laporan penelitian hibah kompetitif penelitian …

36
LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN 2011 TEMA: KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN MODEL APLIKATIF PEMANFAATAN TANAMAN MURBEI SEBAGAI SUMBER PAKAN BERKUALITAS GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI SERTA MENDUKUNG PRODUKSI TERNAK BERKELANJUTAN Oleh Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, M.Si. Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional Nomor: No.: 0541/023-04.1.01/00/2011, Tanggal 20 Desember 2010 UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2011 Tema: Ketahanan dan Keamanan Pangan Bidang Ilmu Peternakan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

LAPORAN PENELITIANHIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

TAHUN 2011

TEMA: KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN

MODEL APLIKATIF PEMANFAATAN TANAMAN MURBEI SEBAGAI SUMBER PAKAN BERKUALITAS GUNA MENINGKATKAN

PENDAPATAN PETANI SERTA MENDUKUNG PRODUKSI TERNAK BERKELANJUTAN

OlehDr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si.

Ir. Rohmiyatul Islamiyati, M.Si.

Dibiayai olehDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional sesuai

dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional Nomor: No.: 0541/023-04.1.01/00/2011,

Tanggal 20 Desember 2010

UNIVERSITAS HASANUDDINDESEMBER 2011

Tema: Ketahanan dan Keamanan Pangan

Bidang Ilmu Peternakan

Page 2: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

LEMBAR PENGESAHANHIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

1. Judul Penelitian : Model Aplikatif Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Sumber Pakan Berkualitas Guna Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si.

b. Jenis Kelamin (L/P) : Perempuan

c. NIP/NIK/ID lainnya : 19651112 199003 2 001

d. Jabatan Struktural : Pembina/Gol Iva

e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

f. Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin

g. Fakultas/Jurusan : Peternakan/Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak

h. Pusat Penelitian : Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin

i. Alamat : Fak. Peternakan UNHAS, Jl. P. Kemerdekaan KM 10 Tamalanrea, Makassar, 90245

j No. Telpon/Faks. : Telp. (0411) 587126/Faks. (0411) 587217

k. Alamat Rumah : Perumahan Dosen UNHAS Tamalanrea Blok N9, Makassar, 90245

l. No. Telpon/Faks : Telp. (0411) 585972

m E-mail : [email protected]

3. Jangka Waktu Penelitian : 2 (dua) tahun

4. Usulan Tahun ke… : 2 (kedua)

5. Pembiayaan

a. Jumlah yang didanai Dikti tahun I

: Rp. 67.000.000,- (enam puluh tujuh juta rupiah)

b. Jumlah yang didanai Dikti tahun II

: Rp. 73.500.000,- (Tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah)

Makassar, 10 Nopember 2011Mengetahui,Dekan Fak. Peternakan UNHAS Ketua Peneliti,

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc. Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si.NIP.: 19520923 197903 1 002 NIP.: 19651112 199003 2 001

Mengetahui:Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hafied Cangara, M.Sc.NIP.: 19520412 197603 1 007

Page 3: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala

karunia-Nya sehingga rangkaian kegiatan penelitian dengan judul Model Aplikatif

Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Sumber Pakan Berkualitas Guna

Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan

telah rampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih Rektor UNHAS, Ketua

LPPM UNHAS beserta staf, dan Dekan Fak. Peternakan UNHAS atas kesempatan

dan kerjasama yang terjalin sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini

dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh tim peneliti

atas kerjasamanya, sehingga pekerjaan yang sulit menjadi mudah diselesaikan. Tak

lupa ucapan terima kasih tak terhingga kepada para petani murbei di To’Cemba atas

peran pentingnya dalam menyukseskan penelitian ini.

Kepada pimpinan dan staf Badan DP2M Ditjen Dikti, penulis menghaturkan

terima kasih atas bantuan dana, sarana dan kerjasamanya. Semoga kerjasama ini

dapat terus ditingkatkan kualitasnya.

Hasil penelitian ini kiranya bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia

ilmu pengetahuan.

Makassar, Nopember 2011

P E N U L I S

Page 4: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii

RINGKASAN ........................................................................................ iii

SUMMARY ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................... .......... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii

PENDAHULUAN ................................................................................... 1

Latar Belakang ......................................................................... 1

Tujuan Khusus ......................................................................... ... 2

Urgensi Penelitian....................................................................... 2

STUDI PUSTAKA DAN ROADMAP................................................... 5

Studi Pustaka ............................................................................. 5

Roadmap Penelitian ................................................................... 10

METODE PENELITIAN .............................................. ......................... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 16

Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian……………….……. 16Performa Beberapa Model Aplikatif Integrasi Tanaman Murbei-Ternak ……………………………….……. 17

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 24

LAMPIRAN .............. ........................................................................... 27

Page 5: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Luas areal tanaman murbei (ha) di Indonesia............................. 7

2 Komposisi nutrien daun murbei ................................................ 8

3 Komposisi asam amino daun murbei.......................................... 8

4 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Petani Murbei yang Menerapkan Model Aplikatif Mengintroduksi 2 Ekor Ternak Kambing Ke dalam Usaha Pemeliharaan 1 boks Ulat Sutra............................................................................................ 18

5 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Petani Murbei yang Menggantikan Pemeliharaan Ulat Sutra dengan Pemeliharaan Sapi Potong............................... …………… 20

6 Pendapatan Petani Tanaman Murbei Model Aplikasi Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Penghasil Tepung Daun untuk Bahan Baku Konsentrat ……………… 21

Page 6: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Kebun murbei petani di Kab. Enrekang Sulsel......................... 6

2 Roadmap Penelitian Potensi Murbei Sebagai Sumber Pakan Berkualitas dan Model Aplikatif Penerapannya Guna Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan................................................................. 12

3 Bagan Kegiatan Penelitian........................................................ 13

Page 7: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

1

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Upaya menuju swasembada daging, khususnya daging merah (sapi, domba,

kambing) pada tahun 2014 harus ditindaklanjuti dengan mengoptimalkan nilai

guna seluruh sumberdaya lokal agar populasi dan produktivitas ternak meningkat

secara berkelanjutan. Pakan adalah salah satu sendi penting proses perbaikan

populasi dan produktivitas ternak. Kenyataannya, untuk mencukupi kebutuhan

pakan dalam negeri, beberapa bahan pakan strategis seperti bungkil kedelai, meat

bone meal serta tepung daun masih harus diimpor. Kondisi tersebut menjadi

penyebab ketidakmampuan peternak memenuhi kebutuhan pakan yang baik, yang

berdampak pada lemahnya daya saing ternak lokal, khususnya ternak sapi, domba

dan kambing.

Memanfaatkan bahan pakan lokal secara optimal merupakan pilihan

strategis dan bijak. Pilihan tersebut menberikan harapan yang baik untuk

meningkatkan kemandirian bangsa pada sektor peternakan. Tanaman murbei

sebagai sumberdaya lokal berpotensi menjadi bahan pakan yang berkualitas

karena potensi produksi, kandungan nutrien dan daya adaptasi tumbuhnya yang

baik. Potensi produksi daun murbei mencapai 19 ton BK/ha/tahun. Potensi

produksi tersebut lebih tinggi dibanding dengan leguminosa lain seperti gamal

(Gliricidia sepium) dengan potensi produksi sebesar 7 - 9 ton BK/ha/tahun (Horne

et al., 1994) dan lamtoro mini (Desmanthus virgatus) dengan potensi produksi

sebesar 7 - 8 ton BK/ha/tahun (Suyadi dkk. 1989).

Pemanfaatan tanaman murbei di Indonesia baru sebatas sebagai pakan ulat

sutra. Padahal, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan dengan

mengintroduksi tanaman murbei sangat mungkin secara signifikan dapat

mengurangi ketergantungan impor pakan guna memenuhi kebutuhan pakan

ternak. Manajemen integrasi tanaman ternak yang baik dengan mengedepankan

manfaat/keuntungan bagi petani, akan sekaligus dapat mendukung peningkatan

produksi ternak secara berkelanjutan. Karena itu dibutuhkan kajian model sistem

pertanian terintegrasi, khususnya integrasi tanaman murbei dan ternak yang

aplikatif.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

2

Penelitian STRANAS Tahap I (2010) yang telah dilaksanakan menghasilkan

informasi potensi produksi dan manajemen yang efektif ditingkat petani, yakni

aplikasi pupuk dan pepotongan tanaman murbei pada umur 2 bulan menjadi

alternatif manajemen yang optimal untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas

terbaik dari tanaman murbei yang akan digunakan sebagai bahan pakan ternak.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah menghasilkan model pengelolaan

sistem tanaman murbei dan ternak yang terintegrasi, yang meningkatkan

pendapatan petani serta mendukung produksi ternak yang berkelanjutan.

Urgensi Penelitian

Target kecukupan daging sapi tahun 2014 harus ditindaklanjuti dengan

mengoptimalkan nilai guna seluruh sumberdaya lokal agar populasi dan

produktivitas sapi potong meningkat secara berkelanjutan. Pakan adalah salah

satu sendi penting proses perbaikan populasi dan produktivitas ternak, dan

pemanfaatan limbah pertanian serta bahan lokal yang terbaharukan secara optimal

sebagai bahan pakan adalah pilihan strategis dan bijak .

Berupaya meningkatkan fermentabilitas bahan pakan, khususnya pakan

berserat seperti limbah untuk ternak ruminansia harus terus dilakukan, antara lain

dengan menyediakan karbohidrat non struktural=readily available carbohydrate

(RAC) dan amoniak/nitrogen secara seimbang dan berkesinambungan dalam

sistem rumen. Mekanisme lepas lambat (slow release) urea adalah alternatif yang

efektif untuk memenuhi kebutuhan amoniak/nitrogen. Penyediaan RAC

umumnya dilakukan dengan pemberian konsentrat. Namun, konsentrat yang

tinggi dalam ransum dapat mengakibatkan dominasi bakteri homofermentatif

asam laktat dalam sistem rumen. Dominasi bakteri tersebut memicu akumulasi

asam laktat, sehingga keseimbangan mikroba rumen terganggu, bahkan

konsentrasi RAC yang ekstrim dalam sistem rumen dapat mengakibatkan

kematian (Stewart, 1991; Wiryawan and Brooker, 1996). Oleh karena itu,

penyediaan RAC yang berkesinambungan dalam sistem rumen dengan

mekanisme lepas lambat (slow release) RAC juga dibutuhkan.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

3

Salah satu senyawa aktif yang dapat menjadi agen slow release RAC

adalah senyawa 1-deoxynojirimycin (DNJ). Senyawa ini mampu menghambat

proses hidrolisis oligosakarida menjadi monomer-monomernya (Breitmeier, 1997;

Arai et al., 1998), namun penghambatannya tidak komplit (Gross et al., 1981).

Senyawa aktif DNJ masuk ke sisi aktif enzim glukosidase (Romaniouk et al.

2004; Chapel et al., 2006), sehingga menghambat kinerja enzim untuk

menghidrolisis substrat. Karena itu, senyawa DNJ diduga dapat melepas RAC

secara perlahan dalam sistem rumen. Kemampuan ini akan menjaga

kesinambungan penyediaan RAC, sehingga mikroba-mikroba penghasil enzim

pencerna serat dapat berkembang optimal. Senyawa DNJ ditemukan terdapat pada

tanaman murbei sebanyak 0.24% (Oku et al., 2006). Oleh karena itu tanaman

murbei berpotensi menjadi agen slow release RAC dalam sistem rumen.

Selain kandungan senyawa aktif DNJ, tanaman murbei mempunyai

potensi sebagai bahan pakan yang berkualitas karena potensi produksi, kandungan

nutrien dan daya adaptasi tumbuhnya yang baik. Penelitian terhadap potensi dan

produksi dan kualitas daun murbei untuk kebutuhan penggunaan daun murbei

sebagai pakan ulat sutra menghasilkan informasi potensi produksi daun murbei

mencapai 19 ton BK/ha/tahun. Potensi produksi tersebut lebih tinggi dibanding

dengan leguminosa lain seperti gamal (Gliricidia sepium) dengan potensi

produksi sebesar 7 - 9 ton BK/ha/tahun (Horne et al., 1994) dan lamtoro mini

(Desmanthus virgatus) dengan potensi produksi sebesar 7 - 8 ton BK/ha/tahun

(Suyadi dkk. 1989).

Adaptasi tumbuh tanaman murbei relatif mudah. Tanaman ini dapat

tumbuh pada lokasi dengan variasi suhu, pH tanah dan ketinggian dari

permukaan laut yang sangat besar. Oleh karena itu tanaman ini mudah

dikembangkan, untuk kebutuhan lain, seperti sebagai sumber pakan ternak.

Tanaman murbei juga sangat baik digunakan untuk mencegah erosi.

Kandungan protein kasar daun murbei sebesar 20.4% (Machii et al.

2000), merupakan salah satu indikator kualitas daun murbei yang baik. Pada

daun murbei juga teridentifikasi adanya kandungan asam askorbat, karotene,

vitamin B1, asam folat, pro vitamin D, mineral Mg, P, K, Ca, Al, Fe dan Si.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

4

Uraian di atas menguak potensi tanaman murbei sebagai sumber bahan

pakan, mensubstitusi konsentrat, khususnya untuk ternak ruminansia. Selanjutnya

tanaman murbei dapat diintroduksi dalam sistem integrasi tanaman-ternak.

Informasi potensi produksi dan kualitas daun murbei untuk kebutuhan

pemanfaatan daun murbei sebagai pakan ternak belum banyak dilaporkan. Untuk

itu diperlukan penelitian manajemen tanaman murbei yang efektif dan aplikatif,

mendukung pemanfaatan daun murbei sebagai bahan pakan.

Integrasi tanaman murbei dan ternak dapat optimal bila diterapkan

manajemen yang aplikatif, yakni mengedepankan keuntungan bagi petani,

sehingga dapat sustainable. Pakan yang tersedia dengan baik dan menguntungkan

petani dapat mendukung produksi ternak yang berkelanjutan. Penelitian

STRANAS Tahap I (2010) yang telah dilaksanakan menghasilkan informasi

potensi produksi dan manajemen yang efektif ditingkat petani, yakni aplikasi

pupuk dan pepotongan tanaman murbei pada umur 2 bulan menjadi alternatif

manajemen yang optimal untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas terbaik

dari tanaman murbei yang akan digunakan sebagai bahan pakan ternak. Namun,

sebelum hasil penelitian diaplikasikan, masih sangat diperlukan kajian model

pengelolaan yang aplikatif menguntungkan petani, dan pada akhirnya akan

mendukung produksi ternak yang berkelanjutan.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

5

BAB IISTUDI PUSTAKA DAN ROADMAP

Studi Pustaka

Informasi potensi produksi tanaman murbei telah banyak dilaporkan,

namun informasi tersebut terkait dengan kebutuhan daun murbei sebagai pakan

ulat sutra. Penelitian pemanfaatan murbei sebagai pakan ternak baru dijumpai

sebagian kecil di India, Jepang dan Korea. Percobaan pemanfaatan daun murbei

sebagai pengganti konsentrat unggas di Jepang telah dilaporkan oleh Machii et al.

(2002), sedangkan untuk bahan pakan ternak ruminansia, penelitian telah

dilakukan antara lain oleh Singh & Makkar (2002), yang melakukan pengujian

secara in vitro. Sanchez (2002) melaporkan bahwa di Indonesia, tanaman murbei

baru digunakan sebagai pakan ulat sutra, sedangkan penelitian atau pemanfaatan

daun murbei sebagai pakan ternak belum dijumpai. Kondisi yang berbeda terjadi

di negara-negara bagian Amerika yang telah menggunakan daun murbei sebagai

bahan pakan ternak.

Tanaman murbei mempunyai potensi sebagai bahan pakan yang

berkualitas karena potensi produksi, kandungan nutrien dan daya adaptasi

tumbuhnya yang baik (Singh & Makkar 2002). Produksi daun murbei sangat

bervariasi, tergantung pada varietas, lahan, ketersediaan air dan pemupukan.

Martin et al. (2002) melaporkan produksi biomassa murbei mencapai 25 ton

BK/ha/thn dan produksi daun sebesar 16 ton BK/ha/thn, sedangkan Boschini

(2002) melaporkan produksi daun sebesar 19 ton BK/ha/tahun. Potensi produksi

tersebut lebih tinggi dibanding dengan leguminosa lain seperti gamal (Gliricidia

sepium) dengan potensi produksi sebesar 7-9 ton BK/ha/tahun (Horne et al. 1995)

dan lamtoro mini (Desmanthus virgatus) dengan potensi produksi sebesar 7-8 ton

BK/ha/tahun (Suyadi et al. 1989).

Tanaman murbei sangat cocok ditanam pada lahan terbuka karena

membutuhkan banyak cahaya untuk dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun

dataran tinggi (Atmosoedarjo et al. 2000). Tanaman murbei dapat tumbuh di

daerah temperit sampai ke daerah tropik yang kering. Tanaman ini toleran

tumbuh pada suhu lingkungan 5.9 sampai 27.5o C dan pH tanah dari 4.9 sampai

8.0. Di India dilaporkan bahwa tanaman murbei dapat tumbuh pada daerah pantai

Page 12: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

6

sampai daerah dengan ketinggian 3.300 m dpl. Gambar 1 adalah salah satu areal

tanaman murbei yang dimiliki petani ulat sutra.

Gambar 1. Kebun murbei petani di Kab. Enrekang Sulsel.

Sebagian besar wilayah Indonesia belum tertanam tanaman murbei.

Tabel 1 tersaji data luas areal tanaman murbei disetiap propinsi di Indonesia.

Sampai tahun 2004, areal tanaman murbei di Indonesia baru seluas ±10.000 ha,

jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lain, yang dapat diartikan bahwa

Indonesia masih mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk mengembangkan

tanaman murbei. misalnya Jepang seluas 14.884 ha (Machii et al. 2002), Brasil

seluas 37.745 ha (Almeida & Fonseca 2002), Thailand seluas 35.000 ha, bahkan

India dan Cina masing-masing mencapai 280.000 dan 626.000 ha (Sanchez 2002).

Potensi produksi, kualitas dan daya adaptasi yang baik dari tanaman murbei

menjadikan tanaman murbei berpotensi untuk dikembangkan dan disebarluaskan,

tidak hanya sebagai pakan ulat sutra tetapi juga untuk kebutuhan lain, misalnya

sebagai pakan ternak. Penanaman murbei dilahan-lahan yang baru dibuka dapat

memenuhi sebagian kebutuhan pakan lokal sehingga menjadi alternatif

pengurangan import pakan ternak.

Kandungan nutrien daun murbei meliputi 22-23% PK, 8-10% total gula,

12-18% mineral, 35% ADF, 45.6% NDF, 10-40% hemiselulosa, 21.8% selulosa

(Datta et al. 2002) . Kandungan nutrien daun beberapa varietas murbei disajikan

pada Tabel 2. Kualitas daun murbei yang tinggi juga ditandai oleh kandungan

asam aminonya yang lengkap. Tabel 3 disajikan komposisi asam amino daun

murbei yang dianalisis dari 119 varietas murbei (Machii et al. 2002). Pada daun

Page 13: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

7

murbei juga teridentifikasi adanya asam askorbat, karotene, vitamin B1, asam

folat dan pro vitamin D (Singh 2002).

Tabel 1 Luas areal tanaman murbei (ha) di Indonesia No. Propinsi 2000 2001 2002 2003 2004**

1. Nangroe Aceh Darusalam - - - - -

2. Sumatera Utara 140.0 140.0 140.0 140.0 140.0

3. Riau - - - - -

4. Sumatera Barat 868.0 868.0 868.0 868.0 3.5

5. Jambi - - - - -

6. Bengkulu - - - - -

7. Sumatera Selatan - - - - -

8. Bangka Belitung - - - - -

9. Lampung - - - - -

10. Jawa Barat 2 029.0 2 992.0 2 992.0 2 992.0 2 992.0

11. Banten - - - - -

12. Jawa Tengah 584.0 941.3 941.3 941.3 941.3

13. D. I. Yogyakarta 584.0 313.6 483.5 496.2 496.2

14. Jawa Timur 530.0 540.0 540.0 540.0 540.0

15. Kalimantan Barat - - - - -

16. Kalimantan Selatan - - - - -

17. Kalimantan Timur - - - - -

18. Kalimantan Tengah - - - - -

19. Sulawesi Utara - - - - -

20. Gorontalo - - - - -

21. Sulawesi Tengah 122.0 122.0 122.0 122.0 122.0

22. Sulawesi Selatan 5 270.0 6 588.2 6 037.7 4 216.3 4 184.5

23. Sulawesi Tenggara - - - - -

24. Bali - 25.0 25.0 25.0 25.0

25. Nusa Tenggara Barat - - - - -

26. Nusa Tenggara Timur - 20.0 20.0 20.0 20.0

27. Maluku - - - - -

28. Maluku Utara - - - - -

29. Papua - - - - -

30. Irian Jaya Barat - - - - -

31. DKI Jakarta - - - - -

Jumlah/Total 10 127.0 12 581.5 12 198.4 10 338.7 9 492.5

Sumber: Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan SosialKeterangan: (-)= Tidak Ada Kegiatan; **)= Angka Berdasarkan Laporan s/d Juli 2005

Page 14: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

8

Tabel 2 Komposisi nutrien daun murbei

KomposisiNutrien

Varietas Murbei

MorusAlba

MorusNigra

Morusmulticaulis

Moruscathayana

MorusAustralis

Air (%) 84.28 83.17 77.11 79.55 83.89

Protein Kasar (%) 20.15 20.06 15.51 18.53 19.44

Serat Kasar (%) 13.27 16.19 12.55 12.89 12.82

Lemak Kasar (%) 3.62 3.63 3.64 3.69 4.10

Abu (%) 10.58 10.77 10.97 14.84 10.63

Sumber : Samsijah (1992)

Tabel 3 Komposisi asam amino daun murbei

Asam Amino

Kandungan (mg/g BK)

% Asam Amino STD CV

Asp 20.49 10.0 3.63 17.72

Thr 10.52 5.2 1.75 16.63

Ser 10.12 5.0 1.60 15.79

Glu 23.23 11.3 3.96 17.03

Pro 10.93 5.4 3.73 34.10

Gly 12.02 5.9 1.95 16.22

Ala 15.75 7.7 2.90 18.44

Val 12.83 6.3 2.17 16.92

Cys 1.17 0.6 0.25 21.72

Met 2.99 1.5 0.61 20.48

Ileu 10.04 4.9 1.88 18.68

Leu 19.45 9.5 3.10 15.93

Tyear 7.40 3.6 1.39 18.74

Phe 12.26 6.0 2.06 16.78

GABA 2.6 1.1 0.69 30.70

NH3 2.89 1.4 0.54 18.70

Lys 12.33 6.0 2.58 20.91

His 4.61 2.3 0.82 17.78

Arg 12.96 6.3 2.72 20.95

Total 204.25 100.0

N (%) 4.36 0.42 9.63

Sumber: Machii et al. (2002)

Page 15: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

9

Komposisi nutrien yang lengkap serta produksi daun yang tinggi,

menjadikan tanaman murbei potensial dijadikan bahan pakan ternak,

menggantikan konsentrat khususnya untuk ternak ruminansia (Doran et al. 2006).

Selain kandungan nutriennya yang lengkap, tanaman murbei juga mengandung

senyawa aktif 1-deoxynojirimycin (DNJ) yang berpotensi menjadi agen slow

release RAC.

Senyawa DNJ ditemukan terdapat pada tanaman murbei sebanyak 0.24%

(Oku et al., 2006). Senyawa ini mampu menghambat proses hidrolisis

oligosakarida menjadi monomer-monomernya (Breitmeier, 1997; Arai et al.,

1998), namun penghambatannya tidak komplit (Gross et al., 1981). Senyawa

DNJ masuk ke sisi aktif enzim glukosidase (Romaniouk et al. 2004; Chapel et al.,

2006), sehingga menghambat kinerja enzim untuk menghidrolisis substrat.

Karena itu, senyawa DNJ diduga dapat melepas RAC secara perlahan. Khusus

pada ternak ruminansia, mekanisme slow release RAC dalam sistem rumen akan

menjaga kesinambungan penyediaan RAC, sehingga mikroba-mikroba penghasil

enzim pencerna karbohidrat struktural dapat berkembang optimal.

Selain dapat menyediakan RAC secara berkesinambungan, mekanisme

lepas lambat RAC dalam sistem rumen juga akan meningkatkan efisiensi energi

pakan. Harmon (2006) menyatakan bahwa perubahan lokasi pencernaan

karbohidrat non struktural dalam saluran pencernaan ternak ruminansia

mempengaruhi efisiensi energi pakan; Efisiensi energi pakan ruminansia akan

meningkat bila lebih dari 75% karbohidrat non struktural dicerna di usus halus.

Hal senada diungkapkan oleh Nagaraja et al. (1997) bahwa pencernaan

karbohidrat di usus halus akan meningkatkan efisiensi sumber energi sebesar

42%.

Penelitian untuk menguji daya hidrolisis beberapa jenis karbohidrat dalam

sistem rumen oleh senyawa DNJ diperoleh informasi bahwa masing-masing

karbohidrat mempunyai pola hidrolisis yang berbeda dalam rumen. Penambahan

ekstrak daun murbei yang mengandung senyawa 1-deoxynojirimycin berdampak

pada perbaikan kondisi sistem rumen, khususnya pada penggunaan sumber

karbohidrat yang mudah terhidrolisis (Syahrir, dkka. 2009). Pengujian terhadap

daya substitusi konsentrat dengan daun murbei dalam ransum dengan sumber

Page 16: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

10

serat pakan berupa jerami padi juga telah dilakukan. Penelitian tersebut

menghasilkan informasi bahwa tingkat substitusi optimum daun murbei terhadap

konsentrat sebesar 50%. Penggunaan daun murbei menggantikan konsentrat

dalam ransum yang mengandung jerami padi sebesar 50% efektif meningkatkan

biofermentasi dalam rumen (Syahrir, dkkb. 2009).

Roadmap Penelitian

Terkait dengan rencana kegiatan penelitian ini, beberapa kegiatan penelitian

yang telah dilaksanakan meliputi:

1. Kajian potensi senyawa DNJ murbei untuk menjadi agen lepas lambat

(slow release) karbohidrat non struktural (RAC) dalam system rumen

(penelitian KKP3T Litbang Pertanian, 2007).

2. Kajian asupan senyawa DNJ murbei dari system rumen ke system pasca

rumen (penelitian KKP3T Litbang Pertanian, 2008).

3. Uji substitusi konsentrat komplit dengan murbei dalam pakan dengan

jerami padi sebagai sumber serat (penelitian KKP3T Litbang Pertanian,

2008).

4. Optimalisasi potensi daun murbei sebagai pengganti konsentrat Guna

mendukung peningkatan produktivitas ternak (program hibah kompetitif

penelitian sesuai prioritas batch I, 2009).

5. Produktivitas dan Kualitas Murbei di Lahan Subur dengan Aplikasi

Pemupukan dan Umur Pemotongan yang Berbeda (Program Penelitian

STRATEGIS NASIONAL, 2010)

Informasi penting yang telah diperoleh dari penelitian di atas antara lain:

1. Senyawa DNJ dapat menjadi agen lepas lambat RAC dalam system

rumen, namun penghambatannya spesifik terhadap jenis karbohidrat

tertentu (Syahrir, dkk., 2009a)

2. Fermentasi dalam system rumen mengurangi efek negatif senyawa DNJ

dalam system pasca rumen (Syahrir, dkk., 2009b)

3. Daun murbei dapat secara optimum mensubstitusi konsentrat komplit sapi

potong sebesar 50% (Syahrir, Wiryawan dan Sari, 2009ab)

Page 17: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

11

4. Kombinasi daun murbei dengan bahan yang berbeda menjadi konsentrat

menghasilkan respon produksi ternak yang berbeda pula (Kartiarso, dkk,

2009).

5. Potensi produksi dan manajemen yang efektif ditingkat petani, yakni

aplikasi pupuk dan pepotongan tanaman murbei pada umur 2 bulan

menjadi alternatif manajemen yang optimal untuk mendapatkan

produktivitas dan kualitas terbaik dari tanaman murbei yang akan

digunakan sebagai bahan pakan ternak (S. Syahrir dan R. Islamiyati,...

sedang dalam proses penerbitan).

Setelah menghasilkan informasi potensi kualitas daun murbei yang

sangat baik untuk menjadi bahan pakan, khususnya sebagai pengganti

konsentrat pakan serta manajemen kebun murbei petani yang optimal untuk

mendapatkan produktivitas dan kualitas terbaik dari tanaman murbei yang

akan digunakan sebagai bahan pakan ternak, maka selanjutnya dibutuhkan

penelitian ditingkat petani yang mengkaji model pengelolaan yang aplikatif

dan menguntungkan petani serta mendukung produksi ternak berkelanjutan.

Karena itu roadmap penelitian ini digambarkan seperti pada Gambar 2.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

12

- DNJ (?) + DNJ (?)

Gambar 2. Roadmap Penelitian Potensi Murbei Sebagai Sumber Pakan Berkualitas dan Model Aplikatif Penerapannya Guna Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan

Limbah Pertanian

I.2: Uji Efektivitas daun murbei dan

EDM dalam Sistem Rumen

I.1:Uji enzim & daya Lepas Lambat

Karbohidrat dalam Sistem Rumen

II.2: Uji substitusi konsentrat dengan murbei dalam pakan komplit yang dikombinasikan dengan jerami padi

Murbei

Penelitian Tahap I

Penelitian Tahap II

Keluaran I Pakan sapi potong yang berkualitas dengan mengganti konsentrat dengan daun murbei

I.3: Kajian asupan EDM dari sistem rumen ke sistem

pasca rumen

Penelitian Pendahuluan

Analisis senyawa Fitokimia

Analisis nutrien

Sudah

dilaksanakan

Penelitian Tahap I

(Tahun I)

Akan

dilaksanakan

Keluaran Model Aplikatif Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Sumber Pakan Berkualitas Guna Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan

Penelitian Tahap II

(Tahun II)

Kajian model pengelolaan sistem tanaman murbei dan ternak yang terintegrasi, yang meningkatkan pendapatan petani serta mendukung produksi ternak yang berkelanjutan.

Kajian kualitas dan potensi produksi daun murbei yang ditanam petani pada daerah dengan lingkungan dan interfal defoliasi yang berbeda

Page 19: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

13

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Bagan penelitian untuk mengkaji model aplikatif pemanfaatan tanaman

murbei sebagai sumber pakan berkualitas guna meningkatkan pendapatan petani

serta mendukung produksi ternak berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Bagan Kegiatan Penelitian

Penelitian Tahap I

(Tahun I)

Keluaran

Penelitian Tahap II

(Tahun II)

Kajian model pengelolaan sistem tanaman murbei dan ternak yang terintegrasi, yang meningkatkan pendapatan petani serta mendukung produksi ternak yang berkelanjutan.

Kajian kualitas dan potensi produksi daun murbei yang ditanam petani pada daerah dengan lingkungan dan interfal defoliasi yang berbeda

Model Aplikatif Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Sumber Pakan Berkualitas Guna Meningkatkan Pendapatan Petani serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan

Tahapan Penelitian

Kegiatan Penelitian Indikator capaian

Informasi potensi produksi dan kualitas daun murbei yang ditanam petani pada daerah dengan lingkungan dan interval defoliasi yang tepat.

informasi model integrasi sistem tanaman murbei dan ternak, yang meningkatkan pendapatan petani serta mendukung produksi ternak berkelanjutan (Model I, II atau III)

Page 20: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

14

KEGIATAN PENELITIAN

Luaran

Penelitian tahun II akan menghasilkan luaran berupa informasi model

pengelolaan sistem tanaman murbei dan ternak yang terintegrasi, yang

meningkatkan pendapatan petani serta mendukung produksi ternak yang

berkelanjutan.

Materi dan Metode

Penelitian menggunakan lahan berupa 3 petak kebun tanaman murbei

petani di Kab. Enrekang, dengan masing-masing petak berukuran + 3000 m2

(setara dengan luas kebun murbei yang dibutuhkan untuk memelihara 3 box ulat

sutra).

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok,

sehingga setiap petak kebun murbei akan mendapatkan perlakuan berupa model

integrasi tanaman murbei ternak. Model Integrasi sebagai perlakuan adalah

sebagai berikut:

Perlakuan I (Model I)

: Mengintroduksi 2 ekor ternak kambing kedalam usaha

pemeliharaan 1 box ulat sutra sehingga ternak dapat

memanfaatkan daun murbei yang tidak dikonsumsi oleh ulat.

Perlakuan II (Model II)

: Mengganti pemeliharaan ulat sutra dengan 2 ekor sapi potong

yang akan digemukkan. Pada model II ini, petani

membandingkan pendapatan dari usaha pemeliharaan ulat

sutra dengan penggemukan sapi potong, sehingga sebagian

dari tanaman murbei petani akan di berikan pada sapi potong.

Perlakuan III (Model III)

: Petani menghasilkan daun murbei untuk dijual sebagai bahan

konsentrat. Harga jual daun murbei akan disesuaikan dengan

harga tepung daun dipasaran.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

15

Pelaksanaan penelitian dilapangan ditargetkan selama 6 bulan (dua periode

pemelihaaan ulat sutra sampai menjadi kokon dan satu periode penggemukan sapi

potong).

Seluruh biaya pemeliharaan ulat sutra dan pakan tambahan (selain daun

murbei) yang digunakan pada model I dan model II dihitung sebagai biaya input

produksi. Demikian pula hasil penjualan kokon dan ternak pada model I dan II

dihitung sebagai pendapatan.

Peubah utama yang diukur adalah: produktivitas ternak, biaya input

produksi dan total pendapatan setiap model aplikatif. Data yang dihasilkan akan

disajikan secara deskriptif.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

16

BAB IVHASIL DANPEMBAHASAN

Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian

Rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan terdiri atas penentuan

lokasi lahan murbei petani sebagai lokasi penelitan. Sebelum kegiatan tersebut

dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan pelengkap administratif yakni

berupa penyampaian secara langsung kegiatan penelitian kepada instansi terkait,

yakni Kelurahan setempat dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Enrekang.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan melakukan negosiasi final

langsung dengan petani murbei. Kegiatan ini merupakan pemantapan penentuan

lokasi, karena sebelum kegiatan ini dilaksanakan, telah dilakukan pendekatan

kepada petani dengan memberikan gambaran rencana kegiatan penelitian. Pada

kesempatan tersebut, telah disepakati masing-masing 3 kebun murbei petani

dengan kondisi lahan yang berbeda untuk digunakan sebagai lokasi penelitian.

Setelah lokasi/lahan murbei siap digunakan, dilakukan defoliasi awal guna

mendapatkan kondisi kebun murei yang seragam. Agar defoliasi selanjutnya

dapat dilakukan dengan tepat dan penanganan hasil panen dapat dilakukan dengan

baik, maka setiap hari hanya dilakukan defoliasi pada 1 (satu) petak lahan kebun

murbei. Pemupukan diaplikasikan pada lahan masing-masing setelah 14 hari

dilakukan defoliasi awal.

Selama pelaksanaan penelitian ini terjadi dua musim yang sangat berbeda

yakni musim kemarau, dimulai dari bulan Juni sampai bulan September, dan

musim hujan di mulai di awal Oktober sampai akhir penelitian (Awal Nopember).

Musim tersebut sangat mempengaruhi produktivitas tanaman murbei dan

kegiatan pemeliharaan ulat sutra. Pada saat musim kemarau produksi biomassa

tanaman murbei berkurang, bahkan beberapa tempat daun murbei di serang hama,

sehingga tidak dapat dijadikan pakan ulat sutra.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

17

Performa Beberapa Model Aplikatif Tanaman Murbei-Ternak

Penelitian telah dilakukan sesuai dengan waktu yang di rencanakan.

Ketiga model aplikatif yang diterapkan menghasilkan keunikan model, sehingga

ketiganya dapat menjadi model yang dapat diaplikasikan. Pemilihan model yang

diaplikasikan oleh petani akan sangat dipengaruhi oleh modal petani untuk

mendapatkan sapi atau induk kambing serta musim dan kondisi tanaman murbei.

Masing-masing model aplikatif yang dihasilkan diuraikan di bawah ini.

A. Model P1: Mengintroduksi 2 Ekor Ternak Kambing Kedalam UsahaPemeliharaan 1 Box Ulat Sutra

Model aplikatif integrasi usaha pemeliharaan ulat sutra dengan ternak

kambing (P1) ditujukan untuk memaksimumkan pemanfaatan tanaman

murbei. Pada model integrasi ini, petani memelihara ulat sutra dengan

menyediakan tanaman murbei seluas +1000 m2.

Sebagian tanaman murbei tidak termanfaatkan pada saat pemeliharaan

ulat sutra, karena petani selalu menyediakan luasan tanaman murbei melebihi

jumlah kebutuhan, mengantisipasi kondisi tanaman murbei yang kurang

efektif. Sisa daun murbei yang sudah diberikan sebagai pakan ulat sutra tetapi

tidak dimakan seluruhnya juga selalu tersedia. Introduksi ternak kambing

pada petani ulat sutra dapat mengotimalkan pemanfaatan anaman murbei,

sehingga pendapatan petani bertambah.

Selama 5 (lima) bulan kegiatan uaha tani tanaman murbei, tambahan

penghasilan petani dengan mengintroduksi kambing sebanyak 2 ekor rata-rata

sebesar Rp. 633.000,-. Tambahan pendapatan tersebut hampir sama dengan

pendapatan utama dari pemeliharaan ulat sutra sebesar Rp. 643.667 (Tabel 4).

Keuntungan lain dengan introduksi 2 ekor ternak kambing kedalam usaha

pemeliharaan ulat sutra adalah tersedianya pupuk kompos dari feses kambing

yang sangat membantu mengurangi biaya produksi tanaman murbei.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

18

Tabel 4. Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Petani Murbei yang Menerapkan Model Aplikatif Mengintroduksi 2 Ekor Ternak Kambing Kedalam Usaha Pemeliharaan 1 Box Ulat Sutra

NO URAIAN ASRI DIDA MAJIDRATAAN

(Rp)

A . Penghasilan utama dari usaha ulat sutra

Biaya Produksi

- Pemeliharaan I (Rp) 128,000 128,000 128,000 128,000

- Pemeliharaan II (Rp) 183,000 183,000 183,000 183,000

Total Biaya (Rp) 311,000 311,000 311,000 311,000

Penerimaan (Rp) 960,000 944,000 960,000 954,667

Pendapatan (Rp) 649,000 633,000 649,000 643,667

B. Penghasilan Tambahan Dari Introduksi Kambing

Biaya Produksi

- Harga Kambing (Rp) 1,675,000 1,725,000 1,600,000 1,666,667

- Vaksinasi Dan Obat (Rp) 100,000 100,000 100,000 100,000

Total Biaya (Rp) 1,775,000 1,825,000 1,700,000 1,766,667

Penerimaan (Rp) 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Pendapatan (Rp) 625,000 575,000 700,000 633,333

TOTAL PENDAPATAN (Rp) 1,274,000 1,208,000 1,349,000 1,277,000

Introduksi 2 ekor ternak kambing kedalam usaha pemeliharaan 1 box

ulat sutra menjadi alternatif model yang dapat diaplikasikan oleh petani mubei

jika lahan tanaman murbei yang tersedia terbatas hanya untuk menyediakan

pakan bagi ulat sutra yang diperihara.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

19

B. Model P2: Mengganti Pemeliharaan Sebagian Ulat Sutra dengan 2 Ekor Sapi Potong Yang Akan Digemukkan.

Model aplikatif penggantian pemeliharaan ulat sutra dengan 2 ekor

sapi potong yang digemukkan (P2) dilakukan oleh petani yang mempunyai

lahan tanaman murbei untuk 2 boks ulat sutra. Pada saat mengaplikasikan

model ini, petani hanya memelihara 1 boks ulat sutra, sehingga sebagian

tanaman murbeinya diberikan sebagai pakan sapi potong yang digemukkan.

Secara deskriptif dapat dilihat data pada Tabel 5, bahwa dalam kurun

waktu penelitian (5 bulan), rataan pendapatan petani dari usaha pemeliharaan

ulat sutra hanya sebesar Rp. 577.000,-. Dari lahan tanaman murbei yang

berdampingan, diperoleh rataan pendapatan petani sebesar Rp. 1.833.000,- jika

tanaman murbeinya digunakan untuk pakan sapi potong yang digemukkan.

Pendapatan petani dari pemeliharaan sapi potong lebih baik lagi jika biaya

pengadaan rumput untuk pakan sapi potong yang dihitung sebagai biaya

pemeliharaan sebesar + Rp. 950.000,-/petani, juga dimasukkan sebagai

pendapatan petani. Selain pendapatan petani dari selisih harga beli dan harga

jual sapi yang digemukkan, petani juga dapat memperoleh keuntungan dari

produksi feses ternak sapi. Feses yang dihasilkan seekor sapi sekitar 3 kg

BK/hr, sehingga setiap petani dapat memperoleh keuntungan lebih dari

produksi feses sebanyak 6 kgBK/hr. Hasil feses ini dapat menggantikan

sebagian besar biaya pupuk untu tanaman murbei.

Model aplikatif penggantian pemeliharaan ulat sutra dengan 2 ekor

sapi potong (P2) sangat efektif meningkatkan pendapatan petani tanaman

murbei. Hanya saja dibutuhkan modal awal petani untuk mendapatkan sapi

bakalan yang siap untuk digemukkan.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

20

Tabel 5. Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Petani Murbei yang Menggantikan Pemeliharaan Ulat Sutra dengan Pemeliharaan Sapi Potong

NO URAIAN SUKRI HUSAIN WAWAN RATAAN (Rp)

A. USAHA ULAT SUTRA

Biaya:

- Pemeliharaan I (Rp) 473,000 128,000 573,000 391,333

- Pemeliharaan II (Rp) 573,000 183,000 403,000 386,333

Total Biaya (Rp) 1,046,000 311,000 976,000 777,667

Penerimaan:

- Pemeliharaan I (Rp) 800,000 512,000 768,000 693,333

- Pemeliharaan II (Rp) 768,000 448,000 768,000 661,333

Total Penerimaan (Rp) 1,568,000 960,000 1,536,000 1,354,667

TOTAL PENDAPATAN (Rp) 522,000 649,000 560,000 577,000

B. PENGGEMUKAN SAPI

Biaya:

- Harga Beli Sapi (Rp) 9,200,000 9,000,000 9,000,000 9,066,667

- Rumput (Rp) 1,050,000 900,000 900,000 950,000

- Vaksinasi Dan Obat (Rp) 100,000 100,000 100,000 100,000

Total Biaya (Rp) 10,350,000 10,000,000 10,000,000 10,116,667

Penerimaan:

- Sapi I (Rp) 6,000,000 6,000,000 5,500,000 5,833,333

- Sapi II (Rp) 6,500,000 6,000,000 6,000,000 6,166,667

Total Penerimaan (Rp) 12,500,000 12,000,000 11,500,000 12,000,000

TOTAL PENDAPATAN (Rp) 2,150,000 2,000,000 1,500,000 1,833,333

Page 27: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

21

C. Model P3: Petani Menghasilkan Daun Murbei untuk Dijual sebagai Bahan Konsentrat

Aplikasi model P3 yakni petani tanaman murbei menghasilkan bahan baku

berupa biomassa tanaman murbei yang dijual untuk menjadi bahan pakan

konsentrat juga merupakan salah satu alternatif yang layak dlakukan. Pada kurun

waktu 5 bulan pelaksanan penelitian, pendapatan petani dari hasil penjualan daun

murbei kering yang biasanya digunakan untuk pakan 1 boks ulat sutra sebesar

Rp.1.119.000,- (Tabel 6). Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

pendapatan petani yang hanya memelihara ulat sutra yakni sebesar Rp. 643.667,-,

namun sedikit lebih kecil dbandingkan dengan pendapatan petani murbei yang

memelihara ulat sutra dan mengintroduksi kambing sebanyak 2 ekor yakni sebesar

Rp. 1.277.00,- (Tabel 4).

Tabel 6. Pendapatan Petani Tanaman Murbei Model Aplikasi Pemanfaatan Tanaman Murbei sebagai Penghasil Tepung Daun untuk Bahan Baku Konsentrat

No Uraian Ismail Sahrun Iskandar Rataan

1. Panen I Produksi Bahan Segar (kg) 532 526 521 526

Produksi Bahan Kering (kg) 138 155 153 149

Pendapatan* (Rp). *Harga/kg BK =Rp. 3.000 414,000 465,000 459,000 446,000

2. Panen II Produksi Bahan Segar (kg) 1,040 890 988 973

Produksi Bahan Kering (kg) 232 209 232 224

Pendapatan* (Rp). *Harga/kg BK =Rp. 3.000

696,000 627,000 696,000 673,000

TOTAL PRODUKSI

- Murbei Segar (kg) 1,572 1,416 1,509 1,499

- Murbei Kering (kg) 370 364 385 373

TOTAL PENDAPATAN (Rp) 1,110,000 1,092,000 1,155,000 1,119,000

Page 28: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

22

Aplikasi model P3 efektif dilakukan bagi petani yang menghadapi masalah

khusus, sehingga tidak sempat memelihara ulat sutra pada kurun waktu tertentu.

Selama ini kondisi petani tanaman murbei dilapangan pada saat tidak dapat

emelihara ulat sutra karena kendala tertentu, tanaman murbeinya dibiarkan

tumbuh dan baru dipangkas pada saat petani sudah siap untuk memelihara ulat

sutra. Hasil pangkasan tanaman murbei biasanya hanya dibiarkan melapuk tanpa

ada nilai pendapatan.

Kendala aplikasi model P3 adalah pengeringa daunmurbe padasaa musim

hujan. Karena itu perludilakukan antisipasi mode yang diaplikasikan oleh petani

dengan mengamati kondisi lingkungan dan musim yang terjadi.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

23

BAB V

KESIMPULAN

Model-model integrasi tanaman murbei-ternak memiliki kekhasan-

masing-masing untuk diaplikasikan. Karena itu hasil penelitian dengan penerapan

3 model aplikatif diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapatan petani tertinggi diperoleh jika seluruh tanaman murbei digunakan

sebagai bahan pakan sapi potong yang digemukkan (Model P2).

2 Pendapatan petani yang memelihara ulat sutra akan meningkat jika

menerapkan model P1, yakni mengintroduksi ternak kambing sebanyak 2

ekor induk untuk setiap boks ulat sutra yang dipelihara.

3. Petani tanaman murbei yang menghadapi masalah khusus pada waktu-waktu

tertentu dapat memanen tanaman murbeinya dan dikeringkan, sehingga dapat

dijual untuk bahan tepung daun konsentrat (Model P3).

4. Pemilihan model aplikatif yang akan diterapkan petani sangat ditentukan oleh

kemampuan mengadakan sapi atau kambing yang akan dipelihara

untukmendukung model integrasi tanaman murbei-ternak serta

memperhatikan perkiraan musim hujan atau kemarau.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

24

DAFTAR PUSTAKA

Almeida JE and Fonseca TC. 2002. Mulberry germplasm and cultivation in Brazil. Di dalam: Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production.Proceedings of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 73 -96

Arai M et al. 1998. N-Methyl-1-deoxynojirimycin (MOR-14), an α-glucosidase inhibitor, markedly reduced infarct size in rabbit hearts. A Heart Assoc97:1290-1297

Atmosoedarjo S et al. 2000. Sutra Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Jaya

Baldwin RL, Allison MJ. 1983. Rumen Metabolism. J Anim Sci 57:461 Boschini CF. 2002. Nutritional quality of mulberry cultivation for ruminant

feeding. Di dalam: Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production.Proceedings of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 173-182

Breitmeier D. 1997. Acarbose and 1.deoxynojirimycin inhibit maltose and maltooligosaccharide hydrolysis of human intestinal glucoamylase-maltase in two different substrate-induced modes. Archives Biochem & Biophys 346(1): 7-14.

Chapel C et al. 2006. Antiviral effect of -glucosidase inhibitors on viral morphogenesis and binding properties of hepatitis C virus-like particles. J Gen Virol 87: 861-871

Datta RK. 2002. Mulberry cultivation and utilization in India. Di dalam: Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 45-62.

Dawson KA, Rasmussen MA, Allison MJ. 1997. Digestive disorders and nutritional tixicity. Di dalam: Hobson PN, Stewart CS, editor. The Rumen Microbial Ecosystem. Ed ke-2. London: Blackie Academic & Professional. hlm 633-660.

Doran MP, Laca EA and Sianz RD. 2006. Foliage (Morus alba), alfalfa hay and oat hay in sheep. J Anifeed Sci 2006:11.016

Page 31: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

25

Gross V et al. 1983. 1-Deoxynojirimycins impairs oligosaccharide processing of alpha 1-proteinase inhibitor and inhibits its secretion in primary cultures of rat hepatocytes. J Biol Chem 258 (20): 12203-12209.

Harmon DL. 2006. Factors influencing assimilation of dietary starch in ruminants. XII th AAAP Animal Science Congress. Busan. September 18 -22, 2006. Korea.

Horne PM, Pond KR, Batubara LP. 1995. Sheep under rubber: prospects and research proirities in Indonesia. Di dalam: Mullen BF, Shelton HH, Editor. Integration of Ruminants into Plantation Systems in Southeast Asiap. 58- 64

Kartiarso, Wiryawan KG, Satoto KB dan Syahrir S, 2009. Optimalisasi potensi daun murbei sebagai pengganti kosentrat guna mendukung peningkatan produktivitas ternak. Laporan Penelitian program hibah kompetitif penelitian sesuai prioritas batch I, 2009)

Machii H, Koyama A, Yamanouchi H. 2002. Mulberry Breeding, Cultivation and Utilization in Japan. Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 63-72

Martin G, Reyes F, Hernandez I, Milera M. 2002. Agronomic studies with mulberry in Cuba. Di dalam: Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 103-114.

Nagaraja TG, Newbold CJ, Van Nevel CJ, Demeyer DI. 1997. Manipulation of ruminal fermentation. Di dalam: Hobson PN, Stewart CS, editor. The Rumen Microbial Ecosystem. Ed ke-2. London: Blackie Academic & Professional. hlm 523-632.

Oku T et al. 2006. Inhibitory effects of extractives from leaves of Morus alba on human and rat small intestinal disaccaridase activity. J of Nutr 95: 933-938.

Romaniouk AV, Silva A, Feng J, Vijay IK. 2004. Synthesis of a novel photoaffinity derivative of 1-deoxynojirimycin for active site-directed labeling of glucosidase I. Glycobiology 14 (4): 301-310

Samsijah. 1992. Pemilihan tanaman murbei (Morus sp.) yang sesuai dengan daerah Sindang Resmi Sukabumi, Jawa Barat. Bul Penelitian Hutan.547:45-59.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

26

Sánchez MD. 2002. World distribution and utilization of mulberry and its potential for animal feeding. Di dalam: Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an electronic conference carried out,May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 1-11

Singh B, Makkar HPS. 2002. The potential of mulberry foliage as a feed supplement in India. Di dalam : Sánchez MD. Editor. Mulberry for animal production. Proceedings of an electronic conference carried out,May and August 2000. FAO Animal Production and Health Paper 147. hlm 139-156.

Stewart CS. 1991. The rumen bacteria. Di dalam : Jouany JP, editor. Rumen Microbial Metabolism and Ruminant Digestion. Paris: INRA Editions, Paris. p. 15 – 26

Suyadi, Soedomo, Mahmud A. 1989. Produksi biji legum Desmanthus virgatus. Di dalam: Wodzicka M, Tomaszewska M, Thompson JA, Editor. Forage Production Proceeding of A Workshop Conducted at IPB. Bogor. Indonesia. IPB-Australian Project

Syahrir, S., K.G. Wiryawan, A. Parakkasi, M. Winugroho and C. Lini, 2009a. The Effect of mulberry leave extract fermentation in feed to performance of mice. Proceding The 1st International Seminar on Animal Industry, Bogor, 23-24 November 2009

Syahrir, S., K.G. Wiryawan, A. Parakkasi, M. Winugroho, 2009b. Potensi Ekstrak Daun Murbei sebagai Agen Lepas Lambat Karbohidrat Non Struktural dalam Sistem Rumen. Proseding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan, UNPAD Bandung, 23 – 24 Okrober 2009

Syahrir, S., K.G. Wiryawan, O.N. Sari. 2009a. Efektivitas Daun Murbei Sebagai Pengganti Konsentrat dalam Sistem Rumen. Media Peternakan, Vol. 32 No. 2.

Syahrir, S., K.G. Wiryawan, O.N. Sari. 2009b. Fermentabilitas Pakan Berserat dalam Rumen in vitro yang diberi Eksrak Daun Murbei. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan Vol. XIII (2) Juli 2009

Wiryawan KG, Brooker JD. 1996. Probiotic control of lactate accumulation in acutely grain fed sheep. Aust J Agric Res 46:1555-1568

Page 33: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

27

LAMPIRAN 1. DATA PRIMER MASING-MASING MODEL APLIKATIF INTEGRASI TANAMAN MURBEI-TERNAK

Model P1 : Mengintroduksi 2 ekor ternak kambing kedalam usaha pemeliharaan1 box ulat sutra

Tgl Uraian Asri Dida Majid

2/7/2011Kambing di serahkan ke Masing-masing Petani Sutra:

Kambing I 850,000 750,000 750,000

Kambing II 825,000 975,000 850,000

16/7/2011 Pengambilan data I

Input Produksi sutra

Bibit (Rp. 80.000/Boks) 80,000 80,000 80,000

Pupuk - - -Konsumsi TK - - -Kapur 8,000 8,000 8,000Kaporit 15,000 15,000 15,000Racun Rumput 25,000 25,000 25,000Alas Koran bekas - - -

Hasil Sutra 512,000 512,000 512,000

27/8/2011 Pengambilan data II

Tidak memelihara

ulat sutra karena daun

murbei kerdil dan terserang

hama (keriting),

daun diberikan ke

Kambing untuk

dimakan

Tidak memelihara

ulat sutra karena daun

murbei kerdil dan terserang

hama (keriting),

daun diberikan

ke Kambing untuk

dimakan

Tidak memelihara

ulat sutra karena daun

murbei kerdil dan terserang

hama (keriting),

daun diberikan

ke Kambing untuk

dimakan

Input Produksi sutra

Bibit Cina (Rp. 240.000/Boks)

PupukKonsumsi TK

Kapur

Kaporit

Racun Rumput

Alas Koran bekas

Hasil Sutra

Page 34: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

28

17/9/2011 Pengambilan data III

Input Produksi sutraBibit Cina (Rp.

240.000/Boks) 120,000 120,000 120,000

Pupuk - - -

Konsumsi TK - - -Kapur 8,000 8,000 8,000Kaporit 15,000 15,000 15,000Racun Rumput 25,000 25,000 25,000Alas Koran bekas 15,000 15,000 15,000

4/11/2011 Hasil Sutra 448,000 432,000 448,000Kondisi Kambing Bunting Bunting BuntingRataan perkiraan harga

kambing 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Obat dan Vaksin 60,000 60,000 60,000

Model P2 : Mengganti pemeliharaan ulat sutra dengan 2 ekor sapi potong yang akan digemukkan

Tgl Uraian Sukri Husain Wawan

2/7/2011 Sapi di serahkan ke Masing-masing Petani Sutra:

Sapi I 4,100,000 4,500,000 4,500,000 Sapi II 5,100,000 4,500,000 4,500,000

16/7 Pengambilan data IInput Produksi sutra

Bibit (Rp. 80.000/Boks) 140,000 80,000 -Pupuk 170,000 - -Konsumsi TK 100,000 - -Kapur 8,000 8,000 -Kaporit 15,000 15,000 -Racun Rumput 25,000 25,000 -

Alas Koran bekas 15,000 - -Hasil Sutra

800,000 512,000 -

Page 35: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

29

27/8 Pengambilan data IITidak

memelihara ulat sutra

karena daun murbei

terserang hama

(keriting), daun

diberikan ke Sapi untuk dimakan

Tidak memelihara

ulat sutra karena daun

murbei kerdil dan terserang

hama (keriting),

daun diberikan ke Sapi untuk dimakan

Input Produksi sutra

Bibit Cina (Rp. 240.000/Boks) 240,000

Pupuk 170,000Konsumsi TK 100,000Kapur 8,000Kaporit 15,000Racun Rumput 25,000Alas Koran bekas 15,000

Hasil Sutra 768,000

17/9 Pengambilan data III

Input Produksi sutra Bibit Cina (Rp.

240.000/Boks)240,000 120,000 240,000

Pupuk 170,000 - -

Konsumsi TK 100,000 - 100,000

Kapur 8,000 8,000 8,000

Kaporit 15,000 15,000 15,000

Racun Rumput 25,000 25,000 25,000

Alas Koran bekas 15,000 15,000 15,000

4/11/2011

Hasil Sutra 768,000 448,000 768,000

Harga Sapi :

- Sapi I 6,000,000 6,000,000 5,500,000

- Sapi II 6,500,000 6,000,000 6,000,000

Perkiraan Nilai Harga Pakan Sapi (Rumput) Tambahan 1,050,000 900,000 900,000

Obat dan Vaksin 100,000 100,000 100,000

Page 36: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN …

30

Model P3 : Petani menghasilkan daun murbei untuk dijual sebagai bahan konsentrat

Tgl Uraian Ismail Sahrun Iskandar

2/7/2011 Dilakukan defoliasi awal Defoliasi awalDefoliasi awal Defoliasi awal

Dilakukan pemupukanDipupuk dengan pupuk organik

Dipupuk dengan pupuk organik

Dipupuk dengan pupuk organik

16/7/2011 Pengambilan data I

Produksi Bhn Segar Daun dan ranting muda

Belum dipanen

Belum dipanen

Belum dipanen

17/9/2011 Pengambilan data I:

Produksi Bahan Segar (kg) 532

526

521

Produksi Bahan Kering (kg) 138

155

153

Pendapatan* (Rp). *Harga/kg BK =Rp. 3.000

414,000

465,000

459,000

4/11/2011 Pengambilan data II:

Produksi Bahan Segar (kg) 1,040

890

988

Produksi Bahan Kering (kg) 232

209

232

Pendapatan* (Rp). *Harga/kg BK =Rp. 3.000

696,000

627,000

696,000

TOTAL PENDAPATAN(Rp) 1,110,000

1,092,000 1,155,000