laporan magang
DESCRIPTION
laporan magang di puskesmas mengenai kesehatan lingkunganTRANSCRIPT
1
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan
memikul tanggung jawab guna menyukseskan pembangunan nasional serta
memajukan bangsa dan negara. Maka dari itu harus dibutuhkan kemampuan dan
sumber daya manusia yang cukup tinggi yang dapat berpotensi dalam memajukan
antara lain dalam bidang pelayanan kesehatan.
Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sebagai suatu Institusi
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia untuk mengembangkan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan guna menunjang perkembangan Institusi
pelayanan kesehatan, serta sebagai research university untuk membantu
perkembangan kawasan Timur Indonesia. Output dari Universitas Airlangga
Surabaya diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan
spesifikasinya. Sejalan dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Institusi
pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan
jalan studi ekskursi, magang, join research dan lain sebagainya.
Tingginya persaingan tersebut membuat kita mahasiswa S1 Universitas
Airlangga Surabaya yang merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia
yang mendukung sepenuhnya dalam pengembangan sumber daya manusia dan
ilmu pengetahuan untuk mahasiswanya agar menghasilkan output yang benar –
benar berpotensi. Oleh karena itu perlu adanya aplikasi dalam setiap progam studi,
salah satunya dengan adanya kerjasama antara instansi terkait yang mendukung
kegiatan yang diprogramkan oleh pihak universitas. Dengan adanya hal tersebut
diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang belum di dapat dari
bangku perkuliahan.
Tema yang kami ambil pada magang ini adalah pembinaan dan
pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM). Diketahui bahwa di wilayah
kerja Puskesmas Kebomas banyak dijumpai aneka tempat pengolahan makanan
mulai dari jajanan pasar, kue dan roti serta minuman kedelai atau jamu. Oleh
2
karena itu, perlu diobservasi apakah cara pengolahan makanan dan minuman di
tempat tersebut sudah memenuhi kriteria kesehatan.
1.2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang ada di Puskesmas Kebomas ada 5 program
kesehatan lingkungan yang menonjol yang dijalankan. Salah satu program yang
akan diambil oleh peserta magang adalah pengawasan dan pembinaan tempat
pengolahan makanan dengan permasalahan penelitian yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pada TPM (Tempat
Pengelolaan Makanan di wilayah kerja Puskesmas Kebomas?
2. Adakah ada hubungan antara frekuensi pengawasan dan pembinaan TPM
(Tempat Pengelolaan Makanan) dengan kejadian keracunan makanan?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui dan melaksanakan program pengawasan dan pembinaan pada
TPM di wilayah kerja Puskesmas Kebomas Kabupaten Gresik
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui prosedur dan tata cara pelaksanaan survei di lapangan
2. Melakukan serangkaian pengukuran yang dilakukan di lapangan
3. Melakukan inspeksi dan pengawasan tempat pengolahan makanan
4. Menganalisis hasil pengawasan tempat pengolahan makanan dan
dibandingkan dengan standar yang ada
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengetahui pelaksanaan pengawasan tempat pengolahan
makanan di wilayah kerja Puskesmas Kebomas Gresik
2. Menambah wawasan dan pengalaman bekerja di lapangan
3
1.4.2. Bagi Puskemas Kebomas
Mendapatkan masukan-masukan dari peserta pekerja praktek dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut sesusai
dengan bidang keilmuan manajemen keuangan yang dimiliki mahasiswa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia (Azwar, 1990). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air
yang bersih untuk keperluan mencuci, menyediakan tempat sampah untuk
mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
2.2 Tempat Pengolahan MakananTempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi
makanan yang terolah ataupun makanan jadi yang biasanya disebut dapur. Dapur
merupakan tempat pengolahan makanan yang harus memenuhi syarat higiene dan
sanitasi, diantaranya konstruksi dan perlengkapan yang ada.
Menurut Depkes RI (2004) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lantai
Lantai harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tahan
lama dan kedap air. Lantai harus dibuat dengan kemiringan 1-2% ke saluran
pembuangan air limbah.
2. Dinding dan langit-langit
Dinding harus dibuat kedap air sekurang-kurangnya satu meter dari lantai.
Bagian dinding yang kedap air tersebut dibuat halus, rata dan bewarna terang serta
dapat mudah dibersihkan. Demikian juga dengan langit- langit harus terbuat dari
bahan yang bewarna terang.
3. Pintu dan jendela
Pintu dan jendela harus dibuat sedemikian rupa sehingga terhindar dari
lalu lintas lalat dan serangga lainnya.dengan demikian harus diperhatikan pintu
masuk dan keluar harus selalu tertutup atau pintu yang harus bisa ditutup sendiri.
4. Ventilasi ruang dapur
5
Secara garis besarnya ventilasi terbagi atas dua macam yaitu ventilasi alam
dan buatan. Ventilasi alam terjadi secara alamiah dan disyaratkan 10% dari luas
lantai dan harus dilengkapi dengan perlindungan terhadap serangga dan tikus.
5. Pencahayaan
Pencahayaan yang cukup diperlukan pada tempat pengolahan makanan
untuk dapat melihat dengan jelas kotoran lemak yang tertimbun dan lain- lain.
Pencahayaan diruang dapur sekurang-kurangnya 20 fc, sebaikya dapat menerangi
setiap permukaan tempat pengolahan makanan dan pada tempat-tempat lain
seperti tempat mencuci peralatan, tempat cuci tangan, ruang pakaian, toilet,
tempat penampungan sampah disamping itu selama pembersihan harus disediakan
pencahayaan yang cukup memadai
6. Pembuangan asap
Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan juga harus dilengkapi
dengan penyedot asap untuk mengeluarkan asap dari cerobongnya.
7. Penyediaan air bersih
Harus ada persediaan air bersih yang cukup dan memenuhi syarat
kesehatan. Minimal syarat fisik yaitu tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau.
8. Penampungan dan pembuangan sampah
Sampah harus ditangani sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran
makanan dari tempat sampah harus dipisahkan antara sampah basah dan sampah
kering serta diusahakan pencegahan masuknya serangga ketempat pembuangan
sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain:
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah berkarat
b. Mudah dibersihkan dan bagian dalam dibuat licin, serta bentuknya dibuat
halus
c. Mudah diangkat dan ditutup
d. Kedap air, terutama menampung sampah basah
e. Tahan terhadap benda tajam dan runcing
Disamping itu sampah harus dikeluarkan dari tempat pengolahan makanan
sekurang-kurangnya setiap hari. Segera setelah sampah dibuang, tempat sampah
dan peralatan lain yang kontak dengan sampah harus dibersihkan.
6
9. Pembuangan air limbah
Harus ada sistem pembuangan limbah yang memenuhi. syarat kesehatan.
Bila tersedia saluran pembuangan air limbah di kota, maka sistem drainase dapat
disambungkan dengan alur pembuangan tersebut harus didesain sedemikian rupa
sehingga air limbah segera terbawa keluar gedung dan mengurangi kontak air
limbah dengan lingkungan diluar sistem saluran.
10. Perlindungan dari serangga dan tikus
Serangga dan tikus sangat suka bersarang ataupun berkembang biak pada
tempat pengolahan makanan, oleh karena itu pengendaliannya harus secara rutin
karena binatang tersebut bisa sebagai pembawa penyakit dan sekaligus
menimbulkan kerugian ekonomi.
Karena kebisaan hidupnya, mereka dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Mereka dapat memindahkan kuman secara mekanis baik langsung
kedalam makanan/bahan makanan atau langsung mengkontaminasi peralatan
pengolahan makanan dan secara biologis dengan menjadi vektor beberapa
penyakit tertentu. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan/disebarkan
antara lain demam berdarah, malaria, disentri, pest. Infestasi serangga tikus, tikus
dapat pula menimbulkan kerugian ekonomi karena mereka merusak bahan pangan
dan peralatan pengolahan makanan.
Tempat pengelolaan makanan adalah tempat untuk pengelolaan /
pengolahan makanan / minuman antara lain restoran, rumah makan, home
industri, jasa boga / catering.
2.3. Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB)
• Definisi : CPMB adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana
memproduksi makanan agar bermutu, aman dan layak u/ dikonsumsi.
• Aman untuk dikonsumsi artinya : produk makanan tersebut tidak
mengandung bahan yang dapt membahayakan kesehatan manusia seperti
menimbulkan penyakit atau keracunan.
• Layak untuk dikonsumsi artinya : makanan tersebut keadaannya normal
tidak menyimpang serperti busuk, kotor, menjijikkan dan lain-lain.
7
DASAR PERATURAN :
Kepmenkes RI No. 23/Menkes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara
Produksi yang Baik untuk makanan.
SK Dirjen POM Depkes RI th 1997 tentang Pedoman Umum Higiene
Makanan.
2.4. Ruang Lingkup CPMB (Cara Produksi Makanan Yang Baik)
• Mencakup cara produksi yang baik dari sejak bahan mentah masuk ke
pabrik sampai produk dihasilkan.
• Persyaratan-persyaratan:
1. Lingkungan Sarana Pengolahan
2. Bangunan dan Fasilitas Pabrik
3. Peralatan Pengolahan
4. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
5. Sistem Pengendalian Hama
6. Higiene Karyawan
7. Pengendalian Proses
8. Manajemen Pengawasan
9. Pencatatan dan Dokumentasi
2.4.1. Lingkungan Sarana Pengolahan
Lingkungan di sekitar sarana pengolahan harus bersih dan bebas
dari tanaman liar.
Lokasi Pabrik harus bebas dari pencemaran misalnya polusi udara,
genangan air, sarang hama (serangga dan binatang pengerat),
Tempat Pembuangan akhir (TPA), timbunan barang bekas, tempat
pemukiman padat penduduk dan kumuh.
2.4.2. Bangunan dan Fasilitas Pabrik
Bangunan: tidak mudah dimasuki hama seperti binatang pengerat,
burung, serangga dan hama lainnya.
8
Tata letak pabrik : diatur sedemikian rupa sehingga kegiatan
pengolahan berjalan teratur dan tidak simpang siur dan terhindar dari
kontaminasi silang pada produk makanan misalnya oleh bahan mentah.
Syarat Ruang Pengolahan :
Cukup luas dan leluasa
Mudah dibersihkan
Lantai dan dinding à kedap air,kuat dan bersih
Langit-langit à bersih dari debu, sarang laba-laba dan kotoran
Jendela / lubang angin à kawat kasa yang mudah dicopot sehingga
mudah dibersihkan
Tidak ada sampah yang berserakan
Penerangan cukup
Sistem aliran uarar à dari tempat yang bersih ke tempat yang kotor
Ada tempat mencuci tangan, sabun dan lap bersih / kering
Persyaratan Gudang Pengolahan :
Tersedia khusus uuntuk menyimpan bahan pangan termasuk bumbu dan
bahan baku pangan
Produk makanan disimpan dalam gudang terpisah dari gudang bahan
pangan agar tidak terjadi kontaminasi silang
Bahan-bahan bukan pangan (bahan pencuci, pelumas, pembasmi
serangga)à Gudang- khusus
Sirkulasi udara dalam gudang dijaga à tetap segar
Penyimpanan atau pengeluaran à sistem FIFO
Penyimpnan bahan baku pangan segar, suhu à diperiksa secara periodik
untuk menghindari fluktuasi suhu yang berlebihan.
2.4.3. Peralatan Pengolahan
Mudah dibersihkan dan tidak mencemari makanan
Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak berkarat (baja) atau aluminium
Penunjuk ukuran misalnya timbangan, termometer pengukur tekanan dan
sebagainya à selalu dikalibrasi
9
Penempatannya disusun dalam jalur tata letak yang teratur sehingga
karyawan à mudah dan nyaman
2.4.4. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
SUPLAI AIR :
- Sumber air yang aman dan jumlah cukup
- Air yang kontak langsung dengan makanan à bahan baku air –
minum
PEMBUANGAN AIR & LIMBAH
- Saluran air(selokan) à tidak mencemari sumber air bersih dan
makanan
FASILITAS PENCUCIAN /PEMBERSIHAN
- Fasilitas pencucian untuk makanan dipisahkan drari pencucian
dan perlengkapan lainnya
- Pembersihan dapat dilakukan secara fisik dan kimia dengan
menggunakan deterjen, basa atau asam
- Cara desinfeksi (jika diperlukan) à Klorin 100 – 250 ppm (mg/Lt)
atau larutan Iodin 20 – 59 ppm
2.4.5. Fasilitas Higiene Karyawan
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan lap yang kering
Tempat ganti pakaian karyawan
Toilet dan jamban yang selalu bersih dan cukup untuk seluruh karyawan
Penerangan baik dari sinar matahari / lampu à cukup terang sehingga
karyawan teliti dan nyaman
2.4.6. Sistem Pengendalian Hama
Mencegah masuknya hama
menutup lubang-lubang dan saluran yang memungkinkn hama dapat
masuk
10
memasang kawat kasa pada jendela, pintu dan ventilasi
mencegah hewan (anjing,kucing) berkeliaran di halaman pabrik dan ruang
pengolah
Mencegah Timbulnya Serangan Hama :
Makanan disimpan dalam wadah yang cukup kuat tidak kena lantai dan
cukup jauh dari dinding
Lingkungan pabrik harus bersih dari sampah,
Sampah harus dibuang ditempat sampah yang tertutup
Pabrik dan lingkungan harus selalu diperiksa terhadap kemungkinan
timbulnya serangan hama
Sarang hama harus segera dimusnahkan baik secara fisik/kimia tanpa
mempengaruhi mutu dan keamanan produk makanan
2.4.7. Higiene Karyawan
Kesehatan Karyawan
- Karyawan yang sakit/baru sembuh dari sakit à diistirahatkan karena
mikrobanya dapat mencemari makanan ( virus, diare, sakit perut,
muntah, demam, sakit tenggorokan penyakit kulit dan lain-lain ).
Kebersihan Karyawan
- Karyawan mengenakan baju kerja,penutup kepala dan sepatu à tidak
boleh dibawa keluar dari pabrik, selalu mencuci tangan dengan sabun
pada saat-saat : sebelum mulai melakukan pekerjaan mengolah
makanan, sesudah keluar dari toilet/jamban, sesudah menangani bahan
mentah/bahan kotor.
2.4.8. Pengendalian Proses
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses produksi harus
dikendalikan dengan benar dengan cara :
1. Penetapan spesifikasi bahan baku
2. Penetapan komposisi dan formulasi bahan
3. Penetapan Cara Produksi yang baku
11
4. Penetapan jenis,ukuran dan spesifik kemasan
5. Penetapan keterangan lengkap tentang produk
2.4.9. Manajemen Pengawasan
1. Label Pangan
Label pangan harus jelas dan informatif
Dasar Hukum :
PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan
2 . Penyimpanan
Penyimpanan meliputi :
1. Penyimpanan bahan dan produk
2. Penyimpanan bahan berbahaya
3. Pennyimpanan label & kemasan
4. Penyimpanan peralatan
Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu, keamanan bahan dan produk
pangan yang diolah.
3. Penanggungjawab
Diperlukan untuk mengawasi tahap proses produksi serta pengendaliannya
Yang perlu diperhatikan :
Penanggungjawab minimal mempunyai pengetahuan tentang
prinsip dan praktek Higiene Sanitasi pangan serta proses produksi yang
ditanganinya
Pengawasan dilakukan secara rutin
Penarikan Produk :
Adalah tindakan menghentikan peredaran pangan karena diduga sebagai
penyebab timbulnya penyakit atau kercunan pangan
Pemilik IRT (Industri Rumah Tangga) harus :
1. Menarik produknya
2. Menghentikan produksinya
3. Melaporkan ke Pemkab/Kota dan BBPOM setempat
12
4. Memusnahkan produknya jika terbukti berbahaya bagi konsumen
2.4.10. Pencatatan dan Dokumentasi
Diperlukan untk memudahkan penelusuran masalah yang berkaitan
dengan proses produksi
Yang perlu diperhatikan :
1. Pemilik harus mencatat :
a. Penerimaan bahan baku, BTP (Bahan Tambahan Pangan), Bahan
Penolong
b. Produk akhir
2. Catatan disimpan 2 kali umur simpan produk
Pelatihan Karyawan :
Pimpinan dan karyawan IRT (Industri Rumah Tangga) harus mempunyai
pengetahuan dasar mengenai prinsip dan praktek Higiene Sanitasi pangan
Yang perlu diperhatikan :
1. Pemilik/Penanggung jwb hrs mengikuti penyuluhan
2. Menetapkan & mengajarkannya kepada karyawan.
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG
13
1.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang
1.1.1 Lokasi Magang
Pelaksanaan magang dilaksanakan di Instansi Puskesmas Kebomas
Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik yang beralamatkan di Jalan Sunan Giri
No. 31 Kebomas, Gresik.
1.1.2 Waktu Kegiatan Magang
No. KegiatanMinggu
I II III IV1. Pengenalan instansi Puskesmas Kebomas dan
mempelajari prosedur dan tata tertib yang berlaku2. Melakukan pengawasan dan pengukuran di lapangan3. Membuat laporan magang
1.2 Metode Magang
Dalam pelaksanaan magang di Puskesmas Kebomas, metode kegiatan
yang digunakan meliputi :
1. Partisipasi
Yaitu ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan di
Puskesmas Kebomas, diantaranya : Membantu merekap data untuk
kegiatan PK Pus (Penilaian kinerja Puskesmas) khususnya program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Kebomas.
2. Tanya jawab/diskusi
Yaitu dalam rangka memperoleh penjelasan/pendalaman tentang
suatu permasalahan yang terjadi di Puskesmas Kebomas.
3. Observasi
Yaitu melaksanakan peninjauan/pengamatan tentang pelaksanaan
suatu kegiatan di Puskesmas Kebomas.
4. Kegiatan di lapangan
14
Yaitu mengikuti kegiatan lapangan yang diadakan di Instansi
Puskesmas Kebomas dan masyarakat.
1.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data-data kesehatan dasar di Puskesmas
Kebomas tahun 2011.
2. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara, checklist, dan observasi ke
masyarakat yang sesuai dengan program kesehatan lingkungan.
1.4 Analisis Data
Data yang terkumpul dalam pelaksanaan magang dianalisis secara deskriptif
serta disajikan dalam bentuk narasi.
BAB IV
15
HASIL KEGIATAN MAGANG
4.1. Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaan Survei Di Lapangan
1. Buat jadwal kunjungan ke TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) tiap bulan.
2. Bawa surat pemberitahuan ke pengelola TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).
3. Bawa surat tugas dari pimpinan puskesmas.
4. Bawa formulir pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).
5. Bawa buku pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).
6. Petugas kesehatan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya.
7. Petugas melakukan wawancara dengan pengelola TPM dan mencatat
tentang Nama TPM, Alamat , Nama Penanggungjawab, Jumlah karyawan,
Nomor Ijin Usaha, jumlah penjamah dan pengelola yang telah dikursus,
tgl pemeriksaan.
8. Petugas melakukan pengamatan dan pencatatan dalam formulir
pemeriksaan TPM sesuai dengan syarat-syarat TPM.
9. Petugas memberi saran kepada pengelola TPM sesuai hasil pemeriksaan.
10. Akhir pengawasan petugas melakukan skor memenuhi syarat atau tidak,
menulis tgl pemeriksaan, menandatangani hasil pemeriksaan dan meminta
Tandatangan pengelola TPM.
4.2. Pengukuran Yang Dilakukan Di Lapangan
Dalam melakukan pengukuran di lapangan, alat dan bahan yang
diperlukan meliputi :
1. Formulir Pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).2. Buku Pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).3. Alat Tulis
16
4.3. Pelaksanaan Kegiatan Inspeksi Dan Pengawasan Tempat Pengelolaan
Makanan Dan Minuman Puskesmas Kebomas Tahun 2012
4.3.1. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan
Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebomas
sebanyak 19 sarana meliputi :
Industri rumah tangga roti, bakery , krupuk dan kripik yaitu
: Firdaus, Sekar Wangi, Imas, Ria, Linda Bakery, Gapuro
Makanan jajanan (PK5) yaitu : kantin sekolah Randu
Agung, Kantin Sekolah SMA 1 Kebomas, kantin sekolah
SMPN 1 Kebomas
Katering/jasa boga yaitu : Hidayah dan Yustika
Rumah makan yaitu: Larisa, Rahmawati, Mutiara
Depot yaitu : depot bebek Kebomas, depot bakso
Kedanyang, depot Sumatra Randuagung, depot Soto
Kebomas dan depot Krawu Dahan Rejo
Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2012
targetnya 85 % dari jumlah sarana yang ada yaitu 19 sarana
sedangkan pencapaian yang dihasilkan 100 % karena dari
19 sarana semuanya sudah dibina.
4.3.2.Tempat Pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Kebomas adalah 19 sarana. Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas tahun 2012 targetnya 74 % dari jumlah sarana yang ada yaitu 19
sarana sedangkan pencapaian yang dihasilkan adalah 100 % karena dari 19
sarana semuanya memenuhi syarat kesehatan.
4.4. Pelaksanaan Kegiatan Inspeksi Dan Pengawasan Tempat Pengelolaan
Makanan Dan Minuman Mahasiswa Magang
4.4.1. Pemeriksaan Rumah Makan / Depot / Warung
1. Rumah Makan Cak Rohim Jl. Sunan Giri
17
Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan
diperoleh hasil memenuhi syarat dengan nilai 62 (berdasarkan formulir
pemeriksaan rumah makan/depot/warung).
2. Rumah Makan Padang Safa Faris Jl. Sunan Giri
Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan
diperoleh hasil tidak memenuhi syarat dengan nilai 41 (berdasarkan
formulir pemeriksaan rumah makandepot/warung).
Kedua rumah makan tersebut belum pernah dikunjungi oleh petgas
sanitarian puskesmas.
3. Warung B. Sum Giri Belakang Puskesmas Kebomas
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh nilai sebesar
65. Hasil penilaian ini sudah memenuhi syarat yang ditentukan
(berdasarkan formulir pemeriksaan rumah makandepot/warung).
4.2.2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
1. Bakery dan Donuts “ Firdaus”
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir
pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga) dan sudah
mempunyai izin PIRT.
2. Bakery “Sekarwangi’
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir
pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah
mempunyai izin PIRT.
3. Sari kedelai
Hasil penilaian yang didapatkan adalah cukup (berdasarkan
formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga)
dan belum mempunyai izin PIRT. Sari kedelai yang diproduksi oleh ibu
Tutik Ana belum mempunyai surat ijin produksi dan perlu adanya suatu
pengawasan dan pembinaan, mengingat minuman sari kedelai sangat
digemari dan sering dikonsumsi oleh ,masyarakat.
18
4. Sirup temulawak “m.seh”
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir
pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah
mempunyai izin PIRT.
19
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pemeriksaan Rumah Makan / Depot / Warung
1. Rumah Makan Cak Rohim Jl. Sunan Giri.
Hasil pemeriksaan 62, dan memenuhi syarat kesehatan. Yang dinilai
meliputi :
Bagian luar : halaman bersih,rapi,tidak ada genangan air, tempat
pengumpulan sampahnya bersih dan kedap air, pembuangan air
limbahnya tertutup aliran lancar.
Bagian dalam : lantai dapur bersih, rapat air, dinding dapur
bersih kedap air, dinding sebelah dalam halus dan mudah
dibersihkan, terdapat cerobong asap, ada tempat khusus untuk
menyimpan bahan mentah dan bersih, penyimpanan makanan
jadi di dapur tertutup, rapi bersih dan terlindung dari serangga /
tikus, pencucian perabot dapur ada tempat khusus, pakai bahan
pembersih tapi tidak direndam air panas.
Kebersihan karyawan : berperilaku bersih
Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /
tikus.
Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat
phisik.
Jamban : terdapat jamban model leher angsa, tempat cuci tangan
lengkap dengan sabun dan lap.
Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.
Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.
2. Rumah Makan Padang Safa Faris Jl. Sunan Giri
Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan diperoleh
hasil tidak memenuhi syarat dengan nilai 41. Yang dinilai meliputi :
20
Bagian luar : halaman bersih, ada genangan air, tempat
pengumpulan sampahnya bersih tidak kedap air, pembuangan
air limbahnya tertutup aliran lancar.
Bagian dalam : lantai dapur kotor tidak kedap air, dinding dapur
bersih kedap air, dinding sebelah dalam kasar dan mudah
dibersihkan, tidak ada cerobong asap, pembuangan asp tidak
lancer, tidak ada tempat khusus untuk menyimpan bahan
mentah, penyimpanan makanan jadi di dapur terbuka,, rapi
bersih dan tidak terlindung dari serangga / tikus, pencucian
perabot dapur tidak ada tempat khusus, dan tidak menggunakan
bahan pembersih.
Kebersihan karyawan : berperilaku bersih
Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /
tikus.
Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat
phisik.
Jamban : tidak terdapat jamban model leher angsa, dan tempat
cuci tangan lengkap dengan sabun dan lap.
Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.
Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.
Gambar 1: Rumah Makan Padang Safa Faris
21
3. Warung B. Sum Giri Belakang Puskesmas Kebomas
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh nilai sebesar 65.
Hasil penilaian ini sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Yang
dinilai meliputi :
Bagian luar : halaman bersih,rapi,tidak ada genangan air, tempat
pengumpulan sampahnya bersih dan kedap air, pembuangan air
limbahnya tertutup aliran lancar.
Bagian dalam : lantai dapur bersih, rapat air, dinding dapur
bersih kedap air, dinding sebelah dalam halus dan mudah
dibersihkan, terdapat cerobong asap, ada tempat khusus untuk
menyimpan bahan mentah dan bersih, penyimpanan makanan
jadi di dapur tertutup, rapi bersih dan terlindung dari serangga /
tikus, pencucian perabot dapur ada tempat khusus, pakai bahan
pembersih tapi tidak direndam air panas.
Kebersihan karyawan : berperilaku bersih
Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /
tikus.
Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat
phisik.
Jamban : terdapat jamban model leher angsa, tempat cuci tangan
lengkap dengan sabun dan lap.
Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.
Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.
5.2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
1. Bakery dan Donuts “ Firdaus”
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik dan sudah mempunyai
izin PIRT. Yang diperiksa meliputi : lingkungan produksinya baik,
bangunan dan fasilitas produksi baik, kesehatan dan hygiene karyawan
baik, pengendalian prosesnya baik, label pangan sudah terpenuhi
dengan baik, peralatan produksinya bersih, suplai air baik, fasilitas dan
kegiatan hygiene dan sanitasi baik, fasilitas hygiene karyawan
22
terpenuhi, ada pengendalian hama, penyimpanan baik, ada manajemen
pengawasan, ada dokumentasi, karyawan terlatih.
Gambar 2: Tempat untuk Membuat Roti
Gambar 3 : Alat Pemanggang Roti
23
Gambar 4 : Petugas Dan Pemilik Roti “Firdaus”
2. Bakery “Sekarwangi’
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir
pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah
mempunyai izin PIRT. Yang diperiksa meliputi : lingkungan
produksinya baik, bangunan dan fasilitas produksi baik, kesehatan dan
hygiene karyawan baik, pengendalian prosesnya baik, label pangan
sudah terpenuhi dengan baik, peralatan produksinya bersih, suplai air
baik, fasilitas dan kegiatan hygiene dan sanitasi baik, fasilitas hygiene
karyawan terpenuhi, ada pengendalian hama, penyimpanan baik, ada
manajemen pengawasan, ada dokumentasi, karyawan terlatih.
Gambar 5: Dapur Pembuatan Roti “Sekarwangi”
24
Gambar 6 :Aneka Jenis Roti Produksi “Sekarwangi”
3. Sari kedelai
Hasil penilaian yang didapatkan adalah cukup (berdasarkan
formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga)
dan belum mempunyai izin PIRT. Sari kedelai yang diproduksi oleh ibu
Tutik Ana belum mempunyai surat ijin produksi dan perlu adanya suatu
pengawasan dan pembinaan, mengingat minuman sari kedelai sangat
digemari dan sering dikonsumsi oleh ,masyarakat.
Menurut form untuk pemeriksaan sarana produksi pangan industri
rumah tangga, pembuatan sari kedelai lingkungan produksinya cukup,
runga produksinya cukup, penerangan ruang produksi kurang, dalam
memasak belun ada tempat khusus masih dilantai dan dengan peralatan
yang seadanyabelum ada label panganhigiene perseorangan masih
kurangdapur masih jadi satu dengan dapur rumah tangga, perlu adanya
pembinaan dari petugas puskesmas.
25
Gambar 7: Proses Pembuatan Sari Kedelai Ibu Tutik Ana
Kawisanya.
Gambar 8 : Dapur tempat pembuatan sari kedelai
4. Sirup temulawak “m.seh”
Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir
pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah
mempunyai izin PIRT. Yang dinilai meliputi : lingkungan produksi
baik, meskipun dapur masih jadi satu dengan dapur rumah tangga tetapi
untuk penyimpanan bahan mentah sudah terpisah dan bahan yang sudah
jadi ditempatkan pada tempat yang khusus, ada label pangan tetapi
26
masih bergabung dengan pemilik lain, hal ini perlu pengawasan dari
pihak petugas puskesmas, pengendalian proses sudah ada, untuk
pencatatan dokumentasi belum ada.
Gambar 6 : Dapur pembuatan sirup temulawak “ m. seh”.
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Selama periode 2011-2012, pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan
tempat pengelolaan makanan dan minuman berjalan dengan baik dan sudah
memenuhi target yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.
2. Meskipun tenaga pelaksananya merangkap, kegiatan tetap berjalan dengan
baik.
3. Selama periode tahun 2011-2012 tidak ditemui kasus keracunan pada makanan
dan minuman.
4. Pada rumah makan padang “ Safa Faris” perlu adanya pengawasan dan
pembinaan dari petugas kesehatan karena belum sesuai dengan syarat
kesehatan
5. Pada pembuatan sari kedelai perlu pengawasan dan pembinaan dari petugas
puskesmas karena belum ada label pangan.
6. Pada pembuatan sirup temulawak nomor ijin PIRT masih bergabung dengan
pemilik lain.
6.2 Saran
1. Pada rumah makan padang “ Safa Faris” perlu adanya pembinaan dari petugas
puskesmas mengingat kondisi dari proses pengolahan makananya belum sesuai
dengan syarat kesehatan.
2. Pada pembuatan sari kedelai perlu pengawasan dan pembinaan dari petugas
puskesmas mengingat belum adanya surat ijin produksi.
3. Petugas puskesmas perlu menyarankan pada pembuat sirup temulawak agar
mengurus surat ijin produksi sendiri karena demi keamanan pangan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Depkes RI. 2004. Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Data hasil Penilaian Kinerja Puskesmas Kebomas 2012
Dinkes Propinsi Jawa Timur. 2010. Modul Pelatihan Industri Rumah Tangga
Puskesmas Kebomas. 2012. Profil Puskesmas Kebomas tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
Protap Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan / Minuman Puskesmas Kebomas 2012