laporan monitoring konvensi hasil sidang …bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/318/laporan...

18
LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) pada bulan Juni 2013 telah melakukan sidang Maritime Safety comitee yang berlokasi di London, Inggris. Adapun hasil sidang yang diselenggarakan pada tanggal 12 sampai dengan 21 Juni tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Instrumen Wajib Baru Code untuk Organisasi yang diakui (RO Code). Dalam hal ini group telah mencatat ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah “Mobile offshore unit” dan “Offshore Installation” dan memutuskan untuk menggunakan istilah “Mobile Offshore Drilling Units” dengan maksud untuk memberikan teks yang jelas dan konsisten sebagaimana istilah ini dijelaskan dalam SOLAS regulations IX/1.7 dan XI-2/1.1.5. Juga mencatat untuk maksud MARPOL, Floating craft dan fixed atau floating platforms yang termasuk sebagai bagian dari definisi istilah “kapal” 2. Amandemen untuk instrument wajib yang telah ada Amandemen untuk konvensi SOLAS 1974 Dalam hal amandemen SOLAS regulasi III/19 sehubungan dengan memasuki enclosed space / ruang tertutup dan latihan penyelamatan telah ditambahkan persyaratan latihan untuk memeriksa dan menggunakan alat-alat untuk mengukur kadar atmosphere di dalam ruangan tertutup. Untuk konsistensi penambahan persyaratan latihan ini, juga harus tercermin dalam konsekuensial draft amandemen terhadap HSC Code 1994 dan 2000 dan MODU Code 1979, 1989 dan 2009. Dalam hal amandemen SOLAS regulasi V/19, membuat perubahan dalam SOLAS aturan V/19.2.2.3 dan V/19.2.4.4 untuk mengizinkan: a. fase dalam pelaksanaan untuk kapal yang di bangun sebelum 1 Juli 2002, dan b. pengecualian untuk kapal-kapal yang akan secara permanen tidak

Upload: hanhan

Post on 02-Sep-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN MONITORING KONVENSI

HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013

International Maritime Organization (IMO) pada bulan Juni 2013 telah melakukan sidang

Maritime Safety comitee yang berlokasi di London, Inggris.

Adapun hasil sidang yang diselenggarakan pada tanggal 12 sampai dengan 21 Juni tahun

2013 adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Wajib Baru

Code untuk Organisasi yang diakui (RO Code).

Dalam hal ini group telah mencatat ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah

“Mobile offshore unit” dan “Offshore Installation” dan memutuskan untuk

menggunakan istilah “Mobile Offshore Drilling Units” dengan maksud untuk

memberikan teks yang jelas dan konsisten sebagaimana istilah ini dijelaskan

dalam SOLAS regulations IX/1.7 dan XI-2/1.1.5. Juga mencatat untuk maksud

MARPOL, Floating craft dan fixed atau floating platforms yang termasuk sebagai

bagian dari definisi istilah “kapal”

2. Amandemen untuk instrument wajib yang telah ada

Amandemen untuk konvensi SOLAS 1974

Dalam hal amandemen SOLAS regulasi III/19 sehubungan dengan memasuki

enclosed space / ruang tertutup dan latihan penyelamatan telah ditambahkan

persyaratan latihan untuk memeriksa dan menggunakan alat-alat untuk

mengukur kadar atmosphere di dalam ruangan tertutup.

Untuk konsistensi penambahan persyaratan latihan ini, juga harus tercermin

dalam konsekuensial draft amandemen terhadap HSC Code 1994 dan 2000 dan

MODU Code 1979, 1989 dan 2009.

Dalam hal amandemen SOLAS regulasi V/19, membuat perubahan dalam SOLAS

aturan V/19.2.2.3 dan V/19.2.4.4 untuk mengizinkan:

a. fase dalam pelaksanaan untuk kapal yang di bangun sebelum 1 Juli 2002, dan

b. pengecualian untuk kapal-kapal yang akan secara permanen tidak

dioperasikan dalam waktu 2 tahun setelah tanggal pelaksanaan.

Dalam hal amandemen SOLAS regulasi XI-1, telah disetujui penambahan

perubahan untuk konsistensi dengan amandemen MARPOL 74/78 dan protocol

Load Lines 1998.

Amandemen HSC Code 1994 dan 2000.

Telah dipertimbangkan untuk perubahan HSC Code 1994 dan 2000 dan telah

disetujui untuk memasukkan dalam tanda kurung persyaratan latihan baru untuk

memeriksa dan menggunakan alat-alat untuk mengukur kadar atmosphere dalam

ruangan tertutup sejalan dengan perubahan tambahan untuk amandemen SOLAS

regulasi III/19. Sehubungan dengan amandemen HSSC Code 1994, juga telah

disetujui untuk menggantikan kata “shall” dengan kata “ should” pada paragraph

18.5.4, 18.5.8 dan 18.5.12.2 sejalan dengan seluruh kode.

Amandemen ISM Code.

Telah dipertimbangkan rancangan amandemen untuk ISM Code dan telah

disetujui dan disepakati, khususnya, untuk menghapus kata-kata “as amended”

dan “as may be amended” dalam catatan kaki baru mengacu pada surat edaran

dan termasuk rancangan amandemen kata pengantar dari publikasi Code.

Amandemen protocol Load Lines 1988

Telah dipertimbangkan perubahan amandemen protocol Load Lines 1988 dan

telah dipersiapkan teks terakhir perubahan amandemen protocol load lines 1988

bersama-sama dengan rancangan resolusi MSC yang diperlukan sebagaimana

tercantum dalam lampiran 8.

3. Amandemen untuk instrument non-wajib.

Amandemen MODU Codes 1979, 1989 dan 2009 dan DSC Code.

Dalam hal perubahan amandemen MODU Codes 1979, 1989, 2009 telah disetujui

untuk memasukkan dalam tanda kurung persyaratan latihan baru untuk

memeriksa dan menggunakan alat-alat untuk mengukur kadar atmosphere dalam

ruangan tertutup sejalan dengan perubahan tambahan untuk amandemen SOLAS

regulasi III/19 ( lihat perubahan sub-paragraph 10.6.4.3.3 (1979 MODU Code),

14.13.3.3 (1989 MODU Code) dan 14.14.3.3 (2009 MODU Code)

ANNEX 1

Draft Resolusi MSC

Penerapan Code untuk Recognized Organizations (RO CODE)

Part 1 General

Part 2 Persyaratan pengakuan & kewenangan untuk organisasi

2.1 Umum

Pendelegasian wewenang oleh Negara Bendera untuk sebuah Organisasi harus

tunduk pada konfirmasi kemampuan organisasi yang menunjukkan bahwa ia memiliki

kapasitas untuk memberikan standard tinggi layanan dan kepatuhan dengan

persyaratan Code ini dan perundang-undangan nasional yang berlaku.

2.2 Peraturan dan Ketentuan

RO harus menetapkan, mempublikasikan dan sistematis mempertahankan aturan dan

ketentuan, versi yang harus disediakan dalam bahasa inggris, untuk design, konstruksi

dan sertifikasi kapal dan system penting terkait dan menyediakan penelitian yang

memadai untuk memastikan perbaharuan yang sesuai dengan kriteria.

2.3 Independensi

RO dan staffnya tidak boleh terlibat di dalam setiap kegiatan yang mungkin

bertentangan dengan independensi keputusan dan integritas yang berkaitan dengan

sertifikat statutory dan layanan.

2.4 Sifat Tidak Memihak

Personal RO harus bebas dari setiap tekanan, dimana mungkin akan mempengaruhi

keputusan mereka dalam melakukan pelayanan dan sertifikasi statutory.

2.5 Integritas

RO akan di atur oleh prinsip-prinsip perilaku etis, yang harus dicantumkan di dalam

Code of Ethics yang harus mengakui tanggung jawab yang melekat terkait dengan

pelimpahan wewenang untuk memasukkan jaminan kinerja yang memadai dari

pelayanan.

2.6 Kompetensi

RO harus melakukan sertifikasi wajib dan layanan dengan menggunakan surveyor

berwenang dan auditor yang memenuhi syarat, terlatih dan berwenang untuk

melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya dalam tingkat tanggung jawab

kerja.

2.7 Tanggung Jawab

RO harus menetapkan dan mendokumentasikan tanggung jawab, wewenang,

qualifikasi dan keterkaitan personnel yang bekerja yang mempengaruhi kualitas

layanan.

2.8 Transparansi

Transparansi mencerminkan prinsip akses, atau pengungkapan, semua informasi yang

berhubungan dengan serifikat wajib dan pelayanan yang dilakukan oleh RO atas nama

Negara bendera.

RO harus menyampaikan informasi kepada Negara bendera sebagaimana

digambarkan dalam bagian pada komunikasi/kerjasama dengan Negara bendera.

Informasi mengenai status sertifikasi kapal oleh RO harus di buat tersedia untuk

umum.

3. Management dan Organisasi

3.1 General

RO harus, berdasarkan ketentuan Code ini, mengembangkan dan menerapkan sebuah

Quality management system dan harus meningkatkan efektifitas secara

berkesinambungan.

3.2 Quality, Safety dan pollution prevention policy.

RO harus menetapkan dan mendokumentasikan tujuan kebijakan untuk, dan

komitmen untuk, Quality, safety dan pencegahan polusi. Khususnya, Management RO

harus:

.1 memastikan kebijakan dan sasaran yang ditetapkan.

.2 memastikan bahwa kebijakan dan sasaran yang tepat untuk tujuan organisasi.

.3 mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran, termasuk ketentuan yang berlaku

untuk sertifikasi wajib dan pelayanan, untuk organisasi dan memastikan bahwa hal

itu dipahami dalam organisasi.

.4 menjamin ketersediaan sumber daya yang memadai.

.5 mencakup komitmen untuk mematuhi dengan semua persyaratan yang berlaku

dan meningkatkan secara terus menerus effektifitas Quality Management System.

.6 melakukan review management; yang meliputi kerangka kerja untuk meninjau

sasaran mutu

.7 review kebijakan mutu, sasaran dan Quality management system untuk

melanjutkan kesesuaian.

3.3 Persyaratan Dokumen

3.3.1 Quality management system harus meliputi dokumen-dokumen berikut ini:

.1 kebijakan mutu dan sasaran mutu

.2 quality manual

.3 prosedure dan catatan yang diperlukan oleh Code dan perundang-undangan

nasional Negara bendera uyang diakui.

.4 prosedur untuk memastikan keefektifan rencana, operasi dan control proses

RO

.5 aturan dan peraturan yang berlaku untuk daerah wewenang RO

.6 daftar kapal-kapal yang sertifikasi dan layanan hukum yang disediakan

.7 proses prosedur dokumen lain yang dipertimbangkan dianggap perlu.

.8 spesifikasi dan diagram yang mendefinisikan atau memperkuat proses

layanan

.9 pro-forma laporan, checklists dan sertifikat yang sesuai dengan sertifikat yang

tercakup dalam sertifikasi ini.

3.3.2 Quality management system juga harus meliputi dokumen eksternal, seperti:

.1 standards nasional dan internasional yang diperlukan untuk kegiatan yang

diatur dalam instruments ini.

.2 konvensi dan resolusi IMO

.3 peraturan perusahaan pelayaran nasional dan standards sesuai dengan

wewenang RO

.4 dokumen dan data yang disampaikan kepada RO untuk verifikasi dan/atau

persetujuan

.5 koresponden tertentu yang didefinisikan oleh RO yang bersifat penting.

3.4 Quality Manual

RO harus menetapkan dan memelihara sebuah quality manual yang mencakup:

.1 lingkup quality management system, termasuk detail, dan alasan

pengecualian apapun.

.2 pernyataan manajemen tentang kebijakan dan tujuan untuk, dan komitmen

untuk, kualitas.

.3 deskripsi wilayah kegiatan dan kompetensi RO.

.4 informasi umum tentang organisasi dan kantor pusat (nama, alamat, nomor

telpon, dsb., dan status hukum)

.5 informasi tentang hubungan RO dengan induknya atau organisasi terkait.

.6 grafik yang menggambarkan struktur organisasi.

.7 pernyataan management yang ditunjuk sebagai seorang designated person

yang bertanggung jawab untuk quality management system organisasi.

.8 deskripsi pekerjaan yang relevan

.9 pernyataan kebijakan atas qualifikasi dan training personnel.

.10 prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk quality management

system, atau referensi untuk mereka.

.11 uraian dari interaksi antara proses quality manajemen system, dan

.12 uraian semua dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh quality

management system.

3.5 Control of documents

3.5.1 Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh quality management system

harus di control.

Penyediaan control dokumen harus diterapkan untuk setiap jenis dokumen, termasuk

tetapi tidak terbatas untuk, penerapan media elektronik dan IT dimana dikatakan

bahwa media elektronik bisa mempengaruhi tingkat keandalan layanan atau data

yang disimpan.

3.5.2 Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan pengendalian

yang diperlukan untuk:

.1 menyetujui kecukupan dokumen sebelum mengeluarkan

.2 review dan update sebagaimana diperlukan dan re-approve dokumen

.3 memastikan bahwa perubahan dan status revisi terakhir teridentifikasi

.4 memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia di

tempat penggunaan

.5 menjamin bahwa dokumen tetap dapat di baca dan mudah diidentifikasi.

.6 memastikan bahwa dokumen asli eksternal yang ditentukan oleh RO yg akan

di pergunakan untuk rencana dan operasi quality management system

teridentifikasi dan distribusinya terkendali.

.7 mencegah penggunaan dokumen obsolete dan menerapkan identifikasi yang

sesuai jika dokumen obsolete tetap dipertahankan untuk tujuan apapun.

3.6 Kontrol rekaman

Rekaman harus mencakup setidaknya yang relevan dengan:

.1 aturan dan peraturan pengembangan dan penelitian terkait.

.2 penerapan aturan dan peraturan dan persyaratan hokum melalui:

.1 verifikasi dan/atau persetujuan dokumen dan/atau gambar yang sesuai

dengan rancangan.

.2 persetujuan dan survey material dan peralatan

.3 survey selama konstruksi dan instalasi

.4 survey selama layanan

.5 penerbitan sertifikat

.3 daftar kapal-kapal

.4 semua rekaman lain yang dipersyaratkan oleh management system dan setiap

penambahan persyaratan lain yang ditetapkan oleh Negara bendera.

3.7 Perencanaan

RO harus dalam membuat perencanaan mempertimbangkan elemen-elemen

identifikasi dibawah ini:

.1 bahwa perencanaan quality management system dilakukan agar memenuhi

persyaratan instrument wajib IMO, termasuk tetepi tidak terbatas untuk code

ini, quality management system dan kewenangan perundang-undangan

nasional Negara bendera.

.2 bahwa integritas quality management system terpelihara apabila ada

perubahan untuk quality management system terencana dan

diimplementasikan.

.3 bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan

dipertimbangkan, sebagai contoh feedback dari IMO, Negara bendera dan

asosiasi industry.

.4 keefektifan pelayanan berdasarkan statistic dari port state control,

kecelakaan, loss trends dan feedback yang diperoleh dari pengguna internal

dan eksternal.

.5 proses penyelenggaraan quality management system berdasarkan atas

feedback dari internal audit, ketidaksesuaian dan komentar internal.

.6 pelajaran dari pengalaman sebelumnya dan berasal dari laporan survey

pemeriksaan, investigasi kecelakaan atau sumber eksternal, dan

.7 sumber informasi lain yang mengidentifikasi peluang untuk perbaikan.

Dalam perencanaan pengiriman sertifikat wajib dan layanan, RO harus menentukan

hal berikut yang sesuai:

.1 sasaran mutu dan persyaratan untuk sertifikasi wajib dan pelayanan.

.2 kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen, dan untuk menyediakan

sumber daya yang spesifik untuk kegiatan.

.3 verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, pemeriksaan dan pengujian

kegiatan dan kriteria untuk penerimaan yang dikehendaki.

.4 catatan yang diperlukan untuk menyediakan bukti bahwa sertifikasi wajib dan

pelayanan yang memenuhi persyaratan quality management system;

persyaratan yang ditetapkan dalam Code dan perundang-undangan nasional

Negara bendera.

Output perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai untuk struktur RO dan

metode operasi. Output perencanaan harus mempertimbangkan:

.1 tanggung jawab dan wewenang untuk rencana peningkatan pengembangan.

.2 keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

.3 pendekatan perbaikan metodologi dan alat-alat.

.4 persyaratan sumber daya.

.5 kebutuhan alternative perencanaan.

.6 indikator pencapaian kinerja.

.7 kebutuhan untuk dokumentasi dan rekaman.

3.8 Organisasi

RO harus menunjuk seorang anggota dalam management yang, tanpa memandang

tanggung jawab lain, harus mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang

mencakup:

.1 menjamin proses yang dibutuhkan untuk quality management system yang

ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara.

.2 menjamin proses yang dikehendaki untuk efektifitas pengiriman sertifikat

wajib dan pelayanan telah ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara.

.3 melaporkan kepada top management pada kinerja dari system managemen

mutu, pengiriman sertifikasi dan layanan serta setiap kebutuhan perbaikan.

.4 memastikan promosi kesadaran semua persyaratan seluruh RO

3.9 Komunikasi

3.9.1 komunikasi internal

RO harus menjamin bahwa proses komunikasi yang sesuai ditetapkan pada RO dan

bahwa komunikasi berlangsung mengenai efektifitas system management mutu dan

sertifikat wajib dan pelayanan tersedia.

3.9.2 komunikasi/kerjasama dengan Negara bendera

RO harus menetapkan proses komunikasi yang sesuai dengan kewenangan Negara

bendera bahwa, antara lain, menunjukkan sebagai berikut:

.1 spesifikasi informasi oleh Negara bendera dalam hal kewenangan.

.2 klasifikasi kapal.

.3 kasus dimana sebuah kapal tidak dalam keadaan fit untuk berlayar tanpa

membahayakan kapal atau anak buah kapal atau membuat ancaman yang

tidak masuk akal membahayakan lingkungan laut.

.4 informasi atas survey tertunda, recomendasi tertunda atau kondisi klass

tertunda, kondisi pengoperasian, atau pembatasan operasi dikeluarkan

terhadap kelas kapal yang harus dibuat tersedia atas permintaan oleh

wewenang Negara bendera.

.5 informasi lain seperti yang ditentukan oleh kewenangan Negara bendera.

3.9.3 kerjasama antar ROs

Dalam rangka ditetapkan oleh Negara bendera , RO harus bekerjasama dan berbagi

pengalaman terkait dengan ROs lain dengan pandangan untuk menseragamkan

proses sehubungan dengan sertifikat wajib dan pelayanan untuk Negara bendera,

sebagaimana mestinya.

3.10 Management Review

Masukan kepada tinjauan manajemen harus mencakup informasi berikut ini:

.1 hasil audit

.2 feedback dari pihak terkait

.3 status pencegahan dan tindakan perbaikan

.4 tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya

.5 perubahan yang dapat mempengaruhi quality managemeny system

.6 rekomendasi untuk perbaikan

Output dari tinjauan manajemen harus mencakup setiap keputusan dan kegiatan

sehubungan dengan:

.1 peningkatan efektifitas quality management system dan prosesnya

.2 peningkatan pelayanan sehubungan dengan ketetapan persyaratan yang

ditetapkan dalam perjanjian kewenangan

.3 persyaratan sumber daya

4 Sumber Daya

RO harus mempunyai kapasitas untuk:

.1 menyediakan untuk penerbitan dan sistimatika pemeliharaan atuaran

dan/atau peraturan untuk design, konstruksi dan sertifikasi kapal dan

.2 memungkinkan partisipasi dalam pengembangan aturan dan / atau peraturan

oleh perwakilan dari Negara bendera dan pihak lain yang berkepentingan

RO harus harus ditunjang dengan personnel yang dilengkapi, setiap saat, dengan

managerial, technical, support dan staff penelitian sesuai dengan ukuran kapal

didalam Class, komposisi dan organisasi dalam konstruksi, perbaikan dan perubahan

kapal.

RO harus menentukan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang dikehendaki

untuk melekukan sertifikasi wajib dan pelayanan sesuai dengan persyaratan wajib

instrument IMO

5 Sertifikasi Wajib dan Proses Pelayanan

RO harus merencanakan dan mengawasi design dan perkembangan sertifikasi wajib

dan proses pelayanan.

Input sehubungan dengan persyaratan pelayanan harus ditentukan dan dipelihara

rekamannya.

Pada langkah yang sesuai, peninjauan systimatik design dan perkembangan aturan

dan standart harus dilakukan sesuai dengan perencanaan untuk mengevaluasi hasil

sesuai dengan persyaratan; dan untuk mengidentifikasi setiap masalah dan usulan

kegiatan yang diperlukan.

Verifikasi harus dilakukan sesuai dengan perencanaan untuk memastikan bahwa

design dan pengembangan output sesuai dengan persyaratan input design dan

pengembangan. Record hasil verifikasi dan setiap kegiatan yang diperlukan harus

dijaga.

Perubahan design dn pengembangan harus diidentifikasi dan dijaga recordnya.

Perubahan harus ditinjau, diferifikasi dan divalidasi, sebagaimana mestinya, dan

disapproved sebelum dilaksanakan. Tinjauan perubahan design dan pengembangan

harus termasuk evaluasi pengaruh perubahan atas constituent parts dan produk yang

telah dikirim.

RO harus menjamin bahwa sertifikasi wajib dan pelayanan dilakukan dibawah kondisi

terkontrol

RO harus mempunyai proses dokumentasi untuk menyampaikan komplai

sehubungan dengan sertifikasi wajib dan pelayanan.

6. Tindakan pengukuran, analisis dan perbaikan

RO harus merencanakan dan menerapkan monitoring, pengukuran, analisis dan

proses perbaikan yang diperlukan untuk menunjukkan conform persyaratan

sertifikasi wajib, untuk memastikan conformity quality management system.

RO harus melakukan rencana audit, termasuk pelaksanaan internal audit pada

interval yang telah direncanakan untuk menentukan apakah kegiatan otoritas

conform dengan perencanaan dan bahwa quality management system effective

diterapkan dan di jaga, dan bahwa system pengawasan ditempat, dimana mengawasi

sertifikasi wajib dan pelayanan.

RO harus melakukan vertical contract audits setiap tahun untuk setiap proses berikut

ini:

.1 rencana approval

.2 survey konstruksi baru

.3 pelayanan survey/audit berkala

.4 jenis approval ( bila ada) atau survey material dan peralatan lain.

RO harus menerapkan cara yang sesuai untuk monitoring, termasuk system

pengawasan yang mengawasi pelaksanaan kegiatan kerja, dan apabila terdapat,

proses pengukuran system management mutu.

RO harus mengawasi dan mengukur pelayanan pengiriman dengan persyaratan wajib

dan aturan RO untuk memverifikasi bahwa semua persyaratan telah sesuai.

RO harus membuat ketetapan untuk memastikan bahwa ketidak-sesuaian telah

teridentifikasi dan terkendali.

RO harus secara terus menerus meningkatkan efektivitas system management mutu

melalui kualitas kebijakan, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, perbaikan dan

tindakan pencegahan dan tinjauan management.

RO harus tanpa terlambat melakukan kegiatan untuk eliminasi penyebab ketidak

sesuaian agar tindakan perbaikan tidak terulang.

RO harus mengambil tindakan untuk mengidentifikasi dan eliminasi penyebab

potensial ketidak-sesuaian sehingga mencegah terulang kembali. Tindakan

pencegahan harus sesuai dengan nature dan pengaruh potensi masalah.

7. Sertifikasi System Management Mutu

RO harus mengembangkan, mengimplementasikan dan menjaga keefektivan internal

system management mutu yang sesuai dengan persyaratan Code ini dan berdasarkan

atas bagian internasioanal Quality Standard tidak kurang efektiv daripada ISO 9000

series.

RO system management mutu harus dikaji secara berkala dan bersertifikasi sesuai

dengan Internasional Quality Standard untuk memenuhi standard ISO/IEC

17021:2006

8. Kewenangan RO

Dibawah ketetapan peraturan SOLAS 1974, article 13 LL 66, peraturan 6 MARPOL

Annex I dan peraturan 8 MARPOL Annex II dan article 6 TONNAGE 69, Negara

bendera dapat mengizinkan RO untuk bertindak atas namanya dalam sertifikasi wajib

dan pelayanan dan penentuan tonase hanya untuk kapal yang berhak mengibarkan

benderanya sebagaimana dipersyaratkan oleh konvensi ini.

Negara bendera harus menetapkan dasar hokum dimana otorisasi sertifikasi dan jasa

hukum yang diberikan.

Spesifikasi kewenangan RO harus mempertimbangkan:

.1 jenis dan ukuran kapal

.2 konvensi dan instrument lain, termasuk perundan-undangan nasional yang

relevan.

.3 approval of drawing

.4 approval material dan peralatan.

.5 survey, audit, inpeksi

.6 penerbitan, pengesahan dan/atau perpanjangan sertifikat.

.7 tindakan perbaikan

.8 penarikan atau pembatalan sertifikat

.9 pelaporan

Part 3 Pengawasan RO

Menetapkan program pengawasan.

Negara bendera harus menetapkan atau berpartisipasi dalam program pengawasan

dengan sumber daya yang mencukupi untuk monitoring, dan komuniksai dengan, RO

agar dapat memastikan bahwa kewajiban internasional sepenuhnya terpenuhi.

Prinsip-prinsip audit

Negara bendera harus puas bahwa RO mempunyai system manajemen mutu yang

efektif ditempat. Negara bendera bias mengandalkan audit yang dilakukan oleh

lembaga sertifikasi yang terakreditasi atau organisasi yang setara. Kerjasama antar

dalam membangun praktik audit umum sangat dianjurkan.

Mengelola program pengawasan

Negara bendera yang diperlukan untuk memverifikasi bahwa RO melakukan

sertifikasi wajib dan pelayanan atas nama penuh persyaratan pada Code ini.

Maksud dari verifikasi ini adalah untuk memastikan bahwa RO melakukan sertifikasi

wajib dan pelayanan sesuai dengan Code ini dan persetujuan dengan Negara

bendera.

Negara bendera harus mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengelola

program pengawasan yang efektive dari RO yang bertindak atas namanya.

Tujuan program pengawasan dan luasnya

Negara bendera harus menetapkan tujuan program pengawasan, untuk

mengarahkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan monitoring.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai oversight programme, persyaratan untuk

pelatihan dan kualifikasi staff teknis RO, spesifikasi survey dan fungsi sertifikasi

kegiatan RO atas nama Negara bendera, elemen yang akan dimasukkan dalam

agreement, dapat di akses pada lampiran di bawah ini.

Adopsi amandemen untuk konvensi internasional untuk SOLAS, 1974, sebagaimana

telah di ubah.

Chapter III - Life Saving Appliances & Arrangements

Part B Persyaratan untuk kapal dan life saving appliances

Aturan 19 - Emergency training and drills

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Chapter V - Safety of Navigation

Aturan 19 – carriage requirements for shipborne navigational systems and equipment

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Chapter XI-1 Special Measures to Enhance Maritime Safety.

Aturan 1- Wewenang RO

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Adopsi amandemen untuk internasional Code of Safety for High-Speed Craft (1994

HSC Code)

Chapter 18 Persyaratan operasional

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Adopsi amandemen untuk Internasional Management Code for The Safe Operation

of Ships and for Pollution Prevention (ISM CODE)

Part A Implementasi

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Adopsi amandemen untuk Internasional Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses di pada lampiran di bawah ini. yang meliputi antara lain:

Section-1 Ketentuan Umum

Section-3 Safety of personnel and ship

Section-4 Assessment of acceptability of consignments for safe shipment

Section-7 Cargoes that may liquefy

Section-8 Test procedures for cargoes that may liquefy

Section-9 Materials possessing chemical hazards

Adopsi amandemen untuk Internasional Convention for Safe Container (CSC), 1972

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini yang meliputi antara lain:

Annex I Regulations for the testing, inspection, approval and maintenance of

containers

Chapter I Regulations common to all systems of approval

Aturan 1-Safety approval Plate

Chapter IV regulations for approval of existing containers and new containers not

approval at time of manufacture

Aturan 9-aprroval of existing containers

Aturan 10-approval of new containers not approved at time of manufacture

Annex II Structural Safety Requirements and Tests

Annex III Control and Verification

Adopsi amandemen untuk protocol 1988 sehubungan dengan International

Convention on Load Lines, 1966, sebagaimana telah di ubah

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini yang meliputi antara lain:

Annex I Regulations for determining load lines

Chapter 1 General

Aturan 2-1 Kewenangan RO

Adopsi amandemen untuk Code for Construction and Equipment of Mobile Offshore

Drilling Units, 1989, 2009 (1989, 2009 MODU Code)

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Adopsi amandemen untuk Code for Code of Safety for Dynamically Supported Craft.

Terdapat perubahan sebagaimana telah diubah dalam aturan ini, untuk informasi

lebih lanjut dapat diakses pada lampiran di bawah ini.

Draft MSC Circular

Implementasi awal amandemen 02-13 untuk International Maritime Solid Bulk

Cargoes (IMSBC) Code

Pedoman untuk penyampaian informasi dan penyelesaian format untuk sifat cargo

yang tidak tercantum dalam IMSBC Code

Pedoman untuk prosedur pengembangan dan persetujuan sampling, testing dan

controlling kadar air muatan curah padat yang dapat mencair.

Daftar muatan curah padat yang system pemadam kebakaran jenis gas terpasang

permanen atau fixed dapat dikecualikan atau yang system fixed gas fire-extinguisher

tidak efektif.

Draft Amandemen untuk SOLAS Aturan II-2/4 dan II-2/16

Bagian B- Pencegahan kebakaran dan ledakan

Aturan 4-Probabilitas Pengapian

Bagian E- Persyaratan operasional

Aturan 16-Pengoperasian

Pengoperasian Inert Gaas System

Draft amandemen FSS Code

Chapter 15-Inert Gas System

1. Penerapan

2. Spesifikasi teknik

a. Definisi-definisi

b. Persyaratan untuk semua system

c. Tindakan keselamatan

d. System komponen

e. Indicators dan alarms

f. Petunjuk manual

g. Persyaratan untuk gas buang dan system inert gas generator

h. Persyaratan untuk system nitrogen generator