laporan lipida (irwan) ii

37
LEMBAR ASISTENSI Nama : Nizar Stambuk : A 251 11 004 Kelompok : 3 (Tiga) A Percobaan : LIPIDA Asisten : Irwan SF No Hari/ Tanggal Keterangan Paraf

Upload: balqis-nilnaizar-ramadhan

Post on 09-Feb-2016

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lipida (Irwan) II

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Nizar

Stambuk : A 251 11 004

Kelompok : 3 (Tiga) A

Percobaan : LIPIDA

Asisten : Irwan SF

No Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Page 2: Laporan Lipida (Irwan) II

PERCOBAAN III

LIPIDA

I. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini ialah :

Mempelajari sifat-sifat lemak/minyak

Mempelajari cara pembuatan sabun dan sifat-sifatnya

II. Dasar Teori

Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid

didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat di alam dan sukar larut

dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya

hidrokarbon atau eter. Lipid dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat fisiknya,

sedangkan rumus kimia, fungsi, struktur, dan gugu fungsinya beraneka ragam.

Senyawa yang tergolong lipid antara lain trigliserida (lemak dan minyak),

fosfolispid dan steroid.

(Alfi Darwis, 2009)

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah

senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut

organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang

dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan

karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari

sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.

Page 3: Laporan Lipida (Irwan) II

Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana

(simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana

mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam

atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok:

steroid,prostaglandin dan terpena.Lipid kompleks meliputi subkelompok-

kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih

sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. (Anwar Chairil, 1994).

Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan

menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai

contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar

ketidaklarutannya di dalam aseton.Suatu reaksi yang sangat berguna untuk

fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks

dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-

asam lemak yang dapat diesterkan.

Asam-asam lemak yang ada pada lemak hewan selalu jenuh, sedangkan asam-

asam lemak di dalam minyak tumbuhan mengandung satu atau beberapa ikatan

rangkap dua. Hidrogenasi ikatan rangkap dua ini akan mengubah minyak

tumbuhan yang cair menjadi lemak padat. Lipid mengandung bermacam-macam

asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang diabsorpsi

menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Lemak hewan pada umumnya

berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari

tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung

asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yng basa disebut minyak

mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai

susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat

ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan

iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap

molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh

karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat

bereaksi.

Page 4: Laporan Lipida (Irwan) II

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif

mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Detergen adalah

campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan.

Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain

mempunyai daya cuci yang lebih baik.

Sifat-Sifat Sabun :

1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan

dihidrolisis parsial oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air

bersifat basa.

2. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa

ini tidak akan terjadi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah

garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.

3. Sabun mempunyai sifat membersihkan

Sifat-Sifat Deterjen :

1. Dapat melarutkan lemak

2. Tak dipengaruhi kesadahan air

Sabun termaksud dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan (dari

kata surface active agents), yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan

permukaan air. Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofibik

(satu rantai hidrokarbon atau lebih) dan suatu ujung hidrofilik (biasanya,namun

tidak harus ionik). Porsi hidrokarbon dari suatu molekul surfaktan harus

mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif. Surfaktan dapat

dikelompokkan sebagai anionik, kationik atau netral bergantung pada sifat dasar

gugus hidrofiliknya. Surfaktan menerunkan tegangan permukaan air dengan

mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. (Alfi Darwis, 2009)

Page 5: Laporan Lipida (Irwan) II

III. Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut :

Alat.

1. Rak dan tabung reaksi

1. Pipet tetes

2. Neraca digital

3. Penangas listrik

4. Cawan

5. Gelas kimia 100 mL

6. Kertas saring

7. Batang pengaduk

8. Gegep

9. Botol semprot

10. Tisu

11. Termometer

12. Corong

13. Gelas ukur 50 mL

14. Erlenmeyer 250 mL dan 100 mL

15. Wadah es batu

Bahan.

1. Aquades

2. Etanol

3. Benzen

4. Heksan

5. Sikloheksan

6. Metanol

7. Kloroform

Page 6: Laporan Lipida (Irwan) II

8. Brom dalam CCl4

9. Minyak sunco

10. Minyak filma

11. Minyak kunci mas

12. Minyak bimoli

13. Indikator fenoftalein

14. Larutan CuSO4 1 M

15. Larutan FeCl3 0,02 M

16. Asam sulfat pekat

17. Larutan NaCl 0,2 M

18. Larutan MgCl2 1 M

19. Larutan CaCl2 1 M

20. Kertas indikator

21. Larutan HCl pekat

22. Es batu

23. Larutan NaOH 10%

24. Larutan NaOH pekat

25. Minyak tanah

26. Eter

Page 7: Laporan Lipida (Irwan) II

IV. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Pengujian sifat-sifat lemak

1. Memasukkan 5 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi kemudian

mencium baunya dan mengamati warna dan bentuknya.

2. Mengambil 8 buah tabung reaksi dan memasukkan 10 tetes kedalam

masing-masing tabung reaksi yaitu air, eter, etanol, benzene, heksan,

sikloheksan, methanol, kloroform. Kemudian menambahkan kedalam

masing-masin tabung 5 tetes minyak kelapa.

3. Memasukkan 1 mL kedalam masing-masing tabung reaksi yaitu minyak

sunco, bimoli, filma dan kunci mas dan menambahkan 2 tetes larutan

bromin kedalam masing-masing tabung tersebut. mengamati dan

menentukan jenis gliserida yang terdapat didalamnya.

4. Memasukkan 15 mL minyak kelapa kedalam cawan dan memanaskan

hingga mendidih selama 15 menit kemudian menambahkan larutan NaOH

(1 g dalam 25 mL alkohol). Selanjutnya menambahkan 10 mL air suling

dan memanaskan kembali pada sisa yang terdapat pada cawansampai

terbentuk larutan. Melihat hasilnya. Kemudian menambahkan asam klorida

pekat sampai larutan tersebut bersifat asam. (menguji dengan kertas

lakmus). Selanjutnya mendinginkan dalam air es, melihat hasilnya apakah

terbentuk bhan berupa padatan atau tidak. Mengambil sedikit larutan yang

telah didinginkan kemudian menambahkan 2 tetes indiator PP. mengamati

dan bagaimana hasil reaksinya.

5. Memasukkan 10 gram minyak kelapa kedalam gelas ukur dan

menambahkan 2 mL asam sulfat pecan kemudian mengaduknya dengan

menggunakakn thermometer sambil mencatat kenaikan suhunya.

Mengulangi percobaan ini dengan menggunakakn minyak tanah.

Page 8: Laporan Lipida (Irwan) II

Pembuatan dan Pengujian Sifat-Sifat Sabun

1. Memanaskan 10 gram minyak kelapa dan menambahkan larutan NaOH

pekat (7 gram dalam 7 mL air). Mengaduk jika terjadi percikan dan

memanaskan perlahan-lahan diatas penagas listrik dan mencegah

terbentuknya arang pada cawan. Setelah campuran homogeny dan cukup

kental, memindahkan campuran tersebut kedalam gelas piala.

2. Memasukkan 4 gram sabun hasil percobaan diatas kedalam gelas piala dan

menambahkan 40-150 mL air hangat. Dan menggunakan larutan ini untuk

percobaan selanjutnya.

3. Memasukkan 25 mL larutan sabun diatas kedalam gelas piala dan

mendinginkan pinggirnya dengan menggunakan potongan es, melihat

apakah tejadi pembentukan gel atau tidak.

4. Mengambil 5 mL larutan sabun dalam tabung reaksi dan mendinginkan

pada suhu kamar. Menguji dengan kertas lakmus. Mengulangi percobaan

ini dengan menggunakakn sabun mandi (0,1 gram dalam 5 mL air).

Meneteskan 1 tetes indicator PP pada setiap tabung dan melihat hasilnya.

5. Mengambil 40 mL larutan sabun dan menambahkan larutan NaCl pekat (4

gram dalam 5 mL air) untuk mengendapkan sabun. Mengumpulkan sabun

yang telah di “Salted out” pada corong Buchner kemudian cuci 1 kali

dengan air. Menyimpan endapan untuk percobaan selanjutnya.

6. Melarutkan 0,1 gram sabun yang telah mengendap tersebut dalam

beberapa mL air dan mendinginkan pada suhu kamar kemudian menguji

dengan indicator PP dan kertas lakmus.

7. Memasukkan masing-masing 3 mL larutan sabun dalam 3 buah tabung

reaksi dan menambahkan 10 tets larutan CuSO4 pada tabung pertama, 10

tetes larutan MgCl2 pada tabung dua, dan 10 tetes larutan CaCl2 pada

tabung tiga. Melihat bagaimana hasilnhya.

8. Mengambil 2 tetes minyak kelapa dalam tabung reaksi dan menambahkan

5 mL air kemudiaan mengocok dan membiarkan tegak dalam tabung.

Page 9: Laporan Lipida (Irwan) II

9. Mengulangi percobaan dengan menggunakan 2 tetes minyak kelapa dalam

5 mL larutan sabun, mengocok dan membiarkan berddiri tegak.

Membandingkan kedua tabung reaksi tersebut dab mencatat keadaan

dinginnya.

Page 10: Laporan Lipida (Irwan) II

V. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut :

Pengujian sifat-sifat lemak

No Perlakuan Hasil pengamatan

1. 5 tetes minyak sunco dalam

tabung reaksi

Bau khas minyak sunco

Warna kuning

Bentuk cair

2. 5 tetes minyak sunco + 10

tetes air

Tidak menyatu

5 tetes minyak sunco + 10

tetes etanol

Kurang larut

5 tetes minyak sunco + 10

tetes eter

Larutan menyatu

5 tetes minyak sunco + 10

tetes benzen

Larutan menyatu

5 tetes minyak sunco + 10

tetes heksan

Larutan menyatu

5 tetes minyak sunco + 10

tetes sikloheksan

Larutan menyatu

5 tetes minyak sunco + 10

tetes metanol

Kurang larut

5 tetes minyak sunco + 10

tetes kloroform

Larutan menyatu

3. 1 mL minyak sunco + 2 tetes

brom dalam CCl4

Tetap berwarna kuning

1 mL minyak kunci mas + 2

tetes brom dalam CCl4

Tetap berwarna kuning

Page 11: Laporan Lipida (Irwan) II

1 mL minyak bimoli + 2 tetes

brom dalam CCl4

Tetap berwarna kuning

1 mL minyak filma + 2 tetes

brom dalam CCl4

Tetap berwarna kuning

4. a. 7,5 mL minyak sunco +

dipanaskan

Mendidih dan tetap kuning

b. 7,5 mL minyak sunco +

dipanaskan + 7,5 mL NaOH

tetes demi tetes sambil diaduk

Mengental, tetap kuing

c. 7,5 mL minyak sunco +

dipanaskan + 7,5 mL NaOH

+ aquades 10 mL

Larut

d.hasil pada percobaan c

dimasukkan dalam gelas

kimia + asam klorida pekat

Mengental

e.hasil pada percobaan d +

didinginkan

Terdapat dua lapisan

f.filtrat + indikator PP Tidak berubah warna tetap keruh

g. filtrat + indikator PP +

kertas indikator

pH nya 1

5. 10 gram minyak sunco + 2

mL asam sulfat pekat

Suhunya 31 oC

10 gram minyak sunco + 2

mL asam sulfat pekat

Suhunya 31,5 oC

Page 12: Laporan Lipida (Irwan) II

Pembuatan dan pengujian sifat-sifat sabun

No Perlakuan Hasil

1. 10 gram minyak sunco + 10

mL NaOH pekat

Larut, warnanya kuning

10 gram minyak sunco + 10

mL NaOH pekat +

dipanaskan + diaduk

Mengental dan terbentuk sabun

2. 4 gram sabun + 150 mL air

hangat

Sabun, berbusa dan berwarna

keruh

3. Sabun sinzui + air Sarut larut + berbusa dan keruh

4. 5 mL perlakuan 2 + 1 tetes

indikator PP + kertas

indikator

Warna ungu, pH nya 9

5 mL perlakuan 3 + 1 tetes

indikator PP + kertas

indikator

Warna ungu pH nya 14

5. 40 mL sabun yang dibuat +

NaCl pekat

Terbentuk endapan

40 mL sabun yang dibuat +

NaCl pekat + disaring

Filtrat dan residu

Filtrat + indikator pp 1 tetes

+ kertas indikator

Warna ungu, pH nya 14

6. Residu + aquades Larut, berbusa

Residu + aquades + indikator

pp 1 tetes + kertas indikator

Warna ungu, pH nya 11

7. 5 mL larutan sabun + 10 tetes

CuSO4 1 mL

Endapan

5 mL larutan sabun + 10 tetes

MgCl2

Terbentuk endapan putih (++)

Page 13: Laporan Lipida (Irwan) II

5 mL larutan sabun + 10 tetes

CaCl2 1 M

Terbentuk endapan putih (+++)

5 mL larutan sabun + 10 tetes

FeCl3 1 M

Terbentuk dua lapisan, lapisan

atas berwarna kuning, lapisan

bawah keruh

8. 2 tetes minyak sunco + 5 mL

aquades

Tidak menyatu, terbentuk dua

lapisan

2 tetes minyak kelapa + 5 mL

larutan sabun yang dibuat

Menyatu

VI. Persamaan Reaksi

¥ Pengujian sifat-sifat Lemak

Uji kelarutan

Minyak + air

Minyak + etanol

Minyak + eter

Page 14: Laporan Lipida (Irwan) II

Minyak + benzen

Minyak + heksana

Minyak + sikloheksan

Minyak + metanol

Page 15: Laporan Lipida (Irwan) II

Minyak + kloroform

¥ Penambahan Brom dalam CCl 4

¥ Reaksi pembuatan dan pengujian sifat sabun

a. reaksi saponifikasi

Minyak + NaOH (alkali)

Minyak + HCl encer

Page 16: Laporan Lipida (Irwan) II

b. Larutan sabun dengan CuSO4

c. larutan sabun dengan MgCl2

d. larutan sabun dengan CaCl2

e. pembuatan emulsi airsabun – minyak

Page 17: Laporan Lipida (Irwan) II

VII. Pembahasan

Page 18: Laporan Lipida (Irwan) II

Lemak merupakan lipid yang berbentuk padat dalam suhu kamar

sedangkan minyak merupakan lipid dalam bentuk cair pada suhu kamar. Titik

lebur suatu senyawa lemak sangat ditentukan oleh kandungan jenis asam

lemaknya. Semakin banyak kandungan asam lemak jenuh maka biasanya lipid

tersebut akan bersifat cair pada suhu kamar. Selain itu, lipid memiliki sifat yang

sulit larut dalam air tetapi larut dalam pelarut hidrokarbon seperti eter, alkohol

aseton, dan chloroform. (Alfi Darwis, 2009).

Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat lemak/minyak

serta mempelajari cara pembuatan sabun dan sifat-sifatnya. Secara ringkas,

pembahasan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai berikut (Staf Pengajar

Kimia Organik II, 2013).

Pada percobaan ini dilakukan 2 pengujian, uji pertama yang dilakukan yaitu

pengujian sifat-sifat lemak dan kedua yaitu pembuatan serta uji sifat-sifat

sabun.

a. Pengujian sifat-sifat lemak

Pada perlakuan pertama yaitu memasukkan 5 tetes minyak sunco kedalam

tabung reaksi kemudian mencium baunya, mengamati warnanya dan

bentuknya. Minyak kelapa ini berbau khas minyak pada umumnya dan sunco

pada khususnya, berwarna kuning dan berbentuk cair. Minyak berbentuk cair

pada suhu kamar karena merupakan kelompok asam lemak tak jenuh,

berwarna kuning karena adanya kandungan α dan β-karoten serta klorofil

yang dapat menyerap cahaya tampak

Perlakuan kedua adalah menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan

memasukkan minyak sunco kedalam masing-masing tabung reaksi sebanyak

5 tetes. Menambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi 10 tetes air,

etanol, eter, benzen, heksan, sikloheksan, methanol dan kloroform. Tabung

reaksi 1 yang berisi minyak dan air ketika dicampurkan itu larutannya tidak

menyatu. Tabung reaksi 2 yang berisi minyak dan etanol ketika dicampurkan

larutannya juga tidak menyatu atau kurang larut. Tabung reaksi 3 yang berisi

minyak dan eter, larutannya menyatu. Tabung reaksi 4 yang berisi minyak

Page 19: Laporan Lipida (Irwan) II

dan benzene larutannya menyatu. Tabung reaksi 5 yang berisi minyak dan

heksan larutannya menyatu. Tabung 6 yang berisi minyak dan sikloheksan

larutanya menyatu. Tabung reaksi 7 yang berisi minyak dan methanol

larutannya kurang larut.. Dan tabung reaksi 8 yang berisi minyak dan

kloroform larutannya menyatu. Hal ini disebabkan karena benzena, eter,

heksana, sikloheksana dan kloroform merupakan pelarut organik yang bersifat

non polar sehingga minyak yang merupakan golongan lipid bersifat nonpolar

dapat larut di dalam kelima jenis pelarut tersebut yang juga bersifat non polar

sesuai prinsip like dissolve like. Karena sifatnya yang nonpolar, lipid tidak

larut dalam pelarut polar seperti air, maupun semipolar etanol dan methanol

(Anonim, 2010).

Perlakuan ketiga adalah menyiapkan 4 tabung reaksi, kemudian mengisi

masing-masing tabung dengan 4 sampel minyak yaitu 1 mL minyak sunco,

minyak kunci mas, minyak bimoli, dan minyak filma. selanjutnya

menambahkan 2 tetes brom CCl4 kedalam masing-masing tabung reaksi dan

membandingkan keempat tabung tersebut. Pada setiap tabung keseluruhannya

larutan bersifat kuning atau menyatu dengan brom dalam CCl4. Semua jenis

minyak tersebut larut dalam brom CCl4 dikarenakan minyak dan brom

memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama bersifat non polar dan brom dalam

CCl4 juga merupakan pelarut yang baik

Perlakuan keempat adalah memasukkan minyak sunco sebanyak 15 mL

kedalam cawan kemudian memanaskannya diatas penangas listrik hingga 15

menit. Lalu menambahkan larutan NaOH (1 ; 1) tetes demi tetes dan

mengaduknya hingga larutan menjadi kental. Pengaruh penambahan larutan

NaOH yaitu Asam lemak yang terdapat dalam minyak ataupun lemak dapat

dipisahkan atau dimurnikan oleh alkali dengan cara proses

saponifikasi/penyabunan, yang kemudian larutannya dibuat dalam kondisi

asam yaitu dengan penambahan NaOH. Setelah itu, menambahkan aquades

sebanyak 10 mL kemudian memanaskan kembali campuran tersebut sampai

larutan mencair kembali. Selanjutnya mengehentikan pemanasan saat larutan

Page 20: Laporan Lipida (Irwan) II

sudah mencair, lalu menambahkan larutan HCl pekat. Larutan HCl berfungsi

untuk mengasamkan larutan tersebut. Dan setelah diuji dengan kertas lakmus,

pH = 1 Selanjutnya memindahkan larutan dari cawan ke gelas kimia,

kemudian mendinginkan larutan tersebut dalam bongkahan es batu selama

waktu tertentu untuk mempercepat proses reaksi pembentukan. Dan hasilnya

yaitu terbentuk 2 lapisan pada larutan, lapisan atas berwarna kuning dan

lapisn bagian bawah bening. Yang terakhir adalah mengambil sedikit larutan

tersebut kemudian menambahkan indicator PP sebanyak 2 tetes dan larutan

tersebut tidak mengalami perubahan (Anonim, 2009).

Perlakuan selanjutnya adalah memasukkan minyak sunco kedalam gelas

kimia sebanyak 10 gram. Kemudian menambahkan 2 mL H2SO4 pekat dan

mengukur suhunya, hasilnya yakni 31oC. Selanjutnya memasukkan minyak

tanah kedalam gelas kimia sebanyak 10 gram dan menambahkan 2 mL H2SO4

pekat dan mengukur suhunya, hasilnya yakni 31,5oC. Fungsi asam sulfat

pekat disini untuk menguji sifat keasaman minyak (Anonim, 2010).

b. Pembuatan dan pengujian sifat-sifat sabun

Perlakuan yang pertama adalah memasukkan minyak sunco sebanyak 10

gram kedalam cawan dan menambahkan 10 mL larutan NaOH pekat,

kemudian memanaskan larutan tersebut diatas penangas listrik sambil diaduk-

aduk. Dan hasilnya adalah campuran larut, mengental dan berbentuk sabun.

Da;lam hal ini terjadi reaksi saponifikasi minyak oleh senyawa basa kuat

yang dapat menentukan bilangna penyabunan pada sabun.

Perlakuan kedua yaitu menambahkan 4 gram sabun dengan 150 mL air

hangat sambil mengaduk-ngaduk hingga larut dan homogen dan hasilnya

sabun larut, berbusa dan berwarna keruh. Perlakuan ini biasa disebut dengan

reaksi saponifikasi yang artinya Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan

menggunakan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan

gliserin. Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun

sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Proses ini

Page 21: Laporan Lipida (Irwan) II

dihentikan pada saat larutan yang dipanaskan sudah mengental secara

keseluruhan.. Pada percobaan ini kita menggunakan metode batch yaitu Pada

proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali NaOH berlebih

dalam sebuah cawan. Jika penyabunan telah selesai, garam garam

ditambahkan untuk mengendapkan sabun .

Perlakuan ketiga yaitu mengambil sabun yang dibeli dengan merk

shinzui dan mencampurkannya dengan air hasilnya terbentuk busa dan keruh.

Perlakuan keempat yaitu mengambil larutan sabun pada perlakuan 2 tadi

sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi dan mendinginkan pada suhu kamar.

Kemudian menguji dengan kertas indikator universal dan menambahkan

larutan indikator pp sebanyak 1 tetes. larutan tersebut berwarna keunguan.

Dengan pH 9 Selanjutnya memasukkan larutan sabun mandi shinzui pada

perlakuan 3 tadi sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi dan mendinginkan

pada suhu kamar. Kemudian menguji dengan kertas indikator universal dan

memnambahkan larutan indikator pp 1 tetes. larutan tersebut berwarna ungu.

Berarti tingkat kebasaan sabun yang dijual dibanding sabun yang dibuat

sendiri itu lebih besar seperti sabun shinzui dipengaruhi senyawa basa

komponen penyusun sabun tersebut.

Perlakuan kelima yaitu memasukkan 40 mL larutan sabun yang telah

dibuat tadi kedalam gelas kimia dan menambahkan NaCl pekat. Ini disebut

dengan “salted out” yang merupakan proses penggaraman, Lapisan air yang

mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol

diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur

dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan

diendapkan dengan garam berkali-kali. Lalu menyaring larutan tersebut

dengan menggunakan kertas saring. Maka terbentuklah residu dan filtrat.

Filtrat hasil larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu mengujinya

dengan menambahkan indicator PP 1 tetes dan kertas indicator. Hasilnya

yaitu larutan berwarna ungu dengan pH 14 (Anonim, 2010).

Page 22: Laporan Lipida (Irwan) II

Perlakuan keenam yaitu memasukkan residu hasil larutan kedalam

tabung reaksi lalu menambahkan aquades dengan hasil larutan larut dan

terbentuk busa dan mengujinya dengan menambahkan indicator PP 1 tetes

dan kertas indicator. Hasilnya yaitu larutan berwarna ungu dengan pH 11.

Perlakuan ketujuh yaitu menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Memasukkan 5

mL larutan sabun yang telah dibuat kedalam masing-masing tabung reaksi.

Kemudian menambahkan 10 tetes larutan CuSO4 1 M pada tabung 1 sehingga

membentuk endapan pada larutan. Menambahkan 10 tetes larutan MgCl2 1 M

pada tabung 2 dan terjadi perubahan yaitu terbentuk endapan berwarna putih.

Kemudian menambahkan 10 tetes larutan CaCl2 1 M pada tabung 3 sehingga

mengalami perubahan yaitu terdapat gupalan putih yang banyak.. Yang

terakhir adalah menambahkan 10 tetes larutan FeCl3 0,02 M pada tabung 4

sehingga mengalami perubahan yaitu larutan menjadi keruh dan terbentuk 2

lapisan, lapisan atas bewarna kuning dan bawah keruh (Anonim, 2010).

Perlakuan yang terakhir adalah menyipakan 2 buah tabung reaksi,

memasukkan 2 tetes minyak sunco kedalam tabung I dan minyak kelapa pada

tabung II. Kemudian menambahkan 5 mL air pada tabung 1, dan 5 mL air

sabun yang telah dibuat pada tabung 2. Pada tabung 1 larutannyaa tidak

menyatu, terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas minyak dan lapisan bawah air.

Pada tabung 2, larutannya menyatu hal ini terkadi karena sabun yang dapat

mengemulsi minyak sesuai dengan sifat emulgatornya ditinjau dari struktur

sabun yang memiliki 2 gugus yaitu polar dan nonpolar, sedangkan pada air

hanya polar sehingga minyak tidak terlarut, hal ini juga menunjukan bahwa

sabun yang dibuat pada pecobaan ini sesuai dan benar (Alfi Darwis, 2009).

IX. Kesimpulan

Page 23: Laporan Lipida (Irwan) II

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Untuk sifat fisika dari sabun yaitu berwarna kuning, berbau khas dan

berbentuk cair. Sedangkan sifat kimianya yaitu dapat larut dalam pelarut

non polar dan memiliki perbedaan tingkat kejenuhan pada tiap jenis minyak.

2. Sabun dapat dibuat dengan cara mereaksikan minyak atau lemak dengan

larutan alkali dalam air, atau dikenal dengan istilah saponifikasi. Untuk sifat

fisik dari sabun yaitu bersifat basa dan jika ditambahkan dengan larutan

alkali tanah maka akan mengurangi daya kerja dari sabun itu sendiri

sedangkan sifat kimianya bergantung pada larutan alkali penyusunnya

dalam mengetahui angka penyabunannya.

Daftar Pustaka

Page 24: Laporan Lipida (Irwan) II

Alfi Darwis. 2009. http://www.alfiqdaerwies.blogspot.com/2009/12/Lipid/l (diakses pada tanggal 7 mei 2013)

Anonim. 2010. http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-lipid.html(diakses pada tanggal 7 mei 2013)

Anwar Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi

Staf Pengajar Kimia Organik II. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Untad Press. Palu.

Lampiran

Page 25: Laporan Lipida (Irwan) II

1. Tuliskan

2. ?

Jawab.

1. Reaksi

Foto

Page 26: Laporan Lipida (Irwan) II
Page 27: Laporan Lipida (Irwan) II