laporan observasi film ron clark story psikologi komunikasi

54
Analisis Emosi dan Komunikasi Verbal dan Non Verbal pada Tokoh Film Ron Clark Story Laporan Observasi Film Disusun sebagai tugas kelompok Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Mata Kuliah Psikologi Komunikasi Disusun oleh: 1 . Githa Fauzia Asokawati 140159 2 2 . M. Rhaka Katresna 140474 9 3 . Putri Puspitasari 140393 2 4 . Tesa Juniangsih 140400 3 5 Wildan Syahriza 140511 0

Upload: rhaka-katresna

Post on 09-Aug-2015

192 views

Category:

Presentations & Public Speaking


26 download

TRANSCRIPT

Analisis Emosi dan Komunikasi Verbal dan Non Verbal pada Tokoh Film

Ron Clark Story

Laporan Observasi FilmDisusun sebagai tugas kelompok Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015

Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Disusun oleh:

1. Githa Fauzia Asokawati 1401592

2. M. Rhaka Katresna 1404749

3. Putri Puspitasari 1403932

4. Tesa Juniangsih 1404003

5. Wildan Syahriza 1405110

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................2

I. Pengantar Teori Emosi: Roda Emosi Plutchik.....................................................3

A. Ikhtisar.............................................................................................................3

B. Robert Plutchik................................................................................................3

C. Roda Emosi Plutchik.......................................................................................4

D. Teori Psikoevolusioner Plutchik tentang Emosi.............................................6

E. 10 Postulat.......................................................................................................7

F. Model Struktural..............................................................................................8

G. Model Sekuensial............................................................................................8

H. Model Turunan..............................................................................................10

I. Bagaimana roda Plutchik tentang emosi dapat diterapkan?...........................10

II. Analisis Emosi Tokoh dan Reaksi Tokoh Lain.................................................11

A. Ron Clark......................................................................................................11

B. Shameika Wallace.........................................................................................20

III. Emosi yang Paling Dominan............................................................................34

A. Ron Clark......................................................................................................34

B. Shameika Wallace.........................................................................................34

IV. Bentuk Komunikasi Verbal dan Non Verbal yang Memengaruhi Perilaku Orang Lain.............................................................................................................35

V. Faktor-Faktor yang Mendukung Agar Komunikasi Dapat Menciptakan Terjadinya Perubahan Perilaku..............................................................................36

Referensi................................................................................................................38

2 |

I. Pengantar Teori Emosi: Roda Emosi Plutchik1

Roda Plutchik tentang emosi: Apakah roda Plutchik tentang emosi, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana hal itu dapat diterapkan?

A. Ikhtisar

Studi tentang emosi adalah salah satu topik yang paling membingungkan dalam psikologi hari ini (Plutchik, 2001a). Alasan di balik ini adalah bahwa bahasa emosi begitu luas, dengan ratusan kata-kata yang berbeda untuk menggambarkan berbagai keadaan emosional. Rumitnya topik emosi lebih lanjut adalah kebanyakan teori emosi yang penulisnya menafsirkan peran emosi dalam kehidupan yang sangat berbeda (Plutchik, 2001a). Roda Plutchik tentang emosi mempertimbangkan berbagai definisi emosi dan teori terkait, dan mengusulkan teori yang mencakup segala emosi untuk membantu lebih baik menjelaskan topik yang kompleks tentang emosi.

Robert Plutchik menciptakan Roda Emosi 2D dan kerucut 3D pada tahun 1980 untuk membantu memahami Teori Psychoevolutionary-nya tentang Emosi. Plutchik mengidentifikasikan delapan emosi utama yang ia koordinasikan dengan pasangan berlawanan:

• gembira vs sedih

• percaya vs jijik

• takut vs marah

• antisipasi vs terkejut

Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi didasarkan pada sepuluh postulat dan terdiri dari tiga komponen, model struktural, model sekuensial, dan model turunannya. (Plutchik, 1980, 2001)

B. Robert Plutchik

Robert Plutchik (21 Oktober 1927 - 29 April 2006) adalah profesor emeritus di Albert Einstein College of Medicine dan profesor di University of South Florida. Dia menerima gelar Ph.D. dari Columbia University. Minat penelitiannya antara lain studi emosi, studi tentang bunuh diri dan kekerasan dan studi tentang proses psikoterapi. (American Scientist, 2014)

1 Diterjemahkan dari http://en.wikiversity.org/w/index.php?title=Motivation_and_emotion/Book/2014/Plutchik%27s_wheel_of_emotions&oldid=1278834

3 |

C. Roda Emosi Plutchik

Terintegrasi ke dalam Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi adalah roda Plutchik tentang emosi. Plutchik mengusulkan roda emosi pada tahun 1980 untuk menggambarkan berbagai hubungan antara emosi. Roda Plutchik tentang emosi menggabungkan semua elemen dari Teori Psychoevolutionary nya tentang Emosi. Lihat gambar (kanan) untuk roda Plutchik tentang emosi. Perhatikan bahwa 'bunga' dua dimensi dapat dilipat ke dalam tiga dimensi, berbentuk gasing.

Roda Emosi Plutchik beranalog dengan roda warna. Seperti warna, emosi primer dapat dinyatakan pada intensitas yang berbeda dan dapat bercampur dengan satu sama lain untuk membentuk emosi yang berbeda (emosi kombinasi). Intensitas emosi meningkat saat Anda bergerak menuju pusat roda dan berkurang saat Anda bergerak ke luar; semakin gelap warna, semakin intens emosi (Plutchik, 2001a). Seperti dijelaskan dalam Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi, Plutchik percaya bahwa ada delapan emosi primer. Kedelapan emosi

4 |

primer menempati pusat roda (perhatikan warna berani) dan emosi 'ringan' membentuk ekstremitas (perhatikan warna pucat). Misalnya, kemarahan adalah bentuk kuat dari kemarahan sementara kesal lebih lemah (Plutchik, 2001a).

Delapan emosi utama Plutchik itu adalah Gembira, Percaya, Takut, Terkejut, Sedih, Antisipasi, Marah, dan jijik. Setiap emosi utama memiliki kebalikan, sehingga: (Williams, 2013)

• Gembira adalah kebalikan dari Sedih

• Takut adalah kebalikan dari Marah

• Antisipasi adalah kebalikan dari Terkejut

• jijik adalah kebalikan dari percaya

Roda Plutchik juga mengandung emosi kombinasi, yang merupakan kombinasi dari emosi utama yang terletak di samping satu sama lain pada roda Emosi (Williams, 2013). Emosi kombinasi ini dapat menjadi diad utama (sering dirasakan), diad sekunder (kadang-kadang dirasakan) dan diad tersier (jarang dirasakan). Tabel 1 memberikan contoh diad primer yang dihasilkan dengan menggabungkan dua emosi utama:Table 1:

Emosi primer

GabunganEmosi Diproduksi dari Kombinasi Emosi Primer

1 Marah + Antisipasi Agresif

2 Antisipasi + Gembira Optimis

3 Gembira + Percaya Cinta

4 Percaya + Takut Tunduk

5 Terkejut + Sedih Kecewa

6 Sedih + Jijik Kesal

5 |

7 Takut + Terkejut Gelisah

8 Jijik + Marah Terhina

D. Teori Psikoevolusioner Plutchik tentang Emosi

Teori Psychoevolutionary Robert Plutchik tentang Emosi menunjukkan bahwa emosi bukan hanya keadaan perasaan tapi rantai kompleks peristiwa yang dimulai dengan stimulus yang membangkitkan perasaan, perubahan psikologis, impuls mengarah ke tindakan, dan perilaku tujuan-berorientasi (Plutchik, 2001b). Plutchik menggambarkan emosi sebagai "adaptasi dasar yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam perjuangan untuk bertahan hidup individual" (Plutchik, 1980). Menurut Plutchik, emosi mirip dengan DNA atau organ - sifat yang sangat penting bahwa mereka adalah kelangsungan hidup dan kebutuhan evolusioner (Plutchik, 2001b).

Seperti ditunjukkan pada Tabel 2, Plutchik berteori bahwa emosi menjalani setidaknya delapan fungsi yang berbeda (perilaku adaptif): perlindungan, perusakan, reproduksi, reuni, afiliasi, penolakan, eksplorasi, dan orientasi (Plutchik, 1980; Reeve, 2009). Plutchik mengusulkan bahwa delapan 'dasar' fungsi-fungsi ini secara biologis primitif dan telah berevolusi untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kebugaran reproduksi manusia dan hewan (Plutchik, 2001a). Misalnya, untuk tujuan perlindungan, takut memberikan energi dan inspirasi respon fight-or-flight (Reeve, 2009). Untuk menjelajahi lingkungan baru, antisipasi memicu minat dan mempersiapkan tubuh untuk investigasi (Reeve, 2009). Untuk setiap peristiwa besar dalam hidup atau tugas, manusia telah berevolusi yang diperlukan, reaksi emosi adaptif (Reeve, 2009). Oleh karena itu fungsi emosi adalah untuk mempersiapkan kita untuk tugas-tugas hidup, dengan respon otomatis dan respon historis yang berhasil (Plutchik, 1980; Reeve, 2009). Dari sudut pandang ini, semua emosi yang bermanfaat karena memprioritaskan perilaku dengan cara yang mengoptimalkan penyesuaian dengan tuntutan kehidupan (Plutchik, 1980; Reeve, 2009).

6 |

Tabel 2:

Perilaku Adaptif Emosi

Perlindungan: Penarikan, mundur Takut, Teror

Kerusakan: Eliminasi hambatan untuk kepuasan

kebutuhanMarah, Murka

Penggabungan: Menelan makanan Penerimaan

Penolakan: Pembebasan respon kepada materi

berbahayaJijik

Reproduksi: Pendekatan, kontak, pertukaran genetik Gembira, Senang

Reintegrasi: Reaksi terhadap hilangnya produk nutrisi Sedih, Duka Cita

Eksplorasi: Investigasi lingkunganKeingintahuan,

Bermain

Orientasi: Reaksi untuk kontak dengan objek asing Terkejut

E. 10 Postulat

Plutchik (1980) mengembangkan sepuluh postulat di mana Teori Psychoevolutionary nya Emosi didasarkan:

1. Hewan dan Manusia: Konsep emosi ini berlaku untuk semua tingkat evolusi dan berlaku untuk semua hewan dan manusia.

2. Evolusi Sejarah: Emosi memiliki sejarah evolusi dan telah berkembang berbagai bentuk ekspresi dalam spesies yang berbeda.

3. Isu kelangsungan hidup: Emosi melayani peran adaptif dalam membantu organisme menangani masalah kelangsungan hidup utama yang ditimbulkan oleh lingkungan.

7 |

4. Pola prototipe: Meskipun berbagai bentuk ekspresi emosi dalam spesies yang berbeda, ada unsur-unsur umum tertentu, atau prototipe yang dapat diidentifikasi.

5. Emosi Dasar: Ada sejumlah kecil dari emosi dasar, primer, atau prototipe. 6. Kombinasi: Semua emosi lain bercampur atau keadaan derivatif; yaitu,

mereka terjadi sebagai kombinasi, campuran, atau senyawa dari emosi primer.

7. Konstruksi hipotetis: emosi primer adalah konstruksi hipotetis keadaan ideal yang sifat dan karakteristiknya hanya dapat disimpulkan dari berbagai jenis bukti.

8. Berlawanan: emosi primer dapat dikonseptualisasikan dari sisi kutub yang berlawanan.

9. Kesamaan: Semua emosi bervariasi dalam tingkat kesamaan satu sama lain.

10. Intensitas: Setiap emosi dapat ada di berbagai tingkat intensitas atau tingkat rangsangan.

F. Model Struktural

Aspek dari Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi mengasumsikan bahwa emosi dapat dikonseptualisasikan dalam mode yang analog dengan warna dan bahwa hubungan antara emosi dapat diwakili oleh model tiga dimensi yang berbentuk seperti kerucut. Dimensi vertikal dalam roda emosi 3D mewakili intensitas emosi, lingkaran mewakili tingkat kesamaan emosi, dan polaritas diwakili oleh emosi yang berlawanan pada lingkaran. Sebuah aspek kunci dari model struktural adalah gagasan bahwa ada delapan emosi primer dan bahwa semua orang lain yang berasal dari mereka kombinasi.

G. Model Sekuensial

Aspek dari teori psychoevolutionary Plutchik tentang emosi menunjukkan bahwa emosi adalah hasil dari urutan peristiwa (Plutchik, 2001a). Seperti ditunjukkan pada Tabel 3, model sekuensial mengusulkan bahwa peristiwa stimulus, baik eksternal maupun internal, bertindak sebagai pemicu utama yang memulai proses emosional (Plutchik, 2001a). Bagaimana seorang individu menafsirkan suatu peristiwa stimulus menentukan proses emosi mereka, interpretasi atau kognisi (sadar atau sadar) kemudian mengarah ke keadaan perasaan (Plutchik, 2001a). Keadaan perasaan kemudian sering memicu dorongan untuk bertindak (perilaku terbuka), yang menghasilkan efek / solusi (Plutchik, 2001b). Lihat Tabel 3 untuk contoh elemen kunci dalam urutan emosional.

8 |

Tabel 3:

Peristiwa

Stimulus

Kognisi/

Interpretasi

Keadaan

Perasaan

Perilaku

TerlihatEfek

Ancaman 'Bahaya' TakutMenyelamatka

n diriKeamanan

Rintangan 'Musuh' Marah MenyerangMenghandurka

n Rintangan

Keuntunga

n dari

Objek

Berharga

'Memiliki' GembiraMenahan atau

Mengulang

Mendapatkkkan

Sumber Daya

atau Gen Baru

Kehilangan

Benda

Berharga

'Keadaan Tertinggal' Sedih Menangis

Mengikat

Kembali

dengan Objek

yang Hilang

Anggota

dari Suatu

Grup

'Teman'Penerimaa

nMerawat

Saling

Mendukung

Benda

Tidak

Diinginkan

'Racun' Jijik Muntah Menolak Racun

Wilayah

Baru'Menjelajah' Harapan Peta

Pengetahuan

tentang

Wilayah

9 |

Peristiwa

Tidak

Terduga

'Apa ini?' Terkejut Berhenti

Mendapatkan

waktu untuk

berorientasi

H. Model Turunan

Aspek dari Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi menjelaskan bagaimana deskriptor banyak / bahasa emosi dapat dipertanggungjawabkan. Teori Psychoevolutionary Plutchik mengasumsikan bahwa ada delapan dimensi emosi dasar sedangkan berbagai penelitian lain menunjukkan bahwa ada beberapa ratus kata yang menggambarkan emosi (yang cenderung jatuh ke dalam kelompok berdasarkan kesamaan) (Plutchik, 2001a). Dengan menggabungkan kombinasi yang berbeda dari delapan emosi dasar Plutchik tentang, emosi dapat ditemukan. Misalnya, pencampuran gembira dan penerimaan menghasilkan emosi merindukan cinta, atau, jijik ditambah kemarahan menghasilkan permusuhan atau kemarahan (Plutchik, 2001a). Plutchik (2001a) menunjukkan bahwa emosi tidak dijelaskan dalam delapan dimensi emosi dasar, merupakan turunan dari delapan ini.

I. Bagaimana roda Plutchik tentang emosi dapat diterapkan?

Roda Plutchik tentang emosi memberikan penjelasan mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan. Ini mengusulkan bahwa emosi kita tidak hanya perasaan keadaan, tetapi hasil dari urutan kompleks dari peristiwa. Roda Plutchik tentang emosi menggambarkan berbagai hubungan antara emosi kita berbeda dan, dengan Teori Psychoevolutionary Plutchik tentang Emosi, itu menjelaskan bagaimana dan mengapa kita mengalami emosi yang kita lakukan. Sebuah pemahaman yang lebih besar dari emosi dan perilaku disediakan oleh roda Plutchik tentang emosi, pengetahuan ini dapat membantu seorang individu untuk memahami emosi dan perilaku mereka dan karena itu dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kehidupan mereka.

10 |

II. Analisis Emosi Tokoh dan Reaksi Tokoh Lain

A. Ron Clark

1. Sedih + Jijik = Kesal

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: gestur tangan menggaruk-garuk kepala seperti gatal

padahal tidak

Facial Sign: Pandangan lurus ke satu arah menandakan ia sedang berpikir

Gesture: Menggaruk, mengacak-acak rambut

Posture: Duduk dengan tangan diatas meja sambil memegang kepalanya

Parabahasa: Ron Clark mendesah putus asa

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: -

Reaksi: Tukang bersih-bersih sekolah hanya menggelengkan kepala dan pergi

2. Antisipasi + Gembira = Optimis

Komunikasi Verbal: Ron Clark bilang pada ibu Shameika bahwa ia adalah anak

yang berbakat dan yang dia butuhan adalah kesempatan

Komunikasi Non-verbal: kontak mata sosial dengan ibu Shameika, mendekat pada

ibu Shameika untuk berdiskusi sejenak

Facial Sign: Tersenyum puas

Gesture: Tersenyum, dada condong kedepan (membusung), tangan di pinggang

11 |

Posture: Postur tubuhnya terlihat santai

Parabahasa: menggumam ‘okay’, suara mantap, intonasi normal, volume suara

normal

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Ron Clark dan ibu Shameika berbicara dengan jarak sosial

Reaksi: Ibu Shameika mengangguk dan menyetujui

3. Marah

Komunikasi Verbal: “look at me when I talk to you”

Komunikasi Non-verbal: Ron Clark menarik dan mengguncangkan meja

Shameika karena Shameika mengabaikannya saat dia mengajak bicara

Facial Sign: Wajah yang cenderung menjadi lebih agresif, ditunjukan dengan alis

yang mengkerut, mata yang dimincingkan, dan gerakan bibir yang menunjukan

bentakan

Gesture: Muka tegang, suara mengeram, alis ditekuk

Posture: Posisi tubuh terlihat lebih tegak

Parabahasa: suara Ron Clark meninggi, intonasinya naik

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: jarak pribadi (personal)

Reaksi: Shameika menjerit, tubuhnya tegang

12 |

4. Jijik + Marah = Terhina

Komunikasi Verbal: Ron Clark kesal pada Mr. Turner karena Mr. Turner

menganggap anak-anak di kelas Ron Clark anak-anak yang bodoh

Komunikasi Non-verbal: tangan dipinggang, alis ditekuk, dahi berkerut vertikal

Facial Sign: Alisnya mengkerut, memajukan wajah seolah mendekati lawan bicara

Gesture: Bicara tepat, tangan mengepal, muka tegang dan terlihat merah padam, tangan di pinggang

Posture: Terlihat tubuhnya condong kearah Mr.Turner

Parabahasa: suara meninggi, berbicara lebh cepat, suara keras, intonasi naik,

artikulasi jelas

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Ron Clark dan Mr. Turner berbicara dalam jarak pribadi

Reaksi: Kepala Sekolah berdebat dengan Tuan Clark

5. Gembira + Percaya = Cinta

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: bibir tersenyum

Facial Sign: Alis mengangkat, senyum lepas, dan mata berbinar

Gesture: Tersenyum, mata menyipit, bagian bawah kelopak mata terangkat dan

ada kerutan, pipi memerah dan membesar

Posture: Badan terlihat lega dan tidak ada beban pikiran

Parabahasa: -

13 |

Sentuhan: berpelukkan dengan murid-nuridnya

Artefak: -

Proxemic: Jarak dengan Marissa kurang lebih 3 meter (jarak sosial)

Reaksi: Marissa datang dan tersenyum padanya

6. Gembira

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: tersenyum

Facial Sign: tersenyum lepas, mata berbinar

Gesture: Mulut dan bibir mengembang, badan terlihat relak, posisi badan terbuka

Posture: Badan terlihat relaks

Parabahasa: tertawa

Sentuhan: Berpelukan dengan murid-muridnya

Artefak: -

Proxemic: Berdekatan dengan semua anak muridnya (jarak pribadi)

Reaksi: Anak-anak bernyanyi ‘The President’s Rap’ bersama Ron Clark

7. Gembira

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: tersenyum

Facial Sign: Tersenyum lebar, bagian bawah kelopak mata agak terangkat

Gesture: Senyum, badan rileks, bahu turun, rileks

14 |

Posture: Badan terlihat rileks

Parabahasa: tertawa

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: jarak sosial

Reaksi: Anak-anak tersenyum dan bertepuk tangan

8. Antisipasi + Gembira = Optimis

Komunikasi Verbal: Berbicara pada muridnya “Rule number 3, we all line up to

go to lunch room”

Komunikasi Non-verbal: gestur menunjukkan bahwa dia yang berkuasa di kelas

Facial Sign: Tersenyum puas, bagian bawah kelopak mata agak

terangkat/menyipitkan matanya

Gesture: Bahu digerakkan ke belakang, membesarkan rongga dada, tersenyum puas

Posture: Duduk dengan santai diatas meja murid-murid

Parabahasa: suara lumayan keras, suara lancar dan mantap, intonasi naik dan turun

untuk menekankan perkataan

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Berjarak kurang lebih 3 meter dengan muridnya (jarak publik fase

jauh)

Reaksi: Murid mengeluh dan Shameika berbicara bahwa dia tidak ingin berbaris

15 |

9. Takut + Terkejut = Gelisah

Komunikasi Verbal: “I’m a teacher” dan “Okay, thank you”

Komunikasi Non-verbal: postur yang menunjukkan minat terhadap apa yang

dikatakan Y’landa

Facial Sign: Mulut merapat, bibir seperti cemberut

Gesture: Kening berkerut horizontal, bahu ditekan ke depan

Postur: forward lean (condong ke depan) yang bermakna “penuh perhatian”

Parabahasa: volume suara normal/biasa

Sentuhan: -

Artefak: buku daftar nama sekolah di Harlem

Proxemic: jarak sosial (fase dekat)

Reaksi: Y’landa memberi tahu kalau sekolah Harlem itu buruk

10. Terkejut

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: postur tubuh drooping shoulders (bahu terkulai) dan

dada menekuk bermakna tertekan, sedih, putus asa

Facial Sign: Alis terangkat dan mata membesar melihat seluruh isi kelas , mulut

terbuka perlahan

Gesture: Seluruh alis terangkat dan mata membesar, mulut terbuka

Posture: Bahu mengangkat terlihat kaget dan perasaan terancam

Parabahasa: -

Sentuhan: -

16 |

Artefak: -

Proxemic: -

Reaksi: Tidak ada karena Ron Clark hanya sendiri di dalam kelas

11. Terkejut + Sedih = Kecewa

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: postur bahu tertekan

Facial Sign: -

Gesture: Tangan di dahi, pandangan kebawah, bahu digerakkan ke depan, badan

cenderung merosot

Posture: Menarik dagu ke bawah

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: -

Reaksi: Tidak ada karena Ron Clark hanya sendiri di dalam kelas

12. Antisipasi + Gembira = Optimis

Komunikasi Verbal: Ron Clark berkata pada Shameika, “I’m proud of you”

Komunikasi Non-verbal: tersenyum

Facial Sign: Tersenyum puas

Gesture: Tuan Clark mengatakan dia bangga pada Shameika dan tersenyum

Posture: Menegakkan kepala merasa yakin pada diri sendiri, menurunkan bahu

merasa bebas dan yakin pada dirinya

Parabahasa: suara normal, lancar, volume biasa

17 |

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: jarak pribadi (fase jauh) atau jarak sosial (fase dekat)

Reaksi: Shameika mendelik lalu pergi

13. Terkejut + Sedih = Kecewa

Komunikasi Verbal: Ron Clark mengatakan “aww” saat diberi kejutan

Komunikasi Non-verbal: Tersenyum kecut

Facial Sign: Tersenyum tetapi seperti yang terpaksa, alis dikerutkan

Gesture: Tersenyum tetapi mulut tertutup rapat seolah seperti diperas

Postur: drawing back (menarik ke belakang) yang bermakna ‘negatif’ atau ‘penolakan’

Parabahasa: Ron Clark berkata “aww” dengan volume suara yang kecil

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Berdekatan dengan guru-guru yang lain, jarak sosial

Reaksi: Orang lain bertepuk tangan

14. Gembira

Komunikasi Verbal: Saat Marissa bertanya apakah Clark sudah dapat pekerjaan

Clark menganggguk dan menjawab “In a Harlem elementary, I start meeting my

kid tomorrow”

Komunikasi Non-verbal: Tersenyum

Facial Sign: Tersenyum lepas

Gesture: Pupil mata melebar, tesenyum, pandangan lurus

18 |

Posture: Tubuhnya condong kearah lawan bicaranya menandakan ia tertarik pada

pembicaraannya

Parabahasa: volume suara biasa saja dan mantap

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial (fase dekat)

Reaksi: Tersenyum

15. Takut + Terkejut = Gelisah

Komunikasi Verbal: “I’m not nervous”

Komunikasi Non-verbal: gestur ragu-ragu

Facial Sign: dahi berkerut cemas

Gesture: Badan tidak dapat diam

Posture: Duduk tidak santai meskipun badan bersandar di dinding

Parabahasa: berkata “I’m not nervous” dengan cepat

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Duduk dengan guru perempuan (jarak sosial fase dekat)

Reaksi: Berbincang dengan guru perempuan lalu karena gelisah dia makan permen karet

19 |

B. Shameika Wallace

1. Marah

Adegan: Ron Clark mengunjungi apartemen Shameika

Komunikasi Verbal: “ I’m 12 years old and I got three kids.”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: Tersenyum palsu karena mata tidak ikut tersenyum, bibir di tarik

kesamping sehingga tertutup rapat dan gigi dikatupkan erat-erat

Gesture: -

Posture: -

Parabahasa:Perkataan dikatakan dengan nada sarkastik

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial fase dekat

Reaksi:Ron memberi reaksi merasa tidak berdaya dengan menarik kepalanya

kedalam akhirnya membiarkan Shameika menutup pintu apartemen

2. Marah

Adegan: Shameika bermain double dutch dan temannya tidak bisa memegang

karet yang digunakan untuk permainan itu dengan benar

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: Mendorong lawan bicara dan merebut tali lompat tinggi

dari lawannya

20 |

Facial Sign:-

Gesture:-

Posture: Menegakkan kepala,Mengembangkan dada kedepan menunjukan

dominasi

Parabahasa: -

Sentuhan:-

Artefak:-

Proxemic: Jarak Sosial fase dekat

Reaksi:Lawan bicara mengalah dan menunduk takut

3. Marah

Adegan: Hari pertama Ron Clark mengajar dan mencoba mendisiplinkan kelas

Komunikasi Verbal: “What you gonna do? Suspend me? Suspend me i wanna

leave!”

Komunikasi Non-verbal: menjatuhkan buku ketanah

Facial Sign: Mata melotot menantang

Gesture:-

Posture: Tubuh condong kedepan menantang

Parabahasa: membentak

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial fase jauh

Reaksi: Semua anak mendukung perkataan Shameika sedangkan Ron Mulutnya terbuka tidak percaya dengan perkataan Shameika yang kasar

21 |

4. Jijik

Adegan: Saat Ron mengatakan dia tidak akan keluar dari kelas dan menyuruh

Shameika untuk tidak pergi dari kelas

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: membuang kembali buku yang Ron berikan padanya

Facial Sign: menjulurkan lidah, menunjukkan wajah bodoh

Gesture: memalingkan badan dari Ron

Posture: -

Parabahasa:-

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial jauh

Reaksi:Ron merasa tidak berdaya dan hanya diam menatap kearah Shameika

5. Marah

Adegan: Ron membacakan peraturan di kelas dan menjelaskan pada anak-anak

namun anak-anak merespon dengan perlakuan negatif

Komunikasi Verbal: “So Stupid!”

Komunikasi Non-verbal

Facial Sign: Memutar mata

Gesture: Mendecakan bibir

Posture: Memalingkan tubuh dari Ron

Parabahasa: Membentak

22 |

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak Sosial fase Jauh

Reaksi:Ron pura-pura senang dan berterimakasih pada Shameika untuk mengingatkan peraturan no 4 karena sikap tidak sopan Shameika

6. Jijik

Adegan: Ron mengunci pintu kelas saat istirahat makan siang dan tidak mengijinkan anak-anak keluar sebelum mereka berbaris

Komunikasi Verbal: “You know what? Here’s my rule, ain’t standin’ no line.”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: Mata menatap lurus kearah Ron kesal

Gesture: Memutar kepala kebelakang, mengepalkan tangan

Posture: -

Parabahasa: berkata dengan nada rendah

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial jauh

Reaksi: Anak-anak dikelas mengerang kesal dan menyuruhnya untuk mengikuti

perkataan Ron

23 |

7. Takut

Adegan: Anak-anak berbaris menuju kantin tapi Shameika memotong antrian dan berbohong pada Ron saat Ron menanyakan jika dia memotong barisan atau tidak

Komunikasi Verbal: “I aint cut in no line!”

Komunikasi Non-verbal: Memalingkan wajah dari Ron

Facial Sign: Bibir ditekan dan ditutup rapat

Gesture: -

Posture: Memalingkan kepala

Parabahasa: Bicara dengan nada tinggi karena berbohong

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak pribadi fase jauh

Reaksi:

8. Sedih

Adegan: Ron bertanya pada Shameika apakah dia memotong barisan atau tidak

Komunikasi Verbal: “Yeah...”

Komunikasi Non-verbal: Menundukan kepala

Facial Sign: Bibir ditarik kebawah

Gesture: -

Posture: bahu kebawah

24 |

Parabahasa: bicara dengan suara yang kecil hampir tidak terdengar

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak pribadi fase jauh

Reaksi:Ron tersenyum bangga karena Shameika akhirnya mengatakan yang sejujurnya

9. Terkejut

Adegan: Murid perempuan mengobrol di kamar mandi tentang Ron

Komunikasi Verbal: “What?”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: Mulut terbuka lebar,alis terangkat

Gesture: -

Posture: Tubuh condong kedepan

Parabahasa: dikatakan dengan nada terkejut

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial dekat

Reaksi:Badriyah menunduk tidak berani melakukan kontak mata namun tetap menjelaskan kenapa dia tidak ingin Ron berhenti menjadi guru mereka

25 |

10. Jijik

Adegan: Shameika sedang bermain bersama temannya dan Ron menghampiri

Shameika

Komunikasi Verbal:-

Komunikasi Non-verbal: Menjauh dari Ron

Facial Sign: Memiringkan bibir seperti reaksi rasa asam, memalingkan mata

Gesture: -

Posture: -

Parabahasa:-

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial Jauh

Reaksi:Bibir Ron tertarik kebawah dan menatap sedih kearah sosok Shameika yang menjauh

11. Marah

Adegan: Ron menanyakan apakah Shameika mengerjakan tugas jurnalnya tentang

impian dan aspirasi yang sudah ditugaskan Ron beberapa hari yang lalu

Komunikasi Verbal: “Go to hell!”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: Gigi dikatupkan rapat

Gesture: mencengkram meja untuk menahan emosinya

26 |

Posture: Bahu diangkat

Parabahasa: Dikatakan dengan suara menggeram

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic:Jarak pribadi fase jauh

Reaksi:-Ron sangat kesal dan akhirnya kehilangan kendali dan menguncangkan

meja Shameika beberapa kali

- Anak-anak menatap terkejut kearah shameika dan Ron sebagain menarik nafas

saking terkejutnya

12. Terkejut

Adegan: Saat Ron menguncangkan bangku Shameika karena Shameika tidak

mengerjakan tugas Jurnal yang dia tigaskan beberapa hari yang lalu

Komunikasi Verbal:-

Komunikasi Non-verbal: Tubuh menegang

Facial Sign: Mulut terbuka lebar dan alis terangkat

Gesture: -

Posture: Bahu terangkat karena merasa terancam

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial fase jauh

Reaksi:Ron sama terkejutnya dengan Shameika dia tidak percaya dengan apa

yang baru saja dia lakukan

27 |

13. Takut

Adegan: Setelah Ron menguncangkan meja Shameika

Komunikasi Verbal:-

Komunikasi Non-verbal: langsung menutup diri setelah Ron keluar

Facial Sign: Mata menatap kebawah

Gesture: Tangan dilipat menutup diri

Posture: Menunduk

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic:-

Reaksi: -

14. Antisipasi

Adegan: Saat Ron menawarkan perjanjian belajar pada shameika jika dia berhasil

bermain double dutch

Komunikasi Verbal: “Are you gonna jump?”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: menatap lurus penuh ketertarikan

28 |

Gesture: -

Posture: berdiri tegak

Parabahasa: bertanya dengan nada tenang namun penasaran

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak sosial fase dekat

Reaksi: Ron langsung bermain doble dutch namun dia gagal

15. Gembira

Adegan: Ron terjatuh mencoba melakukan double dutch

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: Tertawa

Facial Sign: bagian bawah mata terangkat dan bibir tertarik karena tersenyum dan

mata menyipit

Gesture: -

Posture: bahu kebawah menunjukan posisi rileks

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak Sosial fase Dekat

Reaksi: Semua anak-anak ikut tertawa

29 |

16. Gembira

Adegan: Ron mennyanyikan lagu rap agar murid-murid gampang menghapal

seluruh presiden Amerika

Komunikasi Verbal:-

Komunikasi Non-verbal: Tertawa

Facial Sign: Bibir terangkat menunjukan senyum lebar yang terbuka

Gesture: menutup tawa dengan tangan

Posture: tubuh terbuka dan bahu kelihatan rileks

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak pribadi fase dekat

Reaksi:Anak-anak yang lain juga tertawa melihat tingkah Ron

17. Takut

Adegan: Ron mengejar Shameika yang tidak menemuinya padahal mereka

memiliki janji dan menanyakan kenapa Shameika tidak pernah mengumpulkan

PR nya

Komunikasi Verbal: “Fire alarm went off in my building.”

Komunikasi Non-verbal: -

30 |

Facial Sign: Bibir dikatupkan dan ditekan menunjukan adanya tekanan karena dia

harus berbohong

Gesture: Menghindari tatapan

Posture: menunduk

Parabahasa: berbicara dengan suara halus

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: Jarak pribadi fase dekat

Reaksi:Mencoba membujuk Shameika agar dia mengatakan yaang sebenarnya dan berhenti menutupi masalahnya

18. Sedih

Adegan: Ibu Shameika mengusir Ron dari apartemennya

Komunikasi Verbal: -

Komunikasi Non-verbal: Menunduk sedih

Facial Sign: Bibir tertarik kebawah dan ujung dalam alis terangkat

Gesture: -

Posture: Menunduk, bahu ditekuk kedepan

Parabahasa: -

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic: -

Reaksi: Anak-anak yang sedang makan berhenti makan melihat Shameika

bersedih

31 |

19. Terkejut

Adegan: Ron Clark pingsan

Komunikasi Verbal: “Mr.Clark?”

Komunikasi Non-verbal: -

Facial Sign: Mulut terbuka

Gesture: -

Posture: Bahu menegang dan langsung berdiri saat melihat tuan Clark pingsan

Parabahasa: Dikatakan dengan nada suara rendah namun terkejut

Sentuhan: -

Artefak: -

Proxemic:-

Reaksi: Semua anak ikut berdiri melihat Ron sudah pingsan dilantai

20. Sedih

Adegan: Ron Clark dibawa oleh ambulan

Komunikasi Verbal:-

Komunikasi Non-verbal: Pandangan menyebar dan menutup diri

Facial Sign: Alis tertarik kebawah dan mulut tertutup rapat

Gesture: Menutup diri dengan menghalangi sisi tubuh dengan kedua tangan

Posture: bahu ditekan kedepan dan kelihatan kebawah

Parabahasa: -

Sentuhan: -

32 |

Artefak: -

Proxemic:-

Reaksi: Anak lain ikut sedih

21. Terkejut

Adegan: Shameika mendapatkan gelar siswa terbaik di pelajaran bahasa dan

matematika

Komunikasi Verbal: “Oh my god!”

Komunikasi Non-verbal: menutup mulut yang terbuka

Facial Sign: Alis terangkat, mulut terbuka lebar

Gesture: berjingkrak-jingkrak

Posture: Bahu dinaikan

Parabahasa: Bicara dengan suara lantang

Sentuhan: langsung memeluk Ron

Artefak: -

Proxemic: Jarak Pribadi fase dekat

Reaksi: Semua anak bersorak bahagia mendengar Shameika mendapatkan prestasi

33 |

III. Emosi yang Paling Dominan

Setelah kami melihat film Ron Clark Story ini, kami menganalisis apa saja emosi yang muncul pada tokoh Ron Clark dan Shameika Wallace, lalu didapatlah emosi yang menjadi dominasi pada tiap tokoh tersebut. Berikut rangkumannya:

A. Ron Clark

Emosi Frekuensi

Marah 2

Jijik 2

Takut 2

Sedih 3

Terkejut 5

Antisipasi 3

Gembira 7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase emosi yang paling sering muncul pada tokoh Ron Clark adalah emosi gembira (29%).

B. Shameika Wallace

Emosi Frekuensi

Marah 5

Jijik 3

Takut 3

Sedih 3

Terkejut 4

Antisipasi 1

Gembira 2

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase emosi yang paling sering muncul pada tokoh Shameika Wallace adalah emosi marah (24%).

34 |

Marah24%

Jijik14%

Takut14%

Sedih14%

Terkejut19%

Antisipasi5%

Gembira10%

Frekuensi Munculnya Emosi

Marah8% Jijik

8%

Takut8%

Sedih13%

Terkejut21%Antisipasi

13%

Gembira29%

Frekuensi Munculnya Emosi

IV. Bentuk Komunikasi Verbal dan Non Verbal yang Memengaruhi Perilaku Orang Lain

Terdapat beberapa adegan dalam film Ron Clark Story yang menunjukkan komunikasi verbal dan nonverbal yang memengaruhi perilaku orang lain. Beberapa tokoh dalam film tersebut menunjukkan tokoh yang melakukan kendali atas lingkungannya, menyampaikan emosi dan pesan lain melalui bahasa verbal maupun nonverbal.

Pada tokoh Ron Clark. Dalam beberapa adegan, Ron menggunakan gesture mengacak pinggang untu menunjukkan kendali atau dominasi atas kelas yang diajarnya. Ada gesture seperti bentuk tangan “rock on” untuk menegaskan pesan “shut up!” dan anak-anak di kelas menunjukan reaksi terkejut dan kelas menjadi hening setelahnya. Ron menunjukkan empati dan beberapa bentuk pesan non-verbal yang menunjukkan bahwa ia siap untuk mendengarkan muridnya ketika kesulitan. Ron pula menegaskan pesan-pesan ketika mengajar dengan berbicara dengan jelas dan lantang, pengulangan seperlunya, dan memberikan kontak mata yang sesuai supaya dapat diperhatikan oleh murid maupun lawan bicaranya.

Lain halnya Shameika, tokoh ini sering kali memberikan komunikasi bahwa ia mendominasi di kelasnya melalui postur, pakaian, dan gaya bicaranya. Dengan cara demikian, Shameika menunjukkan eksistensi dirinya sebagai anak populer dengan berperilaku demikian. Ada suatu adegan dimana Shameika berteriak “go to hell,” kepada Ron Clark. Hal ini memicu amarah Ron Clark sehingga ia membanting meja tiga kali. Shameika merespon dengan berteriak, seluruh tubuhnya tegang, dan shock setelah mengalami peristiwa tersebut. Efek dari peristiwa ini dapat dilihat pada ekspresi teman-teman sekelas Shameika yang menunjukkan tekanan yang serupa seperti apa yang dialami oleh Shameika. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi yang dialami oleh Shameika dikomunikasikan melalui teriakan dan komunikasi non verbal lainnya, mempengaruhi perilaku orang lain.

35 |

V. Faktor-Faktor yang Mendukung Agar Komunikasi Dapat Menciptakan Terjadinya Perubahan Perilaku

Menurut diskusi kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dapat mengubah perilaku. Pada dasarnya, komunikasi disampaikan penerima pesan dapat melakukan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan, termasuk perubahan perilaku.

O’Connor (1996, dalam http://members.tripod.com/teaching_is_reaching/communication_affects_on_life.htm) menyebutkan hal-hal yang dapat membuat komunikator menjadi efektif, yaitu:

1. Kesungguhan: komunikator berbicara yang efektif harus sungguh-sungguh, bahwa mereka harus percaya pada diri mereka sendiri tentang apa yang mereka katakan dan orang yang mendengarkan harus percaya pada apa yang mereka maksud.

2. Pengetahuan: komunikator berbicara yang efektif harus berbicara dengan berpengetahuan luas.

3. Organisasi: komunikator berbicara efektif harus terorganisir dengan baik.4. Mendengarkan: komunikator berbicara efektif harus terorganisir dengan

baik.5. Keyakinan: komunikator berbicara yang efektif harus yakin dan mampu

mengatasi demam panggung.6. Bahasa: komunikator berbicara yang efektif harus menggunakan bahasa

dengan hati-hati. Sebuah pilihan kata-kata pembicara dapat membuat perbedaan dalam apakah atau tidak pesan telah diterima dan dipahami seperti yang pembicara maksud.

7. Komunikasi Nonverbal: komunikator berbicara yang efektif harus memanfaatkan komunikasi nonverbal. Pembicara "mengatakan" besar dengan suara mereka, tetapi juga dengan gerakan tubuh mereka.

8. Menetapkan Tujuan: komunikator berbicara yang efektif umumnya akan dapat mencapai tujuan tertentu. Ketika pembicara yang efektif menyajikan informasi tentang suatu topik, penerima juga akan selalu tahu lebih banyak tentang topik setelah mendengarkan daripada yang mereka lakukan sebelumnya.

Poin-poin yang disebutkan di atas menunjukkan faktor-faktor yang harus dipenuhi oleh komunikator pada situasi formal atau pidato. Dalam film Ron Clark Story, Ron berbicara di dalam kelas. Dalam situasi ini, Ron menyampaikan materi belajarnya dengan suara yang lantang, dan jelas, disertai komunikasi non verbal yang sesuai untuk menegaskan pesan-pesan yang ingin disampaikan nya. Hal ini menimbulkan keterikatan emosi antara Ron Clark dengan muridnya, sehingga

36 |

muridnya dapat melakukan apa yang diperintahkan oleh Ron Clark. Faktor-faktor tersebut ditunjukkan oleh Ron Clark sebagai salah satu upaya untuk menguasai kondisi kelas dan mengatur pembelajaran muridnya.

Selain itu, ada beberapa adegan film Ron Clark Story yang menunjukkan upaya untuk mengubah perilaku muridnya.

Pada beberapa kesempatan, Ron Clark mengulang pesan yang sama mengenai aturan-aturan kelas terhadap muridnya. Menurut Cacioppo dan Petty (Casioppo &Petty, 1989) tingkat moderat dari pengulangan meningkatkan kemampuan orang untuk memperhatikan daya tarik; untuk mengakses asosiasi yang relevan, gambar dan pengalaman dari memori; untuk menguraikan lebih banyak pada pesan argumen eksternal yang disediakan sehubungan asosiasi dari memori; untuk menarik kesimpulan tentang manfaat dari argumen; dan akibatnya untuk mengkonsolidasikan sikap mereka terhadap rekomendasi. Murid Ron Clark menunjukkan perilaku bahwa mereka dapat mengikuti aturan dengan baik setelah diberikan pengulangan pesan seperlunya. Hal ini menunjukkan bahwa penyampaian pesan yang berulang-ulang berpengaruh terhadap perilaku anak-anak yang semula melanggar aturan kelas menjadi patuh pada peraturan.

Ada adegan dalam film dimana Ron Clark mengubah warna dinding menjadi biru dan Ron Clark memposisikan dirinya untuk bermain bersama anak-anaknya. Mungkin cara ini dilakukan oleh Ron Clark untuk menenangkan anak-anak, juga untuk membentuk keterkaitan emosi dengan anak-anak. Ron Clark pula berkomunikasi dengan anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Hal ini menunjukkan faktor penyesuian diri terhadap perubahan perilaku.

Kewenangan Ron Clark sebagai guru di kelas juga berpengaruh terhadap bagaimana ia berkomunikasi di kelas. Ia memiliki kendali atas kelas yang diampu nya. Meskipun demikian, kewenangan ini pada awalnya diabaikan oleh anak-anak kelasnya. Lalu secara bertahap, setelah pendekatan dan membentuk keterkaitan emosi dengan anak-anak, menjadi patuh terhadap peraturan-peraturan yang dibuat oleh Ron Clark. Ini menunjukkan bahwa kewenangan pun berpengaruh terhadap perubahan perilaku.

Peraturan-peraturan yang disampaikan oleh Ron Clark menunjukkan pengaruh yang cukup penting dalam film ini. Misalnya ketika memperkenalkan peraturan-peraturan kelas pertama seperti, “We are family”. Meski peraturan ini sederhana, Ron Clark menekankan adanya keterkaitan emosi antara Ron Clark dengan murid-muridnya untuk mengarahkan mereka. Proses belajar mengajar yang ditunjukkan seperti meminum susu setiap 15 detik jika muridnya tidak bersuara selama ia mengajar, sangat jelas menerapkan hukuman dan ganjaran yang memperkuat aturan dan kontrol Ron Clark terhadap kelas.

37 |

Dari penjelasan tersebut, kami simpulkan terdapat lima faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku, yaitu; komunikasi harus efektif, pengulangan pesan, penyesuaian diri terhadap lingkungan dan sosial, kewenangan, dan peraturan.

Referensi

Casioppo, J. T., & Petty, R. E. (1989). Effects of message repetition on argument processing, recall, and persuasion. Dalam Basic and Applied Social Psychology (hal. 3-12). Lawrence Erlbaum Associates.

Haines, R. (Sutradara). (2006). The Ron Clark Story [Gambar Hidup].

Herlina. (2011). Mengenali Komunikasi Non-Verbal. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Smith, C. (t.thn.). Teaching is Reaching. Dipetik April 2015, 17, dari Communication Affects on Life: http://members.tripod.com/teaching_is_reaching/communication_affects_on_life.htm

Wikiversity. (2014, Desember 4). Motivation and emotion/Book/2014/Plutchik's wheel of emotions. Dipetik Mei 23, 2015, dari Wikiversity: http://en.wikiversity.org/w/index.php?title=Motivation_and_emotion/Book/2014/Plutchik%27s_wheel_of_emotions&oldid=1278834

38 |