laporan penelitian tindakan kelas

Upload: deriz-sareng-nda

Post on 19-Jul-2015

416 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANYA DI KELAS IV SD MAARIF TIENG TAHUN 2011

Diajukan pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IId ke IIIa

Disusun Oleh : IDA YUANITA LAKSANAWATI, S.Pd.SD NUPTK : 51347356 3730 0003 UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. KEJAJAR

SEKOLAH DASAR MAARIF TIENGJln. KH. Wahid Hasyim Km23, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo 2011

LEMBAR PENGESAHANYang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ida Yuanita Laksanawati, S.Pd.SD NIP : 19840115 200501 2 005 Instansi : SD Maarif Tieng Kec. Kejajar Pangkat/Gol : Pengatur tk 1/ IId Jabatan : Guru Muda Tk.1 Telah melakukan penelitian dengan Judul: Upaya Peningkatan Hasil dan pemahaman siswa melalui penerapan model Kooperatif Jigsaw pada pembelajaran IPA tentang Energi dan Penggunaanya di kelas IV SD Maarif Tieng

Kejajar, 26 Februari 2011 Peneliti Ida Yuanita L

Disyahkan oleh :

Ka. UPTD DIKPORA Kec. Kejajar H.HS. Sismandiri. S.PdNIP.19591230 197911 1 003

Kepala Sekolah SD Maarif Tieng Umar, S.PdNIP.19641215 198608 1 002

Petugas Perpustakaan SD Maarif Tieng M. Irsyad Lutfi

Pembina

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Hanya atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas di SD Maarif Tieng dengan lancar. Laporan ini saya susun dalam rangka memenuhi Diajukan pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IId ke IIIa yang telah saya laksanakan dari awal Februari sampai dengan akhir Maret. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat: 1. Bapak Umar selaku kepala sekolah SD Maarif Tieng yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung. 2. Bapak H.HS. Simandiri selaku Kepala Dinas Dikpora Kec. Kejajar yang telah memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini. 3. Bapak dan Ibu Guru SD Maarif Tieng yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan lancar. Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Wonosobo, Maret 2011 Peneliti

DAFTAR ISI

UPAYA PENINGKATAN HASIL DAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANYADI KELAS IV SD MAARIF TIENG HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN BERITA ACARA SEMINAR (BARU) KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK/RINGKASAN BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. B. C. D. Kajian teori Penelitian yang relevan Kerangka berfikir Hipotesis tindakan

BAB III METODOLODI/METODE/ PROSEDUR PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H. Setting Penelitian Subyek Penelitian Sumber Data Teknik Dan Alat Pengumpulan Data Validasi Data Analisis Data Indikator Kinerja Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi kondisi awal B. Deskripsi siklus 1 1. perencanaan tindakan 2. pelaksanaan tindakan 3. pengamatan tindakan

4. refleksi hasil tindakan C. Deskripsi siklus 2 1. perencanaan tindakan 2. pelaksanaan tindakan 3. pengamatan tindakan 4. refleksi hasil tindakan 5. D. Pembahasan/diskusi E. Hasil tindakan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Implikasi C. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRANA. Daftar Tabel 1. Tabel 1 Waktu PTK 2. Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Siklus 3. Tabel 3 Perbedaan Kooperatif dengan tradisi 4. Tabel 4 Hasil Tes Formatif siklus 1 5. Tabel 5 Hasil Tes Formatif siklus 2 6. Tabel 6 Hasil Tes Formatif siklus 3

B. Daftar Gambar 1. Diagram 1 Siklus Pelaksanaan Pembelajaran IPA 2. Diagram 2 Kerangka berfikir 3. Diagram 3 Grafik dan Poligon Nilai Awal, Siklus 1, Siklus 2, Siklus 3 C. Daftar Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian........................ 2. Data Kondisi awal: 2a. Data Proses Pembelajaran Kondisi Awal. 2b. Data hasil Belajar Kondisi Awal.......................

3. Data Siklus 1: 3a. Kisi-kisi soal siklus 1........................................ 3b. Butir soal tes siklus 1....................................... 3c. Kunci Jawaban................................................. 3d. Pedoman/Kriteria Penskoran Dan Penilaian..... 3e. Contoh lembar jawaban siswa 3f. Daftar hadir siswa. 3g. Rekap nilai siklus 1.. 3h. RPP. 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran.. 3j. Hasil pengamatan proses pembelajaran 3k. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran Data Siklus 2: 3a. Kisi-kisi soal siklus 2................................... 3b. Butir soal tes siklus 2................................. 3c. Kunci Jawaban........................................... 3d. Pedoman/Kriteria penskoran dan penilaian 3e. Contoh lembar jawaban siswa. 3f. Daftar hadir siswa.. 3g. Rekap nilai siklus 2. 3h. RPP 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran 3j. Hasil pengamatan proses pembelajaran 3k. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran Data Siklus 3: 3a. Kisi-kisi soal siklus 3................................... 3b. Butir soal tes siklus 3................................. 3c. Kunci Jawaban........................................... 3d. Pedoman/Kriteria penskoran dan penilaian 3e. Contoh lembar jawaban siswa. 3f. Daftar hadir siswa.. 3g. Rekap nilai siklus 3. 3h. RPP 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran 3j. Hasil pengamatan proses pembelajaran 3k. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran

ABSTRAKOleh. Ida Yuanita, L. S.Pd.SD Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Jigsaw. Dalam pembelajaran IPA tentang Energi dan penggunaanya mendapat hasil belajar dengan rata-rata kelas yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajarannya bermasalah. Peneliti melibatkan Teman sejawat untuk menelaah, mengobservasi serta bersama peneliti mencari jalan keluarnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jateng. Penelitian ini dilakukan oleh guru di kelas tersebut. Dengan Siswa yang diteliti terdiri dari 33 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 20 anak perempuan. Penelitian dilaksanakan di kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 semester 2 (dua) dengan bahan kajian Energi dan Pengunaannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai bulan Maret 2011. Pelaksanaan PTK IPA kelas IV semester 2 ini dilaksanakan dalam 3 siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data, dan tahap refleksi. Metode yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Penggunaan metode tersebut dikarenakan adanya kurang berhasilnya pembelajaran IPA pada KD energi dan penggunaanya. Dengan latar belakang data prestasi siswa awal yang lulus nilai KKM sebesar 36,4 % kemudian setelah diupayakan perbaikan pembelajaran dimulai dari siklus I prestasi sudah meningkat menjadi 70,1% dilanjutkan lagi siklus kedua prestasinya meningkat lagi kelulusan nilai KKM sebesar 66,4% di siklus ke tiga kelulusan semakin meningkat sebesar 75,61% Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan. Kooperatif. Model Jigsaw. Minat. Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Pada tahap awal, peneliti melakukan observasi bersama kolaborator pada kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang energy dan penggunaannya di kelas IV di SD Maarif Tieng pada semester II tahun ajaran 2011 / 2011. Dalam kegiatan obeservasi ini, peneliti bersama kolaborator mencatat semua hal yang terjadi pada kegiatan pembelajaran, dalam rangka untuk identifikasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Hasil obeservasi yang dilakukan selama tiga kali kegiatan pembelajaran IPA, dijumpai hal-hal sebagai berikut : 1. Siswa terlihat malas belajar, suka bermain dalam kelas 2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kurang 3. Hasi dan pemahaman belajar siswa tidak memenuhi standar KKM yang diharapkan

Langkah selanjutnya peneliti mengadakan wawancara terhadap siswa, teman sejawat, dan kepala sekolah di lingkungan SD Maarif Tieng dan diperoleh keterangan sebagai berikut : 1. Faktor dari luar sebagian orang tua siswa kurang mendukung anak dalam belajar 2. Faktor dari sekolah kurangnya sarana prasarana yang digunakan 3. Dari guru belum memanfaatkan secara maksimal penggunaan alat peraga

Mata Pelajaran IPA untuk KD Energi dan penggunaannya telah ditetapkan KKM nya adalah 63 Namun dari 33 siswa yang ada, hanya 11 siswa yang mendapat nilai 65. Hal ini menjadikan pembelajaran dapat dikatakan tidak berhasil, sehingga perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Diharapkan setelah penelitian berlangsung nilai rata-rata 6,2 pada awal pembelajaran dapat berubah menjadi 65 dikarenakan sudah menggunakan model Kooperatif Jigsaw dalam pembelajarannya. Begitu juga dengan motivasi siswa akan meningkat terhadap pelajaran IPA pada khususnya. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa bukan hanya berasal dari kegiatan pembelajaran di kelas, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan keluarga siswa juga ikut berperan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Perhatian orang tua siswa terhadap belajar anaknya di tempat peneliti mengajar sangat kurang. Orang tua siswa rata-rata bekerja sebagai petani dan pedagang kecil di pasar sehingga bekerja sebelum anaknya berangkat sekolah. Keadaan ini menyebabkan pada saat berangkat sekolah siswa tidak ada yang memperhatikan kebutuhannya. Sehingga motivasi belajar kurang. Belum lagi pada malam hari siswa tidak dibiasakan untuk dibantu dalam belajar. Sehingga pada saat sekolah banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sarana prasarana sekolah sebenarnya cukup memadai bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Suasana sekolah juga sangat kondusif pada saat aktifitas pembelajaran dilaksanakan. Ditinjau dari sisi proses pembelajaran di kelas, peneliti menyadari kesalahan-kesalahan yang peneliti lakukan. Antara lain penggunaan metode yang tidak sesuai, kurangnya kemampuan guru untuk menggali pengalaman siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran dengan fakta di lapangan yang sering dijumpai siswa, kurangnya penggunaan media sebagai proses adaptasi pengalaman siswa dengan konsep yang dipelajari, serta proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Hanya masalah yang terkait dengan proses pembelajaran di kelas yang dapat peneliti perbaiki, untuk meningkatkan hasil belajar siswa peneliti menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran IPA terlebih dahulu sehingga timbul perhatian dan rasa suka terhadap IPA. Penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan difokuskan pada tumbuhnya minat siswa terhadap pembelajaran IPA sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Untuk itu peneliti menerapkan metode kooperatif Jigsaw Kooperatif Jigsaw yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Perbaikan pembelajaran akan peneliti lakukan melalui pola penelitian tindakan kelas. Agar permasalahan dapat dipecahkan, maka peneliti atau guru perlu melakukan tindakan yaitu melakukan pembelajaran model Kooperatif Jigsaw pada kelompok yang terdiri dari lima anak dipilih secara acak. Agar dapat meningkatkan motivasi siswa. Pada tindakan ke dua melakukan pembelajaran model Kooperatif Jigsaw pada kelomok kecil yang terdiri dari dua anak. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan pertama dan kedua dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah Dari sisi proses pembelajaran di kelas, peneliti menyadari kesalahan-kesalahan yang peneliti lakukan sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal. Hasil identifikasi terhadap proses pembelajaran IPA yang peneliti laksanakan memperlihatkan beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa, antara lain: 1. 2. 3. 4. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Motivasi belajar siswa rendah Ada beberapa siswa bermaian saat guru menjelaskan Siswa pasif dalam pembelajaran

Peneliti bersama kolaborator melakukan analisis terhadap penyebab timbulnya masalah tersebut dilihat dari peneliti atau pengajar, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Pada awal pembelajaran guru belum dapat memfokuskan siswa Guru belum memaksimalkan penggunaan alat peraga Guru belum mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran Guru menyampaikan materi secara klasikal Guru dalam pembelajaran menggunakan metode yang kurang vareatif, sehingga siswa menjadi jenuh dalam pembelajaran.

Setelah berdiskusi dengan pengamat yang merupakan teman sejawat berdasarkan hasil observasi, penyebab permasalahan siswa dalam pembelajaran maka diambil beberapa tindakan yang merupakan alternatif pemecahan masalah adalah : 1. 2. 3. 4. Pada awal pembelajaran guru menarik perhatian siswa dengan menggunkan alat peraga Guru menggunakan alat peraga secara efektif Pada pembelajaran guru melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar Dalam menyampaikan materi guru sebaiknya membimbing siswa untuk mencapai pemahaman tertentu dengan membuat kesimpulan 5. Dalam pembelajaran menggunkan berbagai macam metode sesuai kondisi anak pada saat pembelajaran berlangsung dan yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran akan menjadi efektif dan efisien.

C. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan isi penelitian tindakan kelas ini maka peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Metode kooperatif Jigsaw Terbimbing 2. Media Sederhana 3. Minat belajar siswa

4. Mata pelajaran IPA

D. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara, analisis penyebab timbulnya masalah, dan alternative tindakan pemecahan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui model belajar kooperatif (Jigsaw) Expert Group / kelompok ahli dapat meningkatkan hasil dan pemahaman belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Energi dan Penggunaanyadi kelas IV, SD Maarif Tieng, Semester II tahun ajaran 2011 / 2011? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA 2. Tujuan Khusus Menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan metode Kooperatif Jigsaw di kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. F. Manfaat Penelitian Secara khusus, manfaat yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini antara lain :

Bagi Siswa

a. Membatu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di dalam kelas. b. Motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat

Bagi Guru

a. Dengan melihat siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang difasilitasinya, guru juga termotivasi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran IPA dengan berbagai cara yang mungkin, misalnya : menggunakan berbagai model pembelajaran, melengkapi alat peraga yang diperlukan, dll. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran.

b. Dengan Penelitian ini dapat menjadikan guru lebih inovatif dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi guru agar lebih efektif, efisien dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu proses maupaun mutu hasil pembelajaran IPA di Sekolah. Disamping itu juga hasil penelitian ini setidaknya dapat menambah berbagai media, teknik dan metode yang dilaksanakan serta dapat sebagai salah satu acuan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran.

Bagi perpustakaan

Memberikan penambahan reverensi di perpustakaan sekolah. Sehingga referensi buku diperpustakaan meningkat. Akan menambah pengetahuan di perpustakaan sekolah. Secara umum, manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu usaha guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bersama siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan IPA dan tujuan pendidikan Nasional.

BAB IIKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Kreatifitas belajar IPA a. Hakikat IPA Untuk memahami IPA bisa kita tinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Hakekat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada dua macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi.

b. Hakikat Belajar Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau IPA, antara lain sifat IPA, model IPA, dan filsafat IPA. Pada saat setiap orang mengakui pentingnya IPA dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada umumnya siswa merasa bahwa IPA sulit, dan untuk mempelajari IPA harus mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan. Ada tiga alasan perlunya memahami IPA antara lain, pertama bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik, kedua untuk mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap kurikulum menuntut untuk mempelajari IPA. Mendefinisikan IPA secara sederhana, singkat dan yang dapat diterima secara universal sangat sulit dibandingkan dengan mendefinisikan ilmu-ilmu lain. Beberapa ilmuwan memberikan definisi IPA sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The actiIVty of questioning and exploring the universe and finding and expressing its hidden order, yaitu Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam. IPA mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1). Belajar IPA tidak sekedar belajar informasi IPA tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar IPA juga belajar tentang cara memperoleh informasi IPA, cara IPA dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa IPA selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin yang menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori IPA. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam IPA dan konsep, prinsip, hukumhukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam IPA. Sebagai proses IPA dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap IPA dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya IPA terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran IPA yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan IPA serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Melalui pelajaran IPA diharapkan para siswa memperoleh pengalaman dalam membentuk kemampuan untuk bernalar deduktif kuantitatif matematis berdasar pada analisis kualitatif dengan menggunakan berbagai konsep dan prinsip IPA (Depdiknas, 2002a: 6). Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalam pembelajaran IPA untuk meneliti masalah-masalah harus melalui kerja ilmiah, yang disebut metode ilmiah yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan ekperimen, menganalisis data pengamatan, serta menarik simpulan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap ilmiah, proses ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam menggunakan metode ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata. c. Kreatifitas Belajar Penelitian tindakan kelas ini berawal dari pemikiran bahwa kreatifitas yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan dalam pencapaian hasil belajar siswa di sekolah adalah dapat dikembangkan. Upaya pengembangan kreatifitas biasa dilakukan melalui pelatihan khusus, dan sebenarnya dapat dilakukan melalui pengajaran. Pengajaran yang dirancang untuk mengembangkan kreatifitas siswa adalah pengajaran kreatif, dan salah satu jenisnya adalah pengajaran dengan pendekatan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Sementara pengajaran dengan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas siswa dan mempunyai efek pengiring dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Joyce dan Well, 1980). Model pembelajaran Jigsaw, yaitu pengajaran yang menekankan keterlibatan intelektual dan emosi siswa dalam proses belajar-mengajar (Sudjana, 1989) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Partika, 1987; Wijayanti, 1991), dan menurut Romlah (1988) dapat pula meningkatkan kreatifitas siswa, dalam arti bahwa situasi kelas memungkinkan berkembangnya kreatifitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif serta minat dan hasil belajar siswa tentang energy dan penggunaanya dengan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw khususnya. Melalui kajian teori tentang kreatifitas, khususnya kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif serta minat dan hasil belajar dengan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw, maka dalam penelitian tindakan kelas pada "model pembelajaran

kooperatif Jigsaw" ini diajukan dua buah hipotesis yang diterapkan pada saat pembelajaran IPA tentang energy dan penggunaannya dengan siswa kelas IV berjumlah 33 orang SD Maarif Tieng kec. Kejajar. 2. Hasil belajar IPA a. Hakikat IPA IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri husus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93). Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini. a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh : nilai ilmiah perubahan kimia pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat semula. Perubahan kimia: lilin yang dibakar html Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD 6 b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. c. IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut(Depdiknas, 2006). e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Pengembangan dan Pembelajaran IPA . b. Hakikat Belajar

Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah. Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda. Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut. a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh : untuk mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat. b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi. c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektifitas. Contoh : pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer. d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif. Contoh : sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya. e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.

Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau mindson (NRC, 1996:20) Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD c. Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar: a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. d. Hasil Belajar IPA Hasil belajar berkaitan dengan bagaimana siswa belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman (Hernawan, 2007; 2.11). Segala perubahan perilaku baik pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi karena proses pengalaman, dapat dikategotikan sebagai perilaku hasil belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena kematangan atau perilaku yang terjadi secara kebetulan, tidak termasuk hasil belajar. Teori belajar yang berkembang pada dasarnya ada tiga yaitu teori belajar disiplin mental atau teori daya (faculty theory), teori behafiorisme, dan teori organismik atau cognitive gestalt field. Namun yang banyak mempengaruhi praktik pelaksanaan belajar adalah teori organismik atau gestalt. Karena teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian, tetapi keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap sebagai makhluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan. Hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respons. Menurut teori ini peran guru sebagai pembimbing bukan penyampai pengetahuan dan siswa sebagai pengolah bahan pelajaran. Belajar berlangsung berdasarkan pengalaman yaitu kegiatan interaksi antara individu dengan lingkungannya.belajar bukan menghafal tetapi memecahkan masalah dan metode yang dipakai adalah metode ilmiah dengan cara siswa dihadapkan pada permasalahan, merumuskan hipotesis, dan pada akhirnya siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan. Prinsip-prinsip teori organismik (gestalt) (Hernawan, 2007;2.13) adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. belajar berdasarkan keseluruhan, belajar adalah pembentukan kepribadian, belajar berkat pemahaman, belajar berdasarkan pengalaman, belajar adalah suatu proses perkembangan, belajar adalah proses berkesinambungan, belajar akan lebih berhasil jika dihubungkan dengan minat, perhatian dan kebutuhan siswa.

Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan (Hernawan, 2007: 10.20). Jenis-jenis hasil belajar menurut Bloom (dalam Hernawan, 2007: 10.29) antara lain:

a. kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa b. afektif, yaitu hasil belajar mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran c. psikomotor, yaitu hasil belajar yang mengacu pada kemampuan bertindak. Dalam kaitannya dengan ini hasil belajar yang diharapkan peneliti meliputi ketiganya. Kognitif siswa dalam IPA dapat meningkat dengan ditunjukkan pada nilai dalam evaluasi melebihi KKM IPA 63, afektif siswa ditunjukkan dengan sikap positif siswa terhadap IPA, timbul minatnya terhadap pelajaran IPA, serta menghilangkan anggapan bahwa IPA adalah pelajaran yang sulit. Sedangkan psikomotor siswa meningkat dengan terampil berhitung dan mengukur. Hasil belajar yang ingin peneliti capai pada penelitian ini meliputi : a. hasil belajar kognitif, yang ditunjukkan siswa melalui nilai formatif dapat melebihi KKM IPA 63, b. hasil belajar afektif, yaitu tumbuhnya minat siswa dalam pembelajaran IPA, c. psikomotor, yaitu meningkatkan keterampilan berhitung dan mengukur siswa.

3. Penggunaan metode Jigsaw dalam pembelajaran IPA (variabel X) a. Hakekat pembelajaran Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil (1986) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, saran untuk mengekspresikan dirinya, dan caracara belajar dan bagaimana belajar. Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif dimasa datang. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerangka pembelajaran secara konsptual (model pembelajaran) yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mendapatkan prestasi hasil belajar tidaklah semudah membalikkan tangan. Sebagai guru haruslah lebih teliti dan jeli terhadap permasalahan yang timbul dalam pembelajaran untuk segera menemukan jalan keluarnya. Sedangkan prestasi hasil belajar merupakan hasil dari pengujian dari sebuah tujuan pembelajaran yang mana sebelumnya telah dilaksanakan suatu proses pembelajaran dengan model tertentu sehingga siswa menguasai pengetahuan yang diharapkan, dibandingkan hasil dengan siswa yang lain pada kompetensi yang sama. Hal ini akan menujukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Konsep Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktifitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan. Sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar adalah kontradiksi dari aktifitas tersebut, mereka hanya berdiam diri, beraktifitas tak relevan, pasif, atau menghindar. Dengan konsep seperti di atas, pembelajaran harus berprinsip minds-on, hands-on, dan constructifism. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembelajaran pikiran siswa focus pada materi belajar dan tidak memikirkan hal di luar itu,

pengembangan pikiran tentang materi bahan ajar dilakukan dengan melakukan dan mengkomunikasikannya agar menjadi bermakna (Peter Sheal, 1989). Belajar yang sesungguhnya tidak menerima beegitu saja konsep yang sudah jadi, akan tetapi siswa harus memahami bagaimana dan dari mana konsep tersebut terbentuk melalui kegiatan mencoba dan menemukan. Karena belajar berkonotasi pada aktifitas siswa, sedangkan aktifitas individu dapat dipengaruhi oleh kondisi emosional, maka sepantasnya suasana pembelajaran yang kondusif dalam keadaan nyaman dan menyenangkan (De Porter, 1992), inilah tugas seorang guru sebagai pendidik. Dengan suasana yang kondusif maka muncullah motivasi dan kreatifitas, kondisi inilah cikal bakal aktifitas belajar dengan indikator tersebut di atas. Hal ini sesuai dengan istilah pembelajaran dengan prinsip Pakem, yaitu pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Menurut dengeng (1998) daya tarik suatu mata pelajaran (pembelajaran) ditentukan oleh dua hal pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu , tugas profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikannya menarik, yang diarasa sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berrarti menjadi bermakna. Jika kondisi tersebut mempelajari lebih lanjut karena adanya kebutuhan dan belajar bukan sekedar berhasil. Namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah karena dibutuhkan pendidikan, keahlian, dan sikap khusus serta pengakuan masyarakat. Semua hal tersebut di kenal dengan empat kompetensi pendidik, yaitu kompetensi profesional, kompetensi paedagogi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Semua proses diatas tercakup dalam proses yang kita sebut dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah Proses memberikan materi sesuai dengan kompetensinya dengan menggunakan metode serta media pembelajaran yang mendukung materi yang diajarkan. b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Winataputra (2001). Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas pembelajaran. Dalam tingkat operasional model pembelajaran dan strategi pembelajaran sering di pertukarkan. Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historien, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah, asih dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat yang belajar ( Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah 1. Saling ketergantungan positif, 2. Interaksi tatap muka, 3. Akuntabilitas Individual dan, 4. Ketrampilan untuk menjalani hubungan antar pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. Perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran tradisional. Dalam pembelajaran tradisional di kenal pula belajar kelompok, namun demikian ada sejumlah perbedaan esensial anatara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Perhatikan tabel berikut ini.

Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional Kelompok belajar kooperatifPenekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar

Kelompok belajar tradisional

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok belajar Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royang Ketrampilan sosial sering tidak seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, diajarkan secara langsung mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung di ajarkan. Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru Pada saat pembelajaran berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika intervensi sering dilakukan oleh guru terjadi masalah dalam kelompok saat belajar kelompok berlangsung

Tabel 1 Perbedaan Kooperatif dengan tradisi Keuntungan menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran diantaranya: 1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial 2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan 3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial 4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen 5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 6. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 7. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa 8. Meningkatkan kesedian menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih baik 9. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, norma atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. Model-model pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan dimana agar siswa dapat paham sesuai dengan kompetensi jenis pengetahuan. Tujuan utamanya adalah agar siswa lebih mudah menerima materi pembelajaran dan dapat bertahan dalam ingatan dalam jangka waktu yang relatif lama. Guru dalam hal ini sebagai fasilitator haruslah jeli dalam memilih model pembelajaran yang sesuai, hal ini akan menjadi efektif atau tidaknya guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. c. Penggunaan Metode Jigsaw dalam pembelajaran IPA

Pada pelaksanaan pembelajaran kali ini peneliti mengambil model kooperatif dengan metode Jigsaw. Metode ini dikembangkan Elliot Aronson dan kawan-kawan di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slafin dan kawan-kawan melalui metode Jigsaw. Langkahnya : 1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen

2. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan atau akademik tersebut. 3. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut Kelompok Pakar (Expert Grup) 4. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kepada kelompok semula (home time) untuk mengajar anggota lain mengenai yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. 5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home time, para siswa di evaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin, pemberian skor seperti dilakukan seperti dalam metode Stad. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

B. Penelitian Yang Relevan Penelitain tindakan kelas terhadap pembelajaran IPA telah banyak dilakukan oleh pakar peneliti dan praktisi-praktisi pendidikan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Berikut ini, peneliti menyertakan beberapa hasil penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan perbaikan pembelajaran IPA dan penggunaan media atau model pembelajaran. Hal itu dilakukan sebagai rujukan kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil penelitian (Afif, 2009) melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penggunaan metode Jigsaw melalui media alam sekitar di SD 1 Parikesit dikelas IV. Dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang sumber Energi Panas. Karena dapat menarik perhatian siswa. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Memperhatikan hasil penelitian pendahulu tentang penggunaan metode Jigsaw melalui media alam sekitar diyakini siswa memiliki pemahaman yang lebih baik. Sehingga siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian siswa akan memperoleh hasil evaluasi belajar yang semakin baik.

C. Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh alur berpikir sebagai berikut:

Diagram 1 Kerangka berfikir

Kondisi awal pembelajaran IPA di kelas IV SD Maarif Tieng sangat monoton karena guru belum menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. Ceramah merupakan satusatunya metode andalan, dan pemberian tugas selalu diberikan setelah ceramah selesai. Terlihat siswa sangat tidak semangat. Kondisi seperti itu berdampak pada hasil belajar siswa rendah, yaitu dengan KKM 64,1 setelah diambil nilai ulangan sebagai pre tes (pra siklus) diperoleh 11 dari 33 siswa yang dapat mencapai KKM, selebihnya 22 siswa belum mencapai KKM. Hal ini membuat guru peneliti berusaha melakukan tindakan melalui PTK dan merencanakan tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode terbimbing yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I penggunaan metode Jigsaw pada kelompok besar dan pada siklus II menggunakan metode Jigsaw pada kelompok kecil. siklus II menggunakan metode Jigsaw pada kelompok kecil. Diduga pada kondisi akhir setelah kegitan berlangsung siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar. D. Hipotesis Tindakan Dengan menggunakan metode Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang energy dan penggunaannya, bagi siswa kelas IV SD Maarif Tieng Kec. Kejajar Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2011/ 2011 Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa di kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo 2. Penggunaan metode Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo karena peneliti adalah guru di kelas tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 semester 2 (dua) dengan bahan kajian Energi dan Penggunaannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai bulan Maret 2011. Tabel 1 Pembagian Waktu Penelitian Tindakan KelasNo Uraian Kegiatan Bulan Februari 2011 I 1 2 3 4 5. 6. Identifikasi masalah Penyusunan proposal Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan Siklus II Penyusunan Laporan II III IV

Maret 2011

B. Subyek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 33 siswa, banyaknya siswa laki-laki 13 siswa dan banyaknya siswa perempuan 20 siswa dengan karakteristik latar belakang keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani Kentang, buruh dan pedagang sayuran di pasar sehingga pendidikan anak kurang diperhatikan.

C. Sumber Data Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh pada saat peneliti melakukan penelitian dan sumber data sekunder diperoleh dari data data pendukung lain yang dapat diperoleh di luar waktu melakukan penelitian. Adapu sumber data yang diperlukan pada penelitian ini adalah : 1. Sumber data primer Sumber data primer diambil dari hasil observasi minat siswa terhadap proses pembelajaran IPA yang dilakukan, dan nilai hasil belajar pada akhir siklus 1 dan siklus 2. 2. Sumber data sekunder Sumber data ini diperoleh dari learning log yang ditulis oleh siswa sendiri tentang proses pembelajaran IPA yang telah dilakukan, juga hasil wawancara guru ke siswa menanggapi proses pembelajaran.

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpul Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah: a. teknik tes untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, b. teknik pengamatan untuk melihat minat siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan metode terbimbing dan menggunakan media sederhana, c. teknik wawancara untuk mendapat pengalaman langsung siswa terhadap proses pembelajaran dan d. learning log untuk mendapatkan umpan balikan dari pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Alat Pengumpul Data Sedangkan alat pengumpul data pada penelitian tindakan kelas ini adalah : a. Tes tertulis, berupa tes isian dan uraian dengan materi keliling bangun datar. b. Lembar pengamatan untuk melihat tingkat minat belajar siswa dengan komponen yang dilihat meliputi perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran oleh observasi, yaitu: 1. Guru, meliputi apersepsi, cara memotivasi siswa, mengarahkan siswa, penguasaan kelas, persebaran pertanyaan, dan kemampuan merangkum materi.

2. Siswa, meliputi inisiatif mengeluarkan pendapat, ketekunan, semangat, disiplin, keaktifan, perhatian, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan menyimpulkan, kemampuan menghitung, kemampuan memahami bahasa, kemampuan melakukan perintah, apresiasi pada mata pelajaran, rasa ingin tahu, ketertarikan pada pembelajaran c. Pedoman wawancara Pedoman wawancara dibuat agar terjadi kerangka yang jelas tentang pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan oleh guru atau observer terhadap subjek (siswa). d. Lembar Learning Log Dibuat lembar learning log agar siswa lebih mudah menuangkan ide-ide atau kritik dan sarannya kepada proses pembelajaran yang baru saja dialami. E. Validasi Data Cara meningkatkan validitas penelitian tindakan adalah meminimalkan subyektifitas melalui trianggulasi. Bentuk-bentuk trianggulasi adalah trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teoritis. Trianggulasi waktu dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda, meliputi rentang waktu tindakan dilaksanakan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin bahwa efek perilaku tertentu bukan hanya suatu kebetulan. Trianggulasi peneliti dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang sama oleh beberapa peneliti/pengamat sampai diperoleh data yang relative konstan. Trianggulasi teoritis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun oleh beberapa teori yang berbeda tetapi berkaitan. Data pada penelitian ini yang diperoleh dengan observasi atau pengamatan, wawancara dan learning log maka agar data valid divalidasi dengan cara trianggulasi baik waktu, peneliti maupun teoritis. Sedangkan data yang dipertoleh dengan tes divalidasi dengan validasi konten atau isi yang merujuk pada Permendiknas No. 2 2 dan 23 tahun 2007 tentang standar isi dan standar kelulusan. F. Analisis Data Setelah data diperoleh baik dari hasil wawancara, learning log, observasi/pengamatan maupun tes tertulis, selanjutnya data dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Pada prinsipnya analisis data untuk mencari dan mengatur secara sistematis data yang terkumpul untuk kemudian disimpulkan. Analisis data secara deskriptif kualitatif, dilakukan dengan memperhatikan indikator-indikator yang terdapat dalam panduan observasi, panduan pedoman wawancara, pedoman penilain yang merujuk pada permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang pedoman penilaian. G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Penggunaannya di Kelas IV SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah: 1. Minat belajar siswa meningkat menjadi 60% 2. Hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 55,93 menjadi 65 dan 80% siswa sudah mencapai KKM.

H. Prosedur Penelitian Pelaksanaan PTK IPA kelas IV semester 2 ini dilaksanakan dalam 3 siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data, dan tahap refleksi. Adapun kegiatan merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPA kelas IV semester 2 dapat digambarkan dalam bentuk gambar diagram 1 sebagai berikut:

Diagram 2 Siklus Pelaksanaan Pembelajaran IPA

Keterangan: Siklus I 1. Tahap Perencanaan Senin, 2 Februari 2011 Tahap Pelaksanaan Selasa, 16 Februari 2011 Tahap Pengamatan Selasa, 16 Februari 2011 Tahap Refleksi Selasa, 16 Februari 2011 2. Tahap Pelaksanaan Rabu, 23 Februari 2011 3. Tahap Pengamatan Rabu, 23 Februari 2011 4. Tahap Refleksi Rabu, 23 Februari 2011 Siklus II 1. Tahap Perencanaan Selasa, 20 Februari 2011 Siklus II 1. Tahap Perencanaan

Selasa, 20 Februari 2011 2. Tahap Pelaksanaan Rabu, 24 Februari 2011 3. Tahap Pengamatan Rabu, 24 Februari 2011

4. Tahap Refleksi Rabu, 24 Februari 2011 Table 2 Jadwal Pelaksanaan siklus Adapun deskripsi prosedur penelitian untuk setiap siklus sebagai berikut: 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Penelitian ini peneliti mulai pada hari Senin, 27 Februari 2011 di SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Peneliti mulai dengan mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya. Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar Mendeskripsikan energy panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar dan sifat-sifatnya sebagai bahan penelitian. Karena berdasarkan pengalaman peneliti materi ini cukup mudah bagi siswa. Namun hasil pembelajaran masih kurang bagus. Siswa belum dapat mengingat secara sempurna tentang materi energy dan penggunaanya. Untuk itu dalam pembelajaran siklus I ini peneliti merencanakan penerapan metode kooperatif Jigsaw sebagai langkah agar siswa dapat mendeskripsikan energy panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar dan sifat-sifatnya. Harapan peneliti dengan serangkaian kegiatan pencarian yang dialami siswa sendiri dapat membuat siswa mengingatnya setiap saat karena sangat berkesan dengan pembuktian tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti secara kolaborasi adalah sebagai berikut. 1. Merancang pembelajaran dengan penggunaan media lingkungan sekitar sekoolah yang akan menjadi tindakan PTK 2. Penulis menghubungi supervisor sebagai pembimbing pelaksanaan perbaikan pembelajaran. 3. Penulis koordinasi dengan teman sejawat untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran 4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 6. Menyusun instrumen observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran 7. Menyusun lembar evaluasi laporan hasil riset siswa secara tertulis dan secara lisan 8. Menyusun soal evaluasi hasil belajar, dengan komposisi 60% soal yang berkaitan materi 40 % soal yang berkaitan dengan pengalaman hidup siswa. 9. Menyiapkan lembar refleksi hasil pembelajaran 10. Indikator pada siklus I, 50 % siswa dalam satu kelas memperoleh nilai 65 dalam kegiatan tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP) siklus I ini pada hari Selasa, 16 Februari 2011 pada pukul 09.00-10.10 diamati teman sejawat yang merupakan rekan kerja yaitu Laili Haniah. Adapun tahap pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

TAHAPAN PEMBELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Penjelasan Tahapan Pertama (I) Eksplorasi Siswa diberi motivasi agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep atau materi yang akan dibahas. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan problematis, tentang fenomena yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari, yang sesuai dengan konsep atau materi yang akan dibahas. Tahapan kedua (II) Guru Membagi kelas dalam kelompok dan dipilih 1 orang yang ada dalam kelompok menjadi tim ahli. 1 ahli mempunyai anggota 2 s/d 3 anak. Tahapan ketiga (III) Elaborasi Guru meminta tim ahli sebagai Expert group dari perwakilan kelompok untuk diberi pengarahan tentang pelaksanaan pengamatan dalam mencari macam-macam benda yang

berbeda sifat yang terdapat dilingkungan sekitar sekolah untuk diisikan dilembar kerja siswa. Siswa melakukan pengamatan diluar kelas. Tahapan keempat (IV) Bersama siswa guru membahas apa yang ditulis dari lembar kerja siswa dengan mengidentifikasi perbedaan sifat ketiga benda tersebut. Bersama siswa menyimpulkan Tahapan kelima (V) Konfirmasi Diambil dua kelompok kecil dengan nilai terbaik dan aktif dalam pembelajaran untuk menerima penghargaan. Diberikan juga penghargaan pada siswa yang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran. Tahapan ketujuh (VI) Pada akhir pembelajaran Guru membagi lembar evaluasi, siswa mengerjakan evaluasi. Observasi dan reflesi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Melalui penerapan model pembelajaran ini, pemahaman siswa akan meningkat. Fokus pada pelajaran. Siswa akan memiliki pengetahuan yang nyata. Tidak hanya di dengar tapi juga dilihat. Proses mengobservasi, dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran dan diskusi oleh siswa. Kegiatan mengobservasi dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari 1 orang, untuk mengumpulkan data yang terdiri dari : a. Aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran (instrumen terlampir), b. Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok c. Evaluasi hasil belajar siswa d. Evaluasi hasil laporan penelitian tertulis

c. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat Laili Haniah pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran pada hari Selasa, 16 Februari 2011 aspek yang diamati adalah aspek minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat duduk siswa, supaya dapat mengamati proses pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti laksanakan dalam kategori kurang sehingga minat siswa kurang dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal. Peneliti sudah menggunakan peraga yang tepat namun kurang bervariasi. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran. Alat pengumpulan data yang digunakan penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi : 1. Informan atau nara sumber yaitu siswa dan guru 2. Lembar Observasi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Data tentang kenerja siswa dan guru dianalisis dengan skala penilaian.

3. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia dan aktifitas lain yang berkaitan. 4. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil evaluasi siswa, absensi siswa, dan buku penilaian.

d. Tahap Refleksi Refleksi Siklus I peneliti laksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2011 di ruang guru SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo dengan mengamati lembar observasi, rekapitulasi minat siswa serta perolehan hasil belajar siswa. Dari pengamatan teman sejawat peneliti mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Berdasarkan pengamatan dan hasil refleksi peneliti menyadari adanya kekurangan dalam pembelajaran antara lain penerapan metode kooperatif Jigsaw belum maksimal penggunaannya. Peneliti masih mengejar target materi tidak mengutamakan proses yang dari perencanaan sudah peneliti inginkan. Didukung penggunaan media yang monoton dan kurang bervariasi. Tidak dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran. Pengumpulan data hasil tes formatif, peneliti laksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran hari Selasa, 16 Februari 2011 dengan dibantu pengamat. Data yang telah didapat, peneliti bagi menjadi 3 bagian. Data pertama berupa lembar pengamatan minat siswa dengan rata-rata 3,1 dalam kategori cukup, data kedua berupa lembar pengamatan penguasaan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 65 sama dengan KKM IPA sebesar 64,1, persentase ketuntasan: 51% artinya dari 33 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa sedangkan 13 siswa belum tuntas, data ketiga berupa lembar pengamatan pembelajaran dalam kategori cukup. Setelah mempelajari data-data yang telah terkumpul serta hasil refleksi, peneliti menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: 1. menerapkan metode kooperatif Jigsaw pada kelompok kecil agar mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. menerapkan metode kooperatif Jigsaw dengan memberikan penekanan pada pemberian penguatan dan penghargaan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga timbul minat siswa dalam pembelajaran. Langkah perbaikan tersebut peneliti tuangkan dalam langkah pembelajaran pada siklus II dengan tujuan perbaikan pembelajaran menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa pada IPA tentang energy dan penggunaannya. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan

Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti mulai setelah jam 11.00 karena jam pertama kelas peneliti diisi oleh guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Selasa, 23 Februari 2011 di SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Peneliti dilanjutkan pada kompetensi dasar Menjelaskan berbagai energy alternative dan penggunaannya sebagai bahan perbaikan dan langkah pembelajaran sesuai hasil refleksi. Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai, mempersiapkan sumber bahan, dan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan. Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti mulai setelah jam 11.00 karena jam pertama kelas peneliti diisi oleh guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Selasa, 23 Februari 2011 di SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Peneliti dilanjutkan pada kompetensi dasar Menjelaskan berbagai energy alternative dan penggunaannya sebagai bahan perbaikan dan langkah pembelajaran sesuai hasil refleksi. Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai, mempersiapkan sumber bahan, dan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti secara kolaborasi adalah sebagai berikut. 1. Merancang pembelajaran dengan penggunaan metode kooperatif (Jigsaw) yang akan menjadi tindakan PTK 2. Penulis koordinasi dengan teman sejawat untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran 3. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 5. Menyusun instrumen observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran 6. Menyusun lembar evaluasi laporan hasil riset siswa secara tertulis dan secara lisan 7. Menyusun soal evaluasi hasil belajar, dengan komposisi 60% soal yang berkaitan materi 40 % soal yang berkaitan dengan pengalaman hidup siswa. 8. Menyiapkan lembar refleksi hasil pembelajaran 9. Indikator pada siklus II, 60 % siswa dalam satu kelas memperoleh nilai 65 dalam kegiatan tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP II) siklus II ini pada hari Rabu, 23 Februari 2011 pada pukul 09.00-10.10 dengan diamati teman sejawat yang merupakan rekan kerja yaitu Laili Haniah. Langkah-langkah pembelajaran siklus II sebagai berikut.o

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:o

Mencari informasi dari buku, koran mengenai sumber energi alternatif

o o

Matahari Angin

o o

Air Panas

melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:o o o o o o o o o o o o o o o o

o o

membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari Energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan alat sel surya Digunakan langsung sebagai pemanas air di rumah dengan alat panel listrik Menyebutkan cara memanfaatkan energi angin, dan memberikan contoh Kapal layar Kincir Angin Menyebutkan cara memanfaatkan energi Air Menyebutkan cara memanfaatkan energi Panas bumi Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

o o

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu Laili Haniah pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran pada hari Rabu, 23 Februari 2011 aspek yang diamati adalah aspek minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat duduk siswa, supaya dapat mengamati proses pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti laksanakan dalam kategori baik sehingga membangkitkan minat siswa dan pencapaian hasil belajar maksimal. Peneliti menggunakan peraga yang tepat dan bervariasi. Dan sangat menarik perhatian siswa, sebagai indikasinya begitu guru memasuki ruang kelas dengan membawa media yang akan digunakan dalam pembelajaran banyak siswa yang bertanya apa yang akan dilakukan dengan membawa barang-barang tersebut. Rasa ingin tahu siswa menumbuhkan minat siswa sehingga aktif dalam pembelajaran. Harapannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. d. Tahap Refleksi Refleksi Siklus II peneliti laksanakan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 di ruang guru SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo dengan mengamati lembar observasi, rekapitulasi minat siswa serta perolehan hasil belajar siswa. Dari pengamatan teman sejawat peneliti mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Pembelajaran yang peneliti laksanakan benar-benar dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran. Sebagai indikasinya sejak peneliti memasuki kelas dengan membawa media yang banyak membuat siswa bertanya apa yang akan peneliti lakukan dengan barang-barang tersebut, padahal ini pelajaran IPA. Pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut membuktikan bahwa rencana peneliti untuk menarik perhatian siswa berhasil. Apalagi setelah peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa. Membuat siswa antusias ingin membuktikan apa yang telah didemonstrasikan peneliti dan perwakilan siswa di depan kelas. Pengumpulan data hasil tes formatif, peneliti laksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran hari Kamis, 24 Februari 2011 dengan dibantu pengamat. Data yang telah didapat, peneliti bagi menjadi 3 bagian. Data pertama berupa lembar pengamatan minat siswa dengan rata-rata 4,1 dalam kategori baik sekali, data kedua berupa lembar pengamatan penguasaan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 70,15 telah

melampaui indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini dan perolehan nilai masing-masing siswa sudah 84% KKM IPA 64,1, persentase ketuntasan: 66,67% artinya dari 33 siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa sedangkan 11 siswa belum tuntas, data ketiga berupa lembar pengamatan pembelajaran dalam kategori baik sekali. Setelah mempelajari data-data yang terkumpul, peneliti menghentikan penelitian sampai pada siklus II karena hasil belajar telah mencapai rata-rata 70,15 telah melampaui indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini dan perolehan nilai masing-masing siswa sudah 66% KKM IPA 65 dan aspek minat siswa telah mencapai kriteria baik, sudah sesuai dengan target peneliti. Pada pelaksanaan Siklus III diadakan tes formatif dan pelaksanaan pembelajaran seperti siklus II. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus III peneliti mulai setelah jam 11.00 karena jam pertama kelas peneliti diisi oleh guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Selasa, 23 Februari 2011 di SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Peneliti dilanjutkan pada kompetensi dasar Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut dan Kompetensi Dasar Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik sebagai bahan perbaikan dan langkah pembelajaran sesuai hasil refleksi. Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai, mempersiapkan sumber bahan, dan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan. Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai, mempersiapkan sumber bahan, dan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti secara kolaborasi adalah sebagai berikut. 1. Merancang pembelajaran dengan penggunaan metode kooperatif (Jigsaw) yang akan menjadi tindakan PTK 2. Penulis koordinasi dengan teman sejawat untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran 3. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 5. Menyusun instrumen observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran 6. Menyusun lembar evaluasi laporan hasil riset siswa secara tertulis dan secara lisan 7. Menyusun soal evaluasi hasil belajar, dengan komposisi 60% soal yang berkaitan materi 40 % soal yang berkaitan dengan pengalaman hidup siswa. 8. Menyiapkan lembar refleksi hasil pembelajaran 9. Indikator pada siklus II, 70 % siswa dalam satu kelas memperoleh nilai 65 dalam kegiatan tersebut.

e. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP II) siklus II ini pada hari Kamis, 24 Februari 2011 pada pukul 09.00-10.10 dengan diamati teman sejawat yang merupakan rekan kerja yaitu Laili Haniah. Langkah-langkah pembelajaran siklus II sebagai berikut.o

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:o

Mencari informasi dari buku, koran mengenai sumber energi alternatif

Matahari Angin

Air Panas

melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; o memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; o memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; o memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; o memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; o memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; o memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; o Menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari Energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan alat sel surya Digunakan langsung sebagai pemanas air di rumah dengan alat panel listrik o Menyebutkan cara memanfaatkan energi angin, dan memberikan contoh Kapal layar Kincir Angin o Menyebutkan cara memanfaatkan energi Air o Menyebutkan cara memanfaatkan energi Panas bumio

o o

o

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:o o

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

f. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu Laili Haniah pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran pada hari Kamis, 24 Februari 2011 aspek yang diamati adalah aspek minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran. Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti laksanakan dalam kategori baik. Minat siswa dan pencapaian hasil belajar maksimal. Peneliti menggunakan peraga yang tepat dan bervariasi. Minat siswa sudah terbentuk. g. Tahap Refleksi Refleksi Siklus III peneliti laksanakan pada hari Kamis, 24 Februari 2011 di ruang guru SD Maarif Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo dengan mengamati lembar observasi, rekapitulasi minat siswa serta perolehan hasil belajar siswa. Dari pengamatan teman sejawat peneliti mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Pengumpulan data hasil tes formatif, peneliti laksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran hari Kamis, 24 Februari 2011 dengan dibantu pengamat. Data yang telah didapat, peneliti bagi menjadi 3 bagian. Data pertama berupa lembar pengamatan minat siswa dengan rata-rata 4,1 dalam kategori baik sekali, data kedua berupa lembar pengamatan penguasaan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 75,61 telah melampaui indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini dan perolehan nilai masing-masing siswa sudah 81% KKM IPA 64,1, persentase ketuntasan: 81% artinya dari 33 siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa sedangkan 6 siswa belum tuntas, data ketiga berupa lembar pengamatan pembelajaran dalam kategori baik sekali. Setelah mempelajari data-data yang terkumpul, peneliti menghentikan penelitian sampai pada siklus II karena hasil belajar telah mencapai rata-rata 75,61 telah melampaui indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini dan perolehan nilai masing-masing siswa sudah 80,1% KKM IPA 64,1 dan aspek minat siswa telah mencapai kriteria baik sekali, sudah sesuai dengan target peneliti.

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal subyek penelitian menunjukkan data nilai rata-rata kelas adalah 62,42 dan tingkat ketuntasan siswa pada standar kompetensi ini baru 36,6% dihitung dari seluruh jumlah siswa. B. Deskripsi Siklus 1 Observasi yang dilakukan dengan bantuan teman sejawat pada saat perbaikan pembelajaran dari penyajian 12 butir tentang perilaku siswa yang diobservasi menunjukkan kemunculan yang bagus yaitu mencapai 85,4% keaktifan siswa dalam mengikuti perbaikan pembelajaran melalui PTK ini. Data yang diperolah dari tes setelah melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil dibawah ini : Tabel 4 Hasil Tes Formatif siklus 1

Nilai 50 55 60 65 70 80 85 Jumlah nilai

Banyak Siswa Bernilai 7 1 13 1 8 1 2

Jumlah 350 55 780 65 560 80 170 2060

Nilai rata-rata kelas = Jumlah nilai Jumlah siswa = 2060 33 = 62,42 Tingkat keaktifan siswa yang tinggi sampai dengan 85,4% dari butir observasi perilaku siswa menunjukkan hasil yang baik. Empat kelompok kerja diskusi bisa diukur dari hasil lembar kerja siswa perolehan nilai rata-rata 64,3. Pada tes akhir perolehan nilai dibandingkan dengan data awal sebelum perbaikan pembelajaran ada peningkatan. Data awal yang lulus KKMnya 36,4% dari seluruh jumlah siswa. Pada siklus satu yang lulus sesuai nilai KKM 51% jadi dengan metode Kooperatif Jigsaw sangat membantu tingkat keberhasilan siswa pada standar kompetensi Mendeskripsikan energy panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar dan sifatsifatnya. 1. Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan rpp didukung dengan media sebagai alat peraga 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus satu dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2011. satu siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan waktu 2 X 35 menit. 3. Pengamatan tindakan Pengamatan pada saat penelitian berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru mengamati tindakan- tindakan yang dilakukan oleh guru peneliti. Pengamatan aktifitas siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan oleh guru peneliti 4. Refleksi hasil tindakan Dari data-data yang sudah diperoleh baik pengumpulan nilai siswa juga skor prosentase pengamatan terhadap aktifitas siswa juga aktifitas guru peneliti sudah ada kemajuan dan perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya C. Deskripsi siklus 2 Observasi yang dilakukan dengan bantuan teman sejawat pada saat perbaikan pembelajaran dari 12 butir tentang perilaku siswa yang di observasi menunjukkan kemunculan meningkat dari 85,4%. Keaktifan siswa menjadi 89% dalam mengikuti perbaikan pembelajaran melalui PTK ini.

Data yang diperolah dari tes setelah melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil dibawah ini : Tabel 5 Tes Formatif Siklus 2

Nilai 50 60 65 70

Banyak Siswa Bernilai 1 10 1 10

Jumlah 50 600 65 700

75 6 80 1 85 2 100 2 Jumlah nilai

450 80 170 200 2315

Nilai rata-rata = Jumlah nilai Jumlah siswa = 2315 33 = 70,15 Keaktifan siswa dari butir observasi perilaku siswa menunjukkan data yang meningkat pada siklus I adalah 85% menjadi 88% juga pada tes dalam proses yang merupakan metode Kooperatif Jigsaw pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 62,42 meningkat menjadi 70,5. Pada hasil tes akhir perolehan nilai dibandingkan dengan perolehan pada siklus I juga ada peningkatan dari lulus nilai kkmnya 36,3 % pada siklus pertama meningkat menjadi 70,5 % pada siklus dua . 1. Perencanaan tindakan Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan rpp didukung dengan media sebagai alat peraga 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus dua dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2011. satu siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan waktu 2 X 35 menit. 3. Pengamatan tindakan Pengamatan pada saat penelitian berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru mengamati tindakan- tindakan yang dilakukan oleh guru peneliti.Pengamatan aktifitas siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan oleh guru peneliti. 4. Refleksi hasil tindakan Dari data-data yang sudah diperoleh baik pengumpulan nilai siswa, skor prosentase pengamatan terhadap aktifitas siswa juga aktifitas guru peneliti ada kemajuan.Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sudah bisa menunjukkan hasil peningkatan. D. Deskripsi siklus 3 Data yang diperolah dari tes setelah melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil dibawah ini : Tabel 6 Tes Formatif Siklus 6

Nilai Banyak Siswa Bernilai 60 6 65 1 70 12 75 4 80 1 85 2 90 2 100 5 Jumlah nilai

Jumlah 360 65 840 300 80 170 180 500 2495

Nilai rata-rata = Jumlah nilai Jumlah siswa = 2495 33 = 75,61 Diagram 3 Grafik dan Poligon Perincian nilai awal sampai siklus III

E. Pembahasan/diskusi Pada akhir pelaksanaan tindakan kelas guru sebagai peneliti melakukan diskusi dengan guru pengamat aktifitas guru peneliti. Merumuskan dan membahas data-data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa, hasil pengamatan aktifitas siswa juga aktifitas guru peneliti dihasilkan adanya perbaikan pembelajaran. F. Hasil tindakan Dari data-data yang sudah diperoleh baik pengumpulan nilai siswa, skor prosentase pengamatan terhadap aktifitas siswa juga aktifitas guru peneliti sudah banyak kemajuan.

BAB V PENUTUPA. Simpulan Berdasarkan perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan di kelas IV semester 2 SD Maarif Tieng dari analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran IPA Pada Standar Kompetensi Memahami berbagai bentuk energy dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari hasil prestasi siswa semakin meningkat. Dengan latar belakang data prestasi siswa yang lulus nilai KKM sebesar 36,4 % kemudian setelah diupayakan perbaikan pembelajaran dimulai dari siklus I prestasi sudah meningkat menjadi 70,1% dilanjutkan lagi siklus kedua prestasinya meningkat lagi kelulusan nilai KKM sebesar 66,4% di siklus ke tiga kelulusan semakin meningkat sebesar 75,61%. Hasil yang selalu meningkat dari setiap siklusnya menandakan pembelajaran Standar Kompetensi Memahami berbagai bentuk energy dan cara penggunaanya dalam kehidupan seharihari dengan menggunakan model pembelajaran Kooperativ Jigsaw disimpulkan berhasil meningkatkam minat dan hasil belajar siswa. B. Implikasi Guru kelas sebagai peneliti memerlukan keterlibatan dari guru lain, menjadi teman untuk mengamati aktifitas guru peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dengan

menggunakan lembar pengamatan aktifitas guru ,akan mengetahui sejauh mana upaya yang sudah dilakukan oleh guru peneliti pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. C. Saran Dengan keberhasilan perbaikan pembelajaran menggunakan model Kooperatif Jigsaw penulis menyarankan : 1. Bagi Guru a. Menerapkan penggunaan Kooperatif Jigsaw pada kompetensi dasar yang sama. b. Menerapkan dan menguasai berbagai pendekatan dalam pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami dan siswa tidak jenuh dan bosan. c. Kreatifitasan guru dalam merancang pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran bermakna sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian tindakan kelas ini dijadikan sebagai referensi untuk peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dan prestasi siswa pada khususnya

DAFTAR PUSTAKAAndayani. 2008. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta : Tiga serangkai. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Mulyati, Yeti. M.Pd. 2004. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dikelas Rendah : Jakarta : Tiga serangkai. Wardhani, I. G. K. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Tiga serangkai. Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Tiga serangkai.

LAMPIRAN-LAMPIRANDaftar Lampiran 1. SURAT IJIN PENELITIAN 2. DATA KONDISI AWAL : 2a. Data Proses Pembelajaran Kondisi Awal 2b. Data hasil Belajar Kondisi Awal 3. DATA SIKLUS 1: 3a. Kisi-kisi soal siklus 1 3b. Butir soal tes siklus 1 3c. Kunci Jawaban 3d. Pedoman/Kriteria Penskoran Dan Penilaian 3e. Contoh lembar jawaban siswa 3f. Daftar hadir siswa 3g. Rekap nilai siklus 1 3h. RPP 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) 3j. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran DATA SIKLUS 2: 3a. Kisi-kisi soal siklus 2. 3b. Butir soal tes siklus 2. 3c. Kunci Jawaban. 3d. Pedoman/Kriteria penskoran dan penilaian 3e. Contoh lembar jawaban siswa 3f. Daftar hadir siswa. 3g. Rekap nilai siklus 2 3h. RPP 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) 3j. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran DATA SIKLUS 3: 3a. Kisi-kisi soal siklus 3. 3b. Butir soal tes siklus 3. 3c. Kunci Jawaban. 3d. Pedoman/Kriteria penskoran dan penilaian 3e. Contoh lembar jawaban siswa 3f. Daftar hadir siswa. 3g. Rekap nilai siklus 3 3h. RPP 3i. Lembar pengamatan proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) 3j. Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran

1. SURAT IJIN PENELITIAN SURAT IJIN PENELITIAN No. 25/SDMA/02/2011 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umar, S.Pd NIP : 19641215 198608 1 002 Jabatan : Kepala Sekolah Unit Kerja : SD Maarif Tieng Memberikan ijin untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas IV di SD Ma;arif Tieng Kec. Kejajar Kab. Wonosobo Kepada : Nama : Ida Yuanita Laksanawati, S.Pd.SD NIP : 19840115 200501 2 005 Jabatan : Guru Kelas Unit Kerja : SD Maarif Tieng Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya Tieng, 5 Februari 2011 Mengetahui Kepala Sekolah UMAR, S.Pd.SD NIP. 19641215 198608 1 002 2. DATA KONDISI AWAL 2a. Data Proses Pembelajaran Kondisi Awal. Ilustrasi Kasus Pembelajaran 1 Bu Ida Yuanita Laksanawati, mengajar kelas IV di satu SD di daerah pegunungan letaknya di Tieng Kec. Kejajar. Disekitar lingkungan sekolah masih alami banyak pepohonan yang rindang. Suasana lingkungan sekolahnya yang nyaman. Di kelas IV ada 10 orang anak. Meskipun secara resmi, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi, baik guru maupun murid menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu, nuansa daerah sangat terasa, baik di dalam maupun di luar kelas. Ketika seorang tamu dari luar daerah bertanya kepada

anak-anak, mereka menjawab dengan bahasa Indonesia yang patah-patah, sehingga sukar dipahami maksudnya. Bu Ida Yuanita membantu memperbaiki jawaban anak tersebut, sehingga dapat dipahami oleh tamu. Suatu hari dalam pelajaran IPA, salah satu topik yang akan disampaikan adalah Energi dan penggunaannya. Seperti biasa, ketika masuk kelas, bu Ida mengucapkan salam yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak. Kemudian Bu Ida meminta anak-anak mengeluarkan buku IPA, dan selanjutnya bu Ida Yuanita memulai pelajaran dengan menuliskan pokok bahasan Sumber Energi, dan penggunaanya dengan topik/subtopik sumber Energi Panas. Setelah itu, terjadi peristiwa sebagai berikut. Bu Ida : anak-anak, hari ini kita belajar tentang Sumber Energi Panas. Siapa yang tahu jenis sumber Energi Panas apa saja ? anak-anak menjawab secara serempak Api , ya betul bu Ida memberi penghargaan. Jawaban kalian sudah betul namun masih ada yang kurang coba siapa yang tahu ? tanya bu Ida. Semua terdiam tidak ada yang menjawab. Bu Ida selanjutnya memancing jawaban siswa dengan pertanyan apakah kalian dirumah punya lilin ? tanya bu Ida, punya jawab siswa secara serempak. Dilanjutkan dengan bertanya apa yang terjadi jika lilin dinyalakan di lengan tangan akan terasa. lengannya terasa panas bu.. salah seorang siswa menjawab. Apakah kalian mengetahui mengapa lilin yang dinyalakan dan lengan di dekatkan akan terasa panas ? tanya Bu Ida, panas Bu.. siswa menjawab. Jadi ada energi dari energy cahaya menjadi panas penjelasan bu Ida. Siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan bu Ida. Selanjutnya bu Ida memberikan materi arti jenis-jenis penghantar panas, beserta contohnya. Ditulis di papan tulis. Selanjutnya bu Ida menanyakan apakah ada yang mau bertanya tentang sumber Energi Panas ?. Siswa menjawab tidak bu, apakah sudah jelas? Bu Ida. Siswa serempak menjawab sudah bu. Kemudian bu Ida membagikan soal evaluasi. Dan siswa mengerjakan soal evaluasi tersebut dengan mudah. Baru sekitar 15 menit soal evaluasi sudah terselesaikan. Kemudian bersama siswa hasil evaluasi di koreksi bersama siswa. Ternyata hasilnya kurang memuaskan ada 76 % siswa mendapat nilai kurang dari 70. Sepintas benak bu Ida bertanya dimanakah dalam pembelajaran yang kurang tadi itu. Namun dilanjutkan dengan penekanan penjelasan materi dengan memberikan persamaan dan perbedaan benda padat, cair dan gas. Pada akhir pembelajaran bu Ida meminta siswa untuk sering membaca agar dapat menjawab pertanyaan pada soal nantinya. Ketika selesai pembelajaran bu Ida termenung. Ada gu