laporan pemicu 2 neurosains

58
Laporan Diskusi Pemicu 2 Pemicu 2 Seorang pasien di bangsal neurologi, Tn. A, 38 tahun, mengalami kelumpuhan kaki kanan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan Tn. A mengalami hemiseksi medulla spinalis (Brown Sequard Syndrome) setinggi thoracal X pada sisi sebelah kanan. Di bawah supervisi, seorang dokter muda melakukan pemeriksaan neurologis yang meliputi pemeriksaan sistem sensorik dan motoriknya. Dari anamnesis tidak didapatkan keluhan buang air besar maupun buang air kecil. Setelah itu para dokter muda berdiskusi dan menyimpulkan bahwa hasil pemeriksaan neurologis tersebut sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologinya dan jaras-jaras neuroanatomi yang mengalami kerusakan akibat lesi tersebut. A. Klarifikasi dan Definisi 1. Brown Sequard Syndrome : Suatu kondisi neurologi yang ditandai dengan kehilangan fungsi motorik, proprioseptif dan rasa getar ipsilateral akibat disfungsi traktus kortikospinal dan kolumna dorsalis, disertai dengan kehilangan sensasi nyeri dan suhu kontralateral sebagai akibat dari disfungsi traktus spinothalamikus 2. Hemiseksi : pembelahan menjadi 2 bagian yang sama 3. Anamnesis : wawancara terhadap seseorang untuk mengumpulkan data, hubungan dokter dengan pasien

Upload: indhy-windhy-valentine

Post on 30-Nov-2015

423 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Laporan Diskusi Kelompok Modul Neurosains

TRANSCRIPT

Page 1: laporan Pemicu 2 neurosains

Laporan Diskusi Pemicu 2

Pemicu 2

Seorang pasien di bangsal neurologi, Tn. A, 38 tahun, mengalami kelumpuhan

kaki kanan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan Tn. A mengalami hemiseksi

medulla spinalis (Brown Sequard Syndrome) setinggi thoracal X pada sisi sebelah kanan.

Di bawah supervisi, seorang dokter muda melakukan pemeriksaan neurologis yang

meliputi pemeriksaan sistem sensorik dan motoriknya. Dari anamnesis tidak didapatkan

keluhan buang air besar maupun buang air kecil. Setelah itu para dokter muda berdiskusi

dan menyimpulkan bahwa hasil pemeriksaan neurologis tersebut sesuai dengan hasil

pemeriksaan radiologinya dan jaras-jaras neuroanatomi yang mengalami kerusakan

akibat lesi tersebut.

A. Klarifikasi dan Definisi

1. Brown Sequard Syndrome : Suatu kondisi neurologi yang ditandai dengan kehilangan

fungsi motorik, proprioseptif dan rasa getar ipsilateral akibat disfungsi traktus

kortikospinal dan kolumna dorsalis, disertai dengan kehilangan sensasi nyeri dan suhu

kontralateral sebagai akibat dari disfungsi traktus spinothalamikus

2. Hemiseksi : pembelahan menjadi 2 bagian yang sama

3. Anamnesis : wawancara terhadap seseorang untuk mengumpulkan data, hubungan

dokter dengan pasien

4. Neurologi : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem saraf

5. Lesi : Diskontinuitas jaringan patologis, hilangnya fungsi jaringan tubuh.

6. Jaras : jalur rangsang sensorik maupun motorik

7. Thoracal : regio dari kolumnar vertebralis yang berada disekitar thoraks

8. Kelumpuhan : suatu keadaan dimana seseorang mengalami pengurangan aktivitas fisik

bahkan sampai tidak dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-sehari secara

normal.

B. Kata Kunci

1. Kelumpuhan kaki kanan

2. Hemiseksi thoracal X pada sisi kanan

Page 2: laporan Pemicu 2 neurosains

3. Tidak ada keluhan BAB dan BAK

4. Laki-laki 38 tahun

5. Jaras Neuroanatomi

6. Medula Spinalis

C. Rumusan Masalah

Mengapa hemiseksi pada thoracal X medula spinalis dapat menyebabkan

kelumpuhan pada kaki sebelah kanan Tn. A?

D. Analisis Masalah

E. Hipotesis

Karena hemiseksi pada thoracal X medula spinalis menyebabkan putusnya alur

rangsang yang mempersarafi saraf tepi ekstremitas bawah sebelah kanan.

F. Pertanyaan Diskusi

1. Bagaimana anatomi SSP?

2. Bagaimana histologi SSP?

Page 3: laporan Pemicu 2 neurosains

3. Bagaimana fisiologi SSP?

4. Bagaimana anatomi dan histologi SST?

5. Apa saja jenis-jenis jaras asenden dan desenden dan tempat penyilangannya?

6. Fungsi dari traktus asenden dan desenden?

7. Jelaskan mengenai kelumpuhan UMN dan LMN?

8. Bagaimana aspek biokimia dari jaras anatomi?

9. Bagaimana aspek fisiologi dari jaras anatomi?

10. apa pengertian dari traktus asenden dan desenden?

11. Bagaimana mekanisme dari spinothalamius pathway?

12. Bagaimana mekanisme dari dorsalkolom pathway?

13 Pemeriksaan radiologis apa yang dilakukan pada cedera sistem saraf?

14. Lesi seperti apa saja yang dapat menyebabkan kelumpuhan?

15. Bagaimana pembagian fungsi dari sistem saraf tepi?

16. Bagaimana cedera medula spinalis?

17. Jelaskan mengenai brown-sequard syndrome?

18. Bagaimana mekanisme jaras asenden?

19. Jaras sensorik (anatomi, persilangan)?

20. Jaras motorik (potensial aksi, neurotransmitter yang keluar, fisiologi)?

21. Neuromotoral junction?

22. Lengkung refleks?

23 . Sinaps?

24. Thoracal X mempersarafi apa saja?

25. Organ pencernaan diatur oleh saraf?

G. Pembahasan

1. Anatomi Sistem Saraf Pusat

1.1 Otak

Sistem saraf pusat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu otak dan medulla spinalis.

Keduanya dibungkus oleh sistem membran yang disebut meningen dan dikelilingi oleh

liquor Cerebrospinal. Kemudian dibungkus oleh tulang tengkorak dan columna

vertebralis.1

Page 4: laporan Pemicu 2 neurosains

Otak dilindungi oleh:

1. SCALP ( Skin, Connective tissue, Aponeurotic galea, Loose connective tissue and

Pericranium )

2. Meninges, terdiri dari: duramater, arachnoid mater, dan pia mater

3. Cairan cerebrospinal1

1.1.1. Cerebrum

Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua

belahan, yaitu hemisfer serebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain

oleh korpus kalosum. Setiap hemisfer terdiri dari sebuah lapisan luar yang tipis yaitu

substansia grisea “(bahan abu-abu) atau korteks serebrum, menutup bagian tengah bagian

tengah yang lebih tengah yaitu substansia alba (bahan putih).1

Page 5: laporan Pemicu 2 neurosains

Cerebrum terdiri dari 4 lobus, yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital.

1. Lobus frontal

Lobus frontal terdiri atas 4 gyrus, yaitu:

1 gytus precentralis ( area motorik primer)

3 gyrus horizontal: gyrus frontalis superior , gyrus frontalis media, dan gyrus

frontalis inferior.

Gyrus frontalis inferior terdiri atas pars orbitalis, pars opercularis, dan

triangularis. Pars triangularis dan opercularis pada hemisfer dominan terdapat area bicara

( broca ).1

2. Lobus Temporal

Lobus temporalis terdiri atas gyrus temporalis superior, gyrus temporalis medius,

dan gyrus temporalis inferior. Gyrus temporalis superior disebut pula sebagai pusat

pendengaran primer, sedangkan gyrus temporalis medius dan inferior sebagai korteks

para auditory.1

Page 6: laporan Pemicu 2 neurosains

3. Lobus Parietal

Lobus parietal terdiri dari gyrus precentralis yaitu sebagai pusat somatosensorik

primer, lobus parietalis superior, dan lobus parietalis inferior yang terdiri atas gyrus supra

marginalis dan angularis yang berfungsi sebagai area bicara sensorik wenicke.1

4. Lobus occipital

Pada lobus occipital terdapat suatu sulcus yaitu sulcus calcarinus yang berfungsi

sebagai area penglihatan primer.1

Page 7: laporan Pemicu 2 neurosains

1.1.2. Talamus

Jauh di dalam otak dengan nucleus basal terdapat diensefalon, suatu struktur

garis-tengah (mid line) yang membentuk dinding rongga vebtrikel ketiga, salah satu

ruang tempat lewatnya cairan serebrospinalis. Diensefalon terdiri dari dua bagian utama,

thalamus dan hipotalamus. Talamus berfungsi sebagai “stasiun penyambung” dan pusat

integarasi sinap untuk pengolahan pendahuluan semua masukan senorik dalam

perjalananya ke korteks.1

1.1.3. Hipotalamus

Hipotalamus adalah kumpulan nucleus spesifik dan serat-serat terkait yang

terletak di bawah thalamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi

homeostatic penting dan berfungsi sebagai penghubung pentinga antara sistem saraf

otonom dan sistem saraf.1

Page 8: laporan Pemicu 2 neurosains

1.1.4. Serebelum

Serebelum, yang melekat ke belakang bagian atas batang otak, terletak di bawah

lobus oksfipitalis korteks. Sebelum terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional

Page 9: laporan Pemicu 2 neurosains

berbeda, yang diperkirakan terbentuk secara berurutan secara evolusi. Bagian-bagian ini

memiliki sendiri rangkaian, masukan, dan keluaran, dan, dengan demikian, masing-

masing memiliki fungsi berbeda.1

Serebelum dapat dibagi menjadi dua massa lateral yang disebut hemisfer cerebelli

yang disebut sebagai vermis. Pada tiap hemisfer terdapat folia dan fissura : arbor vitae.

Serebelum terdiri atas lobus flocculonodullaris, lobus anterior, dan lobus posterior.1

1.1.5. Batang otak

Batang otak yang terdiri dari medulla, pons, dan otak tengah (“mid brain”), adalah

penghubung penting atara bagian otak lainnya dengan korda spinalis, semua serat-serat

yang datang dan pergi antar pusat-pusat di otak dan perifer harus melerwati batang otak,

dengan serat-serta yang datang memancarkan informasi sensorik ke otak dan serat-serat

yang keluar membawa sinyal perintah dari otak untuk keluaran eferen.1

1.2 Medulla Spinalis

Medulla spinalis mulai dari foramen magnum tulang tengkorak hingga filum

terminal. Sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix

anterior (motorik) dan radix posterior (sensior). Masing-masing melekat pada medulla

spinalis melalui sederetan fila radicularia. Membentang sepanjang segmen-segmen

medulla spinalis yang sesuai. Masing-masing radix posterior memiliki ganglion radix

poterior pada serabut saraf pusat dan tepi.1

Medula spinalis terdiri atas 5 regio, yaitu cervical, thoracal, lumbal, sacral, dan

coccygeal. Terdapat 31 pasang saraf spinal, yaitu:

a. 8 pasang cervical

b. 12 pasang thoracal

c. 5 pasang lumbal

d. 5 pasang sacral

e. 1 pasang coccygeal1

Gambarannya seperti gambar di bawah ini.2

Page 10: laporan Pemicu 2 neurosains

Selama perkembangannya, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang

dari medula spinalis. Medula spinalis hanya sampai lumbal 1 atau 2 dengan ujung

membentuk kerucut yang disebut dengan conus medullaris.3

2. Histologi Sistem Saraf Pusat

Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang

disokong oleh sel-sel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia

(glia, Gr: lem).4

2.1. Sel Saraf (Neuron) (Gb-12)

Bangunan histologik sel saraf sangat khas

terdiri atas badan sel (soma atau perikarion) dan

julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson

dan beberapa dendrit.

Neuron merupakan sel yang paling tinggi

differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi.

Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat

besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri

atas badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf

(prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.4

A. Badan sel saraf (Gb-13)

Gb-12. Sel saraf

Page 11: laporan Pemicu 2 neurosains

Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti

terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma

terdapat berbagai organel dan badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam

4-135 mikrometer. Ada yang berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya.4

Meskipun beragam, tetapi semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa

struktur-struktur:

a. Nukleus (inti sel)

Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong, bewarna

pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada umumnya satu dan

tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada inti sel terdapat rantai

double helix ”deoxyribonucleate acid (DNA)” yang merupakan pembawa kode genetik.

Inti yang besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol seringkali memberi

kesan seperti mata burung hantu (Owl eyes).4

b. Sitoplasma (Gb-14 dan 15)

Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang

tersusun kurang lebih mengitari inti. Organel adalah struktur-struktur atau bangunan

yang terdapat di dalam sitoplasma yang diperlukan untuk mem-pertahankan kehidupan

dan menjalankan fungsi-fungsi sel secara keseluruhan. Badan inklusi adalah struktur-

struktur yang terdapat di dalam sitoplasma yang dipergunakan sebagai gudang atau

tempat penyimpanan zat-zat atau substansi tertentu.4

Gb-13. Badan sel saraf

Gb-14. Organel sel saraf Gb-15. Badan inklusi

Page 12: laporan Pemicu 2 neurosains

Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah:

a. Sitoskeleton

b. Apparatus (kompleks) Golgi

c. Mitokondria

d. Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic reticulum) dan ribosom

e. Sentriol

Sitoskeleton, apparatus Golgi, dan mitokondria hanya bisa dilihat dengan

mikroskop elektron (ME), sedangkan badan Nissl dan badan inklusi dapat dilihat dengan

mikroskop cahaya (MC).4

c. Sitoskeleton

Dengan mikroskop elektron (ME) tampak bahwa komponen utama sitoskeleton

adalah neurofilamen dan mikrotubulus yang tersusun dalam kelompokan yang berjalan

secara paralel dan tersebar di seluruh perikarion, akson dan dendrit. Neurofilamen yang

terdapat di neuron merupakan filamen berukuran menengah (intermediate filament) yang

mempunyai ketebalan 7.5 sampai 10 mikrometer dan berfungsi sebagai penyokong.

Mikrotubulus berfungsi dalam transportasi ensim-ensim, neurotransmitter, protein

penyusun membran, dan molekul-molekul penyusun komponen sel lainnya. Dengan

mikroskop cahaya (MC) neurofilamen tampak sebagai neurofibril yang dapat diwarnai

dengan pulasan perak dan memberikan warna coklat kehitaman.4

d. Apparatus Golgi

Apparatus Golgi biasanya besar letaknya paranuklear, tersusun dari gelembung-

gelembung yang tidak mengandung granular (“agranular vesicles”). Kompleks Golgi

merupakan tempat pembentukan glikoprotein yang dibuat dari ikatan karbohidrat dan

protein. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk dari apparatus Golgi diduga

merupakan sumber gelembung sinaps (synaptic vesicles) yang ditemukan pada ujung

akson (axon terminal).4

e. Mitokondria

Mitokondria biasanya kecil lonjong atau berbentuk seperti bola, dengan krista

jenis tubular atau lamelar. Mitokondria terutama terdapat dalam jumlah banyak di ujung

Page 13: laporan Pemicu 2 neurosains

akson, selain itu juga ditemukan pada perikarion, dendrit dan akson. Mitokondria

berperan dalam mengatur proses metabolisme di dalam sel saraf.4

f. Badan Nissl/ Retikulum Endoplasmik Kasar

Badan Nissl merupakan struktur yang dibentuk dari banyak tumpukan

endoplasmik retikulum (endoplasmic reticulum/ER) granular/kasar (rough endoplasmic

reticulum). Pada permukaan luar membran badan Nissl/ER terdapat ribosom yang

tersusun dalam barisan, spiral, dan menempel pada permukaan luar membran ER.

Dengan pulasan HE, badan Nissl bewarna biru (basofilik) dan terdapat dalam perikarion

dan dendrit, tetapi tidak terdapat pada akson. Karena polanya pada badan sel saraf mirip

dengan corak pada kulit macan tutul maka sering disebut sebagai Substansia Tigroid.

Badan Nissl tampak jelas pada neuron yang berukuran besar seperti pada neuron motoris

di kornu anterior medula spinalis dan di sel ganglion. Badan Nissl merupakan tempat

sintesa protein.4

g. Sentriol

Sentriol merupakan irri khas sel saraf yang sedang membelah pada massa

embrional. Neuron pada orang dewasa tidak dapat membelah lagi. Meskipun demikian

kadang-kadang dapat ditemukan sentriol juga.4 Badan inklusi yang ditemukan pada

perikarion sel saraf adalah, antara lain:

(1). Vesikel

Neuron yang mensintesa katekolamin mengandung vesikel yang berisi

neurotransmitter dan enzim-enzim.

(2). Granular

Neuron di hipotalamus mengeluarkan sekret neural berbentuk granular yang berisi

hormone vasopressin, oksitosin dan neurofisin. Granul ini disalurkan oleh akson ke

neurohipofisis dan kemudian akan dicurahkan kedalam pembuluh darah.4

Granula pigmen melanin terdapat pada neuron tertentu di otak seperti substansia

nigra pada otak tengah, ganglion spinal dan sel-sel saraf pada dasar ventrikel yang ke-

empat. Fungsinya masih belum diketahui.4

Page 14: laporan Pemicu 2 neurosains

Granula lifofuksin tampak sebagai granula bewarna kuning kecoklatan dan

terdapat pada neuron-neuron yang berukuran besar. Jumlahnya bertambah sesuai dengan

pertambahan usia. Granula yang mengandung besi ditunjukkan dengan teknik Prussian

blue, terdapat pada beberapa sel saraf, seperti sel-sel saraf di globus pallidus. Jumlah

granula bertambah sesuai dengan bertambahnya usia.4

Tetes –tetes lemak biasanya kelihatan di dalam perikarion dan memainkan peran

sebagai bahan cadangan atau merupakan hasil metabolisme normal atau patologis.

Glikogen terdapat pada neuron embrio, neuroglia embrio, dan dalam ependim dan

pleksus koroid embrio, tetapi tidak ada pada jaringan saraf orang dewasa dalam jumlah

yang cukup banyak untuk dideteksi.4

h. Juluran Neuron

Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya

yang terdiri atas dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua

neuron.4

a) Dendrit (Gb-16)

Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik

pada kornu anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan

cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada cabang utama.4 Ciri-ciri

histologis dendrit adalah:

a. Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis.

b. Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder

tertier dan seterusnya.

c. Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri

(spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat kontak sinaps.

d. Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas,

mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, tetapi

kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh percabangannya

sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit tidak

mempunyai kompleks Golgi.4

Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron lainnya

melalui sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi

Gb-16. Dendrit

Page 15: laporan Pemicu 2 neurosains

kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah

banyak. Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik

pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron.4

Ambang rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui agar

membran saraf tersebut dapat mengalami depolarisasi dan dengan demikian timbul arus

listrik yang merambat. Dengan demikian neuron tersebut dapat meneruskan atau

menghambat rangsangan yang datang. Rangsangan saraf yang diterima oleh dendrit

umunya merambat ke arah badan sel saraf.4

b) Akson (Gb-17)

Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok

masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock.4 Ciri histologis akson

adalah:

a. Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang

disebut akson Hillock.

b. Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang

daripada dendrit pada neuron yang sama.

c. Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang

berperan dalam sintesa protein seperti badan Nissl

(rough endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks

Golgi.

d. Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria.

e. Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat dalam

keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi

merupakan bagian dari selubung neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan

tidak pernah pada dendrit. Tetapi ada pula akson yang tidak bermielin. Bila dengan

mikroskop cahaya terlihat serat saraf bermielin maka sudah tentu itu adalah akson.

Bila serat sarafnya tidak bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin

pula dendrit.

Gb-17. Akson

Page 16: laporan Pemicu 2 neurosains

f. Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang

berkontak dengan perikarion, dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada

sinaps.

g. Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil disebut

“boutons terminaux”.4

Fungsi akson adalah meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron

lainnya, serat otot atau sel kelenjar.4

Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron: (Gb-18)

1. Neuron unipolar

Neuron unipolar adalah neuron yang hanya mempunyai

satu juluran. Contohnya, neuron unipolar pada masa embrio.

2. Neuron bipolar

Neuron bipolar adalah sel saraf berbentuk kumparan

dengan 2 juluran yang masing-masing keluar dari ujung

perikarion (badan sel saraf). Contohnya ganglion vestibular

dan koklear di telinga, neuron olfaktoris di regio olfaktoria

hidung.

3. Neuron pseudo-unipolar

Neuron pseudo-unipolar adalah neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya

berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan selanjutnya juluran yang pada mulanya

saling bertolak belakang, kemudian menggeser, mengitari perikarion, menghampiri satu

dengan lainnya dan menyatu membentuk satu prosesus tunggal. Prosesus tunggal

tersebut berpangkal pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua sehingga

mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-spinal. Satu cabangnya

mengarah ke perifer dan cabang lainnya mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior

saraf menuju ke SSP.

4. Neuron multipolar

Page 17: laporan Pemicu 2 neurosains

Neuron multipolar adalah neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak

prosesus. Bentuk neuron ini merupakan bentuk yang paling banyak dijumpai ditubuh

kita. Contohnya neuron motorik di kornu anterior medulla spinalis, batang otak, korteks

serebri/otak besar (sel piramid) dan korteks serebelli/otak kecil (mempunyai bentuk yang

sangat khas bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang).4

2.2. Sel Glia (neuroglia cells)

Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi

sebagai penyokong dan penyatu jaringan saraf. Neuroglia merupakan 70-80% dari

seluruh sel yang ada di SSP. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada

sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer. Neuroglia paling baik dipelajari dengan

teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel. Macam-

macam sel Glia adalah:

1. Mikroglia berasal dari mesoderm

2. Oligodendroglia berasal dari ektoderm

3. Astrosit fibrosa berasal dari ektoderm

4. Astrosit protoplasmatis berasal dari ektoderm

5. Sel ependim berasal dari ektoderm.

6. Sel Schwann di SST

7. Sel Satelit di SST4

A. Astrosit

Bentuknya seperti bintang (astra) dengan banyak cabang sitoplasma yang hanya

dapat dilihat dengan teknik impregnasi perak. Intinya besar, bulat atau lonjong dan pucat

(vesikular). Nukleoli tidak jelas. Sitoplasmanya mengandung ribosom, kompleks Golgi,

lisosom dan neurofilamen.4 Neurofilamen memberi ketegaran pada proses astrositik.

Cabang sitoplasmanya mengelilingi dan berhubungan dengan kapiler darah. Ada 2

macam astrosit:

a. Astrosit protoplasmatik (Gb-19)

Banyak ditemukan di dalam substansia kelabu (substansia grisea) otak dan sedikit

di dalam substansia putih (substansia alba). Badan sel kurang lebih sama dengan sel

Page 18: laporan Pemicu 2 neurosains

piramid (sel saraf pada korteks serebrum). Inti sel juga besar tetapi sukar dikenali.

Sitoplasmanya bercabang banyak, pendek dan gemuk atau tebal. Setiap cabang lalu

bercabang-cabang lagi beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil sehingga

gambarannya mirip lumut. Kadang-kadang dapat ditemukan cabang yang menempel pada

pembuluh darah yang disebut kaki perivaskular yang berperan dalam membentuk sawar

darah otak (Blood Brain Barrier).4

Gb-19 Astrosit Protoplasmatik Gb-20 Astrosit Fibrosa

b. Astrosit fibrosa (Gb-20)

Terutama terdapat di dalam substansia alba dan sedikit di dalam substansia

kelabu. Besarnya kurang lebih sama dengan astrosit protoplasmatik. Inti selnya juga

sukar dilihat. Percabangan sitoplasmanya juga banyak tetapi kurus-kurus atau tipis

sehingga gambarannya mirip dengan binatang bulu babi. kadang-kadang juga ditemukan

kaki perivaskular.4

Fungsi astrosit selain sebagai sel penyokong juga berfungsi untuk :

1. Menyerap kelebihan ion kalsium yang lolos dari sel saraf selama proses konduksi

impuls saraf.

2. Berperan dalam transportasi zat metabolisme antar neuron.

3. Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP bila mengalami cedera.

Bila terjadi cedera pada SSP dan neuronnya rusak, maka astrosit menjadi sangat

reaktif dan disebut astrosit hipertrofi dan astrosit reaktif menggantikan tempat neuron

rusak.4

Page 19: laporan Pemicu 2 neurosains

B. Oligodendroglia (Gb-21)

Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang

sitoplasmanya lebih pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan

sitoplasma disekitar inti sedikit, tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung

ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan neurofilamen.4

Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion

neuron (sel-sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit

yang terletak di antara berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh

darah (perivaskular).4

Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai

sel penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas

melingkar mengitari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai

beberapa cabang sehingga dapat membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa

serat-serat saraf yang berdekatan.4

Gb 21 Oligodendroglia

C. Mikroglia (Gb-22)

Sel ini berasal dari mesoderm. Sel mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat

disubstansia alba dan grisea dekat dengan pembuluh darah. Tampak jelas dengan pulasan

perak karbonat metoda Rio Hortega. Badan sel agak gepeng. Intinya sukar dilihat.

Percabangan sitoplasma yang langsung dari badan sel cukup besar dan disebut cabang

primer. Cabang primer ini kemudian bercabang-cabang lagi menjadi cabang sekunder

dstnya. Yang agak istimewa adalah bahwa cabang-cabang tersebut posisinya kurang lebih

tegak lurus terhadap cabang sebelumnya. Fungsinya fagositosis. Mikroglia akan

memfagosit jaringan yang nekrotik sehingga daerah tersebut menjadi bersih.4

Page 20: laporan Pemicu 2 neurosains

Gb-22 Mikroglia Gb-23 Sel-sel ependima

2.3. Sel Ependim (Gb-23)

Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada

otak yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel

silindris rendah atau kuboid dengan cabang sitoplasma dan pada permukaan bebasnya

terdapat silia dan mikrovili. Sel ependim yang melapisi pleksus koroideus membentuk

lapisan khusus yang disebut epitel pleksus koroideus.4

3. Fisiologi Sistem Saraf Pusat

3.1. Potensial Aksi Saraf

Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi, yang merupakan perubahan cepat

pada potensial membran yang menyebar secara cepat di sepanjang membran serabut

saraf. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak dari potensial membran

negatif istirahat normal menjadi potensial positif dan kemudian berkahir dengan

kecepatan yang hampir sama dan kembali ke potensial negatif. Untuk menghantarkan

sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serabut saraf sampai tiba diujung

serabut.5

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

1. Tahap Istirahat

Ini adalah potensial membran istirahat sebelum terjadinya potensial aksi.

Membran dikatakan menjadi “terpolarisasi” selama tahap ini karena adanya potensial

membran negatif sebesar 90 millivolt.5

2. Tahap Depolarisasi

Page 21: laporan Pemicu 2 neurosains

Pada saat ini membran tiba-tiba menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium.

Sehingga sejumlah besar ion natrium bermuatan positif berdifusi kedalam akson.

Keadaan normal “terpolarisasi” sebesar 90 millivolt segera dinetralisasi oleh ion natrium

bermuatan positif yang mengalir masuk, dan potensial meningkat dengan cepat kearah

positif, keadaan ini disebut degradasi. Pada serabut saraf besar, sejumlah ion natrium

bermuatan positif yang bergerak ke dalam menyebabkan potensial membran secara nyata

“melampaui” nilai nol dan menjadi sedikit positif. Pada beberapa serabut yang lebih

kecil, dan pada banyak neuron sistem saraf pusat, potensial hanya mendekati nilai nol dan

tidak melampaui sampai keadaan positif.5

3. Tahap Repolarisasi

Dalam waktu seperseberapa puluh ribu detik. Sesudah membran menjadi sangat

permeabel terhadap ion natrium, kanal natrium mulai tertutup dan kanal kalium terbuka

lebih dari biasanya. Selanjutnya, difusi ion kalium yang berlangsung cepat kebagian luar

akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini

disebut repolarisasi membran.5

4. Anatomi dan Histologi Sistem Saraf Tepi

4.1. Anatomi Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan

medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak: saraf

spinal yang berasal dari medulla spinalis; dan ganglia serta reseptor sensorik yang

berhubungan.6

1. Saraf kranial (12 pasang)

Tabel no. 1 Saraf pada Otak (Cranial)7

Page 22: laporan Pemicu 2 neurosains

2. Saraf spinal (31 pasang) yang berasal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan

ventral (anterior).6

a. Saraf servikal 8 pasang (C1-C8)

b. Saraf torakal 12 pasang (T1-T12)

c. Saraf lumbal 5 pasang (L1-L5)

d. Saraf sacra 5 pasang (S1-S5)

e. Saraf koksiks 1 pasang

Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui formen intervertebral saraf

kemudian bercabang menjadi 4 divisi:

a. Cabang miningeal yang mempersarafi mininges, pembuluh darah medulla

spinalis, dan ligament intervertebral.

b. Ramus dorsal (posterior) yang mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang

kepala, leher, dan trunkus di region sraf spinal.

Page 23: laporan Pemicu 2 neurosains

c. Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan

lateral pada trunkus dan anggota gerak.

d. Cabang visceral merupakan bagian system saraf otonom yang memiliki ramus

komunikans putih dan abu-abu yang membentuk hubungan antara medulla

spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis sistem saraf otonom.6

Pleksus adalah jaringan-jaringan serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh

saraf spinal kecuali T1 dan T11 yang merupakan awal saraf interkostal.6

a. Pleksus serviks terbentuk dari ramus ventral keempat saraf serviks pertama C1,

C2, C3, C4, dan sebagian C5. Saraf ini menginervasi otot leher, kulit kepala,

leher, dan dada. Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah saraf frenik

menginervasi diafragma.

b. Pleksus brakial terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5, C6, C7, C8 dan

saraf toraks pertama T1 dengan melibatkan C4 dan T2. Saraf ini mensuplai lengan

atas dan beberapa otot leher dan bahu.

c. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal L1, L2, L3, L4 dan dengan

bantuan T12. Menginervasi kulit dan otot dinding abdomen, paha, dan genitalia

eksternal. Saraf terbesarnya saraf femoral.

d. Pleksus sacral terbentuk dari ramus ventral saraf sacral S1, S2, dan S3 serta

bantuan dari L4, L5 dan S4. Inervasi anggota gerak bawah, bokong, dan region

perineal.

e. Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks dengan

bantuan ramus S4. Inervasi region koksiks.6

3. Sistem saraf otonom yang terdiri dari sisitem saraf simpatis dan parasimpatis.

Sistem saraf parasimpatis yang memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur

mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek.6

4.2. Histologi Sistem Saraf Tepi

Page 24: laporan Pemicu 2 neurosains

Saraf perifer mengandung kumpulan serabut saraf. Pada serabut saraf perifer

akson diselubungi oleh sel Schwann yang juga disebut neurolemmosit. Akson

berdiameter kecil umumnya tidak bermielin. Membran Schwann memiliki proporsi lipid

yang lebih tinggi dari pada membrane sel lain dan selubung myelin berfungsi melindungi

akson dan mempertahankan lingkungan yang konstan untuk potensial aksi. Diantara sel-

sel Schwann berdekatan, selubung mielin memperlihatkan celah nodus kecil sepanjang

akson yang disebut Nodus Ranvier.8

Pada sistem saraf berkelompok menjadi berkas untuk membentuk saraf. Akson

dan sel Schwann terselubungi dalam lapisan jaringan ikat, yaitu epineurium (luar),

perineurium, dan endoneurium. Ganglia adalah struktur lonjong yang mengandung badan

sel neuron dan sel glia yang ditunjang jaringan ikat. Berkerja sebagai stasiun relay untuk

menghantar impuls saraf, 1 saraf masuk dan 1 saraf lain keluar dari setiap ganglion. Arah

impuls saraf menentukan apakah suatu ganglion sensorik atau otonom.8

5. Jenis-jenis Jaras Asenden-Desenden dan Tempat Penyilangan

5.1. Jaras Asenden

1. Jaras nyeri suhu

Tractus spinothalamicus lateralis menyilang secara oblik menuju sisi kontralateral

di substansia grisea anterior dan commisura alba dalam satu segmen medulla spinalis.1

2. Jaras raba dan tekanan ringan

Tractus spinothalamicus anterior menyilang dengan sangat oblik menuju sisi

kontralateral di substansia grisea anterior dan commisura alba dalam satu segmen

medulla spinalis.1

3. Jaras sensasi sendi otot

a. Tractus spinocerebellaris posterior

b. Tractus spinocerebellaris anterior

c. Tractus cuneocerebellaris

d. Tractus spinorectalis menyilang di bidang median dan berjalan ke atas sebagai

tractus rectospinalis dalam columna alba anterolateral dan terletak dekat tractus

spinothalamicuslateralis.

e. Tractus spinoreticularis

Page 25: laporan Pemicu 2 neurosains

f. Tractus spino-olivarius

g. Tractus sensorik visceral1

5.2. Jaras Desenden

1. Tractus piramidalis: Jaras secara langsung

o Tractus kortikospinal berfungsi untuk gerakan-gerakan volunteer yang cepat dan

terlatih, terutama ujung distal ekstremitas. Tempat menyilangnya tractus ini

sebagian besar di decussatio pyramidum dan berjalan turun sebagai traktus

kortikospinalis anterior dan menyilang di tingkat yang sesuai dengan tujuannya.1

2. Traktus ekstrapiramidalis

o Traktus reticulospinalis berfungsi menghambat / memfasilitasi gerakan volunter,

control ourflow simpatis dan parasimpatis hipotalamus. Beberapa menyilang

ditempat yang berbeda. Tujuannya ke neuron motoric alfa dan gamma.

o Traktus rektospinalis berfungsi mengatur reflex gerakan postural berkaitan

dengan penglihatan, berasal dari collicus superior, menyilang segera setelah

tempat asalnya, tujuannya ke neuron motoric alfa dan gamma.

o Traktus rubrospinalis berfungsi memfasilitasi aktivitas otot-otot fleksor dan

menghambat aktivitas otot-otot ekstensor. Menyilang segera dan ditujukan ke

neuron motoric alfa dan gamma.

o Traktus vestibulospinalis berfungsi memfasilitasi aktivitas otot-otot ekstensor dan

menghambat aktivitas fleksor. Berasal dari nucleus vestibulares.

o Tractus olivospinalis.1

6. Fungsi dari Traktus Asenden dan Desenden

Dalam medulla spinalis lewat dua traktus dengan fungsi tertentu, yaitu traktus

desenden dan asenden. Traktus desenden berfungsi membawa sensasi yang bersifat

perintah yang akan berlanjut ke perifer. Sedangkan traktus asenden secara umum

berfungsi untuk mengantarkan informasi aferen yang dapat atau tidak dapat mencapai

kesadaran. Informasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu (1) informasi

eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti rasa nyeri, suhu, dan raba, dan (2)

informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya otot dan sendi.10

Page 26: laporan Pemicu 2 neurosains

7. Kelumpuhan UMN dan LMN

Upper motorik neuron adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks

motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dangan saraf-saraf yang ada di dalam

sistem saraf pusat). Pada kelumpuhan UMN , otot lumpuh dan kaku , ketengan tinggi

dan mudah menimbulkan refleks otot rangka, bagian internal tetap berjalan pada sisi yang

sama sampai berkas lateral ini tiba medulla spinalis. Disegmen medulla spinalis tempat

berkas bersinap neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang ,dengan demikian

seluruh impuls motorik otot rangka akan menyilang ,sehingga kerusakan UMN diatas

batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.1

8. Aspek Biokimia dari Jaras Anatomi

Neurotransmitter eksitasi utama yang dilepaskan serabut delta A dan serabut C

adalah asam amino glutamat. Substansi P, yaitu suatu neuropeptida juga dilepaskan dari

serabut C. Glutamat adalah suatu neurotransmitter lokal yang bekerja cepat, sedangkan

substansi P dilepaskan secara lambat dan menyebar di cornu posterior serta dapat

memengaruhi banyak neuron. Pelepasan neurotransmitter glutamat berhubungan denga

hantaran nyeri. Serotonin dan dua zat neurotransmitter, yaitu enkefalin dan endorfin

bertindak sebagai suatu zat neurotransmitter pada sistem analgesik otak dan dapat

menghambat pelepasan substansi P di cornu grisea posterios.1

9. Aspek Fisiologi dari Jaras Anatomi

9.1. Traktus Spinotalamikus Anterior

Jalur ini merupakan serabut saraf yang fungsinya membawa stimulus taktil dan

sensasi tekanan dengan reseptor perifer berada dikulit. Neuron pertama adalah sel saraf

pseudounipolar ganglion spinalis. Biasanya cukup tebal, serat perifer bermielin yang

mengirim sensasi taktil dan sensasi tekanan yang tidak begitu berbeda dari reseptor kulit,

seperti keranjang rambut dan korpuskel taktil. Cabang sentral dari akson ini berjalan

melalui radiks posterior ke dalam funikuli posterior medulla spinalis. Di sini semua

mungkin berjalan naik untuk 2 sampai 15 segmen dan dapat memberikan kolateral ke

bawah untuk 1 sampai 2 segmen. Pada sejumlah tingkat, semua bersinaps dengan neuron

kornu posterior. Sel-sel saraf ini menggantikan “ neuron kedua” yang membentuk traktus

Page 27: laporan Pemicu 2 neurosains

spinotalamikus anterior. Traktus ini menyilang komissura anterior di depan kanalis

sentralis ke sisi yang berlawanan dan berlanjut ke daerah perifer anterior dari funikulus

anterolateral. Dari sini traktus ini berjalan naik ke nukleus ventralis talamus

posterolateral, bersama dengan traktus spinitalamikus lateral dan lemniskus medialis. Sel-

sel saraf talamus adalah “ neuron ketiga “, memproyeksikan impuls ke dalam girus

postsentralis melalui traktus talamokortikalis.11

Gambar 1. Lintasan-lintasan Raba dan Tekanan Ringan (Traktus Spinotalamikus

Anterior)12

9.2. Traktus Spinotalamikus Lateral

Jalur ini merupakan serabut saraf ascending yang terletak pada daerah medial

sampai dorsal dan bagian ventral traktus spinoserebral. Jalur ini berfokus pada transmisi

sensasi nyeri dan temperatur (suhu). Serabut-serabut saraf yang mengantarkan impuls

pada jalur ini adalah serabut penghantar cepat tipe A delta dan serabut penghantar lambat

tipe C yang badan selnya terdapat pada bagian dorsal ganglia saraf. Kedua jenis serabut

saraf tersebut merupakan serabut yang tidak bermielin. Cabang sentral memasuki medula

spinalis melalui bagian lateral radiks posterior. Di dalam medula spinalis, cabang sentral

ini terbagi menjadi kolateral pendek, longitudinal, dimana di atas 1 atau 2 segmen

Page 28: laporan Pemicu 2 neurosains

berhubungan sinaps dengan sel-sel saraf substansia gelatinosa. Cabang ini adalah ”neuron

kedua” yang membentuk traktus spinotalamikus lateral. Serat-serat dari traktus ini juga

menyilang komisura anterior dan berlanjut ke bagian lateral funikulus lateral dan ke atas

ke talamus. Seperti serat funikuli posterior, kedua traktus spinotalamikus juga tersusun

dalam urutan somatotopik yang berasal dari tungkai, terletak paling perifer dan yang

berasal dari leher, terletak paling sentral (medial).11

Traktus spinotalamikus lateral menyertai lemnikus medialis pada waktu lemnikus

spinalis melewati pusat otak. Traktus tersebut berakhir pada nukleus ventralis

posterolateral dari talamus. Dari sini, “neuron ketiga” membentuk traktus

talamokortikalis.

Gambar 2. Lintasan-Lintasan Nyeri dan Suhu (Traktus Spinotalamikus Lateral).12

10. Definisi Traktus Asenden dan Traktus Desenden

10.1. Definisi Traktus Asenden

Traktus asenden adalah berkas-berkas serabut yang naik dari medulla spinalis ke

pusat-pusat yang lebih tinggi sehingga menghubungkan medulla spinalis dengan otak.

Page 29: laporan Pemicu 2 neurosains

Saat memasuki medulla spinalis, serabut-serabut saraf sensorik dengan berbagai ukuran

dan fungsi dipilah-pilah dan dipisahkan menjadi berkas-berkas atau traktus-traktus saraf

di substansia alba.1

10.2. Definisi Traktus Desenden

Traktus desenden adalah serabut-serabut saraf yang turun di dalam substansia alba

dari berbagai pusat saraf supraspinalis dipisahkan dalam berkas-berkas saraf. Lower

motor neuron menerima impuls-impuls saraf secara terus-menerus yang turun dari

medulla spinalis, pons, mesencephalon, dan cortex cerebri, seperti impuls yang masuk

pada serabut sensorik dari radix posterior.1

11. Mekanisme Spinothalamicus Pathway

11.1. Tractus Spinothalamicus Anterior

Akson-akson memasuki medulla spinalis melalui ganglion radix posterior dan

menuju ujung columna grisea posterior, kemudian terbagi dua menjadi cabang asenden

dan desenden. Cabang-cabang ini berjalan sejauh satu atau dua segmen medulla spinalis

dan memberikan kontribusi pada tractus posterolateral lissauer. Serabut neuron tingkat

pertama ini diduga berakhir dengan bersinaps pada sel-sel di dalam kelompok subtantia

gelatinosa columna grisea posterior.1

Selanjutnya akson-akson neuron tingkat kedua menyilang dengan sangat oblik ke

sisi kontralateral di subtantia grisea anterior dandan comissura alba dalam beberapa

segmen medulla spinalis , dan naik di dalam columna alba anterolateral sisi kontralaterl

sebagai tractus spinothalamicus anterior . saat tractus spinothalamicus naik melalui

medulla spinalis terjadi penambahan serabut-serabut barupada sisi aspek medial tractus

ini sehingga pada segmen cervicalis atas medulla spinalis serabut sacralis terletak paling

lateral dan segmen servicalis paling medial.1

Ketika tractus spinotalamicus anterior naik melalui medulla oblongata, tractus ini

dikuti oleh tractus spinothalamicus lateralis dan tractus spinotectalis yang secara

bersama-sama membentuk lemniscus spinalis . Lemniscus spinalis terus naik ke bagian

posterior pons, serta tegmentum medulla spinalis dan serabut-serabut tractus

spinothalamicus anterior berakhir dan membentuk sinaps dengan neuron tingkat ketiga di

Page 30: laporan Pemicu 2 neurosains

nucleus ventroposterolateral thalami,rasa raba dan tekan diyakini dapat diapresiasikan

disini.1

12. Mekanisme Dorsalkolom Pathway

Mekanisme dorsalkolom pathway adalah jalur sensorik yang bertanggung jawab

untuk transmisi raba, sensasi getar, dan sensasi sadar sendi otot. Akson-akson masuk ke

medulla spinalis dari ganglion radix posterior ke columna alba posterior di sisi yang

sama. Di sini serabut bercabang menjadi cabang panjang asendens dan cabang pendek

desendens. Cabang-cabang desendens berjalan ke bawah beberapa segmen yang

memberikan cabang-cabang kolateral yang bersinaps dengan sel-sel cornu grisea

posterior, yaitu dengan neuron-neuron internuncial dan sel-sel cornu anterior. Jelaskan

bahwa serabut-serabut pendek desendens ini terlibat dalam refleks-refleks

intersegmental.1

Serabut-serabut panjang asendens juga dapat berakhir dengan membentuk sinaps

dengan sel-sel di cornu grisea posterior, neuron-neuron internuncial, dan sel-sel di cornu

grisea posterior, neuron-neuron internuncial, dan sel-sel di cornu anterior. Distribusi ini

dapat meluas sampai meliputi beberapa segmen medulla spinalis. Seperti pada serabut

pendek desendens, serabut ini juga terlibat dalam refleks intersegmental.1

Banyak serabut panjang asendens berjalan ke atas di dalam columna alba

posterior sebagai fasciculus gracilis dan fasciculus curneatus. Fascirculus gracilis terdapat

di sepanjang medulla spinalis dan berisi serabut panjang asendens dari nervi spinals

sacralis, lumbalis, dan enam thoracicae bagian bawah. Fascirculus curneatus terletak di

sebelah lateral segmen thoracicae atas dan cervicalis medulla spinalis dan dipisahkan dari

fasciculus gracilis oleh sebuah septum. Fasciculus cuneatus berisi serabut panjang

ascendens dari enam nervi spinals thoracicae bagian atas dan semua nervi spinales

cervicalis.1

Serabut fasciculus gracilis dan fasciculus curneatus berjalan ke atas pada sisi

ipsilateral serta berakhir dan membentuk sinaps dengan neuron tingkat kedua di dalam

nucleus gracilis dan nucleus curneatus pada medulla oblongata. Akson-akson neuron

tingkat kedua yang disebut serabut arkuata interna berjalan ke anteromedial di sekitar

substantia grisea centralis dan menyilang bidang median, serta saling bersilangan dengan

Page 31: laporan Pemicu 2 neurosains

serabut-serabut yang sama dari sisi kontralateral di decussation sensorik. Selanjutnya,

serabut berjalan ke atas sebagai sebuah berkas padat disebut lemniscus medialis yang

melalui medulla oblongata, pons, dan mesencephalon. Serabut ini berakhir dan bersinaps

dengan neuron tingkat ketiga di nucleus ventroposterolateralis thalami.1

Akson-akson neuron tingkat ketiga berjalan melalui crus posterius capsula interna

dan corona radita untuk mencapai area somestesia di gyrus postcentralis cortex cerebri.

Setengah bagian kontralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan

mulut terletak di inferior. Dengan cara ini, maka dapat di apresiasikan kesan rasa raba

dengan perbedaan intensitas yang halus, lokalisasi yang tepat, dan diskriminasi dua titik.

Sensasi getar dan posisi berbagai bagian tubuh dapat disadari dengan tepat.1

Serabut-serabut di dalam fasciculus curneatus dari segmen cervicalis dan

thoracicae bagian atas, setelah berakhir pada neuron tingkat kedua di nucleus curneatus,

kemudian diteruskan dan berjalan sebagai neuron tingkat kedua untuk memasuki

cerebellum melalui pedunculus cerebella inferior sisi yang sama. Jaras ini disebut tractus

curneocerebellaris dan serabut-serabutnya disebut fibrae arcuatae externae posteriors.

Fungsi serabut-serabut ini adalah membawa informasi sensasi sendi otot ke cerebellum.1

13 Pemeriksaan Radiologis Pada Cedera Sistem Saraf

13.1. CT-scan dan MRI columna vertebralis dan medulla spinalis

CT-scan vertebra dan sendi-sendi dapat dilakukan. Portrusi discus intervertebralis

dapat diidentifikasi dengan adanya penyempitan canalis vertebralis (spinal stenosis) dapat

didiagnosis. MRI sagital lebih sering digunakan untuk menggantikan CT-scan dan

Sensasi (Diskriminasi raba, sensasi getar, sensasi sadar sendi otot) Reseptor

(Corpusculum Meissner, corpusculum Paccini, muscle spindle, organ-organ tendon)

Neuron tingkat pertama (Ganglion radix posterior) Neuron tingkat kedua (Nuclei

gracilis dan cuneatus) Neuron tingkat ke tiga (Neucleus ventroposterolateral thalami)

Jaras-jaras (Fasciculus gracilis dan curneatus, lemniscus medialis) Tujuan (Gyrus

postcentralis)

Page 32: laporan Pemicu 2 neurosains

mielografi. Bagian-bagian vertebra, discus intervertebralis, ligamentum longitudinalis

posterior dan sacus meningeal (saccus theca) dapat diidentifikasi dengan mudah.1

13.2. Mielografi

Ruang Subaraknoid dapat dipelajari secara radiografik dengan menyuntik zat

kontras kedalam subaraknoid melalui pungsi lumbal. Minyak beryodium menunjukkan

hasil yang memuaskan. Tekhnik ini disebut mielografi. Jika pasien duduk dalam posisi

tegak, minyak akan turun sampai batas bawah ruang subaraknoid setinggi batas bawah

vertebrae sacralis II. Dengan meletakkan pasien pada meja yang miring, minyak akan

turun perlahan-lahan ke tingkat columna vertebralis yang lebih tinggi.1

Pada mielogram yang normal terlihat adanya proyeksi-proyeksi ke lateral dengan

interval yang teratur pada tingkat ruang intervertebra. Hal ini disebabkan oleh zat yang

bersifat opak (opaque medium) mengisi perluasan ruang subaraknoid kelateral

disekeliling setiap saraf spinal. Adanya tumor atau prolapsus discus intervertebralis dapat

menyumbat gerakan minyak dari satu tempat ke tempat yang lain saat pasien

dimiringkan. Dengan kemajuan teknologi dalam penggunaan CT-scan dan MRI, saat ini

sudah sangat jarang dibutuhkan prosedur yang sulit seperti mielografi untuk menegakkan

diagnosis.1

14. Lesi yang Menyebabkan Kelumpuhan

Pada lesi UMN unilateral (mis. Karena stroke). Lesi LMN sempurna (mis. Pada

palsi Bell dan komplikasi pembedahan pada telinga tengah). Penyebab kelumpuhab saraf

cranial tunggal diantaranya adalah aneurima serebri, diabetes mellitus, trauma, tumor

serebri dan sklerosis multipel. Kelainan LMN sendiri merupakan lesi pada persarafan di

atas kornu anterior atau nucleus motorik dari saraf cranial.13 Lesi-lesi pada perjalanan

traktus piramidalis (UMN) adalah :

1. Lesi subkortikal

2. Lesi kapsula interna

3. Lesi pedunkulus

4. Lesi pons

5. Lesi pyramid

6. Lesi servikal

Page 33: laporan Pemicu 2 neurosains

7. Lesi torakal

8. Lesi kornu anterior

9. Lesi dekusasio piramidalis13

Kerusakan saraf menyebabkan paralisis bisa di sistem saraf pusat dan sistem saraf

tepi. Penyebab kerusakan otak tersering adalah stroke, tumor, trauma (jatuh dan pukulan),

multi sclerosis (penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf),

serebral palsy (keadaan yang disebabkan injuri pada otak yang terjadi sesaat setelah

lahir), dan gangguan metabolic (gangguan dalam penghambatan kemampuan tubuh untuk

mempertahankannya). Pada tulang belakang penyebab tersering adalah herniasi sendi

(rupture sendi), spondilosis, rematoid arthritis pada tulang belakang atau multiple

sklerosis. Pada sistem saraf tepi penyebab tersering adalah trauma, gullatin barre

syndrome, carpal tunel sindrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP dan penyakit

dimielinisasi.1

15. Fungsi Sistem Saraf Tepi

Pembagian Sistem Saraf Tepi Menurut Fungsi

Tipe sel saraf pada sistem saraf tepi:

1. Aferen/sensorik

Saraf aferen yang juga disebut sebagai saraf sensorik, berfungsi menyalurkan

informasi yang berasal dari organ reseptor. Mekanisme penghantaran informasi antara

reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui proses penghantaran impuls dengan

kode irama dan frekuensi tertentu.14

2. Eferen/motorik

Saraf eferen yang juga disebut sebagai saraf motorik, terdiri dari dua bagian yaitu

saraf motorik somatik dan saraf motorik autonom. Saraf motorik somatik membawa

impuls dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor. Sistem saraf somatik turut

berperan dalam proses mengendalikan kinerja otot yang diperlukan untuk

menyelenggarakan beragam sikap dan gerakan tubuh. Saraf motorik autonom merupakan

salah satu komponen sistem saraf autonom yang mengendalikan otot polos, otot jantung

dan kelenjar. Sistem araf autonom (SSAU) termasuk berbagai pusat pengendali di otak,

Page 34: laporan Pemicu 2 neurosains

pada dasarnya melaksanakan kegiatan secara independen dan tidak langsung

dikendalikan oleh kesadaran. SSAU terutama mengendalikan berbagai fungsi organ

viseral yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, antara lain fungsi jantung

dalam mengatur volume curah jantung (cardiac output), fungsi pembuluh darah dalam

mengatur aliran darah ke berbagai organ dan fungsi pencernaan.14

16. Cedera Medulla Spinalis

16.1. Cedera medulla spinalis akut

Insidens cedera medulla spinalis akut di Amerika Serikat sekitar 10.000 per tahun.

Cedera biasanya merupakan suatu bencana besar karena sedikit atau tidak terjadi

regenerasi pada tractus saraf yang cedera berat, dan individu akan menjadi cacat. Terapi

hanya terbatas pada realignment struktur anatomi dan stabilisasi columna vertebralis atau

dekompresi medulla spinalis. Selama proses penyembuhan, pasien diberikan tindakan

rehabilitasi intensif untuk mengoptimalkan fungsi neurogis yang masih ada. Selain

meningkatkan manajemen terhadap komplikasi medis, hanya sedikit pengobatan baru

yang berhasil dilakukan walaupun telah sangat banyak dilakukan penelitian untuk

masalah degenerasi saraf di medulla spinalis. Akhir-akhir ini pemberian obat-obat

tertentu (GM1 gangliosida dan metilprednisolon) kepada pasien segera setelah cedera

menunjukkan hasil yang baik untuk mengurangi defisit neurologis. Percobaan pada

hewan menunjukkan bahwa obat-obatan tersebut meningkatkan pemulihan fungsi neuron

yang rusak.1

17. Brown-Sequard Syndrome

17.1. Definisi

Brown squard syndrome adalah lesi sumsum tulang belakang yang tidak lengkap

ditandai dengan gambaran klinis yang mencerminkan hemiseksi dari sumsum tulang

belakang, sering di daerah servical.15

Page 35: laporan Pemicu 2 neurosains

17.2. Etiologi

Hemiseksi medula spinalis dapat disebabkan oleh fraktur dislokasi kolumna

vertebralis, luka tembak, luka tusuk, tumor. Umumnya inkomplet, hemiseksi total jarang

ditemukan.15

18. Mekanisme Jaras Asenden

Traktus asenden membawa impuls sensorik dari reseptor ke korteks cerebri.16

Umumnya traktus asenden memiliki 3 neuron yaitu sebagai berikut:

1. Neuron 1 : Badan sel terletak di dalam ganglion radix posterior saraf tepi.

Prosesus perifer berhubungan dengan ujung reseptor sensorik, sedangkan prosesus

sentral masuk ke medulla spinalis melalui radix posterior dan bersinaps dengan

neuron tingkat kedua.

2. Neuron 2 : Memiliki akson yang menyilang di garis tengah (menyilang ke

sisi kontralateral) dan naik ke tingkat susunan saraf pusat yang lebih tingga yaitu

tempat akson tersebut bersinaps dengan neuron tingkat ketiga.

3. Neuron 3 : Badan sel terletak di thalamus dan aksonnya memproyeksikan ke

korteks serebri.16

Mekanisme rasa nyeri dan suhu.

Impuls sensorik diterima dari reseptor dan dibawa oleh neuron pertama.

Akson dari neuron pertama kemudian masuk ke medulla spinal dan naik pada level 1-3

dari segmen medulla spinalis. Kelompok dari akson tersebut dinamakan traktus dorso

lateral. Traktus ini berakhir pada bagian posterior dari substansia grisea dan bersinaps

dengan neuron kedua. Akson dari neuron kedua berjalan lurus melintasi garis dan

kemudian naik sebagai traktus spinothalamikus lateral yang berlokasi pada kolumna

lateralis dari substansia alba. Traktus ini akan berakhir pada inti posterolateral ventral di

thalamus dan akan bersinaps dengan neuron ketiga. Akson dari neuron ketiga akan

memproyeksikan ke gyrus postcentralis dari korteks serebri.1

19. Jaras Sensorik

Page 36: laporan Pemicu 2 neurosains

Saat memasuki medulla spinalis,serabut-serabut saraf sensorik dengan berbagai

ukuran dan fungsi dipisah-pisahkan menjadi tractus-tractus saraf disubtantia alba.

Beberapa serabut saraf berpern menghubungkan segmen medulla spinalis kepusat

sehingga menghubungkan medulla spinalis dengan otak , berkas yang mengantar infuls

ke atas disebut tractus desenden, tractus asenden mengantar infuls aferen baik yang

disadari maupun yang tidak disadari maupun yang di sadari,infuls terbagi menjadi 2

yaitu: informasiektroseptik yang berasal dari luar tubuh seperti nyeri,suhu, dan raba, yang

kedua informasiintroseptik berasal dari dalam tubuhmisalnya otot dan sendi.1

Anatomi jarasi sensorik jaras sensorik melewati tiga neuron dari tempat asal

mareka direseptor menuju tujuan mareka diarea sensoris yang ada di otak, neuron

pertama mendeteksi stimulus dan mentransmisikan menuju medulla spinalis akan ke otak

melalui medulla spinalis menuju secarapsi lateral dilanjutkan ke fasikulus cuneatus di

medulla spinalis dari situ menuju medulla oblongata, dimedula oblongata sinyal akan di

terima di nucleus cuneatus diteruskan oleh neuron yang kedua melanjutkan sinyal menuju

thalamus dari thalamus menuju mesencephalon akan melewati lemicus medial yang

berada dimesencephalon selanjutnya neuron yang ketiga akan membawa sinyal dari

thalamus menuju area sensorik yang berada di korteks serebri atau gyrus postsentralis,

disana akan terbentuk jenis gerakan atau posisi tubuh yang diinginkan.1

20. Jaras Motorik

20.1. Neurotransmitter

Neurotransmitter merupakan senyawa yang dilepaskan oleh ujung akson

presinaps. Ikatan neurotransmitter pada neuron pasca sinaps menghasilkan potensial aksi

sehingga impuls saraf terhantarkan. Neurotransmitter yang dapat ditemukan dipersarafan

desenden:

1. Asetilkolin: Dapat mengeksitasi atau menginhibisi saraf pasca sinaps. Prekursornya

adalah asetil CoA dan kolin dan diubah menjadi asetilkolin melalui enzim asetilkolin

esterase.

2. Glisin dan Glutamat: Terdapat di interkoneksi SSP dan medulla spinalis.

3. Norepinefrin: Dihasilkan dari precursor triptofan, diolah melalui enzim dopamine-beta

hidroksilase. Dilepaskan oleh neuron pasca ganglion simpatis sistem saraf otonom

Page 37: laporan Pemicu 2 neurosains

4. Serotonin: Dihasilkan dari precursor triptofan. Diolah melalui enzim triptofan-5-

hidrosilase serta merupakan neurotransmitter desenden umum disekitar mesensefalon,

pons, dan medulla oblongata.1

21. Neuromotoral Junction

Gelombang kontraksi diteruskan dari satu sel otot ke sel otot lain, melalui gap

junction. Pada otot polos satu neuron hanya mengendalikan beberapa serabut otot. Di

bagian ujung akson sebagainya terbuka sehingga memungkinkan difusi zat transmitter

dari akson ke sel otot. Taut neuromuskular pada otot rangka dan neuromuskular junction

pada otot jantung.1

22. Lengkung Refleks

Refleks adalah suatu respon involunter terhadap sebuah stimulus. Refleks tergantung

pada keutuhan lengkung refleks. Sebuah lengkung refleks monosinaptik terdiri dari

reseptor, saraf aferen, saraf eferen, dan efektor.1

Pada medulla spinalis, lengkung refleks berperan penting dalam mempertahankan

tonus otot. Serabut saraf aferen berdiameter besar menghantarkan impuls dengan cepat

pada satu sinaps.1

Lengkung refleks spinal segmental juga dipengaruhi pusat yang lebih tinggi seperti

otak. Impuls dihantarka oleh trakrus jaras asenden pada serebellum melalui traktus

sphinoserebrallis lateral. Contohnya pada refleks regang otot. Radix posterior membawa

impuls menuju radix dorsalis berjalan langsung menuju radix anterior substansia grisea

bersinaps langsung dengan neuron motorik anterior yang mengirimkan kembali pada

kumparan otot yang sama.5

23. Sinaps

Sinaps adalah tempat transmisi dari membran presinaps ke postsinaps, dari neuron ke

neuron lain atau dari neuron ke perifer.Impuls kimiawi seperti neurotransmitter yang

dihantarkan. Sedangkan impuls listrik melalui ion-ion yang dihantarkan melintas bebas

pada gap junction. Lebar sinaps sekitar 20-30 nm. Pada presinaps terdapat vesikel dan

neurotransmitter serta mitokondria dan reseptor pada post sinaps.5

Jenis-jenis sinaps, yaitu:

Page 38: laporan Pemicu 2 neurosains

1. Akson-dendritik

2. Akson-somatik

3. Akson-aksonik

4. Dendro-dendritik

5. Akson-somatik1

Pada saat akson mendeteksi sinaps maka dapat terjadi pelebaran terminal (bouton

terminal) atau perluasan termina (bouton de passage). Dapat terbentuk dari sinaptik

berupa penonjolan sebagai reseptor hubungan sinaps dengan bouton aferen.5

Sinaps untuk menyalurkan sinyal listrik melaui kanal-kanal ion yang terbuka secara

langsung melalui gap junction, sebaliknya pada organ viseral potensial aksi mudah dari

otot polos satu ke serabut berikutnya. Dalam proses ini dibutuhkan ATP. Sifat penjalaran

sinaps yang dapat terjadi adalah kelelahan sinaps(refactory) apabila mendapat rangsangan

yang berlebihan. Hal ini mengurangi eksitabilitas neuron.5

24. Persarafan Thoracal X

Thoracal X mempersarafi serabut sensorik yang bersifat simpatis melalui nervus

hypogastricus yang akan merangsang peregangan kandung kemih sehingga memberi rasa

penuh, terbakar dan sesak kencing. Inervasi simpatis pada kandung kemih dan uretra

berasal dari intermediolateral nuclei di region torakolumbal.10

25. Saraf yang Mengatur Organ Pencernaan

Dorsal nukleus NX: akson neuron preganglionik membentuk saraf yang sangat

panjang yang menjalar dari organ dada (Thoracic viscera) sampai organ perut

(Abdominal viscera). Neuron postganglionik terletak di dekat organ target. Disebut

terminal atau intramural ganglia. Intermediolateral gray matter dari segmen sacral II-IV:

menginervasi 1/3 distal colon transversal, colon descending, rectum, kandung kemih

(bladder), dan organ genital.16

Page 39: laporan Pemicu 2 neurosains

Gambar 2515

H. Kesimpulan

Hipotesis diterima dengan perbaikan sehingga hipotesis kami adalah “Karena

hemiseksi pada thoracal X medulla spinalis menyebabkan kelumpuhan lower motor

neuron berupa paralisis ipsilateral yang mempersarafi ekstremitas bawah”.

I. Daftar Pustaka

1. Richard, S. Snell. Neuroanatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran edisi 7. Jakarta:EGC.

2011

2. R. Putz & R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22. Jakarta: EGC. 2010

3. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2001

4. Ahmad A.J. Catatan Kuliah: Struktur Mikroskopik Sistem Saraf. Departemen Histologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – PSPD FKIK Universitas Tanjungpura. 2013

Page 40: laporan Pemicu 2 neurosains

5. Arthur, C. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:EGC. 2007

6. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC. 2003

7. Saladin. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function 3rd Edition. McGraw-Hill

Companies. 2003

8. Mescher, Anthony L. Histologi Dasar Junqueira: Teks dan Atlas. Jakarta: EGC. 2011

9. Doenges, Marylin E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. 2002

10. Netter F, Craig J, Perkins J. Atlas Neuroanatomy and Neurophysiology. USA: Icon Costum

Comunication. 2002

11. Lumbantobing. Sistem Sensorik. Dalam: Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental.

Jakarta: FKUI. 2006

12. Duss, Peter. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, dan Gejala. Jakarta:

EGC. 1996

13. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2010

14. Bertram, G. Katzung. Farmakologi dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC. 2010

15. Yayan A.Israr. Hemiseksi medula spinalis. Universitas Riau. 2008

16. Budiman, Gregory dan Guntur Darmawan. Basic Neuroanatomical Pathways. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI. 2009