laporan penting

19
KATA PENGANTAR Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa pula kami junjungkan nama besar Nabi Muhammad SAW. Dalam menyelesaikan tugas kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan. Tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai Sistem Ilmu kedokteran Kerja dan Komunitas (IKAKOM) pada semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama kuliah dan diskusi mandiri. Dalam laporan ini menjelaskan tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada Tukang Las Listrik dan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat untuk digunakan, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan kita bersama. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi kami sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih 1

Upload: pintwan

Post on 11-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan penting

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARSegala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa pula kami junjungkan nama besar Nabi Muhammad SAW. Dalam menyelesaikan tugas kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.Tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai Sistem Ilmu kedokteran Kerja dan Komunitas (IKAKOM) pada semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama kuliah dan diskusi mandiri.Dalam laporan ini menjelaskan tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada Tukang Las Listrik dan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat untuk digunakan, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan kita bersama. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi kami sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen pembimbing dan sahabat sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, Mei 2014Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar belakang Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja sangat diperlukan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam melakukan proses produksi suatu pekerjaan, keselamatan kesehatan kerja itu harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik. Bagi seorang welder (tukang las) pada pengelasan las listrik, keselamatan kesehatan kerja sangat diperlukan, oleh karena itu setiap welder harus memperhatikan tata cara yang benar dalam melakukan proses pengelasan, agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud dilingkungan pekerjaan. Oleh karena itu keselamatan kesehatan kerja didalam proses pengelasan las listrik sangat diperlukan. 1.2.Rumusan masalahApa yang harus dilakukan seorang welder agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud pada proses pengelasan las listrik? Mengapa keselamatan kesehatan kerja sangat diperlukan oleh seorang welder pada proses pengelasan las listrik? Bagaimana cara menanggulangi apabila terjadi kecelakaan saat melakukan proses pengelasan las listrik? Bagaimana cara agar saat melakukan proses pengelasan las listrik dapat mewujudkan keselamatan kesehatan kerja yang baik? Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pengelasan las listrik agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud dengan baik?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi, yaitu:Secara Etimologis : Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.Secara Filosofi: Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan padaumumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.Secara Keilmuan: Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja. Seorang welder harus memperhatikan keselamatan kesehatan kerja dengan baik dan benar agar saat melakukan proses pengelasan las listrik dapat berjalan dengan aman dan benar, apabila dalam melakukan proses pengelasan las listrik seorang welder tidak memperhatikan keselamatan kesehatan kerja baik bagi dirinya sendiri, alat-alat serta mesin-mesin yang digunakan maupun bagi orang-orang disekelilingnya akan berdampak buruk bagi pekerjaan dalam proses produksinya, itulah yang menyebabkan begitu pentingnya keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik. Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi suatu pekerjaan dibutuhkan welder yang produktivitasnya tinggi tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik, dan orang-orang disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan mengganggu berjalannya proses produksi. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan orang-orang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses pernafasan welder. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun orang-orang disekelilingnya.Oleh karena itu dalam melakukan proses pengelasan las listrik setiap welder harus memperhatikan keselamatan kesehatan kerja yang sesuai. Dalam melakukan proses pengelasan las lirtrik harus mematuhi prosedur yang benar terutama pada keselamatan kesehatan kerjanya, tapi dibalik semua itu tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang tidak disengaja meskipun telah mematuhi tentang prosedur keselamatan kesehatan kerja yang benar dan sesuai, apabila terjadi kecelakaan baik pada welder dan sesuatu apapun yang ada disekelilingnya harus melakukan pertolongan pertama agar kecelakan itu tidak berakibat fatal bagi korbannya, dan kemudian diserahkan kepada ahlinya, agar mendapat perawatan sesuai prosedurnya dan dapat digunakan kembali sesuai dengan fungsinya. Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya: I. Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang berlapis atau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis untuk melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan kerjanya. II. Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang ditimbulkan oleh las listrik dan untuk memudahkan pemegangan elektroda. III. Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih atau satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16 meter. IV. Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini tidak terlalu penting apabila welder telah menggunakan celana panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan. V. Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap stabil pada saat melakukan proses pengelasan las listrik dari asap las, dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sisterVI. pembuangan asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan, karena pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme manusia. Hal yang perlu lainnya seperti kamar las, agar welder dapat bekerja tanpa gangguan apapun yang mengelilinginya dan dapat berkonsentreasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-orang disekelilingnya tidak terganggu oleh yang diakibatkan oleh las listrikDalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah: 1. Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik. 2. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.3. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan dari mesin las listrik. 4. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik.5. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las listrik. 6. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat berfungsi standart. 7. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik, karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam mesin las listrik. Kebisingan juga mempengaruhi baik buruknya suatu proses produksi dalam pengelasan las listrik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

2.2. TujuanPengamatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) yang seharusnya, dan memahami penyakit akibat kerja dari tukang las listrik di daerah percetakan negara.

2.3. ManfaatUntuk memahami penyakit akibat kerja pada tukang las listrik dan dapat menentukan alat alat apa saja untuk perlindungan diri dari akibat pengelasan.

BAB IIIHASIL WAWANCARA

3.1. Hasil Wawancara dengan pegawai las listrikTanggal pengamatan : 25 April 2014Pukul : 09.00I. Identitas Nama: Anjar Umur : 30 tahun Agama: Islam Alamat: rawasari Jenis Kelamin : laki-laki Kedudukan dalam keluarga : Anak tunggal Status perkawinan: Belum menikah Pendidikan: SLTA Pekerjaan: Pegawai Las Listrik Tanggal Kunjungan: 25 April 2014II. Riwayat Penyakit Keluhan yang sering dirasakan : batuk, nafas pendek Riwayat penyakit sekarang : Tangan perih, Kurang pendengaran Riwayat penyakit dahulu : - Riwayat penyakit keluarga : -III. Riwayat Pekerjaan

Jenis pekerjaanJenis pekerjaanBahan yang digunakanTempat kerjaLama kerja

PengelasanBesi, Baja, Alumunium, KacaBengkel Las7 jam

GerindaBesi, Alumunium, KacaBengkel Las1 jam

Uraian tugas pekerjaan :08. 00 12.00 : Pengelasan Besi untuk pagar, Baja untuk pagar12.00 13.00: Istirahat13.00 15.00 : Gerinda besi untuk pagar dilanjutkan pengelasan15.00 17.00: Pengelasan tahap akhir, jika belum selesai dilanjutkan besok Bahaya potensialJenis PekerjaanBahaya Potensial

FisikKimiaBiologiPsikososialErgonomi

PengelasanTersengat listrik, percikan api, bahaya sinarAsap penyulutan 2 elektrodabakteriKebosanan, merokokjongkok

GerindaBising, percikan apiDebu bakteriStress, hubungan sesama mitra kerja terganggu akibat berkurangnya pendengaranjongkok

Alat pelindung diri yang digunakan : Kacamata

Gangguan kesehatan yang mungkin timbul : Katarak, iritasi mata, Bronkhitis, Metal fume fever, luka bakar ringan, luka bakar berat, cancer, tuli Risiko kecelakaan kerja : tersengat listrik dengan tegangan tinggi, 1500watt 2200watt, radiasi cahaya yang ditimbulkan dari pengelasan, asap yang ditimbulkan dari proses pengelasan, bising dari alat gerindra setelah pengelasan.

IV. Analisa hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita Pemerikasaan ruang dan tempat kerja : berada di luar ruangan dan pinggir jalan raya yang setiap hari selalu dilewati kendaraan bermotor, asap debu polusi di lingkungan kerja sangat tinggi. Hubungan penyakit dengan pekerjaan : keluhan hilang jika tidak bekerja, jika bekerja sering batuk dan gatal gatal di sekitar tangan.

V. Kategori kesehatanKategori kesehatan pekerja ini dikategorikan kurang cukup baik, dikarenakan pendengaran serta sering mengeluh batuk batuk dan ditambah kebiasaan merokok pada saat jam istirahat berlangsung.

3.2. Gambaran Pola Kerja dan Pemakaian APD yang benarDari hasil wawancara kami, bapak Anjar mengatakan, ia memulai pengerjaan pada pagi hari pukul 08.00. pekerjaannya dimulai dengan mengelas pagar dan besi dari permintaan para konsumen, pengelasan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan, alat las listrik, dan besi dipersiapkan untuk membuat suatu pagar. Pengerjaan dilakukan selama 2 jam pengerjaan untuk 1 buah pagar yang berukuran kurang lebih 1,5 meter. Pengerjaan kedua dengan menggunakan gerinda untuk memotong besi dan baja yang digunakan untuk bahan dasar menyambung pagar itu. Tidak seluruhnya pengerjaan dilakukan satu satu, akan tetapi bersamaan. Jika bapak Anjar sedang mengelas suatu besi, rekan kerjanya melakukan pemotongan menggunakan gerinda disebelahnya untuk mengefisienkan waktu. Las listrik tersebut menggunakan daya sebesar 1500volt hingga 2200volt, bapak Anjar menyalakan alat tersebut setiap hari dengan tidak menggunakan alat pelindung apapun, ketika ditanya pekerjaan tersebut sudah biasa baginya.Proses pengelasan dilakukan hingga jam 5 sore, bapak Anjar menggunakan kacamata hitam saja sebagai pelindung. Sesekali bapak Anjar tidak menjawab pertanyaan kami dengan benar karena pendengaran bapak Anjar sepertinya telah menurun. Pada saat rekannya memanggilnya pun untuk bersenda gurau, ia pun terkadang hanya diam saja. Pada saat proses pengelasan berlangsung bapak Anjar hanya menggunakan kacamata saja, tangan dan kaki tidak menggunakan APD yang seharusnya, hanya menggunakan sendal sebagai alas bepijak, kemudian posisi pengerjaan semuanya dilakukan dengan posisi jongkok. Sesekali bapak Anjar berdiri untuk beristirahat merokok, hal ini dilakukan untuk menghilangkan kebosanannya.Kami bertanya mengapa tidak menggunakan masker dan alat perlindungan yang seharusnya?. Bapak Anjar menjawab, karena ini sudah cukup bagi saya, dengan menggunakan alat alat seperti itu sangat merepotkan bagi kami, karena bosan menggunakan alat alat perlindungan tersebut terus menerus. Sesekali kami pun melihat bapak Anjar batuk batuk pada saat pengelasan berlangsung, kemudian tangan yang terkena percikan api ia abaikan begitu saja, karena baginya hal tersebut sudah biasa dan tidak terasa sakit sama sekali.

3.3. Keluhan kesehatan pada Pekerja tukang las listrik di daerah Percetakan negaraKeluhan yang dialami berupa batuk batuk pada saat proses pengelasan berlangsung, kemudian tangan terasa gatal setelah proses pengelasan akan tetapi hilang jika dibiarkan, sesak nafas pernah dialaminya sudah 3 bulan yang lalu akan tetapi sudah reda.

3.4. Penggunaan APD Pada Pekerja tukang las listrik di daerah Percetakan NegaraAPD yang digunakan berupa sebuah kacamata hitam saja yang dikenakan pada saat pengelasan, apron, masker, sepatu boots, dan ear plug / ear murf tidak dikenakan karena bagi pekerja hal itu akan menghambat proses peengelasan, dan penggunaan kacamata sajalah yang dianggap sangat penting untuk pengerjaan.

BAB VIPENUTUP4.1. KesimpulanKeselamatan kesehatan kerja sangat penting dalam proses pengelasan las listrik. Pada proses pengelasan las listrik harus selalu memperhatikan prosedur yang benar tentang keselamatan kesehatan kerjanya.Pada proses pengelasan las listrik selalu mengutamakan keselamatan kesehatan kerjanya. Setiap welder harus mengerti bahaya-bahaya yang diakibatkan las listrik dan mengerti bagaimana menanggulanginya.

Selalu memperhatikan keadaan disekelilingnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam setiap proses pengelasan las listrik. Setiap welder harus selalu waspada terhadap sesuatu yang akan mengganggu keselamatan kesehatan kerjanya. Setiap welder harus bisa merefresh atau menyegarkan diri baik secara jasmani maupun rohani agar tidak mengganggu dalam proses pengelasan las listrik. Setiap welder harus mampu menjaga keselamatan kesehatan kerja, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan sesuatu apapun yang ada disekitarnya. Pada proses pengelasan las listrik setiap orang harus saling mengingatkan tentang pentingnya keselamatan kesehatan kerja.

4.2. Lampiran Foto

Pak anjar pada saat melakukan tugasnya, terlihat hanya menggunakan kacamata hitam saja, dan tidak menggunakan APD yang seharusnya

Pada saat proses wawancara bersama pak Anjar

Pada saat Wawancara bersama pak Anjar yang melakukan pengelasam, terlihat pak anjar tidak memakai ear muft atau ear plug pada saat Pekerja lain menggunakan gerinda

Kondisi alat yang digunakan, gerinda, las listrik dengan tegangan 1500- 2200volt

Kondisi tempat bekerja

4