laporan pendahuluan

37
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan rumah atau homecare adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit, dan resiko kekambuhan serta rehabititasi kesehatan. Homecare merupakan kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan akibat penyakit akut, kronik, atau terminal yang memburuk. Selain itu, home care atau perawatan rumah juga merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari Rumah Sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari Rumah Sakit semula, perawat komunitas dimana pasien tinggal, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah. Pelayanan homecare juga kepada ibu nifas, bayi baru lahir, balita dan anak-anak. Masa nifas 1

Upload: bella-abbellargobel-tralala

Post on 03-Feb-2016

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan ibu nifas

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pendahuluan

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan kesehatan rumah atau homecare adalah suatu pelayanan

kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau

keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan

klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya

pencegahan penyakit, dan resiko kekambuhan serta rehabititasi kesehatan.

Homecare merupakan kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan

dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi

kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status

kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan

pelayanan akibat penyakit akut, kronik, atau terminal yang memburuk. Selain

itu, home care atau perawatan rumah juga merupakan lanjutan asuhan

keperawatan dari Rumah Sakit yang sudah termasuk dalam rencana

pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari

Rumah Sakit semula, perawat komunitas dimana pasien tinggal, atau tim

keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

Pelayanan homecare juga kepada ibu nifas, bayi baru lahir, balita dan

anak-anak. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. Bayi baru

lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada

minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi

aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus

menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan

Bayi Baru Lahir, 2000). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar

45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti

labioplato skisis), penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan

dismaturitas, imaturitas dan lain - lain.

1

Page 2: laporan pendahuluan

Kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter,

lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997) , tetapi dapat diperbaiki

dengan pembedahan. Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada

ibu dan keluarga agar pemberian asuhan keperawatan aman dan

berkualitas dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi

terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. zRiset

menunjukkan bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua - bayi

baru lahir lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi

(Stright, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1Apa pengertian ibu nifas?

1.2.2 Apa tujuan asuhan masa nifas ?

1.2.3 Bagaimana penatalaksanaan medis ?

1.2.4 Apa pengertian bayi baru lahir?

1.2.5 Bagaimana tatalakasana bayi baru lahir?

1.2.6 Apa saja jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari asuhan keperawatan klien di rumah pada ibu dengan anak baru

lahir ini yaitu untuk membantun mengatasi masalah kesehatannya dan

membantu ibu untuk meningkatkan pengetahuan mengenai keadaan bayi baru

lahir.

1.4 Manfaat

Manfaat dari asuhan keperawatan klien di rumah pada ibu dengan anak

baru lahir ini yaitu sebagai media pembelajaran praktik belajar lapangan yang

nantinya dibutuhkan oleh perawat untuk bekal di masyarakat.

2

Page 3: laporan pendahuluan

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Ibu Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum

hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu (Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002). Nifas atau puerperium adalah periode

waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak

hamil. Masa ini memerlukan waktu 6 minggu. (Farrer, 2001) Adapun menurut

Bobak (2004), masa nifas adalah periode waktu setelah tahap ke tiga

persalinan dan berakhir sampai terjadi involusi uterus. Pada masa nifas

(puerperium) akan terjadi perubahan-perubahan fisiologi dan perubahan psikis.

Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia

yang lamanya 6 - 8 minggu.

3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi

2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk meningkatkan

kesejahtaraan fisik dan pisikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan diagnosa dini

dan pengobatan komplikasi pada ibu, merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana

perlu, mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta meyakinkan ibu mampu

melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus,

3

Page 4: laporan pendahuluan

imunisasi ibu terhadap tetanus dan mendorong pelaksanaan metode yang sehat

tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang

baik antara ibu dan anak (Sulistyawati, 2009).

2.3 Penatalaksanaan Medis

Menurut Moechtar Rustam (2002), perawatan pasca persalinan meliputi :

1. Keperawatan

a. Mobilisasi

Selama 6 jam pasca persalinan, ibu harus istirahat dengan posisi tidur

terlentang. Selanjutnya diperkenankan dengan posisi miring kekanan

dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboembali.

Pada hari ke dua, ibu diperbolehkan pulang. Mobilisasi mempunyai

variasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.

b. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup. Sebaiknya mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein serta makanan yang banyak cairan

seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

c. Miksi

Hendaknya Buang Air Kecil (BAK) dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang- kadang wanita mengalami sulit BAK karena sfingter uretra

ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi sfingter selama

persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit BAK,

sebaiknya dilakukan katerisasi.

d. Defekasi

Buang Air Besar (BAB) dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila

masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras diberikan

obat laktasif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan

klisma.

e. Perawatan Payudara (Mammae)

4

Page 5: laporan pendahuluan

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil agar puting susu

menjadi lemas, tidak keras dan kering. Hal ini adalah sebagai

persiapan untuk menyusui bayi. Bila bayi meninggal, laktasi harus

dihentikan dengan cara : pembalutan mammae sampai tertekan,

pemberian obat estrogen untuk supresi LH (seperti tablet lynoral dan

parlodel). Sangat dianjurkan agar ibu menyusui bayinya sendiri karena

sangat baik untuk kesehatan bayinya.

a) Cara Memperlancar ASI

ASI (Air Susu Ibu) dapat dilancarkan dengan pijat laktasi

yaitu seperti berikut :

1. Siapkan baby oil untuk memijat.

2. Lakukan pemijatan pada daerah leher, bahu, punggung dengan

teknik kupu-kupu. Hal tersebut bertujuan untuk merilekskan

ibu.

3. Selanjutnya sangga bagian bawah payudara dengan salah satu

tangan. Dengan tiga jari dari tangan yang berlawanan, buatlah

gerakan memutar sambil menekan, mulai dari pangkal

payudara dan berakhir pada area puting susu. Lakukan minimal

30 kali untuk setiap payudara.

4. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara.

Pijat mulai dari tengah, lalu menuju ke atas mengelilingi

payudara. Ketika sampai di bagian bawah payudara, angkat,

kemudian lepaskan payudara perlahan-lahan. Lakukan gerakan

ini minimal 30 kali.

5. Sangga payudara di bawah dengan salah satu tangan. Kepalkan

tangan yang lain, kemudian urutlah bagian atas payudara (dari

tepi luar payudara ke arah dalam) dengan bagian bawah tangan

yang dikepalkan (bukan dengan buku jari). Lakukan gerakan

tersebut dengan lembut, minimal 30 kali.

6. Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2

menit. Kemudian, ganti dengan waslap dingin selama 1 menit.

5

Page 6: laporan pendahuluan

Kompres bergantian sampai 3 kali berturut-turut, dan akhiri

dengan kompres hangat

2.4 Pengertian Bayi Baru Lahir

Definisi Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai

usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. Bayi lahir

melalui jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa gangguan,

menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000

gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir

pramasa adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding

bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah

kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir

masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu

halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi

pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan

menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau

gangguan. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan

keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri

hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500- 4.000 gram. Masa

bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15

dan 30 menit setelah kelahiran

b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali

pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur

2.5 Tatalaksana Bayi Baru Lahir

Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

6

Page 7: laporan pendahuluan

1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

a) Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan

diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.

b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan

dengan ibunya atau di ruangan khusus.

c) Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.

2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari

a) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di

puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan

rumah oleh tenaga kesehatan

b) Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi

ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan

kesehatan.

2.6 Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

1. Asuhan bayi baru lahir

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman

Asuhan Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan

asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang

sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu

kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).

Asuhan bayi baru lahir meliputi:

a) Pencegahan infeksi (PI)

b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

c) Pemotongan dan perawatan tali pusat

d) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

e) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,

kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.\

7

Page 8: laporan pendahuluan

f) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal

di paha kiri.

g) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan.

h) Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika

dosis tunggal.

i) Pemeriksaan bayi baru lahir.

2. Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang

dilakukan bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin.

Perawatan yaitu berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara

keseluruhan.

A. Pengkajian Awal

Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat

lahir dengan menggunakan nilai apgar dan melalui pemeriksaan fisik

singkat. Pengkajian nilai apgar didasarkan pada lima aspek yang

menunjukkan kondisi fisiologis neonatus yakni, denyut jantung,

dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop. Pernafasan,

dilakukan berdasarkan pengamatan gerakan dinding dada. Tonus otot

dilakukan berdasarkan derajat fleksi dan pergerakan ekstremitas.

Pergerakan iritabilitas refleks, dilakukan berdasarkan respon terhadap

tepukan halus pada telapak kaki.Warna, dideskripsikan sebagai pucat

diberi nilai 0, sianotik nilai 1, atau merah muda nilai 2. Evaluasi

dilakukan pada menit pertama dan menit kelima setelah bayi lahir.

Sedangkan pengkajian usia gestasi dilakukan dua jam pertama setelah

lahir (Bobakdkk, 2005). Pengukuran antropometri dengan

menimbang berat badan menggunakan timbangan, penilaian hasil

timbangan dengan kategori sebagai berikut, bayi normal BB 2500 -

3500 gram, bayi prematur <2500 gram dan bayi marosomia >3500

gram (Maryunani & Nurhayati, 2009)

8

Page 9: laporan pendahuluan

B. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas

Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan

selimut diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase.

Apabila terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi

dapat dihisap melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe.

Bayi yang tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya

agar menunduk( Bobakdkk, 2005)

C. Suhu Tubuh

Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi ,

upayakan untuk mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres

dingin (cold stress) akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir.

Temperatur ruang sebaiknya 24˚C. Bayi baru lahir harus dikeringkan

dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah lahir, perhatikan

supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong orang

tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu,

dikeringkan, dan dibungkus dengan selimut hangat ( Bobak dkk,

2005)

D. Higiene dan Perawatan Kulit

Higiene bayi dapat terjaga dengan mandi. Mandi memiliki

beberapa tujuan yaitu membersihkan seluruh tubuh, mengobservasi

keadaan, memberi rasa nyaman, dan mensosialisasikan orang tua,

anak dan keluarga (Bobak dkk, 2005) Memandikan bayi dilakukan di

tempat yang aman, dengan suhu yang hangat (Bonny & Mila, 2003).

Menurut Helen dkk. (2007) perawatan kulit yang ditutup oleh popok

sangat penting untuk mencegah terjadinya ruam popok. Perawatan

kulit dengan menggunakan minyak telon, krim, baby oil, dan colegne

diperkenankan tetapi penggunaan bedak tabur tidak dianjurkan karena

9

Page 10: laporan pendahuluan

dapat terhirupoleh bayi dan mengganggu jalan napas atau membuat

tersedak (Bonny & Mila,2003).

E. Pelaksanaan Imunisasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi

tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk

melaksanakan proses IMD. Langkah IMD pada persalinan normal

(partus spontan) :

a) Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar

bersalin

b) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa

menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.

c) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di

dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi

setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi

topi.

d) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan

bayi sendiri mencari puting susu ibu.

e) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku

bayi sebelum menyusu.

2.7 PATWAY

Ibu nifas dengan bayi baru lahir

Kurang terpaparnya informasi

Defisit Pegetahuan

10

Page 11: laporan pendahuluan

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Data Biografi

a. Klien

Nama : An.

Tempat/Tangal Lahir : Jember, 30 oktober 2015

Jenis Kelamin : laki-laki

Suku/Latar Belakang Budaya : Madura

Pendidikan : -

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Krajan RT 01/ RW 01 Desa

Antirogo Kec. Sumbersari

b. Keluarga

Nama : Ny. T

Tempat/Tangal Lahir : Banyuwangi , 20 Maret 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/Latar Belakang Budaya : Madura

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Krajan RT 01/ RW 01 Desa

Antirogo Kec. Sumbersari

2. Keluhan Utama

Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak keduanya lancar, tetapi

hari pertama Ny. T merasakan payudaranya sakit dan ASInya keluar

sedikit.

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

11

Page 12: laporan pendahuluan

Ny. T mengatakan setiap anaknya menangis selalu disusui tetapi

ASInya keluarnya sedikit sedikit

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Ny.T mengatakan tidak memiliki penyakit dahulunya

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ny. T mengatakan bahwa saat anak pertama juga mengalami hal

tersebut tetapi di biarkan.

4. Pengkajian 11 Pola Gordon

1. Pola persepsi kesehatan

Ny. T mengatakan setiap sakit selalu langsung dibawa ke

dokter ataupun bidan.

2. Pola nutrisi metabolik

Ny.T mengatakan makan apa saja mau, makan juga normal 3

kali sehari, waktu hamil sedikit mengurangi karena bbnya melebihi

normal.

3. Pola eliminasi

Ny. T mengatakan BAB dn BAK lancar, 2 kali sehari tapi itu

tidak terlalu banyak.

4. Pola aktivitas kerja dan latihan

ADL 0 1 2 3 4 Keterangan

Makan/minum X 0 : mandiri

Toileting X 1 : dengan alat bantu

Berpakaian X 2 : dibantu orang lain

Mobilisasi dari tempat tidurX 3 : dibantu orang lain dengan alat

Berpindah X 4 : tergantung total

5. Pola istirahat dan tidur

Ny. T mengatakan tidak ada masalah untuk tidurnya karena

sudah berpengalaman dari anak pertama

12

Page 13: laporan pendahuluan

6. Pola kognitif persepsual

Ny. T mengatakan sering bertanya kepada teman atupun

saudara bagaimana melancarkan ASI dan tentang perawatan bayi

7. Pola persepsi diri

Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak ke duanya beliau

merasa sepenuhnya menjadi seorang ibu karena Ny. T bisa

melahirkan dengan selamat dan normal. Ny. T sudah bisa mengurusi

bayinya sendiri tanpa bantuan orang lain

8. Pola seksualitas

Ny. T tinggal bersama 4 orang dengan seorang suami, 2 anak,

hubungna dengan suaminya semakin harmonis dengan lahirnya anak

ke dua

9. Pola peran-hubungan

Ny. T seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya

mengerjakan pekerjaan rumah. Saat menikah oleh suami Ny. T

sudah tidak di bolehkan bekerja.

10. Pola koping-toleransi stress

Ny. T senang selama merawat ke dua anaknya, karena

umurnya yang masih kecil sering membuat kelucuan dan stress nya

berkurang.

11. Pola nilai kepercayaan

Keluarga beragama islam dan sholat wajib 5 waktu dalam sehari.

5. Pemeriksaan Fisisk (Head To Toe)

Tanda – Tanda Vital

x/menit

Tek. Darah: -

Keadaan Umum

Kesan Umum :

13

Page 14: laporan pendahuluan

(√) Baik

( ) Buruk

() Cukup

( ) Sedang

( ) Dispneau

( ) Nyeri

Wajah

(√) Baik

( ) Trembling

( ) Ekspresi Datar

( ) Kelainan Bentuk

Kesadaran : Compos Mentis 15 (E4V5M6)

Penaksiran Usia : 27 tahun

Bentuk Badan

( ) Kekar

( ) Obesitas

( ) Ramping

(√ ) Sedang

( ) Sangat

Kurus

Cara Berbaring dan Bergerak : Lincah

Bicara:

(√ ) Jelas dan

Lancar

( ) Pelan /

Lemah

( ) Menonton

( ) Parau

( ) Cepat

( ) Kekerasan

Naik Turun

( ) tidak bisa

bicara

Pakaian, Kerapian, dan Kebersihan Badan:

(√) Bersih

( ) Kotor

( ) Rapi

( ) Berbau

( ) Serasi

( ) Parfum

berlebih

Kulit, Rambut, Kuku

Inspeksi

Warna Kulit: coklat

Jaringan Parut: tidak ada

Warna rambut: hitam

Jumlah Rambut: persebaran

merata

Warna Kuku: kuku tangan

kotor, kuku kaki bersih

Bentuk Kuku: normal

Palpasi

Suhu: normal

Kelembaban: Kering

Tekstur: Normal

Turgor: Normal

Edema: tidak ada

Lain-lain:-

14

Page 15: laporan pendahuluan

Kepala

Inspeksi

Kesimetrisan Wajah: simetris

Tengkorak: Normal

Rambut: lurus

Kulit Kepala: Bersih

Palpasi

Kulit Kepala: tidak ada

ketombe

Deformitas: tidak ada

Mata

Inspeksi

Bentuk Bola Mata:

Bulat

Kelopak: tidak ada jejas

Konjungtiva: Merah muda

Sklera: Putih

Kornea: Bening

Iris: Hitam

Pupil Kanan : Isokor

Kiri : Isokor

Lensa: Normal

Gerakan: Simetris

Lapang Pandang: normal

Visus: normal

Palpasi

Tekanan Bola Mata: Normal

Telinga

Inspeksi

Daun Telinga: Normal

Liang: Tidak ada jejas, tidak ada

serumen

Membran Timpani: Putih bersih

Palpasi

Kartilago: Tidak ada nyeri

Nyeri Tekan Tragus: Tidak

ada nyeri tekan

Uji Pendengaran: Normal

Hidung dan Sinus

Inspeksi

Bagian Luar: Tidak ada jejas

Bagian Dalam: Normal tidak

ada jejas

Ingus: -

Perdarahan: tidak ada

Penyumbatan: tidak ada

15

Page 16: laporan pendahuluan

Palpasi

Septum: Tidak ada nyeri

Sinus: Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan

Mulut

Inspeksi

Bibir: Simetris

Gigi: Kurang bersih

Gusi: Merah muda

Lidah Membran Mukosa:

Merah Muda dan pendek,

tidak bisa menjulur kedepan

Faring Uvula: Tidak ada

pembesaran

Tonsil: Tidak ada pembesaran

Palpasi

Pipi: Kenyal

Palatum: Tidak ada nyeri

tekan

Dasar Mulut: Tidak ada nyeri

tekan

Lidah: Tidak ada benjolan

Perkusi

Gigi: Pekak

Bau Mulut: -

Leher

Inspeksi

Bentuk Leher: Simetris, tidak

ada pembesaran

Warna Kulit: Sawo matang

Bengkak: Tidak ada

Tumor: Tidak ada

Tekanan Vena: Tidak ada

Gerakan: Normal

Palpasi

Kelenjar Limfe: Tidak ada

pembesaran

Kelenjar Tiroid: Tidak ada

pembesaran

Trakea: Gerakan Normal

Pembuluh darah: Tidak ada pulsasi

Lain-lain: -

Pembuluh Darah

Inspeksi dan Palpasi

A. Temporalis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

16

Page 17: laporan pendahuluan

A. Karotis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. brakialis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. radialis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. femoralis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. poplitea: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. tibialis posterior: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

A. dorsalis pedis: Tidak terlihat adanya pulsasi, adanya denyutan

Dada

Inspeksi

Bentuk: Simetris

Retraksi: Normal

Kulit: Sawo Matang

Payudara: keras, membesar

Lain-lain:-

Paru-Paru

Inspeksi: Kiri: Simetris Kanan: Simetris

Palpasi: Kiri: Tidak ada massa Kanan: Tidak ada massa

Perkusi: Kiri: Sonor Kanan: Sonor

Auskultasi: Kiri: Vesikuler,

Wheezing (-), Ronkhi (-)

Kanan: Vesikuler, wheezing

(-), Ronkhi (-)

Jantung

Inspeksi: Tidak adanya pembesaran

Palpasi: Terdapat Iktus cordis

Perkusi: Redup

Auskultasi: suara BJ 1 (lup dub)

Abdomen

Inspeksi

Bentuk: Simetris

17

Page 18: laporan pendahuluan

Retraksi: Normal

Simetris: Normal

Kontur Permukaan: Normal

Penonjolan: Tidak ada

Auskultasi

Bising Usus: ada 5 x/menit

Bunyi Arteri: Tidak terdapat bunyi bruit

Bunyi Vena: Tidak terdapat bunyi vena

Lain-lain:-

Perkusi: Pekak

Palpasi

Ringan: Tidak ada massa

Dalam: Tidak ada benjolan

Hepar: Tidak ada pengerasan

Lain-lain:-

Limpa: tidak teraba

Ginjal: tidak teraba

Kandung Kemih: tidak teraba

Anus dan Rektum

Inspeksi: Tidak adanya

hemoroid

Palpasi: Tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan

Alat Kelamin

Inspeksi: Tidak ada luka Palpasi: Tidak ada nyeri tekan

Muskuloskeletal

Otot

Inspeksi

Ukuran: Normal, sesuai

dengan usia

Kontraktur: Tidak ada

Kontraksi: Normal

Kekuatan: skala 5

18

Page 19: laporan pendahuluan

Palpasi

Kelemahan: tidak ada bunyi

krepitasi

Kontraksi: Normal

Gerakan: Normal

Lain-lain:-

Tulang

Inspeksi

Susunan Tulang: Normal

Deformitas: Tidak ada

Pembengkakan: Tidak ada

Palpasi

Edema: Tidak ada

Nyeri tekan: Tidak ada

Persendian

Rentang Gerak: Normal

Palpasi

Nyeri Tekan: Tidak ada

Bengkak: Tidak ada

Krepitasi: Tidak ada

Lain-lain:-

19

Page 20: laporan pendahuluan

Neurologi

Kesadaran: Compos mentis

Sensasi: Normal

Regulasi Integrasi: terganggu

Pola Pemecahan Masalah / Penyesuaian Diri: Bergantung orang tua

Ringkasan Riwayat Keperawatan dan Pengkajian fisik

Secara umum kondisi klien ini secara anatomi maupun fisiologi dapat

dikatakan normal. Kondisi umum klien tersebut jika dilihat dari perawatan

dirinya dapat dikatakan baik dikarenakan kebersihannya yang terjaga. Hal ini

dapat dilihat dari penampilannya yang dapat dikatakan cukup bersih.

3.2 Problem List

No

.

Data Penunjang Analisa data Masalah

keperawatan

1. Ds: - Ny. T mengatakan bahwa

kelahiran anak keduanya lancar

tetapi ASI yang keluar sedikit

Do: - Ny. T tampak cemas

-Ny.T tampak kesakitan

Kurang terpaparnya

informasi mengenai anak

baru lahir

Defisit pengetahuan

Defisit

pengetahuan

3.3 Diagnosa

Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi dan ibu masa nifas b/d

Kurangnya informasi ditandai dengan Ny. T mengatakan bahwa kelahiran anak

kedua lancar tetapi ASInya sedikit, Ny.T terlihat cemas dan tampak kesakitan.

3.4 Intervensi

No. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional

1. Defisit pengetahuan

tentang perawatan bayi

1. Kaji berapa banyak ASI 1. Produksi ASI perhari

perlu tahu untuk

Page 21: laporan pendahuluan

dan ibu masa nifas b/d

Kurangnya informasi

ditandai dengan Ny. T

mengatakan bahwa

kelahiran anak kedua

lancar tetapi ASInya

sedikit, Ny.T terlihat

cemas dan tampak

kesakitan.

yang keluar perharinya

2. Ajarkan klien cara

melakukan pijat laktasi

untuk memperlancar ASI.

3. Edukasi klien untuk

sering menyusui bayinya

seberapa sering

meminjat payudaranya

nanti

2. ASI yang di produksi

lancar dan banyak.

3. ASI akan lancar

apabila di dukung oleh

bayinya yang sering

menyusu, hal tersebut

akan membuat

sirkulasi ASI akan

menjadi lancar

Page 22: laporan pendahuluan

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perawatan klien di rumah atau homecare adalah pelayanan kesehatan

secara komprehensif yang diberikan kepada individu dan atau keluarga di

rumah dengan tujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan

kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit, dan

resiko kekambuhan serta rehabititasi kesehatan. Homecare merupakan

kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara

bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan

tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara

optimal.

5.2 Saran

Sebagai perawat kita harus mampu melakukan asuhan keperawatan

klien di rumah yang sedang mengalami masalah kesehatan. Kita harus

membantu klien untuk meningkatkan status kesehatannya dan membantu

mengatasi masalah kesehatan. Agar dapt melatih kemandirian klien dan

keluarga di rumah

Page 23: laporan pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Buku Kedokteran

EGC : Jakarta

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawata,. Edisi 3. Jakarta: EGC.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB

wQFjAAahUKEwiV64nKxfDIAhUhxqYKHUgiDNM&url=http%3A%2F

%2Fwww.gizikia.depkes.go.id%2Fdownload%2FPANDUAN-YANKES-

BBL-BERBASIS-PERLINDUNGAN-

ANAK.pdf&usg=AFQjCNH4pl338jWbPjrZMH4alQKXHOTy4Q&sig2=

OnB8UQs3XS1J5MNJBNsn4A&bvm=bv.106379543,d.dGY diakses pada

tanggal 29 Oktober 2015 pukul 15.00

Pitriani, Risa dkk. (2015). Ibu Nifas Normal ASKEP III. Deepublish : Yogyakarta.

Stright, Barbara. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir.

Buku Kedokteran EGC.

WHO.(Tanpa Tahun). Pedoman Praktis Safe Motherhood Perawatan Ibu dan

Bayi (Pedoman Praktis). Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 9. Jakarta :

EGC

Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Ke perawatan Pediatrik. Jakarta :

EGC.