laporan metil ester
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
LABORATORIUM SATUAN PROSES
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014
MODUL : Esterifikasi (Pembuatan Metil Ester)
PEMBIMBING : Dra. Nancy Siti Djenar, MS
Oleh :
Kelompok : VI
Nama : 1. Nurul Fathatun ,121424023
2. Pria Gita Maulana ,121424024
3. Reni Swara M ,121424026
Kelas : 2A
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Tanggal Praktikum : 19 November 2013
Tanggal Penyerahan : 03 Desember 2013
(Laporan)
I. JUDUL PRAKTIKUM
Esterifikasi (Pembuatan Metil Ester)
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat metil ester melalui esterifikasi
2. Mengerti bahwa laju reaksi esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain,
suhu, konsentrasi, katalis dan waktu.
3. Melakukan pengujian terhadap produk metil ester sesuai dengan persyaratan mutu
biodiesel Indonesia SNI-04-7182-2006.
III. LANDASAN TEORI
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis.
Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan
trihidroksil alkohol (gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang
kompleks dari ester volatil.
Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara asam karboksilat dengan
alkohol menggunakan katalis asam. Katalis asam yang sering digunakan pada proses
esterifikasi, antara lain asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Produk esterifikasi
disebut ester yang mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada
umumnya digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis. Proses esterifikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya struktur molekul dari alkohol, suhu
proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
Setiap ester memiliki tetapan kesetimbangan. Adanya cabang dari alkohol akan
menurunkan tetapan kesetimbangan yang artinya akan semakin sulit untuk
mendapatkan senyawa esternya karena semakin kuat hambatan ruangnya.
Menurut Le Cathelier’s kesetimbangan dapat digeser atau dengan kata lain hasil
ester dapat bertambah dengan menaikkan konsentrasi salah satu reaktan yaitu asam
karboksilat atau alkohol. Reaksi juga akan semakin cepat jika dilakukan pada suhu
tinggi yang disesuaikan dengan titik didih campuran. Reaksi esterifikasi pada asam
lemak bebas dapat dilihat pada Gambar 1.
RCOOH + CH3OH H2SO4 RCOOCH3+ H2O
Gambar 1. Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi biasanya dilakukan pada tahap pembuatan biodiesel dengan
menggunakan minyak yang memiliki kadar asam lemak bebas lebih dari 2%. Reaksi ini
bertujuan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dari minyak nabati tersebut
sehingga memiliki kadar asam lemak bebas ≤ 2%. Faktor-faktor yang mempengaruhi
reaksi esterifikasi adalah jumlah pelarut, waktu reaksi, suhu, konsentrasi katalis dan
kandungan air pada minyak. (Ozgul dan Turkay, 2002). Reaktan metanol perlu
ditambahkan berlebih (biasanya lebih dari 10 kali rasio stoikiometri) supaya proses
konversi dapat berjalan sempurna. Selain itu, sisa katalis dan air pada produk hasil
esterifikasi harus dihilangkan sebelum dilanjutkan dengan reaksi transesterifikasi
supaya reaksi dapat berjalan sempurna. Berchmans. et.al. (2008) telah melakukan
proses esterifikasi minyak jarak menggunakan rasio metanol dan minyak 6:1 (b/b) dan
menggunakan katalis asam sulfat dapat menurunkan kadar asam lemak bebas minyak
hingga kurang dari 1% dan menghasilkan yield biodiesel sebesar 90%. Reaksi ini
berlangsung selama 1 jam pada suhu 50oC. Proses esterifikasi palm fatty acid distilate
(PFAD) menggunakan rasio mol metanol:PFAD 8:1 dan katalis asam sulfat 1.834 (%-
b) terhadap PFAD mampu menurunkan kadar asam lemak bebas dari 93% menjadi
kurang dari 2% yang diproses selama 1 jam pada suhu 700C (Chongkong et al. 2007).
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif yang terbuat dari sumber daya
hayati terbarukan seperti minyak nabati atau lemak hewani (Ma dan Hanna, 1999).
Menurut Vicente etal.(2006 dalam Murniasih 2009) biodiesel didefinisikan sebagai
metil ester yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan dan memenuhi
kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar di dalam mesin diesel.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat yang digunakan
a. Peralatan Refluks
1. Reaktor 1 buah
2. Penangas parafin 1 buah
3. Kondensor 1 buah
4. Termometer 1 buah
5. Tabung CaCl2 1 buah
6. Motor pengaduk 1 buah
7. Selang silikon 75 cm 3 buah
b. Peralatan Pendukung
1. Neraca analitik
2. Viskometer
3. Piknometer
IV.2 Bahan yang digunakan
1. Metanol 25 ml
2. Asam sulfat pekat 6 ml
3. Minyak goreng 200 ml
4. Natrium hidroksida
5. Natrium sulfat anhydrous 5 gram
V. PROSEDUR KERJA
Gambar rangkaian alat refluks
VI. DATA PENGAMATAN
NoBahan kimia
Rumus KimiaVolume/Massa
BMTitik Didih
Massa Jenis
Viskositas
1 Metanol CH3OH 25 ml32.04 g/mol
64.5°C0.7915 g/cm3, cair
2Asam sulfat pekat
H2SO4 6 ml98,08 g/mol
290°C1,84 g/cm3, cair
26,7 cP(20 °C)
3Minyak goreng
C15H31COOH 200 ml256.42 g/mol
350°C0.853 g/cm3
7.8 mPa·s (70°C)
4Natrium hidroksida
NaOH39,9971 g/mol
1390°C2,1 g/cm³, padat
5Natrium Sulfat anhidrat
Na2SO4 5 gram142.06 g/mol
1100°C2.671 g/cm³, padat
1. Proses Reflux
Volume minyak : 200 ml
Volume metanol : 33,3 ml
Suhu minyak : 600C
Sebelum direaksikan dengan etanol, minyak dipanaskan hingga mencapai suhu
reaksi (600C).
Waktu
(Menit)Reaktan
Suhu
Penangas
Suhu
ReaktorPengamatan
0
Minyak +
Metanol +
Asam Sulfat
Pekat 90oC 60 oC
Campuran berwarna kuning coklat
10 70 oC 60 oC
Campuran berwarna kuning kecoklatan
20 65 oC 62 oC
Campuran berwarna kuning
30 65 oC 60 oC
Campuran berwarna kuning
40 70 oC 62 oC Campuran berwarna kuning agak bening
50 70 oC 64 oC
Campuran berwarna kuning semakin
bening
60 65 oC 60 oC
Campuran berwarna kuning semakin
bening
2. Proses Ekstraksi, Penetralan dan Absorbsi
Reaktan/Zat Pengamatan
Campuran dari
proses reflux
Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas (metil ester)
dengan lapisan bawah (air dan zat pengotor
lain)
Campuran dari
proses reflux + air
+ NaOH
Warna metil ester keruh
Campuran dari
proses reflux + air
+ NaOH + Na2SO4
anhidrat
Warna campuran menjadi keruh dan terlihat
seperti suspensi
penyaringan dari
proses absorbsi
warna larutan bening
VII. PENGOLAHAN DATAa. Volume Minyak Goreng dan Metanol yang digunakan
Perbandingan volume antara minyak goreng dan metanol adalah 6:1Volume minyak = 200 ml
Volume metanol = 16
x 200 ml
= 33,3 ml
b. Volume H2SO4 Pekat yang digunakanVolume H2SO4 Pekat = 3% x volume minyak yang digunakan
= 3% x 200 ml= 6 ml
c. Mol Minyak Goreng dan Mol MetanolVolume minyak = 200 ml
Densitas (ρ) = 0.853 gram/ml
Massa minyak = ρ x volume
= 0,853 gram/ml x 200 ml
= 170,6 gram
BM asam palmitat = 256,42 gram/mol
Mol asam palmitat = 170,6 gram
256,42 gram /mol
= 0,665 mol
Volume metanol = 33,3 ml
Densitas (ρ) = 0.791 gram/ml
Massa metanol = ρ x volume
= 0.791 gram/ml x 33,3 ml
= 26,34 gram
BM metanol = 32,04 gram/mol
Mol metanol = 26,34 gram
32,04 gram /mol
= 0,822 mol
d. Penentuan Jumlah Metil Ester Teoritis
C16H32O2 + CH3OH C15H31COOCH3 + H2O
M : 0,665 mol 0,822 mol - -
R : 0,665 mol 0,665 mol 0,665 mol 0,665 mol
A : - 0,157 mol 0,665 mol 0,665 mol
Berat metil ester teoritis = mol x BM
= 0,665 mol x 284 gram/mol
= 188,86 gram
e. Penentuan Jumlah Metil Ester PercobaanBerat jenis metil ester percobaan = 0,89 gram/mlVolume metil ester percobaan = 140 mlBerat metil ester percobaan = 0,89 gram/ml x 140 ml
= 124,6 gram
f. Perhitungan Yield Produk
% yield = 124,60 gram188,86 gram
x 100 %
= 65,97 %
g. Penentuan Berat Jenis BiodieselBerat piknometer + air = 49,53 gram
Berat piknometer kosong = 20,94 gram
Berat air = 28,59 gram
Berat Jenis Metil Ester Sebelum ditambahkan Na2SO4
Berat piknometer + biodiesel = 48,14 gram
Berat biodiesel = (berat piknometer + biodiesel) – berat piknometer kosong
= 48,14 gram – 20,94 gram
= 27,2 gram
Berat jenis biodiesel hasil percobaan = berat biodiesel
berat airx massa jenisair
= 27,2 gram
28,59 gramx 1 gram /ml
= 0,95 gram/ml
= 950 kg/m3
Berat Jenis Metil Ester Setelah ditambahkan Na2SO4
Berat piknometer + biodiesel = 47,42 gram
Berat biodiesel = (berat piknometer + biodiesel) – berat piknometer kosong
= 47,42 gram – 20,94 gram
= 26,48 gram
Berat jenis biodiesel hasil percobaan = berat biodiesel
berat airx massa jenisair
= 26 , 48 gram28,59 gram
x1 gram /ml
= 0,93 gram/ml
= 930 kg/m3
h. Penentuan Viskositas KinematikSebelum penambahan Na2SO4 anhidrat = 8,5 cP
Sesudah penambahan Na2SO4 anhidrat = 7,4 cP
Viskositas kinematik setelah penambahan Na2SO4 anhidrat pada suhu 250C
Massa jenis
Hasil percobaan (kg/m3) Literatur (kg/m3)
930 850-890
= viskositas dinamik
massa jenis
= 7,4 cP
0,898g
c m3
= 0,074
gcm. s
0,898g
cm ³
= 0,0824 cm2/s
= 8,24 mm2/s
Maka, pada suhu 400C, viskositas kinematiknya sama dengan
= 25℃ x 8,24
m m2
s40℃
= 5,15 mm2/s
Viskositas Kinematik
Hasil percobaan (cSt) Literatur (cSt)
5,15 2,3 – 6,0
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan yaitu esterifikasi dengan tujuan membuat metil ester
serta memperhatikan faktor suhu, konsentrasi, katalis, dan waktu. Esterifikasi adalah
suatu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol. Untuk membuat metil ester,
alkohol yang digunakan adalah metanol, dengan reaksi pembentukan sebagai berikut:
RCOOH + CH3COH → RCOOCH3 + H2O + H+
Bahan baku yang digunakan adalah minyak goreng kemasan merek kunci mas
yang merupakan trigiserol palmitat. Metanol yang ditambahkan juga bersifat lebih
reaktif dibandingkan alkohol jenis lainnya. Perbandingan antara volume minyak dan
metanol yang digunakan yaitu 6:1. Karena dihitung dari stoikiometrinya dan
disesuaikan dengan jenis minyak yang mengandung banyak asam palmitat. Kedua
bahan tersebut dicampurkan ke dalam reaktor yang telah dirangkai sambil diaduk dan
dipanaskan. Suhu dalam penangas adalah 80 C. Setelah campuran homogen,⁰
ditambahkan katalis berupa asam sulfat pekat. Banyaknya katalis yang digunakan yaitu
sebesar 3% dari jumlah minyak yang digunakan. Cara menambahkan katalis yaitu
dengan meneteskannya ke dalam reaktor. Setelah itu, campuran dalam dalam reaktor
dipanaskan dan dijaga pada suhu 60⁰C selama 60 menit.
Pengamatan yang dilakukan selama proses pemanasan metil ester yaitu warna dan
suhu larutan di dalam reaktor. Pada awal pemanasan, campuran berwarna kuning pekat.
Tetapi, setelah dipanaskan sekitar 20 menit, campuran menjadi warna cokelat. Semakin
lama pemanasan, warna campuran menjadi warna cokelat semakin kuning. Hal ini
disebabkan karena rantai karbon dari asam palmitat yang terputus dan berikatan dengan
senyawa lain di dalam reaktor. Termometer yang dimasukkan ke dalam reaktor tidak
tercelup ke dalam larutan sehingga pengukuran suhu kurang akurat. Begitu pun dengan
bau yang dihasilkan, tidak tercium dengan tajam, karena selama proses pemanasan,
reaktor dijaga dari kontaminasi udara luar.
Setelah pemanasan selesai, secara perlahan dan hati-hati, campuran di dalam
reaktor dipindahkan pada corong pisah. Campuran didinginkan hampir mencapai suhu
ruang. Hal ini bukanlah proses ekstraksi, karena tidak ada solven yang ditambahkan.
Hal ini dilakukan agar mempermudah pemisahan metil ester dengan kotorannya.
Kotoran berwarna cokelat pekat berada di lapisan bawah sedangkan metil eter berwarna
kuning pekat yang berada di lapisan atas. Hal ini terjadi karena berat jenis dari metil
ester lebih rendah dibanding dengan pengotornya. Untuk mengambil metil ester, sedikit
demi sedikit pengotor dikeluarkan melalui keran di bawah corong. Lalu metil ester
dipindahkan ke dalam gelas kimia.
Untuk mengurangi kadar asam pada metil ester, dilakukan netralisasi dengan
penambahan NaOH 0,1 N. Sedikit demi sedikit NaOH diteteskan dengan menggunakan
pipet tetes dan diukur pH setiap tetes penambahan. Campuran tidak sampai pada pH 7,
namun penambahan dihentikan sampai campuran ber-pH 5. Untuk menghilangkan
kadar air yang terdapat dalam campuran, dilakukan pemanasan di atas hotplate pada
suhu tidak lebih dari 60 C. Selain itu, ester dibagi dalam 2 gelas kimia, salah satunya⁰
ditambahkan Na2SO4 anhydrous sebagai salah satu usaha untuk menghilangkan kadar
airnya. Suhu yang dijaga ini dimaksudkan agar metil ester terjaga dalam kondisi yang
baik, serta pemanasan ditujukan agar air yang tercampur bersama minyak menguap.
Pemanasan dilakukan sekitar 5 jam. Pemanasan pun tidak langsung, tetapi berjangka
setiap harinya. Proses ini cukup lama dan menyita hari, karena pemanasan rendah yang
dilakukan.
Setelah dirasa air sudah menguap seluruhnya, langsung dilakukan penentuan
yield, viskositas kinematik, dan berat jenis dari ester yang dihasilkan. Jumlah metil
ester teoritis adalah 188,86 gram, sedangkan percobaan menghasilkan produk sebanyak
124,60 gram. Sehingga yield produk yang dihasilkan sebanyak 65,97%. Berat jenis
yang dihasilkan yaitu 930 kg/m3, lebih tinggi dari literatur. Dan viskositas kinematik
yang dihasilkan yaitu sebesar 5,15 mm2/s.
Beberapa hal yang menjadi penyebab kesalahan yaitu pengukuran setiap bahan
kurang akurat, proses suhu dalam reaktor yang tidak pasti, penetralan metil ester yang
kurang sempurna, dan penguapan air yang belum sempurna. Semua hal yang menjadi
penyebab kesalahan, menjadi bahan acuan dan menambah pengetahuan praktikan
tentang kondisi proses yang dilakukan pada sebuah praktikum.
IX. KESIMPULAN
Metil ester dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi dengan mereaksikan antara
asam lemak bebas dan metanol. Massa metil ester yang didapat dari percobaan ini
adalah sebesar 124,6 gram dengan perolehan yield yang didapatkan sebesar 65,97%.
Viskositas kinematik metil ester hasil percobaan adalah sebesar 5,15 cSt. Berat jenis
metil ester hasil percobaan adalah sebesar 930 kg/m3. Produk biodiesel yang dihasilkan
pada percobaan ini tidak memenuhi standar produk nasional karena berat jenisnya yang
melebihi berat jenis biodiesel yang memenuhi standar nasional.
X. DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Politeknik. Jobsheet Praktikum Satuan
Proses.”Esterifikasi”.Bandung :Politeknik Negeri Bandung
Raflysiaarnoldy. 2012. “Pembuatan Biodiesel Metil ester”
http://raflysiaarnoldy.blogspot.com/2012/12/pembuatan-biodiesel-metil-
ester-dari.html#. Diakses tanggal 19 November 2013
Toni. 2013. “Laporan Pembuatan Ester Esterifikasi”.
http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/11/laporan-pembuatan-ester-
esterifikasi/. Diakses tanggal 19 November 2013