laporan metil jingga

34
I. Judul Pembuatan Metil Jingga II. Tujuan Mengerti dan memahami prinsip reaksi dan proses subtitusi khususnya reaksi penyambungan (coupling reaction) dalam pembuatan zat pewarna azo Mampu membuat senyawa azo (metIl jingga) skala laboratorium) Melakukan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif metil jingga III. Landasan Teori Reaksi diazotisasi adalah reaksi pembentukan garam diazonium ion. Salah satu aplikasi dari pengunaan garam diazonium adalah pembentukan senyawa azo. Senyawa ini adalah senyawa hasil reaksi antara garam diazonium dan senyawa turunan alkohol dengan menggunakan reaksi penyambungan (coupling) sehingga menghasikan turunan warna. Senyawa azo memiliki formula umum “R-N=N-R”. Salah satu studi kasus pembentukan senyawa azo adalah pembentukan senyawa metal jingga. Metil jingga adalah salah satu senyawa zat warna azo yang biasanya digunkan sebagai indicator asam basa.Senyawa ini dibuat dari penggabungan (coupling) senyawa asam sulfanilat yang telah didiazotisasi dengan N,N Dimetilanilin. Reaksi akan terjadi dengan senyawa amina bebas ataupun dengan ion phenoxida lalu akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan bisa bermacam- macam tergantung dari turunannya.Sedangkan tingkat warna dari senyawa yang dihasilkan akan bervariasi sesuai PH-nya. Penggunaan metal jingga biasanya untuk titrasi. Senyawa ini digunakan terutama apabila titik akhir titrasi kisaran 3.2- 4.4 pada larutan encer. Kondisi PH > 4.4, ion negative mendominasi sehingga larutannya berwarna kuning Kondisi pH 3.2, terprotonisasi sehingga larutan berwarnamerah Mekanisme reaksi pembuatan metil jingga :

Upload: ulfia-tiaravani

Post on 20-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Metil Jingga

I. JudulPembuatan Metil Jingga

II. Tujuan Mengerti dan memahami prinsip reaksi dan proses subtitusi khususnya reaksi

penyambungan (coupling reaction) dalam pembuatan zat pewarna azo Mampu membuat senyawa azo (metIl jingga) skala laboratorium) Melakukan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif metil jingga

III. Landasan TeoriReaksi diazotisasi adalah reaksi pembentukan garam diazonium ion. Salah satu aplikasi dari pengunaan garam diazonium adalah pembentukan senyawa azo. Senyawa ini adalah senyawa hasil reaksi antara garam diazonium dan senyawa turunan alkohol dengan menggunakan reaksi penyambungan (coupling) sehingga menghasikan turunan warna. Senyawa azo memiliki formula umum “R-N=N-R”. Salah satu studi kasus pembentukan senyawa azo adalah pembentukan senyawa metal jingga. Metil jingga adalah salah satu senyawa zat warna azo yang biasanya digunkan sebagai indicator asam basa.Senyawa ini dibuat dari penggabungan (coupling) senyawa asam sulfanilat yang telah didiazotisasi dengan N,N Dimetilanilin. Reaksi akan terjadi dengan senyawa amina bebas ataupun dengan ion phenoxida lalu akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan bisa bermacam-macam tergantung dari turunannya.Sedangkan tingkat warna dari senyawa yang dihasilkan akan bervariasi sesuai PH-nya. Penggunaan metal jingga biasanya untuk titrasi. Senyawa ini digunakan terutama apabila titik akhir titrasi kisaran 3.2-4.4 pada larutan encer.

Kondisi PH > 4.4, ion negative mendominasi sehingga larutannya berwarna kuning

Kondisi pH 3.2, terprotonisasi sehingga larutan berwarnamerah

Mekanisme reaksi pembuatan metil jingga :

3.1 Asam sulfanilat bereaksi dengan natrium karbonat

Page 2: Laporan Metil Jingga

Gambar 3.2 garam ion diazo yang dipertahankan Phnya menggunakanHCl

Gambar 3.3 Pembentukan garam diazonium ion

Gambar 3.4 Reaksi penyambungan

Page 3: Laporan Metil Jingga

IV. AlatdanBahanIV.1 Percobaan reaksi diazotisasi

No Alat Bahan1. Gelas kimia 600 ml (2 buah) 10.5 gram asam sulfanilat2. Gelas kimia 250 mL 2.65 gram natrium karbonat3. Hot plate 100 mL air4. Termometer 3.7 gram natrium nitrit5. Magnetic stirer 10 ml air6. 2 liter gelaskimiaplastik 11 mL HCl7 Gelas ukur 100 mL 60 gram es batu8. Batang pengaduk

IV.2 Reaksi penyambungan

No Alat Bahan1. Gelas kimia 600 mL 6.05 gram N,N Dimetil anilin2. Batang pengaduk 3 mL asam asetat glasial3. Magnetic stirrer Larutan garam diazonium ion4. Pipet ukur 10 mL 35 mL larutan NaOH 20%5. Hot Plate 10 gram NaCl6. Botol semprot isi aquades Es batu dan air

IV.3 Penyaringan I

No Alat Bahan1. Buchner fumel (vakum) 150 mL NaCl jenuh (35

gram/100 gram air)2. Kertassaring3. Water jet4. Botol semprot isi aquades5. Labu isap

IV.4 Penyaringan II, III dan Rekristalisasi

No Alat Bahan1. Hot plate 150 mL air panas (mendidih)2. Buchner fumel Etanol3. Kertas saring

Page 4: Laporan Metil Jingga

4. Botol semprot isi aquades5. oven

IV.5 UjiKualitatif

No Alat Bahan1. Pipet tetes Metil jingga yang telah jadi2. Gelas kimia HCl 0.1 M3. NaOH 0.1 M4. Asam cuka5. Larutan detergen

V. Cara Kerja

Pembentukangaramdiazonium ion (diazotisasi)

Pencampuran 10,5 gram asam sulfanilat+ 2.65 gram natrium karbonat + 100 mL air

3,7 gram natrium nitrit+ 10 ml air

11 mL HCl+ 60 gram pecahan es

larutan 1

Pemanasan*hingga bening

Pendinginan sampai suhu 15-20°C

Larutan yang sudah dingin

larutan 2

*

Campuran larutan 1 dan 2

Masukan

larutan 3

Masukan

Diamkan hingga membentuk Kristal

putih

Page 5: Laporan Metil Jingga

ReaksiPenyambungan

6.05 gram N,N Dimetil anilin + 3 mL asam asetat glasial+larutan garam diazonium ion

Rekristalisasi

filtrate hasil penyaringan

larutan 4

Aduk hingga homogen dengan magnetic stirer

Pemanasan hingga mendidih

35 mL NaOH 20%Masukan

Pertahankan suhu larutan antara 80-

90°C

Masukan 10 gram garam NaCl

Dinginkan di dalam es-air selama 15

menit

PenyaringanBilas dengan

NaCl jenuh (35 gram NaCl/100

gram air)

Panaskan 150 ml air hingga mendidih

Masuk

Penyaringan

Pendinginan hingga membentuk padatan

terpisah

Page 6: Laporan Metil Jingga

Uji Kualitatif

*sampel :HCl 0.1 M, NaOH 0.1 M, Asam cuka, Larutan detergen.

VI. KeselamatanKerja NaNO2

Nama : Natrium nitrit, asam nitrit, sodium salt, erinitrit, Anti-rust, filmerine

Berat molekul : 69.00

Sifat-sifat fisika : Wujud zat : granular ataububuk Warna : putih-sedikit kuning Titik leleh : 271°C Titik didih : 320°C Beratjenis (25C) : 2.17 Kelarutan : larut di dalam air pH : kurang lebih 9, sedikitlarut di dalam alcohol (absolut)

dan alcohol

HCl

Nama : Asam klorida, muriatic acid, spirits of salt, Hydrochloride

Beratmolekul : 36.46

Penyaringan

Bilas dengan etanol

Pengeringan

Teteskan produk metal jingga yang telah dilarutkan padasampel*.

Amati lalu catat perubahan yang

terjadi

Page 7: Laporan Metil Jingga

Sifat-sifatfisika : Wujud zat : gas, cair Warna : bening Titik leleh : -144.8°C (gas)

-25.4°C(39.17% b/b)

Titik didih : -85°C 109°C (azeotrope, 20.22%)

Beratjenis : 1.05 (15°C,10, 17% b/b) Berat jenis uap : 1.268 (udara=1) Batas bau : 1-35 ppm Kelarutan : larut di dalam air

H 2SO4

Nama : Asam sulfat, oil of vitriol, battery acid, fertilizer acid

Berat molekul : 98.08

Sifat-sifat fisika : Wujud zat : cair Warna : bening Titik leleh : 10°C Titik didih : 290° C Beratj enis : 1.84 (100%) Berat jenis uap : 3.4 (udara=1) Tekanan uap: 1 mmHg (146°C) Kelarutan : larut di dalam air dalam segalaperbandingan

Perhatian :

Asam sulfanilat adalahsenyawa yang dapat mengiritasi kulit, mata dan jaringa membrane lainnya. Bilasdengan air yang cukup apabila ada bagian yang terkena zat ini. Gunakan sarung tangan pada saat praktikum.

Natrium hidroksida adalah zat yang korosif pada semua jaringan kulit. Bilas dengan air secukupnya apabila ada bagian kulit yang terkena zatini.

HCl pekat adalah zat berbahaya jika terkena kulit. Maka dari itu, wajib menggunakan sarung tangan.

Natrium nitrit adalah senyawa yang dulunya digunakan banyak untuk mengawetkan daging dalam jumlah sedikit. Akan tetapi, dalam jumlah tertentu senyawa ini sangat beracun bagi manusia serta dapat mengiritasi kulit dan jaringan membrane .

Page 8: Laporan Metil Jingga

Etanol merupakan pelarut yang mudah sekali terbakar. Hindari dari jangkauan api dan jangan sampai terminum.

Produk metal jingga berbahaya jika termakan karena merupakan pewarna kimia tekstil.

Asam asetat glacial adalah senyawa yang berbau sangat tidak enak dan mengiritasi jaringan kulit dan membran, khususnya kerongkongan. Gunakan lemari asam apabila akan menuangkan zat ini.

VII. Data Pengamatana. Persiapan

Nama Zat Rumus Molekul Berat Terpakai Massa MolekulAsam Sulfanilat C6H7NO3S 10,52 gr 173,8N,N Dimetil Anilin C6H6N(CH2)2 6,3 mL 120Natrium Karbonat NaHCO3 2,65 gr 80Natrium Hidroksida NaOH 40Natrium Nitrit NaNO2 3,7 gr 69

b. Pembuatan Garam Diazonium

Asam Sulfanilat + Natrium karbonat + Aquades (Larutan 1)

Bergelembung, berbusa dan berwarna kuning

Dicampurkan T = 59oC dipanaskan hingga berwarna bening. Adanya pengadukkan oleh magnetik stirrer

Larutan 1 Larutan berwarna bening

Dilakukan pendinginan hingga suhu menjadi 20oC

Larutan 1 + Natrium Nitrit (Larutan 2)

Larutan berubah warna menjadi orange/ jingga

Pencampuran dilakukan dilemari asam.

Larutan 2 ditambahkan Es dan HCl (Larutan 3)

Berwarna orange / jingga dan mulai mengkristal didasar gelas kimia

Dicampurkan

c. Reaksi Penyambungan (Substitusi – SRE)

Nama Zat Pengamatan Kondisi ProsesN,N Dimetil Anilin + asam asetat glasial ( Larutan 4)

Larutan berwarna bening kekuninggan

Dilakukan dilemari asam

Larutan 3 + Larutan 4 (Larutan 5)

Berwarna merah darah lama- lama menjadi merah ati pekat.

Dicampurkan dengan proses pengadukan hingga homogen didalam lemari asam.

Larutan 5 + Natrium Hidroksida 20% (Larutan 6)

Berubah warna menjadi orange dan terjadi pemisahan

Dicampurkan dan pada T = 61oC mulai mencair

Page 9: Laporan Metil Jingga

Larutan 6 + Natrium klorida (Larutan 7)

Larutan berwarna jingga dan larutan menjadi encer

Adanya pemanasan

Larutan 7 Pendinginan dan terbentuk endapanPenyaringan

d. Pengamatan Hasil

Produk Yield (garam) Persen Yield (%)Metil Jingga 0,14/16,365 0,85%

e. Tabel Pengamatan Uji Kualitatif

No Asam dan Basa Jumlah Tetesan MO Warna1 HCl Merah2 KOH Kuning3 Detergen Kuning

VIII. Perhitungan

Perhitungan mol

1) Asam Sulfanilat

nAs. Sulfanilat = grMr

=10.52173

grgr /mol

= 0.06 mol

2) Natrium Karbonat

nNatrium Karbonat = grMr

=2.65106

grgr /mol

= 0.03 mol

3) Natrium Nitrit

nNatrium Nitrit = grMr

=3.769

grgr /mol

= 0.05 mol

4) N,N Dimetil Anilin

nN,N dimetil anilin = grMr

=6.05121

grgr /mol

= 0.05 mol

Page 10: Laporan Metil Jingga

5) NaCl

nNaCl = grMr

= 1058.5

grgr /mol

= 0.17 mol

6) HCl

nHCl =grMr

= 1136.5

mLgr /mol

x1.179kgL

x1 L

1000mLx

1000gr1kg

= 0.36 mol

7) NaOH 20%

nNaOH =grMr

=3540

mLgr /mol

x1.12gr

cm3

= 0.98 mol

8) CH3COOH

nCH3COOH = grMr

= 360

mLgr /mol

x1.049 gr

cm3

= 0.05 mol

Reaksi Diazotisasi

Asam Sulfanilat Natrium Nitrit Asam

Klorida

Garam diazonium ion air

m : 0.06 mol 0.05 mol 0.36 mol - -

r : 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol

s : 0.01 mol - 0.31 mol 0.05 mol 0.05 mol

Reaksi Penyambungan

garam ion diazonium N,N dimetil amina

m : 0.05 mol 0.05 mol -

r : 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol

s : - - 0.05 mol

Page 11: Laporan Metil Jingga

As. Metil Jingga + NaOH metil jingga

m : 0.05 mol 0.98 mol - - -

r : 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol

s : - 0.93 mol 0.05 mol 0.05 mol 0.05 mol

Berat Metil Jingga = mol metil jingga x BM metil jingga = 0,05 mol x 327,3 g/mol

= 16,365 gram Metil jingga perolehan percobaan : 0,14 gram

Persen Yield

Yield = 0,14

16,365x100 %

= 0,85 %

IX. Pembahasan Oleh Ulfia Tiaravani (121424031)

Praktikum kali ini yaitu mengenai proses substitusi-pembuatan metil jingga. Senyawa azo merupakan senyawa hasil reaksi antara garam diazonium dan senyawa turunan alkohol dengan menggunakan reaksi penyambungan (coupling) dan menghasilkan turunan zat warna. Senyawa azo yang dibuat dalam percobaan ini adalah metil jingga. Pembuatan senyawa metil jingga terdiri dari beberapa tahap, yaitu pembentukan garam diazonium ion (reaksi diazotisasi) dan reaksi penyambungan (substitusi-SRE).

Tahap pertama yaitu pembentukan garam diazonium ion. Garam ini dapat dibentuk dengan terlebih dahulu mereaksikan asam sulfanilat dan natrium karbonat dan air. Penggunaan natrium karbonat dimaksudkan untuk memudahkan pelarutan asam sulfanilat. Larutan tersebut kemudian dipanaskan agar terlarut sempurna. Kemudian larutan tersebut didinginkan dengan cara direndam dalam pecahan es-air dengan suhu akhir larutan 15-20°C. Tahap selanjutnya adalah penambahan natrium nitrit dan asam klorida (NaNO2 + HCl ), dimana larutannya seperti krim. Setelah didiamkan beberapa menit terbentuk endapan kristal berwarna putih di dasar larutan yang merupakan garam diazonium.

Page 12: Laporan Metil Jingga

Tahap kedua yaitu reaksi penyambungan (substitusi), yaitu reaksi yang digunakan dengan jalan menggabungkan garam diazonium sebagai nukleofil (ion yang miskin elektron) dengan senyawa yang kaya akan elektron seperti fenol dan turunannya atau amina dan turunannya. Disini, praktikan menggunakan larutan amina yaitu N-N dimetyl anilin yang dilarutkan dalam asam asetat glasial karena N-N dimetyl anilin larut baik didalamnya. Kemudian larutan ini dimasukkan ke dalam larutan garam diazonium ion yang telah dibuat pada tahap awal. Reaksi coupling berlangsung hingga terbentuk larutan berwarna merah yang secara perlahan – lahan terpisah dari larutannya. Kemudian larutan ditambah NaOH 20%, larutan akan berubah menjadi jingga (orange) hal ini akibat berubahnya metil jingga menjadi garamnya. Kemudian dipanaskan dan ditambah NaCl, sehingga terdapat pasta di permukaan larutan, suhu larutan dipertahankan 80-90°C. Adapun penambahan NaCl berfungsi untuk membantu pemisahan padatan dari campuran (pasta). Selanjutnya, campuran tadi didinginkan ke dalam campuran es- air dan dilakukan penyaringan menggunakan corong buchner (vacuum). Padatan metil jingga sisa dibilas dengan larutan NaCl jenuh (35 gr NaCl/100 mL air) yang berfungsi untuk menghindari larutnya metil padatan ke dalam filtratnya.

Dari penyaringan pertama di atas, akan diambil residunya dimana residu tersebut akan dilarutkan ke dalam air panas untuk melalui tahap rekristalisasi. Rekristalisasi dilakukan dengan tujuan agar diperoleh metil jingga murni. Campuran tadi akan disaring kembali (penyaringan kedua), tetapi dalam hal ini yang diambil berupa filtratnya. Filtrat akan didiamkan (didinginkan pada suhu ruang) untuk membentuk padatan metil jingga. Praktikan melakukan penyaringan ketiga setelah larutan tersebut didiamkan kurang lebih 1 minggu karena selama 1 minggu itu produk metil jingga yang dihasilkan hanya sedikit (pada dasar gelas kimia). Penyaringan terakhir (penyaringan ketiga) akan diambil residunya dimana residu tersebut merupakan produk metil jingga setengah kering. Residu yang didapatkan kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 75 °C. Kemudian didapatkan berat padatan metil jingga hasil percobaan sebesar 0,14 gram sedangkan menurut teori sebanyak 16,635 jadi % yield sebesar 0,85%. Kami juga melakukan uji kualitatif dimana apabila metil jingga ditambahkan dalam larutan asam (HCL dan asam cuka) larutan akan berubah warna menjadi merah dan dalam larutan basa (NaOH dan detergen) larutan akan berubah warna menjadi kuning. Selain itu sifat-sifat fisik nya pun dapat diketahui dengan mengukur titik leleh produk didapatkan titik leleh padatan metil jingga hasil percobaan sebesar 278oC. Jika dibandingkan dengan literatur(>300 0C) titik leleh produk metil jingga hasil praktikum tidak jauh berbeda. Sifat fisik metil jingga berdasarkan literatur adalah padatan berupa serbuk berwarna jingga atau jingga kecoklatan. Hal ini sesuai dengan padatan metil jingga hasil praktikum yaitu serbuk berwarna jingga keemasan.

Oleh Yuliani Wardani Saputra (121424032)

Page 13: Laporan Metil Jingga

Praktikum kali ini merupakan salah satu pembuatan senyawa azo. Senyawa azo yang dibuat adalah metil jingga yang merupakan turunan zat warna. Zat warna azo ini, banyak digunakan didalam industri tekstil atau kebanyakkan senyawa ini digunakan sebagai indikator asam-basa. Dalam pembuatan metil jingga ini, dilakukan reaksi substitusi. Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsional pada senyawa kimia tertentu dengan gugus fungsional. Reaksi substitusi dimana reaksinya jenis reaksi elektropilik aromatik, yang merupakan suatu reaksi penggantian gugus fungsional pada senyawa kimia tertentu dengan gugus fungsional yang lain.

Praktikum kali ini, melakukan reaksi substitusi dua tahap. Tahap yang dilakukan dalam pembuatan metil jingga ini merupakan tahap reaksi diazotisasi dan tahap penyambungan. Dalam reaksi diazotisasi terjadi reaksi pembentukkan garam diazonium dengan menggabungkan asam sulfanilat dihidrat ditambahkan dengan natrium karbonat. Pada pencampuran kedua larutan tersebut maka menjadi larutan kuning keruh dan dilakukan pemanasan dan pengadukan sehingga lama-kelamaan larutan menjadi bening (larutan 1). Penambahan natrium karbonat anhidrat ke dalam asam sulfanilat yang bertujuan untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Setelah itu larutan tersebut didinginkan dan setelah itu mencampurkan larutan 1 dicampurkan dengan larutan natrium nitrit sehingga warna berubah menjadi orange (larutan 2). Setelah itu ada penambahan 11 mL HCl dan 60 gram es sehingga dalam larutan orange mulai terbentuk kristal dibawahnya (larutan 3).

Setelah tahap pembentukkan garam diazonium selesai, lalu dilanjutkan dengan reaksi penyambungan. Dimana larutan hasil dari pembentukkan garam dizonium akan terjadi reaksi setelah larutan 3 ditambah dengan N,N-dimetil anilin. Pada saat penggabungan keduanya, maka terjadi berwarna merah darah pekat pada proses pencampuran suhu teteap namun terus terjadi pengadukkan oleh magnetik stirer. Garam diazonium ion berperan sebagai nukleofil (ion yang kekurangan/miskin elektron) dengan senyawa yang kaya akan elektron seperti senyawa aromatik amina bebas atau senyawa turunan fenol dalam hal ini N,N-dimetil anilin yang dilarutkan dalam asam asetat. Lalu dinetralkan dengan penambahan NaOH 20% sehingga warna menjadi jingga. Hal ini dikarenakan asam metil jingga berubah menjadi garamnya. Setelah itu, dilakukan terus pengadukkan dan pemanasan. Setelah itu ditambahkan NaCl yang disana membatu dalam pemisahan padatan dari campuran sehingga kepekatan yang tadi terbentuk menjadi berkurang sehingga lama-kelamaan menjadi cair kembali.

Setelah larutan kembali tidak pekat, maka dilakukan penyaringan pertama kali dimana filtrat yang dihasilkan dalam penyaringan dibuang dahulu dan dalam penyaringan filtrat yang dihasilkan berwana hitam kemerahan. Dan residu pada penyaringan pertama berwana orange dan mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Sebelum dilarutkan, maka residu di cuci dengan NaCl. Setelah itu residu yang berasal dari penyaringan pertama dilarutkan dengan aquadest yang telah dididihkan. Setelah larut, dilakukan penyaringan yang kedua, dalam penyaringan kedua ini digunakkan filtratnya yang berwarna hitam kemerahan untuk menghasilkan kristal-kristal metil jingga. Dalam pembentukkan metil jingga tersebut harus didiamkan terlebih dahulu.

Page 14: Laporan Metil Jingga

Dalam percobaan kali ini, kristal yang terbentuk hanyalah sedikit, mungkin pada saat pemanasan dilakukan suhu kurang mencapai suhu optimum karena kurangnya pemanasan dan menyebabkan produk yang dihasilkan sangat kecil sekali.

Pada dasarnya, pembentukkan suatu zat sangatlah bergantung pada keadaan oprasi yang berada dalam keadaan optimum. Ketika semua keadaan oprasi yang tepat maka pembentukkan produk yang berasal dari sejumlah reaktan yang akan berkurang terus dan produk akan bertambah banyak.

Metil jingga yang dihasilkan hanyalah 0,14 gram sedangkan metil jingga teoritis sebesar 16,685 gram sehingga yield yang diperoleh dalam percobaan ini 0,85%.

Dalam uji kuantitatif dengan asam asetat glasial dan KOH terjadi perubahan warna menjadi merah dan kuning. Dan titik leleh metil jingga percobaan sebesar 287oC sedangkan teoritis memiliki titik leleh sebesar 300oC.

Oleh Alfa Tri Annisa (121424033) Proses pembuatan garam diazo

Proses pembuatan garam diazo pada praktikum ini dilakukan dengan mereaksikan asam sulfanilat dengan natrium nitrit. Natrium karbonat ditambahkan bertujuan untuk deprotonisasi gugus amino. Yang disebut garam diazo adalah kristal-kristal putih yang terbentuk dari rekristalisasi reaktan-reaktan untuk pembuatan garam diazo yang telah bereaksi. Rekristalisasi ini menggunakan larutan HCl ditambahkan pecahan-pecahan es. Reaksi ini harus dalam keadaan asam dan pada suhu di bawah suhu ruang (karena tidak stabil pada suhu ruang) harus diperlakukan seperti itu. Hal ini agar tidak terhidrolisa menjadi fenol dan gas nitrogen. Warna larutan kristalisasi ini masih berupa warna merah.

Reaksi penyambunganReaksi penyambungan dilakukan dengan mereaksikan asam sulfanilat yang telah didiazotisasi dengan N,N dimetil anilin yang dilarutkan dalam asam sulfat. Hal ini bertujuan agar metil jingga terbentuk. Garam diazonium ion adalah ion yang miskin elektron dan senyawa amina adalah senyawa yang kaya elektron. Senyawa amina yang digunakan adalah senyawa jenis aromatik amina bebas sehingga produk yang akan didapat akan berwarna menyala. Penambahan NaOH 20% sehingga menyebabkan warna larutan menjadi jingga. Hal ini karena metil jingga berubah menjadi garamnya. Sedangkan penambahan NaCl ditujukan untuk membantu pemisahan padatan dalam campuran.

Analisis produkProduk metil jingga ini digunakan untuk indikator PH sehingga harus dilakukan pelarutan filtrat (yang berupa padatan di kertas saring) dimasukan ke dalam air panas yang telah mendidih. Pemurnian dilakukan kembali dengan filtrasi ke dua

Page 15: Laporan Metil Jingga

kalinya. Pembilasan dengan etanol ditujukan untuk meninggalkan pengotor-pengotor yang tersisa dari produk sehingga yang akan masuk ke tahap kristalisasi ke dua kalinya adalah filtrat (berupa larutan). apa Produk yang dihasilkan setelah dikristalisasi selama beberapa hari adalah bubuk metil jingga. Metil jingga ini awalnya mengendap di dasar gelas kimia hasil filtrat(berupa larutan) dengan warna oren. Selanjutnya produk ini dianalisa untuk menentukan apakah benar produk itu adalah metil jingga. Dari situ bisa diketahui apakah produk itu murni atau masih ada pengotor-pengotor. Uji kualitatif dilakukan dengan memberi tetes metil jingga yang telah dilarutkan di dalam aquades pada larutan basa dan asam.Dari percobaan didapat hasil :

Nama bahan Jumlah tetes metil jinggaPerubahan warna sesudah penambahan indikator

Sabun cuci piring 3 teteskuning

Asam asetat glasial 1 tetesmerah

Secara teoritis : Jika larutan basa diberi metil jingga maka perubahan warna akan menjadi

kuning. Jika larutan asam diberi metil jingga maka perubahan warna akan menjadi

merah. Metil jingga adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam

titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah:

ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:

kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga metil seperti pada kasus lakmus – tetapi warnanya berbeda.

Page 16: Laporan Metil Jingga

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan

kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati

netral.

Sifat-sifat fisik metil jingga :

Produk Sumber literatur Sumber pengamatan

Metil jingga Wujud: bubuk jingga Wujud: bubuk jingga

Titik didih: >300⁰C Titik didih: 287⁰C

Pengukuran titik didih dilakukan dengan melting point apparatus, titik didih ternyata tidak sama dengan literatur. Ini mengindikasikan adanya

pengotor di dalam produk sehingga menggeser dari titik didih yang sebenarnya.

Sedangkan perbandingan yield yang sebenarnya dengan literatur adalah :

Produk teoritis Percobaan

Metil jingga 16.365 gram 0.14 gram

100% 0.85%

Produk yang dihasilkan sangat sedikit secara prediksi mungkin bisa terjadi karena berbagai hal. Bisa karena kualitas reaktan yang digunakan dan

kondisi operasi saat pembuatan metil jingga. Tidak mungkin menghasilkan konversi 100%.

X. Kesimpulan Pembuatan Metil Jingga dalam percobaan ini dilakukan atas reaksi substitusi yaitu

pembentukkan garam diazotiasi dan penyambungan. Dalam Pembentukkan garam diazotiasi, pencampuran awal harus membuat larutan

menjadi bening dan setelah ada penambahan berubah warna menjadi orange dan setelah penambahan HCl menjadi merah ati dan lama-lama akan menjadi pekat.

Lalu dilanjutkan dengan reaksi penyambungan. Metil jingga yang diperoleh sebesar 0,14 gram.

Page 17: Laporan Metil Jingga

Yield metil jingga sebesar 0,85%. Titik leleh yang diperoleh sebesar 278oC. Pada saat uji kualitatif dengan penambahan larutan asam larutan berubah warna

menjadi merah dan dengan penambahan larutan basa akan berubah warna menjadi kuning.

XI. LampiranXI.1 MSDS

Physical and Chemical Properties

N,N-Dimethylaniline (C8H11N)

Physical state and appearance Liquid. (Oily liquid.)

Odor Not available.

Taste Not available.

Molecular Weight 121.18 g/mole

Color Yellow or brown.

pH (1% soln/water) Not available.

Boiling Point 194°C (381.2°F)

Melting Point 2.5°C (36.5°F)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity 0.956 (Water = 1)

Vapor Pressure 1 mm of Hg (@ 20°C)

Page 18: Laporan Metil Jingga

Vapor Density 4.17 (Air = 1)

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water, methanol, diethyl ether, acetone.

SolubilitySoluble in methanol, diethyl ether, acetone. Partially soluble in cold water.

Page 19: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Acetic Acid Glacial (CH3COOH)

Physical state and appearance Liquid.

Odor Pungent, vinegar-like, sour (Strong.).

Taste Vinegar, sour (Strong.)

Molecular Weight 60.05 g/mole

Color Colorless. Clear (Light.)

pH (1% soln/water) 2 [Acidic.]

Boiling Point 118.1°C (244.6°F)

Melting Point 16.6°C (61.9°F)

Critical Temperature 321.67°C (611°F)

Specific Gravity 1.049 (Water = 1)

Vapor Pressure 1.5 kPa (@ 20°C)

Vapor Density 2.07 (Air = 1)

Volatility Not available.

Odor Threshold 0.48 ppm

Water/Oil Dist. Coeff. The product is more soluble in water; log(oil/water) = -0.2

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water, diethyl ether, acetone.

SolubilityEasily soluble in cold water, hot water. Soluble in diethyl ether, acetone. Miscible with Glycerol, alcohol, Benzene, Carbon Tetrachloride. Practically insoluble in Carbon Disulfide.

Page 20: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Hydrochloric acid (HCl)

Physical state and appearance Liquid.

Odor Pungent. Irritating (Strong.)

Taste Not available.

Molecular Weight Not applicable.

Color Colorless to light yellow.

pH (1% soln/water) Acidic.

Boiling Point108.58 C @ 760 mm Hg (for 20.22% HCl in water) 83 C @ 760 mm Hg (for 31% HCl in water) 50.5 C (for 37% HCl in water)

Melting Point-62.25°C (-80°F) (20.69% HCl in water) -46.2 C (31.24% HCl in water) -25.4 C (39.17% HCl in water)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity1.1- 1.19 (Water = 1) 1.10 (20%and 22% HCl solutions) 1.12 (24% HCl solution) 1.15 (29.57% HCl solution) 1.16 (32% HCl solution) 1.19 (37% and 38%HCl solutions)

Vapor Pressure 16 kPa (@ 20°C) average

Vapor Density 1.267 (Air = 1)

Volatility Not available.

Odor Threshold 0.25 to 10 ppm

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water, diethyl ether.

Solubility Soluble in cold water, hot water, diethyl ether.

Page 21: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Sodium chloride (NaCl)

Physical state and appearance Solid. (Solid crystalline powder.)

Odor Slight.

Taste Saline.

Molecular Weight 58.44 g/mole

Color White.

pH (1% soln/water) 7 [Neutral.]

Boiling Point 1413°C (2575.4°F)

Melting Point 801°C (1473.8°F)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity 2.165 (Water = 1)

Vapor Pressure Not applicable.

Vapor Density Not available.

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water.

SolubilityEasily soluble in cold water, hot water. Soluble in glycerol, and ammonia. Very slightly soluble in alcohol. Insoluble inHydrochloric Acid.

Page 22: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Sodium nitrite (NaNO2)

Physical state and appearance Solid. (Powdered solid.)

Odor Odorless.

Taste Saline. (Slight.)

Molecular Weight 69 g/mole

Color White to slightly yellowish.

pH (1% soln/water) 9 [Basic.]

Boiling Point 320°C (608°F)

Melting Point 271°C (519.8°F)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity 2.2 (Water = 1)

Vapor Pressure Not applicable.

Vapor Density Not available.

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water, methanol.

SolubilityEasily soluble in hot water. Soluble in cold water. Partially soluble in methanol. Very slightly soluble in diethyl ether.

Page 23: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Sodium Hydroxide, 20% (NaOH)

Physical state and appearance Liquid.

Odor Odorless.

Taste Not available.

Molecular Weight Not applicable.

Color Clear Colorless.

pH (1% soln/water) Basic.

Boiling Point The lowest known value is 100°C (212°F) (Water).

Melting Point Not available.

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity Weighted average: 1.12 (Water = 1)

Vapor Pressure The highest known value is 17.535 mm of Hg (@ 20°C) (Water).

Vapor Density The highest known value is 0.62 (Air = 1) (Water).

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water.

Solubility Easily soluble in cold water, hot water.

Page 24: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Sodium carbonate (Na2CO3)

Physical state and appearance Solid. (Solid powder.)

Odor Odorless.

Taste Alkaline.

Molecular Weight 105.99 g/mole

Color White.

pH (1% soln/water) 11.5 [Basic.]

Boiling Point Not available.

Melting Point 851°C (1563.8°F)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity Density: 2.532 (Water = 1)

Vapor Pressure Not applicable.

Vapor Density Not available.

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water.

SolubilitySoluble in hot water, glycerol. Partially soluble in cold water. Insoluble in acetone, alcohol.

Page 25: Laporan Metil Jingga

Physical and Chemical Properties

Sulfanilic acid (C6H7NO3S)

Physical state and appearance Solid. (Crystalline solid.)

Odor Not available.

Taste Not available.

Molecular Weight 173.19 g/mole

Color Colorless.

pH (1% soln/water) Not available.

Boiling Point Not available.

Melting Point Decomposes. (288°C or 550.4°F)

Critical Temperature Not available.

Specific Gravity 1.485 (Water = 1)

Vapor Pressure Not applicable.

Vapor Density Not available.

Volatility Not available.

Odor Threshold Not available.

Water/Oil Dist. Coeff. Not available.

Ionicity (in Water) Not available.

Dispersion Properties See solubility in water.

SolubilityPartially soluble in cold water. Insoluble in methanol, diethyl ether.

Page 26: Laporan Metil Jingga
Page 27: Laporan Metil Jingga

XII. Daftar Pustaka

Indarti, Retno. Jobsheet Praktikum Satuan Proses II. Proses Substitusi Pembuatan Metil

Jingga.Politeknik Negeri Bandung.

Page 28: Laporan Metil Jingga

LABORATORIUM SATUAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014

MODUL : Pembuatan Metil Jingga

PEMBIMBING : Ir. Endang Kusumawati, MT

oleh :

Kelompok 8

Ulfia Tiaravani 121424031

Yuliani Wardani Saputra 121424032

Alfa Tri Annisa 121424033

Kelas 2A-TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2013

Tanggal Praktikum : 01 Oktober 2013

Tanggal Pengumpulan Laporan : 22 Oktober 2013

Page 29: Laporan Metil Jingga