laporan penelitian ft unnes

48
LAPORAN PENELITIAN FT UNNES EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI KAMBOJA DENGAN METODE DISTILASI MENGGUNAKAN STEAM BASAH DENGAN VARIASI JENIS BUNGA KAMBOJA (Plumeria Tourn. ex L) Oleh: Dr. Megawati, S.T., M.T. NIP. 197211062006042001 Astrilia Damayanti, S.T., M.T. NIP. 197309082006042001 Dibiayai oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian DIPA Unnes Nomor: 0597/023-04.2.16/13/2012, tanggal 9 Desember 2011, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor: 2391 A/UN37.1.5/PL/2012, tanggal 9 Agustus 2012 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 Program Penelitian FT UNNES

Upload: doandang

Post on 12-Jan-2017

266 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

LAPORAN PENELITIAN

FT UNNES

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI KAMBOJA

DENGAN METODE DISTILASI MENGGUNAKAN STEAM BASAH

DENGAN VARIASI JENIS BUNGA KAMBOJA (Plumeria Tourn. ex L)

Oleh:

Dr. Megawati, S.T., M.T. NIP. 197211062006042001

Astrilia Damayanti, S.T., M.T. NIP. 197309082006042001

Dibiayai oleh:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai

dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian DIPA Unnes

Nomor: 0597/023-04.2.16/13/2012, tanggal 9 Desember 2011, sesuai dengan

Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor: 2391 A/UN37.1.5/PL/2012,

tanggal 9 Agustus 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Program Penelitian

FT UNNES

Page 2: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES
Page 3: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

Ekstraksi Minyak Atsiri Kamboja dengan Metode Distilasi

menggunakan Steam Basah dengan Variasi Jenis Bunga Kamboja

(Plumeria Tourn. ex L)

Megawati dan Astrillia Damayanti

Prodi DIII Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Negeri Semarang

RINGKASAN

Bunga kamboja merupakan jenis bunga yang banyak ditanam dan dapat

tumbuh dengan baik serta merupakan bunga yang beraroma khas yang

mempunyai nilai guna tinggi untuk diproduksi minyak atsirinya, yaitu minyak

yang mudah menguap dan mengeluarkan aroma khas. Minyak atsiri ini

mengandung lebih dari 30 jenis senyawa kimia, beberapa diantaranya merupakan

senyawa-senyawa kimia yang sangat berharga, yang termasuk dalam golongan

senyawa sesquiterpen, alkohol, alkana, resin, dan wax/parafin.

Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi minyak atsiri kamboja dengan 3

variasi jenis bunga, yaitu kamboja merah, kuning, dan merah. Metode ekstraksi

yang dipilih menggunakan distilasi basah. Kadar dan komponen minyak atsiri

dalam kamboja juga diteliti dengan menggunakan metode standar analisis bahan

baku minyak atsiri (ekstraksi dengan pelarut heksana selama 20 siklus). Adapun

analisis komponen minyak atsiri yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan

Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Data eksperimental yang

didapatkan digunakan untuk menghitung parameter-parameter proses ekstraksi,

seperti tekanan uap dan koefisien perpindahan massa minyak atsiri.

Hasil analisis bahan baku dengan metode strandar menunjukkan bahwa

kadar minyak atsiri dari masing-masing jenis bunga kamboja berbeda, dari

kamboja kuning (4,457%), kamboja putih (2,908%), dan dari kamboja merah

(2,763%). Hasil analisis GC-MS juga menunjukkan bahwa masing-masing

minyak atsiri kamboja memiliki komponen kimia yang berbeda-beda. Senyawa

kimia golongan alkohol diantaranya geraniol (2,64%), farnesol (8,61%), dan

oktadekanol (3,87%), masing-masing dalam kamboja kuning, putih, dan merah.

Adapun senyawa golongan alkana diantaranya oktadekana sebesar 21,24%

(kamboja kuning), nonadekana (7,54% pada kamboja putih dan 7,84% pada

kamboja merah). Hasil ekstraksi dengan menggunakan metode distilasi basah

pada bunga kamboja ini menunjukkan bahwa rendemen minyak atsirinya terlalu

kecil, sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan parameter tekanan uap dan

perpindahan massanya. Parameter tekanan uap dan perpindahan massa minyak

atsiri pada distilasi basah dapat dipelajari dengan menggunakan bahan baku bunga

yang lain, yang memiliki komponen kimia semirip mungkin dengan bunga

kamboja, yaitu dipilih bungan kenanga. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

minyak atsiri kenanga memiliki tekanan uap 0,152 mmHg dan koefisien

perpindahan massa 2,52.10-6 mol/g.menit.mmHg.

Kata kunci: kamboja kuning, kamboja putih, kamboja merah, minyak atsiri,

distilasi basah

Page 4: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kasih, dan

Maha Penyayang karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan

penulisan laporan penelitan DIPA FT UNNES 2012 dengan judul “Ekstraksi Minyak

Atsiri Kamboja dengan Metode Distilasi menggunakan Steam Basah dengan

Variasi Jenis Bunga Kamboja (Plumeria Tourn. ex L)”. Pada kesempatan ini kami

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Negeri Semarang

3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

4. Ketua Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik UNNES

5. Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Kimia FT UNNES

6. Kepala Laboratorium MIPA Kimia UGM

Kami telah berusaha menyajikan yang terbaik dalam penulisan laporan ini.

Namun demikian kami masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Akhri kata, kami berharap penulisan laporan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Semarang, 3 Desember 2012

Page 5: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. i

RINGKASAN (ABSTRAK) …………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…….. iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..….. v

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..…. vi

DAFTAR LAMPIRAN..…………………………………………………….… vii

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ……………...………………………………………… 1

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah..………………………………… 2

3. Tujuan Penelitian ……….…………………………………………….. 2

4. Keluaran dan Manfaat……...………………………………………….. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Minyak Atsiri Kamboja ………..……………………………………. 4

2. Ekstraksi Minyak Atsiri……………..………………………………… 7

3. Koefisien Perpindahan Massa Minyak Atsiri pada Distilasi Basah..…. 8

BAB III. METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian…………………………………………………… 10

2. Model Penelitian.…………………………………………………….. 10

BAB IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1. Ekstraksi Kamboja dengan n-heksana (analisis rendemen).………… 10

2. Model Penelitian.…………………………………………………….. 10

3. Ekstraksi Kamboja dengan n-heksana (analisis komposisi………….. 14

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 23

Page 6: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

DAFTAR TABEL

1. Jumlah air dan minyak atsiri dalam distilat…………………………..… 15

2. Fraksi minyak dalam bunga ……………………………………………. 17

3. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja kuning ……….. 19

4. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja putih …………. 20

5. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja merah …..……. 21

Page 7: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

DAFTAR GAMBAR

1. Bunga kamboja …………………………..……………………………… 5

2. Struktur Kimia Geraniol .. …………………………………………….… 6

3. Struktur Kimia Sitronelol ……..………………………………………… 6

4. Struktur Kimia Linalool ... ……………………………………………… 7

5. Peralatan ekstraktor minyak atsiri …………………………….…………11

6. Air dan minyak dalam bunga ………………………………..…………. 15

7. Regresi linear antara mol minyak dan air dalam distilat ……...…..……. 17

8. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja kuning ……………...…..……. 17

9. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja putih ………..……...…..……. 18

10. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja merah ……….……...…..……. 18

11. Minyak atsiri kamboja kuning …………………………………………. 21

12. Minyak atsiri kamboja putih ...…………………………………………. 22

13. Minyak atsiri kamboja merah …………………………………………. 22

Page 8: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

DAFTAR LMPIRAN

1. Dokumentasi Penelitian…………………..……………………………… 27

2. Personalia Penelitiraniol .. …………………………………………….… 29

3. Surat Kontrak Penelitian ……..………………………………………… 38

Page 9: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kamboja merupakan salah saju jenis bunga yang banyak di tanam di Indonesia,

khususnya pulau Jawa cukup banyak ditemukan pohon kamboja. Bunga kamboja

merupakan bunga yang berbau sangat harum dan cukup awet. Bunga ini sering

digunakan pada acara-acara adat juga keagamaan karena mengeluarkan aroma yang

khas dan warnanya yang indah (Anonim, 2012). Bunga kamboja ada yang berwarna

putih, kuning, dan merah. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa dalam kamboja

didapatkan beberapa senyawa atsiri, yang menjadi penyebab utama bunga tersebut

berbau harum. Senyawa-senyawa atsiri yang terdapat dalam kamboja diantaranya

geraniol, sitronelol, dan linalool. Senyawa-senyawa atsiri tersebut sangat bermanfaat,

antara lain dapat memberi efek relaksasi, mengurangi stress, dan mengusir nyamuk

(Rejeki, 2011).

Pemanfaatan kamboja untuk diambil minyak atsirinya relatif belum

dikembangkan. Metode pengambilan minyak atsiri yang sudah diterapkan di beberapa

tempat di Indonesia sering memakai metode distilasi dengan steam basah, selain karena

murah biayanya juga cukup efektif untuk bahan baku minyak atsiri berbasis bunga dan

daun (Guenther, 1990). Penelitian ini mengambil jenis bunga kamboja sebagai variabel

percobaan untuk mengetahui jenis bunga yang prospek untuk diolah sebagai bahan baku

penghasil minyak atsiri. Prospek dalam arti memperoleh rendemen tinggi melalui uji

kuantitatif, kualitas minyak atsiri yang baik melalui uji kualitatif, dan mudah diterapkan

prosesnya jika akan diproses pada skala industri melalui nilai koefisien perpindahan

massa yang diketahui.

Salah satu komponen penting pada perancangan proses pengambilan minyak

atsiri kamboja pada skala industri adalah koefisien perpindahan massa ekstraksi dengan

metode distilasi menggunakan steam. Beberapa tahapan yang diperlukan pada

perhitungan koefisien perpindahan massa ekstraksi akan memberikan gambaran secara

nyata kapan terjadinya kecepatan ektraksi cepat, konstan, dan mulai menurun. Melalui

tahapan-tahapan ektraksi dan parameter perpindahan massa yang akan diperoleh dapat

Page 10: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

2

diperkirakan design peralatan ekstraktor dengan cukup baik, sehingga didapatkan

rendemen minyak atsiri kamboja yang optimal pada skala industri.

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bunga kamboja, meliputi jenis bunga berwarna putih, kuning, dan merah,

sebagai salah satu bunga yang banyak tumbuh pada iklim di Indonesia relatif belum

termanfaatkan dengan baik. Salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah

melakukan ekstraksi minyak atsirinya. Ekstraksi dengan metode distilasi menggunakan

steam basah merupakan salah satu proses ekstraksi minyak atsiri yang efisien dan

ekonomis untuk diterapkan. Permasalahan yang hendak diselesaikan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh jenis bunga terhadap rendemen minyak atsiri pada ekstraksi

minyak atsiri kamboja dengan metode distilasi menggunakan steam basah.

2. Bagaimanakah pengaruh jenis bunga terhadap kualitas (komposisi) minyak atsiri

pada ekstraksi minyak atsiri kamboja dengan metode distilasi menggunakan steam

basah.

3. Berapakah koefisien perpindahan massa minyak atsiri kamboja pada proses ekstraksi

dengan metode distilasi menggunakan steam basah.

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan berbagai pertimbangan yang diuraiakan pada pendahuluan di atas,

penelitian ini diarahkan untuk mempelajari evaluasi kuantitatif, evaluasi kualitatif, dan

koefisien perpindahan massa pada proses ekstraksi minyak atsiri kamboja dengan

metode distilasi menggunakan steam, sehingga penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi tentang:

1. Jenis bunga yang memberikan rendemen tinggi pada proses ektraksi minyak atsiri

kamboja dengan metode distilasi menggunakan steam basah.

2. Jenis bunga yang memberikan komposisi jenis minyak atsiri dengan kualitas yang

baik pada proses ektraksi minyak atsiri kamboja dengan metode distilasi

menggunakan steam basah.

3. Koefisien perpindahan massa minyak atsiri pada proses ektraksi minyak atsiri

kamboja dengan metode distilasi menggunakan steam basah.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

3

4. Keluaran Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber data kimia yang

diperlukan bagi para peneliti khususnya peneliti di bidang teknologi sumber alam

terbarukan dan teknologi minyak atsiri.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Minyak Atsiri Kamboja

Kamboja atau kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dengan

bentuk pohon yang kecil, daun yang jarang namun tebal, dan bunga yang harum sangat

khas. Kamboja merupakan salah satu marga Plumeria, dengan klasifikasi yang lebih

detail sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Plumeria Tourn. ex L.

Spesies : Plumeria Tourn. ex L.

Plumeria alba

Plumeria inodora

Plumeria obtusa

Plumeria pudica

Plumeria rubra (dikenal juga sebagai Plumeria acuminata and

Plumeria acutifolia)

Plumeria stenopetala

Plumeria stenophylla

Beberapa spesies kamboja yang relatif banyak ditemukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Kamboja memiliki mahkota berwarna putih hingga merah keunguan dan berjumlah

biasanya lima helai.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

5

Gambar 1. Bunga kamboja

Kamboja merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.

Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), seorang

botani asal Perancis. Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias di luar

rumah. Bunga kamboja mengandung minyak atsiri yang mengandung senyawa geraniol

yang dapat mengusir nyamuk, sitronelol dan linalool yang memberi efek relaksasi dan

mengurangi stres. Minyak atsiri disebut essential oils, berasal dari kata Latin quinta

essentia (= unsur kelima = sari suatu benda), yaitu suatu cairan yang tak larut dalam air,

berbau wangi (dengan tingkat keharuman yang bergantung sumber dan komposisinya,

bervariasi mulai dari lembut/halus sampai segak-menyengat) dan diperoleh dari

tumbuh-tumbuhan (Sastrohamidjojo, 2004). Tumbuh-tumbuhan yang relatif sering

diteliti minyak atsirinya antara lain kayu manis, adas, kenanga (Megawati dan Pandu,

2012), sereh dapur (Ain dkk., 2011). Senyawa-senyawa kimia penyusun atsiri umumnya

terdiri atas hidrokarbon-hidrokarbon dari golongan terpen dan/atau turunan-turunanya

yang beroksigen (oxygenated terpens), seperti aldehid, alkohol, ester, eter, dan keton

(Guenther, 1990). Terdapat beberapa yang komponen kuncinya adalah senyawa organik

beroksigen bukan turunan terpen (yaitu turunan beroksigen dari hidrokarbon alifatik

non-terpen dan/atau hidrokarbon aromatik/berinti-benzen) (Silva, 1995).

Geraniol merupakan salah satu jenis minyak atsiri, yang merupakan gabungan

dari senyawa monoterpenoid dan alkohol, dengan rumus kimia C10H18O, adapun

struktur kimianya dapat dilihat pada Gambar 2. Senyawa kimia ini berwarna putih

kekuningan, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam senyawa organik lain, seperti

alkohol dan heksan. Pada industri parfum, senyawa ini sering digunakan sebagai

campuran karena baunya yang khas. Senyawa geraniol juga banyak ditemukan pada

minyak atsiri bunga mawar, kayu manis, lemon, dan jenis buah-buahan yang lain.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

6

Selain pada industry parfum, senyawa atsiri ini juga sering ditambahkan pada ramuan

tembakau untuk rokok dan minuman kemasan.

Gambar 2. Struktur kimia geraniol

.

Sitronelol merupakan senyawa atsiri yang memiliki 2 enantiomer yang terbentuk

secara alami (Fessenden dan Fessenden, 1997) dengan rumus kimia C10H20O (Gambar

3). Senyawa atsiri ini banyak ditemukan dalam minyak mawar (18 – 55%). Selain pada

industry parfum, minyak sitronelol juga dimanfaatkan pada industry farmasi sebagai

lotion penangkal gigitan nyamuk. Senyawa atsiri ini memiliki titik didih tinggi, sekitar

225 oC, sehingga tergolong sulit menguap, maka aman jika dimanfaatkan pada

lingkungan terbuka.

Gambar 3. Struktur kimia Sitronelol

Linalool juga merupakan senyawa kimia yang secara alami mempunyai 2 bentuk

enentiomer (Gambar 4). Senyawa ini memiliki rumus molekul C10H18O. Atsiri ini

banyak ditemukan dari berbagai jenis bunga, seperti melati, kenanga, dan lavender, juga

beberapa jenis jamur. Senyawa linalool sering dimanfaatkan pada industry parfum dan

farmasi. Senyawa ini dapat dipakai sebagai aditif pada zat pembersih, seperti pada

sabun, detejen, shampoo, dan lotion pembersih badan. Linalool juga sebagai senyawa

intermediet yang sengaja diturunkan pada pembentukan vitamin E dan anti kanker (Ewi

Page 15: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

7

dan hibamoto, 2007). Nakamura (2009) pernah melakukan penelitian manfaat linalool

dalam menyeimbangkan kerja syaraf untuk mengurangi stress.

Gambar 4. Struktur kimia linalool

2. Ekstraksi Minyak Atsiri

Beberapa metode produksi minyak atsiri yang dapat diterapkan tergantung pada

jenis bahan baku (Guenther, 1990), diantaranya:

a) Pengempaan atau pemerahan (expression), sering diterapkan untuk kulit buah

yang relatif tebal (utk aneka minyak atsiri dari kulit-buah jeruk).

b) Ekstraksi :

dengan lemak dingin (enfleurage, cold maceration);

dengan lemak panas (hot maceration);

dengan pelarut (organik) mudah menguap, untuk minyak atsiri dari bunga-

bunga yang ‘rapuh’.

c) Distilasi kukus, yang paling penting dan luas penerapannya.

Ada tiga cara pelaksanaan distilasi kukus, yaitu distilasi air, distilasi air-kukus

(steam basah), dan distilasi kukus kering (steam kering) (Sastrohamidjojo, 2004).

Distilasi dengan air memerlukan peralatannya paling sederhana dan paling banyak

diterapkan. Pada distilasi dengan air ini, bahan baku direbus dalam air mendidih,

kemudian uap yang terbentuk dilewatkan pendingin dan embunan yang terbentuk

berupa minyak atsiri. Sementara itu, pada distilasi dengan steam basah bahan nabati

sumber minyak tak banyak berkontak dengan air. Bahan nabati tersebut diletakkan di

atas saringan yang ditempatkan di atas air mendidih. Jadi, bahan baku hanya berkontak

dengan uap air yang langsung terbentuk dari reaktor. Pada distilasi steam kering, bahan

Page 16: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

8

)(

.

0

00

mB

mmB

WW

WxWx

baku berkontak dengan steam yang diproduksi dari luar reaktor. Steam yang berkontak

dengan bahan baku ini relatif kering. Steam dapat dipasok ke dalam reaktor distilasi

sebagai steam berkalor lebih (superheated steam). Distilasi jenis ini membutuhkan

peralatan lebih banyak dan harga lebih mahal.

3. Koefisien Perpindahan Massa Minyak Atsiri pada Distilasi dengan Steam

Basah

Kadar minyak di dalam bunga setiap saat ketika proses ekstraksi berlangsung

dapat ditemukan dengan mengamati jumlah minyak terambil pada berbagai waktu, dan

dapat dihitung dengan menurunkan persamaan neraca massa, yaitu:

(1)

Sementara itu, persamaan kesetimbangan yang terjadi antara minyak-air dapat

dituliskan sebagai berikut:

b. Untuk fase air

(2)

karena air murni, maka xa = 1, sehingga persamaan (2) menjadi:

(3)

c. Untuk fase minyak

(4)

karena minyak murni, maka xm = 1, sehingga persamaan (4) menjadi:

(5)

Ta

o

aa PyPx ..

T

o

aa

P

Py

Tm

o

mm PyPx ..

T

o

ma

P

Py

Page 17: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

9

d. Untuk fase uap

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Persamaan (10) menunjukkan hubungan mm dan ma mengikuti persamaan garis

lurus dengan gradient m

m

y

y

1. Data hasil percobaan, berupa mm dam ma diplot

sehingga membentuk garis lurus, yang menggambarkan hubungan mm dan ma, sehingga

besarnya ym dapat dihitung. Masing-masing nilai tersebut disubstitusi pada persamaan

(5) untuk mendapatkan besarnya tekanan uap minyak murni. Kecepatan perpindahan

massa antara fase (Kya), dari fase cair ke fase uap didekati dengan persamaan:

(11)

dengan, dt

dm

mN m

B

A .1

dan T

G

m PyP . , maka:

(12)

Metode curve-fitting dapat dipakai untuk menyelesaikan persamaan (12), didahulu

dengan proses optimasi terhadap parameter dan Kya. Nilai-nalai dan Kya yang

dipilih yang memberikan nilai ralat rerata yang paling kecil.

1 ma yy

am

mm

mm

my

mmamm mymym ..

ammm mymy ..1

a

m

mm m

y

ym .

1

G

m

o

myA PPaKN ..

T

o

myBm PyPaKm

dt

dm....

Page 18: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

10

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian meliputi variabel bebas dan variabel terikat sebagai

berikut.

Variabel Bebas. Jenis bunga kamboja, yaitu kamboja putih, kuning, dan merah.

Variabel Terikat. Sebagai variabel terikat adalah rendemen minyak atsiri (%

berat minyak atsiri/berat kamboja kering) diukur dengan gravimetri, kadar air

minyak atsiri (% berat air/berat minyak atsiri) diukur dengan gravimetri,

densitas minyak atsiri diukur dengan piknometer, komposisi minyak atsiri

diukur dengan GC-MS (Gas Chromathography-Mass Spectrometry)

(Underwood dan Day, 2002).

2. Model Penelitian

Penelitian ini adalah suatu penelitian eksperimental yang dilaksanakan 4 tahap,

yaitu: persiapan alat dengan melakukan modifikasi panci presto sebagai reaktor distilasi,

persiapan bahan dengan mengumpulkan bunga kamboja, melakukan percobaan dan

analisis hasil percobaan, serta melakukan perhitungan koefisien perpindahan massa

minyak atsiri pada distilasi dengan steam basah.

Tahap 1 (Persiapan alat)

Pada tahap ini disiapkan peralatan yang akan dipakai, yaitu melakukan

modifikasi panci presto yang akan digunakan sebagai reaktor distilasi. Modifikasi

diperlukan untuk memasang pipa yang dilengkapi dengan kran. Pipa ini digunakan

untuk mengalirkan minyak atsiri yang keluar dari reaktor, serta melewatkannya menuju

pendingin. Modifikasi juga dilakukan untuk memasang manometer, dengan tujuan

mengukur tekanan dalam reactor (Gambar 5). Pengaturan tekanan dilakukan untuk

menjaga supaya over pressure tidak terjadi. Hal ini akan mengakibatkan minyak atsiri

mengalami kerusakan dan over design terhadap tebal dinding reaktor.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

11

Gambar 5. Peralatan ekstraktor minyak atsiri

dengan metode distilasi menggunakan steam basah (1: water area, 2: simplisia area, 3: heater, 4:

condenser, 5: vapour valve, 6: beuret)

Tahap 2 (Persiapan bahan baku)

Pada tahap ini dipersiapkan bunga kamboja yang masih segar dan langsung

diproses. Ketiga jenis bunga kamboja diharapkan dapat dikumpulkan pada rentang

waktu yang sesuai dengan jadwal penelitian. Masing-masing jenis bunga dianalisis

kadar minyak atsirinya dengan cara standart, yaitu dengan metode soklet menggunakan

pelarut heksan selama 20 siklus. Disusul kemudian menguapkan pelarut supaya

diperoleh minyak atsiri murni.

Tahap 3 (Pelaksanaan penelitian dan analisis)

1. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan pada jenis bunga kamboja yang terkumpul dengan kondisi

dan jumlah yang cukup. Selama distilasi berlangsung, tidak boleh ada kebocoran pada

pipa uap minyak atsiri dan pada buret hasil penampungan minyak atsiri. Sebelum

melakukan distilasi untuk jenis bunga kamboja berbeda, reaktor di-flushing dengan air

sampai bersih.

2. Analisis hasil minyak atsiri

Beberapa analisis hasil minyak atsiri akan dilakukan sendiri, yaitu rendemen,

kadar air, dan berat jenis minyak atsiri, sedangkan analisis komposisi minyak atsiri akan

dianalisiskan di laboratorium FMIPA Kimia-UGM. Analisis rendemen didahuli dengan

melakukan analisis kadar minyak atsiri bahan baku dengan cara standart, yaitu bahan

baku diekstrak dengan soklet menggunakan pelarut heksan. Ekstraksi ini dilakukan

T

I

P

I

PC

C

F

I 5 4

6 2

1

3

Page 20: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

12

selama 20 siklus, disusul kemudian dengan menguapkan pelarut sampai habis, sehingga

didapatkan minyak atsiri kamboja. Minyak atsiri yang menempel pada labu langsung

ditimbang, hasilnya merupakan berat minyak atsiri yang didapatkan. Nilai yang

diperoleh ini merupakan nilai kadar awal minyak atsiri kamboja.

Analisis kadar air minyak atsiri dilakukan dengan menempatkan minyak atsiri

dalam cawan porselen, kemudian memanaskannya dalam oven bertekanan vakum, pada

suhu 85 oC, sampai berat minyak atsiri konstan. Hal ini berarti, air yang terkandung

dalam minyak atsiri sudah menguap. Pengurangan berat yang terjadi menandakan kadar

air yang terdapat dalam minyak atsiri mula-mula. Sementara itu, analisis berat jenis

minyak kamboja dilakukan dengan piknometer.

Tahap 4 (Perhitungan koefisien perpindahan massa minyak atsiri kamboja pada

distilasi dengan steam basah)

Tahap ini merupakan tahap pengolahan data untuk kepentingan perhitungan

design perlatan reactor distilasi jika produksi minyak atsiri kamboja akan di-scaled up.

Perhitungan dilakukan berdasar penurunan rumus pada landasan teori, dengan metode

persamaan empiris dan curve-fitting, akan dicari parameter-parameter perpindahan

massanya, yaitu B dan Kya. Persamaan empiris yang digunakan dituliskan sebagai

berikut:

(13)

Jika = Z, maka persamaan 13 dapat disederhanakan

menjadi:

(14)

Nilai dapat diasumsikan seperti persamaan (15) dan disubstitusikan ke persamaan

(14) menjadi persamaan (16).

(15)

(16)

Page 21: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

13

Persamaan (16) dapat diselesaikan dengan cara regresi linear logaritma sebagai berikut:

(17)

Nilai-nilai dan didapatkan masing-masing sebagai nilai gradien dan intersep.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

14

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1. Ekstraksi kamboja dengan n-Heksan (analisis rendemen)

Hasil analisis rendemen minyak atsiri kamboja pada masing-masing jenis

kamboja menunjukkan bahwa jenis bunga sangat mempengaruhi jumlah minyak atsiri

yang dihasilkan dengan metode ektraksi dengan distilasi dengan steam basah.Adapun

nilai rendemen yang didapatkan adalah kamboja kuning (4,457%), kamboja putih

(2,908%), dan dari kamboja merah (2,763%). Berarti kndungan minyak atsiri kamboja

kuning lebih banyak daripada kamboja putih dan merah. Aroma yang dikeluarkan oleh

kamboja kuning memang lebih harum dan tajam.

2. Ekstraksi kamboja dengan steam basah

Hasil percobaan ekstraksi untuk minyak kamboja yang dipilih dengan cara

distilasi steam basah ternyata menhasilkan rendemen sangat kecil (+ 0,34 % untuk

kamboja kuning). Rendemen yang sangat kecil ini tidak dapat memberikan data yang

akurat pada berbagai waktu selama distilasi dijalankan, sehingga perhitungan parameter

tekanan uap dan koefisien perpindahan massa tidak dapat dilakukan. Tujuan mengetahui

parameter tersebut dilakukan dengan memakai bahan baku bunga lain yang memiliki

komponen kimia hamper mirip, dalam hal ini dipilih bungan kenanga (Megawati dan

Saputra, 2012). Hasilnya menunjukkan bawa selama ekstraksi berlangsung, minyak

atsiri kengan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Kadar minyak atsiri dalam

distilat yang diperoleh setiap tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa jumlah minyak

semakin banyak, dengan tingkat pertambahan yang juga meningkat, tetapi pada saat

tertentu tingkat bertambahannya menurun sehingga jumlah minyak dalam distilat mulai

konstan. Pada suatu diagram ekstraksi, titik dimana jumlah minyak mulai konstan

disebut titik kritis, yang berarti koefisien perpindahan massanya mulai menurun. Hal ini

dapat dilihat jelas pada Gambar 6.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

15

Tabel 1: Jumlah air dan minyak atsiri dalam distilat

time, min water essential oil

volume, mL mass, g mole volume, mL mass, g Mole

0 0 0 0 0 0 0

15 42 42 2 0 0 0

30 72 72 4 0.30 0.27078 0.00165

45 117 117 7 0.40 0.36104 0.00220

60 177 177 10 0.50 0.45130 0.00275

75 252 252 14 0.70 0.63182 0.00385

90 342 342 19 0.90 0.81234 0.00495

105 447 447 25 1.10 0.99286 0.00605

120 567 567 32 1.30 1.17338 0.00715

135 702 702 39 1.50 1.35390 0.00826

150 852 852 47 1.70 1.53442 0.00936

165 1017 1017 57 1.80 1.62468 0.00991

180 1197 1197 67 1.90 1.71494 0.01046

195 1392 1392 77 1.95 1.76007 0.01073

210 1602 1602 89 2.00 1.80520 0.01101

225 1827 1827 102 2.05 1.85033 0.01128

240 2067 2067 115 2.10 1.89546 0.01156

255 2322 2322 129 2.15 1.94059 0.01183

270 2592 2592 144 2.20 1.98572 0.01211

285 2877 2877 160 2.25 2.03085 0.01238

300 3177 3177 177 2.30 2.07598 0.01266

Gambar 6. Air dan minyak dalam distilat dan bunga

Page 24: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

16

Formula neraca massa pada tinjauan pustaka diterapkan untuk menghitung jumlah

minyak dalam bunga yang belum terekstraksi pada berbagai waktu. Hasil perhitungan

dapat dilihat pada Tabel 2. Bila diplot antara jumlah minyak dan air dalam distilat

seperti Gambar 7 dapat dihitung besar tekanan uap minyak atsirinya. Gradien garis lurus

yang didapatkan kira-kira 2,6.10-6, hal ini menunjukkan bahwa fraksi minyak dan

tekanan uap minyak atsiri masing-masing sebesar 0,00026 dan 0,152 mmHg. Nilai

koefisien perpindahan masaa ( ) dapat dihitung dengan cara regresi linear

dengan ln (Z), yang mana Kya merupakan nilai gradient yang didapat. Nilai koefisien

transfer massa minyak atsiri yang ditemukan sekitar 2,52 x 10-6 mol/g.menit.mmHg.

Tabel 2: Fraksi minyak dalam bunga

time,

min

oil fraction in

flower (x)

0 0.013240

15 0.013240

30 0.012349

45 0.012051

60 0.011753

75 0.011157

90 0.010561

105 0.009963

120 0.009365

135 0.008767

150 0.008167

165 0.007867

180 0.007567

195 0.007417

210 0.007266

225 0.007116

240 0.006966

255 0.006815

270 0.006665

285 0.006515

300 0.006364

315 0.006364

Page 25: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

17

Gambar 7. Regresi linear antara mol minyak dan air dalam distilat

3. Ekstraksi kamboja dengan n-Heksan (analisis komposisi)

Analisis komposisi dalam minyak atsiri pada ketiga jenis kamboja yang

dilakukan dengan metode GC-MS dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10. Sementara

itu, senyawa-senyawa kimia penyusun minyak atsiri dapat dilihat pada Tabel 3, 4, dan

5. Adapun minyak atsiri kamboja hasil ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 8. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja kuning

Page 26: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

18

Gambar 9. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja putih

Gambar 10. Analisis GC-MS minyak atsiri kamboja merah

Page 27: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

19

Tabel 3. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja kuning

No Component %

1 P-Xylene 0.490

2 alpha-pinene 0.59

3 Dodecane 3.85

4 Tridecane 0.5

5 Hexadecane 5.07

6 Heptadecane 5.62

7 Nonadecane 3.77

8 Octadecane 21.24

9 Docosane 0.37

10 11b-ethanol 0.810

11 Butanoic acid 3.340

12 Octacosane 4.020

13 1-Octanol 0.340

14 Geranyl butyrate 1.420

15 Heptacosane 19.850

16 Tricosane 1.45

17 2-phenylethyl nonanoate 4.300

18 Pentatriacontane 0.540

19 Trans-geraniol 2.640

20 delta-dodecaloctone 2.260

21 Tetracosane 2.07

22 1-eicosanol 3.720

23 2-hexyl octanol 0.750

24 Nonacosane 10.960

99.970

Page 28: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

20

Tabel 4. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja putih

No Component %

1 Dodecanol 0.22

2 Dodecane 1.6

3 Octacosane 6.07

4 Octane 0.03

5 Tridecane 1.32

6 Eugenol 0.26

7 Decane 0.16

8 Heptadecane 7.36

9 Dodecanoid acid 0.34

10 Hexadecane 2.97

11 Octadecane 2.59

12 Tetradecanoid acid 2.31

13 Iso-buthyl laurate 0.25

14 Valleral 0.3

15 Nonadecane 0.3

16 Methyl propionate 0.31

17 Hexadecanoid acid 4.8

18 Nonadecane 7.54

19 Docosane 9.91

20 Octadecanoid acid 4.39

21 Butanoid acid 0.48

22 Nonacosane 20.75

23 Propanediol 0.22

24 Benzenedicarboxylic acid 0.4

25 Tetracosane 1.7

26 Caryophyllene oxide 6.01

27 Hexanoid acid 0.61

28 Tetratetracontane 2.66

29 Persicol 0.95

30 Farnesol 0.39

31 Octadecanol 3.87

32 Globulol 1.47

33 Nonadecene 0.02

34 Propenyl decanoate 0.3

35 Epoxynaphthalene 3.16

36 Tetratetracontane 4.01

100.03

Page 29: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

21

Tabel 5. Senyawa-senyawa kimia dalam minyak atsiri kamboja merah

No Component % No Component %

1 Dodecanol 0.22 21 Butanoid acid 0.48

2 Dodecane 1.6 22 Nonacosane 20.75

3 Octacosane 6.07 23 Octadecanoid acid 0.52

4 Octane 0.03 24 Propanediol 0.22

5 Tridecane 1.32 25 Ocatdecoid acid 0.69

6 Eugenol 0.26 26 Benzenedicarboxylic acid 0.4

7 Decane 0.16 27 Tetracosane 1.7

8 Heptadecane 7.36 28 Caryophyllene oxide 6.01

9 Dodecanoid acid 0.34 29 Hexanoid acid 0.61

10 Hexadecane 2.97 30 Tetratetracontane 6.67

11 Octadecane 2.59 31 Persicol 0.95

12 Tetradecanoid acid 0.59 32 Farnesol 0.39

13 Iso-buthyl laurate 0.25 33 Octadecanoid acid 0.26

14 Valleral 0.3 34 Octadecanol 3.87

15 Nonadecane 7.84 35 Globulol 1.47

16 Methyl propionate 0.31 36 Octadecanicl acid 1.29

17 Hexadecanoid acid 1.78 37 Nonadecene 0.02

18 Docosane 9.91 38 Tetradecanoic acid 1.72

19 Octadecanoid acid 0.65 39 Propenyl decanoate 0.3

20 Octadecanoid acid 0.98 40 Epoxynaphthalene 3.16

21

41 Hexadecanoid acid 3.02

22

100.03

Gambar 11. Minyak atsiri kamboja kuning

Page 30: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

22

Gambar 12. Minyak Atsiri Kamboja Putih

Gambar 13. Minyak Atsiri Kamboja Merah

Hasil analisis GC-MS juga menunjukkan bahwa masing-masing minyak atsiri

kamboja memiliki komponen kimia yang berbeda-beda. Senyawa kimia golongan

alkohol diantaranya geraniol (2,64%), farnesol (8,61%), dan oktadekanol (3,87%),

masing-masing dalam kamboja kuning, putih, dan merah. Adapun senyawa golongan

alkana diantaranya oktadekana sebesar 21,24% (kamboja kuning), nonadekana (7,54%

pada kamboja putih dan 7,84% pada kamboja merah).

Page 31: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

23

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini dapat dituliskan

sebagai berikut:

1. Rendemen minyak atsiri kamboja sangat dipengaruhi oleh jenis bunga, berikut

merupakan nilai rendemen untuk 3 jenis kamboja; kamboja kuning (4,457%),

kamboja putih (2,908%), dan dari kamboja merah (2,763%).

2. Nilai-nilai parameter untuk tekanan uap dan koefisien perpindahan massa minyak

atsiri pada ekstraksi dengan metode distilasi steam basah dapat didekati untuk bunga

kenanga, yaitu tekanan uap 0,152 mmHg dan koefisien perpindahan massa 2,52.10-6

mol/g.menit.mmHg.

3. Komposisi minyak atsiri kamboja juga relatif dipengaruhi oleh jenis bunga, senyawa

kimia golongan alkohol diantaranya geraniol (2,64%), farnesol (8,61%), dan

oktadekanol (3,87%), masing-masing dalam kamboja kuning, putih, dan merah.

Adapun senyawa golongan alkana diantaranya oktadekana sebesar 21,24%

(kamboja kuning), nonadekana (7,54% pada kamboja putih dan 7,84% pada

kamboja merah).

Saran

Beberapa saran berikut akan dapat diterapkan untuk memperbaiki dan

menindaklanjuti penelitian ekstraksi kamboja:

1. Pengaruh pengeringan terhadap rendemen minyak atsiri perlu diketahui. Jika

pengeringan tidak memberikan pengaruh maka sebaiknya sebelum ekstraksi

kamboja dikeringkan dahulu. Hal ini akan meningkatkan jumlah minyak atsiri

dalam fase uap sehingga didapatkan data yang cukup untuk perhitungan parameter

perpindahan massanya.

2. Pengaruh pemotongan bunga sebelum diekstraksi juga perlu diteliti. Bunga yang

dipotong kecil-kecil dapat melepas minyak atsiri lebih banyak ketika dipotong tetapi

juga menambah luas area kontak dengan uap air panas, sehingga kecepatan terbawa

uap air semakin banyak. Kejadian yang saling berkebalikan ini perlu dioptimasi

lebih teliti.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

24

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. H., dan Fessenden J. S., 1997, “Kimia Organik Jilid 2”, a.b.:

Pudjaatmaka, A. H., Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, hlm 421-422

Guenther, E., 1990, “Minyak Atsiri Jilid IV A”, a.b.: Ketaren, R. S., UI Press, Jakarta,

hlm 92-130.

Megawati dan Pandu, 2012. Ekstraksi Minyak Kenanga (Cananga oil) dengan Metode

Water dan Steam Distillation. Prosiding Seminar Nasional Kimia III Bervisi

SETS: (Science, Environment, Technology and Society) bagi Kemajuan

Pendidikan dan Industri, HKI Jateng, Semarang.

Megawati dan Saputra, S. W. D, 2012. A combination of water-steam distillation and

solvent extraction of Cananga odorata essential oil. International Organization of

Scientific Research, IOSR, 2 (10) 05-12.

Nakamura, Akio, Fujiwara, S., Matsumoto, I., Abe, K., 2009. Stress Repression in

Restrained Rats by (R)-(−)-Linalool Inhalation and Gene Expression Profiling of

Their Whole Blood Cells. The Journal of Agriculture and Food Chemistry, ACS

57 (12) 5480–5485.

Nur Ain A.H., Farah Diyana M.H. dan Zaibunnisa A.H. 2011. Encapsulation of

Lemongrass (Cymbopogon citratus) Oleoresin with β-Cyclodextrin: Phase

Solubility Study and Its Characterisation. Makalah disajikan dalam 2nd

International Conference on Biotechnology and Food Science, IPCBEE vol.7

(2011) © (2011) IACSIT Press, Singapore.

Rejeki, S., 2011. Bunga Kamboja Pengusir Nyamuk. New York: John Wiley and Sons,

inc, 42-46

Sastrohamidjojo, H., 2004, “ Kimia Minyak Atsiri”, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta, hlm 65-115.

Silva, K.T De. 1995. A Manual on The Essential Oil Industry. United Nations lndustrial

Development Organization, Vienna, Austria.

Underwood, A.L., dan Day, R. A., 2002, “Analisis Kimia Kuantitatif”, edisi keenam,

a.b.: Sopyan, I., Erlangga, Jakarta, hlm 487-489.

Wei, A. and Shibamoto, T., 2007. Antioxidant Activities and Volatile Constituents of

Various Essential Oils. J. Agric. Food Chem. 55, 1737-1742.

Anonim. 2012. Kamboja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja (15 Mei 2012).

Page 33: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

25

LAMPIRAN

1. Dokumen Penelitian

Gambar L1. Ekstraksi minyak atsiri kamboja dengan pelarut n-heksana

Gambar L2. Ekstrak minyak atsiri kamboja

Page 34: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

26

Gambar L3. Evaporasi pelarut

Page 35: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

27

2. Personalia Ketua dan Anggota Peneliti

Ketua Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Megawati, S.T., M.T. P

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural -

4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19721106 2006042001

5 NIDN 0006117203

6 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 06 November 1972

7 Alamat Rumah Kampoeng Harmoni, H-6, Mapagan, Ungaran

8 Nomor Telepon/Faks/HP 081328767550

9 Alamat Kantor Gd E1 Lt.2 Prodi Teknik Kimia FT UNNES

Kampus Sekaran-Gunungpati Semarang 50229

10 Nomor Telepon/Faks (024) 8508101-8508009 ext.114

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang telah dihasilkan S1=0, S2=0, S3=0

13 Mata Kuliah yg diampu 1.Teknologi Pengolahan Sumber Alam

Terbarukan

2. Kimia Terapan

3. Perancangan Proses

4. Teknik Produk

Page 36: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

28

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama PT ITS UGM UGM

Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Kimia

Tahun Masuk-

Lulus

1991-1996 2002-2004 2007-2011

Judul Skripsi/Tesis Pembuatan Kopi

Instan dengan cara

Ekstraksi

Oksidasi Ferri

Sulfat menjadi

Ferro Sulfat

dengan Katalis

Asam Phosfat

Kinetika

Hidrolisis

Lignoselulosa

dengan Asam

Sulfat dalam

rangka Produksi

Etanol

Nama

Pembimbing/Promo

tor

Ir. Hanafi Ir. Hary Sulistyo,

SU., Ph. D n Dr.

Ir. Sarto, M.Sc

Prof. Ir.

Wahyudi Budi

Sediawan, SU.,

Ph.D n Ir. Hary

Sulistyo, SU.,

Ph. D. n

Muslikhin

Hidayat, S.T.,

M.T., Ph.D

Page 37: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

29

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Juta Rp)

1. 2009 Hidrolisis Polisakarida Jenis

Lignoselulosa dari Sampah

Kotadengan Asam Sulfat Ebncer pada

Kondisi Non-Isotermal dalam rangka

Produksi Etanol

DIKTI 47

2 2010 Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan

Reaksi Pada Reaksi Hidrolisis

Lignoselulosa Dari Tongkol Jagung

Dengan Asam Encer Pada Kondisi

Non-Isotermal

DIPA UNNES 7

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Juta Rp)

1. 2011 Pemanfaatan Enceng Gondok Menjadi

Media Tanam Jamur Tiram Putih Sebagai

Pengganti Grajen Kayu Di Lingkungan

Kelurahan Kaligawe Kecamatan

Gayamsari Kota Semarang

DIPA UNNES 4

Page 38: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

30

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1. Etanol dari Lignoselulosa:

Reaksi Hidrolisisdan

Fermentasi

5/1/2007 Profesional

2 Kinetika reaksi hidrolisis

ranting kering dengan asam

encer pada kondisi non-

isotermis

12/4/2009 Reaktor

3 Pseudo-homogeneous kinetic

of dilute-acid hydrolysis of

rice husk for ethanol

production

6/1/2010 International

Journal of

Engineering

and Applied

Science

4 Kinetic of sequential reaction

of hydrolysis and sugar

degradation of rice husk in

ethanol production: effect of

catalyst concentration

102/2/2011 Bioresource

Technology

Page 39: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

31

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5

Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1. International conference

biofuel Toward a sustainable

biofuel industry

Hydrolysis of

lignocellulosic waste

for ethanol production

Desember 2007

– IPB

2 Seminar Teknik Kimia Kinetika Reaksi

Hidrolisis

Lignoselulosa dengan

Asam Encer

januari 2008-

Kejuangan UPN

Yogyakarta

3 Seminar Teknik Kimia

SoebardjoBrotohardjono VI

Kinetika Reaksi

Hidrolisis

Lignoselulosa dari

Sampah Organik

Perkotaan dengan

AsamEncer pada

Kondisi Non-isotermis

Juni 2009-UPN

Surabaya

4 International Conference

Biotechnology and

Bioengineering

Pseudo-homogeneous

kinetic of dilute-acid

hydrolysis of rice husk

for ethanol production

Mei 2010-Tokyo

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya

Peran dalam penelitian ini: • mengkoordinir semua kegiatan penelitian,

• merancang pelaksanaan penelitian,

• mengambil dan mengolah data-data penelitian,

• membuat laporan penelitian dan artikel.

Semarang, 03 Desember 2012

Pengusul,

Dr. Megawati, S.T., M.T.

NIP 19721106 2006042001

Page 40: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

32

Anggota Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Astrilia Damayanti, S.T., M.T. P

2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural Kepala Laboratorium Teknik Kimia Unnes

4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 197309082006042001

5 NIDN 0008097306

6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 8 September 1973

7 Alamat Rumah Jl. Durian Selatan I/3 Srondol Wetan

Semarang 50263

8 Nomor Telepon/Faks/HP 024-7471641/ 081325866973

9 Alamat Kantor Gd E1 Lt.2 Prodi Teknik Kimia FT UNNES

Kampus Sekaran-Gunungpati Semarang 50229

10 Nomor Telepon/Faks (024) 8508101-8508009 ext.114

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang telah dihasilkan S1=0, S2=0, S3=0

13 Mata Kuliah yg diampu 1.Teknologi Pengolahan Sumber Alam

Terbarukan

2. Termodinamika Teknik Kimia

3. Komputasi Teknik Kimia

4. Transportasi Fluida

5. Perpindahan Panas

Page 41: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

33

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama PT UNDIP ITB -

Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia

Tahun Masuk- Lulus 1991-1996 2002-2005

Judul Skripsi/Tesis Prarancangan Pabrik Asetaldehid

Proses Dehidrogenasi Ethyl

Alkohol Kapasitas Produksi 60.000

Ton/Tahun

Karakterisasi Sel

Tunam Oksida Padat

Nama Pembimbing Ir.C.Sri Budiyati dan Ir. Danny

Soetrisnanto, M.Eng

Dr. Isdiriayani Nurdin

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Juta Rp)

1. 2009 Kualitas Refined-Glyserin Hasil

Samping Reaksi Transesterifikasi

Minyak Sawit Dengan Menggunakan

Variasi Katalis

DIPA UNNES 6

2 2010 Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan

Reaksi Pada Reaksi Hidrolisis

Lignoselulosa Dari Tongkol Jagung

Dengan Asam Encer Pada Kondisi

Non-Isotermal

DIPA UNNES 7

3 2010 Sintesis Aditif Octane Booster Dari

Minyak Biji Karet Melalui Proses

Perengkahan Katalitik

DP2M Dikti 70

4 2011 Studi Kinetika:Metil

Ester(Biosolar)Dari Minyak Biji Labu

Kuning Dan Uji Performanya Pada

Mesin Diesel

DIPA UNNES 13

Page 42: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

34

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Juta Rp)

1. 2009 Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang

Menjadi Biokerosin Sebagai Upaya

Mengatasi Kelangkaan Minyak Tanah

dan LPG di Pedesaan

DIPA UNNES 3,25

2. 2009 Revitalisasi Posyandu Melalui

Pemberian Keterampilan Pengolahan

Abon Lele Sebagai Upaya

Peningkatan Gizi Balita di Kelurahan

Gemah Kecamatan Pedurungan Kota

Semarang

DIPA UNNES 3,25

3 2010 Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah

Tangga Menjadi Briket Arang Sebagai

Upaya Pengganti Minyak Tanah Dan

Gas Di Lingkungan Rw II Kelurahan

Gemah Kecamatan Pedurungan Kota

Semarang

DIPA UNNES 4

4 2010 Penerapan Teknologi Pemurnian

Minyak Atsiri Daun Cengkeh

Kasar(Crude Oil) menjadi Minyak

Murni (Purified Oil) Sebagai Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Para

pengrajin Minyak Atsiri di Wilayah

Kec. Ungaran Barat Kab.Semarang

DIPA UNNES 4,5

5 2011 Pemanfaatan Enceng Gondok Menjadi

Media Tanam Jamur Tiram Putih Sebagai

Pengganti Grajen Kayu Di Lingkungan

Kelurahan Kaligawe Kecamatan

Gayamsari Kota Semarang

DIPA UNNES 4

Page 43: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

35

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1. Sel Tunam (Fuel Cell) Sebagai

Salah Satu Sumber

Pembangkit Energi Listrik

Alternatif

5/1/2007 Profesional

2 Hidrogen Sebagai Bahan

Bakar Yang Terbarukan

2/1/2008 Profesional

3 Kualitas Refined-Glyserin

Hasil Samping Reaksi

Transesterifikasi Minyak

Sawit Dengan Menggunakan

Variasi Katalis

2/1/2010 Kompetensi

Teknik

4 Pengaruh Suhu Terhadap

Kecepatan Reaksi Pada Reaksi

Hidrolisis Lignoselulosa Dari

Tongkol Jagung Dengan Asam

Encer Pada Kondisi Non-

Isotermal

2/2/2011 Kompetensi

Teknik

5 Pengolahan Sampah Daun

Kering Menjadi Briket Arang

Sebagai Bahan Bakar

Alternatif

1/9/2011 Rekayasa

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Peran dalam penelitian ini :

• merancang pelaksanaan penelitian,

• mengolah data-data penelitian,

• menyusun artikel ilmiah

Semarang, 03 Desember 2012

Pengusul,

Astrilia Damayanti,, S.T., M.T.

NIP 197309082006042001

Page 44: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

36

3. Surat Kontrak Penelitian

Page 45: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

37

Page 46: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

38

Page 47: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

39

Page 48: LAPORAN PENELITIAN FT UNNES

40