laporan pemicu 1 blok 10 fix

20

Click here to load reader

Upload: cynthia-anggraini-putri

Post on 30-Jul-2015

269 views

Category:

Documents


111 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

LAPORAN HASIL DISKUSI

BLOK 10

SISTEM STOMAGTONASI

PEMICU 1

BAYI CACAT BIBIR DAN SULIT SAAT MENYUSU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011

1

Page 2: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

Disusun Oleh :

Ketua : Wilson 100600041

Sekretaris : Cynthia Anggraini Putri 100600029

Anggota :

1. Febie Lulu Karina 100600028

2. Khairullah 100600030

3. Ayuni Alfiyanda Pane 100600031

4. Runny Putri Yanti 100600032

5. Aryani Agiza Agustian 100600033

6. Adelina Rahmayani 100600034

7. Diajeng Retno Ariani 100600035

8. Ferianny Prima 100600036

9. Natasya Claudia 100600037

10. Shinta 100600038

11. Alfina Subiantoro 100600039

12. Roderick Bastian 100600040

13. Joseph Dede Hartanta 100600042

14. Jessalyn 100600043

15. Franky Wielim 100600044

16. Widianto Meydhyono 100600045

17. Fajarini 100600046

18. Sunny Chailes 100600047

19. Rose Diana 100600048

20. Fajri Akbar 100600049

21. Vivi Leontara 100600050

22. Ummi Kalsum 100600051

23. Rosmi Alvida 100600053

24. Kelvin Gohan 100600054

2

Page 3: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi

tentang laporan hasil diskusi yang berjudul ‘Bayi cacat dibibir dan sulit saat menyusu`.

Laporan ini berisi tentang hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter gigi yang

memiliki pasien dengan adanya cacat bibir. Sebagai dokter gigi juga harus mengetahui

bagaimana penanganan pasien tersebut.

Untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, saran dan pendapat yang

konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa

selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.

Medan, 11 Oktober 2011

Tim Penyusun

3

Page 4: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan wajah serta rongga mulut merupakan suatu proses yang

sangat kompleks. Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembanganwajah

serta mulut embrio, akan timbul kelainan bawaan (congenital). Kelainan bawaan adalah suatu

kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia

dilahirkan Kelainan cacat fisik berupa celah bibir dan celah palatum masih banyak dijumpai di

Indonesia. Celah palatum atau celah bibir adalah beberapa contoh cacat lahir , biasanya terjadi

pada saat bayi tersebut berkembang didalam rahim . Celah bibir merupakan kelainan yang

penyebabnya dapat terjadi karena keturunan (heriditer) atau karena lingkungan. Bayi dengan

bibir sumbing biasanya akan mengalami kesulitan dalam berbicara dan makan.

1.2 Deskripsi Topik

Nama Pemicu : Bayi cacat bibir dan sulit menyusu

Narasumber : 1. Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M.Kes

2. drg. Rehulina Ginting., M.Kes

2. drg. Yendriwati, M.Kes

Tanggal : 10 Oktober 2011

Skenario :

Pada pelaksanaan bakti sosial terhadap masyarakat dijumpai 10 orang pasien yang akan

dilakukan operasi pemulihan bibir sumbing . Ibu salah satu pasien mengeluhkan anak

perempuannya yang berumur 3 bulan menderita cacat pada bibir atas sebelah kanan. Dari

anamnese terhadap ibu, si anak juga bermasalah sewaktu disusui dan sering tersedak maupun air

susu keluar dari hidungnya. Badan anak semakin hari semakin kurus dan anak hanya dapat

minum bila disendoki.

4

Page 5: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi

Palatum merupakan atap rongga mulut yang memisahkan rongga mulut dan

hidung. Palatum terbagi dua, yaitu palatum durum di sebelah anterior dan palatum mole

di sebelah posterior. Palatum durum dibentuk oleh prosessus maksila (2/3 anterior), pars

horisontalis osis palatine (1/3 posterior). Palatum molle merupakan lanjutan dari palatum

durum, di sebelah lateral melekat pada dinding faring dan sebelah posterior sebagai suatu

pinggiran bebas. 1,3,5

Palatum Durum/Keras

Palatum durum normal dapat dibagi kedalam tiga zona anatomis dan fisiologis.

Pusat fibromukosa palatum sangat tipis dan terletak secara langsung dibawah lantai/dasar

hidung. Fibromukosa maksilaris tebal dan terdiri dari berkas neurovaskular palatina

mayor. Fibromukosa ginggiva terletak lebih lateral dan berbatasan dengan gigi.4,5

Palatum Molle/Lunak

Pada palatum molle normal, penutupan velofaring, yang penting untuk bicara

normal, dicapai oleh 5 otot berbeda yang berfungsi dalam sebuah cara yang komplit dan

terkoordinasi. Umumnya serat otot palatum molle berorientasi secara melintang tanpa

tambahan berarti ke palatum durum. Pada celah palatum molle, serat otot berorientasi

pada arah anteroposterior, masuk ke dalam batas posterior palatum durum.4,5

Terdapat enam otot yang melekat pada palatum durum yaitu :

Muskulus levator veli palatine

Muskulus constrictor pharyngeus superior

Muskulus uvula

Muskulus palatopharyngeus

5

Page 6: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

Muskulus palatoglosus

Muskulus tensor veli palatini.

Anatomi Bibir dan Palatum

2.2. Embriologi pembentukan wajah dan bibir

Pada akhir minggu ke-4 tampak 5 penonjolan. Tonjolan maxilla terdapat di

sebelah lateral, sedangkan tonjolan mandibula terdapat disebelah caudal stomodeum.

Pada fase ini, tonjolan frontal juga Nampak. Pada awal minggu ke-5 kehamilan, tonjolan

maxilla membesar dan tumbuh kearah ventral dan medial. Bagian ectodermal menebal

(disebut sebagai nasal placodes) pada processus frontonasal dan mulai melebar. Pada

akhir minggu ke-5 ektoderm pada bagian tengah nasal placode mengalami invaginasi

untuk membentuk lubang oral dan lubang nasal, membelah rima placode menjadi

processus nasal lateral dan processus nasal medial Pada minggu ke-6, masing-masing

processus nasal medial mulai bermigrasi kea rah berlawanan kemudian berfusi. Tonjolan

mandibula telah bergabung membentuk bibir bawah primordial. Rongga nasal menjadi

lebih dalam dan menyatu mejadi bentukan tunggalyang lebih luas, saccus nasal

ectodermal. Pada minggu ke-7, penyatuan processus nasal medial meluas ke lateral dan

ke inferior membentuk processus intermaxillar. Ujung penonjolan maxilla tumbuh

6

Page 7: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

kemudian bertemu dan berfusi dengan processus maxilla. Processus intermaxilla ini

membentuk peninggian septum hidung dan philtrum pada bibir bagian atas. Pada umur

kehamilan 10 minggu, ectoderm dan mesoderm dari processus frontal dan masing-masing

processus nasal medial berproliferasi membentuk garistengah septum nasal. Hal ini

membagi kavitas nasal menjadi dua lintasan yang terbuka sampai pharynx, dibelakang

palatum sekunder, melalui choana. Pada umur kehamilan 10 minggu ini, Philtrum telah

terbentuk, sisi lateral tonjolan maxilla dan mandibula bergabung membentuk pipi dan

mengurangi lebar mulut sampai padaukuran akhir.3

- Embriologi pembentukan palatum

Umur kehamilan 7 minggu Dasar kavitas nasal berupa pelebaran ke posterior dari

prosessus intermaxilla, disebut sebagai palatum primer. Dinding medial tonjolan maxilla

mulai membentuk sepasang pelebaran yang tebal,yaitu lapisan palatine yang tumbuh

kebawah disalahsatu sisi lidah. Pada umur 8 minggu , Lidah berpindah kebawah, dan

lapisan palatum secara cepat berotasi kearah atas dan depan sampai pada garis tengah,

dan tumbuh secara horizontal. Umur 9 minggu kedua sisi lapisan palatum, palatum

primer, dan septum nasal inferior mulai berfusi di sebelah ventrodorsal. Umur 10 minggu

bagian ventral palatum sekunder mengeras melalui kondensasi mesenkimal (osifikasi ). 3

2.3 Pengertian celah bibir dan celah palatum

Celah Bibir (Cleft Lips) dan Celah Langit-langit (Cleft Palate) adalah suatu

kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-

langit keras mulut. Celah bibir atau yang sering disebut bibir sumbing adalah suatu

ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat

dibawah hidung. Sedangkan Celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang

melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung. 2-5

2.4 Klafikasi Kelainan Cleft

Ada tiga jenis kelainan cleft, yaitu:1

Cleft lip tanpa disertai cleft palate

7

Page 8: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

Celah bibir bisa terjadi disisi kanan atau kiri dengan atau tanpa keterlibatan

alveolus.

- Unilateral Incomplete : Celah bibir yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan

tidak memanjang hingga ke hidung.

- Unilateral Complete : Celah bibir yang hanya disalah satu sisi bibir dan

memanjang hingga ke hidung.

- Bilateral Complete : Celah bibir yang terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang

hingga ke hidung.

Cleft palate tanpa disertai cleft lip

Kelainan celah palatum dibagi dua:

1. Complete cleft palate, yaitu celah langit-langit lengkap dimana kelainan yang

terdapat pada langit-langit juga linggir alveolar dan bibir terkena baik unilateral

maupun bilateral.

2. Incomplete cleft palate, yaitu celah langit-langit tidak lengkap. Kelainan

bentuk hanya terjadi pada palatum durum maupun palatum mole.

Cleft lip disertai dengan cleft palate

8

Page 9: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

2.5 Etiologi celah bibir dan palatum

Penyebab kasus kelainan ini disebabkan dua faktor utama yaitu herediter (genetik)

ataupun lingkungan (yang mempengaruhi).5

Herediter

Patten menyatakan bahwa pola penurunan herediter adalah sebagai berikut:

o Mutasi gen

Faktor ini biasanya diturunkan secara genetik dari riwayat keluarga yang

mengalami mutasi genetik menurut hukum Mendel baik secara Autosomal dominan,

resesif, maupun X-linked .Pada autosomal dominan kelainan tersebut muncul meskipun

hanya terdapat satu gen yang rusak dari orang tuanya sedangkan pada autosomal resesif,

penyakit tersebut akan muncul saat individu memiliki dua kopi gen yang bermutasi. Pada

kasus terkait X (X-linked), wanita dengan gen abnormal tidak menunjukkan tanda-tanda

9

Page 10: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

kelainan sedangkan pada pria dengan gen abnormal menunjukkan kelainan ini (Albery,

1986). Menurut salah satu literatur, Schroder mengatakan bahwa 75% dari faktor

keturunan yang menimbulkan celah bibir adalah resesif dan hanya 25% bersifat dominan.

o Kelainan kromosom

Celah bibir terjadi sebagai suatu ekspresi bermacam-macam sindroma akibat

penyimpangan dari kromosom, misalnya Trisomi 18 dan Trisomi 13 (Siggers, 1978).

Faktor lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio antara lain:

o Faktor usia ibu

Menurut Siggers, dengan bertambahnya usia ibu waktu hamil, bertambah pula

risiko dari ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang akan menyebabkan bayi dengan

kelainan trisomi. Peningkatan risiko ini diduga sebagai akibat bertambahnya umur sel

telur yang dibuahi.

o Obat-obatan

Menurut Schardein (1985), penggunaan asetosal atau aspirin sebagai obat

analgetik pada masa kehamilan trimeseter pertama dapat menyebabkan terjadinya celah

bibir.

o Nutrisi

o Daya pembentukan embrio yang menurun

o Penyakit infeksi

Penyakit sifilis dan virus rubella dapat menyebabkan terjadinya celah bibir dan

langit-langit.

o Radiasi

Efek teratogenik sinar pengion telah diketahui dan diakui dapat mengakibatkan

timbulnya celah bibir dan celah langit-langit.

o Stres emosional

10

Page 11: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

Pada keadaan tersebut, korteks adrenal menghasilkan hidrokortison yang

berlebihan. Pemberian hidrokortison yang tinggi pada keadaan hamil menyebabkan celah

bibir atau celah langit-langit.

o Trauma, terutama pada kehamilan trimester pertama

2.6 Patogenesis celah palatum dan celah bibir

a. Celah bibir

Beberapa teori yang menggambarkan terjadinya celah bibir: 5

o Teori Fusi

Disebut teori klasik. Pada akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh masa

kehamilan, prosesus maksilaris berkembang ke arah depan menuju garis median,

mendekati prosesus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi kegagalan fusi

antara prosesus maksilaris dengan proses medialis maka celah bibir akan terjadi.

o Teori hambatan perkembangan.

Disebut juga teori penyusupan dari mesoderm. Mesoderm mengadakan penyusupan

menyeberangi celah sehingga bibir atas berkembang normal. Victor Veau bersama

dengan Hochsteter menyatakan bila terjadi kegagalan migrasi mesodermal menyeberangi

celah maka celah bibir akan terbentuk.

o Teori Mesodermal sebagai kerangka membran brankhial.

Pada minggu kedua kehamilan, membran brankhial memerlukan jaringan mesodermal

yang bermigrasi melalui puncak kepala dan kedua sisi ke arah muka. Bila mesodermal

tidak ada maka dalam pertumbuhan embrio membran brankhial akan pecah sehingga

akan terbentuk celah bibir.

o Gabungan teori fusi dan penyusupan mesodermal.

Adanya fusi prosesus maksilaris dan penggabungan kedua prosesus naso medialis yang

kelak akan membentuk bibir bagian tengah.

b. Celah Palatum

Disebabkan karena pertumbuhan lapisan palatum yang tidak adekuat, peninggian lapisan

palatum yang tidak tepat, kepala janin yang sangat lebar, kegagalan fusi lapisan palatum,

atau dapat juga terjadi rupture setelah fusi.

11

Page 12: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

2.7 Komplikasi

Bentuk bibir sumbing menciptakan rongga kosong diantara rongga mulut yang

mengganggu fungsi bibir, yaitu sulit melekat pada payudara ibu dan sulit menghisap ASI.

Tetapi , Bayi dengan celah bibir saja biasanya tidak memiliki banyak masalah dengan

makan. Namun, bayi dengan celah bibir/palatum dan bayi dengan celah palatum

tersendiri biasanya memiliki masalah. Celah pada atap mulut membuat bayi kesulitan

menghisap cukup susu melalui puting. Beberapa bayi juga memiliki masalah dengan

tersumbat, tercekik atau susu keluar dari hidung ketika diberi makan. Bayi dengan celah

palatum kecil masih bisa menyusu, tapi jika belahannya besar maka akan sulit menghisap

dengan lidah dan tidak bisa menjaga puting tetap berada di rongga mulut . Akibatnya ASI

akan mengalir keluar, masuk ke hidung dan telinga. Selain itu bayi tersebut sering

tersedak karena terbukanya respiratory tract. 4,5

12

Page 13: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Celah bibir merupakan penyakit cacat bawaan. Penyebab terjadinya cleft lip

adalah multifaktorial, seperti genetik dan lingkungan. Patogenesis dari cleft lips dan

cleft palate dapat dijelaskan dengan berbagai teori, namun pada dasarnya adalah

terjadinya kegagalan pada penyatuan prosesus maksilaris dan prosesus nasalis

medialis selama proses tumbuh kembang kraniofasial janin.

3.2 Saran dan Kritik

Calon ibu diharapkan melakukan konsultasi prenatal yang berguna untuk

mengarahkan calon ibu untuk menjaga kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat

mengurangi resiko bayi mengalami cacat kongenital.

13

Page 14: Laporan Pemicu 1 Blok 10 Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Malek R. 2001. Cleft Lip and Palate (Lesions, Pathophysiology and Primary Treatment). Martin Dunitz Ltd. London. p. 27-8.

2. Malek R . Prosthetics Feeding Aids for Infants with Cleft Lip and Palate: Journal of Prosthetic Dentistry. 1980; 44 ( 5 ) .

3. Avery JK, Chiego DJ . Essential of oral histology and embryology . 3rd ed. Canada : Mosby Inc, 2006 : 51-62.

4. Ningrum. Orofacial cleft. 3 September 2009. http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/09/03/orofacial-cleft-celah-bibir-palatum/. 8 Oktober 2011.

5. Gilarsi TR. Celah Bibir, Faktor Penyebab dan Penanggulangannya. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/042001/sek-2.htm . 8 Oktober 2011.

14