laporan kuliah kerja mahasiswa (kkm) fakultas hukum ... filelaporan kuliah kerja mahasiswa (kkm)...
TRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA (KKM)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DI KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANDUNG
Tentang
PERAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN DAN
PANITIA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILU 2019
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
TENTANG PEMILIHAN UMUM
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Nur Jamaluddin
NPM : 151000126
Program Kekhususan : Hukum Tata Negara
Dosen Pembimbing:
Leni Widi Mulyani, S.H.,M.H.
NIPY. 151.105.62
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Bandung, 7 September 2018
Mengetahui
Pembimbing, Pimpinan Instansi,
Leni Widi Mulyani, S.H.,M.H.
NIPY. 151.105.62
Rifqi Alimubarok, S.Ag.,M.Si.
Pusat Pengembangan Ilmu Hukum
Pengelolaan Magang
Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Ketua,
Ahmad Abdul Gani, Drs.,S.H.,M.Ag.
NIP. 151.101.34
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan kuliah kerja mahasiswa (KKM) ini yang berjudul “Peran Panitia
Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara Dalam Pemilu 2019
Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum”. Sesuai dengan namanya, sebuah laporan memang tidak
dimaksudkan sebagai buku materi atau buku panduan, melainkan didalamnya
terdapat pembahasan dan rincian-rincian mengenai hasil dari beberapa sumber yang
telah penulis dapatkan.
Dalam penyusunan laporan kuliah kerja mahasiswa ini penulis
mendapatkan berbagai kesulitan, baik dalam penyusunan, pengumpulan data dan
dalam hal yang lainnya. Akan tetapi, berkat pertolonganNyalah akhirnya laporan
kuliah kerja mahasiswa ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.
Adapun penyusunan laporan kuliah kerja mahasiswa ini berdasarkan pada rincian-
rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dedy Hermawan, S.H.,M.Hum. sebagai Dekan Fakultas Hukum
Universitas Pasundan Bandung.
2. Bapak Dr. Anthon F. Susanto., S.H.,M.Hum. sebagai Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung.
iii
3. Ibu Hj. N. Ike Kusmiati, S.H.,M.Hum. sebagai Wakil Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Pasundan.
4. Bapak Dr. Dudi Warsudin, S.H.,M.H. sebagai Wakil Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Pasundan Bandung.
5. Leni Widi Mulyani, S.H.,M.H. sebagai Dosen Pembimbing yang
senantiasa selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memberikan arahan, masukan, serta motivasi kepada penulis selama
penyusunan laporan kuliah kerja mahasiswa ini.
6. Panitia pelaksana kuliah kerja mahasiswa (KKM) Fakultas Hukum
Universitas Pasundan Bandung yang telah memberikan arahan serta
informasi untuk mempermudah terlaksananya kegiatan magang ini.
7. Bapak Rifqi Alimubarok, S.Ag.,M.Si. sebagai Ketua Komisi Pemilihan
Umum Kota Bandung yang telah mengizinkan penulis untuk magang di
kantornya.
8. Bapak Dede Sopian, S.IP. sebagai pembimbing penulis di Kantor
Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung yang senantiasa memberikan
arahan selama kegiatan kuliah kerja mahasiswa (KKM) ini berlangsung.
9. Pejabat dan staf di Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung yang selalu
memberikan arahan, dukungan serta saran kepada penulis selama
kegiatan kuliah kerja mahasiswa (KKM) ini berlangsung.
10. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan,
bantuan, serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya
laporan kuliah kerja mahasiswa ini.
iv
11. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan
support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan laporan
kuliah kerja mahasiswa ini.
Penulis memahami dan menyadari bahwa laporan kuliah kerja mahasiswa
ini jauh dari sempurna. Namun, penulis telah berusaha menyusun laporan kuliah
kerja mahasiswa dengan usaha terbaik yang penulis miliki. Akhirnya penulis
menyampaikan terima kasih kepada segenap yang telah mendukung
terselesaikannya laporan kuliah kerja mahasiswa ini. Mudah-mudahan laporan
kuliah kerja mahasiswa ini sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya
Rabbal Alamiin Ya Mujibas Sailin.
Bandung, 7 September 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................ 5
C. Manfaat Kegiatan ............................................................... 6
D. Metode Pelaksanaan Kegiatan ............................................ 8
E. Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB II RENCANA KEGIATAN KERJA ........................................ 11
A. Kondisi Umum di Kantor KPU Kota Bandung .................. 11
B. Program Kerja di Kantor KPU Kota Bandung ................... 30
C. Hal-hal Lain Yang Perlu Dimuat Dalam Rencana Program
Kerja ................................................................................... 34
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KERJA .............................. 35
A. Kegiatan Kerja Magang di Kantor KPU Kota Bandung .... 35
B. Peran PPK dan PPS Dalam Pemilu 2019 ........................... 42
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 60
A. Kesimpulan ........................................................................ 60
B. Saran ................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62
vi
A. Buku ................................................................................... 62
B. Peraturan Perudang-undangan ........................................... 62
C. Sumber Lainnya .................................................................. 62
LAMPIRAN .............................................................................................. vi
Surat Permohonan Magang dari Fakultas Hukum Unpas ..........................
Form Konfirmasi dari Intansi .....................................................................
Dokumentasi Kegiatan Kerja Magang di Kantor KPU Kota Bandung ...... vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia dalam kemasan mitos globalisasi memacu
pergerakan pendidikan memasuki persaingan sangat ketat. Kondisi demikian
menuntut optimalisasi peran strategis yang diemban dunia pendidikan dalam
membangun sumber daya manusia. Konsekuensinya perlu akselerasi dan
perpaduan yang koheren dan penggunaan metode serta media belajar yang sesuai
dengan perkembangan yang terus berlangsung. Solusi terhadap berbagai
tuntutan majemuk yang semakin berkembang harus didukung oleh sikap
akomodatif lembaga pendidikan terhadap masyarakat dan pasar, yaitu
terciptanya link and match (memiliki keterkaitan dan kesepadanan) antara
kemampuan teoritis yang diperoleh di perkuliahan dengan kemampuan praktik
sebagai tuntutan pragmatis.
Hal ini demikian dimaksudkan untuk mempersempit jurang serta
memperkecil distorsi yang mungkin timbul dalam pengetahuan teori dengan
aktualisasi praktik. Sehingga menimbulkan kesan bahwa ketika mahasiswa lulus
dari perguruan tinggi dianggap tidak pernah memberikan solusi yang memadai
terhadap persoalan kesenjangan yang terjadi dalam dunia pasar kerja.
Alternatif yang dapat dijadikan acuan sekaligus solusi yang dapat
menjembatani maksud diatas, perlu dikembangkan model yang sepenuhnya
bertujuan membangun karakter serta kemampuan lulusan agar dapat beradaptasi
2
serta memiliki peluang yang mampu dimanfaatkan secara maksimal ketika
mahasiswa selesai menempuh studinya di perguruan tinggi. Salah satu model
tersebut yaitu Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM), yang didalamnya terdapat
Magang Instansi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa dan Street Law di Sekolah,
yang merupakan perpaduan signifikan dan unsur-unsur Tri Dharma Perguruan
Tinggi, meliputi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian serta Pengabdian pada
Masyarakat, dalam satu paket kegiatan yang mengarah kepada terciptanya tiga
komponen kecerdasan utama manusia secara utuh yaitu Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual.
Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Fakultas Hukum Universitas
Pasundan Bandung merupakan kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti
seluruh mahasiswa, sebagai konsekuensi dikeluarkannya SK Mendiknas RI No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyuluhan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.1
Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah bentuk penyelenggaraan
perkuliahan yang pelaksanaannya merupakan perpaduan yang harmonis antara
pengetahuan teoritis dengan pemahaman praktis, antara belajar di perkuliahan
dengan belajar di instansi, desa dan sekolah. Kegiatan ini sekaligus melibatkan
berbagai media/sarana yang terdapat dalam masyarakat, yaitu pendidikan tinggi
sebagai pusat dan aktivitas pembelajaran mahasiswa dengan bantuan instansi,
1 Tim Penyusun Buku Pedoman Magang Fakultas Hukum Universitas Pasundan,
Pedoman Magang, Bandung, 2018, hlm. 1-2.
3
masyarakat desa, dan sekolah serta berbagai struktur kelembagaan lainnya
sehingga mahasiswa langsung terlibat didalamnya yang hasilnya diharapkan
terjadi hubungan signifikan antara kebutuhan dunia kerja dengan lulusan yang
dihasilkan lembaga pendidikan.2
Dalam melaksanakan program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)
tersebut tersebut, Fakultas Hukum Universitas Pasundan memberikan kebebasan
kepada mahasiswa/mahasiswi untuk menentukan sendiri instansi, masyarakat
desa, dan sekolah serta berbagai struktur kelembagaan lainnya yang akan
dijadikan tempat melaksanakan program Kuliah Kerja Mahasiswa. Penulis,
memilih Magang di Instansi, yaitu di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota
Bandung.
Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ini dilatarbelakangi juga oleh
pertimbangan bahwa Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung merupakan salah
satu representasi dari falsafah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum sebagai instansi yang melaksanakan kewajiban
menyelenggarakan pemilihan umum secara nasional. Sebagaimana bahwa
negara Indonesia adalah negara hukum, yang menganut asas demokrasi dapat
melaksanaan pemilihan umum dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil.
2 Tim Penyusun Buku Pedoman Magang Fakultas Hukum Universitas Pasundan,
Pedoman Magang, Bandung, 2018, hlm. 2.
4
Adapun panitia penyelenggara pemilihan umum yang menjadi satu
kesatuan bagian dari Komisi Pemilihan Umum yaitu Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara). PPK merupakan salah
satu aktor penting dalam pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih. PPK
harus memastikan bahwa PPS dan Pantarlih (Petugas Pemutakhiran Data
Pemilih) memahami dengan baik dan benar tata cara pemutakhiran data dan
penyusunan daftar pemilih, serta memastikan PPS dan Pantarlih bekerja
mengikuti peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang diatur oleh
KPU. PPK dan PPS memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dan strategis
dalam proses pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih. Oleh sebab itu
pekerjaan ini begitu penting dan harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab agar dapat menghasilkan daftar pemilih yang akurat,
mutakhir, dan berkualitas.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, Penulis tertarik untuk
mengkajinya dalam bentuk Laporan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dengan
judul “PERAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN DAN PANITIA
PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILU 2019 DIHUBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG
PEMILIHAN UMUM”.
5
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah program intra kulikuler dengan
tujuan utama untuk memberikan pendidikan yang lebih spesifik dan mengarah
kepada kemampuan profesional mahasiswa, yang pelaksanaannya berkorelasi
dengan peluang kerja, keterampilan serta pegembangan diri (soft skill).
Melalui Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) akan terlihat, bahwa
perguruan tinggi bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat. Hal
ini merupakan wujud nyata dan tanggung jawab perguruan tinggi dalam
mengimplementasikan unsur-unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian serta Pengabdian pada Masyarakat yang
pada akhirnya akan terasa bahwa peran dan fungsi perguruan tinggi sebagai
pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi lebih nyata.3
Secara eksplisit tujuan yang hendak dicapai melalui program Kuliah
Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang di kantor Komisi Pemilihan Umum
Kota Bandung ini adalah sebagai berikut:4
1. Memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa tentang
penanganan berbagai persoalan di dalam pekerjaan dan memberikan
solusinya.
2. Membangun dan mengembangkan peluang kerja, serta lebih
mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat.
3 Tim Penyusun Buku Pedoman Magang Fakultas Hukum Universitas Pasundan,
Pedoman Magang, Bandung, 2018, hlm. 4-5. 4 Ibid, hlm. 5.
6
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian akademik dan
profesional yang sesuai dengan tuntutan dan pengembangan
masyarakat.
4. Memperkokoh kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia
praktik.
5. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kemampuan
psikomotorik mahasiswa fakultas hukum dalam mengaplikasikan
pengetahuan kognitif yang telah diperoleh mereka di perkuliahan.
6. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja di instansi sebagai bagian dari proses belajar mengajar.
C. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat Kuliah Kerja Mahasiswa berupa Magang di Kantor
Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan dan mengembangkan cara berpikir secara praktis
dalam menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat.
b. Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver,
melalui pengalaman terjun di instansi diharapkan dapat
melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah
secara langsung di lapangan.
7
c. Menghasilkan mahasiswa yang memiliki tingkat keahlian,
keterampilan dan etos kerja di dalam dunia kerja.
d. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman
mengenai proses dan tahapan penyelenggaraan pemilan umum di
Indonesia.
2. Bagi Instansi
a. Menciptakan suasana yang kondusif karena peluang kerja
berkorelasi dengan kenyamanan hidup dan ketentraman di
masyarakat, serta meningkatkan taraf hidup dan penciptaan
peluang kerja yang lebih luas.
b. Ikut serta memberikan kontribusi yang kokoh perihal
pemanfaatan sumber daya manusia dalam berjalannya
Pemerintahan dalam hal ini di kantor Komisi Pemilihan Umum.
c. Membuka kemitraan dengan Universitas Pasundan Bandung
perihal Kuliah Kerja Mahasiswa berupa Magang dalam
mengembangkan sumber daya manusia yang produktif.
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Memperoleh timbal balik sebagai hasil kerja sama mahasiswa
dengan proses pembelajaran di lapangan kerja, sehingga
kurikulum dan materi perkuliahan dibina di perguruan tinggi
dapat disesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman.
8
b. Memperoleh berbagai kasus yang dapat dipergunakan sebagai
materi perkuliahan dan menentukan berbagai masalah untuk
pengembangan penelitian.
c. Meningkatkan, memperluas, dan mempercepat kerja sama
dengan instansi terkait melalui rintisan kerja sama dengan
mahasiswa yang melaksanakan magang.
D. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan oleh penulis dalam pelaksanaan Kuliah Kerja
Mahasiswa berupa Magang di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung,
yaitu:
1. Audensi dan Diskusi Program
Penulis mengunjungi kantor Komisi Pemilihan Umum Kota
Bandung dan bertemu dengan Sekretaris Bapak Agus Slamet Priono,
S.H.,M.Si. dan salah seroang Divisi Umum, Keuangan, Logistik dan
SDM (Sumber Daya Manusia) Bapak Dede Sopian, S.IP. untuk
membicarakan perihal program kerja selama melaksanakan Kuliah
Kerja Kerja Mahasiswa berupa Magang di kantor Komisi Pemilihan
Umum Kota Bandung.
2. Praktik (Kegiatan Sehari-hari)
Data ini diperoleh dari praktik kerja langsung sesuai dengan aktivitas
yang dilakukan setiap hari di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota
9
Bandung. Praktik ini dilakukan dengan cara penginputan database
Panitia Pemilihan Kecataman dan Panitia Pemungutan Suara.
3. Observasi
Penulis terjun ke lapangan dengan cara melakukan monitoring di
beberapa Kecataman dan Kelurahan Kota Bandung dalam rangka
pelaksanaan pelantikan dan rapat pleno dengan PPK (Panitia
Pemilihan Kecataman) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara).
4. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview dilakukan melalui percakapan dengan
pegawai yang bertanggung jawab langsung dengan proses dan
tahapan penyelenggaraan pemilihan umum dengan maksud untuk
mendapatkan data sekunder.
5. Studi Literatur (Library Research)
Studi literatur ini dilakukan dengan cara mempelajari dan
memahami bahan-bahan tertulis yang meliputi: buku-buku, artikel-
artikel, dokumen-dokumen, dan peraturan perundang-undangan
mengenai pemilihan umum.
E. Sistematika Penulisan
Untuk dapat mempermudah penyusunan, penulis memberikan
gambaran umum dari laporan ini yang terbagi atas beberapa bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
10
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang,
maksud dan tujuan kegiatan, manfaat kegiatan, metode
pelaksanaan kegiatan, serta sistematika penulisan.
BAB II RENCANA KEGIATAN KERJA
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kondisi umum
di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung,
program kerja di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota
Bandung, serta hal-hal lain yang perlu dimuat dalam
rencana program kerja.
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kegiatan kerja
magang di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
serta Peran Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia
Pemungutan Suara Dalam Pemilu 2019 di Kota Bandung.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan
dari BAB III dan saran atas hasil Kuliah Kerja Mahasiswa
(KKM) berupa Magang di Kantor Komisi Pemilihan
Umum Kota Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
RENCANA KEGIATAN KERJA
A. Kondisi Umum di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
Gambar 2.1
Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung berlokasi di Jl.
Soekarno Hatta No.260, Sekejati, Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286,
situs www.kpud-bandungkota.go.id, layanan informasi melalui telepon (022)
7506654, fax (022) 7506654, dan e-mail [email protected].
Kondisi umum yang akan dibahas oleh penulis, yaitu:5
1. Sejarah KPU Kota Bandung
Penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh suatu badan yang
disebut Komisi Pemilihan Umum yang independen dan non partisan.
5 Komisi Pemilihan Umum, “Tentang KPU Kota Bandung”, http://kpud-
bandungkota.go.id, diakses pada tanggal 23 Agustus 2018 pukul 17.30 WIB.
12
Fungsi dan peranan KPU sangat penting dalam kehidupan
bernegara, karena penyelenggara negara terpilih melalui hasil kerja
KPU menyelenggarakan Pemilihan Umum.
Posisi dan peranan KPU tersebut mencerminkan kebutuhan
kehidupan berdemokrasi, dewasa ini dan masa datang. KPU
memiliki kedudukan strategis baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan peraturan perundangan yang berkaitan dengan
Pemilihan Umum. Melihat perkembangan politik dan dinamika
penyelenggaraan Pemilu serta meningkatnya partisipasi masyarakat
berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka terdapat KPU
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berfungsi sebagai perpanjangan
tangan KPU dalam penyelenggaraan Pemilu.
Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung dibentuk sebagai
bagian dari Komisi Pemilihan Umum berdasarkan pada Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 mengatur tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum
Komisi Pemilihan Umum di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Surat
Menteri Dalam Negeri Nomor: 061/815/SJ tanggal 25 April 2002
tentang Pembentukan Sekretariat Pelaksana Pemiludi Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Peraturan ini menjadi cikal bakal dibentuknya
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung yang pada
awalnya disebut Perwakilan Sekretariat Umum (Setum) KPU Kota
Bandung.
13
Gambar 2.2
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
Sekretariat umum maupun perwakilan sekretariat memiliki
tugas utama memberikan bantuan kepada KPU dalam rangka
penyelenggaraan pemilu. Struktur organisasi perwakilan Setum
KPU Kota Bandung pada waktu itu sangat sederhana terdiri dari 1
(satu) Sekretaris Eselon III-a, 2 (dua) Kepala Sub Bagian Eselon IV-
a. Perwakilan setum KPU Kota Bandung pertama kali dipimpin oleh
John Hilbert Siregar, SH. Beliau dilantik sebagai Sekretaris
Perwakilan Setum KPU Kota Bandung oleh Gubernur Jawa Barat,
pada tanggal 27 Desember tahun 2002 berdasarkan Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor: 280/Kep 1697-B/Peg/2002 tanggal
27 Desember 2002. Selain melantik Sekretaris, Gubernur Jawa Barat
juga melantik 2 (dua) Kepala Sub Bagian yaitu Drs. Ridwan Effendi,
Sm.Hk sebagai Kepala Sub Bagian Penerangan Masyarakat dan
Umum, serta Djudju Sjamsudin, S.Sos sebagai Kepala Sub Bagian
14
Teknis Pemilu dan Hukum. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan
staf PNS, Walikota Bandung memperbantukan PNS yang berasal
dari unit-unit kerja baik di lingkup Setda Kota Bandung maupun
Badan/Dinas Kota Bandung, dan berkantor di gedung ex
Departemen Penerangan (Diskominfo) di Jalan Soekarno Hatta
No.260 Bandung.
Pada tahun 2003 Pemerintah dengan persetujuan DPR RI
menetapkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang mengatur
tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sebagai
penerapan undang-undang ini, kemudian ditetapkan Keputusan
Presiden Nomor 54 Tahun 2003 yang mengatur tentang Pola
Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum. KPU
menetapkan keputusan Nomor 622 Tahun 2003 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi,
dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota serta keputusan KPU Nomor
677 Tahun 2003 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota, sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Keppres
Nomor 54 Tahun 2003. Dengan demikian maka pola organisasi dan
tata kerja Setum KPU dan Perwakilan Setum KPU Provinsi maupun
Kabupaten/Kota mengalami perubahan nama menjadi Sekretariat
Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat KPU Provinsi, dan
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
15
Berdasarkan keputusan KPU Nomor 622 Tahun 2003
tersebut maka perwakilan sekretariat umum Kota Bandung berubah
nama menjadi Sekretariat KPU Kota Bandung, dan berdasarkan SK
KPU Jawa Barat No.161/UP-JB/II/2004 tanggal 9 Februari 2004
maka susunan Struktur Organisasi Sekretariat KPU Kota Bandung
terdiri dari:
a. Drs. Ridwan Effendi, Sm.Hk sebagai Kasubbag Hukum
dan Hubungan Masyarakat.
b. Djudju Samsudin, S.Sos sebagai Kasubbag Program.
c. Dedi Suhadin sebagai Kasubbag Teknis Penyelenggara.
d. Asep Hadian, S.H. sebagai Kasubbag Umum.
Dan untuk memenuhi Pasal 19 ayat (5) Undang-Undang
No. 12 Tahun 2003, Perwakilan Sekretaris Umum KPU Kota
Bandung yang sudah berganti nama menjadi Sekretariat KPU Kota
Bandung ditugaskan untuk memfasilitasi tim seleksi pembentukan
anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung dari tanggal 1
April sampai 13 Juni 2003 untuk menetapkan keanggotaan Komisi
Pemlihan Umum Kota Bandung sebanyak 5 (lima) orang,
berdasarkan Surat Keputusan KPU No. 216 tahun 2003 tentang
pengangkatan anggota KPU Kota Bandung Jawa Barat, dan Berita
Acara KPU Provinsi Jawa Barat Nomor: 801.02/96-BA/JB/VI/2003
tanggal 6 Juni 2003 tentang penetapan Anggota KPU Kota Bandung
periode 2003-2008 dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:
16
a. Ir. Benny Moestofa (Ketua).
b. Andri Perkasa Kantaprawira (Anggota).
c. Drs. Yusi Hasibuan (Anggota).
d. Iin Endah Setiawati, S.IP. (Anggota).
e. Drs. Heri Sapari (Anggota).
KPU Kota Bandung dibantu sekretariat bekerja penuh
waktu untuk mempersiapkan pelaksanaan Pemilu 2004 yang tidak
hanya menyelenggarakan Pemilu Legislatif tetapi juga
menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung. Pemilu 2004 merupakan pemilu yang paling rumit karena
untuk pertama kalinya penduduk Indonesia harus memilih wakil
rakyat di DPR, DPD, dan DPRD yang diselenggarakan pada tanggal
5 April 2004 dan memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden
yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 dengan 5 (lima)
pasangan calon, namun karena tidak ada pasangan yang mencapai
50% maka dilaksanakan putaran ke-II pada tanggal 20 September
2004 dengan 2 (dua) calon pasangan dengan suara terbanyak.
Pada tahun 2007, pemerintah dengan persetujuan DPR RI
telah menetapkan regulasi yang mengatur tentang Penyelenggaraan
Pemilu di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007
tentang Penyelenggara Pemilu.
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22
Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
17
Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan dan Tata Kerja Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
Nomenklatur struktur organisasi pada Sekretariat Komisi Pemilihan
Umum berubah, maka struktur Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kota Bandung menjadi:
a. Sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik dijabat oleh
Drs. Yayan Ruyandi.
b. Sub Bagian Program dan Data dijabat oleh Edi Juhendi,
S.IP.
c. Sub Bagian Teknis dan Hupmas dijabat oleh Andri
Nurdin, AP,S.Sos,M.Si.
d. Sub Bagian Hukum dijabat oleh Drs. Ridwan Effendi,
Sm.Hk.
Tahun 2008 KPU Kota Bandung melaksanakan pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dengan
mengakomodir calon perseorangan, seiring pula dengan berakhirnya
masa Jabatan anggota KPU Kota Bandung periode 2003-2008, maka
selain melaksanakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota juga
Sekretariat KPU Kota Bandung memfasilitasi tim seleksi untuk
menetapkan keanggotaan Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
terpilih periode 2008-2013, yang ditetapkan berdasarkan SK KPU
18
Jawa Barat Nomor 166/SK/KPU-JB/IX/2008 tanggal 19 September
2008, yang terdiri dari:
a. Drs. Heri Sapari (Ketua).
b. Evie Ariadne Shinta D., Dra, M.Pd. (Anggota).
c. Apipudin, S.S. (Anggota).
d. Drs. Yusi Hasibuan (Anggota).
e. Rifqi Alimubarok, S.Ag, M.Si (Anggota).
Pada tahun 2010 terjadi pergatian Ketua KPU Kota
Bandung yang dijabat oleh Drs, Heri Sapari kepada Apipudin, SS.
berdasarkan Keputusan KPU Jabar No.174/Kpts/KPU-Prov-
011/2010 tanggal 22 Maret 2010.
Pada tahun 2013 setelah pelaksanaan Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota Bandung tahun 2013, berakhir pula masa
jabatan anggota KPU periode 2008-2013, dan Sekretariat KPU Kota
Bandung memfasilitasi tim seleksi untuk menyeleksi calon anggota
KPU Kota Bandung hinggai 10 besar, yang akan menjalani uji
kelayakan dari KPU Jawa Barat untuk ditetapkan 5 (lima) orang
anggota KPU Kota Bandung periode 2013-2018. Berdasarkan
Keputusan KPU Jawa Barat No. 222/Kpts/KPU-Prov-011/2013
tanggal 20 Desember 2013, terdiri dari:
a. Rifqi Alimubarok, S.Ag.M.Si (Ketua).
b. Akhmad Roziqin, M.Ag. (Anggota).
c. Apipudin, S.S. (Anggota).
19
d. Suharti (Anggota).
e. Budi Tresnayadi, S.H., M.H. (Anggota)
Selama rentang waktu tahun 2003-2013 Sekretaris KPU
Kota Bandung mengalami pergantian sebanyak 7 (tujuh) kali sebagai
berikut:
a. John Hilbert Siregar, S.H. 2002-2003.
b. Drs. Soedarjo Sadikin, M.M. 2003-2006.
c. Drs. Ismail Ekawijaya, Amk, M.Pd. 2006-2007.
d. Dedi Suhadin 2007-2008.
e. Rudi Sundaya, S.H. 2008-2012.
f. Momon Setiawan, S.H., M.Si. 2012-2013 (Plt.).
g. Slamet Agus Priono, S.H., M.Si. 2013-sekarang.
2. Visi Misi KPU Kota Bandung
a. Visi
Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri,
Professional, dan Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilihan
Umum dan Pemilihan Kepala Daerah yang Luber (Langsung,
Umum, Bebas, Rahasia) dan Jurdil (Jujur, Adil).
20
b. Misi
1) Membangun SDM yang memiliki kompetensi, kredibilitas,
dan kapabilitas sebagai upaya menciptakan lembaga
Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah yang
Profesional.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk
para pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh
masyarakat.
3) Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui
sosialisasi dan pendidikan pemilih yang berkelanjutan.
4) Memperkuat Kedudukan Organisasi dalam Ketatanegaraan.
5) Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan
memberikan pemahaman secara intensif dan komprehensif
khusunya mengenai kode etik penyelenggara Pemilu.
6) Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien,
transparan, akuntabel, serta aksesabel.
7) Mewujudkan KPU sebagai pusat informasi, edukasi dan
dokumentasi Pemilu dan Demokrasi di Kota Bandung.
3. Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU Kabupaten/Kota
Dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, bahwa KPU Kabupaten/Kota bertugas:
(1) Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran;
21
(2) Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan di
kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(3) Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan
penyelenggaraan oleh PPK, PPS, dan KPPS dalam
wilayah kerjanya;
(4) Menyampaikan daftar Pemilih kepada KPU Provinsi;
(5) Memutakhirkan data Pemilih berdasarkan data Pemilu
terakhir dengan memperhatikan data kependudukan
yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dan
menetapkannya sebagai daftar Pemilih;
(6) Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil
penghitungan suara Pemilu anggota DPR, anggota
DPD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan
anggota DPRD provinsi serta anggota DPRD
kabupaten/kota yang bersangkutan berdasarkan berita
acara hasil rekapitulasi suara di PPK;
(7) Membuat berita acara penghitungan suara dan
sertifikat penghitungan suara serta wajib
menyerahkannya kepada saksi Peserta Pemilu,
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;
(8) Mengumumkan calon anggota DPRD kabupaten/kota
terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap
22
daerah pemilihan di kabupaten/kota yang bersangkutan
dan membuat berita acaranya;
(9) Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan
yang disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;
(10) Menyosialisasikan Penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU
Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
(11) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap
tahapan Penyelenggaraan Pemilu; dan
(12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU,
KPU Provinsi, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kemudian dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum bahwa KPU Kabupaten/Kota
berwenang:
(1) Menetapkan jadwal di kabupaten/kota;
(2) Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah
kerjanya;
(3) Menetapkan dan mengumumkan rekapitulasi
penghitungan suara Pemilu anggota DPRD
kabupaten/kota berdasarkan rekapitulasi penghitungan
suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi
suara dan sertifikat rekapitulasi suara;
23
(4) Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk
mengesahkan hasil Pemilu anggota DPRD
kabupaten/kota dan mengumumkannya;
(5) Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau
menonaktifkan sementara anggota PPK dan anggota
PPS yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan
Penyelenggaraan Pemilu berdasarkan putusan
Bawaslu, putusan Bawaslu Provinsi, putusan Bawaslu
Kabupaten/Kota, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
(6) Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh
KPU, KPU Provinsi, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Selanjutnya dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa KPU Kabupaten/Kota
berkewajiban:
(1) Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu
dengan tepat waktu;
(2) Memperlakukan Peserta Pemilu secara adil dan setara;
(3) Menyampaikan semua informasi Penyelenggaraan
Pemilu kepada masyarakat;
24
(4) Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(5) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua
kegiatan Penyelenggaraan Pemilu kepada KPU melalui
KPU Provinsi;
(6) Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen
serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal
retensi arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten/Kota
dan lembaga kearsipan kabupaten/kota berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan Arsip
Nasional Republik Indonesia;
(7) Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(8) Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan
Penyelenggaraan Pemilu kepada KPU dan KPU
Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada
Bawaslu;
(9) Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU
Kabupaten/Kota dan ditandatangani oleh ketua dan
anggota KPU Kabupaten/Kota;
25
(10) Melaksanakan dengan segera putusan Bawaslu
Kabupaten/Kota;
(11) Menyampaikan data hasil Pemilu dari tiap-tiap TPS
pada tingkat kabupaten/kota kepada Peserta Pemilu
paling lama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi di
kabupaten/kota;
(12) Melakukan pemutakhiran dan memelihara data
Pemilih secara berkelanjutan dengan memperhatikan
data kependudukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(13) Melaksanakan putusan DKPP; dan
(14) Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh
KPU, KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-
undangan.
4. Tugas Wewenang, Kewajiban dan Tanggung Jawab Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota
Berdasarkan Pasal 88 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota bertugas:
a. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu;
b. Memberikan dukungan teknis administratif;
26
c. Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota
dalam menyelenggarakan Pemilu;
d. Membantu pendistribusian perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu anggota DPR, DPD, Presiden
dan Wakil Presiden, serta DPRD;
e. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan
keputusan KPU Kabupaten/Kota;
f. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan
kegiatan dan pertanggungjawaban KPU
Kabupaten/Kota; dan
g. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Kemudian berdasarkan Pasal 88 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota bertberwenang:
a. Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu berdasarkan norma, standar,
prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU;
b. Mengadakan perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu
sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
27
c. Memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota berkewajiban:
a. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
b. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan
c. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota.
Adapun berdasarkan Pasal 88 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam hal administrasi
keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
28
5. Struktur Organisasi KPU Kota Bandung
a. Strukrut Komisioner
Tabel 1
Struktur Komisioner KPU Kota Bandung
No. Komisioner Nama
1 Ketua Rifqi Alimubarok, S.Ag.,M.Si,
2 Sekretaris Slamet Agus Priono, S.H.,M.Si.
3 Divisi Umum, Keuangan, Logistik dan
SDM Akhmad Roziqin, M.Ag.
4 Divisi Program dan Data Apipudin, S.Si.
5 Divisi Teknis dan Partisipasi Masyarakat Suharti, S.T.
6 Divisi Hukum Budi Tresnayadi, S.H.,M.H.
29
b. Struktur Sekretariat
Tabel 2
Struktur Sekreatriat KPU Kota Bandung
No. Jabatan Nama
1 Ketua Rifqi Alimubarok, S.Ag.,M.Si,
2 Sekretaris Slamet Agus Priono, S.H.,M.Si.
3
Kepala Sub Bagian Divisi Program
dan Data Anwar Effendi, S.E.
Fungsional Umum Tigor Samuel, S.Kom.
Ilah Islahah, S.Kom
Fungsional Umum Suwarna
Heri Santosa
4
Kepala Sub Bagian Divisi Hukum Drs. H. Ridwan Effendi, M.H.
Fungsional Umum
Dra. Hj. Rita Erni Sosiawati
Pudji Apsari, S.H.
Yusti Rahayu, S.H.
Nurdin Susalit
5
Kepala Sub Bagian Divisi Teknis
Pemilu dan Hupmas H. Dadang Hidayat, Sm.Hk.
Fungsional Umum Dra. Nunung Sariningsih, M.MPd.
30
No. Jabatan Nama
Lisma Nadia Ismatian, S.Sos.,
M.AP.
Angga Pradipta, A.Md.
Ass Terjana
6
Kepala Sub Bagian Divisi Umum,
Keuangan, dan Logistik Drs. H. Anwar Hidayat, M.Si.
Fungsional Umum
Neneng Rianti
Aris Krimanto, S.E.
Inike Kusumadewi, S.E.
Kiki Pratiwi Sitorus, S.E.
Wulan Rahmafurry, A.Md.
Rifqi Rahman, A.Md.
Hj. Sri Nurhayati
Dede Sopian. S.IP.
Asep Sutrisna Ismail
Tenaga Kontrak Kerja
Zarmisna Yanti
Bambang Hemanto, S.PdI.
Kurnia
Soni Ridwan
Slamet Karyanto
Helmy Rismansyah A.
Ujang Mulyadi
Ahmad Safriah
Karimin
B. Program Kerja di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung
Perlu diketahui bahwa berdasarkan struktur organisasi KPU Kota
Bandung terdiri atas:
1. Divisi Umum, Keuangan, Logistik dan SDM.
2. Divisi Program dan Data.
3. Divisi Teknis dan Partisipasi Masyarakat.
4. Divisi Hukum.
31
Dalam hal ini Penulis ditempatkan di Divisi Umum, Keuangan,
Logistik dan SDM yang kesehariannya melakukan berbagai aktivitas, yaitu:
1. Pelayanan umum mengenai keberlangsungan kesekretariatan.
2. Pengelolaan keuangan untuk program kerja dan aktivitas.
3. Pengadaan logistik untuk keberlangsungan kesekretariatan.
4. Pengelolaan sumber daya manusia atau pengelolaan seluruh staf dan
karyawan KPU Kota Bandung.
Adapun laporan kegiatan sehari-hari yang dilakukan Penulis adalah
sebagai berikut:
No. Hari, tanggal Waktu Uraian Kegiatan
1 Selasa, 7 Agustus
2018
08.06
s.d.
16.45
WIB
a. Perkenalan beberapa
bagian struktur
organisasi KPU Kota
Bandung
b. Penempatan kerja di
Divisi Bagian Divisi
Umum, Keuangan, dan
Logistik
c. Pengarahan sistem kerja
d. Memasukkan data PPK
(Panitia Pemilihan
Kecamatan) dan PPS
(Panitia Pemungutan
Suara) Pilkada dan
Pilwalkot 2018
2 Rabu, 8 Agustus
2018
08.15
s.d.
16.15
WIB
a. Penyusunan berkas PPK
b. Menyusun Perubahan
SK (Surat Keputusan)
tentang PPK dan PPS
c. Persiapan dan perizinan
pembubaran PPK
32
No. Hari, tanggal Waktu Uraian Kegiatan
Pilkada dan Pilwalkot
2018
3 Kamis, 9 Agustus
2018
08.35
s.d.
22.00
WIB
a. Pembubaran PPK
Pilkada dan Pilwalkot
2018 di daerah Ciwidey
b. Diskusi Pencalonan
DPD RI
c. Acara inti berupa
pemberangkatan,
pembukaan, laporan,
evaluasi dan penutup
d. Acara tambahan berupa
ramah tamah dan
hiburan
4 Jumat, 10 Agustus
2018
08.45
s.d.
16.10
WIB
a. Melengkapi perubahan
daftar nama PPK Pemilu
2019
b. Memasukkan data PPK
Pemilu 2019 terbaru
c. Membuat SK PPK
Pemilu 2019 terbaru
5 Selasa, 14 Agustus
2018
08.30
s.d.
16.15
WIB
a. Penyusunan surat
permohonan pembuatan
perubahan keputusan
KPU Bandung tentang
pengangkatan sekretariat
PPK
b. Pelantikan PPK dan PPS
terbaru untuk Pemilu
2019
6 Rabu, 15 Agustus
2018
08.30
s.d.
16.15
WIB
a. Penandatangan berkas
keuangan
b. Verifikasi data PPK
Pemilu 2019
c. Monitoring rapat pleno
PPK Kecamatan
Batununggal
33
No. Hari, tanggal Waktu Uraian Kegiatan
7 Kamis, 16 Agustus
2018
08.30
s.d.
17.00
WIB
a. Persiapan HUT RI ke-73
b. Kalkulasi dana PPK
Pilkada dan Pilwalkot
2018
8 Senin, 20 Agustus
2018
08.08
s.d.
17.20
WIB
a. Apel pagi
b. Pemberkasan data PPK
Pilgub dan Pilwakot
2018
c. Persiapan rapat pleno
PPK Pemilu 2019
9 Selasa, 21 Agustus
2018
08.35
s.d.
17.35
WIB
a. Pengubahan daftar nama
PPK Pemilu 2019
b. Diskusi bersama bagian
arsip KPU Bandung
c. Penilaian Rapot Magang
Perlu diketahui bahwa untuk hari Senin, 13 Agustus 2018 Penulis dan
Rekan Penulis Dendinar Badrusalam izin tidak masuk kerja karena melakukan
Penyebaran Proposal Qurban Idul Adha 1439 H ke Polrestbes Bandung,
Kementerian Agama Kota Bandung, dan Badan Zakat Nasional Kota Bandung
untuk Agenda Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Hukum Unpas yang
telah dilaksanakan hari Rabu, 22 Agustus 2018. Kemudian untuk hari Kamis, 23
Agustus 2018 dan hari Jumat, 24 Agustus 2018 hari kerja diliburkan karena
seluruh staf KPU Kota Bandung melakukan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Wali Kota Bandung 2018 di Lampung.
34
C. Hal-hal Lain Yang Perlu Dimuat Dalam Rencana Program Kerja
Adapun beberapa hal yang dimuat dalam rencana program kerja adalah
sebagai berikut:
1. Penulis melakukan pendekatan sosial terhadap seluruh karyawan
KPU Kota Bandung, termasuk dengan pegawai outsourcing yang
dipekerjakan untuk membantu penyelenggaraan Pilkada dan
Pilwalkot tahun 2018 yang dikontrak dari bulan September 2017 s.d.
bulan September 2018.
2. Penulis melakukan konsultasi dan diskusi mengenai tahapan dan
proses penyelenggaran pemilihan umum, terkhusus mengenai PPK
dan PPS.
35
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
A. Kegiatan Kerja Magang di Kantor KPU Kota Bandung
Gambar 3.1
Penyambutan Mahasiswa Magang oleh Sekretaris KPU Kota Bandung
Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang ini
dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu yang dimulai dari tanggal 6 s.d. 25 Agustus
2018, namun berdasarkan kesepakatan bersama KPU Kota Bandung Penulis
memulainya dari tanggal 7 Agustus s.d. 21 Agustus 2018. Adapun jadwal
Magang disesuaikan dengan hari kerja Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota
Bandung yaitu hari Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 16.00 WIB, untuk hari libur
yaitu hari Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional.
36
Berdasarkan pertemuan pertama dengan Sekretaris Bapak Agus Slamet
Priono, S.H.,M.Si. dan salah seorang Bagian Divisi Umum, Keuangan, Logistik
dan SDM Bapak Dede Sopian, S.IP. KPU Kota Bandung bahwa untuk
Mahasiswa Magang masuk dan pulang jam kerja disesuaikan dengan kegiatan
yang dilaksanakan setiap harinya, sehingga Penulis memilih masuk jam kerja
pukul 09.00 WIB dan pulang sekitar pukul 16.00 / 17.00 WIB. Adapun
penjelesan program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang ini adalah
sebagai berikut:
1. Audensi dan Diskusi Program
a. Audiensi
Gambar 3.2
Penyerahan Surat Permohonan Magang ke KPU Kota Bandung
Pada hari Jumat, 22 Juni 2018, Penulis dan rekan penulis
yang bernama Dendinar Badrusalam datang ke Kantor Komisi
Pemilihan Umum Kota Bandung untuk menyerahkan surat
37
pengantar permohonan magang dari kampus Universitas
Pasundan yang ditujukan kepada Ketua KPU Kota Bandung.
Surat diterima oleh receptionist dan menyuruh menunggu kabar
balasan diterima Magang.
Gambar 3.3
Form Konfirmasi Magang di KPU Kota Bandung
Akhirnya Penulis dan rekan Penulis mendapat balasan
diterima Magang berupa penandatangan form ACC pada hari
Senin, 25 Juni 2018. Kemudian proses penempatan bagian kerja
ditentukan hari Selasa, 7 Agustus 2018 yang ditempatkan
langsung oleh Fungsional Umum Bapak Dede Sopian, S.IP.,
38
yakni Penulis ditempatkan di Sub Bagian Divisi Umum,
Keuangan, dan Logistik, sementara rekan Penulis Dendinar
Badrusalam ditempatkan di bagian Sub Bagian Divisi Hukum.
b. Diskusi Program
Gambar 3.4
Diskusi Sekaligus Ramah Tamah Bersama Pak Nurdin
Pada hari Kamis, 9 Agustus 2018 Penulis dan rekan
Penulis Dendinar Badrusalam melakukan diskusi program
bersama Bapak Nurdin Susalit sebagai salah satu Fungsional
Umum Divisi Hukum. Beliau memberikan berbagai arahan
mengenai proses kerja di Komisi Pemilihan Umum Kota
Bandung, terkhusus dalam hal pencalonan DPD RI dalam Pemilu
2019 yang dalam pembahasan tersebut masih dalam tahap
pemberkasan. Selain itu beliau banyak memberikan saran dan
39
wejangan dalam menjalani kehidupan untuk selalu berbuat baik
untuk bekal kehidupan yang haqiqi di akhirat kelak.
2. Praktik (Kegiatan Sehari-hari)
Gambar 3.5
Aktivitas Sehari-hari Penulis di KPU Kota Bandung
Pada tanggal 8, 10, 14, dan 16 Agustus 2018, Penulis
melaksanakan aktivitas sehari-hari sebagai bagian dari Sub Bagian
Divisi Umum, Keuangan, dan Logistik berupa penyusunan berkas
database PPK dan PPS, pemutakhiran database PPK dan PPS,
penyusunan SK terbaru PPK dan PPS Pemilu 2019, pembuatan surat
permohonan perubahan Keputusan KPU Bandung, kalkulasi
keuangan honor PPK, verifikasi data dan dana keuangan monitoring
rapat pleno PPK, dan penandangan berkas agenda KPU Kota
40
Bandung. Kemudian pada hari Senin, 20 Agustus 2018, Penulis
melaksanakan Apel Pagi bersama seluruh staf dan karyawan KPU
Kota Bandung, adapun isi amanat dari Pembina Apel Pagi yaitu
“Mari Sukseskan Pemilu 2019 dengan Melalui Semua Tahapannya”.
3. Observasi
Gambar 3.6
Monitoring Rapat Pleno DPSHP oleh KPU Kota Bandung
Pada hari Rabu, 15 Agustus 2018, Penulis dan Rekan
Penulis Dendinar Badrusalam melakukan Monitoring Rapat Pleno
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan (DPSHP) Akhir Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
Batununggal Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 bersama salah
seorang pegawai outsourcing Sub Bagian Divisi Hukum Kang Iqbal.
41
Dalam rapat pleno ini dihadiri oleh 8 (delapan) kelurahan yaitu
Kelurahan Binong, Kelurahan Cibangkong, Kelurahan Gumuruh,
Kelurahan Kacapiring, Kelurahan Kebon Gedang, Kelurahan
Kebonwaru, Kelurahan Maleer, dan Kelurahan Samoja.
4. Wawancara (Interview)
Gambar 3.7
Wawancara kepada Kang Fahmi Outsourcing KPU Kota Bandung
Pada hari Selasa, 21 Agustus 2018 Penulis melakukan
wawancara kepada Kang Fahmi sebagai salah seorang pekerja
outsourcing Sub Bagian Divisi Umum, Keuangan, dan Logistik
sekaligus sebagai partner kerja bersama penulis dalam setiap
harinya bahwa hampir setiap hari ada beberapa perubahan daftar
nama PPK dan PPS baik karena ada yang mengundurkan diri,
42
perubahan dari PPS menjadi PPK bahkan ada yang meninggal.
Selain itu Penulis melakukan wawancara kepada Kang Tomy dan
Kang Dendi sebagai pekerja outsourcing di Bagian Arsip bahwa
tugas mereka adalah menyimpan semua arsip agenda KPU Kota
Bandung meliputi, agenda Penyerahan kelengkapan alat kerja
Pantarlih, PPS dan PPK, BIMTEK, persiapan aktivitas coklit
serentak, monitoring coklit, laporan monitoring kerja Pantarlih,
penyusunan daftar pemilih hasil pemutakhiran oleh PPK dan proses
sidalih, pleno rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran dan
penyampaiannya, pengumuman DPS dan tanggapan serta masukan
masyarakat terhadap DPS, unggah data perbaikan DPS sidalih, rekap
DPSHP di tingkat kecataman, penyampaian DPT, pengumuman
DPT dan DPTb.
B. Peran Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara
Dalam Pemilu 2019
1. Panitia Pemilihan Kecataman (PPK)
a. PPK Kota Bandung
Pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih merupakan
salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan pemilihan, baik
pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah. Kualitas daftar
pemilih menentukan baik dan buruknya kualitas penyelenggaraan dan
kualitas hasil pemilu/pemilihan kepala daerah. Jika daftar pemilih tidak
43
baik, maka proses dan hasil pemilu/pemilihan kepala daerah akan tidak
baik. Sebaliknya, dengan daftar pemilih yang berkualitas, proses dan
hasil pemilu/pemilihan kepala daerah akan menjadi lebih baik.
Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain. Pengertian
tersebut disebutkan pula dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata
Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) merupakan salah satu aktor
penting dalam pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih. PPK
harus memastikan bahwa PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan Pantarlih
(Petugas Pemutakhiran Data Pemilih) memahami dengan baik dan benar
tata cara pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih, serta
memastikan PPS dan Pantarlih bekerja mengikuti peraturan perundang-
undangan dan peraturan lain yang diatur oleh KPU. PPK memiliki tugas
dan tanggung jawab yang besar dan strategis dalam proses pemutakhiran
data dan penyusunan daftar pemilih. Oleh sebab itu pekerjaan ini begitu
penting dan harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab agar dapat menghasilkan daftar pemilih yang akurat,
mutakhir, dan berkualitas.
44
Dalam melaksanakan tugasnya, PPK harus berkoordinasi dan
bekerja sama dengan baik dengan mitra-mitra PPK diantaranya:6
1) PPS;
2) KPU/KIP Kabupaten/Kota;
3) Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan);
4) Peserta Pemiliu di tingkat Kecamatan.
Agar kegiatan pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih
yang dilakukan oleh PPK dapat terukur, akuntabel, akurat, mutakhir, dan
transparan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 151/PP.05.3-
SD.3273/Kota/VIII/2018 bahwa PPK di Kota Bandung berjumlah 90
(sembilah puluh) orang yang tersebar di 30 (tiga puluh) kecamatan.
b. Jadwal Kerja PPK
Adapun jadwal kerja PPK, yaitu:7
No. Kegiatan Jadwal
1 Penyerahan kelengkapan alat kerja
PANTARLIH, PPS dan PPK
11 Maret 2018 -
16 April 2018
2 BIMTEK 11 Maret 2018 -
16 April 2018
3 Persiapan aktivitas coklit 12 Maret 2018 -
16 April 2018
4 Gerakan Coklit Serentak 17 April 2018
5 Monitoring Coklit 17 April 2018 -
16 Mei 2018
6 Laporan Monitoring Kerja
PANTARLIH
17 April 2018 -
16 Mei 2018
6 Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Buku Kerja PPK Pemilu 2019, Jakarta,
2018, hlm. iv. 7 Ibid, hlm. v.
45
No. Kegiatan Jadwal
7
Penyusunan Daftar Pemilih Hasil
Pemutakhiran oleh PPK dan Proses
Sidalih
9 Juni 2018 - 14
Juni 2018
8
Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih
Hasil Pemutakhiran dan
penyampaiannya
15 Juni 2018 - 17
Juni 2018
9
Pengumuman DPS dan Tanggapan
serta masukan masyarakat terhadap
DPS
18 Juni 2018 - 8
Juli 2018
10 Unggah data perbaikan DPS di Sidalih 8 Juli 2018 - 21
Juli 2018
11 Rekap DPSHP di tingkat kecamatan
15 Agustus 2018
- 21 Agustus
2018
12 Penyampaian DPT
22 Agustus 2018
- 28 Agustus
2018
13 Pengumuman DPT 22 Agustus 2018
- 17 April 2019
14 DPTb 28 Agustus 2018
- 18 Maret 2019
c. Tugas PPK
Berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 bahwa PPK bertugas:
1) Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu di
tingkat kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
2) Menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU
Kabupaten/Kota;
46
3) Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan
suara Pemilu anggota DPR, anggota DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, anggota DPRD Provinsi, serta anggota DPRD
Kabupaten/Kota di kecamatan yang bersangkutan berdasarkan
berita acara hasil penghitungan suara di TPS dan dihadiri oleh
saksi Peserta Pemilu;
4) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;
5) Melaksanakan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada
masyarakat;
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
7) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kemudian berdasarkan Pasal 21 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia
Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu, PPK bertugas:
47
(1) Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di
tingkat kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK;
(2) Menerima dan menyampaikan daftar Pemilih kepada
KPU/KIP Kabupaten/Kota;
(3) Menerima daftar Pemilih tambahan dari PPS dan
menyampaikan daftar Pemilih tambahan kepada KPU/KIP
Kabupaten/Kota;
(4) Menerima dan menyerahkan laporan daftar nama Pantarlih;
(5) Melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon
perseorangan Anggota Dewan Perwakilan Daerah;
(6) Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam rapat
yang dihadiri oleh saksi peserta Pemilu dan Panwaslu
Kecamatan;
(7) Mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud
dalam angka ayat (5);
(8) Membuat berita acara rekapitulasi penghitungan suara serta
membuat sertifikat penghitungan suara;
(9) Menyerahkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan
suara kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota;
48
(10) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada
masyarakat;
(11) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;
(12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(13) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Wewenang PPK
Adapun dalam Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 juncto Pasal 22 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3
Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan
Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum bahwa
dalam penyelenggaraan Pemilu, PPK berwenang:
1) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di
wilayah kerjanya;
2) Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
49
3) Melaksanakan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Kewajiban PPK
Selanjutnya dalam Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 juncto Pasal 23 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor
3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan
Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum bahwa
dalam penyelenggaraan Pemilu, PPK berkewajiban:
1) Membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih
sementara, dan daftar pemilih tetap;
2) Membantu KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan
Pemilu;
3) Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang
disampaikan oleh Panwaslu Kecamatan;
4) Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
5) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
50
2. Panitia Pemungutan Suara (PPS)
a. PPS Kota Bandung
Pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih merupakan
salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan pemilihan, baik
pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah. Kualitas daftar
pemilih menentukan baik dan buruknya kualitas penyelenggaraan dan
kualitas hasil Pemilu. Jika daftar pemilih tidak baik, maka proses dan
hasil pemilu akan tidak baik. Sebaliknya, dengan daftar pemilih yang
berkualitas, proses dan hasil Pemilu akan menjadi lebih baik.
Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah
panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
Pemilu di tingkat kelurahan/desa atau nama lain. Pengertian tersebut
disebutkan pula dalam Pasal 1 angka 8 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum.
Panitia Pemungutan Suara (PPS) memiliki arti penting dalam
menentukan kualitas daftar pemilih. PPS memiliki tugas dan tanggung
jawab yang besar dan strategis dalam proses pemutakhiran data dan
penyusunan daftar pemilih. PPS merupakan ujung tombak KPU untuk
melakukan pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih di tingkat
desa/ kelurahan. Oleh sebab itu pekerjaan ini begitu penting dan harus
51
dilaksanakan dengan sunguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar
dapat menghasilkan daftar pemilih yang akurat, mutakhir dan
berkualitas.
Dalam melaksanakan tugasnya, PPS harus berkoordinasi dan
bekerja sama dengan baik dengan mitra-mitra PPS diantaranya:8
1) Pantarlih (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih);
2) Perangkat Desa/Kelurahan, RT/RW atau sebutan lain;
3) PPK;
4) KPU/KIP Kabupaten/Kota;
5) Panwaslu Kelurahan/Desa;
6) Peserta Pemilu tingkat Kelurahan/Desa.
Dengan demikian, ada 2 (dua) alasan PPS menjadi pihak yang
sangat penting dalam pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih,
yakni:9
1) PPS memiliki kewenangan yang sangat besar dalam proses
pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih, mulai dari
proses menginput data pemilih, memperbaiki data pemilih
(menghapus dan memperbaiki), dan mengumumkan daftar
pemilih kepada masyarakat.
2) PPS menjadi ujung tombak kedua bagi KPU, setelah Pantarlih,
yang langsung berhubungan dengan pemilih. Oleh sebab itu
8 Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Buku Kerja PPS Pemilu 2019, Jakarta,
2018, hlm. iv. 9 Ibid, hlm. iv.
52
PPS memiliki pengetahuan dan kedekatan dengan
warga/pemilih.
Agar kegiatan pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih
yang dilakukan oleh PPS dapat terukur, akuntabel, akurat, mutakhir, dan
transparan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 148/PP.05.3-
SD.3273/Kota/VIII/2018 bahwa PPS di Kota Bandung berjumlah 453
(empat ratus lima puluh tiga) orang yang tersebar dalam 30 (tiga puluh)
kecamatan dan 151 (serratus lima puluh satu) kelurahan.
b. Jadwal Kerja PPS
Adapun jadwal kerja PPS, yaitu:10
No. Kegiatan Jadwal
1 Pembentukan dan bimtek Pantarlih 11 Maret 2018 - 16
April 2018
2 Gerakan Coklit Serentak per Desa/
Kelurahan 17 April 2018
3 Monitoring Coklit 17 April 2018 - 17
Mei 2018
4 Penyusunan DPHP 18 Mei 2018 - 8
Juni 2018
5 Rapat rekapitulasi DPHP 15 Juni 2018 - 17
Juni 2018
6 Pengumuman dan tanggapan
terhadap DPS
18 Juni 2018 - 8
Juli 2018
7 Perbaikan DPS 8 Juli 2018 - 21
Juli 2018
8 Rekapitulasi DPS Hasil Perbaikan 15 Agustus 2018 -
21 Agustus 2018
10 Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Buku Kerja PPS Pemilu 2019, Jakarta,
2018, hlm. v.
53
No. Kegiatan Jadwal
9 Pengumuman DPT 28 Agustus 2018 -
17 April 2019
10 Penyusunan DPTb 28 Agustus 2018 -
17 Maret 2019
c. Tugas PPS
Berdasarkan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
bahwa PPS bertugas:
(1) Mengumumkan daftar pemilih sementara;
(2) Menerima masukan dan masyarakat tentang daftar pemilih
sementara;
(3) Melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan
daftar pemilih sementara;
(4) Mengumumkan daftar pemilih tetap dan melaporkan kepada
KPU Kabupaten/Kota melalui PPK;
(5) Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu di
tingkat kelurahan/desa yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK;
(6) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dan seluruh TPS di
wilayah kerjanya;
(7) Menyampaikan hasil penghitungan suara seluruh TPS kepada
PPK;
54
(8) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;
(9) Melaksanakan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada
masyarakat;
(10) Hal lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
(11) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kemudian berdasarkan Pasal 26 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu, PPS bertugas:
(1) Mengumumkan DPS;
(2) Menerima masukan dari masyarakat tentang DPS;
(3) Melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan
DPS;
(4) Mengumumkan DPT dan melaporkan kepada KPU/KIP
Kabupaten/Kota melalui PPK;
55
(5) Menyusun daftar pemilih tambahan dan menyampaikan
kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPK;
(6) Melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan perseorangan
calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah;
(7) Melaporkan nama anggota KPPS, Pantarlih dan petugas
ketertiban TPS di wilayah kerjanya kepada KPU/KIP
Kabupaten/Kota melalui PPK;
(8) Melakukan bimbingan teknis kepada Petugas Pemutakhiran
Data Pemilih;
(9) Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di
tingkat kelurahan/desa yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK;
(10) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di
wilayah kerjanya;
(11) Menyampaikan hasil penghitungan suara seluruh TPS kepada
PPK;
(12) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;
(13) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada
masyarakat;
(14) Membantu PPK dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan
suara;
56
(15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
(16) melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Wewenang PPS
Berdasarkan Pasal 57 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
bahwa PPS berwenang:
(1) Membentuk KPPS;
(2) Mengangkat Pantarlih;
(3) Menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf c untuk menjadi
daftar pemilih tetap;
(4) Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(5) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kemudian berdasarkan Pasal 27 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
57
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu, PPS berwenang:
(1) Membentuk KPPS;
(2) Mengangkat Petugas Pemutakhiran Data Pemilih:
(3) Melakukan bimbingan teknis kepada Petugas Pemutakhiran
Data Pemilih;
(4) Melakukan monitoring dan supervisi pelaksanaan
pemutakhiran data Pemilih yang dilakukan oleh Petugas
Pemutakhiran Data Pemilih;
(5) Menetapkan Petugas Ketertiban TPS;
(6) Menetapkan hasil perbaikan DPS untuk menjadi DPT;
(7) Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(8) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e. Kewajiban PPS
Berdasarkan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
bahwa PPS berkewajiban:
(1) Membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan
PPK dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar
58
pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar
pemilih tetap;
(2) Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK;
(3) Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah
penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;
(4) Meneruskan kotak suara dari setiap PPS kepada PPK pada hari
yang sama setelah rekapitulasi hasil penghitungan suara dari
setiap TPS;
(5) Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang
disampaikan oleh Panwaslu Kelurahan/Desa;
(6) Membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilu, kecuali
dalam hal penghitungan suara;
(7) Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(8) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Adapun berdasarkan Pasal 28 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia
Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu, PPS berkewajiban:
59
(1) Membantu KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP
Kabupaten/Kota, dan PPK dalam melakukan pemutakhiran
data Pemilih, DPS, daftar Pemilih hasil perbaikan, dan DPT;
(2) Menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK;
(3) Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah
penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;
(4) Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota
paling lama 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara;
(5) Mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara
dari setiap TPS;
(6) Meneruskan kotak suara dari setiap PPS kepada PPK pada hari
yang sama setelah rekapitulasi hasil penghitungan suara dari
setiap TPS;
(7) Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang
disampaikan oleh Panwaslu Kelurahan/Desa atau nama lain;
(8) Membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilu, kecuali
dalam hal penghitungan suara;
(9) Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
(10) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Selama Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang di Kantor Komisi
Pemilihan Umum Kota Bandung, Penulis mendapatkan berbagai ilmu
pengetahuan dan pengalaman secara langsung mengenai Pemilihan Umum,
utamanya mengenai peran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan PPS
(Panitia Pemungutan Suara) dalam Pemilihan Umum 2019.
2. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) merupakan salah satu aktor penting
dalam pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih. PPK harus
memastikan bahwa PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan Pantarlih (Petugas
Pemutakhiran Data Pemilih) memahami dengan baik dan benar tata cara
pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih, serta memastikan PPS dan
Pantarlih bekerja mengikuti peraturan perundang-undangan dan peraturan
lain yang diatur oleh KPU. PPK dan PPS memiliki tugas dan tanggung jawab
yang besar dan strategis dalam proses pemutakhiran data dan penyusunan
daftar pemilih. Oleh sebab itu pekerjaan ini begitu penting dan harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar dapat
menghasilkan daftar pemilih yang akurat, mutakhir, dan berkualitas.
61
B. Saran
1. Penulis sadar bahwa pada program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) masih
terdapat banyak kekurangan, dengan demikian diperlukan langkah
penyempurnaan dari Fakultas Hukum Universitas Pasundan meliputi
adanya sosialisasi secara utuh dan menyeluruh yang jelas mengenai
persyaratan, proses pendaftaran, pengarahan dan bimbingan dari awal
pengumuman, pelaksanaan hingga sidang laporan. Kemudian dalam kurun
waktu 3 (tiga) minggu untuk melaksanakan KKM bagi penulis terlalu cepat
dan kurang melatih baik secara hardskill maupun softskill Mahasiswa,
sehingga Penulis berharap pihak kampus kedepannya dapat
mempertimbangkan kembali dalam hal waktu KKM dapat diselenggarakan
lebih lama, namun efektif sehingga esensi dan tujuan dari program tersebut
dapat diperoleh oleh Mahasiswa. Selanjutnya pihak Panitia KKM
seharusnya melibatkan Mahasiswa masuk ke dalam Kepanitiaan KKM,
sehingga formulasi KKM dapat dielaborasi sesuai ide dan gagasan terbaik
semua pihak. Selain itu pula Penulis berharap sebelum melakukan KKM
sebaiknya Mahasiswa diberikan pengetahuan dan keterampilan komunikasi
dan standarisasi yang sama dalam setiap jenis KKM yang telah disediakan.
2. Agar kegiatan pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih yang
dilakukan oleh PPK dan PPS dapat terukur, akuntabel, akurat, mutakhir, dan
transparan, Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung mesti mengakomodir
dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar dapat
menghasilkan daftar pemilih yang akurat, mutakhir, dan berkualitas.
62
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Tim Penyusun Buku Pedoman Magang Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
2018. Pedoman Magang. Bandung.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2018. Buku Kerja PPK Pemilu
2019. Jakarta.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2018. Buku Kerja PPS Pemilu
2019. Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan
dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan
Suara dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
C. Sumber Lainnya
KPU Kota Bandung. 2016. “Tentang KPU Kota Bandung”, dalam http://kpud-
bandungkota.go.id. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2018.
vii
LAMPIRAN
viii
DOKUMENTASI KEGIATAN KERJA MAGANG
DI KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANDUNG
Gambar 1.1
Pemberangkatan ke Lokasi Pembubaran PPK KPU Kota Bandung
Gambar 1.2
Pemberangkatan ke Lokasi Pembubaran PPK KPU Kota Bandung
ix
Gambar 1.3
Pelantikan PPK Pemilu 2019 KPU Kota Bandung
Gambar 1.4
Rapat Pleno PPK Kecataman Batununggal
x
Gambar 1.5
Penandatanganan Berkas Rapat Pleno PPK Kecataman Batununggal
Gambar 1.6
Pemberian Berkas Rapat Pleno PPK Kecataman Batununggal
kepada KPU Kota Bandung
xi
Gambar 1.7
Pembungkusan Hadiah untuk Agenda HUT RI ke-73
Gambar 1.8
Hasil Pembungkusan Hadiah untuk Agenda HUT RI ke-73
xii
Gambar 1.9
Apel Pagi KPU Kota Bandung Setiap Hari Senin
Gambar 1.10
Pelepasan Mahasiswa Magang Bersama Sekretaris dan Fungsional Umum
Divisi Umum KPU Kota Bandung