laporan pendahuluan mobilitas.doc

13
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HAMBATAN FISIK MOBILITAS A. PENGERTIAN Hambatan mobilitas fisik adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan immobile. Hambatan mobilitas di tempat tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak di tempat tidur. Hambatan berjalan adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami pembatasan dalam berjalan. Hambatan mobilitas dengan kursi roda adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kesulitan dan keamanan mobilitas dengan kursi roda. Hambatan kemampuan berpindah dari/ke kursi roda adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kesulitan dalam berpindah ke dan dari kursi roda. B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Hambatan Mobilitas Fisik 1. Patofisiologis Berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat : (Gangguan neuromuskular) Perubahan autoimun (misal : sklerosis multipel, artritis)

Upload: yan-ghayut

Post on 26-Oct-2015

1.078 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KDM

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN HAMBATAN FISIK MOBILITAS

A. PENGERTIAN

Hambatan mobilitas fisik adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau

berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan immobile.

Hambatan mobilitas di tempat tidur adalah keadaan ketika individu mengalami

atau berisiko mengalami keterbatasan gerak di tempat tidur.

Hambatan berjalan adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko

mengalami pembatasan dalam berjalan.

Hambatan mobilitas dengan kursi roda adalah keadaan ketika individu mengalami

atau berisiko mengalami kesulitan dan keamanan mobilitas dengan kursi roda.

Hambatan kemampuan berpindah dari/ke kursi roda adalah keadaan ketika

individu mengalami atau berisiko mengalami kesulitan dalam berpindah ke dan dari kursi

roda.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Hambatan Mobilitas Fisik

1. Patofisiologis

Berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat :

(Gangguan neuromuskular)

Perubahan autoimun (misal : sklerosis multipel, artritis)

Penyakit sistem persarafan (misal : parkinsonisme, miastenia gravis)

Distrofi otot

Paralisis parsial atau total (misal : cedera medula spinalis, stroke)

Tumor sistem saraf pusat

Peningkatan tekanan intrakranial

Defisit sensori

(Kerusakan muskuloskeletal)

Fraktur

Penyakit jaringan ikat (sistemik lupus entematosus)

Berhubungan dengan edema (peningkatan cairan sinovial)

2. Tindakan yang Berhubungan

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

Berhubungan dengan alat eksternal (gips atau bebat, brace, slang IV).

Berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi

dengan (misal : prostesis, kruk, walker).

3. Situasional (Personal, Lingkungan)

Berhubungan dengan keletihan, penurunan motivasi, nyeri

4. Maturasional

Anak-anak

Berhubungan dengan gaya berjalan abnormal sekunder akibat :

Defisiensi rangka kongenital

Osteomelitis

Displasia pinggul kongenital

Penyakit Legg-Calve-Perthes

Lansia

Berhubungan dengan penurunan ketangkasan motorik atau kelemahan otot.

C. DATA MAYOR DAN DATA MINOR

1. Hambatan Mobilitas Fisik

Data Mayor

Penurunan kemampuan untuk bergerak dengan sengaja dalam lingkungan

(misal : mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi).

Keterbatasan rentang gerak.

Data Minor

Pembatasan pergerakan yang dipaksakan.

Enggan untuk bergerak.

2. Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur

Hambatan kemampuan untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lain.

Hambatan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi duduk atau

duduk menjadi telentang.

Hambatan kemampuan mengubah posisi sendiri di tempat tidur.

Hambatan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi telungkup atau

telungkup menjadi telentang.

Hambatan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi duduk

memanjang atau duduk memanjang menjadi telentang.

3. Hambatan Berjalan

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

Hambatan kemampuan untuk menaiki tangga.

Hambatan kemampuan untuk berjalan jauh.

Hambatan kemampuan untuk berjalan memanjat.

Hambatan kemampuan untuk berjalan pada permukaan tidak rata.

Hambatan kemampuan utuk meniti tepi jalan.

4. Hambatan Mobilitas dengan Kursi Roda

Hambatan kemampuan untuk mengoperasikan kursi roda manual atau listrik

pada permukaan rata dan tidak rata.

Hambatan kemampuan untuk mengoperasikan kursi roda manual atau listrik

pada jalan menanjak.

Hambatan kemampuan untuk mengoperasikan kursi roda pada tepi jalan.

5. Hambatan Kemampuan Berpindah dari/ke Kursi Roda

Hambatan kemampuan untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi dan kursi ke

tempat tidur.

Hambatan kemampuan untuk berpindah naik atau turun dari toilet atau

commode.

Hambatan kemampuan untuk berpindah masuk atau keluar dari tub atau

shower.

Hambatan kemampuan untuk berpindah antara-tingkatan yang tidak rata.

Hambatan kemampuan untuk berpindah dari kursi ke mobil atau mobil ke kursi.

Hambatan kemampuan untuk berpindah dari kursi turun ke lantai atau dari

lantai naik ke kursi roda.

Hambatan kemampuan untuk berpindah dari berdiri ke lantai atau lantai ke

berdiri.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Hambatan Mobilitas Fisik

2. Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur

3. Hambatan Berjalan

4. Hambatan Mobilitas dengan Kursi Roda

5. Hambatan Kemampuan Berpindah dari/ke Kursi Roda

E. INTERVENSI GENERIK

Hambatan Mobilitas Fisik

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

1. Rujuk pada Sindrom Disuse untuk intervensi pencegahan komplikasi imobilitas.

2. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada anggota gerak yang

sehat sedikitnya empat kali sehari.

a. Lakukan latihan rentang gerak pasif pada anggota gerak yang sakit.

Lakukan dengan perlahan.

Sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi.

b. Secara bertahap lanjukan rentang gerak aktif untuk aktivitas fungsional.

3. Posisi dalam kesejajaran tubuh untuk mencegah komplikasi

a. Gunakan papan kaki.

b. Hindari berbaring atau duduk dengan posisi yang sama dalam waktu lama.

c. Ubah posisi sendi bahu setiap 2 sampai 4 jam.

d. Gunakan bantal kecil atau tanpa bantal saat dalam posisi fowler.

e. Sangga tangan dan pergelangan tangan dalam kesejajaran alamiah.

f. Jika klien dalam posisi telungkup, letakkan bantal kecil atau gulungan handuk

di bawah kurvatura lumbar atau di bawah ujung sangkar iga.

g. Letakkan trokanter gulung atau karung pasir sejajar dengan panjang pinggul

dan paha bagian atas.

h. Jika klien dalam posisi lateral, letakkan bantal untuk menyangga tungkai dari

lipatan paha sampai kaki, dan bantal untuk memfleksikan bahu dan siku : jika

diberikan sangga kaki bawah dalam posisi fleksi dorsal dengan karung pasir.

i. Gunakan bebat tangan-pergelangan tangan.

4. Beri mobilisasi progresif

a. Bantu individu mengambil posisi duduk dengan perlahan.

b. Biarkan individu menjuntaikan tungkai di samping tempat tidur selama 5 menit

sebelum mengambil posisi berdiri.

c. Batasi waktu selama 15 menit, tiga kali sehari, pertama kali turun dari tempat

tidur.

d. Tingkatkan waktu individu di luar tempat tidur sesuai toleransi dengan interval

15 menit.

e. Anjurkan untuk ambulasi, dengan atau tanpa alat bantu.

f. Jika tidak mampu berjalan, bantu individu keluar dari tempat tidur pindah ke

kursi roda atau kursi.

g. Beri dorongan ambulasi untuk berjalan singkat yang serig (sedikitnya 3 kali

sehari), dengan bantuan bila belum dapat berdiri tegap.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

h. Tingkatkan lamanya berjalan secara progresif setiap hari.

5. Amati dan ajarkan penggunaan :

Kruk

Tidak boleh ada tekanan pada aksila : harus digunakan kekuatan tangan.

Tipe gaya berjalan dengan kruk bervariasi tergantung pada diagnosis individu.

Ukur kruk 5 sampai 6,75 cm di bawah aksila, dan ujungnya 15 cm dari kaki.

Walker

Gunakan tangan yang kuat untuk menyangga kelemahan pada anggota gerak

bawah.

Gaya berjalan bervariasi sesuai masalah individu.

Kursi Roda

Latih cara berpindah.

Latih bermanuver di sekitar ruangan.

Prostese

Balut puntung sebelum memasang prostese.

Pasang prostese.

Prinsip perawatan puntung.

Pentingnya membersihkan puntung, menjaganya tetap kering, dan memasang

prostese hanya saat puntung kering.

Sling

Kaji ketepatan pemasangan : sling harus kendur di sekitar leher dan ahrus

menyangga siku dari pergelangan di atas setinggi letak jantung.

Lepaskan sling untuk melakukan latihan rentang gerak.

Balutan Ace

Amati posisi yang tepat.

Pasang dengan tekanan yang sebanding, balut dari distal ke arah proksimal.

Amati adanya bunching (bagian yang kendur).

Amati tanda iritasi kulit, (kemerahan, ulserasi) atau keketatan (kompresi).

Balut ulang Balutan Ace dua kali sehari, atau sesuai pesanan, kecuali jika

terdapat kontraindikasi (misal : jika balutan adalah balutan kompresi

pascaoperasi, penksa pesanan dokter).

6. Ajarkan kewaspadaan keamanan

a. Lindungi daerah yang mengalami penurunan sensasi dari panas atau dingin

yang berlebihan.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

b. Latihan jatuh dan bagaimana untuk bangun dari jatuh ketika pindah tempat atau

bergerak.

c. Untuk penurunan persepsi ekstremitas bawah (”kelalaian” pascacedera

serebrovaskular [CSV]), beri tahu individu untuk memeriksa dimana anggota

gerak harus diletakkan ketika mengganti posisi atau sedang berjalan melewati

pintu : dan periksalah untuk memastikan bahwa kedua sepatu telah terikat

dengan baik, bahwa tungkai yang sakit telah dibalut dengan trouser, dan celana

yang digunakan tidak terseret.

d. Instruksikan pada individu yang sudah nyaman menggunakan kursi kursi roda

untuk melakukan posisi pindah dan mengangkat bokong selama 15 menit untuk

menghilangkan tekanan : manuver berpegangan, di tempat landai, tempat

mendaki, dan di sekitar perobatan : dan kunci kursi roda sebelum berpindah.

7. Dorong penggunaan lengan yang sakit jika memungkinkan

a. Dorong individu untuk menggunakan lengan yang sakit untuk aktivitas

perawatan diri (misal : makan, berpakaian, menyisir rambut).

b. Untuk kelalaian pasca-CS/ anggota gerak atas lihat juga kelalaian unilateral.

c. Instruksikan individu untuk menggunakan lengan yang tidak sakit untuk

melatih bagian yang sakit.

d. Gunakan peralatan adaptif untuk meningkatkan penggunaan lengan

Manset universal untuk makan pada individu yang mempunyai kontrol

buruk untuk kedua lengan dan tangan.

Pegangan yang besar atau diberi bantalan untuk membantu individu dengan

keterampilan motorik halus yang buruk.

Tempat cuci dengan pinggiran yang tinggi untuk mencegah makanan yang

jatuh.

Cangkir dengan sedotan untuk menahan piring di tempatnya dan

mencegahnya terpeleset.

Lakukan mandi air hangat untuk mengurangi kekakuan tubuh pada pagi hari

dan memperbaiki mobilitas.

8. Minta individu untuk memperagakan :

a. Latihan penguatan

b. Latihan rentang gerak

c. Merawat alat adaptif

d. Tindakan kewaspadaan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur

Rujuk ke ”Hambatan Mobilitas Fisik”.

Hambatan Berjalan

1. Jelaskan bahwa ambulasi aman adalah gerakan komplet yang melibatkan sistem

muskuloskeletal, neurologis dan kardiovaskuler, serta faktor kognitif seperti mental

dan orientasi.

2. Bila individu didekondisi, diperlukan program progresif ; konsul dengan ahli terapi

fisik untuk evaluasi dan rencana.

3. Pastikan bahwa alat bantu ambulasi digunakan dengan tepat dan aman (misal :

tongkat, walker, kruk).

a. Menggunakan sepatu yang tepat ukuran dan kuat.

b. Dapat ambulasi menanjak, di permukaan tidak rata, dan tangga naik dan turun.

c. Menyadar bahaya (misal : lantai basah berantakan).

4. Beri mobilisasi progresif bila diindikasikan :

a. Bantu individu untuk posisi duduk dengan perlahan.

b. Biarkan individu menggantungkan kaki di tepi tempat tidur selama beberapa

menit sebelum berdiri.

c. Batasi waktu sampai 15 menit, tiga kali sehari, beberapa menit pertama saat

turun tempat tidur.

d. Tingkatkan waktu individu untuk turun dari tempat tidur, sesuai toleransi,

dengan peningkatan waktu 15 menit.

e. Lanjutkan ambulasi dengan atau tana alat bantu.

f. Bila klien tidak dapat berjalan, bantu turun dari temapt tidur ke kursi roda atau

kursi.

g. Dorong ambulasi untuk jalan angkat dan sering (sedikitnya tiga kali sehari)

dengan bantuan bila tidak mantap.

h. Tingkatkan jarak berjalan secara progresif setiap hari.

5. Evaluasi respons terhadap ambulasi rujuk ke intoleran aktivitas.

Hambatan Mobilitas dengan Kursi Roda

1. Tentukan faktor yang mempengaruhi penggunaan kursi roda yang tepat :

Pengetahuan

Kekuatan

Mental

2. Konsul dengan ahli terapi fisik bila latihan penguatan diindikasikan.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

3. Ajarkan teknik pemindahan.

Beban berat badan

Beban bukan berat badan

4. Minta individu menunjukkan teknik dan evaluasi keefektifan dan keamanannya.

Hambatan Kemampuan Berpindah dari/ke Kursi Roda

1. Jelaskan bahwa berpindah yang aman adalah gerakan lengkap yang melibatkan

sistem muskuloskeletal, neurologis, dan kardiovaskuler serta faktor kognitif seperti

mental dan orientasi.

2. Bila individu didekondisikan, diperlukan program latihan progresif : konsul dengan

ahli terapi fisik untuk evaluasi dan rencana.

3. Jelaskan bahwa pasien harus selalu berpindah ke arah sisi yang tidak sakit.

4. Tentukan apakah alat bantu diperlukan (misal : sabuk berjalan dengan pegangan,

lift mekanis, kursi pemindahan).

5. Konsul dengan ahli terapi fisik untuk menentukan seberapa bantuan yang

diperlukan :

a. Tidak memerlukan bantuan.

b. Memerlukan hanya petunjuk verbal.

c. Dukungan praktisi bila bantuan tambahan diperlukan.

d. Memerlukan bantuan fisik.

e. Memerlukan alat mekanis untuk melakukan berpindah (misal : lift).

6. Beritahu bahwa kemampuan dapat berfluktuasi dan untuk meminta bantuan dalam

upaya mencegah cedera.

F. KRITERIA EVALUASI

Hambatan Mobilitas Fisik

1. Memperlihatkan penggunaan alat-alat adaptif untuk meningkatkan mobilitas.

2. Menggunakan tindakan pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan cedera.

3. Menguraikan rasional intervensi.

4. Menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Hambatan Berjalan

1. Menunjukkan mobilitas yang aman.

2. Menggunakan alat bantu dengan tepat.

Hambatan Mobilitas dengan Kursi Roda

1. Menunjukkan penggunaan kursi roda yang aman.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS.doc

2. Menunjukan pemindahan ke kursi roda dengan aman.

Hambatan Kemampuan Berpindah dari/ke Kursi Roda

1. Mengidentifikasi kapan bantuan diperlukan.

2. Menunjukkan kemampuan untuk berpindah di berbagai situasi (misal : toilet,

tempat tidur, mobil, kursi, tangga).

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi : 10. Jakarta :

EGC.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek Mahasiswa

Mengetahui,

Pembimbing Akademik