laporan perancangan perencanaan gedung shorinji kempo di kendari

96
PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI LAPORAN PERANCANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Program Studi S-1 Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Oleh : ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005 PROGRAM STUDI S-1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014

Upload: alkadry-darmawan

Post on 09-Nov-2015

107 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO

    DI KENDARI

    LAPORAN PERANCANGAN

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka

    Menyelesaikan Studi Pada Program Studi S-1 Arsitektur

    Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

    Universitas Halu Oleo

    Oleh :

    ALKADRY DARMAWAN

    E1B1 09 005

    PROGRAM STUDI S-1 ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2014

  • i

    ABSTRAK

    Seiring dengan perkembangan Kabupaten / Kota yang semakin pesat, serta

    peningkatan sarana dan prasarana di Kota Kendari, maka dibutuhkan pula peningkatan

    pelayanan terhadap masyarakat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, Oleh

    karena itu perlu adanya perhatian khusus terhadap sarana dan prasarana. Serta pelayanan

    rnasyarakat dalam hal ini sarana gedung olahraga, khususnya cabang olahraga beladiri

    Shorinji Kempo yang tidak memiliki tempat khusus sebagai tempat latihan, bertanding,

    maupun pelayanan masyarakat di Kota Kendari. Untuk itu diperlukan adanya suatu

    wadah yang representatif ditinjau dan segi Arsitektural maupun dari segi fungsi dan

    teknis konstruksi, sehingga efisiensi dan efektifitas ruang guna menampung segala

    aktivitas dapat menunjang secara optimal.

    Gedung Shorinji Kempo direncanakan berada pada Kecamatan Kadia yang

    merupakan arah pengembangan sektor informal serta merupakan kawwasan

    perumahan kepadatan tinggi serta didukung oleh sarana dan fasilitas kota, seperti

    jaringan listrik, telepon dan jaringan ulilitas lainnya. Disamping itu hubungan

    transportasi lancar, sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian bagi khalayak umum.

    Dengan adanya perencanaan "Gedung Shorinji Kempo" ini merupakan

    wadah untuk memajukan dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan

    meningkatkan mutu atlet serta dapat bersaing dengan atlet-atlet unggul dari daerah

    lain.

    .

    Kata Kunci : Kendari, Perencanaan, Gedung, Shorinji Kempo

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kehadirat ALLAH SWT.

    penguasa segala ilmu pengetahuan dan alam

    semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Perancangan

    Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari sesuai dengan waktu yang

    telah ditentukan. Laporan Perancangan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu

    syarat untuk menyelesaikan tugas akhir.

    Tugas ini merupakan laporan perancangan, sesuai dengan judul yang

    penulis angkat yaitu:

    PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    Penulis sepenuhnya menyadari bahwa terdapat berbagai kesulitan dan

    hambatan dalam penyusunan acuan perancangan ini, namun atas bimbingan dan

    Rahmat ALLAH SWT, dorongan tekad dan kemauan yang keras terutama adanya

    bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan laporan perancangan ini dapat

    diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

    menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

    orang tua tercinta Ayahanda Harlin dan Ibunda Nurwati serta tante H. Andi

    Migo, S.sos yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa kenal lelah. Ibu Sitti

    Rosyidah, ST. MT. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh keikhlasan dan

    kesungguhan telah meluangkan waktunya dalam proses pengarahan.

    Selanjutnya penulis pula mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Bapak Mustarum Musaruddin,ST.,MIT.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas

    Teknik Universitas Halu Oleo Kendari

    2. Ibu Santi, ST. MT, selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Universitas Halu

    Oleo.

  • iii

    3. Seluruh dosen dan staf pada program studi S1 Teknik Arsitektur.

    4. Orang tua tercinta kami, serta segenap keluarga yang telah memberikan

    dukungan serta bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

    dapat menyelesaikan studi diperguruan tinggi ini.

    5. Adik-adikku tercinta yang selalu memberi dukungan yakni Jefry Hermawan,

    S.sos, Sukry Darmawan, Jesy Febrianty, Veny Febrianty dan Hardy

    Darmawan.

    6. Sahabat-sahabatku tercinta di Arsitektur angkatan 2009 yakni Alm. LM.

    Ilham Karimullah (Ilo), Muchlisin, ST (Ociezt), Safri, ST (Bogel), Nur

    Taufiq (Tope) Jauhar ST (Joe), Erwin, LM. Nasrullah, ST (Ulla ), Kunde,

    Muh. Chaidar, ST (Idar), Muh. Risal, ST (Ichal), Rofil Febriansyah, ST

    (Rofil), Abdy Juhuriyan, ST (Bdy), Udin, Inesya Rifana Wardaya, ST

    (Ines), Fina Habriyani Musuma, ST (Fina), Nurmayuningsih, ST (Uma),

    Intan Permatasari (Intan), Asrianingsih, ST (Asria), Desi Argina, ST

    (Gina) serta sahabat-sahabatku yang tidak sempat dituliskan satu persatu.

    7. Kawan-kawan di Asrama yakni Juhardin, Heri Setiawan, Misra, Nike,

    Lian, Atun, Reno dan Arjun.

    8. Kawan-kawan Paguyuban IPPTEK Anggaberi yang selalu menghibur dan

    menyemangati dalam proses penyelesaian studi ini.

    9. Rekan-rekan kenshi di Dojo Telkom, khususnya Sempai Lule, Sempai

    Kahar dan Sempai Rio yang telah membimbing dan memberikan masukan

    dalam penyusunan tugas akhir ini.

    10. Rekan-rekan warga di Tapak Wali, Khususnya Bapak Aping Sekeluarga,

    Bapak Alif sekeluarga, Bapak Ardi sekeluarga, Bapak Ipul sekeluarga,

    terutama Guru Besar, Bapak Azis, BE, SE, MMG yang telah memberikan

    semangat dan motivasi yang berharga.

    11. Kawan-kawan yang turut memberikan saran dan masukan dalam penyusunan

    tugas akhir ini.

  • iv

    Semoga ALLAH SWT memberikan balasan atas bantuan dan kebaikan yang

    datang. Dalam penyusunan tugas akhir laporan perancangan ini penulis menyadari

    masih jauh dari kesempurnaan. Kesalahan dan kekurangan yang mungkin muncul

    merupakan cerminan penulis sebagai manusia biasa, sehingga permohonan maaf

    menjadi hal yang harus disampaikan kepada semua pihak. Semoga penulisan ini

    memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi perkembangan dunia

    arsitektur. Amin......

    Kendari, Desember 2014

    Penulis

    Alkadry Darmawan

  • v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    ABSTRAK............................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

    DAFTAR ISI........................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR............................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL....................................................................................................viii

    BAB I RINGKASAN PROYEK.............................................................. 1

    A. Data Fisik ........................................................................................................... 1

    B. Pengertian Judul Proyek..................................................................................... 1

    C. Latar Belakang................................................................................................... 2

    D. Rumusan Permasalahan...................................................................................... 5

    E. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan....................................................................... 5

    F. Batasan Perancangan.......................................................................................... 5

    BAB II RANCANGAN PROYEK

    A. Lingkup Perancangan......................................................................................... 6

    B. Lokasi dan Tapak............................................................................................... 6

    C. Arah Orientasi Bangunan.................................................................................... 8

    D. Pencapaian ke Tapak.......................................................................................... 9

    E. Sistem Parkir....................................................................................................... 10

    F. Vegetasi dan Landscape..................................................................................... 11

    BAB III PERANCANGAN BANGUNAN............................................. 12

    A. Konsep Bentuk Penampilan................................................................................ 12

    B. Tata Ruang Mikro............................................................................................... 14

    C. Struktur dan Konstruksi Bangunan.................................................................... 19

    D. Utilitas dan Kelengkapan Bangunan.................................................................. 20

  • vi

    BAB IV P E N U T U P........................................................................................ 29

    A. Kesimpulan......................................................................................................... 29

    B. Saran................................................................................................................... 30

    Lampiran

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II.1 Potensi Tapak.......................................................................................... 6

    Gambar II.2 Existing Condition Tapak........................................................................ 7

    Gambar II.3 Arah Orientasi Bangunan........................................................................ 8

    Gambar II.4 Pencapaian ke Tapak............................................................................... 9

    Gambar II.5 Sistem Parkir........................................................................................... 9

    Gambar II.6 Sistem Parkir Tegak lurus...................................................................... 10

    Gambar II.7 Sistem Parkir 450..................................................................................... 10

    Gambar II. 8 Tata Landscape........................................................................................ 11

    Gambar III.1 Layout Tapak.......................................................................................... 12

    Gambar III.2 Posisi Gasho Rei.................................................................................... 13

    Gambar III.3 Sketsa Badan Manusia........................................................................... 13

    Gambar III.4 Output Bentuk Dasar Bangunan............................................................. 13

    Gambar III.5 Sketsa Tangan Posisi Gasho Rei............................................................. 14

    Gambar III.6 Output Tampilan Bangunan................................................................... 14

    Gambar III.7 Struktur Pada Bangunan Shorinji Kempo.............................................. 19

    Gambar III.8 Skema Asupan Listrik............................................................................. 20

    Gambar III.9 Skema aliran air bersih........................................................................... 21

    Gambar III.10 Skema Blancing tank............................................................................. 22

    Gambar III.11 Skema aliran air kotor............................................................................. 23

    Gambar III.12 Skema pembuangan sampah................................................................. 23

    GambarIII.13 pencegahan kebakaran dari luar bangunan........................................... 25

    Gambar III.14 Splinker................................... .............................................................. 26

    Gambar III.15 Hydrant....................................... ........................................................... 26

    Gambar III.16 Hydrant 2................................................................................................ 26

    Gambar III.17 Sistem Sangkar Faraday....................................................................... 28

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel III.1 Besaran Ruang Gedung Pertandingan..................................................... 14

    Tabel III.2 Besaran Ruang Unit kegiatan penunjang................................................ 15

    Tabel III.3 Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Akomodasi............................ 15

    Tabel III.4 Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Kesehatan.............................. 16

    Tabel III.5 Besaran Ruang Unit Kegiatan Pelengkap dan Servis............................... 16

    Tabel III.6 Besaran Ruang Unit Kegiatan Outdoor................................................... 17

    Tabel III.7 Rekapitulasi Besaran Ruang............................................................... 17

  • 1

    BAB I

    RINGKASAN PROYEK

    A. Data Fisik

    Nama proyek : Perencanaan Gedung Shorinji Kempo Di Kendari

    Lokasi : Area Taman Budaya, Kota Kendari

    Luas : 2,6 Ha

    Topografi : Kondisi lahan di area jalan Sao-Sao didominasi

    dengan kontur yang relatif rata

    B. Pengertian Judul Proyek

    Pengertian judul secara umum dari Perencanaan Gedung Shorinji

    Kempo di Kendari, dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Perencanaan

    Perencanaan terdiri atas dua ( 2 ) komponen pembentuk kata yaitu :

    a. Kata dasar rencana yang berarti rencana/rancangan terhadap suatu

    yang akan dilakukan ( Yasin, 1995 )

    b. Imbuhan peran yang mengandung makna peristiwa atau proses

    berdasarkan dua (2) komponen di atas, dapat diketahui bahwa

    perencanaan merupakan suatu proses merencana sesuatu yang akan

    dilakukan.

    Perencanaan : Proses pembuatan, cara merencanakan atau merancang

    (Poerwadarminta,1976)

    2. Gedung

    Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu

    dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

    dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat

    manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,

    kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun

    kegiatan khusus (Wartawarga 2009).

    (Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12)

  • 2

    3. Shorinji Kempo

    Merupakan salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.Di

    Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan

    oleh Doshin So) pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan

    pengembangan diri (gyo atau disiplin dalam bahasa jepang). Kata

    Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji =

    kuil, ken = aturan dan kempo bermakna "jalan hidup".

    (www.wikipedia.org).

    4. Kendari

    Wilayah administratif dari Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Maka pengertian secara umum dari Perencanaan Gedung Shorinji

    Kempo di Kendari adalah Proses pembuatan, cara merencanakan sebuah

    tempat berlatih olahraga seni beladiri khususnya Shorinji Kempo dan

    sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pengembangan olahraga seni

    beladiri Shorinji Kempo di Kendari.

    C. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi yang besar dilihat

    dari perspektif sumber daya manusianya yang cukup padat, di mana salah

    satunya adalah dengan pengembangan minat dan bakat yang memiliki nilai

    prestasi di bidang olah raga beladiri salah satunya adalah beladiri Shorinji

    Kempo. Beladiri ini merupakan salah satu jenis olah raga baru di Indonesia.

    Shorinji Kempo merupakan seni olahraga beladiri asal Jepang yang

    berkembang dengan pesat di Indonesia yang baru-baru ini sudah mampu unjuk

    gigi di level internasional yaitu event Sea Games ke-26 Tahun 2011 di Jakarta

    dan akan diupayakan terus menapak ke level Asian Games dan bahkan

    Olimpiade. Dengan telah diterimanya olahraga Shorinji Kempo di kancah Sea

    Games maka Indonesia yang memiliki populasi kenshi terbesar setelah Jepang,

    masih perlu terus berbenah dan terus melakukan pembinaan agar tidak

    tertinggal oleh negara lain yang baru mengenal Shorinji Kempo baik dalam

    segi kualitas maupun kuantitas.

  • 3

    Perkembangan pembinaan prestasi PERKEMI (Persaudaraan Beladiri

    Kempo Indonesia) saat ini sebenarnya sudah sangat menonjol, hal itu dapat

    dilihat dari kegiatan kejuaraan yang berskala nasional yang dilaksanakan

    secara rutin tiap tahun mulai dari Kejurnas Antar Kota, Kejurmas Mahasiswa,

    Kejurnas Senior, dan Kejurnas Antar Pelajar. Dengan rutinnya

    penyelenggaraan kejurnas-kejurnas baik antar kota, mahasiswa dan pelajar

    tersebut, PERKEMI dapat melihat perkembangan prestasi nasional pada tiap-

    tiap Pengurus Provinsi baik atlet lapis I, II dan III.

    Kejurnas Antar Kota merupakan salah satu agenda tetap PERKEMI

    sebagai ajang pembuktian atau tolak ukur keberhasilan pembinaan beladiri

    Shorinji Kempo yang dilakukan oleh pengcab-pengcab di seluruh Indonesia.

    Pelaksanaan Kejurnas Antar Kota sampai saat ini tercatat telah berlangsung

    selama 8 (delapan) kali digelar yaitu di Bogor (2001-2003), Malang (2004),

    Sidoarjo (2005), Tangerang (2006), Palembang (2007) dan Jakarta Selatan

    (2008). Adalah PERKEMI Kota Bogor sebagai pencetus pertama ide

    pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional ini dan terbilang sukses dengan

    menggelar tiga kali berturut-turut sekaligus pada tahun 2001 s/d 2003. Selama

    periode 2009-2012 ajang Kejurnas Antar Kota sempat mengalami kevakuman,

    hal ini disebabkan oleh kesibukan PB PERKEMI dalam rangka menghadapi

    event Pra-PON, PON, Sea Games dan belum adanya kesiapan daerah lain yang

    bersedia sebagai penyelenggara.

    Dari setiap pelaksanaan Kejurnas Antar Kota terlihat jelas animo

    masyarakat Kempo dalam keikutsertaannya dan telah menunjukkan grafik yang

    meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Di sisi lain, kejuaraan ini

    juga merupakan ajang promosi bagi daerah/wilayah di kota/kabupaten, dimana

    kegiatan kejuaraan ini selalu melibatkan paling sedikit 40 kontingen

    Kota/Kabupaten di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah peserta mencapai

    600 orang kenshi/atlet Kempo. Fakta tersebut menunjukan, event Kejurnas

    Antar Kota masih mampu menyedot antusias masyarakat Kempo di daerah-

    daerah dari seluruh tanah air, sehingga eksistensinya patut dilaksanakan secara

    professional, konsisten dan berkesinambungan.

  • 4

    Di Sulawesi tenggara sendiri terdapat beberapa dojo yang menjadi tempat

    para kenshi/atlet kempo mengasah bakat dan meningkatkan kualitas beladiri,

    namun tidak di lengkapi dengan sarana pelatihan yang lengkap dan kebanyakan

    dojo berada pada area yang pada awalnya difungsikan untuk aktivitas

    lainnya.Contohnya dojo Telkom dimana tempat yang digunakan merupakan

    tempat yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat parkir dan tempat apel

    pegawai di instansi Telkom. Dojo PKM UHO merupakan salah satu tempat

    yang cukup optimal sebagai tempat latihan namun kurangnya fasilitas latihan

    dan banyaknya cabang beladiri lain yang berlangsung membuat konsentrasi

    para kenshi yang sedang berlatih menjadi berkurang. Selain dua dojo tersebut,

    masih ada beberapa dojo lainnya di Kendari namun tidak begitu menunjukkan

    eksistensinya di dalam rutinitas berlatih yaitu dojo SMA 7, dojo KPN, dojo

    Toronipa, dojo Korem, dojo Abeli dan beberapa dojo lainnya yang bahkan

    sudah berhenti melakukan aktivitas latihan.

    Oleh karena itu, diperlukan wadah yang memadai dan dapat menaungi

    segala aktivitas para atlit Kempo khususnya di kota Kendari, dimana belum

    adanya sarana latihan yang memadai. Terdapat beberapa dojo (tempat latihan

    Kempo) di kota Kendari namun belum adanya wadah sebagai sarana pelatihan

    terpusat bagi para atlit yang juga menjadi pusat informasi beladiri ini

    mengakibatkan kurangnya animo masyarakat dan secara langsung menjadi

    faktor penyebabnya. Selain itu, bagi para atlit berprestasi sudah selayaknya

    mendapatkan tempat latihan yang menetap dan optimal untuk mengasah bakat

    seni beladiri mereka, dan dengan demikian tidak menutup kemungkinan akan

    muncul atlit-atlit berprestasi.

    Dengan adanya pelengkapan sarana dan fasilitas latihan kita dapat

    memajukan dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan meningkatkan mutu

    atlit serta dapat bersaing dengan atlit-atlit unggul dari daerah lain.

  • 5

    D. Rumusan Permasalahan

    1. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang digunakan untuk perencanaan

    gedung Shorinji Kempo di Kendari?

    2. Berapa besaran ruang yang dibutuhkan untuk perencanaan gedung Shorinji

    Kempo di Kendari?

    3. Bagaimana mengekspresikan bentuk bangunan agar sesuai dengan

    fungsinya?

    E. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan

    1. Tujuan Pembahasan

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan

    dapat dikemukakan sebagai berikut :

    a. Untuk mendapatkan lokasi dan site yang tepat untuk perencanaan

    Shorinji Kempo di Kendari.

    b. Untuk mendapatkan besaran ruang yang mampu mewadahi seluruh

    aktivitas di dalam perencanaan Shorinji Kempo di Kendari.

    c. Untuk mendapatkan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya.

    2. Sasaran Pembahasan

    Berdasarkan tujuan pembahan ini, maka sasaran yang ingin dicapai

    adalah untuk menyusun suatu landasan konseptual dan acuan perancangan

    Shorinji Kempo di Kendari.

    F. Batasan Perancangan

    1. Batasan Masalah

    Perancangan dibatasi pada faktor penentu bagi perencanaan Shorinji

    Kempo di Kendari yang lebih menekankan pada masalah bentuk dan

    tampilan bangunan.

    2. Lingkup Pembahasan

    Pembahasan pada umumnya lebih lebih berorientasi pada disiplin

    ilmu arsitektur, tanpa mengabaikan disiplin ilmu lainnya yang dianggap

    perlu sebagai penunjang dalan perancangan Shorinji Kempo di Kendari.

  • 6

    BAB II

    RANCANGAN PROYEK

    A. Lingkup Perancangan

    Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari bertujuan untuk

    mendirikan suatu pusat pelayanan informasi beladiri shorinji kempo serta

    memberikan pengetahuan lebih dalam tentang beladiri shorinji kempo baik

    bagi para atlet maupun khalayak umum.

    B. Lokasi dan Tapak

    Gambar II.1

    Potensi Tapak

    Sumber : Analisa April 2013

  • 7

    Tapak berada di jalan Sao-sao Kecamatan Kadia dengan rincian:

    1. Luas tapak 2,6 H

    2. Kondisi tanah padat dan baik

    3. Batas site :

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Museum

    b. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Gor Serbaguna

    c. Sebelah barat berbatasan dengan RS Ibnu Sina

    d. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Bangunan Madrasah

    Aliyah.

    Gambar II.2

    Existing Condition Tapak

    Sumber : Analisa April 2013

  • 8

    C. Arah Orientasi Bangunan

    View dari dalam dan luar bangunan dipolah sedemikian rupa agar

    mendapatkan orientasi bangunan yang optimal dimana bangunan berhadapan

    langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina di mana jalan sekunder menjadi

    orientasi utama.

    View baik

    View baik

    View Cukup Baik

    View Kurang Baik

    View cukup baik

    View baik

    Gambar II.3

    Arah Orientasi Bangunan

  • 9

    D. Pencapaian ke Tapak

    Main enterance : Berada tepat di sisi jalur sekunder kota kendari dan

    berhadapan langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina

    Side enterance : Berada di sisi jalan Pasaeno

    Main enterance : Berada tepat di sisi jalur sekunder kota kendari dan

    berhadapan langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina

    Gambar II.4

    Pencapaian ke Tapak

    Main Exterance

    Side Enterance

    Main Enterance

  • 10

    E. Sistem Parkir

    Jenis parkir yang digunakan ialah jenis parkir tegak lurus dan jenis parkir 450

    Penataan sistem parkir yang ada

    Area parkir dalam tapak dibedakan menjadi 4 bagian yaitu :

    1. Parkir pengunjung

    2. Parkir pengelola

    Area parkir

    pengunjung

    Area parkir pengelola

    Area parkir servis

    Area parkir pelatih dan kenshi

    Gambar II.5

    Sistem Parkir

    Gambar II.6

    Sistem Parkir Tegak lurus

    Gambar II.7

    Sistem Parkir 450

  • 11

    3. Parkir pelatih dan kenshi

    4. Parkir servis

    Sistem parkir kendaraan menggunakan bentuk parkir tegak lurus

    (perpendicular) dan parkir sudut 450, untuk parkir roda dua pengelola,

    pengunjung dan servis menggunakan perkir tegak lurus (perpendicular)

    F. Vegetasi dan Landscape

    Vegetasi berfungsi untuk membuat bangunan terlihat hijau. Pengaturan

    vegetasi juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luar

    atau sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan tanaman semak atau

    perdu sehingga getaran suara dapat diredam secara alamiah. Pengaturan

    vegetasi yaitu dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaat

    sebagai peneduh untuk area terbuka.

    Penataan landscaping dapat memberikan estetika pada tampilan

    bangunan secara keseluruhan, saling menyelaraskan dan juga sebagai ruang

    terbuka yang mendukung korelasi dengan fungsi utama bangunan.

    Pengaturan vegetasi dan landscape tidak hanya sekedar sebagai peruntukkan

    zona terbuka hijau, atau media untuk meredam kebisingan, penyaringan

    polusi, media pengarah ataupenghalang angin, dan filter panas matahari tetapi

    di sisi lain hal ini dapat berfungsi sebagai penghubung dengan keadaan

    sekitarnya dengan menghadirkan estetika harmonis.

    Gambar II.8 Tata landscape

  • 12

    BAB III

    PERANCANGAN BANGUNAN

    A. Konsep Bentuk Penampilan Bangunan

    Adapun analogi dan bentuk tampilan bangunan maupun penataan tapak

    sebagai berikut :

    1. Layout tapak

    Area lapangan

    terbuka

    Area kolam

    refleksi

    Side

    enterance Main

    enterance

    Main

    exterance

    Parkir

    pengelola

    Parkir

    pengunjung

    Parkir pelatih

    dan kenshi

    Parkir

    servis

    Penunjang

    administrasi

    Gedung

    pertandingan

    Penunjang

    akomodasi

    Gambar III.1 Layout Tapak Sumber : Analisa Pribadi

  • 13

    2. Bentuk dan tampilan bangunan

    Bentuk dan tampilan bangunan masing-masing diambil dari bagian tubuh

    manusia pada posisi gasho rei (hormat dalam beladiri shorinji kempo).

    Bentuk Bangunan :

    Ide bentuk :Bentuk dasar bangunan ini mengadopsi bentuk badan

    manusia pada posisi Gasho Rei (Hormat dalam Kempo)

    Gambar III.2 Posisi Gasho Rei

    Sumber : Analisa Pribadi

    Gambar III.3 Sketsa Badan Manusia

    Sumber : Analisa Pribadi

    Gambar III.4 Output Bentuk Dasar Bangunan

    Sumber : Analisa Pribadi

  • 14

    Analogi bentuk ini serasi dengan fungsi gedung shorinji

    kempo.

    Tampilan Bangunan :

    Ide tampilan : tampilan bangunan diambil dari analogi tangan pada posisi

    Gasho Rei (hormat dalam Kempo), yang kemudian

    ditransformasikan.

    B. Tata Ruang Mikro

    Gedung pertandingan

    No Ruang Kapasitas

    Luas

    Sebelum Desain (m)

    Luas Sesudah

    Desain

    (m)

    1 Arena pertandingan 1 unit 424,3 372,4

    2 Tribun 2000 orang 1352 1403

    3 Ruang ganti 4 orang 43,2 48

    4 Gudang 2 orang 21,6 22,5

    5 Lavatory 6 orang 16,5 90

    6 Ruang loket 2 orang 9,6 7,84

    7 Ruang istirahat 1 ruangan 93,6 96

    8 Hall 2000 orang 130 163

    Jumlah 2090,8 2202,74

    Gambar III.5 Sketsa Tangan Posisi Gasho Rei

    Sumber : Analisa Pribadi

    Gambar III.6 Output Tampilan Bangunan

    Sumber : Analisa Pribadi

    Tabel III. 1 Besaran Ruang Gedung Pertandingan

  • 15

    Unit kegiatan penunjang Administrasi

    No Ruang Kapasitas Luas

    Sebelum

    Desain (m)

    Luas

    Sesudah

    Desain (m)

    1 Ruang pimpinan 1 unit 26 26

    2 Ruang wakil pimpinan 1 unit 26 26

    3 Ruang pengadaan 1 unit 19,5 20

    4 Ruang operasional 1 unit 19,5 20

    5 Ruang administrasi 1 unit 46,8 48,8

    6 Ruang tamu 5 orang 7,8 7,8

    7 Ruang rapat 20 orang 68,9 70

    8 Ruang arsip 1 unit 11,7 12

    9 Pantry 20 orang 36,4 37,05

    10 Lavatory 6 orang 17,55 30

    11 Gudang 2 orang 23,4 24

    12 Ruang serbaguna 200 orang 416 400

    13 Rg. cleaning service 2 orang 15,6 15,6

    14 lobby 1 unit 20,8 20,8

    Jumlah 755,95 758,05

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    No Ruang Kapasitas

    Luas

    Sebelum Desain (m)

    Luas Sesudah

    Desain

    (m)

    1 Ruang tidur 15 orang 367,5 360

    2 Ruang makan bersama 20 orang 28 26,19

    3 Dapur 2 orang 14,04 14

    Tabel III. 2 Besaran Ruang Unit kegiatan penunjang

    Tabel III. 3 Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Akomodasi

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    Administrasi

    Sumber :

    1. International Standar Dojo

    2. NAD

    Sumber : NAD

  • 16

    4 Binatu 1 orang 3,25 1,4

    5 Gudang 2 orang 23,4 24

    6 Lobby 1 unit 20,8 24

    7 Kantin

    - ruang makan 30 orang 58,5 60

    - kasir 2 orang 7,8 6

    - dapur 2 orang 5,85 6

    8 Counter souvenir 1 orang 7,8 7,84

    9 lavatory 6 orang 17,55 15,6

    Jumlah 554,49 545,03

    Unit kegiatan penunjang kesehatan

    No Ruang Kapasitas

    Luas

    Sebelum Desain (m)

    Luas Sesudah

    Desain

    (m)

    1 Ruang dokter 1 unit 11,7 12

    2 Ruang periksa 3 orang 14,04 14

    Jumlah 25,74 26

    Unit kegiatan pelengkap dan servis

    No Ruang Kapasitas Luas

    Sebelum

    Desain (m)

    Luas

    Sesudah

    Desain (m)

    1 Mushola

    - Rg. Sholat 100 orang 162,5 144

    - Rg. Imam 1 orang 1,105 -

    - Rg. Tempat wudhu 5 orang 11,7 12

    2 Ruang ME 1 unit 52 49,8

    Tabel III. 4 Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Kesehatan

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    Administrasi

    Tabel III. 5 Besaran Ruang Unit Kegiatan Pelengkap dan Servis

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    Administrasi

    Sumber : NAD

    Sumber : NAD

  • 17

    3 Pos jaga 2 orang 14,04 15

    Jumlah 241,345 220,8

    Unit kegiatan out door

    No Ruang Kapasitas

    Luas

    Sebelum

    Desain (m)

    Luas

    Sesudah Desain

    (m)

    1 Lapangan terbuka 1 unit 250 250

    2 Parkiran

    - Parkiran motor Pengunjung 2000 orang 400 300

    Pengelola 40 orang 40 30

    Pelatih dan kenshi 550

    orang 220 165

    Servis 33

    - Parkiran mobil Pengunjung 2000 orang 1250 1250

    Pengelola 40 orang 125 125

    Pelatih dan kenshi 550

    orang 687,5 687,5

    Servis 125

    Jumlah 2972,5 2965,5

    No Nama Ruang acuan laporan

    1 Gedung pertandingan 2090,8 2202,74

    3 Unit kegiatan penunjang

    Administrasi 755,95 758,05

    4 Unit kegiatan penunjang

    akomodasi 554,49 545,03

    5 Unit kegiatan penunjang kesehatan

    25,74 26

    Tabel III. 6 Besaran Ruang Unit Kegiatan Outdoor

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    Administrasi

    Tabel III. 7 Rekapitulasi Besaran Ruang

    Unit kegiatan penunjang akomodasi

    Administrasi

    Sumber : NAD

    Sumber : NAD

  • 18

    6 Unit kegiatan pelengkap

    dan servis 241,345 220,8

    7 Unit kegiatan out door 2972,5 2965,5

    Jumlah 6640,825 6718,12

    Building Coverage (BC) Ratio bangunan ini yakni 60 : 40, dimana wilayah

    open space sebesar 60 % dan wilayah terbangun sebesar 40%.

    Luas area tidak terbangun/ open space yang dibutuhkan untuk bangunan ini

    adalah:

    = 60/40 x 660,825

    = 9961,2375 m2

    Luas lahan keseluruhan = luas area terbangun + luas area tidak terbangun + parkir

    = 9961,2375 + 660,825

    = 16602,06 m2

    Maka total site yang dibutuhkan (sebelum desain) = 16602,06 m2

    = 1,6 Ha

    Building Coverage (BC) Ratio bangunan ini yakni 60 : 40, dimana wilayah

    open space sebesar 60 % dan wilayah terbangun sebesar 40 %.

    Luas area tidak terbangun /open space yang dibutuhkan untuk bangunan ini

    adalah : (sesudah desain)

    = 60/40 x 6718,12

    = 10077,18 m2

    Luas lahan keseluruhan = luas area terbangun + luas area tidak terbangun +

    parkir

    = 6718,12 + 10077,18

    = 16795,3 m2

  • 19

    Maka total site yang dibutuhkan (sesudah desain) = 16795,3

    = 1,6 Ha

    Deviasi Perancangan = %100

    Laporan

    AcuanLaporan

    = %10016795,3

    16795,3 - 16602,06

    = 1,15 %

    C. Struktur dan Konstruksi Bangunan

    Adapun upper struktur , super struktur dan sub struktur yang di gunakan

    dalam perencanaan gedung shorinji kempo ini adalah:

    UPPER STRUKTUR

    " Space Frame"

    SUPER STRUKTUR

    " Kolom dan dinding

    masive "

    SUB STRUKTUR

    " Pondasi Poer Plat, Pancang

    dan Pondasi Garis "

    Gambar III.7 Struktur Pada Bangunan Shorinji Kempo

    Sumber : Analisa Pribadi

  • 20

    D. Utilitas dan Kelengkapan Bangunan

    1. Lisrik dan power supply unit

    Power supply yang di terapkan pada site untuk mencegah hal-hal yang

    tidak terduga, seperti terjadi kegagalan dalam supply daya utama, maka

    sumber daya alternative sendiri dapat menggantikannya tanpa terputus

    terlebih dahulu.

    Penundaan atau pembatalan suatu kegiatan yang berlangsung di akibatkan

    oleh matinya listrik secara tiba-tiba merupakan sesuatu yang sangat

    menjengkelkan, dan akan mempengaruhi tingkat kepuasan para pengguna

    gedung . Oleh karena itu Sebuah evaluasi yang cermat dari layanan utilitas

    yang tersedia sangat penting, Pasokan listrik dari daya harus sepenuhnya

    berukuran besar agar dapat memikul beban yang besar yang diperlukan

    selama acara berlangsung. Asupan Listrik utama mungkin merupakan

    asupan listik yang lebih banyak dipakai. menangani beban fasilitas

    terpisah secara manual atau otomatis switch. Ketika hilangnya asupan

    listrik, on-site back-up listrik akan memulai kerjanya tetapi memerlukan

    beberapa waktu untuk beroprasi. Akibatnya, terjadi peningkatan kapasitas,

    Gambar III.8 Skema Asupan Listrik

    Sumber : Technical recommendations and requirements FIFA

  • 21

    sementara di lokasi sumber (s) mulai bekerja sejak pencahayaan dalam

    kawasan menyala, Back-up listrik harus memiliki kapasitas untuk

    beroperasi selama minimal tiga jam selama outage. Dua mesin yanag

    didesain dan terpasang keduanya memili tegangan yang penuh, hanya satu

    yang digunakan saat dibutuhkan. Putusnya sumber listrik utama akan

    diback up oleh listrik cadangan.

    2. Air Bersih

    Sirkulasi system air bersih memanfaatkan mengunakan sumur dalam (deep

    weel).

    Air bersih dari sumber air tersebut dihisap dengan pompa dan di

    tampung pada bak penampungan, selanjutnya dipompakan ke atas

    (reservoir atas) kemudian didistribusikan ke unit bangunan dengan

    pertimbangan sifat mekanis air.

    Gambar III.9

    Skema aliran air bersih

    Kolam

    Reservoir

    Bawah

    Pompa

    Reservoir

    Atas

    Splinker

    Pompa

    Deep

    Weel

    Hydrant Gedung

    Hydrant Halaman

    Kitchen Sink

    WC

    Wastafel

  • 22

    Balancing tank dibutuhkan untuk menjaga air kolam tetap pada level

    yang sama. Balancing tank ini digabung dengan ruang pompa dan filter

    dengan cara disusun untuk efisiensi lahan. Kapasitas balancing tank ini 2

    kali dari total air tiap kolam. Untuk sistem filter, setiap hari ada tiga kali

    perputaran air (turn over) yaitu setiap 6 8 jam disesuaikan dengan

    kondisi bersih dan kotornya air.

    3. Air kotor

    Pembuangan air kotor yang berasal dari disposal padat disalurkan ke

    Septiktank dan diteruskan ke bak peresapan, sedang hasil dari buangan

    disposal cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang

    selanjutnya diteruskan ke riol kota. Pembuangan air hujan dialirkan ke

    got besar yang kemudian di teruskan ke saluran pembuangan kota

    menuju teluk.Sedangkan untuk air kotor yang berasal dari kolam dapat

    dilihat pada gambar.

    Bak

    penampungan

    Ke kolam Pompa filter

    Over Flow

    Air bersih

    Balancing

    tank

    Gambar III.10

    Skema Blancing tank

  • 23

    4. Persampahan

    Pengumpulan dan pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :

    a. Penyediaan tempat sampah atau keranjang sampah pada tempat-

    tempat umum yang mudah diangkut dan dibersihkan. Kemudian

    sampah diangkut dengan lori sampai ke bak penampungan sampah

    induk.

    b. Selanjutnya dari tempat penampungan sampah induk diangkut ke luar

    bangunan dengan mobil kendaraan ke Tempat Pembuangan Akhir.

    Gambar III.11 Skema aliran air kotor

    WC

    Wastafel

    Pantry

    Septic Tank Peresapan

    Bak Kontrol Got Besar

    Air Hujan

    Riol Kota

    Air kotor

    padat

    Unit

    Ruang

    Cleaning

    servis

    Waste

    Shaft

    Bak

    Penampungan

    Sementara

    TPA Tong

    Sampah

    Gambar III.12 Skema pembuangan sampah

  • 24

    5. Sistem Komunikasi

    a. Jaringan komunikasi internal

    1) Komunikasi antar pengelola intern menggunakan jaringan

    intercom.

    2) Komunikasi antar pengelola dan pengunjung ataupun antar

    pengunjung, dalam bentuk pengumuman dan panggilan melalui

    loudspeaker/pengeras suara.

    b. Jaringan komunikasi eksternal

    Fasilitas telpon dan internet berupa LAN dan wireless atau jaringan

    internet tanpa kabel yang dapat diakses di semua tempat dalam site.

    6. Sistem keamanan

    Sistem keamanan dalam bangunan ini dilakukan dengan menyediakan

    fasilitas pengamatan dan pencegahan, antara lain:

    1) Sistem CCTV (Central Circuit Television), untuk memonitor segala

    penjuru bangunan yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya

    kriminalitas, seperti pencurian dan sebagainya.

    2) Sistem alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu untuk

    melindungi barang yang dipajang atau dipamerkan dalam bangunan

    3) Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas 24 jam

    7. Pencegahan dan Penanggulangan bahaya kebakaran

    a. Pencegahan Pasif

    Alat Bantu evakuasi merupakan sarana penunjang dalam upaya

    penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi

    serta meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana

    penunjang tersebut terdiri dari :

    1) Tangga darurat

    Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong

    penghisap udara (Exhaust Fan) serta kedap terhadap asap dan

    pada top floor diberikan bukaan berupa pintu. Jarak pencapaian

  • 25

    antara tangga maksimal 25 m dengan lebar tangga minimal 1,2

    m.

    2) Pintu Kebakaran

    Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat

    dibuka dengan kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam.

    Bukaan pintu ke arah tangga pada setiap lantai, kecuali pada

    lantai dasar pintu harus membuka kearah luar menuju lobby atau

    ke luar bangunan.

    3) Koridor

    Lebar koridor minimal 120 meter

    4) Penerangan darurat

    Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan

    penghubung atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat

    kebakaran.

    5) Sumber daya listrik darurat

    Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua

    peralatan bantu evakuasi.

    b. Pencegahan Aktif

    Pencegahan kebakaran di luar bangunan:

    Pencegahan bahaya kebakaran yang terjadi di luar bangunan

    menggunakan Pilar Hydrant yang diletakkan pada halaman.

    GambarIII.13

    pencegahan kebakaran dari luar bangunan

    sumber ; juwana 2005

  • 26

    Pencegahan kebakaran di dalam bangunan:

    a) Fire Alarm system

    Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi

    kebakaran

    b) Splinker

    Yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung

    gelas pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan

    kemudian keluar air.

    c) Fire Hidrant System

    Yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan jarak maksimal

    35 m satu dengan yang lainnya, dengan panjang selang 30 m dan

    jarak semprotan air 5m.

    Gambar III.14 Splinker

    sumber ; juwana 2005

    Gambar III.15 Hydrant

    Sumber : http://www.aswinfiresystems.com

    Gambar III.16Hydrant 2

    Sumber : http://www.indiamart.com

  • 27

    d) Thermo detector

    Yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api,

    dimana bekerja secara otomatis. Alat ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

    (1) Fix temperature detector

    Akan bekerja secara otomatis apabila suhu udara di

    sekitarnya 700C atau lebih.

    (2) Rate of rise temperature detector

    Alat ini akan bekerja apabila ada kenaikan suhu dengan

    cepat, walau belum mencapai suhu 700C.

    e) Smoke detector

    Alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh

    kebakaran, dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap

    yang terdeteksi dengan toleransi tertentu.

    f) Alat pemadam kebakaran ringan

    Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti

    api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area

    seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut.

    8. Sistem penangkal petir

    Sistem penagkal petir yang digunakan ialah sangkar faraday yang di

    letakkan pada tepi atap. Sistem bangunan dikurung dalam suatu kurungan

    logam yang kemudian akhir dari ujung logam ini ditanam dalam tanah

    sehingga bangunan tidak lagi peka atau dapat dipengaruhi oleh pengaruh-

    pengaruh listrik dari luar.

    Syarat-syarat penggunaannya adalah:

    1) Jarak maksimal dari tepi bangunan 9 cm

    2) Jarak maksimal antara kedua konduktor parallel adalah 18 cm

  • 28

    d. Sirkulasi vertikal

    Untuk sistem sirkulasi vertikal terdapat satu pelayanan yaitu

    manusia. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan

    sirkulasi vertikal adalah :

    1) Kapasitas pelayanan

    2) Ketinggian bangunan

    3) Kecepatan pelayanan

    4) Kenyamanan

    Sistem transportasi vertikal yang digunakan yaitu tangga

    Gambar III.17 Sistem Sangkar Faraday

    Sumber : Tangoro, 2000

  • 29

    BAB IV

    P E N U T U P

    A. KESIMPULAN

    1. Berdasarkan kajian teori serta penentuan lokasi yang digunakan dengan

    melakukan penilaian pemilihan tapak dengan memperhatikan beberapa kriteria

    penentu, maka maka site terpilih sebagai site Shorinji Kempo di Kendari adalah

    terletak di jalan Jend. A. Yani tepatnya pada lokasi Taman Budaya dengan

    potensi tapak :

    a. Tapak berada pada pusat kota Kendari yang merupakan daerah

    pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, kesehatan skala kota,

    olahraga, pendidikan, pariwisata, perumahan (penunjang).

    b. Pencapaian mudah karena dilalui jalur umum transportasi kota.

    c. Tersedia jaringan utilitas.

    d. Dekat dengan kawasan rekreasi.

    e. Kemudahan pencapaian dari segala arah.

    2. Dalam perencanaan gedung shorinji kempo terdapat berbagai macam aktivitas

    maupun fungsi yang ada di dalamnya seperti, sarana gedung pertandingan,

    sarana latihan Dojo, dan sarana penunjang akomodasi lainnya yang dipadukan

    dalam suatu bangunan tunggal. Berdasarkan pertimbangan aktivitas dan

    kebutuhan ruang gedung shorinji kempo maka total besaran ruang yang

    dibutuhkan adalah 16795,3 m2 atau 1,67 Ha

    3. Desain fisik bangunan mengadopsi bentuk posisi tangan seorang kenshi yang

    sedang melakukan rei (hormat) sehingga bangunan memiliki nilai estetika yang

    baik dan terlihat lebih menarik sekaligus memperlihatkan identitas dari seni

    beladiri shorinji kempo itu sendiri.

  • 30

    B. SARAN

    1. Dengan melihat minat masyarakat yang cukup tinggi, di harapkan kepada

    pemerintah setempat untuk membangun suatu sarana olahraga khususnya

    olahraga beladiri shorinji kempo guna meningkatkan minat dan bakat bagi

    masyarakat terhadap seni beladiri mengingat beladiri shorinji kempo

    merupakan beladiri yang cukup dikenal dan memiliki turnamen tingkat

    internasional.

    2. Menyediakan fasilitas-fasilitas pelengkap bangunan seperti air bersih dan listrik

    untuk mempermudah para kenshi (atlet kempo) dalam melakukan aktivitasnya.

    3. Hendaknya memperhatikan potensi-potensi yang sumberdaya manusia yang ada

    di Sulawesi Tenggara dari berbagai aspek, khususnya olahraga. Dimana salah

    satu penyebab kurangnya minat dan bakat masyarakat di Sulawesi Tenggara

    terhadap beladiri shorinji kempo adalah kurangnya sarana dan fasilitas olahraga

    yang layak.

  • DAFTAR PUSTAKA

    BUKU :

    Chiara, Joseph. 1978. Standar Perencanaan Tapak, Alih bahasa oleh Januar Hakim.

    Jakarta : Erlangga.

    Ching, F.D.K. (1996). Arsitektur bentuk, ruang, dan tatanan. (Nurahma Tresani

    Harwadi, Trans), Jakarta: Erlangga.

    Dechiara, Joseph & Calender, J. Hancook. 1993. Time Sever Standar For Building

    Types. Second Edition. Graw Hill Book Company, New York.

    Juwana, 2005. Sistem Keamanan Bangunan.

    Maruf, Annas. 2006 . Bahan Kuliah Utilitas Bangunan. Program Studi S-1 Arsitektur

    Unhalu : Tidak di Terbitkan.

    M. Said, 2002 : 104. Sistem Penangkal Petir.

    M. Said, 2002 : 88. Struktur Bangunan.

    Neuferst, Ernest. 1993. Data Arsitek Jilid I. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi dan

    Ferryanto Chaidir. 1996. Jakarta : Erlangga.

    Neuferst, Ernest. 1997. Data Arsitek Jilid II. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi dan

    Ferryanto Chaidir. 2002. Jakarta : Erlangga.

    Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kota Kendari Tahun 2010-2030.

    Poerwadaminta, WJS, Wajowasito, S. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

  • SNI 03-3647-1995, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga.

    Yayasan LPMB : Bandung.

    Snyder J.C, dan Anthony J. Catanese. Pengantar Arsitektur. 1984 : Erlangga.

    Tangoro, 2000 (dalam skripsi yudhistira pramana putra tangkas.2010)

    Yasin, Sulchan. Drs. 1995. Kamus Pintas Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.

    KUTIPAN :

    Technical recommendations and requirements FIFA(dalam skripsi yudhistira pramana

    putra tangkas.2010)

    pdf struktur rangka ruang. oleh Anas Maaruf

    INTERNET :

    Https://maps.google.com

    Http://www.shorinjikempo.se

    Http://www.wikipedia.com

    Http://wartawarga.gunadarma.ac.id

    Http://www.aswinfiresystems.com

    Http://www.indiamart.com

  • LAMPIRAN

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005

  • LAPORAN-DFTAR PUSTAKA.pdfL COVER-DAFTAR ISI.pdfL COVER-DAFTAR ISI.pdfCover.pdfPENGESAHAN LAPORAN.pdfABSTRAK.pdfKATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, TABEL.pdf

    DAFTAR ISI.pdf

    BAB 1.pdfBAB 2.pdfBAB 3.pdfBAB 4.pdfDaftar Pustaka Ok.pdf

    LAMPIRAN LAPORAN.pdfLAMPIRAN.pdfstandar lapangan.pdfKONSEP PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI.pdfbestek.pdf1.pdf2.pdf3.pdf4.pdf5.pdf6.pdf7.pdf8.pdf9.pdf10.pdf11.pdf12.pdf13.pdf14.pdf15.pdf16.pdf17.pdf18.pdf19.pdf20.pdf21.pdf22.pdf23.pdf24.pdf25.pdf26.pdf27.pdf28.pdf29.pdf30.pdf31.pdf32.pdf

    LUMION.pdf1.pdf2.pdf3.pdf4.pdf5.pdf6.pdf7.pdf8.pdf9.pdf10.pdf