laporan pendahuluan paod

Upload: ina-karania-widhi

Post on 30-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1. DefinisiPAOD (Perifer Arterial Occlusive Disease) atau bisa jua disebut PAD ( Perifer Arterial Disease) adalah penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan trombus (biasanya terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar timbulnya atherosklerosis). Ketika kondisi ini muncul maka akan terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah yang dapat menimbulkan penurunan tekanan perfusi ke area distal dan laju darah. Studi menunjukkan bahwa kondisi atherosklerosis kronik pada tungkai bawah yang menghasilkan lesi stenosis. Mekanisme dan proses hemodinamik yng terjadi pada PAOD sangat mirio dengan yang terjadi pada penyakit arteri koroner.Tempat tersering terjadinya PAOD adalah daerah tungkai bawah. Sirkulasi pada tungkai bawah berasal dari arteri femoralis yang merupakan lanjutan dari arteri eksternal iliaka. Pecabangan utama dari arteri femoralis adalah arteri femoralis distal (yang biasanya dimaksudkan sebagai sreri femoralis superfisial) yang berlanjut k bagian bawah tungkai dan menjadi arteri popliteal tepat diatas lutut. Dua arteri utama pada akhir popliteal arteri adalah arteri posterior dan anterior tibial yang menyuplai darah kebagian bawah tungkai dan kaki. Berikut adalah gambar vaskularisasi tungkai:

2. EtiologiPenyebab dari oklusi arteri perifer adalah adanya stenosis (penyempitan) pada arteri yang dapat disebabkan oleh reaksi atherosklerosis atau reaksi inflamasi pembuluh darah yang menyebabkan lumen menyempit.Faktor resiko dari penyakit oklusi arteri perifer adalah1. Merokok2. Diet tinggi lemak atau kolesterol3. Stress4. Riwayat penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke5. Obesitas6. Diabetes7. Rheumatoid arthritis

3. Tanda GejalaTanda gejala utama adalah nyeri pada area yang mnegalami penyempitan pembuluh darah. Tanda gejala awal adalah nyeri (klaudikasi) dan sensasi lelah pada oto yang terpengaruh. Karena pada umumnya penyakit ini terjadi pada kaki makan sensasi terasa saat berjalan. Gejala mungkin menghilang saat beristirahat. Saat penyakit bertambah buruk gejala ungkin terjadi saat aktivitas fisik ringan bahkan setiap saat meskipun beristirahat.Pada tahap yang parah kaki dan tungkai akan menjadi dingin dan kebas. Kulit akan menjadi kering dan bersisik bahkan saat terkena luka kecil dapat terjadi ulcer karena tanpa suplai darah yang baik maka proses penyembuhan luka tidak akan berjalan dengan baik.Pada fase yang paling parah saat pembuluh darah tersumbat dengan akan dapat terbentuk gangren pada area yang kekurangan sulplai darah.Pada beberapa kasus penyakit vaskular perifer terjadi secara mendadak hal ini terjadi saat ada emboli yang menyumbat pembuluh darah. Pasien akan mengalami nyeri yang tajam diikuti hilangnya sensari di area yang kekurangan suplai darah. Tungkai akan menjadi dingin dan kebas serta terjadi perubahan warna menjadi kebiruan.4. Klasifikasi

5. PatofisiologiPatofisiologi Penyakit Arteri Perifer Pada DiabetesDiabetes dan Inflamasi Vaskuler Inflamasi telah menjadi petanda resiko bahkan faktor resiko penyakit aterotrombosis termasuk PAD. Diabetes mellitus meningkatkan proses pembentukan ateroma. Terdapat peningkatan kadar histamin pada plasma dan sel pada pasien diabetes dengan PAD sehingga dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas endotel. Akibatnya, migrasi limfosit T ke dalam tunika intima serta sekresi dan aktivasi sitokin meningkat. Monosit/makrofag menelan molekullow-density lipoprotein (LDL) yang teroksidasi yang kemudian berubah menjadi sel busa dimana akumulasi dari sel ini akan membentuk fatty streakyang merupakan prekursor dari ateroma. Plak ateroma akan menjadi tidak stabil oleh karena sel endotel pada pasien diabetes ini mengeluarkan sitokin yang menghambat produksi kolagen oleh sel otot polos pembuluh darah. Selain itu metalloproteinase juga dikeluarkan oleh sel-sel inflamasi ini dimana zat ini dapat menghancurkan kolagenfibrous cap plak ateroma sehingga meningkatkan kecenderungan untuk terjadinya ruptur plak dan pembentukan trombus (Rader, 2000; Beckmann, 2002; Hansson, 2005).Kelainan fungsi sel endotel dan otot polos pembuluh darah serta adanya kecenderungan terjadinya trombosis memberikan dampak terhadap kejadian aterosklerosis dan komplikasinya. Oleh karena posisi anatomis yang strategis antara dinding pembuluh darah dengan aliran darah, sel endotel dapat mengatur fungsi dan 4 struktur pembuluh darah. Pada keadaan normal, banyak zat aktif disintesis dan dilepaskan oleh sel endotel untuk mempertahankan homeostasis pembuluh darah sehingga dapat mempertahankan aliran darah serta nutrisi ke jaringan sekaligus mencegah terjadinya trombosis dan diapedesis leukosit (Kinlay, 2001).

Patofisiologi Penyakit Arteri Perifer Pada Diet Tinggi Lemak Dan KolesterolKadar asam lemak bebas dalam sirkulasi meningkat pada diabetes oleh karena pelepasannya yang berlebihan dari jaringan lemak dan penurunan uptake oleh otot rangka. Asam lemak bebas dapat mengganggu fungsi endotel melalui beberapa mekanisme meliputi peningkatan produksi radikal bebas oksigen, aktivasi PKC dan eksaserbasi dislipidemia. Peningkatan kadar asam lemak bebas mengaktivasi PKC dan menurunkan aktivitas insulin receptor. Organ hati memberikan respon terhadap kadar asam lemak bebas dengan cara meningkatkan produksi VLDL dan sintesis kolesterol ester. Hal ini meningkatkan produksi protein yang kaya trigliserida dan penurunan klirens oleh lipoprotein lipase menyebabkan keadaan hipertrigliseridemia yang sering didapatkan pada pasien diabetes. Kadar trigliserida yang tinggi menurunkan kadar HDL dengan cara meningkatkan transport kolesterol dari HDL ke VLDL. Kelainan ini mengubah morfologi LDL dimana hal ini meningkatkan jumlah small dense LDL yang lebih aterogenik. Keadaan hipertrigliseridemia dan rendahnya kadar HDL ini dikatakan berhubungan dengan terjadinya disfungsi endotel (Boden, 1999).

Patofisiologi Penyakit Arteri Perifer Pada Rokok

6. Pemeriksaan diagnostik1. Ankle Brachial IndeksABI adalah uji noninvasif untuk diagnosis penyakit arteri perifer yang dapat dilakukan oleh perawat. Cara mnegukurnya adalah dengan mengukur denyut pertama yang dihitung sebagai sistolik dari arteri brachialis dan arteri pada ankle yaitu dorsalis pedis menggunakan manset dan doppler. Masing masing diukur 3 kali kemudian hasil pengukuran diinterpretasikan.Cara mengkalkulasi ABI adalah a) sistolik arteri dorsalis pedis atau posterior tibial tertinggi dibagi dengan sitolik arteri brachialis kemudian diinterpretasikan sesuai tabel b) berikut adalah tabel interpretasi hasil pengikuran ABI

2. Toe-Brachial Index (TBI) TBI juga merupakan suatu pemeriksaan noninvasif yang dilakukan pada pasien diabetes dengan PAD khususnya pada pasien yang mengalami kalsifikasi pada pembuluh darah ekstremitas bawah yang menyebabkan arteri tidak dapat tertekan dengan menggunakan teknik tradisional (ABI, indeks ABI > 1,30) sehingga pemeriksaan ini lebih terpercaya sebagai indikator PAD dibandingkan ABI. Nilai TBI yang 0,75 dikatakan normal atau tidak terdapat stenosis arteri (Brooks et al, 2001). 3. Pemeriksaan laboratorium dievaluasi kondisi hidrasi, kadar oksigen darah, fungsi ginjal, fungsi jantung dan kerusakan otot. 4. Diperiksa foto torak untuk melihat kardiomegali,5. Hematokrit untuk melihat polisitemia, 6. Analisa urine untuk melihat protein dan pigmen untuk melihat mioglobin di urine. 7. Creatinine phosphokinase untuk menilai nekrosis.8. Ultrasonografi abdomen untuk mencari aneurisma aorta abdominal. 9. Arteriografi dapat mengetahui dengan jelas tempat sumbatan dan penyempitan.

7. Penatalaksanaan.Algoritme evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan penyakit arteri perifer.

Penatalaksanaan Penyakit Arteri Perifer.

Faktor risiko kardiovaskularberatnya klaudikasi

Evaluasi : hemoglobin, serum kreatinin, Treadmill Merokok, profil lipid, hipertensi, diabetes, Hemostasis, kadar homosistein, LDL

Latihan berjalan dengan pengawasan, farmakoterapi.

Modifikasi faktor risiko :Diabetes, ( A1c