laporan lapangan geostruk

Upload: imam-agadinata-wijaya

Post on 11-Jul-2015

165 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Maksud -Mengetahui kondisi singkapan di lapangan -Mengaplikasikan perhitungan strike, dip dan panjang lintasan langsung di lapangan -Mengetahui dan memberi nama batuan yang ditemukan di lapangan -Aplikasi lapangan 1.2Tujuan -Mampu mengetahui kondisi singkapan di lapangan -Mampumengaplikasikanperhitunganstrike,dipdanpanjanglintasan langsung di lapangan -Mampumengetahuidanmemberinamabatuanyangditemukandi lapangan 1.3Waktu dan Tempat PelaksanaanHari: Jumat Tanggal: 28 Oktober 2011 Tempat: Kali garang, Banyumanik 2 BAB II DASAR TEORI Datadalamilmukebumianselaluberkaitandengankedalamandan ketebalan.Olehkarenaitu,seorangahliilmukebumianharusmempunyai kemampuanuntukmenentukankedalamandanketebalan.Kedalamansendiri sebebarnyaadalahlokasisebuahtitik,yangdiukursecaravertikalterhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya. Dikenal klasifikasi gempa berdasarkankedalaman.MenurutFowler,1990,klasifikasigempaberdasarkan kedalaman fokus adalah : 1. Gempa dangkal:kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km 2. Gempa sedang :kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km 3. Gempa dalam :kedalamanfokusgempalebihdari300km(kadang-kadang lebih dari 450 km) Sepertihalnyakedalaman,kemampuanuntukmenentukanketebalanjuga sangatdiperlukandalamilmukebumian.Denganmengetahuicaramenghitung ketebalan,ahlikebumianbisamenyelidikiketebalanlapisan-lapisanpenyusun bumisehinggakitabisamengetahuibahwaketebalankerakbumimencapai100 km,ketebalanmateladalahsekitar2900km,liquidoutercoresekitar2200km, dan solid inner core sekitar 1250 km. Analisisgeometriakifer(aquifer:lapisanyangdapatmenyimpandan mengalirkanairdalamjumlahyangekonomis.Contoh:pasir,kerikil,batupasir, batugamping rekahan.) juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.Jadi jelaslah bahwa sangat bermanfaat sekali, khususnya bagi orang-orang yangmempelajariilmukebumian,untukmengetahui(cara)danmenentukan kedalaman.Karenamempelajaribumiberartimempelajarisegalayangadadi dalamnya. Dan itu berhubungan langsung dengan kedalaman dan ketebalan. 3 Ketebalan Ketebalanadalahjaraktegaklurusantaraduabidangsejajaryang merupakanlapisanbatuan.Ketebalanlapisanbisaditentukandenganbeberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.Secaraumum,pengukuran-pengukuranketebalandapatdibedakanmenjadi2 yaitu : a. Pengukuran Langsung Ketebalanlapisandapatdiukursecaralangsungdilapangandengankondisi yangkhusus,misalnyalapisanhorizontalyangtersingkapberadapadatebing vertikaldantebinghorizontalsedangkanpadatopografiyangmiringdapat digunakanalatJacobsStaff,yaitutongkatyangdilengkapidengan handlevel, klinometer atau kompas pada bagian atasnya. b.Pengukuran Tidak Langsung Pengukurantidaklangsungyangpalingsederhanaadalahpadalapisan sederhanayangtersingkappadapermukaanyanghorizontal,dimanalebar singkapan diukur tegak lurus,yaitu w dengan mengetahui kemiringan lapisan () maka ketebalannya t = W. Sin dan apabila pengukuran tidak tegak lurus, maka W = l. Sin sehingga ketebalan menjadi t = l. Sin . Sin(180 - ). Kemungkinanlaindapatdilakukandenganmengukurjarakantaratitik, yangmerupakanbataslapisansepanjanglintasantegaklurus.Pengukuranini dilakukanapabilabentuklerengtidakteraturbisajugamenghitungketebalan lapisan dari peta geologi.Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnyalapisanhorisontalyangtersingkappadatebingvertikalataulapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar. Apabilakeadaanmedan,strukturyangrumitatauketebalanalatyang dipakaitidakmemungkinkanpengukuransecaralangsung,tetapisebaiknya diusahakanpengukuranmendekatisecaralangsung.Pengukurantidaklangsung yangpalingsederhanaadalahpadalapisanmiring,tersingkappadapermukaan horisontal,dimanalebarsingkapandiukurtegaklurusjurus,yaituwdengan menggunakan kemiringan lapisan () maka ketebalannya T = w sin 4 Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar sebenarnyaharusdikoreksilebihduluw=Isin,dimanaadalahsudutantara jurusdenganarahpengukuran.KetebalanyangdidapatadalahT=Isinsin panjang. Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar singkapan dilakukanpermukaanmiring.Dalamhaliniketebelanmerupakanfungsidari sudut miring () dan sudut lereng (). Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secaratidaklangsungdapatdilakukandengancaramengukurjarakantaratitik, yangmerupakanbataslapisansepanjanglintasantegaklurusjurus.Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur. Bisa juga menghitung ketebalan lapisandaripetageologi.Untukmengukurketebalanpadalereng,apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus digunaka persamaan trigonometri berikut T = I [ sin cos sin = sin cos ] Dimana : = Kemiringan lereng terukur d = Sudut kemiringan lapisan = Sudut lereng terukur = Sudut antara jurus dan arah pengukuran KedalamanKedalamanialahjarakvertikaldariketinggiantertentu(umumnya permukaanbumi)kearahbawahterhadapsuatutitik,gambarataubidang. Menghitung ketebalan lapisan ada beberapa cara, diantaranya: -Menghitung secara matematis -Alignment diagram -Secara grafis Dengancaraperhitunganmatematis,yangperludiperhatikanadalah kemiringanlereng,kemiringanlapisandanjarakjurusdarisingkapanketitik 5 | = sin . tan . ' m d = tan . m dtertentu. Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus: D = m tag Dimana: M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu = ketinggian lapisan Apabilatidaktegaklurusjurus,makakemiringanlapisanyangdipakai adalah kemiringan semu D = m [sin = cos tan ] m = jarak = kemiringan lereng = kemiringan lapisan jarakvertikaldariketinggiantertentu(permukaanairlaut)kearahbawah terhadapsuatutitik,garisataubidang.Padapermukaanhorizontal,kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus d = m Tan . Cara pengukuran kedalaman : 1.Pengukurankedalamanpadaarahlintasantegaklurusjuruslapisanpada medan datar/topografi tidak berelief. (Gambar 3.3) 2.Pengukurankedalamanpadaarahlintasantegaklurusjuruslapisanpada medan/topografi dengan slope. (a) (b) 6 ( ) o | o = sin tan . cos l d( ) o + | o = sin tan . cos l d( ) | | o = sin sin . cos . tan l d( ) | + | o = sin sin . cos . tan l da.Dip searah dengan slope. (Gambar 3.4.a) b.Dip berlawanan dengan slope. (Gambar 3.4.b) c.Dip searah dengan slope. d.Dip berlawanan arah dengan slope. BATUAN SEDIMEN A.Pengertian Batuansedimenadalahbatuanyangterbentuksebagaihasil pemadatanendapanyangberupabahanlepas.Hutton(1875;dalamSanders, 1981)menyatakanSedimentaryrocksarerockswhichareformedbythe turning to stone of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdownofyet-olderrocks.ODunn&Sill(1986)menyebutkan sedimentaryrocksareformedbytheconsolidationofsediment:loose materialsdeliveredtodepositionalsitesbywater,wind,glaciers,and landslides.TheymayalsobecreatedbytheprecipitationofCaCO3,silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atautanahlongsor.Batuansedimenjugadapatterbentukolehpenguapan larutankalsiumkarbonat,silika,garamdanmateriallain.MenurutTucker (1991),70%batuandipermukaanbumiberupabatuansedimen.Tetapi batuanituhanya2%darivolumeseluruhkerakbumi.Iniberartibatuan 7 sedimentersebarsangatluasdipermukaanbumi,tetapiketebalannyarelatif tipis. B.Klasifikasi Umum Pettijohn(1975),ODunn&Sill(1986)membagibatuansedimen berdasarteksturnyamenjadiduakelompokbesar,yaitubatuansedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika. 1.Batuan sedimen klastika Batuansedimenklastika(detritus,mekanik,eksogenik)adalah batuansedimenyangterbentuksebagaihasilpengerjaankembali (reworking) terhadap batuanyang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itumeliputipelapukan,erosi,transportasidankemudianredeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Mediayang terakhir itu sebagai akibatlongsoranbatuanyangtelahada.Kelompokbatuaninibersifat fragmental,atauterdiridaributiran/pecahanbatuan(klastika)sehingga bertekstur klastika. 2.Batuan sedimen non-klastika Batuansedimennon-klastikaadalahbatuansedimenyang terbentuksebagaihasilpenguapansuatularutan,ataupengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompokinidapatsecarakimiawi,biologi/organik,dankombinasidi antarakeduanya(biokimia).Secarakimia,endapanterbentuksebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3. Secara organik adalah pembentukansedimenolehaktivitasbinatangatautumbuh-tumbuhan, sebagaicontohpembentukanrumahbinatanglaut(karang), terkumpulnyacangkangbinatang(fosil),atauterkuburnyakayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut. Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi : 1.Batuan sedimen detritus (klastika) 2.Batuan sedimen kimia 8 3.Batuan sedimen organik, dan 4.Batuan sedimen klastika gunungapi. Batuansedimenjeniskeempatituadalahbatuansedimenbertekstur klastikadenganbahanpenyusunutamanyaberasaldarihasilkegiatan gunungapi. Graha(1987)membagibatuansedimenmenjadi4kelompokjuga, yaitu : 1.Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis) 2.Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan) 3.Batuan sedimen silika, dan 4.Batuan sedimen karbonat Batuansedimenjeniskeduapadaumumnyaberteksturnon-klastika. Tetapibatuansedimenjenisketigadankeempatdapatmerupakanbatuan sedimen klastika ataupun batuan sedimen non-klastika. Berdasarkomposisipenyusunutamanya,batuansedimenklastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 1.Batuansedimensilisiklastika,adalahbatuansedimenklastikadengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar. 2.Batuansedimenklastikagunungapiadalahbatuansedimendengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan 3.Batuansedimenklastikakarbonat,ataubatugampingklastikaadalah batuansedimenklastikadenganmineralpenyusunutamanyaadalah material karbonat (kalsit). C.Warna Batuan Sedimen Padaumumnya,batuansedimenberwarnaterangataucerah,putih, kuning atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi, terutama sangat tergantung pada komposisi bahan penyusunnya. 9 D.Kekompakan Prosespemadatandanpengompakan,daribahanlepas(endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadipadasuhudantekananatmosferiksampaidengansuhu300 oCdan tekanan12kilobar,berlangsungmulaisedimenmengalamipenguburan, hinggaterangkatdantersingkapkembalidipermukaan.Berdasarkanhal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu : 1.Diagenesaeogenik,yaitudiagenesaawalpadasedimendibawahmuka air. 2.Diagenesamesogenik,yaitudiagenesapadawaktusedimenmengalami penguburan semakin dalam. 3.Diagenesatelogenik,yaitudiagenesispadasaatbatuansedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi. Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni : 1.Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen) 2.Padu(indurated),padatingkatinikonsolidasimaterialterjadipada kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air. 3.Agakkompak(padat),padatingkatinimasihadabutiran/fragmenyang dapat dilepas dengan tangan atau kuku. 4.Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku. 5.Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi). E.Tekstur Sepertidiuraikandiatas,makabatuansedimendapatbertekstur klastika atau non klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompakdantelahterjadirekristalisasi(pengkristalankembali),makabatuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen kristalin umum terjadi pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat kompak dan keras. 10 F.Bentuk Butir Berdasarperbandingandiameterpanjang(long)(l),menengah (intermediate) (i) dan pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu (Gambar 3.2): 1.Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s. 2.Equant, bila l = i = s. 3.Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s. 4.Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l. Apabilabentuk-bentukteraturtersebuttidakdapatdiamati,maka cukupdisebutkanbentuknyatidakteratur.Padakenyataannya,bentukbutir yangdapatdiamatisecaramegaskopikadalahyangberukuranpalingkecil granule(kerikil,f2mm).Bentukbutiritudapatdisebutkansepertihalnya pemerian kebundaran di bawah ini. Gambar 2.1 Empat kelas bentuk butir berdasarkan perbandingan diameter panjang (l), menengah (i) dan pendek (s) menurut T. Zingg. Kelas A = oblate (tabular atau bentuk disk); B = equant (kubus atau bulat); C = bladed dan D = prolate (bentuk rod). Masing-masing kelas bentuknya digambarkan seperti terlihat pada gambar 3.3. 11 G.Kebundaran Berdasarkankebundaranataukeruncinganbutirsedimenmaka Pettijohn,dkk.,(1987)membagikategorikebundaranmenjadienam tingkatanditunjukkandenganpembulatanrendahdantinggi(Gambar3.3). Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu: 1.Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular) 2.Meruncing (menyudut) (angular) 3.Meruncing (menyudut) tanggung (subangular) 4.Membundar (membulat) tanggung (subrounded) 5.Membundar (membulat (rounded), dan 6.Sangat membundar (membulat) (well-rounded). H.Tekstur Permukaan 1.Kasar,bilapadapermukaanbutirterlihatmeruncingdanterasatajam. Teksturpermukaankasarbiasanyadijumpaipadabutirdengantingkat kebundaran sangat meruncing-meruncing. 2.Sedang,jikapermukaanbutirnyaagakmeruncingsampaiagakrata. Teksturiniterdapatpadabutirdengantingkatkebundaranmeruncing tanggung hingga membulat tanggung. 3.Halus,bilapadapermukaanbutirsudahhalusdanrata.Halini mencerminkan proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalamitransportasi.Dengandemikianbutiransedimenyang mempunyaiteksturpermukaanhalusterjadipadakebundaranmembulat sampai sangat membulat. 4.Gambar3.3,sekalipunhalitudinyatakansebagaikatagorikebundaran, tingkatanininampaknyalebihdidasarkanpadateksturpermukaan daripada butir. I.Ukuran Butir UkuranbutirbatuansedimenklastikaumumnyamengikutiSkala Wentworth (1922, dalam Boggs, 1992) seperti tersebut pada Tabel 2.1. 12 Butirlanaudanlempungtidakdapatdiamatidandiukursecara megaskopik.Ukuranbutirlanaudapatdiketahuijikamaterialitudiraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin. Tabel 2.1 Skala ukuran butir sedimen J.Kemas atau Fabrik 1.Kemastertutup,bilabutiranfragmendidalambatuansedimensaling bersentuhanataubersinggunganatauberhimpitan,satusamalain (grain/clastsupported).Apabilaukuranbutirfragmenadaduamacam (besardankecil),makadisebutbimodalclastsupported.Tetapibila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported. 2.Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported). 13 K.Pemilahan Pemilahanadalahkeseragamandariukuranbesarbutirpenyusun batuansedimen,artinyabilasemakinseragamukurannyadanbesarbutirnya maka pemilahan semakin baik. 1.Pemilahanbaik,bilaukuranbutirdidalambatuansedimentersebut seragam.Halinibiasanyaterjadipadabatuansedimendengankemas tertutup. 2.Pemilahansedang,bilaukuranbutirdidalambatuansedimenterdapat yang seragam maupun yang tidak seragam. 3.Pemilahanburuk,bilaukuranbutirdidalambatuansedimensangat beragam,darihalushinggakasar.Halinibiasanyaterdapatpadabatuan sedimen dengan kemas terbuka. 4. L.Porositas (Kesarangan) Porositasadalahtingkatanbanyaknyalubang(porous)ronggaatau pori-porididalambatuan.Batuandikatakanmempunyaiporositastinggi apabilapadabatuanitubanyakdijumpailubang(vesicles)ataupori-pori. Sebaliknya,batuandikatakanmempunyaiporositasrendahapabila kenampakannyakompak,padatatautersemendenganbaiksehinggasedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. M. Permeabilitas (Kelulusan) Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair). 1.Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu : a.Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar. b.Batuandenganporositastinggi,lubang-lubangnyasaling berhubungan. c.Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar. d.Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan. 14 2.Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu : a.Batuanberporositastinggi,tetapilubang-lubangnyatidaksaling berhubungan. b.Batuanmempunyaipemilahanburuk,kemasterbuka,ukuranbutir lanaulempung.Materiallanaudanlempungituyangmenutup pori-pori antar butir. c.Batuanberteksturnonklastikaataukristalin,masif,kompakdan tidak ada rekahan. Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggiapabiladipermukaannyaditeteskanairmakaairitusegerahabis meresapkedalambatuan.Sebaliknya,batuanmempunyaikelulusanrendah ataubahkantidaklulusairbiladipermukaannyaditeteskanairmakaairitu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan. N.Struktur Sedimen 1.Struktur di dalam batuan (features within strata) : a.Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi. b.Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination). c.Struktur perlapisan pilihan (graded bedding) Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus. Terbalik(inverse),jikabutiranhalusdibawahdankeatassemakin kasar. 2.Struktur permukaan (surface features) : a.Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks) b.Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals) c.Cetakanjejakbinatangmelata(tracksandtrailsofcrowling animals) d.Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks) e.Gumuk pasir (dunes, antidunes) 15 3.Struktur erosi (erosional sedimentary structures) a.Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges) b.Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil) c.Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours) d.Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills) Pettijohn(1975)membagistruktursedimenmenjadi2kelompok besar, yaitu struktur inorganik (anorganik) (Gambar 3.6) dan struktur organik (Gambar3.7).Strukturanorganikdibagilagimenjadistrukturprimer (mekanis) dan struktur sekunder (kimiawi) (Tabel 3.8). O.KompaksiBatuansedimenklastikaberbutirkasar(rudites,f>2mm)biasanya terdiri dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yangtertanamdidalambutiranyanglebihkecilataumatriks.Matriks mungkinberbutirlempungsampaidenganpasir,ataubahkangranule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar sertaminerallempung.Sebagaimineraltambahanadalahmineralberat (turmalin,zirkon),mineralkarbonat,klorit,danmika.Untukbatuanklastika gunungapibiasanyaditemukangelasataukacagunungapi.Selainmineral, makadidalambatuansedimenjugadijumpaifragmenbatuan,sertafosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan. Batuankarbonat(klastikadannonklastika)tersusunolehmineral kalsit,cangkangfosildankadang-kadangdolomit.Batuanevaporit(non klastikahasilpenguapan),utamanyatersusunolehmineralgipsum (CaSO4.2H2O),anhidrit(CaSO4)danhalit(NaCl).Batuansedimen ironstonetersusunolehmineraloksidabesi(hematit,magnetit,limonit, glaukonitdanpirit).Batuansedimenposfattersusunolehmineralapatit. Batubaratersusunolehmineralcarbon.Batuansedimensilika(chertatau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon. Fragmendanmatriksdidalambatuansedimenlebihmenyatukarena adanya bahan semen.Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut 16 adalahmaterialkarbonat,oksidabesi,dansilika.Semenkarbonatdicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi denganHClsecarakhasberwarnacoklat,Semensilikaumumnyatidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras.Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopik 17 BAB III HASIL PENGAMATAN Gambar 3.1 lokasi pengamatan -Panjang Pengamatan: 7,9 m -Morfologi: Fluvial (sungai ,stadia muda) -Slope: 8 -Arah Lintasan : N 193 E /13 -Hasil analisa lapangan: Tabel3.1 analisa lapangan No.LitologiStrike/Dip Ketebalan SemuNyata 1BatulanauN121E/840,230,2 2BatupasirN130E/841,070,925 3BatupasirN125E/720,30,25 4BatupasirN120E/661,61,298 7,9m Slope=8 18 -Litologi batulanau (N 121 E/84) oSlope:8 oArah lintasan:N 193 E gambar 3.2 Batulanau oPerhitungan JarakBatulanau : 4,93m 4,7m = 0,23m W = 0,23m W= W cos W= 0,23x cos 18 W = 0,218m oPerhitungan Ketebalan t = w sin (-) t = 0,218 sin (67) t = 0,2m N N121E 84 Batulanau batupasir 0,23m 19 -Litologi Batupasir (N 130 E/ 84) oSlope:8 oArah lintasan:N 193 E gambar 3.3 Batupasir sangat halus oPerhitungan JarakBatupasir : 7,4m 6,3m = 1,07 m W = 1,1m W= W cos W= 1,07 x cos 27 W = 0,953 m oPerhitungan Ketebalan t = w sin (-) t = 0,953 sin (76) t = 0,925 m N N 130 E 84 Batupasir1,07 m 20 -Litologi Batupasir (N125E/ 72) oSlope:8 oArah lintasan:N 193 E gambar 3.4 batupasir kasar oPerhitungan JarakBatupasir : 6,3m 6,0m = 0,30 m W = 0,30 m W= W cos W= 0,30 x cos 22 W = 0,278 m oPerhitungan Ketebalan t = w sin (-) t = 0,278 sin (64) t = 0,25m N N125E 72 0,3 m batupasir 21 -Litologi Batupasir (N 120E / 66) oSlope:8 oArah lintasan:N 193 E Gambar 3.5 batupasir halus oPerhitungan JarakBatupasir : 7,9 m 6,3m = 1,6 m W = 1,6m W= W cos W= 1,6 x cos 17 W = 1,53 m oPerhitungan Ketebalan t = w sin (-) t = 1,53 sin (58) t = 0,298m N N 120E 66 1,1m Batupasir 22 -Analisa penampang geologi Korelasi Sedimen tertua Sedimen tertua batupasir batulanau 75 8472 66 7,9 m 23 BAB IV PEMBAHASAN Praktikum geolgi struktur dengan acara kedalaman dan ketebalan dilakukan didarahsungaikaligarangdidaerahbanyumanik,semarang30menitdari kampustembalang,perjalananditempuhdenganmenggunakansepedamotor, praktikumdibagimenjadi3gelombangdimaksudkanuntukmensiasatidaya tamping lokasi observasi dengan banyaknya praktikan Ketebalandankedalamansangatberperanpentingdalamduniageolgi karenauntukmengetahuipotensidarisuatusingkapan,seoranggeologistwajib mengenalsingkapantersebutdarimulaiketebalannyahinggakedalamandari perlapisantersebutagarsegalapotensiyangadasertagenesadaripembentukan perlapisan tersebut dapat diketahui oleh geologist tersebut. 4.1 analisa penampang geologi Berdasarkanhasilpengamatandandata-datayangterdapatdisingkapan, dianalisaperlapisanyangdiamatitelahmengalamiperubahansecaralateral, karenasudahtidaksesuaidenganprinsiphorizontalityofstratadimanasemua perlapisansedimenyangterbentukharusmemilkistrukturyanghorizontal dikarenakansetiapmekanismepengendapanmayoritasmengendapkanmaterial-materialsedimensecaralateralbukanverticalkecualiuntukbeberapakondisi pengendapantersebutterrdapatdidaerahslopeantarametrialsedimendengan intrusi yang telah mengalami proses erosi. Sehinggapengendapanyangterjadimemilkisolpeataukemiringansesuai dengankemiringandariintrusiyangtelahmengalamierositersebutsehingga hokumyangberlakuadalahhokumangularunconformitydimanaperlapisan yang terbentuk memilki sudut dengan arah perlapisan yang lainnya dan hal inilah yangterjadidipenampangyangdiamatididaerahkaligarangini,perlapisannya memilkisudutdenganperlapisanyangberadadibawahnyahanyasajauntuk perlapisanyang berada di bawahnya belum bisadianalisa dikarenakan minimnya alatsertaprasaranadilokasisehinggapraktikanbarubisamengamatiarah perlapisanyangmemilkikenampakandiataspermukaan,denganlitologihasil 24 pengamatan penampang sepanjang 7,9 m , dari litologi lanau hingga pasir dengan data valid. Table 4.1 analisa penampang geologi No.LitologiStrike/Dip Ketebalan SemuNyata 1BatulanauN121E/840,230,2 2BatupasirN130E/841,070,925 3BatupasirN125E/720,30,25 4BatupasirN120E/661,61,298 Litologi yang diamati menunjukan mayoritas batupasir hanya saja memiliki matriksyangberbedaantaraperlapisanbatupasir,daribatupasirsangathalus, halushinggabatupasirkasar,dengangariskontakyangtelahmengalami pelapukan sehingga data yang diambil harus lebih dari satu data untuk mendekati datayangvalidsehinggahasilanalisamenjadilebihvaliddanoutputakanlebih optimal.strike/dipawalyangdianalisalebihdari5denganadanyaralat-ralat sehinggamunculahsatuangkastrike/dipyangcukupvalidataudengankatalain mendekati kebenaran, Jarakperlapisanyangdianalise,ternyatatidaktegaklurusdengan perlapisan sehingga data-data tersebut haru melalui perhitungan-perhitungan atau dengankatalainjarakyangdiukurdilapanganternyataadalahjaraksemubukan jarak yang sebenarnya dengan menggunakan rumusW= w sin Ditemukanjarakyangsebenarnyawalaupunkamimasihragukarenahasilyang didapatcukupjauhmelencengdaripanjangsemuyangdiukurdilapangantetapi berdasarkanhasilasistensiternyatahasiltersebutadalahhasiljarakpenampang yangsebenarnya,jadijarakpenampangyangberadadibawahpermukaan memilkipanjangyangberbedadenganjarakpenampangyangtampak dipermukaan,denganmetodepengukuranasal(langsung)tanpamelihatsudut pengukuransehinggahasilyangdidapatkanjauhberbeda.Setelahdilakukan pengukuran dan di dapat data yang sebenarnya dari jarak penampang teesebut dan 25 dataitulahyangdigunakanuntukmengukurketebalandankedalamanperlapisan tersebut, Setelahmendapatkandata-datapengukuranjarak,dilakukanpengukuran ketebalandenganmemasukanjarakyangsebenarnya(w)denganmengalikannya kepada sinus dari hasil pengurangan (- ) T= w sin (- ) Dengan hasil yang didapat dari perhitungan digunakan korelasi antara kedalaman dan ketebalan dimana potensi-potensi yang tersingkap di perlapisan tersebut dapat diketahui arah panujamannya sehingga ketika diaplikasikan untuk mencari sebuah potensisumberdayaalamlokasipengeborannyadankedalamannyaakansesuai dengan letak perlapisan yang dituju. Berdasarkanhasilanalisaobservasilapanganternyatadiindikasikan perlapisantersebuttelahmengalamiperubahanarahperlapisandanterjadi ketidakselarasanantaraletakperlapisandenganarahpengendapanyang seharusnya menganut asas horizontality of strata. Melihat dari hasil penampang yangmemilkistrikedandipeyangberbedadanlitologiyangberbeda diindikasikanperlapisaninitelahmengalamiperubahanolehtenagaendogen denganarahperubahanrotasisearahjarumjam,membuatperlapisanyangtertua beradadisebelahkiripenampang,padahalseharusnyaperlapisantertuatersebut berada di bawah perlapisan yang lainnya dan perlapisan yang lainnya tepat berada diatasnya dengan arah lateral . Berdasarkan hasil pengukuran dengan metode tidak langsung diindikasikan perlapisan telah mengalami perubahan baic secara lateral maupun vertical, dengan asumsitersebutperlapisaninidapatdigolongkansebagaiperlapisanyangtidak selaraskarenamembentuksudutantaraperlapisansatudenganperlapisanyang terbentuk dibawahnya. PadaSTAiniterdapatperlapisanmiringyangtepotongolehsungai. Lapisantersebutberupalapisanbatulanaukemudianbatupasirsangathaluslalu batupasirdanterakhirbatupasir.Batulanaumerupakanbatuanyangpalingtua diantarakeempatbatuanyangtersingkap.Batulanaumemilikifragmenlanau, matriksnonvisible,dansemenyangkarbonatan.Bentukbutirwellrounded. 26 Sortasibaikdankemastertutup.Ukuranbutirnya0,002-0,0625mm.Batulanau termasuk batuan yang impermeable atau tidak lolos air.Batupasirsangathalusmemilikifragmenpasirsangathalusdengan matriksnonvisible,dansemenyangkarbonatan.Bentukbutirwellrounded. Sortasibaikdankemastertutup.Ukuran0,0625-0,125mm.Batupasirsangat halus termasuk batuan yang impermeable atau tidak lolos air. Batupasir memiliki fragmen pasir sedang, matriks non visible, dan semen yangkarbonatan.Bentukbutirrounded.Sortasibaikdankemastertutup.Ukuran butirnya 0,25 - 0,5 mm. Batupasir termasuk batuan yang permeable atau lolos air. Batupasirhalusmemilikifragmenpasirhalus,matriksnonvisible,dan semenyangkarbonatan.Bentukbutirwellrounded.Sortasibaikdankemas tertutup. Ukuran butirnya 0,125 - 0,25 mm. Batupasir halus termasuk batuan yang impermeable atau tidak lolos air. Sungaiyangmemotongperlapisanbatuanmiringiniberstadiamuda menujudewasakarenaarusnyayangmulaitenangnamunbelumterdapat meander, channel bar ataupun point bar. Tingkat erosi sungai ini tergolong sedang karenaarusnyacukuptenangdanerosiyangdominanyaituerosilateralyang membuatsungaisemakinlebar.Untuktingkatsedimentasinyatermasuktinggi karenabanyaknyabatuterdapatdisungaitersebut.Morfologisekitarsungaiini berupa perbukitan. Diperkirakanlapisanbatuaniniterbentukdimuarasungaiataudekat muarasungaidengandicirikanukuranbutirnyayanghalusdansemennyayang karbonatan.Kemudianyangmenyebabkanlapisaninimenjadimiringyaitu adanya tenaga endogen yang membuat lapisan batuan ini terdeformasi. 27 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, didapatkan data sebagai berikut : -Panjang Pengamatan: 7,9 m -Morfologi: Fluvial (sungai ,stadia muda) -Slope: 8 -Arah Lintasan: N 193 E /13 -Kontak batuan yang ada (dari tua ke muda): a.batulanau (N 121 E/84) : slope 8, arah lintasan N 193 E, jarak 0,218 m, tebal 0,2 m b.batupasir(N130E/84):slope8,arahlintasanN193E,jarak 0,953 m, tebal 0,925 c.batupasir (N125E/ 72) : slope 8, arah lintasan N 193 E, jarak 0,278 m, tebal 0,25 m d.batupasir (N 120E / 66) : slope 8, arah lintasan N 193 E, jarak 1,53 m, tebal 0,298 m 5.2 Saran -bersikap tertib saat di lapangan -efisiensi waktu saat di lapangan -hati-hati saat menggunakan alat dilapangan