laporan labdas l1

35
Laboratorium Fisika Dasar KATA PENGANTAR Laboratorium Dasar Universitas Andalas adalah laboratorium terpadu fisika, kimia dan biologi yang digunakan sebagai saran pendidikaan sains dasar secara terpadu bagi mahasiswa eksakta pada tingkat pertama. Salah satu program di laboratorium ini adalah pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Universitas Andalas. Pelaksana praktikum Fisika Dasar secara umum terbagi dua, yaitu : Praktikum Fisika Dasar I pada semester ganjil dan Praktikum Fisika Dasar II pada semester genap oleh mahasiswa jurusan teknik mesin. Objek atau materi dalam praktikum ini secara umum di bagi 5 bidang yaitu Mekanika (kode M), Panas (kode P), Fluida (kode F), Optik (kode O), dan Listrik (kode L). Kelima topik ini di susun berdasarka kurikulum dan dilaksanakan selama dua semester pada tingkat pertama perkuliahan. Sedangkan bagi jurusan lain yang hanya melaksanakan kuliah fisika dasar dalam satu semester saja, maka praktikumnya merupakan pilihan gabungan dari diktat Praktikum Fisika Dasar I dan II. Kami sebagai tim penulis laporan Praktikum Fisika Dasar ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak Elektrolisa Teknik Mesin 1

Upload: isratul-rahmad

Post on 25-Nov-2015

388 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Laboratorium Fisika Dasar

Laboratorium Fisika Dasar

KATA PENGANTAR

Laboratorium Dasar Universitas Andalas adalah laboratorium terpadu fisika, kimia dan biologi yang digunakan sebagai saran pendidikaan sains dasar secara terpadu bagi mahasiswa eksakta pada tingkat pertama. Salah satu program di laboratorium ini adalah pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Universitas Andalas.Pelaksana praktikum Fisika Dasar secara umum terbagi dua, yaitu : Praktikum Fisika Dasar I pada semester ganjil dan Praktikum Fisika Dasar II pada semester genap oleh mahasiswa jurusan teknik mesin. Objek atau materi dalam praktikum ini secara umum di bagi 5 bidang yaitu Mekanika (kode M), Panas (kode P), Fluida (kode F), Optik (kode O), dan Listrik (kode L). Kelima topik ini di susun berdasarka kurikulum dan dilaksanakan selama dua semester pada tingkat pertama perkuliahan. Sedangkan bagi jurusan lain yang hanya melaksanakan kuliah fisika dasar dalam satu semester saja, maka praktikumnya merupakan pilihan gabungan dari diktat Praktikum Fisika Dasar I dan II.Kami sebagai tim penulis laporan Praktikum Fisika Dasar ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Padang, 26 april 2012

Tim penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang PraktikumDalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok. Kita tahu banyak sekali manfaat yang didapat dengan adanya listrik, karena energi listrik dapat dimanfaatkan dengan mengubahnya menjadi bentuk energi lain, salah satunya adalah energi kimia lewat proses elektrolisis. Pada proses ini kita dapat mempelajari reaksi redoks, melihat bagaimana terjadinya proses oksidasi dan reduksi pada elektroda yang ditentukan, sehingga bisa memahami rekasi yang terjadi.1.2 Tujuan praktikum1.2.1 Memahami mekanisme voltmeter, menentukan tara kimia listrik1.2.2 Menentukan besarnya muatan elementer (e), dengan cara elektrolisis menggunakan volmeter sebagai penera amperemeter.1.2.3 Mempelajari proses elektrolisis larutan elektrolit tembaga sulfat1.3 Manfaat PraktikumAdapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan melihat bagaimana reaksi yang terjadi saat arus listrik dialirkan ke dalam suatu larutan khusus dengan elektroda di dalamnya, sehingga di dapatkan massa yang diuraikan dan diendapakan untuk mencari nilai muatan elementernya.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Teori Dasar ObjekElektrolisis merupakan suatu porses perubahan arus listrik menjadi reaksi reduksi dan oksidasi atau peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus.Dalam sel elektrolisis terjadinya reaksi kimia karena adanya energi dari luar dalam bentuk potensial atau arus listrik. Reaksi yang berlangsung pada sel elektrolisis adalah reaksi yang tergolong dalam reaksi redoks spontan.Alat elektrolisis terdiri dari sel elektrolisis yang terdiri dari larutan atau leburan elektrolit, dan dua buah elektroda yaitu elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).Mekanisme kerja alat elektrolisis ini adalah arus listrik dalam larutan dihantarkan oleh ion-ion positif dan ion-ion negatif (katoda dan anoda) yang bergerak saling mendekati.Ion positif akan bergerak mendekati ion negatif (katoda) dimana terjadi reaksi reduksi. Sedangkan ion negatif atau katoda akan bergerak mendekati ion positif (anoda) dimana terjadinya reaksi oksidasi.Sebuah atom atau gugusan atom yang kekurangan satu atau beberapa elektron disebut dengan ion positif, sedangkan ion negatif adalah sebuah atom atau suatu gugusan atom yang kelebihan satu atau beberapa elektron.Pada elektrolisis, larutan elektrolit dalam air, ion-ionlogam yang bermuatan positif selalu bergerak ke katoda dan ion-ion OH- serta ion-ion sisa asam yang bermuatan negatif menuju ke anoda.Dengan menggunakan daftar potensial elektroda standar, dapat diketahui apakah rekasi redoks dapat berlangsung atau tidak, yaitu apabila potensial reaksi redoksnya positif, maka reaksi redoks tersebut dapat berlangsung. Sebalikany jika potensial reaksi redoksnya negatif, maka reaksi tidak dapat berlangsung.Pada suatu percobaan elektrolisis, reaksi yang tejadi pada katoda bergantung pada kecendrungan tejadinya reaksi reduksi. Sebagi contoh, elektrolisa NaCl pada berbagai keadaan menunjukkan pentingnya suasana sisten yang dielektrolisis. Jika larutan NaCl encer dielektrolisis menggunakan elektroda platina, maka reaksi pada kedua elektroda adalah :Anoda : 2 H2O O2 + 4 H+ + 4eKatoda : 2 H2O + 2eH2 + 2 OH-Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah :Anoda : 2 Cl-Cl2 + 2eKatoda : 2 H2O + 2eH2 + 2 OH-Jika larutan NaCl dielektrolisis, maka reaksi pada elektroda adalah :Anoda : 2 Cl-Cl2 + 2eKatoda : Na+ + eNaElektroda merupakan tempat terjadinya reaksi redoks. Potensial reaksi redoks sebagai penentu terjadinya/tidak terjadinya suatu reaksi. Bentuk rangkaian alat elektrolisis dapat dilihat pada skema alat.Reaksi reduksi untuk ion H+ ialah menjadi unsur H2 atau unsur hidrogen. Sedangkan reaksi reduksi untuk ion-ion logam, baik logam alkali atau alkali tanah yang mengalami reaksi adalah air. Beberapa syarat yang terkait dengan kemudahan ion logam tereduksi dibandingkan ion H+.Jika kation lebih mudah dioksidasi (melepaskan electron) maka air akan tereduksi. Ion-ion tersebut meliputi golongan IA dan IIA, seperti ion-ion logam alkali dan alkali tanah, terutama Na+, K+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+.Elektrolit bJika ion-ion itu lebih mudah tereduksi seperti ion-ion Cu2+, Ni2+ dan Ag+. Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh jenis elektroda yang dipakai dan jenis anion yang dipakai.Pada Proses elektrolisis berlaku hukum Faraday. Akibat aliran arus listrik searah, ke dalam sebuah larutan elektrolitmaka akan terjadi perubahan kimiaDalam larutan tersebut menurut Michael faraday tahun 1834 menyatakan bahwa lewatnya arus 1F mengakibatkan oksidasi 1massa ekuivalen suatu zat pada suatu eletroda (anoda) dan reduksi 1massa ekuivalen suatu zat pada elektroda yang lain(katoda).Hukum Faraday :jumlah zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada setiap elektroda saat elektrolisis sebanding dengan jumlah arus yang melewati sel.Ion yang beremuatan positif akan menempel pada elektroda negative (katoda).dengan menimbang katoda sebelum dan sesudah di aliri arus listrik, maka dapat di ketahui jumlah logam yang menempel pada elektroda tersebut. Pada proses elektrolisa berlaku hukum faraday :1. Massa zat yang mengendap pada elektroda berbanding langsung dengan tara listriknya. m = k . i. tDengan : m adalah jumlah massa yang di endapkan pada elektrodak adalah tara kimia listriki adalah arus listrikt adalah waktu pengaliran air2. Massa suatu zat dari suatu elektroda berbanding langsung dengan jumlah muatan yang melalui larutan tersebut.Jika valensi ion adalah z, maka muatan untuk atom bervalensi lebih darisatu ion adalah z e, sehingga muatan yang di angkut olehsemua ion yang mengendap adalah :q = NA . z . e1 farad = 6,022 x = 96,487 C

Teori percobaan dengan cara elktrolisis ini menentukan besarnya tara kimia listrik terlebih dahulu , bila arus listrik searah dialirkan melalui sel elektrolit yang berisi larutan garam AB, maka garam tersebut akan terurai :AB A+ + B-Ion yang mengandung muatan positif akan menempel pada elektroda negatif. Dengan menimbang elektroda sebelum dan sesudah dialiri arus listrik maka dapat diketahui jumlah logam yang menempel pada elektroda tersebut sesuai dengan hukum Faraday :W = z . I . tDimana :W = jumlah massa yang diendapkan z = tara kimia listrik t = waktu I = arus listrikTara kimia listrik adalah sel elektrolit atau larutan elektrolit yang terdiri dari larutan garam seperti CuSO4 yang dialiri arus listrik searah dan sel-sel elekrolit itu akan terurai dan berkumpul pada elekroda-elektrodanya. Cara menghitung besarnya tara kimia listrik digunakan rumus :Z = Percobaan elektrolisis diatas dapat digunakan untuk menghitung muatan elementer dari permukaan percobaan milikan. Setiap tembaga ion menerima muatan electron dari katoda, yang mengakibatkan ion tersebut menjadi ion netral dan menempel pada elektroda tersebut.Apabila terdapat N atom Cu yang dipindahkan, jumlah muatan listrik yang berpindah ialah sebanyak 2 e, maka muatan elementer tersebut dapat dihitung dengan :E =

Dimana : e = muatan elementer (coulomb)A= Berat atom Cu (63,5 gr/mol)W= Jumlah massa yang ditetapkan N= Bilangan Avogadro = 6,02 x 1023 atom/molApabila dua elektrolisa dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama, maka perbandingan massa zat yang dihasilkan sebanding dengan massa ekivalen zat tersebut.Pernyataan di atas merupakan bunyi hukum Faraday II dengan persamaan:W1 : W2 = e1 : e2Atau = Bunyi Hukum Faraday untuk elektrolisa : Hukum Faraday I Massa zat yang terbentuk sama dengan kuat arus yang mengalir pada elektrolisis. Hukum Faraday IIMassa suatu zat terlarut dari suatu elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan yang melalui larutan tersebut.

Percobaan elektrolisis dapat digunakan untuk menghitung besar muatan elementer . Setiap ion tembaga menerima dua muatan electron dari katoda yang akhirnya mengakibatkan ion ion itu menjadi netral (atom netral) yang menempel pada anoda. Potensial elektroda pada zat elektrolit adalah suatu ukuran terhadap besaranya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan electron.Proses elektrolisis ini dapat digunakan antara lain untuk pemurnian logam, produksi berbagai jenis logam, seperti Mg, Al dan logam lainnya, bisa untuk penyepuhan dengan menggunakan logam yang menjadi anoda dan katoda.

BAB IIIMETODELOGI PERCOBAAN3.1 PERALATAN PRAKTIKUM BESERTA FUNGSINYA1. Sel elektrolit dan larutan CuSO4 yang fungsinya sebagai penghantar listrik.2. Elektroda tembaga (Cu) dan alumunium (Al) yang mana tembaga berperan sebagai anoda (ion positif), sedangkan alumunium berperan sebagai katoda (ion negatif).3. Catu daya fungsinya sebagai sumber arus listrik. 4. Amperemeter fungsinya untuk mengukur besarnya arus listrik.5. Dryer sebagai media pengering untuk menegeringkan lempengan tembaga.6. Amplas fungsinya untuk memebersihkan plat katoda.7. Neraca digital fungsinya untuk mengukur massa.3.2 PROSEDUR PERCOBAAN1. Plat katoda tembaga dibersihkan , masing masing plat ditimbang dan diberi tanda.2. Katoda ekstra (Al) terlebih dahulu dipasang seperti gambar 1 dan besar arus ditentukan dengan mengatur catu daya variable 3. Katoda ekstra diganti dengan katoda yang telah ditimbang, elektrolisis dilakukan selama 5 menit 4. Katoda dicelupkan ke dalam air ( jangan digosok-gosok supaya Cu yang menempel pada katoda tidak berkurang ), kemudian keringkan dengan dryer.5. Katoda ditimbang dan dicatat jumlah massa yang diendapkan 6. Langkah 1 sampai 5 dilakukan dengan variasi selama 7 dan 9 menit.7. Langkah 1 sampai 6 diulangi dengan variasi arus listrik yang berbeda. 3.3 SKEMA ALATCED

FBA

Keterangan :A = Neraca digitalB = Sel elektrolit dan larutan CuSo4C = Elektroda (Cu dan Al)D = AmperemeterE = AmplasF = Dryer

BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN4.1 DATA PENGAMATANElektroda :Logam Katoda : CuLogam Anoda : CuLarutan elektrolit : CuSO4 1 Mol A. Variasi WaktuNoWaktu (menit)Arus (A)Massa KatodaMassa Anoda

Sebelum (gr)Sesudah (gr)Sebelum (gr)Sesudah (gr)

132144,33144,46128,07127,94

26144,20144,40127,90127,68

39144,30144,57127,65127,28

B. Variasi ArusNoArus (A)Waktu (menit)Massa KatodaMassa Anoda

Sebelum (gr)Sesudah (gr)Sebelum (gr)Sesudah (gr)

11,55144,44144,64127,24127,08

23144,55144,90127,02127,75

4.2 PERHITUNGANA. Menentukan Nilai Tara Kimia ListrikA.1 Variasi Waktut = 3 menit = 180 sI = 2 AKatodamaw = 144,33 grmak = 144,46 grm = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 grk= = = = 3,61 x 10-4 gr/AsAnodamaw = 128,07 grmak = 127,94 grm = |mak maw| = |127,94 gr 128,07 gr| = 0,13 grk= = = = 3,61 x 10-4 gr/As

t = 6 menit = 360 sI = 2AKatodaMaw = 144,20 grMak = 144,40 grm = |mak maw| = |144,40 gr 144,20 gr| = 0,20 grk= = = = 2,78 10-4 gr/AsAnodaMaw = 127,90 grMak = 127,68 grm = |mak maw| = |127,68 gr 127,90 gr| = 0,22 grk= = = = 3,05 10-4 gr/As

t = 9 menit = 540 sI = 2 AKatodaMaw = 144,30 grMak = 144,57 grm = |mak maw| = |144,30 gr 144,57 gr| = 0,27 grk= = = = 2,50 10-4 gr/AsAnodaMaw = 127,65 grMak = 127,28 grm = |mak maw| = |127,28 gr 127,65 gr| = 0,37 grk= = = = 3,42 10-4 gr/As

A.2 Variasi ArusI = 1,5 At = 5 menit = 300 sKatodaMaw = 144,44 grMak = 144,64 grm = |mak maw| = |144,64 gr 144,44 gr| = 0,20 grk= = = = 4,44 10-4 gr/AsAnoda Maw = 127,24 grMak = 127,08 grm = |mak maw| = |127,08 gr 127,24 gr| = 0,16 grk= = = = 3,56 10-4 gr/As

I = 3 At = 5 menit = 300 sKatoda Maw = 144,55 grMak = 144,90 grm = |mak maw| = |144,90 gr 144,55 gr| = 0,35 grk= = = = 3,89 10-4 gr/AsAnodaMaw = 127,02 grMak = 126,75 grm = |mak maw| = |127,75 gr 127,02 gr| = 0,73 grk= = = = 8,11 10-4 gr/As

B. Menentukan Nilai Muatan ElementerB.1 Variasi WaktuAr = 63,5 gr/molI= 2 ANa= 6,02 1023 atom/molt= 3 menit = 180 sKatodam = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 gre= = = = 14,65 10-20 As/atomAnodam = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 gre= = = = 14,65 10-20 As/atom

Ar = 63,5 gr/molI= 2 ANa= 6,02 1023 atom/molt= 6 menit = 360 sKatodam = |mak maw| = |144,40 gr 144,20 gr| = 0,20 gre= = = = 18,99 10-20 As/atomAnodam = |mak maw| = |127,68 gr 127,90 gr| = 0,22 gre= = = = 17,25 10-20 As/atom

Ar = 63,5 gr/molI= 2 ANa= 6,02 1023 atom/molt= 9 menit = 540 sKatodam = |mak maw| = |144,30 gr 144,57 gr| = 0,27 gre= = = = 21,09 10-20 As/atomAnodam = |mak maw| = |127,28 gr 127,65 gr| = 0,37 gre= = = = 15,39 10-20 As/atomB.2 Variasi ArusAr = 63,5 gr/molI= 1,5 ANa= 6,02 1023 atom/molt= 5 menit = 300 sKatodam = |mak maw| = |144,64 gr 144,44 gr| = 0,20 gre= = = = 11,87 10-20 As/atomAnodam = |mak maw| = |127,08 gr 127,24 gr| = 0,16 gre= = = = 14,83 10-20 As/atom

Ar = 63,5 gr/molI= 3ANa= 6,02 1023 atom/molt= 5 menit = 300 sKatodam = |mak maw| = |144,90 gr 144,55 gr| = 0,35 gre= = = = 13,56 10-20 As/atomAnodam = |mak maw| = |127,75 gr 127,02 gr| = 0,73 gre= = = = 6,50 10-20 As/atom

4.3 TABEL HASIL PERHITUNGAN1. Variasi arusNoIt (s)m (gr)k (x 10-4 gr/As)e (x 10-20 As/atom)

KatodaAnoda

12A1800,130,133.6114.65

22A3600,20,222.7818.99

32A5400,270,372.5021.09

2. Variasi waktuNoIt (s)m (gr)k (x 10-4 gr/As)e (x 10-20 As/atom)

KatodaAnoda

11.5 A3000,20,164,4411,83

23A3000,350,733,8913,56

4.5 ANALISAPada praktikum kali ini denagn judul elektrolisa, dilakukan percobaan untuk meenetukan muatan elementer (e) denag elektrolis dan menentukan tara kalor listrik dan larutan Tembaga Sulfat (CuSo4). Pengambilan data dilakukan denagn memvariasikan waktu dengan kuat arus tetap atau konstan sebesar 2A dan memvariasikan kuat arus dengan waktu konstan selama 5 menit.Percobaan dilakukan dengan menyembunyikan elektroda positif (anoda) dan elektroda negarif (katoda) pada catu daya dengan kutub yang sesuai agar data tidak salah dan ditentukan kuat arus yang diinginkan. Lalu elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) yang sebelumnya telah ditentukan massanya dibiarkan bereaksi selama waktu yang telah ditentukan. Selama proses berlansung diamati adanya bagian dari elektroda positif (anoda) yang terurai dan akhirnya menegndap di elektroda negatif (katoda). Setelah waktu habis, kedua elektroda diangkat dan dikeringkan dengan dryer hingga benar-benar kering dan kemudian ditimbang dan didapatkan massa setelah elektrolisis.Dari semua hasil percobaan, didapatkan data-data yang digunakan untuk menentukan tara kalor listrik dan muatan elementer masing-masing elektroda (anoda dan katoda)Untuk percobaan pertama dengan 3 data variasi waktu selama 3 menit, 6 menit dan 9 menit didapatkan nilai tara kalor listrik untuk katoda sebesar 3,61 x 10-4 gr/As, 2,78 x 10-4 gr/As, 2,5 x 10-4 gr/As, dan anoda yang didapatkan nilai tara kalor listrik sebesar 3.61 x 10-4 gr/As, 3.05 x 10-4 gr/As, 3,42 x 10-4 gr/As.Sedangkan untuk muatan elementer, untuk ketiga data variasi waktu, diperoleh hasil sebesar 14.65 x 10-20 As/atom, 18.99 x 10-20 As/atom, 21.09 x 10-20 As/atom untuk elektoda negatif (katoda) dan hasil sebesar 14.65 x 10-20 As/atom, 17.25 x 10-20 As/atom, 15.39 x 10-20 As/atom untuk elektroda positif (anoda).Pada percobaan dengan memvariasiakan waktu ini, yaitu pada waktu 6 menit, terjadi kekeliruan data yang dikarenakan salah menghubungkan kabel pada catu daya denagn elektroda. Akibatnya pada proses elektrolisis, elektroda positif (anoda) yang terjadi endapan bukan di elektroda negatif (katoda). Solusinya segera mengulangi perciobaan kedua dengan menimbang dan mengamplas lagi batang katoda dan anoda sebeum proses elektrolisis diulangai.Selanjutnya pada percobaan variasi arus , didapatkan hasil untuk tara kalor listrik pada katoda sebesar 4,44 x 10-4 gr/As dan 3,89 x 10-4 gr/As, untuk batang anoda didapatkan hasil 3,56 x 10-4 gr/As dan 8,11 x 10-4 gr/As. Pada perhitungan untuk menetukan muatan elementer pada katoda terhitung sebesar 11.87 x 10-20 As/atom, 13.56 x 10-20 As/atom dan pada anoda terhitung sebesar 11.87 x 10-20 As/atom dan 6.50 x 10-20 As/atom.Setelah semua data terhitung dan diambil rata-ratanya masing-masing variasi, dan dan kemudian dibandingkan dengan literatur yang ada. Untuk variasi waktu didapatkan rata-rata nilai muatan elementer sebesar 18,24 x 10-20. Nilai ini tidak terlalu jauh berbeda dengan literatur sebesar 16 x 10-20 untuk katoda dan bila dibandingkan dengan anoda sedikit lebih kecil yaiti 15,76 x 10-20.Untuk varisai arus didapatkan rata-rata nilai muatan elementer pada batang katoda sebesar 12,72 x 10-20. Jauh lebih kecil dari literatur , dan pada batang anoda didapatkan rata-rata sebesar 10.67 x 10-20, juga jauh lebih kecil dan nilai yang ada pada literatur yang diperoleh.Percobaan nilai yang diperoleh, mungkin disebabkan oleh kesalahan-kesalahan serta ketidak telitian selama proses, mulai dari mengamplas batang elektroda yang mungkin kurang bersih, kesalahan dalam menghubungkan catu daya dengan elektroda yang membuat data menjadi keliru, maupun saat proses pengeringan yang kurang kering., sehingga hasil timbangan menjadi tidak akurat, dan perhitungan menjadi salah.Proses elektrolisis, digunakan batangan tembaga sebagai elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (kattoda) dan menggunakan larutan elektrolit yaitu larutan tembaga sulfat (CuSo4).Menempel / mengendapnya tembaga pada elektroda negatif (katoda) saat proses elektrolisis inilah yang mempengaruhi massa katoda setelah di elektrolisis, bagitupun dengan anoda yang terurai, akan memperkecil massanya.Jika di analisis data-data perhitungan, didapatkan bahwa tara kalor listrik di poengaruhi oleh waktu dan arus. Dengan memvariasikan waktu dan arus. Dengan memvarisaikan waktu dan waktu, pengaruhnya makin terlihat. Semakin lama waktu yang digunakan dalam proses elektrolisis, akan semakin memperkecil nilai tara kimia listriknya. Artinya, makin lama waktu, membuat zat yang mengendap pada katoda atau massa zat yang dipindahkan oleh muatan satu colomb selama proses elektrolisis makin / berkurang.Begitupun dengan kuat arus, samadengan waktu, makin kuat/besar arus yang digunakan, membuatnilai tara kimia listrik makin kecilNamun hal ini berbanding terbalik dengan muatan elementernya. Waktu yang makin besar/ lama dan arus yang makin besar membuat nilai muatan elementernya makin besar.BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULANDari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : Tara kimia listrik berbanding terbalik sengan besarnya waktu elektrolisis. Tara kimia listrik berebanding terbalik dengan arus yang dialirkan pada saat elektrolisis. Tara kimia listrik berbanding lurus dengan perubahan masa elektroda. Besarnya muatan elementer dipenegaruhi oleh perubahan massa, arus, waktu, massa relatif dan mol zat yang digunakan.5.2 SARANUntuk kelancaran praktikum selanjutnya, praktikan disarankan agar : Lebih menguasai bahan praktikum, serta memahami cara penggunaaan alat Lebih teliti dalam melakukan praktikum dan dalam perhitungan agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Haliday,resnik. 1983. FISIKA JILID I. Jakarta : Erlangga.Sutrisno. 1975. FISIKA DASAR SERI MEKANIKA. ITB : Bandung.Zemansky. 1991. OPTIKA FISIKA MODERN. Bandung : Bina Cipta.

JAWABAN PERTANYAAN1. Hukum Faraday untuk elektrolisa yaitu :a. Hukum Faraday 1: massa zat yang terbentuk sama dengan kuat arus yang mengalir pada elektrolisis.b. Hukum Faraday 2: massa pada suatu zat larut dari suatu elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan yang melalui larutan tersebut.2. Tara kimia listrik adalah banyaknya zat yang mengendap pada katoda atau massa zat yang dipindahkan oleh muatan satu coloumb selama peristiwa elektrolisis3. Persamaan reaksi redoks pada percobaan ini :3CuSO4 + 2AlAl2(SO4)3 + 3Cu4. Samakah harga tara kimia listrik Ag dengan Cu :w= m= k.i.t k= No= e = = jadi,k= = kAg = 5. Larutan yang dapat digunakan untuk mengukur tara kimia listrik perak adalah larutan CuSO46. Bukti persamaan 3 :e = QQ= N= A.i.tJadi, e = 7. Potensial elektroda pada sel elektrolit adalah suatu ukiran terhadap besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan elektron.8. Contoh penggunaan elektrolisis yaitu :Produksi berbagai jenis logam seperti Mg, Al, dan lainnya, pemurnian logam, penyepuhan dengan menggunakan logam yang akan menjadi anoda dan katoda.

ElektrolisaTeknik Mesin16