laporan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
TRIWULAN I TA. 2017
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
J A K A R T A 2 0 1 7
Laporan Triwulan I TA. 2017 Kata Pengantar
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i
KATA PENGANTAR
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana pembangunan. Berdasarkan
peraturan dimaksud terdapat beberapa tata cara pengendalian yang diatur antara lain:
pengendalian, dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan
rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti
yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan
hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain:
melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselarasi keterlambatan pelaksanaan
ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat
dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses
pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat,
dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di
Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan Triwulan I Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan ketentuan Perpres
Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
baik ditinjau dari realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI yang
terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, dan 11 (sebelas)
Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri yang kegiatannya
direncanakan dalam kurun waktu antara 10 bulan sampai 12 bulan. Berdasarkan hasil
evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2017 (Triwulan I) Tahun Anggaran
2017 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp 567.841.501.000,- telah berhasil mencapai
Laporan Triwulan I TA. 2017 Kata Pengantar
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii
realisasi keuangan 14,43% dari sasaran 17,45% dan realisasi fisik sebesar 22,77% dari
sasaran 22,39%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan pada triwulan
berikutnya.
Jakarta, Januari 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Laporan Triwulan I TA. 2017 Daftar Isi
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang Program/Kegiatan ...................................................................... 1
1.3. Struktur Organisasi .............................................................................................. 5
BAB II RENCANA PROGRAM/KEGIATAN .................................................................. 5
2.1. Kegiatan Tahun Anggaran 2016 .......................................................................... 8
2.2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan ............................................... 9
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................................... 15
3.1. Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja .......... Error! Bookmark not
defined.
3.2. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ................................................................ 24
3.3. Langkah Tindak Lanjut ...................................................................................... 38
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 39
LAMPIRAN
1. FORM B LAPORAN TRIWULAN I TA 2017
2. FORM A LAPORAN TRIWULAN I TA 2017 SATKER DAN UNIT KERJA DI
LINGKUNGAN BPPI
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Perpres Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri
jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan
intelektual di bidang industri;
2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri,
jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim
usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta
promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri
jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan
intelektual di bidang industri;
4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja
setingkat Eselon II di pusat dan 23 (dua puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
tersebar di beberapa daerah.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 2
1.2. Latar Belakang Kegiatan/Program
Sebagai salah satu eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian, BPPI
berkewajiban mendukung kebijakan pembangunan industri nasional sebagaimana yang
telah ditetapkan, utamanya kebijakan terkait Peningkatan Daya Saing Industri Nasional.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, BPPI telah menetapkan sasaan strategis dan
indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Hasil
pelaksanaan sasaran strategis dan indikator kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya Investasi Sektor Industri
Hingga bulan Desember 2016, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax
Allowance sebesar Rp. 56,8 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 25
perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal Tax Allowance hingga bulan
Desember 2016. Sedangkan total investasi bidang industri pada tahun 2016 sebesar 324
Trilyun. Dengan demikian investasi industri yang mendapatkan Tax Allowance sebesar
17,5% dari total investasi bidang industri. Realisasi ini lebih tinggi dari target yang
diharapkan yaitu sebesar 5,85%.
b. Meningkatnya Penerapan Standar
Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk
Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib pada tahun 2016 yaitu
sebanyak 103 SNI Wajib. Berdasarkan data BPS, nilai impor periode Jan-Okt 2015
sebesar 4.510.318.312 US$ sedangkan pada periode Jan-Okt 2016 sebesar
3.921.021.204 US$. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 103 SNI wajib (tidak
termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS. Dengan demikian
terjadi penurunan nilai impor sebesar 13,07%. Realisasi untuk indikator ini sebesar
13,07%, telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%.
c. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI
1) Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan, pada TA. 2016 mencapai
54 (lima puluh empat) penelitian dari target 74 (tujuh puluh empat) penelitian. Tidak
terjadi pertumbuhan jumlah litbang yang siap diterapkan pada TA. 2016 disebabkan
karena adanya penambahan kriteria untuk meningkatkan kualitas hasil litbang dan
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 3
juga adanya pemotongan anggaran kegiatan Litbang.
2) Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri pada tahun
TA. 2016 dapat dicapai sebanyak 36 (tiga puluh enam) penelitian dari target 54 (lima
puluh empat) hasil litbang yang diterapkan pada industri. Masih terbatasnya hasil
litbang yang dimanfaatkan oleh masyarakat industri karena hasil litbang umumnya
masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi
litbang terhadap pembangunan ekonomi tidak optimal;
3) Pelaksanaan kerja sama Research and Develpoment di Instansi dan Industri
Telah terbentuk kerja sama R & D di instansi dan industri pada TA. 2016 sebanyak
61 (enam puluh satu) kerja sama. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 63 kerjasama. Penurunan pertumbuhan kerja R
& D dengan instansi/industri, antara lain disebabkan oleh : kurang terbangunnya
jejaring kerja sama litbang dengan pihak terkait, terbatasnya jumlah hasil litbang
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat industri; hasil litbang belum
tersosialisakan dengan baik pada masyarakat/industri.
4) Fasilitasi penerapan, pengembangan, dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI).
Teknologi hasil litbang memerlukan perlindungan hukum yang memadai untuk
mendapatkan kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat
diterapkan di industri. Fasilitas perlindungan HKI yang dilakukan masih terbatas
untuk fasilitasi paten Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI. Jumlah
pendaftaran Perlindungan HKI pada TA. 2016 sebanyak 13 (tiga belas) pendaftaran
paten. Jumlah ini telah melebihi target yaitu terfasilitasinya 9 (sembilan) paten.
Meningkatnya jumlah produk KI (dalam hal ini paten) yang terfasilitasi disebabkan
oleh meningkatnya kesadaran pendaftaran atas pentingnya produk KI oleh peneliti
di lingkungan Kementerian Perindustrian.
d. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip Prinsip Industri Hijau
Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi merupakan salah satu
Indikator untuk mendukung tujuan tersebut. Pertumbuhan dilihat dari jumlah industri
yang telah menerapkan konservasi energi pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun
2014 sebagai baseline data. Pada tahun 2014 terdapat 110 perusahaan industri yang
mengikuti program implementasi konservasi energi bekerjasama dengan Energy
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4
Conservation Center Japan (ECCJ). Tahun 2016 target pertumbuhan industri yang
menerapkan konservasi energi industri yang menerapkan konservasi energi sebesar
40% dibanding tahun 2014, artinya pada tahun 2016 diharapkan sebanyak 154 industri
diharapkan telah melakukan konservasi industri.
Dari target tersebut, yang tercapai sebanyak 154 perusahaan industri yang telah
menerapkan konservasi industri atau realisasi sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan
tahun 2015, capaian ini sedikit lebih rendah walaupun masih memenuhi target yang
telah ditetapkan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya efisiensi/pemotongan
anggaran di tahun 2016 sehingga beberapa kegiatan bimbingan dan audit energi ke
beberapa perusahaan yang menjadi target tidak dapat terlaksana.
Indikator kinerja lainnya adalah Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau ini
dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang disusun untuk
menunjang penerapan industri hijau. Pada tahun 2016 telah dihasilkan 12 (dua puluh
dua) kebijakan dan infrastruktur dengan rincian sebagai berikut :
a. Kebijakan implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri,
sebanyak 4 kebijakan
b. Kebijakan pengelolaan sumber daya air di sektor industri, sebanyak 1 kebijakan
c. Standar industri hijau, sebanyak 7 standar
Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 telah ditetapkan bahwa visi pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur.
Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan
sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu pembangunan industri diarahkan
dalam mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan
berkeadilan.
Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016 – 2019
ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing Basis
Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan
Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian Perindustrian tahun 2016 – 2019
“Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun 2035”.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5
Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka
Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI sebagai salah
satu unit eselon I mempunyai visi:
“Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktIitas dan daya
saing sektor industri di tingkat nasional maupun global”
1.3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat Badan dan 4
(empat) satuan kerja pusat dengan tugas masing-masing sebagai berikut :
1) Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri;
2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual
mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan
teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual
di bidang industri;
3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan
hidup, manajemen energi dan air;
4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai
tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan
penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di
bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan
jangka panjang;
5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan
teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6
Selain unit kerja pusat, BPPI juga didukung oleh 23 (dua puluh tiga) Unit Pelayanan
Teknis (UPT) di berbagai daerah yang terdiri dari 11 unit (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas)
Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri
yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Satker tersebut mempunyai peranan yang
penting sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di
lingkungan Kementerian Perindustrian.
Dalam mendukung tugas dan fungsi BPPI, unit kerja pusat dan UPT daerah saling
berkolaborasi. Unit kerja pusat berperan sebagai perumus kebijakan dan regulasi secara
makro, sedangkan UPT daerah berperan sebagai unit yang melaksanakan kebijakan
secara teknis operasional dan memberikan layanan teknis kepada dunia industri.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand
Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya
merupakan kegiatan litbang terapan, riset, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri.
Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat
pada Tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri
Balai Besar
Kompetensi Inti
1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil
2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung
Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer
3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling)
4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic
5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung Bioengineering untuk pulp dan kertas
6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro
7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta Fine Chemical & Degradable Packaging Design
8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang
Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri
9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta
Desain bahan dan konstruksi sepatu
10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta
Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik
11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar
Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao
Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri
Baristand Industri Fokus
1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri
2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7
Baristand Industri Fokus
3. Padang Makanan Tradisional
4. Palembang Karet Komponen Teknis
5. Lampung Tepung Industri Agro
6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu
8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan
9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah
10. Manado Teknologi Pengolahan Palma
11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut
Beberapa Balai Besar dan Baristand industri ada yang telah memiliki status Badan
Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai tersebut dapat secara cepat
memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan
keuangan secara optimal. Adapun Balai yang telah memiliki status BLU adalah:
1. Balai Besar Industri Agro
2. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
3. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
4. Baristand Industri Lampung
Gambar berikut menjelaskan struktur organisasi BPPI secara lengkap:
Gambar 1. Struktur Organisasi BPPI
11 (sebelas) Baristand Industri
Balai Setifikasi Industri
PUSAT
STANDARDISASI INDUSTRI
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN
HIDUP
SEKRETARIAT
BADAN
11 (sebelas) Balai Besar
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
IKLIM USAHA INDUSTRI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8
BAB II
RENCANA PROGRAM TAHUN 2017
2.1 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun
Anggaran 2017 Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung Program
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri atas:
1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
Industri;
2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri;
3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri;
4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup;
5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual;
6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi;
7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri
Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka
mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi masing-masing
Pusat dan didukung dengan inovasi teknologi dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan
oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT).
Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, standardisasi,
pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan
kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan,
rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga
kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya
pembangunan industri.
Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari
iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta
terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang
mampu diaplikasikan hingga skala pabrik.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9
Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA. 2017 maka
anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran seperti pada
tabel 2.1
Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2017
Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp 000,-)
Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 567.841.501
Kegiatan 1: Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri 5.575.128
Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 7.814.345
Kegiatan 3: Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 6.069.391
Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 37.746.322
Kegiatan 5: Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual 6.385.191
Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 328.954.766 b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 158.730.825 c. Sertifikasi Industri 16.565.533
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri tahun anggaran 2017
memiliki Pagu sebesar Rp 567.841.501.000,-.
Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-)
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 567.841.501
Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri 5.575.128
Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri 2.265.400
Diseminasi Kebijakan Industri 635
Penelitian Dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri 635.6
Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri 954.2
Pembinaan Dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri 459.158
Layanan Internal (overhead) 45
Layanan Perkantoran 361.57
Output Cadangan 219.2
Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 7.814.345
Standar Industri Yang Disusun 1.562.135
Pengawasan Standardisasi Industri 811.587
Regulasi Standardisasi Industri 1.318.648
Kerjasama Standardisasi Industri 1.003.273
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10
OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-)
Kajian Terkait Standardisasi Industri 672.673
Pembinaan Standardisasi Industri 974.1
Layanan Internal (overhead) 1.034.189
Layanan Perkantoran 332.19
Output Cadangan 105.55
Penelitian Dan Pengembangan Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 6.069.391
Kebijakan Penurunan Emisi Grk 2.333.558
Infrastruktur Industri Hijau 2.655.781
Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau 439.122
Layanan Perkantoran 428.93
Output Cadangan 212
Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan Industri 37.746.322
Perencanaan 793.61
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 6.826.579
Layanan Internal (overhead) 53.031
Layanan Perkantoran 29.652.302
Output Cadangan 420.8
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Dan Kekayaan Intelektual 6.385.191
Fasilitasi Pemanfaatan Dan Penerapan Teknologi Industri 1.137.480
Penelitian, Pengembangan, Dan Aplikasi Teknologi Industri 802.624
Hasill Litbang Yang Disulkan Dipatenkan 1.505.102
Perumusan Dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri Dan Hki 1.561.328
Layanan Internal (overhead) 701.477
Layanan Perkantoran 550.78
Output Cadangan 126.4
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan 28.026.945
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kimia Dan Kemasan 435.586
Jasa Teknis Industri 3.258.074
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.247.885
Layanan Internal (overhead) 1.662.212
Layanan Perkantoran 21.387.288
Output Cadangan 35.9
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 22.654.806
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Tekstil 960.342
Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri Tekstil 195.68
Jasa Teknis Industri 1.253.127
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 665.54
Layanan Internal (overhead) 1.430.900
Layanan Perkantoran 18.149.217
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 25.830.860
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik 651.312
Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri 170.561
Jasa Teknis Industri 2.398.687
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 413.476
Layanan Internal (overhead) 792.294
Layanan Perkantoran 21.307.030
Output Cadangan 97.5
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11
OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-)
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 1.125.010
Jasa Teknis Industri 14.373.609
Layanan Internal (overhead) 19.905.464
Layanan Perkantoran 26.758.183
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 21.858.839
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas 546.472
Jasa Teknis Industri 1.169.660
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 2.136.318
Layanan Internal (overhead) 669.691
Layanan Perkantoran 17.281.798
Output Cadangan 54.900
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas 546.472
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 18.298.511
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan 290.556
Jasa Teknis Industri 2.501.517
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.301.370
Layanan Internal (overhead) 463.48
Layanan Perkantoran 13.697.588
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 22.805.674
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin 365.22
Jasa Teknis Industri 1.693.700
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 757.011
Layanan Internal (overhead) 677.444
Layanan Perkantoran 19.312.299
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 26.533.735
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik 859.51
Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri 1.230.370
Jasa Teknis Industri 2.554.090
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 2.888.824
Layanan Administrasi Keuangan Dan Pelaporan 459.464
Layanan Perkantoran 18.196.177
Output Cadangan 345.3
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 48.453.142
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Industri 980.977
Jasa Teknik Industri 13.431.150
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 5.577.466
Layanan Internal (overhead) 1.418.070
Layanan Perkantoran 21.008.577
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 29.867.866
Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 351.71 Jasa Teknis Industri 7.341.074
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.353.299
Layanan Internal (overhead) 2.325.376
Layanan Perkantoran 18.496.407
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 22.462.122
Jasa Teknis Industri 1.321.330
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 748.51
Layanan Internal (overhead) 328.624
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12
OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp.000,-)
Layanan Perkantoran 20.063.658
Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 158.730.825
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri 2.882.404
Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri 2.677.679
Jasa Teknis Industri 19.715.812
Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri 4.134.637
Layanan Internal (overhead) 16.649.631
Layanan Perkantoran 111.698.816
Output Cadangan 819.1
Sertifikasi Industri 16.565.533
Jasa Teknis Industri 4.778.724
Pengelolaan Dan Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Industri 3.106.987
Skema Sertifikasi 192.84
Promosi Dan Desiminasi Layanan Jasa Teknis 385.992
Peningkatan Kemampuan Sdm 1.389.513
Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi 406.319
Layanan Internal (overhead) 607.593
Layanan Perkantoran 5.525.565
Output Cadangan 172
T O T A L 567.841.501
2.2 Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI mempunyai
Sasaran strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam kebijakan jangka
menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis dan IKU tersebut
dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan, dan ditetapkan
sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal tersebut bertujuan untuk
mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan implementasi dari Renstra BPPI.
Dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka akan dengan mudah teridentifikasi
permasalahannya sehingga dapat segera ditemukan solusinya. Adapun sasaran yang akan
dicapai BPPI dalam kurun waktu 2016-2019 adalah sebagai berikut :
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13
Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
No. Sasaran Program /Indikator
Satuan Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya investasi sektor industri
- Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas
Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75
2 Meningkatnya penerapan standar
- Rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya
Persen 5 5 5 5 5
3 Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI
- Pertumbuhan pengembangan teknologi industri
Persen 10 20 35 50 60
- Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri
Persen 10 20 35 50 60
- Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri
Persen 10 20 35 50 60
- Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park
Balai 3 2 2 2 2
4 Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau
- Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi
Persen 20 40 60 80 100
- Pertumbuhan kebijakan dan infrastruktur industri hijau
Persen 15 33 53 75 100
5 Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri
- Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung di Balai
Paket 22 22 22 22 22
6 Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri
- Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8
- Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis
Persen 5 7 10 13 15
7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan teknologi, industri hijau, sarana dan prasarana dan SDM litbang
- Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI
Orang 275 275 275 275 275
- Tersedianya dukungan manajemen yang memadai
Persen 2 3 3 3 3
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA 2017 memiliki
sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja
berikut.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14
Tabel 2.4.
Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Tahun 2017
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri
Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal
5,6 Persen
2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri
Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor
60 persen
3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib
5 Persen
4.
Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 Persen
Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai
60 Persen
5.
Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau
Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau
0.5%
Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16%
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5
2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3
80%
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
3.1 Hasil Yang Telah Dicapai Dan Analisis Capaian Kinerja
3.1.1 Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian
Kinerja (Perkin)
Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Desember 2016 sudah dapat
memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja
BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Capaian Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri
Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal
5,6 Persen
2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri
Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor
60 persen
3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib
5 Persen
4.
Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri
Produk industri yang dikuasai teknologinya
5 Persen
Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai
60 Persen
5.
Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau
Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau
0.5%
Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16%
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5
2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi
Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3
80%
Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari
Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017 :
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16
1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi
sektor industri
Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang
mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH & TA) pada tahun 2017 dibagi dengan
total investasi sektor industri tahun 2016.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan
realisasi antara 10,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat
koordinasi, dan pengumpulan data.
Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu evaluasi data investasi TA. 2016,
rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan
data investasi dan fasilitasi fiskal.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Pada indikator ini data investasi sektor industri pada tahun 2017
yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance), diperkirakan
pada tahun 2017 sekitar Rp. 19 Triliun.
3) Kendala
Perlu koordinasi yang lebih intensif dengan industri yang akan diajukan untuk
mendapatkan fasilitasi.
Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri
Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal
5,6 persen 10 10 Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data
Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17
2. Sasaran Program/Kegiatan II: Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri
Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang
memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2017 dibagi dengan
industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2016.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan
realisasi antara 5,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat
koordinasi, dan pengumpulan data.
Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu evaluasi data industri yang
memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2016, rapat-rapat
koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan data
fasilitasi fiskal.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Pada indikator data industri tahun 2017 yang menggunakan
fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) diperkirakan pada tahun 2017 sebanyak 8
perusahaan industri.
3) Kendala
Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II.
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri
Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor
60 persen
5 5 Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data
Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18
3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri
Cara perhitungan dari indikator ini adalah persentase penurunan nilai impor Produk
Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib pada tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2016.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan
realisasi antara 10,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Finalisasi data TA. 2016, pengumpulan
data, dan koordinasi.
Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu Finalisasi dat a TA. 2016,
pengumpulan data, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target.
3) Kendala
Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II.
4. Sasaran Program/Kegiatan IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri
Sasaran Strategis IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri
Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib
5 Persen 10 10 Finalisasi dat a TA. 2016 Pengumpulan data Koordinasi
Finalisasi dat a TA. 2016 Pengumpulan data Koordinasi
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi
Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri
Produk industri yang dikuasai teknologinya
5 Persen 10 5 Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa 2018
Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM
Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai
60 Persen
10 10 Review TRL hasil litbang tahun 2016; Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017; Knowledge sharing pengukuran TRL dan konsep MRL
Review TRL hasil litbang tahun 2016; Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19
a. Produk industri yang dikuasai teknologinya
Cara perhitungan dari indikator ini adalah semua litbangyasa yang dilaksanakan
pada TA. 2017 harus mencapai level nilai TRL 6.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 %
dengan realisasi antara 5,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Koordinasi, pemetaan kemampuan
Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa 2018.
Realisasi dari kegiatan pada TA. 2017 yaitu Koordinasi dengan pemangku K/L
lain (BPPT, Ristekdikti) yang terkait dan pihak industri terkait; pemetaan
kemampuan Balai Litbang Terkait (BBKK,BBIA,B. Ambon, B4T,
BBLM,BBKKP,B.Palembang); identifikasi teknologi melalui Patent Mapping
untuk teknologi sediaan farmasi dan kosmetik, logam tanah jarang, rethread
ban pesawat; diagnosis IKM calon penerima Program DAPATI yang difokuskan
ke industri farmasi/sediaan farmasi.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
tidak mencapai target. Pada indikator ini produk yang akan dikuasai
teknologinya adalah produk industri pada produk industri : bahan baku
farmasi, karet & produk karet, dan permanen Magnet.
3) Kendala
- Belum lengkapnya Infrastruktur litbang untuk litbang sediaan farmasi, LTJ,
dan rethread ban;
- Kemampuan scale-up peneliti yang belum merata.
Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian
dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV.
b. Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai
Cara perhitungan target Level litbang yang dilaksanakan pada tahun 2017 harus
mencapai nilai TRL 6.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 %
dengan realisasi antara 10,00%.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah review TRL hasil litbang tahun
2016; persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017; knowledge sharing
pengukuran TRL dan konsep MRL;
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
telah mencapai target. Indikator ini merupakan hasil litbang yang
dilaksanakan pada Tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6.
3) Kendala
Pengetahuan peneliti terkait TRL belum merata.
Rencana review TRL litbangyasa 2017 akan dilaksanakan pada triwulan IV pada
Semianr Hasil Litbangyasa yang rencana akan dilaksanakn pada bulan
Nopember 201
5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan
Industri Hijau
Sasaran Strategis V terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:
a. Industri Manufaktur Yang Memenuhi Standar Industri Hijau
Cara perhitungan target persen Industri Manufaktur (Keramik, Baja,
Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan
& pengawetan kulit, Tekstil) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau
dibandingkan dengan jumlah total industri besar.
1) Hasil yang telah dicapai
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau
Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau
0.5% 5 5 Mempersiapkan bahan kegiatan sertifikasi
Mempersiapkan bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau
Penetapan Standar Industri Hijau (SIH)
16% 5 2 Evaluasi RASIH
Telah dilakukan evaluasi terhadap RASIH yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00
% dengan realisasi antara 5,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah mempersiapkan bahan
kegiatan sertifikasi.
Realisasi dari kegiatan tersebut yaitu mempersiapkan bahan-bahan
pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau berupa SK Payung
kegiatan, SK penunjukan lembaga, SK Auditor Industri Hijau, koordinasi
dengan Balai Besar Kemasan tentang uraian pelaksanaan sertifikasi
Industri hijau.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
telah mencapai target. Indikator ini merupakan Industri Manufaktur
(Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal
Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memenuhi
standar industri hijau. Pada Triwulan I kegiatan baru diawali penyusunan
administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau
3) Kendala
Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka
sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi.
Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara
Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai
disusun.
b. Penetapan Standar Industri Hijau (SIH)
Cara perhitungan target persen Standar Industri Hijau (SIH) yang telah
ditetapkan pada tahun 2017 dibandingkan dengan total SIH yang telah
ditetapkan hingga tahun 2016.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00
% dengan realisasi antara 2,00%.
Telah dilakukan evaluasi terhadap Rancangan Standar Industri
Hijau(RASIH) yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 dan
menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan SIH di tahun 2017.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22
Selain itu, juga dikumpulkan bahan benchmark dan best practice dari target
industri yang akan disusun SIH-nya tahun ini yaitu: otomotif, elektro
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
tidak mencapai target. Indikator ini merupakan Perumusan Standar
Industri Hijau (SIH) untuk industri makanan dan minuman, industri
otomotif dan industri batik.Pada Triwulan I kegiatan baru diawali
penyusunan administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau
3) Kendala
Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka
sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi.
Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara
Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai
disusun.
6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada
Industri
Dengan indikator Tingkat Kepuasan Pelanggan, cara perhitungan target adalah rata-
rata indeks kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai
Sertifikasi Industri.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA . 2017 perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 % . Realisasi
tidak mencapai target meliputi kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan
jumlah responden dan penyebaran kuesioner.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak
mencapai target. Indikator ini merupakan indeks kepuasan pelanggan pada Balai
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Skala Indeks 3,5
15 10 Menyusun kuesioner; menyebarkan kuesioner
Menyusun kuesioner; menyebarkan kuesioner
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23
Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Indikator ini tidak mencapai
perkembangan target fisiknya karena terdapat kuesioner yang belum
dikembalikan konsumen.
3) Kendala
Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang
diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan
perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada
triwulan II tetap atau meningkat .
7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi
Dengan indikator Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, cara
perhitungan target merupakan rata-rata satker yang telah mencapai level maturitas 3
dibandingkan dengan total seluruh satker.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 % telah
mencapai target . Realisasi mencapai target meliputi kegiatan koordinasi dengan
Satgas SPIP dan Persiapan menyusun LKK.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Indikator ini merupakan Tingkat Maturitas menunjukkan tingkat
kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan berkelanjutan, untuk
Triwulan I perhitungan maturitas belum dilakukan.
3) Kendala
Terdapat perubahan matriks LKK yang harus disosialisasikan pada Satker di
lingkungan BPPI sehingga penyusunan LKK lebih memakan waktu dibanding tahun
sebelumnnya.
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Triwulan I
% Fisik Kegiatan
Target Antara
Realisasi Antara
Rencana
Realisasi
Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi
Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3
80% 15 15 Koordinasi dengan Satgas SPIP; Persiapan menyusun LKK
Koordinasi dengan Satgas SPIP; Persiapan menyusun LKK
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24
3.1.2 Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator pada Kinerja Output Kegiatan
Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi
internal Kementerian Perindustrian untuk laporan PP 39, namun terdapat perbedaan
antara realisasi pada aplikasi internal PP 39 dengan realisasi pada aplikasi internal e-
monev APBN. Hal ini disebabkan oleh penanggungjawab (admin) keuangan yang
belum menginput dokumen SP2D. Sebagaimana diketahui bahwa realisasi pada
aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan
realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah
diproses.
1. Kegiatan I : Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri
5.575.128 3,57 9,51 14,05 9,21
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri terdiri
dari output:
1) Rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.265.400.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan I sebesar 15,15% dan realisasi fisik sebesar 5,06%.
2) Diseminasi kebijakan industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 635.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 2,58%, dan realisasi fisik sebesar 3,28%.
3) Penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 635.600.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 4,36%, dan realisasi fisik sebesar 0%.
4) Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 954.200.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 8%, dan realisasi fisik sebesar 11,46%.
5) Pembinaan dan Fasilitasi Iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 459.158.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 6,85% , dan realisasi fisik sebesar 26,63%.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25
6) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 45.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 28%.
7) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 361.570.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 9,75% , dan realisasi fisik sebesar 37%.
8) Output Cadangan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 219.200.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri:
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri pada
Triwulan I untuk realisasi keuangan mencapai sasaran. Namun untuk realisasi fisik
tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah FGD perpajakan;
FGD rekomendasi kebijakan tarif, pengumpulan data peraturan (Menperin dan
Menkeu) untuk FGD konsultasi public; Penyusunan skema makro sistem help desk
hambatan regulasi industri; Perancangan diagram konteks dan diagram flow (arus
aktivitas) dalam Sistem Help Desk Hambatan Regulasi Industri; Penyusunan pola
permasalahan hambatan pertumbuhan industri di sektor industri logam, mesin,
alat transportasi dan elektronika, sektor industri kimia, tekstil dan aneka serta
sektor industri agro.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output
yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output
rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri dan
output layanan internal (overhead).
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I karena beberapa
pertanggungjawaban masih dalam proses penyelesaian administrasi.
Diharapkan pada Triwulan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
dan penyelesaian pertanggugjawaban tidak tertunda.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26
2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri
7.814.345
16,22 7,93 23,18 18,81
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri terdiri dari output:
1) Standar Industri yang disusun
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.562.135.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan I sebesar 7,02% dan realisasi fisik sebesar 20,02%.
2) Pengawasan Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 811.587.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 8,83%, dan realisasi fisik sebesar 10%.
3) Regulasi Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.318.648.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 8,12%, dan realisasi fisik sebesar 22,58%.
4) Kerjasama Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.003.273.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 14,42%, dan realisasi fisik sebesar 19,02%.
5) Kajian terkait Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 672.673.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 6,66% , dan realisasi fisik sebesar 35,26%.
6) Pembinaan Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 974.100.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 10%.
7) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.034.189.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 9,11% , dan realisasi fisik sebesar 21,21%.
8) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 332.190.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 14,42% , dan realisasi fisik sebesar 10,05%.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27
9) Output Cadangan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 105.550.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pada Triwulan I untuk
realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari
kegiatan ini adalah Persiapan konsinyering perencanaan perumusan SNI;
Koordinasi dengan Komite Teknis/Subkomite Teknis 1; Rapat Teknis/Rapat
Konsensus; Penyusunan aspek-aspek pelaksanaan dan pemetaan pengawasan
LPK tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan rekapitulasi hasil pengawasan LPK
tahun 2016 dan pengembangan-pengembangan yang perlu dilakukan
berdasarkan kebutuhan; Persiapan Wasmatlitrik disusun berdasarkan
pelaksanaan Wasmatlitrik 2016 dan dapat berdasarkan pengembangan dari
pelaksanaan wasmatlitrik tahun 2016; Identifikasi rencana pemberlakuan SNI
secara wajib dari Direktorat Pembina Industri; Survey pengumpulan data terkait
lingkup akreditasi dan kemampuan pengujian pada LSPro dan Laboratorium Uji;
Rapat FGD Verifikasi LPK Produk Katub, BJ. TKD, Kawat baja Pratekan, PC Wire
dan PC Bar; Rapat Panel Penggunaan Form Baru Verifikasi Lab Uji; Pembahasan
mekanisme verifikasi dan FGD panel LPK; Verifikasi Kemampuan (Produk Gula
Rafinasi) Lab PT. Ankea Coffee, SGS, Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya,
BPMB, Intertek, Qualis, BBIA, Evaluasi LPK Gularafinasi (PT. Ankea Coffee, SGS,
Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya, BPMB, Intertek, Qualis, BBIA);
Menyiapkan bahan masukan pada sidang IA-CEPA, TC 8 dan RBPWG pada sidang
Asean serta bahan masukan lainnya terkait kerjasama standardisasi;
Identifikasi/penelaahan SNI yang akan dikaji telah ditentukan yaitu SNI Kaca
insulasi untuk bangunan dan gedung dan produsen dalam negeri juga telah
teridentifikasi.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan
karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28
ditetapkan seperti output Pengawasan Standardisasi Industri, output pembinaan
standardisasi industri dan output layanan perkantoran. Selain itu hampir seluruh
output pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri realisasi
keuangannya tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk triwulan I
TA. 2017.
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I disebabkan
adanya sebagian akun yang direvisi dari belanja jasa lainnya menjadi belanja jasa
profesi dan adanya revisi pemotongan anggaran. Revisi internal dan pemotongan
anggaran ini dilakukan terhadap hampir seluruh output pada kegiatan
Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri sehingga menghambat
pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera mereviu
perencanaan pelaksanaan kegiatan agar lebih jelas dan terukur, serta melakukan
penjadwalan ulang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk Triwulan II.
3. Kegiatan IIII : Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan
Hidup
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
6.069.391 9,48 9,04 12,36 3,56
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
terdiri dari output:
1) Kebijakan Penurunan Emisi GRK
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.333.558.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan I sebesar 10,72% dan realisasi fisik sebesar 5,40%.
2) Infrastruktur Industri Hijau
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.655.781.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 4,72%, dan realisasi fisik sebesar 3,39%.
3) Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 29
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 439.122.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 20,19%, dan realisasi fisik sebesar 0%.
4) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 428.930.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 19,73% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
5) Output Cadangan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 212.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran.
Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah survey ke industri dalam rangka penerapan
sistem implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri;
Melaksanakan rapat teknis dengan Pusdatin untuk menyampaikan kebutuhan-
kebutuhan teknis yang diperlukan dalam mengintegrasikan sistem SIM ke dalam
SIINas; Persiapan konsinyering penyusunan Nationally Appropriate Mitigation
Actions (NAMAS) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di sektor
industri; Pengumpulan data dan informasi penyusunan pedoman konservasi air di
sektor industri; Persiapan konsinyering penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN)
dalam rangka penerapan Konvensi Minamata di sektor industri; Mempersiapkan
bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau (SK Payung
kegiatan, SK. penunjukan lembaga, SK. auditor industri hijau, koordinasi dengan
Balai Besar Kimia Kemasan tentang uraian pelaksanaan Sertifikasi Industri Hijau);
Evaluasi terhadap RASIH yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 dan
menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan SIH di tahun 2017;
Pengumpulan bahan benchmark dan best practice dari target industri yang akan
disusun SIH-nya tahun ini yaitu: otomotif & elektro; Koordinasi dan konsultasi
lintas sektor dalam rangka pelaksanaan forum koordinasi pengembangan industri
hijau.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 30
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan
karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang
ditetapkan seperti output Kebijakan Penurunan Emisi GRK dan output
Infrastruktur Industri Hijau. Selain itu terdapat output kerjasama dan sosialisasi
penerapan industri hijau serta layanan perkantoran yang belum diisi capaian
fisiknya menyebabkan capaian fisik bernilai nol.
Seluruh output pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan
Lingkungan Hidup realisasi keuangannya tidak dapat mencapai target yang telah
ditetapkan untuk triwulan I TA. 2017. Hal ini berdampak pada rendahnya capaian
realisasi keuangan pada triwulan I TA.2017.
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I diantaranya
adalah pada output Kebijakan Penurunan Emisi GRK terdapat kendala belum
ditetapkannya narasumber atau tenaga ahli. Kemudian, pada output Infrastruktur
Industri Hijau terdapat kendala revisi tentang PNBP sehingga biaya personil
dalam rangka sertifikasi tahap 1 & 2 direvisi, selain itu kegiatan terhambat
Permenperin tentang Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi
Industri Hijau yang belum disahkan.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera menetapkan
narasumber atau tenaga ahli untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pada output
tersebut. Selain itu, koorgiat juga harus melakukan follow up revisi PNBP dan
koordinasi dengan pihak terkait mengenai pengesahan Permenperin tentang
Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau.
4. Kegiatan IV : Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan
Teknologi dan Kebijakan Industri
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
37.746.322 19,72 15,86 24,55 27,51
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 31
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi
dan Kebijakan Industri terdiri dari output:
1) Perencanaan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 793.610.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 1,80% , dan realisasi fisik sebesar 9,23%.
2) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 6.826.579.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 15,55% , dan realisasi fisik sebesar 22,92%.
3) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 53.031.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 5%.
4) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 29.652.302.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 16,56% , dan realisasi fisik sebesar 29,49%.
5) Output Cadangan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 420.800.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan
Kebijakan Industri:
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi
dan Kebijakan Industri pada Triwulan I untuk realisasi fisik telah mencapai target
yang ditetapkan sedangkan realisasi keuangan tidak mencapai sasaran. Realisasi
fisik dari kegiatan ini adalah koordinasi penyusunan Sasaran Strategis dan IKU
BPPI Eselon I; Koordinasi dan penyusunan Program Prioritas TA 2018; Koordinasi
dan penyusunan Relokasi Anggaran TA 2017; Koordinasi dan penyusunan
Baseline BPPI TA 2018; Rapat Pembasan Rapat Kerja Kementerian TA 2017
dengan topik pembahasan draft susunan acara, tema acara, tempat acara dan
peserta; Penyusunan kelengkapan dokumen penilaian SAKIP (Sekretariat BPPI
dan tingkat eselon I BPPI); Pengumpulan data realisasi penerimaan dan
penggunaan PNBP dengan melihat data OMSPAN, e-monitoring PNBP dan e-
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 32
PNBP; Koordinasi Pengawasan Dan Pengendalian BMN Triwulan I; Pelaksanaan
Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Anggaran
dan Perbendaharaan, dilaksanakan di Hotel Bentani Jl. Siliwangi Cirebon Jawa
Barat Pada TAnggal 29 s.d 31 Maret 2017; Koordinasi dan Pembinaan dan
Pemantauan Kepatuhan Satuan Kerja di Lingkungan BPPI Terhadap
Perkembangan Peraturan Keuangan dan Perbendaharaan terhadap 24 Satker
dilingkungan BPPI; Pelaksanaan Workshop Rekonsiliasi dan Konsolidasi Laporan
Keuangan BPPI Semester II TA 2016 di Swiss Belhotel Yogyakarta pada tanggal
23-25 Januari 2017; pelaksanaan rapat koordinasi kerjasama dengan UL Taiwan,
Hiroshima University, delegasi Tainan, Taiwan; rapat koordinasi pengembangan
JRI secara on line; Melakukan Perencanaan dalam rangka Koordinasi
Pengembangan Pedoman Budaya Kerja 5K dan K3 di lingkungan BPPI;
Pelaksanaan assessment psikologi staff bekerjasama dengan PT Pancaratna pada
tanggal 31 Januari 2017 diikuti oleh 53 orang staff/pelaksana dengan latar
belakang pendidikan minimal S1 dalam rangka pemetaan kompetensi pegawai;
Pelaksanaan layanan perkantoran dan operasional pimpinan.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat
output yang capaian keuangannya di bawah sasaran yang ditetapkan seperti
output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output
Layanan Perkantoran.
c) Kendala
Kendala realisasi keuangan tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I
diantaranya adalah terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan
pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi
keuangan pada output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen
Eselon I, dan output Layanan Perkantoran.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera berkoordinasi
dengan BPP dan bagian keuangan untuk segera memproses
pertanggungjawaban sehingga realisasi keuangan dapat mencapai target.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 33
5. Kegiatan V : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual
6.385.191 25,65 10,22 35,21 27,17
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual terdiri dari output:
1) Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.137.480.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 3,60%, dan realisasi fisik sebesar 25,52%.
2) Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 802.624.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 28,75%, dan realisasi fisik sebesar 26,43%.
3) Hasill Litbang yang Disulkan Dipatenkan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.505.102.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 6,44% , dan realisasi fisik sebesar 39,36%.
4) Perumusan dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.561.328.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 6,25% , dan realisasi fisik sebesar 20,50%.
5) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 701.477.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 7,86% , dan realisasi fisik sebesar 22,04%.
6) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 550.780.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 23,87% , dan realisasi fisik sebesar 30%.
7) Output Cadangan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 126.400.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual:
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 34
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai
sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah Survey ke IKM calon penerima
bantuan program DAPATI; Penyampaian kesediaan dan materi yang akan
ditampilkan untuk expo Agrinex 2017; Penetapan tema intermediasi hasil litbang;
Telah dilaksanakan koordinasi untuk perancangan spesifikasi alat uji karet dengan
Balai Riset Standardisasi Palembang; Telah dilakukan forum seleksi litbangyasa
Tahun 2018; Melakukan diskusi internal dengan Klinik Kekayaan Intelektual IKM
mengenai proses pemasaran produk IKM binaan Ditjen IKM; Pelaksanaan Focus
Group Discussion I & II untuk membahas lebih lanjut proposal yang diajukan oleh
Balai terkait komoditi farmasi; Melakukan analisis hasil paten mapping atas
komoditi bidang farmasi terutama 10 bahan baku obat yang paling sering
diimpor; Persiapan bimbingan teknis Intellectual Property Valuation; Menghadiri
perundingan putaran kedua IEU-CEPA dan WGTI Indonesia-Uni Eropa kedelapan
tanggal 23-27 Januari 2017; Menghadiri undangan pertemuan teknis persiapan
perundingan ke-6 IA-CEPA terkait Koordinasi Kerjasama Teknologi Industri dan
Kekayaan Intelektual; Rapat pembahasan kajian identifikasi awal jasa industri di
Indonesia; FGD pada 13 Maret 2017 dengan mengundang unit dan kementerian
terkait (BHO Kemenperin, Kemensesneg, Kemenkumham dan Kemenkeu).
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan
karena terdapat output yang capaian fisik dan keuangannya jauh di bawah
sasaran yang ditetapkan seperti output Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan
Teknologi Industri, output Penelitian Pengembangan dan Aplikasi Teknologi
Industri, output Hasil Litbang yang Disulkan Dipatenkan, dan output Perumusan
dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI. Bahkan
seluruh output pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri
dan Kekayaan Intelektual realisasi keuangan dan fisiknya tidak dapat mencapai
target yang telah ditetapkan untuk triwulan I TA. 2017. Hal ini berdampak pada
rendahnya capaian realisasi keuangan pada triwulan I TA.2017.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 35
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I diantaranya
adalah pada output Fasilitasi Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Industri
terdapat kendala minimnya data IKM yang menghasilkan produk atau proses
produksinya berupa senyawa aktif dari bahan baku hayati dan revisi anggaran.
Pada output Penelitian, Pengembangan, dan Aplikasi Teknologi Industri terdapat
kendala balai-balai belum seluruhnya menyerahkan proposal akhir yang telah
diperbaiki dan SK penelitian tahun 2017. Pada output Perumusan dan Penerapan
Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI terdapat kendala yaitu
diperlukan waktu untuk mempelajari dan mengkoordinasikan informasi yang
didapat agar substansinya dapat diadaptasi dalam Rancangan Perpres;
Diperlukan waktu untuk menyamakan pemahaman kembali setelah beberapa
lama vakum; Penjadwalan rapat internal harus menyesuaikan dengan jadwal
masing-masing anggota tim; dan belum optimalnya implementasi program
prioritas litbang industri yang telah digagas tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan
pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan tindak lanjut
yang diperlukan dan apabila terdapat hambatan segera menghubungi pihak yang
diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah.
6. Kegiatan VI : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri
Kegiatan
Pagu (Rp 000)
Triwulan I
Keuangan Fisik
S (%)
R ( %)
S (%)
R ( %)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri 504.207.124 18,43 15,93 22,85 22,66
a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi 328.910.766 19,06 16,79 23,32 22,79
b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri 175.296.358 14,91 11,22 20,28 21,95
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri terdiri dari output:
A. Penelitian dan Pengembangan Teknologi
1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan
Pagu Anggaran sebesar Rp 28.026.945.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realisasi keuangan sebesar 20,16% dan realisasi fisik sebesar 20,27%.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 36
2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil
Pagu Anggaran sebesar Rp 22.654.806.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realisasi keuangan sebesar 18,30% dan realisasi fisik sebesar 27,58%.
3) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet dan Plastik
Pagu Anggaran sebesar Rp 25.830.860.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 16.70% dan realisasi fisik sebesar 20,58%.
4) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro
Pagu Anggaran sebesar Rp 62.162.266.000,- Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 13,99% dan realisasi fisik sebesar 18,01%.
5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas
Pagu Anggaran sebesar Rp 21.858.839.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 18,99% dan realisasi fisik sebesar 23,88%.
6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
Pagu Anggaran sebesar Rp 18.298.511.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realisasi keuangan sebesar 21,33% dan realisasi fisik sebesar 23,66%.
7) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Logam dan Mesin
Pagu Anggaran sebesar Rp 22.805.674.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 16,61% dan realisasi fisik sebesar 24,75%.
8) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keramik
Pagu Anggaran sebesar Rp 26.533.735.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 14,11% dan realisasi fisik sebesar 21,83%.
9) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan dan Barang Teknik
Pagu Anggaran sebesar Rp 48.453.142.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realiasasi keuangan sebesar 8,84% dan realisasi fisik sebesar 22,20%.
10) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Pagu Anggaran sebesar Rp 29.867.866.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realisasi keuangan sebesar 18,63% dan realisasi fisik sebesar 25,97%.
11) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik
Pagu Anggaran sebesar Rp 22.462.122.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
I adalah realisasi keuangan sebesar 18,18% dan realisasi fisik sebesar 21,98%.
B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 37
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 175.296.358.000,-. Realisasi
keuangan sampai Triwulan I sebesar 11,23% dan realisasi fisik sebesar 21,95%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri:
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri pada Triwulan I untuk
realisasi keuangan tidak mencapai sasaran, namun untuk capaian fisik bisa
dikatakan mencapai sasaran karena deviasi yang tidak terlalu jauh dengan sasaran
yang telah ditetapkan. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah pelaksanaan litbang,
layanan publik, kegiatan pengembangan kelembagaan, layanan internal dan
layanan perkantoran.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan, hal ini secara
umum terjadi karena terdapat kelemahan dalam proses pertanggungjawaban dan
kurangnya koordinasi antara koodinator kegiatan dengan bagian keuangan.
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran keuangan pada Triwulan I
diantaranya adalah pelaksanaan kegiatan dan belanja perjalanan belum sesuai
dengan Rencana Penarikan Anggaran, kegiatan dalam rangka set up dokumen
baru terlaksana pada Triwulan II, belanja bahan litbang menunggu konfirmasi
ketersediaan bahan dan pengiriman dari pihak penyedia, pertanggungjawaban
pemeliharaan dan pengadaan barang masih dalam proses, beberapa sumber dana
kegiatan adalah PNBP sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan
pendapatan dan pelaksanaan anggaran.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan
tindak lanjut yang diperlukan seperti mereview dan merevisi Rencana Penarikan
Anggaran, koordinasi dengan pihak pengguna dan follow up permintaan bahan
ke pihak penyedia, mempercepat pertanggungjawaban keuangan untuk
pekerjaan pemeliharaan dan pengadaan barang, dan meningkatkan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 38
3.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan 3.2.1 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)
Untuk Triwulan I pada umumnya belum mengalami kendala yang berarti.
3.2.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan
Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan diantaranya :
a) Terdapat revisi anggaran, oleh karena itu beberapa kegiatan menjadi tertunda
b) Terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan pertanggungjawaban
keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi keuangan ;
c) Belum optimalnya implementasi program prioritas litbang industri yang telah
digagas tahun-tahun sebelumnya;
d) Belanja bahan litbang menunggu konfirmasi ketersediaan bahan dan
pengiriman dari pihak penyedia;
e) Sumber dana kegiatan ini yang berasal dari PNBP masih banyak yang tertunda
karena berdasarkan penerimaan pendapatan, diharapkan kegiatan tersebut
dapat berjalan pada TW II.
f)
3.3 Langkah Tindak Lanjut 3.3.1 Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)
Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar
dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3.3.2 Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan
a. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib
dalam mengupdate capaian kegiatan.
b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait apabila dilakukan
proses revisi kegiatan, anggaran dan mata anggaran.
c. Pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun pada
awal tahun anggaran.
d. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga kegiatan
dapat terlaksana dengan tepat waktu.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 39
BAB IV
PENUTUP
Secara umum realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
yang telah dilaksanakan BPPI sampai Triwulan I Tahun Anggaran 2017 telah
memenuhi target, namun realisasi keuangan masih belum memenuhi sasaran yang
diharapkan. Adapun realisasi keuangan dan fisik pada Triwulan I Tahun Anggaran 2017
sebagai berikut:
1. Capaian Kinerja berdasarkan Realisasi Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja
a) Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam
investasi sektor industri
- Indikator Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, target
perkembangan fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar
10,00%.
b) Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam
peningkatan ekspor produk industri
- Indikator Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor, target
perkembangan fisik Triwulan I adalah 5,00 %, dan telah terealisasi sebesar
5,00%.
c) Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar
- Indikator Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC
diberlakukan Secara Wajib, target perkembangan fisik Triwulan I adalah
10,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%.
d) Sasaran Program/Kegiatan IV : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri
- Produk industri yang dikuasai teknologinya, target perkembangan fisik
Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 5,00%;
- Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai , target perkembangan
fisik Triwulan I adalah 10,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%;;
e) Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan
Industri Hijau
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 40
- Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, target
perkembangan fisik Triwulan I adalah 5,00%, dan telah terealisasi sebesar
5,00%;
- Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), target perkembangan fisik Triwulan
I adalah 5,00%, dan telah terealisasi sebesar 2,00%;
f) Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada
Industri
- Tingkat Kepuasan Pelanggan, target perkembangan fisik Triwulan I adalah
15,00%, dan telah terealisasi sebesar 10,00%;
g) Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi
- Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, target
perkembangan fisik Triwulan I adalah 15,00%, dan telah terealisasi sebesar
10,00%;
2. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan
a) Kegiatan Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri dari Pagu Rp
5.575.128.000,- realisasi keuangan sebesar 9,51% dan realisasi fisik 9,21%;
b) Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu Rp 7.814.345.000,-
realisasi keuangan sebesar 7,93% dan realisasi fisik 18,81%;
c) Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dari Pagu Rp
6.069.391.000,- realisasi keuangan sebesar 9,04% dan realisasi fisik 3,56%;
d) Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
dari Pagu Rp 37.746.322.000,- realisasi keuangan sebesar 10,22% dan realisasi fisik
27,17%;
e) Kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual realisasi keuangan
dari Pagu Rp 6.385.191.000,- realisasi keuangan sebesar 6,15% dan realisasi fisik
22,15%.;
f) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pagu Rp 328.910.766.000,-
realisasi keuangannya 15,93% dan realisasi fisik 22,66%.
g) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri dari Pagu Rp 175.296.358.000,- realisasi
keuangannya 11,22% dan realisasi fisik 21,95%.
Laporan Triwulan I TA 2017
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 41
Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2017
(Triwulan I) Tahun Anggaran 2016 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp
567.841.501.000.000,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 14,43% dari sasaran
18,38% dan realisasi fisik sebesar 18,70% dari sasaran 22,77%. Diharapkan realisasi ini
dapat lebih ditingkatkan pada triwulan berikutnya.