laporan penyuluhan
DESCRIPTION
fgjhfghTRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
PROMOSI KESEHATAN
PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI POSYANDU
Oleh :
dr. Rani Budiwidyaningrum
Pendamping :
dr. Dini Kuswiandri
PUSKESMAS RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK
PROVINSI BANTEN
2013
LAPORAN PENYULUHAN HIV/AIDS
![Page 2: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/2.jpg)
1.1 Latar Belakang
Penyakit HIV/AIDS di Indonesia saat ini telah menjadi salah satu masalah
kesehatan nasional. Jumlah kasus AIDS hingga akhir Juni 2013 adalah 42.667
kasus yang dilaporkan dari 33 propinsi di seluruh Indonesia. HIV/AIDS
menyebabkan berbagai krisis mulitidimensi, baik di bidang kesehatan,
pembangunan negara, ekonomi, pendidikan, dan kemanusiaan. Sebagai krisis
kesehatan, AIDS memerlukan respons dari masyarakat. Peran tenaga kesehatan
pada kasus HIV/AIDS juga sangat besar. Pendidikan dini mengenai HIV/AIDS
oleh para tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit ini.
Pendidikan menjadi kunci utama dalam pengembangan pembangunan
berkelanjutan, terutama di bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan sudah saatnya
diperkenalkan sejak dini pada masyarakat. Pendidikan kesehatan, terutama
mengenai penyakit HIV/AIDS selayaknya diberikan kepada masyarakat umum
terutama kepada para remaja yang akan menjadi pemimpin bangsa nantinya.
Cara penularan kasus AIDS kumulatif di Indonesia yang dilaporkan paling
banyak melalui hubungan heteroseksual. Peringkat kedua disebabkan oleh
penggunaan jarum suntik bersamaan, kemudian diiukuti oleh penularan vertikal
dari ibu ke anak, hubungan homoseksual, dan transfusi darah. Berdasarkan
golongan usia, kategori yang paling banyak mengidap penyakit ini berada pada
rentang usia 20 tahun sampai 29 tahun. Berdasarkan data tersebut, besar
kemungkinan bahwa penyakit ini mulai menyerang generasi muda. Oleh karena
itu, penting memberikan pendidikan dini mengenai HIV/AIDS pada para remaja
yang rentan mengalami kenakalan remaja termasuk melakukan hubungan seksual
pranikah dan penggunaan narkoba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik untuk melakukan
penyuluhan mengenai HIV/AIDS pada siswa – siswi SMK Setia Budi.
1.2 Tujuan Penyuluhan
![Page 3: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/3.jpg)
a. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi SMK Setia Budi
tentang penyakit HIV/AIDS
b. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi SMK Setia Budi
tentang cara penularan penyakit HIV/AIDS
c. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi SMK Setia Budi
tentang pencegahan HIV/AIDS
1.3 Tempat dan Waktu Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di Aula SMK Setia Budi Rangkasbitung Kabupaten
Lebak Provinsi Banten pada hari Rabu tanggal 6 November 2013 pukul 10.00
sampai pukul 12.00
1.4 Peserta Penyuluhan
Peserta penyuluhan terdiri dari 40 siswa – siswi SMK Setia Budi
Rangkasbitung yang merupakan anggota OSIS perwakilan dari setiap kelas.
Dengan begitu, diharapkan para peserta penyuluhan dapat menyebarkan ilmu
yang telah didapat dari penyuluhan kepada teman-teman sekelasnya yang tidak
mengikuti penyuluhan.
1.5 Proses Penyuluhan
Penyuluhan diberikan kepada anggota OSIS SMK Setia Budi yang
merupakan perwakilan dari masing – masing kelas. Para peserta penyuluhan ini
diharapkan akan menyapaikan informasi yang telah didapat dari penyuluhan ini
kepada teman- teman sekelasnya.
Penyuluhan dilakuan dengan dua arah. Media yang digunakan berupa laptop
dan proyektor. Pertama – tama, acara dibuka oleh perwakilan dari sekolah
kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi penyuluhan oleh dua orang
penyuluh dengan berkesinambungan. Setelah selesai memberikan materi, dibuka
sesi Tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini, para siswa tampak sangat antusias
![Page 4: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/4.jpg)
hingga dibutuhkan waktu ekstra. Pada tahap akhir, diminta tiga perwakilan dari
peserta penyuluhan untuk menyampaikan kembali isi penyuluhan yang telah
diberikan agar penyuluh mendapat feedback positif dari peserta. Peserta yang
berani tampil diberikan reward berupa hadiah minuman kaleng.
1.6 Tinjauan Pustaka
a. Definisi HIV dan AIDS
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir
dari infeksi HIV.
b. Cara Penularan
Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh yang mengandung virus
HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkotika, transfusi komponen
darah dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. Oleh
karena itu kelompok resiko tinggi terhadap HIV/AIDS misalnya penggung
narkotika, pekerja seks komersil dan pelanggannya, serta narapidana.
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan
vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk
menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata.
HIV masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan sekret
vagina serta transmisi dari ibu ke anak. Tiga cara penularan HIV adalah
sebagai berikut:
![Page 5: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Hubungan seksual baik secara vaginal, oral maupun anal dengan pengidap
HIV. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 80-90% total
kasus sedunia.
2. Kontak langsung dengan darah, produk darah atau jarum suntik. Transfusi
darah/produk darah yang tercemar mempunyai risiko sampai >90%,
ditemukan 3-5% total kasus sedunia. Pemakaian jarum suntik tidak steril
atau pemakaian bersama jarum suntik dan spuitnya pada pecandu narkotik
berisiko 0,5-1%, ditemukan 5-10% dari total kasus sedunia. Penularan
melalui kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai
risiko 0,5% dan mencakup <0,1% total kasus sedunia.
3. Transmisi secara vertikal dari ibu pengidap HIV kepada bayinya (in utero,
selama proses kelahiran dan melalui ASI) dengan risiko penularan sebesar
25-40% dan terdapat <0,1% total kasus di dunia.
c. Gejala Klinis
Temuan Klinis pada Sindroma HIV Akut
Umum Neurologis
DemamFaringitis
LimfadenopatiNyeri kepala/nyeri retroorbital
Artralgia/myalgiaAnorexia/kehilangan berat
badanMual/muntah/diare
MeningitisEnsefalitis
Neuropati PeriferMyelopati
Dermatologis
Ruam makulopapular eritematosaUlserasi mukokutaneus
d. Diagnosis
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
diagnosis infeksi HIV. Secara garis besar, dapat dibagi menjadi
![Page 6: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/6.jpg)
pemeriksan serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dan
pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus HIV. Deteksi adanya
virus HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus,
deteksi antigen, dan deteksi materi genetik dalam darah pasien.
Pemeriksaan yang lebih mudah dilaksanakan adalah pemeriksaan terhadap
antibodi HIV. Sebagai penyaring biasanya digunakan teknik ELISA
(enzyme-linked immunosorbent assay), aglutinasi, atau dot-blot
immunobinding assay. Metode yang biasanya digunakan di Indonesia
adalah dengan ELISA.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi HIV
ini yaitu adanya masa jendela. Masa jendela adalah waktu sejak tubuh
terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi
dengan pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk pada 4-8 minggu setelah
infeksi. Jadi jika pada masa ini hasil tes HIV pada seseorang yang
sebenarnya sudah terinfeksi HIV dapat memberikan hasil yang negatif.
Untuk itu jika kecurigaan akan adanya resiko terinfeksi cukup tinggi, perlu
dilakukan pemeriksaan ulangan 3 bulan kemudian.
e. Tatalaksana
Sampai saat ini, HIV/AIDS belum dapat disembuhkan secara total.
Namun, pengobatan dengan kombinasi obat anti retroviral dilaporkan
terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV.
Manfaat antiretroviral dicapai melalui pulihnya sistem kekebalan akibat
HIV dan pulihnya kerentanan pasien terhadap infeksi oportunistik. Dengan
adanya antiretroviral, pasien menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal,
dan produktif.
1.7 Bahan Materi Penyuluhan
Terlampir
![Page 7: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/7.jpg)
1.8 Kesimpulan
Penyuluhan HIV/AIDS merupakan salah satu upaya efektif dalam mencegah
berkembangnya kasus HIV/AIDS di Indonesia. Setelah dilakukan penyuluhan
pada 40 peserta yang merupakan anggota OSIS SMK Setia Budi Rangkasbitung,
didaptkan hasil sebagai berikut.
a. Siswa – siswi SMK Setia Budi Rangkasbitung memiliki pengetahuan baru
tentang penyakit HIV/AIDS
b. Siswa – siswi SMK Setia Budi Rangkasbitung mengetahui tentang cara
penularan penyakit HIV/AIDS
c. Siswa – siswi SMK Setia Budi Rangkasbitung mengetahui tentang
pencegahan HIV/AIDS
Hal tersebut tercermin dari perilaku dan sikap siswa selama proses
penyuluhan. Para siswa tampak antusias dalam mengikuti penyuluhan. Tiga sesi
pertanyaan yang dibuka dianggap tidak cukup oleh para siswa. Para siswa juga
sudah memahami penularan HIV/AIDS dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya perwakilan siswa yang tampil untuk menjelaskan kembali mengenai
HIV/AIDS dengan baik dan benar.
Sebagai saran untuk kegiatan serupa, sebaiknya penyuluh memberikan
pretest kepada para peserta. Dengan demikian, hasil yang didapat dapat dinilai
dengan lebih akurat. Tampilan media berupa animasi video terkait materi yang
dilengkapi dengan audio yang baik juga dapat dipertimbangkan agar lebih
mengoptimalkan pemahaman peserta.
![Page 8: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/8.jpg)
1.9 Daftar Pustaka
1. Fauci A, Braunwald E, Kasper D. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York: McGraw-Hill; 2008.
2. Sudoyo K, Setiyohadi B, et al., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
3. Departemen Kesehatan RI. Subdit AIDS, Laporan Triwulan II. 2013.
4. DirGen. Communicable Diseases & Environmental Health DoH, RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2013.
![Page 9: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/9.jpg)
LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta dr. Rani Budiwidyaningrum
Nama Pendamping dr. Dini Kuswiandri
Nama Wahana Puskesmas Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Tema Penyuluhan HIV dan AIDS
Tujuan Penyuluhan d. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi
SMK Setia Budi tentang penyakit HIV/AIDS
e. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi
SMK Setia Budi tentang cara penularan penyakit
HIV/AIDS
f. Memberikan pengetahuan dini kepada siswa – siswi
SMK Setia Budi tentang pencegahan HIV/AIDS
Hari / Tanggal Rabu, 6 November 2013
Waktu 10.00 – 12.00 WIB
Tempat Aula SMK Setia Budi Rangkasbitung
Jumlah Peserta 40 orang
![Page 10: LAPORAN PENYULUHAN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022080902/55cf997a550346d0339d9922/html5/thumbnails/10.jpg)
LAMPIRAN FOTO