laporan magang mandiri

36
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK MANDIRI INSTANSI DI PT. HOK TONG Telah Disetujui Pada Tanggal Juni 2014 Mengetahui Kepala Pabrik Arif

Upload: devidini

Post on 19-Jan-2016

144 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PT Hoktong Cabang Pontianak

TRANSCRIPT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK MANDIRI INSTANSI

DI PT. HOK TONG

Telah Disetujui

Pada Tanggal Juni 2014

Mengetahui

Kepala Pabrik

Arif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Magang Mandiri Institusi yang

dilaksanakan di PT. Hok Tong Pontianak. Laporan ini merupakan salah satu persyaratan

akademik di Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak.

Selanjutnya terima kasih kami sampaikan kepada kepala Pabrik PT. Hok Tong,

pembimbing lapangan serta para staf dan karyawan Pabrik PT. Hok Tong yang telah

membimbing kami selama melakukan kegiatan praktik magang mandiri institusi

sehingga berjalan dengan lancar.

Dalam hal ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun

laporan magang mandiri institusi ini namun apabila masih banyak terdapat kekurangan

baik dari segi isi maupun penulisannya maka penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun.

Akhir kata Penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak

membantu di dalam penulisan laporan mandiri institusi ini dan semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin

Pontianak, Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat. Berdasarkan

skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industri besar dan kecil.

Berbagai macam industri tersebut antara lain industri kimia, kertas, tekstil, karet dan

semen. Adapun contoh industri kecil antara lain industri tahu, tempe dan krupuk.

Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari

industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi baru di

berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya berasal dari limbah industri yang

bersangkutan (Adack, 2013).

Umumnya industri-industri besar telah memiliki instalasi pengolahan limbah,

sehingga pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri tersebut hampir seluruhnya

telah dapat ditangani. IPAL yang terdapat di industry besar pada umumnya adalah IPAL

dengan pengolahan limbah dengan skala besar, sehingga dapat menampung debit limbah

yang cukup besar pula.

PT. Hok Tong Pontianak adalah badan usaha penanaman modal asing dari

Singapura yang berpusat di Palembang dan telah berdiri sejak zaman penjajahan

kolonial Belanda dengan nama NV. Handel MIJ Hok Tong yang bergerak di bidang

industri remiling karet alam serta karet Ribbed Smoke Sheet (RSS) dengan lokasi di

Kelurahan Siantan Tengah. Hasil pengolahan kedua jenis komoditi ini 100 % diekspor.

Hasil remiling diekspor dalam bentuk flat Bark Crepe sedangkan RSS diekspor dalam

bentuk bale.

Saat ini, tenaga kerja yang ada ± 220 orang yang terdiri atas laki-laki dan

perempuan. Metode dasar pengolahan dari bahan baku menjadi Crumb Rubber PT. Hok

Tong Pontianak adalah pembersihan bahan olah, pemecahan koagulan, homogenisasi,

pengeringan, dan pengemasan. Mutu dari setiap tahapan proses produksi dikontrol

dengan melakukan pengujian dan pengukuran baik secara visual, fisika, pendeteksian,

maupun laboratoris untuk menjaga konsistensi mutu dan persyaratan pelanggan maupun

persyaratan regulasi.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa jenis kegiatan produksi yang

dilakukan di pabrik karet PT. Hok Tong sangat banyak, sehingga limbah yang dihasilkan

juga sangat banyak. Di pabrik karet tersebut sudah terdapat IPAL yang dapat mengolah

air limbah sehingga air buangan tersebut sudah aman bagi lingkungan dan sesuai dengan

KEP/51/MENLH/10/1995. Untuk itu, sebagai mahasiswa poltekkes kemenkes Pontianak

penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang proses pengolahan air limbah yang ada d

PT. Hok Tong tersebut dengan cara memilih tempat tersebut sebagai tempat magang.

Magang merupakan salah satu program Jurusan Kesehatan Lingkungan

Poltekkes Kemenkes Pontianak. Magang merupakan kegiatan belajar di lapangan yang

wajib diikuti oleh mahasiswa pada semester VI sebagai sarana latihan kerja, sebagai

upaya pemahaman, penghayatan dan latihan keterampilan bagi mahasiswa untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan profesional dan sikap sesuai dengan bidang

kerjanya yaitu Kesehatan Lingkungan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari magang mandiri di institusi tersebut adalah

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan latihan kerja di tempat magang untuk

meningkatkan pengetahuan, dan membentuk sikap serta keterampilan kerja

terutama di bidang Kesehatan Lingkungan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui peran tenaga sanitasi di pabrik karet tersebut.

b. Untuk mengetahui kinerja IPAL yang berada di pabrik karet tersebut.

c. Untuk mengetahui permasalahan tentang limbah yang ada di pabrik karet

tersebut.

d. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah

yang berhubungan dengan limbah.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari magang mandiri di institusi tersebut adalah:

a. Mahasiswa mengetahui peran tenaga sanitasi di pabrik karet tersebut.

b. Mahasiswa mengetahui kinerja IPAL yang berada di pabrik karet tersebut.

c. Mahasiswa mengetahui permasalahan tentang limbah yang ada di pabrik karet

tersebut.

d. Mahasiswa mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan

masalah yang berhubungan dengan limbah.

BAB II

PROFIL INSTANSI

PT. Hok Tong Pontianak adalah badan usaha penanaman modal asing dari

Singapura yang berpusat di Palembang dan telah berdiri sejak zaman penjajahan

kolonial Belanda dengan nama NV. Handel MIJ Hok Tong yang bergerak di bidang

industri remiling karet alam serta karet Ribbed Smoke Sheet (RSS) dengan lokasi di

Kelurahan Siantan Tengah. Hasil pengolahan kedua jenis komoditi ini 100 % diekspor.

Hasil remiling diekspor dalam bentuk flat Bark Crepe sedangkan RSS diekspor dalam

bentuk bale.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 93/Kp/11/68

tanggal 5 November 1968, tentang Larangan Ekspor Bahan Remilling dan Rumah Asap,

maka kegiatan industri dialihkan dari remilling karet alam menjadi industri Crumb

Rubber. Crumb Rubber atau karet remah di Indonesia lebih popular dengan sebutan

Standar d Indonesian Rubber (SIR). Lokasi yang semula berada di Kelurahan Siantan

Tengah juga berpindah ke Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara pada

tahun 1977 dengan luas lahan ± 2 ha.

Saat ini, kapasitas terpasang adalah 3000 ton per bulan dan menyerap tenaga

kerja ± 220 orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Metode dasar pengolahan

dari bahan baku menjadi Crumb Rubber PT. Hok Tong Pontianak adalah pembersihan

bahan olah, pemecahan koagulan, homogenisasi, pengeringan, dan pengemasan. Mutu

dari setiap tahapan proses produksi dikontrol dengan melakukan pengujian dan

pengukuran baik secara visual, fisika, pendeteksian, maupun laboratoris untuk menjaga

konsistensi mutu dan persyaratan pelanggan maupun persyaratan regulasi.

PT Hok Tong Pontianak telah menerapkan sistem manajemen mutu dan telah

mendapat sertifikat ISO 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, Yogya

Quality Assurance. Selain itu, perusahaan ini telah mendapat Sertifikat Produk

Penggunaan Tanda SNI dari Lembaga Sertifikasi Produk, Jogya Product Assurance.

Jenis produk yang dihasilkan adalah SIR 10 dan SIR 20 yang merupakan bahan baku

bagi industri barang jadi karet terutama ban mobil.

Jenis SIR 20 merupakan pangsa pasar paling besar karena hampir seluruh

industri ban mobil menggunakan jenis ini sebagai bahan bakunya selain bahan additive

lainnya. Pelanggan utama PT. Hok Tong Pontianak adalah industri-industri ban

terkemuka di dunia, antara lain: Goodyear, Bridgestone, Michelin, Hankook Tire,

General Tire, Continental dan FATE (Argentina). Strategi bisnis dari perusahaan adalah

menjalin hubungan baik dengan pemasok dan pelanggan dengan moto “Quality is our of

life”. Visi perusahaan adalah menjadi produsen SIR yang handal dan ramah lingkungan

di Kalimantan Barat. Misi perusahaan adalah turut serta membangun daerah Kalimantan

Barat dengan memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Kegiatan Magang Mandiri

Kegiatan praktik magang mandiri di PT. Hok Tong dilakukan selama 3 minggu

(12 hari) mulai dari tanggal 12 Mei sampai dengan 30 Mei 2014. Adapun kegiatan yang

dilakukan selama magang mandiri di PT. Hok Tong adalah sebagai berikut:

No Hari / Tanggal Kegiatan

1 Senin, 12 Mei 2014

Perkenalan alat dan oerientasi magang di tempat kerja.

2 Selasa, 13 Mei 2014

Ikut melaksanakan pengambilan sampel karet dan penyeragaman sampel yang akan diperiksa di laboratorium.

3 Rabu, 14 Mei 2014

Pemeriksaan kadar kotoran pada karet, penetapan kadar abu dan penetapan PRI

4 Jum’at, 16 Mei 2014

Penetapan kadar nitrogen dan pengujian viskositas mooney

5 Senin, 19 Mei 2014

Peninjauan ke Ruang produksi

6 Selasa, 20 Mei 2014

Peninjauan ke Ruang produksi

7 Rabu, 21 Mei 2014

Peninjauan ke IPAL

8 Kamis, 22 Mei 2014

Peninjauan ke IPAL

9 Jum’at, 23 Mei 2014

Peninjauan ke IPAL

10 Senin, 26 Mei 2014

Pengambilan data untuk pembuatan laporan.

11 Rabu, 28 Mei 2014

Pembuatan laporan.

12 Jum’at, 30 Mei 2014

Perpisahan dengan staf dan karyawan Laboratorium PT. Hok Tong

3.2 Kegiatan Di Laboratorium

Untuk kegiatan di laboratorium mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-

1903-2000 tentang Standar Indonesian Rubber (SIR).

1. Penyeragaman contoh

Sebelum pengujian mutu SIR dilaksanakan, kedua belah potongan contoh uji karet

disatukan dan digiling untuk penyeragaman . selanjutnya contoh uji diambil dari contoh

karet yang telah diseragamkan ini.

Cara Kerja

- Satukan kedua belah contoh karet tersebut pada butir 8.1 dan giling 6 kali melalui

gilingan laboratorium dengan celah rol : 1,65 mm. Rol gilingan dijalankan dengan

kecepatan 1 : 1,4 dan didinginkan dengan aliran air pada suhu kamar.

- Setelah tiap kali penggilingan, lembaran karet digulung dan salah satu ujung

gulungan dimasukkan kembali ke gilingan pada penggilingan berikutnya, letakkan

baki atau lembaran plastik yang bersih dibawah rol gilingan guna menampung

remahan atau kotoran karet yang jatuh selama penggilingan.

- Remahan dan kotoran karet tersebut dikembalikan pada lembaran karet sebelum

penggilingan berikutnya.

- Pada penggilingan yang ke 6 kali, lembaran karet tidak digulung melainkan dilipat

dua, lembaran karet yang telah diseragamkan tersebut digunting menjadi contoh

uji untuk

Penetapan kadar kotoran

Penetapan kadar abu

Penetapan kadar zat menguap

Penetapan plasticity retention index

Penentuan kadar nitrogen

Pengujian viskositass mooney

- Khususnya untuk penetapan kadar zat menguap contoh uji disimpan di dalam

kantong plastic yang sesuai dan ditutup rapat setelah penyeragaman dan

pengguntingan.

- Hal tersebut tidak segera dilaksanakan, maka kelembaban pada karet dan

kelembaban pada udara akan berada dalam keseimbangan sehingga pengujian

yang dilakukan tidak akan menunjukkan hasil yang sebenarnya.

- Untuk penetapan ujl tambahan bila dikehendaki

2. Penetapan kadar kotoran

Kotoran adalah bends asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325

mesh. Adanya kotoran didalam karet yang relafrf tinggi dapat mengurangi sifat

dinamika yang unggul darl vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan

retak lenturnya. Kotoran tersebut juga mengganggu pada pembuatan vulkanisat tipis

Potongan uji untuk penetapan k adar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk

memudahkan pelarutan. Potongan uji yang telah digiling ulang, dilarutkan didalam

pelarut yang mempunyai titik didih tinggi, disertai penambahan suatu zat untuk

memudahkan larutnya karet ( rubber peptiser ). Larutan kotor yang tertinggal kemudian

dituangkan melalui saringan 325 mesh.

Kotoran yang tertinggal pada saringan setelah dikeringkan didalam oven, kemudian

ditimbang setelah didinginkan.

Hasil pelaksanaan pengujian yang balk, dapat dilihat dari mudah bergeraknya

kotoran kering didalam saringan.

Cara Kerja

- Giling contoh uji untuk penetapan kadar kotoran sebesar 20 - 25 gram 2 kali

melalui gilingan laboratorium ( setelah penggilingan pertama,lembaran karet

dilipat dua), kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama (1 : 1 ), dan celah rol

diatur 0,33 mm.

- Timbang kira - kira 10 gram lembaran contoh karet dengan ketelitian mendekati

0,1 mg.

- Kemudian digunting kecil-kecil menjadi 12-15 potongan atau ditipiskan.

- Masukan kedalam labu Erlenmeyer 500 ml yang telah berisi terpentin mineral 250

ml dan 1 - 2 ml peptiser.

− Panaskan diatas pemanas ( 8.2.1.8.) selama 1,5 - 2,5 jam pada suhu 120 °C 5°C.

- Kocok sekali - sekali untuk mempercepat pelarutan.

- Jika karet telah larut sempurna saving dalam keadaan panas secara dekantasi

melalui saringan yang bersih.

- Saringan yang akan digunakan, sebelumnya harus dikeringkan didalam oven

selama lebih kurang 1 jam pada suhu 100 ° C dan setelah didinginkan didalam

desikator sampai suhu kamar ± 30 menit, kemudian ditimbang.

- Blarkan kotoran mengendap sebanyak mungkln didasar labu Erlenmeyer untuk

pencucian selanjutnya. Cuci kotoran didalam labu 2 kali rnasing-masing dengan

30 — 50 ml terpentin panas.

- Tuangkan cucian kedalam saringan dengan memiringkan labu sehingga mulut labu

mengendap kebawah, semprotkan terpentin dingin kedalamnya dengan

menggunakan botol semprot

CATATAN

- Terpenting mineral dan peptiser harus bebas kotoran dan air. Air dan terpentin

tidak dapat bercampur menyebabkan sukarnya penyaringan. Bagian yang berada

didalam fasa air tidak akan larut dan akan melekat pada dasar labu.

- Larutan karet yang dibiarkan mendidih, dapat menghasilkan zat yang

menyerupai gel, sehingga menyukarkan penyaringan dan akan memberikan

kadar kotoran yang tinggi.

- Karat diusahakan agar terlarut sempurna dalam terpentin. Setelah iarut, lalu

digoyang-goyangkan untuk mengamati apakah butir kotoran dapat bergerak

bebas dan akan mengendap pada bagian tengah dan dasar tabu. Bila pengamatan

tersebut tidak dilakukan, maka kemungkinan ada butir karet yang tidak larut dan

melekat pada labu kemudian tercuci

- dan masuk kedalam saringan, sehingga setelah pengeringan akan memberikan

basil yang Ie6ih tinggi.

- Labu Erlenmeyer sebelum digunakan harus selalu diperiksa. Labu yang telah

rusak atau retak sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan letusan dan

kebakaran.

- Pencucian saringan dengan alat pencuci ultrasonic memberikan hasil yang

memuaskan. Dalam pekerjaan sehari — had 70 saringan selama kira — kira 15

menit didalam alat pencuci untrasonic yang berisi terpentin, perendaman

dilanjutkan didalam iarutan pembersih selama 15 menit. Akhirnya saringan

direndam dan dicuci dengan air bersih didalam galas piala. Setelah itu

dikeringkan didalam oven kira — kira 1 jam pada suhu 100 ° C, dinginkan

didalam desikator sampai suhu kamar ( ± 30 menit) lalu ditimbang.

- Dengan mengikuti cara pencucian ini, maka setiap saringan dapat digunakan

untuk kira-kira 50 kali pengujian. Penyemprotan dengan deras air untuk

membersihkan saringan

3. Penetapan kadar abu

Abu didalam karet terjadi dari Oksida, Karbonat dan Fosfat dari Kalium,

Magnesium, Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang berbeda —

beda. Abu dapat pula mengandung silicat yang berasal dari karet atau benda asing yang

jumlah kandungannya bergantung pada pengolahan bahan mentah karet.

Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral

didalam karet. Beberapa bahan mineral didalam karet yang meninggalkan abu dapat

mengurangi sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul ( heat build — up) dan

ketahanan retak Ientur ( flex cracking resistance) dari vulkanisat karet slam.

Ada dua cara menetapkan kadar abu :

Cara 1

Potongan uji dibungkus dengan kertas saving lalu dipijarkan didalammufle

furnace pada suhu 550 ° C selama 2 — 4 jam.

Cara 2

Potongan uji dipijarkan perlahan — lahan diatas pembakar listrik/gas. Kemudian

pemijaran dilanjutkan didalam mufle furnace pada suhu 550 ° C selama kira — kira 2

jam.

Cara Kerja

- Potong dan timbang 5 gram contoh uji untuk penetapan kadar abu tersebut pada

( 8.1.2.) dengan ketelitian mendekati 0,1 mg

Cara I

- Bungkus potongan uji tersebut dengan kertas saring babas abu.

- Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan didalam mufle

furnace pada suhu 550 ° C selama 2 jam dan setelah didinginkan kembali didalam

desikator sampai mencapai suhu kamar (± 30 menit) kemudian ditimbang

- Masukan cawan berisi potongan uji kedalam mufle furnace dalam le mad asam

dan pijarkan pada suhu 550 ± 20 ° C selama 2 — 4 jam sampai abu tidak

mengandung jelaga ( carbon) lagi. Dinginkan didalam desikator sampai suhu

kamar kemudian timbang dengan ketelitian mendekati 0,1 mg

Cara II

- Gunting potongan uji tersebut menjadi kecil—kecii.

- Masukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipijarkan dan telah diketahui

bobotnya.

- Cawan berisi karat kemudian dipijarkan diatas pembakar listrik / gas sampai tidak

keluar asap selanjutnya pemijaran diteruskan didalam mufle furnace pada suhu

550 ± 20 ° C selama kira — kira 2 jam, yaitu sampai tidak mengandung jelaga

lagi.

- Dinginkan cawan yang berisi abu didalam desikator sampal suhu kamar ( ± 30

menit).

- Kemudian ditimbang dengan ketelitian 0, 1 mg.

4. Penetapan kadar zat menguap

Zat menguap di dalam karet sebagian besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah

zat-zat lain seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100 0C. kadar zat menguap

adalah bobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan.

Adanya zat yang mudah menguap didalam karat, selain dapat menyebabkan bau

busuk, memudahkan tumbuhnya jamur yang dapat menimbulkan kesulitan pada waktu

mencampurkan bahan—bahan kimia kedalam karat pada waktu pembuatan kompon

tersebut terutama untuk pencampuran karbon black pada suhu rendah.

Potongan uji untuk menetapkan kadar zat menguap ditimbang lalu ditipiskan dan

digunting menjadi potongan kecil — kecil untuk memperluas permukaan guna

memudahkan pengeringan pada suhu 100 ° C.

- Keluarkan contoh uji untuk penetapan kadar zat menguap.

- Potong dan timbang 10 gram dengan ketelitian mendekati 0,1 mg

- Gunting lembaran tipis contoh uji karet tersebut menjadi potongan kecil,

selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan yang telah dipanaskan ke dalam oven

pada suhu 100 oC dan telah diketahui bobotnya

- Cawan berikut karet kemudian dipanaskan di dalam oven pada suhu 100 oC

selama 2-3 jam. Dinginkan di dalam desikator sampai suhu kamar kemudian

ditimbang kembali.

5. Penetapan plasticity retention index

Penentuan Plasticity Retention Index ( PRI) adalah cara pengujian yang

sederhana dan cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi

pada suhu tinggiPengujian ini meiiputi pengujian plastisitas Wallace dari potongan uji

sebelum dan sesudah pengusangan didalam oven dengan suhu 140 ° C.

Suhu dan waktu pengusangan diatur sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan perbedaan yang nyata dari berbagai jenis karet mentah. Nilai PRI yang

tinggi menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap degradasi oleh oksidasi

Cara Kerja

- Giling contoh uji seberat 15—25 gram (uraian 8.1.2.) maksimum 3 kali dengan

gilingan Iaboratorium yang telah diatur sehingga kedua rolnya berputar tanpa

fiksi.

- Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran karat yang dihasilkan

mempunyai:ketebalan antara 1,6 — 1,8 mm. Apabila setelah 3 kali gilingan

diperoleh lembaran karat dengan ketehalan tidak sesuai dengan syarat yang telah

ditentukan, maka atur kembali celah roll dan gunakan contoh uji barn untuk

digiling.

- Lembaran karat yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan mempunyai ketebalan

yang merata setiap bagian. Lembaran tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan

dengan telapak tangan. Selanjutnya dipotong dengan wallace punch sebanyak 6

potongan uji.

- Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji (2 ) untuk

pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Potongan uji hares mempunyai

ketebalan antara 3,2 — 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm) dengan garis tengah ± 13

mm.

- Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas

tatakan contoh dan masukkan kedalam oven pada suhu 140 ° C ± 0,2 ° C selama

tepat 30 menit.

- Setelah dikeluarkan kemudian didinginkan sampai suhu kamar.

- Pada pengukuran platisitas wallace, letakan potongan uji diantara 2 lembar kertas

sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian

tutup piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan bawah akan

bergerak keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan

kedua berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas.

- Angka yang dicatat adalah angka yang ditunjuk oleh mikrometer/display pada

waktu berhenti begerak.

CATATAN :

1. Plastimeter wallace harus selalu diperiksa (ver'rlikasi) dengan mengikuti buku

petunjuk wallace.

2. Pemeriksaan cepat adalah dengan menggunakan karat viskositas mantap (CV)

dilakukan dengan cara :

- Segera setelah kalibrasi beban selesai dilakukan yaitu untuk meyakinkan bahwa

kalibrasi telah dilaksanakan dengan benar

- Satu kali setiap hart penggunaan untuk meyakinkan bahwa plastimeter masih

berfungsi dengan balk. Apabila dijumpai adanya penyimpangan maka kalibrasi

tersebut diatas

3. Kertas sigaret dengan ukuran 70 mm x 40 mm digunting menjadi 2 potong yang

sama. Tidak dibenarkan menggunakan potongan kertas sigaret tersebut dengan

hanya melipat dua saja atau memotong kertas sigaret menjadi tiga

4. Oven untuk penguasaan tidak boleh diisi terlalu banyak potongan uji, karena hal

ini dapat mengganggu keseragaman suhu di dalam oven tersebut

5. Suhu oven agar selalu diperiksa sebelum potongan uji dimasukan kedalam oven,

hat ini untuk meyakinkan bahwa suhu telah stabil pada 140' C sekurang—

kurangnya selama 5 ( lima) menit.

6. Nilai tengah dart tiga hasil pengujian plastisitas dapat diambil apabila selisih setiap

hasil pengujian tidak lebih dart 3 (tiga) satuan.

6. Penentuan kadar nitrogen

Nitrogen terdapat didalam karet terutama berasal dari protein dan dapat

digunakan sebagai petunjuk besarnya kadar protein. Walaupun banyaknya nitrogen

bergantung pada jenis protein, diperkirakan kadar protein = 6,25 x kadar nitrogen. tetapi

tidak dapat dianggap sebagai kadar protein yang sebenarnya. Karet Skim mengandung

kadar nitrogen yang tinggi. Nitrogen ditetapkan dengan cara semi mikro Kjeldahl. Karet

dioksidasi dengan pemanasan oleh campuran katalis dan asam sulfat pekat, yang

merubah senyawaan nitrogen menjadi ammonium hidrogensulfat. Setelah suasana

dirubah menjadi basa amonia dipisahkan dengan destilasi uap dan diikat oleh larutan

standar asam borat, kemudian dititer dengan larutan standar asam sulfat.

Cara Kerja

- Timbang dengan teliti kira-kira 0,1 gram contoh karet yang telah diseragamkan,

masukan kedalam labu mikro kjeldahl, tambahkan kira—kira 0,65 gr campuran

katalis dan 3- 5 ml asam sulfat pekat.

- Didihkan perlahan - lahan sampai timbul warna hijau (atau tak berwarna ) dan

tidak terdapat bintik – bintik warna kuning biasanya memerlukan waktu 1 jam

- Dinginkan dan encerkan dengan 10 ml air suling

- Masukkan 10 ml asam borak dan 2 atau 3 tetes indicator ke dalam labu

penampung 100 ml

- Letakkan labu tersebut sedemikian rupa sehingga ujung kondensor tercelup di

bawah permukaan asam borak

- Tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida 67 % kedalam alat destilasi, bilas

dengan 5 ml air suling.

- Alirkan uap melewati alat destilasi selama 5 menit. mulai saat itu destilat mulai

keluar.

- Turunkan labu penampung sehingga kondensor tepat diatas larutan dan destilasi

dilanjutkan beberapa menit lagi. Bilas ujung kondensor dengan air suling.

- Destilat segera dititrasi dengan larutan standar asam sulfat 0,01 N menggunakan

pnikroburet 10 ml, Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau

menjadi ungu muda.

- Untuk membuat blanko, lakukan cara yang sama dengan semua pereaksi tanpa

contoh karet.

7. Pengujian viskositass money

Viskositas dari karat pada umumnya di uji dengan alat ' Mooney Viscometer'

yang prinsip kerjanya adalah memutarkan sebuah rotor yang berbentuk silinder didalam

karat tersebut. Makin besar viskositas karat, makin besar pula perlawanan yang

diberikan oleh karat tersebut kepada rotor. Besarnya torak yang dialami oleh sumbu

rotor diukur oleh sebuah pegas yang berbentuk • dan dihubungkan dengan dengan

mikrometer yang mempunyai skala 0 — 100.

Persiapan Contoh

- Contoh diambil dari contoh yang telah disiapkan untuk pengujian kadar kotoran,

kadar abu, kadar zat menguap, maupun PRl yaitu contoh yang telah digiling ( Lab

Mill) sebanyak 6 kali dengan celah roll 1,65 mm.

- Lembaran contoh diambil 2 buah potongan uji dengan menggunakan alat

pemotong khusus sehingga ukuran diameter sama dengan diameter rotor.

Cara Pengujian

- Hidupkan alat viskometer sekurang-kurangnya 1 jam untuk pemanasan

- Hidupkan kompressor dan buka krannya hingga tekanan mancapai 75 psi

- Tutup plat stator atas dengan menekan kedua tombol hijau sampai lampu indikator

menyala.

- Hidupkan kontrol heater ( pada posisi on )

- Hidupkan boost heater ( pada posisi on )

- Aturlah regulator sehingga suhu stator atas dan stator bawah stabil pada

100±0,5°C

- Buka stator atas dengan menekan tombol merah.

- Gunakan rotor ' L • untuk pengujian karat mentah yang kemudian dimasukan

kedalam lubang yang terdapat pada stator bawah. selanjutnya tutup kembali stator

atas.

- Tunggu selama 5 - 10 menit sampal suhu stabil kembali.

- Motor dijalankan dan diperiksa titik 0 pada skala mikrometer. Bila tidak tepat atur

titik nol tersebut.

- Buka plat stator atas dengan menekan tombol merah

- Keluarkan rotor dengan menekan handle ke bawah dan gunakan sarung tangan

untuk mengambil rotor yang panas tersebut

- Tutup stator atas dan setelah tertutup stopwatch dijalankan.

- Setelah tepat satu menit jalankan motor.

- Nilai viskositas dibaca pada alat penunjuk setelah 4 menit ( menit ke 5 ).

- Matikan motor kemudian buka stator atas dan rotor beserta contoh karet

dikeluarkan.

Pencatatan Hasil Pengujian

Nilai Viskositas Mooney dinyatakan sebagai berikut :

Bila mikrometer menunjukkan skala mis : 63, maka viskositas mooney dilaporkan

sebagai berikut : 63 ML (1 + 4 )' 100 ° C.

- Angka Viskositas Mooney (M )

- Ukuran Rotor yang digunakan untuk karet mentah ( L )

- Waktu pemanasan pendahuluan ( pre—heating) selama satu menit (1').

- Waktu pengujian selama empat menit (4 ') .

- Suhu pengujian (I00 ° C )

3.3 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Pada IPAL PT. Hok Tong terdapat 7 jenis pengolahan air limbah agar limbah yang

dihasilkan dari kegiatan produksi pabrik aman bagi lingkungan.

1. Bak INLET merupakan bak penampungan awal limbah dari seluruh rangkaian

produksi pabrik

2. Penyaringan partikel padat yang ada di air limbah tersebut

3. Kolam aerasi, aerasi dikolam ini dilakukan untuk melepaskan DO hingga 1,5 -2 ppm,

Terdapat 4 kolam aerasi dengan diffuser.

4. Kolam denitrifikasi terdapat 1 buah kolam, di kolam ini terjadi proses pelepasan

nitrogen ke udara.

5. Kolam sedimentasi, terjadi proses pengendapan lumpur.

6. Lumpur yang diendapkan kemudian dipisah dan dikeringkan dan dapat dijadikan

kompos.

7. Sedangkan airnya dibuang ke sungai.

Air buangan dari limbah tersebut tidak sepenuhnya dibuang ke sungai akan tetapi

30% dari debit air tersebut digunakan kembali untuk proses produksi. Pada outlet air

limbah debit yang dihasilkan yaitu 20-21 m3/s.

BAB IV

PENUTUP