laporan modul 2

21
1 Laporan Sistem Muskuloskeletal Nyeri Sendi Modul II Oleh: Suci Apriani Umar 2013730104 Tutor : dr. Atthariq PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013-2014

Upload: mahasiswa

Post on 04-Jul-2015

514 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

nyeri sendi, laporan modul 2

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan modul 2

1

Laporan Sistem Muskuloskeletal Nyeri Sendi

Modul II

Oleh:

Suci Apriani Umar

2013730104

Tutor : dr. Atthariq

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013-2014

Page 2: Laporan modul 2

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji senantiasa dipanjatkan pada Allah SWT karena, atas kuasanya laporan modul

dasar kelompok 11 yang dituliskan secara individu dapat selesai. Salawat dan salam dipanjatkan

pada Rasulullah SAW beserta para keluarganya serta sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Melaui modul nyeri sendi ini, diharapkan dapat menjelaskan tentang diagnosis nyeri

sendi, penyebab-penyabab nyeri sendi, patofisiologi terjadinya nyeri sendi, dapat membedakan

nyeri sendi akibat karena inflamasi dan nyeri sendi akibatkarena mekanik yang ditinjau dari

patologi klinik, radiologi, farmakologi, interna, rehab medik.

Kami ucapkan terimakasih kepada dr. Atthariq Wahab selaku pembimbing yang telah

membimbing kelompok ini selama tutorial 1 dan 2 berlangsung serta mengarahkan persepsi kami

agar tetap terarah dan focus.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat, dan mohon maaf bila terdapat kekurangan.Kritik

dan saran yang membangun sangat penting bagi perkembangan kami kedepannya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Maret 2014

Kelompok 1

Page 3: Laporan modul 2

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1

BAB I .............................................................................................................................................. 5

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 5

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 5

1.2 TUJUAN ....................................................................................................................... 5

1.3 MODUL DASAR ......................................................................................................... 5

BAB II ............................................................................................................................................. 7

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 7

Pengertian Nyeri ...................................................................................................................... 6

Klasifikasi Nyeri ...................................................................................................................... 6

Gejala Klinik Penyakit Sendi .................................................................................................. 6

Bagaimana Mekanisme Nyeri ................................................................................................. 7

Macam-macam Terminologi Nyeri ......................................................................................... 8

Obat-obatan untuk Nyeri Ringan Sampai Nyeri Berat ............................................................ 9

Pemeriksaan Penunjang Pada Sendi ...................................................................................... 10

Penatalaksanaan Nyeri Dengan Metode Terapi Non Obat .................................................... 10

Pengertian Osteoartritis ......................................................................................................... 11

Pengertian Artritis Reumatoid ............................................................................................... 12

Pengertian Gout ..................................................................................................................... 12

Perbedaan Gout Primer dengan Gout Sekunder .................................................................... 12

Tahap Klinik Gout ................................................................................................................. 13

Respon Cepat Kolkisin pada Gout......................................................................................... 14

Faktor yang mempengaruhi timbulnya atritis gout................................................................ 16

Penyebab Gout Dapat Merusak Ginjal .................................................................................. 16

Page 4: Laporan modul 2

4

Pada Siapa Gout Menyerang ................................................................................................. 17

Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Diagnosis Gout ................................................... 17

Tanda dan Gejala Penyakit Gout ........................................................................................... 17

Komplikasi yang Terjadi Karena Inflamasi dan Pembentukan Tofus ................................... 18

Cara Penanganapadan Penyakit Gout Akut ........................................................................... 18

Perbedaan Antara Artritis Gout dengan Artritis Reumatoid dan Osteoartritis ...................... 18

BAB III ...................................................................................................................................... 21

PENUTUP ................................................................................................................................. 21

BAB IV ......................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 21

Page 5: Laporan modul 2

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit-penyakit musculoskeletal perlu dicermati dalam penegakan diagnosis, karena

umumnya gejala-gejala yang diperlihatkan hamper sama. Ketelitian dalam pengumpulan

gejala-gejala dan pemeriksaan pendukung sangan diperlukan.Untuk diagnosis penyakit-

penyakit dalam bidang Reumatologi, umumnya digunakan kriteria dari American Colleg of

Rheumatology (ACR).Bila gejalan dan pemeriksaaan telah memenuhi, maka diagnosis dan

terapi sudah dapat dilakukan. Melalu modul ini, beberapa keluhan penderita berupa nyeri

sendi akan disajikan dalam bentuk scenario. Mahasiswa diharapkan dapat mencermati gejala-

gejala yang ada, kemudian dari keluhan satu dengan lainnya dihubungkan dan pemeriksaan

pendukung yang diperlukan dapat difikirkan.

1.2 TUJUAN

Dapat menjelaskan tentang diagnosis nyeri sendi, penyebab-penyabab nyeri sendi,

patofisiologi terjadinya nyeri sendi, dapat membedakan nyeri sendi akibat karena inflamasi

dan nyeri sendi akibat karena mekanik.

1.3 MODUL NYERI SENDI

Kalimat Kunci:

Seorang laki-laki, 49 tahun

Nyeri hebat pada ibu jari kaki kanan

Jalan pincang

Leluhan sering dialami

Dialami saat bangun pagi

Makan Soto Betawi semalam

Tujuan Pembelajaran:

Page 6: Laporan modul 2

6

Dapat menjelaskan tentang diagnosis nyeri sendi, penyebab-penyabab nyeri sendi,

patofisiologi terjadinya nyeri sendi, dapat membedakan nyeri sendi akibat karena

inflamasi dan nyeri sendi akibat karena mekanik.

Skenario Seorang laki-laki 49 tahun, dating di poloklinik dengan jalan pincang, karena nyeri yang

hebat pada sendi ibu jari kaki kanan. Dialami penderita saat bangun pagi tadi, menurut

penderita penderita semalamia masih sempat belanja di mall bersama keluarga dan

makan soto betawi. Riwayat keluhan seperti sudah sering dialami penderita. Pertanyaan: 1. Apa pengertian dari nyeri?

2. Sebutkan klasifikasi nyeri?

3. Apa gejala klinik pada penyakit sendi?

4. Bagaimana mekanisme nyeri?

5. Sebutkan macam-macam terminologi nyeri!

6. Sebutkan obat-obatan untuk nyeri ringan sampai nyeri berat!

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada sendi?

8. Sebutkan penatalaksanaan nyeri dengan metode terapi non obat!

9. Apa yang dimaksud osteoartritis?

10. Apa yang dimaksud Artritis Reumatoid?

11. Apa yang dimaksud dengan gout?

12. Apa perbedaan antara gout primer dan gout sekunder

13. Jelaskan tahap klinik dari gout!

14. Jelaskan terjadinya respon cepat kolkisin pada gout?

15. Faktor apa saja yang berperan dalam kemunculan gout?

16. Mengapa gout dapat merusak ginjal?

17. Pada siapa saja atritis gout menyerang?

18. Apa saja yang harus di pertimbangkan pada diagnostik gout?

19. Sebutkan tanda dan gejala penyakit gout?

20. Komplikasi yang terjadi karena inflamasi kronis dan pembentukan tofus?

21. Bagaimana penanganan penyakit gout yang akut?

22. Apa perbedaan dari atritis gout dengan atritis reumatoid dan osteoatritis?

Page 7: Laporan modul 2

7

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian nyeri

Nyeri yaitu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang

berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan.

2. Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri Nosiseptif nyeri yang timbul sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor yang

timbul akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut a-delta dan serabut-c) oleh

rangsangan mekanik, termal atau kemikal.

2. Nyeri Somatik nyeri yang timbul pada organ non visceral , misalnya: nyero pasca

bedah, nyeri metatastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.

3. Nyeri Viseral nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanya akibat distensi organ

yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pancreas, jantung. Nyeri visceral

seringkali diikuti referred pain dan sensasi otonom, seperti mual dan muntah.

4. Nyeri Neuropatik timbul iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri seringkali persisten,

walaupun penyebabnya sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar,

seperti tersengat listrik atau alodinia dan disestia.

5. Nyeri Psikogenik nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatic dan nyeri

neuropatik dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikomatik.

3.Gejala klinik pada penyakit sendi

1. Arthralgia,rasa nyeri pada sendi tanpa tanda-tanda rdang yang akut. Rasa nyeri disertai

dengan radang disebut arthritis.

Page 8: Laporan modul 2

8

2. Pembengkakan sendi, disebabkan cairan sendi bertambah banyak akibat eksudat pada

radang atau perdarahan. Adanya cairan di rongga sendi dapat dirasakan dalam

pemeriksaaan.

3. Masa di dalam sendi, disebabkan jaringan yang padat di dalam rongga sendi. Terjadi

pada lesi neolastik, walau pun jarang. Menentukan pembengkakan dapat dilakukan

dengan pemeriksaan radiologi, aspirasi jarum, dan pemeriksaan klinik yang teliti yang

dapat membedakan antara massa padat dengan cairan.

4. Krepitasi, bunyi gesekan abnormal yang timbul pada waktu pergerakan sendi dan

berhubungan yang mengakibat tulang sendi menghilang.

5. Gerakan sendi yang abnormal, sebagian besar penyakit sendi akan menimbulkan nyeri

dan kaku, sehingga pergerakan menjadi terbatas. Pergerakan sendi dapat berlebihan

akibat kerusakan yang terjadi pada ligamen yang mengikat sendi.

4. Mekanisme nyeri

Dimulai dari stimulasi nociceptor oleh stimulus noxiuos pada jaringan dan kemudian

akan mengakibatkan stimulasi nociceptor dimana stimulus noxious akan dirubah menjadi

postensial aksi (proses transduksi)

Selanjutnya potensial aksi akan ditransmisikan menuju neuron sususan saraf pusat yang

berhubungan dengan nyeri.

Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu

dorsalis medula spinalis. Pada kornu dosalis ini, neuron aferen primer bersinap dengan neuron

sususan saraf pusat, dari sini jaringan neuron akan naik keatas di medula spinalis, batang otak

dan talamus.

Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang lebih

tinggi di otak yang mengurusi respon nyeri. Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu

mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yang utama adalah pada kornu

dorsalis medula spinalis.

Page 9: Laporan modul 2

9

Proses terakhir adalah persepsi, dimana pesan nyeri direlai menuju ke otak dan menghasilkan

pengalaman yang tidak menyenangkan

5. Macam-macam terminologi nyeri

Alodinia adalah nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat rangsang non-noksius yang pada orang

normal, tidak menimbulkan nyeri.Nyeri ini biasanya didapatkan pada pasien dengan berbagai

nyeri neuropatik, misalnya neuralgia pasca herpetic, sindrom nyeri regional kronik dan neuropati

perifer lainnya.

Hiperpatia adalah nyeri yang berlebihan, yang ditimbulkan oleh rangsang berulang.Kulit pada

area hiperpatia biasanya tidak sensitive terhadap rangsang yang ringan, tetapi memberikan

respons yang berlebihan pada rangsang multiple.Kadang-kadang, hiperpatia disebut juga

disestesi sumasi.

Disestesi adalah parestesi yang nyeri.Keadaan ini dapat ditemukan pada neuropati perifer

alcoholic, atau neuropati diabetic di tungkai. Disestesi akibat kompresi nervus femoralis lateralis

akan dirasakan pada sisi lateral tungkai dan disebut meralgia parestetika.

Parestesi adalah rasa seperti tertusuk jarum atau titik-titik yang dapat timbul spontan atau

dicetuskan, misalnya ketika saraf tungkai tertekan.Parestesi tidak selalu disertai nyeri; bila

disertai nyeri maka disebut disestesi.

Hipoestesia adalah turunnya sensitifitas terhadap rangsang nyeri.Area hipoestesia dapat

ditimbulkan dengan infiltrasi anestesi local.

Analgesia adalah hilangnya sensasi nyeri pada rangsangan nyeri yang normal.Secara konsep,

analgesia merupakan kebalikan dari alodinia.

Anestesia dolorosa, yaitu nyeri yang timbul di daerah yang hipoestesi atau daerah yang

didesensitisasi.

Page 10: Laporan modul 2

10

Neuralgia yaitu nyeri yang timbul di sepanjang distribusi suatu persarafan.Neuralgia yang

timbul di saraf skiatika atau radiks S1, disebut Skiatika.Neuralgia yang tersering adalah neuralgia

trigeminal.

Nyeri tabetic, yaitu salah satu bentuk nyeri neuropatik yang timbul sebagai komplikasi dari

sifilis.

Nyeri sentral, yaitu nyeri yang diduga berasal dari otak atau medulla spinalis, misalnya pada

pasien stroke atau pasca trauma spinal.Nyeri terasa seperti terbakar dan lokasinya sulit

dideskripsikan.

Nyeri pindah (referred pain) adalah nyeri yang dirasakan ditempat lain, bukan ditempat

kerusakan jaringan yang menyebabkan nyeri. Misalnya nyeri pada infark miokard yang

dirasakan di bahu kiri atau nyeri akibat kolesistitis yang dirasakn di bahu kanan.

Nyeri fantom yaitu nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang baru diamputasi; pasien

merasakan seolah – olah bagian yang diamputasi itu masih ada.

Substansi algogenik adalah substansi yang dilepaskan oleh jaringan yang rusak atau dapat juga

diinjeksi subkutaneus dari luar, yang dapat mengaktifkan nosiseptor, misalnya histamine,

serotonin, bradikinin, substansi-P, K+, prostaglandin.Serotonin, histamine, k+, H+, dan

prostaglandin terdapat di jaringan; kinin berada di plasma; substansi-P berada berada di terminal

saraf aferen primer, histamine berada didalam granul-granul sel mast, basophil dan trombosit.

Nyeri akut, yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan.

Nyeri kronik, yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses

penyembuhan sudah selesai.

6. Obat – obatan untuk nyeri ringan dan berat

Obat-Obatan untuk nyeri sedang sampai berat :

1. Morfin Sulfat merupakan opoid yang sering diserapkan dan tersedia dalam

beberapa bentuk

Page 11: Laporan modul 2

11

2. Tramadol analgenik antipikal dengan gambaran opioid dan opioid, mempunyai

kerja rangkap.

3. Kodein sering digunakan dengan aspirin atau asetaminofen untuk memperkuat

efek analgesiknya

4. Metadon sering digunakan untuk menangani adiksi karena durasi kerjanya lama.

5. Oksikodon dan hidrokodon obat-obat ini diberikan secara oral dan direseptor

bersama dengan analgenik lain

6. Meperidin secara oral atau intramuskular memberikan efek analgenik yang sama

seperti morfin pada nyeri akut tetapi sebaiknya dihindari dari nyeri kronik yang berat

karena durasi kerjanya pendek dan obat ini mencetus kejang.

7. Pemeriksaan penunjang untuk nyeri sendi

Radiologi : pemeriksaan struktur daerah sendi pada seorang probandus

Pemeriksaan cairan sendi : adalah pemeriksaan dengan mengambil cairan sendi sinovial

untuk diperiksa kualitasnya

Pemeriksaan artroskopik : adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat artroskop serat

optik, yang dimasukkan kedalam rongga sendi sehingga dapat melihat rongga sendi

8. Penatalaksanaa Nyeri Dengan Metode Yang Lain

Macam terapi non obat untuk menejemen nyeri adalah

Blok Saraf

Blok saraf sederhana dengan anestetik local jangka panjang ditambah suntikan steroid

dapat meringankan nyeri bahu, nyeridada dan nyeri paha. Blok pada saraf simpatik dapat

membantu untuk mengurangi nyeri abdomen kronik, nyeri pelvis kronik dan angina kronik

Page 12: Laporan modul 2

12

Injeksi pada sendi

injeksi pada sendi menggunakan steroid dan anestesi local dapat mengurangi nyeri dan

radang pada sendi spinal. Prosedur ini kalau perlu dilakukan dengan bimbingan sinar X. prosedur

ini juga dapat meredakan nyeri kronik pada sendi panggul dan sendi bahu.

Terapi Stimulasi

ENS (Trans Cutaneous Electrical Stimulation) menggunakan bantal khusus yang

dihubungkan dengan mesin kecil yang menghantarkan aliran listrik lemah ke permukaan

kuliat dari area nyeri.

Akupuntur.

Program Menejemen Nyeri dan Bantuan Psikologi

Merupakan program rehabilitasi berdasarkan psikologi untuk pasien engan nyeri kronik

yang tidak pulih dengan meetoe terapi.Program ini bertujuan untuk mengurangi disabilitas dan

distress yang disebabkan oleh nyeri kronik melalui pengajaran fisik, psikologis, dan teknik

praktis untuk memperbaiki kualitas nyeri.Program ini meliputi pemulihan fisik, penerapan teknik

relaksasi, informasi dan edukasi tentang nyeri dan menejemennya, penatalaksanaan psikologis

dan intervensi (terapi kognitif), bersamaan dngan pemulihan aktivitas harian secara bartahap.

9. Pengertian Osteoartritis

Nyeri sendi yang terjadi saat sendi bergerak atau menanggung beban.Nyeri berkurang

bila pasien beristirahat dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban. Kekakuan

akan terjadi setelah sendi lama tidak digerakkan,namun menghilang setelah digerakkan kembali.

Kekakuan pada pagi hari hanya bertahan selama beberapa menit.Terjadi keterbatasan

dalam gerakan, nyeri tekan lokal, dan pembesaran tulang disekitar sendi.Perubahan yang khas

terlihat juga pada tulang belakang yang menjadi nyeri, kaku, dan mengalami keterbatasan gerak

(ROM).

Page 13: Laporan modul 2

13

10. Pengertian Artritis Reumatoid

Penyakit autoimun yag ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana

sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik klasik artritis reumatoid adalah poliartritis

simetrik yang terutama mengenai sendi sendi kecil pada tangan dan kaki.Selain lapisan sinovial

sendi, artritis reumatoid juga bisa mengenai organ organ diluar persendian seperti kulit, jantung,

paru paru dan mata.

11. Pengertian Artritis Gout

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolic, sekurang-

kurangnya ada Sembilan gangguan, yang ditandai oleh meningkatna konsentrasi asam

urat(hiperurisemia). Asam urat berlebihan yang seharusnya dibuang melalui urine justru

tertimbun di sendi membentuk kristal kristal asam urat yang menumpuk dan melukai jaringan-

jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena asam urat itu tidak bisa dieksresikan atau hanya

sedikit dieksresikan sebagai mestinya, dan ketika gagal dieksresikan maka asam urat ini

ditimbun di sendi sehingga pasien merasakan nyeri , kaku dan keterbatasan dalam bergerak.

12. Perbedaan Gout Primer dengan Gout Sekunder

Gout dapat bersifat primer dan sekunder,

Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang

berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat.

Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau

ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat

tertentu. Tapi bukan karena obat obatan saja tetapi juga karna makanan yang banyak

mengandung basa purin, diet tinggi purin, obesitas atau kegemukan dan mengomsumsi

minuman yang beralkohol.

Page 14: Laporan modul 2

14

13. Jelaskan tahap klinik dalam gout

Pada keadaan normal kadar asam urat pada laik – laki mulai menigkat setalah pubertas.

Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen

menigkat ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum menigkat

seperti pada pria. Gout jarang ditemukan pada perempuan.Sekitar 95 % kasus adalah laki –

laki.Gout ditemukan pada seluruh dunia, pada semua ras manusia.Ada prevalensi familiar dalam

penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetic dari penyakit ini. Namun, ada berapa factor

yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.

1. Hiperurisemia asimtomatik

Dalam tahap ini, pasien tidak menunjukan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat

serum.Hanya 20% dari pasien hiperurisemia asimtomatik yang berlanjut serangan gout akut.

2. Artritis Gout Akut

pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada

sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal. Pekembangan dari serangan akut gout mula-

mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh diikuti oleh penimbunan didalam dan

sekeliling sendi. Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout sehingga

leukosit memakan kristal-kristal urat dan memicu mekanisme respon peradangan lainnya, yang

dipengaruhi lokasi dan banyaknya timbunan kristal asam urat.

3. Interkritis

Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai

tahun.Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari satu tahun

jika tidak diobati.

4. Gout Kronik

Dengan timbulnya asam urat yang terus bertambah dalam beberapa tahun juka pengobatan tidak

dimulai.Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku

juga perbesaran dan sendi yang rusak.Dengan serangkaian artritis gout dapat terjadi dalam tahap

ini.Tofi terbentuk pada masa kronik akibat insolubi litas relatif asam urat.

Page 15: Laporan modul 2

15

14. Terjadinya respon cepat kolkisin pada gout

Colchicine adalah pengobatan pilihan untuk arthritis gout akut.Meskipun obat ini penting

untuk pengobatan asam urat, ada banyak yang tidak umum diketahui tentang colchicine.

Misalnya, cara kerja colchicine, dari mana ia berasal, berapa lama itu memiliki tujuan obat, dan

yang paling penting, apa yang perlu Anda ketahui untuk menggunakan obat dengan aman.

Berikut adalah 10 fakta penting tentang colchicine.

1. Colchicine merupakan alkaloid yang berasal dari biji kering Colchicum autumnale, juga

dikenal sebagai crocus musim gugur atau padang rumput safron. Penggunaan alkaloid

Colchicum untuk pengobatan gout akut tanggal kembali ke 1810. Nilai obat colchicum

dilaporkan kembali pada abad pertama Masehi Colchicine telah digunakan untuk

mengelola kondisi selain gout, termasuk :

• Amiloidosis

• Penyakit Behcet

• Dermatitis herpetiformis

• Demam Mediterania familial

• Penyakit Paget

• Pericarditis

• Pseudogout

• empedu dan sirosis hat

2. Colchicine tersedia dalam dosis oral atau intravena.

Colchicine tersedia dalam dua kekuatan lisan - 0,5 mg dan 0,6 mg tablet. Obat ini

juga tersedia secara intravena , tetapi ada potensi untuk toksisitas serius menggunakan

rute parenteral (yaitu, intravena atau injeksi, rute selain saluran pencernaan.

Page 16: Laporan modul 2

16

3. Colchicine memiliki sifat anti - inflamasi tetapi penggunaannya untuk jenis nyeri selain

gout terbatas.

Meskipun colchicine dianggap sangat efektif untuk mengobati arthritis gout akut,

tidak efektif untuk semua jenis rasa sakit. Colchicine tidak dianggap sebagai analgesik (

penghilang rasa sakit ) obat. Hal ini juga tidak mempengaruhi izin asam urat.

4. Colchicine bekerja secara berbeda dari penghilang rasa sakit lain atau obat anti -

inflamasi.

Colchicine mengikat protein dalam mikrotubulus neutrofil.Neutrofil adalah jenis

sel darah putih. Dengan mengikat mereka, neutrofil tidak dapat bermigrasi ke daerah

respon inflamasi asam urat deposito kristal. Colchicine memiliki efek penekan yang

membantu untuk mengurangi serangan gout akut, sehingga mengurangi rasa sakit dan

ketidaknyamanan yang berhubungan dengan gout .

5. Colchicine juga direkomendasikan untuk penggunaan rutin antara serangan sebagai

tindakan pencegahan, dan mungkin efektif dalam menghentikan serangan ketika diambil

pada tanda pertama dari ketidaknyamanan.

Dosis umum untuk meredakan serangan gout adalah 1 sampai 1,2 mg ( 0,5 mg

dua atau dua tablet 0,6 mg ). Dosis ini dapat diikuti oleh satu unit baik tablet kekuatan

setiap jam, atau dua unit setiap dua jam, sampai rasa sakit lega atau sampai diare terjadi

kemudian. Setelah dosis awal, kadang-kadang cukup untuk mengambil 0,5 atau 0,6 mg

setiap dua atau tiga jam. Obat ini harus dihentikan jika ada ketidaknyamanan pencernaan

atau diare.

6. Colchicine dapat diberikan secara terus-menerus sebagai pengobatan pencegahan.

Pada pasien yang memiliki kurang dari satu serangan gout per tahun, dosis biasa

adalah 0,5 atau 0,6 mg per hari, tiga atau empat hari dalam seminggu. Bagi mereka yang

Page 17: Laporan modul 2

17

memiliki lebih dari satu serangan per tahun, dosis biasa adalah 0,5 atau 0,6 mg per hari.

Kasus yang parah mungkin memerlukan dua atau tiga 0,5 mg atau 0,6 mg tablet sehari.

15. Faktor yang mempengaruhi timbulnya atritis gout

1. Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout pada orang yang mempunyai

kelainan bawaan dalam metabolisme purin.

2. Modifikasi gaya hidup, termasuk olah raga, mengurangi berat badan bagi yang gemuk,

dan diet rendah purin dapat menurunkan serangan gout akut. Alkohol harus dihindari

karena selain meningkatkan produksi juga mengganggu pengeluaran asam urat melalui

ginjal.Trauma berulang pada satu sendi dan kekurangan cairan (dehidrasi) dapat memicu

serangan gout, sehingga harus dihindari.

3. Makanan yang mengandung tinggi purin

Makanan dan minuman yang mengandung alkohol: arak, bir, anggur, tape ketan, tape

singkong, tuak dan makanan beragi

Remis, udang, kerang, kepiting, lobster (sea food)

Makanan yang diawetkan (kornet,sardin)

Jerohan (otak, lidah, paru, hati, babat, usus)

Daging merah atau Kaldu daging (sop kental)

4. Penelitian mendapatkan bahwa konsumsi sayuran kaya purin, seperti kembang kol,

bayam, kangkung dan kacang-kacangan tidak meningkatkan risiko terkena serangan

artritis gout. Pada saat serangan akut, tindakan yang perlu dilakukan adalah

mengistirahatkan daerah yang nyeri kemudian dapat dilakukan pertolongan pertama

dengan mengompres daerah yang meradang dengan air dingin.

16. Penyebab gout dapat merusak ginjal

Gout dapat merusak ginjal, menyebabkan ekskresi asam urat menjadi lebih buruk lagi.

Kristal kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitium medula, papila, dan piramid,

Page 18: Laporan modul 2

18

sehingga timbul proteinuria dan hipertensi. Batu ginjal asam urat juga dapat terbentuk sebagai

akibat sekunder dari gout.Batu biasanya berukuran kecil, bulat, dan tidak terlihat pada

pemriksaan radiografi.

17. Pada siapa gout menyerang

Artritis gout umumnya dijumpai pada laki-laki dari semua usia, paling sering pada

dekade kelima atau keenam, namun pada perempuan umumnya dijumpai pada usia lanjut (lansia)

atau sesudah menopause. Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya artritis gout antara

lain: penyakit komorbiditas seperti kegemukan, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan diet tinggi

purin serta konsumsi alkohol.Di samping itu obat-obatan tertentu dapat menyebabkan penurunan

ekskresi asam urat. (contohnya: obat diuretik yang digunakan pada penderita sakit jantung atau

pirazinamid yang digunakan pada penderita TBC.

18. Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Diagnosis Gout

Gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien laki – laki yang mengalami atritis

monoartikular, terutama pada ibu jari kaki.

Peningkatan kadar asam urat serum sangat membantu dalam membuat diagnosis tetapi

tidak spesifik karena ada sejumlah obat yang juga dapat meningkatkan kadar asam urat

serum.

19. Tanda dan Gejala Penyakit Gout

Nyeri sendi yang diakibatkan oleh endapan asam urat dan inflamasi.

Eritema dan bengkak pada sendi yang diakaibatkan oleh endapan asam urat dan

iritasi.

Tofus pada ibu jari kaki pergelangan kaki, dan daun-daun telinga akibat endapan

urat.

Page 19: Laporan modul 2

19

Kenaikan suhu kulit akibat inflamasi.

20. Komplikasi yang terjadi karena inflamasi kronik dan pembentukan tofus

Erosi deformitas dan disabilitas ketidakmampuan yang akhirnya terjadi pada

inflamasi kronik dan pembentuk tofus.

Hipertensi dan albuminuria pada sebagian pasien.

Kelainan ginjal disertai kerusakan tubulus akibat penggumpalan urat, sehingga

ekskresi asam urat semakin buruk dan disfungsi renal yang kronik.

21. Cara Penanganapadan Penyakit Gout Akut

Imobilisasi dan proteksi sendi yang nyeri dan mengalami inflamasi.

Kompres dingin atau hangat pada bagian yang sakit.

Peningkatan asupan cairan (hingga 3 liter per hari) jika tidak terdapat kontraindikasi

penyakit lain; peningkatan asupan cairan ini bertujuan untuk mencegah pembentukan

batu ginjal.

Terapi dengan kolsicin (oral atau IV) setiap jam sekali selama 8 jam untuk

menghambat fagositosis kristal sampai rasa nyeri mereda atau sampai terjadi

diare(pada inflamasi yang akut)

Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) untuk mengatasi nyeri dan inflamasi.

22. Perbedaan Antara Artritis Gout dengan Artritis Reumatoid dan

Osteoartritis

Atritis gout : disebabkan karena pola hidup yang tidak baik, seperti: mengkonsumsi

makana yang mengan dung asam urat atau basa puri yagn tinggi, gout merupakan

artritis yang menyerang jari tangan dan kaki.

Artritis reumatoid: penyakit auto imun yang ditandai dengan inflamasi sistem kronik,

dan progresis yang mengenai sendi-sendi kecil dan lapisan sinovial.

Page 20: Laporan modul 2

20

Osteoartritis: merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago

dikarenakan faktor umur, genetik, stress mekanis, defek anatomik, dan obesitas

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Page 21: Laporan modul 2

21

Dari skenario ini, dapat disimpulkan sistem gerak manusia dapat mengalami nyeri

sendi akibat inflamasi dan nyeri sendi akibat mekanik serta beberapa perbedaan pada

masing-masing nyeri sendi dalam diagnosis nyeri sendi, penyebab-penyebab nyeri sendi

serta patofisiologi terjadinya nyeri sendi

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo, dkk .2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta Pusat:

InternaPublishing.

Colchine Monograph. Gold Standard. June 15th,2007

Kowalak, Weish, Mayer. Buku Ajar Patofisiologi.

Kumar, Cotran, Robbins.2013.Buku ajar patologi volum II, Edisi VII. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2013.PATOFISIOLOGI “Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit II Edisi VI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm 1381

http://www.reumatologi.or.id