laporan magang

41
1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan memikul tanggung jawab guna menyukseskan pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara. Maka dari itu harus dibutuhkan kemampuan dan sumber daya manusia yang cukup tinggi yang dapat berpotensi dalam memajukan antara lain dalam bidang pelayanan kesehatan. Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sebagai suatu Institusi Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan guna menunjang perkembangan Institusi pelayanan kesehatan, serta sebagai research university untuk membantu perkembangan kawasan Timur Indonesia. Output dari Universitas Airlangga Surabaya diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan spesifikasinya. Sejalan dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Institusi pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan jalan studi ekskursi, magang, join research dan lain sebagainya. Tingginya persaingan tersebut membuat kita mahasiswa S1 Universitas Airlangga Surabaya yang

Upload: pipid-ari-wibowo

Post on 30-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan magang di puskesmas mengenai kesehatan lingkungan

TRANSCRIPT

1

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan

memikul tanggung jawab guna menyukseskan pembangunan nasional serta

memajukan bangsa dan negara. Maka dari itu harus dibutuhkan kemampuan dan

sumber daya manusia yang cukup tinggi yang dapat berpotensi dalam memajukan

antara lain dalam bidang pelayanan kesehatan.

Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sebagai suatu Institusi

Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia untuk mengembangkan Sumber Daya

Manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan guna menunjang perkembangan Institusi

pelayanan kesehatan, serta sebagai research university untuk membantu

perkembangan kawasan Timur Indonesia. Output dari Universitas Airlangga

Surabaya diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan

spesifikasinya. Sejalan dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Institusi

pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan

jalan studi ekskursi, magang, join research dan lain sebagainya.

Tingginya persaingan tersebut membuat kita mahasiswa S1 Universitas

Airlangga Surabaya yang merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia

yang mendukung sepenuhnya dalam pengembangan sumber daya manusia dan

ilmu pengetahuan untuk mahasiswanya agar menghasilkan output yang benar –

benar berpotensi. Oleh karena itu perlu adanya aplikasi dalam setiap progam studi,

salah satunya dengan adanya kerjasama antara instansi terkait yang mendukung

kegiatan yang diprogramkan oleh pihak universitas. Dengan adanya hal tersebut

diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang belum di dapat dari

bangku perkuliahan.

Tema yang kami ambil pada magang ini adalah pembinaan dan

pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM). Diketahui bahwa di wilayah

kerja Puskesmas Kebomas banyak dijumpai aneka tempat pengolahan makanan

mulai dari jajanan pasar, kue dan roti serta minuman kedelai atau jamu. Oleh

2

karena itu, perlu diobservasi apakah cara pengolahan makanan dan minuman di

tempat tersebut sudah memenuhi kriteria kesehatan.

1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan yang ada di Puskesmas Kebomas ada 5 program

kesehatan lingkungan yang menonjol yang dijalankan. Salah satu program yang

akan diambil oleh peserta magang adalah pengawasan dan pembinaan tempat

pengolahan makanan dengan permasalahan penelitian yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pada TPM (Tempat

Pengelolaan Makanan di wilayah kerja Puskesmas Kebomas?

2. Adakah ada hubungan antara frekuensi pengawasan dan pembinaan TPM

(Tempat Pengelolaan Makanan) dengan kejadian keracunan makanan?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui dan melaksanakan program pengawasan dan pembinaan pada

TPM di wilayah kerja Puskesmas Kebomas Kabupaten Gresik

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui prosedur dan tata cara pelaksanaan survei di lapangan

2. Melakukan serangkaian pengukuran yang dilakukan di lapangan

3. Melakukan inspeksi dan pengawasan tempat pengolahan makanan

4. Menganalisis hasil pengawasan tempat pengolahan makanan dan

dibandingkan dengan standar yang ada

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengetahui pelaksanaan pengawasan tempat pengolahan

makanan di wilayah kerja Puskesmas Kebomas Gresik

2. Menambah wawasan dan pengalaman bekerja di lapangan

3

1.4.2. Bagi Puskemas Kebomas

Mendapatkan masukan-masukan dari peserta pekerja praktek dalam

pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut sesusai

dengan bidang keilmuan manajemen keuangan yang dimiliki mahasiswa.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia (Azwar, 1990). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

memelihara kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air

yang bersih untuk keperluan mencuci, menyediakan tempat sampah untuk

mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).

2.2 Tempat Pengolahan MakananTempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi

makanan yang terolah ataupun makanan jadi yang biasanya disebut dapur. Dapur

merupakan tempat pengolahan makanan yang harus memenuhi syarat higiene dan

sanitasi, diantaranya konstruksi dan perlengkapan yang ada.

Menurut Depkes RI (2004) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lantai

Lantai harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tahan

lama dan kedap air. Lantai harus dibuat dengan kemiringan 1-2% ke saluran

pembuangan air limbah.

2. Dinding dan langit-langit

Dinding harus dibuat kedap air sekurang-kurangnya satu meter dari lantai.

Bagian dinding yang kedap air tersebut dibuat halus, rata dan bewarna terang serta

dapat mudah dibersihkan. Demikian juga dengan langit- langit harus terbuat dari

bahan yang bewarna terang.

3. Pintu dan jendela

Pintu dan jendela harus dibuat sedemikian rupa sehingga terhindar dari

lalu lintas lalat dan serangga lainnya.dengan demikian harus diperhatikan pintu

masuk dan keluar harus selalu tertutup atau pintu yang harus bisa ditutup sendiri.

4. Ventilasi ruang dapur

5

Secara garis besarnya ventilasi terbagi atas dua macam yaitu ventilasi alam

dan buatan. Ventilasi alam terjadi secara alamiah dan disyaratkan 10% dari luas

lantai dan harus dilengkapi dengan perlindungan terhadap serangga dan tikus.

5. Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup diperlukan pada tempat pengolahan makanan

untuk dapat melihat dengan jelas kotoran lemak yang tertimbun dan lain- lain.

Pencahayaan diruang dapur sekurang-kurangnya 20 fc, sebaikya dapat menerangi

setiap permukaan tempat pengolahan makanan dan pada tempat-tempat lain

seperti tempat mencuci peralatan, tempat cuci tangan, ruang pakaian, toilet,

tempat penampungan sampah disamping itu selama pembersihan harus disediakan

pencahayaan yang cukup memadai

6. Pembuangan asap

Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan juga harus dilengkapi

dengan penyedot asap untuk mengeluarkan asap dari cerobongnya.

7. Penyediaan air bersih

Harus ada persediaan air bersih yang cukup dan memenuhi syarat

kesehatan. Minimal syarat fisik yaitu tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau.

8. Penampungan dan pembuangan sampah

Sampah harus ditangani sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran

makanan dari tempat sampah harus dipisahkan antara sampah basah dan sampah

kering serta diusahakan pencegahan masuknya serangga ketempat pembuangan

sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain:

a. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah berkarat

b. Mudah dibersihkan dan bagian dalam dibuat licin, serta bentuknya dibuat

halus

c. Mudah diangkat dan ditutup

d. Kedap air, terutama menampung sampah basah

e. Tahan terhadap benda tajam dan runcing

Disamping itu sampah harus dikeluarkan dari tempat pengolahan makanan

sekurang-kurangnya setiap hari. Segera setelah sampah dibuang, tempat sampah

dan peralatan lain yang kontak dengan sampah harus dibersihkan.

6

9. Pembuangan air limbah

Harus ada sistem pembuangan limbah yang memenuhi. syarat kesehatan.

Bila tersedia saluran pembuangan air limbah di kota, maka sistem drainase dapat

disambungkan dengan alur pembuangan tersebut harus didesain sedemikian rupa

sehingga air limbah segera terbawa keluar gedung dan mengurangi kontak air

limbah dengan lingkungan diluar sistem saluran.

10. Perlindungan dari serangga dan tikus

Serangga dan tikus sangat suka bersarang ataupun berkembang biak pada

tempat pengolahan makanan, oleh karena itu pengendaliannya harus secara rutin

karena binatang tersebut bisa sebagai pembawa penyakit dan sekaligus

menimbulkan kerugian ekonomi.

Karena kebisaan hidupnya, mereka dapat menimbulkan gangguan

kesehatan. Mereka dapat memindahkan kuman secara mekanis baik langsung

kedalam makanan/bahan makanan atau langsung mengkontaminasi peralatan

pengolahan makanan dan secara biologis dengan menjadi vektor beberapa

penyakit tertentu. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan/disebarkan

antara lain demam berdarah, malaria, disentri, pest. Infestasi serangga tikus, tikus

dapat pula menimbulkan kerugian ekonomi karena mereka merusak bahan pangan

dan peralatan pengolahan makanan.

Tempat pengelolaan makanan adalah tempat untuk pengelolaan /

pengolahan makanan / minuman antara lain restoran, rumah makan, home

industri, jasa boga / catering.

2.3. Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB)

• Definisi : CPMB adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana

memproduksi makanan agar bermutu, aman dan layak u/ dikonsumsi.

• Aman untuk dikonsumsi artinya : produk makanan tersebut tidak

mengandung bahan yang dapt membahayakan kesehatan manusia seperti

menimbulkan penyakit atau keracunan.

• Layak untuk dikonsumsi artinya : makanan tersebut keadaannya normal

tidak menyimpang serperti busuk, kotor, menjijikkan dan lain-lain.

7

DASAR PERATURAN :

Kepmenkes RI No. 23/Menkes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara

Produksi yang Baik untuk makanan.

SK Dirjen POM Depkes RI th 1997 tentang Pedoman Umum Higiene

Makanan.

2.4. Ruang Lingkup CPMB (Cara Produksi Makanan Yang Baik)

• Mencakup cara produksi yang baik dari sejak bahan mentah masuk ke

pabrik sampai produk dihasilkan.

• Persyaratan-persyaratan:

1. Lingkungan Sarana Pengolahan

2. Bangunan dan Fasilitas Pabrik

3. Peralatan Pengolahan

4. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi

5. Sistem Pengendalian Hama

6. Higiene Karyawan

7. Pengendalian Proses

8. Manajemen Pengawasan

9. Pencatatan dan Dokumentasi

2.4.1. Lingkungan Sarana Pengolahan

Lingkungan di sekitar sarana pengolahan harus bersih dan bebas

dari tanaman liar.

Lokasi Pabrik harus bebas dari pencemaran misalnya polusi udara,

genangan air, sarang hama (serangga dan binatang pengerat),

Tempat Pembuangan akhir (TPA), timbunan barang bekas, tempat

pemukiman padat penduduk dan kumuh.

2.4.2. Bangunan dan Fasilitas Pabrik

Bangunan: tidak mudah dimasuki hama seperti binatang pengerat,

burung, serangga dan hama lainnya.

8

Tata letak pabrik : diatur sedemikian rupa sehingga kegiatan

pengolahan berjalan teratur dan tidak simpang siur dan terhindar dari

kontaminasi silang pada produk makanan misalnya oleh bahan mentah.

Syarat Ruang Pengolahan :

Cukup luas dan leluasa

Mudah dibersihkan

Lantai dan dinding à kedap air,kuat dan bersih

Langit-langit à bersih dari debu, sarang laba-laba dan kotoran

Jendela / lubang angin à kawat kasa yang mudah dicopot sehingga

mudah dibersihkan

Tidak ada sampah yang berserakan

Penerangan cukup

Sistem aliran uarar à dari tempat yang bersih ke tempat yang kotor

Ada tempat mencuci tangan, sabun dan lap bersih / kering

Persyaratan Gudang Pengolahan :

Tersedia khusus uuntuk menyimpan bahan pangan termasuk bumbu dan

bahan baku pangan

Produk makanan disimpan dalam gudang terpisah dari gudang bahan

pangan agar tidak terjadi kontaminasi silang

Bahan-bahan bukan pangan (bahan pencuci, pelumas, pembasmi

serangga)à Gudang- khusus

Sirkulasi udara dalam gudang dijaga à tetap segar

Penyimpanan atau pengeluaran à sistem FIFO

Penyimpnan bahan baku pangan segar, suhu à diperiksa secara periodik

untuk menghindari fluktuasi suhu yang berlebihan.

2.4.3. Peralatan Pengolahan

Mudah dibersihkan dan tidak mencemari makanan

Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak berkarat (baja) atau aluminium

Penunjuk ukuran misalnya timbangan, termometer pengukur tekanan dan

sebagainya à selalu dikalibrasi

9

Penempatannya disusun dalam jalur tata letak yang teratur sehingga

karyawan à mudah dan nyaman

2.4.4. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi

SUPLAI AIR :

- Sumber air yang aman dan jumlah cukup

- Air yang kontak langsung dengan makanan à bahan baku air –

minum

PEMBUANGAN AIR & LIMBAH

- Saluran air(selokan) à tidak mencemari sumber air bersih dan

makanan

FASILITAS PENCUCIAN /PEMBERSIHAN

- Fasilitas pencucian untuk makanan dipisahkan drari pencucian

dan perlengkapan lainnya

- Pembersihan dapat dilakukan secara fisik dan kimia dengan

menggunakan deterjen, basa atau asam

- Cara desinfeksi (jika diperlukan) à Klorin 100 – 250 ppm (mg/Lt)

atau larutan Iodin 20 – 59 ppm

2.4.5. Fasilitas Higiene Karyawan

Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan lap yang kering

Tempat ganti pakaian karyawan

Toilet dan jamban yang selalu bersih dan cukup untuk seluruh karyawan

Penerangan baik dari sinar matahari / lampu à cukup terang sehingga

karyawan teliti dan nyaman

2.4.6. Sistem Pengendalian Hama

Mencegah masuknya hama

menutup lubang-lubang dan saluran yang memungkinkn hama dapat

masuk

10

memasang kawat kasa pada jendela, pintu dan ventilasi

mencegah hewan (anjing,kucing) berkeliaran di halaman pabrik dan ruang

pengolah

Mencegah Timbulnya Serangan Hama :

Makanan disimpan dalam wadah yang cukup kuat tidak kena lantai dan

cukup jauh dari dinding

Lingkungan pabrik harus bersih dari sampah,

Sampah harus dibuang ditempat sampah yang tertutup

Pabrik dan lingkungan harus selalu diperiksa terhadap kemungkinan

timbulnya serangan hama

Sarang hama harus segera dimusnahkan baik secara fisik/kimia tanpa

mempengaruhi mutu dan keamanan produk makanan

2.4.7. Higiene Karyawan

Kesehatan Karyawan

- Karyawan yang sakit/baru sembuh dari sakit à diistirahatkan karena

mikrobanya dapat mencemari makanan ( virus, diare, sakit perut,

muntah, demam, sakit tenggorokan penyakit kulit dan lain-lain ).

Kebersihan Karyawan

- Karyawan mengenakan baju kerja,penutup kepala dan sepatu à tidak

boleh dibawa keluar dari pabrik, selalu mencuci tangan dengan sabun

pada saat-saat : sebelum mulai melakukan pekerjaan mengolah

makanan, sesudah keluar dari toilet/jamban, sesudah menangani bahan

mentah/bahan kotor.

2.4.8. Pengendalian Proses

Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses produksi harus

dikendalikan dengan benar dengan cara :

1. Penetapan spesifikasi bahan baku

2. Penetapan komposisi dan formulasi bahan

3. Penetapan Cara Produksi yang baku

11

4. Penetapan jenis,ukuran dan spesifik kemasan

5. Penetapan keterangan lengkap tentang produk

2.4.9. Manajemen Pengawasan

1. Label Pangan

Label pangan harus jelas dan informatif

Dasar Hukum :

PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan

2 . Penyimpanan

Penyimpanan meliputi :

1. Penyimpanan bahan dan produk

2. Penyimpanan bahan berbahaya

3. Pennyimpanan label & kemasan

4. Penyimpanan peralatan

Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu, keamanan bahan dan produk

pangan yang diolah.

3. Penanggungjawab

Diperlukan untuk mengawasi tahap proses produksi serta pengendaliannya

Yang perlu diperhatikan :

Penanggungjawab minimal mempunyai pengetahuan tentang

prinsip dan praktek Higiene Sanitasi pangan serta proses produksi yang

ditanganinya

Pengawasan dilakukan secara rutin

Penarikan Produk :

Adalah tindakan menghentikan peredaran pangan karena diduga sebagai

penyebab timbulnya penyakit atau kercunan pangan

Pemilik IRT (Industri Rumah Tangga) harus :

1. Menarik produknya

2. Menghentikan produksinya

3. Melaporkan ke Pemkab/Kota dan BBPOM setempat

12

4. Memusnahkan produknya jika terbukti berbahaya bagi konsumen

2.4.10. Pencatatan dan Dokumentasi

Diperlukan untk memudahkan penelusuran masalah yang berkaitan

dengan proses produksi

Yang perlu diperhatikan :

1. Pemilik harus mencatat :

a. Penerimaan bahan baku, BTP (Bahan Tambahan Pangan), Bahan

Penolong

b. Produk akhir

2. Catatan disimpan 2 kali umur simpan produk

Pelatihan Karyawan :

Pimpinan dan karyawan IRT (Industri Rumah Tangga) harus mempunyai

pengetahuan dasar mengenai prinsip dan praktek Higiene Sanitasi pangan

Yang perlu diperhatikan :

1. Pemilik/Penanggung jwb hrs mengikuti penyuluhan

2. Menetapkan & mengajarkannya kepada karyawan.

BAB III

METODE KEGIATAN MAGANG

13

1.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang

1.1.1 Lokasi Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Instansi Puskesmas Kebomas

Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik yang beralamatkan di Jalan Sunan Giri

No. 31 Kebomas, Gresik.

1.1.2 Waktu Kegiatan Magang

No. KegiatanMinggu

I II III IV1. Pengenalan instansi Puskesmas Kebomas dan

mempelajari prosedur dan tata tertib yang berlaku2. Melakukan pengawasan dan pengukuran di lapangan3. Membuat laporan magang

1.2 Metode Magang

Dalam pelaksanaan magang di Puskesmas Kebomas, metode kegiatan

yang digunakan meliputi :

1. Partisipasi

Yaitu ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan di

Puskesmas Kebomas, diantaranya : Membantu merekap data untuk

kegiatan PK Pus (Penilaian kinerja Puskesmas) khususnya program

kesehatan lingkungan di Puskesmas Kebomas.

2. Tanya jawab/diskusi

Yaitu dalam rangka memperoleh penjelasan/pendalaman tentang

suatu permasalahan yang terjadi di Puskesmas Kebomas.

3. Observasi

Yaitu melaksanakan peninjauan/pengamatan tentang pelaksanaan

suatu kegiatan di Puskesmas Kebomas.

4. Kegiatan di lapangan

14

Yaitu mengikuti kegiatan lapangan yang diadakan di Instansi

Puskesmas Kebomas dan masyarakat.

1.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari data-data kesehatan dasar di Puskesmas

Kebomas tahun 2011.

2. Data primer

Data primer diperoleh melalui wawancara, checklist, dan observasi ke

masyarakat yang sesuai dengan program kesehatan lingkungan.

1.4 Analisis Data

Data yang terkumpul dalam pelaksanaan magang dianalisis secara deskriptif

serta disajikan dalam bentuk narasi.

BAB IV

15

HASIL KEGIATAN MAGANG

4.1. Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaan Survei Di Lapangan

1. Buat jadwal kunjungan ke TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) tiap bulan.

2. Bawa surat pemberitahuan ke pengelola TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).

3. Bawa surat tugas dari pimpinan puskesmas.

4. Bawa formulir pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).

5. Bawa buku pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).

6. Petugas kesehatan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya.

7. Petugas melakukan wawancara dengan pengelola TPM dan mencatat

tentang Nama TPM, Alamat , Nama Penanggungjawab, Jumlah karyawan,

Nomor Ijin Usaha, jumlah penjamah dan pengelola yang telah dikursus,

tgl pemeriksaan.

8. Petugas melakukan pengamatan dan pencatatan dalam formulir

pemeriksaan TPM sesuai dengan syarat-syarat TPM.

9. Petugas memberi saran kepada pengelola TPM sesuai hasil pemeriksaan.

10. Akhir pengawasan petugas melakukan skor memenuhi syarat atau tidak,

menulis tgl pemeriksaan, menandatangani hasil pemeriksaan dan meminta

Tandatangan pengelola TPM.

4.2. Pengukuran Yang Dilakukan Di Lapangan

Dalam melakukan pengukuran di lapangan, alat dan bahan yang

diperlukan meliputi :

1. Formulir Pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).2. Buku Pemeriksaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan).3. Alat Tulis

16

4.3. Pelaksanaan Kegiatan Inspeksi Dan Pengawasan Tempat Pengelolaan

Makanan Dan Minuman Puskesmas Kebomas Tahun 2012

4.3.1. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan

Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebomas

sebanyak 19 sarana meliputi :

Industri rumah tangga roti, bakery , krupuk dan kripik yaitu

: Firdaus, Sekar Wangi, Imas, Ria, Linda Bakery, Gapuro

Makanan jajanan (PK5) yaitu : kantin sekolah Randu

Agung, Kantin Sekolah SMA 1 Kebomas, kantin sekolah

SMPN 1 Kebomas

Katering/jasa boga yaitu : Hidayah dan Yustika

Rumah makan yaitu: Larisa, Rahmawati, Mutiara

Depot yaitu : depot bebek Kebomas, depot bakso

Kedanyang, depot Sumatra Randuagung, depot Soto

Kebomas dan depot Krawu Dahan Rejo

Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2012

targetnya 85 % dari jumlah sarana yang ada yaitu 19 sarana

sedangkan pencapaian yang dihasilkan 100 % karena dari

19 sarana semuanya sudah dibina.

4.3.2.Tempat Pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Kebomas adalah 19 sarana. Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja

Puskesmas tahun 2012 targetnya 74 % dari jumlah sarana yang ada yaitu 19

sarana sedangkan pencapaian yang dihasilkan adalah 100 % karena dari 19

sarana semuanya memenuhi syarat kesehatan.

4.4. Pelaksanaan Kegiatan Inspeksi Dan Pengawasan Tempat Pengelolaan

Makanan Dan Minuman Mahasiswa Magang

4.4.1. Pemeriksaan Rumah Makan / Depot / Warung

1. Rumah Makan Cak Rohim Jl. Sunan Giri

17

Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan

diperoleh hasil memenuhi syarat dengan nilai 62 (berdasarkan formulir

pemeriksaan rumah makan/depot/warung).

2. Rumah Makan Padang Safa Faris Jl. Sunan Giri

Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan

diperoleh hasil tidak memenuhi syarat dengan nilai 41 (berdasarkan

formulir pemeriksaan rumah makandepot/warung).

Kedua rumah makan tersebut belum pernah dikunjungi oleh petgas

sanitarian puskesmas.

3. Warung B. Sum Giri Belakang Puskesmas Kebomas

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh nilai sebesar

65. Hasil penilaian ini sudah memenuhi syarat yang ditentukan

(berdasarkan formulir pemeriksaan rumah makandepot/warung).

4.2.2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

1. Bakery dan Donuts “ Firdaus”

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir

pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga) dan sudah

mempunyai izin PIRT.

2. Bakery “Sekarwangi’

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir

pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah

mempunyai izin PIRT.

3. Sari kedelai

Hasil penilaian yang didapatkan adalah cukup (berdasarkan

formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga)

dan belum mempunyai izin PIRT. Sari kedelai yang diproduksi oleh ibu

Tutik Ana belum mempunyai surat ijin produksi dan perlu adanya suatu

pengawasan dan pembinaan, mengingat minuman sari kedelai sangat

digemari dan sering dikonsumsi oleh ,masyarakat.

18

4. Sirup temulawak “m.seh”

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir

pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah

mempunyai izin PIRT.

19

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pemeriksaan Rumah Makan / Depot / Warung

1. Rumah Makan Cak Rohim Jl. Sunan Giri.

Hasil pemeriksaan 62, dan memenuhi syarat kesehatan. Yang dinilai

meliputi :

Bagian luar : halaman bersih,rapi,tidak ada genangan air, tempat

pengumpulan sampahnya bersih dan kedap air, pembuangan air

limbahnya tertutup aliran lancar.

Bagian dalam : lantai dapur bersih, rapat air, dinding dapur

bersih kedap air, dinding sebelah dalam halus dan mudah

dibersihkan, terdapat cerobong asap, ada tempat khusus untuk

menyimpan bahan mentah dan bersih, penyimpanan makanan

jadi di dapur tertutup, rapi bersih dan terlindung dari serangga /

tikus, pencucian perabot dapur ada tempat khusus, pakai bahan

pembersih tapi tidak direndam air panas.

Kebersihan karyawan : berperilaku bersih

Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /

tikus.

Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat

phisik.

Jamban : terdapat jamban model leher angsa, tempat cuci tangan

lengkap dengan sabun dan lap.

Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.

Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.

2. Rumah Makan Padang Safa Faris Jl. Sunan Giri

Berdasarkan pemeriksaan rumah makan yang telah dilakukan diperoleh

hasil tidak memenuhi syarat dengan nilai 41. Yang dinilai meliputi :

20

Bagian luar : halaman bersih, ada genangan air, tempat

pengumpulan sampahnya bersih tidak kedap air, pembuangan

air limbahnya tertutup aliran lancar.

Bagian dalam : lantai dapur kotor tidak kedap air, dinding dapur

bersih kedap air, dinding sebelah dalam kasar dan mudah

dibersihkan, tidak ada cerobong asap, pembuangan asp tidak

lancer, tidak ada tempat khusus untuk menyimpan bahan

mentah, penyimpanan makanan jadi di dapur terbuka,, rapi

bersih dan tidak terlindung dari serangga / tikus, pencucian

perabot dapur tidak ada tempat khusus, dan tidak menggunakan

bahan pembersih.

Kebersihan karyawan : berperilaku bersih

Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /

tikus.

Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat

phisik.

Jamban : tidak terdapat jamban model leher angsa, dan tempat

cuci tangan lengkap dengan sabun dan lap.

Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.

Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.

Gambar 1: Rumah Makan Padang Safa Faris

21

3. Warung B. Sum Giri Belakang Puskesmas Kebomas

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh nilai sebesar 65.

Hasil penilaian ini sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Yang

dinilai meliputi :

Bagian luar : halaman bersih,rapi,tidak ada genangan air, tempat

pengumpulan sampahnya bersih dan kedap air, pembuangan air

limbahnya tertutup aliran lancar.

Bagian dalam : lantai dapur bersih, rapat air, dinding dapur

bersih kedap air, dinding sebelah dalam halus dan mudah

dibersihkan, terdapat cerobong asap, ada tempat khusus untuk

menyimpan bahan mentah dan bersih, penyimpanan makanan

jadi di dapur tertutup, rapi bersih dan terlindung dari serangga /

tikus, pencucian perabot dapur ada tempat khusus, pakai bahan

pembersih tapi tidak direndam air panas.

Kebersihan karyawan : berperilaku bersih

Pengendalian serangga : tidak ada pengendalian serangga /

tikus.

Fasilitas sanitasi : air bersih dari PDAM dan memenuhi syarat

phisik.

Jamban : terdapat jamban model leher angsa, tempat cuci tangan

lengkap dengan sabun dan lap.

Kartu kesehatan : tidak ada kartu kesehatan untuk karyawan.

Kotak P3K : tidak ada kotak P3K.

5.2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

1. Bakery dan Donuts “ Firdaus”

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik dan sudah mempunyai

izin PIRT. Yang diperiksa meliputi : lingkungan produksinya baik,

bangunan dan fasilitas produksi baik, kesehatan dan hygiene karyawan

baik, pengendalian prosesnya baik, label pangan sudah terpenuhi

dengan baik, peralatan produksinya bersih, suplai air baik, fasilitas dan

kegiatan hygiene dan sanitasi baik, fasilitas hygiene karyawan

22

terpenuhi, ada pengendalian hama, penyimpanan baik, ada manajemen

pengawasan, ada dokumentasi, karyawan terlatih.

Gambar 2: Tempat untuk Membuat Roti

Gambar 3 : Alat Pemanggang Roti

23

Gambar 4 : Petugas Dan Pemilik Roti “Firdaus”

2. Bakery “Sekarwangi’

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir

pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah

mempunyai izin PIRT. Yang diperiksa meliputi : lingkungan

produksinya baik, bangunan dan fasilitas produksi baik, kesehatan dan

hygiene karyawan baik, pengendalian prosesnya baik, label pangan

sudah terpenuhi dengan baik, peralatan produksinya bersih, suplai air

baik, fasilitas dan kegiatan hygiene dan sanitasi baik, fasilitas hygiene

karyawan terpenuhi, ada pengendalian hama, penyimpanan baik, ada

manajemen pengawasan, ada dokumentasi, karyawan terlatih.

Gambar 5: Dapur Pembuatan Roti “Sekarwangi”

24

Gambar 6 :Aneka Jenis Roti Produksi “Sekarwangi”

3. Sari kedelai

Hasil penilaian yang didapatkan adalah cukup (berdasarkan

formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga)

dan belum mempunyai izin PIRT. Sari kedelai yang diproduksi oleh ibu

Tutik Ana belum mempunyai surat ijin produksi dan perlu adanya suatu

pengawasan dan pembinaan, mengingat minuman sari kedelai sangat

digemari dan sering dikonsumsi oleh ,masyarakat.

Menurut form untuk pemeriksaan sarana produksi pangan industri

rumah tangga, pembuatan sari kedelai lingkungan produksinya cukup,

runga produksinya cukup, penerangan ruang produksi kurang, dalam

memasak belun ada tempat khusus masih dilantai dan dengan peralatan

yang seadanyabelum ada label panganhigiene perseorangan masih

kurangdapur masih jadi satu dengan dapur rumah tangga, perlu adanya

pembinaan dari petugas puskesmas.

25

Gambar 7: Proses Pembuatan Sari Kedelai Ibu Tutik Ana

Kawisanya.

Gambar 8 : Dapur tempat pembuatan sari kedelai

4. Sirup temulawak “m.seh”

Hasil penilaian yang didapatkan adalah baik (berdasarkan formulir

pemeriksaan sarana produksi pangan industry rumah tangga) dan sudah

mempunyai izin PIRT. Yang dinilai meliputi : lingkungan produksi

baik, meskipun dapur masih jadi satu dengan dapur rumah tangga tetapi

untuk penyimpanan bahan mentah sudah terpisah dan bahan yang sudah

jadi ditempatkan pada tempat yang khusus, ada label pangan tetapi

26

masih bergabung dengan pemilik lain, hal ini perlu pengawasan dari

pihak petugas puskesmas, pengendalian proses sudah ada, untuk

pencatatan dokumentasi belum ada.

Gambar 6 : Dapur pembuatan sirup temulawak “ m. seh”.

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Selama periode 2011-2012, pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan

tempat pengelolaan makanan dan minuman berjalan dengan baik dan sudah

memenuhi target yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.

2. Meskipun tenaga pelaksananya merangkap, kegiatan tetap berjalan dengan

baik.

3. Selama periode tahun 2011-2012 tidak ditemui kasus keracunan pada makanan

dan minuman.

4. Pada rumah makan padang “ Safa Faris” perlu adanya pengawasan dan

pembinaan dari petugas kesehatan karena belum sesuai dengan syarat

kesehatan

5. Pada pembuatan sari kedelai perlu pengawasan dan pembinaan dari petugas

puskesmas karena belum ada label pangan.

6. Pada pembuatan sirup temulawak nomor ijin PIRT masih bergabung dengan

pemilik lain.

6.2 Saran

1. Pada rumah makan padang “ Safa Faris” perlu adanya pembinaan dari petugas

puskesmas mengingat kondisi dari proses pengolahan makananya belum sesuai

dengan syarat kesehatan.

2. Pada pembuatan sari kedelai perlu pengawasan dan pembinaan dari petugas

puskesmas mengingat belum adanya surat ijin produksi.

3. Petugas puskesmas perlu menyarankan pada pembuat sirup temulawak agar

mengurus surat ijin produksi sendiri karena demi keamanan pangan.

28

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Jakarta

Data hasil Penilaian Kinerja Puskesmas Kebomas 2012

Dinkes Propinsi Jawa Timur. 2010. Modul Pelatihan Industri Rumah Tangga

Puskesmas Kebomas. 2012. Profil Puskesmas Kebomas tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik

Protap Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan / Minuman Puskesmas Kebomas 2012

29