laporan penelitian perseorangan wajib uksw …

30
LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW TAHUN ANGGARAN 2016/2017 TEMA: PENDIDIKAN CONTENT LANGUAGE INTEGRATED LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA NON-KEBAHASAAN: SEBUAH KAJIAN PERSPEKTIF Oleh: Mozes Kurniawan, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW

TAHUN ANGGARAN 2016/2017

TEMA: PENDIDIKAN

CONTENT LANGUAGE INTEGRATED LEARNING SEBAGAI

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS

MAHASISWA NON-KEBAHASAAN: SEBUAH KAJIAN PERSPEKTIF

Oleh:

Mozes Kurniawan, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

i

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB 2016/2017

1. Judul Penelitian : Content Language Integrated Learning sebagai

Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Inggris Mahasiswa

Non-Kebahasaan: Sebuah Kajian Perspektif

2. Identitas Peneliti

a. Nama Lengkap : Mozes Kurniawan, M.Pd.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 2015090

d. Jabatan Struktural : -

e. Jabatan Fungsional : -

f. Fakuktas / Prodi : FKIP / PG-PAUD

g. Nama Pusat Penelitian: -

h. Telepon / Faks : (+62 298) 321212 / (+62 298) 321433

i. No. HP Peneliti : +62 821 3328 4666

j. E-mail : [email protected]

3. Total pembiayaan internal yang diajukan : Rp 4.760.000,-

Total pembiayaan eksternal : -

Total : Rp 4.760.000,-

Salatiga, 14 Juni 2017

Ketua Program Studi Peneliti,

PAUD FKIP UKSW

Drs. Tritjahjo Danny S., M.Si. Mozes Kurniawan, M.Pd.

NIP: 1987054 NIP: 2015090

Mengetahui,

Dekan FKIP UKSW

Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd.

NIP: 1989022

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

ii

IDENTITAS PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Content Language Integrated Learning sebagai

Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Inggris

Mahasiswa Non-Kebahasaan: Sebuah Kajian Perspektif

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Mozes Kurniawan, M.Pd.

b. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa Inggris, Manajemen Pendidikan

3. Anggota Penelitian : -

4. Tema Penelitian : Pendidikan Bahasa

5. Lokasi Penelitian : FKIP, UKSW Salatiga

6. Hasil yang ditargetkan : Konsep, gagasan dan gambaran realita hasil kajian

perspektif mengenai pengajaran bahasa Inggris yang

dilakukan dengan mengintegrasikan aspek bahasa dan

konten materi ajar.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Halaman Pengesahan ......................................................................................................... i

Identitas Peneliti ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

RINGKASAN .................................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 2

B. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 3

C. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 3

BAB II RENCANA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 9

B. Responden Penelitian ............................................................................................. 9

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 9

D. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 10

E. Rencana Kegiatan Penelitian ................................................................................. 10

BAB III RENCANA BIAYA

A. Rincian Anggaran Internal ..................................................................................... 12

B. Realisasi Dana ........................................................................................................ 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kegiatan Penelitian .................................................................................. 15

B. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 18

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 26

Lampiran 1 CV Peneliti

Lampiran 2 Notula & Kehadiran Seminar Proposal

Lampiran 3 Daftar Kehadiran Seminar Hasil Penelitian

Lampiran 4 Dokumentasi (Foto-Foto)

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

1

RINGKASAN

CONTENT LANGUAGE INTEGRATED LEARNING SEBAGAI

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS

MAHASISWA NON-KEBAHASAAN: SEBUAH KAJIAN PERSPEKTIF

Bahasa Inggris, kini, menjadi primadona karena bahasa ini merupakan salah satu

bahasa yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Bahasa yang dpaat

dikatakan penting di era global ini dimana hamper disetiap aspek kehidupan

menggunakan bahasa internasional ini. Terlepas dari pentingnya bahasa Innggris

dalam kehidupan manusia saat ini, masih ada orang-orang yang belum secara

optimal menguasai bahasa yang mendunia ini. Mereka masih menjumpai

permasalahan-permasalahan terkait alokasi waktu yang sedikit, kesempatan

menggunakan bahasa Inggris yang terbatas dan sebagainya. Tentunya bagi

pelajar non-kebahasaan, hal-hal tersebut menjadi penghambat yang perlu

dicarikan solusi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk menyerap aspirasi pelajar, dalam hal ini mahasiswa non-kebahasaan,

terhadap suatu pendekatan yang diterakan guna menjembatani permaslaahan

yang muncul dalam pengajaran bahasa Inggris. Pendekatan yang dimaksud ialah

Content and Language Integrated Learning (CLIL). Responden penelitian ini

adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, pada

semester Antara – 2016/2017. Penelitian ini menghasilkan suatu perspektif

bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang penting untuk dikuasai.

Ketersediaan pembelajaran di objek penelitian masih belum mencukupi. Dengan

diterapkannya pendekatan CLIL, hamper seluruh responden menyatakan

pandangan positif bahwa pembelajaran tersebut memberikan berbagai

pengayaan dan pembasaan guna meningkatkan kemempuan berbahasa Inggris.

Kata Kunci: Konten, Bahasa, CLIL, Pembelajaran Bahasa Inggris

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal abad ke-21, muncullah sebuah tren pembelajaran bahasa asing yang

begitu marak dikalangan masyarakat dunia. Tren tersebut didasari dengan sebuah

pemahaman bahwa penguasaan bahasa asing memberikan kesempatan untuk diterima

dan memperoleh kebaikan-kebaikan dalam masyarakat global. Bahasa asing yang

begitu marak dipelajari yakni bahasa Inggris (Mirabela & Ariana, 2013). Bahasa

Inggris, kini menduduki posisi penting dalam masyarakat dunia. Bahasa ini selain

dijadikan sebagai bahasa internasional juga diyakini sebagai kunci untuk memperoleh

berbagai peluang dalam berbagai segi kehidupan. Gavran (2013) menyatakan bahwa

orang-orang mempelajari bahasa Inggris guna mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam

hidup mereka. Dalam kajiannya terhadap masyarakat di Korea, ditemukan bahwa

ketika telah menguasai dasar dari bahasa Inggris, mereka akan menggunakannya untuk

membaca buku-buku mengenai sains, teknik dan pembelajaran lainnya. Fokus

penguasaan bahasa Inggris mereka yakni untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang ada.

Tidak mengherankan hal tersebut terjadi karena bahasa Inggris, kini, digunakan sebagai

bahasa popular dalam penulisan buku-buku pembelajaran bertaraf internasional.

Pentingnya bahasa Inggris juga nampak dalam penggunaan bahasa tersebut di

kalangan pengusaha yang mengiklankan produk dan/atau jasanya melalui tayangan

komersial di Jepang. Mereka meyakini bahwa penggunaan bahasa Inggris tersebut

membuat mereka tergabung dalam kehidupan global (Garvan, 2013). Sejalan dengan

gagasan tersebut, Robinson (2012) mengungkapkan sebuah pernyataan yang lugas

mengenai pentingnya bahasa Inggris di era global ini, “jika anda menginginkan

pekerjaan yang baik maka anda harus dapat berbicara dengan bahasa Inggris”.

Meskipun kata yang digunakan adalah berbicara, namun makna yang hendak

disampaikann adalah bahwa komunikasi dalam bahasa Inggris itu menentukan

pekerjaan dan kelayakan apa yang akan diperoleh.

Tentunya untuk menguasai bahasa internasional tersebut diperlukan adanya

kesadaran masyarakat bangsa-bangsa akan berartinya bahasa tersebut dan pembelajaran

yang terbaik guna mengembanagkan komunikasi dengan bahasa yang dimaksud.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang telah memiliki kesadaran tersebut

dengan dimasukkannya bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran wajib dalam

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

3

kurikulum di berbagai pendidikan formal (Yulia, 2013). Namun, yang dihadapi oleh

Indonesia melampaui apa yang menjadi harapan dan keyakinan awalnya. Pendidikan

bahasa Inggris di Indonesia masih mengalami pasang surut dan terdapat berbagai

tantangan dalam pembelajarannya. Pendidikan bahasa Inggris di Indonesia terkendala

oleh berbagai hal seperti kuatnya penggunaan bahasa Indonesia dalam hamper seluruh

pembelajaran. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu berkontribusi dalam penyempitan

kesempatan pengembangan bahasa Inggris terkhusus dalam mata pelajaran tersebut.

(Megaiab, 2014). Hal lain yang mempengaruhi adalah kurangnya alokasi waktu

pembelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum pendidikan formal (Yulia, 2013).

Kondisi serupa dijumpai dalam kajian penelitian ini. Dalam kurikulum

pendidikan tinggi di program studi Pendidikan Guru – Pendidikan Anak Usia Dini,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, alokasi pembelajaran bahasa Inggris hanya

terbatas pada 2 mata kuliah dengan bobot total 4 kredit semester. Hal ini memicu

permasalahn yang muncul yaitu kurangnya kompetensi bahasa Inggris mahasiswa di

program tersebut. Mereka cenderung pasif ketika diminta menuturkan kata atau

ungkapan dalam bahasa Inggris, kurang mampu mencerma maksud teks bacaan dan

tutur kata lisan bahasa Inggris dan mengalami kesulitan dalam menulis kata-kata dalam

bahasa Inggris. Hanya saja, kondisi tersebut perlu mendapatkan jalan terbaik dalam

penanggulangannya. Mengingat bahawa bahasa Inggris begitu penting di era global ini,

mereka perlu meningkatkan kompetensi berbahasa Inggris dengan alokasi

pembelajaran bahasa Inggris yang singkat.

Berdasarkan permasalahan yang dijumpai, muncullah suatu gagasan dalam

meningkatkan kesempatan mahasiswa belajar bahasa Inggris tanpa harus menambah

alokasi waktu untuk perkuliahan bahasa Inggris di program tersebut. Gagasan ini

bersumber dari pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) yang

dibentuk oleh David Mars. Pendekatan ini dapat dimaknai dengan mengajarkan konten

pelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris dan mengajarkan bahasa melalui

konten-konten pelajaran. Konsep inilah yang akan diadaptasi sebagai alternatif

penanggulangan permasalahan kurangnya alokasi waktu pelajaran bahasa Inggris.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat pandangan mahasiswa mengenai penerapa

pendekatan CLIL pada beberapa mata kuliah yang ada. Perspektif tersebutlah yang

hendak diperoleh sebagai feedback dalam pengembangan pembelajaran bahasa Inggris

di waktu mendatang.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

4

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pendapat mahasiswa mengenai pengajaran bahasa Inggris yang

dilakukan selama ini.

2. Menerapkan pendekatan Content and Language Integrated Learning dalam

pengajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa.

3. Menganalisa perspektif mahasiswa terhadap pengajaran bahasa Inggris terintegrasi

dengan konten materi ajar.

C. Tinjauan Pustaka

1. Pentingnya Bahasa Inggris Masa Kini

Abad ke-21 merupakan suatu abad yang ditandai dengan berbagai bentuk

perubahan yang signifikan. Salah satu bentuk perubahan yang terjadi yaitu bergesernya

‘imperialisme’ menuju ‘globalisasi’ (Smith, dalam Gavran 2013). Perubahan tersebut

membawa pengaruh terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris yang semakin marak

di kalangan masyarakat global. Tidak hanya semakin marak namun muncul berbagai

pandangan yang kompleks terhadap hal tersebut. Kondisi tersebut terjadi karena bahasa

Inggris dianggap sebagai pintu gerbang untuk meraih berbagai peluang dalam

kehidupan bermasyarakat.

Hampir di setiap negara di dunia memiliki tujuan tersendiri dalam mempelajari

bahasa global tersebut. Korea menangkap pentingnya bahasa Inggris sebagai sarana

mempelajari bidang-bidang keilmuuan lain seperti pengetahuan alam (sains) dan

rekayasa teknik (Lankov dalam Gavran, 2013). Sementara itu, Jepang juga menanggapi

kebutuhan akan bahasa Inggris sebagai bahasa global dengan mulai menggunakannya

pada iklan-iklan produk dan/atau jasa yang ditawarkann melalui tayangan komersial.

Mereka beranggapan bahwa dengan diguunakannya bahasa Inggris dalam media social

tersebut, mereka telah berpartisipasi dalam kehidupan internasional (Haarmann, dalam

Gavran, 2013).

Selain itu, Mahu (2012) dalam kajiannya terhadap manfaat pembelajaran bahasa

Inggris, mengungkapkan beberapa alasan mengapa bahasa Inggris begitu penting untuk

dikuasai. Pertama, bahasa Inggris merupakan bahasa tutur utama di seluruh dunia.

Dengan dikuasainya bahasa tersebut, pandangan dan pemahaman penutur bahasa

terhadap lingkungan sekitarnya akan semakin luas. Kedua, bahasa Inggris

memampukan para penuturnya untuk menikmati English-based performance (segala

bentuk penampilan/sajian berbasis bahasa Inggris). Hal yang dimaksud antara lain:

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

5

menikmati hiburan-hiburan kelas dunia, seni pertunjukan, bahkan perjalanan lintas

negara.

Kemudian, bahasa Inggris juga dapat dijadikan landasan pengembangan karir

professional. Berbagai bentuk pekerjaan telah mensyaratkan bahasa Inggris sebagai

bahasa yang dikuasai. Bahasa Inggris dikatakan ‘a must’ (suatu keharusan) ketika

seseorang berharap untuk mengembangkan karir profesionalnya lebih tinggi

(Robinson, 2012). Selanjutnya, pendidikan lanjutan akan terbuka luas dengan

dikuasainya bahasa Inggris. Bahasa ini juga memampukan penuturnya untuk

memenangkan berbagai tawaran program luar negeri yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman.

2. Kompetensi Bahasa Inggris Pelajar Non-Kebahasaan

Pada bagian sebelumnya telah diketahui bahwa terdapat berbagai hal yang

mendasari pentingnya penguasaan bahasa Inggris. Untuk dapat meraih berbagai hal

baik yang ditawarkan dunia saat ini diperlukan kompetensi bahasa Inggris yang

memadahi. Secara garis besar terdapat empat keterampilan bahasa guna melengkapi

kompetensi bahasa Inggris yakni speaking (berbicara), listening (mendengar), reading

(membaca) dan writing (menulis). Speaking dan writing termasuk dalam keterampilan

produktif sedangkan listening dan reading termasuk dalam keterampilan reseptif

(Megaiab, 2014). Untuk dapat memiliki kompetensi bahasa Inggris yang utuh,

seseorang perlu memiliki kemampuan yang cukup untuk dapat digunakan sesuai

dengan tujuan pencapaiannya.

Hanya saja, ditemukan bahwa kompetensi bahasa Inggris mahasiswa Indonesia

terkhusus mereka yang bukan berasal dari program yang mengusung pembelajaran

bahasa asing yang kuat seperti Pendidikan Bahasa Inggris, Public Relation dan

Hubungan Internasional masih terhitung kurang memadahi. Salah satu bentuk

kurangnya kompetensi tersebut tercermin dari masih ditemukannya berbagai kesalahan

dalam English writing (Megaiab, 2014). Keterampilan menulis merupakan salah satu

hal penting dalam kompetensi berbahasa yang perlu dimiliki apabila seseorang hendak

meraih peluang di dunia akademik, media massa, jurnalistik dan untuk memperoleh

kesempatan pendidikan tinggi. Tentunya keterampilan lainnya memiliki peran

tersendiri dalam bidang-bidang pencapaian lainnya.

Selain itu, pelajar non-kebahasaan masih menunjukan kurangnya penguasaan

bahasa Inggris yang nampak dari pemahaman akan materi lisan atau tertulis yang

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

6

diberikan. Dalam sebuah penelitian, Afrin (2016) mengungkapkan bahwa pelajar non-

kebahasaan cenderung menunjukkan kurangnya penguasaan bahasa Inggris karena

terdapat berbagai factor yang mempengaruhi seperti kurangnya fokus belajar bahasa

Inggris, kurangnya ketersediaan pelajaran tersebut, dan lain sebagainya. Berbagai

paparan menunjukkan bahwa masih dijumpai pelajar-pelajar yang belum cukup

berkemampuan bahasa Inggris sementara permintaan akan bahasa Inggris telah tersebar

luas hingga menjadi suatu kebutuhan global.

3. Permasalahan yang Muncul dalam Pengajaran Bahasa Inggris

Kurangnya kompetensi bahasa Inggris pelajar non-kebahasaan tidaklah secara

tiba-tiba muncul. Hal tersebut terjadi karena adanya permasalah-permasalahan yang

dihadapi sehingga kompetensi mereka tidak terbangun dengan maksimal. Seperti yang

telah disinggung pada bagian sebelumnya, Afrin (2016) menyebutkan beberapa

masalah yang dijumpai oleh pelajar non-kebahasaan yang menjadi dasar lemahnya

kompetensi bahasa Inggris mereka. Pertama, pelajar kurang menjadikan pembelajaran

bahasa Inggris sebagai fokus pengembangan kompetensi mereka. Meskipun tidak

menekuni bahasa Inggris secara khusus, namun kemampuan berbahasa Inggris tetap

perlu ditingkatkan. Kurangnya fokus tersebut dikarenakan mereka cenderung

mengutamakan core courses dari pada pembelajaran bahasa Inggris yang tidak menjadi

titik kajian utama. Mereka mengejar nilai-nilai yang baik dalam core courses sementara

mereka merasa terbeban ketika bergabung dengan pembelajaran bahasa Inggris.

Kedua, kurangnya ketersediaan pelajaran bahasa Inggris juga mempengaruhi

tingkat kompetensi mereka. Yulia (2013), dalam kajiannya terhadap kurikulum di

Indonesia, menyatakan bahwa alokasi waktu dalam pembelajaran bahasa Inggris

memiliki andil dalam kaitannya dengan kompetensi. Gagasan tersebut sejalan dengan

permaslahan yang dijumpai dalam kajian penelitian ini bahwa ketersediaan

pembelajaran bahasa Inggris semakin terbatas. Kemudian, terbatasnya ruang untuk

menggunakan bahasa Inggris memberikan kontribusi terhadap lemahnya kompetensi

bahasa Inggris pelajar non-kebahasaan. Untuk memiliki kemampuan berbahasa yang

baik tentunya perlu adanya ruang penggunaan sebagai bentuk latihan dan pembiasaan.

4. Pendekatan Content and Language Integrated Learning

Berdasarkan permasalahan yang muncul, gagasan mengenai Content and

Language Integrated Learning dapat menjadi alternatif solusi. CLIL merupakan

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

7

pendekatan pendidikan yang memiliki dua fokus yaitu pembelajaran konten dan bahasa

dengan menggunakan suatu bahasa tertentu (Coyle et al, 2010). Sementara itu, CLIL

juga dimaknai sebagai suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang mana bahasa target

tersebut digunakan sebagai media penyampai konten materi dan konten materi yang

digunakan untuk mempelajari bahasa (Haris & Duibhir, 2011). Dengan kata lain CLIL

merupakan pendekatan dalam pembelajaran dimana titik fokus pembelajarannya yakni

pada bahasa yang digunakan untuk mempelajari konten dan konten materi ajar yang

digunakan untuk mendalami aspekaspek kebahasaan.

Pendekatan CLIL dipercaya memberi berbagai manfaat dari sisi penguasaan

bahasa, dalam hal ini bahasa Inggris dan memberikan gagasan pengembangan materi

yang lebih mewadahi pelajar untuk mempelajari konten sekaligus aspek kebahasaan.

Coyle et al (2010), menekankan bahwa CLIL akan meningkatkan penguasaan

seseorang akan bahasa target. Pembelajaran dengan pendekatan tersebut memberikan

kesempatan bagi seseorang untuk mengungkapkan dan menggunakan kemampuan

berbahasanya. Ketika bahasa Inggris menajdi target bahasa dalam pendekatan ini,

dimungkinkan adanya ruang tambahan bagi pelajar terkhusus mereka yang tidak dari

latar belakang kebahasaan untuk berlatih aspek-aspek bahasa tersebut.

Liubiniene (dalam Mourssi, 2014) menambahkan bahwa CLIL membantu

menyatukan kemampuan pelajar melalui pengalaman nyata dengan dipelajarinya

bahasa target dari konten materi ajar yang disukai dan/atau dipilih oleh mereka.

Dipilihnya materi ajar yang cocok dengan kebutuhan pelajar tersebut, membuat

internalisasi bahasa asing (bahasa Inggris) semakin mudah diterima dan dicerna. Hal

ini yang membuat kemampuan bahasa Inggris mereka, sadar atau tanpa disadari,

meningkat.

Marsh et al (dalam Bonces, 2012) menyebutkan lima dimensi dasar dari

pendekatan CLIL antara lain: 1) culture (budaya), seseorang dikenalkan dengan konsep

interkultural dimana sementara mempelajari satu pokok bahasan, disaat yang sama pula

mereka dpaat mempelajari aspek bahasa. Melalui pembudayaan tersebut, mereka

dimampukan untuk mengenal konteks yang lebih luas; 2) environment (lingkungan),

seseorang yang terlibat dalam CLIL diberi ruang lebih lebar dalam kaitannya dengan

pembelajaran bahasa target sementara mereka mempelajari suatu mata pelajaran

tertentu. Lingkungkan ini merupakan kesempatan yang dapat digunakan untuk

menambah ketersediaan wadah pembelajaran bahasa asing; 3) content (konten), konten

disini merupakan suatu kesempatan bagi seseorang untuk mempelajari suatu kajian

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

8

materi dari sudut pandang dan/atau cara penyampaian yang berbeda; 4) learning

(pembelajaran), mereka yang tergabung dalam CLIL dilengkapi dengan strategi

pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajarnya. Dengan berlandaskan learner-

centered learning, CLIL memberikan perhatian pada kebutuhan dan keinginan pelajar

dalam proses belajarnya; dan 5) language (bahasa), bahasa merupakan alat utama

dalam peningkatan kemampuan berbahasa target, dalam hal ini bahasa Inggris. Bahasa

yang digunakan dalam pendekatan ini bersifat umum dan utuh yakni keempat bentuk

keterampilan seperti berbicara, mendengar, membaca dan menulis.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

9

BAB II

RENCANA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh

pendapat mahasiswa terhadap bentuk pengajaran bahasa Inggris yang selama ini telah

dilakukan. Mahasiswa diminta untuk memberikan pandangannya mengenai alokasi

waktu, sistem pengajaran dan dampak terkini dari pengajaran tersebut. Tujuan

selanjutnya yaitu menerapkan pendekatan Content-Language Integrated Learning

dalam upaya pengembangan pengajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa non-

kebahasaan dan menganalisa perspektif mahasiswa mengenai pengajaran bahasa

Inggris terintegrasi dengan konten materi ajar. Karena ditujukan untuk memperoleh

bangunan konsep dan gagasan fundamental (mendasar), maka penelitian ini dikemas

dalam paparan deskriptif.

B. Responden Penelitian

Mouton (1996, dalam Amara, 2015) menyatakan bahwa sampel responden yang

diteliiti merupakan pilihan dimana diharapkan responden tersebut dapat memenuhi

maksud peneliti dalam menemukan suatu gejala/fenomena/isu/masalah dalam suatu

ruang lingkup sederhana. Responden yang hendak diteliti dalam penelitian ini yaitu

sekitar 30 orang mahasiswa; dari Program Studi Pendidikan Guru PAUD, Fakuktas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa

Tengah, Indonesia; yang terbagi dalam dua kelas pengajaran mata kuliah non-bahasa

Inggris, pada semester Antara 2016/2017. Persyaratan utama dalam pemilihan

responden pada penelitian ini yaitu responden tidak berasal dari program studi

kebahasaan seperti pendidikan bahasa Inggris, public relation, hubungan internasional

dan program internasional lainnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dengan berbagai teknik sesuai dengan enis

data yang diharapkan. Berikut beberapa teknik pengumpulan data beserta instrument

yang digunakan.

1. Open-Ended Questionnaire

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

10

Data berupa pendapat mengenai alokasi waktu, bentuk pengajaran bahasa Inggris

yang telah dilakukan dan hal-hal terkait lainnya diperoleh dengan pembagian

kuesioner. Instrumen yang digunakan nantinya berupa daftar pertanyaan terbuka

dalam bentuk pertanyaan essay yang jawabannya diharapkan berbentuk paparan

gagasan dan pendapat secara deskriprif.

2. Focused-Group Discussion (FGD)

Data mengenai sudut pandang mahasiswa terhadap penerapan pendekatan

Content-Language Integrated Learning dalam pengajaran bahasa Inggris

mahasiswa diperoleh dengan teknik FGD- diskusi kelompok terfokus- yang

menggunakan instrument berupa daftar topik diskusi yang tersusun secara

sistematis dan runtut sesuai dengan kebutuhan pandangan untuk melengkapi

penelitian ini.

D. Teknik Anaisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisa secara deskriptif dengan

mengkategorikan sesuai dengan substantial categories yang muncul dalam analisa data.

Sesuai dengan kategorii-kategori yang ada, dibahas dan dipaparkan secara terperinci

hasil analisa yang merupakan gambaran nyata berdasarkan sudut pandang (perspektif)

mahasiswa.

Data tambahan berupa melalui FGD direkam lalu di buatkan transkrip

sederhana yang digunakan untuk memperkuat perolehan data pertama yang diperoleh

dari open-ended questionnaire. Hasil kajian akhir dipaparkan secara deskriptif pula

dalam bagian hasil dan pembahasan.

E. Rencana Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester yang terbagi menjadi beberapa

bulan dengan proses penelitian masing-masing. Berikut rencana kegiatan penelitian

yang tersaji dalam tabel.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

11

Berikut tahapan dan rencana hasil penelitian wajib UKSW 2016/2017:

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Persiapan Pra Penelitian: Perancangan topik

penelitian, rencana responden, rencana instrumen

dan analisa data; dan penyusunan proposal

penelitian perseorangan wajib UKSW 2016/2017

Persiapan Pra Penelitian: Memaparkan rencana

proposal penelitian perseorangan wajib UKSW

2016/2017 dalam seminar.

2

Persiapan Akhir Penelitian: Sosialisasi kegiatan

penelitian dan mempersiakan materi pengajaran

bahasa Inggris terintegrasi dengan konten materi

ajar

3

Pengumpulan Data: Pengumpulan data tahap

pertama dalam bentuk pertemuan guna memberikan

pendapat dan gagasan

Pengumpulan Data: Pengumpulan data tahap

kedua setelah pendekatan CLIL diterapkan dalam

mata kuliah terpilih

4

Anasisis Data & Penyelesaian: Proses Analisa

data dan penyelesaian penelitian sebelum hasil

penelitian di seminarkan dan dipublikasikan.

Penyajian Hasil Data: Melakukan penyajian hasil

penelitian dalam bentuk seminar dan pelaporan

hasil penelitian kepada penyelenggara penelitian

Publikasi Artikel Jurnal: Mempersiapkan syarat

dan ketentuan publikasi ke dalam jurnal ilmiah

1. Persiapan Pra Penelitian

2. Persiapan Akhir Penelitian

3. Pengumpulan data

4. Analisa, Penyajian hasil

data dan publikasi jurnal

Hasil: Rancangan proposal topik penelitian, instrumen,

responden dan setting penelitian

Hasil: Bahan pengajaran bahasa inggris

terinttegrasi konten yang telah siap guna

Hasil: Pertemuan guna pengumpulan data

tahap 1 & 2 serta analisanya

Hasil: Paparan hasil penelitian dalam seminar

dan manuskrip publikasi jurnal ilmiah

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

12

BAB III

RENCANA PEMBIAYAAN

A. Rincian Anggaran Internal

No Jenis Pengeluaran Jmlh Vol Satuan Total

1 Persiapan / Pra Penelitian

a. Cetak Referensi Materi 10 jilid 40.000 400.000

b. Penjilidan Referensi Materi 10 kali 13.000 130.000

c. Perbanyakan Proposal Berjilid 5 jilid 5.000 25.000 555.000

2 Persiapan Akhir Penelitian

a. Desain Lay Out Modul 1 kali 50.000 50.000

b. Cetak & Copy Modul 30 jilid 12.000 360.000

c. Penjilidan Modul 30 kali 13.000 390.000

d. Konsumsi Responden 30 pax 25.000 750.000 1.550.000

3 Pengumpulan Data 1

a. Kertas Folio Garis 1 rim 50.000 50.000

b. Kertas Polos A4 1 rim 40.000 40.000

c. Alat Tuis Set 30 pack 10.000 300.000

d. Konsumsi Responden 30 pax 25.000 750.000 1.140.000

Pengumpulan Data 2

a. Sewa Recorder 1 kali 150.000 150.000

b. Konsumsi Responden 10 pax 25.000 250.000 400.000

4 Analisis Data & Penyajian Hasil

a. Pengetikan, Cetak & Jilid 5 jilid 20.000 100.000

b. Cetak Seluruh Dokumentasi 50 foto 5.000 250.000

c. Perbanyakan Hasil Penelitian 7 jilid 10.000 70.000

d. Konsumsi Seminar Hasil Riset 15 pax 25.000 375.000

e. Honor Mahasiswa 4 orang 100.000 400.000 1.195.000

JUMLAH 4.840.000

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

13

B. Realisasi Dana

Anggaran Dana Penelitian Perseorangan Wajib 2016/2017

1. BELANJA BAHAN DAN PERALATAN

Item Bahan Vol. Satuan Harga Satuan Total

Kertas Folio Garis 1 rim 50.000 50.000

Kertas Polos A4 1 rim 40.000 40.000

Sewa Recorder 1 buah 150.000 150.000

Alat Tulis Set 30 set 10.000 300.000

Sub Total (Rp) 540.000

2. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

Item Bahan Vol. Satuan Harga Satuan Total

Desain Lay Out Modul 1 kali 50.000 50.000

Pengetikan, Cetak & Jilid 35 jilid variatif 850.000

Cetak Referensi Materi Ajar 10 jilid 40.000 400.000

Jilid Referensi Materi Ajar 10 jilid 13.000 130.000

Perbanyakan Proposal 5 jilid 5.000 25.000

Perbanyakan Hasil Penelitian 7 jilid 10.000 70.000

Konsumsi Responden (Persiapan) 30 pax 25.000 750.000

Konsumsi Responden (Data 1) 30 pax 25.000 750.000

Konsumsi Responden (Data 2) 10 pax 25.000 250.000

Konsumsi Seminar Hasil Riset 15 pax 25.000 375.000

Cetak Dokumentasi 50 foto 5.000 250.000

Honor Mahasiswa 4 orang 80.000 320.000

Sub Total (Rp) 4.220.000

3. PERJALANAN LAINNYA Item Bahan Vol. Satuan Harga Satuan Total

- - - 0 0

Sub Total (Rp) 0

Pengeluaran Dalam Satu Tahun (Rp) 4.760.000

Realisasi Dana Penelitian Perseorangan Wajib 2016/2017

1. BELANJA BAHAN DAN PERALATAN

Item Bahan Vol. Satuan Harga

Satuan Total Pajak

No

Nota

Kertas Folio Garis 1 rim 40.000 40.000 - 1

Kertas Polos A4 1 rim 35.000 35.000 - 1

Sewa Recorder - - 0 0 - -

Alat Tulis Set 22 set variatif 125.000 - 1

Sub Total (Rp) 200.000

2. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

Item Bahan Vol. Satuan Harga

Satuan Total Pajak

No

Nota

Desain Lay Out Modul 1 kali variatif 566.200

- 2, 3

Pengetikan, Cetak & Jilid 22 jilid variatif -

Cetak Referensi Materi Ajar 10 jilid variatif 488.830

- 4

Jilid Referensi Materi Ajar 10 jilid variatif -

Perbanyakan Proposal - - 0 0 - -

Perbanyakan Hasil Penelitian 3 jilid variatif 42.900 - 5 Konsumsi Responden (Persiapan) 22 pax 19.100 420.200 - 6

Konsumsi Responden (Data 1) 22 pax 24.000 528.000 - 7

Konsumsi Responden (Data 2) 10 pax 23.500 235.000 - 8

Konsumsi Seminar Hasil Riset 7 Pax 19.500 136.500 - 9

Cetak Dokumentasi 45 foto 2.000 90.000 - 10

Honor Mahasiswa 4 orang 80.000 320.000 - 11 - 14

Sub Total (Rp) 2.827.630

3. PERJALANAN LAINNYA

Item Bahan Vol. Satuan Harga

Satuan Total Pajak

No

Nota

- - - 0 0 - -

Sub Total (Rp) 0

Pengeluaran Dalam Satu Tahun (Rp) 3.027.630 - -

SALDO (Rp) 1.732.370

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan beberapa tahapan

pelaksanaan penelitian. Berikut tahap-tahap pelaksanaan penelitian UKSW tahun

anggaran 2016/2017:

• Persiapan / Pra Penelitian

• Persiapan Akhir Penelitian

• Pengumpulan 1 dan 2

• Analisis Data dan Penyajian Hasil

Berikut dilaporkan hasil kegiatan penelitian perseorangan wajib UKSW tahun anggaran

2016/2017 sesuai dengan bagian-bagian kegiatan tersebut. Dari setiap bagian tersebut akan

dijelaskan secara rinci tahap-tahap pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh.

1. Persiapan / Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti memulai kegiatan penelitian dengan melakukan

berbagai persiapan. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya berupa

memformulasikan topik penelitian yang diperoleh dari tinjauan kebutuhan terkini objek

penelitian. Peneliti memfokuskan pandangan pada kondisi terkini progran studi PG-

PAUD, FKIP UKSW terkait dengan pembelajaran Bahasa Inggrisnya. Bertumpu pada

pengalaman pengajaran pada tahun akademik 2015/2016 dan 2016/2017, dijumpai

bahwa mahasiswa PG-PAUD masih perlu meningkatkan ketrampilan berbahasa

Inggrisnya karena sebagia besar diantara mereka masih mengalami kesulitan dalam

penguasaan bahasa Inggris. Ketika dipantau dari sisi sajian pembelajaran bahasa

Inggris di PG-PAUD, diperolehlah informasi dari dokumen kurikulum bahwa di

program studi ini menyajikan mata kuliah pembelajaran bahasa Inggris sejumlah dua

mata kuliah dengan bobot masing-masing mata kuliah sebesar 2 SKS. Jumlah ini dirasa

belum dapat mengakomodasi pengajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa PG-PAUD

sementara, kini, tuntutan ketramppilan berbahasa asing mulai meningkat.

Bertumpu pada permasalahan yang diperoleh, munncullah suatu gagasan

mengenai pengelolaan mata kuliah (pengajaran) yang dapat memberikan nilai lebih

terkhusus pada titik pengembangan bahasa asing mahasiswa PG-PAUD. Pengeloolaan

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

15

mata kuliah tersebut diadaptasi dari pendekatan CLIL dengan mengajarkan konten

materi sembari mengenalkan bahasa Inggris. Gagasan tersebut menjadi sebuah

formulasi topik yang diangkat dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti menyusun

proposal penelitian dan melakukan seminar usulan penelitian yang difasilitasi oleh

fakultas pada hari Jumat, 10 Maret 2017 di Ruang Rapat gedung E, ruang E201.

Beberapa masukan dari seminar tersebut dijadikan dasar pengembangan proposal ke

tahap proposal final yang kemudian diajukan ke Biro Penelitian, Publikasi dan

Pengabdian Masyarakat (BP3M) UKSW.

2. Persiapan Akhir Penelitian

Pada tahap ini, peneliti mulai mempersiapkan alat, bahan dan segala bentuk

kebutuhan yang akan digunakan dalam penelitian. Dilakukanlah pengadaan alat dan

bahan seperti seperangkat alat tulis yang digunakan dalam proses pengumpuan data,

beberapa jenis kertas yang akan digunakan secara terpisah pada sosialisasi penelitian,

pengumpulan data pertama, pengumpulan data kedua dan seminar pada akhir

penelitian. Sementara itu, peneliti juga merancang pembelajaran dengan mengadaptasi

pendeatan CLIL dalam mata kuliah-mata kuliah yang dijadikan prasarana pengajaran

dan penelitian. Setelah rancangan pembelajaran dengan pendekatan CLIL selesai

dibuat, penelti mencari sumber-sumber pustaka pendukung dari perpustakaan maupun

jurnal-jurnal terkait kemudian mengkompilasi materi-materi yang dibutuhkan dan

menentukan sumber utama dalam pembelajaran. Rancangan tersebut direalisasikan

dalam bentuk modul-modul yang dicetak dan natinya diberikan kepada seluruh

mahasiswa yang terliat dalam pengajaran dan penelitian ini.

Ketika modul pengajaran dan konsep pembelajaran dan penelitian ini telah siap,

dilakukanlah pertemuan dengan mahasiswa sebagai responden dalam penelitian ini.

Sejumlah 22 mahasiswa tergabung dalam penelitian ini dan menghadiri sosialisasi

penelitian tentang CLIL sebagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Sosialisasi tersebut dilakukan pada hari Rabu, 3 Mei 2017. Dalam sosialisasi penelitian,

mahasiswa sebagai responded penelitian diminta untuk memperhatikan penjelasan

yang diberikan oleh peneliti agar dalam proses pembelajaran dan penelitian, mereka

dapat terlibat secara tepat. Mereka memperoleh modul pembelajaran sebelum

pengajaran dan penelitian dilaksanakan.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

16

3. Pengumpulan Data 1 dan 2

Pada tahap ini, ketika seluruh responden penelitian dan segala sarana prasarana

telah siap, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengadaptasi pendekatan CLIL

dalam mata kuliah-mata kuliah selama bulan Mei 2017. Dalam masa-masa pengajaran

di bulan tersebut, peneliti menetapkan beberapa waktu khusus digunakan sebagai

wadah pengumpulan data dalam penelitian ini. Responden penelitiann diharapkan

terlibat dalam pembelajaran dengan pendekatan CLIL sehingga ketika proses

pengumpulan data dilaksanakan, responden dapat secara tepat memberikan gagasan

dan pemikirannya sebagai sumber data dalam penelitian ini.

Pengumpulan data pertama dilakukan pada hari Selasa, 23 Mei 2017. Pada

pertemuan ini, mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner terbuka (Open-Ended

Questionnaire) yang berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka terkait dengan pembelajaran

dengan pedekatan CLIL. Sejumlah 22 responden memberikan gagasan dan

pandangannya sesuai dengan tuntunan pertanyaan yang ada di lembar kuesioner yang

dibagikan. Setelah seluruh kuesioner terkumpul, peneliti mulai melakukan rekap data

mentah berdasarkan hasil sudut pandang responden mengenai isu yang diangkat dalam

penelitian ini. Kebutuhan-kebutuhan tambahan data hasil rekap data akan diakomodasi

pada pengumpulan data kedua.

Pengumpulan data kedua ditujukan kepada beberapa responden yang dirasa

perlu memberikan gagasan tambahan sebagai bahan yang dapat memperkaya data dan

kajian perspektif dalam penelitian ini. Pengumpulan data kedua dilakukan pada hari

Selasa, 6 Juni 2017 dalam bentuk Focused Group Discussion (FGD). Terdapat 10

responden, bagian dari total responden, terlibat dalam FGD. Pada tahap ini, responden

diminta untuk mengutarakan pendapat, gagasan dan pandangan bahkan pengalaman

sesuai dengan pokok-pokok diskusi yang telah dipersiappkan sebelumnya. Peneliti

mempersiakan panduan yang berisi pokok-pokok diskusi dan melakukan diskusi sesuai

dengan kebutuhan data. Data terkumpul selanjutnya digunnakan sebagai pengayaan

kajian dalam penelitian ini.

4. Analisis Data dan Penyajian Hasil

Selama beberapa waktu, peneliti melakukan analisa terhadap data-data yang

telah dikumpulkan pada tahap pengumppulan data 1 dan pengumpulan data 2. Peneliti

melakukan analisa kategorisasi sesuai dengan kerangka analisa yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk deskriptif berupa paparan sudut

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

17

pandang responden yang merupakan mahasiswa PG-PAUD UKSW menyikapi kondisi

pembelajaran bahasa Inggris dan pembelajaran dengan pendekatan CLIL. Setelah

analisa dan proses pembahasan kajian selesai dilakukan, peneliti menyusun laporan

hasil penelitian yang berisi diantaranya laporan kegiatan penelitian dan hasil kajian

penelitian. Laporan yang telah selesai disusun, ditata dan dicetak sejumlah tertentu

untuk selanjutnya diajukan dalam seminar hasil penelitian.

Seminar hasil penelitian dilakukan pada hari Jumat, 16 Juni 2017 di ruang

lingkup program studi PG-PAUD UKSW. Seminar tersebut dilakukan sebagai bentuk

pelaporan penyelesaian kegiatan penelitian pada tahun anggaran 2016/2017 dan

sebagai bentuk persiapan publikasi karya haisl kajian penelitian. Hasil dari penelitian

ini nantinya akan disusun dalam bentuk artikel penelitian yang dipublikasikan dalam

jurnal atau prosiding ilmiah pendidikan.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan penelitian ini yakni 1) mengetahui

pendapat mahasiswa mengenai pengajaran bahasa Inggris yang dilakukan selama ini, 2)

menerapkan pendekatan Content and Language Integrated Learning dalam pengajaran bahasa

Inggris bagi mahasiswa, dan 3) menganalisa perspektif mahasiswa terhadap pengajaran bahasa

Inggris terintegrasi dengan konten materi ajar. Oleh karena itu, hasil Analisa data yang telah

diperoleh tersaji dalam beberpa kategori substansi dimana di dalam masing-masing kategori

memuat deskripsi dan pandangan responden penelitian terkait isu-isu yang dibahas dalam

penelitian ini.

Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Tinggi

Sebelum lebih dalam dipaparkan mengenai kondisi pembelajaran bahasa Inggris

dewasa kini, perlu adanya pemahaman dasar mengenai apakah mahasiswa terkhusus dimana

penelitin ini dilakukan menganggap bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang diperlukan

dan penting dalam kehidupan mereka. Dari total responden sejumlah 22 mahasiswa yang

tergabung dalam penelitian ini, diperoleh pendapat bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa

yang dianggap penting dalam aspek-aspek kehidupan. Seluruh responden (100%) menyerukan

bahwa bahasa Inggris penting untuk dikuasai di era modern ini. Berbagai alasan dan dukungan

dipaparkan guna melandasi pendapat mereka mengenai pentingnya bahasa asing tersebut di

dalam kehidupan mereka.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

18

Bahasa Inggris dianggap penting karena bahasa tersebut dapat menjawab kebutuhan

pribadi seorang individu dalam menjalani kehidupan. Sejumlah 5 responden (22,7%)

menyatakan pandangan mereka bahwa ada hal-hal yang mereka peroleh ketika mereka

menggunakan bahasa Inggris. Pembelajaran dipandang sebagai salah satu hal yang

memperoleh dampak positif dari penggunaan bahasa Inggris. Dengan dikuasainya bahasa

Inggris, pembelajaran akan semakin kaya dalam konteks keragaman kosa kata dan pola bahasa

yang disajikan. Diyakini bahwa dengan dikuasainya bahasa Inggris, para pengajar mampu

mempersiapkan materi ajar yang lebih kaya karena dimungkinkan bagi mereka untuk

mengakses sumber-sumber internasional. Bahasa Inggris membantu para pengajar untuk

memahami materi-materi lebih dalam dan merancang pembelajaran-pembelajaran lebih

menarik dengan berbagai referensi sebagai pendukungnya. Sementara pembelajaran yang

menyajikan konten materi diberikan, pada saat yang sama, mahasiswa dapat mempelajari kosa

kata baru terkait dengan materi yang sedang diajarkan. Pembelajaran semakin berisi dengan

adanya pengayaan kosa kata dan pola sederhana bahasa dalam mater ajar.

Selain itu, terdapat sejumlah 6 responden (27,3%) menyatakan bahwa bahasa Inggris

penting karena bahasa tersebut merupakan bahasa yang digunakan secara luas. Bahasa Inggris

yang digunakan secara internasional memicu mereka untuk mempelajarinya karena dipercaya

bahwa ketika bahasa tersebut dikuasaai, meeka akan mendapat kesempatan baik untuk dapat

berkomunikasi dengan para pendatang dari berbagai negara. Terkhusus dalam peningkatan

kualitas pendidikan di Indonesia, komunikasi dengan praktisi-praktisi negara lain memberikan

masukan dan inspirasi tersendiri. Untuk dapat memperoleh kesempatan untuk berdialog dan

bertukar pikiran dengan praktisi-prktisi tersebut diperlukan bahasa yang dipahami secara luas

oleh negara-negara yang terlibat. Disitulah bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa utama

dalam komunikasi internasional. Gagasan ini mendukung pendapat Mahu (2012) dan Gavran

(2013) mengenai bahasa Inggris sebagai bahasa tutur utama di seluruh dunia yang dapat

menjadi kunci partisipasi dalam kehidupan internasional.

Hal lain yang menjadi alasan mengapa bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang

penting untuk dikuasai yakni tuntutan jaman. Setengah dari total responden (50%)

mengungapkan bahwa bahasa Inggris dianggap penting karena bahasa tersebut dapat menawab

tuntutan jaman. Tuntutan jaman yang dimaksud adalah peluang bagi seseorang untuk

memperoleh pekerjaan yang baik. Untuk medapatkan pekerjaan, dewasa kini, instansi-instansi

mencantumkan syarat kemampuan berbahasa Inggris pada tingkat tertentu. Meskipun tingkatan

kemampuan yang disyaratkan berbeda dari satu instansi dengan instansi yang lain, namun hal

tersebut sudah menadi suatu kebutuhan. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan juga

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

19

memerlukan penguasaan akan bahasa tersebut. Dengan meningkatnya pendidikan seseorang,

meningkt pula tuntutan penguasaan bahasa Inggris sebagai modal pemahaman pengetahuan

yang lebih luas dan kompleks. Gagasan ini sejalan dengan konsep penggunaan bahasa Inggris

di Korea. Lankov (dalam Gavran, 213) menyebutkan bahwa penguasaan bahasa Inggris

digunakan sebagai dasar mempelajari ilmu-ilmu tertentu dalam pendidikan di Korea. Oleh

karena itu, berkembang atau tidaknya pengetahuan dan ketrampilan seseorang dapat dikaitkan

juga dengan seberapa dalam penguasaannya terhadap bahasa Inggris. Meskipun perlu

penelitian yang membuktikan pokok pikiran ini namun secara garis besar nampak bahwa

mereka yang menguasai bahasa Inggris memiliki peluang untuk memahami pengetahuan-

pengetahuan yang lebih luas.

Setelah dipahami bahwa bahasa Inggris merupakan hal penting untuk dipelajari, perlu

dipahami pula penyajian pembelajaran bahasa Inggris yang dapat mengakomodasi kebutuhan

dan tuntutan tersebut. Meskipun dianggap penting, porsi penyajian pembelajaran bahasa

Inggris, terkhusus di pendidikan tinggi dimana penelitian ini dilakukan masih tergolong tidak

mencukupi. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah 19

responden (86,4%) berpendapat bahwa alokasi waktu pembelajaran bahasa Inggris, secara

khusus di PG-PAUD, FKIP UKSW, tidaklah cukup. Berbagai argument melandasi pendapat

mereka mengenai alokasi waktu pembelajaran bahasa Inggris di pendidikan tinggi. Mereka

memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari komponen-komponen dalam bahasa

Inggris seperti kosa kata, pola bahasa, istilah dan tata acara pengucapan. Hal-hal tersebut

memerlukan waktu lebih banyak untuk mendapatkann penguasaan yang memadahi.

Selain itu, alokasi waktu pembelajaran bahasa Inggris di PG-PAUD hanya sejumah 2

mata kuliah dengan kisaran waktu masing-masing mata kuliah sejumlah 2 SKS (sekitar 100

menit pembelajaran tatap muka). Responden memerlukan waktu lebih untuk pembelajaran

bahasa Inggris karena mereka sedang dalam masa persiapan bagi kebutuhan-kebutuhan masa

depan mereka seperti ketrampilan tambahan berbahasa Inggris, kebutuhan inovasi

pembelajaran bagi anak dan pembekalan pendidikan terkhusus bahasa yang teah digunakan

secara global. Disadari bahwa kemampuan yyang dimiliki responden sejauh ini masih belum

cukup untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan baik dalam kehidupan mereka.

Meskipun banyak diantara responden yang menyatakan bahwa bahasa Inggris penting

dalam kehidupan mereka, ada pula sejumlah responden (13,6%) yang menyatakan bahwa

alokasi waktu pembelajaran bahasa Inggris di PG-PAUD sudah mencukupi kebutuhan. Mereka

berpendapat bahwa tidaklah efektif jika bahasa Inggris diajarkan terlalu banyak. Gagasan

tersebut didasari dengan pendapat bahwa kemampuan penguasaan bahasa antar satu pribadi

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

20

dengan lainnya berbeda-beda, gaya dan kecepatan belajar pun bervariasi diantara mahasiswa.

Meskipun argument yang diberikan bersifat umum, hal ini perlu menjadi perhatian dalam

merancang pembelajaran bahasa Inggris yang lebih mengskomodasi kebutuhan-kebutuhan

para peserta didik. Argumen lain yang disampaikan yakni menggunakan bahasa Inggris teralu

sering berpotensi untuk merusak perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Gagasan

ini bertolakbelakang dengan pendapat Megaiab (2014) yang menyatakan bahwa bahasa

Indonesia yang terlalu intensif digunakan dalam pembelajaran bahasa asing akan mengurangi

kesempatan peserta didik untuk mengambangkan kemampuan berbahasa asing dengan baik

dan lancer dan menyempiitkan ruang lingkup praktek berbahasa asing tersebut.

Dampak Pembelajaran dengan Pendekatan CLIL

Berdasarkan paparaan pada bagian sebelumnya, diperoleh kondisi nyata mengenai

bagaimana pembelajaran bahasa Inggris di pendidikan tinggi terkhusus di PG-PAUD UKSW

sebagai representatif bahwa masih diperlukan pengelolaan dan penyediaan pembelajaran

bahasa asing tersebut. Penyajian pembelajaran bahasa Inggris perlu diperhatikan terkhusus

bagi program-program yang bukan merupakan bagian dari jurusan dengan exposure bahasa

Inggris yang kuat seperti Pendidikan Bahasa Inggris, Public Relation dan Hubungan

Internasional. Hal tersebut perlu menjadi perhatian karena bahasa tersebut dinilai penting

hampir dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Gambar 1 berikut merupakan gambaran

umum dampak yang diperoleh mahasiswa dengan adanya pembelajaran adaptasi pendekatan

CLIL.

Gambar 1. Dampak Pembelajaran dengan Pendekatan CLIL

Berdasarkan hasil perolehan data, terdapat 8 dampak positif yang dapat dirasakan

mahasiswa dalam pembelajaran dengan pendekattan CLIL. Mahasiswa menyadari bahwa

•Vocabularies

•Terminologies

•More Active

•Learn More Frequent

•Pronounciation

•Pattern

•Effort & Interest

•Communicative Skill

C L I L

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

21

mereka lebiih mempelajari kosa ata – kosa kata baru melalui pembelajaran ini. Pada umumnya

mahasiswa berpendapat bahwa dengan adanya pengayaan kebahasaan diluar jam pembelajaran

bahasa Inggris, membuat mereka semakkin mengenal kosa kata baru yang sebelumnya belum

diketahui atau dipahami. Ada yang mengungkapkan bahwa pembelajaran ini “sangat bagus,

jadi tahu banyak tentang bahasa Inggris dari kata-kata, memperbanyak kosa kata”. Mahasiswa

juga merasa bahwa “banyak kata-kata baru yang dipelajari, dan itu sangat membantu dalam

pembelajaran bahasa Inggris”. Selain kosa kata baru, hal yang diperoleh dari pembelajaran

dengan pendekatan CLIL yakni istilah teknis atau terminologi dari suatu mata kuliah atau

kajiann tertentu. Beberapa responden menyatakan bahwa pendekatan CLIL “dapat menambah

pengetahuan dan arti-arti dalam kalimat yang diselipkan di mata kuliah tersebut”. Selain itu,

“siswa mendapat banyak pengetahuan tentang berbagai istilah…, gaya bahasa kita untuk usia

seperti anak usia dini…, dan pengertian-pengertian tentang kata atau makna ddalam mata

kuliah tertentu yang mungkin tidak diperoleh di pembelajaran bahasa Inggris”.

Pembelajaran ini juga memberikan pemahaman tambahan mengenai spelling /

pronounciation (ejaan / pengucapan) dan pola-pola sederhana bahasa Inggris. Dengan

diberikannya pengayaan terait cara mengucapkan suatu kata dalam bahasa Inggris, mahaisswa

akan semakin menbangun konsep tata tutur yang benar pada kata-kata yang telah dipelajarinya.

Beberapa responden memberikan pandangan bahwa ketika mereka sering diberikan

pengayaan-pengayaan kosa kata dan istilah bahasa Inggris beserta cara pengucapannya, mereka

semakin mengenal tata tutur bahasa Inggris dan dapat menggunakannya dalam pembelajaran.

Dampak yang dirasakan yakni “memperlancar bahasa Inggris, baik tata bahasa (pola bahasa

Inggris), cara berbicara dan lain-lain”. Selain itu, responden merasa bahwa pembelajaran

dengan pendekatan CLIL ini “mempermudah untuk mengetaui cara-cara berbicara…,

bagaimana pengucapannya, penggunaannya seperti apa”. Dengan kata lain, kemampuan

mengenal pengucapan dan pola-pola sederhana bahasa Inggris semakin terasah dengan

pembelajaran ini.

Selain berdampak pada pengenalan akan aspek kebahasaan seperti kosa kata,

terminologi, pengucapan dan pola berbahasa, responden juga menyadari bahwa pembelajaran

ini membuat mereka semakin aktif menggunakan bahasa Inggris dan memicu mereka untuk

melakukan pendalaman pemahaman secara mandiri dengan menggunakan bantuan berbagai

bentuk kamus yang dimilikinya. Ada yang berpendapat bahwa “pembelajaran bahasa Inggris

terdahulu itu ya kami hanya mendapatkan di kelas itu saja dan pembelajaran saya lebih pasif”.

Ketika pembelajaran dengan pendekatan CLIL dilakukan, terdapat perubahan pandangan

bahwa “saya sedikit aktif dalam berbicara bahasa Inggris”. Mahasiswa cenderung lebih sering

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

22

mempelajari aspek-aspek kebahasaan ketika terliat dalam pembelajaran kali ini. Terdapat

pendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan CLIL “membuat saya lebih sering

mempelajari bahasa Inggris… dan belajar lebih banyak tentang bahasa Inggris”. Mereka juga

“menjadi lebih sering membuka kamus atau google translate”.

Selanjutnya, mahasisa juga merasakan dampak baik dengan adanya peningkatan

ketertarikan dalam mempelajari bahasa Inggris dan pengembangan kemampuan berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa internasional ini. Mahasiswa berpendapat bahwa “pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan CLIL lebih menarik…, ketertarikan pembelajaran bahasa

Inggris denga perkembangan pembelajaran sangat besar…, dan lebih meningkat…”. Hal

tersebut nampak dari pendapat yang menyatakan bahwa “pembelajaran dengan pendekatan

CLIL lebih menarik karena mendapatkan hal-hal baru…, dan memicu ketertarikan”.

Ketertarikan tersebut memicu mahasiswa untuk lebih giat lagi belajar dan terlibat dalam

kounikasi berbahasa Inggris. Pembelajaran dinilai “lebih menarik karena membuat

pembiasaan-pembiasaan tersendiri sehingga pelajar lebih terbiasa dan senang

mempelajarinya”. Mereka juga cenderung “menjadi ingin belajar bahasa-bahasa… dan saya

mau belajar”. Kemampuan yang diperoleh dari upaya giat mereka untuk mau belajar bahasa

Inggris yakni pada aspek komunikasi. Mahasiswa “menjadi paham sedikit-sedikit ketika diajak

ngobrol dengan menggunakan bahasa Inggris”. Hal tersebut dipicu dengan pembiasaan yang

dilakukan “dan sering melatih denagan berkomunikasi bahasa Inggris”.

Perspektif Mahasiswa mengenai Pembelajaran dengan Pendekatan CLIL

Pada bagian ini, data yang telah diperoleh dari dua tahap pengumpulan data disajikan

dalam bentuk perbandingan. Perbandingan yang digunakan yakni pembelajaran sebelum

pendekatan CLIL diterapkan dengan pembelajaran yang mengadaptasi pendekatan CLIL.

Secara umum, Gambar 2 merupakan gambaran utuh perbandingan pembelajaran sebelum dan

setelah diterapkannya pendekatan CLIL dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa

Inggris mahasiswa di program studi PG-PAUD UKSW Salatiga.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

23

Gambar 2. Perbandingan Pebelajaran Dengan dan Tanpa Pendekatan CLIL

Sejumlah 7 responden (31,8%) yang memberikan feedback positif mengenai

pembelajaran tanpa mengadaptasi pendekatan CLIL. Pendapat utama yang menjadi alasan

bahwa pembelajaran bahasa Inggris terdahulu sudah baik yakni mahasiswa bisa fokus terhadap

konten dari mata kuliah yang disajikan. Mereka berpendapat bahwa ketika mereka tergabung

dalam suatu mata kuliah, mereka akan fokus mempelajari segala macam hal yang ada dalam

mata kuliah tersebut tanpa dipusingkan dengan adanya tambahan pembelajaran bahasa Inggris

tersirat. Meskipun pembelajaran bahasa Inggris yang diberikan melalui konten mata kuliah

sejalan dengan isi dari mata kuliah tersebut bahkan memperkaya kajian istilah pada mata kuliah

itu namun ada diantara mahasiswa yang belum merasa nyaman dengan pembelajaran seperti

itu.

Sementara itu, terdapat 15 responden (68,2%) yang memberikan feedback negatif

bahwa pembelajaran bahasa Inggris terdahulu masih banyak kelemahan yang membuat mereka

kini belum dapat berkembang ke titik yang diharapkan. Keterbatasan kosa kata yang disajikan

dan terlalu terpakunya pengajar pada buku pegangan membuat mereka merasa bosan dalam

mengikuti pembelajaran pada mata kuliah yang disajikan. Pandangan mereka didasarkan pada

kondisi dimana mereka masih memerlukan pembelajaran kosa kata – kosa kata terkhusus

dalam bahasa internasional tersebut dan pendalaman materi yang lebih dari sekedar apa yang

ada dalam buku pegangan. Pandangan lain yang diungkapkan yakni keterbatasan dan keacuhan

pada penguasaan bahasa Inggris. Mereka menyadari bahwa dengan berkembangnya jaman

maka berkembang pula tuntutan terhadap para pekerja terkhusus mereka yang nantinyya akan

0

5

10

15

20

25

Tanpa CLIL Dengan CLIL

PEMBELAJARAN

Feedback Positif Feedback Negatif

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

24

berkarya di dunia pendidikan. Kesadaran akan perlunya bahasa Inggris muncul karena

ketersediaan pembelajaran tersebut dalam kurikulum utama tidaklah mencukupi. Sementara

mereka dituntut untuk dapat menguasai bahasa global tersebut, ada diantara mahasiswa yang

akhirnya memilih untuk acuh seakan-akan tidak memerlukan bahasa Inggris dalam hidup

mereka. Dari sudut pandang lain, terdapat mahasiswa yang berpandangan bahwa pembelajaran

sebelum CLIL diterapkan sudah mulai mengakomodasi kebutuhan akan penguasaan bahasa

Inggris. Hanya saja, konten kebahasaan yang disajikan hanyalah konten-konten umum dan

pembelajaran-pembelajaran bahasa Inggris pada waktu itu terbbatas hanya pada penghafalan

dan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Mahasiswa cenderung pasif ketika

tergabung dengan pembelajaran terdahulu dimana pendekatan CLIL belum diadaptasi

didalamnya.

Kemudian, terdapat sejumlah 21 responden (95,5%) yang memberikan feedback positif

mengenai penerapan pendekatan CLIL dalam pembelajaran. Mereka beranggapan bahwa

pembelajaraan tersebut memicu mereka untuk mempelajari konten kebahasaan sejalan dengan

pembelajaran konten keilmuan dari mata kuliah yang disajikan. Pembelajaran tersebut

membentuk kebiasaan belajar mereka menjadi lebih baik salah satunya dengan adanya usaha-

usaha untuk terus belajar dan mencari sumber-sumber pendukung pembelajaran bahasa

Inggris. Pandangan tersebut sejalan dengan suatu penelitian mengenai pembelajaan yang tersaji

secara menarik yang membentuk suatu pembiasaan dalam kegiatan belajar (Kurniawan, 2017).

Tentunya, selain membentuk kebiasaan pembelajaran tersebut dinilai menarik dan

menumbuhkan keingintahuan mahasiswa. Pengayaan-pengayaan terhadap mata kuliah – mata

kuliah tertentu menjadi alasan lain mengapa pembelajaran dengan pendekatan CLIL dinilai

baik. Meskipun hampir seluruh responden berpandangan bahwa pembelajaran ini baik, ada 1

responden (4,5%) yang bertolak belakang dengan pandangan tersebut. Mahasaswa yang

dimaksud menyatakan bahwa dalam pembelajaran terkhusus dengan pendekatan CLIL

memberikan suatu kesulitan tersendiri dalam mempelajari mata kuliah yang disajikan. Terlalu

seringnya penambahan konten bahasa Inggris membuatnya sulit mempelajari konten

kebahasaan. Kesulitan dalam memahami mata kuliah tersebut dianggap sebagai dampak dari

konten kebahasaan yang juga diberikan pada saat yang bersamaan walaupun sejumlah

mahasiswa mendukung untuk mulai mengurangi bahasa Indonesia yang terlalu intensif

sehingga mereka terbiasa dengan aspek bahasa Inggris yang hendak diberikan untuk dipelajari.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

25

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan gagasan dan perolehan datan yang telah dianalisa dan disajikan pada

bagian hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa Inggris merupakan suatu

tuntutan jaman dimana mereka yang berupaya untuk menguasainya bahkan telah memiliki

kemampuan berbahasa Inggris, cenderung dapat memperoleh kesempatan-kesempatan yang

ditawarkan dalam kehidupan ini seperti peningkatan karir, pendidikan pengakuan atas

kontribusi internasional dan lain sebagainya.

Seluruh responden dalam penelitian ini berpandangan bahwa bahasa Inggris merupakan

bahasa yang penting untuk dikuasai meskupun pandangan dan hasrat untuk belajar bahasa

Inggris belum sejalan dengan keterseiaan pembelajaran bahasa Inggris di program studi PG-

PAUD UKSW Salatiga. Pembelajaran bahasa Inggris di program studi non kebahasaan tersebut

terhitung tidak memadahi jika dibandingkan dengan tuntutan jaman dewasa kini. Kurangnya

alokasi waktu dan sistem pembelajaran yang belum maksimal memicu munculnya

pengembangan dengan mengadaptasi pendekatan Content and Language Intergrated Learning

(CLIL) yang mencoba memberikan konten kebahasaan sembari mengajarkan konten keilmuan

suatu mata kuliah.

Dari penerapan pendekatan CLIL dalam pembelajaran di PG-PAUD UKSW, diperoleh

perspektif mahasiswa mengenai pembelajarran tersebut. Lebih dari setengah responden

mahasiswa yang menyatakan bahwa pembelajaran terdahulu belum efektif dan tidaklah

menarik perhatian terkhusus dalam konteks pengembangan bahasa Inggris. Sementara itu,

hamper seluruh responden mahasiswa berpendapat bawa pembelajaran dengan pendekatan

CLIL lebih menarik, lebih membuat mereka aktif dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris,

membentuk suatu kebiasaan baik dalam belajar serta memberikan mereka pengayaan kosa kata,

pola dan tata tutur berbahasa Inggris yang melengkapi pengetauan dan kedalaman pemahaman

mereka dari sisi konten keilmuan dan kebahasaan.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PERSEORANGAN WAJIB UKSW …

26

DAFTAR PUSTAKA

Afrin, S. (2016) Writing Problems of Non-English Major Undergraduate Students in

Bangladesh: An Observation. Open Journal of Social Sciences, 4, 104-115.

http://dx.doi.org/10.4236/jss.2016.43016

Bonces, J.R. (2012). Content and Language Integrated Learning (CLIL): Considerations

in the Colombian Context. Gist Education and Learning Research Journal, No.

6, November 2012. Pp. 177-189.

Gavran, S. (2013). The Importance of English Language Learning and Teaching in South

Korea. Victoria University.

Harris, J. & Duibhir, P.O. (2011). Effective Language Teaching: A Synthesis of Research.

Dublin: National Council for Curriculum and Assessment.

Kurniawan, M. (2017). Mobile Learning in TESOL: A Golden Bridge for Enhancement

of Grammar Awareness and Vocabulary Mastery? Asian EFL Journal,

Research Edition, Vol. 8 March 2017, pp. 155-159.

Lundin, C. & Persson, L. (2015). Advantages and Challenges with CLIL: A Study

Examining Teachers’ Thoughts on Learner Engagement and Confidence within

Content and Language Integrated Learning. Malmo Hogskola.

Mahu, D.P. (2012). Why is Learning English So Beneficial Nowadays? International

Journal of Communication Research, volume 2, issue 4 October / December

2012, pp. 374-376.

Megaiab, M.M.A. (2014). THe English Writing Competence of The Students of

Indonesian Senior High School. The 2014 WEI International Academic

Conference Proceedings.

Mirabela, P.A. & Ariana, S.M. (2013). Benefits of English Language Learning -

Language Proficiency Certificates – A Prerequisite for The Business Graduate.

Diakses dari: http://steconomiceuoradea.ro/anale/volume/2013/n2/016.pdf.

Mourssi, A. (2014). The Benefits and Challenges of Implementing Content and

Language Integrated Learning (CLIL) at The Higher College of Technology-

Sultanate of Oman. International Journal of Language Learning and Applied

Linguistics World, Volume 7 (4), December 2014; 272‐283.

Robinson, D. (2012). Why English is The Most Important Language in The World.

Diakses dari: www.newsflashenglish.com

Yulia, Y. (2013). Teaching Challenges in Indonesia: Motivating Students and Teachers’

Classroom Language. Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol. 3 No. 1,

July 2013, pp. 1-16.