laporan pendahuluan
DESCRIPTION
lpTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ULIN
KOTA BANJARBARU
Tanggal 7 September s.d 12 September 2015
Oleh :
Annisa Febriana, S.Kep
NIM. I4B110216
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ULIN
KOTA BANJARBARU
Tanggal 7 September s.d 12 September 2015
Oleh :
Annisa Febriana, S.Kep
NIM. I4B110216
Banjarbaru, 8 September 2015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Herawati, S.Kep,N er s., M.Kep Laraswati, S.Kep, Ns NIP.19791205 200604 2 002 NIP. 19720425 199503 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
2. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987).Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien,pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi,sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terusmenerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupunsecara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adatistiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagaikemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif.
d. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat,dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia.Lingkungandisini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial
dan budaya dan lingkungan spiritual.
3. Tujuan Keperawatan Komunitas
Secara umum tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
Sedangkan tujuan khusus dari keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal: :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
c. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
d. Menilai hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
e. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
4. Peran Perawat Komunitas
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan dengan mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Helvie, 1997).
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses
membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau
masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).
d. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie,
1997).
e. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).
f. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
g. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
5. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
c. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.
6. Prinsip pelaksanaan keperawatan komunitas
a) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan
yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
b) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
c) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).
e) Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapaalternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
7. Langkah-langkah Proses Keperawatan
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses
keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI
Membagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2) Pengumpulan
data (3) Rencana dan kegiatan (4) serta Penilaian.
2. Freeman
Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (1) Membina
hubungan saling percaya dengan klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan
tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, (4) Merencanakan
tindakan bersama klien, (5) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana, dan (6) Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon
Membagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2) Perencanaan,
(3) Implementasi, dan (4) Evaluasi. Dari pendapat – pendapat dari para
ahli tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya
langkah – langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
1) Pengkajian
2) Diagnosis Keperawatan
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi atau penilaian
Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan
masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data
subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui
suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan
riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau
anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, social ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat
dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang
dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan
praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR,
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas
kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah,
remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil,
pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapun
pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
· Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
· Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
· Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :
ISPA
Penyakit asthma
TBC paru
Penyakit kulit
dll
· Riwayat penyakit keluarga
· Pola pemenuhan sehari-hari :
Pola pemenuhan nutrisi
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Pola istirahat dan tidur
Pola eliminasi
Pola aktivitas gerak
Pola pemenuhan kebersihan diri
· Status psikososial :
Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
Hubungan dengan orang lain
Peran di masyarakat
Kesedihan yang dirasakan
Stabilitas emosi
Penelantaran anak atau lansia
Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku
tindakan kekerasan
· Status pertumbuhan dan perkembangan
· Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
· Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
· Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum
kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat
tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi
garam, lemak dan purin.
2. Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
· Luas bangunan
· Bentuk bangunan
· Jenis bangunan
· Atap rumah
· Dinding
· Lantai
· Ventilasi
· Pencahayaan
· Penerangan
· Kebersihan
· Pengaturan ruangan dan perabot
· Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi
· Penyediaan air bersih (MCK)
· Penyediaan air minum
· Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
· Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
· Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya,
sebutkan.
· Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
· Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.
c) Fasilitas
· Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
· Pekarangan
· Sarana olahraga
· Taman, lapangan
· Ruang pertemuan
· Sarana hiburan
· Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah
· Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
e) Sarana ibadah
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
· Lokasi sarana kesehatan
· Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
· Jumlah kunjungan
· System rujukan
b) Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)
· Lokasi
· Kepemilikan
· Kecukupan
4. Ekonomi
a) Jenis Pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5. Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
· Sistem keamanan lingkungan
· Penanggulangan kebakaran
· Penanggulangan bencana
· Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
· Kondisi jalan
· Jenis transportasi yang dimiliki
· Sarana transportasi yang ada
6. Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7. Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8. Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
· Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
· Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c) Jenis bahasa yang digunakan
9. Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut:
1. Klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategori data :
· Karakteristik demografi
· Karakteristik geografi
· Karakteristik social ekonomi
· Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlane, 1981.
Community as Client)
2. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
Tujuan analisa data adalah :
· Menetapkan kebutuhan komunity
· Menetapkan kekuatan
· Mengidentifikasi pola respon komunity
· Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
c. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu perlu
diprioritaskan masalah.
d. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya adalah :
· Perhatian masyarakat
· Prevalensi kejadian
· Berat ringannya masalah
· Kemungkinan masalah untuk diatasi
· Tersedianya sumber daya masyarakat
· Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
menurut Abraham H. Maslow yaitu :
· Keadaan yang mengancam kehidupan
· Keadaan yang mengancam kesehatan
· Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association (ANA).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem (Masalah)
2. Etiologi (Penyebab)
3. Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)
2. Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
1. Masalah ……. Sehat ……. Sakit
2. Karakteristik populasi
3. Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis
sebagai berikut.
1. Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai
potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladapti. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p)
saja, tanpa komponen etiologi (e).
Contoh diagnosis sejahtera/ wellness:
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita di rt 05 rw 01 desa x
kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunisasi 95% (95%), 80% berat
badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan ibu adalah SMA,
cakupan posyandu 95%.
2. Diagnosis ancaman ( risiko)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan
komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) , dan symptom/ sign (s).
Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan
harus mencakup : Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Berfokus pada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistik
5. Ada target waktu
6. Melibatkan peran serta masyarakat
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2
S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1. Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2. Perilaku yang diharapkan berubah
3. Specific
4. Measurable atau dapat diukur
5. Attainable atau dapat dicapai
6. Relevant/realistic atau sesuai
7. Time-Bound atau waktu tertentu
8. Sustainable atau berkelanjutan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan
melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistic
8. Disusun secara berurutan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut
1. Menggunakan kata kerja yang tepat
2. Dapat dimodifikasi
3. Bersifat spesifik :
· Siapa yang melakukan ?
· Apa yang dilakukan ?
· Dimana dilakukan ?
· Kapan dilakukan ?
· Bagaimana melakukan ?
· Frekuensi melakukan ?
Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berdasar pada iman dan takwa
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan asas kemitraan
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun.
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
· Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan
prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
· Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran.
· Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
· Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan
kesehatan.
Evaluasi
a. Fokus evaluasi
1. Relevansi
Apakah program yang diperlukan?
Yang ada atau yang terbaru?
2. Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta?
3. Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4. Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
5. Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
b. Kegunaan evaluasi
1. Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2. Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
3. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.
c. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat
problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor-faktor yang
lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercpainya tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori.
Jakarta : Sagung Seto
2. Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta :Gosyen Publishing
3. Gunawijaya, J. 2010. Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif
Transkultural dalam Keperawatan Mata Ajar KDK II 2010, semester genap
FK UI
4. Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC
5. Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan
Praktik/Nursalam. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika.
6. Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar.
Salemba Medika :Jakarta.