laporan pendahuluan isos.docx

32
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG SADEWA, RS. GRHASIA YOGYAKARTA PUTRI RIZKA DEWI LINDA 2412020 PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: yuliani-gunawan

Post on 20-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

DI RUANG SADEWA, RS. GRHASIA

YOGYAKARTA

PUTRI RIZKA DEWI LINDA

2412020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHMAD YANI

YOGYAKARTA

2012

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda Tangan

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

(.....................................................) (..................................................)

Nama & Tanda Tangan

Mahasiswa

( Putri Rizka Dewi Linda )

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

A. DEFINISI

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena

orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ).

Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan

sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien

mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina

hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan

orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang

lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial

budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi

Anna Kelliat, 2006).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang

lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993)

Isolasi sosial adalah keadaan dimana indifidu atau kelompok mengalami atau

merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

orang lain tetapi tidak mampu membuat kontak.

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami indifidu karna orang

lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam.

Isolasi sosial adalah percobaan menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain.

B. FAKTOR PREDISPOSISI

Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri

adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri

dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang

kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

GejalaKlinis :

a) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

c) Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

d) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

e) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan

yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

C. FAKTOR PRESIPITASI

a.    Faktor eksternal :

stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial

budaya ( keluarga.

b.    Faktor Internal :

stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan

disertaiakibatketerbatasan kemampuan m’atasinya

D. POHON MASALAH

Resiko Perubahan Sensori-persepsi : Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri core problem

        Gangguan Konsep Diri :  HarGa diri rendah

( Budi Anna Keliat, 1999)

 

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

E. TANDA DAN GEJALA

Menurut Townsend, M.C (1998:152-153) & Carpenito,L.J (1998: 382) isolasi

sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:

Data subjektif :

a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan

b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki

Data objektif

a. Tampak menyendiri dalam ruangan

b. Tidak berkomunikasi, menarik diri

c. Tidak melakukan kontak mata

d. Tampak sedih, afek datar

e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu

f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan

perkembangan usianya

g. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya

h. Kurang aktivitas fisik dan verbal

i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi

j. Mengekspresikan perasaan kesepiandan penolakan di wajahnya

F. AKIBAT YANG DITIMBULKAN

Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan

persepsi sensorihalusinasi (Townsend, M.C, 1998 : 156). Perubahan persepsi

sensori halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus

eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti

melihat bayangan atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada

(Johnson, B.S, 1995:421). Menurut Maramis (1998:119) halusinasi adalah

pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera, di mana orang tersebut

sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat disebabkan oleh psikotik, gangguan

fungsional, organik atau histerik.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya

stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,

pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum

adalah halusinasi pendengaran danhalusinasi pendengaran (Boyd, M.A & Nihart,

M.A, 1998: 303; Rawlins, R.P & Heacock, P.E, 1988 : 198). Menurut Carpenito, L.J

(1998: 363) perubahan persepsi sensorihalusinasi merupakan keadaan dimana

individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam

jumlah, pola atau intepretasi stimulus yang datang. Sedangkan menurut pendapat

lain halusinasi merupakan persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa adanya

stimulus eksternal, yang dibedakan dari distorsi dan ilusi yang merupakan kekeliruan

persepsi terhadap stimulus yang nyata dan pasien mengganggaphalusinasi sebagai

suatu yang nyata (Kusuma, W, 1997 : 284). Menurut Carpenito, L.J (1998: 363) ;

Townsend, M.C (1998: 156); dan Stuart, G.W & Sundeen, S.J (1998: 328-329)

perubahan persepsi sensori halusinasi sering ditandai dengan adanya:

Datasubjektif:

a. Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat

b. Tidak mampu memecahkan masalah

c. Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara atau melihat

bayangan)

d. Mengeluh cemas dan khawatir

Data objektif:

a. Apatis dan cenderung menarik diri

b. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang berhenti

berbicara seolah-olah mendengarkan sesuatu

c. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara

d. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai

e. Gerakan mata yang cepat

f. Pikiran yang berubah-rubah dan konsentrasi rendah

g. Respons-respons yang tidak sesuai (tidak mampu berespons terhadap petunjuk

yangkompleks.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak

tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan

dimana arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2

elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan

kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung

25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak

menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.

Indikasi :

a) Depresi mayor

(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada

perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat

badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.

(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan

respon membaik pada ECT.

(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan

antidepresan atau klien tidak dapat menerima antidepresan.

b) Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain

atau terapi lain berbahaya bagi klien.

c) Skizofrenia

Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi

bermanfaat pada skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.

Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan

bagian penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini

meliputi: memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan

yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya, memotivasi

klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap

ramah, sopan dan jujur kepada klien.

Terapi Okupasi

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi

seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih

dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan

harga diri seseorang.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:

a) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Pengertian : TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai

masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).

Tujuan : Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain

serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. (Keliat,

2004 : hal.3).

Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan

isolasi sosial adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk

melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien.

Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal,

kelompok dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).

b) Prinsip Perawatan Isolasi Sosial

Psikoterapeutik

1) Bina hubungan saling percaya

2) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama

perawat pada waktu interaksi dan tujuan.

3) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama

klien, untuk menunjukan penghargaan yang tulus.

4) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi

klien tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang

tidak berkepentingan.

c) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka

1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai

istilah yang sederhana.

2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan

perawat.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas

dan teratur.

4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien

untuk mengungkapkan perasaannya.

d) Kenal dan dukung kelebihan klien

Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa

digunakan klien, cara menceritakan perasaannya kepada orang lain yang

terdekat/dipercaya.

(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.

(2) Dukung koping klien yang konstruktif.

(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.

e) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal

(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal

terapi.

(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.

(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.

(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara

bertahap.

(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

f) Pendidikan kesehatan

1) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain

kata-kata seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga

atau bermain musik.

2) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik

diri.

3) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan

hubungan dengan klien.

4) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam

kegiatan di masyarakat.

g) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

1) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat

melaksanakan secara mandiri.

2) Bimbing klien berpakaian yang rapi.

3) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan

hiburan seperti majalah, surat kabar, radio dan televisi.

4) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

h) Lingkungan terapeutik

1) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun

orang lain di lingkungan.

2) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka

waktu yang lama.

3) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di

ruangan.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi

2. Isolasi Sosial : menarik diri

No Diagnosa TUM TUK

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

1 Resiko perubahan

persepsi - sensori :

halusinasi

Klien dapat

berinteraksi

dengan orang lain

sehingga tidak

terjadi halusinasi

jadwal 11. Klien dapat membina hubungan

saling percaya 

Rasional : Hubungan saling percaya

merupakan landasan utama untuk

hubungan selanjutnya

Tindakan:

1.1 Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik

dengan sapa klien dengan

ramah baik verbal maupun

non verbal

perkenalkan diri dengan

sopan

tanyakan nama lengkap klien

dan nama panggilan yang

disukai

jelaskan tujuan pertemuan

jujur dan menepati janji

tunjukkan sikap empati dan

menerima klien apa adanya

berikan perhatian kepada

klien dan perhatian

kebutuhan dasar klien

2. dapat menyebutkan penyebab

menarik diri

Rasional : Memberi kesempatan

untuk mengungkapkan

perasaannya dapat membantu

mengurangi stres dan penyebab

perasaaan menarik diri

Tindakan 

Kaji pengetahuan klien tentang

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

perilaku menarik diri dan tanda-

tandanya

Beri kesempatan kepada klien

untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri atau mau

bergaul

Diskusikan bersama klien

tentang perilaku menarik diri,

tanda-tanda serta penyebab yang

muncul

Berikan pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat menyebutkan

keuntungan berhubungan

dengan orang lain dan kerugian

tidak berhubungan dengan orang

lain.

Rasional :

• Untuk mengetahui keuntungan

dari bergaul dengan orang lain.

• Untuk mengetahui akibat yang

dirasakan setelah menarik diri.

Tindakan :

1. Kaji pengetahuan klien

tentang manfaat dan keuntungan

berhubungan dengan orang lain

1. Beri kesempatan kepada klien

untuk mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan

berhubungan dengan prang lain

2. Diskusikan bersama klien

tentang manfaat berhubungan

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

dengan orang lain

3. Beri reinforcement positif

terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan

berhubungan dengan orang lain

2. Kaji pengetahuan klien

tentang kerugian bila tidak

berhubungan dengan orang lain

1. Beri kesempatan kepada klien

untuk mengungkapkan perasaan

dengan orang lain

2. Diskusikan bersama klien

tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

3. Beri reinforcement positif

terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial

Rasional :

• Mengeksplorasi perasaan klien

terhadap perilaku menarik diri

yang biasa dilakukan.

• Untuk mengetahui perilaku

menarik diria dilakukan dan

dengan bantuan perawat bisa

membedakan perilaku

konstruktif dan destruktif.

Tindakan

1. Kaji kemampuan klien membina

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

hubungan dengan orang lain

2. Dorong dan bantu kien untuk

berhubungan dengan orang lain

melalui tahap :

• K – P

• K – P – P lain

• K – P – P lain – K lain

• K – Kel/ Klp/ Masy

1. Beri reinforcement positif

terhadap keberhasilan yang telah

dicapai

2. Bantu klien untuk mengevaluasi

manfaat berhubungan

3. Diskusikan jadwal harian yang

dilakukan bersama klien dalam

mengisi waktu

4. Motivasi klien untuk mengikuti

kegiatan ruangan

5. Beri reinforcement positif atas

kegiatan klien dalam kegiatan

ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan

perasaannya setelah

berhubungan dengan orang

lain

Rasional : Dapat membantu

klien dalam menemukan cara

yang dapat menyelesaikan

masalah

Tindakan

1. Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya

bila berhubungan dengan

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

orang lain

2. Diskusikan dengan klien

tentang perasaan manfaat

berhubungan dengan orang

lain

3. Beri reinforcement positif

atas kemampuan klien

mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan

oranglain

6. Klien dapat memberdayakan

sistem pendukung atau

keluarga

Rasional : memberikan

penanganan bantuan terapi

melalui pengumpulan data

yang lengkap dan akurat

kondisi fisik dan non fisik

pasien serta keadaan perilaku

dan sikap keluarganya

Tindakan

1. Bina hubungan saling

percaya dengan keluarga :

• salam, perkenalan diri

• jelaskan tujuan

• buat kontrak

• eksplorasi perasaan klien

1. Diskusikan dengan anggota

keluarga tentang :

• perilaku menarik diri

• penyebab perilaku menarik

diri

• akibat yang terjadi jika

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

perilaku menarik diri tidak

ditanggapi

• cara keluarga menghadapi

klien menarik diri

3. Dorong anggota keluarga

untukmemberikan dukungan

kepada klien untuk

berkomunikasi dengan orang

lain

4. Anjurkan anggota keluarga

secara rutin dan bergantian

menjenguk klien minimal satu

kali seminggu

5. Beri reinforcement positif

positif atas hal-hal yang telah

dicapai oleh keluarga

2 Isolasi Sosial :

menarik diri

Klien dapat

berhubungan

dengan orang lain

secara optimal

1. Klien dapat membina hubungan

saling percaya

Rasional : Hubungan saling

percaya merupakan dasar untuk

kelancaran hubungan interaksi

selanjutnya

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapetutik

1. sapa klien dengan ramah baik

verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan

sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien

dan nama panggilan yang

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

disukai klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan

menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian kepada klien

dan perhatikan kebutuhan dasar

klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

Rasional : 

• Diskusikan tingkat

kemampuan klien seperti

menilai realitas, kontrol diri atau

integritas ego diperlakukan

sebagai dasar asuhan

keperawatannya.

• Reinforcement positif akan

meningkatkan harga diri klien

• Pujian yang realistik tidak

menyebabkan klien melakukan

kegiatan hanya karena ingin

mendapatkan pujian

Tindakan:

2.1. Diskusikan kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki klien

2.1. Setiap bertemu klien

hindarkan dari memberi

penilaian negatif

2.1. Utamakan memberikan

pujian yang realistic

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

3. Klien dapat menilai kemampuan

yang digunakan

Rasional : 

• Keterbukaan dan pengertian

tentang kemampuan yang

dimiliki adalah prasyarat untuk

berubah.

• Pengertian tentang kemampuan

yang dimiliki diri memotivasi

untuk tetap mempertahankan

penggunaannya

Tindakan:

1. Diskusikan dengan klien

kemampuan yang masih dapat

digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang

dapat dilanjutkan

penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan)

merencanakan kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang

dimiliki

Rasional :

• Membentuk individu yang

bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri

• Klien perlu bertindak secara

realistis dalam kehidupannya. 

• Contoh peran yang dilihat

klien akan memotivasi klien

untuk melaksanakan kegiatan

Tindakan:

1. Rencanakan bersama klien

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan

• Kegiatan mandiri

• Kegiatan dengan bantuan

sebagian

• Kegiatan yang membutuhkan

bantuan total

1. Tingkatkan kegiatan sesuai

dengan toleransi kondisi klien

2. Beri contoh cara pelaksanaan

kegiatan yang boleh klien

lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan

sesuai kondisi sakit dan

kemampuannya

Rasional : 

Memberikan kesempatan

kepada klien mandiri dapat

meningkatkan motivasi dan

harga diri klien

Reinforcement positif dapat

meningkatkan harga diri

klien

Memberikan kesempatan

kepada klien ntk tetap

melakukan kegiatan yang

bisa dilakukan

Tindakan:

1. Beri kesempatan pada klien

untuk mencoba kegiatan yang

telah direncanakan

5.2. Beri pujian atas

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan

sistem pendukung yang ada

Rasional:

• Mendorong keluarga untuk

mampu merawat klien mandiri

di rumah

• Support sistem keluarga akan

sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses

penyembuhan klien.

• Meningkatkan peran serta

keluarga dalam merawat klien di

rumah.

Tindakan:

1. Beri pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang cara

merawat klien dengan harga diri

rendah

2. Bantu keluarga memberikan

dukungan selama klien dirawat

3. Bantu keluarga menyiapkan

lingkungan di rumah

I. DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino

Gondoutomo.2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS.docx

Lipincott-RavenPublisher.1998

Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta :

FIKUI.1999

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung

: RSJP Bandung. 2000