari nama kemenakan Ibu Dra. Djufainah, Apt. selaku pemilik

sarana apotek. Tujuan awal pendirian Apotek Afina adalah untuk melayani resep pasien

dr.Ahmad Asmedi, Sp.S. yang sudah berpraktek sebelum apotek didirikan pada lokasi

yang sama sehingga pasien lebih mudah dalam mendapatkan obat. Selain itu juga

melayani masyarakat sekitar dan resep dari sekitar apotek.

Apotek Afina adalah apotek dengan misi sosial yang memberikan pelayanan

semaksimal mungkin kepada masyarakat. Tetapi di samping dengan misi sosialnya

sebagai unit pelayanan kesehatan (non profit oriented) dan sebagai tempat pengabdian

profesi Apoteker. Apotek Afina juga merupakan suatu institusi bisnis (profit oriented)

tentu saja tanpa mengesampingkan misi sosialnya untuk masyarakat. Dengan berdirinya

Apotek Afina diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh obat-obatan

yang dibutuhkan serta diharapkan dapat lebih berperan dalam menjaga, memelihara, dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pemberian informasi yang jelas dan

benar tentang obat dan penggunaannya serta perbekalan farmasi lainnya sehingga

masyarakat dapat mengkonsumsi obat dengan aman, efektif, bermutu dengan harga yang

terjangkau.

Sebelum Apotek Afina didirikan terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa faktor

yang dapat dijadikan sebagai peluang keberadaan sebuah apotek. Lokasi yang strategis di

Jalan Dr. Sutomo karena arus lalu lintas yang ramai serta jumlah penduduk yang menjadi

faktor utamanya. Selain itu sebelum Apotek didirikan sudah terdapat praktek dokter yang

menyatakan bersedia untuk bekerjasama. Saat itu jumlah dokter yang praktek sudah

banyak, disamping itu tempat parkir yang cukup luas dan gratis dapat memberi

keleluasaan kepada pasien yang datang ke Apotek.

8

Page 9: Laporan PKL Afina

Hal ini yang menunjang Apotek Afina tetap ada dan terus berkembang adalah

bangunan Apotek yang telah dirancang dengan pembagian ruang sedemikian rupa sesuai

dengan fungsinya. Ruangan Apotek Afina terdiri dari etalase, ruang tunggu, ruang

peracikan, ruang praktek dokter, mushola, dan toilet. Pembagian ruang ini penting untuk

menjamin kelancaran pelayanan obat dan denah bangunan apotek dapat dilihat dalam

lampiran.

Dalam menjalankan tugasnya, Apotek Afina buka pada pukul 06.30 sampai dengan

pukul 21.00 WIB. Hal ini dilakukan sebagai suatu strategis bisnis. Selain itu juga

memberikan kemudahan untuk mendapatkan obat bagi masyarakat, karena umumnya

pada pukul 06.30 sampai dengan pukul 14.00 WIB dan sore pukul 14.00 sampai dengan

pukul 21.00. Setiap karyawan pada umumnya mendapatkan jatah 1 shif setiap harinya.

Untuk shift pagi diperlukan karyawan yang lebih sedikit karena resep relatif sedikit

dibanding sore. Pada pagi hari pekerjaan meliputi administrasi dan inkaso yang dilakukan

oleh karyawan meliputi administrasi. Order barang, pelayanan resep, obat bebas, obat

bebas terbatas, dan OWA dilakukan oleh Asisten Apoteker. Sedangkan sore hari

karyawan yang diperlukan lebih banyak dari shift pagi karena pada waktu tersebut

pelayanan resep dan obat bebas frekuensinya lebih besar.

Karyawan dapat dikatakan sebagai salah satu aset utama apotek karena karyawan

merupakan ujung tombak kelancaran usaha, oleh karena itu kesejahteraan karyawan

merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pihak apotek. Dengan memberikan UMR

sesuai daerah setempat, pembagian tuslah, pakaian seragam, pemberian perbekalan

farmasi dengan harga netto serta adanya kegiatan pengajian yang dapat mempererat

hubungan antar karyawan, serta diharapkan meningkatkan semangat kerja, rasa memiliki,

dedikasi para karyawan terhadap apotek Afina.

Untuk kesejahteraan karyawan, Apotek Afina memberikan fasilitas sebagai

berikut:

1. Pakaian seragam karyawan setiap tahun satu stel.

2. Tunjangan Hari Raya (THR).

3. Uang resep (tuslah) karyawan.

4. Pemberian harga netto untuk pembelian obat serta pembayaran secara kredit.

9

Page 10: Laporan PKL Afina

B. Struktur Organisasi Apotek Afina

Pengelolaan sebuah apotek yang baik akan membawa apotek tersebut pada tujuan yang

telah ditetapkan. Pengelolaan ini bisa berjalan dengan baik jika didukung dengan sebuah

organisasi yang solid, dengan adanya wewenang dan tanggungjawab yang jelas, saling

mengisi, dan pembagian kerja yang jelas. Apotek Afina memiliki karyawan yang terdiri

dari Asisten Apoteker (AA) dan karyawan non AA. Tugas, kewajiban, tanggungjawab

serta wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Pemilik Sarana Apotek (PSA)

a. Bersama dengan manager dan APA menentukan anggaran biaya, bagi keperluan

apotek, pengelolaan keuangan serta mempunyai tugas dan kewajiban mengadakan

control terhadap jalannya apotek.

b. Mengadakan penilaian kembali sistem pengelolaan apotek tiap akhir tahun untuk

mengetahui kemajuan apotek.

2. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

a. Tugas dan kewajiban APA:

1.1 Memimpin seluruh kegiatan apotek, termasuk mengkoordinir dan mengawasi

jalannya karyawan, mengatur daftar giliran kerja serta pembagian tugas.

1.2 Secara aktif berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil usaha

apotek.

1.3 Mengatur dan mengawasi penyimpanan dan kelengkapan teknis farmasi

terutama di bidang peracikan.

1.4 Menyesuaikan buku harga dan kalkulasi harga obat yang akan dijual sesuai

dengan kebijaksanaan harga yang ditetapkan.

1.5 Pembinaan dan memberi petunjuk teknis kepada karyawan terutama dalam

memberikan informasi kepada pasien.

1.6 Bersama dengan bagian administrasi dan keuangan menyusun laporan

managerial dan pertanggungjawaban.

1.7 Mempertimbangkan usulan dari karyawan serta saran-saran untuk

memperbaiki pelayanan dan kemajuan apotek.

1.8 Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai setiap hari.

b. Tanggungjawab APA:

1.1 Bidang keuangan: penggunaan secara efisien, pengamanan, dan kelancaran.

1.2 Bidang persediaan barang: pengadaan yang sehat, ketertiban, penyimpanan,

dan kelancaran.

10

Page 11: Laporan PKL Afina

1.3 Bidang inventaris: penggunaan yang efisien serta pemeliharaan dan

pengamanaannya.

1.4 Bidang personalia: ketentraman kerja, efiseiensi, dan strategi.

1.5 Bidang umum: kelancaran, penyimpanan, dan pengamanan dokumen-

dokumen.

c. Wewenang APA adalah:

Memimpin semua kegiatan apotek, diantaranya mengelola kegiatan pelayanan

kefarmasian dan karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Asisten Apoteker

a. Tugas dan wewenang AA adalah:

1.1 Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya.

1.2 Dalam hal tertentu dapat menggantikan pekerjaan sebagai penjual obat bebas

dan juru resep.

b. Tanggungjawab AA adalah:

Bertanggungjawab kepada APA sesuai dengan tugas yang diserahkan kepadanya,

artinya bertanggungjawab atas kebenaran segala tugas yang diselesaikan, tidak

boleh ada kesalahan, kekeliruan, kehilangan, dan kerusakan.

c. Wewenang AA

Berwenang menyelesaikan tugas pelayanan kefarmasian sesuai dengan batas

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

4. Bagian Administasi dan Keuangan

a. Tugas dan kewajiban administrasi dan keuangan

1.1 Membuat laporan harian, pencatatan, penjualan kredit, meneliti catatan

pembelian serta penagihan, dan pengeluaran harian.

1.2 Membuat laporan bulanan, realisasi dana untuk pimpinan apotek, daftar gaji,

dan pajak.

1.3 Membuat laporan tahunan (neraca akhir tahun dan laporan rugi-laba)

1.4 Melaksanakan surat-menyurat.

1.5 Mencatat penerimaan, pengeluaran uang yang harus dilengkapi kuitansi, nota,

dan tanda setoran yang sudah di paraf oleh APA atau petugas yang ditunjuk.

1.6 Menyetor dan atau mengambil uang baik dari kasir maupun dari bank.

b. Tanggungjawab bagian administasi dan keuangan

11

Page 12: Laporan PKL Afina

Bagian administrasi dan keuangan bertanggungjawab kepada manager sesuai

dengan tugas yang diberikan kepadanya serta tanggungjawab langsung kepada

APA atas kebenaran jumlah uang yang dipercayakan kepadanya.

c. Wewenang bagian administrasi dan keuangan

Berwenang melaksanakan semua tugas administrasi pembukuan dengan petunjuk

dari manager serta melaksanakan kegiatan arus keuangn sesuai dengan petunjuk-

petunjuk dari APA.

5. Bagian Kasir

a. Tugas dan kewajiban kasir

1.1 Memeriksa dan menyesuaikan laporan keuangan tiap pergantian shift.

1.2 Melakukan transaksi langsung dengan pasien.

b. Tanggungjawab bagian kasir

Bertanggungjawab terhadap semua transaksi keuangan yang dilakukan pada shift

jaga.

c. Wewenang bagian kasir

Berwenang untuk melaksanakan kegiatan transaksi keuangan sesuai dengan

petunjuk-petunjuk dari APA.

Apotek Afinadalam melaksanakan tugas serta fungsinya memberikan pelayanan

kepada masyarakat dan penanganan adminstrasi secara teratur memerlukan personel-personel

yang dapat menguasai bidangnya masing-masing, untuk itu apotek Afina memiliki 1 orang

APA, dan 8 orang karyawan yang terdiri dari:

1. Apoteker Pendamping : 1 orang

2. Asisten Apoteker : 2 orang

3. Bagian Adminstasi Keuangan : 1 orang

4. Bagian Keuangan/Kasir : 2 orang

5. Pembantu Umum : 1 orang

6. Juru Parkir : 1 orang

Dalam menjalankan tugasnya, Apotek Afina buka pada pukul 06.30 sampai

dengan pukul 21.00 WIB. Hal ini dilakukan sebagai suatu strategis bisnis. Selain itu juga

memberikan kemudahan untuk mendapatkan obat bagi masyarakat, karena umumnya pada

pukul 06.30 sampai dengan pukul 14.00 WIB dan sore pukul 14.00 sampai dengan pukul

21.00. Apotek Afina tetap buka setengah hari pada hari libur nasional kecuali pada hari besar

Islam.

12

Page 13: Laporan PKL Afina

C. Pengelolaan Apotek Afina

a. Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan

1.1 Perencanaan dan Pengadaan

Sistem perencanaan dan pengadaan barang yang digunakan berdasarkan

barang yang digunakan berdasarkan metode yang konsumtif. Berdasarkan

perencanaan yang dibuat pemesanan barang dilakukan setiap hari berdasarkan

kebutuhan. Pengadaan obat-obatan perbakalan Farmasi lainnya dilakukan oleh

APA. Barang dipesan melalui salesman yang datang ke apotek atau lewat

telepon. Pemesanan barang berdasarkan pada buku defekta yang hanya untuk

memenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga sistem sirkulasi barang yang

masuk dan keluar akan terkendali. Apotek Afina tidak tersedia gudang khusus

untuk menyimpan barang, karena begitu diperlukan barang tinggal dipesan

pada PBF yang terdapat dalam kawasan kota sehingga pada hari itu juga

dapat dilayani.

Dalam melakukan pemesanan barang ada beberapa kriteria yang diperlukan,

diantaranya adalah:

13

Gambar I. Struktur Organisasi Apotek Afina

Page 14: Laporan PKL Afina

a) Jumlah dan macam barang yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi

keuangan dan kategori arus barang (Fast Moving atau Slow Moving).

b) Mencari sumber resmi dan selalu mempertimbangkan kondisi yang paling

menguntungkan seperti harga, diskon, waktu tunggu, syarat pembayaran,

letak dari PBF (dalam kota atau luar kota), serta kualitas pelayanan dari

PBF.

Pembelian obat dilakukan dengan menggunakan surat pesanan (SP), hal ini

dilakukan untuk menghindari kesalahan dan juga untuk mempermudah sistem

kontrol barang dan keuangan apotek. SP untuk obat generic berlogo (OGB),

Over The Counter (OTC), dan psikotropika rangkap dua. Satu lembar untuk

apotek sebagai arsip dan satu lembar untuk PBF. Khusus untuk narkotika

dibuat lima rangkap, dimana satu lembar untuk apotek sebagai arsip dan

empat lembar untuk PBF Kimia Farma, Dinkes, Badan POM, dan penanggung

jawab narkotik dan manager Kimia Farma.

Pengadaan barang dapat dilakukan dengan cara konsinyasi, pembelian

secara kredit ataupun secara tunai. Konsinya adalah semacam titipan barang

dari PBF kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner

yang menerima komisi kalau barang terjual dan apabila tidak terjual barang

dapat dikembalikan. Konsinyasi dilakukan pada obat-obat baru, obat-obat

yang jarang terjual atau obat-obat yang belum terjual di apotek dan masih

dalam masa promosi. Pembayaran untuk sistem konsinyasi ini dilakukan

apabila pada saat jatuh tempo dan pembayaran dilakukan setiap hari.

Pembelian secara tunai biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan

perolehan diskon oleh pihak PBF.

1.2 Penyimpanan

Penyimpanan barang harus dilakukan dengan baik sehingga barang

tidak menjadi rusak atau mengalami perubahan fisik yang nantinya dapat

menurunkan mutu dari obat tersebut. Untuk golongan narkotika dan

psikotropika di tempatkan secara terpisah. Obat yang harus disimpan pada

suhu rendah seperti suppositoria, vaksin dan lain-lain harus di letakkan dalam

lemari es. Penempatan obat bebas dan obat bebas terbatas didasarkan pada

golongan farmakoterapi dari obat tersebut dan secara alfabetis. Obat yang

berbentuk cairan dikelompokkan sendiri. Untuk menghindari terjadinya

14

Page 15: Laporan PKL Afina

kekurangan atau kelebihan barang maka selalu dilakukan kontrol terhadap

jumlah persediaan barang yang dapat dilihat melalui kartu stock.

Penyimpanan barang yang tidak mempunyai waktu kadaluarsa

menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO). Upaya menghindari

adanya obat yang kadaluarsa satu tahun ke depan supaya mudah untuk

mengeceknya. Setiap obat yang rusak maupun kadaluarsa yang tidak dapat di

kembalikan ke PBF maka harus dimusnahkan dan disertai dengan bukti

laporan pemusnahan obat tersebut.

1.3 Pengelolaan Obat ED dan Rusak

Obat yang rusak dapat disebabkan karena penyimpanan pda waktu

pengiriman, sedangkan obat yang kadaluarsa dapat dikembalikan ke PBF

dimana obat tersebut dibeli dengan perjanjian yang telah disepakati kedua

belah pihak. Beberapa PBF menetapkan batas waktu pengembalian obat dalam

3 sampai dengan 4 bulan sebelum tanggal kadaluarsanya, bahkan ada yang

tidak mendapat ganti rugi untuk obat yang telah mencapai waktu kadaluarsa.

Pengelolaan obat yang pada waktu kadaluarsanya sudah hampir

waktunya dicatat dalam buku ED (Expired Date) dan disimpan pada tempat

terpisah untuk memudahkan dalam pengontrolan obat ED dan menghindari

kesalahan pengambilan obat.

Untuk pemusanahan obat-obat rusak dan kadaluarsa dapat

dilaksanakan bersamaan dengan pemusnahan resep, disertai dengan berita

acara. Pemusnahan obat-obat narkotika dan psikotropika yang sudah

kadaluarsa disaksikan oleh petugas kesehatan.

b. Penjualan Obat dan Alat Kesehatan

1.1 Penjualan Obat Bebas dan Bebas Terbatas

Penjualan bebas(tanpa resep) ini meliputi obat- obat bebas, obat

bebas terbatas, obat wajib apotek, kosmetika, alat kesehatan, dan barang-

barang lain yang dijual di apotek. Menurut peraturan Menteri Kesehatan

No.919/Menkes/Per/X/1993 Pasal 2 tentang kriteria obat yang dapat di

serahkan tanpa resep dokter:

i. Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak-

anak di bawah usia 2 tahun, dan orang tua di atas usia 65 tahun.

ii. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan resiko

pada kelanjutan penyakit.

15

Page 16: Laporan PKL Afina

iii. Penggunannya tidak menggunakan cara dan alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

iv. Penggunaannya diperoleh untuk penyakit yang frekuensinya tinggi di

Indonesia.

v. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Kriteria di atas didasarkan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam menolong dirinya sendiri secara tepat, aman, dan rasional

guna mengatasi masalah kesehatan.

Obat-obat bebas disimpan di etalase dan disusun berdasarkan

farmakologis dan alfabetis. Penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas

disertai dengan memberikan informasi yang diperlukan dengan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami.

1.2 Penjualan Obat Wajib Apotek

OWA dapat diberikan dalam jumlah tertentu. OWA telah di tetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Menkes No.347/Menkes/SK/VII/1990 untuk

OWA 1. peraturan Menkes No.924/Menkes/Per/X/1993 untuk OWA 2 dan

surat keputusan Menkes No 1176/Menkes/SK/X/1999 untuk OWA 3,bahwa

OWA adalah obat keras tertentu yang boleh diserahkan oleh apoteker kepada

pasien di apotek tanpa resep dokter.

Persyaratan yang diwajibkan adalah:

i. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jumlah obat per pasien yang di

sebutkan dalam obat OWA yang bersangkutan.

ii. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.

iii. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan aturan pakainya,

kontraindikasinya, efek samping, dan lain- lain yang perlu diperhatikan

oleh pasien (Anonim,1990)

1.3 Penjualan dengan Resep Dokter

Penjualan obat dengan resep dokter dapat dilakukan secara kredit

maupun kontan. Penjualan kontan ditujukan untuk umum, pembeli membayar

langsung harga obat yang dibelinya. Sedangkan penjualan kredit ditujukan

kepada pelanggan (pribadi atau instansi) sebagai usaha apotek untuk

mengembangkan jangkauannya.

c. Pengelolaan Resep

16

Page 17: Laporan PKL Afina

Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter

hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan

menyerahkan obat kepada penderita sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap.

Apabila resep tidak bisa dibaca dengan jelas atau tidak lengkap maka

harus ditanyakan kepada dokter penulis resep.

Resep harus memuat hal-hal dibawah ini, menurut Surat Keputusan

Menteri Kesehatan No.280/Menkes/SK/V/1981 :

i. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter

hewan.

ii. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat, dan

jumlah obat.

iii. Tanda R/ pada bagian setiap penulisan resep.

iv. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

v. Jenis hewan dan alamat pemiliknya untuk resep dari dokter hewan.

vi. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan

dosis yang melebihi dosis maksimal ( Anonim, 1981 ).

Resep yang telah dilayani dipisahkan berdasarkan golongannya yaitu

resep yang mengandung narkotika diberi tanda garis merah, sedangkan

psikotropika diberi tanda garis kuning untuk mempermudah dalam

pengecekan dan pelaporan. Setiap resep yang masuk dianalisa keabsahannya.

Hal ini juga mengantisipasi apabila ada pemalsuan dalam penulisan resep.

Selain itu setiap bulan jumlah lembar resep yang mengandung obat generik

berlogo dihitung. Resep tersebut dihitung berdasarkan nomor urut dan urutan

tanggalnya.

17

Page 18: Laporan PKL Afina

a.

18

Gambar II. Skema Pelayanan Resep di Apotek Afina

Page 19: Laporan PKL Afina

b. Sumber Daya Manusia

Faktor manusia memegang peranan penting dalam tumbuh kembangnya

apotek. SDM mempunyai peran yang besar dalam menjamin kelancaran kegiatan

operasional apotek sehari-hari. Karyawan sebagai sumbe daya manusia

merupakan aset berharga dalam bisnis apotek. Perhatian apotek terhadap

karyawan harus membuat karyawan bekerja dengan aman, nyaman, sehingga

dapat berimbas pada kinerja di apotek. Perekrutan karyawan dilakukan oleh

apotek tidak dengan sembarangan. Karyawan dipilih tanggungjawab masing-

masing, kejujuran, kekompakan, dan loyalitas pada apotek sangat ditekankan di

apotek Afina. Pembagian jam dan waktu kerja sangat fleksibel yang ditentukan

bersama antara APA dan karyawan. Dalam hal kesejahteraan, karyawan diberi

gaji pokok di atas UMR, tunjangan hari raya (THR), dan pembagian uang tuslah.

Selama perkembangan apotek, sangat jarang terjadi pergantian karyawan.

Umumnya karyawan apotek Afina sudah bekerja sejak apotek berdiri. Mereka

mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap apotek. Setiap orang

memiliki job description yang jelas dan tanggungjawab sendiri-sendiri, sehingga

semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk meningkatkan hubungan antar karyawan sekaligus menambah wawasan

keislaman disamping bidang ilmu Farmasi setiap hari Selasa dan Kamis

diwajibkan bagi karyawan apotek Afina untuk mengikuti kajian Islam dapat

meningkatkan kualitas iman dan taqwa karyawan Apotek Afina

19

Page 20: Laporan PKL Afina

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Apotik

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 menyatakan

bahwa apotik memiliki tugas serta fungsi sebagai tugas pengabdian profesi apoteker

yang telah mengucapkan sumpah jabatn sebagai apoteker dan telah memilki Surat Izin

Kerja (SIK) dari Menteri Kesehatan.

Apotik Afina merupakan suatu institusi yang bergerak dengan dua fungsi

utama yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (non profit oriented) dan institusi bisnis

yang mencari keuntungan (profit oriented) serta pendidikan. Sebagai suatu unit

pelayanan kesehatan yang bersifat sosial, apotik Afina berkewajiban menyediakan

perbekalan farmasi yang legal, aman, dan terjangkau. Sebagai institusi sosial, apotek

Afina mengacu pada patient oriented yaitu membantu masyarakat sekitarnya untuk

memperoleh obat-obatan, berperan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat serta kelengkapan obat sehingga masyarakat mendapat

obat yang berkualitas dengan harga yang terjangakau. Sebagai institusi bisnis, apotek

bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan sebagai imbalan, dan jasa

pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Sebagai institusi bisnis, apotek perlu pengelolaan

sedemikian rupa sehingga untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup apotek dan kesejahteraan karyawan.

Dalam kurun waktu 6 tahun sejak berdirinya pada tanggal 1 Maret 2003

Apotek Afina mengalami kemajuan dan prospek pemasaran yang cukup pesat

sehingga mampu berkompetisi dengan apotek lain, karena memilki keunggulan

dibandingkan apotek lainnya.

Beberapa faktor yang mendukung perkembangan Apotek Afina antara lain :

1. Lokasi yang strategis

Apotek Afina berada pada lokasi yang strategis yaitu di pinggir jalan raya, mudah

dijangkau oleh masyarakat baik dengan kendaraan umum maupun pejalan kaki.

Hal ini didukung pula oleh banyaknya pemukiman penduduk di sekitar apotek.

Lokasi ini merupakan salah satu keunggulan Apotek Afina jika dilihat dari sisi

bisnis dan kelayakan sebuah usaha. Oleh karena itu, lokasi yang strategis

merupakan salah satu aset untuk perkembangan sebuah apotek.

2. Fasilitas apotek yang memadai

20

Page 21: Laporan PKL Afina

Berupa ruang tunggu yang nyaman, penerangan yang memadai, tempat parkir

yang cukup untuk sepeda motor, selain itu juga parker gratis. Tersedia pula brosur

kesehatan, ada konsultasi dan pemberian informasi obat kepada pasien setiap hari.

3. Manajemen yang baik

Manajemen yang dilakukan antara lain pengadaan sumber daya manusia dan

pengelolaan administrasi dan keuangan telah dilakukan dengan baik.

4. Pelayanan yang ramah, cepat, tepat, memuaskan, harga obat yang relative lebih

murah disbanding dengan apotek lain

5. Adanya bimbingan rohani bagi karyawan yang dilakukan rutin seminggu dua kali

melalui kajian keislaman yaitu tiap hari Selasa dan Kamis pukul 07.30-08.30.

6. Apotek Afina buka lebih awal yaitu 06.00 sampai 21.00 WIB.

7. Pemberian wewenang yang penuh dari pihak PSA kepada APA untuk mengelola

seluruh kegiatan Apotek.

8. Adanya kerjasama yang dilakukan dengan dokter praktek.

Kelayakan Apotek Afina ditunjang dengan adanya praktek dokter spesialis syaraf,

penyakit dalam dan dokter umum yang cukup dikenal masyarakat.

1. Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat di Apotek Afina menyangkut berbagai tahap dan kegiatan yang

seharusnya saling terkait antara yang satu dengan yang lain yaitu tahap perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penjualan dan penggunaan.

a. Perencanaan obat

Ada beberapa cara untuk melakukan perencanaan, antara lain perencanaan

berdasarkan konsumsi, epdemiologi, kombinasi epidemiologi dan konsumsi, just

in time. Apotek Afina dalam melakukan perencanaan pembelian obat dengan

mempertimbangkan buku defecta (catatan obat yang habis) dan kondisi keuangan

serta berdasarkan kombinasi antara pengeluaran obat sebelumnya (harian,

mingguan), pola peresepan oleh dokter, dan pola konsumsi masyarakat. Selain itu

juga menyesuaiakan dengan kebutuhan dengan memperhatikan perbekalan

farmasi yang fast moving dan slow moving yang dapat dilihat dari buku

penjualan maupun dari buku stok. Selain menggunakan metode diatas Apotek

Afina juga menggunakan metode just in time, yaitu pemesanan barang saat itu

juga, metode ini digunakan untuk obat-obat yang harganya mahal dan jarang

diresepkan oleh dokter, metode ini digunakan bila ada permintaan dari pasien. De

21

Page 22: Laporan PKL Afina

ini diharapkan tidak terjadi penumpukan barang di gudang dan obat yang ada

sesuai kebutuhan sehingga perputaran uang di Apotek Afina berjalan dengan baik.

Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kerugian akibat adanya perbekalan

farmasi yang kadaluarsa atau berhentinya perputaran modal karena banyaknya

barang yang menumpuk.

b. Pengadaan Obat

Sistem pengadaan barang (order) di Apotek Afina dilakukan setiap hari Senin

sampai Sabtu. Pengadaan perbekalan farmasi yang dilakukan di Apotek Afina

yaitu pembelian secar terbatas, berencana, dan konsinasi. Untuk itu diperlukan

pengetahuan dan kecermatan atas setiap perbekalan farmasi untuk menentukan

item yang akan diadakan. Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Afina adalah

just in time, maksudnya barang yang habis akan dipesan pada hari itu dan barang

akan datang pada hari itu juga. Pengadaan barang dilakukan secar langsung yaitu

pemesanan secara langsung melalui salesman yang datang maupun melalui

telepon. Yang dimaksud barang habis disini adalah habis di gudang, tapi masih

terdapat di rak untuk pemakaian sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar bila barang

yang ada di rak untuk pelayanan habis, barang masih tersedia di gudang (ditempat

stok obat), sehingga pasien akan selalu mendapatkan barang yang dicari dan

Apotek tidak mengalami loss of sale (kehilangan penjualan) akibat menolak resep

karena kekosongan persediaan barang. Hali ini merupakan salah satu metode

untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien, bahwa barang yang

mereka cari ada dan lengkap tersedia di apotek, sehingga omset apotek dapat

meningkat. Dengan demikian dapat menghindari terjadinya kekosongan barang

karena bias dipesan secara langsung sesuai kebutuhan yang ada dan juga lead time

yang tidak terlalu lama. Obat yang persediaannya telah minim atau habis dicatat

dalam buku defacta, untuk menghindari resiko kerugian yang tidak diinginkan

akibat stock out atau stock over.

Apoteker Pengelola Apotek Afina mengetahui PBF yang tepat untuk order barang

yang disesuaikan dengan jenis barangnya (beresiko ED atau tidak) beserta sifat

barang yaitu fast moving dan slow moving, juga disesuaikan dengan kondisi yang

ditawarkan, pemilihan PBF didasarkan pada bentuk PBF distributor atau sub

distributor, karena masing- masing mempunyai kekurangan dan kelebuhan yang

dapat dimanfaatkan oleh apotek. Salesman rajin datang ke apotek untuk

22

Page 23: Laporan PKL Afina

mendapatkan order, sehingga salesman tersebut akan saling berlomba untuk

menawarkan kondisi pembelian obat yang menguntunkan apotek.

Sistem pembayaran dilakukan dengan tiga macam cara yaitu :

1. Cash on delivery (COD) yaitu pembayaran barang dilakukan pada saat barang

datang, ini biasanya berlaku untuk narkotika.

2. Narkotika, yaitu pembayaran dilakukan dengan setelah jangka waktu tertentu

sejak barang datang, misalkan satu minggu, dua minggu, satu bulan.

3. Konsinasi, yaitu pembayaran yang dilakukan setelah barang dijual. Sistem ini

biasanya dilakukan dengan untuk produk baru atau masih dalam tahap

promosi.

Incaso atau pembayaran pada hari senin sampai sabtu jam 08.00-12.00 WIB yaitu

pada saat jatuh tempo pembayaran pada PBF yang bersangkutan. Pembayaran

atau pelunasan tagihan untuk barang barang yang sudah diterima dilakukan

dengan cara memberikan uang tunai.

Setiap barang pesanan datang terlebih dahulu diperiksa kelengkapan

administrasinya baik faktur faktur maupun kesesuaian barang yang dipesan.

Barang-barang yang rusak dan kadaluarsa diusahakn penukarannya pada PBF

yang bersangkutan, tentu saja dengan mengadakan perjanjian terlebih dahulu.

Apotek Afina menerapkan istilah stok aman yaitu jumlah minimal dari suatu obat

yang diresepkan oleh dokter dalam satu harinya. Langkah ini diambil sebagai

upaya untuk menghindarkan adanya ketertundaan pelayanan resep yang

dikarenakan oleh obat habis (stock out) maupun kurang. Ketersediaan obat dalam

jumlah yang cukup dalam pelayanan resep juga sangat mempengaruhi pandangan

positif dari masyarakat tentang apotek yang bersangkutan dan merupakan salah

satu factor penting dalam proses pemasaran.

Meskipun system pengadaan barang telah diatur sebaik mungkin terkadang

kekosongan barang dapat terjadi di apotek, hal ini dapat dimungkinkan oleh

karena keterlambatan kiriman barang dari PBF. Jika dengan terpaksa pasien tidak

dapat dilayang, maka pasien diberi tahu dengan cara yang baik dan disarankan ke

apotek lain, sehingga pasien tidak terlalu kecewa, di samping itu juga

menimbulkan kesan yang baik antara apotek dengan apotek.

c. Penerimaan dan Penyimpanan perbekalan farmasi

Perbekalan farmasi yang datang selanjutnya dicocokkan dengan SP kemudian

faktur ditandatangani oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker bagian

23

Page 24: Laporan PKL Afina

pengadaan dan obat diberi harga serta ditempatkan dengan jenis, bentuk sediaan

obat, dan alfabetis. Barang-barang yang diterima, dicatat dalam buku penerimaan

barang. Setelah itu data pembelian harus diketik dan disimpan dalam komputer.

Setelah jatuh tempo pembayaran, barang yang sudah dibayar lunas dicatat dalam

buku lunas atau inkaso, sehingga memudahkan dalam administrasinya. Pada buku

inkaso dilakukan tanda tangan yang menerima uang pembayaran dari PBF. Hal ini

dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan untuk bukti resmi, tetapi

selain itu pembayaran pelunasan, yaitu diterimanya faktur asli dari PBF. Barang

tersebut kemudian diberi harga menggunakan label harga. Demikian pula untuk

barang lama yang mengalami perubahan harga sesuai dengan harga yang baru. Di

Apotek Afina pemberian harga untuk OTC dengan indeks sebesar 7,5%

sedangkan OWA dan resep indeksnya sebesar 20%.

Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi Apotek Afina tidak mempunyai

gudang khusus karena jumlah persediaan barang tidak terlalu banyak. Barang

hanya disimpan dalam lemari penyimpanan, rak obat dan etalase. Hal ini

dilakukan untuk efisiensi, karena semakin banyak persediaan, berarti biaya

penyimpanan akan semakin besar. Pengaturan obat di Apotek Afina cukup teratur

dan rapi. Sistem penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Afina

dikelompokkan berdasarkan jenis (obat bebas, obat generik, OWA, narkotika dan

psikotropika), bentuk sediaan (tablet, sirup, salep, dan tetes mata) untuk sediaan

yang mudah rusak disimpan dilemari es (suppositoria, vaksin, insulin). Obat diatur

berdasarkan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)

untuk menghindari barang rusak karena terlalu lama disimpan.

Penyimpanan narkotika dan psikotropika dilakukan secara khusus dimana setiap

item obat memiliki kartu stelling untuk memudahkan pengontrolan. Obat

narkotika disimpan secara terpisah yang selalu terkunci serta dilengkapi dengan

kartu stelling.

Pada akhir tahun biasanya Desember dilakukan stock opname. Digunakan untuk

menghitung seluruh aset obat-obatan yang ada. Pada stock opname ini biasanya

dijumpai obat-obat yang sudah kadaluwarsa dan rusak, sehingga dapat diketahui

kerugian yang diderita oleh apotek. Obat-obatan tersebut dapat dikembalikan ke

PBF tempat membeli obat-obatan tersebut jika sebelumnya ada perjanjian

pengembalian obat-obat ED dengan PBF saat pembelian sehingga kerugian dapat

24

Page 25: Laporan PKL Afina

dicegah. Pengembalian ke PBF biasanya tiga sampai tujuh bulan sebelum obat

tersebut ED dan barang dalam kondisi utuh.

d. Penjualan (distribusi) resep, obat wajib apotek, dan obat bebas.

Penjualan obat di Apotek Afina dilakukan dengan dua cara yaitu dengan, . resep

dokter dan tanpa resep dokter. Dalam hal pelayanan obat dengan resep dokter

dilakukan dengan prosedur yang sama seperti yang berlaku di apotek yang

diterima di cek keabsahannya, macam obat yang tertera pada diperiksa

ketersediaannya, selanjutnya diberi harga, dimintakan persetujuannnya kepada

pasien. Setelah pasien setuju untuk membayar, resep diberi nomer dan pasien,

diberi kartu tunggu sesuai dengan nomer resepnya, obat disiapkan dan dicek

kembali baru kemudian diserahkan kepada pasien dengan pemberian informasi

tentang obat tersebut.

B. Pelayanan KIE

Memberikan konsultasi obat pada pasien merupakan salah satu cara pemilihan obat

oleh pasien sebagian besar hanya berdasarkan iklan dari media cetak maupun

elektronik dan informasi ataupun saudara yang belum tentu kebenarannya, karena

dalam informasi tersebut. Ada kecenderungan lain agar obat tersebut terjual,

pengalaman pribadi sehingga kurang obyektif dan keadaan sakit masing-masing

individu berbeda-beda. Untuk itu peranan asisten apoteker dalam memberikan

informasi obat sangat penting.

Sebagai upaya untuk melaksanakan fungsi apotek dalam pharmaceutical care Apotek

Afina menyelenggarakan KIE kepada setiap pasien yang membutuhkannya, meskipun

pelaksanaannya belum optimal karena hanya dilaksanakan pada sore sampai malam

hari yaitu dari jam 18.00 sampai 21.00. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu

dan kesibukan apotekernya sehingga hanya dapat melaksanakan konsultasi obat pada

jam tersebut. Walaupun demikian setiap penyerahan obat tetap diberikan informasi

mengenai obat tersebut baik oleh apoteker maupun asisten apoteker yang dapat

dilakukan untuk pengembangan apotek. Dengan memperoleh informasi yang mereka

butuhkan, maka pasien akan merasa senang dengan pelayanan di apotek tersebut

sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Evaluasi apotek dapat dilakukan setiap saat untuk kemajuan apotek. Biasanya juga

dilakukan strategi tertentu untuk pengembangan apotek baik pengembangan ke dalam

25

Page 26: Laporan PKL Afina

maupun keluar apotek. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian konsumen

sehingga konsumen tertarik dengan apa yang dijual.

Standar kompetensi Farmasi merupakan standar yang digunakan untuk mengukur

kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada konsumen atau masyarakat,

didasari filosofi asuhan kefarmasian. Pada dasarnya sudah baik dalam menjalankan

semua poin-poin standar kompetensi Farmasi namun masih terbatas dalam

pelaksanaannya yaitu dalam hal asuhan kefarmasian, akuntabilitas Farmasi,

pendidikan dan pelatihan Farmasi seperti motivasi, mendidik dan melatih Farmasi,

siswa-siswi yang melakukan praktek kerja lapangan (PKL) dalam penerapan asuhan

kefarmasian.

Secara umum apotek Afina dapat menjalankan fungsinya sebagai unit pelayanan

kesehatan dan unit bisnis dengan baik dan seimbang. Apotek Afina akan terus

berkembang di masa depannya karena memiliki sistem administrasi, manajemen dan

pegawai yang teratur dan tersusun dengan rapi.

26

Page 27: Laporan PKL Afina

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil praktek kerja lapangan di Apotek Afina dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Apotek Afina sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat serta merupakan

seuatu tempat pengabdian profesi dan memiliki fungsi pelayanan kesehatan (non

profit oriented), bisnis (profit oriented), dan pendidikan (education).

2. Pengelolaan apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, sistem managemen,

pelayanan kefarmasian, sistem administrasi, barang, maupun keuangan, dan

ketenagakerjaan telah berjalan dengan baik.

3. Apotek Afina telah memiliki kelengkapan obat yang cukup memadai dan tata ruang

yang baik untuk menunjang pelayanan kesehatan.

4. Kegiatan konsultasi dan edukasi yang merupakan tugas apoteker di Apotek Afina

belum berjalan dengan optimal.

B. SARAN

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan di apotek Afina, ada beberapa hal yang

dapat dijadikan saran untuk kemajuan apotek, sebagai berikut:

1. Perlu peningkatan informasi dan komunikasi pada pasien untuk mengoptimalkan

peran petugas kesehatan dalam rangka KIE.

2. Perlu dibuatkan brosur atau poster yang menarik di ruang tunggu menenai informasi

obat atau tentang penyakit.

3. Peningkatan kerapian dan ketertiban dalam pengisian buku stock.

4. Adanya kotak saran di ruang tunggu, untuk meningkatkan kredibilitas apotek Afina

dalam pandangan masyarakat.

5. Perlu adanya prosedur tetap atau protap bagi karyawan yang bertugas di Apotek Afina

sehingga tidak terjadi over lapping pada masing-masing petugas.

27

Page 28: Laporan PKL Afina

DAFTAR PUSTAKA

Anief, 1995. Ilmu meracik Obat. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.

---------------. Manajemen Farmasi. Yogyakarta:Fakultas Farmasi UGM,.

apotikfarmasi.blogspot.com

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Undang-undang Kesehatan. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dokumen pribadi Apotek Afina.

Purwaningsih, Aghita, dkk. 2007. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Afina.

Yogyakarta: Sekolah Menengah Farmasi “Indonesia”

Utami, Desy, dkk. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Afina. Yogyakarta:

Sekolah Menengah Farmasi “Indonesia”

Wati, Asmah dan Ika Melani. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Afina. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan

28

Page 29: Laporan PKL Afina

29