laporan p3

84
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peramalan pada zaman modern seperti saat ini sangat perlu dilakukan untuk menunjang kesuksesan dalam suatu perusahaan. Peramalan yang tepat dan akurat menentukan kesuksesan suatu perusahaan dalam industri dan persaingan. Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan produksi agar dapat menghasilkan suatu hasil yang optimum dengan input yang tepat maka akan menghasilkan suatu output yang tepat pula sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peusahaan dalam melakukan perencanaan agregat. Dengan diterapkan nya perencanaan agregat dalam suatu perusahaan diyakini akan dapat membuat perusahaan tersebut selalu dapat survive di tengah persaingan pasar. Tujuan tujuan dasar perusahaan dapat ikut terpenuhi seperti perencanaan perubahan kapasitas dalam perusahaan demi memenuhi fluktuasi atau naik turunnya permintaan secara dinamis dan susah ditebak. Dapat pula dilakukan pengujian sudah cukup atau tidaknya kapasitas dalam suatu perusahaan agar permintaan yang sifatnya dinamis dapat tercukupi dengan segera. Dengan perencanaan agregat maka perushaan akan mendapatkan sebuah solusi atau kesimpulan keluaran yang terbaik

Upload: gilangpratama

Post on 15-Apr-2016

71 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Laporan tentang P3

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan P3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peramalan pada zaman modern seperti saat ini sangat perlu dilakukan

untuk menunjang kesuksesan dalam suatu perusahaan. Peramalan yang tepat dan

akurat menentukan kesuksesan suatu perusahaan dalam industri dan persaingan.

Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan produksi agar dapat

menghasilkan suatu hasil yang optimum dengan input yang tepat maka akan

menghasilkan suatu output yang tepat pula sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan peusahaan dalam melakukan perencanaan agregat.

Dengan diterapkan nya perencanaan agregat dalam suatu perusahaan

diyakini akan dapat membuat perusahaan tersebut selalu dapat survive di tengah

persaingan pasar. Tujuan tujuan dasar perusahaan dapat ikut terpenuhi seperti

perencanaan perubahan kapasitas dalam perusahaan demi memenuhi fluktuasi

atau naik turunnya permintaan secara dinamis dan susah ditebak. Dapat pula

dilakukan pengujian sudah cukup atau tidaknya kapasitas dalam suatu perusahaan

agar permintaan yang sifatnya dinamis dapat tercukupi dengan segera. Dengan

perencanaan agregat maka perushaan akan mendapatkan sebuah solusi atau

kesimpulan keluaran yang terbaik dengan metode yang ada dengan sumber daya

yang tersedia didalamnya dengan tepat. Untuk dapat mencapai hal hal diatas

diperlukan suatu masukan yang baik pula. Masukan masukan berupa data ramalan

permintaan dari satu groupee atau kelompok dalam produk dengan perencanaan

setengah tahun sampai satu setengah tahun. Data sistem dalam perusahaan berupa

jumlah tenaga kerja, persediaan yang ada dan rate production atau laju produksi.

Serta alternatif yang ada dan tingkatannya dalam mempengaruhi biaya dan

kapasitas. Maka akan didapatkan sebuah output yang diperlukan oleh perusahaan

tentang sebuah rencana produksi berupa keputusan pada sekelompok produk

sejenis selama periode perecanaan dan perkiraan biaya jika rencana produksi

tersebut akan direalisasikan.

Page 2: Laporan P3

Maka dari itu dalam praktikum perencanaan agregat ini mahasiswa dapat

melaksanakan percobaan perencanaan agregat dari data yang sudah diberikan dan

nantinya dapat melakukan perencanaan agregat dengan metode yang tersedia

seperti Level strategy,Chase Strategy dan Linear Programming secara manual

maupun secara komputasi menggunakan sebuah software berupa WinQSB.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat melakukan perencanaan agregat

dengan bantuan komputer.

2. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat menganalisis/menginterpretasikan

hasil perencanaan agregat.

C. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan agregat secara mandiri baik

dengan cara manual atau dengan bantuan komputer dan menerapkannya

dalam kondisi real dilapangan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui macam macam metode dan model

perencanaan agregat serta mengerti cara analisa sehingga nantinya dapat

berguna dalam aplikasinya di lapangan.

Page 3: Laporan P3

BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Heizer dan Render (2010), Perencanaan Agregat (atau penjadwalan

agregat) merupakan sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu

produksi pada jangka menengah biasanya 3 sampai 18 bulan ke depan. Para

manajer operasi berusaha menentukan jalan terbaik untuk memnuhi permintaan

yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat

persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variable lain yang dapat

dikendalikan. Atau bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi

atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan

agregat.

Perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang

sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya

ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan

input produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat

output untuk fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.

Perencanaan ini diantaranya bisa diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah

sakit, akademi serta, pernerbit buku. Perencanaan agregat merupakan bagian dari

system perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman mengenai

keterkaitan antara rencana dan beberapa factor internal dan eksternal merupakan

sesuatu yang berguna. Di lingkungan perusahaan manufaktur, jadwal produksi

utama yang dihasilkan memberikan input untuk system MRP yang mengutamakan

mengenai perolehan atau produksi komponen-komponen yang diperlukan. Jadwal

kerja yang mendetil untuk tenaga kerja dan penjadwalan berprioritas untuk produk

dihasilkan sebagai tahapan terakhir system perencanaan produksi (Sukendar &

Kristomi,2010).

Perencanaan produksi adalah kegiatan menentukan batas atau tingkatan

operasi pembuatan pada waktu mendatang. Perencanaan produksi menentukan

kerangka dengan jadwal yang rinci dan pengendalian inventori yang harus

dikerjakan. Perencanaan dapat mencakup beberapa bulan atau tahun. Perencanaan

Page 4: Laporan P3

produksi didesain untuk menentukan beberapa atau seluruh karakteristik dari

pembuatan dan operasi pendistribusian yang diasumsikan secara lebih jelas pada

perencanaan atau pengendalian (Magee, 1975).

Menurut Harjanto (2008) Tujuan dari Perencanaan Agregat adalah bertujuan

untuk:

1. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat

menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan

suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana produksi yang

dibuat, walaupun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan.

2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber

daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.

3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi

permintaan.

Tujuan dari perencanaan agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana

produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal (Harjanto,2008).

Perencanaan agregat merupakan bagian dari system perencanaan produksi

yang lebih besar. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat untuk dapat memahami

hubungan antara rencana serta beberapa factor internal dan eksternal.Dalam

lingkungan manufaktur, proses menguraikan rencana agregat secara lebih

terperinci disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi menghasilkan jadwal

produksi induk yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan

bahan baku (MRP system). Jadwal produksi induk menangani pembelian atau

produksi bagian atau komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.

Jadwal kerja yang terperinci bagi orang-orang dan prioritas penjadwalan untuk

produk menghasilkan thap akhir dari sistem perencanaan produksi

(Harjanto,2008).

Perbedaan perencanaan kapasitas berdasarkan waktu antara lain

(Handoko,2000):

1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range),

lebih dari satu tahun. Di mana sumber-sumber daya produktif memakan waktu

lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan,

Page 5: Laporan P3

atau kapasitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi

dan persetujuan manajemen puncak.

2. Perencanaan kapasitas jangka menengah

(intermediate range), rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai

18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena

alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-

peralatan baru, subcontracting, dan pembelian peralatan-peralatan bukan

utama.

3. Perencanan kapasits jangka pendek, kurang dari

satu bulan. Ini berkatitan pad aproses penjadwalan harian atau mingguan dan

menyangkut pembuatan penyesuaina-penyesuaian untuk menghapus

“variance” antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan

perencanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan

personalia, penggantian routing produksi.

Beberapa metode dalam penyelesain masalah-masalah perencanaan

agregat dapat memasukkan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode-metode

kuantitatif terdiri dari ketetapan-ketetapan heuristik, pemencahan matematis,

simulasi, dan prosedur pencarian modern yang lain. Metode kualitatif

memasukkan konsensus-konsensus di antara suatu kelompok dan rasio inventori.

Metode-metode dalam aggregate planning (Narasimhan, 1995):

a. Nonquantitative atau Intuitive Method

b. Inventory Ratio

c. Charting and Graphical Method

d. Mathematical Programming and Tabular Method

e. The Linear Programming Method

f. The Linear Decision Rule

g. Management Coefficient Model

h. Direct Search Methode and Simulation

Berikut 8 pilihan strategi agregat menurut Heizer dan Render (2010) secara

Page 6: Laporan P3

lebih terperinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas sebab pilihan ini

tidak berusaha mengubah permintaan, tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam

permintaan. Tiga pilihan terakhir adalah pilihan permintaan dimana perusahaan

berusaha mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.

1. Pilihan Kapasitas

Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasits dasar berikut.

Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat

meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk

memenuhi permintaan yang tinggi dimasa mendatang. Jika strategi

ini dipilih maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan,

asuransi, penanganan, barang kadaluarsa, pencurian, dan modal

yang diinvestasikan akan meningkat. Biaya-biaya ini pada

umumnya berkisar antara 15% hingga 40% dari nilai sebuah

barang tiap tahunnya. Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki

masa dimana permintaan meningkat, kekurangan yang terjadi

dapat mengakibatkan hilangnya peluang penjualan karena waktu

tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih

buruk.

Mengubah-ubah jumlah tenaga kerja dengan mempekerjakan

atau memberhentikan orang. Salah satu cara memenuhi

permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan para

pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.

Bagaimanapun juga, karyawan baru memerlukan pelatihan, dan

produktivitas rata-rata menurun untuk sementara seiring mereka

menjadi terbiasa. Pemecatan atau PHK menurunkan moral semua

pekerja dan dapat mendorong mereka kearah produktivitas yang

lebih rendah.

Mengubah-ubah tingkat produksi melalui lembur atau waktu

kosong. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga tetap konstan dengan

mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja

ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat

Page 7: Laporan P3

permintaan naik. Sekalipun demikian, ketika perintaan sedang

tinggi, terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam lembur

yang dapat diberlakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak

biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat titik

produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga

dapat menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk

menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat

permintaan turun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong

(menganggur) para pekerja—ini biasanya merupakan proses yang

sulit.

Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas

ementara dengan melakukan ubkontrak selama periode permintaan

yang tinggi. Bagaimanapun juga, subkontrak memiliki beberapa

kekurangan. Pertama, hal ini mungkin mahal; kedua, subkontrak

membawa risiko dengan membuka pintu bagi klien terhadap

pesaing. Ketiga, kerap sulit mendapatkan pemasok subkontrak

sempurna yang selalu dapat mengirimkan produk berkualitas

secara tepat waktu.

Penggunaan karyawan paruh waktu. Terutama di sector jasa,

karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak

terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko eceran, dan

supermarket.

2. Pilihan Permintaan

Berikut pilihan permintaan yang mendasar.

Memengaruhi permintaan. Saat permintaan rendah, perusahaan

dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi,

penjualan secara pribadi, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan

hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif untuk

musim yang sepi; beberpa perguruan tinggi memberikan diskon

bagi penduduk usia lanjut; dan alat pendingin udara dijual lebih

murah di waktu musim dingin. Bagaimanapun juga, bahkan iklan

Page 8: Laporan P3

khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu

mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.

Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima

perusahaan, tetapi tidak mampu(secara sengaja maupun kebetulan)

untuk dipenuhipada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa

kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan

pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan. Banyak

perusahaan yang melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan

ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.

Bauran produk dan layanan yang melawan tren musiman.

Sebuah teknik pemulusan aktif yang secara luas digunakan oleh

perusahaan manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran

produk dari barang-barang yang melawan tren musiman.

Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan

pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan penyingkir

salju. Bagaimanapun juga, perusahaan yang menerapkan

pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan

produk atau jasa di luar area keahlian atau sasaran pasar mereka.

3. Pencampuran Pilihan

Meskipun lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat

menghasilkan jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara

pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin akan lebih baik.

Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai

tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi

permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi

dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat

negubah-ubah tingkat tenaga kerjadengan merekrut atau

memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah

produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh

waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi

Page 9: Laporan P3

perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau

mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi

perburuan meliputi sector pendidikan, perhotelan,dan konstruksi.

Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).

Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari

period eke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan

mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang

seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka

naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah

permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan

alternative bagi karyawan. Filosofi mereka dalah tenaga kerja

yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih

sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan

yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan.

Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,

penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih

sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis.

Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika

permintaan cukup stabil.

Terdapat 7 Strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu:

melakukan variasi tingkat persediaan, variasi jam kerja, variasi jumlah tenaga

kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan,

dan melakukan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi

(Harjanto,2008)

Page 10: Laporan P3

Berikut di bawah adalah bagan gambar 2.4 mengenai entitas dasar dan

antarmuka manufaktur kegiatan perencanaan agregat:

Gambar 2.4 Manufaktur kegiatan Perencanaan Agregat

(Radwan&Aarabi,2010)

Terdapat empat jenis strategi perencanaan agregat, yaitu :

1. Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai pendukung:

menyelaraskan laju produksi dengan laju permintaan.

2. Time flexibility strategy – menggunakan utilitas sebagai pendukung:

mengubah waktu kerja dan lembur untuk menyelaraskan produksi dengan

permintaan.

3. Level strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung:

penggunaan/kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap,

permintaan dipenuhi dari persediaan

4. Mixed strategy – kombinasi satu atau lebih dari ketiga strategi di atas.

Agregate Planning

Proses Perencanaan dan

Kapasitas

Reguler dan Overtime ProductionInventory LevelsSubkontractingRequired Human ResourcesBackorders

Customer OrdersDemand ForecastInventory on HandWorkforce

Master Production Schedule & MRP

System

Page 11: Laporan P3

BAB III

PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Laptop atau Komputer dengan spesifikasi 32-bit

b. Software WinQSB

2. Bahan

a. Data informasi produk

B. Cara Kerja

1. Menentukan tujuan perencanaan, yaitu perencanaan agregat.

2. Menentukan jangka waktu perencanaan yang sudah ditentukan untuk 5

bulan ke depan (Januari sampai dengan Mei).

3. Melakukan perencanaan :

1. Menjalankan program WinQsb.

2. Pilihan “Aggregate Planning” dipilih.

3. Pada Menu “File” pilihan “new problem” dipilih, lalu diisi :

4. Problem type = simple model

5. Pilihlah (beri tanda silang) pada “overtime allowed” dan

“hire/dismissal allowed”

6. Problem title = perencanaan agregat

7. Number planning periods = 5

8. Planning resource name = employee

9. Capacity unit of planning resource = hours

10. Capacity requirement per product/service = waktu perakitan per unit =

0.5

11. Initial number of planning resource = jumlah pekerja awal = 8

12. Initial inventory/backordered = jumlah persediaan awal = 250

13. Mengeklik “OK”

Page 12: Laporan P3

14. Pada menu “edit” pilihlah “period name” dan gantilah nama periode

dengan Januari s/d Mei dari tabel 1.

15. Pada DATA ITEM Forecast demand, isikan ramalan permintaan

produk selama bulan Januari s/d Mei dari tabel 1.

16. Pada DATA ITEM initial number of employee, isikan jumlah pekerja

awal yaitu =8

17. Pada DATA ITEM regular time capacity in hours per employee, isikan

jumlah jam/hari x jumlah hari/minggu x jumlah minggu/bulan =168.

18. Pada DATA ITEM regular time cost per hours , isikan beaya pekerja

per jam($2/jam.pekerja) = 4

19. Pada DATA ITEM undertime cost per hours, isikan beaya

undertime/jam $1/jam = 1.

20. Pada DATA ITEM overtime capacity in hours per employee, isikan

kapasitas lembur per pekerja per bulan = 30

21. Pada DATA ITEM overtime cost per hours, isikan beaya kerja lembur/

jam $3/jam=4

22. Pada DATA ITEM hiring cost per employee, isikan beaya perekrutan/

pekerja ($50/pekerja) = 100

23. Pada DATA ITEM dismissal cost per employee, isikan beaya

pemberhentian pekerja ($60/pekerja) = 150

24. Pada DATA ITEM initial inventory/backordered, isikan persediaan

awal = 300

25. Pada DATA ITEM maximum inventory allowed, isikan kapasitas

gudang = 5000

26. Pada DATA ITEM minimum ending inventory, isikan safety stock =

100

27. Pada DATA ITEM unit inventory holding cost , isikan beaya

penyimpanan ($/unit.bulan) = 0.01

28. Pada DATA ITEM capacity requirement in hours per unit, isikan

waktu perakitan per unit (hours/unit) = 0.5

29. Simpanlah data dengan nama “agregat”

Page 13: Laporan P3

Cara penyelesaian dengan level strategy :

a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”

b. Pada “solution method” pilihlah “constant average production

(level strategy)”

c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”

d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.

e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk

mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.

f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “constant

regular time employee (level strategy)”

Cara penyelesaian dengan chase strategy :

a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”

b. Pada “solution method” pilihlah “up-to-demand with regular time

employee”

c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”

d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.

e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk

mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.

f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “up to demand

with regular and overtime employee”

4. Melakukan analisis untuk hasil perencanaan dengan masing-masing

metode di atas dan bandingkan hasilnya.

Page 14: Laporan P3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilAP perencanaan agregat 0

5 Employee Hour 0,50 -1 -1 0 0 0

DATA ITEM januari februari maret april meiForecast Demand 2100 2500 2200 2600 2800Initial Number of Employee 8 8 8 8 8Regular Time Capacity in Hour per Employee 168 168 168 168 168Regular Time Cost per Hour 4 4 4 4 4Undertime Cost per Hour 1 1 1 1 1Overtime Capacity in Hour per Employee 30 30 30 30 30Overtime Cost per Hour 4 4 4 4 4Hiring Cost per Employee 100 100 100 100 100Dismissal Cost per Employee 150 150 150 150 150Initial Inventory (+) or Backorder (-) 300Maximum Inventory Allowed 5000 5000 5000 5000 5000Minimum Ending Inventory (Safety Stock) 100 100 100 100 100Unit Inventory Holding Cost 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01Other Unit Production CostCapacity Requirement in Hour per Unit 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

*Level Strategy

a. Metode Contant Average Solution

Tabel Analisis Agregat

Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:29:20 Demand Production Production ProductionInventory Hiring Dismissal Employees

Initial 300 8januari 2,100.00 2,400.00 0 2,400.00 600 0 0 8februari 2,500.00 2,400.00 0 2,400.00 500 0 0 8maret 2,200.00 2,400.00 0 2,400.00 700 0 0 8april 2,600.00 2,400.00 0 2,400.00 500 0 0 8mei 2,800.00 2,400.00 0 2,400.00 100 0 0 8

Total 12,200.00 12,000.00 0 12,000.00 2,400.00 0 0

Page 15: Laporan P3

Tabel Biaya

Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Inventory TOTAL16:36:46 Regular Time Undertime Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST

januari $4,800 $144 0 $6 0 0 $4,950 februari $4,800 $144 0 $5 0 0 $4,949 maret $4,800 $144 0 $7 0 0 $4,951 april $4,800 $144 0 $5 0 0 $4,949 mei $4,800 $144 0 $1 0 0 $4,945

Total $24,000 $720 0 $24 0 0 $24,744

*Metode Constant Regular Time Employee

Tabel Analisis Agregat

Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:30:08 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees

Initial 300 8januari 2,100.00 2,688.00 0 2,688.00 888 0 0 8februari 2,500.00 2,688.00 0 2,688.00 1,076.00 0 0 8maret 2,200.00 2,688.00 0 2,688.00 1,564.00 0 0 8april 2,600.00 2,688.00 0 2,688.00 1,652.00 0 0 8mei 2,800.00 2,688.00 0 2,688.00 1,540.00 0 0 8

Total 12,200.00 13,440.00 0 13,440.00 6,720.00 0 0

Page 16: Laporan P3

Tabel Biaya

Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Inventory TOTAL16:34:30 Regular Time Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST

januari $5,376 0 $8.88 0 0 $5,384.88 februari $5,376 0 $10.76 0 0 $5,386.76 maret $5,376 0 $15.64 0 0 $5,391.64 april $5,376 0 $16.52 0 0 $5,392.52 mei $5,376 0 $15.40 0 0 $5,391.40

Total $26,880 0 $67.20 0 0 $26,947.20

*Chase Strategy

a. Metode Up to Demand with Regular Time Employee

Tabel Analisis Agregat

Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:37:12 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees

Initial 300 8januari 2,100.00 1,900.00 0 1,900.00 100 0 2 6februari 2,500.00 2,500.00 0 2,500.00 100 2 0 8maret 2,200.00 2,200.00 0 2,200.00 100 0 1 7april 2,600.00 2,600.00 0 2,600.00 100 1 0 8mei 2,800.00 2,800.00 0 2,800.00 100 1 0 9

Total 12,200.00 12,000.00 0 12,000.00 500 4 3

Tabel Biaya

Page 17: Laporan P3

Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Inventory TOTAL16:38:23 Regular Time Undertime Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST

januari $3,800 $58 0 $1 0 $300 $4,159 februari $5,000 $94 0 $1 $200 0 $5,295 maret $4,400 $76 0 $1 0 $150 $4,627 april $5,200 $44 0 $1 $100 0 $5,345 mei $5,600 $112 0 $1 $100 0 $5,813

Total $24,000 $384 0 $5 $400 $450 $25,239

b. Metode Up to Demand with Regular and Overtime Employee

Tabel Analisis Agregat

Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:54:16 Demand Production Production Production Inventory Hiring Dismissal Employees

Initial 300 8januari 2,100.00 1,680.00 220 1,900.00 100 0 3 5februari 2,500.00 2,352.00 148 2,500.00 100 2 0 7maret 2,200.00 2,016.00 184 2,200.00 100 0 1 6april 2,600.00 2,352.00 248 2,600.00 100 1 0 7mei 2,800.00 2,688.00 112 2,800.00 100 1 0 8

Total 12,200.00 11,088.00 912 12,000.00 500 4 4

Page 18: Laporan P3

Tabel Biaya

Cost Analysis for perencanaan agregat (Simple Model)

10/13/2015 Inventory TOTAL16:54:38 Regular Time Overtime Holding Cost Hiring Dismissal COST

januari $3,360 $440 $1 0 $450 $4,251februari $4,704 $296 $1 $200 0 $5,201maret $4,032 $368 $1 0 $150 $4,551april $4,704 $496 $1 $100 0 $5,301mei $5,376 $224 $1 $100 0 $5,701

Total $22,176 $1,824 $5 $400 $600 $25,005

B. Pembahasan

Page 19: Laporan P3

Pada praktikum kali ini memiliki judul Perencanaan Agregat yang

bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa agar dapat melakukan perencanaan

agregat dengan bantuan computer dan mengajarakan mahasiswa untuk dapat

menganalisa/menginterpretasikan hasil perencanaan agregat. dilakukan Perencaan

Agregat menggunakan software WinQSB dengan menggunakan metode Level

Strategy dan Chase Strategy. Digunakan kedua metode dan di compare solusi

mana yang terbaik dalam perencanaan agregat dengan total cost terefektif.

Langkah kerja awal yang dilakukan oleh praktikan adalah menggunakan

metode “Constant Average Production/Level Strategy” dalam Agregate Planning.

Data data status sistem yang ada mengenai jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan

yang ada dan laju produksi serta ramalan permintaan sekelompok produk dalam

perencanaan 6-18 bulan sudah disediakan oleh asisten sehingga praktikan tinggal

mengeplot seluruh data yang tersedia dengan software pembantu WinQSB.

Awalnya buka Program WinQSB yang ada di shortcut maupun properties.

Selanjutnya pilih Agregat Planning. Pemilihan agregat planning ini karena kita

akan melakukan perencanaan agregat dengan bantuan WinQSB. Lalu pada pojok

kiri atas terdapat tulisan “file” klik dan pilih problem baru/new problem karena

kita akan menginputkan masalah baru yang perlu di rancang. Problem type yang

akan kita pilih adalah menggunakan simple model. Lakukan pencentangan

terhadap “Overtime Allowed” dan “Dismissal/hire allowed” karena dalam

permasalahan yang ada diperlukan jam lembur serta pemanggilan dan pemecatan

pekerja. Problem title kita isikan sesuai dengan keinginan kita namun agar lebih

memudahkan dapat diisikan dengan “Perencanaan Agregat”. Pada “Number of

planning periods” atau periode perencaan dimasukan angka 5 , hal ini memiliki

maksud perencanaan kita akan dilakukan untuk 5 periode kedepan. Pada

“Planning resource name” diinputkan Pekerja/Employee. “Capacity requirement

per product/service diinputkan 0.5 karena waktu perakitan per unit yang diberikan

dalam data sebesar 0,5. Pada “Capacity unit of planning resource” diinputkan

waktu berupa jam/hours karena satuan waktu yang kita pakai adalah hours.

“Initial number of planning resource” atau jumlah pekerja awal diinputkan angka

8 yang berarti jumlah pekerja awal sebanyak 8 orang. Dan yang terakhir yaitu

Page 20: Laporan P3

“Initial Inventory / Backordered” atau jumlah persediaan awal diinputkan 250.

Menunjukan bahwa jumlah persediaan awal perusahaan sebesar 250. Selesai

selanjutnya pilih ok dan done.

Maka pada aplikasi WinQSB akan tampil sebuah tabel . pada menu “edit”

dipilih “period name” dan dilakukan pergantian nama periode dengan periode

januari sampai dengan mei. Hal ini berarti data kita memiliki 5 periode kedepan

yaitu dari bulan januari sampai dengan bulan mei. Pada “Data Item forecast

demand” terlihat masih belum terisi. Kita lakukan pengisian ramalan permintaan

produk selama bulan januari sampai dengan bulan mei dari tabel yang sudah

diberikan oleh asisten. Pada “Data Item Initial number of employee” dilakukan

pengisian jumlah pekerja awal. Selanjutnya pada “Data item regular time capacity

in hours per employee” diisikan jumlah jam/hari dikalikan jumlah hari/minggu

dikalikan jumlah minggu/bulan yang tertera dalam data. Pada “Data Item Regular

time cost per hours” Dilakukan pengisian biaya pekerja per jam yang tertera

dalam data. Pada “Data Item undertime cost per hours” dilakukan pengisian biaya

terhadap waktu senggang perjam yang dilakukan oleh pekerja. Selanjutnya pada

“Data Item Overtime capacity in hours per employee” dilakukan pengisian

kapasitas lembur per pekerja perbulan. Pada “Data Item Overtime cost in hours”

dilakukan pengisian biaya kerja lembur oleh pekerja dengan satuan jam. Pada

“Data Item Hiring cost per employee” dilakukan pengisian biaya yang dibutuhkan

untuk merekrut pekerja. Pada “Data Item Dismissal cost per employee” dilakukan

pengisian biaya yang dibutuhkan untuk pemberhentian kerja per pekerja. Pada

“Data Item Initial Inventory/Backordered” dilakukan pengisian berapa persediaan

awal yang dimiliki oleh perusahaan. Pada “Data Item Maximum allowed”

dilakukan pengisian kapasitas gudang yang dimiliki. Pada “Data Item Minimum

ending inventory” diisikan Stok cadangan yang ada dalam perusahaan. Pada “Data

Item Unit Inventory Holding Cost” dilakukan pengisian biaya penyimpanan per

unit dalam bulan. Dan yang terakhir pada “Data item capacity requirement in

Hours per Unit” Diisikan waktu perakitan per unit perjam yang dihasilkan oleh

perusahaan.

Page 21: Laporan P3

Selanjutnya setelah semua terisi dengan sempurna pilih menu dibagian

atas yaitu “Solve and Analyze” dan pilih “Solve the problem” . selanjutnya

apabila kita menggunakan metode level strategy maka pada solution method kita

pilih “Constant average production (level strategy). Pada “Production Quantity”

dilipilih “Whole Number” lalu klik “OK” maka rencana agregat akan kita peroleh.

Apabila kita ingin mengetahui biaya perencanaan agregat maupun pola

distribusinya , klik “Show Cost Analysis” atau “Show Graphic Analysis”. Ada

pula metode lain yaitu dengan “Constant Regular Time Employee (Level

Strategy). Mempunyai langkah yang serupa dengan metode “Constant Average

production (Level Strategy)”

Selanjutnya cara penyelesaian dengan Chase Strategy langkah langkah

yang dilakukan hampir serupa dengan Level Strategy. Setelah data diinputkan

selanjutnya pada menu “Solve and Analyse” klik “Solve the problem” dan pada

“Solution method” dipilih “up-to demand with regular time employee” dan pada

“Production Quantity” dipilih “whole number”. Selanjutnya klik IK maka rencana

aregat akan diperoleh. Apabila kita ingin mengetahui biaya perencanaan agregat

maupun pola distribusinya , klik “Show Cost Analysis” atau “Show Graphic

Analysis”. Ada pula metode lain yaitu dengan “Up-to-demand with regular and

overtime employee”. Mempunyai langkah yang serupa dan hampir sama dengan

metode “up-to demand with regular time employee” perbedaan keduanya yaitu

pada waktu lemburnya dalam perencanaan agregat. Terlihat dari perbedaan kedua

metode dengan judul Overtime dan tanpa overtime.

Terdapat perbedaan antara Level Strategy dan Chase Strategy. Pada Level

strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung penggunaan/kapasitas

mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan

yang ada. Sementara pada Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai

pendukung yaitu menyelaraskan laju produksi dengan laju permintaan, Chase

Strategy mengatur produksi supaya sesuai dengan peramalan permintaan (Radwan

dan Aarabi, 2011).

Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai

tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi

Page 22: Laporan P3

permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi

dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat

megubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau

memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah

produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh

waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi

perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau

mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi

perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan,dan konstruksi.

Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).

Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari

period ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan

mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang

seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka

naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah

permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan

alternative bagi karyawan. Filosofi mereka adalah tenaga kerja

yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih

sedikit perputaran karyawan dan ketidak hadiran, serta karyawan

yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan.

Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,

penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih

sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis.

Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika

permintaan cukup stabil.

Selanjutnya dilakukan perhitungan manual menggunakan metode Constant

Average Production (Level Strategy) :

>>Pada bulan Januari :

*Demand sebesar 2100 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan januari

Page 23: Laporan P3

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada

periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +

Demand periode ke x) dibagi x

(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan

reguler produksi sebesar 2400 pada bulan januari

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2400

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

300 + (2400-2100) = 600 maka dihasilkan ending inventory sebesar 600 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Februari :

*Demand sebesar 2500 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan februari

Page 24: Laporan P3

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada

periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +

Demand periode ke x) dibagi x

(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan

reguler produksi sebesar 2400

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2400

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

600 + (2400-2500) = 500 maka dihasilkan ending inventory sebesar 500 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Maret :

*Demand sebesar 2200 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Maret

Page 25: Laporan P3

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada

periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +

Demand periode ke x) dibagi x

(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan

reguler produksi sebesar 2400

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2400

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

500 + (2400-2200) = 700 maka dihasilkan ending inventory sebesar 700 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan April :

*Demand sebesar 2600 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan April

Page 26: Laporan P3

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada

periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +

Demand periode ke x) dibagi x

(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan

reguler produksi sebesar 2400

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2400

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

700 + (2400-2600) = 500 maka dihasilkan ending inventory sebesar 500 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Mei :

*Demand sebesar 2800 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Mei

Page 27: Laporan P3

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Demand pada

periode pertama + Safety Stock – Ending Inventory) + (Demand Periode ke-2 +

Demand periode ke x) dibagi x

(2100+100-300) + 2500 + 2200 + 2600 + 2800) : 5 = 2400 maka dihasilkan

reguler produksi sebesar 2400

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2400+0) = 2400 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2400

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

500 + (2400-2800) = 100 maka dihasilkan ending inventory sebesar 100 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

Selanjutnya dilakukan Cost Analysis atau Analisa biaya yang sudah

dilakukan yaitu :

Page 28: Laporan P3

>>Pada bulan Januari

*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu

= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam

satuan jam)

2400x0.5x$4 = $4800

*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada

melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus

membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-

(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime

(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144

*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya

lembur = 0 tidak ada lembur

*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)

600x$0.01 = $6

*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +

Undertime + Inv.Hold Cost)

$4800 + $144 + $6 = $4950

>>Pada bulan Februari

*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu

= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam

satuan jam)

2400x0.5x$4 = $4800

*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada

melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus

Page 29: Laporan P3

membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-

(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime

(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144

*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya

lembur = 0 tidak ada lembur

*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)

500x$0.01 = $5

*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +

Undertime + Inv.Hold Cost)

$4800 + $144 + $5 = $4949

>>Pada bulan Maret

*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu

= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam

satuan jam)

2400x0.5x$4 = $4800

*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada

melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus

membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-

(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime

(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144

*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya

lembur = 0 tidak ada lembur

*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)

700x$0.01 = $7

Page 30: Laporan P3

*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +

Undertime + Inv.Hold Cost)

$4800 + $144 + $7 = $4951

>>Pada bulan April

*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu

= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam

satuan jam)

2400x0.5x$4 = $4800

*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada

melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus

membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-

(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime

(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144

*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya

lembur = 0 tidak ada lembur

*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)

500x$0.01 = $5

*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +

Undertime + Inv.Hold Cost)

$4800 + $144 + $5 = $4949

Page 31: Laporan P3

>>Pada bulan Mei

*Regular Time adalah waktu reguler yang harus dibayarkan kepada pekerja yaitu

= (Regular Production x Waktu Produksi untuk 1 unit x Biaya produksi dalam

satuan jam)

2400x0.5x$4 = $4800

*Under Time adalah waktu luang yang ada karena jumlah produksi yang ada

melebihi dari yang ditentukan berdasarkan jam kerja maka perusahaan juga harus

membayarnya kepada pekerja yaitu = (jumlah jam kerja/bulan x banyak pekerja)-

(Waktu produksi/unit x RegProd) x Biaya Undetime

(168x8)-(0.5x2400)x$1 = $144

*Over Time adalah waktu lembur pekerja maka perusahaan membayar biaya

lembur = 0 tidak ada lembur

*Inventory Holding Cost merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

penyimpanan barang = (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01 = $1

*Hiring biaya perekrutan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Dismissal/Firing biaya pemecatan pekerja karena pakai Level Strategy tidak ada

Hiring&Firing =0

*Total Cost biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode yaitu = (Reg.Time +

Undertime + Inv.Hold Cost)

$4800 + $144 + $1 = $4945

Selanjutnya dilakukan dengan perhitungan manual Metode Constant

Regular Time Employee (Level Strategy) Yaitu adalah :

>>Pada bulan Januari :

*Demand sebesar 2100 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Januari

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja

perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)

Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit

Page 32: Laporan P3

1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours

168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2688

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

300 + (2688-2100) = 888 maka dihasilkan ending inventory sebesar 888 dari

ending inventory periode sebelumnya ditambah total produksi dikurangi demand

perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Februari :

*Demand sebesar 2500 yaitu adalah jumlah permintaan pada bulan Januari

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja

perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)

Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit

1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours

168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688

Page 33: Laporan P3

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2688

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

888 + (2688-2500) = 1076 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah

total produksi dikurangi demand perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Maret:

*Demand sebesar 2200 yaitu adalah jumlah permintaan

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja

perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)

Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit

1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours

168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

Page 34: Laporan P3

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2688

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

1076 + (2688-2200) = 1564 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah

total produksi dikurangi demand perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan April :

*Demand sebesar 2600 yaitu adalah jumlah permintaan

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja

perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)

Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit

1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours

168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

Page 35: Laporan P3

(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2688

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

1564 + (2688-2600) = 1652 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah

total produksi dikurangi demand perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

>>Pada bulan Mei :

*Demand sebesar 2800 yaitu adalah jumlah permintaan

*Regular Production yaitu jumlah produksi secara reguler = (Jumlah jam kerja

perbulan x number of employee x Kapasitas pekerja perjam)

Dimana Kapasitas Pekerja per jam = 1jam/Time.Prod 1 unit

1 jam : 1/2jam per unit = 2 unit/hours

168x8x2=2688 maka dihasilkan reguler produksi sebesar 2688

*Overtime production yaitu adalah produksi yang dihasilkan dalam waktu

lembur oleh pekerja dalam data tertera = 0 maka tidak terdapat overtime

production

*Total Production yaitu adalah total produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

dalam suatu periode, dalam hal ini pada periode januari = (Regular

Production+Overtime Production)

(2688+0) = 2688 karena tidak terdapat overtime production maka total production

teteap 2688

Page 36: Laporan P3

*Ending Inventory adalah banyaknya stok atau simpanan oleh perusahaan

diakhir = (Ending Inventory n-1 + (Total Production – Demand)

1652 + (2688-2800) = 1540 dari ending inventory periode sebelumnya ditambah

total produksi dikurangi demand perusahaan

*Hiring yaitu merupakan jumlah pekerja yang dimasukan/direkrut dalam suatu

periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Hiring Employee = 0

*Dismissal yaitu adalah jumlah pekerja yang di pecat atau dikeluarkan dalam

suatu periode karena menggunakan Level Strategy maka tidak ada Dismissal

Employee = 0

*Number of Employee yaitu adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam suatu

periode setelah melewati tahap Hiring dan Firing/Dismissal, karena menggunakan

level strategy maka banyaknya pekerja tetap 8 sesuai data awal.

Dilakukan Perhitungan Cost Analysis dengan analisa yang persis seperti analisa

diatas :

>>Pada Bulan Januari

*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)

2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan

*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

888x$0.01 = $8.88 biaya penyimpanan gudang

*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan

*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan

*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)

$5376+$8.88=$5384.88 biaya total dikeluarkan perusahaan

>>Pada Bulan Februari

*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)

2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan

*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

Page 37: Laporan P3

1076x$0.01 = $10.76 biaya penyimpanan gudang

*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan

*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan

*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)

$5376+$10.76=$5386.76 biaya total dikeluarkan perusahaan

>>Pada Bulan Maret

*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)

2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan

*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

1564x$0.01 = $15.64 biaya penyimpanan gudang

*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan

*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan

*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)

$5376+$15.64=$5391.64 biaya total dikeluarkan perusahaan

>>Pada Bulan April

*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)

2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan

*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

1652x$0.01 = $16.52 biaya penyimpanan gudang

*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan

*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan

*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)

$5376+$16.52=$5392.52 biaya total dikeluarkan perusahaan

>>Pada Bulan Mei

*Regular Time = (Reg.ProductionxWaktu produksi/1unitxBiaya Prod/Hours)

2688x0.5x$4=$5376 waktu reguler yang harus dibayarkan

Page 38: Laporan P3

*Over Time sebesar 0 tidak ada pekerja lembur

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

1540x$0.01 = $15.4 biaya penyimpanan gudang

*Hiring Sebesar 0 tidak ada perekrutan

*Dismissal/Firing Sebesar 0 karena tidak ada pemecatan

*Total Cost yaitu (Reg.time + Inv.Holding.Cost)

$5376+$15.4=$5391.4 biaya total dikeluarkan perusahaan

Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan metode Up-to-Demand With regular

time employee yaitu :

>>Pada bulan Januari

*Demand = 2100 permintaan terhadap perusahaan

*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2100-300+100=1900

*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur

*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production

1900+0=1900 karena tidak ada overtime production

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

300+(1900-2100)=100

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

Tidak ada hiring

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

8-6=2

*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu

produksi/1unit

168:0.5=336 Unit/Employee/Month

Page 39: Laporan P3

*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /

Kapasitas pekerja/bulan

1900/336 = 6

>>Pada bulan Februari

*Demand = 2500 permintaan terhadap perusahaan

*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2500+0=2500

*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur

*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production

2500+0=2500 karena tidak ada overtime production

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2500-2500)=100

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

8-6=2

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

Tidak ada firing

*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu

produksi/1unit

168:0.5=336 Unit/Employee/Month

*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /

Kapasitas pekerja/bulan

2500/336 = 8

>>Pada bulan Maret

*Demand = 2200 permintaan terhadap perusahaan

*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2200

Page 40: Laporan P3

*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur

*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production

2200+0=2200 karena tidak ada overtime production

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2200-2200)=100

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

Tidak ada hiring

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

8-7=1

*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu

produksi/1unit

168:0.5=336 Unit/Employee/Month

*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /

Kapasitas pekerja/bulan

2200/336 = 7

>>Pada bulan April

*Demand = 2600 permintaan terhadap perusahaan

*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2600

*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur

*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production

2600+0=2600 karena tidak ada overtime production

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2600-2600)=100

Page 41: Laporan P3

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

8-7=1

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

0

*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu

produksi/1unit

168:0.5=336 Unit/Employee/Month

*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /

Kapasitas pekerja/bulan

2600/336 = 8

>>Pada bulan Mei

*Demand = 2800 permintaan terhadap perusahaan

*Regular Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2800

*Overtime Production sebesar 0 tidak ada produksi lembur

*Total Production yaitu Reg.Production+Overtime Production

2800+0=2800 karena tidak ada overtime production

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2800-2800)=100

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

9-8=1

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

0

Page 42: Laporan P3

*Kapasitas pekerja/Bulan = Jumlah jam kerja/bulan dibagi Waktu

produksi/1unit

168:0.5=336 Unit/Employee/Month

*Number of Employee banyaknya pekerja yang sedang bekerja = Reg.Prod /

Kapasitas pekerja/bulan

2800/336 = 9

Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap Cost Analysis :

>>Pada Bulan Januari

*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)

1900x0.5x$4=$3800 biaya waktu reguler

*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu

prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime

(168x6)-(0.5x1900)x$1=$58

*Overtime sebesar 0

*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut

0x$100=0

*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat

2x$150=$300

*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing

3800+58+1+0+300=$4159

>>Pada Bulan Februari

*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)

1900x0.5x$4=$5000 biaya waktu reguler

*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu

prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime

(168x8)-(0.5x2500)x$1=$94

Page 43: Laporan P3

*Overtime sebesar 0

*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut

2x$100=200

*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat

2x$150=0

*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing

5000+94+1+200+0=$5295

>>Pada Bulan Maret

*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)

2200x0.5x$4=$4400 biaya waktu reguler

*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu

prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime

(168x7)-(0.5x2200)x$1=$76

*Overtime sebesar 0

*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut

0x$100=0

*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat

2x$150=300

*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing

4400+76+1+0+150=$4627

>>Pada Bulan April

*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)

2600x0.5x$4=$5200 biaya waktu reguler

*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu

prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime

Page 44: Laporan P3

(168x8)-(0.5x2600)x$1=$44

*Overtime sebesar 0

*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut

1x$100=100

*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat

0x$150=0

*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing

5200+44+1+100+0=$5345

>>Pada Bulan Mei

*Reg.Time = (Reg.ProdxWaktu Produksi/1unitxBiaya Prod/hours)

2800x0.5x$4=$5600 biaya waktu reguler

*Under Time yaitu (Jumlah jam kerja/Bulan X banyak pekerja)-(Waktu

prod/1unitx Reg.Prod)xBiaya Undertime

(168x9)-(0.5x2800)x$1=$112

*Overtime sebesar 0

*Inv Holding Cost yaitu (Ending Inventory x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring / Perekrutan yaitu Jumlah rekrutxbiayarekrut

1x$100=100

*Dismissal/Firing = Banyak pemecatanx Biaya pecat

0x$150=0

*Total Cost yaitu Reg.time+Under Time+Inv Hold Cost+Hiring+Firing

5000+112+1+100+0=$5813

Dan yang terakhir adalah Metode Up-to-Demand with Regular and Overtime

employee yaitu adalah :

>>Pada bulan Januari

Page 45: Laporan P3

*Demand = 2100 permintaan terhadap perusahaan

*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2100-300+100=1900

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

300+(1900-2100)=100

*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah

jam kerja/month x overtime/month)

(1900x0.5)/(168x30)=5

*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam

kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)

(5x168)/0.5=1680

*Overtime Production yaitu total production-reg.production

1900-1680=220

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

Tidak ada hiring

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

8-5=3

>>Pada bulan Februari

*Demand = 2500 permintaan terhadap perusahaan

*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2500-100+100=2500

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2500-2500)=100

*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah

jam kerja/month x overtime/month)

(2500x0.5)/(168x30)=7

Page 46: Laporan P3

*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam

kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)

(7x168)/0.5=2352

*Overtime Production yaitu total production-reg.production

2500-2352=148

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

7-5=2

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

0

>>Pada bulan Maret

*Demand = 2200 permintaan terhadap perusahaan

*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2200-100+100=2200

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2200-2200)=100

*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah

jam kerja/month x overtime/month)

(2200x0.5)/(168x30)=6

*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam

kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)

(6x168)/0.5=2016

*Overtime Production yaitu total production-reg.production

2200-2016=184

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

Page 47: Laporan P3

Tidak ada hiring

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

7-6=1

>>Pada bulan April

*Demand = 2600 permintaan terhadap perusahaan

*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2600-100+100=2500

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2600-2600)=100

*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah

jam kerja/month x overtime/month)

(2600x0.5)/(168x30)=7

*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam

kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)

(7x168)/0.5=2352

*Overtime Production yaitu total production-reg.production

2600-2352=248

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

7-6=1

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

0 tidak ada firing

>>Pada bulan Mei

*Demand = 2800 permintaan terhadap perusahaan

Page 48: Laporan P3

*Total Production yaitu (Demand-End.Inv)+(Safety Stock)

2800-100+100=2500

*Ending Inventory = End.Inv n-1 + (Total Prod-Demand)

100+(2800-2800)=100

*Number of Employee (total produksi x waktu produksi/1unit) dibagi (Jumlah

jam kerja/month x overtime/month)

(2800x0.5)/(168x30)=8

*Regular Production yaitu (Number of employeexjumlah jam

kerja/bulan)/(Waktu produksi/1unit)

(8x168)/0.5=2688

*Overtime Production yaitu total production-reg.production

2800-2688=112

*Hiring = Banyaknya pekerja pada periode n – Number of employee periode ke

n-1 apabila number of employee pada periode ke n lebih kecil dari number of

employee n-1 maka hiring =0

8-7=1

*Dismissal/Firing = Banyaknya pekerja pada periode n-1 – Number of employee

periode ke n apabila number of employee pada periode ke n lebih besar dari

number of employee n-1 maka hiring =0

0 tidak ada firing

Dan yang terakhir dilakukan Cost Analysis :

>>Pada bulan Januari

*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)

1680x0.5x$4=$3360

*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)

220x0.5x$5=$440

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut

0x$100=0

Page 49: Laporan P3

*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat

3x$150=$450

*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss

3360+440+1+0+450=$4251

>>Pada bulan Februari

*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)

2352x0.5x$4=$4704

*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)

148x0.5x$5=$296

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut

2x$100=200

*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat

0x$150=$0

*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss

4704+296+1+200+0=$5201

>>Pada bulan Maret

*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)

2016x0.5x$4=$4032

*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)

184x0.5x$5=$368

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut

0x$100=0

*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat

1x$150=$150

*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss

Page 50: Laporan P3

4032+368+1+0+150=$4551

>>Pada bulan April

*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)

2352x0.5x$4=$4704

*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)

248x0.5x$5=$496

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut

1x$100=100

*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat

0x$150=$0

*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss

4704+496+1+100+0=$5301

>>Pada bulan Mei

*Regular Time yaitu (Reg.Prod x Waktu produksi/1unit x Biaya prod/jam)

2688x0.5x$4=$5376

*Over Time yaitu (Overtime Prod x Waktu prod/1unit x Biaya Overtime)

112x0.5x$5=$496

*Inventory Holding Cost yaitu (End.Inv x Holding Cost)

100x$0.01=$1

*Hiring yaitu Jumlah rekrutx biaya rekrut

1x$100=100

*Dismissal/Firing yaitu banyak peecatan x biaya pecat

0x$150=$0

*Total Cost yaitu adalah Reg.Time+Over.Time+Inv.Hold.Cost+Hiring.Cost+Diss

5376+224+1+100+0=$5701

Page 51: Laporan P3

Selanjutnya dilakukan perbandingan antara kedua metode dan dipilih

mana metode yang paling baik dan optimal dari metode metode “Constant

Average Production (Level Strategy)” , “Constant Regular Time Employee (level

Strategy)”, “Up-To-Demand with regular time employee” dan “Up-To-Demand

with Regular and Overtime employee”. Hal ini dapat dilihat dari total cost yang

dikeluarkan oleh pihak perusahaan dalam berbagai metode diatas , dengan total

cost yang paling sedikit menghasilkan metode yang paling baik dan efektif serta

efisien.

Diketahui pada metode Level Strategi dengan Constant Average

Production didapatkan nilai TC atau Total Cost yang harus dikeluarkan

perusahaan sebesar $24774. Sedangkan pada metode masih dalam Level Strategy

dengan Constant Regular Time Employee biaya/TC Total Cost yang harus

dikeluarkan perusahaan sebesar $26947.20. maka dari kedua Total Cost yang

didapatkan dari kedua metode diatas dipilihlah Constant Average Production

(level strategy) sebagai metode yang paling baik dan efektif untuk diterapkan

dalam perusahaan karena nilai total cost yang lebih rendah dibandingkan Constant

Regular Time Employee.

Selanjutnya diketahui pada metode Chase Strategi dengan up-to-demand

with regular time employee didapatkan nilai TC atau Total Cost yaitu sebesar

$25239 merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Selanjutnya

diketahui pada metode Chase Strategi dengan up-to-demand with regular and

overtime employee Total Cost yang harus dibayarkan oleh perusahaan dengan

metode ini yaitu sebesar $25005. Dari total cost kedua metode dalam Chase

strategy dapat terlihat secara jelas dan gamblang bahwa metode Chase Strategi

dengan up-to-demand with regular and overtime employee memiliki total cost

yang lebih rendah dan lebih efisien yaitu $25005 dibandingkan dengan metode

up-to-demand with regular time employee sebesar $25239 maka dapat

disimpulkan bahwa metode up-to-demand with regular and overtime employee

merupakan metode yang paling efektif dan efisien dalam metode Chase Strategy.

Apabila kedua metode dibandingkan antara Chase Strategy dan Level

Strategy maka diketahui dalam metode Chase Strategy dengan up-to-demand with

Page 52: Laporan P3

regular and overtime employee didapatkan Total Cost sebesar $25005, dan dalam

metode Level Strategi dengan Constant Average Production didapatkan total cost

yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebear $24774. Dari kedua total cost yang

didapatkan oleh kedua metode yang berbeda dapat ditarik kesimpulan dan analisa

bahwa metode Level Strategi dengan Constant Average Production memiliki total

cost yang paling rendah dan efektif untuk dapat diterapkan dalam perusahaan dari

pada menggunakan metode Chase Strategy dengan up-to-demand with regular and

overtime employee.

Selanjutnya dilakukan penjelasan strategi paling optimal yang pertama

pada Constrant average production (Level Strategy) digunakannya

persediaan/inventory sebagai penyesuaiannya. Pada metode ini sesuai dengan

analisa diatas memiliki biaya yang paling rendah,efektif dan efisien untuk

diterapkan yaitu sebesar $24774. Disini perusahaan bermain dengan tingkat

inventory yang tersedia dalam perusahaan untuk mengefisienkan biaya yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan mengubah-ubah dan menyesuaikan tingkat

inventory yang ada diharapkan nantinya didapatkan Total Cost yang

rendah,efektif dan efisien. Disini terdapat risiko yang lebih bear dibandingkan

dengan Chase Strategy dengan up-to-demand with regular and overtime

employee. Yaitu karena perusahaan yang fokus pada penyesuaian inventory maka

kerusakan dalam penyimpanan merupakan resiko yang nyata dan sangat besar.

Apabila nantinya terjadi sesuatu diluar dugaan perusahaan/kejadian luar biasa

seperti bencana alam dan bencana lainnya maka kerugian yang akan dialami oleh

perusahaan akan sangat besar. Selain itu dalam Industri pertanian bahan bahan

post haverst mempunyai karakteristik yang berbeda dari industri manufaktur.

Seperti bulky,musiman,dan mudah rusak maka dibutuhkan penanganan khusus

dan spesial agar tidak terjadi kerusakan bahan dalam penyimpanan persediaan

nantinya. Disini perusahaan dituntut untuk tetap mempertahankan kualitas bahan

inventory sehingga apabila nanti bahan inventory rusak maka kerugian yang akan

dialami oleh perusahaan akan semakin besar.

Pada penggunaan metode Chase strategy dengan up-to-demand with

regular and overtime employee memiliki biaya terendah,terefektif dan terefisien

Page 53: Laporan P3

kedua setelah Level Strategy yaitu sebesar $25005. Hal ini bisa didapatkan karena

perusahaan fokus pada kebutuhan tenaga kerja yang fluktuatif tergantung kondisi

perusahaan saat dibutuhkan pada periode tertentu dengan tanpa adanya

inventory/inventory minimal. Ini berarti kebutuhan pekerja disesuaikan dengan

tingkat produksi dalam suatu periode dalam perusahaan untuk memenuhi demand

yang ada. Perusahaan dituntut fokus pada biaya perekrutan pekerja dan pemecatan

pekerja tiap periode yang fluktuatif. Namun hal ini tidak dapat diterapkan di

industri secara nyata karena hal ini merupakan hal yang tidak etis dan tidak sesuai

dengan norma-norma yang ada. Perekrutan dan pemecatan pekerja tidak semudah

yang dibayangkan, karena pekerja juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi

sesuai dengan peraturan dalam setiap daerah/negara. Seperti gaji awal,bonus-

bonus,biaya mess,pesangon dan hal ini malah dapat membebani perusahaan dan

membuat nama perusahaan di mata pekerja menjadi jelek karena perusahaan

dengan mudah melakukan kebijakan rekrut-pecat tiap periodenya. Selain itu

metode chase strategi dapat menurunkan moral semua pekerja dan dapat

mendorong mereka kearah produktivitas yang lebih rendah. Maka dari itu

penggunaan metode Chase Strategi merupakan metode yang kurang tepat apabila

dilakukan secara nyata. Namun apabila dilakukan dalam teori saja metode ini

merupakan metode yang cukup baik dan efektif untuk dapat diterapkan karena

tidak adanya inventory membuat risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan

semakin rendah dan minimal. Sehingga perusahaan dapat bersaing dalam

persaingan global.

Metode lain dalam perencanaan agregat yang dapat diterapkan dalam

suatu perusahaan adalah Time Flexibility Strategy yaitu menggunakan utilitas

sebagai pendukung seperti mengubah waktu kerja dan lembur untuk

menyelaraskan produksi dengan permintaan. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga

tetap konstan dengan mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam

kerja ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat permintaan naik.

Sekalipun demikian, ketika perintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan

mengenai banyaknya jam lembur yang dapat diberlakukan. Upah lembur

memerlukan lebih banyak biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat

Page 54: Laporan P3

titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat

menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas

dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat permintaan turun, perusahaan harus

mengurangi waktu kosong (menganggur) para pekerja—ini biasanya merupakan

proses yang sulit.

Adapula Mixed strategy merupakan kombinasi satu atau lebih dari ketiga

strategi di atas yang sudah dijabarkan. Gabungan beberapa strategi murni dimana

lebih dari satu variabel yang dimanipulasi. Strategi hibrid merupakan strategi

dengan mengkombinasi berbagai pilihan untuk mengembangkan sebuah

rencana.Walaupun setiap pilihan dari lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan

permintaan dapat menghasilkan sebuah perencanaan agregat yang efektif,

beberapa kombinasi di antara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin

lebih baik.Banyak manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan

telah diteliti benar oleh bagian pemasaran dan pilihan yang layak itu digabungkan

dengan peramalan permintaan. Kemudian manajer produksi membuat rencana

agregat berdasarkan pada peramalan itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan

lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manajer produksi masih memiliki

banyak kemungkinan rencana. Rencana tersebut dapat terdiri, pada satu sisi,

sebuah strategi perburuan dan di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan

bertingkat. Tentu saja bisa berada di antara keduanya. Sebuah strategi perburuan

mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap perioda yang memenuhi

peramalan permintaan untuk perioda tersebut. Strategi tersebut dapat terpenuhi

dengan berbagai jalan. Contoh - manajer produksi dapat memvariasikan tingkat

tenaga kerja dengan merekrut atau menghentikan karyawan, atau dapat

memvariasikan produksi dengan mengubah waktu lembur, waktu kosong,

karyawan paruh waktu, atau subkontrak.

Page 55: Laporan P3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat dua metode yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk

merencanakan agregat baik dengan level strategy dan chase strategy

dengan bantuan Software WinQSB yang dilakukan agar dapat

mengetahui rencana selama 5 bulan januari sampai dengan mei pada

perusahaan, dengan Level Strategy ada Constant Average Production

didapatkan total Cost sebesar $24774 dan pada Constant Regular Time

Employee didapatkan total cost sebesar $26947.20. sedangkan pada

metode Chase Strategy ada up-to-demand with regular time employee

didapatkan total cost sebesar $25239 dan pada up-to-demand with regular

and overtime employee didapatkan total cost sebesar $25005.

2. Selanjutnya dalam hasil analisa dan interpretasi

hasil perencanaan agregat dengan kedua metode yaitu Level Strategy

dan Chase Strategy didapatkan bahwa pada level Strategy dengan

Constant Average Production total cost yang dihasilkan $24774 dan

pada Chase Strategi dengan Up-to-demand with regular and overtime

employee didapatkan total cost sebesar $25005 dari hal diatas dapat

disimpulkan bahwa metode perencanaan agregat yang mempunyai

tingkat biaya terendah,terefektif dan terefisien adalah menggunakan

metode Level Strategy dengan Constant Average Production dengan

total cost yang harus dibayarkan oleh perusahaan hanya sebesar $24774

Page 56: Laporan P3

DAFTAR PUSTAKA

Aarabi,Majid & Radwan. 2010. Modeling of Information Systems for

Manufacturing Enterprises Aggregate Planning Using ARIS Framework.

Dalam Jurnal 11th Asia Pasific Industrial Engineering and Management

System Conference New Delhi India

Harjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit

Grasindo

Handoko, T. Tani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Heizer,Jay & Render,Barey. 2010. Principle Of Operation Management Flexible

Edition. Pearson Inc .Washington D.C

Magee, John F. 1975. Production Planning and Inventory Control. New York:

Mc-Graw Hill Book Company, inc

Narasimhan, Seetharama L, Dennis W. McLeavey, dan Peter J. Billington. 1995.

Production Planning and Inventory Control. New Jersey: Prentice-Hall

International, inc

Sukendar,Irwan & Kristomi. 2010. Metode Agregat Planning Heuristik Sebagai

Perencanaan dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya.

Dalam Jurnal UII Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri Universitas

Islam Indonesia 2010