laporan mie kreasi tppn

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan yang diperkirakan berasal dari daratan Cina. Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsa Cina, yang selalu menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk umur yang panjang (Juliano dan Hicks, 1990). Mie banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik dari kalangan anak- anak hingga orang tua. Hal ini dikarenakan mie mudah didapatkan dan mudah dalam penyajiannya. Berbagai keunggulan yang dimiliki mie terutama dalam hal rasa, yang memiliki berbagai macam pilihan, tekstur dan kenampakan yang menarik, harga terjangkau, praktis dalam pengolahannya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup baik. (Ritantiyah, 2010). Mie, seperti yang kita tahu, terbuat dari campuran adonan tepung, telur, air dan beberapa bahan lainnya. Mie yang sekarang ini beredar di masyarakat, kebanyakan mengandung bahan pengawet yang tentunya jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan merugikan kesehatan tubuh. Hal ini semakin menyadarkan sebagian besar masyarakat tentang pentingnya hidup sehat tanpa bahan kimia, terutama pengawet makanan, sekalipun ketika kita memakan mie. Selain itu, adanya usaha pengembangan produk mie menjadi makanan yang lebih bergizi pun terus dilakukan. Salah satunya adalah mie hijau. Mie hijau ini berbahan dasar sama seperti pada umumnya. Hanya saja, berwarna hijau. Warna hijau pada mie ini didapat dari jus sayuran hijau yang di estrak. Mie hijau yang dicampur dengan estrak sayuran hijau ini kaya akan serat, vitamin dan juga berbagai nutrisi lainnya yang berguna bagi masyarakat. Mie ini tidak 1

Upload: finaalsyaikani

Post on 12-Apr-2016

38 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Mie Kreasi "Mie Yumie"

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mie Kreasi TPPN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mie merupakan jenis makanan yang diperkirakan berasal dari daratan Cina. Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsa Cina, yang selalu menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk umur yang panjang (Juliano dan Hicks, 1990).

Mie banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik dari kalangan anak- anak hingga orang tua. Hal ini dikarenakan mie mudah didapatkan dan mudah dalam penyajiannya. Berbagai keunggulan yang dimiliki mie terutama dalam hal rasa, yang memiliki berbagai macam pilihan, tekstur dan kenampakan yang menarik, harga terjangkau, praktis dalam pengolahannya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup baik. (Ritantiyah, 2010).

Mie, seperti yang kita tahu, terbuat dari campuran adonan tepung, telur, air dan beberapa bahan lainnya. Mie yang sekarang ini beredar di masyarakat, kebanyakan mengandung bahan pengawet yang tentunya jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan merugikan kesehatan tubuh.

Hal ini semakin menyadarkan sebagian besar masyarakat tentang pentingnya hidup sehat tanpa bahan kimia, terutama pengawet makanan, sekalipun ketika kita memakan mie. Selain itu, adanya usaha pengembangan produk mie menjadi makanan yang lebih bergizi pun terus dilakukan. Salah satunya adalah mie hijau.

Mie hijau ini berbahan dasar sama seperti pada umumnya. Hanya saja, berwarna hijau. Warna hijau pada mie ini didapat dari jus sayuran hijau yang di estrak. Mie hijau yang dicampur dengan estrak sayuran hijau ini kaya akan serat, vitamin dan juga berbagai nutrisi lainnya yang berguna bagi masyarakat. Mie ini tidak hanya menyehatkan tetapi juga nikmat dan memiliki tampilan menarik.

1.2 Tujuan

Praktikum pembuatan mie kreasi pada mata kuliah Teknologi Pengolahan

Pangan Nabati ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui bahan, alat, serta

teknik pengolahan untuk membuat mie kreasi.

1

Page 2: Laporan Mie Kreasi TPPN

BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan Baku dan Bahan Pendukung

No Nama Bahan Baku/ Pendukung/Pengema

s

Spesifikasi Bahan Baku

Tempat/Sumber Bahan Baku

1 Tepung terigu Tepung terigu protein

tinggi

Pasar Tradisional

2 Garam Dapur Sebagai penambah rasa Pasar Tradisional

3 Na- Karbonat Lab PK JMP

4 Air Air galon Pasar Tradisional

5 Telur Telur Ayam Pasar Tradisional

6 Ayam Daging ayam segar Pasar Tradisional

7 Sawi Hijau Sebagai Toping Pasar Tradisional

8 Bawang merah Sebagai bumbu Pasar Tradisional

9 Bawang putih Sebagai bumbu Pasar Tradisional

10 Bawang Bombay Sebagai bumbu Pasar Tradisional

11 Lengkuas Sebagai bumbu Pasar Tradisional

12 Jahe Sebagai bumbu Pasar Tradisional

13 Kunyit Sebagai bumbu Pasar Tradisional

14 Daun Jeruk Sebagai bumbu Pasar Tradisional

15 Daun salam Sebagai bumbu Pasar Tradisional

16 Bubuk Pala Sebagai bumbu Pasar Tradisional

17 Merica Sebagai bumbu Pasar Tradisional

18 Gula Sebagai penambah rasa Pasar Tradisional

19 Kecap Manis Sebagai penambah rasa Pasar Tradisional

20 Kecap Asin Sebagai penambah rasa Pasar Tradisional

21 Saus Tiram Sebagai penambah rasa Pasar Tradisional

22 Garpu Plastik Ukuran standar Pasar Tradisional

23 Mangkok Plastik Ukuran 10 Oz Pasar Tradisional

24 Sticker Sebagai label kemasan Percetakan

2

Page 3: Laporan Mie Kreasi TPPN

2.2. Peralatan

No Nama Peralatan Spesifikasi Peralatan Keterangan(Lab PK JMP /

Disediakan oleh Praktikan)1. Panci 2 buah Lab PK JMP

2. Baskom 1 buah Lab PK JMP

3. Pisau 4 Buah Lab PK JMP

4. Gilingan mie 1 Buah Lab PK JMP

5. Sendok 2 Buah Lab PK JMP

6. Nampan 5 Buah Lab PK JMP

7. Talenan 5 Buah Lab PK JMP

8. Timbangan 1 Buah Lab PK JMP

2.3. Formulasi

No Nama Bahan Persentase (terhadap basis formula) (%)

Satuan Jumlah Satuan

1 Tepung terigu 100 G 2000

2 Garam Dapur 2,5 G 50

3 Na- Karbonat 0,6 G 12

4 Air 50 G 1000

5 Telur 6,25 G 125

6 Ayam 50 G 1000

7 Sawi Hijau 50 G 1000

8 Bawang merah 1,8 G 36

9 Bawang putih 1,2 G 24

10 Bawang Bombay 1,25 G 25

11 Lengkuas 0,25 G 5 (2 cm)

12 Jahe 0,25 G 5 (2 cm)

13 Kunyit 0,125 G 2,5 (1 cm)

14 Daun Jeruk 0,05 G 1(4 lembar)

15 Daun salam 0,025 G 0,5 (2

3

Page 4: Laporan Mie Kreasi TPPN

lembar)

16 Bubuk Pala 0,1 G 2

17 Merica 0,1 G 2

18 Gula 0,2 G 4

19 Kecap Manis 3,75 ml 75

20 Kecap Asin 0,75 ml 15

21 Saus Tiram 0,75 ml 15

22 Minyak Goreng 10 ml 200

4

Page 5: Laporan Mie Kreasi TPPN

2.4. Bagan Alir Produksi

5

Mie di beri toping berupa Sawi Hijau, dan tumisan ayam kemudian di tutup dengan penutup cup dan di beri label kemasan.

Mie di masukan kedalam kemasan yang telah di sterilisasi.

Mie di angkat dan di tiriskan.

Mie di masukan ke dalam air mendidih.

Mie di cetak sesuai selera, bisa berbentuk pipih ataupun bulat

Nomer gilingan dikecilkan hingga ketebalan yang diinginkan.

Saat penggilingan, giling dengan nomer yang besar terlebih dahulu hingga halus.

Adonan di masukan ke dalam gilingan mie.

Adonan Mie diuleni hingga adonan mie menjadi kalis dan tidak lengket.

¼ kg telur Telur dimasukan dengan adonan yang telah dicampurkan.

Dalam satu wadah tepung kaya protein sebanyak 2 kg bersama dengan 50gr garam dicampurkan.

Page 6: Laporan Mie Kreasi TPPN

2.5. Identifikasi Tahap Kritis Kendali Proses Produksi

No Tahap Kritis Metode Evaluasi Periode Evaluasi1 Pada saat mixing

adonanPengadukan atau pencampuran adonan hingga kalis dan tidak lengket.

Saat pencampuran adonan dalam satu wadah/mixer

2 Pengistirahatan adonan Waktu pengistirahan adonan sesuai dengan yang ditentukan (±15 menit).

Saat adonan selesai di-mixing

3 Pembentukan lembaran Memastikan ukuran yang seragam pada lembaran yang terbentuk.

Diamati pada saat pembentukan lembaran di roll noodle machine

4. Pencetakan mie Adonan hasil cetakan ditaburkan tepung tapioka.

Saat proses pencetakan mie

5. Suhu perebusan mie Pengukuran suhu perebusan mie dengan termometer infrared.

Saat proses perebusan atau pemasakan mie.

2.6. Desain Kemasan dan Label

Kemasan yang digunakan unutk mengemas mie hijau ini adalah kemasan

cup plastik lengkap dengan tutup jenis PET. Plastic PET ini merupakan jenis

plastic yang banyak digunakan untuk mengemas berbagai jenis makanan dan

minuman karena sifatnya yang jernih atau tembus pandang sehingga dapat

memperlihatkan produk yang berada didalamnya. Selain itu, PET memiliki

kekuatan yang tinggi, kaku, dimensinya stabil, tahan panas, dan memiliki daya

serap uap air yang rendah demikian juga daya serap airnya (Mujiarto, 2005).

PET adalah singkatan dari polyethylene terephthalate – merupakan resin

polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas.

kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus

molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. (Norman, 2007).

6

Page 7: Laporan Mie Kreasi TPPN

Dibagian atas (tutup) dari kemasan mie hijau ini akan diberi label yang

akan menunjukan identitas (merk, jenis produk) dari produk kami.

Setelah mie dimasukan kedalam kemasan, kemasan akan masuk kedalam

tahap penutupan. Penutupan ini dilakukan agar produk mie terjaga dan tidak

tumpah saat penyimpanan dan penjualan hingga sampai ke tangan konsumen.

2.7. Target Proses Produksi

Tuliskan :

Target jumlah produk yang akan dihasilkan : 32buah

Kebutuhan produk untuk pengamatan, dan parameter yang akan diamati

selama pengamatan /penyimpanan : 2 buah

Target jumlah produk yang akan dijual : 30 buah

Harga jual : Rp 6.000/cup

Target konsumen dan rencana pemasaran : Mahasiswa diploma IPB

Berat total mie : 3000 gram Berat mie/ kemasan : 100 gram Berat tumisan/ kemasan : 15 gram Berat bersih/ kemasan : 115 gram

7

Page 8: Laporan Mie Kreasi TPPN

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Produk Rasa Tekstur Aroma Warna Kenampakan

Mie Rasa khas

Mie

Kenyal Aroma

Mie

Kuning

pucat

Baik

3.2 Pembahasan

Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa

penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan

(Anin, 2008). Mie terbuat dari adonan tipis dan panjang yang telah digulung,

dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih dengan atau tanpa tambahan kuning

telur. Produk mie umumnya digunakan sebagai sumber energi karena kandungan

karbohidratnya yang relatif tinggi. Mie dengan bahan dasar utama terigu dapat

dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: mie basah dan mie instan.

Pada praktikum ini dilakukan proses pembuatan Mie basah dengan toping

tumisan ayam (seperti mie ayam). Bahan utama dalam pembuatan mie basah

adalah tepung terigu protein tinggi dan telur. Sedangkan bahan-bahan penunjang

pada pembuatan mie basah kali ini adalah garam, Na-karbonat dan air. Sedangkan

untuk toping ayamnya menggunakan bahan-bahan sawi, bawang merah, bawang

putih, bawang bombay, lengkuas, jahe, kunyit, daun jeruk, daun salam, bubuk

merica, gula, kecap manis, kecap asin, saus tiram dan minyak goring. Pada

pembuatan Mie Ayam kali ini tepung terigu protein tinggi yang digunakan adalah

2 kg sedangkan telur yang digunakan adalah 1,25 ml.

Proses pembuatan mie dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dimulai

dengan pencampuran bahan, pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi

lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting),

pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), pengukusan (steaming) dan

pengemasan (packing). Setelah bahan ditimbang, garam dan Na2CO3 dilarutkan ke

dalam air. Air berfungsi untuk mendispersikan garam alkali. Apabila dilarutkan

8

Page 9: Laporan Mie Kreasi TPPN

dalam air, soda tersebut akan terurai dan melepaskan CO2 sebagai gas untuk

mengembangkan adonan mie.

Penambahan senyawa alkali selama pembuatan adonan akan menyebabkan

proses penyerapan air menjadi lebih cepat. Reaksi senyawa alkali dengan pati dan

air akan menghasilkan CO2 sehingga terbentuk rongga antar ruang granula pati.

Alkali akan melepas ikatan sehingga air dapat melakukan penetrasi ke dalam

granula pati. Akibatnya granula pati menjadi lebih mudah menyerap air dan

kemudian pengikatan air meningkat yang menyebabkan semakin besarnya

pengembangan granula pati. Pemberian larutan alkali akan meningkatkan

elastisitas mi yang dihasilkan. Warna adonan menjadi kekuningan, akibat terjadi

reaksi antara alkali dengan pigmen flavanoid dari tepung terigu.

Proses pencampuran bahan untuk dibentuk adonan, dimana adonan yang

dihasilkan harus benar-benar tercampur menjadi campuran yang homogen.

Tepung terigu dimasukkan ke dalam mixer dan dan diaduk. Sementara itu larutan

garam dan sodium karbonat juga turut dimasukkan ke dalam mixer. Pada proses

pencampuran perlu dilakukan pengadukan agar hidrasi tepung dengan air

berlangsung secara merata, menarik serat-serat gluten dan terbentuk campuran

yang homogen.

Gluten pada tepung terigu akan mulai terbentuk pada saat tepung terigu

dibasahi dengan air yaitu pada tahap pencampuran adonan. Pada saat gluten

dibasahi, komponen di dalam gluten akan mengembang dan saling mengikat

dengan kuat sehingga akan membentuk adonan yang bersifat liat (Anonim, 2011).

Oleh karena itu, kadar protein di dalam tepung terigu akan berpengaruh dalam

kekenyalan dan elastisitas mie basah, sehingga mie basah yang dihasilkan tidak

akan mudah putus (Soraya, 2011). Proses pengadukan sampai adonan mie yang

terbentuk kalis, yaitu tidak lengket dan tidak mudah putus.

Setelah dilakukan proses pengadukan, adonan dimasukkan ke dalam roll

machine untuk pembentukan lembaran. Pembentukan lembaran (roll-sheeting)

bertujuan untuk membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata

dan lembaran adonan menjadi lembut serta elastis. Proses ini merupakan proses

pembentukan adonan menjadi lembaran yang menentukan tekstur mie yang

dihasilkan karena pada proses inilah terjadi pembentukan struktur gluten

9

Page 10: Laporan Mie Kreasi TPPN

(Astawan, 2008). Hal ini disebabkan gluten berperan dalam pembentukan

lembaran adonan dan untaian mie yang kenyal dan elastis.  Lembaran yang keluar

dari mesin dilumuri dengan tepung tapioka supaya adonan menyatu kembali dan

tidak lengket.

Setelah itu adonan didiamkan selama 15 menit. Saat didiamkan air akan

mendispersikan garam alkali sehingga garam alkali akan larut ke dalam air. Hal

ini akan mempengaruhi tekstur adonan mie karena terbentuk gluten. Setelah

didiamkan lembaran adonan dibentuk menjadi untaian mie serta direbus dalam air

mendidih yang telah dipanaskan dalam panci perebus. Perebusan dimaksudkan

untuk memasak mie menjadi mie masak dengan sifat fisik yang solid sehingga

akan diperoleh tekstur mie basah yang baik yaitu lembut, lunak dan elastis.

Pada proses perebusan ini terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten

sehingga dengan terjadinya dehidrasi air dari gluten yang akan menyebabkan

timbulnya kekenyalan mie. Pada waktu sebelum direbus, ikatan bersifat lunak dan

fleksibel, tetapi setelah direbus, ikatan menjadi keras dan kuat. Pada saat

perebusan mie ditambahkan sedikit minyak goreng, yang bertujuan supaya mie

tidak saling menempel satu sama lain.

Aroma pada mie basah dipengaruhi oleh adanya senyawa yang bersifat

volatil dan senyawa alkali (Soraya 2011). Senyawa volatil adalah bahan atau

senyawa organik yang mudah menguap yang dihasilkan berupa gas dari beberapa

bahan padat atau cair. Contoh senyawa volatil yang terdapat pada mie adalah

asam lemak dan senyawa ester. Selain itu penambahan minyak goreng juga

mempengaruhi pembentukan aroma mie basah.

Berdasarkan bahan yang digunakan, sifat keelastisan pada mie basah

dipengaruhi oleh air, tepung terigu, air alkali, dan garam. Pada proses pembuatan

mie, air bersama terigu akan menghasilkan gluten. Sifat keelastisan pada mie

dipengaruhi oleh kandungan protein yang ada pada tepung terigu. Semakin tinggi

kadar protein yang ada maka semakin tinggi kemampuan menyerap air sehingga

adonan mie menjadi tidak putus. Hal ini membuat adonan mie semakin tahan lama

dalam proses perebusan.

Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu

diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigu

10

Page 11: Laporan Mie Kreasi TPPN

diantara serealia lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat

terigu dibasahi dengan air. Sifat elastis gluten pada adonan mie menyebabkan mie

yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan. 

Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan

garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang

dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 - 9, hal

ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak

air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum

membentuk pasta yang baik (Anonim, 2010).

Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi pada pembuatan mie karena di

dalam kuning telur terdapat lesitin. Sebagai pengemulsi, lesitin juga dapat

mempercepat hidrasi air pada tepung untuk mengembangkan adonan.

Penambahan kuning telur bersamaan dengan garam alkali juga dapat membantu

proses pembentukan gluten, memperkuat testktur, dan menghasilkan sifat yang

kenyal.

Penambahan senyawa alkali selama pembuatan adonan akan menyebabkan

proses penyerapan air menjadi lebih cepat. Reaksi senyawa alkali dengan pati dan

air akan menghasilkan CO2 sehingga terbentuk rongga antar ruang granula pati.

Alkali akan melepas ikatan sehingga air dapat melakukan penetrasi ke dalam

granula pati. Akibatnya granula pati menjadi lebih mudah menyerap air dan

kemudian pengikatan air meningkat yang menyebabkan semakin besarnya

pengembangan granula pati. Pemberian larutan alkali akan meningkatkan

elastisitas mi yang dihasilkan.

Penambahan garam dapur (NaC1) disamping memberikan rasa pada mie juga

untuk memperkuat tekstur, membantu reaksi gluten dan karbohidrat dalam

mengikat air (Winarno, 1994). Garam dapur juga dapat menghambat aktifitas

enzim protease dan amilase sehingga mie tidak bersifat lengket dan mengembang

secara berlebihan (Astawan, 2008). Penggunaan garam 1-2% akan meningkatkan

kekuatan lembaran adonan dan mengurangi kelengketan.

Natrium karbonat dan kalium karbonat digunakan sebagai tambahan pada

mie instant mengakibatkan pH lebih tinggi yaitu pH 7,0-7,5 warna sedikit kuning

dan flavor disukai oleh konsumen. Komponen-komponen tersebut berfungsi untuk

11

Page 12: Laporan Mie Kreasi TPPN

mempercepat pengikat gluten, meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas (garam

fosfat) dan meningkatakan Sodium tripolifosfat digunakan sebagai bahan pengikat

air agar air dalam adonan tidak menguap sehingga adonan tidak mengalami

pengerasan atau kekeringan dipermukaan sebelum proses pembentukan lembaran

adonan. Perbaikan terhadap sifat-sifat adonan tidak menunjukan penghambatan.

Jadi larutan alkali sangat berperan dalam menentukan mutu mie instant yaitu

sebagia pengatur pH untuk mempercepat proses gelatinisasi pati dan karena

terdapat pada bentuk garam karbonat maka larutan alkali berfungsi sebagai zat

pengembang adonan mie instant (Anonim, 1987).

Keistimewaan terigu diantara serealia lainnya adalah kemampuannya

membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air. Sifat elastis gluten pada

adonan mie menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses

pencetakan dan pemasakan. Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan)

dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung

yang dibuat darinya) beberapa serealia, terutama gandum, gandum hitam,

dan jelai (Soraya, 2011). Dari ketiganya, gandumlah yang paling tinggi

kandungan glutennya. Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein

dalam tepung, dan terdiri dari protein gliadin danglutenin. Gluten membuat

adonan kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara.

Produksi mie basah yang dihasilkan yaitu 41 mangkok dengan target produk

yang dijual sebanyak 30 mangkok.. Pengamatan mie basah hanya didasrkan pada

uji hedonik (kesukaan) jadi tidak ada pengamatan untuk hari-hari selanjutnya.

Pada hasil pengamatan mie basah selama 1 hari bahwa mie basah yang

dihasilkan memiliki rasa manis, tekstur kenyal, aromanya adalah aroma khas mie

basah, dengan warna kuning pucat dan dengan kenampakan yang baik pada hari

pertama.

12

Page 13: Laporan Mie Kreasi TPPN

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa mie basah yang dihasilkan

memiliki rasa manis, tekstur kenyal, aromanya adalah aroma khas mie basah,

dengan warna kuning pucat dan dengan kenampakan yang baik pada hari pertama.

Praktikum kali ini menggunakan uji hedonik jadi tidak ada pengamatan untuk hari

selanjutnya. Pada proses pengolahan mie basah dapat dikatakan bahwa hasil

produk akhir sesuai dengan apa yang diharapkan.

4.2 Saran

Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan sungguh-sungguh dalam

melakukan praktikum. Praktikan harus terkoordinir dengan tugasnya masing-

masing dan melakukan tugasnya dengan baik. Pemilihan tepung terigu, harus

menggunakan tepung terigu dengan protein tinggi, jika menggunakan protein

yang sedang/rendah mie basah yang dihasilkan tidak bagus / tidak sesuai dengan

yang diharapkan.

13

Page 14: Laporan Mie Kreasi TPPN

BAB V

PERSONALIA DAN ANGGARAN

5.1.Personalia

No Tugas Deskripsi Tugas Nama NIM

1 Ketua Tim Bertanggung jawab dan mengontrol semua kegiatan produksi

Respon Harefa J3E414140

2 PPIC Pengadaan Bahan dan Peralatan

Alfina SyaikaniMeidina Hutami

J3E114047J3E214138

3 Manajer Produksi

Tiara Halwa J3E214099

a. Staf Persiapan Bahan

Melakukan persiapan bahan yang akan digunakan

Tiara Halwa J3E214099

b. Staf Pemotongan

Melakukan pencetakan mie

Feby Riyandini J3E214121

c. Staf Pemasakan

Melakukan proses perebusan mie

Lisdiani NurulDania Syamsunita

J3E114053J3E214099

d. Staf Pengisian dan Penutupan Kemasan

Melakukan pengisian serta pengemasan produk

Citra OktarinaWulan Anastasia

J3E114065J3E113088

4 Manajer QC Singgih Prasetyo J3E114077

a. Staf Pengujian pH

Melakukan pengecekan kemasan dan label pada produk akhir

Dita Agustiah J3E114076

b. Staf kendali suhu dan waktu proses

Melakukan pengendalian suhu dan waktu proses produksi

Kemala Putri J3E114044

5 Manajer Pemasaran

Melakukan penjualan produk

Riyana HermawatiYunin Lena

J3E114034J3E114001

14

Page 15: Laporan Mie Kreasi TPPN

5.2. Rencana Anggaran dan Biaya

No Bahan/Alat/

Kemasan

Spesifikasi Jum-lah

Satu-an

Pengadaan Harga satuan (Rp)

Total Harga (Rp)

Mhs JMP

1 Tepung terigu

Tepung terigu protein tinggi

2 kg √ 12000 24000

2 Telur Telur ayam ¼ kgl √ 5000 50003 Garam Penambah

rasa1 pcs √ 1.000 1.000

4 Wortel Sebagai toping

½ kg √ 3.000 3.000

5 Ayam Sebagai toping

1 kg √ 35.000 35.000

6 Kecap Sebagai toping

1 pcs √ 12.000 12.000

7 Minyak Agar tidak lengket

¼ kg √ 7.000 7.000

8. Garpu Plastik

Ukuran standar

35 pcs √ 15 5500

9 Mangkok plastik

Ukuran 10 oz

35 pcs √ 750 26000

10 Stiker Stiker untuk kemasan

35 pcs √ 15000 15000

11 Panci wadah bahan baku

2 buah √ - -

12 Pisau Pisau untuk memotong bayam

4 buah √ - -

13 Blender Memblender bayam

1 buah √ - -

14 Baskom wadah bahan

2 buah √ - -

15 Gilingan mie

mencetak mie

1 buah √ - -

16 Sendok 2 buah √ - -17 Nampan 5 buah √ - -18 talenan Memotong

toping dan bahan lainnya

2 buah √ - -

TOTAL 133.500

15

Page 16: Laporan Mie Kreasi TPPN

5.3 Hasil biaya pengeluaran dan penjualan Mie Yumie

Pengeluaran

Kemasan = 41.000

T. Cakra = 10.350

T. Segitiga = 10.000

Minyak = 4.400

Garam =1.750

Garpu = 8.400

Ayam = 25.000

Kecap = 9.000

Telur = 5.500

Saus = 11.000

T. tapioka = 4.500

Sawi Hijau = 6.000

Na. karbonat = 5.000

Stiker = 15.000 +

Total = Rp 156.900,00

Penjualan

41 mangkok yang terjual

Harga per mangkok : Rp 6000,00

Rincian : 10 mangkok x Rp 6000,00 = Rp 60.000,00

31 mangkok x Rp 5000,00 = Rp 155.000,00

Total = Rp 215.000,00

Keuntungan

Penjualan – Modal = Rp. 215.000,00 – 156.900,00

= Rp. 58.100,00

16

Page 17: Laporan Mie Kreasi TPPN

DAFTAR PUSTAKA

Anin. 2008. Mie. http://id.shvoong.com [7 November 2015]

Anonim. 1987. Standard Industri Indonesia. Jakarta: Departemen Perindustrian.

Anonim. 2010. Pengaruh air pada mie. http://www.Indohalal.com [4 November 2012]

Anonim. 2011. Resep Membuat Mie http://obetnego.blogspot.com [7 November 2012]

Astawan, M. 2008. Membuat Mie dan Bihun. Bandung: Penebar Swadaya.. Juliano, B.O. dan P.A. Hicks. 1990. Utilization of rice functional properties to produce rice food products with modern processing technologies. International Rice Commission Newsletter. 39: 163-178.

Mujiarto, Iman. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Traksi. 3(2) : 65.

Norman, Chad. 2007. Plastic [Internet]. [diunduh pada 2015 Okt 6]. Tersedia di : http://gogreencharleston.org/.

Ritantiyah. 2010. Laporan magang di Pt. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (qualitycontrol mie instant ). Surakarta: Program Diploma Teknologi HasilPertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Soraya. 2011. Pembuatan mie. http://gunasoraya.blogspot.com [7 November 2012].

Winarno, F.G. 1994. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

17