laporan pendahuluan gemelli

24
LAPORAN PENDAHULUAN JUDUL: KEHAMILAN GANDA (GEMELLI) Oleh : Tutut Handayayani, S. Kep 1. Kasus Kehamilan Ganda atau Gemeli 2. Proses terjadinya masalah a. Pengertian Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu. Namun, dengan segala risiko tersebut yang penting, rajin berkonsultasi ke dokter dan ikuti semua saran kesehatan bagi kehamilan dan persalinan kembar untuk mencegah segala kemungkinan Wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Ada beberapa jenis kehamilan ganda, antara lain : 1) Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)

Upload: cleyz

Post on 27-Oct-2015

1.368 views

Category:

Documents


115 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Keperawatan Gemelli

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Gemelli

LAPORAN PENDAHULUAN

JUDUL: KEHAMILAN GANDA (GEMELLI)

Oleh : Tutut Handayayani, S. Kep

1. Kasus

Kehamilan Ganda atau Gemeli

2. Proses terjadinya masalah

a. Pengertian

Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan

dua janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin

pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter,

perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya

Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan

dukungan, baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar

memang beresiko terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan

tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko

yang akan ditanggung ibu. Namun, dengan segala risiko tersebut yang penting,

rajin berkonsultasi ke dokter dan ikuti semua saran kesehatan bagi kehamilan dan

persalinan kembar untuk mencegah segala kemungkinan

Wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian

khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Ada beberapa

jenis kehamilan ganda, antara lain :

1) Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)

Kembar dizigotik (dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena

zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih

dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-

sel sperma pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses ovulasi kadang-

kadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang

apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu zigot.

Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara biasa dan

berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah. Mereka dapat

memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama.

Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ

diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya keturunan

Page 2: Laporan Pendahuluan Gemelli

perempuan yang mampu menunjukkannya (karena hanya perempuan/betina

yang dapat mengatur pengeluaran sel telur). Istilah kembar dampit diberikan

bagi anak kembar dengan kelamin berbeda.

2) Kembar monozigotik atau identik (MZ)

Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan

membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot

tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio

berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung dari

tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi amnion yang sama

(dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Hasil akhir dari

proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan

terjadi, dengan uraian sebagai berikut :

- Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah

pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan

terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan

terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang

menyatu.

- Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio

akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan

chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar

diamnionik, monochorionik.

- Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah

terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan

kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik,

monochorionik.

- Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng

embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan

terbentuk kembar yang menyatu.

Lebih jauh lagi, kembar identik bukan monoamniotik dapat berbagi

plasenta yang sama (dikenal dengan monokorionik, monochorionic) atau

tidak. Semua kembar monoamniotik pasti monokorionik. Berbagi amnion

yang sama (atau amnion dan plasenta yang sama) dapat menyebabkan

komplikasi dalam kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar

Page 3: Laporan Pendahuluan Gemelli

monoamniotik dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu

penyaluran darah ke janin yang berkembang.

Kembar MZ selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah sama

(klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah satu individu.

Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-

kadang terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal

detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan

biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang

berbeda.

3) Superfekundasi

Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada

ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu

pendek. Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar

dizigotik

4) Superfetasi

Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau

beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia

belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.

b. Penyebab

Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap

kehamilan kembar yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon

gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan

menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor

lain dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel

de graf atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel.

Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika

telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio

yang kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang

lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,

herediter, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya

kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor

penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat

yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan

kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti

Page 4: Laporan Pendahuluan Gemelli

kehamilan kembar dizigot. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula

tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar

dengan 2 amnion sebelum primitive streak tampak, maka kan terjadi

kehamilan kembar denagan satu amnion. Setelah primitive streak terbentuk,

maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.

c. Patofisiologis

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati

batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan

kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat

lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet

1400gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat

plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion

yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik.

Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa

monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar

dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau

kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan

sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat.

Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar

pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester

1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan

kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal

adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan

darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih

banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.

Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional

lebih sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada

kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata.

Kadar haemoglobin. kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20

minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal,

cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung

serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan

janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama

kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan

Page 5: Laporan Pendahuluan Gemelli

berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi

akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali

berlebihan, yaitu hidramnion akut.

Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta

pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian

diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat

menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.

Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi

ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar

kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin

plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah

persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat

dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk

memungkinkan kehamilan Berbagai macam stress kehamilan serta

kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius

hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar

d. Tanda dan gejala

1) Pertumbuhan janin kembar

a) Berat badan 1 janin kehamilan kembar rata – rata 1000 gram lebih

ringan dari jenis tunggal

b) Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gram,

triplet dibawah 2000 gram, kuadriplet 1500 gram, dan quintuplet

dibawah 1000 gram

c) Berat badan masing – masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,

umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena

pembegian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang

tumbuh dari yang lainnya

d) Pada kehamilan kembar dizigotik:

Dapat terjadi janin yang satu meninggal dan janin yang lain tumbuh

sampai cukup bulan. Janin yang mati bisa diresorbsi ( Kalau pada

kehamilan muda ), atau pada kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih

yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.

e) Pada kehamilan kembar monozogotik :

Page 6: Laporan Pendahuluan Gemelli

Pembuluh darah janin yang satu beranastomis dengan janin yang

lainnya, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk

menghindari pendarahan. Karena itu janin yang satu dapat terganggu

pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus dan

kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal : pada janin

yang mendapat darah lebih banyak terjadi

hidramnion,polisitemia,oedema, dan pertumbuhan yang baik.

Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami,

dan mikrokardia, karena kurang mendapat darah.

2) Letak pada presentasi janin

Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi

kedua janin. Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin

pertama lahir, misalnya : dari letak lintang dapat berubah menjadi letak

sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presantasi dan

posisi bisa terjadi. Yang paling sering di jumpai adalah :

- Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ( 44-47%)

- Letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%)

- Keduanya presentasi bokong ( 8-10 )

- Letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%)

- Letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%)

- Dua-duanya letak lintang ( 0,2-0,6%)

- Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena

dapat terjadi kunci-mengunci ( Interlocking )

e. Diagnosis kehamilan kembar

Sedikit kehamilan kembar (kehamilan multipel) terdiagnosis pada

pertengahan pertama kehamilan kecuali dengan scanning ultrasound.

Meluasnya penggunaan pencitraan ultrasonografik telah sangat mengurangi

insidensi tidak terdeteksinya kehamilan kembar sebelum persalinan. Dengan

pemeriksaan ultrasonografi yang cermat, kantung gestasional yang terpisah

pada kehamilan kembar dapat diidentifikasi sangat dini.

Riwayat kembar, usia maternal lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu

besar pada keluarga dari pihak ibu serta riwayat pernah hamil kembar

merupakan petunjuk yang lemah, tetapi riwayat baru mendapat klomifen atau

Page 7: Laporan Pendahuluan Gemelli

gonadotropin atau kehamilan yang diperoleh dari teknologi reproduksi

dengan bantuan merupakan petunjuk yang kuat.

Pemeriksaan klinis disertai pengukuran akurat tinggi fundus

merupakan hal yang penting. Selama trimester kedua, ukuran uterus lebih

besar daripada yang diperkirakan untuk usia gestasi yang dihitung

berdasarkan data haid.

Pada pertengahan kedua, kehamilan multipel dapat diduga jika:

- Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan

dengan usia kehamilan.

- Palpasi menunjukkan kelebihan bagian janin, dan dapat

dideteksi dua bagian kepala janin. Namun secara umum, janin

kembar sulit didiagnosis dengan palpasi bagian-bagian tubuh

janin sebelum trimester ketiga. Bahkan pada tahap lanjut

kehamilan, mungkin sangat sulit mengidentifikasi kembar

dengan palpasi transabdominal, terutama apabila salah satu

kembar, terletak di atas kembar lainnya, apabila ibu gemuk,

atau apabila terdapat hidramnion.

Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk membantu

menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah:

- Bunyi Jantung Janin

Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat

dideteksi dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu

sesudahnya kita dapat mengidentifikasi dua jantung janin

apabila frekuensi keduanya jelas berbeda satu sama lain serta

dengan frekuensi denyut jantung ibu. Dengan menggunakan

stetoskop janin aural biasa, bunyi jantung janin pada kembar

dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan yang cermat pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

- Pemeriksaan Radiologis

Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya

janin multipel dapat membantu pada keadaan-keadaan tertentu

yang jarang, biasanya apabila terdapat gestasi multipel ordo

tinggi dan belum jelas berapa banyak janin yang ada. Akan

Page 8: Laporan Pendahuluan Gemelli

tetapi pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk

mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran.

- Pemeriksaan Biokimiawi

Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin, secara

rata-rata lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan

tunggal. Kembar sering terdiagnosis sewaktu dilakukan

pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein serum ibu, walaupun

pemeriksaan ini saja tidak bersifat diagnostik.

Diagnosis pasti :

Secara klinis :

- Terdapat 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung

- Terdengar 2 DJJ di tempat yang berjauhan dengan perbedaan 10

denyut permenit atau lebih.

- Sonogram dapat membuat diagnose kehamilan kembar pada triwulan

pertama

- USG atau foto roentgen :

Bayangan janin lebih dari 1 . Berdasarkan pemeriksaan USG dapat

terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion.

Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat

menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah

kantong gestasional yang terlihat

Diagnosis Differensial :

- Kehamilan tunggal dengan janin besar

- Hidramnion, adalah suatu kondisi dimana jumlah air ketuban melebihi

dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah

sebanyak antara 1 – 2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi

batas dari 2 liter yaitu antara 4 – 5 liter. Hidramnion dapat menyertai

kehamilan kembar, kadang-kadang kelainan hanya terdapat pada satu

kantong amnion, dan lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG

dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau

tidak

- Mola Hidatidosa, biasa disebut hamil anggur, adalah kelainan di dalam

kehamilan dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan

membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan

Page 9: Laporan Pendahuluan Gemelli

- Kehamilan dengan tumor ( mioma/kista ovarium )

Tidak terdengarnya dua denyut jantung pada pemeriksaan berulang,

bagian kecil dan besar yang sukar digerakkan, lokasinya yang tidak

berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal

tersebut. Dewasa ini dengan USG.

f. Pengaruh terhadap ibu dan janin

1) Terhadap Ibu

- Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan

anemia dan defisiensi zat-zat lainnya.

- Kemungkinan terjadinya hidamnion bertambah 10 kali lebih besar

- Frekuensi pre-eklamsi eklamsi lebih sering.

- Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta

terjadi udema dan varises pada tungkai dan vulva.

- Dapat terjadi inersia uteri, pendarahan post partum, dan solusio

plasenta setelah anak pertama lahir.

2) Terhadap Janin

Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada

kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada

quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi

kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi. Bila sesudah bayi

pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi kedua

tinggi. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi

angka kematian janin.

g. Penanganan

Penanganan saat kehamilan

Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu

pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap

minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat diketahui secara dini dan

penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30 minggu,

perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan

faktor predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi

pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan penambahan

volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferosus 3×100 mg

Page 10: Laporan Pendahuluan Gemelli

secara rutin perlu dilakukan. Selain zat besi dianjurkan untuk memeberikan

asam folik sebagai tambahan.

Penanganan saat persalinan

a) Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.

b) Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan

diakhiri dengan SC

c) Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan

pervaginam.

d) Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan

terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after

coming head”

e) Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau

berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat

dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir

pervaginam.

h. Komplikasi

Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut:

1) Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih

sering dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar

bagi kehamilan kembar / ganda.

2) Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong,

oblik, atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.

3) Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang

berlebihan.

4) Malformasi janin.

5) Prolaps tali pusat.

6) Hidramnion.

7) Anemia defisiensi besi pada bumil.

8) Pre eklampsia atau eklampsia.

9) Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta,

yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.

10) Perdarahan post partum.

11) Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar

dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

Page 11: Laporan Pendahuluan Gemelli

Komplikasi yang sangat jarang meliputi hal – hal berikut :

1) Kolisi (collision), yaitu persentuhan bagian – bsgisn janin kembar

dengan kembarannya sehingga mencegah penurunan janin.

2) Impaksi, perlekukan bagian janin dari salah satu kembar kedalam

permukaan kembarannya, sehingga memungkinkan penurunan

keduanya secara bersamaan.

3) Kompaksi, proses pengeluaran janin yang betul – betul bersamaan dari

kutub presentasi keduanya yang mengisi rongga pelvis sejati dan

mencegah desensus lebih lanjut keduanya.

4) Kembar terkunci (locked twins), presentasi kembar pertama bokong

dan kembar kedua puncak kepala (verteks). Ketika kembar pertama

menjalani desensus, dagunya mengenai leher dan dagu kembar kedua

diatas pintu atas panggul, dan mencegah kemajuan selanjutnya.

5) Kembar monoamniotik, angka mortalitasnya sangat tinggi, hampir 50

%, mempunyai tali pusat yang kusut dan bersimpul. (Taber, 1994)

3. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a. Anamnesa

Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam keluarga, umur

dan paritas ibu hamil juga diperhatikan. Ibu merasa bahwa perutnya lebih

besar dari semestinya kehamilan, dan pergerakan anak mungkin lebih sering

terasa. Kaji keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak napas, bengkak

kaki dan lain – lain.

b. Pemeriksaan fisik.

1) Inspeksi

Perut lebih besar dari tuanya kehamilan

2) Palpasi

Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan. Teraba 3

bagian besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan – gerakan janin

yang lebih banyak, serta teraba banyak bagian – bagian kecil

3) Auskultasi

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan

dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau sama –

sama dihitung dan berselisih 10.

Page 12: Laporan Pendahuluan Gemelli

4) Vaginal toucher

Mungkin teraba kepala yang sudah masuk kedalam rongga pinggul diatas

simphisis teraba bagian besar.

4. Diagnosis Keperawatan

a) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

meningkatnya kebutuhan nutrisi ibu dan janin.

b) Resiko tinggi injury berhubungan dengan kelahiran premature

c) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatnya

kontraksi uterus dan penambahan berat uterus.

d) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur

penatalaksanaan kehamilan kembar

e) Gangguan rasa nyaman (sesak) berhubungan dengan ekspansi paru tidak

optimal.

f) Resiko terjadi solutio plasenta berhubungan dengan kontraksi uterus dini.

g) Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan HPP:

(Haemoragic Post Partum).

5. Rencana Keperawatan

a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

meningkatnya kebutuhan nutrisi ibu dan janin.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dengan kriteria hasil BB

ibu sesuai dengan TB dan usia kehamilan, kebutuhan kalori, protein terpenuhi

Intervensi :

1) Kaji intake makanan

Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi ibu

2) Jelaskan pentingnya nutrisi kepada ibu : yaitu untuk ibu dan janin yang

dikandungnya

Rasional : Menambah daya tahan tubuh dan kelemahan fisik

3) Konsul gizi tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi klien, anjurkan

makan sedikit tapi sering

Rasional : Intake tambahan 300 kalori/hari, protein 1,5 gram/kg BB,

suplemen tablet Fe 60-1000 mg/hari memenuhi kebutuhan nutrisi.

4) Pantau BB ibu setiap kali kunjungan

Page 13: Laporan Pendahuluan Gemelli

Rasional : Mengetahui perubahan berat badan ibu dihubungkan intake

nutrisi yang adekuat

b. Resiko tinggi injury berhubungan dengan kelahiran premature

Tujuan : Tidak terjadi injury pada ibu bila terjadi kelahiran premature

Intervensi :

1) Anjurkan ibu untuk bedrest selama trimester III

Rasional : Meningkatkan perfusi uterine

2) Anjurkan ibu untuk menghindari hubungan suami istri selama

kehamilan trimester III

Rasional : Hal ini dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga bias

terjadi kelahiran premature

c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraksi

uterus dan penambahan berat uterus.

Tujuan : Ibu mampu toleransi terhadap nyeri yang dialaminya

Intervensi :

1) Anjurkan ibu untuk menggunakan sabut ibu hamil, dan tidur dengan

posisi miring kiri

Rasional : Posisi miring kiri mengurangi penekanan pada aorta dan

vena cava serta mencegah terjadinya hipertensi.

2) Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang nyaman bagi

ibu

Rasional : Membuat ibu merasa lebih nyaman

Page 14: Laporan Pendahuluan Gemelli
Page 15: Laporan Pendahuluan Gemelli

a. Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, EGC, Jakarta.

Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi:

Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2,

EGC, Jakarta.

JNPKKR-POGI .2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media

Aesculapius

Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi

& KB, EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam, 1990, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi,

EGC, Jakarta.

Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogjakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka

Sulaiman, Sastrawinata, 1979, Obstetri Patologi, UNPAD, Bandung.

Taber, Ben Zion, 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,

Ed. 2, EGC, Jakarta.

Varney, Helen, 2001, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.

Wikrojosastro, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Ed. 3, Yayasan Bina Pustaka,

Jakarta