laporan kunjungan kerja spesifik komisi viii dpr ri ...€¦ · 26 – 27 agustus 2020 sekretariat...
TRANSCRIPT
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI TENTANG
PENGAWASAN PENINGKATAN PELAYANAN
UPT ASRAMA HAJI BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2020 - 2021
26 – 27 AGUSTUS 2020
SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI
2020
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN 7
BAB III TEMUAN DAN REKOMENDASI 9
BAB IV PENUTUP
12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umrah (PIHU) mengamanahkan pemerintah untuk melakukan
peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji pada aspek pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan jemaah secara berkelanjutan. Berdasarkan Undang
Undang tersebut Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) harus diarahkan pada
peningkatan mutu secara berkelanjutan pada aspek pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan.
Latar belakang terbitnya undang-undang No.8 Tahun 2019 tersebut
menggantikan undang-undang no.13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan
ibadah haji sudah tidak sesuai dengan dinamika dan kebutuhan hukum
masyarakat, sehingga perlu diganti. Dalam Undang-Undang (UU) yang dikenal
dengan istilah UU PIHU tersebut, terdapat cukup banyak perbedaan yang
signifikan diantaranya adalah :
a. BIPIH dan BPIH, Sebelumnya hanya dikenal Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH). Kini, dalam UU No. 8 Tahun 2019 PIHU dikenal istilah
BPIH serta Bipih atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji yang berarti sejumlah
uang yang harus dibayar oleh warga negara yang menunaikan ibadah haji.
b. Pelimpahan Porsi, Jemaah haji yang wafat setelah diumumkan berhak
melunasi BPIH dapat dilimpahkan nomor porsinya kepada salah satu
keluarga (suami, istri, anak, atau menantu). Regulasi yang diatur dalam
PIHU pelimpahan nomor porsi dapat dilakukan kepada suami, istri, ayah,
ibu, anak kandung, atau saudara kandung. Bahkan pelimpahan nomor
porsi bukan hanya bagi jemaah yang wafat dan telah ditetapkan sebagai
jemaah berhak lunas, kapan pun jemaah wafat nomor porsinya dapat
dilimpahkan kepada keluarganya.
c. Kuota, Pembagian kuota haji regular dan haji khusus sebelumnya tidak
diatur secara khusus persentasenya. Melalui UU PIHU persentase jemaah
haji khusus secara nyata tegas disebutkan sebesar 8% dari kuota haji
nasional. Serta terdapat mandat agar Menteri Agama memberikan prioritas
kuota bagi jemaah haji lanjut usia dengan batasan usia paling rendah 65
tahun.
d. Jemaah haji disabilitas dan pendamping juga menjadi hal baru dalam UU
PIHU. Jemaah haji penyandang disabilitas mendapatkan pelayanan khusus
dan berhak mengisi kuota pada pelunasan tahap kedua jika masih terdapat
sisa kuota.
4
e. Visa di luar Kuota Haji Indonesia yang biasa dikenal dengan visa
mujammalah atau visa furada. Bagi warga negara yang mendapatkan
undangan berhaji dari Arab Saudi wajib berangkat melalui Penyelenggara
Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan melaporkan kepada Kementerian Agama.
f. Kelompok Bimbingan dulu dikenal dengan sebutan Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH). Melalui UU PIHU dijelaskan bahwa kelompok
bimbingan dapat menyelenggarakan pembimbingan untuk jemaah haji dan
jemaah umrah. Bahkan disebutkan bahwa KBIHU yang memiliki jemaah
paling sedikit 135 orang berhak mendapatkan satu kuota pembimbing
dengan syarat telah memiliki sertifikat pembimbing ibadah haji.
Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indeks kepuasan
jemaah haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1440 H/2019 M sebesar
85,91. IKJHI yang dipaparkan di sini adalah tahun 1440 H/2019 M, karena pada
penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/2020 M, Pemerintah Indonesia tidak
memberangkatkan jemaah haji karena pandemi Covid-19. Selain itu, Pemerintah
Arab Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/2020 M hanya
mengizinkan warga negara Arab Saudi atau warga negara asing yang berdomisili
di Arab Saudi yang dapat menunaikan ibadah haji. Jumlah jemaah yang diizinkan
oleh Pemerintah Arab Saudipun hanya kurang lebih 1000 (seribu) orang dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat. Karena itu, mengacu kepada IKJHI
tahun 1441 H/2019 M, secara umum, jemaah haji Indonesia telah menerima
semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah secara “sangat memuaskan”.
Indeks kepuasaan pelayanan jemaah haji naik sebesar 0,68 dibandingkan dengan
tahun 2018.
Bila dirinci menurut jenis pelayanan, indeks kepuasan tertinggi terdapat
pada pelayanan transportasi bus shalawat, yaitu sebesar 88,05; kemudian
berturut-turut adalah pelayanan ibadah 87,77; pelayanan katering non Armuzna
87,72; pelayanan petugas 87,66; pelayanan bus antar kota 87,35; pelayanan
akomodasi hotel 87,21; pelayanan lain-lain 85,41; pelayanan katering di Armuzna
84,48; pelayanan transportasi bus Armuzna 80,37; dan pelayanan tenda di
Armuzna 76,92.
Berdasarkan lokasi tempat pelayanan, Indeks kepuasan jemaah tertinggi
terdapat pada pelayanan yang dilakukan selama di bandara, yaitu sebesar 87,94,
berikutnya secara berturut-turut pelayanan di Makkah 87,89; pelayanan di
Madinah 86,44; dan pelayanan di Armuzna 82,57.
5
Perkembangan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI), 2010–2019
Berdasarkan data indeks kepuasan jemaah haji (IKJHI) mengalami tren
naik terus sejak tahun 2015 yaitu 82,67, tahun 2016 sebesar 83,3, tahun 2017
sebesar 84,85, tahun 2018 sebesar 85,23 dan tahun 2019 sebesar 85,91. Ada
tujuh jenis layanan yang dinilai, yaitu pelayanan petugas haji, pelayanan ibadah,
transportasi, kesehatan, akomodasi, katering dan lain-lain.
Dari hasil survey, indeks kepuasan tertinggi terdapat pada pelayanan bus
shalawat sebesar 88,05, kemudian pelayanan ibadah 87,77, pelayanan katering
non armuzna 87,72, pelayanan petugas 87,66, pelayanan bus antar kota 87,35,
pelayanan akomodasi hotel 87,21, pelayanan lain-lain 85,41, pelayanan katering
armuzna 84,48, pelayanan transportasi bus armuzna 80,37 dan pelayanan tenda
armuzna 76,92.
Walaupun secara umum indeks kepuasan jemaaah haji meningkat, namun
masih perlu ditingkatkan peran petugas ibadah dalam memberikan manasik haji
dan manasik perjalanan, meningkatkan sinergitas antara pembimbing ibadah haji
dengan KBIH, serta materi bimbingan ibadah haji menggunakan pola manajemen
ibadah. Peran petugas kloter juga perlu ditingkatkan mengingat bahwa petugas
kloter memiliki peran yang penting dalam mendampingi jemaah haji selama
menunaikan ibadah haji.
Dasar Kunjungan Kerja
1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A,
Pasal 21, dan Pasal 23 tentang Tugas DPR RI bidang Legislasi, Budget,
dan Pengawasan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014, yang telah
diubah beberapa kali dan terakhir diubah dengan UU No. 13 Tahun 2019
dan Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2014 tentang Peraturan Tata Tertib
DPR.
4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR.
Tujuan
6
1. Menghimpun informasi dan data mengenai peningkatan pelayanan di UPT
Asrama Haji Embarkasi Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
2. Merekomendasikan kebijakan kepada Kementerian Agama RI tentang
peningkatan pelayanan di UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan,
Provinsi Kalimantan Timur.
TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK
NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL
Urut Anggt
1. A-289 Dr. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. Wakil Ketua/ Ketua Tim
PG Jabar II
2. A-166 Diah Pitaloka, S.Sos. M.Si. Anggota PDI-P Jabar III
3. A-172 Selly Andriany Gantina, A.Md Anggota PDI-P Jabar VIII
4. A-062 M. Husni, SE., MM Anggota Gerindra Sumut I
5. A-380 Nurhadi, S.Pd Anggota Nasdem Jatim VI
6. A-549 Harmusa Oktaviani, SE Anggota Demokrat Jateng III
7. A-437 H. Nurhasan Zaidi, S.Sos.I Anggota PKS Jabar IX
8. A-504 H. Sungkono Anggota PAN Jatim I
9. - Reno Bulan Sekretariat Komisi VIII DPR RI
10. - Ahmad Ari Masyhuri, M.Ag Tenaga Ahli Komisi VIII DPR RI
7
BAB II
PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
Tim kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur
dalam rangka mengetahui secara langsung peningkatan pelayanan UPT Asrama
Haji Embarkasi Balikpapan di tengah pandemi Covid-19, dilaksanakan sesuai
yang direncanakan, yakni mengadakan pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur dan Kepala UPT Asrama Haji
Embarkasi Balikpapan, beserta jajarannya serta pemprov dan pemkot bidang
kesra terkait dukungan dalam pelaksanaan peningkatan pelayanan. Kemudian
dilanjutkan dengan peninjauan lapangan terhadap sarana-prasaran penunjang
layanan di UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan, yang mana pada saat ini
Asrama Haji Embarkasi Balikpapan sedang digunakan sebagai rumah sakit untuk
pasien Covid-19.
Dalam pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Timur dan Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan,
beserta jajarannya, serta pemprov dan pemkot bidang kesra terkait dukungan
dalam pelaksanaan peningkatan pelayanan. Komisi VIII DPR RI mendapat
penjelasan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembangunan fisik revitalisasi Asrama Haji Embarkasi
Balikpapan Tahun 2019 yang bersumber dari Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan total biaya sebesar Rp.16.819.635.000 yang terdiri
dari 3 Paket Pekerjaan, yaitu :
a) Pembangunan Gedung Asrama Jamaah Haji (Bir Ali) dengan nilai
kontrak sebesar Rp11.550.000.000 selesai secara keseluruhan
sebagaimana dalam Berita Acara Serah Terima pada tanggal 26
Desember 2019
b) Pembangunan Pagar dan Gapura dengan nilai kontrak sebesar Rp
1.935.421.000 selesai secara keseluruhan sebagaimana dalam
Berita Acara Serah Terima pada tanggal
c) Pengadaan Interior, Meubelair dan Peralatan Gedung Asrama
Jemaah Haji (Bir Ali) dengan nilai kontrak sebesar Rp 2.080.000.000
selesai secara keseluruhan sebagaimana dalam Berita Acara Serah
Terima pada tanggal 31 Desember 2019
2. Pemanfaatan fasilitas gedung asrama haji saat ini ada dua gedung yang
kualitas sarana prasarana setara dengan hotel bintang 3. Sehingga banyak
masyaraka umum yang memanfaatkan untuk acara-acara, dan menurut
hasil survey, arsmama haji balikpapan termasuk katagori terbaik se
Indonesia
8
3. Saat ini di UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan posisi Kepala UPT
dijabat rangkap oleh Pejabata pelaksana tugas (PLT) Kepala Seksi
admnistrasi dan keuangan, kemudia kepala seksi Kerjasama dijabat
rangkap oleh kepala seksi pelayanan dikarenakan telah memasuki masa
purnatugas sehingga jabatan Kepala UPT dan Kepala Seksi Kerjasama
4. Pengelolaan Asrama Haji Balikpapan terdiri dari Kepala Plt UPT
merangkap Kasubbag Administrasi dan Keuangan, Kepala Seksi kerjasama
merangkap kepala seksi pelayanan dengan dibantu oleh 51 orang
Pramubakti yang berstatus sebagai Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri (PPNPN) yang terdiri dari Petugas Keamanan, Petugas Kebersihan,
Petugas Taman, Front Office, Teknisi, Pengemudi, dan Staff Administrasi
5. Kegiatan Pelayanan UPT. Asrama Haji Embarkasi Balikpapan pasca
adanya pembatalan pemberangkatan calon jamaah haji 2020 dan
kemudian dialihkan pada pemanfaatan fasilitas asrama haji sebagai tempat
karantina/isolasi sementara tenaga medis dan pasien covid-19, maka
otomatis saat ini fungsi layanan asrama haji untuk masyakata umum tidak
dilaksanakan, semua fokus pada layanan sebagai tempat penampungan
semetara/karatinina pasien covid-19
6. Kurangnya sumber daya manusia yang melakukan pengelola dan
pemelihraan asrama haji balikpapan, sehingga berdampak pada
maksimalnya pelayanan UPT asrmaram haji balikpapan
7. Daya tampung yang tidak dapat mengakomodir kebutuhan bila terjadi
penumpukan jemaah haji lebih dari 1 kloter
8. Saat ini lebih dari 85% gedung penginapan jemaah haji beserta meubelair
dan peralatannya sudah tidak memenuhi standar kelayakan sehingga
kenyamanan dan kepuasan jamaah tidak merata bahkan lebih besar yang
kurang puas;
9. Tidak balance nya alokasi anggaran operasional dan pemeliharaan dengan
kebutuhan yang sesunggunya
10. Belum maksimalnya upaya menjadikan Asrama Haji sebagai tempat
pendidikan dan pembinaan khususnya manasik haji dan umrah yang
menjadi ikon Asrama Haji dikarenakan belum tersedianya sarana dan
prasana manasik yang refresentatif dan menarik
11. Pagar pengaman bagian bagian belakang dan samping sudah tidak
memenuhi standar keamanan karena sudah dalam kondisi rusak
12. Sanitasi dan hygiene fasilitas dan lingkungan Asrama Haji Balikpapan rata
rata masih dibawah standar
13. Sarana dan Prasarana Asrama Haji Balikpapan belum memenuhi Standar
Sanitasi dan Hygiene kesehatan khususnya untuk pasien Covid-19 karena
tidak memiliki pengelolahan limbah medis, ketersediaan alat kesehatan,
alat kebersihan dan loundry khusus Covid-19, pagar pembatas antar zona
yang aman;
14. Terbatasnya alokasi anggaran yang memadai khususnya yang berkaitan
dengan penanganan penyebaran Covid-19 seperti : Cairan Disinspektan,
9
Hand Sanitizer, Westafel Cuci tangan, Alat Pelindung Diri (APD) dan
penambah daya tahan tubuh dalam pelaksanaan tugas sehari - hari;
15. Minimnya sosialisasi tentang Pencegahan Penularan Covid-19 baik kepada
internal pegawai di UPT. Asrama Haji Embarkasi Balikpapan maupun
warga sekitar sehingga berpotensi adanya penolakan;
16. Perlu adanya regulasi yang jelas yang mengatur tentang pemanfataan
Asrama Haji Balikpapan dalam kondisi tertentu seperti dalam status pinjam
pakai sementara
17. Pemenuhan kebutuhan SDM sesuai struktur organisasi;
18. Penambahan daya tampung penginapan jemaah calon haji minimal 2
kloter;
10
BAB III
TEMUAN DAN REKOMENDASI
No Temuan Rekomendasi Penanggungjawab
1 Pemanfaatan fasilitas
gedung asrama haji
saat ini ada dua
gedung yang dipakai
untuk fasilitas
karantina sementara
tenaga medis dan
pasien yang ODP
covid 19
Setrilisasi gedung yang
menjadi karantina tenaga
medis dan pasien covid19
dari masyarakat umum
dan penyedian fasilitas
APD yang memadai bagi
petugas pengelola asrama
haji balikpaan.
UPT Asrama Haji
Embarkasi Balikpapan
dengan bekerjasama
dengan dinas
kesehatan pemerintah
daerah
2 Belum maksimalnya
upaya menjadikan
Asrama Haji sebagai
tempat pendidikan dan
pembinaan khususnya
manasik haji dan
umrah yang menjadi
ikon Asrama Haji
dikarenakan belum
tersedianya sarana
dan prasana manasik
yang refresentatif dan
menarik
Penambahan sarana
prasarana UPT Asrama
Haji Embarkasi Balikpapan
harus sebagai tempat
pendidikan dan
pembinaan khususnya
manasik haji dan umrah
yang menjadi ikon Asrama
Haji
UPT Asrama Haji
Embarkasi Balikpapan
dengan supervisi dari
Ditjen
Penyelenggaraan Haji
dan Umrah
Kementerian Agama
RI.
11
3 Saat ini di UPT
Asrama Haji
Embarkasi Balikpapan
posisi Kepala UPT
dijabat rangkap oleh
Pejabata pelaksana
tugas (PLT) Kepala
Seksi admnistrasi dan
keuangan, kemudia
kepala seksi
Kerjasama dijabat
rangkap oleh kepala
seksi pelayanan
dikarenakan telah
memasuki masa
purnatugas sehingga
jabatan Kepala UPT
dan Kepala Seksi
Kerjasama
.
Definitif secepatnya untuk
penanggung jawab
pelaksana Kepala UPT
Asrama Haji Embarkasi
Balikpapan
Kementerian Agama
Ditjen
Penyelenggaraan Haji
dan Umrah
Kementerian Agama
RI.
4 Minimnya sosialisasi
tentang Pencegahan
Penularan Covid-19
baik kepada internal
pegawai di UPT.
Asrama Haji
Embarkasi Balikpapan
maupun warga sekitar
sehingga berpotensi
adanya penolakan.
Perlu peningkatan
sosialisasi kepada
masyakata sekitar
secara rutin mengenai
pencegahan penularan
covid-19
Kantor Wilayah
Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan
Timur dan UPT
Asrama Haji
Balikpapan serta Ditjen
Pendidikan Islam
Kementerian Agama
RI.
12
5 Sarana dan Prasarana
Asrama Haji
Balikpapan belum
memenuhi Standar
Sanitasi dan Hygiene
kesehatan khususnya
untuk pasien Covid-19
karena tidak memiliki
pengelolahan limbah
medis, ketersediaan
alat kesehatan, alat
kebersihan dan
loundry khusus Covid-
19, pagar pembatas
antar zona yang
aman;.
meningkatkan
koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur untuk
menyiapkan fasilitas
pengelolahan limbah
medis dan pagar zona
yang aman
Kantor Wilayah
Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan
Timur dan UPT
Embarkasi serta Ditjen
Kementerian Agama
RI.
13
BAB IV
PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai
pelaksanakan kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Kalimantan
Timur, termasuk temuan-temuannya. Rekomendasi yang dirumuskan oleh Komisi
VIII DPR RI berdasarkan temuan-temuan tersebut harus ditindaklanjuti oleh
pihak-pihak terkait di lingkungan Kementerian Agama RI agar pengelolaan
program bidang agama dan pendidikan secara umum, dan pelayanan di UPT
Asrama Haji Embarkasi Balikpapan secara khusus terus menjadi yang terbaik
dalam pelayanannya.