laporan penelitian hibah kompetisi institusi

38
i LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI DAYA ANTIINFLAMASI FRAKSI TAK LARUT N-HEXANA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SELIGI (Phyllantus buxifolius Muell. Arg) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN Oleh: Siwi Hastuti M.Sc., Apt NIDN 0628057502 Sri Rejeki M.Sc., Apt NIDN 0627117201 PROGRAM STUDI D3 FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO 2020

Upload: others

Post on 09-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

i

LAPORAN

PENELITIAN

HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

DAYA ANTIINFLAMASI FRAKSI TAK LARUT N-HEXANA DARI

EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SELIGI (Phyllantus buxifolius Muell.

Arg) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN

Oleh:

Siwi Hastuti M.Sc., Apt NIDN 0628057502

Sri Rejeki M.Sc., Apt NIDN 0627117201

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

SUKOHARJO

2020

Page 2: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

iii

RINGKASAN

Tanaman seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg.) secara empiris telah

digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi peradangan. Penelitian tentang

aktivitas analgetik, antipiretik dan antiinflamasi ekstrak etil asetat daun seligi telah

dilakukan. Tanaman seligi mengandung senyawa flavonoid yang secara kualitatif

dan kuantitatif telah dilakukan.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui daya antiinflamasi fraksi

tidak larut -heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi. Ekstrak etil asetat daun seligi

diperoleh dengan penyarian secara maserasi meggunakan pelarut etil asetat. Ekstrak

etil asetat kemudian difraksinasi dengan n-heksana sehingga diperoleh fraksi tidak

larut n-heksana. Fraksi tidak larut n-heksana digunakan untuk uji daya antiinflamasi

pada mencit yang diinduksi karagenin secara intraplantar. Variasi dosis sediaan

adalah 100, 200 dan 400 mg/kgBB dengan kontrol positif natrium diklofenak 6,5

mg/kgBB. Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang udem pada telapak

kaki mencit. Panjang udem digunakan untuk menghitung AUC yang selanjutnya

untuk menghitung % daya antiinflamasi. Signifikansi persentasi hasil dilihat

melalui hasil perhitungan dari SPSS.

Penyarian simplisia daun sligi menghasilkan rendemen 4,68 % b/b,

sedangkan fraksi tidak larut -heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi

menghasilkan rendemen 20,41%b/b. Fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil

asetat daun seligi dosis 100mg, 200mg dan 400mg memiliki presentase daya

antiinflamasi berturut-turut sebesar (22,63 ± 0,20)%, (28,20 ± 0,22)% dan (35,99 ±

0,27)% namun hasilnya masih di bawah dari kontrol positif yaitu Natrium

Diklofenak 6,5mg/KgBB dengan %DAI (45,45 ± 0,17)%. Hasil statistik

menunjukkan ada beda yang signifikan antara Na diklofenak dengan fraksi tak larut

n-heksana dosis 200mg/kgBB dan 100 mg/kgBB serta antara fraksi tak larut n-

heksana dosis 400 mg/kgBB dengan dosis 100 mg/kgBB. Fraksi tak larut n-heksana

dari ekstrak etanol daun seligi dapat dikembangkan sebagai bahan obat alam yang

baru.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT yang telah memberi

rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga kami dapat melaksanakan penelitian yang

berjudul : Daya antiinflamasi fraksi n-hexana dari ekstrak etil asetat daun

seligi (Phyllantus buxifolius Muell. Arg) pada mencit yang diinduksi

karagenin) ini dengan lancar. Kegiatan penelitian merupakan wujud dari salah satu

tri dharma perguruan tingi. Pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, dan

arahan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Sri Dayaningsih MM selaku direktur Poltekkes Bhakti Mulia atas ijin

kegiatan pelaksanaan kegiatan ini.

2. Poltekkes Bhakti Mulia melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

atas pendanaannya pada penelitian hibah kompetisi institusi tahun 2020.

3. Bangkit Ary Pratama SKM, M.Kes, teman dosen yang telah membantu dalam

analisis data

4. Puji Lestari A.Md selaku laboran prodi D3 Farmasi yang telah membantu dalam

penyediaan alat dan bahan dalam proses pelaksanaan penelitian

5. Semua mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.

Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi semua khalayak yang

memerlukannya dan sebagai sumber inspirasi bagi peneliti yang lain untuk

melakukan riset obat bahan alam.

Sukoharjo, 10 November 2020

Ketua peneliti

Siwi Haastuti M.Sc., Apt

Page 5: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

RINGKASAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

A. Tanaman seligi ................................................................................. 5

B. Inflamasi ........................................................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27

LAMPIRAN ................................................................................................. 29

Page 6: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Proses terjadinya inflamasi ....................................................... 6

Page 7: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penggunaan obat herbal masih menjadi pilihan utama dari populasi negara

berkembang pada pelayanan kesehatan primer. Salah satu tanaman yang

digunakan adalah tanaman seligi. Tanaman ini memiliki nama latin Phyllanthus

buxifolius Muell. Arg. Tanaman ini mempunyai efek farmakologi dan memiliki

aktivitas immunodulator serta dapat digunakan sebagai analgetik pada seni

terkilir. Daun seligi mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Balitbangkes,

2000).

Penelitian oleh Hastuti dan Widyaningrum (2014), membuktikan bahwa

daun seligi mempunyai efek sebagai antiinflamasi. Penelitian lain oleh Hastuti &

Safitri (2014) membuktikan bahwa ekstrak etil asetat daun seligi memiliki efek

sebagai analgetik. Penelitian oleh Ferdiansyah (2019) juga membuktikan bahwa

infusa daun seligi mempunyai efek antiinflamasi. Namun masih terdapat

kemungkinan resin atau zat pengotor pada ekstrak tersebut yang dapat menganggu

hasil penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian

untuk meneliti dan mengembangkan lebih lanjut ekstrak etil asetat daun seligi

dengan metode pemurnian fraksi n-heksana sebagai antiinflamasi pada mencit

yang diinduksi karagenin.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi

(P.buxifolius Muell. Arg) memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit yang

diinduksi karagenin ?

2. Berapakah persentase daya antiinflamasi fraksi tidak larut n-heksana dari

ekstrak etil asetat daun seligi (P.buxifolius Muell. Arg) sebagai antiinflamasi

pada mencit yang diinduksi karagenin?

Page 9: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman seligi

Tanaman Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell.Arg) merupakan tanaman

yang memiliki aktivitas immunodulator dan dapat digunakan sebagai analgetik

pada sendi yag terkilir (Mutschler, 1991). Daun seligi mengandung flavonoida,

saponin, dan polifenol (Balitbangkes, 2000). Flavonoid merupakan salah satu

kelompok produk alami tanaman terbesar, terutama sebagai fenol baik dalam

kondisi bebas maupun sebagai glikosida yang berkaitan. Seperti indikasi namanya,

flavonoid biasanya berupa senyawa berwarna kuning (flavous yaitu dalam bahasa

latin berarti warna kuning). Apabila berada di alam, flavonoid terdapat sebagai

flavon, flavonon, flavonol, isoflavol, dan antosianidin. Flavonoid dalam jumlah

besar dapat menjadi bahan antimikroba, molekul sinyal dan metabolit stres (Kar,

2013)

Penelitian analgetik dan antiinflamasi pada genus Phyllanthus telah banyak

disitasi. Fraksi larut kloroform dari ekstrak methanol Phyllanthus niruri mampu

menghambat geliat mencit yang diinduksi asam asetat (Obidike et al, 2010), ekstrak

etil asetat Phyllanthus niruri mempunyai aktivitas antioksidan dengan menghambat

aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dan menghambat perkembangan

mediator inflamasi yaitu menghambat produksi radikal nitrit oksida, menghambat

tumor necrosis factor (TNF)-alpha dan interleukin (IL)-6.

Phyllanthus amarus pada ekstrak air menghambat udem telapak kaki tikus

yang diinduksi karagenin dan menghambat tail emmersion duration pada tikus yang

Page 10: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

4

diinduksi formalin (Iranloye et al, 2011), ekstrak heksana dan lignan mampu

menghambat telapak kaki tikus yang diinduksi karagenin, lignan niranthin mampu

menghambat formasi udem telapak kaki tikus yang diinduksi platelet activating

factor (PAF), ekstrak terstandarisasi Phyllanthus amarus secara in vivo maupun in

vitro mampu menghambat endotoxin-induced nitric oxide synthase (iNOS),

cyclooxygenase (COX-2) dan produksi sitokin (Kiemer et al, 2003).

Hastuti dan Widyanigrum (2014) dalam penelitiannya membuktikan

bahwa ekstak etil asetat daun seligi mempunyai efek analgetik, antiinflamasi pad

mencit serta mengekspresikan COX-1 dan COX-2. Hastuti & Safitri (2014) dalam

penelitiannya membuktikan bahwa ekstrak etil asetat daun seligi memiliki efek

sebagai analgetik terhadap mencit. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 3

variasi dosis, yaitu 25mg/20gBB, 50mg/20gBB dan 100mg/20gBB. Penelitian lain

oleh Mukarromah (2016), membuktikan bahwa ekstrak etil asetat daun seligi

(P.buxifolius Muell.Arg) memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan 3 variasi dosis, yaitu 200mg/KgBB, 400mg/KgBB

dan 800mg/KgBB. Penelitian oleh Hastuti & Endrawati (2016) membuktikan

bahwa ekstrak etil asetat daun seligi mempunyai aktivitas antipiretik pada mencit.

Penelitian menggunakan dosis ekstrak etil asetat 100mg/KgBB, 200mg/KgBB dan

400mg/KgBB.

Banyaknya penelitian pada tumbuhan yang termasuk genus phyllanthus

terhadap analgetik dan antiinflamasi serta adanya pengalaman empiris daun sligi

untuk mengurangi rasa sakit,maka akan diteliti daya analgetik dan antiinflamasi

Page 11: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

5

daun sligi terhadap mencit sebagai penelitian pendahuluan untuk mengangkat

kearifan lokal sebagai obat tradisional

B. Inflamasi

Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh

cidera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau

mengurung (sekuetari) baik agen pencedara maupun jaringan yang cedera. Proses

inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid, leukotrien, sitokin,

nitrit oksida dan lain-lain. Proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan

jaringan akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti dengan

pelepasan mediatorinflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang

kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit.

Respon inflamasi terjadi dalam tiga fase yaitu peningkatan permeabilitas

vaskuler yang menyebabkan udema, infiltrasi leukosit akut atau inflamasi

fagositisis, ploriferasi fibrolast, sintesis jaringan penghubung baru untuk

memperbaiki kerusakan. Inflamasi dapat berupa inflamasi akut atau inflamasi

kronik tergantung pada sifat cidera. Antiinflamasi adalah golongan obat yang

memiliki aktifitas menahan atau mengurangi peradangan. Aktifitas ini dapat dicapai

melalui berbagai mekanisme, yaitu mengambat pembentukan mediator radang

prostaglandin melalui inhibisi enzim cyclooxygenase (COX), menghambat migrasi

sel-sel leukosit ke daerah radang, menghambat pelepasan prostaglandin dari sel

tempat pembentukan dan menetralkan radikal bebas oksigen reaktif sebagai produk

dari neutrofil dan makrofag yang terlibat pada rusaknya jaringan(inflamasi)

Page 12: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

6

(Nugroho, 2012). Mekanisme terjadinya inflamasi secara skematis dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Mekanisme Terjadinya Inflamasi (Robbins dan Kumar, 1995)

Mekanisme inflamasi adalah terlepasnya asam arakidonat oleh enzim

fosfolipase sehingga memicu enzim siklooksigenase membentuk endoperoksidase

dan selanjutnya membentuk beberapa senyawa kimia yang menyebabkan gangguan

fungsi tubuh dengan ciri ciri tubuh terasa nyeri, terasa sakit, demam, lembam dan

iritasi. Saat ini dikenal dua iso-enzim COX, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1

sebagai enzim constitutive merubah PGH2 menjadi berbagai jenis prostaglandin

(PGI2, PGE2) dan tromboksan (TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi homeostatis.

COX-2 yang terdapat di dalam sel-sel imun (makrofag dan lain-lain), sel endotel

pembuluh darah, dan fibroblast sinovial, sangat mudah diinduksi oleh berbagai

Page 13: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

7

mekanisme, akan merubah PGH2 menjadi PGE2 yang berperan dalam kejadian

inflamasi, nyeri dan demam. Oleh karena itu, COX-2 dikenal sebagai enzim

inducible. Pada kenyataannya, baik COX-1 dan COX-2 adalah isoenzim yang dapat

diinduksi (Lelo, 2001).

Jalur siklooksigenase menghasilkan prostaglandin (PG) E2 (PGE2),

PGD2, PGF2, PGI2 (prostasiklin), dan tromboksan A2 (TXA2). Setiap produk

tersebut berasal dari PGH2 oleh pengaruh kerja enzim yang spesifik. PGH2 sangat

tidak stabil, merupakan prekursor hasil akhir biologi aktif jalur siklooksigenase.

Beberapa enzim mempunyai distribusi jaringan tertentu. Misalnya, trombosit

mengandung enzim tromboksan sintetase sehingga produk utamanya adalah TXA2.

TXA2 merupakan agen agregasi trombosit yang kuat dan vasokonstriktor. Di sisi

lain, endotelium kekurangan dalam hal tromboksan sintetase, tetapi banyak

memiliki prostasiklin sintetase yang membentuk PGI2. PGI2 merupakan vasodilator

dan penghambat kuat agregasi trombosit. PGD2 merupakan metabolit utama dari

jalur siklooksigenase pada sel mast. Bersama dengan PGE2 dan PGF2, PGD2

menyebabkan vasodilatasi dan pembentukan edema. Prostaglandin terlibat dalam

patogenesis nyeri dan demam pada inflamasi (Mitchell dan Cotran, 2003).

Jalur lipooksigenase merupakan jalur yang penting untuk membentuk

bahan-bahan proinflamasi yang kuat. 5-lipoksigenase merupakan enzim metabolit

asam arakidonat utama pada neutrofil. Produk dari aksinya memiliki karakteristik

yang terbaik. 5-HPETE (asam 5-hidroperoksieikosatetranoik) merupakan derivat 5-

hidroperoksi asam arakidonat yang tidak stabil dan direduksi menjadi 5-HETE

(asam 5-hidroksieikosatetraenoik) (sebagai kemotaksis untuk neutrofil) atau diubah

Page 14: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

8

menjadi golongan senyawa yang disebut leukotrien. Produk dari 5-HPETE adalah

leukotrien (LT) A4 (LTA4), LTB4, LTC4, LTD4, dan LTE5. LTB4 merupakan agen

kemotaksis kuat dan menyebabkan agregasi dari neutrofil. LTC4, LTD4, dan LTE4

menyebabkan vasokonstriksi, bronkospasme, dan meningkatkan permeabilitas

vaskular (Mitchell & Cotran, 2003).

Lipoksin juga termasuk hasil dari jalur lipoksigenase yang disintesis

menggunakan jalur transeluler. Lipoksin mempunyai aksi baik pro- dan anti-

inflamasi. Misal, LXA4 menyebabkan vasodilatasi dan antagonis vasokonstriksi

yang distimulasi LTC4. Aktivitas lainnya menghambat kemotaksis neutrofil dan

perlekatan ketika menstimulasi perlekatan monosit (Mitchell & Cotran, 2003).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

9

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahap

1. Pembuatan simplisia

Pembuatan simplisia diawali dengan pemanenan daun seligi. Daun seligi

dipanen dan dicuci dengan air mengalir, kemudian disortir dari pengotor. Setelah

itu diangin-anginkan, lalu di oven pada suhu 500C sampai kering. Selanjutnya

simplisia dihaluskan dengan cara diblender hingga berbentuk serbuk. Pembuatan

ekstrak dilakukan dengan metode maserasi.

2. Pembuatan fraksi n-hesana dari ektrak etil asetat daun seligi

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode remaserasi. Menimbang

sebanyak 150 gram serbuk daun seligi dimasukkan ke dalam becker glass kemudian

ditambahkan pelarut etil asetat 96% dengan perbandingan 1:5 yaitu sebanyak 750

ml. Hal ini dilakukan dengan perbandingan 1 gram (ekstrak) : 5 ml (pelarut).

Remaserasi dilakukan selama 2 hari, yaitu pada hari pertama serbuk daun seligi

sebanyak 150 gram dimaserasi dengan 750 ml etil asetat dan dilakukan pengadukan

selama 6 jam. Rendaman tersebut didiamkan selama 18 jam dan dilakukan

penyaringan dengan menggunakan kain flanel. Ampas (sisa penyaringan) daun

seligi dari maserasi pertama dilakukan remaserasi menggunakan etil asetat 96%

dengan perbandingan 1:5 dan dilakukan pengadukan setiap selama 6 jam.

Rendaman didiamkan selama 18 jam dan dilakukan penyaringan menggunakan

kain flanel. Hasil akhir penyarian tersebut diuapkan dengan pemanasan hingga

Page 16: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

10

diperoleh ekstrak yang kental. Ektrak kental tersebut dikeringkan dalam eksikator

(Dirjen POM, 1986). Ekstrak kental etil asetat dipartisi dengan n-heksana.

Penambahan dilakukan hingga terdapat fraksi yang terlarut dan fraksi tidak terlarut

n-heksana. Fraksi tidak larut n-heksana digunakan sebagai larutan uji.

3. Uji Antiinflamasi

a) Pembuatan larutan karagenin 1%

Pembuatan larutan karagenin 1% yaitu dengan melakukan penimbangan

0,1 gram karagenin dengan saksama. Kemudian karagenin dihomogenkan

dengan NaCL 0,9% dan dimasukkan dalam labu takar 10 ml. Ditambahkan

NaCl 0,9% sampai pada tanda garis dan kemudian diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam. Volume pemberian sebesar 0,2 ml/20 gram secara intraplantar

pada mencit.

b) Pembuatan larutan Na-Diklofenak

Na-diklofenak merupakan kontrol positif pada uji antiinflamasi. Dosis yang

digunakan adalah 6,5 mg/KgBB dan dilarutkan dengan aquadest ad 10 ml. volume

pemberian pada mencit dengan bobot 20 gram adalah 0,5 ml.

c) Uji pendahuluan selang waktu induksi karagenin

Karagenin 1% diberikan setelah pemberian semua perlakuan. Orientasi

selang waktu pemberian yang digunakan adalah menit ke-5, menit ke-30 dan menit

ke-60. Waktu yang memiliki presentasi daya antiinflamasi paling besar merupakan

waktu yang dipilih karena merupakan waktu efektif untuk mendapatkan waktu obat

dengan karakteristik daya antiinflamasi paling kuat.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

11

d) Uji aktivitas antiinflamasi yang diinduksi karagenin 1%

Sebelum melakukan uji perlakuan mencit diadaptasikan dengan lingkungan

kandang di Laboratorium Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia selama 1 hari sebelum

melakukan uji. Mencit hanya diberi air minum saja. Pengujian menggunakan 20

ekor mencit dan dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok berisi 4 ekor mencit

secara Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menimbang satu persatu mencit sesuai

dengan dengan kelompoknya. Kemudian mengukur lingkar kaki mencit sebagai

panjang awal. Telapak kaki mencit disuntikkan secara intraplantar dengan

karagenin sebanyak 0,2 ml. Selanjutnya mengukur pembengkakan kaki mencit

menggunakan tali kenur dan mengukur panjang tali menggunakaan penggaris.

Perlakuan secara oral diberikan pada masing-masing kelompok adalah

sebagai berikut :

a. Kelompok 1 : Kontrol negatif (Aquadest sebanyak 0,5 ml)

b. Kelompok 2 : Kontrol positif (Na-Diklofenak dengan dosis 6,5

mg/KgBB)

c. Kelompok 3 : Perlakuan I (Fraksi tak larut n-heksana dari ekstrak etil

asetat daun seligi 400mg/KgBB)

d. Kelompok 4 : Perlakuan II (Fraksi tak larut n-heksana dari ekstrak etil

asetat daun seligi 200mg/KgBB)

e. Kelompok 5 : Perlakuan III (Fraksi tak larut n-heksana dari ekstrak etil

asetat daun seligi 100mg/KgBB)

Page 18: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

12

4. Analisis Penelitian

a) Analisis data

Analisis data meliputi organoleptis, rendemem, Panjang udem, AUC dan %

daya antiinflamasi

Pada uji antiinflamasi, data yang diperoleh berupa panjang udem

maksimal sebelum dan setelah diinduksi karagenin 1% pada panjang waktu tertentu

setelah perlakuan. Selisih keduanya merupakan udem yang terjadi.

Panjang udem = Pt – Po

Keterangan :

Po = panjang waktu ke-0 sebelum pemberian karagenin

Pt = panjang penurunan udem pada waktu tertentu

Parameter daya antiinflamasi yang digunakan adalah harga luas daerah di

bawah kurva (Area Under Curve (AUC)) dari kurva hubungan antara waktu

pengamatan udem dengan Panjang udem. AUC ditentukan dengan metode

trapezoid. Data pengurangan panjang udem digunakan untuk mengetahui nilai

AUC (Area Under Curve). Penentuan nilai AUC selama enam jam.

Hasil perhitungan AUC digunakan untuk mengetahui prosentase Daya

Antiinflamasi (%DAI). Prosentase daya antiinflamasi dihitung dengan

membandingkan AUC perlakuan terhadap kontrol. Nilai daya antiinflamasi dari

kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif

Nilai % daya antiinflamasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

AUC kontrol – AUC perlakuan

% Daya antiinflamasi = ---------------------------------------- x 100%

AUC kontrol

Page 19: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

13

Keterangan: AUC kontrol : AUC tanpa perlakuan senyawa uji

AUC perlakuan : AUC dengan perlakuan senyawa uji

b) Analisis statistik

Hasil AUC dan % DAI dianalisis statistik. Analisis statistik didahului

dengan analisis homogenitas varian dengan Levene test dan uji normalitas dengan

Kolmogorov Smirnov. Jika hasil terbukti terdistribusi normal dan varian telah

homogen maka analisis dilanjutkan dengan ANOVA satu jalan. Apabila ada

perbedaan yang bermakna antara kelompok satu dengan kelompok yang lain maka

analisis dilanjutkan menggunakan uji Tukey HSD, taraf kepercayaan 95%.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan di laboratorium fitokimia dan farmakologi.

Penelitian diawali dengan pembuatan simplisia kemudian penyarian dan fraksinasi

ekstrak untuk memperoleh senyawa uji. Fraksi tidak larut n-heksana digunakan

untuk uji daya antiinflamasi pada mencit yang diinduksi karagenin. Variasi dosis

sediaan adalah 100, 200 dan 400 mg/kgBB dengan kontrol positif natrium

diklofenak 6,5 mg/kgBB Pemberian fraksi tidak larut n-heksana daun seligi

dilakukan secara oral, sedangkan induksi inflamasi dilakukan secara intraplantar

pada telapak kaki mencit. Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang udem

pada telapak kaki mencit. Panjang udem digunakan untuk menghitung AUC yang

selanjutnya untuk menghitung % daya antiinflamasi. Signifikansi persentasi hasil

dilihat melalui hasil perhitungan dari SPSS.

Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil remaserasi daun seligi

a. Organoleptis hasil remaserasi

Tabel 1. Organoleptis ekstrak etil asetat daun seligi

Organoleptis Pengamatan

Bentuk Ekstrak kental

Warna Hitam kehijauan

Bau Nauseus

Rasa Pahit

Page 21: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

15

b. Susut Kering

Susut bobot kering dari simplisia daun seligi adalah 69,02 %

c. Hasil Rendemen

Penyarian simplisia daun sligi secara remaserasi dua kali dengan

etil asetat menghasilkan ekstrak etil asetat daun sligi dengan

rendemen sebesar 4,68 % b/b.

2. Hasil Fraksi Tidak Larut N-Heksana

a. Organoleptis Hasil Fraksi Tidak Larut N-Heksana

Tabel 2. Organoleptis Fraksi Tidak Larut N-Heksana

Bentuk Fraksi kental

Warna Hitam kehijauan

Bau Khas seligi

Rasa Pahit

b. Hasil rendemen

Rendemen fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat

daun seligi adalah 20,41% b/b.

3. Hasil uji aktivitas antiinflamasi

Uji antiinflamasi dilakukan dengan cara pemberian fraksi tidak

larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi pada hewan uji

(mencit) secara oral. Induksi peradangan (inflamasi) pada telapak kaki

mencit digunakan senyawa karagenin 0,1% yang diberikan dengan

cara intraplantar. Pemberian karagenin dilakukan sesaat setelah

pemberian perlakukan pada hewan uji. Desain penelitian ini terdiri

dari lima perlakuan yaitu kontrol negatif menggunakan aquadest,

Page 22: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

16

kontrol positif menggunakan Natrium Diklofenak dan fraksi tidak

larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi dengan dosis 100,

200 dan 400 mg/kgBB. Pengamatan dan pengukuran dilakukan

selama 6 jam dengan pengamatan setiap 30 menit sekali. Pengamatan

dilakukan terhadap panjang udem yang terjadi sebelum dan sesudah

diinduksi karagenin.

Aktivitas antiinflamasi diperoleh dari pengamatan perubahan

panjang udem pada telapak kaki mencit yang diinduksi karagenin

secara intraplantar pada telapak kaki kiri pada mencit. Panjang udem

yang diperoleh pada percobaan digunakan untuk menentukan nilai

AUC. Nilai AUC digunakan untuk menentukan presentase daya

antiinflamasi (%DAI) dari seluruh perlakuan kemudian dibandingkan

antar perlakuan. Mencit dengan harga AUC besar menunjukkan

bahwa mencit tersebut mengalami pembengkakan yang besar pula.

Harga AUC dihitung dari hasil pengamatan panjang udem pada

telapak kaki mencit yang diinduksi karagenin dan diukur setiap 30

menit selama 6 jam.

Tabel 3. Nilai AUC dan Daya Antiinflamasi

Perlakuan AUC±SEM DAI±SEM

(%)

Aquadest 0,5 ml

Na diklofenak 6,5 mg

Dosis 100 mg

Dosis 200 mg

Dosis 400 mg

2,70 ± 0,25

1,47 ± 0,14

2,09 ± 0,06

1,94 ± 0,09

1,73 ± 0,15

-

45,45 ± 1,70

22,63 ± 0,20

28,20 ± 0,22

35,99 ± 0,27

Page 23: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

17

Hasil (%) DAI dianalisis dengan menggunakan statistik

perangkat lunak SPSS dengan uji One Way Anova dengan taraf

kepercayaan 95% dan selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test.

4. Analisis Data

Analisis data menggunakan One Way Anova dapat dilakukan

jika sudah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji

normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang berfungsi

untuk mengetahui kenormalan distribusi data yang akan digunakan.

Hasil interpretasi uji Kolmogorov-Smirnov yaitu jika nilai p>0,05

artinya data penelitian berdistribusi normal sedangkan nilai p<0,05

artinya data penelitian berdistribusi tidak normal. Tabel 4

menunjukkan hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-

Smirnov.

Tabel 4. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

% DAI

N 20

Normal Parametersa,b Mean 33,0705

Std. Deviation 11,01423

Most Extreme Differences Absolute ,139

Positive ,139

Negative -,080

Test Statistic ,139

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

18

Tabel 4 menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dan hasil

daya antiinflamasi memiliki sebaran data yang terdistribusi normal.

Hal ini terlihat dari hasil uji normalitas data variabel (%) DAI,

diketahui nilai p (0,2)>0,05. Nilai p yang ditunjukkan >0,05 berarti

data (%) DAI terdistribusi normal. Artinya simpangan baku sampel

pada tiap kelompok tersebut berada disekitar simpangan baku

populasi, yang artimya terdistribusi normal.

Uji statistik setelah dilakukan uji normalitas data adalah uji

homogenitas. Uji ini berfungsi untuk mengetahui homogenitas atau

keseragaman data penelitian yang akan diuji. Hasil interpretasi uji

homogenitas yaitu jika p>0,05 artinya varian kelompok data adalah

sama (homogen) sedangkan jika p<0,05 maka varian kelompok data

adalah tidak sama (tidak homogen).

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

% DAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,631 3 16 ,086

Tabel 5 menunjukkan hasil uji homogenitas data (%) DAI

diketahui nilai p (0,086)>0,05 maka nilai p>0,05 yang berarti bahwa

hasil uji homogenitas menujukkan daya yang dianalisis bersifat

Page 25: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

19

homogen atau seragam sehingga pengujian data dapat dilanjutkan

menggunakan One Way Anova.

Uji One Way Anova bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan rata-rata antara lebih dari dua kelompok sampel.

Syarat untuk dapat dilakukan uji One Way Anova adalah hasil uji

normalitas dan hasil uji homogenitas harus menunjukkan bahwa data

penelitian bersifat homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan

homogenitas yang telah dilakukan, data pada penelitian ini memenuhi

persyaratan untuk dilakukan uji One Way Anova dan dilanjutkan uji

Post Hoc Test. Interpretasi hasil uji One Way Anova adalah hipotesis

H0 = tidak ada perbedaan antar perlakuan, H1 = ada perbedaan yang

nyata antar perlakuan. Jika nilai p (Sig)<0,05 maka H1 diterima, H0

ditolak, begitu pula sebaliknya.

Tabel 6. Hasil Uji One Way Anova

ANOVA

% DAI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups

1472,656 3 490,885 9,437 ,001

Within Groups

832,298 16 52,019

Total 2304,954 19

Tabel 6 menunjukkan hasil uji One Way Anova (%) DAI,

diketahui nilai p(0,001)<0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat

perbedaan (%) DAI antar larutan uji. Berdasarkan hasil analisis One

Way Anova pada Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

Page 26: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

20

yang bermakna. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji analisis

Post Hoc Test dengan LSD. Analisis ini berfungsi untuk menguji

pasangan variabel mana yang membuat perbedaan tersebut signifikan.

Tabel 7. Hasil Uji Post Hoc

Perlakuan Nilai Sig Keterangan

Na diklof vs Dosis 400mg

Na diklof vs Dosis 200mg

Na diklof vs Dosis 100mg

Dosis 400mg vs Dosis 200mg

Dosis 400mg vs Dosis 100mg

Dosis 200mg vs Dosis 100mg

0,055

0,002

0,000

0,107

0,010

0,240

Tidak ada perbedaan

Ada perbedaan

Ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Analisis antar perlakuan dengan uji signifikasi dengan Post Hoc

Test dengan LSD, sediaan yang digunakan sebagai uji adalah Na-

diklofenak 6,5mg/KgBB sebagai kontrol positif, Fraksi tidak larut n-

heksana dosis 100mg, 200mg, dan 400mg. Berdasarkan Tabel 7, hasil

Post Hoc Test menunjukkan ada beda yang signifikan antara Na

diklofenak dengan fraksi tak larut n-heksana dosis 200mg/kgBB dan

100 mg/kgBB serta antara fraksi tak larut n-heksana dosis 400

mg/kgBB dengan dosis 100 mg/kgBB.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiiflamasi dari fraksi

tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi (P. buxifolius

Muell.Arg). Penelitian ini menggunakan hewan uji berupa mencit.

Tumbuhan seligi merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi

kesehatan. Daun seligi mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol

(Balitbangkes, 2000). Flavonoid dalam jumlah besar dapat menjadi bahan

Page 27: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

21

antimikroba, molekul sinyal dan metabolit stres (Kar, 2013). Bagi manusia,

flavonoid memiliki fungsi yaitu dalam dosis kecil, flavon bekerja sebagai

stimulan pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler.

Flavonoid dalam bentuk flavon dapat terhidrokdilasi yang bekerja sebagai

diuretik dan sebagai antioksidan pada lemak. Selain itu daun seligi

mempunyai efek farmakologi dan aktivitas imunodilator serta dapat

digunakan sebagai analgetik pada sendi yang terkilir (Dirjen POM, 2000).

Pembuatan fraksi tidak larut n-heksana melalui beberapa tahapan.

Tahap paling awal adalah pengumpulan bahan baku daun seligi (proses

pemanenan). Daun seligi yang dipanen adalah daun seligi yang yang tidak

terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pemanenan daun seligi dilakukan di Desa

Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Langkah selanjutnya adalah proses pengeringan daun seligi. Daun seligi

disortir dari kotoran dan dicuci serta diangin-anginkan sebelum dilakukan

proses pengeringan. Daun seligi kemudian ditimbang untuk mengetahui

bobot basahnya. Daun seligi dikeringkan menggunakan oven pada suhu

50⁰C selama dua hari. Selama proses pengeringan, dilakukan pengadukan

agar pengeringan dapat merata. Daun seligi kering ditimbang untuk

menghitung susut kering simplisia.

Daun seligi yang telah mengering kemudian dihaluskan dengan cara

diblender agar menjadi serbuk. Serbuk disimpan pada tempat yang kering

kemudian dilakukan remaserasi. Pembuatan ekstraksi daun seligi

menggunakan metode remaserasi. Metode ini diawali dengan penimbangan

Page 28: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

22

serbuk simplisia daun seligi sebanyak 150 mg. Serbuk ini kemudian

diremaserasi menggunakan etil asetat sebanyak 1500 ml selama dua hari.

Pada maserasi pertama, etil asetat yang digunakan sebanyak 750 ml dan

didiamkan selama 24 jam dan dilakukan pengadukan selama 6 jam (sesering

mugkin). Rendaman kemudian disaring dan disimpan pada botol kaca.

Kemudian sisa penyaringan dilakukan remaserasi menggunakan sisa etil

asetat dan didiamkan selama 24 jam. Dilakukan penyaringan kembali dan

hasil disatukan dengan maserasi hari pertama.

Hasil penyaringan diuapkan pada waterbath hingga membentuk

ekstrak kental berwarna hitam kehijauan. Ekstrak kemudian difraksinasi

menggunakan larutan n-heksana. Fraksinasi dilakukan dengan cara

menambahkan larutan n-heksana pada ekstrak hingga semua ekstrak larut.

Penambahan dilakukan dengan mengaduk ekstrak yang dipartisi dengan n-

heksana. Penambahan n-heksana dihentikan apabila semua ekstrak telah

larut dan membentuk 2 fraksi, yaitu fraksi terlarut dan fraksi tidak terlarut

n-heksana. Fraksi tidak terlarut n-heksana (endapan) dipisahkan. Apabila

sudah dipisahkan, fraksi tidak larut n-heksana (endapan) diangin-anginkan

agar larutan n-heksana menguap. Fraksi tidak larut n-heksana selanjutnya

digunakan untuk uji antiinflamasi pada mencit.

Pengujian antiinflamasi menggunakan metode induksi karagenin

sebagai pemicu udem. Mencit yang akan digunakan sebagai hewan uji

diadaptasikan dengan lingkungan kandang dan dipuasakan untuk

menghindari adanya pengaruh makanan terhadap kandungan bahan yang

Page 29: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

23

digunakan dalam penelitian sehingga mempengaruhi efek antiinflamasi

yang ditimbulkan. Penelitian ini menggunakan hewan uji berupa mencit

jantan yang sehat (tidak cacat) secara fisik. Pemilihan mencit jantan

disebabkan karena mencit jantan memiliki kondisi yang lebih stabil dari

pada mencit betina yang kondisi biologisnya dipengaruhi oleh siklus etrus.

Selain keseragaman jenis kelamin yang digunakan, keseragaman bobot

mencit juga dipertimbangkan dalam penelitian ini. Mencit yang digunakan

dalam penelitian memiliki kisaran bobot antara 20-30gram. Hal ini

dimaksudkan untuk memperkecil variabilitas biologis antara hewan uji yang

digunakan sehingga dapat memberikan respon yang relatif seragam

terhadap penelitian yang dilaksanakan. Pengelompokan hewan uji

dilakukan secara acak (random sampling). Ini bermakna bahwa setiap

hewan uji memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel.

Proses uji antiinflamasi fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil

asetat daun seligi pada mencit dilakukan dengan membagi hewan uji

menjadi 5 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara acak (random

sampling). Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor mencit. Lima

kelompok tersebut merupakan kontrol postif (Na-diklofenak), kontrol

negatif (aquadest) dan variasi dosis sediaan uji (100, 200 dan 400

mg/kgBB). Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan orientasi untuk

mengetahui waktu efektif yang digunakan dalam pemberian perlakuan dan

induksi. Dalam penelitian ini, didapatkan waktu efektif selama 15 menit

sebagai jarak pemberian perlakuan dan penginduksian. Langkah pertama uji

Page 30: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

24

antiinflamasi yaitu dengan pemberian perlakuan (berupa kontrol positif,

kontrol negatif maupun fraksi tidak larut n-heksana dari ektrak etanol daun

seligi) pada mencit dengan cara oral. Kemudian menghitung lingkar awal

kaki mencit. Penelitian ini menggunakan telapak kaki kiri mencit.

Mencit didiamkan selama 15 menit setelah perlakuan. Mencit

kemudian diinduksi dengan menggunakan larutan karagenin 0,1%. Kaki

mencit akan mengalami pembengkakan. Pembengkakan pada kaki mencit

diamati dengan menghitung panjang lingkar kaki pada mencit setiap 30

menit. Lingkar kaki mencit dihitung selama 6 jam atau hingga kaki mencit

kembali pada ukuran awal. Perhitungan udem (pembengkakan) kaki mencit

dengan mengurangi lingkar kaki setelah dan sebelum induksi. Panjang udem

yang dihasilkan digunakan untuk menghitung AUC dan persentase daya

antiinflamas (%DAI).

Hasil perhitungan (%) DAI pada fraksi tidak larut n-heksana dari

ekstrak etil asetat daun seligi memiliki aktivitas antiinflamasi, namun daya

antiinflamasinya lebih kecil dari Natrium diklofenak 6,5 mg/kgBB.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikansinya sediaan uji dari fraksi

tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi diuji dengan

menggunakan uji One Way Anova.

Tabel 4 merupakan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dan hasil daya antiinflamasi

memiliki sebaran data yang terdistribusi normal. Tabel 5 menunjukkan

bahwa data yang dianalisis memiliki data yang homogen. Berdasarkan hasil

Page 31: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

25

uji normalitas dan homogenitas data yang telah dilakukan, maka data

penelitian telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan uji Anova.

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis data penelitian menggunakan One

Way Anova. Hasil analisis menunjukkan bahwa tiap variabel memiliki

perbedaan yang signifikan. Nilai aktivitas pada sediaan uji fraksi tidak larut

n-heksana dosis 400mg mendekat ke arah presentase aktivitas dari kontrol

positif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis

sediaan fraksi tidak larut n-heksana maka semakin banyak kandungan zat

aktif pada sediaan. Sehingga kemampuan antiinflamasi pada sediaan

semakin meningkat pula.

Hasil penelitian ini didukung dari penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa daun seligi memiliki sifat antiinflamasi dibuktikan

dengan adanya kemampuan untuk menurunkan udem pada kaki mencit yang

diinduksi karagenin (Hastuti, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti

(2014) menunjukkan hasil bahwa daun seligi memiliki daya antiinflamasi.

Ekstrak etil asetat daun seligi dosis 250mg/KgBB, 500mg/KgBB dan

1000mg/KgBB menunjukkan daya antiinflamasi pada mencit yang

diinduksi karagenin berturut-turut adalah (18,04 ± 5,01)%, (28,12 ± 9,59)%

dan (47,08 ± 7,56)%. Hal ini menunjukkan bahwa daun seligi memiliki

potensial untuk digunakan sebagai bahan obat alam sebagai obat

antiinflamasi.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi (Phyllanthus.

buxifolius Muell.Arg) memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit yang

diinduksi karagenin.

2. Fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi dosis 100mg,

200mg dan 400mg memiliki presentase daya antiinflamasi berturut-turut

sebesar (22,63 ± 0,20)%, (28,20 ± 0,22)% dan (35,99 ± 0,27)% namun

hasilnya masih di bawah dari kontrol positif yaitu Natrium Diklofenak

6,5mg/KgBB yang memiliki persentase daya antiinflamasi sebesar (45,45 ±

0,17)%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disarankan sebagai

berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang ekspresi COX-2 dari fraksi

tidak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun seligi.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan penelitian tentang senyawa aktif

yang terdapat dalam fraksi tak larut n-heksana dari ekstrak etil asetat daun

seligi.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

27

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indoenesia

Dirjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Dirjen POM.1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

Ferdiansyah, Adam. 2019. Daya Antiinflamasi Infusa Daun Seligi (Phyllanthus

boxifolius Muell.Arg) Terhadap Mencit yang diinduksi Karagenin. KTI.

Sukoharjo : Politeknik Kesehatan Bhati Mulia

Goodman dan Gilman. 2012. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran ECG

Hastuti, S dan Endrawati, S. 2016. Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etil Asetat Daun

Seligi (Phyllanthus boxifolius Muell.Arg) pada Mencit Jantan Galur

Swiss. Jurnal Biologi Papua. 8 (1): 1-6

Hastuti, S. dan Safitri, I. A. 2015. Aktivitas Analgetik Ekstrak etil asetat Daun

Seligi (Phyllantus Buxifolious Muell.Arg) Terhadap Mencit Galur Balb/C.

IJMS. 2 (1): 11-15.

Hastuti, S. Dan Widyaningrum N.R. 2015. Aktivitas Analgetik dan Antiinflamasi

Ekstrak Etil Asetat Daun Seligi (Phyllantus Buxifolious Muell.Arg) Pada

Mencit Serta Ekspresi COX-1 Dan COX-2. Prosiding Seminar Nasional

Fakultas Farmasi. Yogyakarta. 20 Desember 2014.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. Informasi Spesialit Obat Indonesia Volume 51.

Jakarta : IsfiPenerbitan

Iranloye, B.O., Owoyele, V.B., Kelani, O.R. dan Olaleye, S.B., 2011, analgesic

activity of aquoeus leaf extract of Phyllanthus amarus, Afr. J. Med. Sci.,

40(1), 47-50

Kar, Ashuthosh. 2014. Farmakognosi & Farmakobioteknologi. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran ECG

Mukarromah, L. 2016. Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Seligi

(Phyllanthus boxifolius Muell,Arg) pada Mencit Galur Swiss yang

Diinduksi Karagenin. KTI. Sukoharjo : Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia

Lelo, A., 2001. Pertimbangan yang muncul dari OAINS yang digunakan. Dalam,

Naskah lengkap temu ilmiah rematologi. Ikatan Reumatologi Indonesia.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

28

Mitchell, R. N., dan Cotran, R. S., 2003. Acute and chronic inflammation. Dalam

S. L. Robbins & V. Kumar, Robbins Basic Pathology. Philadelphia: Elsevier

Saunders.

Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat: Farmakologi dan Toksikologi. Bandung:

Penerbit ITB.

Nugroho, A. E., 2012. Farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu

farmasi dan dunia kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Obidike, I. C., Salawu, O. A., Ndukuba, M., Okoli, C. O. dan Osunkwo, U. A.,

2010, The antiinflammatory and antinociceptive properties of the

chloroform fraction from Phyllanthus niruri is mediated via the peripheral

nervous system. J. Diet Suppl., 7(4), 341-50

Robbins, S. L., dan Kumar, V., 1995. Buku ajar patologi I (Staf pengajar

laboratorium patologi anatomik FK UI, penerjemah). Jakarta: EGC.

Safitri, I. A. dan Hastuti, S. 2014. Uji Daya Analgetik Ekstrak Etanol Daun Seligi

(Phylanthus boxifolius Muell.Arg) terhadap Mencit Galur Swiss. IJMS.

Volume 1 (2)

Page 35: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

29

Lampiran 1. Proses penelitian

a. Sediaa uji fraksi n-heksana daun seligi

b. Penimbangan bobot mencit

Page 36: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

30

c. Pemberian sediaan uji secara oral

d. Pemberian induksi karagenin secara intraplantar

Page 37: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

31

e. Pengukuran panjang udem

Page 38: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI