laporan penanganan konflik satwa liar

25
i | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan LAPORAN MONITORING DAN PENGHALAUAN SATWA JENIS ORANGUTAN (Pongo pygmaeus morio) DALAM RANGKA PENANGANAN KONFLIK SATWA LIAR DI LUAR KAWASAN Lokasi Dusun Solok Bugis Kelurahan Kariangau Sekitar Hutan Lindung Sungai Wain 06-08 Februari 2013 Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan Februari 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PHKA BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM KALIMANTAN TIMUR

Upload: norryani

Post on 20-Oct-2015

333 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Penanganan konflik satwa di balikpapan

TRANSCRIPT

i | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

LAPORAN

MONITORING DAN PENGHALAUAN SATWA JENIS ORANGUTAN (Pongo pygmaeus morio)

DALAM RANGKA PENANGANAN KONFLIK SATWA LIAR DI LUAR KAWASAN

Lokasi

Dusun Solok Bugis Kelurahan Kariangau Sekitar Hutan Lindung Sungai Wain

06-08 Februari 2013

Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan

Februari 2013

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PHKA

BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM KALIMANTAN TIMUR

ii | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Monitoring

dan penghalauan satwa jenis orangutan (Pongo pygmaeus morio) dalam rangka

penanganan konflik satwa liar di luar kawasan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6

februari sampai dengan 08 Februari di Kelurahan Kariangau sekitar Hutan Lindung Sungai

Wain Balikpapan.

Laporan ini merupakan laporan awal hasil penangan konflik antara manusia dengan

orangutan yang terjadi di dusun Solok Bugis Kelurahan Kariangau yang kami monitor

selama 3 (tiga) hari. Selain itu juga sebagai pertanggung jawaban hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan. Sepenuhnya kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang positif agar di waktu yang

akan datang dapat lebih baik lagi.

Demikian laporan ini kami susun, semoga bermanfaat dan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap penanganan satwa dimaksud. Atas

perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Balikpapan, Februari 2013

Tim Pelaksana

iii | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 3

C. Sasaran .................................................................................................. 3

BAB II. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 4

A. Dasar Hukum ......................................................................................... 4

B. Alat dan Bahan ....................................................................................... 4

C. Waktu dan Tempat ................................................................................. 4

D. Tim Pelaksana ........................................................................................ 5

E. Prinsip Dalam Penanganan Konflik Satwa Liar ........................................... 5

BAB IV. HASIL PELAKSANAAN ........................................................................... 8

BAB IV. PENUTUP .......................................................................................... 12

A. Kesimpulan........................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................... 12

Lampiran ....................................................................................................... 14

iv | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Tim pelaksana penanganan konflik satwa liar ....................................... 5

v | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Monitoring dan Penghalauan satwa di lindungi di kebun masyarakat .. 8

Gambar 2: alur kejadian keluarnya Orangutan dari Kawasan Hutan Lindung

Sungai Wain Balikpapan ................................................................... 9

1 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi yang negatif antara manusia dan satwa liar serta penurunan

kualitas habitat satwa liar dapat mengakibatkan terjadinya konflik antara

manusia dan satwa liar. Pada kondisi tertentu konflik tersebut dapat merugikan

semua pihak yang berkonflik. Konflik yang terjadi cenderung menimbulkan sikap

negatif manusia terhadap satwa liar, yaitu berkurangnya apresiasi manusia

terhadap satwa liar serta mengakibatkan efek-efek detrimental terhadap upaya

konservasi. Kerugian yang umum terjadi akibat konflik diantaranya seperti

rusaknya tanaman pertanian dan atau perkebunan serta pemangsaan ternak

oleh satwa liar, atau bahkan menimbulkan korban jiwa manusia. Disisi lain tidak

jarang satwa liar yang berkonflik mengalami kematian akibat berbagai tindakan

penanggulangan konflik yang dilakukan. Satwa liar yang sering berkonflik

dengan manusia antara lain gajah, harimau, orang utan, buaya, dan lainnya.

Konflik antara manusia dan satwa liar yang terjadi cenderung meningkat

akhir-akhir ini. Apapun yang terjadi dan jenis satwa liar apapun yang terlibat,

konflik manusia - satwa liar merupakan permasalahan kompleks karena bukan

hanya berhubungan dengan keselamatan manusia tetapi juga satwa itu sendiri.

Perbaikan habitat alami satwa liar, meminimalisir dan merehabilitasi kerusakan

hutan, serta mengontrol pemanfaatan berlebihan jenis flora dan fauna liar

merupakan prasyarat utama dalam penanganan konflik manusia - satwa liar.

Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No P.48 tahun 2008 Tentang

Pedoman Penanggulangan Konflik antara manusia dan satwa liar menjelaskan

bahwa konflik antara manusia dan satwa liar adalah interaksi antara manusia

dan satwa liar yang mengakibatkan efek negatif kepada sosial manusia,

ekonomi, kebudayaan dan pada konservasi satwa liar dan atau pada

lingkungannya. Penanggulangan konflik manusia - satwa liar adalah proses dan

upaya atau kegiatan mengatasi atau mengurangi konflik antara manusia dan

satwa liar dengan mengedepankan kepentingan dan keselamatan manusia

tanpa mengorbankan kepentingan dan keselamatan satwa liar. Peraturan

2 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

tersebut mengamanahkan setiap provinsi harus membentuk Satuan Tugas

(SATGAS) Penanggulangan konflik antara manusia dan satwa liar.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur salah satu

tupoksinya adalah menyelenggarakan konservasi tumbuhan dan satwa liar di

luar kawasan konservasi, yang mana kejadian konflik manusia dan satwa liar

umum terjadi. Bekerjasama dengan UPT Kementerian Kehutanan seperti Balai

Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Kayan Mentarang dan beberapa

Lembaga Non Profit yang memiliki kepedulian tinggi terhadap konflik antara

manusia dengan satwa liar.

Konflik antara manusia dengan satwa dilindungi jenis Orangutan (Pongo

pymaeus morio) terjadi di sekitar Hutan Lindung Sungai Wain di kampong Solok

Bugis. Hutan Lindung Sungai Wain merupakan salah satu kawasan hutan

konservasi di bawah pengelolaan Pemerintah Kota Balikpapan. Kawasan hutan

lindung ini merupakan kawasan hutan tempat pelepas liaran Orangutan hasil

rehabilitasi yang dikelola oleh beberapa lembaga non profit yang memiliki

kepedulian terhadap satwa dilindungi yang keberadaanya terancam punah.

Pada sekitar tahun 1996 bersama dengan kementerian kehutanan,

pemkot Balikpapan dan lembaga non profit lainnya telah melepas liarkan 80

ekor Orangutan (Pongo pygmaeus morio) hasil rehabilitasi pada kawasan Hutan

Lindung Sungai Wain. Hasil pelepas liaran menunjukan perkembangan yang

bagus, Orangutan secara perlahan-lahan dapat beradaptasi dengan baik,

namun satu bulan terakhir ini tepatnya pada pertengahan bulan Januari 2013

ada satu betina dewasa dengan anak (juvenile) keluar dari kawasan Hutan

Lindung Sungai Wain.

Keluarnya Orangutan dari kawasan Hutan Lindung ini menyebabkan

terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar, Orangutan tersebut memakan

buah-buahan milik masyarakat yang berkebun di sekitar kawasan hutan lindung.

Keadaan seperti ini perlu mendapat perhatian yang serius, kekhawatiran akan

terjadi konflik yang lebih meluas dan bahkan dikhawatirkan dapat menimbulkan

korban dari satwa atau masyarakat di sekitarnya. Dengan kejadian tersebut,

pihak BKSDA Kalimantan Timur Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan

melakukan tindakan nyata dalam melakukan penanganan konflik satwa liar di

3 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

luar kawasan dengan melakukan penghalauan dan penggiringan satwa serta

penyuluhan terhadap masyarakat sekitar.

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan Penanganan Konflik satwa liar di luar kawasan bertujuan untuk

Menghindari terjadinya konflik antar manusia dan satwa liar sehingga tidak

menimbulkan kerugian harta benda maupun keselamatan jiwa manusia atau

satwa liar yang harus diselesaikan dengan tetap memperhatikan keselamatan

manusia dan kelestarian satwa liar.

C. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah Semua jenis satwa liar yang berada di luar

kawasan dan telah menimbulkan konflik antara manusia dan satwa tersebut.

4 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

BAB II. METODE PELAKSANAAN

A. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya.

2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan

Tumbuhan dan Satwa

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan

Tumbuhan dan Satwa Liar.

5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 48 /Menhut-II/2008 tentang

Pedomon penanganan konflik antara manusia dengan satwa liar.

6. Surat Perintah Tugas Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam

Kalimantan Timur Nomor: PT. 092/BKSDA/2/2013 Tanggal 5 Februari 2013

untuk Penanganan Konflik Satwa Liar di luar kawasan tepatnya di sekitar

Hutan Lindung Sungai Wain Balikpapan.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:

1. Kendaraan roda 4

2. Kamera Digital

3. GPS

4. Alat Tulis

C. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan penanganan satwa liar di luar kawasan di laksanakan

di Sekitar Hutan Lindung Sungai Wain di Kampung Solok Bugis Kelurahan

Kariangau Kecamatan Balikpapan Utara Kota Balikpapan selama 3 (tiga) hari

kerja terhitung mulai tanggal 6 februari sampai dengan 8 Februari 2013.

5 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

D. Tim Pelaksana

Tim pelaksana:

NAMA NIP JABATAN

Darmanto 19630113 199703 1 002 Polhut Pelaksana Lanjutan

Ahmad Nuryani 19811223 200012 1 002 PEH Pelaksana Lanjutan

Amos Robi Simon 19770417 199703 1 002 PEH Pelaksana

Tabel 1: Tim pelaksana penanganan konflik satwa liar

E. Prinsip Dalam Penanganan Konflik Satwa Liar

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 48/Menhut-II/2008 tentang

penanggulangan konflik antara manusia dengan satwa liar, bahwa dalam

pelaksanaan penanggulangan konflik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1. Manusia dan satwa liar sama-sama penting

Konflik manusia dan satwa liar menempatkan kedua pihak pada situasi

dirugikan. Dalam memilih opsi-opsi solusi konflik yang akan diterapkan,

pertimbangan langkah untuk mengurangi resiko kerugian yang diderita oleh

manusia, secara bersamaan harus didasari pertimbangan terbaik untuk

kelestarian satwa liar yang terlibat konflik.

2. Site spesific.

Secara umum konflik muncul antara lain karena rusak atau menyempitnya

habitat satwa liar yang disebabkan salah satunya karena aktifitas

pembukaan areal dan konversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan

atau Hutan Tanaman Industri. Disamping itu, berkurangnya satwa mangsa

(khususnya untuk harimau) karena perburuan liar, juga sering menimbulkan

konflik. Variasi karakteristik habitat, kondisi populasi, dan faktor lain seperti

jenis komoditas, membuat intensitas dan solusi penanganan konflik

bervariasi di masing-masing wilayah, menuntut penanganan yang

berorientasikan kepada berbagai faktor yang berperan dalam sebuah konflik.

Sehingga sangat memungkinkan terjadinya pilihan kombinasi solusi yang

beragam pula di masing-masing wilayah konflik. Solusi yang efektif disuatu

6 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

lokasi, belum tentu dapat diterapkan pada situasi konflik di daerah lain,

demikian pula sebaliknya.

3. Tidak ada solusi tunggal

Konflik antara manusia dan satwa liar dan tindakan penanggulangannya

merupakan sesuatu yang kompleks karena menuntut rangkaian kombinasi

berbagai solusi potensial yang tergabung dalam sebuah proses

penanggulangan konflik yang komprehensif.

4. Skala lansekap

Satwa liar tertentu, termasuk gajah dan harimau, memiliki daerah jelajah

yang sangat luas. Upaya penanggulangan konflik yang komprehensif harus

berdasarkan penilaian yang menyeluruh dari keseluruhan daerah jelajahnya

(home range based mitigation).

5. Tanggungjawab multi pihak

Selain sebagai sebuah isu konservasi, konflik juga mempengaruhi dan

memiliki dampak sosial dan ekonomi di daerah. Sehingga penanggulangan

konflik antara manusia dan satwa liar ini harus melibatkan berbagai pihak

yang terkait termasuk dunia usaha dan para pengguna lahan skala luas

untuk berbagi tanggungjawab.

F. Prosedur Kerja

Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penanganan konflik satwa dilindungi jenis

Orangutan (Pongo pygmaeus) di sekitar Hutan Lindung Sungai Wain sebagai

berikut :

- Berdasarkan informasi yang di dapat dari petugas pengelola Hutan Lindung

Sungai Wain bahwa Orangutan dari dalam kawasan hutan lindung telah

keluar dari kawasan dan berada di perkebunan masyarakat.

- Mempersiapkan tim pelaksana dan Surat Perintah Tugas untuk mengecek

kelokasi kejadian.

- Berkoordinasi dengan pihak Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain.

- Bekerja berdasarkan prinsip penanganan konflik antara manusia dengan

satwa liar.

- Mengamati dan mencermati kondisi habitat tempat satwa tersebut berada.

7 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

- Melakukan penghalauan atau penggiringan satwa ke dalam kawasan hutan.

- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar terjadinya konflik

mengenai cara menghadapi satwa jenis Orangutan atau satwa liar lainnya

apabila berada di kebun miliknya.

- Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada kepala Balai/Seksi

Konservasi Wilayah.

8 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

BAB IV. HASIL PELAKSANAAN

Berdasarkan informasi yang di dapat dari pihak pengelola Hutan Lindung

Sungai Wain, satwa dilindungi jenis Orangutan (Pongo pygmaeus morio) keluar dari

Kawasan hutan sudah terjadi dari pertengahan bulan januari 2013 yang lalu, pihak

pengelola Hutan Lindung sudah mengamati prilaku Orangutan tersebut. Naluri

satwa biasanya dimana sumber pakan banyak, dapat dipastikan satwa akan datang

mencarinya. Pihak pengelola sudah melakukan penghalauan Orangutan tersebut,

namun Orangutan cenderung lebih senang berada di area perkebunan masyarakat.

Adapun langkah yang kami lakukan selama 3 hari monitoring dan penghalauan

Orangutan sebagai berikut :

1. Langkah Netralisasi tradisional

Hari Pertama tanggal 06 Februari 2013:

Kerugian yang terjadi akibat konflik antara sawa dilindungi jenis Orangutan

dengan manusia diantaranya rusaknya tanaman pertanian dan atau

perkebunan, bahkan telah menimbulkan korban salah satu penduduk yang

terkena gigitan sehingga harus segera dibawa kerumah sakit. Dengan kejadian

tersebut kami diperintahkan untuk segera menghalau Orangutan tersebut agar

tidak terjadi korban baik satwa maupun manusianya.

Dari pagi hingga sore hari kami bersama petugas BHLSW melakukan penjagaan

pada hasil pertanian atau perkebunan langkah ini merupakan langkah yang

biasa diambil di perbatasan antara kawasan pertanian/perkebunan dengan

habitat Orangutan, melakukan penghalauan dengan cara meneriaki, memukul

– mukul pohon dan mencoba mengusirnya. Namun Orangutan tersebut tidak

Gambar 1: Monitoring dan Penghalauan satwa di lindungi di kebun masyarakat

9 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

berlari bahkan petugasnya yang kabur, Orangutan (Betina dewasa dan anak

yg masih di gendong) tergolong berani dengan manusia, dengan berjalan

ditanah mendatangi kita yang akan menghalau. Seperti dijelaskan di bab

pendahuluan Orangutan yang ada di Hutan Lindung Sungai Wain merupakan

hasil rehabilitasi, Sehingga kecenderungan senang atau dekat dengan manusia

masih ada, dan lebih senang jalan di bumi daripada bergelantungan di pohon.

2. Pengumpulan data dan informasi

Hari kedua 07 Februari 2013:

Kegiatan pengumpulan data dan informasi tidak secara langsung

mencegah atau mengurangi konflik, kegiatan ini merupakan bagian integral dari

berbagai langkah aksi, skema dan langkah netralisasi, serta harus menjadi

langkah awal dalam setiap penyelesaian masalah. Pengumpalan data garis

dasar sangat diperlukan untuk memantau permasalahan yang terjadi, seperti

kondisi habitat atau kompetisi dalam mendapatkan makanan yang berlangsung

secara terus menerus atau adanya unsur lain sehingga Orangutan bisa keluar

dari habitat asalnya, gambar berikut merupakan penjelasan keluarnya

Orangutan dari kawasan Hutan Lindung Sungai Wain :

Orangutan (induk dan anak) awal mulanya berada di dalam kawasan Hutan

Lindung Sungai Wain berada di areal camp Sinaga tepatnya di sekitar bulatan

warna merah, pada pertengahan bulan januari 2013 yang lalu Orangutan

tersebut mulai menyusuri waduk, memakan kulit pohon nangka di sekiar waduk

Gambar 2: alur kejadian keluarnya Orangutan dari Kawasan Hutan Lindung Sungai

Wain Balikpapan

10 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

dan membuat sarang di dekat PAM milik pertamina. Disekitar waduk masyarakat

sekitar sering mancing pada kawasan ini, melihat hal tersebut Orangutan

tertarik untuk mendatanginya, melihat Orangutan yang setengah masih jinak,

diberikan makanan sama mereka, karena masih merasa kurang direbutnya

bekal yang berisi makanan, terjadilah perkalahian. Endingnya orang tersebut

terkena gigitan hingga harus dibawa kerumah sakit. Orang itu berlari menyusuri

waduk untuk keluar dari ancaman Orangutan. Orangutan mengejar hingga

akhirnya keluar dari kawasan di dusun solok bugis kelurahan kariangau

( pada gambar 2.)

Kondisi habitat di luar kawasan hutan lindung membuat betah

Orangutan, sebagian hutan sekunder banyak pepohonan akasia dan lainya dan

sebagian pohon perkebunan seperti nangka, sirsak, pohon jeruk yang sedang

berbuah. Kondisi seperti ini yang akan menyebabkan terjadinya konflik antara

manusia dengan satwa liar, manusia menjaga tanamannya untuk tambahan

sumber ekonomi sedangkan satwa mencari makan, hal ini tidak bisa dibiarkan

dan harus ada tindakan apabila tidak ada perubahan keadaan, dengan demikian

jatuhnya korban dapat dihindari.

Selain itu juga kami melakukan penyuluhan pada penduduk sekitar,

di pondok – pondok kebun masyakat terkait dengan adanya satwa dilindungi

jenis Orangutan yang keluar dari Hutan Lindung Sungai Wain. Adapun hal-hal

yang kami sampaikan sebagai berikut :

- Dilarang keras memberikan makanan atau minuman apapun, apabila

Orangutan tersebut mendatangi rumah atau pondok di kebun masyarakat.

- Pada prinsipnya Orangutan tidak menyerang manusia apabila tidak ada

ancaman, sehingga dilarang untuk melakukan ancaman berupa apapun

kepada Orangutan tersebut.

- Apabila Orangutan tersebut tidak bisa diusir dari rumah atau pondok

masyarakat, cukup dihalau dengan menyiram air panas pada bagian tubuh

yang tidak membahayakan (Selain Kepala dan Muka).

- Menghubungi Petugas Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain apabila terjadi

keadaan yang membahayakan, Kontak Person Bapak Purwanto Hp.

11 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

081350724776 atau Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan BKSDA

Kalimantan Timur 0542 – 760142

3. Monitoring dan Penghalauan

Hari ke 3, 8 Februari 2013

Kegiatan yang sama dengan hari pertama kami lakukan kembali, kami berada

di perbatasan antara kebun milik masyarakat dengan kawasan Hutan Lindung

Sungai Wain yang menjadi lalu lintas Orangutan, berpatroli dengan petugas

HLSW mengelilingi kebun milik masyarakat namun hingga sore hari tidak ada

tanda-tanda keberadaan Orangutan disekitar kebun.

12 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan monitoring dan penghalauan satwa dilindungi jenis Orangutan

dalm rangka penanganan konflik satwa liar di luar kawasan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Konflik antara manusia dan orangutan terjadi di Dusun Solok Bugis

Kelurahan Kariangau Balikpapan Utara berbatasan dengan Hutan Lindung

Sungai Wain Kota Balikpapan, ada dua individu orangutan (betina dewasa

dan anak) yang berasal dari Hutan Lindung Tersebut.

2. Asal mula orangutan keluar dari kawasan Hutan Lindung karena kebiasaan

salah satu dari masyarakat yang sedang mincing memberikan makanan pada

saat bertemu orangutan di Camp Sinaga, sehingga orangutan mengikuti

jalan kembalinya pemancing.

3. Upaya yang dilakukan untuk penanganan konflik adalah dengan melakukan

netralisasi tradisional dengan melakukan patroli, monitoring dan

penghalauan di perbatasan antara kebun milik masyarakat dengan Hutan

Lindung Sungai Wain.

4. Melakukan penyuluhan pada masyarakat sekitar terjadinya konflik dan

pemilik kebun terkait dengan teknik menghalau orangutan apabila berada di

sekitar rumahnya.

5. Hingga pada jumat sore pukul 17.00 tanggal 08 Februari 2013, orangutan

tidak berada disekitar kebun milik masyarakat yang menjadi habitat

kesenanganya.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data lebih lanjut tehadap kondisi habitat dan populasi

orangutan di Hutan Lindung Sungai Wain sebaiknya segera dilakukan, di

khawatirkan adanya over populasi sehingga persaingan untuk mendapatkan

makanan sangat tinggi menyebabkan yang lemah keluar dari kawasan.

13 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

2. Mengevakuasi orangutan dari perkebunan masyarakat merupakan jalan

terakhir yang diambil, saran kami bagi pihak BPHLSW bisa dilakukan tanpa

harus dilakukan evakuasi namun perlu adanya dana tambahan untuk

mengganti rugi semua pohon yang berbuah milik masyarakat, jumlahnyapun

kami data tidak terlalu banyak. Menurut hemat kami orangutan akan kembali

setelah makanannya mulai berkurang.

14 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Lampiran

Dokumentasi monitoring dan penghalauan satwa dilindungi jenis orangutan dalam

rangka kegiatan Penanganan Konflik Satwa liar diluar kawasan

Bersama dengan pihak BPHLSW melakukan monitoring dan penghalauan

orangutan di sekitar HLSW

15 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Orangutan yang keluar dari kawasan berada dekat dengan akses jalan menuju

pelabuhan peti kemas kariangau KM 13 Kota Balikpapan.

16 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Orangutan tergolong berani dengan manusia, sama sekali tidak takut dengan tim

yang akan menghalau.

17 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Orangutan tertarik dan mendatangi orang yang lagi menchinsaw pohon di

kebunnya.

18 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Lebih senang jalan dibumi dari pada bergelantungan di pohon

19 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Memakan buah-buahan yang ada di kebun milik masyarakat

20 | Penanganan Konflik Satwa Liar di Luar Kawasan

Ditemukan sarang di perbatasan antara kebun dan hutan bersebelahan dengan

HLSW.