laporan monitoring kabut asap di kota palembang 25 - 27 sep 2012
TRANSCRIPT
LAPORAN MONITORING
KABUT ASAP DI KOTA PALEMBANG
25 – 27 SEPTEMBER 2012
I. Lokasi dan Metode Sampling
Monitoring kabut asap Kota Palembang pada tanggal 25 – 27 September
2012 dilakukan di 6 titik. Pengambilan contoh uji udara dilakukan secara
purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi dan sore hari
dengan pertimbangan banyaknya keluhan masyarakat terkait kabut asap pada
waktu-waktu tersebut. Sampel diambil secara grap (selama 30 menit
pengukuran) untuk semua parameter. Adapun lookasi sampling meliputi titik-
titik berikut ini :
Tabel 1.1 Lokasi sampling
No. Tanggal Sampling Lokasi
1. 25 September 2012 Simpang Musi 2
Simpang Tanjung Api-api
2. 26 September 2012 Simpang RS. Charitas
Simpang Polda
3. 27 September 2012 Simpang Air Mancur
Simpang Jakabaring
Pengambilan contoh uji udara dilakukan oleh Tim Pemantauan Kualitas
Lingkungan BTKL PP Kelas I Palembang. Sebagian parameter uji contoh
diperiksa langsung di lapangan dan sebagian lagi di Laboratorium Fisika Kimia
Gas dan Udara BTKL PP Kelas I Palembang. Pemeriksaan contoh uji dilakukan
dengan metode sebagai berikut :
Tabel 1.2 Metode Pengujian Contoh Uji Udara
No. Parameter Satuan Baku Mutu Metode Uji
1. Sulfur Dioksida
(SO2)
µg/Nm³/1 jam 900 SNI 19-7119.7-2005
2. Karbon Monoksida
(CO)
µg/Nm³/1 jam 30.000 NDIR
3. Nitrogen Dioksida
(NO2)
µg/Nm³/1 jam 400 SNI 19-7119.2-2005
No. Parameter Satuan Baku Mutu Metode Uji
4. Hidrokarbon (HC) µg/Nm³/3 jam 160 Flame Ionization
Detector (FID)
5. PM10 µg/Nm³/24 jam 150 -
Sumber : Laboratorium Fisika Kimia Gas dan Udara, 2012
II. Hasil dan Pembahasan
Pemeriksaan kualitas udara yang telah dilakukan di 6 titik pada menunjukkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Tanggal 25 September 2012
No. Titik Sampling 25/09/2012 (Pagi) 25/09/2012 (Sore)
SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10 SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10
1 Simpang Musi 2 582,0 2285,7 283,0 83,0 85,0 473,3 1942,9 238,3 61,1 76,7
2 Simpang Tanjung Api-api 619,1 4571,4 315,7 71,5 70,0 457,6 3542,9 221,3 56,3 75,0
Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Tanggal 26 September 2012
No. Titik Sampling 26/09/2012 (Pagi) 26/09/2012 (Sore)
SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10 SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10
1 Simpang RS Charitas 538,3 18285,7 330,3 115,2 93,8 405,3 12571,4 255,6 61,8 98,0
2 Simpang Polda 450,9 8000 209,5 72,7 78,8 365,8 6857,1 173,0 57,2 84,6
Tabel 2.3 Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Tanggal 27 September 2012
No. Titik Sampling 27/09/2012 (Pagi) 27/09/2012 (Sore)
SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10 SO₂₂₂₂ CO NO₂₂₂₂ HC PM10
1 Simpang Air Mancur 647,8 14857,1 329,6 73,1 93,3 555,2 13714,3 286,5 81,3 90,0
2 Simpang Jakabaring 541,3 10285,7 241,1 77,7 62,5 459,4 6857,1 213,5 71,4 41,7
Dari data di atas diperoleh gambaran mengenai kualitas udara ambient Kota
Palembang sebagai berikut :
1. Sulfur Dioksida (SO2)
Konsentrasi tertinggi SO2 tercatat pada pengukuran di Simpang Air Mancur
pada tanggal 27 September 2012 di pagi hari. Di titik ini konsentrasi SO2
mencapai 647,8 µg/Nm3/jam. Konsentrasi ini lebih tinggi dibandingkan hasil
pengukuran di lokasi yang sama pada tanggal 19 September 2012 yang lalu,
yaitu 618,2 µg/Nm3/jam. Namun demikian, konsentrasi SO2 masih berada di
bawah baku mutu lingkungan, yaitu 900 µg/Nm3/jam. Hasil pengukuran SO2
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Hasil Pengukuran SO2
2. Karbon Dioksida (CO)
Konsentrasi tertinggi CO tercatat pada pengukuran di lokasi Simpang RS.
Charitas pada tanggal 26 September 2012 di pagi hari. Konsentrasi CO di titik
ini sebesar 18.285,7 µg/Nm3/jam. Meskipun konsentrasi ini masih tergolong
tinggi, namun lebih rendah dibandingkan hasil pengukuran pada tanggal 18
September 2012 di lokasi dan waktu yang sama, yaitu mencapai 21.375,0
µg/Nm3/jam. Berikut ini gambaran konsentrasi CO di udara ambient pada 6 titik
pengukuran :
0
500
1000
582 619.1538.3
450.9
647.8541.3473.3 457.6 405.3 365.8
555.2459.4
SO₂ (Pagi)
SO₂ (Sore)
Gambar 2.2 Hasil Pengukuran CO
3. Nitrogen Dioksida (NO2)
Konsentrasi tertinggi NO2 tercatat pada pengukuran Simpang RS. Charitas pada
tanggal 26 di pagi hari, yaitu mencapai 330,3 3 µg/Nm3/jam. Hasil ini lebih
tinggi dibandingkan pengukuran tanggal 18 September 2012 di lokasi dan waktu
yang sama, yaitu sebesar 304,3 µg/Nm3/jam. Meskipun konsentrasi NO2 tersebut
tergolong tinggi, namun masih di bawah baku mutu lingkungan, yaitu 400
µg/Nm3/jam. Hasil pengukuran NO2 selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.3
berikut ini :
0
5000
10000
15000
20000
Simpang
Musi 2
Simpang
Tanjung
Api-api
Simpang
RS
Charitas
Simpang
Polda
Simpang
Air
Mancur
Simpang
Jakabaring
2285.7
4571.4
18285.7
8000
14857.1
10285.7
1942.93542.9
12571.4
6857.1
13714.3
6857.1 CO (Pagi)
CO (Sore)
Gambar 2.3 Hasil Pengukuran NO2
4. Hidrokarbon (HC)
Konsentrasi HC tertinggi tercatat di lokasi Simpang RS. Charitas, yaitu sebesar
115,2 µg/Nm3/3 jam. Sementara di titik lain, konsentrasi HC relatif rendah jika
dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya (18 – 20 September 2012),
dimana semua hasil pengukuran HC menunjukkan konsentrasi yang cukup
tinggi. Hasil pengukuran pada tanggal 18 – 20 September 2012 berkisar antara
110 - 129 µg/Nm3/3 jam, sementara baku mutu lingkungannya sebesar 160
µg/Nm3/3 jam. Pada gambar 2.4 di bawah ini dapat dilihat konsentrasi HC di
udara ambient pada 6 titik pengukuran.
0
50
100
150
200
250
300
350
Simpang
Musi 2
Simpang
Tanjung
Api-api
Simpang
RS
Charitas
Simpang
Polda
Simpang
Air
Mancur
Simpang
Jakabaring
283
315.7330.3
209.5
329.6
241.1238.3221.3
255.6
173
286.5
213.5
NO₂ (Pagi)
NO₂ (Sore)
Gambar 2.4 Hasil Pengukuran HC
5. PM10
Konsentrasi PM10 tertinggi tercatat di lokasi Simpang RS, yaitu mencapai 98,0
µg/Nm3/24 jam. Charitas pada tanggal 26 September di sore hari, sementara di
pagi hari sebesar 93,8 µg/Nm3/24 jam. Hasil ini lebih tin ggi dibandingkan
pengukuran pada tanggal 18 September 2012 di pagi hari, yang hanya mencapai
88,9 µg/Nm3/24 jam. Hasil pengukuran PM10 pada tanggal 18 – 20 September
2012 menunjukkan konsentrasi yang relatif rendah, yaitu pada kisaran 54,6 –
91,3 µg/Nm3/24 jam. Meskipun terjadi peningkatan konsentrasi PM10, namun
masih jauh di bawah baku mutu lingkungan yang mencapai 150 µg/Nm3/24 jam.
Pada gambar 2.5 di bawah ini dapat dilihat konsentrasi PM10 di udara ambient di
6 titik pengukuran.
0
20
40
60
80
100
120
Simpang
Musi 2
Simpang
Tanjung
Api-api
Simpang
RS
Charitas
Simpang
Polda
Simpang
Air
Mancur
Simpang
Jakabaring
83
71.5
115.2
72.7 73.177.7
61.156.3
61.857.2
81.371.4
HC Pagi)
HC Pagi)
Gambar 2.5 Hasil Pengukuran PM10
Berdasarkan hasil pengukuran udara ambient di lapangan di atas, dilakukan
perhitungan Indeks Standar Pencemaran Umum (ISPU) dan didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Indeks Standar Pencemaran Umum (ISPU)
No. Lokasi Sampel Waktu
Sampling
Parameter (ISPU)
PM10 SO2 NO2 CO
1. Simpang Musi 2 Pagi 67,5 150,0 - -
Sore 63,3 125,0 - -
2. Simpang Tanjung Api-api Pagi 60,0 158,4 - -
Sore 62,5 121,3 - -
3. Simpang RS. Charitas Pagi 71,9 139,9 - -
Sore 74,0 109,3 - -
4. Simpang Polda Pagi 64,4 119,8 - -
Sore 67,3 100,2 - -
5. Simpang Air Mancur Pagi 71,5 165,0 - -
Sore 70,0 143,8 - -
6. Simpang Jakabaring Pagi 56,3 140,6 - -
Sore - 121,7 - -
Keterangan : NO2 dan CO tidak dapat dihitung dalam ISPU karena memiliki
konsentrasi yang rendah
Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan nilai ISPU, maka kualitas udara dapat
dikategorikan berdasarkan tabel 2.5 berikut ini :
0
20
40
60
80
100
Simpang
Musi 2
Simpang
Tanjung
Api-api
Simpang
RS
Charitas
Simpang
Polda
Simpang
Air
Mancur
Simpang
Jakabaring
85
70
93.8
78.8
93.3
62.5
76.7 75
98
84.6 90
41.7PM₁₀ (Pagi)
PM₁₀ (Sore)
Tabel 2.5 Kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Indeks Kategori
1 – 50 Baik
51 – 100 Sedang
101 – 199 Tidak Sehat
200 – 299 Sangat Tidak Sehat
300 – Lebih Berbahaya
Keterangan : Keputusan Menteri LH No. 45/MENLH/10/1997 tentang Batas
Indeks Standar Pencemar Udara (Dalam Satuan SI).
Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan kualitas udara berdasarkan ISPU
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6 Dampak Perubahan Kualitas Udara Berdasarkan ISPU
Kategori Rentang CO PM 10 SO2 NO2 Sedang 51 – 100 Perubahan kimia
darah tapi tidak
terdeteksi
Terjadi
penurunan pada
jarak pandang
Luka pada
beberapa
spesies
tumbuhan
Berbau
Tidak Sehat
101 - 199
Peningkatan
pada
Kardiovaskular
pada perokok
yang sakit
jantung
Jarak Pandang
turun dan
terjadi
pengotoran
debu dimana-
mana
Bau
meningkatnya
kerusakan
tanaman
Bau dan
kehilangan
warna
peningkatan
reaktivitas
tenggorokkan
pada penderita
asma.
Sangat tidak
Sehat
200 - 299 Meningkatnya
gejala
kardiovaskular
pada orang
bukan perokok
yang
berpenyakit
jantung, dan
akan tampak
beberapa
kelemahan yang
terlihat secara
nyata.
Meningkatnya
sensitivitas
pasien yang
berpenyakit
asma dan
bronhitis.
Meningkatnya
sensitivitas
pasien yang
berpenyakit
asma dan
bronhitis.
Meningkatnya
sensitivitas
pasien yang
berpenyakit
asma dan
bronhitis.
Berbahaya
300 –
Lebih
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
Sumber : Keputusan Menteri LH No. 45/MENLH/10/1997 tentang Batas Indeks
Standar Pencemar Udara (Dalam Satuan SI).
III. Kesimpulan
a. Konsentrasi pencemar udara SO2 tercatat paling tinggi di Simpang Air
Mancur pada pagi hari tanggal 27 September 2012.
b. Konsentrasi pencemar udara CO tercatat paling tinggi di Simpang RS.
Charitas pada pagi hari tanggal 26 September 2012.
c. Konsentrasi pencemar udara NO2 tercatat paling tinggi di Simpang RS.
Charitas pada pagi hari tanggal 26 September 2012.
d. Konsentrasi pencemar udara HC tercatat paling tinggi di Simpang RS.
Charitas pada pagi hari tanggal 26 September 2012.
e. Konsentrasi pencemar udara PM10 tercatat paling tinggi di Simpang RS.
Charitas pada sore hari tanggal 26 September 2012.
f. Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), konsentrasi PM10
belum memberikan dampak kesehatan bagi masyarakat/belum dapat
dideteksi, sedangkan parameter SO2 telah berada pada kategori tidak sehat.
Palembang, September 2012
Kepala BTKL PP Kelas I Palembang
Dr. Amar muntaha, S.K.M., M.Kes.
NIP. 1961021819840301001