laporan pendahuluan
DESCRIPTION
laporan pendahuluan ibu nifasTRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan kesehatan rumah atau homecare adalah suatu pelayanan
kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau
keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan
klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya
pencegahan penyakit, dan resiko kekambuhan serta rehabititasi kesehatan.
Homecare merupakan kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan
dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi
kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status
kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan
pelayanan akibat penyakit akut, kronik, atau terminal yang memburuk. Selain
itu, home care atau perawatan rumah juga merupakan lanjutan asuhan
keperawatan dari Rumah Sakit yang sudah termasuk dalam rencana
pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari
Rumah Sakit semula, perawat komunitas dimana pasien tinggal, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
Pelayanan homecare juga kepada ibu nifas, bayi baru lahir, balita dan
anak-anak. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. Bayi baru
lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada
minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi
aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus
menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan
Bayi Baru Lahir, 2000). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar
45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti
labioplato skisis), penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan
dismaturitas, imaturitas dan lain - lain.
1
Kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter,
lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997) , tetapi dapat diperbaiki
dengan pembedahan. Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada
ibu dan keluarga agar pemberian asuhan keperawatan aman dan
berkualitas dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi
terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. zRiset
menunjukkan bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua - bayi
baru lahir lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi
(Stright, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1Apa pengertian ibu nifas?
1.2.2 Apa tujuan asuhan masa nifas ?
1.2.3 Bagaimana penatalaksanaan medis ?
1.2.4 Apa pengertian bayi baru lahir?
1.2.5 Bagaimana tatalakasana bayi baru lahir?
1.2.6 Apa saja jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari asuhan keperawatan klien di rumah pada ibu dengan anak baru
lahir ini yaitu untuk membantun mengatasi masalah kesehatannya dan
membantu ibu untuk meningkatkan pengetahuan mengenai keadaan bayi baru
lahir.
1.4 Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan klien di rumah pada ibu dengan anak
baru lahir ini yaitu sebagai media pembelajaran praktik belajar lapangan yang
nantinya dibutuhkan oleh perawat untuk bekal di masyarakat.
2
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Ibu Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu (Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002). Nifas atau puerperium adalah periode
waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak
hamil. Masa ini memerlukan waktu 6 minggu. (Farrer, 2001) Adapun menurut
Bobak (2004), masa nifas adalah periode waktu setelah tahap ke tiga
persalinan dan berakhir sampai terjadi involusi uterus. Pada masa nifas
(puerperium) akan terjadi perubahan-perubahan fisiologi dan perubahan psikis.
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia
yang lamanya 6 - 8 minggu.
3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk meningkatkan
kesejahtaraan fisik dan pisikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan diagnosa dini
dan pengobatan komplikasi pada ibu, merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana
perlu, mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta meyakinkan ibu mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus,
3
imunisasi ibu terhadap tetanus dan mendorong pelaksanaan metode yang sehat
tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang
baik antara ibu dan anak (Sulistyawati, 2009).
2.3 Penatalaksanaan Medis
Menurut Moechtar Rustam (2002), perawatan pasca persalinan meliputi :
1. Keperawatan
a. Mobilisasi
Selama 6 jam pasca persalinan, ibu harus istirahat dengan posisi tidur
terlentang. Selanjutnya diperkenankan dengan posisi miring kekanan
dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboembali.
Pada hari ke dua, ibu diperbolehkan pulang. Mobilisasi mempunyai
variasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup. Sebaiknya mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein serta makanan yang banyak cairan
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi
Hendaknya Buang Air Kecil (BAK) dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang- kadang wanita mengalami sulit BAK karena sfingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi sfingter selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit BAK,
sebaiknya dilakukan katerisasi.
d. Defekasi
Buang Air Besar (BAB) dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras diberikan
obat laktasif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan
klisma.
e. Perawatan Payudara (Mammae)
4
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil agar puting susu
menjadi lemas, tidak keras dan kering. Hal ini adalah sebagai
persiapan untuk menyusui bayi. Bila bayi meninggal, laktasi harus
dihentikan dengan cara : pembalutan mammae sampai tertekan,
pemberian obat estrogen untuk supresi LH (seperti tablet lynoral dan
parlodel). Sangat dianjurkan agar ibu menyusui bayinya sendiri karena
sangat baik untuk kesehatan bayinya.
a) Cara Memperlancar ASI
ASI (Air Susu Ibu) dapat dilancarkan dengan pijat laktasi
yaitu seperti berikut :
1. Siapkan baby oil untuk memijat.
2. Lakukan pemijatan pada daerah leher, bahu, punggung dengan
teknik kupu-kupu. Hal tersebut bertujuan untuk merilekskan
ibu.
3. Selanjutnya sangga bagian bawah payudara dengan salah satu
tangan. Dengan tiga jari dari tangan yang berlawanan, buatlah
gerakan memutar sambil menekan, mulai dari pangkal
payudara dan berakhir pada area puting susu. Lakukan minimal
30 kali untuk setiap payudara.
4. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara.
Pijat mulai dari tengah, lalu menuju ke atas mengelilingi
payudara. Ketika sampai di bagian bawah payudara, angkat,
kemudian lepaskan payudara perlahan-lahan. Lakukan gerakan
ini minimal 30 kali.
5. Sangga payudara di bawah dengan salah satu tangan. Kepalkan
tangan yang lain, kemudian urutlah bagian atas payudara (dari
tepi luar payudara ke arah dalam) dengan bagian bawah tangan
yang dikepalkan (bukan dengan buku jari). Lakukan gerakan
tersebut dengan lembut, minimal 30 kali.
6. Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2
menit. Kemudian, ganti dengan waslap dingin selama 1 menit.
5
Kompres bergantian sampai 3 kali berturut-turut, dan akhiri
dengan kompres hangat
2.4 Pengertian Bayi Baru Lahir
Definisi Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. Bayi lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000
gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir
pramasa adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding
bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah
kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir
masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu
halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi
pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan
menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau
gangguan. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri
hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500- 4.000 gram. Masa
bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15
dan 30 menit setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur
2.5 Tatalaksana Bayi Baru Lahir
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
6
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
a) Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
c) Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari
a) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan
b) Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi
ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan
kesehatan.
2.6 Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
1. Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman
Asuhan Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan
asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang
sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu
kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
a) Pencegahan infeksi (PI)
b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
c) Pemotongan dan perawatan tali pusat
d) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
e) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.\
7
f) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal
di paha kiri.
g) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan.
h) Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika
dosis tunggal.
i) Pemeriksaan bayi baru lahir.
2. Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang
dilakukan bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin.
Perawatan yaitu berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara
keseluruhan.
A. Pengkajian Awal
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat
lahir dengan menggunakan nilai apgar dan melalui pemeriksaan fisik
singkat. Pengkajian nilai apgar didasarkan pada lima aspek yang
menunjukkan kondisi fisiologis neonatus yakni, denyut jantung,
dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop. Pernafasan,
dilakukan berdasarkan pengamatan gerakan dinding dada. Tonus otot
dilakukan berdasarkan derajat fleksi dan pergerakan ekstremitas.
Pergerakan iritabilitas refleks, dilakukan berdasarkan respon terhadap
tepukan halus pada telapak kaki.Warna, dideskripsikan sebagai pucat
diberi nilai 0, sianotik nilai 1, atau merah muda nilai 2. Evaluasi
dilakukan pada menit pertama dan menit kelima setelah bayi lahir.
Sedangkan pengkajian usia gestasi dilakukan dua jam pertama setelah
lahir (Bobakdkk, 2005). Pengukuran antropometri dengan
menimbang berat badan menggunakan timbangan, penilaian hasil
timbangan dengan kategori sebagai berikut, bayi normal BB 2500 -
3500 gram, bayi prematur <2500 gram dan bayi marosomia >3500
gram (Maryunani & Nurhayati, 2009)
8
B. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan
selimut diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase.
Apabila terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi
dapat dihisap melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe.
Bayi yang tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya
agar menunduk( Bobakdkk, 2005)
C. Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi ,
upayakan untuk mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres
dingin (cold stress) akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir.
Temperatur ruang sebaiknya 24˚C. Bayi baru lahir harus dikeringkan
dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah lahir, perhatikan
supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong orang
tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu,
dikeringkan, dan dibungkus dengan selimut hangat ( Bobak dkk,
2005)
D. Higiene dan Perawatan Kulit
Higiene bayi dapat terjaga dengan mandi. Mandi memiliki
beberapa tujuan yaitu membersihkan seluruh tubuh, mengobservasi
keadaan, memberi rasa nyaman, dan mensosialisasikan orang tua,
anak dan keluarga (Bobak dkk, 2005) Memandikan bayi dilakukan di
tempat yang aman, dengan suhu yang hangat (Bonny & Mila, 2003).
Menurut Helen dkk. (2007) perawatan kulit yang ditutup oleh popok
sangat penting untuk mencegah terjadinya ruam popok. Perawatan
kulit dengan menggunakan minyak telon, krim, baby oil, dan colegne
diperkenankan tetapi penggunaan bedak tabur tidak dianjurkan karena
9
dapat terhirupoleh bayi dan mengganggu jalan napas atau membuat
tersedak (Bonny & Mila,2003).
E. Pelaksanaan Imunisasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD. Langkah IMD pada persalinan normal
(partus spontan) :
a) Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar
bersalin
b) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa
menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.
c) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di
dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi
topi.
d) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan
bayi sendiri mencari puting susu ibu.
e) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku
bayi sebelum menyusu.
2.7 PATWAY
Ibu nifas dengan bayi baru lahir
Kurang terpaparnya informasi
Defisit Pegetahuan
10
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Biografi
a. Klien
Nama : An.
Tempat/Tangal Lahir : Jember, 30 oktober 2015
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Latar Belakang Budaya : Madura
Pendidikan : -
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Krajan RT 01/ RW 01 Desa
Antirogo Kec. Sumbersari
b. Keluarga
Nama : Ny. T
Tempat/Tangal Lahir : Banyuwangi , 20 Maret 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Latar Belakang Budaya : Madura
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Krajan RT 01/ RW 01 Desa
Antirogo Kec. Sumbersari
2. Keluhan Utama
Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak keduanya lancar, tetapi
hari pertama Ny. T merasakan payudaranya sakit dan ASInya keluar
sedikit.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
11
Ny. T mengatakan setiap anaknya menangis selalu disusui tetapi
ASInya keluarnya sedikit sedikit
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny.T mengatakan tidak memiliki penyakit dahulunya
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. T mengatakan bahwa saat anak pertama juga mengalami hal
tersebut tetapi di biarkan.
4. Pengkajian 11 Pola Gordon
1. Pola persepsi kesehatan
Ny. T mengatakan setiap sakit selalu langsung dibawa ke
dokter ataupun bidan.
2. Pola nutrisi metabolik
Ny.T mengatakan makan apa saja mau, makan juga normal 3
kali sehari, waktu hamil sedikit mengurangi karena bbnya melebihi
normal.
3. Pola eliminasi
Ny. T mengatakan BAB dn BAK lancar, 2 kali sehari tapi itu
tidak terlalu banyak.
4. Pola aktivitas kerja dan latihan
ADL 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan/minum X 0 : mandiri
Toileting X 1 : dengan alat bantu
Berpakaian X 2 : dibantu orang lain
Mobilisasi dari tempat tidurX 3 : dibantu orang lain dengan alat
Berpindah X 4 : tergantung total
5. Pola istirahat dan tidur
Ny. T mengatakan tidak ada masalah untuk tidurnya karena
sudah berpengalaman dari anak pertama
12
6. Pola kognitif persepsual
Ny. T mengatakan sering bertanya kepada teman atupun
saudara bagaimana melancarkan ASI dan tentang perawatan bayi
7. Pola persepsi diri
Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak ke duanya beliau
merasa sepenuhnya menjadi seorang ibu karena Ny. T bisa
melahirkan dengan selamat dan normal. Ny. T sudah bisa mengurusi
bayinya sendiri tanpa bantuan orang lain
8. Pola seksualitas
Ny. T tinggal bersama 4 orang dengan seorang suami, 2 anak,
hubungna dengan suaminya semakin harmonis dengan lahirnya anak
ke dua
9. Pola peran-hubungan
Ny. T seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya
mengerjakan pekerjaan rumah. Saat menikah oleh suami Ny. T
sudah tidak di bolehkan bekerja.
10. Pola koping-toleransi stress
Ny. T senang selama merawat ke dua anaknya, karena
umurnya yang masih kecil sering membuat kelucuan dan stress nya
berkurang.
11. Pola nilai kepercayaan
Keluarga beragama islam dan sholat wajib 5 waktu dalam sehari.
5. Pemeriksaan Fisisk (Head To Toe)
Tanda – Tanda Vital
x/menit
Tek. Darah: -
Keadaan Umum
Kesan Umum :
13
(√) Baik
( ) Buruk
() Cukup
( ) Sedang
( ) Dispneau
( ) Nyeri
Wajah
(√) Baik
( ) Trembling
( ) Ekspresi Datar
( ) Kelainan Bentuk
Kesadaran : Compos Mentis 15 (E4V5M6)
Penaksiran Usia : 27 tahun
Bentuk Badan
( ) Kekar
( ) Obesitas
( ) Ramping
(√ ) Sedang
( ) Sangat
Kurus
Cara Berbaring dan Bergerak : Lincah
Bicara:
(√ ) Jelas dan
Lancar
( ) Pelan /
Lemah
( ) Menonton
( ) Parau
( ) Cepat
( ) Kekerasan
Naik Turun
( ) tidak bisa
bicara
Pakaian, Kerapian, dan Kebersihan Badan:
(√) Bersih
( ) Kotor
( ) Rapi
( ) Berbau
( ) Serasi
( ) Parfum
berlebih
Kulit, Rambut, Kuku
Inspeksi
Warna Kulit: coklat
Jaringan Parut: tidak ada
Warna rambut: hitam
Jumlah Rambut: persebaran
merata
Warna Kuku: kuku tangan
kotor, kuku kaki bersih
Bentuk Kuku: normal
Palpasi
Suhu: normal
Kelembaban: Kering
Tekstur: Normal
Turgor: Normal
Edema: tidak ada
Lain-lain:-
14
Kepala
Inspeksi
Kesimetrisan Wajah: simetris
Tengkorak: Normal
Rambut: lurus
Kulit Kepala: Bersih
Palpasi
Kulit Kepala: tidak ada
ketombe
Deformitas: tidak ada
Mata
Inspeksi
Bentuk Bola Mata:
Bulat
Kelopak: tidak ada jejas
Konjungtiva: Merah muda
Sklera: Putih
Kornea: Bening
Iris: Hitam
Pupil Kanan : Isokor
Kiri : Isokor
Lensa: Normal
Gerakan: Simetris
Lapang Pandang: normal
Visus: normal
Palpasi
Tekanan Bola Mata: Normal
Telinga
Inspeksi
Daun Telinga: Normal
Liang: Tidak ada jejas, tidak ada
serumen
Membran Timpani: Putih bersih
Palpasi
Kartilago: Tidak ada nyeri
Nyeri Tekan Tragus: Tidak
ada nyeri tekan
Uji Pendengaran: Normal
Hidung dan Sinus
Inspeksi
Bagian Luar: Tidak ada jejas
Bagian Dalam: Normal tidak
ada jejas
Ingus: -
Perdarahan: tidak ada
Penyumbatan: tidak ada
15
Palpasi
Septum: Tidak ada nyeri
Sinus: Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan
Mulut
Inspeksi
Bibir: Simetris
Gigi: Kurang bersih
Gusi: Merah muda
Lidah Membran Mukosa:
Merah Muda dan pendek,
tidak bisa menjulur kedepan
Faring Uvula: Tidak ada
pembesaran
Tonsil: Tidak ada pembesaran
Palpasi
Pipi: Kenyal
Palatum: Tidak ada nyeri
tekan
Dasar Mulut: Tidak ada nyeri
tekan
Lidah: Tidak ada benjolan
Perkusi
Gigi: Pekak
Bau Mulut: -
Leher
Inspeksi
Bentuk Leher: Simetris, tidak
ada pembesaran
Warna Kulit: Sawo matang
Bengkak: Tidak ada
Tumor: Tidak ada
Tekanan Vena: Tidak ada
Gerakan: Normal
Palpasi
Kelenjar Limfe: Tidak ada
pembesaran
Kelenjar Tiroid: Tidak ada
pembesaran
Trakea: Gerakan Normal
Pembuluh darah: Tidak ada pulsasi
Lain-lain: -
Pembuluh Darah
Inspeksi dan Palpasi
A. Temporalis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
16
A. Karotis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. brakialis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. radialis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. femoralis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. poplitea: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. tibialis posterior: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
A. dorsalis pedis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan
Dada
Inspeksi
Bentuk: Simetris
Retraksi: Normal
Kulit: Sawo Matang
Payudara: keras, membesar
Lain-lain:-
Paru-Paru
Inspeksi: Kiri: Simetris Kanan: Simetris
Palpasi: Kiri: Tidak ada massa Kanan: Tidak ada massa
Perkusi: Kiri: Sonor Kanan: Sonor
Auskultasi: Kiri: Vesikuler,
Wheezing (-), Ronkhi (-)
Kanan: Vesikuler, wheezing
(-), Ronkhi (-)
Jantung
Inspeksi: Tidak adanya pembesaran
Palpasi: Terdapat Iktus cordis
Perkusi: Redup
Auskultasi: suara BJ 1 (lup dub)
Abdomen
Inspeksi
Bentuk: Simetris
17
Retraksi: Normal
Simetris: Normal
Kontur Permukaan: Normal
Penonjolan: Tidak ada
Auskultasi
Bising Usus: ada 5 x/menit
Bunyi Arteri: Tidak terdapat bunyi bruit
Bunyi Vena: Tidak terdapat bunyi vena
Lain-lain:-
Perkusi: Pekak
Palpasi
Ringan: Tidak ada massa
Dalam: Tidak ada benjolan
Hepar: Tidak ada pengerasan
Lain-lain:-
Limpa: tidak teraba
Ginjal: tidak teraba
Kandung Kemih: tidak teraba
Anus dan Rektum
Inspeksi: Tidak adanya
hemoroid
Palpasi: Tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan
Alat Kelamin
Inspeksi: Tidak ada luka Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Muskuloskeletal
Otot
Inspeksi
Ukuran: Normal, sesuai
dengan usia
Kontraktur: Tidak ada
Kontraksi: Normal
Kekuatan: skala 5
18
Palpasi
Kelemahan: tidak ada bunyi
krepitasi
Kontraksi: Normal
Gerakan: Normal
Lain-lain:-
Tulang
Inspeksi
Susunan Tulang: Normal
Deformitas: Tidak ada
Pembengkakan: Tidak ada
Palpasi
Edema: Tidak ada
Nyeri tekan: Tidak ada
Persendian
Rentang Gerak: Normal
Palpasi
Nyeri Tekan: Tidak ada
Bengkak: Tidak ada
Krepitasi: Tidak ada
Lain-lain:-
19
Neurologi
Kesadaran: Compos mentis
Sensasi: Normal
Regulasi Integrasi: terganggu
Pola Pemecahan Masalah / Penyesuaian Diri: Bergantung orang tua
Ringkasan Riwayat Keperawatan dan Pengkajian fisik
Secara umum kondisi klien ini secara anatomi maupun fisiologi dapat
dikatakan normal. Kondisi umum klien tersebut jika dilihat dari perawatan
dirinya dapat dikatakan baik dikarenakan kebersihannya yang terjaga. Hal ini
dapat dilihat dari penampilannya yang dapat dikatakan cukup bersih.
3.2 Problem List
No
.
Data Penunjang Analisa data Masalah
keperawatan
1. Ds: - Ny. T mengatakan bahwa
kelahiran anak keduanya lancar
tetapi ASI yang keluar sedikit
Do: - Ny. T tampak cemas
-Ny.T tampak kesakitan
Kurang terpaparnya
informasi mengenai anak
baru lahir
Defisit pengetahuan
Defisit
pengetahuan
3.3 Diagnosa
Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi dan ibu masa nifas b/d
Kurangnya informasi ditandai dengan Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak
kedua lancar tetapi ASInya sedikit, Ny.T terlihat cemas dan tampak kesakitan.
3.4 Intervensi
No. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
1. Defisit pengetahuan
tentang perawatan bayi
1. Kaji berapa banyak ASI 1. Produksi ASI perhari
perlu tahu untuk
dan ibu masa nifas b/d
Kurangnya informasi
ditandai dengan Ny. T
mengatakan bahwa
kelahiran anak kedua
lancar tetapi ASInya
sedikit, Ny.T terlihat
cemas dan tampak
kesakitan.
yang keluar perharinya
2. Ajarkan klien cara
melakukan pijat laktasi
untuk memperlancar ASI.
3. Edukasi klien untuk
sering menyusui bayinya
seberapa sering
meminjat payudaranya
nanti
2. ASI yang di produksi
lancar dan banyak.
3. ASI akan lancar
apabila di dukung oleh
bayinya yang sering
menyusu, hal tersebut
akan membuat
sirkulasi ASI akan
menjadi lancar
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perawatan klien di rumah atau homecare adalah pelayanan kesehatan
secara komprehensif yang diberikan kepada individu dan atau keluarga di
rumah dengan tujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan
kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit, dan
resiko kekambuhan serta rehabititasi kesehatan. Homecare merupakan
kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara
bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan
tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara
optimal.
5.2 Saran
Sebagai perawat kita harus mampu melakukan asuhan keperawatan
klien di rumah yang sedang mengalami masalah kesehatan. Kita harus
membantu klien untuk meningkatkan status kesehatannya dan membantu
mengatasi masalah kesehatan. Agar dapt melatih kemandirian klien dan
keluarga di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawata,. Edisi 3. Jakarta: EGC.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
wQFjAAahUKEwiV64nKxfDIAhUhxqYKHUgiDNM&url=http%3A%2F
%2Fwww.gizikia.depkes.go.id%2Fdownload%2FPANDUAN-YANKES-
BBL-BERBASIS-PERLINDUNGAN-
ANAK.pdf&usg=AFQjCNH4pl338jWbPjrZMH4alQKXHOTy4Q&sig2=
OnB8UQs3XS1J5MNJBNsn4A&bvm=bv.106379543,d.dGY diakses pada
tanggal 29 Oktober 2015 pukul 15.00
Pitriani, Risa dkk. (2015). Ibu Nifas Normal ASKEP III. Deepublish : Yogyakarta.
Stright, Barbara. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir.
Buku Kedokteran EGC.
WHO.(Tanpa Tahun). Pedoman Praktis Safe Motherhood Perawatan Ibu dan
Bayi (Pedoman Praktis). Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 9. Jakarta :
EGC
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Ke perawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.