laporan pbl ii

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup dan mempertinggi nilai kesehatan dengan jalan menimbulkan, menyatukan, menyalurkan serta mengkoordinir usaha-usaha dalam masyarakat ke arah terlaksananya usaha memperbaiki kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit-penyakit infeksi yang merajalela dalam masyarakat, mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan, mengkoordinir tenaga-tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya, dan memperkembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkatan hidup yang setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya. Tujuan semua ii

Upload: adrastha

Post on 30-Jun-2015

1.922 views

Category:

Documents


151 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PBL II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan

mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup dan mempertinggi

nilai kesehatan dengan jalan menimbulkan, menyatukan, menyalurkan serta

mengkoordinir usaha-usaha dalam masyarakat ke arah terlaksananya usaha

memperbaiki kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit-

penyakit infeksi yang merajalela dalam masyarakat, mendidik masyarakat dalam

prinsip-prinsip kesehatan perorangan, mengkoordinir tenaga-tenaga kesehatan

agar mereka dapat melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya,

dan memperkembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkatan

hidup yang setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara

kesehatannya. Tujuan semua usaha-usaha kesehatan masyarakat, baik dalam

bidang preventif maupun kuratif ialah agar setiap warga masyarakat dapat

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun

sosialnya. Untuk mencapai tujuan ini harus selalu ada pengertian, bantuan dan

partisipasi dari masyarakat secara teratur dan terus-menerus.

Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah

lingkungan yang kondunsif agar terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan

yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,

ii

Page 2: LAPORAN PBL II

perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan

kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong-menolong

dengan memelihara budaya-budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 yang diharapkan adalah yang

bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi

aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, kemampuan masyarakat

yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi

maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan yang bermutu yang dimaksud adalah

pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan kesehatan serta

yang diselenggarakan susuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat serta

meningkatnya kemampuan masyarakat, derajat kesehatan perorangan, keluarga

dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan modal dasar manusia agar

dapat menjalani hidup yang wajar dengan berkarya dan menikmati kehidupan

secara optimal di dunia ini. Sebagai kebutuhan sekaligus hak dasar, kesehatan

harus menjadi milik setiap orang dimanapun ia berada melalui peran aktif

individu dan masyarakat untuk senantiasa menciptakan lingkungan yang sehat

serta berprilaku sehat agar dapat hidup secara produktif.

ii

Page 3: LAPORAN PBL II

Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui

pembinaan profesional dalam bidang promotif dan prefentif yang mengarah pada

pemahaman permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk

selanjutnya dapat dilakukan pengembangan program / intervensi menuju

perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat yang diinginkan. Salah satu benuk

konkret upaya tersebut dengan melakuakn Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).

PBL adalah proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional di

bidang kesehatan masyarakat. Kemampuan profesional kesehatan masyarakat

merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga profesi

kesehatan masyarakat, yaitu :

1. Menerapkan diagnosis kesehatan masyarakat yang intinya mengenali,

merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat.

2. Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang

bersifat promotif dan prefentif.

3. Bertindak sebagai manager madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana,

pengelola pendidik dan peneliti.

4. Melakukan pendekatan masyarakat.

5. Bekerja dalam tim multidisipliner.

ii

Page 4: LAPORAN PBL II

Dari kemampuan-kemampuan itu ada empat kemapuan yang diperoleh

melalui PBL yaitu :

a. Menetapkan diagnosis kesehatan masyarakat

b. Mengembangkan program-program interfensi kesehatan masyarakat.

c. Melakukan pendekatan masyarakat.

d. Interdisiplin dalam bekerja secara tim.

Untuk mendukung peranan ini diperlukan pengetahuan mendalam tentang

masyarakat, pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan permintaan

masyarakat, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan

dan cakupan program serta bentuk-bentuk kerjasama yang bisa digalang.

Dalam rangka ini diperlukan tiga jenis data penting yaitu :

a. Data umum (Geografi dan Demografi).

b. Data Kesehatan.

c. Data yang berhubungan dengan kesehatan.

Ketiga data ini dikumpulkan dan dianalisis. Data diagnosis kesehatan

masyarakat memerlukan pengolahan mekanisme yang panjang dan proses

penalaran dalam analisisnya. Melalui PBL pengetahuan itu bisa diperoleh dengan

sempurna dengan begitu maka PBL mempunyai peranan yang sangat penting dan

strategis, untuk itu PBL harus dilaksanakan secara benar.

ii

Page 5: LAPORAN PBL II

B. Gambaran Umum Lokasi

1. Geografi

a. Luas daerah

Daerah Talia adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Luas Daerah

Kelurahan Talia adalah ± 27,5 Ha yang terbagi dalam empat RW yaitu :

1) RW I (Matandalia)

2) RW II (Petalia)

3) RW III (Wiritasie)

4) RW IV (Inamali).

b. Batas Wilayah

Daerah Talia terletak ± 1 Km dari Kecamatan Abeli dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Teluk Kendari

2) Sebelah Selatan : Kelurahan Angalo Melai

3) Sebelah Barat : Kelurahan Poasia

4) Sebelah Timur : Kelurahan Petoaha.

ii

Page 6: LAPORAN PBL II

2. Demografi

a. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Secara keseluruhan Kelurahan Talia mempunyai jumlah penduduk

1.484 Jiwa dengan 339 KK, yang terdiri dari 767 jiwa Perempuan dan

717 jiwa Laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Distribusi Jumlah KK di Kelurahan Talia tahun 2006.

No. Rw N %

1.

2.

3.

4.

RW I(Matandalia)

RW II(Petalia)

RW III(Wiritasie)

RW IV(Inamali)

86

105

73

75

25,4

31

21,5

22,1

Total 339 100

Sumber : Data rekapitulasi tahun 2006.

ii

Page 7: LAPORAN PBL II

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Talia tahun 2006.

No. Golongan UmurJenis Kelamin

N %L P

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

0 – 12 Bulan

1 – 4 Tahun

5 – 6 Tahun

7 - 12 Tahun

13 - 15 Tahun

16 – 18 Tahun

19 – 25 Tahun

26 – 35 Tahun

36 – 45 Tahun

46 – 50 tahun

51 – 60 Tahun

61 – 75 Tahun

> 75 Tahun

18

48

42

64

72

70

74

135

56

56

39

21

20

21

62

60

74

62

85

87

139

69

53

31

15

11

39

110

102

138

134

155

161

269

125

109

70

36

31

2,63

7,41

6,9

9,3

9,03

10,44

10,85

18,5

8,35

7,35

4,71

2,43

2,1

Total 715 769 1484 100

Sumber : Data rekapitulasi kelurahan Talia tahun 2006.

Dari tabel diatas maka golongan umur yang paling besar adalah umur

26 – 35 Tahun yaitu 269 Orang (18,5 %) sedangkan umur penduduk usia

produktif atau umur 19 - 35 Tahun berjumlah 430 Orang (29,35 %).

ii

Page 8: LAPORAN PBL II

3. Sosial Ekonomi.

a. Agama

Masyarakat Kelurahan Talia sebagian besar menganut agama

Islam, yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut agama di Kelurahan Talia, Kecamatan Abeli tahun 2006.

No. Agama Jumlah %

1.

2.

3.

4.

5.

Islam

K. Protestan

K. Katolik

Hindu

Budha

1.461

4

-

-

-

99,73

0.27

-

-

-

Total 1.465 100

Sumber : Data rekapitulasi kelurahan Talia tahun 2006.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Talia

mayoritas menganut agama islam yaitu sebanyak 1.461 orang (99,73 %)

dan selebihnya menganut agama kristen protestan yaitu sebanyak 4 orang

(0,27 %). Aktifitas keagamaan di Kelurahan Talia khususnya yang

beragama islam di dukung sarana peribadatan yang dimilki yaitu sebuah

mesjid. Tersedianya sarana peribadatan tersebut menyebabkan aktivitas

keagamaan berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dengan

banyaknya aktifitas keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat

ii

Page 9: LAPORAN PBL II

seperti kegiatan pengajian alquran, kegiatan yasinan dan kegiatan hari

besar islam.

b. Kebudayaan

Masyarakat Kelurahan Talia Kecamatan Abeli memiliki

kebudayaan yang beragam. Sebagian besar di dominasi oleh kebudayaan

Bugis, Muna, Tolaki, Jawa dan Lain-lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi Penduduk menurut Suku di Kelurahan Talia Tahun 2006.

No. Suku N %

1.

2.

3.

4.

5.

Bugis

Muna

Tolaki

Jawa

Lain-lain

1.045

325

42

12

41

71,33

22,18

2,87

0,82

2,80

Total 1.465 100

Sumber : Data rekapitulasi Kelurahan Talia tahun 2006.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Talia

Kecamatan Abeli di dominasi oleh kebudayaan suku Bugis dengan

jumlah 1.465 (71,33%), kemudian disusul oleh kebudayaan suku Muna

ii

Page 10: LAPORAN PBL II

dengan jumlah 325 (22,18%), kebudayaan suku Tolaki dengan jumlah 42

(2,87%), kebudayaan suku Jawa dengan jumlah 12 (0,82%) serta

kebudayaan-kebudayaan lain dengan jumlah 41 (2,80%).

c. Pekerjaan

Dari 339 KK di Kelurahan Talia Kecamatan Abeli Kota Kendari

maka sebagian besar mata pencaharian sebagai buruh swasta yang

terbesar keduanya adalah peternak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Talia Tahun 2006.

No. Mata Pencaharian Jumlah %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Buruh swasta

PNS

Pengrajin

Pedagang

Penjahit

Tukang Batu

Tukang kayu

Peternak

Nelayan

Montir

Sopir

276

25

2

44

2

25

17

245

51

2

1

37,24

3,37

0,26

5,9

0,26

3,37

2,29

33,06

6,88

0,26

0,1

ii

Page 11: LAPORAN PBL II

12.

13.

Ojek

TNI / POLRI

41

11

5,53

1,48

Total 741 100

Sumber : Kantor Kelurahan Talia

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari

jenis mata pencaharian Kepala Keluarga di kelurahan Talia adalah buruh

swasta yang berjumlah 276 Orang (37,24 %), disusul peternak 245 Orang

(33,06 %), Nelayan 51 Orang (6,88 %). Disini jelas bahwa mata

pencaharian Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan talia sangat

bervariasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

C. Analisis Situasi.

Dari hasil pendataan, ditemukan 4 jenis masalah kesehatan yaitu, tingginya

angka kejadian ISPA, Diare, kurangnya kepemilikan jamban yang memenuhi

syarat kesehatan, serta kurangnya kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat

kesehatan. Yang jika ditinjau dengan teori Blum adalah sebagai berikut :

ii

Page 12: LAPORAN PBL II

Tabel 6. Analisis Siatuasi Dangan Pendekatan Blum.

NOMASALAH

KESEHATAN

DETERMINAN

LINGKUNGAN PERILAKUPELAYANAN KESEHATAN

KEPENDUDUKAN

1.

2.

3.

4.

ISPA

Diare

Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat

SPAL yang tidak memenuhi syarat

- Banyaknya debu / pencemaran

udara- Kurangnya ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan

- Masih terdapat wilayah yang kumuh

- Masih terdapat wilayah yang kumuh

- Masih terdapat wilayah yang kumuh

- Kurangnya PHBS- Kebiasaan merokok

- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berobat- Kurangnya PHBS

- Kurangnya pemahaman masyarakat ttg jamban yang memenuhi syarat kesehatan

- Kurangnya kesadaran masyarakat ttg SPAL yang Memenuhi syarat

- Kurangnya tenaga kesehatan- Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan- Kurangnya waktu pelayanan

- Kurangnya tenaga

kesehatan- Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan- Kurangnya waktu pelayanan

- Kurangnya penyuluhan

kesling dari tenaga

kesehatan / pemerintah

- Kurangnya penyuluhan

kesling dari tenaga kesehatan / pemerintah

- Masih kuatnya kepercayaan tradisional- Konstruksi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

- Masih kuatnya kepercayaan tradisional

- Faktor ekonomi

- Faktor ekonomi

ii

Page 13: LAPORAN PBL II

Dari beberapa analisis masalah di atas, maka dapat ditentukan prioritas

masalahnya dengan menggunakan metode MCUA ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 7. Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Metode MCUA

No. Kriteria Bobot

Masalah

Diare ISPATempat

PembuanganTinja

SPAL

S BS S BS S BS S BS

1.

2.

3.

4.

Besarnya masalah

Keseriusan masalah

Kemampuan SD dan Non SD

Kerawanan Politik

40

30

20

10

3

3

2

1

120

90

40

10

5

4

2

3

200

120

40

30

3

3

1

3

120

90

20

30

3

4

2

3

120

120

40

30

JUMLAH 100 260 390 260 310

PERINGKAT 4 1 3 2

Skor : 5 = Sangat tinggi

4 = Tinggi

3 = Sedang

2 = Rendah

1 = Sangat rendah

ii

Page 14: LAPORAN PBL II

Dari prioritas masalah yang ditentukan berdasarkan metode MCUA,

maka secara berturut-turut yang menjadi prioritas utama adalah : masalah

penyakit ISPA, SPAL yang tidak memenuhi syarat, jamban yang tidak

memenuhi syarat dan masalah penyakit Diare.

Semestinya, masalah yang akan intervensi adalah masalah penyakit ISPA,

akan tetapi terjadi penurunan kasus berdasarkan data yang diperoleh dari

PUSTU.

D. Rumusan Masalah Kesehatan

Yang menjadi rumusan masalah kesehatan dalam PBL II kali ini adalah :

1. Apakah pembuatan SPAL percontohan dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pentingnya kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat

kesehatan ?

2. Apakah penyuluhan tentang PHBS sejak dini dapat mencegah penyakit dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ?

3. Apakah pengkaderan Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN

SATU ATAP ABELI dapat dijadikan contoh bagi siswa-siswi lain ?

ii

Page 15: LAPORAN PBL II

E. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari PBL II ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu melaksanakan program pilihan dalam bentuk

intervensi fisik dan non fisik.

2. Mahasiswa dapat mengaktifkan peran serta masyarakat dalam kegiatan

tertentu yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.

3. Mahasiswa dapat menentukan atau membuat indikator evaluasi

program untuk PBL berikutnya.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari PBL II ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat kesehatan

pada masyarakat.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan di linkungan sekolah

dasar.

3. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak

melalui program Pengkaderan Siswa-siswi Sehat.

ii

Page 16: LAPORAN PBL II

b. Manfaat

Adapun manfaat dari PBL II ini adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa dapat melaksanakan program pilihan dalam bentuk

intervensi fisik dan non-fisik.

2. Agar mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang

pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.

3. Agar mahasiswa dapat membuat pemecahan masalah dan membuat

indikator evaluasi program untuk PBL berikutnya.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan.

ii

Page 17: LAPORAN PBL II

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Realisasi Pemecahan Masalah.

Berdasarkan prioritas masalah yang akan di intervensi, maka terdapat

beberapa jenis intervensi yang telah dilakukan pada PBL II ini. Terdiri dari

intervensi utama dan intervensi tambahan. Intervensi utama terdiri dari intervensi

fisik yang berupa pembuatan SPAL percontohan dan nonfisik yang berupa

penyuluhan PHBS, sedangkan intervensi tambahan meliputi kegiatan pelatihan

siswa(i) / anak sehat.

1. Intervensi Utama yaitu intervensi fisik yang berupa pembuatan SPAL

percontohan yang memenuhi syarat kesehatan dimana material yang

digunakan berasal dari swadaya masyarakat serta dikerjakan atas partisipasi

masyarakat setempat dengan tuntunan dari para peserta PBL II selaku

pembawa program dan intervensi non fisik yang berupa penyuluhan tentang

PHBS sejak dini untuk mencegah penyakit dan meningkatkan derajat

kesehatan di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN SATU ATAP ABELI yang

diikuti oleh kelas IV, V, dan VI dari masing-masing sekolah dengan

pemateri mahasiswa peserta PBL II.

2. Intervensi Tambahan yaitu intervensi non fisik yang berupa Pengkaderan

Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI DAN TKN-SDN SATU ATAP

ABELI dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya

ii

Page 18: LAPORAN PBL II

pencegahan penyakit sehingga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan

dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan para siswa-siswi yang

mengikuti kegiatan dapat dijadikan teladan oleh siswa-siswi yang lain serta

dilakukan simulasi pembuatan larutan garam dan gula guna sebagai upaya

pertolongan pertama pada penderita diare dimana kegiatan ini diikuti oleh

perwakilan siswa-siswi terbaik dari kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 17

orang.

B. Sasaran.

Yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini adalah seluruh

masyarakat di kelurahan Talia kecamatan Abeli.

C. Metode intervensi.

Metode intervensi yaitu berupa intervensi fisik dan non fisik. Dalam

intervensi fisik, dalam hal ini pembuatan SPAL percontohan dilaksanakan secara

bersama-sama dengan masyarakat setempat, dengan memanfaatkan segala

potensi yang dimiliki oleh masyarakat di kelurahan Talia ini, sehingga baik

sarana maupun prasarana dari pelaksanaan kegiatan ini merupakan sepenuhnya

hasil swadaya masyarakat setempat. Sedangkan metode yang digunakan dalam

intervensi non fisik yaitu metode ceramah dalam melaksanakan penyuluhan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan metode role playing dalam

melaksanakan pengkaderan siswa sehat.

ii

Page 19: LAPORAN PBL II

D. Hasil Kegiatan Intervensi.

Hasil kegiatan intervensi terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu intervensi fisik

dan intervensi non fisik.

1. Intervensi Fisik

Hasil dari kegiatan intervensi fisik yaitu pembuatan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL) percontohan sebanyak 1 (satu) unit karena

alasan terbatasnya biaya dan tenaga. Pembuatan SPAL percontohan ini

dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan yang

bertempat di salah satu rumah warga RW II, kelurahan Talia kecamatan

Abeli, Adapun pemilihan lokasi pelaksanaan intervensi fisik ini, merupakan

hasil dari keputusan bersama masyarakat setempat pada saat rapat sosialisasi

pelaksanaan kegiatan yang akan diintervensi pada tanggal 18 Juli 2007.

Dengan salah satu pertimbangan bahwa RW II merupakan lokasi yang

strategis untuk pelaksanaan kegiatan ini sebab berada di pertengahan

wilayah kelurahan Talia. Yang dalam pelaksanaannya berlangsung ± 2 hari

yaitu pada hari jumat, 20 Juli 2007 dan minggu 22 Juli 2007.

Langkah Pembuatan SPAL

Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi

1 m atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari

batu bata, pasir, semen atau pakai bis. Bila saluran terbuka dapat ditutup

dengan bambu, kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil, batu

ii

Page 20: LAPORAN PBL II

kali. Akan lebih baik kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-

coran pasir dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari pralon.

Gambar 1. Kegiatan intervensi fisik I (penggalian lubang galian SPAL) pada hari Jum’at tanggal 20 Juli 2007.

Gambar 2. Kegiatan intervensi fisik II (pembuatan SPAL percontohan) pada hari Minggu, tanggal 22 Juli 2007.

ii

Page 21: LAPORAN PBL II

Yang bertanggung jawab dalam pembuatan SPAL percontohan ini

adalah bapak Qamal Qayam, S.Sos selaku kepala Kelurahan Talia dan

mahasiswa PBL II. Anggaran yang diperlukan dalam pembuatan SPAL

percontohan ini sekitar Rp 250.000 dengan rincian sbb:

1. Semen 2 sak @Rp 40.000 Rp 80.000

2. Pasir ¼ ret @Rp 170.000 Rp 42.500

3. Batu kali ¼ m3 @Rp 300.000 Rp 75.000

4. Kerikil ¼ m3 @Rp 70.000 Rp 17.500

5. Papan 2 lbr @Rp 15.000 Rp 30.000

Rincian biaya ini masih dapat diminimalisir bila beberapa material

telah tersedia dilingkungan setempat seperti batu kali dan kerikil. Atau

terjadi pengggantian material, seperti penggantian papan dengan bambu.

Sehingga dengan minimnya biaya pembuatan SPAL ini tidak memberatkan

masyarakat yang sekiranya akan mengikuti model SPAL ini. Karena

mengingat indikator keberhasilan program ini adalah bertambahnya

kepemilikan model SPAL jenis ini menjadi 75 % di kelurahan Talia.

2. Intervensi non fisik

Hasil kegiatan dari intervensi non fisik yaitu penyuluhan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengkaderan siswa sehat. Dimana

pelaksanaan penyuluhan PHBS ini dilaksanakan di TKN-SDN SATU ATAP

ABELI dan SDN 08 ABELI, selama 1 hari yaitu pada hari Senin 23 Juli

ii

Page 22: LAPORAN PBL II

2007. Adapun peserta dari kegiatan ini sebanyak 106 siswa-siswi kelas IV, V

dan VI dari masing-masing sekolah tersebut. Tujuan dari penyuluhan PHBS

ini adalah untuk memberikan pemahaman pada siswa SD tentang pentingnya

PHBS dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan.

Gambar 3. Kegiatan penyuluhan di SDN 08 dan TKN-SDN Satu Atap Abeli, pada hari Senin, 23 Juli 2007.

Dengan pelaksana kegiatan yaitu seluruh peserta PBL II dan

penanggung jawabnya adalah kordinator desa (kordes). Indikator

keberhasilan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan PHBS

menjadi 75 %. Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan tersebut, maka

sebelum di berikan penyuluhan terlebih dahulu diberikan pre test untuk

dibandingkan dengan post test pada evaluasi nanti.

Kemudian pada hari Kamis, 26 Juli 2007 kami mengadakan

penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekaligus sosialisasi

mengenai SPAL yang telah diintervensi sebelumnya yang bertempat di

ii

Page 23: LAPORAN PBL II

kantor kelurahan Talia. Adapun yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini

yaitu masyarakat kelurahan Talia khususnya tokoh-tokoh masyarakat,

anggota LPM, BKM serta ibu-ibu PKK. Tujuan kami mengadakan

sosialisasi kembali yaitu mengingat pada saat proses pembuatan SPAL

percontohan, tidak semua warga turut menyaksikan dan ikut terlibat dalam

pelaksanaannya. Adapun rapat / pertemuan ini dihadiri oleh ± 50 orang, yang

diharapkan dapat mewakili sebagian besar masyarakat Kelurahan Talia

sehingga dapat merealisasikainnya dalam kehidupan`sehari-hari, dan dapat

memberikan keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi

masyarakat dan lingkungan. Demi tercapainya tujuan PBL II yang

diharapkan.

Intervensi non fisik lainnya yaitu pengkaderan siswa-siswi sehat yang

dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Juli 2007, dan diikuti oleh perwakilan

siswa-siswi terbaik dari masing-masing kelas IV, V dan VI yang berjumlah

17 orang. Dengan harapan siswa/siswi tersebut mampu mengaplikasikan

ilmu yang diberikan dan dapat menjadi contoh bagi siswa/siswi lainnya agar

dapat berperilaku positif/sehat. Materi yang diberikan berupa upaya

pencegahan penyakit diare dan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit

tersebut, meliputi siklus kejadian penyakit diare, pengaruh sistem imun

tubuh terhadap timbulnya penyakit serta hal-hal yang dilakukan dalam

rangka mencegah penyakit diare. Selain itu, dilakukan simulasi pembuatan

ii

Page 24: LAPORAN PBL II

larutan garam dan gula sebagai upaya pertolongan pertama pada penderita

diare. Peserta terbaik dinilai selama kegiatan berlangsung dan berdasarkan

hasil jawaban dan keaktifan peserta itu sendiri.

Dengan pelaksana kegiatan yaitu seluruh peserta PBL II dan

penanggung jawabnya adalah kordinator desa (kordes) dan kepala sekolah.

Sebagai apresiasi dalam partisipasi keikut sertaan kegiatan ini, maka

masing-masing peserta mendapatkan sertifikat siswa-siswi sehat.

Gambar 3. Kegiatan penyuluhan serta pembagian piagam pada peserta pelatihan pengkaderan siswa-siswi sehat pada SDN 08 dan TKN-SDN Satu Atap Abeli, pada hari Jumat, 27 Juli 2007.

ii

Page 25: LAPORAN PBL II

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan intervensi yang telah dilakukan,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Intervensi Utama yaitu intervensi fisik yang berupa pembuatan SPAL

percontohan yang memenuhi syarat kesehatan dimana material yang

digunakan berasal dari swadaya masyarakat serta dikerjakan atas partisipasi

masyarakat setempat dengan tuntunan dari para peserta PBL II selaku

pembawa program yang berlangsung selama 2 tahap/hari, dan intervensi non

fisik yang berupa penyuluhan tentang PHBS sejak dini untuk mencegah

penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan di SDN 08 ABELI dan TKN-

SDN SATU ATAP ABELI yang diikuti oleh kelas IV, V, dan VI dari

masing-masing sekolah dengan pemateri mahasiswa peserta PBL II.

2. Intervensi Tambahan yaitu intervensi non fisik yang berupa Pengkaderan

Siswa-siswi Sehat di SDN 08 ABELI dan TKN-SDN SATU ATAP ABELI

dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya pencegahan

penyakit sehingga diharapkan siswa-siswi dapat merealisasikan dalam

kehidupan sehari-hari dan diharapkan para siswa-siswi yang mengikuti

kegiatan dapat dijadikan teladan oleh siswa-siswi yang lain serta dilakukan

simulasi pembuatan larutan garam dan gula guna sebagai upaya pertolongan

ii

Page 26: LAPORAN PBL II

pertama pada penderita diare dimana kegiatan ini diikuti oleh perwakilan

siswa-siswi terbaik dari kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 17 orang.

3. Metode intervensi yang digunakan berupa intervensi fisik dan non fisik.

Dalam intervensi fisik, dalam hal ini pembuatan SPAL percontohan

dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat setempat, dengan

memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Sedangkan

metode yang digunakan dalam intervensi non fisik yaitu metode ceramah

dalam melaksanakan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dan metode role playing dalam melaksanakan pengkaderan siswa sehat.

B. Saran.

1. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat merealisasikan kegiatan yang telah

dilakukan, berupa pembuatan SPAL sederhana seperti yang telah di

intervensi dalam rumah tangga masing-masing.

2. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya, ditujukan pada instansi terkait

setempat yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya dalam

pelaksanaan program PBL II.

3. Diharapkan kepada pengelola PBL II agar senantiasa mengontrol kegiatan

peserta PBL II.

4. Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar dapat lebih memperhatikan lagi

mahasiswa bimbingannya.

ii

Page 27: LAPORAN PBL II

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Anonim. 2006. Rekapitulasi jumlah Penduduk di Kelurahan Talia. Kendari.

Anonim. 2006. Monografi Kelurahan Talia. Kendari

Anonim. 2006. Profil Kelurahan Talia. Kendari

Anonim. 2005. Selayang Pandang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia. Departemen Kesehatan. Jakarta.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

ii

Page 28: LAPORAN PBL II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah

dan karunianya sehingga PBL II Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (KESMAS)

Unhalu di Kelurahan Talia, Kecamatan Abeli, Kota Kendari dapat melaksanakan

tugas-tugasnya dan menyususn laporan dari hasil kegiatan tersebut.

Pada hakekatnya laporan ini memuat tentang hasil dari kegiatan intervensi

fisik dan non fisik yang merupakan kelanjutan dari PBL I yang telah dilaksanakan

pada tanggal 22 Januari s/d 3 Febuari 2007. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal

16 – 28 Juli 2007.

Terlaksananya program PBL II dan tersusunnya laporan ini berkat bantuan

fisik maupun non fisik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dekan F.MIPA Unhalu Kendari

2. Bapak Kepala Wilayah Kecamatan Abeli

3. Bapak Supervisor PBL II

4. Bapak / Ibu Pembimbing Lapangan PBL II

5. Bapak / Ibu Kepala Puskesmas Abeli

6. Bapak Kelurahan Talia dan seluruh Stafnya serta Tokoh-tokoh Masyarakat

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan dan memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Kendari, Juli 2007

Penyusun

ii

Page 29: LAPORAN PBL II

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 1 Jumlah Distribusi KK di Kelurahan Talia Kecamatan Abeli Tahun 2006

6

Tabel 2 Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Talia tahun 2006.

7

Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut agama di Kelurahan Talia,Kecamatan Abeli tahun 2006.

8

Tabel 4 Distribusi Penduduk menurut Suku di Kelurahan TaliaTahun 2006.

10

Tabel 5 Distribusi Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Talia Tahun 2006.

11

Tabel 6 Analisis Siatuasi Dangan Pendekatan Blum. 13

Tabel 7 Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Metode MCUA. 14

ii

Page 30: LAPORAN PBL II

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KELURAHAN……………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

B. Gambaran Umum Lokasi ……………………………………………… 5

C. Analisis Situasi …………………………………………………………. 11

D. Rumusan Masalah Kesehatan ………………………………………..… 14

E. Tujuan dan Manfaat ...........……………………………………………… 16

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Realisasi Pemecahan Masalah …………………………………………... 17

B. Sasaran ……………………………………………………… 18

C. Metode Intervensi ………………………………………………… 18

D. Hasil Kegiatan Intervensi ………………………………………………. 19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 25

B. Saran …………………………………………………………………. 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 31: LAPORAN PBL II

ii

LAMPIRAN

Page 32: LAPORAN PBL II

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan PBL II ini telah diseminarkan di Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kota Kendari tanggal 30 Juli 2007

Menyetujui;

Kepala Kantor Kelurahan Talia, Koordinator Desa,

Qamal ayam, S.Sos MursidNIP. 010 239 057 NIM. F1d2 04 020

Pembimbing I, Pembimbing II, Pembimbing III,

Ambo Sakka, SKM. Fitrilaila Mokui, SKM Sriyana Herman, SKMNIP. 132 320 106 NIP. 590 009 966

ii

Page 33: LAPORAN PBL II

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL II)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KELURAHAN : TALIA

KECAMATAN : ABELI

KOTA : KENDARI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2007

ii