laporan lengkap
DESCRIPTION
resudensiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan merupakan
bagian integral dari organisasi kesehatan maupun sosial yang berfungsi dalam
memberikan pelayanan kesehatan berupa kuratif, preventif, promotif maupun
rehabilitatif terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap. Selain itu,
menurut WHO, 1968, rumah sakit juga merupakan institusi pusat pendidikan,
pelatihan maupun riset kesehatan .
Dengan era globalisasi serta AFTA pada 2003, merupakan tantangan
bagi perumahsakitan yang ada di Indonesia. Sebagai konsekuensinya maka
rumah sakit dituntut untuk lebih profesional, mengikuti perkembangan Iptek
yang sedemikian cepatnya berkembang, mengutamakan mutu pelayanan,
serta melakukan perbaikan yang berkesinambungan, sehingga fungsi rumah
sakit sebagai fungsi sosial (public goods) serta fungsi bisnis (private goods)
dapat berjalan dan berkembang yang ditunjang oleh manajemen rumah sakit
yang baik.
Dalam kegiatan manajemen itu sendiri melalui pendekatan sistem
diperlukan masukan yang terdiri dari sumberdaya manusia, sumber dana,
peralatan, serta standard operating procedure atau posedur tetap di dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan. Salah satu yang perlu mendapat perhatian
dari keseluruh masukan tadi adalah SOP (Standard Operating Procedure)
yang ada di tiap unit pelayanan di rumah sakit yang akan menentukan baik
1
atau tidaknya proses pelayanan yang akan berlangsung, sehingga harapan
akan mutu pelayanan yang baik sebagai keluarannya akan dapat dicapai.
Dengan memanfaatkan SOP yang merupakan suatu alat yang dijabarkan
dalam bentuk alur proses (flow chart), akan membantu kita untuk memahami
proses yang terjadi didalam unit pelayanan di rumah sakit.
Sampai dengan saat ini, masih dirasakan adanya berbagai kendala yang
dialami oleh beberapa pihak terutama pihak birokrasi di dalam upaya
memperbaiki proses atau memecahakan masalah dari kegagalan yang pernah
terjadi di masa yang lalu.
Pembangunan kesehatan di bidang pelayanan langsung seperti Rumah
sakit, bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan
rujukan dan rujukan kesehatan secara terpadu serta meningkatkan dan
memantapkan manajemen pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan peren-
canaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
Sejalan dengan perubahan budaya masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan
sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus menerus
seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.
Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat
mengikuti perubahan yang ada.
2
Apabila rumah sakit tidak mempersiapkan diri secara lebih baik dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan, maka sarana tersebut akan dijauhi
masyarakat dan masyarakat akan mencari sarana kesehatan lain. Untuk itu
setiap rumah sakit harus meningkatkan penampilannya secara terencana
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus
berkembang.
Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit wajib mengikuti Program
Residensi yang merupakan suatu proses belajar mengajar yang melibatkan
Peserta Residensi secara aktif dalam kegiatan administrasi rumah sakit
sehingga dapat menyeimbangkan pengetahuan akademik yang diperoleh
peserta dalam perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan teknik
pengelolaan rumah sakit dengan memakai pendekatan pemecahan masalah.
Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan praktek lapangan untuk
memberikan pengalaman praktek secara langsung dengan melihat alur proses
pelayanan medik dan penunjang yang meliputi input, proses dan output.
1.2 Tujuan Kegiatan Residensi
1.2.1. Tujuan Instruksional Umum
Mengenal organisasi rumah sakit, dan unit pelayanan di Rumah Sakit
serta keterkaitan antara unit serta dapat memahami organisasi dan
alur proses (Flowchart) di sebuah rumah sakit
3
1.2.2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mempelajari visi, misi, tugas, fungsi, tujuan dan struktur organisasi
serta job deskripsi unit/bagian yang ada di RS.
b. Membuat mapping unit/bagian di RS
c. Mengenal kegiatan pengelolaan di rumah sakit meliputi Rawat jalan,
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, OK, Penunjang Medis, Bagian
Logistik, dan Bagian Keuangan, bagian SDM, dll.
d. Mengetahui mekanisme hubungan kerja antara bagian dalam organisasi
rumah sakit dan menggambarkan dalam bentuk alur proses
4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.1. Sejarah Rumah Sakit
Sejak awal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
mempergunakan Rumah Sakit Umum Labuang Baji, Rumah Sakit Stella
Maris, Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit DADI dan menyusul Rumah
Sakit Akademis sebagai tempat praktek mahasiswa kedokteran Universitas
Hasanuddin untuk mencapai gelar dokter.
Sesuai dengan perkembangan zaman san tuntutan waktu, Rumah Sakit
DADI dibangun di Kampus Universitas Hasanuddin yang bernama Rumah
Sakit Umum Dokter Wahidin Sudiro Husodo, diman Rumah Sakit Umum
Dokter Wahidin Sudiro Husodo juga berfungsi sebagai pusat rujukan di
Kawasan Indonesia Timur sampai sekarang ini, kesemua Rumah Sakit
tersebut di atas, ditambah dengan Rumah Sakit Umum Islam Faisal menjadi
tempat praktek mahasiswa yang akan menjadi dokter. Adapun kelas dan
kepemilikan Rumah Sakit tersebut berbeda-beda.
Berhubung dengan kepemilikan dan kelas yang berbeda-beda, maka
kebijakan pelayanan pendidikan dan penelitian dalam Rumah sakit tersebut
bervariasi satu sama lainnya dan sering sekali menimbulkan konflik atau
ketidakserasian antara pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Kondisi ini
tentunya menghambat proses pelayanan maupun proses pendidikan yang
berakibat ketidakpuasan pasien.
5
Sehingga dianggap perlu untuk mengembangkan RS Pendidikan yang
bisa dijadikan sebagai laboratorium pendidikan, tidak hanya untuk fakultas
kedokteran UNHAS, namun juga untuk fakultas ilmu-ilmu kesehatan
UNHAS seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Fakultas
Keperawatan yang sesuai standar.
Rumah Sakit UNHAS atau Hasanuddin University Hospital (HUH)
berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10 Kampus Tamalanrea
Makassar dan diresmikan pada tanggal 15 Februari 2010 di Makassar oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. M. Nuh. Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin didirikan berdampingan dengan RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo bertujuan untuk efesiensi penggunaan sarana dan efediensi
pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat dikembangkan
konsep saling menguatkan dalam mengintegrasikan program pendidikan,
penelitian dan pemeliharaan kesehatan dengan RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Selain diatas, lokasi yang berdekatan ini juga dalam rangka
perkembangan wilayah Kampus UNHAS Tamalanrea akan dikembangkan
menjadi Academic Health Centre di Indonesia bagian Timur.
HUH akan dikembangkan sebagai Rumah Sakit yang Enviromental
Friendly Energy Saving serta mengembangkan teknologi informasi yang
canggih dalam menjalankan pelayanannya. Pelayanan Kesehatan yang
dilayani Rumah Sakit ini antara lain deteksi dini penyakit melalui
6
penggunaan teknologi canggih (Hi-tech) seperti penggunaan Biomolekuler
serta pengembangan teknologi modern dan penegmbangan pusat-pusat
layanan yang tidak dikembangkan oleh Rumah Sakit yang ada di Sul-Sel.
Pelayanan yang disediakan terdiri dari pelayanan spesialistik dan sub
spesialis yang terpadu dalam centre dan multidisiplin yang dimulai dari
deteksi dini dengan menggunakan teknologi canggih seperti PET Scan,
Gamma Camera hingga terapi sengan menggunakan Gamma Knife, Eye
Centre, Trauma Centre, Cardiac Centre, FER (Fertility Endocrine
Reproductive Centre atau Bayi Tabung), Neurointervention centre (early
treatment of brain damage) dan Centre for Promotion and Prevention.
2.2. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit
2.2.1. Visi
Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional.
Tabel 2.1Uji Check List Pernyataan Visi RS. Unhas Makassar, Tahun 2010
No Pernyataan Uji Ya Tidak
1 Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yang
jelas dari kondisi ideal organisasi di masa datang ?√
2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan
menantang ? √
3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan mudah dimengerti ?
√
7
No Pernyataan Uji Ya Tidak
4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi
karyawan, pelanggan, dan stakeholders ? √
5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang
waktu, selalu up to date ?√
Sumber : Hasil Analisis Penulis
Penjelasan :
1. Visi memberikan gambaran yang jelas karena visi Rumah Sakit unhas
tidak hanya fokus kepada Kuratif, melainkan Rumah Sakit Unhas
memadukan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian masayarakat dalam bentik pemeliharaan kesehatan, mengingat
bahwa Rumah Sakit Unhas adalah Rumah Sakit Pendidikan.
2. Visi memiliki pengaruh dan menantang karena visi Rumah Sakit Unhas
ingin menjadi sebuah Rumah Sakit yang menjadi kepercayaan masyarakat
dan ingin menjadi Rumah Sakit yang bertaraf internasional.
3. Visi bersifat singkat dan mudah dimengerti karena visi Rumah Sakit
Unhas hanya terdiri dari beberapa kata dan kata-kata yang digunakan tidak
berupa istilah, hanya menggunakan kata-kata biasa yang sangat jelas
maknanya.
4. Visi bersifat menarik karena visi Rumah Sakit ingin menjadi Rumah Sakit
bertaraf internasional, hal ini akan membangkitkan semangat kerja
karyawan dan akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa
8
Rumah Sakit yang bertaraf internasional tentu saja pelayanannya akan
memuaskan.
5. Visi bersifat sepanjang waktu karena visi Rumah Sakit Unhas tidak
menetapkan batas waktu untuk pencapaian visinya, melainkan visi tersebut
akan tetap melekat pada citra Rumah Sakit Unhas sampai pada pencapaian
visi dan bagaimana cara mempertahankan visi Rumah Sakit.
2.2.2. Misi
1. Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam
pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan.
Maksud tenaga profesional adalah tenaga yang mempunyai
pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan menerapkannya dalam
tindakan profesi (praktek), yang dibuktikan dengan memiliki
sertivikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Maksud pemeliharaan kesehatan adalah suatu proses yang
berhubungan dengan pencegahan, perawata, dan manajemen
penyakit dan juga promosi kesehatan meliputi kemakmuran fisik,
mental dan spiritual melalui pelayanan yang ditawarkan oleh
profesional kedokteran.
2. Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan
9
Maksud lingkungan akademik yang optimal adalah terciptanya
suasana culture, keilmuan, dan kecendikiawan (akademik) yang
sinergis diantara seluruh komponen yang ada, yaitu: mahsiswa,
dosen, maupun komponen lain yang terkait.
3. Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian
yang unggul dan perbaikan mutu pelayanan berkesinambungan
Maksud mempelopori inovasi adalah sebagai inisiator (pencetus ide)
dalam hal proses hasil pengembangan dan atau
pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan dan keterampilan (termaksud
keterampilan teknologi dan pengalaman untuk menciptakan produk
barang dan jasa). Inovasi juga diartikan sebagai suatu penciptaan
sistem yang baru serta kreatif yang memberikan nilai yang berarti
atau secara signifikan.
4. Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan
pendidikan, penelitian yang berstandar internasional tanpa
melupakan fungsi sosial.
Maksud dari pemeliharaan kesehatan adalah sebagai pemberian
pelayanan preventif, kuratif, promotif, rehabilitatif,dan wallness
yang meliputi fisik, mental dan spiritual pasien.
Maksud fungsi sosial adalah memberikan keringanan atau
pembebasan biaya atau pembebasan biaya pelayanan bagi
masyarakat kurang mampu terutama pada pelayanan gawat darurat
10
24 jam tanpa mempersyaratkan uang muka tetapi mengutamakan
kesehatan.
5. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun
internasional.
Maksud dengan jejaring institusi lain adalah bahwa jaringan kerja
sama secara mutualisme dengan institusi lain dalam mendukung
pelaksanaan operasional rumah sakit.
Tabel 2.2Uji Check List Pernyataan Misi RS. Unhas Makassar, Tahun 2010
No Pernyataan Uji Ya Tidak
1Apakah pernyataan misi menyatakan secara jelas
tentang manfaat kehadiran organisasi ?√
2
Apakah pernyataan misi telah jelas sehingga semua
karyawan dalam organisasi dapat melihat
bagaimana mereka dapat berkontribusi ?
√
3 Dapatkah misi itu bertahan terhadap perubahan-
perubahan dalam administrasi ? √
4
Apakah pernyataan misi itu mampu menjawab
pertanyaan tentang : siapa kita, apa dan untuk siapa
kita melakukan itu, dan mengapa itu penting ?
√
5
Apakah pernyataan misi itu mampu memberikan
jawaban terhadap alasan mengapa kita
membelanjakan dana pada usaha-usaha organisasi,
program atau sub program ?
√
Sumber : Hasil Analisis Penulis
11
Penjelasan :
1. Misi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin pada dasarnya telah telah
memperlihatkan manfaat dari keberadaan organisasi tersebut hal ini dapat
dilihat dari poin utama dari setip misi rumah sakit yakni Menciptakan
tenaga professional, Menciptakan lingkungan akademik yang optimal,
Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan, Memberikan pemeliharaan
kesehatan secara terpadu, Mengembangkan jejaring dengan institusi lain.
Hal ini tentunya telah memperlihatkan secara jelas bahwa manfaat utama
dari rumah sakit adalah mewujudkan pelayanan terbaik dengan di dukung
oleh sarana, peralatan dan SDM yang berkualitas.
2. Misi RS Unhas telah jelas sehingga semua karyawan dalam organisasi dapat
melihat bagaimana mereka dapat berkontribusi,
a. Menciptakan tenaga professional. Misi ini tentunya telah memperjelas
kepada seluruh karyawan untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengelola dan memberikan pelayanan kepada klien rumah sakit,
b. Menciptakan lingkungan akademik yang optimal, Dari misi tersebut dapat
diketahui bahwa misi ini memperlihatkan kontribusi penting dari seluruh
elemen rumah sakit dalam mewujudkan lingkungan yang optimal.
c. Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan, Misi ini juga tentunya
menunjukkan kontribusi seluruh karyawan yakni sebagai inisiator
(pencetus ide) dalam hal proses hasil pengembangan dan atau
pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan dan keterampilan
12
d. Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu, Dari misi tersebut
jelas bahwa seluruh karyawan rumh sakit harus memiliki peran dan
bekerja bersama-samam dalam memberikan pelayanan kepada pasien
secara terpadu dan optimal.
e. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain.Kontribusi yang terlihat
dari misi ini adalah bagaiamana seluruh karyawan bekerja secara
bersama-sama dengan mengembangkan kemampuan masing-masing
dalam menjalin kerjasama dengan stakeholder.
3. Misi RS Unhas akan mampu bertahan dalam perubahan karena inti dari
misi tersebut telah meliputi pendidikan, penelitian dan pemeliharaan
kesehatan yang tentunya akan semakin berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mewujudkan
pelayanan yang semakin modern dengan meningkatkan kualitas SDM,
menciptakan suasana organisasi yang nyaman dan jalinan kerja sama
yang kuat dengan berbagai stakeholder.
4. Misi RS Unhas telah mampu menjawab siapa kita. Kita adalah SDM
yang belajar untuk dibawah sebuah organisasi yang bergerak di bidang
pendidikan, penelitian dan kesehatan. Sedangkan untuk pertanyaan apa
dan untuk apa tentunya adalah mengembangkan organisasi dan
SDMyang ada di dalamnya untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara optimal demi kesejahteraan seluruh elemen dalam
organisasi, mempertahankan dan mengembangkan organisasi, dan
memberikan kepuasan pelayanan kepada pasien
13
5. Misi rumah sakit tersebut telah menjawab penggunaan dana pada usaha
organisasi untuk pengembangan jaringan kerjasama, pembelanjaan
peralatan untuk pemberian pelayanan yang baik dan optimal serta
pemberian pelatihan kepada SDM rumah sakit untuk mewujudkan SDM
yang professional.
2.2.3. Logo
Gambar 2. 1Logo Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2010
Bola dunia dengan siluet bulan sabit melambangkan misi
pelayanan kesehatan yang diemban oleh Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin, dengan warna dasar merah melambangkan semangat,
keberanian dan tekad yang kuat membara.
Selempang melambangkan identitas dan kompetensi sedangkan
tiga selempang melambangkan pelopor terpercaya dalam memadukan
pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit,
warna hijau melambangkan kegiatan Rumah Sakit yang senantiasa
ramah lingkungan.
14
Lambang unhas sebagai organisasi induk Rumah Sakit dengan
warna kuning melambangkan kemuliaan dan kejayaan bagi organisasi.
2.2.4. Motto
“Tulus melayani”, berarti semua pihak yang bekerja dalam lingkup
rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan tanpa mengutamakan
mengharapkan imbalan jasa dari pasien dan tidak diskriminasi.
2.2.5. Falsafah
Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan
totalitas dan nilai-nilai yang dianutnya.
2.2.6. Nilai Dasar
Nilai dasar RS Universitas Hasanuddin adalah “togetherness,
trustfulness, compassion” .
1. Trustfullness
Pelayanan yang diberikan menjunjung tinggi kepercayaan, kejujuran,
konsistensi, dan keterbukaan.
2. Togetherness
RS ini milik bersama yang harus dikembangkan bersama melalui
kerjasama dan kebersamaan
3. Compassion
Dalam memberikan pelayanan atas dasar tulus melayani dengan penuh
kasih sayang dan perhatian
15
2.2.7. Budaya Kerja
Budaya kerja yang diterapkan dalam Rumh Sakit Universitas
Hasanuddin yaitu:
1. Cepat tanggap
2. Cerdas berinovasi
3. Cermat menilai
4. Ceria melayani
5. Cekatan bertindak
6. Canggih teknologi
7. Cerahan hati pelanggan
2.2.8. Tujuan Rumah Sakit
1. Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan.
2. Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang
menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan.
3. Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman.
4. Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan
mutu kinerja berkesinambungan.
5. Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
16
Tabel 2.3Uji Check Pernyataan Tujuan RS. Unhas Makassar, Tahun 2010
No. Pernyataan Uji Ya Tidak
1 Apakah tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan
sasaran ? √
2 Apakah tujuan yang ditetapkan itu merefleksikan secara
spesifik pencapaian yang diinginkan ? √
3 Apakah kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat
diukur ?
√
4 Apakah tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang,
namun realistis dan dapat dicapai dlm periode perencanaan
dan sumber-sumber daya yang tersedia
√ `
5 Apakah tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu hasil,
bukan suatu aktivitas ? √
6 Apakah ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut? √
7 Apakah telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian
tujuan ? √
8 Apakah pencapaian tujuan akan memimpin kepada
pencapaian sasaran ? √
9 Apakah telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk
setiap sasaran yang dirumuskan ? √
10 Apakah seseorg yang tdk akrab dgn unit anggaran (atau
program/sub program) memahami maksud dari tujuan yang
ditetapkan ?
√
Sumber : Hasil Analisis Penulis
17
Penjelasan :
1. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas mendukung misi dan sasaran, karena
tujuannya sudah mencakup misi dan sasaran yang lebih mengedepankan
pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf
internasional dengan menciptakan SDM yang handal.
2. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas telah merefleksikan secara spesifik
pencapaian yang diinginkan karena tujuan telah menggambarkan bagaimana
memaksimalkan pencapaian visi dan misi.
3. Kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat diukur, karena hasil
pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari mutu kinerja SDM RS unhas
dengan menjadi tim kerjasama professional.
4. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas bersifat agresif menantang, namun
realistis dan dapat dicapai dalam periode perencanaan dan sumber-sumber
daya yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dengan upaya RS Unhas untuk
selalu memberikan pelayanan maksimal dengan menggunakan SDM yang
professional.
5. Semua tujuan yang ditetapkan RS Unhas telah menyatakan suatu hasil. Hal
ini dapat dilihat pada semua tujuan yang meruipakan suatu hasil dari proses
pencapaian hasil yang lebih baik
6. Tidak ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut karena tidak dibatasi
oleh jangka waktu, dan dapat terus menerus berlaku.
18
7. Dalam perumusan tujuan telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian
tujuan tersebut yaitu semua SDM di RS yang berperan dalam upaya
pencapaian sasaran.
8. Pencapaian tujuan akan memimpin kepada pencapaian sasaran karena semua
tujuan telah mencakup/mengarah kepada sasaran yang akan dicapai.
9. Telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk setiap sasaran yang
dirumuskan, bahkan semua tujuan yang dirumuskan mengarah ke
pencapaian sasaran
10. Seseorang yang tidak akrab dengan unit anggaran (atau program/sub
program) memahami maksud dari tujuan yang ditetapkan, karena dapat
dilihat dari upaya atau aktivitas yang dilakukan RS yang dapat dirasakan
oleh orang di luar program.
2.2.9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi rumah sakit mengacu pada Keputusan Rektor
Universitas Hasanuddin tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin dengan susunan sebagai berikut:
1. Dewan Pengawas
2. Direktur Rumah Sakit
3. Direksi Rumah Sakit, terdiri dari :
a. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
i. Bidang Medik
ii. Bidang Keperawatan
19
b. Direktur Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
i. Bidang pendidikan
ii. Bidang Pelatihan
iii. Bidang Penelitian
c. Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama
i. Pelayanan penunjang
ii. Pemasaran dan Kerjasama
d. Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan
i. Bidang Administrasi
ii. Bidang Keuangan
iii. Bidang Perencanaan dan Evaluasi
4. Komite Klinik
5. Hospital Safety
6. Satuan Pemeriksa Internal
7. Instalasi
Untuk kelancaran tugas Direksi masing-masing Direktur membawahi
bidang/bagian dan sub bagian/seksi sesuai bidang tugasnya. Selain itu
dibentuk juga instalasi sesuai kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan
tugas-tugas rumah sakit.
20
Gambar 2.2Struktur Organisasi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
21
2.2.10 Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam
rumah sakit mempunyai fungsi :
1. Mewujudkan upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang
terintegrasi dan berkesinambungan.
2. Menciptakan upaya pendidikan yang menunjang pengembangan
SDM yang bermutu dan berkesinambungan.
3. Menciptakan upaya penelitian yang menunjang pemeliharaan
kesehatan dan pendidikan.
4. Menyelenggarakan jejaring rumah sakit yang mengemban tugas
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
b. Uraian Tugas Pimpinan dan Staf Rumah Sakit
1. Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah unit non struktiral yang bersifat
independen, yang terdiri dari maksimal tiga orang yaitu wakil
pemilik, wakil dari institusi profesi dan wakil tokoh masyarakat dan
seseorang diantaranya diangkat menjadi ketua dewan pengawas.
Atasan langsung adalah Rektor Unhas sebagai pemilik dan bawahan
langsung adalah Direktur Utama.
22
Adapun Tugas Pokok dari Dewan Pengawas yaitu :
a. Mensahkan visi, misi, falsafah, kebijakan, dan tujuan rumah sakit.
b. Menilai pelaksanaan rencana strategis.
c. Memberi arahan tentang Rencana Bisnis Strategik (RBS) dan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
d. Menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran.
e. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan RBS dan RBA.
f. Meminta laporan direksi baik laporan berkala/ rutin maupun
laporan khusus.
g. Menyampaikan laporan, catatan dan nasehat kepada pemilik RS.
h. Membantu menyelesaikan masalah rumah sakit (bila dianggap
perlu).
i. Kerjasama dengan pemeriksa eksternal (BPK, akuntan Publik) dan
Internal (SPI).
Adapun fungsi dan kewenangan dari dewan pengawas yaitu :
a. Mengawasi pelaksanaan hak dan kewajiban rumah sakit
b. Mengawasi kepatuhan penerapan peraturan perundang-undangan
RS.
c. Memberikan nasehat kepada direksi dalam persiapan kelayakan
menjadi rumah sakit BLU.
d. Mengusulkan calon direksi rumah sakit kepada Rektor Unhas.
e. Melaporkan dengan segera kepada Rektor Unhas apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja rumah sakit.
23
2. Direktur Rumah Sakit
Direktur Rumah Sakit memiliki tugas memimpin
penyelenggaraan rumah sakit dalam upaya mewujudkan Rumah Sakit
Unhas sebagai pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. Serta memiliki fungsi untuk
memimpin dan mengambil kebijakan strategic dalam
penyelenggaraan RS dan dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.
3. Direksi Rumah Sakit
a. Direktur Pelayanan
Direktur Pelayanan memiliki tugas memimpin penyususnan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan medik dan
pelayanan keperawatan. Adapun fungsi dari durektur pelayanan
adalah membuat kebijakan operasional dalam penyelenggaraan
fungsi direktorat pelayanan serta memimpin staf Direktorat
Pelayanan.
1. Bidang Medik
Tugas pokok dari bidang medik adalah memfasilitasi
penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pelayanan medik
meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat
intensif, kamar operasi, rujukan medik dan rujukan kesehatan.
Serta memiliki fungsi mengkoordinir perencanaan dari semua
instalasi di bidang pelayanan medik, memfasilitasi penyusunan
Standar Operating Prosedure (SOP), Standar Pelayanan
24
Minimal (SPM) dan alur proses di bidang pelayanan medik di
semua instalasi pelayanan rumah sakit, memfasilitasi
pelaksanaan evaluasi pelayanan medik, memfasilitasi
penyelenggaraan pendidikan dan penelitian di bidang pelayanan
medik (dokter muda, PPDS, dan super spesialis), serta
memimpin staf pelayanan medik.
2. Bidang Keperawatan
Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok memfasilitasi penyusunan
perencanaan dan memfasilitasi pelaksanaan pelayanan
keperawatan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat
darurat, rawat intensif, kamar operasi, dan home care. Serta
memiliki fungsi memiliki fungsi mengkoordinir perencanaan
dari semua instalasi di bidang pelayanan keperawatan,
memfasilitasi penyusunan Standar Operating Prosedure (SOP),
standar pelayanan minimal (SPM) dan alur proses di bidang
pelayanan keperawatan, memfasilitasi penyelenggaraan
pelayanan keperawatan di semua instalasi pelayanan rumah
sakit, memfasilitasi pelaksanaan evaluasi pelayanan
keperawatan, memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan
penelitian di bidang pelayanan keperawatan, serta memimpin
staf pelayanan keperawatan.
25
b. Direktur Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian
Direktorat Pendidikan dan Pelatihan dipimpin oleh seorang
direktur yang atasan langsung adalah direktur utama dan bawahan
langsung adalah kepala Bidang Pendidikan, Kepala Bidang
Pelatihan dan Kepala Bidang Penelitian serta staf Direktorat
Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian.Serta memiliki fungsi dalam
membuat kebijakan operasional dalam penyelenggaraan fungsi
direktorat Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian, serta memimpin
staf direktorat Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian.
1. Bidang Pendidikan
Bidang Pendidikan mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sistem pendidikan.
Untuk melaksanaan tugasnya, Bidang pendidikan memiliki
fungsi yaitu menyusun perencanaan, menyusun SOP dan alur
proses pendidikan, mengelola penyelenggaraan pendidikan
meliputi medik, keperawatan dan kesehatan masyarakat,
melaksanakan evaluasi sistem pendidikan di RS serta
memimpin staf bidang pendidikan.
2. Bidang Pelatihan
Bidang Pelatihan mempunyai tugas untuk menyelenggarakan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem pelatihan.Untuk
melaksanakan tugasnya tersebut menyusun perencanaan ,
menyusun SOP dan alur proses pelatihan, mengelola
26
penyelenggaraan pelatihan meliputi medik, keperawatan dan
kesehatan masyarakat, melaksanakan evaluasi sistem pelatihan
di RS serta memimpin staf bidang pelatihan.
3. Bidang Penelitian
Bidang Penelitian mempunyai tugas untuk menyelenggarakan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem penelitian .Untuk
melaksanakan tugasnya tersebut menyusun perencanaandi
bidang penelitian, menyusun SOP dan alur proses penelitian,
mengelola penyelenggaraan penelitian dengan fakultas
kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas kesehatan
masyarakat dan fakultas farmasi Unhas dan menjalin kerjasama
dengan lembaga/donor untuk memajukan penelitian, dan
melaksanakan evaluasi di bidang penelitian.
c. Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama
Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama memiliki tugas
memimpin penyelenggaraan penyusunan perencanaan,
pelaksanakan dan evaluasi pelayanan Penunjang dan
Kerjasama.Untuk melaksanakan tugasnya tersebut direktur
pelayanan Penunjang dan Kerjasama memiliki fungsi mengambil
kebijakan operasional dalam penyelenggaraan fungsi direktorat
Pelayanan Penunjang dan Kerjasama, serta memimpin staf
Direktorat Pelayanan Penunjang dan Kerjasama. Penyelenggaraan
penyusunan perencanaan.
27
1. Bidang Pelayanan Penunjang
Bidang Pelayanan Penunjang mempunyai tugas dalam
memfasilitasi penyelenggaraan penyusunan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan penunjang (Farmasi,
Laboratorium,Radiologi, Gizi, dan CSSD). Adapun fungsi dan
kewenangan bidang Pelayanan Penunjang memfasilitasi
penyelenggaraan pelayanan penunjang.di semua instalasi
pelayanan penunjang dan memimpin staf bidang pelayanan
penunjang.
2. Bidang Pemasaran dan Kerjasama
Tugas pokok dari bidang pemasaran dan Kerjasama yaitu
menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sistem pemasaran RS, menyelenggarakan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kerjasama RS
dengan pihak eksternal. Di samping itu memiliki fungsi dan
kewenangan jabatan yaitu:
a. Merencanakan produk pelayanan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan masyarakat.
b. Merancang dan mengevaluasi strategi pemasaran berbasis
kebutuhan masyarakat.
c. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
pemasaran yang terintegrasi untuk member nilai unggul.
28
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
kerjasama RS.
e. Memimpin staf bidang pemasaran dan kerjasama.
3. Direktur Administrasi Umum dan Keuangan
Direktur administrasi umum dan keuangan memiliki tugas
memimpin penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
administrasi umum dan keuangan. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, direktur Administrasi Umum dan Keuangan memiliki
fungsi dan kewenangan jabatan yaitu: Membuat kebijakan
operasional dalam penyelenggaraan fungsi direktorat administrasi
umum dan keuangan serta memimpin Staf Direktorat Administrasi
Umum dan Keuangan.
1. Bidang Administrasi Umum
Bidang administrasi umum memiliki tugas pokok yaitu:
a. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
meliputi :
i. Ketatausahaan Administrasi
ii. SDM
iii. Logistik ( Perlengkapan Kantor)
iv. Hukum
b. Berkoordinasi dengan komite medik dan komite
keperawatan dalam membentuk panitia kredensial yaitu
panitia yang bertanggung jawab terhadap penentuan
29
kompetensi dan kualifikasi tenaga dokter dan perawat di
RS saat perekrutan.
2. Bidang Keuangan
Bidang Kuangan memiliki tugas pokok yaitu
menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keuangan RS meliputi anggaran pendapatan dan belanja RS
sesuai daftar Rencana Kegiatan (DRK), mobilisasi
dana,verifikasi dana dan akuntansi RS, pembelian dan KSO.
Untuk melaksanakan tugasnya tersebut bidang keuangan
memiliki fungsi:
a. Menyusun perencanaan anggaran rumah sakit
b. Merencanakan dan mengelola pendapatan/penerimaan
keuangan.
c. Mengelola efisien penggunaan dana.
d. Melaksanakan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, serta
mobilisasi dana.
e. Mengkoordinasikan pembuatan daftar usulan kegiatan dan
daftar isian kegiatan.
f. Melakukan purchasing dan mengelola sistem joint venture.
g. Mengelola asset RS
h. Melakukan evaluasi pengelolaan keuangan
30
3. Bidang Perencanaan
Bidang Perencanaan mempunyai tugas pokok :
a. Mengkoordinir penyusunan Renstra dan perencanaan
tahunan.
b. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima
tahunan.
c. Memfasilitasi rapat forum koordinasi perencanaan.
Adapun fungsi dan kewenangan jabatan yaitu
mengkoordinasikan penyusunan perencanaan dan evaluasi
program dengan seluruh unit di RS dan memimpin staf bidang
perencanaan dan evaluasi.
4. Komite Klinik
Komite klinik memiliki tugas pokok yakni menetapkan standar
(pedoman diagnostik dan terapi, formularium serta model
manajemen keperawatan), membina SDM dalam “profesi” atau
fungsional termasuk pengembangan dan rencana pendidikan
profesi, menyusun tim kredensial, mengusulkan pelayanan baru,
mengusulkan alat medis, dan melaksanakan audit pelayanan
kewenangan profesi.
31
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Komite Klinik memiliki
fungsi :
1. Memberikan saran kepada Direktur RS mengenai pelayanan
medik dan keperawatan.
2. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi
kedokteran dan etika keperawatan.
3. Menyusun standar profesi pelayanan medis dan standar
pelayanan keperawatan.
4. Menyusun standar mutu pelayanan medis dan pelayanan
keperawatan.
5. Menyusun tim yang bertugas menangani kasus-kasus pelayanan
medik dan keperawatan.
6. Membantu Direksi dalam mengatur dan meningkatkan mutu
pelayanan medis.
7. Berkoordinasi dengan bagian hukum untuk penanganan kasus-
kasus pelayanan medik dan segala bentuk malpraktek.
5. Komite Hospital Safety
Komite Hospital Safety memiliki tugas pokok yaitu merumuskan
standar patient safety, penjaminan mutu, K3, Infeksi Nosokomial
dan terapi rasional, menyusun program utama patiet safety,
penjaminan mutu K3, Infeksi Nosokomial dan terapi rasional, serta
melakukan audit kepatuhan terhadap standar. Untuk melaksanakan
tugasnya tersebut komite Hospital Safety memilikifungsi dan
32
kewenangan jabatan yaitu menyusun tim akreditasi nasional dan
internasional RS, mengkoordinasikan persiapan akreditasi,
mengawasi pengelolaan building safety, patient safety dan staf
safety RS, serta mengawasi pengelolaan K3 dan Infeksi
nosokomial, mengawasi pemberian resep obat yang sesuai dengan
indikasi medis.
6. SPI
SPI mempunyai tugas membantu direktur utama dalam
melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan operasional RS,
membantu direktur utama dalam meningktkan corporate
governance rumah sakit terutama dengan efektifitas proses
pengendalian manajemen resiko, implementasi etika social dan
pengukuran kinerja rumah sakit, memberikan penilaian dan
rekomendasi kepada direktur utama agar kegiatan rumah sakit
mengarah pada pencapaian tujuan dan sasarannya secara efektif
dan efisien.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut, SPI memiliki fungsi
yaitu :
1. Melakukan pemeriksaan semua unsure pelaksana kegiatan di
lingkungan rumah sakit yang meliputi:pengelolaan administrasi
keuangan, administrasi pelayanan dan administrasi dan SDM.
33
2. Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau
informasi tentang hambatan penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang.
3. Memberi saran dan alternatif pemecahan masalah kepada
direktur utama dalam hal terjadinya penyimpangan.
4. Melakukan pemantauan tindak lanjut dari hasil temuan aparat
pengawas internal dan eksternal.
7. SMF
SMF mempunyai tugas melakukan kegiatan medik sesuai dengan
jabatan fungsional dan kompetensi masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengelola
kegiatan pendidikan, penelitian dan pelatihan yang berkaitan
dengan profesi.Untuk melaksnakan tugasnya tersebut SMF
memliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengkoordinis anggotanya untuk melakukan kegiatan diagnose
penatalaksanaan penyakit dan penyuluhan.
2. Membantu komite medik menyusun pedoman, standar, dan
prosedur tetap (protap) dalam penyelenggaraan dan
pengendalian pelayanan medis.
3. Membantu komite medik memonitor dan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan medis dalam rangka penjaminan
mutu dan pemeliharaan etika profesi.
34
4. Melakukan kegiatan pendidikan kedokteran Strata satu, profesi,
spesialis dan subspesialis serta pengembangan profesi
berkelanjutan sesuai ketentuan yang berlaku.
8. Instalasi
Instalasi memiliki tugas pokok yakni menyelenggarakan kegiatan
pelayanan, pendidikan dan penelitian di semua instalasi rumah
sakit. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut Instalasi memiliki
fungsi yaitu menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan baik pelayanan medik dan
pelayanan keperawatan dan kegiatan pelayanan penunjang.
2.3. Deskripsi Fisik dan Bangunan
Posisi gedung Rumah Sakit Universitas Hasanuddin yang strategis dan
tepat berada di jalur utama kota Makassar memberikan kemudahan akses
bagi bagi seluruh masyarakat untuk memanfaatkan semaksimal mungkin
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
Alamat Lengkap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin :
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 11 Tamalanrea tepat di
pintu II Universitas Hasanuddin
Nomor Tlp : 0411-591331 (Managemen HUH)
0411-584461 (Spesialis Anak)
0411-580678 (Spesialis Mata)
35
0411-586533 (Penyakit dalam)
0411-580110 (Bedah Saraf)
0411-318715 (Bedah Mulut)
0411-590737 (THT)
0411-582583 (Anastesi)
0411-585560 (Spesialis Saraf)
0411-590259 (Bedah Digestif)
0411-587772 (Bedah Urologi)
0411-590190 (Spesialis Orthopedy)
0411-586096 (Bedah Plastik)
0411-587107 (Onkologi)
0411-585859 (Obgyn)
0411-580100 (Bedah Anak)
0411-585706 (Bagian Ilmu Gizi)
0411-588379 (MARS)
0411-582678 (Patologi Klinik)
0411-591210 (IRD)
Faksimili : 0411-591332
Luas Bangunan : RS. Universitas Hasanuddin terdiri atas 6 gedung yang
terpisah :
1. Gedung A
Luas : 14.813.04 m2
36
Peruntukan : Sebagai Pusat Pendidikan, Manajemen
Rumah Sakit, Trauma, One Day Care,
dan Poliklinik Spesialis.
2. Gedung B
Luas : 18.560.16 m2
Peruntukan : Sebagai Pusat ICU, COT, dan
Keperawatan
3. Gedung C
Luas : 13.441.48 m2
Peruntukan : Sebagai Pusat Poliklinik Spesialis
4. Gedung D
Luas : 11.122.00 m2
Peruntukan : Sebagai Pusat Akademik
5. Gedung E serta F
Luas : 28.000.00 m2
Peruntukan : Sebagai Pusat Pelayanan Cancer
Center (Oncologi)
Dari keenam bangunan gedung RS Unhas tersebut, pada saat kegiatan
residensi ini dilaksanakan untuk sementara gedung A yang baru dibangun
yang terdiri dari 7 lantai.
37
1. Ruangan lantai 1 terdiri dari terdiri dari :
a. IRD
b. Ners Station IRD
c. COT / Operasi
d. Ruang Pemulihan
e. Rekam Medik
f. Radiologi
g. Laboratorium
h. Apotek
i. CSSD / Laundry
j. Ruang Maintenance
2. Ruangan lantai 2 Rumah Sakit Unhas terdiri dari :
a. Poliklinik Unhas
b. Poliklinik Perjanjian
c. Ruang Rawat Inap ( One Day Care)
d. Pantry Gizi
3. Ruangan lantai 3 Rumah Sakit Unhas terdiri dari :
a. Ruang Direktur
b. Ruang Manajemen Rumah Sakit
c. SMF Orthopedi
d. MARS
e. SMF Obgyn
38
f. SMF Anak
4. Ruangan Lantai 4 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:
a. SMF Kulit dan Kelamin
b. SMF Neurologi
c. SMF Mata
d. MEU-Clearkship
e. Perpustakaan
f. Ruang Pertemuan A
g. Ruang Pertemuan B
h. SMF Patologi Klinik
i. SMF Patologi Anak
5. Ruangan Lantai 5 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:
a. SMF Gizi Klinik
b. SMF Anastesi
c. SMF Penyakit Dalam
d. SMF Jiwa
e. SMF THT / KL
f. Ruang Pertemuan C
g. Ruang Pertemuan D
h. Ruang Pertemuan E
i. CSSD / Laundry
39
j. Ruang Kuliah I, II, dan III
6. Ruangan Lantai 6 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:
a. Laboratorium Nehri
b. FER
7. Ruangan Lantai 7 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:
a. Rehabilitasi Medik
b. Untility
c. Kantin
40
Gambar 2.3
Denah Ruangan Lantai 1 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
41
Gambar 2.4
Denah Ruangan Lantai 2 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010 Sumber : Data Sekunder, 2010
42
Gambar 2.5Denah Ruangan Lantai 3 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
43
Gambar 2.6
Denah Ruangan Lantai 4 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
44
Gambar 2.7Denah Ruangan Lantai 5 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
45
Gambar 2.8
Denah Ruangan Lantai 6 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
46
Gambar 2.9Denah Ruangan Lantai 7 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010
Sumber : Data Sekunder, 2010
47
2.4. Deskripsi Kegiatan
Pelayanan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin terdiri dari :
2.4.1. Kegiatan Pelayanan Unggulan
1. Trauma Center
Trauma center adalah serangkaian pelayanan yang melibatkan
beberapa fasilitas di dalam rumah sakit, mulai dari pre hospital
(ambulans), IGD, pelayanan penunjang diagnostic 24 jam (lab,
radiologi,dsb), ICU, Rawat inap, pelayanan farmasi 24 jam, rehabilitasi
medik hingga pasca hospital yang terintegrasi dalam suatu sistem yang
saling terkait.
2. Ophthalmologi (kesehatan mata)
Pelayanan operasi katarak dengan metode canggih yaitu
Fakoemulsifikasi dimana operasi katarak dapat dilakukan tanpa jahitan
dengan masa pulih yang relatif singkat.
3. Onkologi (Kanker Center)
Pelayanan kanker center yang tersedia menawarkan pengobatan
berkualitas tinggi dengan perawatan yang intensif sesuai dengan
tingkat stadium penderita.
4. Saraf dan Neurointervensi
Pelayanan bedah saraf kami terdiri dari tim ahliyang sangat terlatih dan
kami telah mencapai status sebagai pusat rujukan tersier regional serta
kami bertujuan untuk membangun reputasi internasional untuk kedua
keunggulan klinik dan akademik.
48
5. Bayi Tabung (FEA)
Teknologi bayi tabung sebagai salah satu unggulan rumah sakit
Universitas Hasanuddin kini dikembangkan untuk menjadi yang
terbaik dan terdepan di kawasan timur Indonesia.
6. Diagnostic Dini dengan Pemeriksaan Biomolekular
Pelayanan diagnosis dini merupakan merupakan pelayanan untuk
mengetahuisecara dini jenis penyakit atau gejala awal penyebab
penyakit melalui pemeriksaan Biomolekular yang terpadu sehingga
dengan demikian dapat diketahui sedetail mungkin jenis penyakit,
peluang sembuh dan jenis tindakan yang akan diberikan kepada pasien.
2.4.2. Pelayanan Medik
1. IRD 24 jam
Pelayanan IRD 24 jam meliputi seluruh kasus gawat darurat dalam hal
ini kasus trauma, kecelakaan lalu lintas, bencana alam dan sebagainya.
2. Poliklinik Spesialis
Pelayanan gawat jalan meliputi poliklinik umum, poliklinik spesialis
bedah (b.othopedi, b.urologi, b.anak, b.saraf, b.digestif, b.plastik, b.
onkologi, dan b.thorax) dan poliklinik spesialis non bedah (mata, THT,
penyakit dalam, obgyn, anak, gigi dan saraf + EEG).
49
3. One Day care
Pelayanan pasien rawat inap dalam kondisi tertentu dimana maksimal
selama satu hari (24 jam).
4. Pelayanan Ruang Operasi
Ruang operasi yang tersedia berstandar internasional dan merupakan
satu-satunya terbaik di kawasan Indonesia timur. Udara yang terdapat
dalam ruang operasi telah melalui 4 kali penyaringan sehingga sangat
steril dan kondisi tekanan udara yang stabil sehingga tidak
memungkinkan udara luar masuk ke ruang operasi, pelayanan tindakan
operasi meliputi semua tindakan operasi besar, sedang dan kecil baik
secara efektif maupun cito.
5. Interventional Pain Management
Seiring dengan semakin meningkatnya prevalensi nyeri kronik cancer
maupun non-cancer maka RS Pendidikan Universitas Hasanuddin
mengembangkan pelayanan nyeri kronik kepada para penderita nyeri
kronik seperti nyeri kanker, nyeri tulang belakang (back pain), nyeri
miofasial dan nyeri kronik lainnya. Dan steroid intraarticular (facet
joint) serta tindakan intervensi lainnya. Untuk itu RS pendidikan Unhas
melaksanakan pelayanan nyeri kronik dengan menggunakan teknik-
teknik internasional pain tersebut dengan menggunakan peralatan
terbaru seperti C-arm fluoroscopy guide dan ultrasound guide dalam
penanganan nyeri.
50
6. Inhouse Klinik
Pelayanan inhouse klinik yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tinggkat pertama khusus pada suatu perusahaan tertentu untuk
karyawan dan keluargaanya dalam waktu tertentu.
7. Home Care
Pelayanan medis dengan kunjungan langsung oleh petugas medis ke
rumah pasien atas permintaan pasien dengan pertimbangan tertentu,
dimana kondisi pasien tidak memungkinkan untuk melakukan
perjalanan atau berobat ke rumah sakit.
2.4.3. Pelayanan Penunjang Medik
1. Instalasi Laboratorium
Dengan menggunakan mesin teknologi canggih, kini telah dapat
melayani semua jenis pemeriksaan laboratorium yang meliputi
hematologi klinik, klinik rutin, mikrobiologi klinik, kimia klinik,
imunoserologi klinik, parasitrologi, patologi anatomi dan patologi
klinik.
2. Instalasi Radiologi
Dengan menggunakan teknologi mesin ICR terkini, menghasilkan foto
rontgen yang lebih cepat, tajam dengan tingkat akurasi sangat tinggi
untuk semua jenis pemeriksaan radiologi meliputi : foto thorax, foto
tulang, CT scan, dan sebagainya.
51
3. Instalasi Farmasi
Sistem manajemen stock yang stabil menjamin ketersediaan setiap
jenis obat dalam jumlah yang memadai. Selain itu, instalasi farmasi
juga melayani resep luar maupun obat bebas selama 24 jam kepada
seluruh lapisan masyarakat.
4. Instalasi CSSD dan Laundry
Dukungan peralatan canggih terkini dan kapasitas yang sangat besar,
sehingga dapat melayani kebutuhan sterilisasi alat kesehatan dan
ketersediaan linen sesuai dengan standar yang berlaku.
5. Instalasi Gizi
Selain melayani pemenuhan gizi pasien sesuai dengan diet, juga
melayani konsultasi gizi yang direkomendasikan oleh dokter maupun
atas permintaan sendiri. Untuk sementara instalasi gizi bekerjasama
dengan RS Wahidin Sudiro Husodo.
6. Ambulans
Layanan ambulans 24 jam yang dapat dimanfaatkan dalam kondisi
emergency, dukungan peralatan yang lengkap serta petugas yang
terampil memungkinkan ambulans sebagai rumah sakit berjalan.
2.4.4 Pelayanan Penunjang Non Medik
2.4.4.1. Pengadaan dan Perlengkapan
2.4.4.1.1. ATK
i. Pengadaan ATK Rumah Sakit
52
ii. Menerima ATK dari rekanan
iii. Menginput ATK yang masuk dari rekanan
iv. Melayani permintaan ATK dari tiap-tiap bagian
v. Menginput daftar pengeluaran ATK Rumah sakit
vi. Pengadaan kebutuhan peralatan kantor lainnya
vii. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
2.4.4.1.2. Inventaris
i. Pengadaan Inventaris Rumah Sakit
ii. Mendata dan mencatat barang inventaris Rumah Sakit
iii. Menerima barang inventaris dari Rekanan
iv. Menginput barang inventaris dari rekanan
v. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
2.4.4.2. Maintance
a. Mekanikal
i. Pengecheckan kebocoran
ii. Mengontrol pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift
iii. Pengecheckan air bersih
iv. Memperbaiki WC
v. Pengecheckan Pompa Air
vi. Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
b. Telekomunikasi
i. Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit
53
ii. Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja
iii. Pemasangan Pesawat Telepon
iv. Pemasangan Line Internet
v. Monitoring peralatan elektronik
vi. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
c. Elektrikal
i. Mengecheck lampu, AC, Pompa dan Tangki Air
ii. Mengecheck saringan udara AC
iii. Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
iv. Memperbaiki Saklar
v. Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
2.4.4.3. Pemeliharaan Gedung
a. Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan
telah digunakan
b. Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran air,wastafel, dll)
c. Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
d. Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
54
2.5. Kinerja Kegiatan
Tabel 2. 4Kinerja Kegiatan Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
RS. Unhas Makassar, Tahun 2010
UnitTotal
Total
Baru Lama
IRD 119 11 130
POLI 20 12 32
LAB 89 0 89
RADIOLOGI 0 0 0
OK 8 0 8
JUMLAH 236 23 269
Sumber : Data Sekunder RS.Unhas, 2010
Berdasarkan tabel 2.4 dapat diketahui bahwa beberapa pelayanan
medik dan non medik yang telah beroperasi di Rumah Sakit Unhas adalah
IRD, Poli, Laboratorium, Radiologi, dan OK. Dari tabel di atas diketahui
bahwa Jumlah Kunjungan pada unit IRD terjadi peningkatan setiap
bulannya demikian pula dengan Poli, Lab dan OK. Adapun Radiologi
pada dasarnya telah beroperasi namun terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaannya.
55
2.5.1 Kinerja Pelayanan Medik
2.5.1.1 Rawat Jalan
Tabel 2.5Jumlah Pasien yang Mengambil Surat Keterangan Sehat
Rumah Sakit Unhas Makassar, Tahun 2010
No. Bulan Jumlah Pasien
1. November 15 Orang
2. Desember 17 Orang
Sumber : Data Rawat Jalan RS Unhas, 2010
Berdasarkan Tabel 2.5 diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien
yang mengambil surat keterangan sehat terjadi peningkatan dari bulan
November ke bulan desember yakni sebanyak 2 pasien.
Tabel 2.6Jumlah Pemeriksaan Poli Interna RS. Unhas Makassar, Tahun 2010
No. Bulan Jumlah Pasien
1. Oktober 4
2. November 3
3. Desember 4
Sumber : Data Poli Interna RS Unhas, 2010
Berdasarkan tabel 2.6 di atas diketahui bahwa jumlah pemeriksaan
pasien poli selama tiga bulan yakni bulan Oktober hingga bulan Desember
tahun 2010 terjadi peningkatan dan penurunan. Penurunan terjadi dari
bulan oktober ke bulan November dan peningkatan terjadi dari bulan
56
November hingga bulan desember. Meskipun pada dasarnya penurunan
dan peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan.
2.5.1.2 IRD
Tabel 2.7Sepuluh Diagnosa Penyakit Terbanyak di IRD RS.Unhas Makassar
pada Bulan September-Desember Tahun 2010
No. Penyakit Jumlah
1. Demam (Febris,CC) 21
2. Trauma Capitis 16
3. Luka Robek 10
4. Patah Tulang 7
5. Keracunan 6
6. Luka Lecet 5
7. Sakit Kepala 4
8. Demam Berdarah 3
9. Luka Tusuk 3
10. Usus Buntu 2
Sumber : IRD RS Unhas, 2010
Berdasarkan tabel 2.7 diketahui bahwa pada umumnya pasien yang
datang ke IRD RS.Unhas pada umumnya adalah pasien dengan diagnosa
57
demam, dan diagnose pasien ternyak untuk bulan September-desember
adalah febris yakni sebanyak 21 orang.
Tabel 2.8Distribusi Kunjungan Pasien RS. Unhas
Pada Bulan September – Desember, Tahun 2010
No. Kunjungan Pasien
Sept. Okt. Nov. Des. Jumlah %
1. Pasien Baru 10 34 45 30 119 91,5
2. Pasien Lama 0 4 6 1 11 8,5
TOTAL 10 38 51 31 130 100
Sumber : Data IRD RS Unhas, 2010
Berdasarkan tabel 2.8 diketahui bahwa jumlah kunjungan IRD RS
Unhas mengalami peningkatan selama empat bulan sejak beroperasi.
Dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien baru lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien lama yakni mencapai 119
orang atau 91,5%.
Tabel 2.9Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Pelayanan
Pada Bulan September – Desember, Tahun 2010
No.Jenis
PelayananSept. Okt. Nov. Des. %
1. Bedah 10 14 28 17 53,08
2. Non Bedah - 24 23 14 46,92
TOTAL 10 38 51 31 100
Sumber : Data IRD RS Unhas, 2010
58
Berdasarkan data tabel 2.9 diketahui bahwa pasien bedah merupakan
pasien terbanyak yang mendapatkan pelayanan perawatan di IRD,
sebanyak 69 pasien, sementara pasien non bedah sebanyak 61 pasien. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang
signifikan antara pasien bedah dan non bedah.
Tabel 2.10 Pencapaian Indikator Mutu dan Efisiensi Pelayanan Ruang Perawatan IRD RS Unhas, Makassar Pada Bulan September-Desember, Tahun 2010
No Variabel Sep Okt Nov Des
1. BOR RS (%) 4.58 13.30 14.58 20.58
2. Av LOS (hari) 4 4 4 4
3. BTO (orang) 1 4 4 7
4. TOI (hari) 76 23 23 14
5. GDR (per 1000 orang) 0 0 0 0
6. NDR (per 1000 orang) 0 0 0 0
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Dari tabel 2.10, diketahui bahwa Ruang Perawatan IRD Rumah Sakit
unhas hingga empat bulan setelah beroperasi memiliki BOR hanya
mencapai 4,58 % pada bulan September dan mengalami peningkatan
hingga 20,58% pada bulan Desember. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
pemakaian tempat tidur pada ruang perawatan IRD meningkat seiap
bulannya hingga bulan desember tahun 2010. Adapun AvLOS nya dari
59
bulan September hingga bulan desember tahun 2010 yakni selama 4 hari.
Hal ini berarti bahwa rata-rata lama pasien tersebut dirawat di ruang
perawatan IRD RS.Unhas sebanyak 4 hari. Untuk BTO Ruang perawatan
IRD RS.Unhas pada bulan September hanya mencapai 1 orang dan pada
bulan oktober dan November meningkat menjadi 4 orang dan kemudian
terjadi lagi peningkatan pada bulan desember yakni sebanyak 7 orang.
Sedangkan TOI Ruang perawatan IRD RS.Unhas dari bulan September
hingga bulan desember mengalami penurunan yakni dari 73 hari hingga 14
hari di bulan desember. Hal ini merupakan kondisi yang baik yang
menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong di ruang
perawatan semakin kecil. Hal ini tentunya berarti pemanfaatan tempat
tidur tersebut meningkat dari bulan September hingga desember
Sedangkan GDR, dan NDR Perawatan IRD Rumah Sakit Unhas
mencapai 0 % yang menunjukkan tingkat kematian pasien IRD Rumah
Sakit Unhas masih belum ada hingga empat bulan beroperasi dan mutu
pelayanan yang baik kepada pasien yang pada umumnya adalah pasien
trauma sebagaimana focus pelayanan dari rumah sakit unhas untuk masa
beroperasi selama empat bulan.
60
2.5.1.3 OK
Tabel 2.11 Kegiatan Pelayanan Unit OK RS. Unhas Pada Bulan Juni – Desember, Tahun 2010
No Jenis Kegiatan Total
Jenis Operasi
1 Operasi Besar 8
2 Operasi Sedang 4
3 Operasi Kecil 0
Jenis Anastesi
1 Anastesi Umum 9
2 Anastesi Lokal 0
3 Anastesi Spinal 3
Jenis Pembedahan
1 Bedah Orthopedi 7
2 Bedah Urologi 0
3 Bedah Anak 0
4 Bedah Saraf 3
5 Bedah Digestif 1
6 Bedah Plastik 0
7 Bedah Onkologi 1
8 Bedah Thorax 0
9 Lain – lain 0
Sumber: Data Unit OK RS Unhas, 2010
61
Berdasarkan tabel 2.11 diketahui bahwa berdasarkan jenis operasi
yang banyak dilakukan di unit OK RS.Unhas yaitu operasi besar, bahkan
tidak pernah dilakukan operasi kecil dari bulan Juli hingga Desember.
Sedangkan berdasarkan jenis anestesi yang paling banyak dilakukan
adalah jenis anestesi umum. Adapun jenis anestesi yang tidak pernah
dilakukan adalah anestesi lokal. Dari segi jenis pembedahan, bedah yang
paling sering dilakukan adalah bedah orthopedi.
62
2.6 Sumber Daya
2.6.1. Sumber Daya Manusia
Tabel 2.12Daftar Ketenagaan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar
Tahun 2010
Jenis Tenaga PNS CPNS Kontrak Honorer Jumlah
Tenaga Medis
Dokter Umum 9 2 2 0 13
Dokter Spesialis 8 0 0 0 8
Sub Total 17 2 2 0 21
Tenaga Keperawatan
D I – S G P 0 0 0 0 0
D III – Keperawatan 0 0 4 0 4
S1 Keperawatan 0 13 1 1 15
Sub Total 0 13 5 1 19
63
Tenaga Kefarmasian
Apoteker 1 4 1 0 6
Asisten Apoteker 0 0 1 0 1
Sub Total 1 4 2 0 7
Tenaga Gizi
D3-Gizi 0 5 2 0 7
Sub Total 0 5 2 0 7
Tenaga Kesehatan Masyarakat
S1 Kesmas 1 1 3 0 5
Sub Total 1 1 3 0 5
Tenaga Keteknisan Medis
D III-Rekam Medik 0 0 2 0 2
D III-Radiologi 1 5 0 0 6
Evakuator 0 0 3 0 3
64
CSSD & Laundry 0 0 2 0 2
Sub Total 1 5 7 0 13
Tenaga Non Kesehatan
S1-Akuntansi 2 5 8 1 16
D3-Akuntansi 0 0 1 0 1
S1-Hukum 1 0 0 0 1
S1- Kesejahteraan Sosial 1 0 0 0 1
SMA 0 0 4 0 4
Sub Total 4 5 13 1 23
Sumber : Data Bidang SDM RS Unhas, 2010
65
2.6.2. Sarana dan PrasaranaTabel 2.13
Daftar Inventaris Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar,Tahun 2010
NO NAMA BARANGKETERANGAN
Jumlah Unit
1 Meja Makan Bundar 5 Buah
2 Kursi Makan 85 Buah
3 LT. Comp. Table SM21714 Ebony-SM 9 Buah
4 Office Chair "New" Roes-101 Black 2 Buah
5 Roes 703A Office Chair Red 2 Buah
6 Office Chair Z1101 A Witharm_Black 19 Buah
7 Office Chair Z1101 A Witharm Black/ Red
14 Buah
8 Executive Table SM16B, Ebony 4 Buah
9 KV Meeting Table Maple A2412 (U/3) 2 Buah
10 KV Workstation Grey KV-1407-4 (U/7) 2 Buah
11 Mobile Pedestal Maple 40X50X63 CM 8 Buah
12 Kursi Tunggu tanpa sandaran 4 Buah
13 Rak Sepatu 2 Buah
14 Loker 6 Pintu 2 Buah
15 Loker 9 Pintu 2 Buah
16 Kursi Putar Roes 102 8 Buah
17 Meja Konsultasi Dokter (EX Modena) 4 Buah
18 Kursi Dokter 4 Buah
19 Kursi Konsultasi Pasien 8 Buah
66
NO NAMA BARANGKETERANGAN
Jumlah Unit
20 2S Sofa LRM/PVC Colour Black 1 Buah
21 3S Sofa LRM/PVC Colour Black 1 Buah
22 Filling Cabinet 5 Buah
23 Kursi Tunggu Panjang 4 Buah
24 Executive Table SM589816 1 Buah
25 Kursi Tunggu 4 seat, Colour Blue 2 Buah
26 Kursi Tunggu 4 seat, Colour Blue 2 Buah
27 Meja Receptionis 5 Buah
28 Meja Counter, Multipleks Lapisan Sungkai
1 Buah
29 Meja segi empat 6 Buah
30 Meja Bundar 4 Buah
31 Kursi 36 Buah
32 Kursi Direktur 1 Buah
33 Tupperware uk L40 cm P60cm T40cm 6 Buah
34 Meja 1 Buah
35 Meja 1 Buah
36 Lemari 1 Buah
37 Papan Tulis White Board + Stand 2 Buah
38 Sendok makan S/S 1102-2 4 Lusin
39 Garpu Makan S/S 1102-16 4 Lusin
40 Sendok The S/S Cos Dubari 1 Lusin
67
NO NAMA BARANGKETERANGAN
Jumlah Unit
41 Sendok Set Viera 1 Lusin
42 Slocky Goblet Regal 33 CL 1 Lusin
43 Dinner Plate 10,5" GD 1 Lusin
44 Toples Oval Biru 3 Buah
45 Piring kue segi 5" Lis Mas 2 Lusin
46 Cangkir sango putih mas 2 Lusin
Sumber : Data Sekunder, 2010
2.7 Kebijakan
1. Perubahan mindset melalui internalisasi core value dan operasional value
dalam membangun budaya organisasi serta pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan yang tersertifikasi dan berstandar internasional (1).
2. Perekrutan tenaga administrasi dan tenaga fungsional diupayakan dari
internal unhas dan tenaga kontrak yang memiliki keterpaduan kopentensi
pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan (1).
3. Pengembangan produk terpadu (pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan) (3,4).
4. Penyelenggaraan operasional Rumah sakit berdasarkan continous Quality
improvement (4).
5. Penerapan model praktek keperawatan profesional secara benar dan
konsisten (1,2)
68
6. Pengolahan pajak jasa pelayanan diserahkan pada individu masing-
masing (2)
7. Pengembangan bangunan fisik disesuaikan dengan pelayanan yang akan
dilaksanakan secara bertahap :
a. Gedung A mulai beroperasi Tahun 2010
b. Gedung B dan C mulai beroperasi 2012 (2)
8. Pengembangan penelitian yang dilakukan adalah bersifat translational
research (2).
9. Pengembangan pelayanan berdasarkan kesepakatan dengan RSWS, yaitu
6 center (trauma center, eye center, cancer center, cardiac center, FER
center, neuro intervention center) (4).
10. Kebijakan tentang status rumah sakit (lembaga atau BLU) yang
mempengaruhi otonomi pengelolaan keuangan (1,2,3,4,5).
11. Struktur organisasi mengacu pada visi dan misi RS dan disahkan oleh
rektor Universitas hasanuddin sebagai pemilik (1, 2,3,4,5)
12. Pengelolaan RS berdasarkan kebijakan kementrian pendidikan,
kementrian kesehatan, dan kementrian keuangan. (1,2,3,4,5)
13. Dewan pengawas terdiri dari unsur profesi, pemilik, dan tokoh
masyarakat(1,2,3,4,5)
14. Penilaian kinerja RS berdasarkan metode BSC (1,2,3,4,5)
69
BAB IIIGAMBARAN ALUR PROSES PELAYANAN
RUMAH SAKIT UNIVERITAS HASANUDDIN MAKASSARTAHUN 2011
A. PELAYANAN MEDIK
1. INSTALASI RAWAT INAP ( POLI KLINIK INTERNA)
1.1 Master Chart Instalasi Rawat Inap RS.Unhas
1. Pasien yang datang , baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari
dokter praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.
2. Jika pasien merupakan pasien lama (sudah pernah berobat sebelumnya
di RS. Unhas), maka petugas RM akan mengambilkan rekam medis
pasien. Jika pasien merupakan pasien baru, maka pasien akan mengisi
form data identitas pasien untuk dibuatkan berkas rekam medis. Khusus
pasien baru yang gawat darurat, form data identitas pasien dapat diisi
setelah pasien ditindaki di IRD atau diisi langsung oleh keluarga pasien.
3. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran umum maka
dapat diberikan pelayanan perawatan dan pengobatan.
4. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran jaminan maka
petugas admission terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap berkas
pasien sebelum mendapatkan persetujuan jaminan pemberian
pelayanan.
5. Khusus pasien gawat darurat, pendataan sistem pembayaran pasien atau
pengurusan berkas jaminan dapat dilakukan setelah pasien ditindaki di
IRD atau dilakukan langsung oleh keluarga pasien.
70
6. Pasien dari poliklinik atau IRD yang telah ditindaki dan memerlukan
perawatan inap akan diberi pengantar ke instalasi rawat inap untuk
mendapatkan perawatan daan pengobatan lanjutan.
7. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium,
Radiologi, Gizi, dan Lab. Nehri) selama perawatan dan pengobatan di
instalasi rawat inap maka akan dibuatkan surat pengantar pemeriksaan
pasien oleh dokter.
8. Pasien yang masih perlu perawatan lanjutan akan tetap mendapatkan
perawatan dan pengobatan di instalasi rawat inap.
71
Gambar 3.1Master Chart Instalasi Rawat Inap RS.UNHAS Tahun 2011
72
1.2 Lampiran
1.2.1 Alur Proses Pasien Rawat Inap dengan Sistem Pembayaran Jaminan
1. Pasien yang datang dengan sistem bayaran jaminan ke bagian admission
untuk pendaftaran data diri pasien
2. Pasien kemudian akan diperiksa kelengkapan berkas jaminannya (Surat
pengantar dan KTP). Jika berkas jaminan pasien tidak lengkap, maka
pasien berkewajiban untuk melengkapinya.
3. Setelah berkas jaminan pasien lengkap, maka pasien mendapatkan
persetujuan jaminan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di
Instalasi rawat inap RS. Unhas
4. Perawat di Instalasi rawat inap akan mencatat segala macam tindakan
medis yang diberikan ke pasien untuk keperluan rekam medis pasien.
5. Setelah pasien sembuh, pihak kasir akan melakukan verifikasi nilai
tagihan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien yang sistem
jaminan. Pasien kemudian membayar sisa tagihan pelayanan yang telah
diverifikasi berdasarkan jenis jaminannya (Jamsostek, Zakira
Healthcare, dan Sinar mas).
6. Pasien kemudian diperbolehkan pulang jika segala kewajiban pasien
telah dipenuhi
73
Gambar 3.2Alur Proses Pasien Rawat Inap dengan Sistem Pembayaran
Jaminan RS.UNHAS Tahun 2011
74
1.2.2. Alur Proses Pasien Rawat Inap dari Poliklinik
1. Pasien yang datang, baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter
praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.
2. Kemudian pasien dipersilahkan ke poliklinik untuk mendapatkan
tindakan / pelayanan medis sesuai dengan keluhan pasien
3. Apabila diperlukan, dokter akan membuat surat pengantar pemeriksaan
penunjang ke unit lain untuk pasien.
4. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien poliklinik
perlu perawatan inap maka dokter akan membuatkan surat pengantar ke
Instalasi Rawat Inap.
5. Pasien ke ruang rawat inap
75
Gambar 3.3Alur Proses Pasien Rawat Inap dari Poliklinik RS.UNHAS Tahun 2011
76
1.2.3 Alur Proses Pasien Rawat Inap dari IRD
1. Pasien yang datang, baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter
praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien. Apabila
pasien tidak memungkinkan untuk didaftar terlebih dahulu oleh
admission, maka proses pendaftaran dilakukan setelah pasien
mendapatkan tindakan di IRD atau pendaftaran dilakukan oleh keluarga
pasien
2. Pasien yang masuk ke IRD di triase terlebih dahulu untuk menentukan
tingkat keparahan dan tindakan yang akan diberikan ke pasien.
3. Apabila setelah tindakan medis pasien tidak memerlukan perawatan inap
maka pasien dapat melakukan rawat jalan atau pulang.
4. Apabila pasien memerlukan perawatan inap maka pasien sentral opname
membuat surat opname yang ditujukan ke perawat di instalasi rawat inap
5. Pasien diantar ke ruang rawat inap
77
Gambar 3.4Alur Proses Pasien Rawat Inap dari IRD RS.UNHAS Tahun 2011
78
1.2.4. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium .
4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan ke ruang rawat inap
untuk mengambil sampel / specimen.
5. Sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan
6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil
tersebut ke dokter / perawat di instalasi rawat inap.
79
Gambar 3.4Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium RS.UNHAS
Tahun 2011
80
1.2.5. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Radiologi
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan radiologi.
3. Surat pengantar dari dokter dan pasien diantarkan ke Instalasi radiologi
oleh perawat.
4. Radiografer menerima surat pengantar dari dokter dan melakukan foto
terhadap pasien
5. Pasien kembali ke ruang rawat inap dan radiografer memproses film hasil
foto pasien
6. Hasil foto diserahkan ke dokter dan pembacaan hasil oleh dokter
7. Hasil foto diberikan ke pasien / keluarga pasien
81
Gambar 3.5Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Radiologi RS.UNHAS
Tahun 2011
82
1.2.6. Alur Proses Pengadaan Makanan Pasien Rawat Inap dari Pantry Gizi
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat hasil diagnosi terhadap pasien dan membuat form
pengajuan gizi pasien.
3. Penentuan porsi makanan / cakupan gizi sesuai dengan form yang diisi
dokter oleh pihak RS. Wahidin (RS. Unhas belum memiliki Inst. Gizi
maka dilakukan sistem order makanan dari RSWS)
4. Pembuatan dan order makanan dari RSWS ke pantry gizi RS. Unhas
5. Staf Pantry Gizi mendistribusikan makanan ke pasien sesuai dengan
anjuran dokter.
83
Gambar 3.6Alur Proses Pengadaan Makanan Pasien Rawat Inap dari Pantry Gizi
84
1.2.7. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium Nechri
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium
nechri.
3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium nechri.
4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan ke ruang rawat inap
untuk mengambil sampel / specimen.
5. Sampel dibawa ke laboratorium nechri dan dilakukan pemeriksaan
6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil
tersebut ke dokter / perawat di instalasi rawat inap.
85
Gambar 3.7Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium Nechri RS.UNHAS
Tahun 2011
86
1.2.8. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Apotik
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat resep obat untuk membantu penyembuhan pasien.
3. Perawat membawa resep obat ke apotik untuk mengambil obat dan
memberikan ke pasien.
4. Obat dari apotik diterima pasien di rawat inap.
.
Gambar 3.8Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Apotik RS.UNHAS Tahun 2011
87
1.2.9. Alur Proses Pasien Rawat Inap yang Meninggal
1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter
meninggal akibat penyakitnya.
2. Dokter mengisi form sebab kematian yang akan dimasukkan dalam
rekam medis pasien.
3. Pihak RS kemudian membuat surat kematian pasien.
4. Ambulance mengantar jenazah ke rumah duka.
Gambar 3.9Alur Proses Pasien Rawat Inap yang Meninggal RS.UNHAS
Tahun 2011
88
2. INSTALASI RAWAT JALAN ( POLIKLINIK INTERNA )
2.1 Master Chart Instalasi Rawat Jalan Rs. Unhas
1. Pasien yang datang , baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter
praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.
2. Jika pasien merupakan pasien lama (sudah pernah berobat sebelumnya di
RS. Unhas), maka petugas RM akan mengambilkan rekam medis pasien.
Jika pasien merupakan pasien baru, maka pasien akan mengisi form data
identitas pasien untuk dibuatkan berkas rekam medis.
3. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran umum maka
dapat diberikan pelayanan perawatan dan pengobatan.
4. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran jaminan maka
petugas admission terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap berkas
pasien sebelum mendapatkan persetujuan jaminan pemberian pelayanan
di Poliklinik Interna.
5. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium,
Radiologi, dan Lab. Nechri) selama pelayanan medis di poliklinik maka
akan dibuatkan surat pengantar pemeriksaan pasien oleh dokter spesialis
Interna.
6. Pasien yang memerlukan perawatan inap akan diantar ke instalasi rawat
inap.
7. Jika pasien mulai membaik (tidak memerlukan perawatan inap lagi)
maka dokter akan membuatkan resep obat untuk pasien.
89
8. Pasien menebus resep obat ke apotik dan pasien kemudian berkewajiban
membayar biaya pelayanan RS ke kasir dan mendapatkan bukti
pembayaran.
9. Jika persyaratan telah dipenuhi, pasien diperbolehkan pulang.
Gambar 4.10Master Chart Instalasi Rawat Jalan Rs. Unhas RS.UNHAS Tahun 2011
90
2.2 Lampiran
2.2.1. Alur Proses Pasien Rawat Jalan dengan Sistem Pembayaran Jaminan
1. Pasien yang datang dengan sistem bayaran jaminan ke bagian admission
untuk pendaftaran data diri pasien
2. Pasien kemudian akan diperiksa kelengkapan berkas jaminannya (Surat
pengantar dan KTP). Jika berkas jaminan pasien tidak lengkap, maka
pasien berkewajiban untuk melengkapinya.
3. Setelah berkas jaminan pasien lengkap, maka pasien mendapatkan
persetujuan jaminan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di
Instalasi rawat inap RS. Unhas
4. Perawat di poliklinik interna akan mencatat segala macam tindakan
medis yang diberikan ke pasien untuk keperluan rekam medis pasien.
5. Setelah pasien sembuh, pihak kasir akan melakukan verifikasi nilai
tagihan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien yang sistem
jaminan. Pasien kemudian membayar sisa tagihan pelayanan yang telah
diverifikasi berdasarkan jenis jaminannya (Jamsostek, Zakira
Healthcare, dan Sinar mas).
6. Pasien diperbolehkan pulang jika segala kewajiban pasien telah dipenuhi
91
Gambar 3.11Alur Proses Pasien Rawat Jalan dengan Sistem Pembayaran Jaminnan RS.UNHAS
Tahun 2011
92
2.2.2. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium
1. Pasien di poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium oleh
pasien.
4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan pasien ke ruang
laboratorium untuk diambil sampel / specimen.
5. Sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan
6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil
tersebut ke dokter spesialis interna yang menangani pasien.
93
Gambar 4.12Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium RS.UNHAS
Tahun 2011
94
2.2.3. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Radiologi
1. Pasien di poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan radiologi.
3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke Instalasi radiologi oleh pasien.
4. Radiografer menerima surat pengantar dari dokter dan melakukan foto
terhadap pasien
5. Pasien kembali konsul dengan dokter dan radiografer memproses film
hasil foto pasien
6. Hasil foto diserahkan ke dokter dan pembacaan hasil oleh dokter
7. Pasien harus melapor ke kasir dan membayar tagihan atas pelayanan di
poli Interna termasuk tagihan radiologi dan pasien mendapatkan bukti
pembayaran.
8. Hasil foto diberikan ke pasien
95
Gambar 3.13Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Radiologi RS.UNHAS Tahun 2011
96
2.2.4. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Lab. Nechri
1. Pasien di Poliklinik Interna diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium
nechri.
3. Pasien ke kasir membayar pelayanan medis di poliklinik interna
4. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium nechri.
5. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan pasien ke ruang
laboratorium untuk diambil sampel / specimen
6. Sampel dibawa ke laboratorium nechri dan dilakukan pemeriksaan
7. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil
tersebut ke dokter spesialis interna yang menangani pasien.
97
Gambar 3.14Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Lab. Nechri RS.UNHAS Tahun 2011
98
2.2.5 Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Instalasi Rawat Inap
1. Pasien dari poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter
spesialis interna.
2. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien poliklinik
perlu perawatan inap maka dokter akan membuatkan surat pengantar ke
Instalasi Rawat Inap.
3. Perawat menerima surat pengantar dari dokter spesialis interna.
4. Pasien dari poli interna didata oleh perawat di Instalasi Rawat Inap.
5. Kemudian perawat akan mempersiapkan ruang perawatan untuk pasien
6. Dokter melakukan visite dan pengobatan terhadap pasien di ruang rawat
inap
7. Apabila diperlukan, dokter akan membuat surat pengantar pemeriksaan
penunjang ke unit lain untuk pasien.
8. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien mulai
membaik maka dokter akan membuatkan resep obat untuk pasien untuk
membantu penyembuhan
9. Pasien menebus obat di apotik dan membayar segala macam pelayanan
medis yang diberikan pada pasien di kasir
10.Bila semua persyaratan terpenuhi, pasien diperbolehkan pulang
99
Gambar 3.15Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Instalasi Rawat Inap RS UNHAS
Tahun 2011
100
2.2.6. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Apotik
1. Pasien di Poliklinik Interna diberikan tindakan medis oleh dokter.
2. Dokter membuat resep obat untuk pasien.
3. Pasien membawa resep obat ke apotik untuk menebus obat.
4. Apoteker mencek dan mengambilkan obat
5. Obat dari apotik diterima pasien
6. Pasien ke kasir untuk membayar seluruh tagihan pelayanan medis
termasuk obat.
7. Jika persyaratan telah dipenuhi, pasien diperbolehkan pulang
101
Gambar 3.16Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Apotik RS.UNHAS
Tahun 2011
102
3. IRD ( INSTALASI RAWAT DARURAT)
3.1 Master Chart IRD ( Instalasi Rawat Darurat)
1. Pasien yang datang dan ingin berobat di instalasi rawat darurat.
2. Di loket pendaftaran pasien melakukan registrasi yang diwakili oleh
keluarga pasien. Dimana, dibedakan antara pasien umum dan pasien
jaminan serta dibedakan juga antara pasien baru dan pasien lama.Di
loket ini juga, pasien umum akan mendapatkan Berkas Rekam Medik
begitu juga dengan pasien jaminan, juga akan mendapatkan Berkas
Rekam Medik.
3. Untuk pasien jaminan sebelum mendapatkan pelayanan terlebih dahulu
melakukan verifikasi jaminan.
4. Kemudian. pasien dibawa ke ruang triase, pelaksanaan triase dilakukan
sebagai proses untuk menentukan pasien berdasarkan keparahan
penyakit,apakah pasien tersebut dalam kondisi gawat-darurat,gawat-
tidak darurat,maupun tidak gawat-tidak darurat.
5. Setelah urusan administrasi diselesaikan keluarga pasien, pasien
mendapatkan pelayanan sesuai dengan diagnose yang dilakukan oleh
dokter.
6. Dari ruang triase, pasien akan diketahui apakah gawat atau tidak.Jika
iya, apakah pasien perlu diresusitasi atau tidak.Apabila perlu
diresusitasi, maka akan dilihat berhail atau tidak.Jika tidak,maka pasien
meninggal atau dirujuk ke RS lain.Untuk pasien yang tidak
gawat,apakah perlu dibedah.Jika iya, apakah pasien perlu
dioperasi,apabila iya maka pasien dirujik keruang OK..Jika
tidak,apakah pasien perlu bedah minor(seperti hecting,debridemand,dan
pasang spalak).Jika iya,maka pelaksanaan tindakan.Jika,tidak apkah
pasien butuh penunjang.Untuk pasien yang tidak dibedah apaka perlu
tindakan non bedah(seperti EKG,NGT) jika iya maka pelaksanaan
tindakan apabila tidak apakah pasien butuh penujang.
103
7. Pasien yang perlu pelayanan penunjang akan dirujuk ke bagian
pelayanan penunjang (Laboratorium dan Raadiologi)
8. Setelah semua diketahui,pasien kemudian melakukan konsultasi dengan
dokter ahli
9. Pasien kemudian masuk ke ruang observasi untuk dilihat kondisi
selanjutnya. Pasien dengan status meninggal akan dibawa pulang.
10. Pasien yang perlu perawatan akan dirujuk ke unit lain (Rawat Inap,ICU
WS).
11. Dan pasien yang tidak memerlukan rujukan akan langsung diberikan
resep oleh dokter, dan mengambil obat diapotek .Untuk pasien umum
menyelesaikan pembiayaan di kasir, sedangkan untuk pasien jaminan
langsung pulang.
104
Gambar 3.17Master Chart IRD RS.UNHAS Tahun 2011
3.2.Lampiran
105
3.2.1 Alur Proses Pendaftaran IRD
1. Pasien yang datang dan ingin berobat ke instalasi gawat darurat
melakukan registrasi di loket pendaftaran yang diwakili oleh keluarga
pasien jika kondisi pasien kritis.
2. Untuk pasien umum dilihat apakah pasien baru atau pasien lama,jika
bukan pasien umum maka dicek kelengkapan berkas jaminannya,untuk
berkas yang tidak lengkap maka berkas dilengkapi dan cek kembali
kelengkapannya.Stelah berkas lengkap maka di tentukan apakah pasien
baru atau lama.
3. Jika pasien baru, maka keluarga pasien mengisi format identitas pasien
kemudian dibuatkan rekam medik dan dicetakkan kartu,setelah itu
kurir rekam medik membawa berkas yang berisi status pasien ke
IRD.Sedangkan untuk pasien lama berkas yang berisi status pasien
langsung dibawa oleh kurir rekam medik ke IRD.
106
Gambar 3.18Alur Proses Pendaftaran IRD RS.UNHAS Tahun 2011
107
3.2.2. Alur Proses Paien IRD Ke OK
1. Pasien perlu operasi.
2. Cek persiapan operasi,apabila tidak lengkap maka dicek kembali
persiapan operasi kemudian dilakukan serah terima pasien antara
perawat IRD dengan Perawat OK,jika persiapannya lengkap maka
langsung dilakukan serah terima pasien antara perawat IRD dengan
perawat OK.
3. Kemudian melakukan tindakan operasi sesuai dengan keluhan pasien
dan diagnose dokter sebelumnya.
Gambar 3.19Alur Proses Paien IRD Ke OK RS.UNHAS Tahun 2011
108
3.2.3 Alur Proses Pasien IRD Ke Laboratorium
1. Pasien IRD perlu melakukan pemeriksaan laboratorium,yang akan
dirujuk bagian IRD dengan surat permintaan pemeriksaan yang dibuat
oleh dokter jaga IRD.
2. Petugas/perawat IRD akan mengkonfirmasikan kepetugas laboratorium
dengan membawa surat permintaan ke laboratorium.
3. Petugas laboratorium kemudian ke IRD untuk mengambil specimen.
4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan specimen dilab,dan hasil
pemeriksaan diinterpretasi oleh dokter spesialis patologi
5. Perawat IRD mengambil hasil pemeriksaan specimen dan diserahkan ke
dokter jaga IRD.
109
Gambar 3.20Alur Proses Pasien IRD Ke Laboratorium RS.UNHAS Tahun 2011
110
3.2.4. Alur Proses Pasien IRD ke Radiologi
1. Pasien yang perlu pemeriksaan radiologi akan dirujuk ke bagian instalasi
radiologi.
2. Petugas IRD akan mengkonfirmasikan ke staf radiologi dengan
membawa surat pengantar ke radiologi.
3. Kemudian petugas IRD membawa Pasien ke radiologi untuk dilakukan
tindakan foto.
4. Hasil foto yang telah diinterpretasi oleh dokter radiologi,dibawa oleh
petugas radiologi ke IRD kemudian diserahkan ke dokter jaga IRD.
111
Gambar 3.21Alur Proses Pasien IRD ke Radiologi RS.UNHAS Tahun 2011
112
3.2.5 Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi Rawat Inap
1. Pasien perlu perawatan rawat inap.
2. Dokter jaga IRD melakukan pemeriksaan dan mengisi status pasien
3. Apabila status pasien lengkap maka dibuatkan surat pengantar sentral
opname oleh dokter jaga IRD,jika tidak lengkap dicek kembali
kelengkpannya oleh petugas RM kemudian diperiksa kembali oleh
dokter jaga IRD,dan selnjutnya dibuatkan surat pengantar.
4. Setelah status pasien lengkap,pasien dibawa oleh perawat instalasi ke
rawat inap.
5. Pasien kemudian ditangani dan menjadi tanggung jawab instalasi rawat
inap.
113
Gambar 3.22Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi Rawat Inap RS.UNHAS Tahun 2011
114
3.2.6 Alur Proses Pasien IRD Ke Apotik
1. Pasien IRD butuh obat,kemudian Dokter IRD menuliskan resep
2. Perawat IRD membawa resep ke Apotek
3. Farmasis mengecek ketersediaan obat,apabila tersedia maka obat
diserahkan ke perawat IRD.Jika obat tidak tersedia maka farmasis
mengkonfirmasikan kedokter yang bersangkutan apakah obat tersebut
bisa diganti,apabila iya maka farmasis mengecek kembali dan
menyerahkannya keperawat IRD,jika tidak maka obat ditebus diluar
4. Setelah obat telah tesedia maka perawat IRD menyerahkannya ke
Pasien.
115
Gambar 3.23Alur Proses Pasien IRD Ke Apotik RS.UNHAS Tahun 2011
116
4. Instalasi OK
4.1 Master Chart Instalasi OK
1. Pasien yang masuk di kamar operasi baik dari IRD maupun RI akan
diregistrasi ulang oleh perawat OK, meliputi identitas pasien, diagnosa,
tim operasi, dll.
2. Setelah itu, perawat OK melakukan cek persiapan operasi (pemeriksaan
penunjang, konsul anastesi, dan informed consent). Apabila persiapan
operasi sudah lengkap dilakukan serah terima pasien antara perawat OK
dengan perawat RI atau IRD, dan apabila tidak lengkap perawat RI
maupun IRD diminta untuk melengkapi persiapan operasi.
3. Selanjutnya perawat OK mengganti baju pasien dengan baju khusus
operasi kemudian pasien dibawa masuk ke kamar operasi dan
dipindahkan ke meja operasi.
4. Tim bedah kemudian melakukan tindakan operasi sesuai diagnosa pasien.
5. Setelah operasi selesai dan operasi berjalan dengan baik maka pasien
dipindahkan ke ruang recovery room untuk diobservasi oleh perawat dan
dokter anastesi. Keadaan-keadaan umum pasien akan terus dipantau
(napas, denyut jantung, kesadaran, kondisi luka operasi, nadi, tekanan
darah, dll).
6. Sementara itu, apabila operasi tidak berjalan dengan baik dan pasien
membutuhkan perawatan ICU maka pasien dibawa ke ICU RSWS
karena RS Unhas belum memiliki ruang ICU dan apabila pasien
117
meninggal maka pasien dipulangkan ke rumah pasien karena RS Unhas
belum memiliki ruang pemulasaran jenazah.
7. Di ruang Recovery Room kondisi pasien yang kurang baik , perawat
akan mengkonfirmasi ke dokter operator dan apabila pasien
membutuhkan perawatan ICU maka pasien akan dirujuk ke ICU RSWS.
Akan tetapi apabila pasien tidak membutuhkan ICU maka dokter
operatornya akan mengobservasi. Saat pasien diobservasi dan kondisinya
memburuk maka pasien dirujuk ke ICU RSWS tetapi saat pasien
diobservasi dan ternyata kondisinya sudak membaik maka dibawa ke
ruang Rawat Inap.
8. Sementara itu, di ruang recovery room ini apabila kondisi pasien sudah
baik maka pasien akan dipindahkan ke ruang Rawat Inap tetapi apabila
pasien tersebut One Day Care Surgary maka pasien akan langsung
pulang setelah membayar di kasir dan mengambil obat.
118
Gambar 3.24Master Chart Pasien Instalasi OK RS Unhas Makassar
Tahun 2011
119
4.2.Lampiran
4.2.1. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK
1. Dokter yang merawat pasien di rawat inap yang membutuhkan operasi
akan menentukan jadwal untuk operasi pasien.
2. Perawat kemudian menghubungi petugas laboratorium atau radiologi
untuk melakukan pemeriksaan penunjang kepada pasien.
3. Selanjutnya dokter anastesi melakukan konsul anastesi kepada pasien dan
memutuskan apakah pasien tersebut layak untuk dioperasi atau tidak,
yang dinilai dari tekanan darah, gula darah maupun pernapasan pasien.
4. Apabila pasien dinilai layak untuk melakukan operasi, pasien atau
keluarga pasien diminta untuk mengisi informed consent setelah mereka
menyetujui pelaksanaan operasi yang akan dilakukan. Tetapi saat diminta
mengisi informed consent dan ternyata pasien atau keluarga tidak setuju
maka operasi dibatalkan.
5. Pasien yang dinilai tidak layak untuk dioperasi maka pasien akan tetap di
rawat inap sampai layak untuk dioperasi.
6. Setelah mengisi informed consent tersebut perawat RI melapor ke OK
untuk mengkonfirmasi jadwal operasi yang telah ditentukan dokter yang
merawat pasien dan perawat OK akan mengecek kesiapan operasi.
7. Setelah itu, perawat OK akan mengkonfirmasi ke RI mengenai kesiapan
operasi. Apabila jadwal yang ditentukan sesuai (waktu dan ruangan
tersedia) maka operasi akan dilaksanakan sesuai jadwal dan apabila
120
jadwal tidak sesuai maka akan mengkonfirmasi ke RI untuk dilakukan
penjadwalan ulang.
8. Sebelum operasi dilakukan maka perawat OK terlebih dahulu akan
mengecek kembali persiapan operasi pasien.
121
Gambar 3.25Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK RS Unhas Makassar
122
Tahun 2011
4.2.2. Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi OK
1. Pasien IRD yang dinilai membutuhkan operasi akan melakukan
pemeriksaan penunjang setelah perawat menghubungi petugas
laboratorium atau radiologi.
2. Selanjutnya dokter anastesi melakukan konsul anastesi kepada pasien.
3. Pasien atau keluarga pasien kemudian diminta untuk mengisi informed
consent setelah mereka menyetujui pelaksanaan operasi yang akan
dilakukan. Tetapi saat diminta mengisi informed consent dan ternyata
pasien atau keluarga tidak setuju maka operasi dibatalkan.
4. Setelah mengisi informed consent tersebut perawat IRD melapor ke OK
untuk mengkonfirmasi jadwal operasi yang telah ditentukan dokter yang
merawat pasien dan perawat OK akan mengecek kesiapan operasi.
5. Setelah itu, perawat OK akan mengkonfirmasi ke RI mengenai kesiapan
operasi. Apabila jadwal yang ditentukan sesuai (waktu dan ruangan
tersedia) maka operasi akan dilaksanakan sesuai jadwal dan apabila
jadwal tidak sesuai maka pasien akan segera dirujuk ke RSWS karena
pasien membutuhkan operasi segera.
6. Sebelum operasi dilakukan maka perawat OK terlebih dahulu akan
mengecek kembali persiapan operasi pasien.
123
Gambar 3.26
124
Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK RS Unhas Makassar Tahun 2011
4.2.3. Alur Proses Tindakan Operasi
1. Pasien yang masuk ke kamar operasi, terlebih dahulu diberikan tindakan
anastesi oleh dokter anastesi atau asistennya.
2. Sementara itu tim bedah melakukan persiapan operasi seperti scrubbing
(cuci tangan steril), gowning (penggunaan pakaian operasi), gloving
(pemakaian sarung tangan steril).
3. Setelah itu dilakukan pemberian obat antiseptik oleh asisten operator
pada area insisi untuk mencegah risiko masuknya bakteri patoghen ke
tubuh pasien.
4. Selanjutnya dilakukan proses drapping, yaitu penutupan tubuh pasien
dengan menggunakan duk steril dengan memberikan lubang pada bagian
yang akan dioperasi oleh asisten operator.
5. Dokter bedah kemudian membacakan time out kepada tim bedah yang
lain yang meliputi identitas pasien, jenis tindakan operasi, sisi yang akan
dioperasi dan prosedur operasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan 3C
(Correct Patient, Correct Site, Correct Procedure).
6. Selanjutnya dilakukan tindakan operasi berdasarkan diagnosapasien.
7. Setelah tindakan operasi selesai, dilakukan proses sign out, yaitu
persiapan yang dilakukan sebelum pasien dikeluarkan dari ruang operasi.
125
Gambar 3.27
126
Alur Proses Tindakan Operasi Instalasi OK RS Unhas Makassar Tahun 2011
4.2.4 Alur Proses Pasien OK Ke ICU RSWS
1. Setelah pasien selesai dioperasi dan keadaan pasien kurang baik
(membutuhkan perawatn ICU) maka dokter bedah akan konsultasi
dengan dokter anastesi untuk perawatan ICU.
2. Karena di RS Unhas belum tersedia ruang ICU maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar oleh dokter anastesi ke ICU RSWS.
3. Selanjutnya dilakukan serah terima pasien antara RS Unhas dengan
RSWS.
Gambar 3.28
127
Alur Proses Pasien OK ke ICU RSWS RS Unhas Makassar Tahun 2011B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
1. LABORATORIUM
1.1. Master Chart Laboratorium
1. Pasien yang datang ke instalasi laboratorium berasal dari rawat jalan
dan rawat inap/IRD.
2. Pasien yang berasal dari rawat jalan terbagi menjadi 2 yaitu pasien
poliklinik dan rujukan. Pasien yang berasal dari rawat jalan harus
masuk melalui admission untuk melakukan registrasi, sedangkan pasien
rawat inap hanya diambil sampel darahnya oleh perawat dan kemudian
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
3. Di admission, pasien dibedakan menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan
jaminan dan pasien tanpa jaminan. Pasien dengan jaminan harus
menyerahkan berkas jaminannya ke admission agar dapat masuk ke
instalasi laboratoriujm, tetapi jika tidak lengkap maka pasien harus
melengkapi berkas jaminannya dulu. Sedangkan pasien tanpa jaminan
dapat langsung masuk ke instalasi laboratorium.
4. Setelah berada di laboratorium, pasien harus melakukan registrasi ulang
secara manual di buka registrasi laboratorium.
5. Setelah itu, dilakukan proses pra analitik (pengambilan dan pengecekan
sampel).
6. Sebelum sampel pasien diperiksa, terlebih dahulu di cek kelengkapan
alat dan bahan di laboratorium. Jika alat rusak atau bahan tidak lengkap,
128
maka sampel pasien dibawa ke RS. Wahidin untuk diperiksa. Tetapi
jika alat dan bahan lengkap maka sampel pasien langsung diperiksa.
7. Jika proses pra analitik telah dilakukan, maka sampel pasien siap di
periksa pada proses analitik. Proses analitik terbagi menjadi 5
pemeriksaan, yaitu kimia klinik, urinologi, hematologi, hemostasis, dan
imunologi.
8. Setelah dilakukan proses analitik maka diketahui hasilnya. Hasil
pemeriksaan tersebut kemudian diberikan ke dokter untuk dibaca.
9. Setelah itu, hasil di input oleh petugas lab sebelum diberikan ke pasien.
10. Sebelum hasil diserahkan, pasien harus ke kasir dulu untuk melapor dan
membayar.
11. Setelah itu hasil diberikan ke pasien untuk dibawa pulang.
129
Gambar 3.29Master Chart Laboratorium RS.UNHAS Tahun 2011
130
1.2 Lampiran
1.2.1.Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD Ke Laboratorium
1. Setelah pasien mendapatkan surat permintaan pemeriksaan lab, perawat
langsung mengambil sampel pasien dan membawanya ke instalasi
laboratorium untuk diperiksa.
2. Di laboratorium, sampel pasien dicek untuk dikeetahui apakah sampel
pasien tersebut dapat diperiksa atau tidak.
3. Jika sampel pasien bisa diperiksa, maka dilakukanlah proses analitik
(pemeriksaan sampel).
4. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya dan langsung diberikan ke
dokter untuk dibaca.
5. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut diinput oleh petugas lab melalui
SIM dan manual.
6. Sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke keluarga pasien, terlebih
dahulu keluarga pasien harus melakukan pelaporan ke kasir.
7. Setelah itu hasil pemeriksaan dapat dibawa oleh keluarga pasien.
131
Gambar 3.30Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD Ke Laboratorium
RS.UNHAS Tahun 2011
132
1.2.2.Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium
1. Pasien yang datang harus melalui admission untuk melakukan registrasi.
2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan dan
bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas jaminannya
kepada admission.
3. Setelah itu, pasien diarahkan untuk ke poliklinik terlebih dahulu untuk
melakukan konsultasi ke dokter poliklinik. Setelah konsultasi, dokter
poliklinik memberikan surat permintaan laboratorium.
4. Setelah berada di instalasi laboratorium, pasien melakukan registrasi
ulang secara manual di buku registrasi lab.
5. Setelah itu dilakukan proses pra analitik (pengambilan sampel dan
pengecekan sampel pasien).
6. Kemudian dilakukan proses analitik (pemeriksaan sampel).
7. Kemudian diketahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hasil
tersebut diberikan ke dokter untuk dibaca.
8. Setelah itu, petugas lab menginput hasil pemeriksaan secara SIM dan
manual.
9. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran
dan kemudian membawa pulang hasil pemerriksaannya.
133
Gambar 3.31Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Jalan Ke Laboratorium
RS.UNHAS Tahun 2011
134
1.2.3.Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Laboratorium
1. Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tempat perujuk dan
kemudian melakukan registrasi di admission.
2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan
dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas
jaminannya kepada admission sedangkan yang bukan jaminan langsung
diarahkan ke instalasi laboratorium.
3. Di lab, pasien kemudian melakukan registrasi ulang secara manual.
4. Setelah itu, dilakukan proses pra analitik yaitu pengambilan sampel
pasien dan mengecek sampel pasien.
5. Setelah sampel pasien siap untuk diperiksa, maka dilakukanlah proses
analitik.
6. Hasil dari pemeriksaan kemudian deberikan ke dokter untuk dilakukan
pembacaan dan kemudian hasil pemeriksaan tersebut diinput oleh
petugas lab malalui SIM dan manual.
7. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran.
8. Pasien kemudian membawa pulang hasil pemeriksaannya.
135
Gambar 3.32Alur Proses Pelayanan Pasien Rujukan Ke Laboratorium
RS.UNHAS Tahun 2011
136
1.2.4.Alur Proses Pra Analitik
1. Pada proses pra analitk, pertama dilakukan pengambilan sampel pasien.
2. Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka sampel tersebut dicek
apakah sampel tersebut bagus atau tidak.
3. Jika sampel yang sudah diambil tidak layak untuk diperiksa, maka
dilakukan konfirmasi ke pasien agar dapat dilakukan pengambilan
sampel baru.
4. Jika sampel bagus, maka sampel tersebut siap diperiksa.
Gambar 3.33Alur Proses Pra Analitik RS.UNHAS Tahun 2011
137
1.2.5. Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Kimia Klinik)
1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.
2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien
pada tabung reaksi tersebut.
3. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi
selanjutnya disentrifuse (serum).
4. Setelah itu darah yang telah dimasukkan ke tabung reaksi kemudian
dicampurkan reagen.
5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “HERA”.
6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.
138
Gambar 3.34Alur Proses Pemeriksaan Kimia Klinik RS.UNHAS Tahun 2011
139
1.2.6 Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Urinologi)
1. Sampel urin pasien dimasukkan ke tabung reaksi.
2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien
pada tabung reaksi tersebut.
3. Kemudian dilakukan pencelupan strip urin dalam tabung reaksi yang
telah diisikan urin.
4. Setelah itu diperiksa dengan menggunakan alat “CLINITEK 50”.
5. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.
Gambar 3.35Alur Proses Pemeriksaan Urinologi RS.UNHAS Tahun 2011
140
1.2.7.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Hematologi)
1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.
2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi.
3. Sampel darah yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan EDTA.
4. Setelah itu dilakukan pencatatan ID pasien pada tabung reaksi terrsebut.
5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “SISMEX 21”.
6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.
Gambar 3.36Alur Proses Pemeriksaan Hematologi RS.UNHAS Tahun 2011
141
1.2.8.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Hemostasis)
1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi yang berisikan
Sodium Citrate 3,2%.
2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien
pada tabung reaksi tersebut.
3. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi
selanjutnya disentrifuse (serum).
4. Setelah itu darah yang telah dimasukkan ke tabung reaksi kemudian
dicampurkan reagen.
5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “STA
COMPACT”.
6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.
142
Gambar 3.37Alur Proses Pemeriksaan Hemostatis RS.UNHAS Tahun 2011
143
1.2.9.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Iminologi)
1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.
2. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi
selanjutnya disentrifuse (serum).
3. Kemudian dilakukan pencatatan ID pasien pada tabung reaksi tersebut.
4. Setelah itu, serum diletakkan di slide dan kemudian ditambahkan reagen.
5. Setelah itu dilakukan pemeriksaan gumpalan/aglutinasi. Setelah
diperiksa, maka diketahui hasilnya
144
Gambar 3.38Alur Proses Pemeriksaan Iminologi RS.UNHAS Tahun 2011
145
2. FARMASI
2.1.Master Chart Instalasi Farmasi
Gambar 3.39Master Chart Instalasi Farmasi RS.UNHAS Tahun 2011
146
2.2. Lampiran
2.2.1.Alur Proses Perencanaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
1. Unit pelayanan menyusun rencana kebutuhan perbekalan farmasi.
2. Unit pelayanan menentukan spesifikasi barang yang diketahui oleh
kepala unit/instalasi untuk disetujui.
3. Setelah disetujui, instalasi farmasi menerima usulan permintaan.
4. Membuat rekapan daftar usulan kebutuhan perbekalan farmasi.
5. Menyusun daftar rencana kebutuhan yang diketahui oleh kepala
instalasi farmasi.
6. Meminta persetujuan Direktur Pelayanan Penunjang, Sarana Medik,
dan Kerja Sama.
7. Apabila tidak disetujui, instalasi farmasi merevisi daftar rencana
kebutuhan untuk diserahkan kembali kepada Direktur Pelayanan
Penunjang, Sarana Medik, dan Kerja Sama.
8. Setelah mendapat persetujuan membuat daftar usulan permintaan
perbekalan farmasi kemudian diserahkan ke tim pengadaan
147
Gambar 3.40Alur Proses Perencanaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
RS.UNHAS Tahun 2011
148
2.2.2.Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
1. Kepala Instalasi Farmasi berkoordinasi dengan Komite Klinik,
SMF/Bagian melakukan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi.
Kemudian membuat surat permintaan.
2. Meminta persetujuan Direktur Pelayanan Penunjang, Sarana Medik, dan
Kerja Sama.
3. Apabila tidak disetujui, instalasi farmasi merevisi daftar rencana
kebutuhan untuk diserahkan kembali kepada Direktur Pelayanan
Penunjang, Sarana Medik, dan Kerja Sama.
4. Setelah mendapat persetujuan, kemudian ke Direktur Administrasi
Umum, SDM, dan Keuangan untuk persetujuan dana.
5. Tim pengadaan melakukan negosiasi, apabila hasil negosiasi tidak
disetujui maka mencari alternatif suplier lain.
6. Setelah disetujui mengajukan usulan anggaran pengadaan perbekalan
farmasi ke kepala bidang keuangan.
7. Mengambil uang ke bendahara keuangan, kemudian tim purchasing
melakukan tender, beli
8. Instalasi farmasi menerima barang dan faktur/tanda terima.
149
Gambar 3.41Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
RS.UNHAS Tahun 2011
150
2.2.3.Alur Proses Penerimaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
1. Pemeriksa Barang mengecek kesesuaian barang yang dipesan.
2. Apabila barang tidak sesuai makan barang dikembalikan ke suplier
3. Jika barang yang telah dipesan sesuai makan penerima barang menerima
barang kemudian tanda tangan tanda terima/fraktur.
4. Barang disimpan, ada yang disimpan di gudang dan ada yang di apotek.
5. Setelah barang disimpan kemudian penginputan jenis dan jumlah barang
yang dipesan ke komputer.
151
Gambar 3.41Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi
RS.UNHAS Tahun 2011
152
2.2.4.Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Inap
1. Resep dari rawat inap dibawa oleh perawat ke apotek.
2. Petugas apotek mengecek ketersedian obat.
3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia maka
barang farmasi yang perlu diracik, diracik terlebih dahulu kemudian
diserahkan ke perawat, jika tidak perlu diracik, barang farmasi langsung
diserahkan kepada perawat.
4. Perawat membawa obat ke pasien rawat inap.
5. Pasien rawat inap menerima obat.
153
Gambar 4.42Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap
RS. Unhas Tahun 2011
154
2.2.5 Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Jalan
1. Resep obat dari rawat jalan dibawa oleh pasien ke apotek.
2. Petugas apotek mengecek ketersediaan obat.
3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia
maka petugas apotek memberikan harga dan membuatkan slip
pembayaran
4. Jika tidak setuju dengan harga yang diberikan maka pasien akan
menebusnya diluar rumah sakit.
5. Jika pasien setuju dengan harga yang diberikan pasien biasanya
meminta sebagian dari obat yang diresepkan kemudian petugas apotek
menyiapkan atau meracik obat.
6. Pasien ke kasir untuk membayar baiya obat dan perawat yang sudah di
dapatkan, setelah itu petugas apotek menyerahkan obat dan
memberikan penjelasan kepada pasien tentang obat yang diresepkan.
7. Pasien pulang.
155
Gambar 3.43Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap
RS. Unhas Tahun 2011
156
2.2.6 Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Darurat
1. Resep dari rawat darurat dibawa oleh perawat ke apotek.
2. Petugas apotek mengecek ketersedian obat.
3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia
maka barang farmasi yang perlu diracik, diracik terlebih dahulu
kemudian diserahkan ke perawat, jika tidak perlu diracik, barang
farmasi langsung diserahkan kepada perawat.
4. Perawat membawa obat ke pasien rawat darurat.
5. Pasien rawat darurat meneriman obat.
157
Gambar 3.44Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap
Tahun 2011
158
3. RADIOLOGI
3.1 Master Chart Peleyanan Instalasi Radiolgi
1. Pasien yang datang ke instalasi radiologi berasal dari rawat jalan dan
rawat inap/IRD.
2. Pasien yang berasal dari rawat jalan terbagi menjadi 2 yaitu pasien
poliklinik dan rujukan. Pasien yang berasal dari rawat jalan harus
masuk melalui admission untuk melakukan registrasi, sedangkan pasien
yang berasal dari rawat inap hanya membutuhkan surat pengantar
pemeriksaan dan langsung ke instalasi radiologi.
3. Di admission, pasien dibedakan menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan
jaminan dan pasien tanpa jaminan. Pasien dengan jaminan harus
menyerahkan berkas jaminannya ke admission agar dapat masuk ke
instalasi radiologi, tetapi jka tidak lengkap maka pasien harus
melengkapi berkas jaminannya dulu. Sedangkan pasien tanpa jaminan
dapat langsung masuk ke instalasi radiologi.
4. Di instalasi radiologi terbagi menjadi 2 jenis foto yaitu foto kontras dan
non kontras. Pasien yang ingin melakukan foto kontras harus melalui
persiapan selama 3 hari kemudian baru bisa di foto. Tetapi jika pasien
hanya ingin melakukan foto non kontras, maka pasien dapat langsung
masuk ke ruang foto untuk mendapatkan tindakan foto.
5. Setelah dilakukan proses foto, maka dilakukan processing film.
Processing film dilakukan untuk mengetahui apakah hasil foto optimal
atau tidak optimal.
159
6. Setelah hasil foto selesai dicetak, maka diberikan kepada dokter untuk
dilakukan pembacaan.
7. Sebelum pasien mengambil hasil foto, terlebih dahulu pasien harus ke
kasir untuk melakukan pelaporan disertai pembayaran.
8. Setelah pasien melapor dan membayar di kasir, maka hasil foto dapat
diberikan ke pasien untuk dibawah pulang.
160
Gambar 4.45Alur Pelayanan Instalasi Radiolgi Secara Umum
RS. Unhas Tahun 2011
161
3.2. Lampiran
3.2.1 Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD ke Radiologi
1. Setelah ada permintaan radiologi, maka dokter memberikan surat
pengantar pemeriksaan dan kemudian perawat langsung mengantar ke
admission untuk melakukan registrasi.
2. Di admission, perawat yang membawa pasien langsung diarahkan ke
instalasi radiologi.
3. Di instalasi radiologi, pasien mendapatkan tindakan. Setelah ditindaki,
perawat dapat mengantar pasien kembali ke rawat inap/IRD.
4. Selanjutnya dilakukan processing film untuk mengetahui hasil foto
yang akan dicetak dan diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.
5. Keluarga pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan bahwa
telah dilakukan pemeriksaan radiologi ke pasien (keluarganya).
6. Setelah itu, hasil foto diberikan kepada keluarga pasien untuk dibawa
pulang.
162
Gambar 3.46Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD ke Radiologi
RS. Unhas Tahun 2011
163
3.2.2 Alur Pelayanan Pasien Poliklinik ke Radiologi
1. Pasien yang datang harus melalui admission untuk melakukan
registrasi.
2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan
dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas
jaminannya kepada admission.
3. Setelah itu, pasien diarahkan untuk ke poliklinik terlebih dahulu untuk
melakukan konsultasi ke dokter poliklinik. Setelah konsultasi, dokter
poliklinik memberikan surat pengantar pemeriksaan yang langsung
dibawa ke instalasi radiologi.
4. Setelah berada di instalasi radiologi, pasien langsung mendapatkan
tindakan (foto).
5. Kemudian dilakukan processing film untuk mengetahui hasil dari foto
tersebut dan kemudian diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.
6. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran
agar dapat membawa pulang hasil pemeriksaannya.
164
Gambar 3.47Alur Pelayanan Pasien Poliklinik ke Radiologi
RS. Unhas Tahun 2011
165
3.2.3 Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Radiologi
1. Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tempat perujuk dan
kemudian melakukan registrasi di admission.
2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan
dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas
jaminannya kepada admission sedangkan yang bukan jaminan langsung
diarahkan ke instalasi radiologi.
3. Setelah berada di instalasi radiologi, pasien langsung mendapatkan
tindakan (foto).
4. Kemudian dilakukan processing film untuk mengetahui hasil dari foto
tersebut dan kemudian diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.
5. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran
agar dapat membawa pulang hasil pemeriksaannya.
166
Gambar 3.48Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Radiologi
RS. Unhas Tahun 2011
167
3.2.4 Alur Pemeriksaan Kontras
1. Di instalasi radiologi, pasien mengisi inform concent.
2. Setelah itu dilakukan skin test. Biasanya waktu yang digunakan sekitar
5 sampai 10 menit.
3. Setelah dilakukan skin test, maka diketahui apakah ada alergi pada kulit
pasien atau tidak. Jika kulit pasien alergi, maka dilakukan penyuntikan
obat anti alergi .
4. Setelah itu dilakukan penyuntikan bahan kontras dan kemudian
menunggu hingga 5 menit sebelum di foto.
5. Setelah 5 menit, maka dilakukan tindakan foto.
6. Kemudian dicetaklah hasil untuk dibaca oleh dokter.
168
Gambar 3.49Alur Pemeriksaan Kontras Instalasi Radiologi
RS.Unhas Tahun 2011
169
3.1.5 Alur Processing Film
1. Setelah dilakukan proses foto, maka dilakukan identifikasi hasil di
konputer oleh radiografer.
2. Identifikasi hasil dilakukan untuk mengetahui apakah foto tersebut
bagus atau tidak. Jika film tidak bagus maka dilakukan konfirmasi ke
pasien untuk dilakukan foto ulang. Jika pasien belum siap untuk
melakukan proses foto ulang, maka pasien diberikan waktu untuk
melakukan persiapan. Tetapi jika pasien bersiap untuk mengulangi
proses foto maka langsung dilakukan tindakan (foto).
3. Pada saat dilakukan identifikasi dan kemudian hasil yang ada di
komputer bagus, maka foto tersebut langsung dicetak.
4. Setelah dicetak, hasil foto diberikan ke dokter untuk dilakukan
pembacaan.
170
Gambar 3.50Alur Processing Film Intalasi Radiologi
RS. Unhas Tahun 2011
171
C. BIDANG-BIDANG PENUNJANG NON-MEDIK
1. BIDANG PERENCANAAN
1.1. Master Chart Bidang Perencanaan
1. Setiap instalasi / SMF membuat perencanaan di unit masing-masing sesuai
dengan rencana- rencana yang akan dilaksanakan oleh masing-masing
unit.
2. Rencana-rencana dari masing-masing unit tersebut dibuat dalam bentuk
dokumen hasil perencanaan.
3. Kemudian dokumen hasil perencanaan tersebut diserahkan kepada staf
bidang perencanaan dan evaluasi..
4. Staf bidang perencanaan dan evaluasi kemudian merekap rencana-rencana
tersebut..
5. Kumpulan rencana dari staf perencanaan tersebut kemudian di
dokumenkan dan diserahkan kepada kepala bidang perencanaan dan
evaluasi.
6. Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi mengkompilasi dokumen
tersebut kemudian disetor ke bidang keuangan untuk disesuaikan alokasi
dana yang tersedia di rumah sakit.
7.Setelah penyesuaikan ketersedian dana rumah sakit dengan jenis kegiatan /
program yang direncanakan, kemudian dilakukan rapat pembahasan
RKAT bersama direksi untuk menentukan kegiatan/ program yang
diprioritaskan untuk dilaksanakan.
172
8. Dari hasil pembahasan rapat RKAT tersebut, maka diperoleh jenis kegiatan
/ program yang diprioritaskan. Pada pembahasan rapat RKAT diputuskan
jenis kegiatan/ program yang akan dilaksanakan dan tidak dilaksanakan.
9. Kegiatan/ Program yang masuk ke dalam prioritas rumah sakit kemudian
akan dibuatkan dokumen prioritas. Sedangkan jenis kegiatan / program
yang tidak diprioritaskan akan diusulkan pada periode berikutnya dan
dikembalikan kepada masing-masing unit yang mengusulkan kegiatan/
program tersebut.
10.Kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas dalam rapat RKAT dimasukkan
ke dalam RKAT sebagai dokumen RKAT.
11.Dokumen RKAT tersebut kemudian disetor ke tim perencana unhas.
173
Gambar 3.51Master Chart Bidang Perencanaan RS.UNHAS Tahun 2011
174
1.2. Alur Proses Kegiatan Evaluasi Bidang Perencanaan Dan Evaluasi
1. Setelah pelaksanaan kegiatan atau program di masing-masing unit yang
mengusulkan, kepala instalasi tersebut kemudian membuat laporan hasil
evaluasi dari kegiatan atau program tersebut.
2. Laporan hasil evaluasi tersebut kemudian didokumenkan untuk kemudian
diserahkan ke bidang perencanaan.
3. Dokumen laporan hasil evaluasi tersebut kemudian diserahkan kepada
kepala bidang perencanaan yang kemudian akan dilakukan rapat
pembahasan evaluasi kegiatan / program bersama dengan tim direksi.
4. Setelah dilakukan rapat evaluasi kegiatan, staf bidang perencanaan
kemudian membuat dokumen evaluasi kegiatan dari hasil pembahasan
tersebut.
5. Dokumen laporan hasil evaluasi yang telah dirapatkan bersama dengan
kepala instalasi-instalasi yang mengajukan kegiatan / program tersebut
diserahkan ke direktur utama rumah sakit.
175
Gambar 3.52Alur Proses Kegiatan Evaluasi Bidang Perencanaan Dan Evaluasi
RS.UNHAS Tahun 2011
176
2. BIDANG DIKLAT DAN PENELITIAN
2.1. Alur Proses pengembangan staf/pelatihan Internal
1. Calon peserta yang mau ikut pelatihan terlebih dahulu memasukan surat
usulan yang disetujui oleh kepala unit ke bagian diklat.
2. Surat usulan yang diterima oleh bagian diklat kemudian diberikan kepada
direktur diklat untuk memberikan persetujuan.
3. Apabila surat yang diusulkan tidak disetujui maka surat usulan itu
dikembalikan ke unit masing – masing, namun kalau surat disetujui oleh
direktur diklat, maka diteruskan kebagian keuangan untuk melihat
apakah dana yang tersedia cukup untuk melakukan pelatihan atau tidak.
4. Apabila dana yang dibutuhkan tidak cukup untuk melakukan pelatihan,
maka pelatihan tidak dapat dilakukan dan surat dikembalikan ke masing
– masing unit. Namun, apabila dana yang dibutuhkan cukup untuk
melakukan pelatihan, maka calon peserta dapat melaksanakan pelatihan.
5. Setelah melakukan pelatihan, peserta diharapkan membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan untuk diserahkan kepada direktur pelatihan.
177
Gambar 3.53Alur Proses pengembangan staf/pelatihan Internal RS.UNHAS
Tahun 2011
178
2.2. Alur Proses Residensi dan Magang Eksternal
1. Calon peserta yang ingin melakukan residensi atau magang di Rumah
sakit Unhas, harus memasukan surat permohonan dari fakultas kepada
bagian diklat.
2. Apabila bagian diklat tidak menyetujui surat permohonan tersebut maka
kegiatan residensi atau magang tidak dapat dilakukan pada RS yang
bersangkutan. Namun, apabila surat permohonan itu disetujui oleh bagian
diklat maka peserta diharuskan melengkapi formulir untuk pembuatan ID
card sebagai tanda pengenal selama peserta berada dalam area Rumah
sakit.
3. Kemudian peserta diberikan surat pengantar yang telah disetujui oleh
bagian diklat kepada setiap unit yang mau diobservasi.
4. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan berdasarkan tanggal yang telah
ditetapkan dalam surat permohonan yang dibuat oleh fakultas.
5. Setelah melakukan kegiatan, peserta diharapkan membuat laporan untuk
dicetak dan diserahkan kepada bagian unit yang telah diobservasi.
179
Gambar 3.54Alur Proses Residensi dan Magang Eksternal RS.UNHAS Tahun 2011
180
3. BIDANG KEUANGAN
3.1. Master Chart Penggunaan Dana UP
1.permintaan dana oleh tiap-tiap unit kerja yang akan mengajukan
permohon.
2. permintan dana di ajukan ke direktur ADM Umum,SDM & Keuangan
yang kemudian diperifikasi apakah disetujui atau tidak.
3. apabila permintaan dana yang diminta telah disetuji oleh direktur maka
kemudian dikirim ke kantor pusat untuk pencairan dana sesuai
kebutuhan.
4.setelah itu akan dilakukan pencairan dana yang di ke]irim kerekening
unhas.
5.setelah dana sudah ada maka bendahara pembantu akan mencairkan dana
sesuai dengan kebutuhan yang akan dialokasikan menjadi lima bagian
pembelanjaan,yaitu:
A.Belanja barang.
B.Belanja jasa.
C.Belanja pemeliharaan aset.
D.Belanja perjalan dinas.
E.Belanja barang/jasa lainnya.
6.setelah semua pembelanjaan dilaksanakan maka akan dilakukan
pertanggung jawaban kembali ke kentor pusat.
181
Gambar 3.55Master Chart Penggunaan Dana UP RS. UNHAS, Tahun 2011
182
3.1.1 Alur Proses Belanja Barang
1. Kepala unit masing-masing mengusulkan permintaan dana untuk
belanaj barang.
2. Usulan tersebut dimasukkan ke direktur ADM Umum,SDM,&
Keuangan untuk deverifikasi.
3. Apabila direktur telah menyetujui karena permintaan sudah sesuai
dengan persyaratan maka akan masuk kebagian pengadan barang,tapi
jika belum memenuhi persyaratan maka akan dikembalikan lagi ke
unit yang mengusulkan untuk pengecekan kembali.
4. Bagian pengadaan barang akan menerima usulan yangdari tiap-tiap
unit yang telah di setujui oleh direktur.
5. Bagian pengadaan barang akan memasukkan usulan ke bidang
keuangan untuk pencairan dana.
6. Bidang keuangan akan mencairkan danma sesuai kebutuhan.
7. Setelah dana cair,maka bagian pengadaan akan melakukan transaksi
pembelian ke tiap suplier yang telah diajak kerjasama.
8. Setelah barangnya ada maka baian penerimaan akan melakukan
pemeriksaan barang,apakah barang yang ada sesuai dengan
permintaan.
9. Apabila barang yang dibeli telah sesuai dengan permintaan maka
barang akan diterima.
10. Langkah terakhir adalah pertanggung jawaban kekantor
pusat(Rektorat).
183
3.1.2 Flowchart Belanaja Jasa
1. Kepala bidang keuangan akan melakukan pengecekan terhadap info-
info belanja jasa.
2. Dari info tagihan belanja jasa tersebut akan diberikan kebada
bendahara pengeluaran pembantu.
3. Bendahara pengeluaran pembantu akan melakukan pencairan dana
sesuai dengan kebutuhan belanja jasa.
4. Dana yang telah cair,kemudian dialokasikan untuk pembelanjaan jasa.
5. Setelah dilakukan pembelanjaan maka akan dibuatka laporan kuitansi
pengeluaran.
6. Pertanggung jawaban ke kantor pusat (Rektorat).
184
Gambar 3.56 Alur proses Belanja Jasa RS. UNHAS, Tahun 2011
3.1.3 Flowcahrt Belanja Pemeliharaan Aset
185
1. Kepala unit teknisi akan mengusulkan permintaan dana.
2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuangan akan menerima usulan
tersebut,yang terlebih dahulu dilakukan verifikasi persetujuan ya atau
tidak.
3. Apabila usulan telah disutujui maka akan dimasukan ke bidang
keuanagan,jika tidak akan dikembalikan ke unit yang mengusulkan
untuk perbaiakan atau pengecekan kembali.
4. Kepala bidang keuangan menerima usulan permintaan belanja.
5. Bendahara pembantu pengeluaran mencairka dana sesuai kebutuhan.
6. Kemudian dana akan digunakan untuk pembelanjaan pemeliharaan
aset.dalam hal ini akan ada dua hal,yaitu bila barang rusak berat maka
akan dilakukan pembelanjaan barang baru,jika tidak hanya akan
diservise saja.
7. Pembelanjaan barang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
8. Pertabggung jawaban ke kantor pusat(Rektorat).
186
Gambar 3.57 Alur Proses Belanja Pemeliharaan Aset RS UNHAS, Tahun 2011
3.1.4 Alur proses Belanja Perjalanan Dinas
187
1. Usulan dari tiap-tiap unit kerja ke direktur.
2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuangaan akan melakukan
verifikasi,apakah usulan layak untuk belanja perjalan dinas atau tidak.
3. Apabila usulan diterima maka akan dimasukkan ke bidang keuangan.
4. Kemudian bendahara pembantu pengeluaran akan mencairkan dana
sesuai kebutuhan.
5. Dilakukan belanja perjalanan dinas.
6. Pertanggung jawaban ke kantor pusat(Rektorat).
188
Gambar 3.58 Alur Proses Belanja Perjalanan Dinas RS UNHAS, Tahun 2011
189
3.1.5 Alur proses Belanja Barang/Jasa Lainnya
1. Usulan dari tiap-tiap unit untuk pembelanjaan barang/jasa lainnya.
2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuanagn akan menerima usulan
yang kemudian diverifikasi disetujui atau tidak.
3. Setalah disetujui oleh direktur maka akan dimasukkan kebidang
keuanagan yang selanjutnya diserahkan ke bendahara pengeluaran
pembantu untuk pencairan dana.
4. Setelah dananya cair maka akan dilakukan pembelanjaan
barang/jasa lainnya sesuai dengan kebutuhan.
5. Pertanggung jawaban ke kantor pusat (Rektorat).
190
Gambar 3.59Alur Proses belanja barang/jasa lainnya RS UNHAS, Tahun 2011
191
3.2 Masterchart permintaan uang langsung (Dana LS)
1. Prosedur Permintaan Pembayaran Langsung dimulai dengan membuat SPTB
beserta seluruh dokumen pendukungnya seperti Bukti Pengeluaran Kas,
Daftar Honor/Vakasi oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu yang
ditandatangani oleh Direktur Utama dan Bendahara Pengeluaran Pembantu.
2. Selanjutnya Direktur Administrasi Umum dan Keuangan serta Kepala Bagian
Keuangan memeriksa kelengkapan dokumen beserta dokumen pendukungnya
untuk diverifikasi, jika tidak sesuai, maka Bendahara Pengeluaran Pembantu
mengubah sesuai petunjuk. Namun jika sesuai atau telah diubah sesuai dengan
petunjuk, maka Direktur Administrasi Umum dan Keuangan serta Kepala
Bagian Keuangan memparaf dan diserahkan ke Direktur Utama untuk
disetujui.
3. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran Pembantu menyerahkan SPTB dengan
melampirkan dokumen lainnya (dokumen pendukung) ke Kantor Pusat.
4. Prosedur ini diakhiri dengan Penerimaan Dokumen Permintaan LS oleh
Kantor Pusat untuk diproses.
192
Gambar 3.60Master chart permintaan uang langsung (DANA LS) RS UNHAS,
Tahun 2011
193
3.3 Masterchart penerimaan uang langsung (Dana LS)
1. Prosedur Penerimaan Pembayaran Langsung akan diserahkan ke
Bendahara Pengeluaran Pembantu.
2. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran Pembantu menyerahkan PP/GIRO
dengan melampirkan dokumen lainnya (dokumen pendukung) ke Kantor
Pusat.
3. Kemudian kantor pusat akan menyerahkan ke bendahara pengeluaran
pembantu yang disertai dengan kelengkapan copyan PP.
4. Prosedur ini diakhiri dengan Penerimaan Dokumen Penerimaan LS oleh
Kantor Pusat untuk diproses.
194
Gambar 3.61Master chart penerimaan uang langsung (DANA LS) RS UNHAS,
Tahun 2011
195
4. BIDANG PEMASARAN
4.1 Penyewaan ATM Center
1. Identifikasi Bank yang akan diajak kerjasama
2. Menawarkan berkas kerjasama ke bank yang akan diajak kerjasama
3. Setelah pengajukan berkas penawaran kerjasama, kemudian
mengonfirmasi kembali status penawaran
4. Konfirmasi status penawaran mengenai persetujuan kerjasama
5. Ketika penawaran yang diajukan tidak disetujui maka upaya kerjasama
ruang ATM dengan pihak rumah sakit batal.
6. Ketika Penawaran kerjasama disetujui maka berlanjut ke bagian internal
rumah sakit untuk disosialisasikan
7. Setelah ada upaya sosialisasi dari pihak internal kemudian
penandatanganan perjanjian antara pihak rumah sakit dan pihak bank.
8. Kemudian pengopersian ATM center dapat dilaksanakan
196
Gambar 3.62Alur proses penyewaan ATM Center RS Unhas, Tahun 2011
4.2 Alur proses Pengadaan Alkes
1. Mengidentifikasi kebutuhan dari setiap unit yang ada di rumah sakit
2. Kemudian memilih prioritas kebutuhan yang akan diadakan
3. Kemudian menghubungi distributor yang akan dijadikan mitra
kerjasama rumah sakit
197
4. Kemudian memgonfirmasi persetujuan
5. Untuk menghindari kesalahan dan keefektifitas barang yang
diinginkan maka pihak unit rumah sakit yang membutuhkan barang
tersebut dipertemukan dengan distributor.
6. Kemudian pihak distributor mempresentasikan spesifikasi alat yang
ditawarkan
7. Setelah dilakukan presentasi barang maka pengajuan surat penawaran
dari distributor ke rumah sakit, apakah barang tersebut akan diadakan
untuk inventaris rumah sakit atau pembatalan kerjasama dengan
distributor yang bersangkutan
8. Ketika pihak rumah sakit menyetujui spesifikasi barang yang diajukan
oleh distributor, maka selanjutnya penandatanganan MOU antara pihak
rumah sakit dengan pihak distributor
9. Kemudian untuk pengadaan barang yang telah disetujui selanjutnya
akan menjadi bagian pengadaan barang rumah sakit
198
Gambar 3.63Alur proses Pengadaan Alkes RS UNHAS, Tahun 2011
199
4.3 Alur Proses Kerjasama Korporasi
1. Mengidentifikasi perusahaan yang akan dijadikan mitra kerjasama
korporasi rumah sakit.
2. Menawarkan kerjasama pengobatan bagi karyawan perusahaan tersebut
3. Setelah dilakukan upaya penawaran kerjasama, kemudian mengonfirmasi
hasil penawaran apakah perusahaan tersebut bersedia menjadi mitra
rumah sakit atau tidak
4. Ketika perusahaan bersangkutan tidak bersedia maka ada dua
kemungkinan apakah kerjasama ini ditolak atau dipending sampai
akhirnya persyaratan untuk kerjasama dapat dilaksanakan . denga tetap
menyimpan berkas kerjasama tersebut
5. Kemudian dilakukan komunikasi pihak internal rumah sakit mengenai
pelayanan yang akan diberikan dan tarif yang ditetapkan kemudian sampai
akhirnya penyetujuan
6. Kemudian Penandatanganan MOU oleh pihak rumah sakit dan pihak mitra
tersebut
7. Kemudian sosialisasi internal rumah sakit dengan unit terkait
200
Gambar 3.64Alur Proses Kerjasama Korporasi Rumah Sakit Unhas, Tahun 2011
201
4.3.1 Alur proses mengenai penawaran kerjasama yang dipending
1. Berkas penawaran kerjasama yang telah diajukan dengan pihak
perusahaan akan tetap disimpan oleh staf bidang pemasaran
2. Kemudian perusahaan akan berusaha melakukan pemenuhan syarat yang
telah diajukan dalam jangka waktu yang telah dotentukan
3. Konfirmasi kembali kesepakatan awal yang telah dilakukan
4. Ketika telah ada keputusan oleh pihak perusahaan,baik itu kerjasama
ditolak ataupun diterimah
5. Ketika Kerjasama ditolak maka kemudian kembali ke usaha pemenuhan
persyaratan dalam waktu yang tidak ditentukan
6. Perusahaan yang bersediah menjalin kerjasama makan selanjutnya menuju
proses pelakasanaan
202
Gambar 3.65Alur proses mengenai penawaran kerjasama yang dipending RS
UNHAS, Tahun 2011
203
5.BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA
5.1 Alur Proses Kegiatan Bidang Sumber Daya Manusia
1. Dilaksanakan analisis kebutuhan di setiap unit dengan memberikan
lembar form kebutuhan tenaga
2. Setelah kebutuhan tenaga dirampungkan, dilaksanakan perencanaan
SDM yang dibahas dalam rapat bersama Dirut, Para Direksi dan Para
Kabid
3. Rekruitmen dilaksanakan dengan terlebih dahulu membentuk tim
rekruitmen dan menetapkan standar/persyaratan tenaga yang
dibutuhkan
4. Seleksi dilaksanakan dalam beberapa tahap, diantaranya tes tertulis, tes
wawamcara, tes computer dan tes psikologi
5. Tenaga yang diterima mengikuti orientasi yang dilaksanakan oleh
Bidang SDM
6. Tenaga yang bekerja di Rumah Sakit diberikan kesempatan untuk
mengikuti pelatihan dan pengembangan diri dengan ketentuan tertentu
7. Penilaian kinerja terbagi dua yaitu, penilaian antar staf dan penilaian
oleh atasan langsung, dan ada juga case report untuk karyawan yang
melakukan pelanggaran
8. Karyawan yang telah habis masa kontraknya diberikan surat
penyelesaian kontrak yang ditanda tangani langsung oleh Direktur
Utama.
204
Gambar 3.66Master Chart Bagian SDM RS UNHAS, Tahun 2011
5.1.1 Alur Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
1. Setiap unit diberikan format usulan kebutuhan tenaga oleh Bidang SDM
2. Setiap unit mengisi format kebutuhan tenaga yang diberikan oleh Bidang
SDM
3. Setiap Unit mengajukan dokumen kebutuhan tenaga ke Bidang SDM
205
4. Bidang SDM merampungkan dokumen kebutuhan tenaga dan
mengusulkannya ke Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan
5. Dirapatkan bersama Direktur Utama, Para Direksi dan Kepala Bidang
6. Apabila kebutuhan tenaga tidak disetujui, dokumen direvisi dan diajukan
kembali ke dalam rapat, sedangkan apabila disetujui format usulan
kebutuhan tenaga dikirim kerektorat
7. Apabila tidak disetujui pihak rektorat bersurat ke Direktur Administrasi
Umum, Keuangan dan SDM, sedangkan apabila disetujui dilakukan
rekruitment
206
Gambar 3.67Alur Proses Perencanaan SDM RS UNHAS, Tahun 2011
207
5.1.2 Alur Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
5.1.2.1 Tenaga Kontrak
1. Pembentukan tim rekruitmen berdasarkan usulan dari Bidang SDM dan
SK Direktur Utama
2. Rapat koordinasi dilaksanakan oleh unit yang permintaan kebutuhan
tenaganya diterima
3. Penyusunan standar rekruitmen ditentukan oleh tim kredensial
4. Pengumuman melalui media, biasanya melalui website Rumah Sakit
5. Seleksi dilaksanakan.
A. Tenaga Kontrak
Gambar 3.68Alur Proses Rekruitmen SDM RS UNHAS, Tahun 2011
208
5.1.2.2 Tenaga CPNS
1. Pihak rektorat meminta dokumen kebutuhan tenaga pada Rumah Sakit
2. Pihak Rumah Sakit mengirim dokumen kebutuhan tenaga ke rektorat
3. Pihak rektorat mereview dokumen kebutuhan tenaga untuk menetukan
jumlah tenaga yang akan direkrut
4. Pihak rektorat melakukan seleksi dan rekruitmen
5. Pada saat pengumuman, apabila calon karyawan tidak memenuhi
persyaratan maka dia dinyatakan gugur/tidak lulus, sedangkan calon
karyawan yang lulus diberikan SK surat tugas oleh rektorat
6. CPNS masuk kerumah sakit berdasarkan SK surat tugas dari rektorat
7. CPNS ditempatkan berdasarkan SK Direktur Utama
8. CPNS bekerja sebagai tenaga magang sampai penerbitan SK dari Diknas
9. CPNS melewati pra jabatan selama 1 – 2 tahun
10. CPNS menjadi tenaga PNS
209
B. Tenaga CPNS
Gambar 3.69Alur Proses Rekruitmen SDM RS UNHAS, Tahun 2011
210
5.1.3 Alur Proses Seleksi Sumber Daya Manusia
1. Calon karyawan membawa surat lamaran langsung ke Rumah Sakit
2. Calon karyawan menerima tanda terima berkas
3. Apabila calon karyawan tidak lulus berkas maka dia dinyatakan gugur/
tidak lulus, sedangkan calon karyawan yang lulus mengambila kartu tes
untuk mengikuti tes tertulis umum dan subtantif
4. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes tertulis, maka dia dinyatakan
gugur/ tidak lulus dan calon karyawan yang lulus akan mengikuti tes
selajutnya yaitu tes wawancara awal
5. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes wawancara awal, maka dia
dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti
tes selanjutnya yaitu tes psikologi
6. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes psikologi, maka dia
dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti
tes selanjutnya yaitu tes komputer
7. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes komputer, maka dia
dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti
tes selanjutnya yaitu tes wawancara akhir
8. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes wawancara akhir, maka dia
dinyatakan gugur
9. Calon karyawan yang telah mengikuti semua tahap tes dan dinyatakan
lulus, dilaporkan ke Direktur Utama dan ke rektorat
211
10. Karyawan yang diterima dibuatkan SK Kontrak yang ditanda tangani oleh
Rektor dan karyawan yang bersangkutan
11. Karyawan menjadi tenaga kontrak yang mempunyai masa kerja selama 1
tahun.
212
Gambar 3.70Alur Proses Seleksi SDM RS UNHAS, Tahun 2011
5.1.4 Alur Proses Orientasi Sumber Daya Manusia
213
1. Karyawan/ pegawai baru mengikuti orientasi yang terdiri dari beberapa
tahap
2. Karyawan/pegawai mengikuti sosialisasi nilai dan budaya organisasi yang
dilaksanakan oleh Bidang SDM
3. Karyawan/ pegawai mengikuti sosialisasi tempat dan ruang kerja yang
dilaksanakan oleh Bidang SDM
4. Karyawan/ pegawai mengikuti roadshow untuk diperkenalkan kepada staf
dan pimpinan
5. Karyawan/ pegawai diserahkan ke unitnya masing-masing
Gambar 3.71Alur Proses Orientasi SDM RS UNHAS, Tahun 2011
5.1.5 Alur Proses Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Pemberian informasi dari Bidang Diklat tentang pelatihan karyawan
214
2. Atasan dari masing-masing unit yang terkait merekomendasikan nama
karyawan ke Bidang SDM
3. Bidang SDM merampungkan nama-nama karyawan yang telah diusulkan
4. Bidang SDM mengajukan nama-nama karyawan ke Bidang Diklat untuk
disetujui oleh Direktur Diklat, apabila tidak disetujui maka nama-nama
tersebut akan dikembalikan ke unit masing-masing
5. Apabila disetujui akan diteruskan ke Bidang Keuangan untuk disetujui
oleh Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan. Apabila tidak
disetujui akan dikembalikan ke unit masing-masing
6. Apabila disetujui karyawan akan megikuti pelatihan
7. Karyawan mempresentasikan hasil pelatihan yang telah diikuti di depan
seluruh staf dan Direksi untuk membagi pengetahuan
8. Karyawan membuat laporan hasil pelatihan yang telah diikuti
9. Laporan dibuat dalam empat rangkap untuk diserahkan ke Direktur Utama,
Bidang Diklat, Bidang Keuangan dan Unit terkait.
215
Gambar 3.72Alur Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM RS UNHAS, Tahun 2011
5.1.6 Alur Proses Penilaian Konerja Sumber Daya Manusia
216
1. Ada tiga bentuk penilaian karyawan, yaitu penilaian antar rekan sesama
unit yang dilaksanakan setiap 3 bulan, kemudian penilaian langsung oleh
atasan setiap 6 bulan dan Case report untuk karyawan yang melakukan
pelanggaran
2. Apabila pada penilaian kerja karyawan dianggap memiliki kinerja yang
kurang baik atau melakukan pelanggaran, maka karyawan diberi teguran
langsung oleh atasan
3. Apabila setelah ditegur karyawan tidak mengulangi kesalahan yang sama
maka karyawan tetap bekerja seperti biasanya
4. Apabila setelah teguran karyawan masih melakukan pelanggaran/
kesalahan, maka karyawan tersebut akan diberikan Surat Peringatan
Pertama yang dibuat oleh Kabid SDM dan ditanda tangani oleh Direktur
Utama
5. Apabila setelah diberikan Surat Peringatan Pertama karyawan tidak
mengulangi kesalahan yang sama maka karyawan tetap bekerja seperti
biasanya
6. Apabila setelah Surat Peringatan Pertama karyawan masih melakukan
pelanggaran/ kesalahan, maka karyawan tersebut akan diberikan Surat
Peringatan Kedua yang dibuat oleh Kabid SDM dan ditanda tangani oleh
Direktur Utama
7. Apabila setelah diberikan Surat Peringatan Kedua karyawan tidak
mengulangi kesalahan yang sama maka karyawan tetap bekerja seperti
biasanya
217
8. Apabila setelah Surat Peringatan Kedua karyawan masih melakukan
pelanggaran/ kesalahan, maka jika karyawan tersebut bukan PNS atau
karyawan tersebut merupakan tenaga kontrak, maka karyawan tersebut
akan dipecat
9. Apabila karyawan tersebut PNS maka akan dikembalikan ke kantor pusat.
218
Gambar 3.73Alur Proses Penilaian Kinerja SDM RS UNHAS, Tahun 2011
219
5.1.7 Alur Proses Penyelesaian Kontrak Sumber Daya Manusia
1. Apabila masa kontrak karyawan sampai pada waktunya, maka akan
dibuatkan surat pengantar dari Kabid yang bersangkutan
2. Karyawan dibuatkan surat penyelesaian kontrak oleh Bidang SDM
3. Surat penyelesaian kontrak di tanda tangani oleh Direktur Utama
4. Surat penyelesaian kontrak diberikan kepada karyawan yang
bersangkutan.
Gambar 3.74Alur ProsesLampiran 7 Flowchart Penyelesaian Kontrak SDM RS UNHAS,
Tahun 2011
220
6.SUB KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Alur Proses Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Kebijakan program K3 dibuat oleh staf sub komite K3 dalam bentuk draf,
kemudian akan dikoreksi dan disetujui olek Ketua Komite Hospital Safety
2. Perencanaan program K3 dibuat oleh staf sub komite K3 dalam bentuk
draf, kemudian akan dikoreksi dan disetujui olek Ketua Komite Hospital
Safety
3. Mengidentifikasi factor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko kesehatan
dan keselamatan kerja di Rumah sakit
4. Pelaksanaan program K3 yang dilakuan oleh Panitia Pelaksana Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (P2K3)
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan K3
6. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ditemukan masalah dan tidak
membutuhkan tindak lanjut, maka pelaksanaan kegiatan selesai. Tetapi
apabila ditemukan masalah dan membutuhkan tindak lanjut, maka
dilaksanakan tindak lanjut dari masalah tersebut
7. Membuat laporan tindak lanjut yang telah dilaksanakan.
221
Gambar 3.75Master Chart Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS UNHAS, Tahun 2011
6.1.1 Alur Proses Pemeriksaan Kesehatan dan Pelaporan Penyakit
Menular
1. Pegawai baru mengikuti pemeriksaan kesehatan awal. Sedangkan untuk
pegawai lama mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala
222
2. Membuat laporan hasil pemeriksaan, untuk pegawai baru diidentifikasi
pegawai yang memiliki masalah kesehatan, sedangkan untuk pegawai
lama diidentifikasi penyakit akibat kerja
3. Setelah diidentifikasi, pegawai baru dikembalikan ke Bidang SDM untuk
penempatan
4. Apabila pegawai lama tidak teridentifikasi PAK, maka pemeriksaan
selesai
5. Apabila pegawai teridentifikasi PAK maka akan diberikan tindak lanjut
berupa rehabilitasi, istirahat, atau melakukan pemeriksaan kesehatan
khusus, tergantung pada tingkat resiko penyakit.
223
Gambar 3.76Alur Proses Pemeriksaan Kesehatan dan Pelaporan Penyakit Menular di
RS UNHAS, Tahun 2011
6.1.2 Alur Proses Pemantauan Lingkungan Kerja dan Pemberian Label pada Tempat Berisiko Tinggi
224
1. Mengidentifikasi lokasi yang berisiko tinggi
2. Menetapkan tempat-tempat yang berisiko tinggi
3. Memberikan Label pada tempat yang memiliki resiko tinggi
4. Mensosialisasiakn risiko dan alat pelindung diri kepada karyawan terkait
5. Memantau kembali lingkungan kerja untuk mengecek kefektifan alat
pelindung diri dan risiko terhadap karyawan yang terkait
6. Apabila kondisi aman, pemantauan selesai
7. Apabila kondisi tidak aman, karyawan terkait diberikan penyuluhan
ataupun pelatihan dan jika perlu dilakukan subtitusi alat
225
Gambar 3.77Alur Proses Pemantauan Lingkungan Kerja dan Pemberian Label pada
Tempat Berisiko Tinggi di RS UNHAS, Tahun 2011
226
6.1.3 Alur Proses Pengecekan Material Safety Data Sheet (MSDS)
1. Setiap material yang diterima dari supplier diperiksa kelengkapan Material
Safety Data Sheet (MSDS)
2. Apabila MSD tidak lengkap, pihak Rumah Sakit meminta supplier
melengkapi MSDS, Sedangkan apabila MSDS lengkap, dikirim kebagian
Purchasing, Hospital Safety dan Unit terkait
3. Dilakukan pelatihan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Gambar 3.78Alur Proses Pengecekan Material Safety Data Sheet (MSDS) di RS
UNHAS, Tahun 2011
227
6.1.4 Alur Proses Pelaporan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja
1. Terjadi kecelakan akibat kerja
2. Mengindentifikasi penyebab kejadian kecelakaan apakah disebabkan oleh
lingkungan, manusia, material ataupun mesin
3. Membuat laporan kejadian kecelakaan
4. Membuat alternatif solusi
5. Bersurat ke unit terkat untuk penyampaian alternatif solusi
Gambar 3.79Alur Proses Pelaporan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja di RS
UNHAS, Tahun 2011
228
6.1.5 Alur Proses Pengecekan Hasil Uji dan Sertifikasi Alat-alat Medis
1. Membuat Term Of Refrence untuk di ajukan ke Direktur Administrasi
Umum, SDM dan Keuangan
2. TOR disetujui oleh Direktur Administrasi Umum dan Keuangan
3. Alat kesehatan dikalibrasi oleh Badan Pemeriksa Fasilitas Kesehatan
( BPFK)
4. Hasil Uji di keluarkan oleh BPFK
5. Apabila kondisi alat masih layak digunakan, dibuatkan laporan
sertifikasi alat-alat medis. Tetapi apabila kondisi alat sudah tidak layak
untuk digunakan, alat akan dibawa kegudang bekas atau dilakukan
pengadaan alat kesehatan baru.
229
Gambar 3.80Alur Proses Pengecekan Hasil Uji dan Sertifikasi Alat-alat Medis RS
UNHAS, Tahun 2011
230
6.1.6 Alur Proses Pengecekan Fasilitas Sanitasi dan Evaluasi Kualitas IPAL
1. Limbah yang dihasilkan safety tank
2. Memantau fasilitas sanitasi yaitu Instalasi Pembuangan Air Limbah
(IPAL)
3. Mengambil sampel dari safety tank
4. Sampel di uji di laboratorium
5. Hasil uji laboratorium
6. Apabilah hasil uji dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) maka
pengecekan selesai. Tetapi apabila hasil uji diatas NAB maka
dilakukan pengendaliat atau penambahan treatment
7. Dilakukan uji Laboratorium kedua
8. Apabila hasil uji turun menjadi dibawah NAB maka pengecekan
selesai dan dilakukan pemantauan ulang setelah 3 bulan, tetapi apabila
hasil uji laboratorium tetap berada pada NAB maka dilakukan subtitusi
alat.
231
Gambar 3.81Alur Proses Pengecekan Fasilitas Sanitasi dan Evaluasi Kualitas IPAL di
RS UNHAS, Tahun 2011
232
7. SUB KOMITE PATIENY SAFETY
7.1 Masterchart Sub komite Patient safety
1. Setelah disusun kebijakan yang telah disetujui olek ketua komite
Hospital Safety
2. Maka dilakukan perencanaan program patient safety,kemudian
melaksanakan kegiatan tersebut yang meliputi: Penyediaan kotak saran,
Mekanisme Pelaporan masalah, Format Check List dan Keluhan pasien.
3. Membuat monitoring pelaksanaan kegiatan setiap 3 bulan dan laporan
kegiatan setiap 1 tahun.Kemudian, membuat laporan kegiatan patient
safety diserahkan kepada direktur RS.
4. Setelah itu,apakah butuh tindak lanjut, apabila iya maka ada pelaksanaan
tindak lanjut/perbaikan dan selesai.Jika tidak, maka selesai.
233
Gambar 3.82 Masterchart Patient Safety RS UNHAS, Tahun 2011
234
7.1.1 Alur Proses Kotak Saran
1. Staf hospital safetty mengambil lembar kluhan dalam kotak saran
2. Setelah itu mendidentifikasi akar permasalahan/keluhan berdasarkan
jenisnya,dam melakukan konfirmasi ke unit terkait.
3. Dalam penyampaian masalah apakah staf hospital safety
melakukannya secara lisan atau tidk.
4. Apabila penyampaiannya secara lisan maka unit terkait melakukan
rapat koordinasi internal kemudian hasil rapat internal di konfirmasi
secara lisan oleh unit terkait kepada staf HS.Jika tidak maka terlebih
dahulu memberikan konfirmasi secara tertulis kepada unit terkait
dengan melampirkan lembar keluhan
5. Selanjutnya dibuatkan laporan program kerja
235
Gambar 3.83Alur Proses Kotak Saran RS UNHAS, Tahun 2011
236
7.1.2 Alur Proses Mekanisme Pelaporan Masalah
1. Staf hospital safetty melakukan observasi
2. Setelah itu merumuskan akar masalah,setelah mengetahui akar
permasalahnnya.Kemudian Staf HS melakukan konfirmasi ke unit
terkait.
3. Perlu ditindaklanjuti segera, jika tidak ada follow up dari komite
HS,dengan memberikan surat kepada unit terkait dengan melampirkan
hasil observasi akar masalah setelah itu unit terkait melakukan rapat
koordinasi internal untuk membahas alternatif penyelesaian
masalah,kemudian staf HS langsung bersurat keunit terkait untuk
penyelesaian masalah.Jika perlu tindak lanjut segera maka, staf HS
langsung bersurat keunit terkait untuk penyelesaian masalah.
4. Selanjutnya Konfirmasi secara lisan keunit terkait oleh Staf HS.
237
Gambar 3.84Alur Proses Mekanisme Pelaporan Masalah RS UNHAS, Tahun 2011
238
7.1.3 Flowchart Format Checklist
1. Safety officer melakukan observasi dengan membawa format checklist
2. Apabila tidak terjadi masalah maka observasi selesai.Namun,jika
terjadi masalah maka SO melakukan penyampain dalam bentuk tulisan
ke unit terkait.
3. Unit terkait menindaklanjuti,dimana setiap masalah yang telah
diselesaikan ditandai dengan keterangan oke pada lembar checklisr
kemudian dibuatkan laporan pertanggung jawaban.
4. Apabila tidak diperlukan biaya,maka masalah selesai.Namun,jika
diperlukan biaya maka dibuatkan proposal permintaan dana ke direktur
keuangan.Jika disetujui oleh direktur keuangan maka dilakukan
pengadaan alat sebagai solusi masalah kemudian didistribusikan ke
unit terkait.Namun,apabila direktur keuangan tidak menyetujui maka
ditinjau kembali berdasarkan anggaran yang tersedia.
239
Gambar 3.85Alur Proses Format Cheklist RS UNHAS, Tahun 2011
240
7.1.4 Flowchart Keluhan Pasien
1. Safety officer mengecek data pasien RI yang > 2 hari
2. Kemudian SO melakukan koordinasi dengan perawat untuk
pengecekan data pasien,setelah data didapatkan maka SO menayakan
keluhan kepada pasien yang bersangkutan.
3. Setelah SO selesai mewawancarai pasien,selanjutnya SO keluar
ruangan dan mengisi format keluhan kemudain dianalisis.
4. Kemudian SO mengidentifikasi keluhan pasien berdasarkan unit
terkait.Setelah diketahui akar masalahnya maka SO menyampaikan
hasil identifikasi keluhan pada unit terkait secara tertulis dengan
melampirkan format keluhan pasien
5. Masing-masing unit terkait melakukan rapat koordinasi internal
dengan membahas alternatif penyelesaian masalah.Selanjutnya unit
terkait mengkonfirmasi ke HS bahwa masalah telah difollow up.
241
Gambar 3.86 Alur Proses Keluhan Pasien RS UNHAS, Tahun 2011
242
8. SUB KOMITE MEDIK
8.1 Master Chart Sub Komite Medik
Gambar 3.87Master Chart Sub Komite Medik RS UNHAS, Tahun 2011
243
8.1.1 Alur Proses Peningkatan SDM
1. Berkas lamaran ditujukan kepada Direktur Utama Rumah Sakit Unhas.
2. Direktur Utama RS unhas membuat disposisi mengenai lamaran kepada
kepala bagian sumber daya manusia melalui direktur Administrasi, SDM
dan keuangan RS unhas, Ketua Komite Medik, ketua satuan medic
Fungsional dan kepala instalasi untuk diproses.
3. Ketua SMF terkait dan anggota akan mempelajari berkas lamaran tersebut
sesui dengan system SMF terkait.
4. Sub komite Kredensial Komite Medik menjadwalkan rapat penilaian
kredensial terhadap tenaga medis (dokter) di ruang rapat komite medic.
5. Kepala bagian sumber daya manusia RS Unhas mempersiapkan rapat
penilaian Kredensial terhadap tenaga di Ruang rapat Komite medic.
6. Penilaian Kredensial terdiri atas 2 tahap:
a. Tahap 1 dilakukan oleh sub komite kredensial.
b. Tahap 2 dilakukan oleh sub komite kredensial, sekretaris komite
medic, kepala instalasi, ketua dan wakil ketua komite medic.
Pelaksanaan keputusan dilakukan Rapat penilaian diambil secara
musyawarah dan mufakat. Dalam hal ini yang tidak memungkinkan,
keputusan diambil dengan pemungutan suara menurut suara terbanyak.
7. Pembuatan berita acara hasil rapat penilaian kredensial dibuat oleh
sekretaris komite medic, ditandatangani oleh peserta rapat yang hadir serta
mengetahui ketua komite medic.
244
8. Penyusunan rekomendasi oleh ketua komite medic untuk disampaikan
kepada Direktur Utama Rumah sakit Universitas Hasanuddin melampirkan
Berita acara hasil rapat penilaian kredensial di atas.
245
Gambar 3.88Alur Proses Penyusunan Formularium RS UNHAS, Tahun 2011
246
8.1.2 Alur Proses Penyusunan Formularium
1. Bagian komite medik mengirimkan surat kepada SMF untuk meminta
daftar kebutuhan obat.
2. Kemudian bagian komite medik merencanakan obat yang akan masuk ke
dalam formularium yang dikelompokan berdasarkan index, nama generic,
dan nama dagang.
Hasilnya itu menjadi daftar formularium sementara.
3. Daftar formularium yang telah selesai didiskusikankan kembali.
4. Apabila hasil diskusi tersebut tidak disetujui maka akan diarsipkan.
Namun, apabila disetuji maka dimasukan ke dalam formularium untuk
diberikan kepada pelayanan penunjang (farmasi), SMF, Yanmed,
danYankes.
247
Gambar 3.89Alur Proses Penanganan Kasus RS UNHAS,
Tahun 2011
248
8.1.3 Alur Proses Penanganan Kasus di Rumah Sakit
9. Sub komite melakukan pemilihan/ penetapan kasus yang terjadi di Rumah
Sakit Unhas berdasarkan data dari rekam medic.
10. Setelah itu sub komite menetapkan tanggal pelaksanaan rapat untuk
membahas kasus yang terjadi.
11. Pembutan undangan dilakukan untuk menginformasikan kepada ketua
SMF agar dapat hadir dalam rapat untuk membahas kasus yang terjadi di
RS.
12. Sebelum rapat dimulai berkas – berkas hasil pemilihan / penetapan kasus
oleh sub komite diserahkan kepada ketua komite.
13. Diskusi di mulai dalam ruang rapat komite medic.
14. Hasil rapat dibuat tertulis untuk ditindak lanjutin
249
Gambar 3.90Alur Proses Penanganan Kasus di RS UNHAS, Tahun 2011
250
8.1.4 Alur Proses Penanganan Masalah Pelanggaran Etika Profesi
1. Penerimaan laporan pelanggaran etika profesi sub komite.
2. Pembuatan kronologi menyangkut kasus yang telah terjadi dalam rumah
sakit dalam waktu 24 jam, sehingga dapat ditelaah kejadiannya.
3. Karu/supervisor memanggil staf yang dianggap telah melakukan
pelanggaran.
4. Pelanggaran yang dilakukan digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
5. Pelanggaran yang tergolong ringan.
a. Penyelesaian masalahnya sesuai buku pedoman, yaitu dengan
adanya pembinaan kepada staf yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan evaluasinya dilakukan selama 3 bulan, apabila setelah
3 bulan staf yang bersangkutan tidak melakukukan pelanggaran
lagi, maka masalah pun dapat terselesaikan. Namun, apabila
sebaliknya maka staf yeng bersangkutan telah dianggap melakukan
pelanggaran yang tergolong sedang.
6. Pelanggaran yang tergolong sedang
a. Pelaporkan kepada kepala bidang pelayanan keperawatan dan
kepala komite keperawatan oleh karu/ supervisor menyangkut
kasus yang dilakuakan.
251
b. Komite keperawatan dan kepala bidang keperawatan melakukan
penelaahan masalah maksimal 1 minggu.
c. Komite keperawatan dan kepala bidang keperawatan melakukan
pemanggilan kepada staf yang dianggap telah melakukan
pelanggaran untuk diminta pertanggung jawaban.
d. Pembinaan, pembimbingan dan evaluasi pun dilakukan oleh kepala
ruang dan supervisor keperawatan kepada staf yang bersangkutan.
e. Komite keperawatan, kepala bidang keperawatan dan kepala
intalasi melakukan evaluasi selama 3 bulan melalui supervisor.
f. Pelaksanaan evaluasinya dilakukan selama 3 bulan, apabila setelah
3 bulan staf yang bersangkutan tidak melakukukan pelanggaran
lagi, maka masalah pun dapat terselesaikan. Namun, apabila
sebaliknya maka staf yeng bersangkutan telah dianggap melakukan
pelanggaran yang tergolong berat.
7. Pelanggaran yang tergolong berat
a. Pelaporan kepada kepala kepala instalasi, kepala bidang pelayanan
keperawatan, kepala komite keperawatan, direktur medis
keperawatan, dan bagian SDM oleh karu, supervisor dan kepala
instalasi.
b. Komite keperawatan, kepala bidang pelayanan keperawatan dan
kepala instalasi melakukan penelaahan masalah selama 1 minggu.
252
c. Dilaporkan kembali kepada kepala direktur medik, direktur
admintrasi, SDM dan keuangan oleh kepala intalasi sebagi bahan
rapat direksi.
d. Rapat direksi dilakukan untuk pengambilan keputusan menyangkut
kasus yang telah dilakukan oleh staf.
e. Penyampaian keputusan direksi tentang sangsi dilakukan oleh
bagian SDM didampingi oleh bidang pelayanan keperawatan dan
komite keperawat.
f. Masalah dapat terselesaikan.
253
Gambar 3.91Alur Proses Penanganan Masalah Pelanggaran Etika Profesi RS UNHAS,
Tahun 20119.BAGIAN TATA USAHA
9.1 Alur Proses Surat Keluar
1. Masing-masing bidang yang berkepentingan akan membuat konsep surat.
2. Surat yang akan ditandatangani oleh Direktur Utama wajib diketahui dan
dicek sebelumnya oleh direksi dan kepala bidang terkait dan memberi
pengesahan (paraf) sebagai tanda telah menyetujui surat tersebut.
3. Apabila surat tersebut tidak disetujui oleh direksi atau kepala bidang
terkait, maka surat tersebut batal.
254
4. Apabila surat tersebut telah mendapat persetujuan dari direksi atau kepala
bidang terkait, selanjutnya mengambil nomor surat di bagian tata usaha
dimana nomor surat tersebut harus berurutan berdasarkan tanggal
diterbitkannya surat tersebut.
5. Selanjutnya surat tersebut ditandatangani oleh direktur utama RS Unhas.
Apabila direktur utama berhalangan, maka yang berhak menandatangani
surat tersebut adalah direksi yang berwenang setelah mendapat persetujuan
secara lisan atau tertulis dari direksi utama.
6. Setelah surat ditandatangani, selanjutnya menyimpan copian surat sebagai
arsip/dokumen di bagian tata usaha.
7. Setelah itu, surat dicatat dalam buku agenda surat keluar dan selanjutnya
diserahkan kepada petugas ekspedisi.
8. Sebelum dilakukan pengiriman, petugas ekspedisi melakukan pencatatan
ke dalam buku ekspedisi sebagai bukti bahwa surat telah didistribusikan
ke tempat tujuan.
9. Selanjutnya, surat tersebut didistribusikan ke tempat tujuan.
255
Gambar 3.92Flowchart Surat Keluar Bagian Tata Usaha RS Unhas,
Tahun 2011
256
9.2 Alur Surat Masuk
1. Semua surat dinas atau dokumen yang dialamatkan ke Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin diterima dan dicatat oleh staf bidang
administrasi umum (tata usaha) dalam buku agenda sebagai surat
masuk.
2. Selanjutnya staf administrasi umum (tata usaha) memberi lembar
disposisi pada surat masuk tersebut
3. Surat masuk kemudian didistribusikan ke bagian/unit yang dituju
4. Setelah surat masuk diproses maka surat tersebut dikembalikan ke
bagian tata usaha untuk ditindaklanjuti apabila surat tersebut
membutuhkan balasan dan akan diarsipkan.
5. Sedangkan surat yang tidak membutuhkan balasan diarsipkan di
bagian administrasi umum.
257
Gambar 3.93Flowchart Surat Masuk Bagian Tata Usaha RS Unhas Tahun 2011
258
9.3 Pembuatan Surat Keputusan (SK)
1. Semua bagian yang membutuhkan SK menyurat ke direktur utama
untuk diterbitkan SKnya.
2. Kemudian SK tersebut didisposisi dari direktur utama. Apabila
permintaan SK tersebut disetujui, maka SK akan didisposisi ke
direktur administrasi umum, keuangan dan SDM. Apabila SK tidak
disetujui maka permintaan SK dibatalkan.
3. Selanjutnya apabila SK tersebut telah mendapat persetujuan dari
direktur administrasi umum, keuangan dan SDM maka SK akan
didisposisi ke Kepala Bidang Administrasi Umum, dalam hal ini
bagian tata usaha. Dan apabila SK tidak disetujui oleh direktur
administrasi umum, keuangan dan SDM maka akan dikonfirmasikan
kembali dengan dirut.
4. Setelah dibicarakan dengan dirut dan SK tetap diusulkan untuk
diterbitkan maka akan didisposisi ke Kepala Bidang Administrasi
Umum, dalam hal ini bagian tata usaha. Tetapi apabila SK tidak
disetujui untuk diterbitkan maka penerbitan SK batal.
5. Setelah didisposisi ke bagian tata usaha, maka apabila SK tersebut
untuk diterbitkan oleh rector, maka dirut menyurat ke rector untuk
penerbitan SK. Apabila SK diterbitkan oleh pihak RS maka bagian tata
usaha akan membuat SK.
6. Selanjutnya SK dikirim ke direktur administrasi umum, SDM dan
keuangan untuk disahkan setelah itu, disahkan oleh direktur utama.
259
Gambar 3.94Flowchart Pumbuatan SK Bagian Tata Usaha RS Unhas,
Tahun 2011
260
10.ALUR PROSES KEGIATAN LOGISTIK
10.1 Alur proses pengadaan barang
1. Kepala unit kerja menyusun daftar barang yang dibutuhkan untuk
mengefisienkan kinerja unitnya
2. Kemudian menyerahkan ke direktur ADM umum, SDM dan keuangan
untuk disetujui
3. Ketika permohonan yang diajukn oleh kepala unit tidak disetujui maka
selanjutnya kepala unit memeriksa kelengkapan berkas unit tersebut
4. Dan ketika permohonan yang diajukan disetujui maka selanjutnya
menjadi tanggung jawab bagian pengadaan
5. Bagian pengadaan menghubungi suplier sesuai dengan spesifikasi barang
tersebut
6. Proses pengadaan kemudian dilakukan
7. Setelah barang tersebut dibawah ke rumah sakit maka bagian penerimaan
yang bertanggung jawab terhadap barang yang datang.Apakah barang
tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati
8. Kemudian pembayaran terhadap barang melalui pihak keuangan rumah
sakit
9. Selanjutnya barang yang telah diterima akan menjadintanggung jawab
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit agar fungsi dan keamanan
barang tetap terjaga
10. Kemudian barang yang ada disalurkan ke unit yang merekomendasikan
dan membutuhkan barang tersebut
261
Gambar 3.95Alur Proses Pengadaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011
262
10.2 Alur Proses Pemeliharaan Barang
1. Mengidentifikasi daftar inventaris yangakan dilakukan pemeliharaan
2. Membuat aturan dan rincian anggaran mengenai barang yang akan
dilakukan pemeliharaan
3. Kemudian menyerahkan ke kepala bidang penunjang, sarana medik
Untuk disetujui
4. Ketika kepala bidang tidak menyetujui pemeliharaan tersebut maka
pemeliharaan tersebut tidak dapat dilaksanakan
5. Kemudian pengajuan yang telah disetujui maka selanjutnya
diserahkan ke direktur bidang penunjang , sarana medik dan kerjasama
untuk disetujui kembali
6. Ketika direktur bidang penunjang , sarana medik dan kerjasama tidak
menyetujui maka kegiatan itu menjadi batal
7. Ketika pengajuan itu disetujui maka meminta persetujuan kembali ke
direktur bidang ADM umum, SDM dan Keuangan .
8. Selanjutnya ketika pengajuan ditolak maka tidak akan dilanjutkan,
kemudian pengajuan yang disetujui maka berkas dan penyetujuan
diajukan ke rektorat.
9. Kemudian akhirnya pelaksanaan kegiatan
263
Gambar 3.96Alur Proses Pemeliharaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011
264
11.SARANA MEDIK
11.1 Alur Proses Pengadaan Barang ≤ 100 juta
1. Setiap unit mengisi format permintaan barang yang telah disahkan oleh
masing-masing kepala unit.
2. Format permintaan barang yang telah disahkan oleh kepala unit tersebut
kemudian diserahkan ke direktorat pelayanan sarana penunjang dan kerja sama
untuk di disposisi.
3. Setelah format permintaan tersebut di disposisi oleh direktorat pelayanan sarana
penunjang dan kerjasama, format tersebut kemudian diserahkan ke direktur
administrasi umum, SDM dan keuangan untuk di sahkan.
4. Apabila format permintaan tersebut disahkan oleh direktur administrasi umum,
SDM dan keuangan maka bidang pengadaan akan membuat surat permintaan dan
membuat format purchasing order ( PO ).
5. Setelah staf pengadaan membuat surat permintaan dan membuat purchasing
order , maka staf bidang pengadaan menyetor surat tersebut ke bidang keuangan
dengan melampirkan format permintaan barang yang dilengkapi dengan
keterangan terkait barang yang akan diadakan baik dari jenis, spesifikasi,
kuantitas bahkan perkiraan harga dari unit.
6. Bidang keuangan kemudian mengidentifikasi jenis barang yang dibutuhkan
dengan menyesuaikan anggaran yang tersedia di rumah sakit. Jika barang yang
diajukan oleh unit tersebut tersedia dalam daftar barang yang akan dibeli rumah
265
sakit maka barang tersebut akan diadakan. Namun , jika jenis barang tersebut
tidak terdapat dalam daftar barang yang akan diadakan rumah sakit maka staf
bidang keuangan mempertimbangkan barang tersebut berdasarkan urgensitas
barang tersebut. Jika barang tersebut penting dan mendesak untuk kelancaran
kegiatan dari unit yang mengajukan, maka barang tersebut akan diadakan, namun
jika barang tersebut tidak menjadi penghambat dalam proses pelayanan atau
kegiatan unit maka barang tidak diadakan.
7. Bidang pengadaan kemudian akan melakukan survey pasar untuk mengetahui
harga alat kesehatan yang akan diadakan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
8. Jika staf bidang pengadaan telah mengetahui supplier atau perusahaan yang
menyediakan alat kesehatan sesuai dengan harga taksiran rumah sakit maka staf
bidang pengadaan akan melakukan negosiasi dengan supplier tersebut.
8. Jika negosiasi dengan supplier tersebut disetujui oleh kedua belah pihak
( rumah sakit dan supplier) maka barang dari supplier tersebut akan dipesan.
Namun jika tidak terjadi kesepakatan antar bidang pengadaan rumah sakit dengan
supplier maka negosiasi akan selesai dan bidang pengadaan akan mencari supplier
lain.
9. Setelah proses negosiasi selesai maka barang yang telah disepakati tersebut
kemudian akan diadakan dan dibawa ke rumah sakit.
10. Setelah barang ( alkes) tersebut tiba di rumah sakit, barang tersebut akan
diterima oleh staf bidang penerimaan barang .
266
11. Barang ( alkes) yang tiba di rumah sakit kemudian akan dilakukan
pengecekan barang oleh staf bidang penerimaan. Jika barang tersebut ternyata
tidak sesuai dengan kesepakatan awal anatara supplier dengan pihak rumah sakit,
maka bidang penerimaan akan melakukan konfirmasi kepada supplier. Namun
jika telah sesuai dengan kesepakatan maka barang tersebut kemudian akan dibawa
ke IPRS. Kemudian barang tersebut akan diberikan diberikan label sebagai barang
inventaris rumah sakit yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing unit
yang mengajukan permintaan barang ( alkes) tersebut.
12. Jika setelah konfirmasi ketidaksesuaian barang kepada supplier dan barang
tersebut masih tidak sesuai dengan kesepakatan awal maka barang akan
dikembalikan kepada supplier.
267
Gambar 3.97Alur Proses Pengadaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011
268
11.2 Alur Proses Pengadaan Barang (Alkes) ≥ 100 Juta
1. Setiap unit mengisi format permintaan barang yang telah disahkan oleh
masing-masing kepala unit.
2. Format permintaan barang yang telah disahkan oleh kepala unit tersebut
kemudian diserahkan ke direktorat pelayanan saranan penunjang dan kerja
sama untuk di sahkan.
3. Jika format permintaan tersebut di disposisi oleh direktorat pelayanan
saranan penunjang dan kerjasama, format tersebut kemudian diserahkan ke
direktur administrasi umum, SDM dan keuangan untuk di sahkan.
4. Jika format permintaan tersebut tidak disetujui oleh direktur administrasi
umum, SDM, dan keuangan maka format tersebut tidak akan diserahkan
kepada panitia pengadan barang. Namun, jika disetujui oleh direktur
administrasi umum, SDM, dan keuangan maka akan diserahkan kepada
panitia pengadaan barang ( rektorat ) untuk melakukan proses tender.
5. Setelah melalui proses ternder yang dilakukan oleh pihak rektorat maka
barang tersebut kemudian akan diadakan dan diserahkan ke rumah sakit dan
diterima oleh staf bidang penerimaan barang.
6. Barang yang dibawa ke rumah sakit tersebut kemudian akan di serahkan
kepada staf IPRS untuk kemudian dilakukan proses labeling barang sebagai
barang inventaris rumah sakit.
7. Setelah seluruh barang telah dilabeling, barang tersebut kemudian
didistribusikan ke unit yang mengajukan permintaan barang ( alkes) tersebut.
269
Gambar 3.98Alur Proses Pengadaan Barang (Alkes) ≥ 100 Juta RS UNHAS,
Tahun 2011
270
11.3 Alur Proses Pemeliharaan Alat
1. Barang ( alkes) yang ada di rumah sakit, pada waktu yang telah ditentukan
dilakukan pemeriksaan kelayakan barang yang akan dilakukan oleh teknisi
rumah sakit.
2. Jika pada pemeriksaan barang tersebut ditemukan kerusakan atau
gangguan pada barang tersebut, akan diperbaiki baik oleh pihak teknisi
rumah sakit sendiri atau diserahkan kepada service senter. Namun jika
tidak ditemukan kerusakan pada barang tersebut maka barang tersebut
dapat dipergunakan oleh unit yang membutuhkan.
271
Gambar 3.99
Alur Proses Pemeliharaan Alat Kesehatan RS UNHAS, Tahun 2001
272
11.4 Alur Proses Perbaikan Alat Kesehatan
1. Setiap unit memasukkan format keluhan kerusakan jika terdapat barang
alkes di unit tersebut yang rusak.
2. Formulir keluhan kerusakan tersebut kemudian disetor ke unit sarana
dan prasarana rumah sakit.
3. Setelah unit sarana dan prasarana mendapat keluhan, maka teknisi
rumah sakit akan segera ke unit tersebut untuk mengecek kerusakan alkes.
4. Jika kerusakan tersebut masih dapat ditangani oleh pihak teknisi rumah
sakit maka pihak teknisi yang akan langsung memperbaiki alkes tersebut
namun jika teknisi rumah sakit tidak mampu memperbaiki kerusakan
tersebut maka pihak rumah sakit akan menghubungi service center.
5. Jika perbaikan dilakukan oleh pihak teknisi rumah sakit, maka staf
teknisi rumah sakit kemudian membuat laporan pertanggungjawaban
perbaikan alat kesehatan yang kemudian akan disetor ke coordinator
sarana dan prasarana rumah sakit.
6. Hasil dari laporan tersebut kemudian akan di laporkan oleh coordinator
sarana dan prasarana ke direktur pelayanan penunjang dan sarana medic.
273
Gambar 3.100Alur Proses Perbaikan Alat Kesehatan RS UNHAS, Tahun 2011
274
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Dari hasil uji check list pernyataan visi dan misi dapat diketahui bahwa
visi serta misi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin telah memenuhi
kaidah penetapan visi dan misi.
2. Dari hasil uji check list pernyataan tujuan dapat diketahui bahwa masih
ada tujuan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin yang belum memenuhi
kaidah penetapan tujuan.
3. RS. Universitas Hasanuddin terdiri atas 6 gedung yang terpisah dan dari
keenam bangunan gedung RS Unhas, pada saat kegiatan residensi 1 ini
dilaksanakan untuk sementara gedung A yang baru dibangun yang terdiri
dari 7 lantai.
4. Dari beberapa pelayanan medik dan penunjang medik yang ada di RS
Unhas, yang telah beroperasi selama kegiatan residensi 1 dilaksanakan
adalah IRD, poliklinik, rekam medik, farmasi, OK dan laboratorium.
5. Dari data kinerja kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik RS.
Unhas tahun 2010 diketahui bahwa jumlah kunjungan pada unit IRD
terjadi peningkatan setiap bulannya demikian pula dengan Poli, Lab dan
OK.
275
4.2 Saran
Untuk peningkatan mutu kinerja Rumah sakit Universitas Hasanuddin masih
diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam hal ini adalah :
1. Masih perlunya ruangan di masing –masing unit kerja
2. Perlu SIM untuk seluruh unit kerja di Rumah Sakit Unhas untuk
mempercepat dan memperlancar kerja dari tenaga kerja Rumah Sakit
Unhas.
3. Perlunya peningkatan jumlah tenaga kerja terutama perawat dan dokter di
Rumah Sakit Unhas.
4. Perlunya dilakukan pelatihan untuk tenaga perawat dan dokter kontrak
Rumah Sakit Unhas.
276