laporan observasi bahan habis pakai

11
LAPORAN OBSERVASI Bahan Habis dan Alat-Alat Laboratorium di SMP Kartika III-2 Semarang Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Laboratorium Fisika Pendidikan Dosen Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc. Oleh: Novita Triwidianingsih 4201412088

Upload: novita-tri-widianingsih

Post on 11-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Laporan ini hasil wawancara di SMP Kartika III-2 Semarang.

TRANSCRIPT

LAPORAN OBSERVASIBahan Habis dan Alat-Alat Laboratoriumdi SMP Kartika III-2 Semarang

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Laboratorium Fisika PendidikanDosen Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc.

Oleh:Novita Triwidianingsih4201412088

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015BAHAN HABIS DAN ALAT-ALAT LABORATORIUMSMP KARTIKA III-2 SEMARANG

1. Bahan Habisa. Macam-Macam Bahan HabisBahan habis yang dimiliki laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang bergantung pada kebutuhan praktikumnya. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk tingkat SMP termasuk masih sederhana. Dalam mata pelajaran IPA SMP sebenarnya terdiri dari tiga disiplin ilmu, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Walaupun demikian bahan habis pakai yang dibutuhkan tidak banyak. Kima adalah yang paling banyak membutuhkan bahan habis pakai untuk praktikumnya, contohnya adalah kertas lakmus, dan larutan-larutan seperti asam HCL, asam cuka, dan sebagainya. Untuk biologi bahan habis pakai yang sering digunakan adalah larutan untuk pengujian darah, yaitu lugol. Sedangkan untuk fisika tidak menggunakan bahan habis pakai. Hanya saja ada bahan yang memang tidak bisa digunakan terus menerus, contohnya batu batre. Bahan tersebut dapat digunakan untuk beberapa kali, tetapi lama kelamaan akan habis atau tidak dapat digunakan lagi.

b. Ketersediaan Bahan Habis dan Cara MemperolehnyaKetersediaan bahan habis di laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang dapat dikatakan cukup. Namun karena sifatnya yang hanya dapat digunakan sekali atau beberapa kali saja, maka sering kali bahan-bahan tersebut habis sebelum waktu pengadaan alat-alat laboratorium. Untuk menyiasati hal tersebut, maka kepala laboratorium dan guru pendamping selalu mengecek ketersediaan bahan di laboratorium sebelum mengajak peserta didik melakukan praktikum. Jika bahan yang dibutuhkan habis, maka guru pendamping atau kepala laboratorium segera membeli bahan yang dibutuhkan tersebut, contohnya adalah larutan-larutan untuk praktikum kimia ataupun biologi.Selain bahan habis, laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga menyediakan bahan yang hanya bisa digunakan beberapa kali seperti batu batre untuk praktikum fisik. Karena jumlahnya terbatas dan harganya tidak terlalu mahal, biasanya guru pendamping meminta peserta didik membawa sendiri bahan tersebut dari rumah. Karena memang SMP Kartika III-2 Semarang sendiri adalah sekolah swasta yang memiliki anggaran untuk pengelolaan laboratorium sangat terbatas.

c. Penyimpanan Bahan HabisUntuk penyimpanan bahan-bahan habis tersebut sengaja dipisahkan dengan peralatan laboratorium lainnya. Selain karena agar lebih aman, hal ini juga agar mudah mengaturnya dalam penyimpanan. Larutan-larutan yang sering digunakan dalam praktikum disimpan dalam botol-botol kaca yang berada di dalam lemari tertutup. Manfaat lain dari penyimpanan bahan habis cairan atau larutan dalam lemari tertutup adalah mengurangi resiko penguapan sehingga cairan tersebut lebih awet. Sedangkan batu batre dijadikan satu dengan alat-alat praktikum lainnya.

2. Alat-Alat Laboratoriuma. Macam-Macam Alat PraktikumHampir semua alat ukur dan alat praktikum yang dibutuhkan untuk praktikum peserta didik SMP Kartika III-2 Semarang tersedia di laboratorium. Namun ada beberapa yang dalam kodisi rusak dan jumlahnya kurang dari kebutuhan. Untuk praktikum kelas VII, alat-alat yang tersedia di laboratorium antara lain ala ukur, diantranya tiga buah neraca untuk mengukur massa, tiga neraca pegas, termometer raksa, dan dua termometer ruang, untuk pengukuran waktu biasanya guru pendamping meminjam stopwatch yang biasanya digunakan guru mata pelajaran olah raga, terdapat tiga buah stopwatch. Selain itu laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga memiliki ticker timer, yaitu alat yang diguakan dalam praktikum gerak lurus. Untuk praktikum biologi tersedia enam buah mikroskop.Selain alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum kelas VII, laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga menyediakan alat-alat lain seperti pegas, slinky, dua buah statif, tensimeter beserta stetoskop, alat peraga rangka tubuh manusia dan sistem organ, prisma, plan paralel, lup, kalorimeter, garpu tala, dua multimeter (analog dan digital), magnet batang dan magnet U, galvanometer analog, alat peraga tata surya, dan globe. Laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga menyediakan jas praktikum yang digunakan pada saat melaksanakan kegiatan praktikum di dalam laboratorium.

b. Penyimpanan Alat-Alat PraktikumAlat-alat praktikum yang terdapat di laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang tersimpan di dalam lemari. Dalam penyimpanannya, alat-alat tersebut diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan jenisnya. Sistem klasifikasi yang demkian memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari sistem klasifikasi berdasarkan ukuran dan jenis lebih aman. Dikatakan demikian karena memudahkan perawatannya agar tidak cepat rusak. Alat-alat yang terbuat dari kaca dijadikan satu agar tidak mudah pecah karena tertinduh atau tertekan. Alat-alat yang ukurannya kecil juga dipisahkan dari alat-alat yang berukuran lebih besar agar tidak tertimpa sehingga rusak. Alat-alat yang mudah berkarat juga dijadikan satu agar dapat disimpan di tempat yang tidak lembab. Namun demikian sistem klasifikasi seperti ini juga memiliki kekurangan, yaitu menyulitkan guru pendamping yang mengumpulkan alat-alat untuk kegiatan praktikum. Karena setiap alat tidak dikelompokkan berdasarkan jenis materi praktikum, sehingga guru pendamping harus mencari sendiri satu persatu alat apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan praktikum.

c. Kondisi Alat-Alat Praktikum dan Cara Guru Mengatasi Ketiadaan Alat Praktikum yang DibutuhkanTidak semua alat-alat praktikum yang tersedia di laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang dalam kodisi baik dan layak pakai. Ada beberapa alat yang kondisinya tidak memungkinkan untuk digunakan dalam kegiatan praktikum. Yang pertama adalah ticker timer, alat ini tidak bisa digunakan bukan karena rusak akibat sering digunakan melainkan karena tidak pernah dipakai. Guru-guru pendamping sebelumnya tidak pernah mengajak peserta didik melakukan kegiatan praktikum menggunakan ticker timer. Sehingga setelah beberapa waktu yang lama ketika alat tersebut hendak digunakan kondisinya sudah tidak baik, bagian besinya sudah tidak baik sehingga pita nya tidak dapat bergerak bebas akibat karat-karat pada besi.Ada pula alat praktikum yang tersedia tetapi jumlahnya terbatas, yaitu statif. Laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang hanya memiliki dua buah statif. Padahal pada beberapa materi, contohny pada praktikum ayunan matematis, membutuhkan sebuah statif untuk setiap kelompok dimana dalam satu kelas terdapat paling tidak enam kelompok. Hal ini berarti ketersediaan statif di laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang masih sangat kurang. Untuk mensiasati hal tersebut, guru pendamping menggunakan alat pengganti yang sederhana. Karena ruang laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang menyatu dengan tempat penyimpanaan alat-alat musik, maka guru pendamping melengkapi kekurangan statif dengan stand mic. Walaupun bentuknya tidak mirip, namun alat ini dapat menggantikan fungsi statif.Alat praktikum atau alat peraga di laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang yang kondisinya tidak baik adalah alat peraga tata surya. Alat peraga ini sudah tidak dapat difungsikan sama sekali. Bagian-bagian alat ini masih lengkap, akan tetapi tidak dapat berputar sebagaimana dalam pemodelan revolusi benda langit sebagai mana mestinya. Karena terkendala kondisi alat seperti ini maka guru pendamping menggunakan media pembelajaran video pada materi tata surya.Satu lagi alat praktikum yang tidak bisa digunakan adalah alat untuk mengukur tekanan darah, yaitu tensimeter. Alat praktikum ini jarang digunakan sehingga dibiarkan tertutup rapat dalam lemari penyimpanan. Karena bagian-bagian alat ada yang terbuat dari karet, maka jika disimpan dalam kondisi yang tertutup rapat, dan mudah panas akibat kenaikan temperatur lingkungan lama-kelamaan alat ini terlihat seperti lumer. Akibatnya, tensimeter tidak bisa memberikan tekanan maksimal untuk melakukan pengukuran. Walaupun demikian, secara sekilas tensimeter tersebut masih terlihat dalam kondisi yang baik, maka guru pendampign masih sering membawa tensimeter tersebut ke dalam kelas untuk sekedar menunjukkan kepada peserta didik bagaiman bentk dan rupa tensimeter tersebut.

d. Alat PeragaSelain alat-alat praktikum yang tidak bisa digunakan tersebut, semua alat praktikum di laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang masih dalam keadaan baik dan layak digunakan untuk melakukan praktikum. Di samping itu, laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang juga banyak terdapat alat peraga gambar. Hampir semua alat peraga gambar di laboratorim tersebut adalah buatan tangan peserta didik SMP Kartika III-2 Semarang. Kepala laboratorium menjelaskan bahwa prestasi akademik peserta didik SMP Kartika III-2 Semarang memang tidak terlalu bagus. Namun prestasi di bidang non akademik seperti olah raga dan seni cukup membanggakan. Oleh sebab itu untuk beberapa materi dalam mata pelajaran IPA guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menggambar, misalnya pada materi sistem pencernaan, sistem saraf, atau mengenai ekosistem. Guru pendamping menilai kegiatan ini lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu, dengan pemberian tugas semacam ini dapat bermanfaat karena dapat diwariskan kepada peerta didik selanjutnya. Oleh sebab itulah mengapa laboatorium SMP Kartika III-2 Semarang banyak sekali dipasang gambar-gambar berisi materi mata pelajaran IPA di setiap dindingnya.3. Alat-Alat Laboratorium Selain Alat PraktikumSelain alat-alat praktikum, sebuah laboratorium juga membutuhkan alat-alat lainnya yang mendukung kegiatan praktikum. Contoh alat pendukung kegiatan praktikum adalah sumber energi atau sumber lisrik, alat kebersihan, dan papan tulis beserta alat tulisnya.Sebagai sumber arus untuk melakukan praktikum, laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang menggunakan arus PLN. Hal ini menyebabkan kegiatan praktikum yang membutuhkan arus listrik sangat bergantung pada aliran listrik PLN. Jika terjadi pemadaman listrik, maka otomatis kegiatan praktikum tidak dapat berjalan. Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya sebuah laboratorium memiliki genset atau diesel sebagai sumber listrik cadangan, akan tetapi laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang tidak memiliki alat tersebut.Sedangkan alat-alat kebersihan di laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga terbatas. Di dalam laboratorium tidak terdapat tempat sampah. Hanya ada satu tempat sampah yang diletakkan di luar laboratorium. Sedangkan alat kebersihan seperti sapu dan serokkan tidak ditemukan di dalam laboratorium. Namun di tempat mencuci tangan sudah disediakan sabun cuci tangan walaupun tidak disediakan kain lap.Alat pendukung lain dalam kegiatan praktikum di laboratorium adalah media menulis. Di laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang terdapat sebuah papan tulis yang terletak di belakang. Walaupun banyak alat-alat praktikum laboratorium yang belum ada di laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang, akan tetapi kegiatan praktikum tetap dapat dilaksanakan.

DOKUMENTASI OBSERVASI