laporan lengkap

369
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan maupun sosial yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan berupa kuratif, preventif, promotif maupun rehabilitatif terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap. Selain itu, menurut WHO, 1968, rumah sakit juga merupakan institusi pusat pendidikan, pelatihan maupun riset kesehatan . Dengan era globalisasi serta AFTA pada 2003, merupakan tantangan bagi perumahsakitan yang ada di Indonesia. Sebagai konsekuensinya maka rumah sakit dituntut untuk lebih profesional, mengikuti perkembangan Iptek yang sedemikian cepatnya berkembang, mengutamakan mutu pelayanan, serta melakukan perbaikan yang berkesinambungan, sehingga 1

Upload: ade-suhrahwardy

Post on 11-Dec-2014

602 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

resudensi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan merupakan

bagian integral dari organisasi kesehatan maupun sosial yang berfungsi dalam

memberikan pelayanan kesehatan berupa kuratif, preventif, promotif maupun

rehabilitatif terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap. Selain itu,

menurut WHO, 1968, rumah sakit juga merupakan institusi pusat pendidikan,

pelatihan maupun riset kesehatan .

Dengan era globalisasi serta AFTA pada 2003, merupakan tantangan

bagi perumahsakitan yang ada di Indonesia. Sebagai konsekuensinya maka

rumah sakit dituntut untuk lebih profesional, mengikuti perkembangan Iptek

yang sedemikian cepatnya berkembang, mengutamakan mutu pelayanan,

serta melakukan perbaikan yang berkesinambungan, sehingga fungsi rumah

sakit sebagai fungsi sosial (public goods) serta fungsi bisnis (private goods)

dapat berjalan dan berkembang yang ditunjang oleh manajemen rumah sakit

yang baik.

Dalam kegiatan manajemen itu sendiri melalui pendekatan sistem

diperlukan masukan yang terdiri dari sumberdaya manusia, sumber dana,

peralatan, serta standard operating procedure atau posedur tetap di dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan. Salah satu yang perlu mendapat perhatian

dari keseluruh masukan tadi adalah SOP (Standard Operating Procedure)

yang ada di tiap unit pelayanan di rumah sakit yang akan menentukan baik

1

Page 2: Laporan Lengkap

atau tidaknya proses pelayanan yang akan berlangsung, sehingga harapan

akan mutu pelayanan yang baik sebagai keluarannya akan dapat dicapai.

Dengan memanfaatkan SOP yang merupakan suatu alat yang dijabarkan

dalam bentuk alur proses (flow chart), akan membantu kita untuk memahami

proses yang terjadi didalam unit pelayanan di rumah sakit.

Sampai dengan saat ini, masih dirasakan adanya berbagai kendala yang

dialami oleh beberapa pihak terutama pihak birokrasi di dalam upaya

memperbaiki proses atau memecahakan masalah dari kegagalan yang pernah

terjadi di masa yang lalu.

Pembangunan kesehatan di bidang pelayanan langsung seperti Rumah

sakit, bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan

rujukan dan rujukan kesehatan secara terpadu serta meningkatkan dan

memantapkan manajemen pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan peren-

canaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.

Sejalan dengan perubahan budaya masyarakat dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh

tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan

sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus menerus

seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.

Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap berusaha untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat

mengikuti perubahan yang ada.

2

Page 3: Laporan Lengkap

Apabila rumah sakit tidak mempersiapkan diri secara lebih baik dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan, maka sarana tersebut akan dijauhi

masyarakat dan masyarakat akan mencari sarana kesehatan lain. Untuk itu

setiap rumah sakit harus meningkatkan penampilannya secara terencana

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus

berkembang.

Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit wajib mengikuti Program

Residensi yang merupakan suatu proses belajar mengajar yang melibatkan

Peserta Residensi secara aktif dalam kegiatan administrasi rumah sakit

sehingga dapat menyeimbangkan pengetahuan akademik yang diperoleh

peserta dalam perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan teknik

pengelolaan rumah sakit dengan memakai pendekatan pemecahan masalah.

Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan praktek lapangan untuk

memberikan pengalaman praktek secara langsung dengan melihat alur proses

pelayanan medik dan penunjang yang meliputi input, proses dan output.

1.2 Tujuan Kegiatan Residensi

1.2.1. Tujuan Instruksional Umum

Mengenal organisasi rumah sakit, dan unit pelayanan di Rumah Sakit

serta keterkaitan antara unit serta dapat memahami organisasi dan

alur proses (Flowchart) di sebuah rumah sakit

3

Page 4: Laporan Lengkap

1.2.2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mempelajari visi, misi, tugas, fungsi, tujuan dan struktur organisasi

serta job deskripsi unit/bagian yang ada di RS.

b. Membuat mapping unit/bagian di RS

c. Mengenal kegiatan pengelolaan di rumah sakit meliputi Rawat jalan,

Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, OK, Penunjang Medis, Bagian

Logistik, dan Bagian Keuangan, bagian SDM, dll.

d. Mengetahui mekanisme hubungan kerja antara bagian dalam organisasi

rumah sakit dan menggambarkan dalam bentuk alur proses

4

Page 5: Laporan Lengkap

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

2.1. Sejarah Rumah Sakit

Sejak awal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

mempergunakan Rumah Sakit Umum Labuang Baji, Rumah Sakit Stella

Maris, Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit DADI dan menyusul Rumah

Sakit Akademis sebagai tempat praktek mahasiswa kedokteran Universitas

Hasanuddin untuk mencapai gelar dokter.

Sesuai dengan perkembangan zaman san tuntutan waktu, Rumah Sakit

DADI dibangun di Kampus Universitas Hasanuddin yang bernama Rumah

Sakit Umum Dokter Wahidin Sudiro Husodo, diman Rumah Sakit Umum

Dokter Wahidin Sudiro Husodo juga berfungsi sebagai pusat rujukan di

Kawasan Indonesia Timur sampai sekarang ini, kesemua Rumah Sakit

tersebut di atas, ditambah dengan Rumah Sakit Umum Islam Faisal menjadi

tempat praktek mahasiswa yang akan menjadi dokter. Adapun kelas dan

kepemilikan Rumah Sakit tersebut berbeda-beda.

Berhubung dengan kepemilikan dan kelas yang berbeda-beda, maka

kebijakan pelayanan pendidikan dan penelitian dalam Rumah sakit tersebut

bervariasi satu sama lainnya dan sering sekali menimbulkan konflik atau

ketidakserasian antara pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Kondisi ini

tentunya menghambat proses pelayanan maupun proses pendidikan yang

berakibat ketidakpuasan pasien.

5

Page 6: Laporan Lengkap

Sehingga dianggap perlu untuk mengembangkan RS Pendidikan yang

bisa dijadikan sebagai laboratorium pendidikan, tidak hanya untuk fakultas

kedokteran UNHAS, namun juga untuk fakultas ilmu-ilmu kesehatan

UNHAS seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Fakultas

Keperawatan yang sesuai standar.

Rumah Sakit UNHAS atau Hasanuddin University Hospital (HUH)

berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10 Kampus Tamalanrea

Makassar dan diresmikan pada tanggal 15 Februari 2010 di Makassar oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. M. Nuh. Rumah Sakit

Universitas Hasanuddin didirikan berdampingan dengan RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo bertujuan untuk efesiensi penggunaan sarana dan efediensi

pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat dikembangkan

konsep saling menguatkan dalam mengintegrasikan program pendidikan,

penelitian dan pemeliharaan kesehatan dengan RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo.

Selain diatas, lokasi yang berdekatan ini juga dalam rangka

perkembangan wilayah Kampus UNHAS Tamalanrea akan dikembangkan

menjadi Academic Health Centre di Indonesia bagian Timur.

HUH akan dikembangkan sebagai Rumah Sakit yang Enviromental

Friendly Energy Saving serta mengembangkan teknologi informasi yang

canggih dalam menjalankan pelayanannya. Pelayanan Kesehatan yang

dilayani Rumah Sakit ini antara lain deteksi dini penyakit melalui

6

Page 7: Laporan Lengkap

penggunaan teknologi canggih (Hi-tech) seperti penggunaan Biomolekuler

serta pengembangan teknologi modern dan penegmbangan pusat-pusat

layanan yang tidak dikembangkan oleh Rumah Sakit yang ada di Sul-Sel.

Pelayanan yang disediakan terdiri dari pelayanan spesialistik dan sub

spesialis yang terpadu dalam centre dan multidisiplin yang dimulai dari

deteksi dini dengan menggunakan teknologi canggih seperti PET Scan,

Gamma Camera hingga terapi sengan menggunakan Gamma Knife, Eye

Centre, Trauma Centre, Cardiac Centre, FER (Fertility Endocrine

Reproductive Centre atau Bayi Tabung), Neurointervention centre (early

treatment of brain damage) dan Centre for Promotion and Prevention.

2.2. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit

2.2.1. Visi

Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan,

penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional.

Tabel 2.1Uji Check List Pernyataan Visi RS. Unhas Makassar, Tahun 2010

No Pernyataan Uji Ya Tidak

1 Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yang

jelas dari kondisi ideal organisasi di masa datang ?√

2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan

menantang ? √

3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan mudah dimengerti ?

7

Page 8: Laporan Lengkap

No Pernyataan Uji Ya Tidak

4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi

karyawan, pelanggan, dan stakeholders ? √

5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang

waktu, selalu up to date ?√

Sumber : Hasil Analisis Penulis

Penjelasan :

1. Visi memberikan gambaran yang jelas karena visi Rumah Sakit unhas

tidak hanya fokus kepada Kuratif, melainkan Rumah Sakit Unhas

memadukan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan

pengabdian masayarakat dalam bentik pemeliharaan kesehatan, mengingat

bahwa Rumah Sakit Unhas adalah Rumah Sakit Pendidikan.

2. Visi memiliki pengaruh dan menantang karena visi Rumah Sakit Unhas

ingin menjadi sebuah Rumah Sakit yang menjadi kepercayaan masyarakat

dan ingin menjadi Rumah Sakit yang bertaraf internasional.

3. Visi bersifat singkat dan mudah dimengerti karena visi Rumah Sakit

Unhas hanya terdiri dari beberapa kata dan kata-kata yang digunakan tidak

berupa istilah, hanya menggunakan kata-kata biasa yang sangat jelas

maknanya.

4. Visi bersifat menarik karena visi Rumah Sakit ingin menjadi Rumah Sakit

bertaraf internasional, hal ini akan membangkitkan semangat kerja

karyawan dan akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa

8

Page 9: Laporan Lengkap

Rumah Sakit yang bertaraf internasional tentu saja pelayanannya akan

memuaskan.

5. Visi bersifat sepanjang waktu karena visi Rumah Sakit Unhas tidak

menetapkan batas waktu untuk pencapaian visinya, melainkan visi tersebut

akan tetap melekat pada citra Rumah Sakit Unhas sampai pada pencapaian

visi dan bagaimana cara mempertahankan visi Rumah Sakit.

2.2.2. Misi

1. Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam

pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan.

Maksud tenaga profesional adalah tenaga yang mempunyai

pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang

berdasar pada pengetahuan tersebut dan menerapkannya dalam

tindakan profesi (praktek), yang dibuktikan dengan memiliki

sertivikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

Maksud pemeliharaan kesehatan adalah suatu proses yang

berhubungan dengan pencegahan, perawata, dan manajemen

penyakit dan juga promosi kesehatan meliputi kemakmuran fisik,

mental dan spiritual melalui pelayanan yang ditawarkan oleh

profesional kedokteran.

2. Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung

pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan

9

Page 10: Laporan Lengkap

Maksud lingkungan akademik yang optimal adalah terciptanya

suasana culture, keilmuan, dan kecendikiawan (akademik) yang

sinergis diantara seluruh komponen yang ada, yaitu: mahsiswa,

dosen, maupun komponen lain yang terkait.

3. Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian

yang unggul dan perbaikan mutu pelayanan berkesinambungan

Maksud mempelopori inovasi adalah sebagai inisiator (pencetus ide)

dalam hal proses hasil pengembangan dan atau

pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan dan keterampilan (termaksud

keterampilan teknologi dan pengalaman untuk menciptakan produk

barang dan jasa). Inovasi juga diartikan sebagai suatu penciptaan

sistem yang baru serta kreatif yang memberikan nilai yang berarti

atau secara signifikan.

4. Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan

pendidikan, penelitian yang berstandar internasional tanpa

melupakan fungsi sosial.

Maksud dari pemeliharaan kesehatan adalah sebagai pemberian

pelayanan preventif, kuratif, promotif, rehabilitatif,dan wallness

yang meliputi fisik, mental dan spiritual pasien.

Maksud fungsi sosial adalah memberikan keringanan atau

pembebasan biaya atau pembebasan biaya pelayanan bagi

masyarakat kurang mampu terutama pada pelayanan gawat darurat

10

Page 11: Laporan Lengkap

24 jam tanpa mempersyaratkan uang muka tetapi mengutamakan

kesehatan.

5. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun

internasional.

Maksud dengan jejaring institusi lain adalah bahwa jaringan kerja

sama secara mutualisme dengan institusi lain dalam mendukung

pelaksanaan operasional rumah sakit.

Tabel 2.2Uji Check List Pernyataan Misi RS. Unhas Makassar, Tahun 2010

No Pernyataan Uji Ya Tidak

1Apakah pernyataan misi menyatakan secara jelas

tentang manfaat kehadiran organisasi ?√

2

Apakah pernyataan misi telah jelas sehingga semua

karyawan dalam organisasi dapat melihat

bagaimana mereka dapat berkontribusi ?

3 Dapatkah misi itu bertahan terhadap perubahan-

perubahan dalam administrasi ? √

4

Apakah pernyataan misi itu mampu menjawab

pertanyaan tentang : siapa kita, apa dan untuk siapa

kita melakukan itu, dan mengapa itu penting ?

5

Apakah pernyataan misi itu mampu memberikan

jawaban terhadap alasan mengapa kita

membelanjakan dana pada usaha-usaha organisasi,

program atau sub program ?

Sumber : Hasil Analisis Penulis

11

Page 12: Laporan Lengkap

Penjelasan :

1. Misi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin pada dasarnya telah telah

memperlihatkan manfaat dari keberadaan organisasi tersebut hal ini dapat

dilihat dari poin utama dari setip misi rumah sakit yakni Menciptakan

tenaga professional, Menciptakan lingkungan akademik yang optimal,

Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan, Memberikan pemeliharaan

kesehatan secara terpadu, Mengembangkan jejaring dengan institusi lain.

Hal ini tentunya telah memperlihatkan secara jelas bahwa manfaat utama

dari rumah sakit adalah mewujudkan pelayanan terbaik dengan di dukung

oleh sarana, peralatan dan SDM yang berkualitas.

2. Misi RS Unhas telah jelas sehingga semua karyawan dalam organisasi dapat

melihat bagaimana mereka dapat berkontribusi,

a. Menciptakan tenaga professional. Misi ini tentunya telah memperjelas

kepada seluruh karyawan untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengelola dan memberikan pelayanan kepada klien rumah sakit,

b. Menciptakan lingkungan akademik yang optimal, Dari misi tersebut dapat

diketahui bahwa misi ini memperlihatkan kontribusi penting dari seluruh

elemen rumah sakit dalam mewujudkan lingkungan yang optimal.

c. Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan, Misi ini juga tentunya

menunjukkan kontribusi seluruh karyawan yakni sebagai inisiator

(pencetus ide) dalam hal proses hasil pengembangan dan atau

pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan dan keterampilan

12

Page 13: Laporan Lengkap

d. Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu, Dari misi tersebut

jelas bahwa seluruh karyawan rumh sakit harus memiliki peran dan

bekerja bersama-samam dalam memberikan pelayanan kepada pasien

secara terpadu dan optimal.

e. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain.Kontribusi yang terlihat

dari misi ini adalah bagaiamana seluruh karyawan bekerja secara

bersama-sama dengan mengembangkan kemampuan masing-masing

dalam menjalin kerjasama dengan stakeholder.

3. Misi RS Unhas akan mampu bertahan dalam perubahan karena inti dari

misi tersebut telah meliputi pendidikan, penelitian dan pemeliharaan

kesehatan yang tentunya akan semakin berkembang seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mewujudkan

pelayanan yang semakin modern dengan meningkatkan kualitas SDM,

menciptakan suasana organisasi yang nyaman dan jalinan kerja sama

yang kuat dengan berbagai stakeholder.

4. Misi RS Unhas telah mampu menjawab siapa kita. Kita adalah SDM

yang belajar untuk dibawah sebuah organisasi yang bergerak di bidang

pendidikan, penelitian dan kesehatan. Sedangkan untuk pertanyaan apa

dan untuk apa tentunya adalah mengembangkan organisasi dan

SDMyang ada di dalamnya untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara optimal demi kesejahteraan seluruh elemen dalam

organisasi, mempertahankan dan mengembangkan organisasi, dan

memberikan kepuasan pelayanan kepada pasien

13

Page 14: Laporan Lengkap

5. Misi rumah sakit tersebut telah menjawab penggunaan dana pada usaha

organisasi untuk pengembangan jaringan kerjasama, pembelanjaan

peralatan untuk pemberian pelayanan yang baik dan optimal serta

pemberian pelatihan kepada SDM rumah sakit untuk mewujudkan SDM

yang professional.

2.2.3. Logo

Gambar 2. 1Logo Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2010

Bola dunia dengan siluet bulan sabit melambangkan misi

pelayanan kesehatan yang diemban oleh Rumah Sakit Universitas

Hasanuddin, dengan warna dasar merah melambangkan semangat,

keberanian dan tekad yang kuat membara.

Selempang melambangkan identitas dan kompetensi sedangkan

tiga selempang melambangkan pelopor terpercaya dalam memadukan

pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit,

warna hijau melambangkan kegiatan Rumah Sakit yang senantiasa

ramah lingkungan.

14

Page 15: Laporan Lengkap

Lambang unhas sebagai organisasi induk Rumah Sakit dengan

warna kuning melambangkan kemuliaan dan kejayaan bagi organisasi.

2.2.4. Motto

“Tulus melayani”, berarti semua pihak yang bekerja dalam lingkup

rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan tanpa mengutamakan

mengharapkan imbalan jasa dari pasien dan tidak diskriminasi.

2.2.5. Falsafah

Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan

totalitas dan nilai-nilai yang dianutnya.

2.2.6. Nilai Dasar

Nilai dasar RS Universitas Hasanuddin adalah “togetherness,

trustfulness, compassion” .

1. Trustfullness

Pelayanan yang diberikan menjunjung tinggi kepercayaan, kejujuran,

konsistensi, dan keterbukaan.

2. Togetherness

RS ini milik bersama yang harus dikembangkan bersama melalui

kerjasama dan kebersamaan

3. Compassion

Dalam memberikan pelayanan atas dasar tulus melayani dengan penuh

kasih sayang dan perhatian

15

Page 16: Laporan Lengkap

2.2.7. Budaya Kerja

Budaya kerja yang diterapkan dalam Rumh Sakit Universitas

Hasanuddin yaitu:

1. Cepat tanggap

2. Cerdas berinovasi

3. Cermat menilai

4. Ceria melayani

5. Cekatan bertindak

6. Canggih teknologi

7. Cerahan hati pelanggan

2.2.8. Tujuan Rumah Sakit

1. Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam

mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan

kesehatan.

2. Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang

menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan.

3. Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan,

penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman.

4. Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan

mutu kinerja berkesinambungan.

5. Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas

pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

16

Page 17: Laporan Lengkap

Tabel 2.3Uji Check Pernyataan Tujuan RS. Unhas Makassar, Tahun 2010

No. Pernyataan Uji Ya Tidak

1 Apakah tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan

sasaran ? √

2 Apakah tujuan yang ditetapkan itu merefleksikan secara

spesifik pencapaian yang diinginkan ? √

3 Apakah kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat

diukur ?

4 Apakah tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang,

namun realistis dan dapat dicapai dlm periode perencanaan

dan sumber-sumber daya yang tersedia

√ `

5 Apakah tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu hasil,

bukan suatu aktivitas ? √

6 Apakah ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut? √

7 Apakah telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian

tujuan ? √

8 Apakah pencapaian tujuan akan memimpin kepada

pencapaian sasaran ? √

9 Apakah telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk

setiap sasaran yang dirumuskan ? √

10 Apakah seseorg yang tdk akrab dgn unit anggaran (atau

program/sub program) memahami maksud dari tujuan yang

ditetapkan ?

Sumber : Hasil Analisis Penulis

17

Page 18: Laporan Lengkap

Penjelasan :

1. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas mendukung misi dan sasaran, karena

tujuannya sudah mencakup misi dan sasaran yang lebih mengedepankan

pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf

internasional dengan menciptakan SDM yang handal.

2. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas telah merefleksikan secara spesifik

pencapaian yang diinginkan karena tujuan telah menggambarkan bagaimana

memaksimalkan pencapaian visi dan misi.

3. Kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat diukur, karena hasil

pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari mutu kinerja SDM RS unhas

dengan menjadi tim kerjasama professional.

4. Tujuan yang ditetapkan RS Unhas bersifat agresif menantang, namun

realistis dan dapat dicapai dalam periode perencanaan dan sumber-sumber

daya yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dengan upaya RS Unhas untuk

selalu memberikan pelayanan maksimal dengan menggunakan SDM yang

professional.

5. Semua tujuan yang ditetapkan RS Unhas telah menyatakan suatu hasil. Hal

ini dapat dilihat pada semua tujuan yang meruipakan suatu hasil dari proses

pencapaian hasil yang lebih baik

6. Tidak ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut karena tidak dibatasi

oleh jangka waktu, dan dapat terus menerus berlaku.

18

Page 19: Laporan Lengkap

7. Dalam perumusan tujuan telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian

tujuan tersebut yaitu semua SDM di RS yang berperan dalam upaya

pencapaian sasaran.

8. Pencapaian tujuan akan memimpin kepada pencapaian sasaran karena semua

tujuan telah mencakup/mengarah kepada sasaran yang akan dicapai.

9. Telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk setiap sasaran yang

dirumuskan, bahkan semua tujuan yang dirumuskan mengarah ke

pencapaian sasaran

10. Seseorang yang tidak akrab dengan unit anggaran (atau program/sub

program) memahami maksud dari tujuan yang ditetapkan, karena dapat

dilihat dari upaya atau aktivitas yang dilakukan RS yang dapat dirasakan

oleh orang di luar program.

2.2.9. Struktur Organisasi

Struktur organisasi rumah sakit mengacu pada Keputusan Rektor

Universitas Hasanuddin tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit

Universitas Hasanuddin dengan susunan sebagai berikut:

1. Dewan Pengawas

2. Direktur Rumah Sakit

3. Direksi Rumah Sakit, terdiri dari :

a. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan

i. Bidang Medik

ii. Bidang Keperawatan

19

Page 20: Laporan Lengkap

b. Direktur Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian

i. Bidang pendidikan

ii. Bidang Pelatihan

iii. Bidang Penelitian

c. Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama

i. Pelayanan penunjang

ii. Pemasaran dan Kerjasama

d. Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan

i. Bidang Administrasi

ii. Bidang Keuangan

iii. Bidang Perencanaan dan Evaluasi

4. Komite Klinik

5. Hospital Safety

6. Satuan Pemeriksa Internal

7. Instalasi

Untuk kelancaran tugas Direksi masing-masing Direktur membawahi

bidang/bagian dan sub bagian/seksi sesuai bidang tugasnya. Selain itu

dibentuk juga instalasi sesuai kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan

tugas-tugas rumah sakit.

20

Page 21: Laporan Lengkap

Gambar 2.2Struktur Organisasi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

21

Page 22: Laporan Lengkap

2.2.10 Tugas Pokok dan Fungsi

a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam

rumah sakit mempunyai fungsi :

1. Mewujudkan upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang

terintegrasi dan berkesinambungan.

2. Menciptakan upaya pendidikan yang menunjang pengembangan

SDM yang bermutu dan berkesinambungan.

3. Menciptakan upaya penelitian yang menunjang pemeliharaan

kesehatan dan pendidikan.

4. Menyelenggarakan jejaring rumah sakit yang mengemban tugas

pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

b. Uraian Tugas Pimpinan dan Staf Rumah Sakit

1. Dewan Pengawas

Dewan pengawas adalah unit non struktiral yang bersifat

independen, yang terdiri dari maksimal tiga orang yaitu wakil

pemilik, wakil dari institusi profesi dan wakil tokoh masyarakat dan

seseorang diantaranya diangkat menjadi ketua dewan pengawas.

Atasan langsung adalah Rektor Unhas sebagai pemilik dan bawahan

langsung adalah Direktur Utama.

22

Page 23: Laporan Lengkap

Adapun Tugas Pokok dari Dewan Pengawas yaitu :

a. Mensahkan visi, misi, falsafah, kebijakan, dan tujuan rumah sakit.

b. Menilai pelaksanaan rencana strategis.

c. Memberi arahan tentang Rencana Bisnis Strategik (RBS) dan

Rencana Bisnis Anggaran (RBA).

d. Menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran.

e. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan RBS dan RBA.

f. Meminta laporan direksi baik laporan berkala/ rutin maupun

laporan khusus.

g. Menyampaikan laporan, catatan dan nasehat kepada pemilik RS.

h. Membantu menyelesaikan masalah rumah sakit (bila dianggap

perlu).

i. Kerjasama dengan pemeriksa eksternal (BPK, akuntan Publik) dan

Internal (SPI).

Adapun fungsi dan kewenangan dari dewan pengawas yaitu :

a. Mengawasi pelaksanaan hak dan kewajiban rumah sakit

b. Mengawasi kepatuhan penerapan peraturan perundang-undangan

RS.

c. Memberikan nasehat kepada direksi dalam persiapan kelayakan

menjadi rumah sakit BLU.

d. Mengusulkan calon direksi rumah sakit kepada Rektor Unhas.

e. Melaporkan dengan segera kepada Rektor Unhas apabila terjadi

gejala menurunnya kinerja rumah sakit.

23

Page 24: Laporan Lengkap

2. Direktur Rumah Sakit

Direktur Rumah Sakit memiliki tugas memimpin

penyelenggaraan rumah sakit dalam upaya mewujudkan Rumah Sakit

Unhas sebagai pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan,

penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. Serta memiliki fungsi untuk

memimpin dan mengambil kebijakan strategic dalam

penyelenggaraan RS dan dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.

3. Direksi Rumah Sakit

a. Direktur Pelayanan

Direktur Pelayanan memiliki tugas memimpin penyususnan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan medik dan

pelayanan keperawatan. Adapun fungsi dari durektur pelayanan

adalah membuat kebijakan operasional dalam penyelenggaraan

fungsi direktorat pelayanan serta memimpin staf Direktorat

Pelayanan.

1. Bidang Medik

Tugas pokok dari bidang medik adalah memfasilitasi

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pelayanan medik

meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat

intensif, kamar operasi, rujukan medik dan rujukan kesehatan.

Serta memiliki fungsi mengkoordinir perencanaan dari semua

instalasi di bidang pelayanan medik, memfasilitasi penyusunan

Standar Operating Prosedure (SOP), Standar Pelayanan

24

Page 25: Laporan Lengkap

Minimal (SPM) dan alur proses di bidang pelayanan medik di

semua instalasi pelayanan rumah sakit, memfasilitasi

pelaksanaan evaluasi pelayanan medik, memfasilitasi

penyelenggaraan pendidikan dan penelitian di bidang pelayanan

medik (dokter muda, PPDS, dan super spesialis), serta

memimpin staf pelayanan medik.

2. Bidang Keperawatan

Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok memfasilitasi penyusunan

perencanaan dan memfasilitasi pelaksanaan pelayanan

keperawatan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat

darurat, rawat intensif, kamar operasi, dan home care. Serta

memiliki fungsi memiliki fungsi mengkoordinir perencanaan

dari semua instalasi di bidang pelayanan keperawatan,

memfasilitasi penyusunan Standar Operating Prosedure (SOP),

standar pelayanan minimal (SPM) dan alur proses di bidang

pelayanan keperawatan, memfasilitasi penyelenggaraan

pelayanan keperawatan di semua instalasi pelayanan rumah

sakit, memfasilitasi pelaksanaan evaluasi pelayanan

keperawatan, memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan

penelitian di bidang pelayanan keperawatan, serta memimpin

staf pelayanan keperawatan.

25

Page 26: Laporan Lengkap

b. Direktur Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian

Direktorat Pendidikan dan Pelatihan dipimpin oleh seorang

direktur yang atasan langsung adalah direktur utama dan bawahan

langsung adalah kepala Bidang Pendidikan, Kepala Bidang

Pelatihan dan Kepala Bidang Penelitian serta staf Direktorat

Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian.Serta memiliki fungsi dalam

membuat kebijakan operasional dalam penyelenggaraan fungsi

direktorat Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian, serta memimpin

staf direktorat Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian.

1. Bidang Pendidikan

Bidang Pendidikan mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sistem pendidikan.

Untuk melaksanaan tugasnya, Bidang pendidikan memiliki

fungsi yaitu menyusun perencanaan, menyusun SOP dan alur

proses pendidikan, mengelola penyelenggaraan pendidikan

meliputi medik, keperawatan dan kesehatan masyarakat,

melaksanakan evaluasi sistem pendidikan di RS serta

memimpin staf bidang pendidikan.

2. Bidang Pelatihan

Bidang Pelatihan mempunyai tugas untuk menyelenggarakan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem pelatihan.Untuk

melaksanakan tugasnya tersebut menyusun perencanaan ,

menyusun SOP dan alur proses pelatihan, mengelola

26

Page 27: Laporan Lengkap

penyelenggaraan pelatihan meliputi medik, keperawatan dan

kesehatan masyarakat, melaksanakan evaluasi sistem pelatihan

di RS serta memimpin staf bidang pelatihan.

3. Bidang Penelitian

Bidang Penelitian mempunyai tugas untuk menyelenggarakan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem penelitian .Untuk

melaksanakan tugasnya tersebut menyusun perencanaandi

bidang penelitian, menyusun SOP dan alur proses penelitian,

mengelola penyelenggaraan penelitian dengan fakultas

kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas kesehatan

masyarakat dan fakultas farmasi Unhas dan menjalin kerjasama

dengan lembaga/donor untuk memajukan penelitian, dan

melaksanakan evaluasi di bidang penelitian.

c. Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama

Direktur Pelayanan Penunjang dan Kerjasama memiliki tugas

memimpin penyelenggaraan penyusunan perencanaan,

pelaksanakan dan evaluasi pelayanan Penunjang dan

Kerjasama.Untuk melaksanakan tugasnya tersebut direktur

pelayanan Penunjang dan Kerjasama memiliki fungsi mengambil

kebijakan operasional dalam penyelenggaraan fungsi direktorat

Pelayanan Penunjang dan Kerjasama, serta memimpin staf

Direktorat Pelayanan Penunjang dan Kerjasama. Penyelenggaraan

penyusunan perencanaan.

27

Page 28: Laporan Lengkap

1. Bidang Pelayanan Penunjang

Bidang Pelayanan Penunjang mempunyai tugas dalam

memfasilitasi penyelenggaraan penyusunan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan penunjang (Farmasi,

Laboratorium,Radiologi, Gizi, dan CSSD). Adapun fungsi dan

kewenangan bidang Pelayanan Penunjang memfasilitasi

penyelenggaraan pelayanan penunjang.di semua instalasi

pelayanan penunjang dan memimpin staf bidang pelayanan

penunjang.

2. Bidang Pemasaran dan Kerjasama

Tugas pokok dari bidang pemasaran dan Kerjasama yaitu

menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sistem pemasaran RS, menyelenggarakan penyusunan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kerjasama RS

dengan pihak eksternal. Di samping itu memiliki fungsi dan

kewenangan jabatan yaitu:

a. Merencanakan produk pelayanan sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan masyarakat.

b. Merancang dan mengevaluasi strategi pemasaran berbasis

kebutuhan masyarakat.

c. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program

pemasaran yang terintegrasi untuk member nilai unggul.

28

Page 29: Laporan Lengkap

d. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program

kerjasama RS.

e. Memimpin staf bidang pemasaran dan kerjasama.

3. Direktur Administrasi Umum dan Keuangan

Direktur administrasi umum dan keuangan memiliki tugas

memimpin penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

administrasi umum dan keuangan. Untuk melaksanakan tugas

tersebut, direktur Administrasi Umum dan Keuangan memiliki

fungsi dan kewenangan jabatan yaitu: Membuat kebijakan

operasional dalam penyelenggaraan fungsi direktorat administrasi

umum dan keuangan serta memimpin Staf Direktorat Administrasi

Umum dan Keuangan.

1. Bidang Administrasi Umum

Bidang administrasi umum memiliki tugas pokok yaitu:

a. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

meliputi :

i. Ketatausahaan Administrasi

ii. SDM

iii. Logistik ( Perlengkapan Kantor)

iv. Hukum

b. Berkoordinasi dengan komite medik dan komite

keperawatan dalam membentuk panitia kredensial yaitu

panitia yang bertanggung jawab terhadap penentuan

29

Page 30: Laporan Lengkap

kompetensi dan kualifikasi tenaga dokter dan perawat di

RS saat perekrutan.

2. Bidang Keuangan

Bidang Kuangan memiliki tugas pokok yaitu

menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

keuangan RS meliputi anggaran pendapatan dan belanja RS

sesuai daftar Rencana Kegiatan (DRK), mobilisasi

dana,verifikasi dana dan akuntansi RS, pembelian dan KSO.

Untuk melaksanakan tugasnya tersebut bidang keuangan

memiliki fungsi:

a. Menyusun perencanaan anggaran rumah sakit

b. Merencanakan dan mengelola pendapatan/penerimaan

keuangan.

c. Mengelola efisien penggunaan dana.

d. Melaksanakan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, serta

mobilisasi dana.

e. Mengkoordinasikan pembuatan daftar usulan kegiatan dan

daftar isian kegiatan.

f. Melakukan purchasing dan mengelola sistem joint venture.

g. Mengelola asset RS

h. Melakukan evaluasi pengelolaan keuangan

30

Page 31: Laporan Lengkap

3. Bidang Perencanaan

Bidang Perencanaan mempunyai tugas pokok :

a. Mengkoordinir penyusunan Renstra dan perencanaan

tahunan.

b. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima

tahunan.

c. Memfasilitasi rapat forum koordinasi perencanaan.

Adapun fungsi dan kewenangan jabatan yaitu

mengkoordinasikan penyusunan perencanaan dan evaluasi

program dengan seluruh unit di RS dan memimpin staf bidang

perencanaan dan evaluasi.

4. Komite Klinik

Komite klinik memiliki tugas pokok yakni menetapkan standar

(pedoman diagnostik dan terapi, formularium serta model

manajemen keperawatan), membina SDM dalam “profesi” atau

fungsional termasuk pengembangan dan rencana pendidikan

profesi, menyusun tim kredensial, mengusulkan pelayanan baru,

mengusulkan alat medis, dan melaksanakan audit pelayanan

kewenangan profesi.

31

Page 32: Laporan Lengkap

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Komite Klinik memiliki

fungsi :

1. Memberikan saran kepada Direktur RS mengenai pelayanan

medik dan keperawatan.

2. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi

kedokteran dan etika keperawatan.

3. Menyusun standar profesi pelayanan medis dan standar

pelayanan keperawatan.

4. Menyusun standar mutu pelayanan medis dan pelayanan

keperawatan.

5. Menyusun tim yang bertugas menangani kasus-kasus pelayanan

medik dan keperawatan.

6. Membantu Direksi dalam mengatur dan meningkatkan mutu

pelayanan medis.

7. Berkoordinasi dengan bagian hukum untuk penanganan kasus-

kasus pelayanan medik dan segala bentuk malpraktek.

5. Komite Hospital Safety

Komite Hospital Safety memiliki tugas pokok yaitu merumuskan

standar patient safety, penjaminan mutu, K3, Infeksi Nosokomial

dan terapi rasional, menyusun program utama patiet safety,

penjaminan mutu K3, Infeksi Nosokomial dan terapi rasional, serta

melakukan audit kepatuhan terhadap standar. Untuk melaksanakan

tugasnya tersebut komite Hospital Safety memilikifungsi dan

32

Page 33: Laporan Lengkap

kewenangan jabatan yaitu menyusun tim akreditasi nasional dan

internasional RS, mengkoordinasikan persiapan akreditasi,

mengawasi pengelolaan building safety, patient safety dan staf

safety RS, serta mengawasi pengelolaan K3 dan Infeksi

nosokomial, mengawasi pemberian resep obat yang sesuai dengan

indikasi medis.

6. SPI

SPI mempunyai tugas membantu direktur utama dalam

melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan operasional RS,

membantu direktur utama dalam meningktkan corporate

governance rumah sakit terutama dengan efektifitas proses

pengendalian manajemen resiko, implementasi etika social dan

pengukuran kinerja rumah sakit, memberikan penilaian dan

rekomendasi kepada direktur utama agar kegiatan rumah sakit

mengarah pada pencapaian tujuan dan sasarannya secara efektif

dan efisien.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut, SPI memiliki fungsi

yaitu :

1. Melakukan pemeriksaan semua unsure pelaksana kegiatan di

lingkungan rumah sakit yang meliputi:pengelolaan administrasi

keuangan, administrasi pelayanan dan administrasi dan SDM.

33

Page 34: Laporan Lengkap

2. Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau

informasi tentang hambatan penyimpangan dan penyalahgunaan

wewenang.

3. Memberi saran dan alternatif pemecahan masalah kepada

direktur utama dalam hal terjadinya penyimpangan.

4. Melakukan pemantauan tindak lanjut dari hasil temuan aparat

pengawas internal dan eksternal.

7. SMF

SMF mempunyai tugas melakukan kegiatan medik sesuai dengan

jabatan fungsional dan kompetensi masing-masing berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengelola

kegiatan pendidikan, penelitian dan pelatihan yang berkaitan

dengan profesi.Untuk melaksnakan tugasnya tersebut SMF

memliki fungsi sebagai berikut :

1. Mengkoordinis anggotanya untuk melakukan kegiatan diagnose

penatalaksanaan penyakit dan penyuluhan.

2. Membantu komite medik menyusun pedoman, standar, dan

prosedur tetap (protap) dalam penyelenggaraan dan

pengendalian pelayanan medis.

3. Membantu komite medik memonitor dan mengawasi

penyelenggaraan pelayanan medis dalam rangka penjaminan

mutu dan pemeliharaan etika profesi.

34

Page 35: Laporan Lengkap

4. Melakukan kegiatan pendidikan kedokteran Strata satu, profesi,

spesialis dan subspesialis serta pengembangan profesi

berkelanjutan sesuai ketentuan yang berlaku.

8. Instalasi

Instalasi memiliki tugas pokok yakni menyelenggarakan kegiatan

pelayanan, pendidikan dan penelitian di semua instalasi rumah

sakit. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut Instalasi memiliki

fungsi yaitu menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk

menyelenggarakan kegiatan pelayanan baik pelayanan medik dan

pelayanan keperawatan dan kegiatan pelayanan penunjang.

2.3. Deskripsi Fisik dan Bangunan

Posisi gedung Rumah Sakit Universitas Hasanuddin yang strategis dan

tepat berada di jalur utama kota Makassar memberikan kemudahan akses

bagi bagi seluruh masyarakat untuk memanfaatkan semaksimal mungkin

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.

Alamat Lengkap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin :

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 11 Tamalanrea tepat di

pintu II Universitas Hasanuddin

Nomor Tlp : 0411-591331 (Managemen HUH)

0411-584461 (Spesialis Anak)

0411-580678 (Spesialis Mata)

35

Page 36: Laporan Lengkap

0411-586533 (Penyakit dalam)

0411-580110 (Bedah Saraf)

0411-318715 (Bedah Mulut)

0411-590737 (THT)

0411-582583 (Anastesi)

0411-585560 (Spesialis Saraf)

0411-590259 (Bedah Digestif)

0411-587772 (Bedah Urologi)

0411-590190 (Spesialis Orthopedy)

0411-586096 (Bedah Plastik)

0411-587107 (Onkologi)

0411-585859 (Obgyn)

0411-580100 (Bedah Anak)

0411-585706 (Bagian Ilmu Gizi)

0411-588379 (MARS)

0411-582678 (Patologi Klinik)

0411-591210 (IRD)

Faksimili : 0411-591332

Luas Bangunan : RS. Universitas Hasanuddin terdiri atas 6 gedung yang

terpisah :

1. Gedung A

Luas : 14.813.04 m2

36

Page 37: Laporan Lengkap

Peruntukan : Sebagai Pusat Pendidikan, Manajemen

Rumah Sakit, Trauma, One Day Care,

dan Poliklinik Spesialis.

2. Gedung B

Luas : 18.560.16 m2

Peruntukan : Sebagai Pusat ICU, COT, dan

Keperawatan

3. Gedung C

Luas : 13.441.48 m2

Peruntukan : Sebagai Pusat Poliklinik Spesialis

4. Gedung D

Luas : 11.122.00 m2

Peruntukan : Sebagai Pusat Akademik

5. Gedung E serta F

Luas : 28.000.00 m2

Peruntukan : Sebagai Pusat Pelayanan Cancer

Center (Oncologi)

Dari keenam bangunan gedung RS Unhas tersebut, pada saat kegiatan

residensi ini dilaksanakan untuk sementara gedung A yang baru dibangun

yang terdiri dari 7 lantai.

37

Page 38: Laporan Lengkap

1. Ruangan lantai 1 terdiri dari terdiri dari :

a. IRD

b. Ners Station IRD

c. COT / Operasi

d. Ruang Pemulihan

e. Rekam Medik

f. Radiologi

g. Laboratorium

h. Apotek

i. CSSD / Laundry

j. Ruang Maintenance

2. Ruangan lantai 2 Rumah Sakit Unhas terdiri dari :

a. Poliklinik Unhas

b. Poliklinik Perjanjian

c. Ruang Rawat Inap ( One Day Care)

d. Pantry Gizi

3. Ruangan lantai 3 Rumah Sakit Unhas terdiri dari :

a. Ruang Direktur

b. Ruang Manajemen Rumah Sakit

c. SMF Orthopedi

d. MARS

e. SMF Obgyn

38

Page 39: Laporan Lengkap

f. SMF Anak

4. Ruangan Lantai 4 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:

a. SMF Kulit dan Kelamin

b. SMF Neurologi

c. SMF Mata

d. MEU-Clearkship

e. Perpustakaan

f. Ruang Pertemuan A

g. Ruang Pertemuan B

h. SMF Patologi Klinik

i. SMF Patologi Anak

5. Ruangan Lantai 5 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:

a. SMF Gizi Klinik

b. SMF Anastesi

c. SMF Penyakit Dalam

d. SMF Jiwa

e. SMF THT / KL

f. Ruang Pertemuan C

g. Ruang Pertemuan D

h. Ruang Pertemuan E

i. CSSD / Laundry

39

Page 40: Laporan Lengkap

j. Ruang Kuliah I, II, dan III

6. Ruangan Lantai 6 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:

a. Laboratorium Nehri

b. FER

7. Ruangan Lantai 7 Rumah Sakit Unhas terdiri dari:

a. Rehabilitasi Medik

b. Untility

c. Kantin

40

Page 41: Laporan Lengkap

Gambar 2.3

Denah Ruangan Lantai 1 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

41

Page 42: Laporan Lengkap

Gambar 2.4

Denah Ruangan Lantai 2 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010 Sumber : Data Sekunder, 2010

42

Page 43: Laporan Lengkap

Gambar 2.5Denah Ruangan Lantai 3 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

43

Page 44: Laporan Lengkap

Gambar 2.6

Denah Ruangan Lantai 4 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

44

Page 45: Laporan Lengkap

Gambar 2.7Denah Ruangan Lantai 5 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

45

Page 46: Laporan Lengkap

Gambar 2.8

Denah Ruangan Lantai 6 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

46

Page 47: Laporan Lengkap

Gambar 2.9Denah Ruangan Lantai 7 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder, 2010

47

Page 48: Laporan Lengkap

2.4. Deskripsi Kegiatan

Pelayanan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin terdiri dari :

2.4.1. Kegiatan Pelayanan Unggulan

1. Trauma Center

Trauma center adalah serangkaian pelayanan yang melibatkan

beberapa fasilitas di dalam rumah sakit, mulai dari pre hospital

(ambulans), IGD, pelayanan penunjang diagnostic 24 jam (lab,

radiologi,dsb), ICU, Rawat inap, pelayanan farmasi 24 jam, rehabilitasi

medik hingga pasca hospital yang terintegrasi dalam suatu sistem yang

saling terkait.

2. Ophthalmologi (kesehatan mata)

Pelayanan operasi katarak dengan metode canggih yaitu

Fakoemulsifikasi dimana operasi katarak dapat dilakukan tanpa jahitan

dengan masa pulih yang relatif singkat.

3. Onkologi (Kanker Center)

Pelayanan kanker center yang tersedia menawarkan pengobatan

berkualitas tinggi dengan perawatan yang intensif sesuai dengan

tingkat stadium penderita.

4. Saraf dan Neurointervensi

Pelayanan bedah saraf kami terdiri dari tim ahliyang sangat terlatih dan

kami telah mencapai status sebagai pusat rujukan tersier regional serta

kami bertujuan untuk membangun reputasi internasional untuk kedua

keunggulan klinik dan akademik.

48

Page 49: Laporan Lengkap

5. Bayi Tabung (FEA)

Teknologi bayi tabung sebagai salah satu unggulan rumah sakit

Universitas Hasanuddin kini dikembangkan untuk menjadi yang

terbaik dan terdepan di kawasan timur Indonesia.

6. Diagnostic Dini dengan Pemeriksaan Biomolekular

Pelayanan diagnosis dini merupakan merupakan pelayanan untuk

mengetahuisecara dini jenis penyakit atau gejala awal penyebab

penyakit melalui pemeriksaan Biomolekular yang terpadu sehingga

dengan demikian dapat diketahui sedetail mungkin jenis penyakit,

peluang sembuh dan jenis tindakan yang akan diberikan kepada pasien.

2.4.2. Pelayanan Medik

1. IRD 24 jam

Pelayanan IRD 24 jam meliputi seluruh kasus gawat darurat dalam hal

ini kasus trauma, kecelakaan lalu lintas, bencana alam dan sebagainya.

2. Poliklinik Spesialis

Pelayanan gawat jalan meliputi poliklinik umum, poliklinik spesialis

bedah (b.othopedi, b.urologi, b.anak, b.saraf, b.digestif, b.plastik, b.

onkologi, dan b.thorax) dan poliklinik spesialis non bedah (mata, THT,

penyakit dalam, obgyn, anak, gigi dan saraf + EEG).

49

Page 50: Laporan Lengkap

3. One Day care

Pelayanan pasien rawat inap dalam kondisi tertentu dimana maksimal

selama satu hari (24 jam).

4. Pelayanan Ruang Operasi

Ruang operasi yang tersedia berstandar internasional dan merupakan

satu-satunya terbaik di kawasan Indonesia timur. Udara yang terdapat

dalam ruang operasi telah melalui 4 kali penyaringan sehingga sangat

steril dan kondisi tekanan udara yang stabil sehingga tidak

memungkinkan udara luar masuk ke ruang operasi, pelayanan tindakan

operasi meliputi semua tindakan operasi besar, sedang dan kecil baik

secara efektif maupun cito.

5. Interventional Pain Management

Seiring dengan semakin meningkatnya prevalensi nyeri kronik cancer

maupun non-cancer maka RS Pendidikan Universitas Hasanuddin

mengembangkan pelayanan nyeri kronik kepada para penderita nyeri

kronik seperti nyeri kanker, nyeri tulang belakang (back pain), nyeri

miofasial dan nyeri kronik lainnya. Dan steroid intraarticular (facet

joint) serta tindakan intervensi lainnya. Untuk itu RS pendidikan Unhas

melaksanakan pelayanan nyeri kronik dengan menggunakan teknik-

teknik internasional pain tersebut dengan menggunakan peralatan

terbaru seperti C-arm fluoroscopy guide dan ultrasound guide dalam

penanganan nyeri.

50

Page 51: Laporan Lengkap

6. Inhouse Klinik

Pelayanan inhouse klinik yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tinggkat pertama khusus pada suatu perusahaan tertentu untuk

karyawan dan keluargaanya dalam waktu tertentu.

7. Home Care

Pelayanan medis dengan kunjungan langsung oleh petugas medis ke

rumah pasien atas permintaan pasien dengan pertimbangan tertentu,

dimana kondisi pasien tidak memungkinkan untuk melakukan

perjalanan atau berobat ke rumah sakit.

2.4.3. Pelayanan Penunjang Medik

1. Instalasi Laboratorium

Dengan menggunakan mesin teknologi canggih, kini telah dapat

melayani semua jenis pemeriksaan laboratorium yang meliputi

hematologi klinik, klinik rutin, mikrobiologi klinik, kimia klinik,

imunoserologi klinik, parasitrologi, patologi anatomi dan patologi

klinik.

2. Instalasi Radiologi

Dengan menggunakan teknologi mesin ICR terkini, menghasilkan foto

rontgen yang lebih cepat, tajam dengan tingkat akurasi sangat tinggi

untuk semua jenis pemeriksaan radiologi meliputi : foto thorax, foto

tulang, CT scan, dan sebagainya.

51

Page 52: Laporan Lengkap

3. Instalasi Farmasi

Sistem manajemen stock yang stabil menjamin ketersediaan setiap

jenis obat dalam jumlah yang memadai. Selain itu, instalasi farmasi

juga melayani resep luar maupun obat bebas selama 24 jam kepada

seluruh lapisan masyarakat.

4. Instalasi CSSD dan Laundry

Dukungan peralatan canggih terkini dan kapasitas yang sangat besar,

sehingga dapat melayani kebutuhan sterilisasi alat kesehatan dan

ketersediaan linen sesuai dengan standar yang berlaku.

5. Instalasi Gizi

Selain melayani pemenuhan gizi pasien sesuai dengan diet, juga

melayani konsultasi gizi yang direkomendasikan oleh dokter maupun

atas permintaan sendiri. Untuk sementara instalasi gizi bekerjasama

dengan RS Wahidin Sudiro Husodo.

6. Ambulans

Layanan ambulans 24 jam yang dapat dimanfaatkan dalam kondisi

emergency, dukungan peralatan yang lengkap serta petugas yang

terampil memungkinkan ambulans sebagai rumah sakit berjalan.

2.4.4 Pelayanan Penunjang Non Medik

2.4.4.1. Pengadaan dan Perlengkapan

2.4.4.1.1. ATK

i. Pengadaan ATK Rumah Sakit

52

Page 53: Laporan Lengkap

ii. Menerima ATK dari rekanan

iii. Menginput ATK yang masuk dari rekanan

iv. Melayani permintaan ATK dari tiap-tiap bagian

v. Menginput daftar pengeluaran ATK Rumah sakit

vi. Pengadaan kebutuhan peralatan kantor lainnya

vii. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung

2.4.4.1.2. Inventaris

i. Pengadaan Inventaris Rumah Sakit

ii. Mendata dan mencatat barang inventaris Rumah Sakit

iii. Menerima barang inventaris dari Rekanan

iv. Menginput barang inventaris dari rekanan

v. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung

2.4.4.2. Maintance

a. Mekanikal

i. Pengecheckan kebocoran

ii. Mengontrol pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift

iii. Pengecheckan air bersih

iv. Memperbaiki WC

v. Pengecheckan Pompa Air

vi. Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung

b. Telekomunikasi

i. Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit

53

Page 54: Laporan Lengkap

ii. Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja

iii. Pemasangan Pesawat Telepon

iv. Pemasangan Line Internet

v. Monitoring peralatan elektronik

vi. Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung

c. Elektrikal

i. Mengecheck lampu, AC, Pompa dan Tangki Air

ii. Mengecheck saringan udara AC

iii. Pemasangan Instalasi Terminal Listrik

iv. Memperbaiki Saklar

v. Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung

2.4.4.3. Pemeliharaan Gedung

a. Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan

telah digunakan

b. Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran air,wastafel, dll)

c. Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit

d. Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung

54

Page 55: Laporan Lengkap

2.5. Kinerja Kegiatan

Tabel 2. 4Kinerja Kegiatan Pelayanan Medik dan Penunjang Medik

RS. Unhas Makassar, Tahun 2010

UnitTotal

Total

Baru Lama

IRD 119 11 130

POLI 20 12 32

LAB 89 0 89

RADIOLOGI 0 0 0

OK 8 0 8

JUMLAH 236 23 269

Sumber : Data Sekunder RS.Unhas, 2010

Berdasarkan tabel 2.4 dapat diketahui bahwa beberapa pelayanan

medik dan non medik yang telah beroperasi di Rumah Sakit Unhas adalah

IRD, Poli, Laboratorium, Radiologi, dan OK. Dari tabel di atas diketahui

bahwa Jumlah Kunjungan pada unit IRD terjadi peningkatan setiap

bulannya demikian pula dengan Poli, Lab dan OK. Adapun Radiologi

pada dasarnya telah beroperasi namun terdapat beberapa kendala dalam

pelaksanaannya.

55

Page 56: Laporan Lengkap

2.5.1 Kinerja Pelayanan Medik

2.5.1.1 Rawat Jalan

Tabel 2.5Jumlah Pasien yang Mengambil Surat Keterangan Sehat

Rumah Sakit Unhas Makassar, Tahun 2010

No. Bulan Jumlah Pasien

1. November 15 Orang

2. Desember 17 Orang

Sumber : Data Rawat Jalan RS Unhas, 2010

Berdasarkan Tabel 2.5 diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien

yang mengambil surat keterangan sehat terjadi peningkatan dari bulan

November ke bulan desember yakni sebanyak 2 pasien.

Tabel 2.6Jumlah Pemeriksaan Poli Interna RS. Unhas Makassar, Tahun 2010

No. Bulan Jumlah Pasien

1. Oktober 4

2. November 3

3. Desember 4

Sumber : Data Poli Interna RS Unhas, 2010

Berdasarkan tabel 2.6 di atas diketahui bahwa jumlah pemeriksaan

pasien poli selama tiga bulan yakni bulan Oktober hingga bulan Desember

tahun 2010 terjadi peningkatan dan penurunan. Penurunan terjadi dari

bulan oktober ke bulan November dan peningkatan terjadi dari bulan

56

Page 57: Laporan Lengkap

November hingga bulan desember. Meskipun pada dasarnya penurunan

dan peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan.

2.5.1.2 IRD

Tabel 2.7Sepuluh Diagnosa Penyakit Terbanyak di IRD RS.Unhas Makassar

pada Bulan September-Desember Tahun 2010

No. Penyakit Jumlah

1. Demam (Febris,CC) 21

2. Trauma Capitis 16

3. Luka Robek 10

4. Patah Tulang 7

5. Keracunan 6

6. Luka Lecet 5

7. Sakit Kepala 4

8. Demam Berdarah 3

9. Luka Tusuk 3

10. Usus Buntu 2

Sumber : IRD RS Unhas, 2010

Berdasarkan tabel 2.7 diketahui bahwa pada umumnya pasien yang

datang ke IRD RS.Unhas pada umumnya adalah pasien dengan diagnosa

57

Page 58: Laporan Lengkap

demam, dan diagnose pasien ternyak untuk bulan September-desember

adalah febris yakni sebanyak 21 orang.

Tabel 2.8Distribusi Kunjungan Pasien RS. Unhas

Pada Bulan September – Desember, Tahun 2010

No. Kunjungan Pasien

Sept. Okt. Nov. Des. Jumlah %

1. Pasien Baru 10 34 45 30 119 91,5

2. Pasien Lama 0 4 6 1 11 8,5

TOTAL 10 38 51 31 130 100

Sumber : Data IRD RS Unhas, 2010

Berdasarkan tabel 2.8 diketahui bahwa jumlah kunjungan IRD RS

Unhas mengalami peningkatan selama empat bulan sejak beroperasi.

Dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien baru lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien lama yakni mencapai 119

orang atau 91,5%.

Tabel 2.9Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Pelayanan

Pada Bulan September – Desember, Tahun 2010

No.Jenis

PelayananSept. Okt. Nov. Des. %

1. Bedah 10 14 28 17 53,08

2. Non Bedah - 24 23 14 46,92

TOTAL 10 38 51 31 100

Sumber : Data IRD RS Unhas, 2010

58

Page 59: Laporan Lengkap

Berdasarkan data tabel 2.9 diketahui bahwa pasien bedah merupakan

pasien terbanyak yang mendapatkan pelayanan perawatan di IRD,

sebanyak 69 pasien, sementara pasien non bedah sebanyak 61 pasien. Dari

data tersebut dapat diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang

signifikan antara pasien bedah dan non bedah.

Tabel 2.10 Pencapaian Indikator Mutu dan Efisiensi Pelayanan Ruang Perawatan IRD RS Unhas, Makassar Pada Bulan September-Desember, Tahun 2010

No Variabel Sep Okt Nov Des

1. BOR RS (%) 4.58 13.30 14.58 20.58

2. Av LOS (hari) 4 4 4 4

3. BTO (orang) 1 4 4 7

4. TOI (hari) 76 23 23 14

5. GDR (per 1000 orang) 0 0 0 0

6. NDR (per 1000 orang) 0 0 0 0

Sumber : Hasil Olahan Penulis

Dari tabel 2.10, diketahui bahwa Ruang Perawatan IRD Rumah Sakit

unhas hingga empat bulan setelah beroperasi memiliki BOR hanya

mencapai 4,58 % pada bulan September dan mengalami peningkatan

hingga 20,58% pada bulan Desember. Hal ini berarti menunjukkan bahwa

pemakaian tempat tidur pada ruang perawatan IRD meningkat seiap

bulannya hingga bulan desember tahun 2010. Adapun AvLOS nya dari

59

Page 60: Laporan Lengkap

bulan September hingga bulan desember tahun 2010 yakni selama 4 hari.

Hal ini berarti bahwa rata-rata lama pasien tersebut dirawat di ruang

perawatan IRD RS.Unhas sebanyak 4 hari. Untuk BTO Ruang perawatan

IRD RS.Unhas pada bulan September hanya mencapai 1 orang dan pada

bulan oktober dan November meningkat menjadi 4 orang dan kemudian

terjadi lagi peningkatan pada bulan desember yakni sebanyak 7 orang.

Sedangkan TOI Ruang perawatan IRD RS.Unhas dari bulan September

hingga bulan desember mengalami penurunan yakni dari 73 hari hingga 14

hari di bulan desember. Hal ini merupakan kondisi yang baik yang

menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong di ruang

perawatan semakin kecil. Hal ini tentunya berarti pemanfaatan tempat

tidur tersebut meningkat dari bulan September hingga desember

Sedangkan GDR, dan NDR Perawatan IRD Rumah Sakit Unhas

mencapai 0 % yang menunjukkan tingkat kematian pasien IRD Rumah

Sakit Unhas masih belum ada hingga empat bulan beroperasi dan mutu

pelayanan yang baik kepada pasien yang pada umumnya adalah pasien

trauma sebagaimana focus pelayanan dari rumah sakit unhas untuk masa

beroperasi selama empat bulan.

60

Page 61: Laporan Lengkap

2.5.1.3 OK

Tabel 2.11 Kegiatan Pelayanan Unit OK RS. Unhas Pada Bulan Juni – Desember, Tahun 2010

No Jenis Kegiatan Total

Jenis Operasi

1 Operasi Besar 8

2 Operasi Sedang 4

3 Operasi Kecil 0

Jenis Anastesi

1 Anastesi Umum 9

2 Anastesi Lokal 0

3 Anastesi Spinal 3

Jenis Pembedahan

1 Bedah Orthopedi 7

2 Bedah Urologi 0

3 Bedah Anak 0

4 Bedah Saraf 3

5 Bedah Digestif 1

6 Bedah Plastik 0

7 Bedah Onkologi 1

8 Bedah Thorax 0

9 Lain – lain 0

Sumber: Data Unit OK RS Unhas, 2010

61

Page 62: Laporan Lengkap

Berdasarkan tabel 2.11 diketahui bahwa berdasarkan jenis operasi

yang banyak dilakukan di unit OK RS.Unhas yaitu operasi besar, bahkan

tidak pernah dilakukan operasi kecil dari bulan Juli hingga Desember.

Sedangkan berdasarkan jenis anestesi yang paling banyak dilakukan

adalah jenis anestesi umum. Adapun jenis anestesi yang tidak pernah

dilakukan adalah anestesi lokal. Dari segi jenis pembedahan, bedah yang

paling sering dilakukan adalah bedah orthopedi.

62

Page 63: Laporan Lengkap

2.6 Sumber Daya

2.6.1. Sumber Daya Manusia

Tabel 2.12Daftar Ketenagaan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar

Tahun 2010

Jenis Tenaga PNS CPNS Kontrak Honorer Jumlah

Tenaga Medis

Dokter Umum 9 2 2 0 13

Dokter Spesialis 8 0 0 0 8

Sub Total 17 2 2 0 21

Tenaga Keperawatan

D I – S G P 0 0 0 0 0

D III – Keperawatan 0 0 4 0 4

S1 Keperawatan 0 13 1 1 15

Sub Total 0 13 5 1 19

63

Page 64: Laporan Lengkap

Tenaga Kefarmasian

Apoteker 1 4 1 0 6

Asisten Apoteker 0 0 1 0 1

Sub Total 1 4 2 0 7

Tenaga Gizi

D3-Gizi 0 5 2 0 7

Sub Total 0 5 2 0 7

Tenaga Kesehatan Masyarakat

S1 Kesmas 1 1 3 0 5

Sub Total 1 1 3 0 5

Tenaga Keteknisan Medis

D III-Rekam Medik 0 0 2 0 2

D III-Radiologi 1 5 0 0 6

Evakuator 0 0 3 0 3

64

Page 65: Laporan Lengkap

CSSD & Laundry 0 0 2 0 2

Sub Total 1 5 7 0 13

Tenaga Non Kesehatan

S1-Akuntansi 2 5 8 1 16

D3-Akuntansi 0 0 1 0 1

S1-Hukum 1 0 0 0 1

S1- Kesejahteraan Sosial 1 0 0 0 1

SMA 0 0 4 0 4

Sub Total 4 5 13 1 23

Sumber : Data Bidang SDM RS Unhas, 2010

65

Page 66: Laporan Lengkap

2.6.2. Sarana dan PrasaranaTabel 2.13

Daftar Inventaris Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar,Tahun 2010

NO NAMA BARANGKETERANGAN

Jumlah Unit

1 Meja Makan Bundar 5 Buah

2 Kursi Makan 85 Buah

3 LT. Comp. Table SM21714 Ebony-SM 9 Buah

4 Office Chair "New" Roes-101 Black 2 Buah

5 Roes 703A Office Chair Red 2 Buah

6 Office Chair Z1101 A Witharm_Black 19 Buah

7 Office Chair Z1101 A Witharm Black/ Red

14 Buah

8 Executive Table SM16B, Ebony 4 Buah

9 KV Meeting Table Maple A2412 (U/3) 2 Buah

10 KV Workstation Grey KV-1407-4 (U/7) 2 Buah

11 Mobile Pedestal Maple 40X50X63 CM 8 Buah

12 Kursi Tunggu tanpa sandaran 4 Buah

13 Rak Sepatu 2 Buah

14 Loker 6 Pintu 2 Buah

15 Loker 9 Pintu 2 Buah

16 Kursi Putar Roes 102 8 Buah

17 Meja Konsultasi Dokter (EX Modena) 4 Buah

18 Kursi Dokter 4 Buah

19 Kursi Konsultasi Pasien 8 Buah

66

Page 67: Laporan Lengkap

NO NAMA BARANGKETERANGAN

Jumlah Unit

20 2S Sofa LRM/PVC Colour Black 1 Buah

21 3S Sofa LRM/PVC Colour Black 1 Buah

22 Filling Cabinet 5 Buah

23 Kursi Tunggu Panjang 4 Buah

24 Executive Table SM589816 1 Buah

25 Kursi Tunggu 4 seat, Colour Blue 2 Buah

26 Kursi Tunggu 4 seat, Colour Blue 2 Buah

27 Meja Receptionis 5 Buah

28 Meja Counter, Multipleks Lapisan Sungkai

1 Buah

29 Meja segi empat 6 Buah

30 Meja Bundar 4 Buah

31 Kursi 36 Buah

32 Kursi Direktur 1 Buah

33 Tupperware uk L40 cm P60cm T40cm 6 Buah

34 Meja 1 Buah

35 Meja 1 Buah

36 Lemari 1 Buah

37 Papan Tulis White Board + Stand 2 Buah

38 Sendok makan S/S 1102-2 4 Lusin

39 Garpu Makan S/S 1102-16 4 Lusin

40 Sendok The S/S Cos Dubari 1 Lusin

67

Page 68: Laporan Lengkap

NO NAMA BARANGKETERANGAN

Jumlah Unit

41 Sendok Set Viera 1 Lusin

42 Slocky Goblet Regal 33 CL 1 Lusin

43 Dinner Plate 10,5" GD 1 Lusin

44 Toples Oval Biru 3 Buah

45 Piring kue segi 5" Lis Mas 2 Lusin

46 Cangkir sango putih mas 2 Lusin

Sumber : Data Sekunder, 2010

2.7 Kebijakan

1. Perubahan mindset melalui internalisasi core value dan operasional value

dalam membangun budaya organisasi serta pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan yang tersertifikasi dan berstandar internasional (1).

2. Perekrutan tenaga administrasi dan tenaga fungsional diupayakan dari

internal unhas dan tenaga kontrak yang memiliki keterpaduan kopentensi

pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan (1).

3. Pengembangan produk terpadu (pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan

kesehatan) (3,4).

4. Penyelenggaraan operasional Rumah sakit berdasarkan continous Quality

improvement (4).

5. Penerapan model praktek keperawatan profesional secara benar dan

konsisten (1,2)

68

Page 69: Laporan Lengkap

6. Pengolahan pajak jasa pelayanan diserahkan pada individu masing-

masing (2)

7. Pengembangan bangunan fisik disesuaikan dengan pelayanan yang akan

dilaksanakan secara bertahap :

a. Gedung A mulai beroperasi Tahun 2010

b. Gedung B dan C mulai beroperasi 2012 (2)

8. Pengembangan penelitian yang dilakukan adalah bersifat translational

research (2).

9. Pengembangan pelayanan berdasarkan kesepakatan dengan RSWS, yaitu

6 center (trauma center, eye center, cancer center, cardiac center, FER

center, neuro intervention center) (4).

10. Kebijakan tentang status rumah sakit (lembaga atau BLU) yang

mempengaruhi otonomi pengelolaan keuangan (1,2,3,4,5).

11. Struktur organisasi mengacu pada visi dan misi RS dan disahkan oleh

rektor Universitas hasanuddin sebagai pemilik (1, 2,3,4,5)

12. Pengelolaan RS berdasarkan kebijakan kementrian pendidikan,

kementrian kesehatan, dan kementrian keuangan. (1,2,3,4,5)

13. Dewan pengawas terdiri dari unsur profesi, pemilik, dan tokoh

masyarakat(1,2,3,4,5)

14. Penilaian kinerja RS berdasarkan metode BSC (1,2,3,4,5)

69

Page 70: Laporan Lengkap

BAB IIIGAMBARAN ALUR PROSES PELAYANAN

RUMAH SAKIT UNIVERITAS HASANUDDIN MAKASSARTAHUN 2011

A. PELAYANAN MEDIK

1. INSTALASI RAWAT INAP ( POLI KLINIK INTERNA)

1.1 Master Chart Instalasi Rawat Inap RS.Unhas

1. Pasien yang datang , baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari

dokter praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.

2. Jika pasien merupakan pasien lama (sudah pernah berobat sebelumnya

di RS. Unhas), maka petugas RM akan mengambilkan rekam medis

pasien. Jika pasien merupakan pasien baru, maka pasien akan mengisi

form data identitas pasien untuk dibuatkan berkas rekam medis. Khusus

pasien baru yang gawat darurat, form data identitas pasien dapat diisi

setelah pasien ditindaki di IRD atau diisi langsung oleh keluarga pasien.

3. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran umum maka

dapat diberikan pelayanan perawatan dan pengobatan.

4. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran jaminan maka

petugas admission terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap berkas

pasien sebelum mendapatkan persetujuan jaminan pemberian

pelayanan.

5. Khusus pasien gawat darurat, pendataan sistem pembayaran pasien atau

pengurusan berkas jaminan dapat dilakukan setelah pasien ditindaki di

IRD atau dilakukan langsung oleh keluarga pasien.

70

Page 71: Laporan Lengkap

6. Pasien dari poliklinik atau IRD yang telah ditindaki dan memerlukan

perawatan inap akan diberi pengantar ke instalasi rawat inap untuk

mendapatkan perawatan daan pengobatan lanjutan.

7. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium,

Radiologi, Gizi, dan Lab. Nehri) selama perawatan dan pengobatan di

instalasi rawat inap maka akan dibuatkan surat pengantar pemeriksaan

pasien oleh dokter.

8. Pasien yang masih perlu perawatan lanjutan akan tetap mendapatkan

perawatan dan pengobatan di instalasi rawat inap.

71

Page 72: Laporan Lengkap

Gambar 3.1Master Chart Instalasi Rawat Inap RS.UNHAS Tahun 2011

72

Page 73: Laporan Lengkap

1.2 Lampiran

1.2.1 Alur Proses Pasien Rawat Inap dengan Sistem Pembayaran Jaminan

1. Pasien yang datang dengan sistem bayaran jaminan ke bagian admission

untuk pendaftaran data diri pasien

2. Pasien kemudian akan diperiksa kelengkapan berkas jaminannya (Surat

pengantar dan KTP). Jika berkas jaminan pasien tidak lengkap, maka

pasien berkewajiban untuk melengkapinya.

3. Setelah berkas jaminan pasien lengkap, maka pasien mendapatkan

persetujuan jaminan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di

Instalasi rawat inap RS. Unhas

4. Perawat di Instalasi rawat inap akan mencatat segala macam tindakan

medis yang diberikan ke pasien untuk keperluan rekam medis pasien.

5. Setelah pasien sembuh, pihak kasir akan melakukan verifikasi nilai

tagihan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien yang sistem

jaminan. Pasien kemudian membayar sisa tagihan pelayanan yang telah

diverifikasi berdasarkan jenis jaminannya (Jamsostek, Zakira

Healthcare, dan Sinar mas).

6. Pasien kemudian diperbolehkan pulang jika segala kewajiban pasien

telah dipenuhi

73

Page 74: Laporan Lengkap

Gambar 3.2Alur Proses Pasien Rawat Inap dengan Sistem Pembayaran

Jaminan RS.UNHAS Tahun 2011

74

Page 75: Laporan Lengkap

1.2.2. Alur Proses Pasien Rawat Inap dari Poliklinik

1. Pasien yang datang, baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter

praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.

2. Kemudian pasien dipersilahkan ke poliklinik untuk mendapatkan

tindakan / pelayanan medis sesuai dengan keluhan pasien

3. Apabila diperlukan, dokter akan membuat surat pengantar pemeriksaan

penunjang ke unit lain untuk pasien.

4. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien poliklinik

perlu perawatan inap maka dokter akan membuatkan surat pengantar ke

Instalasi Rawat Inap.

5. Pasien ke ruang rawat inap

75

Page 76: Laporan Lengkap

Gambar 3.3Alur Proses Pasien Rawat Inap dari Poliklinik RS.UNHAS Tahun 2011

76

Page 77: Laporan Lengkap

1.2.3 Alur Proses Pasien Rawat Inap dari IRD

1. Pasien yang datang, baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter

praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien. Apabila

pasien tidak memungkinkan untuk didaftar terlebih dahulu oleh

admission, maka proses pendaftaran dilakukan setelah pasien

mendapatkan tindakan di IRD atau pendaftaran dilakukan oleh keluarga

pasien

2. Pasien yang masuk ke IRD di triase terlebih dahulu untuk menentukan

tingkat keparahan dan tindakan yang akan diberikan ke pasien.

3. Apabila setelah tindakan medis pasien tidak memerlukan perawatan inap

maka pasien dapat melakukan rawat jalan atau pulang.

4. Apabila pasien memerlukan perawatan inap maka pasien sentral opname

membuat surat opname yang ditujukan ke perawat di instalasi rawat inap

5. Pasien diantar ke ruang rawat inap

77

Page 78: Laporan Lengkap

Gambar 3.4Alur Proses Pasien Rawat Inap dari IRD RS.UNHAS Tahun 2011

78

Page 79: Laporan Lengkap

1.2.4. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium.

3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium .

4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan ke ruang rawat inap

untuk mengambil sampel / specimen.

5. Sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan

6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil

tersebut ke dokter / perawat di instalasi rawat inap.

79

Page 80: Laporan Lengkap

Gambar 3.4Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium RS.UNHAS

Tahun 2011

80

Page 81: Laporan Lengkap

1.2.5. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Radiologi

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan radiologi.

3. Surat pengantar dari dokter dan pasien diantarkan ke Instalasi radiologi

oleh perawat.

4. Radiografer menerima surat pengantar dari dokter dan melakukan foto

terhadap pasien

5. Pasien kembali ke ruang rawat inap dan radiografer memproses film hasil

foto pasien

6. Hasil foto diserahkan ke dokter dan pembacaan hasil oleh dokter

7. Hasil foto diberikan ke pasien / keluarga pasien

81

Page 82: Laporan Lengkap

Gambar 3.5Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Radiologi RS.UNHAS

Tahun 2011

82

Page 83: Laporan Lengkap

1.2.6. Alur Proses Pengadaan Makanan Pasien Rawat Inap dari Pantry Gizi

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat hasil diagnosi terhadap pasien dan membuat form

pengajuan gizi pasien.

3. Penentuan porsi makanan / cakupan gizi sesuai dengan form yang diisi

dokter oleh pihak RS. Wahidin (RS. Unhas belum memiliki Inst. Gizi

maka dilakukan sistem order makanan dari RSWS)

4. Pembuatan dan order makanan dari RSWS ke pantry gizi RS. Unhas

5. Staf Pantry Gizi mendistribusikan makanan ke pasien sesuai dengan

anjuran dokter.

83

Page 84: Laporan Lengkap

Gambar 3.6Alur Proses Pengadaan Makanan Pasien Rawat Inap dari Pantry Gizi

84

Page 85: Laporan Lengkap

1.2.7. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium Nechri

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium

nechri.

3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium nechri.

4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan ke ruang rawat inap

untuk mengambil sampel / specimen.

5. Sampel dibawa ke laboratorium nechri dan dilakukan pemeriksaan

6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil

tersebut ke dokter / perawat di instalasi rawat inap.

85

Page 86: Laporan Lengkap

Gambar 3.7Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Laboratorium Nechri RS.UNHAS

Tahun 2011

86

Page 87: Laporan Lengkap

1.2.8. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Apotik

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat resep obat untuk membantu penyembuhan pasien.

3. Perawat membawa resep obat ke apotik untuk mengambil obat dan

memberikan ke pasien.

4. Obat dari apotik diterima pasien di rawat inap.

.

Gambar 3.8Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Apotik RS.UNHAS Tahun 2011

87

Page 88: Laporan Lengkap

1.2.9. Alur Proses Pasien Rawat Inap yang Meninggal

1. Pasien di instalasi rawat inap diberikan tindakan medis oleh dokter

meninggal akibat penyakitnya.

2. Dokter mengisi form sebab kematian yang akan dimasukkan dalam

rekam medis pasien.

3. Pihak RS kemudian membuat surat kematian pasien.

4. Ambulance mengantar jenazah ke rumah duka.

Gambar 3.9Alur Proses Pasien Rawat Inap yang Meninggal RS.UNHAS

Tahun 2011

88

Page 89: Laporan Lengkap

2. INSTALASI RAWAT JALAN ( POLIKLINIK INTERNA )

2.1 Master Chart Instalasi Rawat Jalan Rs. Unhas

1. Pasien yang datang , baik pasien biasa maupun pasien rujukan dari dokter

praktik, ke bagian admission untuk didaftar identitas pasien.

2. Jika pasien merupakan pasien lama (sudah pernah berobat sebelumnya di

RS. Unhas), maka petugas RM akan mengambilkan rekam medis pasien.

Jika pasien merupakan pasien baru, maka pasien akan mengisi form data

identitas pasien untuk dibuatkan berkas rekam medis.

3. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran umum maka

dapat diberikan pelayanan perawatan dan pengobatan.

4. Jika pasien merupakan pasien dengan sistem pembayaran jaminan maka

petugas admission terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap berkas

pasien sebelum mendapatkan persetujuan jaminan pemberian pelayanan

di Poliklinik Interna.

5. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium,

Radiologi, dan Lab. Nechri) selama pelayanan medis di poliklinik maka

akan dibuatkan surat pengantar pemeriksaan pasien oleh dokter spesialis

Interna.

6. Pasien yang memerlukan perawatan inap akan diantar ke instalasi rawat

inap.

7. Jika pasien mulai membaik (tidak memerlukan perawatan inap lagi)

maka dokter akan membuatkan resep obat untuk pasien.

89

Page 90: Laporan Lengkap

8. Pasien menebus resep obat ke apotik dan pasien kemudian berkewajiban

membayar biaya pelayanan RS ke kasir dan mendapatkan bukti

pembayaran.

9. Jika persyaratan telah dipenuhi, pasien diperbolehkan pulang.

Gambar 4.10Master Chart Instalasi Rawat Jalan Rs. Unhas RS.UNHAS Tahun 2011

90

Page 91: Laporan Lengkap

2.2 Lampiran

2.2.1. Alur Proses Pasien Rawat Jalan dengan Sistem Pembayaran Jaminan

1. Pasien yang datang dengan sistem bayaran jaminan ke bagian admission

untuk pendaftaran data diri pasien

2. Pasien kemudian akan diperiksa kelengkapan berkas jaminannya (Surat

pengantar dan KTP). Jika berkas jaminan pasien tidak lengkap, maka

pasien berkewajiban untuk melengkapinya.

3. Setelah berkas jaminan pasien lengkap, maka pasien mendapatkan

persetujuan jaminan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di

Instalasi rawat inap RS. Unhas

4. Perawat di poliklinik interna akan mencatat segala macam tindakan

medis yang diberikan ke pasien untuk keperluan rekam medis pasien.

5. Setelah pasien sembuh, pihak kasir akan melakukan verifikasi nilai

tagihan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien yang sistem

jaminan. Pasien kemudian membayar sisa tagihan pelayanan yang telah

diverifikasi berdasarkan jenis jaminannya (Jamsostek, Zakira

Healthcare, dan Sinar mas).

6. Pasien diperbolehkan pulang jika segala kewajiban pasien telah dipenuhi

91

Page 92: Laporan Lengkap

Gambar 3.11Alur Proses Pasien Rawat Jalan dengan Sistem Pembayaran Jaminnan RS.UNHAS

Tahun 2011

92

Page 93: Laporan Lengkap

2.2.2. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium

1. Pasien di poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium.

3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium oleh

pasien.

4. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan pasien ke ruang

laboratorium untuk diambil sampel / specimen.

5. Sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan

6. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil

tersebut ke dokter spesialis interna yang menangani pasien.

93

Page 94: Laporan Lengkap

Gambar 4.12Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium RS.UNHAS

Tahun 2011

94

Page 95: Laporan Lengkap

2.2.3. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Radiologi

1. Pasien di poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan radiologi.

3. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke Instalasi radiologi oleh pasien.

4. Radiografer menerima surat pengantar dari dokter dan melakukan foto

terhadap pasien

5. Pasien kembali konsul dengan dokter dan radiografer memproses film

hasil foto pasien

6. Hasil foto diserahkan ke dokter dan pembacaan hasil oleh dokter

7. Pasien harus melapor ke kasir dan membayar tagihan atas pelayanan di

poli Interna termasuk tagihan radiologi dan pasien mendapatkan bukti

pembayaran.

8. Hasil foto diberikan ke pasien

95

Page 96: Laporan Lengkap

Gambar 3.13Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Radiologi RS.UNHAS Tahun 2011

96

Page 97: Laporan Lengkap

2.2.4. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Lab. Nechri

1. Pasien di Poliklinik Interna diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat surat pengantar permintaan pemeriksaan laboratorium

nechri.

3. Pasien ke kasir membayar pelayanan medis di poliklinik interna

4. Surat pengantar dari dokter diantarkan ke bagian laboratorium nechri.

5. Analis menerima surat pengantar dari dokter dan pasien ke ruang

laboratorium untuk diambil sampel / specimen

6. Sampel dibawa ke laboratorium nechri dan dilakukan pemeriksaan

7. Analis mencatat hasil dari pemeriksaan lab dan menyerahkan hasil

tersebut ke dokter spesialis interna yang menangani pasien.

97

Page 98: Laporan Lengkap

Gambar 3.14Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Lab. Nechri RS.UNHAS Tahun 2011

98

Page 99: Laporan Lengkap

2.2.5 Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Instalasi Rawat Inap

1. Pasien dari poliklinik interna diberikan tindakan medis oleh dokter

spesialis interna.

2. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien poliklinik

perlu perawatan inap maka dokter akan membuatkan surat pengantar ke

Instalasi Rawat Inap.

3. Perawat menerima surat pengantar dari dokter spesialis interna.

4. Pasien dari poli interna didata oleh perawat di Instalasi Rawat Inap.

5. Kemudian perawat akan mempersiapkan ruang perawatan untuk pasien

6. Dokter melakukan visite dan pengobatan terhadap pasien di ruang rawat

inap

7. Apabila diperlukan, dokter akan membuat surat pengantar pemeriksaan

penunjang ke unit lain untuk pasien.

8. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter dan apabila pasien mulai

membaik maka dokter akan membuatkan resep obat untuk pasien untuk

membantu penyembuhan

9. Pasien menebus obat di apotik dan membayar segala macam pelayanan

medis yang diberikan pada pasien di kasir

10.Bila semua persyaratan terpenuhi, pasien diperbolehkan pulang

99

Page 100: Laporan Lengkap

Gambar 3.15Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Instalasi Rawat Inap RS UNHAS

Tahun 2011

100

Page 101: Laporan Lengkap

2.2.6. Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Apotik

1. Pasien di Poliklinik Interna diberikan tindakan medis oleh dokter.

2. Dokter membuat resep obat untuk pasien.

3. Pasien membawa resep obat ke apotik untuk menebus obat.

4. Apoteker mencek dan mengambilkan obat

5. Obat dari apotik diterima pasien

6. Pasien ke kasir untuk membayar seluruh tagihan pelayanan medis

termasuk obat.

7. Jika persyaratan telah dipenuhi, pasien diperbolehkan pulang

101

Page 102: Laporan Lengkap

Gambar 3.16Alur Proses Pasien Rawat Jalan ke Apotik RS.UNHAS

Tahun 2011

102

Page 103: Laporan Lengkap

3. IRD ( INSTALASI RAWAT DARURAT)

3.1 Master Chart IRD ( Instalasi Rawat Darurat)

1. Pasien yang datang dan ingin berobat di instalasi rawat darurat.

2. Di loket pendaftaran pasien melakukan registrasi yang diwakili oleh

keluarga pasien. Dimana, dibedakan antara pasien umum dan pasien

jaminan serta dibedakan juga antara pasien baru dan pasien lama.Di

loket ini juga, pasien umum akan mendapatkan Berkas Rekam Medik

begitu juga dengan pasien jaminan, juga akan mendapatkan Berkas

Rekam Medik.

3. Untuk pasien jaminan sebelum mendapatkan pelayanan terlebih dahulu

melakukan verifikasi jaminan.

4. Kemudian. pasien dibawa ke ruang triase, pelaksanaan triase dilakukan

sebagai proses untuk menentukan pasien berdasarkan keparahan

penyakit,apakah pasien tersebut dalam kondisi gawat-darurat,gawat-

tidak darurat,maupun tidak gawat-tidak darurat.

5. Setelah urusan administrasi diselesaikan keluarga pasien, pasien

mendapatkan pelayanan sesuai dengan diagnose yang dilakukan oleh

dokter.

6. Dari ruang triase, pasien akan diketahui apakah gawat atau tidak.Jika

iya, apakah pasien perlu diresusitasi atau tidak.Apabila perlu

diresusitasi, maka akan dilihat berhail atau tidak.Jika tidak,maka pasien

meninggal atau dirujuk ke RS lain.Untuk pasien yang tidak

gawat,apakah perlu dibedah.Jika iya, apakah pasien perlu

dioperasi,apabila iya maka pasien dirujik keruang OK..Jika

tidak,apakah pasien perlu bedah minor(seperti hecting,debridemand,dan

pasang spalak).Jika iya,maka pelaksanaan tindakan.Jika,tidak apkah

pasien butuh penunjang.Untuk pasien yang tidak dibedah apaka perlu

tindakan non bedah(seperti EKG,NGT) jika iya maka pelaksanaan

tindakan apabila tidak apakah pasien butuh penujang.

103

Page 104: Laporan Lengkap

7. Pasien yang perlu pelayanan penunjang akan dirujuk ke bagian

pelayanan penunjang (Laboratorium dan Raadiologi)

8. Setelah semua diketahui,pasien kemudian melakukan konsultasi dengan

dokter ahli

9. Pasien kemudian masuk ke ruang observasi untuk dilihat kondisi

selanjutnya. Pasien dengan status meninggal akan dibawa pulang.

10. Pasien yang perlu perawatan akan dirujuk ke unit lain (Rawat Inap,ICU

WS).

11. Dan pasien yang tidak memerlukan rujukan akan langsung diberikan

resep oleh dokter, dan mengambil obat diapotek .Untuk pasien umum

menyelesaikan pembiayaan di kasir, sedangkan untuk pasien jaminan

langsung pulang.

104

Page 105: Laporan Lengkap

Gambar 3.17Master Chart IRD RS.UNHAS Tahun 2011

3.2.Lampiran

105

Page 106: Laporan Lengkap

3.2.1 Alur Proses Pendaftaran IRD

1. Pasien yang datang dan ingin berobat ke instalasi gawat darurat

melakukan registrasi di loket pendaftaran yang diwakili oleh keluarga

pasien jika kondisi pasien kritis.

2. Untuk pasien umum dilihat apakah pasien baru atau pasien lama,jika

bukan pasien umum maka dicek kelengkapan berkas jaminannya,untuk

berkas yang tidak lengkap maka berkas dilengkapi dan cek kembali

kelengkapannya.Stelah berkas lengkap maka di tentukan apakah pasien

baru atau lama.

3. Jika pasien baru, maka keluarga pasien mengisi format identitas pasien

kemudian dibuatkan rekam medik dan dicetakkan kartu,setelah itu

kurir rekam medik membawa berkas yang berisi status pasien ke

IRD.Sedangkan untuk pasien lama berkas yang berisi status pasien

langsung dibawa oleh kurir rekam medik ke IRD.

106

Page 107: Laporan Lengkap

Gambar 3.18Alur Proses Pendaftaran IRD RS.UNHAS Tahun 2011

107

Page 108: Laporan Lengkap

3.2.2. Alur Proses Paien IRD Ke OK

1. Pasien perlu operasi.

2. Cek persiapan operasi,apabila tidak lengkap maka dicek kembali

persiapan operasi kemudian dilakukan serah terima pasien antara

perawat IRD dengan Perawat OK,jika persiapannya lengkap maka

langsung dilakukan serah terima pasien antara perawat IRD dengan

perawat OK.

3. Kemudian melakukan tindakan operasi sesuai dengan keluhan pasien

dan diagnose dokter sebelumnya.

Gambar 3.19Alur Proses Paien IRD Ke OK RS.UNHAS Tahun 2011

108

Page 109: Laporan Lengkap

3.2.3 Alur Proses Pasien IRD Ke Laboratorium

1. Pasien IRD perlu melakukan pemeriksaan laboratorium,yang akan

dirujuk bagian IRD dengan surat permintaan pemeriksaan yang dibuat

oleh dokter jaga IRD.

2. Petugas/perawat IRD akan mengkonfirmasikan kepetugas laboratorium

dengan membawa surat permintaan ke laboratorium.

3. Petugas laboratorium kemudian ke IRD untuk mengambil specimen.

4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan specimen dilab,dan hasil

pemeriksaan diinterpretasi oleh dokter spesialis patologi

5. Perawat IRD mengambil hasil pemeriksaan specimen dan diserahkan ke

dokter jaga IRD.

109

Page 110: Laporan Lengkap

Gambar 3.20Alur Proses Pasien IRD Ke Laboratorium RS.UNHAS Tahun 2011

110

Page 111: Laporan Lengkap

3.2.4. Alur Proses Pasien IRD ke Radiologi

1. Pasien yang perlu pemeriksaan radiologi akan dirujuk ke bagian instalasi

radiologi.

2. Petugas IRD akan mengkonfirmasikan ke staf radiologi dengan

membawa surat pengantar ke radiologi.

3. Kemudian petugas IRD membawa Pasien ke radiologi untuk dilakukan

tindakan foto.

4. Hasil foto yang telah diinterpretasi oleh dokter radiologi,dibawa oleh

petugas radiologi ke IRD kemudian diserahkan ke dokter jaga IRD.

111

Page 112: Laporan Lengkap

Gambar 3.21Alur Proses Pasien IRD ke Radiologi RS.UNHAS Tahun 2011

112

Page 113: Laporan Lengkap

3.2.5 Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi Rawat Inap

1. Pasien perlu perawatan rawat inap.

2. Dokter jaga IRD melakukan pemeriksaan dan mengisi status pasien

3. Apabila status pasien lengkap maka dibuatkan surat pengantar sentral

opname oleh dokter jaga IRD,jika tidak lengkap dicek kembali

kelengkpannya oleh petugas RM kemudian diperiksa kembali oleh

dokter jaga IRD,dan selnjutnya dibuatkan surat pengantar.

4. Setelah status pasien lengkap,pasien dibawa oleh perawat instalasi ke

rawat inap.

5. Pasien kemudian ditangani dan menjadi tanggung jawab instalasi rawat

inap.

113

Page 114: Laporan Lengkap

Gambar 3.22Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi Rawat Inap RS.UNHAS Tahun 2011

114

Page 115: Laporan Lengkap

3.2.6 Alur Proses Pasien IRD Ke Apotik

1. Pasien IRD butuh obat,kemudian Dokter IRD menuliskan resep

2. Perawat IRD membawa resep ke Apotek

3. Farmasis mengecek ketersediaan obat,apabila tersedia maka obat

diserahkan ke perawat IRD.Jika obat tidak tersedia maka farmasis

mengkonfirmasikan kedokter yang bersangkutan apakah obat tersebut

bisa diganti,apabila iya maka farmasis mengecek kembali dan

menyerahkannya keperawat IRD,jika tidak maka obat ditebus diluar

4. Setelah obat telah tesedia maka perawat IRD menyerahkannya ke

Pasien.

115

Page 116: Laporan Lengkap

Gambar 3.23Alur Proses Pasien IRD Ke Apotik RS.UNHAS Tahun 2011

116

Page 117: Laporan Lengkap

4. Instalasi OK

4.1 Master Chart Instalasi OK

1. Pasien yang masuk di kamar operasi baik dari IRD maupun RI akan

diregistrasi ulang oleh perawat OK, meliputi identitas pasien, diagnosa,

tim operasi, dll.

2. Setelah itu, perawat OK melakukan cek persiapan operasi (pemeriksaan

penunjang, konsul anastesi, dan informed consent). Apabila persiapan

operasi sudah lengkap dilakukan serah terima pasien antara perawat OK

dengan perawat RI atau IRD, dan apabila tidak lengkap perawat RI

maupun IRD diminta untuk melengkapi persiapan operasi.

3. Selanjutnya perawat OK mengganti baju pasien dengan baju khusus

operasi kemudian pasien dibawa masuk ke kamar operasi dan

dipindahkan ke meja operasi.

4. Tim bedah kemudian melakukan tindakan operasi sesuai diagnosa pasien.

5. Setelah operasi selesai dan operasi berjalan dengan baik maka pasien

dipindahkan ke ruang recovery room untuk diobservasi oleh perawat dan

dokter anastesi. Keadaan-keadaan umum pasien akan terus dipantau

(napas, denyut jantung, kesadaran, kondisi luka operasi, nadi, tekanan

darah, dll).

6. Sementara itu, apabila operasi tidak berjalan dengan baik dan pasien

membutuhkan perawatan ICU maka pasien dibawa ke ICU RSWS

karena RS Unhas belum memiliki ruang ICU dan apabila pasien

117

Page 118: Laporan Lengkap

meninggal maka pasien dipulangkan ke rumah pasien karena RS Unhas

belum memiliki ruang pemulasaran jenazah.

7. Di ruang Recovery Room kondisi pasien yang kurang baik , perawat

akan mengkonfirmasi ke dokter operator dan apabila pasien

membutuhkan perawatan ICU maka pasien akan dirujuk ke ICU RSWS.

Akan tetapi apabila pasien tidak membutuhkan ICU maka dokter

operatornya akan mengobservasi. Saat pasien diobservasi dan kondisinya

memburuk maka pasien dirujuk ke ICU RSWS tetapi saat pasien

diobservasi dan ternyata kondisinya sudak membaik maka dibawa ke

ruang Rawat Inap.

8. Sementara itu, di ruang recovery room ini apabila kondisi pasien sudah

baik maka pasien akan dipindahkan ke ruang Rawat Inap tetapi apabila

pasien tersebut One Day Care Surgary maka pasien akan langsung

pulang setelah membayar di kasir dan mengambil obat.

118

Page 119: Laporan Lengkap

Gambar 3.24Master Chart Pasien Instalasi OK RS Unhas Makassar

Tahun 2011

119

Page 120: Laporan Lengkap

4.2.Lampiran

4.2.1. Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK

1. Dokter yang merawat pasien di rawat inap yang membutuhkan operasi

akan menentukan jadwal untuk operasi pasien.

2. Perawat kemudian menghubungi petugas laboratorium atau radiologi

untuk melakukan pemeriksaan penunjang kepada pasien.

3. Selanjutnya dokter anastesi melakukan konsul anastesi kepada pasien dan

memutuskan apakah pasien tersebut layak untuk dioperasi atau tidak,

yang dinilai dari tekanan darah, gula darah maupun pernapasan pasien.

4. Apabila pasien dinilai layak untuk melakukan operasi, pasien atau

keluarga pasien diminta untuk mengisi informed consent setelah mereka

menyetujui pelaksanaan operasi yang akan dilakukan. Tetapi saat diminta

mengisi informed consent dan ternyata pasien atau keluarga tidak setuju

maka operasi dibatalkan.

5. Pasien yang dinilai tidak layak untuk dioperasi maka pasien akan tetap di

rawat inap sampai layak untuk dioperasi.

6. Setelah mengisi informed consent tersebut perawat RI melapor ke OK

untuk mengkonfirmasi jadwal operasi yang telah ditentukan dokter yang

merawat pasien dan perawat OK akan mengecek kesiapan operasi.

7. Setelah itu, perawat OK akan mengkonfirmasi ke RI mengenai kesiapan

operasi. Apabila jadwal yang ditentukan sesuai (waktu dan ruangan

tersedia) maka operasi akan dilaksanakan sesuai jadwal dan apabila

120

Page 121: Laporan Lengkap

jadwal tidak sesuai maka akan mengkonfirmasi ke RI untuk dilakukan

penjadwalan ulang.

8. Sebelum operasi dilakukan maka perawat OK terlebih dahulu akan

mengecek kembali persiapan operasi pasien.

121

Page 122: Laporan Lengkap

Gambar 3.25Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK RS Unhas Makassar

122

Page 123: Laporan Lengkap

Tahun 2011

4.2.2. Alur Proses Pasien IRD ke Instalasi OK

1. Pasien IRD yang dinilai membutuhkan operasi akan melakukan

pemeriksaan penunjang setelah perawat menghubungi petugas

laboratorium atau radiologi.

2. Selanjutnya dokter anastesi melakukan konsul anastesi kepada pasien.

3. Pasien atau keluarga pasien kemudian diminta untuk mengisi informed

consent setelah mereka menyetujui pelaksanaan operasi yang akan

dilakukan. Tetapi saat diminta mengisi informed consent dan ternyata

pasien atau keluarga tidak setuju maka operasi dibatalkan.

4. Setelah mengisi informed consent tersebut perawat IRD melapor ke OK

untuk mengkonfirmasi jadwal operasi yang telah ditentukan dokter yang

merawat pasien dan perawat OK akan mengecek kesiapan operasi.

5. Setelah itu, perawat OK akan mengkonfirmasi ke RI mengenai kesiapan

operasi. Apabila jadwal yang ditentukan sesuai (waktu dan ruangan

tersedia) maka operasi akan dilaksanakan sesuai jadwal dan apabila

jadwal tidak sesuai maka pasien akan segera dirujuk ke RSWS karena

pasien membutuhkan operasi segera.

6. Sebelum operasi dilakukan maka perawat OK terlebih dahulu akan

mengecek kembali persiapan operasi pasien.

123

Page 124: Laporan Lengkap

Gambar 3.26

124

Page 125: Laporan Lengkap

Alur Proses Pasien Rawat Inap ke Instalasi OK RS Unhas Makassar Tahun 2011

4.2.3. Alur Proses Tindakan Operasi

1. Pasien yang masuk ke kamar operasi, terlebih dahulu diberikan tindakan

anastesi oleh dokter anastesi atau asistennya.

2. Sementara itu tim bedah melakukan persiapan operasi seperti scrubbing

(cuci tangan steril), gowning (penggunaan pakaian operasi), gloving

(pemakaian sarung tangan steril).

3. Setelah itu dilakukan pemberian obat antiseptik oleh asisten operator

pada area insisi untuk mencegah risiko masuknya bakteri patoghen ke

tubuh pasien.

4. Selanjutnya dilakukan proses drapping, yaitu penutupan tubuh pasien

dengan menggunakan duk steril dengan memberikan lubang pada bagian

yang akan dioperasi oleh asisten operator.

5. Dokter bedah kemudian membacakan time out kepada tim bedah yang

lain yang meliputi identitas pasien, jenis tindakan operasi, sisi yang akan

dioperasi dan prosedur operasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan 3C

(Correct Patient, Correct Site, Correct Procedure).

6. Selanjutnya dilakukan tindakan operasi berdasarkan diagnosapasien.

7. Setelah tindakan operasi selesai, dilakukan proses sign out, yaitu

persiapan yang dilakukan sebelum pasien dikeluarkan dari ruang operasi.

125

Page 126: Laporan Lengkap

Gambar 3.27

126

Page 127: Laporan Lengkap

Alur Proses Tindakan Operasi Instalasi OK RS Unhas Makassar Tahun 2011

4.2.4 Alur Proses Pasien OK Ke ICU RSWS

1. Setelah pasien selesai dioperasi dan keadaan pasien kurang baik

(membutuhkan perawatn ICU) maka dokter bedah akan konsultasi

dengan dokter anastesi untuk perawatan ICU.

2. Karena di RS Unhas belum tersedia ruang ICU maka pasien akan

dibuatkan surat pengantar oleh dokter anastesi ke ICU RSWS.

3. Selanjutnya dilakukan serah terima pasien antara RS Unhas dengan

RSWS.

Gambar 3.28

127

Page 128: Laporan Lengkap

Alur Proses Pasien OK ke ICU RSWS RS Unhas Makassar Tahun 2011B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

1. LABORATORIUM

1.1. Master Chart Laboratorium

1. Pasien yang datang ke instalasi laboratorium berasal dari rawat jalan

dan rawat inap/IRD.

2. Pasien yang berasal dari rawat jalan terbagi menjadi 2 yaitu pasien

poliklinik dan rujukan. Pasien yang berasal dari rawat jalan harus

masuk melalui admission untuk melakukan registrasi, sedangkan pasien

rawat inap hanya diambil sampel darahnya oleh perawat dan kemudian

dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

3. Di admission, pasien dibedakan menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan

jaminan dan pasien tanpa jaminan. Pasien dengan jaminan harus

menyerahkan berkas jaminannya ke admission agar dapat masuk ke

instalasi laboratoriujm, tetapi jika tidak lengkap maka pasien harus

melengkapi berkas jaminannya dulu. Sedangkan pasien tanpa jaminan

dapat langsung masuk ke instalasi laboratorium.

4. Setelah berada di laboratorium, pasien harus melakukan registrasi ulang

secara manual di buka registrasi laboratorium.

5. Setelah itu, dilakukan proses pra analitik (pengambilan dan pengecekan

sampel).

6. Sebelum sampel pasien diperiksa, terlebih dahulu di cek kelengkapan

alat dan bahan di laboratorium. Jika alat rusak atau bahan tidak lengkap,

128

Page 129: Laporan Lengkap

maka sampel pasien dibawa ke RS. Wahidin untuk diperiksa. Tetapi

jika alat dan bahan lengkap maka sampel pasien langsung diperiksa.

7. Jika proses pra analitik telah dilakukan, maka sampel pasien siap di

periksa pada proses analitik. Proses analitik terbagi menjadi 5

pemeriksaan, yaitu kimia klinik, urinologi, hematologi, hemostasis, dan

imunologi.

8. Setelah dilakukan proses analitik maka diketahui hasilnya. Hasil

pemeriksaan tersebut kemudian diberikan ke dokter untuk dibaca.

9. Setelah itu, hasil di input oleh petugas lab sebelum diberikan ke pasien.

10. Sebelum hasil diserahkan, pasien harus ke kasir dulu untuk melapor dan

membayar.

11. Setelah itu hasil diberikan ke pasien untuk dibawa pulang.

129

Page 130: Laporan Lengkap

Gambar 3.29Master Chart Laboratorium RS.UNHAS Tahun 2011

130

Page 131: Laporan Lengkap

1.2 Lampiran

1.2.1.Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD Ke Laboratorium

1. Setelah pasien mendapatkan surat permintaan pemeriksaan lab, perawat

langsung mengambil sampel pasien dan membawanya ke instalasi

laboratorium untuk diperiksa.

2. Di laboratorium, sampel pasien dicek untuk dikeetahui apakah sampel

pasien tersebut dapat diperiksa atau tidak.

3. Jika sampel pasien bisa diperiksa, maka dilakukanlah proses analitik

(pemeriksaan sampel).

4. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya dan langsung diberikan ke

dokter untuk dibaca.

5. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut diinput oleh petugas lab melalui

SIM dan manual.

6. Sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke keluarga pasien, terlebih

dahulu keluarga pasien harus melakukan pelaporan ke kasir.

7. Setelah itu hasil pemeriksaan dapat dibawa oleh keluarga pasien.

131

Page 132: Laporan Lengkap

Gambar 3.30Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD Ke Laboratorium

RS.UNHAS Tahun 2011

132

Page 133: Laporan Lengkap

1.2.2.Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan ke Laboratorium

1. Pasien yang datang harus melalui admission untuk melakukan registrasi.

2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan dan

bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas jaminannya

kepada admission.

3. Setelah itu, pasien diarahkan untuk ke poliklinik terlebih dahulu untuk

melakukan konsultasi ke dokter poliklinik. Setelah konsultasi, dokter

poliklinik memberikan surat permintaan laboratorium.

4. Setelah berada di instalasi laboratorium, pasien melakukan registrasi

ulang secara manual di buku registrasi lab.

5. Setelah itu dilakukan proses pra analitik (pengambilan sampel dan

pengecekan sampel pasien).

6. Kemudian dilakukan proses analitik (pemeriksaan sampel).

7. Kemudian diketahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hasil

tersebut diberikan ke dokter untuk dibaca.

8. Setelah itu, petugas lab menginput hasil pemeriksaan secara SIM dan

manual.

9. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran

dan kemudian membawa pulang hasil pemerriksaannya.

133

Page 134: Laporan Lengkap

Gambar 3.31Alur Proses Pelayanan Pasien Rawat Jalan Ke Laboratorium

RS.UNHAS Tahun 2011

134

Page 135: Laporan Lengkap

1.2.3.Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Laboratorium

1. Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tempat perujuk dan

kemudian melakukan registrasi di admission.

2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan

dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas

jaminannya kepada admission sedangkan yang bukan jaminan langsung

diarahkan ke instalasi laboratorium.

3. Di lab, pasien kemudian melakukan registrasi ulang secara manual.

4. Setelah itu, dilakukan proses pra analitik yaitu pengambilan sampel

pasien dan mengecek sampel pasien.

5. Setelah sampel pasien siap untuk diperiksa, maka dilakukanlah proses

analitik.

6. Hasil dari pemeriksaan kemudian deberikan ke dokter untuk dilakukan

pembacaan dan kemudian hasil pemeriksaan tersebut diinput oleh

petugas lab malalui SIM dan manual.

7. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran.

8. Pasien kemudian membawa pulang hasil pemeriksaannya.

135

Page 136: Laporan Lengkap

Gambar 3.32Alur Proses Pelayanan Pasien Rujukan Ke Laboratorium

RS.UNHAS Tahun 2011

136

Page 137: Laporan Lengkap

1.2.4.Alur Proses Pra Analitik

1. Pada proses pra analitk, pertama dilakukan pengambilan sampel pasien.

2. Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka sampel tersebut dicek

apakah sampel tersebut bagus atau tidak.

3. Jika sampel yang sudah diambil tidak layak untuk diperiksa, maka

dilakukan konfirmasi ke pasien agar dapat dilakukan pengambilan

sampel baru.

4. Jika sampel bagus, maka sampel tersebut siap diperiksa.

Gambar 3.33Alur Proses Pra Analitik RS.UNHAS Tahun 2011

137

Page 138: Laporan Lengkap

1.2.5. Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Kimia Klinik)

1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.

2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien

pada tabung reaksi tersebut.

3. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi

selanjutnya disentrifuse (serum).

4. Setelah itu darah yang telah dimasukkan ke tabung reaksi kemudian

dicampurkan reagen.

5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “HERA”.

6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.

138

Page 139: Laporan Lengkap

Gambar 3.34Alur Proses Pemeriksaan Kimia Klinik RS.UNHAS Tahun 2011

139

Page 140: Laporan Lengkap

1.2.6 Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Urinologi)

1. Sampel urin pasien dimasukkan ke tabung reaksi.

2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien

pada tabung reaksi tersebut.

3. Kemudian dilakukan pencelupan strip urin dalam tabung reaksi yang

telah diisikan urin.

4. Setelah itu diperiksa dengan menggunakan alat “CLINITEK 50”.

5. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.

Gambar 3.35Alur Proses Pemeriksaan Urinologi RS.UNHAS Tahun 2011

140

Page 141: Laporan Lengkap

1.2.7.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Hematologi)

1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.

2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi.

3. Sampel darah yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan EDTA.

4. Setelah itu dilakukan pencatatan ID pasien pada tabung reaksi terrsebut.

5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “SISMEX 21”.

6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.

Gambar 3.36Alur Proses Pemeriksaan Hematologi RS.UNHAS Tahun 2011

141

Page 142: Laporan Lengkap

1.2.8.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Hemostasis)

1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi yang berisikan

Sodium Citrate 3,2%.

2. Setelah dimasukkan ke tabung reaksi, dilakukan pencatatan ID pasien

pada tabung reaksi tersebut.

3. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi

selanjutnya disentrifuse (serum).

4. Setelah itu darah yang telah dimasukkan ke tabung reaksi kemudian

dicampurkan reagen.

5. Setelah itu sampel diperiksa dengan menggunakan alat “STA

COMPACT”.

6. Setelah diperiksa, maka diketahui hasilnya.

142

Page 143: Laporan Lengkap

Gambar 3.37Alur Proses Pemeriksaan Hemostatis RS.UNHAS Tahun 2011

143

Page 144: Laporan Lengkap

1.2.9.Alur Proses Analitik (Pemeriksaan Iminologi)

1. Sampel darah pasien dimasukkan ke dalam tabung rekasi.

2. Kemudian sampel darah yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi

selanjutnya disentrifuse (serum).

3. Kemudian dilakukan pencatatan ID pasien pada tabung reaksi tersebut.

4. Setelah itu, serum diletakkan di slide dan kemudian ditambahkan reagen.

5. Setelah itu dilakukan pemeriksaan gumpalan/aglutinasi. Setelah

diperiksa, maka diketahui hasilnya

144

Page 145: Laporan Lengkap

Gambar 3.38Alur Proses Pemeriksaan Iminologi RS.UNHAS Tahun 2011

145

Page 146: Laporan Lengkap

2. FARMASI

2.1.Master Chart Instalasi Farmasi

Gambar 3.39Master Chart Instalasi Farmasi RS.UNHAS Tahun 2011

146

Page 147: Laporan Lengkap

2.2. Lampiran

2.2.1.Alur Proses Perencanaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

1. Unit pelayanan menyusun rencana kebutuhan perbekalan farmasi.

2. Unit pelayanan menentukan spesifikasi barang yang diketahui oleh

kepala unit/instalasi untuk disetujui.

3. Setelah disetujui, instalasi farmasi menerima usulan permintaan.

4. Membuat rekapan daftar usulan kebutuhan perbekalan farmasi.

5. Menyusun daftar rencana kebutuhan yang diketahui oleh kepala

instalasi farmasi.

6. Meminta persetujuan Direktur Pelayanan Penunjang, Sarana Medik,

dan Kerja Sama.

7. Apabila tidak disetujui, instalasi farmasi merevisi daftar rencana

kebutuhan untuk diserahkan kembali kepada Direktur Pelayanan

Penunjang, Sarana Medik, dan Kerja Sama.

8. Setelah mendapat persetujuan membuat daftar usulan permintaan

perbekalan farmasi kemudian diserahkan ke tim pengadaan

147

Page 148: Laporan Lengkap

Gambar 3.40Alur Proses Perencanaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

RS.UNHAS Tahun 2011

148

Page 149: Laporan Lengkap

2.2.2.Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

1. Kepala Instalasi Farmasi berkoordinasi dengan Komite Klinik,

SMF/Bagian melakukan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi.

Kemudian membuat surat permintaan.

2. Meminta persetujuan Direktur Pelayanan Penunjang, Sarana Medik, dan

Kerja Sama.

3. Apabila tidak disetujui, instalasi farmasi merevisi daftar rencana

kebutuhan untuk diserahkan kembali kepada Direktur Pelayanan

Penunjang, Sarana Medik, dan Kerja Sama.

4. Setelah mendapat persetujuan, kemudian ke Direktur Administrasi

Umum, SDM, dan Keuangan untuk persetujuan dana.

5. Tim pengadaan melakukan negosiasi, apabila hasil negosiasi tidak

disetujui maka mencari alternatif suplier lain.

6. Setelah disetujui mengajukan usulan anggaran pengadaan perbekalan

farmasi ke kepala bidang keuangan.

7. Mengambil uang ke bendahara keuangan, kemudian tim purchasing

melakukan tender, beli

8. Instalasi farmasi menerima barang dan faktur/tanda terima.

149

Page 150: Laporan Lengkap

Gambar 3.41Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

RS.UNHAS Tahun 2011

150

Page 151: Laporan Lengkap

2.2.3.Alur Proses Penerimaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

1. Pemeriksa Barang mengecek kesesuaian barang yang dipesan.

2. Apabila barang tidak sesuai makan barang dikembalikan ke suplier

3. Jika barang yang telah dipesan sesuai makan penerima barang menerima

barang kemudian tanda tangan tanda terima/fraktur.

4. Barang disimpan, ada yang disimpan di gudang dan ada yang di apotek.

5. Setelah barang disimpan kemudian penginputan jenis dan jumlah barang

yang dipesan ke komputer.

151

Page 152: Laporan Lengkap

Gambar 3.41Alur Proses Pengadaan Perbekalan farmasi Instalasi Farmasi

RS.UNHAS Tahun 2011

152

Page 153: Laporan Lengkap

2.2.4.Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Inap

1. Resep dari rawat inap dibawa oleh perawat ke apotek.

2. Petugas apotek mengecek ketersedian obat.

3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia maka

barang farmasi yang perlu diracik, diracik terlebih dahulu kemudian

diserahkan ke perawat, jika tidak perlu diracik, barang farmasi langsung

diserahkan kepada perawat.

4. Perawat membawa obat ke pasien rawat inap.

5. Pasien rawat inap menerima obat.

153

Page 154: Laporan Lengkap

Gambar 4.42Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap

RS. Unhas Tahun 2011

154

Page 155: Laporan Lengkap

2.2.5 Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Jalan

1. Resep obat dari rawat jalan dibawa oleh pasien ke apotek.

2. Petugas apotek mengecek ketersediaan obat.

3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia

maka petugas apotek memberikan harga dan membuatkan slip

pembayaran

4. Jika tidak setuju dengan harga yang diberikan maka pasien akan

menebusnya diluar rumah sakit.

5. Jika pasien setuju dengan harga yang diberikan pasien biasanya

meminta sebagian dari obat yang diresepkan kemudian petugas apotek

menyiapkan atau meracik obat.

6. Pasien ke kasir untuk membayar baiya obat dan perawat yang sudah di

dapatkan, setelah itu petugas apotek menyerahkan obat dan

memberikan penjelasan kepada pasien tentang obat yang diresepkan.

7. Pasien pulang.

155

Page 156: Laporan Lengkap

Gambar 3.43Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap

RS. Unhas Tahun 2011

156

Page 157: Laporan Lengkap

2.2.6 Alur Proses Distribusi Perbekalan farmasi pada Rawat Darurat

1. Resep dari rawat darurat dibawa oleh perawat ke apotek.

2. Petugas apotek mengecek ketersedian obat.

3. Jika obat tidak tersedia maka resep ditebus di luar RS, jika tersedia

maka barang farmasi yang perlu diracik, diracik terlebih dahulu

kemudian diserahkan ke perawat, jika tidak perlu diracik, barang

farmasi langsung diserahkan kepada perawat.

4. Perawat membawa obat ke pasien rawat darurat.

5. Pasien rawat darurat meneriman obat.

157

Page 158: Laporan Lengkap

Gambar 3.44Alur Proses Distribusi Perbekalan Farmasi pada Rawat Inap

Tahun 2011

158

Page 159: Laporan Lengkap

3. RADIOLOGI

3.1 Master Chart Peleyanan Instalasi Radiolgi

1. Pasien yang datang ke instalasi radiologi berasal dari rawat jalan dan

rawat inap/IRD.

2. Pasien yang berasal dari rawat jalan terbagi menjadi 2 yaitu pasien

poliklinik dan rujukan. Pasien yang berasal dari rawat jalan harus

masuk melalui admission untuk melakukan registrasi, sedangkan pasien

yang berasal dari rawat inap hanya membutuhkan surat pengantar

pemeriksaan dan langsung ke instalasi radiologi.

3. Di admission, pasien dibedakan menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan

jaminan dan pasien tanpa jaminan. Pasien dengan jaminan harus

menyerahkan berkas jaminannya ke admission agar dapat masuk ke

instalasi radiologi, tetapi jka tidak lengkap maka pasien harus

melengkapi berkas jaminannya dulu. Sedangkan pasien tanpa jaminan

dapat langsung masuk ke instalasi radiologi.

4. Di instalasi radiologi terbagi menjadi 2 jenis foto yaitu foto kontras dan

non kontras. Pasien yang ingin melakukan foto kontras harus melalui

persiapan selama 3 hari kemudian baru bisa di foto. Tetapi jika pasien

hanya ingin melakukan foto non kontras, maka pasien dapat langsung

masuk ke ruang foto untuk mendapatkan tindakan foto.

5. Setelah dilakukan proses foto, maka dilakukan processing film.

Processing film dilakukan untuk mengetahui apakah hasil foto optimal

atau tidak optimal.

159

Page 160: Laporan Lengkap

6. Setelah hasil foto selesai dicetak, maka diberikan kepada dokter untuk

dilakukan pembacaan.

7. Sebelum pasien mengambil hasil foto, terlebih dahulu pasien harus ke

kasir untuk melakukan pelaporan disertai pembayaran.

8. Setelah pasien melapor dan membayar di kasir, maka hasil foto dapat

diberikan ke pasien untuk dibawah pulang.

160

Page 161: Laporan Lengkap

Gambar 4.45Alur Pelayanan Instalasi Radiolgi Secara Umum

RS. Unhas Tahun 2011

161

Page 162: Laporan Lengkap

3.2. Lampiran

3.2.1 Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD ke Radiologi

1. Setelah ada permintaan radiologi, maka dokter memberikan surat

pengantar pemeriksaan dan kemudian perawat langsung mengantar ke

admission untuk melakukan registrasi.

2. Di admission, perawat yang membawa pasien langsung diarahkan ke

instalasi radiologi.

3. Di instalasi radiologi, pasien mendapatkan tindakan. Setelah ditindaki,

perawat dapat mengantar pasien kembali ke rawat inap/IRD.

4. Selanjutnya dilakukan processing film untuk mengetahui hasil foto

yang akan dicetak dan diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.

5. Keluarga pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan bahwa

telah dilakukan pemeriksaan radiologi ke pasien (keluarganya).

6. Setelah itu, hasil foto diberikan kepada keluarga pasien untuk dibawa

pulang.

162

Page 163: Laporan Lengkap

Gambar 3.46Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap/IRD ke Radiologi

RS. Unhas Tahun 2011

163

Page 164: Laporan Lengkap

3.2.2 Alur Pelayanan Pasien Poliklinik ke Radiologi

1. Pasien yang datang harus melalui admission untuk melakukan

registrasi.

2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan

dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas

jaminannya kepada admission.

3. Setelah itu, pasien diarahkan untuk ke poliklinik terlebih dahulu untuk

melakukan konsultasi ke dokter poliklinik. Setelah konsultasi, dokter

poliklinik memberikan surat pengantar pemeriksaan yang langsung

dibawa ke instalasi radiologi.

4. Setelah berada di instalasi radiologi, pasien langsung mendapatkan

tindakan (foto).

5. Kemudian dilakukan processing film untuk mengetahui hasil dari foto

tersebut dan kemudian diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.

6. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran

agar dapat membawa pulang hasil pemeriksaannya.

164

Page 165: Laporan Lengkap

Gambar 3.47Alur Pelayanan Pasien Poliklinik ke Radiologi

RS. Unhas Tahun 2011

165

Page 166: Laporan Lengkap

3.2.3 Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Radiologi

1. Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tempat perujuk dan

kemudian melakukan registrasi di admission.

2. Di admission pasien dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien jaminan

dan bukan jaminan. Pasien jaminan harus menyerahkan berkas

jaminannya kepada admission sedangkan yang bukan jaminan langsung

diarahkan ke instalasi radiologi.

3. Setelah berada di instalasi radiologi, pasien langsung mendapatkan

tindakan (foto).

4. Kemudian dilakukan processing film untuk mengetahui hasil dari foto

tersebut dan kemudian diberikan ke dokter untuk dilakukan pembacaan.

5. Pasien kemudian ke kasir untuk melakukan pelaporan dan pembayaran

agar dapat membawa pulang hasil pemeriksaannya.

166

Page 167: Laporan Lengkap

Gambar 3.48Alur Pelayanan Pasien Rujukan ke Radiologi

RS. Unhas Tahun 2011

167

Page 168: Laporan Lengkap

3.2.4 Alur Pemeriksaan Kontras

1. Di instalasi radiologi, pasien mengisi inform concent.

2. Setelah itu dilakukan skin test. Biasanya waktu yang digunakan sekitar

5 sampai 10 menit.

3. Setelah dilakukan skin test, maka diketahui apakah ada alergi pada kulit

pasien atau tidak. Jika kulit pasien alergi, maka dilakukan penyuntikan

obat anti alergi .

4. Setelah itu dilakukan penyuntikan bahan kontras dan kemudian

menunggu hingga 5 menit sebelum di foto.

5. Setelah 5 menit, maka dilakukan tindakan foto.

6. Kemudian dicetaklah hasil untuk dibaca oleh dokter.

168

Page 169: Laporan Lengkap

Gambar 3.49Alur Pemeriksaan Kontras Instalasi Radiologi

RS.Unhas Tahun 2011

169

Page 170: Laporan Lengkap

3.1.5 Alur Processing Film

1. Setelah dilakukan proses foto, maka dilakukan identifikasi hasil di

konputer oleh radiografer.

2. Identifikasi hasil dilakukan untuk mengetahui apakah foto tersebut

bagus atau tidak. Jika film tidak bagus maka dilakukan konfirmasi ke

pasien untuk dilakukan foto ulang. Jika pasien belum siap untuk

melakukan proses foto ulang, maka pasien diberikan waktu untuk

melakukan persiapan. Tetapi jika pasien bersiap untuk mengulangi

proses foto maka langsung dilakukan tindakan (foto).

3. Pada saat dilakukan identifikasi dan kemudian hasil yang ada di

komputer bagus, maka foto tersebut langsung dicetak.

4. Setelah dicetak, hasil foto diberikan ke dokter untuk dilakukan

pembacaan.

170

Page 171: Laporan Lengkap

Gambar 3.50Alur Processing Film Intalasi Radiologi

RS. Unhas Tahun 2011

171

Page 172: Laporan Lengkap

C. BIDANG-BIDANG PENUNJANG NON-MEDIK

1. BIDANG PERENCANAAN

1.1. Master Chart Bidang Perencanaan

1. Setiap instalasi / SMF membuat perencanaan di unit masing-masing sesuai

dengan rencana- rencana yang akan dilaksanakan oleh masing-masing

unit.

2. Rencana-rencana dari masing-masing unit tersebut dibuat dalam bentuk

dokumen hasil perencanaan.

3. Kemudian dokumen hasil perencanaan tersebut diserahkan kepada staf

bidang perencanaan dan evaluasi..

4. Staf bidang perencanaan dan evaluasi kemudian merekap rencana-rencana

tersebut..

5. Kumpulan rencana dari staf perencanaan tersebut kemudian di

dokumenkan dan diserahkan kepada kepala bidang perencanaan dan

evaluasi.

6. Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi mengkompilasi dokumen

tersebut kemudian disetor ke bidang keuangan untuk disesuaikan alokasi

dana yang tersedia di rumah sakit.

7.Setelah penyesuaikan ketersedian dana rumah sakit dengan jenis kegiatan /

program yang direncanakan, kemudian dilakukan rapat pembahasan

RKAT bersama direksi untuk menentukan kegiatan/ program yang

diprioritaskan untuk dilaksanakan.

172

Page 173: Laporan Lengkap

8. Dari hasil pembahasan rapat RKAT tersebut, maka diperoleh jenis kegiatan

/ program yang diprioritaskan. Pada pembahasan rapat RKAT diputuskan

jenis kegiatan/ program yang akan dilaksanakan dan tidak dilaksanakan.

9. Kegiatan/ Program yang masuk ke dalam prioritas rumah sakit kemudian

akan dibuatkan dokumen prioritas. Sedangkan jenis kegiatan / program

yang tidak diprioritaskan akan diusulkan pada periode berikutnya dan

dikembalikan kepada masing-masing unit yang mengusulkan kegiatan/

program tersebut.

10.Kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas dalam rapat RKAT dimasukkan

ke dalam RKAT sebagai dokumen RKAT.

11.Dokumen RKAT tersebut kemudian disetor ke tim perencana unhas.

173

Page 174: Laporan Lengkap

Gambar 3.51Master Chart Bidang Perencanaan RS.UNHAS Tahun 2011

174

Page 175: Laporan Lengkap

1.2. Alur Proses Kegiatan Evaluasi Bidang Perencanaan Dan Evaluasi

1. Setelah pelaksanaan kegiatan atau program di masing-masing unit yang

mengusulkan, kepala instalasi tersebut kemudian membuat laporan hasil

evaluasi dari kegiatan atau program tersebut.

2. Laporan hasil evaluasi tersebut kemudian didokumenkan untuk kemudian

diserahkan ke bidang perencanaan.

3. Dokumen laporan hasil evaluasi tersebut kemudian diserahkan kepada

kepala bidang perencanaan yang kemudian akan dilakukan rapat

pembahasan evaluasi kegiatan / program bersama dengan tim direksi.

4. Setelah dilakukan rapat evaluasi kegiatan, staf bidang perencanaan

kemudian membuat dokumen evaluasi kegiatan dari hasil pembahasan

tersebut.

5. Dokumen laporan hasil evaluasi yang telah dirapatkan bersama dengan

kepala instalasi-instalasi yang mengajukan kegiatan / program tersebut

diserahkan ke direktur utama rumah sakit.

175

Page 176: Laporan Lengkap

Gambar 3.52Alur Proses Kegiatan Evaluasi Bidang Perencanaan Dan Evaluasi

RS.UNHAS Tahun 2011

176

Page 177: Laporan Lengkap

2. BIDANG DIKLAT DAN PENELITIAN

2.1. Alur Proses pengembangan staf/pelatihan Internal

1. Calon peserta yang mau ikut pelatihan terlebih dahulu memasukan surat

usulan yang disetujui oleh kepala unit ke bagian diklat.

2. Surat usulan yang diterima oleh bagian diklat kemudian diberikan kepada

direktur diklat untuk memberikan persetujuan.

3. Apabila surat yang diusulkan tidak disetujui maka surat usulan itu

dikembalikan ke unit masing – masing, namun kalau surat disetujui oleh

direktur diklat, maka diteruskan kebagian keuangan untuk melihat

apakah dana yang tersedia cukup untuk melakukan pelatihan atau tidak.

4. Apabila dana yang dibutuhkan tidak cukup untuk melakukan pelatihan,

maka pelatihan tidak dapat dilakukan dan surat dikembalikan ke masing

– masing unit. Namun, apabila dana yang dibutuhkan cukup untuk

melakukan pelatihan, maka calon peserta dapat melaksanakan pelatihan.

5. Setelah melakukan pelatihan, peserta diharapkan membuat laporan hasil

pelaksanaan kegiatan untuk diserahkan kepada direktur pelatihan.

177

Page 178: Laporan Lengkap

Gambar 3.53Alur Proses pengembangan staf/pelatihan Internal RS.UNHAS

Tahun 2011

178

Page 179: Laporan Lengkap

2.2. Alur Proses Residensi dan Magang Eksternal

1. Calon peserta yang ingin melakukan residensi atau magang di Rumah

sakit Unhas, harus memasukan surat permohonan dari fakultas kepada

bagian diklat.

2. Apabila bagian diklat tidak menyetujui surat permohonan tersebut maka

kegiatan residensi atau magang tidak dapat dilakukan pada RS yang

bersangkutan. Namun, apabila surat permohonan itu disetujui oleh bagian

diklat maka peserta diharuskan melengkapi formulir untuk pembuatan ID

card sebagai tanda pengenal selama peserta berada dalam area Rumah

sakit.

3. Kemudian peserta diberikan surat pengantar yang telah disetujui oleh

bagian diklat kepada setiap unit yang mau diobservasi.

4. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan berdasarkan tanggal yang telah

ditetapkan dalam surat permohonan yang dibuat oleh fakultas.

5. Setelah melakukan kegiatan, peserta diharapkan membuat laporan untuk

dicetak dan diserahkan kepada bagian unit yang telah diobservasi.

179

Page 180: Laporan Lengkap

Gambar 3.54Alur Proses Residensi dan Magang Eksternal RS.UNHAS Tahun 2011

180

Page 181: Laporan Lengkap

3. BIDANG KEUANGAN

3.1. Master Chart Penggunaan Dana UP

1.permintaan dana oleh tiap-tiap unit kerja yang akan mengajukan

permohon.

2. permintan dana di ajukan ke direktur ADM Umum,SDM & Keuangan

yang kemudian diperifikasi apakah disetujui atau tidak.

3. apabila permintaan dana yang diminta telah disetuji oleh direktur maka

kemudian dikirim ke kantor pusat untuk pencairan dana sesuai

kebutuhan.

4.setelah itu akan dilakukan pencairan dana yang di ke]irim kerekening

unhas.

5.setelah dana sudah ada maka bendahara pembantu akan mencairkan dana

sesuai dengan kebutuhan yang akan dialokasikan menjadi lima bagian

pembelanjaan,yaitu:

A.Belanja barang.

B.Belanja jasa.

C.Belanja pemeliharaan aset.

D.Belanja perjalan dinas.

E.Belanja barang/jasa lainnya.

6.setelah semua pembelanjaan dilaksanakan maka akan dilakukan

pertanggung jawaban kembali ke kentor pusat.

181

Page 182: Laporan Lengkap

Gambar 3.55Master Chart Penggunaan Dana UP RS. UNHAS, Tahun 2011

182

Page 183: Laporan Lengkap

3.1.1 Alur Proses Belanja Barang

1. Kepala unit masing-masing mengusulkan permintaan dana untuk

belanaj barang.

2. Usulan tersebut dimasukkan ke direktur ADM Umum,SDM,&

Keuangan untuk deverifikasi.

3. Apabila direktur telah menyetujui karena permintaan sudah sesuai

dengan persyaratan maka akan masuk kebagian pengadan barang,tapi

jika belum memenuhi persyaratan maka akan dikembalikan lagi ke

unit yang mengusulkan untuk pengecekan kembali.

4. Bagian pengadaan barang akan menerima usulan yangdari tiap-tiap

unit yang telah di setujui oleh direktur.

5. Bagian pengadaan barang akan memasukkan usulan ke bidang

keuangan untuk pencairan dana.

6. Bidang keuangan akan mencairkan danma sesuai kebutuhan.

7. Setelah dana cair,maka bagian pengadaan akan melakukan transaksi

pembelian ke tiap suplier yang telah diajak kerjasama.

8. Setelah barangnya ada maka baian penerimaan akan melakukan

pemeriksaan barang,apakah barang yang ada sesuai dengan

permintaan.

9. Apabila barang yang dibeli telah sesuai dengan permintaan maka

barang akan diterima.

10. Langkah terakhir adalah pertanggung jawaban kekantor

pusat(Rektorat).

183

Page 184: Laporan Lengkap

3.1.2 Flowchart Belanaja Jasa

1. Kepala bidang keuangan akan melakukan pengecekan terhadap info-

info belanja jasa.

2. Dari info tagihan belanja jasa tersebut akan diberikan kebada

bendahara pengeluaran pembantu.

3. Bendahara pengeluaran pembantu akan melakukan pencairan dana

sesuai dengan kebutuhan belanja jasa.

4. Dana yang telah cair,kemudian dialokasikan untuk pembelanjaan jasa.

5. Setelah dilakukan pembelanjaan maka akan dibuatka laporan kuitansi

pengeluaran.

6. Pertanggung jawaban ke kantor pusat (Rektorat).

184

Page 185: Laporan Lengkap

Gambar 3.56 Alur proses Belanja Jasa RS. UNHAS, Tahun 2011

3.1.3 Flowcahrt Belanja Pemeliharaan Aset

185

Page 186: Laporan Lengkap

1. Kepala unit teknisi akan mengusulkan permintaan dana.

2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuangan akan menerima usulan

tersebut,yang terlebih dahulu dilakukan verifikasi persetujuan ya atau

tidak.

3. Apabila usulan telah disutujui maka akan dimasukan ke bidang

keuanagan,jika tidak akan dikembalikan ke unit yang mengusulkan

untuk perbaiakan atau pengecekan kembali.

4. Kepala bidang keuangan menerima usulan permintaan belanja.

5. Bendahara pembantu pengeluaran mencairka dana sesuai kebutuhan.

6. Kemudian dana akan digunakan untuk pembelanjaan pemeliharaan

aset.dalam hal ini akan ada dua hal,yaitu bila barang rusak berat maka

akan dilakukan pembelanjaan barang baru,jika tidak hanya akan

diservise saja.

7. Pembelanjaan barang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.

8. Pertabggung jawaban ke kantor pusat(Rektorat).

186

Page 187: Laporan Lengkap

Gambar 3.57 Alur Proses Belanja Pemeliharaan Aset RS UNHAS, Tahun 2011

3.1.4 Alur proses Belanja Perjalanan Dinas

187

Page 188: Laporan Lengkap

1. Usulan dari tiap-tiap unit kerja ke direktur.

2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuangaan akan melakukan

verifikasi,apakah usulan layak untuk belanja perjalan dinas atau tidak.

3. Apabila usulan diterima maka akan dimasukkan ke bidang keuangan.

4. Kemudian bendahara pembantu pengeluaran akan mencairkan dana

sesuai kebutuhan.

5. Dilakukan belanja perjalanan dinas.

6. Pertanggung jawaban ke kantor pusat(Rektorat).

188

Page 189: Laporan Lengkap

Gambar 3.58 Alur Proses Belanja Perjalanan Dinas RS UNHAS, Tahun 2011

189

Page 190: Laporan Lengkap

3.1.5 Alur proses Belanja Barang/Jasa Lainnya

1. Usulan dari tiap-tiap unit untuk pembelanjaan barang/jasa lainnya.

2. Direktur ADM Umum,SDM,&Keuanagn akan menerima usulan

yang kemudian diverifikasi disetujui atau tidak.

3. Setalah disetujui oleh direktur maka akan dimasukkan kebidang

keuanagan yang selanjutnya diserahkan ke bendahara pengeluaran

pembantu untuk pencairan dana.

4. Setelah dananya cair maka akan dilakukan pembelanjaan

barang/jasa lainnya sesuai dengan kebutuhan.

5. Pertanggung jawaban ke kantor pusat (Rektorat).

190

Page 191: Laporan Lengkap

Gambar 3.59Alur Proses belanja barang/jasa lainnya RS UNHAS, Tahun 2011

191

Page 192: Laporan Lengkap

3.2 Masterchart permintaan uang langsung (Dana LS)

1. Prosedur Permintaan Pembayaran Langsung dimulai dengan membuat SPTB

beserta seluruh dokumen pendukungnya seperti Bukti Pengeluaran Kas,

Daftar Honor/Vakasi oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu yang

ditandatangani oleh Direktur Utama dan Bendahara Pengeluaran Pembantu.

2. Selanjutnya Direktur Administrasi Umum dan Keuangan serta Kepala Bagian

Keuangan memeriksa kelengkapan dokumen beserta dokumen pendukungnya

untuk diverifikasi, jika tidak sesuai, maka Bendahara Pengeluaran Pembantu

mengubah sesuai petunjuk. Namun jika sesuai atau telah diubah sesuai dengan

petunjuk, maka Direktur Administrasi Umum dan Keuangan serta Kepala

Bagian Keuangan memparaf dan diserahkan ke Direktur Utama untuk

disetujui.

3. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran Pembantu menyerahkan SPTB dengan

melampirkan dokumen lainnya (dokumen pendukung) ke Kantor Pusat.

4. Prosedur ini diakhiri dengan Penerimaan Dokumen Permintaan LS oleh

Kantor Pusat untuk diproses.

192

Page 193: Laporan Lengkap

Gambar 3.60Master chart permintaan uang langsung (DANA LS) RS UNHAS,

Tahun 2011

193

Page 194: Laporan Lengkap

3.3 Masterchart penerimaan uang langsung (Dana LS)

1. Prosedur Penerimaan Pembayaran Langsung akan diserahkan ke

Bendahara Pengeluaran Pembantu.

2. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran Pembantu menyerahkan PP/GIRO

dengan melampirkan dokumen lainnya (dokumen pendukung) ke Kantor

Pusat.

3. Kemudian kantor pusat akan menyerahkan ke bendahara pengeluaran

pembantu yang disertai dengan kelengkapan copyan PP.

4. Prosedur ini diakhiri dengan Penerimaan Dokumen Penerimaan LS oleh

Kantor Pusat untuk diproses.

194

Page 195: Laporan Lengkap

Gambar 3.61Master chart penerimaan uang langsung (DANA LS) RS UNHAS,

Tahun 2011

195

Page 196: Laporan Lengkap

4. BIDANG PEMASARAN

4.1 Penyewaan ATM Center

1. Identifikasi Bank yang akan diajak kerjasama

2. Menawarkan berkas kerjasama ke bank yang akan diajak kerjasama

3. Setelah pengajukan berkas penawaran kerjasama, kemudian

mengonfirmasi kembali status penawaran

4. Konfirmasi status penawaran mengenai persetujuan kerjasama

5. Ketika penawaran yang diajukan tidak disetujui maka upaya kerjasama

ruang ATM dengan pihak rumah sakit batal.

6. Ketika Penawaran kerjasama disetujui maka berlanjut ke bagian internal

rumah sakit untuk disosialisasikan

7. Setelah ada upaya sosialisasi dari pihak internal kemudian

penandatanganan perjanjian antara pihak rumah sakit dan pihak bank.

8. Kemudian pengopersian ATM center dapat dilaksanakan

196

Page 197: Laporan Lengkap

Gambar 3.62Alur proses penyewaan ATM Center RS Unhas, Tahun 2011

4.2 Alur proses Pengadaan Alkes

1. Mengidentifikasi kebutuhan dari setiap unit yang ada di rumah sakit

2. Kemudian memilih prioritas kebutuhan yang akan diadakan

3. Kemudian menghubungi distributor yang akan dijadikan mitra

kerjasama rumah sakit

197

Page 198: Laporan Lengkap

4. Kemudian memgonfirmasi persetujuan

5. Untuk menghindari kesalahan dan keefektifitas barang yang

diinginkan maka pihak unit rumah sakit yang membutuhkan barang

tersebut dipertemukan dengan distributor.

6. Kemudian pihak distributor mempresentasikan spesifikasi alat yang

ditawarkan

7. Setelah dilakukan presentasi barang maka pengajuan surat penawaran

dari distributor ke rumah sakit, apakah barang tersebut akan diadakan

untuk inventaris rumah sakit atau pembatalan kerjasama dengan

distributor yang bersangkutan

8. Ketika pihak rumah sakit menyetujui spesifikasi barang yang diajukan

oleh distributor, maka selanjutnya penandatanganan MOU antara pihak

rumah sakit dengan pihak distributor

9. Kemudian untuk pengadaan barang yang telah disetujui selanjutnya

akan menjadi bagian pengadaan barang rumah sakit

198

Page 199: Laporan Lengkap

Gambar 3.63Alur proses Pengadaan Alkes RS UNHAS, Tahun 2011

199

Page 200: Laporan Lengkap

4.3 Alur Proses Kerjasama Korporasi

1. Mengidentifikasi perusahaan yang akan dijadikan mitra kerjasama

korporasi rumah sakit.

2. Menawarkan kerjasama pengobatan bagi karyawan perusahaan tersebut

3. Setelah dilakukan upaya penawaran kerjasama, kemudian mengonfirmasi

hasil penawaran apakah perusahaan tersebut bersedia menjadi mitra

rumah sakit atau tidak

4. Ketika perusahaan bersangkutan tidak bersedia maka ada dua

kemungkinan apakah kerjasama ini ditolak atau dipending sampai

akhirnya persyaratan untuk kerjasama dapat dilaksanakan . denga tetap

menyimpan berkas kerjasama tersebut

5. Kemudian dilakukan komunikasi pihak internal rumah sakit mengenai

pelayanan yang akan diberikan dan tarif yang ditetapkan kemudian sampai

akhirnya penyetujuan

6. Kemudian Penandatanganan MOU oleh pihak rumah sakit dan pihak mitra

tersebut

7. Kemudian sosialisasi internal rumah sakit dengan unit terkait

200

Page 201: Laporan Lengkap

Gambar 3.64Alur Proses Kerjasama Korporasi Rumah Sakit Unhas, Tahun 2011

201

Page 202: Laporan Lengkap

4.3.1 Alur proses mengenai penawaran kerjasama yang dipending

1. Berkas penawaran kerjasama yang telah diajukan dengan pihak

perusahaan akan tetap disimpan oleh staf bidang pemasaran

2. Kemudian perusahaan akan berusaha melakukan pemenuhan syarat yang

telah diajukan dalam jangka waktu yang telah dotentukan

3. Konfirmasi kembali kesepakatan awal yang telah dilakukan

4. Ketika telah ada keputusan oleh pihak perusahaan,baik itu kerjasama

ditolak ataupun diterimah

5. Ketika Kerjasama ditolak maka kemudian kembali ke usaha pemenuhan

persyaratan dalam waktu yang tidak ditentukan

6. Perusahaan yang bersediah menjalin kerjasama makan selanjutnya menuju

proses pelakasanaan

202

Page 203: Laporan Lengkap

Gambar 3.65Alur proses mengenai penawaran kerjasama yang dipending RS

UNHAS, Tahun 2011

203

Page 204: Laporan Lengkap

5.BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

5.1 Alur Proses Kegiatan Bidang Sumber Daya Manusia

1. Dilaksanakan analisis kebutuhan di setiap unit dengan memberikan

lembar form kebutuhan tenaga

2. Setelah kebutuhan tenaga dirampungkan, dilaksanakan perencanaan

SDM yang dibahas dalam rapat bersama Dirut, Para Direksi dan Para

Kabid

3. Rekruitmen dilaksanakan dengan terlebih dahulu membentuk tim

rekruitmen dan menetapkan standar/persyaratan tenaga yang

dibutuhkan

4. Seleksi dilaksanakan dalam beberapa tahap, diantaranya tes tertulis, tes

wawamcara, tes computer dan tes psikologi

5. Tenaga yang diterima mengikuti orientasi yang dilaksanakan oleh

Bidang SDM

6. Tenaga yang bekerja di Rumah Sakit diberikan kesempatan untuk

mengikuti pelatihan dan pengembangan diri dengan ketentuan tertentu

7. Penilaian kinerja terbagi dua yaitu, penilaian antar staf dan penilaian

oleh atasan langsung, dan ada juga case report untuk karyawan yang

melakukan pelanggaran

8. Karyawan yang telah habis masa kontraknya diberikan surat

penyelesaian kontrak yang ditanda tangani langsung oleh Direktur

Utama.

204

Page 205: Laporan Lengkap

Gambar 3.66Master Chart Bagian SDM RS UNHAS, Tahun 2011

5.1.1 Alur Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia

1. Setiap unit diberikan format usulan kebutuhan tenaga oleh Bidang SDM

2. Setiap unit mengisi format kebutuhan tenaga yang diberikan oleh Bidang

SDM

3. Setiap Unit mengajukan dokumen kebutuhan tenaga ke Bidang SDM

205

Page 206: Laporan Lengkap

4. Bidang SDM merampungkan dokumen kebutuhan tenaga dan

mengusulkannya ke Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan

5. Dirapatkan bersama Direktur Utama, Para Direksi dan Kepala Bidang

6. Apabila kebutuhan tenaga tidak disetujui, dokumen direvisi dan diajukan

kembali ke dalam rapat, sedangkan apabila disetujui format usulan

kebutuhan tenaga dikirim kerektorat

7. Apabila tidak disetujui pihak rektorat bersurat ke Direktur Administrasi

Umum, Keuangan dan SDM, sedangkan apabila disetujui dilakukan

rekruitment

206

Page 207: Laporan Lengkap

Gambar 3.67Alur Proses Perencanaan SDM RS UNHAS, Tahun 2011

207

Page 208: Laporan Lengkap

5.1.2 Alur Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia

5.1.2.1 Tenaga Kontrak

1. Pembentukan tim rekruitmen berdasarkan usulan dari Bidang SDM dan

SK Direktur Utama

2. Rapat koordinasi dilaksanakan oleh unit yang permintaan kebutuhan

tenaganya diterima

3. Penyusunan standar rekruitmen ditentukan oleh tim kredensial

4. Pengumuman melalui media, biasanya melalui website Rumah Sakit

5. Seleksi dilaksanakan.

A. Tenaga Kontrak

Gambar 3.68Alur Proses Rekruitmen SDM RS UNHAS, Tahun 2011

208

Page 209: Laporan Lengkap

5.1.2.2 Tenaga CPNS

1. Pihak rektorat meminta dokumen kebutuhan tenaga pada Rumah Sakit

2. Pihak Rumah Sakit mengirim dokumen kebutuhan tenaga ke rektorat

3. Pihak rektorat mereview dokumen kebutuhan tenaga untuk menetukan

jumlah tenaga yang akan direkrut

4. Pihak rektorat melakukan seleksi dan rekruitmen

5. Pada saat pengumuman, apabila calon karyawan tidak memenuhi

persyaratan maka dia dinyatakan gugur/tidak lulus, sedangkan calon

karyawan yang lulus diberikan SK surat tugas oleh rektorat

6. CPNS masuk kerumah sakit berdasarkan SK surat tugas dari rektorat

7. CPNS ditempatkan berdasarkan SK Direktur Utama

8. CPNS bekerja sebagai tenaga magang sampai penerbitan SK dari Diknas

9. CPNS melewati pra jabatan selama 1 – 2 tahun

10. CPNS menjadi tenaga PNS

209

Page 210: Laporan Lengkap

B. Tenaga CPNS

Gambar 3.69Alur Proses Rekruitmen SDM RS UNHAS, Tahun 2011

210

Page 211: Laporan Lengkap

5.1.3 Alur Proses Seleksi Sumber Daya Manusia

1. Calon karyawan membawa surat lamaran langsung ke Rumah Sakit

2. Calon karyawan menerima tanda terima berkas

3. Apabila calon karyawan tidak lulus berkas maka dia dinyatakan gugur/

tidak lulus, sedangkan calon karyawan yang lulus mengambila kartu tes

untuk mengikuti tes tertulis umum dan subtantif

4. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes tertulis, maka dia dinyatakan

gugur/ tidak lulus dan calon karyawan yang lulus akan mengikuti tes

selajutnya yaitu tes wawancara awal

5. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes wawancara awal, maka dia

dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti

tes selanjutnya yaitu tes psikologi

6. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes psikologi, maka dia

dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti

tes selanjutnya yaitu tes komputer

7. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes komputer, maka dia

dinyatakan gugur, sedangkan calon karyawan yang lulus akan mengikuti

tes selanjutnya yaitu tes wawancara akhir

8. Apabila calon karyawan tidak lulus pada tes wawancara akhir, maka dia

dinyatakan gugur

9. Calon karyawan yang telah mengikuti semua tahap tes dan dinyatakan

lulus, dilaporkan ke Direktur Utama dan ke rektorat

211

Page 212: Laporan Lengkap

10. Karyawan yang diterima dibuatkan SK Kontrak yang ditanda tangani oleh

Rektor dan karyawan yang bersangkutan

11. Karyawan menjadi tenaga kontrak yang mempunyai masa kerja selama 1

tahun.

212

Page 213: Laporan Lengkap

Gambar 3.70Alur Proses Seleksi SDM RS UNHAS, Tahun 2011

5.1.4 Alur Proses Orientasi Sumber Daya Manusia

213

Page 214: Laporan Lengkap

1. Karyawan/ pegawai baru mengikuti orientasi yang terdiri dari beberapa

tahap

2. Karyawan/pegawai mengikuti sosialisasi nilai dan budaya organisasi yang

dilaksanakan oleh Bidang SDM

3. Karyawan/ pegawai mengikuti sosialisasi tempat dan ruang kerja yang

dilaksanakan oleh Bidang SDM

4. Karyawan/ pegawai mengikuti roadshow untuk diperkenalkan kepada staf

dan pimpinan

5. Karyawan/ pegawai diserahkan ke unitnya masing-masing

Gambar 3.71Alur Proses Orientasi SDM RS UNHAS, Tahun 2011

5.1.5 Alur Proses Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

1. Pemberian informasi dari Bidang Diklat tentang pelatihan karyawan

214

Page 215: Laporan Lengkap

2. Atasan dari masing-masing unit yang terkait merekomendasikan nama

karyawan ke Bidang SDM

3. Bidang SDM merampungkan nama-nama karyawan yang telah diusulkan

4. Bidang SDM mengajukan nama-nama karyawan ke Bidang Diklat untuk

disetujui oleh Direktur Diklat, apabila tidak disetujui maka nama-nama

tersebut akan dikembalikan ke unit masing-masing

5. Apabila disetujui akan diteruskan ke Bidang Keuangan untuk disetujui

oleh Direktur Administrasi Umum, SDM dan Keuangan. Apabila tidak

disetujui akan dikembalikan ke unit masing-masing

6. Apabila disetujui karyawan akan megikuti pelatihan

7. Karyawan mempresentasikan hasil pelatihan yang telah diikuti di depan

seluruh staf dan Direksi untuk membagi pengetahuan

8. Karyawan membuat laporan hasil pelatihan yang telah diikuti

9. Laporan dibuat dalam empat rangkap untuk diserahkan ke Direktur Utama,

Bidang Diklat, Bidang Keuangan dan Unit terkait.

215

Page 216: Laporan Lengkap

Gambar 3.72Alur Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM RS UNHAS, Tahun 2011

5.1.6 Alur Proses Penilaian Konerja Sumber Daya Manusia

216

Page 217: Laporan Lengkap

1. Ada tiga bentuk penilaian karyawan, yaitu penilaian antar rekan sesama

unit yang dilaksanakan setiap 3 bulan, kemudian penilaian langsung oleh

atasan setiap 6 bulan dan Case report untuk karyawan yang melakukan

pelanggaran

2. Apabila pada penilaian kerja karyawan dianggap memiliki kinerja yang

kurang baik atau melakukan pelanggaran, maka karyawan diberi teguran

langsung oleh atasan

3. Apabila setelah ditegur karyawan tidak mengulangi kesalahan yang sama

maka karyawan tetap bekerja seperti biasanya

4. Apabila setelah teguran karyawan masih melakukan pelanggaran/

kesalahan, maka karyawan tersebut akan diberikan Surat Peringatan

Pertama yang dibuat oleh Kabid SDM dan ditanda tangani oleh Direktur

Utama

5. Apabila setelah diberikan Surat Peringatan Pertama karyawan tidak

mengulangi kesalahan yang sama maka karyawan tetap bekerja seperti

biasanya

6. Apabila setelah Surat Peringatan Pertama karyawan masih melakukan

pelanggaran/ kesalahan, maka karyawan tersebut akan diberikan Surat

Peringatan Kedua yang dibuat oleh Kabid SDM dan ditanda tangani oleh

Direktur Utama

7. Apabila setelah diberikan Surat Peringatan Kedua karyawan tidak

mengulangi kesalahan yang sama maka karyawan tetap bekerja seperti

biasanya

217

Page 218: Laporan Lengkap

8. Apabila setelah Surat Peringatan Kedua karyawan masih melakukan

pelanggaran/ kesalahan, maka jika karyawan tersebut bukan PNS atau

karyawan tersebut merupakan tenaga kontrak, maka karyawan tersebut

akan dipecat

9. Apabila karyawan tersebut PNS maka akan dikembalikan ke kantor pusat.

218

Page 219: Laporan Lengkap

Gambar 3.73Alur Proses Penilaian Kinerja SDM RS UNHAS, Tahun 2011

219

Page 220: Laporan Lengkap

5.1.7 Alur Proses Penyelesaian Kontrak Sumber Daya Manusia

1. Apabila masa kontrak karyawan sampai pada waktunya, maka akan

dibuatkan surat pengantar dari Kabid yang bersangkutan

2. Karyawan dibuatkan surat penyelesaian kontrak oleh Bidang SDM

3. Surat penyelesaian kontrak di tanda tangani oleh Direktur Utama

4. Surat penyelesaian kontrak diberikan kepada karyawan yang

bersangkutan.

Gambar 3.74Alur ProsesLampiran 7 Flowchart Penyelesaian Kontrak SDM RS UNHAS,

Tahun 2011

220

Page 221: Laporan Lengkap

6.SUB KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Alur Proses Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Kebijakan program K3 dibuat oleh staf sub komite K3 dalam bentuk draf,

kemudian akan dikoreksi dan disetujui olek Ketua Komite Hospital Safety

2. Perencanaan program K3 dibuat oleh staf sub komite K3 dalam bentuk

draf, kemudian akan dikoreksi dan disetujui olek Ketua Komite Hospital

Safety

3. Mengidentifikasi factor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko kesehatan

dan keselamatan kerja di Rumah sakit

4. Pelaksanaan program K3 yang dilakuan oleh Panitia Pelaksana Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (P2K3)

5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan K3

6. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ditemukan masalah dan tidak

membutuhkan tindak lanjut, maka pelaksanaan kegiatan selesai. Tetapi

apabila ditemukan masalah dan membutuhkan tindak lanjut, maka

dilaksanakan tindak lanjut dari masalah tersebut

7. Membuat laporan tindak lanjut yang telah dilaksanakan.

221

Page 222: Laporan Lengkap

Gambar 3.75Master Chart Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS UNHAS, Tahun 2011

6.1.1 Alur Proses Pemeriksaan Kesehatan dan Pelaporan Penyakit

Menular

1. Pegawai baru mengikuti pemeriksaan kesehatan awal. Sedangkan untuk

pegawai lama mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala

222

Page 223: Laporan Lengkap

2. Membuat laporan hasil pemeriksaan, untuk pegawai baru diidentifikasi

pegawai yang memiliki masalah kesehatan, sedangkan untuk pegawai

lama diidentifikasi penyakit akibat kerja

3. Setelah diidentifikasi, pegawai baru dikembalikan ke Bidang SDM untuk

penempatan

4. Apabila pegawai lama tidak teridentifikasi PAK, maka pemeriksaan

selesai

5. Apabila pegawai teridentifikasi PAK maka akan diberikan tindak lanjut

berupa rehabilitasi, istirahat, atau melakukan pemeriksaan kesehatan

khusus, tergantung pada tingkat resiko penyakit.

223

Page 224: Laporan Lengkap

Gambar 3.76Alur Proses Pemeriksaan Kesehatan dan Pelaporan Penyakit Menular di

RS UNHAS, Tahun 2011

6.1.2 Alur Proses Pemantauan Lingkungan Kerja dan Pemberian Label pada Tempat Berisiko Tinggi

224

Page 225: Laporan Lengkap

1. Mengidentifikasi lokasi yang berisiko tinggi

2. Menetapkan tempat-tempat yang berisiko tinggi

3. Memberikan Label pada tempat yang memiliki resiko tinggi

4. Mensosialisasiakn risiko dan alat pelindung diri kepada karyawan terkait

5. Memantau kembali lingkungan kerja untuk mengecek kefektifan alat

pelindung diri dan risiko terhadap karyawan yang terkait

6. Apabila kondisi aman, pemantauan selesai

7. Apabila kondisi tidak aman, karyawan terkait diberikan penyuluhan

ataupun pelatihan dan jika perlu dilakukan subtitusi alat

225

Page 226: Laporan Lengkap

Gambar 3.77Alur Proses Pemantauan Lingkungan Kerja dan Pemberian Label pada

Tempat Berisiko Tinggi di RS UNHAS, Tahun 2011

226

Page 227: Laporan Lengkap

6.1.3 Alur Proses Pengecekan Material Safety Data Sheet (MSDS)

1. Setiap material yang diterima dari supplier diperiksa kelengkapan Material

Safety Data Sheet (MSDS)

2. Apabila MSD tidak lengkap, pihak Rumah Sakit meminta supplier

melengkapi MSDS, Sedangkan apabila MSDS lengkap, dikirim kebagian

Purchasing, Hospital Safety dan Unit terkait

3. Dilakukan pelatihan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Gambar 3.78Alur Proses Pengecekan Material Safety Data Sheet (MSDS) di RS

UNHAS, Tahun 2011

227

Page 228: Laporan Lengkap

6.1.4 Alur Proses Pelaporan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja

1. Terjadi kecelakan akibat kerja

2. Mengindentifikasi penyebab kejadian kecelakaan apakah disebabkan oleh

lingkungan, manusia, material ataupun mesin

3. Membuat laporan kejadian kecelakaan

4. Membuat alternatif solusi

5. Bersurat ke unit terkat untuk penyampaian alternatif solusi

Gambar 3.79Alur Proses Pelaporan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja di RS

UNHAS, Tahun 2011

228

Page 229: Laporan Lengkap

6.1.5 Alur Proses Pengecekan Hasil Uji dan Sertifikasi Alat-alat Medis

1. Membuat Term Of Refrence untuk di ajukan ke Direktur Administrasi

Umum, SDM dan Keuangan

2. TOR disetujui oleh Direktur Administrasi Umum dan Keuangan

3. Alat kesehatan dikalibrasi oleh Badan Pemeriksa Fasilitas Kesehatan

( BPFK)

4. Hasil Uji di keluarkan oleh BPFK

5. Apabila kondisi alat masih layak digunakan, dibuatkan laporan

sertifikasi alat-alat medis. Tetapi apabila kondisi alat sudah tidak layak

untuk digunakan, alat akan dibawa kegudang bekas atau dilakukan

pengadaan alat kesehatan baru.

229

Page 230: Laporan Lengkap

Gambar 3.80Alur Proses Pengecekan Hasil Uji dan Sertifikasi Alat-alat Medis RS

UNHAS, Tahun 2011

230

Page 231: Laporan Lengkap

6.1.6 Alur Proses Pengecekan Fasilitas Sanitasi dan Evaluasi Kualitas IPAL

1. Limbah yang dihasilkan safety tank

2. Memantau fasilitas sanitasi yaitu Instalasi Pembuangan Air Limbah

(IPAL)

3. Mengambil sampel dari safety tank

4. Sampel di uji di laboratorium

5. Hasil uji laboratorium

6. Apabilah hasil uji dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) maka

pengecekan selesai. Tetapi apabila hasil uji diatas NAB maka

dilakukan pengendaliat atau penambahan treatment

7. Dilakukan uji Laboratorium kedua

8. Apabila hasil uji turun menjadi dibawah NAB maka pengecekan

selesai dan dilakukan pemantauan ulang setelah 3 bulan, tetapi apabila

hasil uji laboratorium tetap berada pada NAB maka dilakukan subtitusi

alat.

231

Page 232: Laporan Lengkap

Gambar 3.81Alur Proses Pengecekan Fasilitas Sanitasi dan Evaluasi Kualitas IPAL di

RS UNHAS, Tahun 2011

232

Page 233: Laporan Lengkap

7. SUB KOMITE PATIENY SAFETY

7.1 Masterchart Sub komite Patient safety

1. Setelah disusun kebijakan yang telah disetujui olek ketua komite

Hospital Safety

2. Maka dilakukan perencanaan program patient safety,kemudian

melaksanakan kegiatan tersebut yang meliputi: Penyediaan kotak saran,

Mekanisme Pelaporan masalah, Format Check List dan Keluhan pasien.

3. Membuat monitoring pelaksanaan kegiatan setiap 3 bulan dan laporan

kegiatan setiap 1 tahun.Kemudian, membuat laporan kegiatan patient

safety diserahkan kepada direktur RS.

4. Setelah itu,apakah butuh tindak lanjut, apabila iya maka ada pelaksanaan

tindak lanjut/perbaikan dan selesai.Jika tidak, maka selesai.

233

Page 234: Laporan Lengkap

Gambar 3.82 Masterchart Patient Safety RS UNHAS, Tahun 2011

234

Page 235: Laporan Lengkap

7.1.1 Alur Proses Kotak Saran

1. Staf hospital safetty mengambil lembar kluhan dalam kotak saran

2. Setelah itu mendidentifikasi akar permasalahan/keluhan berdasarkan

jenisnya,dam melakukan konfirmasi ke unit terkait.

3. Dalam penyampaian masalah apakah staf hospital safety

melakukannya secara lisan atau tidk.

4. Apabila penyampaiannya secara lisan maka unit terkait melakukan

rapat koordinasi internal kemudian hasil rapat internal di konfirmasi

secara lisan oleh unit terkait kepada staf HS.Jika tidak maka terlebih

dahulu memberikan konfirmasi secara tertulis kepada unit terkait

dengan melampirkan lembar keluhan

5. Selanjutnya dibuatkan laporan program kerja

235

Page 236: Laporan Lengkap

Gambar 3.83Alur Proses Kotak Saran RS UNHAS, Tahun 2011

236

Page 237: Laporan Lengkap

7.1.2 Alur Proses Mekanisme Pelaporan Masalah

1. Staf hospital safetty melakukan observasi

2. Setelah itu merumuskan akar masalah,setelah mengetahui akar

permasalahnnya.Kemudian Staf HS melakukan konfirmasi ke unit

terkait.

3. Perlu ditindaklanjuti segera, jika tidak ada follow up dari komite

HS,dengan memberikan surat kepada unit terkait dengan melampirkan

hasil observasi akar masalah setelah itu unit terkait melakukan rapat

koordinasi internal untuk membahas alternatif penyelesaian

masalah,kemudian staf HS langsung bersurat keunit terkait untuk

penyelesaian masalah.Jika perlu tindak lanjut segera maka, staf HS

langsung bersurat keunit terkait untuk penyelesaian masalah.

4. Selanjutnya Konfirmasi secara lisan keunit terkait oleh Staf HS.

237

Page 238: Laporan Lengkap

Gambar 3.84Alur Proses Mekanisme Pelaporan Masalah RS UNHAS, Tahun 2011

238

Page 239: Laporan Lengkap

7.1.3 Flowchart Format Checklist

1. Safety officer melakukan observasi dengan membawa format checklist

2. Apabila tidak terjadi masalah maka observasi selesai.Namun,jika

terjadi masalah maka SO melakukan penyampain dalam bentuk tulisan

ke unit terkait.

3. Unit terkait menindaklanjuti,dimana setiap masalah yang telah

diselesaikan ditandai dengan keterangan oke pada lembar checklisr

kemudian dibuatkan laporan pertanggung jawaban.

4. Apabila tidak diperlukan biaya,maka masalah selesai.Namun,jika

diperlukan biaya maka dibuatkan proposal permintaan dana ke direktur

keuangan.Jika disetujui oleh direktur keuangan maka dilakukan

pengadaan alat sebagai solusi masalah kemudian didistribusikan ke

unit terkait.Namun,apabila direktur keuangan tidak menyetujui maka

ditinjau kembali berdasarkan anggaran yang tersedia.

239

Page 240: Laporan Lengkap

Gambar 3.85Alur Proses Format Cheklist RS UNHAS, Tahun 2011

240

Page 241: Laporan Lengkap

7.1.4 Flowchart Keluhan Pasien

1. Safety officer mengecek data pasien RI yang > 2 hari

2. Kemudian SO melakukan koordinasi dengan perawat untuk

pengecekan data pasien,setelah data didapatkan maka SO menayakan

keluhan kepada pasien yang bersangkutan.

3. Setelah SO selesai mewawancarai pasien,selanjutnya SO keluar

ruangan dan mengisi format keluhan kemudain dianalisis.

4. Kemudian SO mengidentifikasi keluhan pasien berdasarkan unit

terkait.Setelah diketahui akar masalahnya maka SO menyampaikan

hasil identifikasi keluhan pada unit terkait secara tertulis dengan

melampirkan format keluhan pasien

5. Masing-masing unit terkait melakukan rapat koordinasi internal

dengan membahas alternatif penyelesaian masalah.Selanjutnya unit

terkait mengkonfirmasi ke HS bahwa masalah telah difollow up.

241

Page 242: Laporan Lengkap

Gambar 3.86 Alur Proses Keluhan Pasien RS UNHAS, Tahun 2011

242

Page 243: Laporan Lengkap

8. SUB KOMITE MEDIK

8.1 Master Chart Sub Komite Medik

Gambar 3.87Master Chart Sub Komite Medik RS UNHAS, Tahun 2011

243

Page 244: Laporan Lengkap

8.1.1 Alur Proses Peningkatan SDM

1. Berkas lamaran ditujukan kepada Direktur Utama Rumah Sakit Unhas.

2. Direktur Utama RS unhas membuat disposisi mengenai lamaran kepada

kepala bagian sumber daya manusia melalui direktur Administrasi, SDM

dan keuangan RS unhas, Ketua Komite Medik, ketua satuan medic

Fungsional dan kepala instalasi untuk diproses.

3. Ketua SMF terkait dan anggota akan mempelajari berkas lamaran tersebut

sesui dengan system SMF terkait.

4. Sub komite Kredensial Komite Medik menjadwalkan rapat penilaian

kredensial terhadap tenaga medis (dokter) di ruang rapat komite medic.

5. Kepala bagian sumber daya manusia RS Unhas mempersiapkan rapat

penilaian Kredensial terhadap tenaga di Ruang rapat Komite medic.

6. Penilaian Kredensial terdiri atas 2 tahap:

a. Tahap 1 dilakukan oleh sub komite kredensial.

b. Tahap 2 dilakukan oleh sub komite kredensial, sekretaris komite

medic, kepala instalasi, ketua dan wakil ketua komite medic.

Pelaksanaan keputusan dilakukan Rapat penilaian diambil secara

musyawarah dan mufakat. Dalam hal ini yang tidak memungkinkan,

keputusan diambil dengan pemungutan suara menurut suara terbanyak.

7. Pembuatan berita acara hasil rapat penilaian kredensial dibuat oleh

sekretaris komite medic, ditandatangani oleh peserta rapat yang hadir serta

mengetahui ketua komite medic.

244

Page 245: Laporan Lengkap

8. Penyusunan rekomendasi oleh ketua komite medic untuk disampaikan

kepada Direktur Utama Rumah sakit Universitas Hasanuddin melampirkan

Berita acara hasil rapat penilaian kredensial di atas.

245

Page 246: Laporan Lengkap

Gambar 3.88Alur Proses Penyusunan Formularium RS UNHAS, Tahun 2011

246

Page 247: Laporan Lengkap

8.1.2 Alur Proses Penyusunan Formularium

1. Bagian komite medik mengirimkan surat kepada SMF untuk meminta

daftar kebutuhan obat.

2. Kemudian bagian komite medik merencanakan obat yang akan masuk ke

dalam formularium yang dikelompokan berdasarkan index, nama generic,

dan nama dagang.

Hasilnya itu menjadi daftar formularium sementara.

3. Daftar formularium yang telah selesai didiskusikankan kembali.

4. Apabila hasil diskusi tersebut tidak disetujui maka akan diarsipkan.

Namun, apabila disetuji maka dimasukan ke dalam formularium untuk

diberikan kepada pelayanan penunjang (farmasi), SMF, Yanmed,

danYankes.

247

Page 248: Laporan Lengkap

Gambar 3.89Alur Proses Penanganan Kasus RS UNHAS,

Tahun 2011

248

Page 249: Laporan Lengkap

8.1.3 Alur Proses Penanganan Kasus di Rumah Sakit

9. Sub komite melakukan pemilihan/ penetapan kasus yang terjadi di Rumah

Sakit Unhas berdasarkan data dari rekam medic.

10. Setelah itu sub komite menetapkan tanggal pelaksanaan rapat untuk

membahas kasus yang terjadi.

11. Pembutan undangan dilakukan untuk menginformasikan kepada ketua

SMF agar dapat hadir dalam rapat untuk membahas kasus yang terjadi di

RS.

12. Sebelum rapat dimulai berkas – berkas hasil pemilihan / penetapan kasus

oleh sub komite diserahkan kepada ketua komite.

13. Diskusi di mulai dalam ruang rapat komite medic.

14. Hasil rapat dibuat tertulis untuk ditindak lanjutin

249

Page 250: Laporan Lengkap

Gambar 3.90Alur Proses Penanganan Kasus di RS UNHAS, Tahun 2011

250

Page 251: Laporan Lengkap

8.1.4 Alur Proses Penanganan Masalah Pelanggaran Etika Profesi

1. Penerimaan laporan pelanggaran etika profesi sub komite.

2. Pembuatan kronologi menyangkut kasus yang telah terjadi dalam rumah

sakit dalam waktu 24 jam, sehingga dapat ditelaah kejadiannya.

3. Karu/supervisor memanggil staf yang dianggap telah melakukan

pelanggaran.

4. Pelanggaran yang dilakukan digolongkan menjadi 3 yaitu:

a. Ringan

b. Sedang

c. Berat

5. Pelanggaran yang tergolong ringan.

a. Penyelesaian masalahnya sesuai buku pedoman, yaitu dengan

adanya pembinaan kepada staf yang bersangkutan.

b. Pelaksanaan evaluasinya dilakukan selama 3 bulan, apabila setelah

3 bulan staf yang bersangkutan tidak melakukukan pelanggaran

lagi, maka masalah pun dapat terselesaikan. Namun, apabila

sebaliknya maka staf yeng bersangkutan telah dianggap melakukan

pelanggaran yang tergolong sedang.

6. Pelanggaran yang tergolong sedang

a. Pelaporkan kepada kepala bidang pelayanan keperawatan dan

kepala komite keperawatan oleh karu/ supervisor menyangkut

kasus yang dilakuakan.

251

Page 252: Laporan Lengkap

b. Komite keperawatan dan kepala bidang keperawatan melakukan

penelaahan masalah maksimal 1 minggu.

c. Komite keperawatan dan kepala bidang keperawatan melakukan

pemanggilan kepada staf yang dianggap telah melakukan

pelanggaran untuk diminta pertanggung jawaban.

d. Pembinaan, pembimbingan dan evaluasi pun dilakukan oleh kepala

ruang dan supervisor keperawatan kepada staf yang bersangkutan.

e. Komite keperawatan, kepala bidang keperawatan dan kepala

intalasi melakukan evaluasi selama 3 bulan melalui supervisor.

f. Pelaksanaan evaluasinya dilakukan selama 3 bulan, apabila setelah

3 bulan staf yang bersangkutan tidak melakukukan pelanggaran

lagi, maka masalah pun dapat terselesaikan. Namun, apabila

sebaliknya maka staf yeng bersangkutan telah dianggap melakukan

pelanggaran yang tergolong berat.

7. Pelanggaran yang tergolong berat

a. Pelaporan kepada kepala kepala instalasi, kepala bidang pelayanan

keperawatan, kepala komite keperawatan, direktur medis

keperawatan, dan bagian SDM oleh karu, supervisor dan kepala

instalasi.

b. Komite keperawatan, kepala bidang pelayanan keperawatan dan

kepala instalasi melakukan penelaahan masalah selama 1 minggu.

252

Page 253: Laporan Lengkap

c. Dilaporkan kembali kepada kepala direktur medik, direktur

admintrasi, SDM dan keuangan oleh kepala intalasi sebagi bahan

rapat direksi.

d. Rapat direksi dilakukan untuk pengambilan keputusan menyangkut

kasus yang telah dilakukan oleh staf.

e. Penyampaian keputusan direksi tentang sangsi dilakukan oleh

bagian SDM didampingi oleh bidang pelayanan keperawatan dan

komite keperawat.

f. Masalah dapat terselesaikan.

253

Page 254: Laporan Lengkap

Gambar 3.91Alur Proses Penanganan Masalah Pelanggaran Etika Profesi RS UNHAS,

Tahun 20119.BAGIAN TATA USAHA

9.1 Alur Proses Surat Keluar

1. Masing-masing bidang yang berkepentingan akan membuat konsep surat.

2. Surat yang akan ditandatangani oleh Direktur Utama wajib diketahui dan

dicek sebelumnya oleh direksi dan kepala bidang terkait dan memberi

pengesahan (paraf) sebagai tanda telah menyetujui surat tersebut.

3. Apabila surat tersebut tidak disetujui oleh direksi atau kepala bidang

terkait, maka surat tersebut batal.

254

Page 255: Laporan Lengkap

4. Apabila surat tersebut telah mendapat persetujuan dari direksi atau kepala

bidang terkait, selanjutnya mengambil nomor surat di bagian tata usaha

dimana nomor surat tersebut harus berurutan berdasarkan tanggal

diterbitkannya surat tersebut.

5. Selanjutnya surat tersebut ditandatangani oleh direktur utama RS Unhas.

Apabila direktur utama berhalangan, maka yang berhak menandatangani

surat tersebut adalah direksi yang berwenang setelah mendapat persetujuan

secara lisan atau tertulis dari direksi utama.

6. Setelah surat ditandatangani, selanjutnya menyimpan copian surat sebagai

arsip/dokumen di bagian tata usaha.

7. Setelah itu, surat dicatat dalam buku agenda surat keluar dan selanjutnya

diserahkan kepada petugas ekspedisi.

8. Sebelum dilakukan pengiriman, petugas ekspedisi melakukan pencatatan

ke dalam buku ekspedisi sebagai bukti bahwa surat telah didistribusikan

ke tempat tujuan.

9. Selanjutnya, surat tersebut didistribusikan ke tempat tujuan.

255

Page 256: Laporan Lengkap

Gambar 3.92Flowchart Surat Keluar Bagian Tata Usaha RS Unhas,

Tahun 2011

256

Page 257: Laporan Lengkap

9.2 Alur Surat Masuk

1. Semua surat dinas atau dokumen yang dialamatkan ke Rumah Sakit

Universitas Hasanuddin diterima dan dicatat oleh staf bidang

administrasi umum (tata usaha) dalam buku agenda sebagai surat

masuk.

2. Selanjutnya staf administrasi umum (tata usaha) memberi lembar

disposisi pada surat masuk tersebut

3. Surat masuk kemudian didistribusikan ke bagian/unit yang dituju

4. Setelah surat masuk diproses maka surat tersebut dikembalikan ke

bagian tata usaha untuk ditindaklanjuti apabila surat tersebut

membutuhkan balasan dan akan diarsipkan.

5. Sedangkan surat yang tidak membutuhkan balasan diarsipkan di

bagian administrasi umum.

257

Page 258: Laporan Lengkap

Gambar 3.93Flowchart Surat Masuk Bagian Tata Usaha RS Unhas Tahun 2011

258

Page 259: Laporan Lengkap

9.3 Pembuatan Surat Keputusan (SK)

1. Semua bagian yang membutuhkan SK menyurat ke direktur utama

untuk diterbitkan SKnya.

2. Kemudian SK tersebut didisposisi dari direktur utama. Apabila

permintaan SK tersebut disetujui, maka SK akan didisposisi ke

direktur administrasi umum, keuangan dan SDM. Apabila SK tidak

disetujui maka permintaan SK dibatalkan.

3. Selanjutnya apabila SK tersebut telah mendapat persetujuan dari

direktur administrasi umum, keuangan dan SDM maka SK akan

didisposisi ke Kepala Bidang Administrasi Umum, dalam hal ini

bagian tata usaha. Dan apabila SK tidak disetujui oleh direktur

administrasi umum, keuangan dan SDM maka akan dikonfirmasikan

kembali dengan dirut.

4. Setelah dibicarakan dengan dirut dan SK tetap diusulkan untuk

diterbitkan maka akan didisposisi ke Kepala Bidang Administrasi

Umum, dalam hal ini bagian tata usaha. Tetapi apabila SK tidak

disetujui untuk diterbitkan maka penerbitan SK batal.

5. Setelah didisposisi ke bagian tata usaha, maka apabila SK tersebut

untuk diterbitkan oleh rector, maka dirut menyurat ke rector untuk

penerbitan SK. Apabila SK diterbitkan oleh pihak RS maka bagian tata

usaha akan membuat SK.

6. Selanjutnya SK dikirim ke direktur administrasi umum, SDM dan

keuangan untuk disahkan setelah itu, disahkan oleh direktur utama.

259

Page 260: Laporan Lengkap

Gambar 3.94Flowchart Pumbuatan SK Bagian Tata Usaha RS Unhas,

Tahun 2011

260

Page 261: Laporan Lengkap

10.ALUR PROSES KEGIATAN LOGISTIK

10.1 Alur proses pengadaan barang

1. Kepala unit kerja menyusun daftar barang yang dibutuhkan untuk

mengefisienkan kinerja unitnya

2. Kemudian menyerahkan ke direktur ADM umum, SDM dan keuangan

untuk disetujui

3. Ketika permohonan yang diajukn oleh kepala unit tidak disetujui maka

selanjutnya kepala unit memeriksa kelengkapan berkas unit tersebut

4. Dan ketika permohonan yang diajukan disetujui maka selanjutnya

menjadi tanggung jawab bagian pengadaan

5. Bagian pengadaan menghubungi suplier sesuai dengan spesifikasi barang

tersebut

6. Proses pengadaan kemudian dilakukan

7. Setelah barang tersebut dibawah ke rumah sakit maka bagian penerimaan

yang bertanggung jawab terhadap barang yang datang.Apakah barang

tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati

8. Kemudian pembayaran terhadap barang melalui pihak keuangan rumah

sakit

9. Selanjutnya barang yang telah diterima akan menjadintanggung jawab

instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit agar fungsi dan keamanan

barang tetap terjaga

10. Kemudian barang yang ada disalurkan ke unit yang merekomendasikan

dan membutuhkan barang tersebut

261

Page 262: Laporan Lengkap

Gambar 3.95Alur Proses Pengadaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011

262

Page 263: Laporan Lengkap

10.2 Alur Proses Pemeliharaan Barang

1. Mengidentifikasi daftar inventaris yangakan dilakukan pemeliharaan

2. Membuat aturan dan rincian anggaran mengenai barang yang akan

dilakukan pemeliharaan

3. Kemudian menyerahkan ke kepala bidang penunjang, sarana medik

Untuk disetujui

4. Ketika kepala bidang tidak menyetujui pemeliharaan tersebut maka

pemeliharaan tersebut tidak dapat dilaksanakan

5. Kemudian pengajuan yang telah disetujui maka selanjutnya

diserahkan ke direktur bidang penunjang , sarana medik dan kerjasama

untuk disetujui kembali

6. Ketika direktur bidang penunjang , sarana medik dan kerjasama tidak

menyetujui maka kegiatan itu menjadi batal

7. Ketika pengajuan itu disetujui maka meminta persetujuan kembali ke

direktur bidang ADM umum, SDM dan Keuangan .

8. Selanjutnya ketika pengajuan ditolak maka tidak akan dilanjutkan,

kemudian pengajuan yang disetujui maka berkas dan penyetujuan

diajukan ke rektorat.

9. Kemudian akhirnya pelaksanaan kegiatan

263

Page 264: Laporan Lengkap

Gambar 3.96Alur Proses Pemeliharaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011

264

Page 265: Laporan Lengkap

11.SARANA MEDIK

11.1 Alur Proses Pengadaan Barang ≤ 100 juta

1. Setiap unit mengisi format permintaan barang yang telah disahkan oleh

masing-masing kepala unit.

2. Format permintaan barang yang telah disahkan oleh kepala unit tersebut

kemudian diserahkan ke direktorat pelayanan sarana penunjang dan kerja sama

untuk di disposisi.

3. Setelah format permintaan tersebut di disposisi oleh direktorat pelayanan sarana

penunjang dan kerjasama, format tersebut kemudian diserahkan ke direktur

administrasi umum, SDM dan keuangan untuk di sahkan.

4. Apabila format permintaan tersebut disahkan oleh direktur administrasi umum,

SDM dan keuangan maka bidang pengadaan akan membuat surat permintaan dan

membuat format purchasing order ( PO ).

5. Setelah staf pengadaan membuat surat permintaan dan membuat purchasing

order , maka staf bidang pengadaan menyetor surat tersebut ke bidang keuangan

dengan melampirkan format permintaan barang yang dilengkapi dengan

keterangan terkait barang yang akan diadakan baik dari jenis, spesifikasi,

kuantitas bahkan perkiraan harga dari unit.

6. Bidang keuangan kemudian mengidentifikasi jenis barang yang dibutuhkan

dengan menyesuaikan anggaran yang tersedia di rumah sakit. Jika barang yang

diajukan oleh unit tersebut tersedia dalam daftar barang yang akan dibeli rumah

265

Page 266: Laporan Lengkap

sakit maka barang tersebut akan diadakan. Namun , jika jenis barang tersebut

tidak terdapat dalam daftar barang yang akan diadakan rumah sakit maka staf

bidang keuangan mempertimbangkan barang tersebut berdasarkan urgensitas

barang tersebut. Jika barang tersebut penting dan mendesak untuk kelancaran

kegiatan dari unit yang mengajukan, maka barang tersebut akan diadakan, namun

jika barang tersebut tidak menjadi penghambat dalam proses pelayanan atau

kegiatan unit maka barang tidak diadakan.

7. Bidang pengadaan kemudian akan melakukan survey pasar untuk mengetahui

harga alat kesehatan yang akan diadakan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit

8. Jika staf bidang pengadaan telah mengetahui supplier atau perusahaan yang

menyediakan alat kesehatan sesuai dengan harga taksiran rumah sakit maka staf

bidang pengadaan akan melakukan negosiasi dengan supplier tersebut.

8. Jika negosiasi dengan supplier tersebut disetujui oleh kedua belah pihak

( rumah sakit dan supplier) maka barang dari supplier tersebut akan dipesan.

Namun jika tidak terjadi kesepakatan antar bidang pengadaan rumah sakit dengan

supplier maka negosiasi akan selesai dan bidang pengadaan akan mencari supplier

lain.

9. Setelah proses negosiasi selesai maka barang yang telah disepakati tersebut

kemudian akan diadakan dan dibawa ke rumah sakit.

10. Setelah barang ( alkes) tersebut tiba di rumah sakit, barang tersebut akan

diterima oleh staf bidang penerimaan barang .

266

Page 267: Laporan Lengkap

11. Barang ( alkes) yang tiba di rumah sakit kemudian akan dilakukan

pengecekan barang oleh staf bidang penerimaan. Jika barang tersebut ternyata

tidak sesuai dengan kesepakatan awal anatara supplier dengan pihak rumah sakit,

maka bidang penerimaan akan melakukan konfirmasi kepada supplier. Namun

jika telah sesuai dengan kesepakatan maka barang tersebut kemudian akan dibawa

ke IPRS. Kemudian barang tersebut akan diberikan diberikan label sebagai barang

inventaris rumah sakit yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing unit

yang mengajukan permintaan barang ( alkes) tersebut.

12. Jika setelah konfirmasi ketidaksesuaian barang kepada supplier dan barang

tersebut masih tidak sesuai dengan kesepakatan awal maka barang akan

dikembalikan kepada supplier. 

267

Page 268: Laporan Lengkap

Gambar 3.97Alur Proses Pengadaan Barang RS UNHAS, Tahun 2011

268

Page 269: Laporan Lengkap

11.2 Alur Proses Pengadaan Barang (Alkes) ≥ 100 Juta

1. Setiap unit mengisi format permintaan barang yang telah disahkan oleh

masing-masing kepala unit.

2. Format permintaan barang yang telah disahkan oleh kepala unit tersebut

kemudian diserahkan ke direktorat pelayanan saranan penunjang dan kerja

sama untuk di sahkan.

3. Jika format permintaan tersebut di disposisi oleh direktorat pelayanan

saranan penunjang dan kerjasama, format tersebut kemudian diserahkan ke

direktur administrasi umum, SDM dan keuangan untuk di sahkan.

4. Jika format permintaan tersebut tidak disetujui oleh direktur administrasi

umum, SDM, dan keuangan maka format tersebut tidak akan diserahkan

kepada panitia pengadan barang. Namun, jika disetujui oleh direktur

administrasi umum, SDM, dan keuangan maka akan diserahkan kepada

panitia pengadaan barang ( rektorat ) untuk melakukan proses tender.

5. Setelah melalui proses ternder yang dilakukan oleh pihak rektorat maka

barang tersebut kemudian akan diadakan dan diserahkan ke rumah sakit dan

diterima oleh staf bidang penerimaan barang.

6. Barang yang dibawa ke rumah sakit tersebut kemudian akan di serahkan

kepada staf IPRS untuk kemudian dilakukan proses labeling barang sebagai

barang inventaris rumah sakit.

7. Setelah seluruh barang telah dilabeling, barang tersebut kemudian

didistribusikan ke unit yang mengajukan permintaan barang ( alkes) tersebut.

269

Page 270: Laporan Lengkap

Gambar 3.98Alur Proses Pengadaan Barang (Alkes) ≥ 100 Juta RS UNHAS,

Tahun 2011

270

Page 271: Laporan Lengkap

11.3 Alur Proses Pemeliharaan Alat

1. Barang ( alkes) yang ada di rumah sakit, pada waktu yang telah ditentukan

dilakukan pemeriksaan kelayakan barang yang akan dilakukan oleh teknisi

rumah sakit.

2. Jika pada pemeriksaan barang tersebut ditemukan kerusakan atau

gangguan pada barang tersebut, akan diperbaiki baik oleh pihak teknisi

rumah sakit sendiri atau diserahkan kepada service senter. Namun jika

tidak ditemukan kerusakan pada barang tersebut maka barang tersebut

dapat dipergunakan oleh unit yang membutuhkan.

271

Page 272: Laporan Lengkap

 Gambar 3.99

Alur Proses Pemeliharaan Alat Kesehatan RS UNHAS, Tahun 2001

272

Page 273: Laporan Lengkap

11.4 Alur Proses Perbaikan Alat Kesehatan

1. Setiap unit memasukkan format keluhan kerusakan jika terdapat barang

alkes di unit tersebut yang rusak.

2. Formulir keluhan kerusakan tersebut kemudian disetor ke unit sarana

dan prasarana rumah sakit.

3. Setelah unit sarana dan prasarana mendapat keluhan, maka teknisi

rumah sakit akan segera ke unit tersebut untuk mengecek kerusakan alkes.

4. Jika kerusakan tersebut masih dapat ditangani oleh pihak teknisi rumah

sakit maka pihak teknisi yang akan langsung memperbaiki alkes tersebut

namun jika teknisi rumah sakit tidak mampu memperbaiki kerusakan

tersebut maka pihak rumah sakit akan menghubungi service center.

5. Jika perbaikan dilakukan oleh pihak teknisi rumah sakit, maka staf

teknisi rumah sakit kemudian membuat laporan pertanggungjawaban

perbaikan alat kesehatan yang kemudian akan disetor ke coordinator

sarana dan prasarana rumah sakit.

6. Hasil dari laporan tersebut kemudian akan di laporkan oleh coordinator

sarana dan prasarana ke direktur pelayanan penunjang dan sarana medic.

273

Page 274: Laporan Lengkap

Gambar 3.100Alur Proses Perbaikan Alat Kesehatan RS UNHAS, Tahun 2011

274

Page 275: Laporan Lengkap

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Dari hasil uji check list pernyataan visi dan misi dapat diketahui bahwa

visi serta misi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin telah memenuhi

kaidah penetapan visi dan misi.

2. Dari hasil uji check list pernyataan tujuan dapat diketahui bahwa masih

ada tujuan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin yang belum memenuhi

kaidah penetapan tujuan.

3. RS. Universitas Hasanuddin terdiri atas 6 gedung yang terpisah dan dari

keenam bangunan gedung RS Unhas, pada saat kegiatan residensi 1 ini

dilaksanakan untuk sementara gedung A yang baru dibangun yang terdiri

dari 7 lantai.

4. Dari beberapa pelayanan medik dan penunjang medik yang ada di RS

Unhas, yang telah beroperasi selama kegiatan residensi 1 dilaksanakan

adalah IRD, poliklinik, rekam medik, farmasi, OK dan laboratorium.

5. Dari data kinerja kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik RS.

Unhas tahun 2010 diketahui bahwa jumlah kunjungan pada unit IRD

terjadi peningkatan setiap bulannya demikian pula dengan Poli, Lab dan

OK.

275

Page 276: Laporan Lengkap

4.2 Saran

Untuk peningkatan mutu kinerja Rumah sakit Universitas Hasanuddin masih

diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam hal ini adalah :

1. Masih perlunya ruangan di masing –masing unit kerja

2. Perlu SIM untuk seluruh unit kerja di Rumah Sakit Unhas untuk

mempercepat dan memperlancar kerja dari tenaga kerja Rumah Sakit

Unhas.

3. Perlunya peningkatan jumlah tenaga kerja terutama perawat dan dokter di

Rumah Sakit Unhas.

4. Perlunya dilakukan pelatihan untuk tenaga perawat dan dokter kontrak

Rumah Sakit Unhas.

276