laporan pendahuluan

29
LAPORAN PENDAHULUAN VESIKOLITIASIS A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Pengertian Vesikolitiasis Vesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran mula- mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri (Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 1998:1027). Vesikolitiasis (batu kandung kemih) adalah keadaan tidak normal di kandung kemih, batu seperti ini mengandung komponen kristal dan matriks organik (Sjabani dalam Soeparman, 2001) Vesikolitiasis adalah batu ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, & asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460). Visikolithiasis adalah batu kecil yang berasal dari ginjal dapt turun ke vesikourinaria lalu menjadi besar disana, kadang – kadang batu timbul langsun didalam kandung kemih (G. Oswari)

Upload: dzanihanaarizawa

Post on 10-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANVESIKOLITIASIS

A. KONSEP DASAR MEDIS1. Pengertian VesikolitiasisVesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri (Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 1998:1027).

Vesikolitiasis (batu kandung kemih) adalah keadaan tidak normal di kandung kemih, batu seperti ini mengandung komponen kristal dan matriks organik (Sjabani dalam Soeparman, 2001)

Vesikolitiasis adalah batu ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, & asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).

Visikolithiasis adalah batu kecil yang berasal dari ginjal dapt turun ke vesikourinaria lalu menjadi besar disana, kadang kadang batu timbul langsun didalam kandung kemih (G. Oswari)

Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan ada di dalam ginjal (Long, 1996:322).

Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkangelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan daerahgenetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaanantasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesikaurinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth, 2001)2. EtiologiFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih adalah:a. Faktor Endogen Faktor genetik Faktor familial Faktor hiperkalsiuriaSuatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena, hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium. HipositraturiaSuatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein tinggi. HiperurikosuriaPeningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium HiperoksalouriaKenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu.b. Faktor-Eksogen. Faktor lingkungan, pekerjaan (sopir) , makanan, infeksi bakteri (kurang personal hygine) dan kejenuhan mineral dalam air minum.c. Faktor-lainnya. Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air minum, pekerjaan, makanan atau penduduk yang vegetarian lebih sering menderita batu saluran kencing atau buli-buli (Syaifuddin, 1996). Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang sebagai kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu proses pembentukan batu kemungkinan akibat kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam urine.Dan beberapa medikasi yang diketahui menyebabkan batu ureter pada banyak klien mencakup penggunaan obat-obatan yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi. (Prof.Dr.Arjatmo T. Ph. D.Sp. And. Dan dr. Hendra U., SpFk, 2001). Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).

3. Manifestasi KlinisMenurut Dr willie japans, 1993 bahwa tanda dan gejala atau keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran kemih. Bila batunya masih kecil atau besar tapi tidak berpindah, tidak meregang atau menyumbat permukaan saluran kemih, tidak akan timbul keluhan seperti biasa sampai suatu saat mungkin ditemukan secara kebetulan pada saat melakukan check up dan poto roentgen tampak ada batu pada ginjal. Jika pada suatu saat batu tergeser mengelilingi ginjal kebawah, maka timbullah gejala nyeri hebat pada daerah pinggang. Saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kamih kecil sekali sehingga batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek menyumbat lubang visika. Jika batu berhasil sampai bagian bawah saluran ureter maka nyeri akan berpindah dan terasa merambat kearah kemaluan atau daerah pangkal paha. Biasanya disertai keluar darah bersama air. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Sumbatan atau regangan batu pada kandung kemih dapat juga menimbulkan nyeri pada konstan dan tumpul pada daerah atas kemaluan pada waktu kencing, kencing tidak tuntas, pancaran kencing tidak kuat. Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung (Smeltzer, 2002:1461).Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang punggung.Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis (penyumbatan) yang lain.Menuurut Samsuridjal,2009: Hematuria Sering ditemukan infeksi di saluran keemih Demam Rasa nyeri di kandng kemih dan ginjal Mual Muntah Nyeri abdomen Disuria

4. PatofisiologiKelainan bawaan atau cidera, keadaan & patologis disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih & tumor, keadaan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan menyebabkan sumbatan aliran kemih baik seperti itu disebabkan karena infeksi, trauma & tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan & statis urin. Bila sudah terjadi bendungan & statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu (Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2001:997). Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor kemudian dijadikan dalam beberapa teori (Soeparman, 2001:388): Teori SupersaturasiTingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal banyak menetap menyebabkan terjadinya agregasi kristal & kemudian menjadi batu.

Teori MatriksMatriks adalah mikroprotein terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin & 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu Teori Kurangnya InhibitorPada individu normal kalsium & fosfor hadir dalam jumlah melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. fosfat mukopolisakarida & fosfat adalah penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat seperti ini maka akan mudah terjadi pengendapan Teori EpistaxyAdalah pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah satu jenis batu adalah inti dari batu lain adalah pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat berlebih dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dgn bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium Teori KombinasiBatu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas.

PATHWAY

5. Pemeriksaan Diagnostika. Urine pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH rendah menyebabkan pengendapan batu asam urat Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dgn batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat. Biakan Urin : Buat mengetahui adanya bakteri berkontribusi dalam proses pembentukan batu saluran kemih Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam buat melihat apakah terjadi hiperekskresi.b. Darah Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis Lekosit terjadi karena infeksi Ureum kreatinin buat melihat fungsi ginjal. Kalsium, fosfat & asam urat.c. Radiologis Foto BNO/IVP buat melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan atau tidak Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan seperti ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dgn antegrad pielografi tidak memberikan informasi memadai.d. USG (Ultra Sono GrafiUntuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.

6. Penatalaksanaan Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta mengurangi obstruksi akibat batu. Penatalaksanaan medis batu kandung kemih (Arif Mansjoer, et.al.2000) adalah : Vesikolitektomialternatif buat membuka & mengambil batu ada di kandung kemih, sehingga pasien tersebut tidak mengalami ganguan pada aliran perkemihannya (Franzoni D.F & Decter R.M Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal.Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu Ureteroskopi.Mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser, litotrips elektrohidraulik, atau ultrasound kemudian diangkat. Nefrostomi.

7. PencegahanPencegahan veesikolitiasis yaitu dengan cara : Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat (kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon malam hari), dan bila batu tunggal dengan meningkatkan masukan cairan dan pemeriksaan berkala pembentukan batu baru. Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan, hindari masukan soft drinks, kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB /hari), membatasi masukan natrium, diet rendah natrium (80-100 meq/hari), dan masukan kalsium. Pemberian obatUntuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat, disesuaikan kelainan metabolik yang ada.

8. KomplikasiAdapun komplikasi dari batu kandung kemih ini adalah : HidronefrosisAdalah pelebaran pada ginjal serta pengisutan jaringan ginjal, sehingga ginjal menyerupai sebuah kantong yang berisi kemih, kondisi ini terjadi karena tekanan dan aliran balik ureter dan urine ke ginjal akibat kandung kemih tidak mampu lagi menampung urine. Sementara urine terus-menerus bertambah dan tidak bisa dikeluarkan. Bila hal ini terjadi maka, akan timbul nyeri pinggang, teraba benjolan basar didaerah ginjal dan secara progresif dapat terjadi gagal ginjal. UremiaAdalah peningkatan ureum didalam darah akibat ketidak mampuan ginjal menyaring hasil metabolisme ureum, sehingga akan terjadi gejala mual muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, koma, nafas dan keringat berbau urine. PyelonefritisAdalah infeksi ginjal yang disebabkan oleh bakteri yang naik secara assenden ke ginjal dan kandung kemih. Bila hal ini terjadi maka akan timbul panas yang tinggi disertai mengigil, sakit pinggang, disuria, poliuria, dan nyeri ketok kosta vertebra Gagal ginjal akut sampai kronis Obstruksi pada kandung kamih Perforasi pada kandung kemih Hematuria atau kencing darah Nyeri pingang kroni Infeksi pada saluran ureter dan vesika urinaria oleh batu.( Soeparman, 19960)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajiana. Biodata klien dan penanggung jawab. Keluhan klienNyeri pinggang, sakit saat miksi keluar darah serta nyeri pada supra pubikc. Riwayat penyakit sebelumnyaApakah klien pernah dirawat sebelumnya bagaimana cara klien mengatasi nyeri (mis. Nyeri berkurang jika klien bnyak minum dan mengurangi aktifitasApakah klien ada riwayat alergid. Riwayat penyakit keluargaApakah ada keluarga yang mengalami penyakit yang samaApakah keluarga biasa mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam urat (ikan, daging, jeroan dan ayam)Apakah klien biasa minum air yang sudah dimasake. Pemeriksaan fisikPada abdomen nyeri tekan pada pinggangApakah bledder terasa penuhNyeri pada pangkal pahaPemeriksaan penunjanghematuria (bila terjadi obstruksi yang lama)Lab.Pemeriksaan pielografi intravenaPemeriksaan ultrasonografiAdanya batu didalam ginjal, vesika urinaria dan tanda-tanda obstruksi urine

2. DiagnosaMenurut Doengus:Pada Asuhan keperawatan pasien dengan batu kandung kemih terdapat diagnose: Pre Operasia. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan robekan batu pada vesika urinariab. Perubahan eliminasi (BAK) retensio urine berhubungan dengan adanya penutupan saluran kemih oleh batu dan adanya obstruksi mekanik, peradanganc. Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif mengenai penyakit

Post Operasia. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan, inflamasib. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek medikasi, pembedahan c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputus jaringan, dampak dari insisi pembedahand. Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif mengenai penyakit

Menurut Nanda Nic-Noc1. Gangguan eliminasi b.d obstruksi mekanik batu2. Nyeri b.d distensi kandung kemih3. Nyeri Akut b.d Agen Cidera Biologis4. Resiko Infeksi

3. IntervensiMenurut Doengus: Pre OperasiDx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan robekan pada vesika urinaria.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri teratasKriteria hasil: Melaporkan keluhan nyeri berkurang, klien tampak tenang dan tidak meningkatkan, klien dapat tidur/istirahat yang cukup.Intervensi1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10). Dan perhatikan tanda-tanda peningkatan tekanan darah, nadi, tidak bisa beristirahat, gelisah dan rasa nyeri yang meningkat.Rasional: membantu mengevaluasi lokasi nyeri, obstruksi dan pergerakan batu2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya mengidentifikasi perubahan terjadinya karakteristik nyeri.Rasional : pengetahuan klien dengan penyebab nyeri dapat membantu meningkatkan koping klien dan dapat menurunkan kecemasan3. Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung, lingkungan yang tenang.Rasional: meningkatkan relaksasi, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan koping.4. Anjurkan teknik napas dalam sebagai upaya dalam merelaksasi otot.Rasional: mengalihkan perhatian sebagai upaya dalam merelaksasi otot.5. Anjurkan/Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan indikasi dan meningkatkan intake cairan minimal 3-4 liter/hari sesuai toleransi jantungRaional: hidrasi meningkatkan jalan keluarnya batu mencegah urine statis dan mencegah pembentukan batu6. Kolaborasi: Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphinbiasanya diberikan pada fase akut.Raional: untuk menurunkan kolik dan meningkatkan relaksasi otot/mental.

Dx 2 : Perubahan eliminasi (BAK) retensio urine berhubungan dengan adanya penutupan saluran kemih oleh batu dan adanya obstruksi mekanik, peradanganTujuan : Perubahan pola eliminasi BAK :Kriteria hasil : Retensio urin teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jamIntervensi1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan (minimal 3 4 liter/hari sesuai dengan toleransi jantung.Rasional : memberikan info tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi seperti infeksi dan perdarahan dapat mengidentifikasi peningkatan obstruksi atau iritasi ureter.2. Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar dan kirim kelaboratorium untuk dianalisa.Rasional : meningkatkan hidrasi dapat mengeluarkan bakteri darah dan dapat mamfasilitasi pengeluaran batu.3. Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam.Rasioanal : dapat membantu dalam mengidentifikasi tipe batu dan akan membantu pilihan terapi4. Kolaborasi : Kolaborasi dalam memonitor pemeriksaan laboratorium seperti elektrolit BUN (Blood Urea Nitrogen), keratin.Rasional : peningkatan BUN, Kreatinin, dan elektrolit-elektrolit tertentu menindikasikan adanya disfungsi ginjal.

Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif mengenai penyakitTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 1 jam kecemasan tertasiKriteria hasil : Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan mengidentifikasi cara yang tepat untuk menangani kecemasannyaIntervensi1. Adakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum operasi jika mungkin diskusikan hal-hal yang kiranya dapat menimbulkan ketakutan kekhawatiran pada klien misalnya masker, lampu, elektroda, suara outoclave, tangisan kecil.Rasional: dapat memberikan ketenangan/ketentraman hati dan meredakan kecemasan klien sekaligus memberikan informasi untuk tindakan operatif.2. Informasikan tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada klien.Rasional: membina hubungan saling percaya, mengurangi ketakutan akan kehilangan control dilingkungan yang baru/asing.3. Identifikasi tingkak ketakukan klien yang mungkin mengharuskan penundaan prosedur operasi. Rasional: ketakutan yang berlebihan atau yang menetap dapat menyebabkan reaksi stress yang berlebihan yang beresiko atau munculnya reaksi yang merugikan terhadap prosedur pembedahan dan obat anastesi.4. Perkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasiRasional: memberi hubungan dan kenyamanan psikis5. Bina hubungan saling percaya, mengurangi ketakutan akan kehilangan control dilingkungan yang baru/asing.Rasional: menurunkan ketakuatan bahwa prosedur yang salah mungkin dilakukan

Post OperasiDx 2 : Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan inflamasi dan terputusnya kontinuitas jaringanTujuan : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 1x24 jamKriteria hasil : Melaporkan keluhan nyeri berkurangIntervensi1. Evaluasi nyeri secara teratur (setiap 2 jam), catat karakteristik lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10)Rasional: memberikan informasi tentang kebutuhan untuk dan atau keaktifan intervens

2. Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti latihan napas dalamRaional : menghilangkan ketegangan otot dan dapat meningkatkan kemampuan koping3. Posisikan sesuai indikasi, misalnya semifowler.Rasional: dapat menghilangkan nyeri dan menunjang sirkulasi jaringan, semifowler dapat menurunkan tegangan otot abdomen dan tulang belakang4. Berikan informasi tentang ketidaknyamanan yang akan terjadi yang hanya bersifat sementaraRasional : pemahaman tentang ketidaknyaman dapat memberikan keterangan emosional.5. Kolaborasi: kolaborasi pemberian analgetik intravena sesuai indikasi,dllRasional : analgetik intra vena akan mencapai pusat nyeri dengan segera

Dx 3 : kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan efek medikasi, pembedahan Tujuan : Gangguan integritas jaringan kulit teratsi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jamKriteria hasil : klien dapat mendemontrasikan teknik/prilaku yang menunjang penyembuhan dan pencegahan komplikasiIntervensi1. Kaji jumlah dan karakteristik drainaseRasional: penurunan jumlah drainase mengarah kepada kemajuan proses penyemabuhan, sedangkan drainase yang tepat/ mengandung darah eksudat menandakan adanya komplikasi.2. Anjurkan klien agar tidak menyentuh lukaRasional: mencegah terkontaminasinya luka3. Ganjal area insisi pada abdomen dengan bantal pada saat batuk/ bergerakRasional: menggunakan tekanan pada luka, meminimalkan resiko terputusnya jahitan atau rupturnya jaringan4. Ganti dan keluarkan balutan sesuai indikasi, rawat luka yang menggunakan teknik asepticRasional: melindungi luka dari injuri mekanik dan kontaminasi, mencegah akumulasi cairan/eksudat yang dapat mengakibatkan infeksi5. Kolaborasi: Kolaborasi dalam pemberian es jika diperlukan, Rasional: penggunaan abdominal binder-iritasi luka disertai debridement sesuai kebutuhan menurunkan pembentukan edema

Dx 4 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputus jaringan, dampak dari insisi pembedahanTujuan : infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jamKriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi luka Intervensi1. Observasi tanda-tanda infeksi pad luka post operasiRasionla: dapat diketahui secra dini tanda-tanda infeksi pada luka operasi seperti edema, kemerahan, nyeri, yang bertambah berat/terdapat pus pada luka tersebut2. Monitor tanda-tanda vital, catat serangan panas, perubahan kesadaran, atau keluhan meningkatnya nyeri yang hebat.Rasionla: merupakan tanda-tanda adanya peradangan/sepsis yang berkembang3. Monitor kelancaran drain, hitung output dan warna cairanRasionla: dapat diketahui adanya infeksi pada luka operasi4. Berikan informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi daya tahan tubuhRasional: dengan meningkatkan pengetahuan klien tentang hal-hal yang mempengaruhi daya tahan tubuh diharapkan klien dapat operatif dengan tindakan keperawatan yang akan dilakuakan5. Kolaborasi: Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat yang sesuaiRasional: dapat memberikan propilaksis/menurunkan jumlah organismeuntuk menurunkan membrane lebih lanjut

Menuerut Nanda Nic-NocDiagnosa I: Gangguan eliminasi b.d obstruksi mekanik batuTujuan : perubahan pola eliminasi BAK :Retensio urin teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan criteria BAK dalam jumlah normal, pola BAK seperti biasa, nyeri hilang saat kencingIntervensi :1. Monitor out put intake serta karakteristik urineRasional : memberikan info tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi seperti infeksi dan perdarahan dapat mengidentifikasi peningkatan obstruksi atau iritasi ureter2. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan (minimal 3 4 liter/hari sesuai dengan toleransi jantung)Rasional : meningkatkan hidrasi dapat mengeluarkan bakteri darah dan dapat mamfasilitasi pengeluaran batu.3. Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar dan kirim kelaboratorium untuk dianalisa.Rasional : dapat membantu dalam mengidentifikasi tipe batu dan akan membantu pilihan terapi.4. Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam.Rasional : untuk deteksi dini masalah pengumpulan ureum dan ketidakseimbangan setiap elektrolit dapat menjadi racun terhadap CNS (Central Nervus System)Kolaborasi dalam memonitor pemeriksaan laboratorium seperti elektrolit BUN (Blood Urea Nitrogen), keratin.Rasional : peningkatan BUN, Kreatinin, dan elektrolit-elektrolit tertentu menindikasikan adanya disfungsi ginjal.

Diagnosa II : Nyeri b.d distensi kandung kemihTujuan : setelah dinfakan keperawatan nyeri teratasi dengan criteria : keluhan nyeri hilang, klien tampak tenang dan tidak meningkatkan klien dapat tidur/istirahat yang cukup.Intervensi :1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10). Dan perhatikan tanda-tanda peningkatan tekanan darah, nadi, tidak bisa beristirahat, gelisah dan rasa nyeri yang meningkat.Rasional : membantu mengevaluasi lokasi nyeri, obstruksi dan pergerakan batu.2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya mengidentifikasi perubahan terjadinya karakteristik nyeriRasional : pengetahuan klien dengan penyebab nyeri dapat membantu meningkatkan koping klien dan dapat menurunkan kecemasan.3. Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung, lingkungan yang tenangRasional : meningkatkan relaksasi, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan koping.4. Anjurkan teknik napas dalam sebagai upaya dalam merelaksasi otot.Rasional : mengalihkan perhatian sebagai upaya dalam merelaksasi otot.5. Anjurkan/Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan indikasi dan meningkatkan intake cairan minimal 3-4 liter/hari sesuai toleransi jantungRasional : hidrasi meningkatkan jalan keluarnya batu mencegah urine statis dan mencegah pembentukan batu.6. Catat keluhan meningkatnya nyeri abdomenRasional :obstruksi sempurna pada ureter/vesika urinaria dapat menyebabkan perforasi dan ekstra vasasi didalam daerah perineal yang memerlukan pembedahan segera.7. Berikan kompres hangat pada punggung.Rasional : menghilangkan ketegangan otot dan menurunkan reflek spasme sehingga rasa nyeri hilang.8. Pertahankan posisi kateterRasional : mencegah urine statis/retensi mengurangi vesiko meningkatnya tekanan renal dan infeksi.9. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi.Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphin.Rasional : biasanya diberikan pada fase akut untuk menurunkan kolik dan meningkatkan relaksasi otot/mental.

Antispasmodic seperti flavoxate oxybutyninRasional : menurunkan reflek spasme yang dapat menurunkan kolik dan nyeri.KortikosteroidRasional : digunakan untuk meningkatkan edema jaringan, untuk memfasilitasi gerakan batu.

Diagnosa III: Nyeri Akut b.d Agen Cidera BiologisNOC :-Pain Level,-Pain control,-Comfort levelKriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normalNIC :Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

Diagnosa IV : Resiko Infeksiinfeksi dengan kriteria hasil: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal Menunjukkan perilaku hidup sehatNIC : Batasi pengunjung bila perlu Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Berikan terapi antibiotik Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Monitor adanya luka Dorong masukan cairan Dorong istirahat Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeks Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam4. ImplementasiTindakan/implementasi berdasarkan rencana atau intervensi keperawatan yang telah dibuat.5. EvaluasiEvaluasi dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth aja. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Doengos, Marilynn, E, dkk. 2000.RencanaAsuhanKeperawata. Jakarta: EGCNANDA International. 2012.Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2012-2014. Jakarta : EGCSmeltzer, Suzanne.C dan Brenda G. bare. 2002.Keperawatanmedicalbedah .PenerbitbukukedokteranEGC:Jakarta.Pengertian vesikolitiasis , terdapat pada:http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_saluran_kemih. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 18.30 WITA.Permasalahan batu kandung kemih, terdapat pada :http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/batu-buli-buli-batu-kandung-kemih.htmlTanda dan gejala dari penyakit batu ginjal, terdapat pada:http://amazine.co/7756/tips-ginjal-sehat-mengenal-5-tanda-gejala-batu-ginjal/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 18.30 WITA.