laporan kpi (pandu) 2
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan praktek kerja industry dan laporan Kerja
Praktek Industri (KPI) ini. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk memaparkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan KPI di PT. Cipta Sejahtera
Lestari (CSL).
Terlaksananya Kerja Praktek Industri ini tidak lepas dari bantuan kerjasama
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, atas bantuan dan
kerjasama tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Drs. Maman Rakhman, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek
Industri.
3. Seluruh dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuran Universitas Pendidikan
Indonesia.
4. Bapak Sudrajat Gunawan (Ricky) sebagai pemilik dari PT. CSL yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek
Industri di perusahaan beliau.
5. Bapak Ahmad Tabroni selaku manajer Engineering yang telah membantu penulis
untuk mendapatkan kesempatan melakukan Kerja Praktek Industri di PT. CSL.
Laporan ini telah disusun dengan sagala kemampuan dan pengetahuan dari
penulis. Namun dalam hal ini penulis memohon maaf apabila masih terdapat
kekurangan dan kesalahan dari segi isi maupun susunan dari laporan ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar
terciptanya perbaikan di kemudian hari.
Besar harapan penulis supaya laporan ini menjadi hal yang berharga dan
bermanfaat di kemudian hari bagi setiap pembacanya. Semoga laporan ini menjadi
sumbangsih yang mampu memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknik
refrigerasi dan tata udara.
Bandung, 5 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Indistri
Perubahan di dalam dunia pendidikan selalu mengikuti perkembangan
IPTEK yang saat ini berkembang secara pesat. Hal tersebut menuntut agar
Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di Indonesia harus memiliki kulitas
yang unggul di berbagai bidang termasuk dalam bidang teknologi. Untuk
membentuk SDM yang diharapkan jalan yang harus ditempuh untuk
menciptakannya adalah dengan menempuh jalur pendidikan. Pendidikan saat ini
bukan hanya bergantung pada pendidikan yang dilakukan di sekolah, namun di
berbagai tempat. Khusus untuk bidang yang mengedepankan penguasaan di
bidang teknik, lingkungan industri dinilai tepat untuk memberikan wawasan dan
keterampilan kepada peserta pendidikan.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini menekankan bahwa
kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi yang
digunakan saat ini berbasis kompetensi. Pencari tenaga kerja dalam hal ini adalah
kalangan industri membutuhkan tenaga kerja yang produktif untuk menunjang
pekerjaannya. Dengan adanya tuntutan tersebut, industri harus memberikan
kesempatan untuk dapat mempelajari ilmu yang dibutuhkan di industri yang
belum pernah diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam hal ini harus
terjalin kerja sama antara pihak industri dan pendidikan.
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin memiliki konsentrasi Refrigerasi dan
Tata Udara merupakan sebuah institusi yang dimiliki oleh Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) yang menyelenggarakan program pendidikan S1 dengan
memiliki tujuan untuk mendukung terciptanya SDM yang diinginkan oleh
industri untuk melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini UPI membentuk lulusan
yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang akan menciptakan tenaga praktisi di dunia industri atau tenaga yang
dapat langsung terjun di dunia Industri. Melihat hal tersebut maka dapat kita
ketahui UPI membutuhkan bantuan dari pihak Industri untuk mendapatkan ilmu
dan keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan industri terutama industri
refrigerasi dan tata udara.
Dengan adanya hubungan antara pendidikan dan isndusti, maka dibuatlah
Kerja Praktek Industri (KPI) yang dinilai mampu menjembatani antara dunia
pendidikan teknik dan dunia industri untuk menciptakan SDM yang berkualitas
tinggi sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Selain hal tersebut, KPI dapat
memberikan pembekalan bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja nyata,
agar mereka mengetahui alternatif pemecahan masalah secara efektif dan efisien
seperti yang dilakukan di industri. Banyak pula keuntungan lain yang didapatkan
mahasiswa dari KPI sehingga mahasiswa memiliki sifat kreatif inovatif. KPI
memungkinkan mahasiswa untuk dapat menganalisa penerapan ilmu yang didapat
selama duduk dibangku perkuliahan di dalam dunia industri.
Berdasarkan pada uraian diatas, KPI memiliki peran penting dan sangat
diperlukan dalam menunjang kebutuhan-kebutuhan yang harus dimiliki oleh
mahasiswa. Dalam KPI ini penulis memilih PT. Cipta Sejahtera Lestari sebagai
tempat pelaksanaan KPI karena dinilai dapat membantu penulis mendapatkan
ilmu yang dibutuhkan untuk menunjang hasil dari perkuliahan dan dinilai
memiliki bidang kerja yang berhubungan dengan apa yang dipelajari penulis yaitu
bidang konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin UPI.
1.2 Tujuan Kerja Praktek Industri
Melihat latar belakang tersebut, KPI memiliki tujuan yang diharapkan
dapat dicapai setelah mahasiswa melewati prosesnya. Sesuai dengan tujuan dari
pendidikan tinggi Konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin UPI. Tujuan tersebut diantaranya adalah:
1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat merasakan cara kerja dari
industri Teknik Refrigerasi dan Tata Udara (Teknik Pendingin).
2. Meningkatan wawasan tentang teknologi yang berkembang dan sedang digunakan
di dunia industri saat ini.
3. Membentuk etos kerja dan profesionalisme di dunia industri Teknik Pendingin.
4. Membantu mahasiswa dalam mendapatkan ilmu yang digunakan di dunia Industri
namun tidak diajarkan di dalam kegiatan akademik di kampus.
5. Membangun kerjasama antara Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI dengan
pihak industri.
1.3 Manfaat Kerja Praktek Industri
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan KPI ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan di
dunia Industri.
2. Membantu memahami tentang berbagai hal yang terdapat di industri, baik yang
bersangkutan dengan pekerjaan secara langsung ataupun dengan interaksi social
didalamnya.
3. Mahasiswa dapat terlibat langsung dalam sebuah manajemen yang diterapkan di
industri.
4. Mengetahui proses pekerjaan yang harus dilakukan di industri sejak adanya
permintaan hingga pekerjaan tersebut selesai dilakukan.
5. Mendapatkan pengetahuan tentang cara melakukan start up di dalam sebuah
perencanaan Tata Udara sebuah bangunan.
6. Mengetahui cara membuat estimasi material didalam perencanaan Tata Udara
sebuah gedung.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Industri
Kerja praktek Industri ini telah terlaksana di PT. Cipta Sejahtera Lestari,
Rukan Artha Gading Niaga Blok B No.16 Jakarta Utara
Telepon : +62 21 4585 7640
Fax : +62 21 4585 7641
E-mail : [email protected]
Dalam pelaksanaan KPI di PT. Cipta Sejahtera Lestari, penulis mendapatkan
kesempatan di tempatkan di divisi teknik dengan pekerjaan utama menghitung
estimasi material yang dibutuhkan dalam perencanaan sistem Tata Udara sebuah
gedung serta memeriksa apabila terjadi kesalahan didalam gambar rancangan Tata
Udara. Lamanya pelaksanaan KPI ini yaitu selama dua bulan delapan hari, terhitung
sejak tanggal 5 November 2012 sampai 12 Januari 2012.
1.5 Batasan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam laporan KPI ini hanya mencakup prosedur start-up
dalam instalasi
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan Kerja Praktek Industri ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang Kerja Praktek Industri, tujuan Kerja Praktek Industri,
manfaat Kerja Praktek Industri, waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek
Industri, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan Kerja Praktek Industri.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi
perusahaan, misi perusahaan, produksi dan pemasaran serta hasil proyek yang telah
dikerjakan oleh PT. Cipta Sejahtera Lestari.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan umum tentang siklus refrigerasi kompresi uap, komponen-
komponen mesin pendingin, penjelasan tentang inverter dan juga penjelasan
mengenai VRV (Variable Refrigerant Volume)
BAB IV
Bab ini berisi tentang bagaimana prosedur start-up pada instalasi sistem VRV yang
terdapat disebuah gedung. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang bagaimana
sistem VRV dipasang, diuji kelayakannya hingga sebuah sistem VRV dapat
digunakan didalam sebuah gedung.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang
telah dilakukan oleh penulis, serta kritik dan saran yang ditujukan kepada industri
untuk menjadi perhatian bagi pihak industri agar dapat lebih baik dikemudian hari.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
2.3 Visi Perusahaan
2.4 Misi Perusahaan
2.5 Pemasaran PT. Cipta Sejahtera Lestari
2.6 Produk PT. Cipta Sejahtera Lestari
2.7 Peningkatan Teknologi
2.8 Ketenagakerjaan
2.9 Kegiatan Penting Perusahaan
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Terminologi Tata Udara
Unloader
Sebuah perangkat untuk mencegah kompresor kelebihan tekanan. Ini mengurangi
beban motor listrik ini di AC start-up dan mengontrol kompresor selama operasi.
EER (Energy Efficiency Ratio)
Rasio masukan siklus pendinginan dengan kapasitas pendinginan, diwakili oleh
kkal / Wh.
Kompresi Cair (Liquid Compression)
Ketika minyak atau refrigeran cair ditarik ke dalam kompresor, cairan mampat
menghasilkan tekanan tinggi bersama-sama dengan suara keras dan getaran yang
merusak kompresor. Fenomena ini disebut sebagai kompresi cair.
Overcharge
Overcharge mengacu pada pengisian refrigeran dalam peralatan pendingin yang
melebihi biaya yang sesuai. Mengoperasikan peralatan dalam keadaan
overcharged meningkatkan tingkat cair kondensor ini, meningkatkan tekanan
kondensasi dan merebut kompresor.
Over Flow
Overflow mengacu pada pembuangan kelebihan cairan dari tangki dan perangkat
sejenis jika cairan di dalamnya melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Oil Foaming
Refrigeran larut dalam minyak lebih mudah pada suhu yang lebih rendah. Minyak
membentuk mengacu pada situasi di mana sejumlah besar refrigeran dilarutkan
dalam pelumas dalam crankcase kompresor, tekanan crankcase tajam tetes di
kompresor start-up, menyebabkan minyak untuk busa karena penguapan tiba-tiba
refrigeran dalam minyak. Sejak minyak berbusa hasil pelumasan yang buruk,
melepaskan refrigeran terjebak dalam minyak menggunakan pemanas crankcase.
Dry Bulb dan Wet Bulb
Istilah ini mengacu pada suhu dan kelembaban udara dalam ruangan dan luar
ruangan ditetapkan sebagai kondisi desain untuk AC.
Zona Nyaman
Zona kenyamanan adalah kisaran suhu yang efektif di mana sebagian besar orang
dewasa akan merasa nyaman.
Outdoor Air Intake
Outdoor Air Intake mengacu pada jumlah udara segar yang diambil dari luar ke
dalam ruang ber-AC untuk mencegah kontaminasi udara oleh asap, bau busuk dan
karbon dioksida yang dihasilkan di dalam ruangan. Standar asupan udara luar
telah ditetapkan sesuai dengan ukuran dan fungsi bangunan.
Kompresi Kering
Kompresi kering mengacu kering kompresi jenuh. Ini adalah jenis kompresi yang
dimulai di bawah kondisi refrigerant-jenuh dalam siklus pendinginan di mana
refrigeran segera sebelum ditarik ke kompresor bukanlah (refrigeran cair yang
tersisa bahwa hasn.t telah benar-benar menguap) basah, atau terlalu panas (suhu
meningkat diatas suhu saturasi), tetapi dalam keadaan saturasi. Lihat Kompresi
basah.
Koil Kering
Koil kering adalah koil pendingin dalam keadaan yang tidak menghasilkan
saluran air di permukaannya. Hal ini terjadi ketika titik embun tidak dapat dicapai
bahkan jika udara didinginkan karena kelembaban udara konten dan kelembaban
relatif rendah dengan air sangat sedikit dicampur di udara.
Ventilasi
Ventilasi mengacu pada pengenalan udara luar ke dalam ruang ber-AC untuk
menjaga udara bersih dari asap, bau busuk dan karbon dioksida serta
meminimalkan fluktuasi suhu. Berbagai standar untuk jumlah ventilasi telah
ditetapkan.
Tingkat Sirkulasi Udara
Tingkat sirkulasi udara mengacu pada frekuensi dimana udara (udara luar, beredar
udara, dll) disuplai ke tempat tertentu (misalnya ruang) dalam jangka waktu yang
ditentukan. Biasanya, ditampilkan dalam kali / h.
Carry-Over
Carry-over mengacu pada jumlah air yang dikonsumsi oleh percikan di sebuah
menara pendingin, pembersih udara dan kondensor penguapan. Tambahan jumlah
air yang dikonsumsi di menara pendingin, dan hal ini disebabkan oleh percikan
air di draft fan yang dihasilkan.
Dew Condensation
Dew Condensation udara lembab menghubungi obyek dengan permukaan dingin
mendingin di bawah titik embun dan hasil ini dalam larutan air, yang dapat
menyebabkan embun atau permukaan yang basah.
Peningkatan Tangki Air
Tanki air ditinggikan adalah mereka diinstal pada menara, atap bangunan
bertingkat tinggi, atau lokasi geografis tinggi dari mana air dipasok untuk
mengkompensasi tekanan rendah dalam sistem suplai atau pasokan air sumur.
Counterflow
Counterflow menunjukkan aliran fluida balik antara suhu tinggi dan suhu rendah
sisi dalam penukar panas atau menara pendingin.
Cold Shock
Cold shock adalah ketidaksenangan yang dirasakan ketika seseorang tiba-tiba
masuk ke dalam ruangan yang sejuk. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fisik.
Guncangan dingin sangat dipengaruhi oleh perbedaan dalam ruangan dan luar
ruangan saat suhu pendinginan. Lihat Heat Shock.
COP
COP adalah singkatan untuk Koefisien Of Kinerja.
Atur Ulang Otomatis (Automatic Reset)
Automatic Reset mengacu pada kembalinya otomatis pemutus rendah / tinggi-
tekanan atau temperatur switch ke negara awal mereka setelah diaktifkan atau
dibuka pada nilai yang ditetapkan dan kemudian penyebab aktivasi telah
dibersihkan. Lihat ulang manual.
Katup Ekspansi Elektronik
Katup kontrol elektronik ekspansi adalah bagian dari sebuah sistem yang dapat
memaksimalkan kemampuan kompresor dengan mengontrol mekanisme ekspansi
melalui komputer mikro. Fungsi debit temperatur pipa sebagai sinyal input untuk
kontrol dalam rangka mengoptimalkan kontrol katup pulsa digerakkan motor
membuka dan menutup mengacu pada penguapan dan kondensasi temperatur
serta suhu ruangan dan luar ruangan. Hal ini memberikan kontribusi untuk
mengurangi kompresor start-stop frekuensi dan konsumsi daya, efisiensi
pencairan peningkatan di musim dingin, pencegahan frosting evaporator di musim
panas dan perluasan panjang pipa refrigeran diijinkan.
Kompresi Basah (Wet Compression)
Kompresi basah mengacu pada kompresi gas di mana gas ditarik ke kompresor
pendingin menjadi lembab. Lihat Kompresi kering.
Atur ulang manual (Manual Reset)
Manual Reset mengacu pada kembalinya manual regulator seperti pemutus
tinggi / rendah tekanan atau switch perlindungan hidrolik, yang terutama
digunakan sebagai perangkat keselamatan, ke negara awal mereka setelah
diaktifkan oleh kesalahan dan switch ini tidak dapat ulang otomatis bahkan jika
penyebab kesalahan telah dihapus. Lihat ulang otomatis.
Skala
Skala mengacu pada deposisi yang solid pada permukaan panas pertukaran
elemen seperti kalsium, magnesium dan silika yang telah dilarutkan dalam air.
Skala sangat mengurangi efisiensi pertukaran panas.
Faktor Skala
Faktor Skala adalah persentase yang bagian panas dihambat oleh ketahanan panas
sebagai akibat dari skala diendapkan pada permukaan panas bertukar dari penukar
panas. Skala bekerja sebagai tahan panas. Unit Praktis: m2.h. º C / kkal.
Lumpur (Sludge)
Sludge adalah materi yang dihasilkan oleh minyak dan zat serupa terurai oleh
kotoran, kelembaban atau perubahan kimia. Pemanasan mempromosikan
pembangunan lumpur.
Koefisien Kinerja (COP)
Rasio kapasitas pendinginan dengan kekuatan motif (masukan) dikonsumsi dalam
siklus pendinginan, yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Penetapan daerah (Zoning)
Para beban termal dalam kamar dan zona bangunan besar jauh berbeda dengan
arah luar wajah dinding dan jumlah panas yang dihasilkan di dalam gedung. Oleh
karena itu, praktek zonasi mengacu pada pemisahan interior bangunan menjadi
beberapa zona, masing-masing dengan karakteristik beban panas yang sama,
untuk kontrol optimal oleh berbagai jenis AC.
Diferensial
Diferensial mengacu pada amplitudo operasional dari nilai yang ditetapkan dalam
perangkat kontrol seperti thermostat.
Menghilangkan bekuan es (Defrost)
Ketika udara didinginkan di bawah 0 º C dengan evaporator dalam peralatan
pendingin, kandungan air di udara yang terkondensasi menjadi es diendapkan
pada permukaan evaporator. Ketebalan deposit secara bertahap meningkat,
pertukaran panas menghambat. Defrost mengacu pada penghapusan deposito
tersebut. Metode meliputi aplikasi air panas, pemanas listrik atau pemanas dengan
gas panas kelelahan dari kompresor.
Draf
Draf umumnya berarti aliran udara atau gas yang disebabkan oleh perbedaan
tekanan dalam udara panas, cerobong pipa pemanas, atau ruang kamar.
Tiriskan perangkap
Sebuah perangkap menguras adalah penyegelan air perangkat dipasang di pipa
drainase peralatan untuk menghentikan aliran udara balik dan, dengan demikian,
mencegah bau busuk.
Pompa panas
Sebuah pompa panas (H / P) adalah jenis peralatan yang mentransfer panas dari
tempat dengan suhu rendah ke tempat dengan suhu tinggi seolah memompa air
dari tempat yang rendah untuk memindahkannya ke tempat yang tinggi.
Bypass-faktor
Bypass-Faktor mengacu pada rasio jumlah udara yang melewati evaporator tanpa
melewati sirip-sirip pada evaporator.
Haunting
Haunting adalah fenomena dimana bergantian berulang refrigeran kelebihan dan
kekurangan ke evaporator terjadi karena pemilihan yang keliru pada katup
ekspansi.
Heat Shock
Juga disebut sebagai kejutan suhu, heat shock adalah ketidaknyamanan yang
dirasakan ketika seseorang memasuki ruang ber-AC (didinginkan atau
dipanaskan) di mana ada perbedaan yang signifikan antara suhu indoor dan
outdoor. * Dua bentuk panas mengejutkan ada, (1) Cold Shock selama
pendinginan dan (2) Hot Shock selama pemanasan.
Indeks Ketidaknyamanan
Ini adalah indeks yang berhubungan tingkat kenyamanan relatif terhadap suhu
udara dan kelembaban. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Gas yang Tidak Terkondensasi
Gas yang tidak Terkondensasi adalah gas yang tidak terkondensasi pada suhu dan
tekanan yang diberikan oleh peralatan pendingin. Gas yang tidak terkondensasi
pada kondenserakan membuat kinerja mesin pendingin memburuk. Hal ini
berakibat buruk pada sistem karena akan meningkatkan tekanan siklus
pendinginan dan mengurangi efisiensi volumetrik kompresor akibat kenaikan
tekanan debit dan temperatur.
Flash Gas
Flash gas mengacu pada gasifikasi parsial produksi busa cair dan selanjutnya
dalam pipa cair peralatan pendingin pada penurunan tekanan yang cukup atau
infiltrasi panas. Flash gas secara signifikan mengurangi efisiensi katup ekspansi.
Pull Down
Pull down mengacu pada proses pendinginan ruang ke suhu preset dari suhu
kamar sebelum operasi kulkas / freezer atau pendingin udara.
Blowdown
Blowdown adalah praktek pemakaian air dari sistem perpipaan boiler atau air.
Distributor
Distributor adalah perangkat untuk mendistribusikan cairan merata dengan
hambatan aliran minimal. Distributor dipasang di outlet katup ekspansi peralatan
pendingin mengirimkan refrigerant ke dalam pipa pendingin banyak.
Hot Shock (Thermal Shock)
Kejutan panas atau thermal shock menyiratkan ketidaksenangan merasa ketika
seseorang tiba-tiba masuk ke sebuah ruangan dipanaskan. Kejutan panas sangat
dipengaruhi oleh kondisi suhu kamar selama pemanasan.
Compound Gauge
Sebuah alat untuk pengukur yang mengukur derajat vakum untuk 760 mm Hg
atas dan di bawah tekanan atmosfer.
AC Inverter
Inverter AC dirancang untuk mudah mengubah pendinginan / pemanasan
kapasitasnya dengan mengendalikan rpm kompresor sesuai dengan beban kamar.
Non-inverter AC tidak mampu untuk mengubah kapasitasnya dalam hubungannya
dengan beban kamar karena rpm kompresor ditentukan oleh frekuensi power
supply.
3.2 Siklus Refrigerasi
Dalam mesin pendingin, terdapat siklus yang membuat mesin dapat
mengkondisikan udara di dalam ruangan sesuai dengan kebutuhan penggunaan
ruangan. Siklus ini biasa disebut dengan siklus refrigerasi kompresi uap. Siklus ini
berlangsung selama berulang-ulang guna menyerap dan membuang panas yang
terdapat didalam ruangan yang akan dikondisikan..
3.2.1 Siklus Refrigerasi Ideal
Siklus refrigerasi adalah dasar dari semua AC. Meskipun tidak terlalu rinci,
sebaiknya penting untuk memiliki pemahaman dasar dari proses refrigerasi. Telah
diketahui, bahwa perlu energi untuk cairan mengubah wujudnya menjadi gas, panas.
Proses ini juga bekerja secara terbalik, sebagai mengembun gas ke bentuk cair itu
akan memberikan panas sambil tetap pada suhu konstan sampai semua gas telah
berubah menjadi cairan. Dalam contoh ini kita menambahkan panas ke substansi,
namun sebagai lawan menambahkan panas, jika ini substansi dipaksa menguap maka
akan mengambil panas dari lingkungannya untuk mencapai hal ini. Misalnya ketika
Anda keluar dari laut dan angin bertiup, Anda merasa dingin, ini karena air pada kulit
Anda sedang dipaksa untuk menguap dan untuk ini perubahan fase memerlukan
panas yang pada akhirnya mengambil dari kulit Anda membuat Anda merasa dingin.
Ini adalah dasar dari AC, pendingin di dalam pipa dari unit indoor dipaksa menguap,
mengambil panas dari pipa sekitarnya dan membuat mereka dingin, melewati udara
di atas pipa ini akhirnya mendinginkan udara. Ini penguapan paksa dan kondensasi
juga dapat disebabkan oleh berbagai tekanan dimana substansi yang terkandung
sebagai kita tahu ada hubungan langsung antara temperatur kondensasi, penguapan
dan tekanan. Diagram di bawah ini menunjukkan sirkuit pendingin yang sebenarnya
dalam bentuk skema di sebelah kiri dan di sebelah kanan siklus refrigeran
ditampilkan pada diagram Ph diagram plot tekanan terhadap entalpi, perubahan
entalpi suatu zat adalah jumlah panas yang ditambahkan atau dihapus per unit massa.
Gambar 3.1 Sistem Refrigerasi dan Ph-diagram Siklus Refrigerasi Ideal
Sumber : The Refrigerant Cycle Daikin
Proses-proses yang terjadi dalam siklus refrigerasi yang ideal pada gambar
diatas adalah :
1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor.
2-3 : Pembuangan Kalor secara isobaris dalam kondenser
3-4 : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler
4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam siklus refrigerasi kompresi uap
adalah superheateing dan subcooling.
3.3 Komponen Sistem Tata Udara
Dalam siklus refrigerasi terdapat komponen yang bekerja sesuai dengan
fungsinya sehingga siklus tersebut dapat terjadi. Komponen tersebut pada umumnya
adalah Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, dan Evaporator. Selain itu terdapat
tambahan komponen lainnya sebagai penunjang kerja dari komponen-komponen
utama tersebut. Komponen tersebut diantaranya seperti Thermistor, Overload,
Accumulator, Filter Dryer dan lainnya. Meskipun demikian, komponen-komponen
utama tersebut memiliki banyak jenis dan keunggulan masing-masin sesuai dengan
kebutuhannya.
3.3.1 Kompresor
Kompresor dalam sistem refrigerasi merupakan komponen utama yang
mengkompresikan refrigeran. Kompresor menghisap refrigeran dari suction line
sehingga tekanan di evaporator menjadi rendah. Setelah itu, refrigeran dikompresikan
menuju discharge line sehingga tekanan di kondenser menjadi tinggi. Refrigeran akan
bersirkulasi ke seluruh bagian dari sistem refrigerasi karena adanya perbedaan
tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Menurut Arismunandar dan Saito (2005: 127) kompresor dapat dibagi dalam
dua jenis utama, yaitu kompresor positif, dimana gas dihisap masuk ke dalam silinder
dan dikompresikan; dan jenis kompresor non-positif, dimana gas yang dihisap masuk
dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetik
untuk menaikkan tekanan.
Arismunandar dan Saito (2005: 128) mengelompokkan kompresor menjadi
beberapa macam berdasarkan bentuknya, metode kompresinya, kecepatan putar, gas
refrigeran dan konstruksinya.
1. Kompresor menurut bentuknya
Jenis vertikal
Jenis horizontal
Jenis silinder banyak (jenis V, W dan VV)
2. Kompresor menurut metode kompresinya
Metode kompresi positif
- Kompresor torak (kerja tunggal atau ganda)
- Kompresor torak tingkat ganda
- Kompresor putar (Rotary Action)
- Kompresor sekrup
Metode kompresor sentrifugal
- Kompresor sentrifugal satu tingkat
- Kompresor sentrifugal tingkat ganda
3. Kompresor menurut kecepatan putar
Jenis kecepatan rendah
Jenis kecepatan tinggi
4. Kompresor menurut gas yang dikompresi
Kompresor Ammonia
Kompresor refrigeran
Kompresor CO2
5. Kompresor menurut konstruksinya
Kompresor open type (terbuka)
Kompresor hermetic
Kompresor semi hermetic
Pada Sistem refrigerasi
1. Kompresor Putar (Rotary Action)
Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas
yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil
untuk menurunkan volume gas. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem
rotary
Tipe Through Vane
Gambar 3.2 Kompresor Tipe Through Vane
Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling
tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser
pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk
oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran
refrigeran. Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada
bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan
terbuka, refrigeran terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah
masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya
menekan refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat
terjadi langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan
langkah pemasukan refrigeran.
Gambar 3.3 Sistem Kerja Kompresor Tipe Through Vane
Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html
Tipe Scroll
Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan
dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar
diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap
masuk kemudian dibawa berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang
pengeluaran untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.
Gambar 3.4 Kompresor Tipe Scroll
Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html
2. Kompresor Torak
Pada Mechanical Action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan
menurunkan volume gas secara reciprocating. Yang termasuk dalam jenis ini adalah :
Kompresor Torak.
Gambar 3.3 Kompresor Torak
Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html
Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam
jangka panjang walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi
kompresi gas. Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka
kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan
tekanan refrigeran pada saat masuk dan meninggalkan katup kompresor.
Compressor tipe Reciprocating/Torak mengubah putaran crankshaft menjadi
gerakan bolak-balik pada piston. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem
torak:
Tipe Crank
Gambar 3.3 Kompresor Tipe Crank
Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html
Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas.
Oleh sebab itu pada kepala silinder (valve plate) terdapat dua katup yaitu katup isap
(suction) dan katup penyalur (Discharge). Pada saat piston bergerak ke bawah,
ruangan di atas piston volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup
pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros engkol
yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas, tekanan di atas
piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigeran
terdorong keluar menuju ke kondensor.
Tipe Swash Plate
Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder
dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Cara kerja piston pada tipe ini, yaitu
apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan
langkah isap. Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan
pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston
bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigerant
ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan
menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup
pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan
balik.
Tipe Wobble Plate
System kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate.
Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor
tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat
diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu,
pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh
operasi kopling magnetic (magnetic clutch).
Gambar 3.4 Kompresor Tipe Wobble Plate
Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html
Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan
bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide
ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang
penghubung.
3.3.2 Kondensor
Kondensor merupakan salah satu jenis alat penukar kalor, yang berfungsi
untuk mengembunkan uap menjadi cairan. (Widyatmoko, E. D. S, 2006) Kondensor
merupakan alat pengembun yang bekerja berdasarkan prinsip Perpindahan Kalor,
karena ada zat pendingin yang mengalir dalam pipa-pipa, maka akan terjadi aliran
(perpindahan) panas secara konduksi dari uap panas yamng berada di dalam shell ke
zat cair dingin ( fluida dingin) yang mengalir di dalam pipa- pipa kecil (tube),
sehingga uap akan mengembun, dan zat cair dingin suhunya akan naik. Berdasarkan
bentuknuya, jenis kondensor dibedakan menjadi dua, yaitu kondensor horisontal dan
kondensor vertikal
Gambar 3.5 Kondenser Berpendingin Air
Sumber: Buku Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2
3.4 Inverter
Untuk memahami cara kerja inverter, kita harus mengetahui perbedaan antara
Alternating Current (AC) dan Direct Current (DC). Motor kompresor pendingin
udara tradisional didorong oleh motor listrik AC yang disediakan baik di 50Hz atau
60Hz tergantung pada Negara.
3.5 Sistem Tata Udara VRV (Variable Refrigerant Volume)
BAB IV
PROSEDUR START-UP SISTEM TATA UDARA MENGGUNAKAN AC VRV
(VARIABLE REFRIGERANT VOLUME) RXQ
Pada prosedur start-up terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi. Hal
tersebut merupakan prosedur wajib yang harus ditempuh sebuah sistem VRV pada
sebuah gedung digunakan. Hal tersebut berkaitan dengan sistem pada VRV yang
berdasarkan pada perintah dari computer. Sehingga computer tersebut harus di atur
sedemikian rupa agar dapat mengontrol VRV sesuai dengan jenis dan
penggunaannya. VRV saat ini telah memasuki generasi ketiga dan memiliki berbagai
macam jenis. Menurut kegunaannya VRV memiliki jenis Heat Pump yang dapat
menghangatkan atau mendinginkan dan satu lagi jenis Air Conditioning Cooling Only
yang hanya dapat mendinginkan udara saja. Pada laporan ini akan dibahas tentang
penggunaan VRV dengan jenis outdoor unit RXQ (Air Conditioning Cooling Only).
4.1 Pengaturan Awal
Sebelum kita melakukan pengaturan awal, kita harus mengetahui bentuk dari
papan PC yang akan kita gunakan untuk melakukan pengaturan awal. Dalam papan
PC terdapat saklar yang dapat berfungsi sebagai pengatur modus dan terdapat pula
saklar yang kita gunakan untuk menentukan penggunaan refrigeran dan daya dari
VRV tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Tata Letak Papan PC VRV-III
Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa terdapat saklar pengaturan awal yang
berfungsi untuk menentukan penggunaan refrigeran pada VRV, menentukan model
dari VRV dan untuk menentukan kapasitas dari VRV yang akan digunakan. Selain itu
terdapat tombol saklar pengaturan modus yang akan digunakan untuk menentukan
modus apa yang kita inginkan pada VRV tersebut.
Pada pengaturan awal kita harus mengatur model, refirgeran dan kapasitas dari
VRV yang akan kita gunakan. Cara menentukannya adalah dengan cara mengubah
posisi saklar yang terdapat pada saklar pengaturan awal. Dibawah ini terdapat gambar
detil dari saklar pengaturan awal.
Saklar pengaturan awal
Digunakan Untuk Kembali ke pengaturan awal
Saklar pengaturan awal
Digunakan Untuk Kembali ke pengaturan awal
Saklar Pengaturan Modus
Digunakan Untuk Mengubah Modus
Saklar Pengaturan Modus
Digunakan Untuk Mengubah Modus
Gambar 4.2 Saklar Pengaturan Awal
Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari
Secara fungsi saklar tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain.
Pada saklar pengaturan awal terdapat dua kelompok saklar yang masing-masing
dikelompokan menjadi DS 1 dan DS 2 yang terdiri dari empat saklar di setiap
kelompoknya. Pada saklar kelompok pertama terdapat empat saklar yang dapat
mengatur pemilihan penggunaan VRV tersebut.
4.1.1 Pengaturan Model VRV
Untuk mengatur model dari VRV kita dapat menggunakan saklar nomer satu,
dua dan tiga pada kelompok saklar DS 1. Saklar nomer satu pada kelompok DS 1
berfungsi untuk menentukan penggunaan VRV sebagai penghangat atau pendingin
ruangan. Saklar nomer dua pada kelompok DS 1 menentukan model dari VRV yang
digunakan. Model ini ditentukan dengan melihat dari mana asal VRV tersebut di
buat, dari luar Jepang atau berasal dari Jepang. Saklar nomer tiga berfungsi untuk
menentukan VRV yang digunakan adalah VRV dengan fungsi hanya mendinginkan
atau merupakan VRV dengan fungsi sebagai Heat Pump. Untuk lebih mudah
menentukan fungsinya kita dapat melihat tabel dibawah ini.
Posisi Saklar 1, 2 dan 3 Kelompok DS 1 Pada Saklar Pengaturan Awal
No. DS No. Saklar Posisi Saklar Pengaturan
DS 1 1ON Pemilihan Panas /
DinginOFF (pengaturan pabrik)
DS 1 2ON Model JepangOFF Model Luar Jepang
DS 1 3ON Hanya PendinginOFF Heat Pump
4.1.2 Pengaturan Jenis Refrigeran
Setelah menentukan model dari VRV yang akan digunakan, selanjutnya
pengaturan awal dilanjutkan dengan menentukan refrigeran yang akan digunakan
pada VRV. Cara menentukan penggunaan refrigeran pada VRV diantaranya adalah
dengan mengubah saklar empat pada kelompok DS 1 dan saklar satu pada kelompok
DS 2. Jika refrigeran yang akan kita gunakan adalah R-22 saklar empat pada DS 1
dan saklar satu pada DS 2 keduanya pada posisi OFF. Namun jika kita menggunakan
refrigeran R-410A maka saklar empat DS 1 pada posisi OFF sedangkan saklar satu
DS 2 pada posisi ON terlihat seperti pada tabel dibawah ini.
Posisi Saklar 4 DS 1 dan Saklar 1 DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal
No. DS No. Saklar Posisi Saklar
DS 1 4 OFF OFF
DS 2 1 OFF ON
Jenis Refrigeran R-22 R-410A
4.2.3 Pengaturan Kapasitas VRV
Jika model dan jenis refrigeran telah diatur pengaturannya, selanjutnya kita
harus mengatur kapasitas dari VRV yang akan digunakan dengan cara mengubah
posisi dari saklar 2, 3 dan 4 pada kelompok saklar SD 2 yang memiliki banyak variasi
posisi. Ketiga saklar tersebut menentukan kapasitas dari outdoor pada VRV. Berikut
ini kombinasi dari posisi saklar yang akan digunakan sesuai dengan kapasitas yang
telah ditentukan sebelumnya.
Posisi Saklar 2, 3 dan 4 Kelompok DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal
No. DS No. Saklar Posisi Saklar
DS 2 2 OFF ON OFF ON OFF ON OFF
DS 2 3 OFF OFF ON ON OFF OFF ON
DS 2 4 OFF OFF OFF OFF ON ON ON
Kapasitas Outdoor 5HP 6HP 8HP10H
P12H
P14H
P16H
P
4.2 Uji Instalasi
Pada uji Instalasi ini menyangkut dengan cek instalasi sistem VRV yang telah
dipasang, karena jika instalasi yang akan diuji belum layak digunakan maka kinerja
dari VRV akan terganggu atau bahkan mengalami kerusakan sebelum digunakan.
Terdapat beberapa tahap dalam Uji Instalasi ini, diantaranya adalah sebagai berkut :
Uji instalasi kabel
Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :
1. Apakah kabel power sudah terpasang dengan benar?
2. Apakah kabel yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan?
3. Apakah pekerjaan kabel ground telah selesai dipasang?
4. Apakah sekrup pada sambungan kabel telah terpasang dengan kecang?
Uji instalasi pipa
Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :
1. Apakah ukuran pipa sudah sesuai dengan kententuan? (tekanan yang
ditentukan 3,8 MPa)
2. Apakah insulasi pada pipa telah terpasang dengan aman?
3. Apakah katup katup pemberhenti pada saluran liquid, gas dan oli telah aman
terbuka?
Uji tekanan refrigeran pada sistem
Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :
1. Apakah tekanan dan jumlah refrigeran sudah sesuai dengan kententuan yang
ditentukan? (Jika tidak cukup, isi refrigeran dari katup servis, katup
pemberhenti akan menghentikan refrigeran di sisi liquid dengan unit outdoor
dalam mode berhenti setelah mengaktifkan daya)
2. Apakah refrigeran terpantau saat pengisian refrigeran tambahan dilakukan?
Pengujian tersebut dapat dilakukan melalui komputer yang terdapat pada unit
outdoor yang terdapat pada VRV. Pada sub bab ini akan dibahas tentang bagaimana
cara menguji instalasi kabel, pipa dan tekanan refrigran pada VRV, uji tersebut
dinamakan uji instalasi.
Langkah awal dalam uji instalasi yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengecekan cara sebagai berikut:
Nyalakan daya pada outdoor unit
Pastikan daya pada unit outdoor telah dinyalakan setidaknya 6 jam sebelum
unit beroperasi, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi dari kompresor
(Pemanas crankcase)
Nyalakan unit indoor
Nyalakan unit indoor pada remot yang telah terpasang pada instalasi AC. Saat
pengecekan, jagalah posisi panel agar menghindari kesalahan pada
pengukuran. Pengecekan ini wajib dilakukan. Ketika pengecekan tidak
dilakukan maka alarm dengan kode U3 akan muncul.
Sebelum pengecekan dilakukan, pastikan prosedur pertama tersebut telah
dilakukan agar menghindari hal yang tidak diinginkan, selanjutnya nyalakan modus
test pada papan PC di outdoor unit seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Tombol Test Pada Papan PC
Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari
Setelah tombol test ditekan maka kita masuk kedalam modus pengecekan.
Dimana pada modus ini papan PC akan memberikan indikator mengenai pengujian
pertama dari sistem VRV tersebut. Pengujian ini berkaitan dengan apa yang telah
dibahas sebelumnya. Dan jika pengujian ini tidak dilakukan maka VRV akan
memberikan sinyal kerusakan dan sistem tidak akan dapat digunakan. Setiap langkah
pada pengujian ini diperlihatkan melalui kode sinyal yang diperlihatkan oleh lampu
LED. Berikut ini merupakan alur dari pengujian awal yang akan kita lakukan.
Gambar 4.2 Alur Pengecekan Awal
Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari
Pada alur gambar diatas diperlihatkan tentang alur pengujian yang akan
dilakukan oleh VRV. Jika sistem tidak terdapat kesalahan maka waktu pengujian
akan sama seperti yang di gambarkan diata.
Tekan tombol test hingga lima detik, setelah itu unit akan pindah ke modus
pengujian. Setelah unit memasuk modus pengujian, maka lampu LED pada papan PC
akan menyala, jika nyala pada lampu indikator H2P dan H3P menyala bersamanaan
berarti terjadi masalah pada instalasi
Gambar 4.2 Nyala lampu LED ketika terjadi kesalahan
Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari
Jika kita melihat telah terjadi kesalahan pada system VRV, kita dapat
mendeteksi kesalahan tersebut dari remot pengatur indoor unit. Pada remot akan
tampak kode kesalahan dari sistem, dalam kode tersebut kita dapat mendeteksi
kesalahan atau kerusakan yang terdapat pada system VRV yang akan kita gunakan.
Berikut ini daftar kode yang akan muncul ketika VRV mengalami kerusakan atau
kesalahan dalam instalasi:
Kode Kerusakan yang terjadiE3 Tekanan pada jalur discharge tidak normalE4 Tekanan pada jalur suction tidak normalE5 Kompresor Utama (Kompresor DC) terkunciE6 Kompresor Pembantu terkunciE7 Fan motor DC terkunciE9 Kerusakan pada Katup Ekspansi ElektronikH7 Posisi sinyal motor fan pada Outdoor Unit tidak normalH9 Sensor temperatur pada Outdoor Unit rusakHF Kerusakan transmisi antara pengontrol dan penyimpan panasF3 Temperatur pada pipa discharge tidak normalF6 Tekanan pada alat penukar panas tidak normalJ2 Kesalahan sensor (Sensor CT1, CT2)
J3Kesalahan sensor temperatur pipa discharge (Sensor Tdi, Tds1 dan Tds2)
J5 Kesalahan sensor temperatur pipa suction (Sensor Ts)J6 Kesalahan sensor alat penukar panas (Sensor Tb)J7 Kesalahan sensor temperatur Receiver (Sensor Tl)J8 Kesalahan sensor temperatur pengumpul oli (Sensor To)J9 Kesalahan sensor temperatur Subcool pada alat penukar panas
(Sensor Tsh)JA Kesalahan sensor tekanan Discharge (Sensor Pc)JC Kesalahan sensor tekanan Suction (Sensor Pe)L4 Temperatur inverter terlalu panasL5 Peningkatan temperatur seketika pada InverterL8 Kerusakan saklar temperatur elktronikL9 Langkah pada saat Start-Up terlewatLC Kesalahan penyambungan antara Outdoor unit dengan inverterP1 Ketidakseimbangan daya yang digunakan pada inverterP3 Kerusakan termistor di dalam kotak inverterP4 Kelebihan temperatur pada sirip-sirip inverterPJ Kombinasi antara inverter dan fan driver tidak sesuaiU0 Alarm penyimpanan gasU1 Kerusakan arus pembalikU2 Voltase pada daya tidak normalU3 Tidak dilakukan pengujian sebelum VRV beroperasiU4 Kesalahan pada sambungan antara unit indoor dan outdoor
U9Kesalahan pada sambungan antara unit indor yang satu dan yang lainnya
UAKesalahan pemasangan sambungan pipa antara indoor yang satu dan yang lainnya
UH Kesalahan pengkabelan
Jika terdapat kerusakan atau kesalahan pada instalasi, maka sistem tidak akan
dapat bekerja secara optimal sehingga temperatur udara yang kita inginkan tidak
dapat tercapai. Jika kerusakan terdapat pada sensor maka kita harus mengganti papan
PC dengan papan PClainnya, namun ketika kerusakan terdapat pada instalasi, maka
kita harus memeriksa kembali instalasi yang telah dikerjakan dan memperbaikinya
sesuai dengan ketentuan penginstalasian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pemaparan sebelumnya, kita dapat mengambil beberapa
kesimpulan terkait dengan Prosedur Start-Up sistem Tata Udara menggunakan AC
VRV RXQ. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah :
1. Sistem pengkondisian udara VRV (Variable Refrigerant Volume) merupakan
salah satu sistem pengkondisian udara yang diatur menggunakan komputer secara
keseluruhan.
2. Start-Up merupakan prosedur yang harus dilakukan pada VRV sebelum VRV
dapat dioperasikan secara normal.
3. Papan PC pada VRV merupakan computer yang digunakan untuk melakukan
pengaturan awal, pengujian instalasi VRV serta mendeteksi kerusakan yang
terjadi setelah instalasi dilakukan.
4. Kode kerusakan yang terdapat pada remot akan memudahkan pendeteksian
kerusakan yang terdapat pada VRV.
5.2 Saran
Sebagai evaluasi dari Kerja Praktek Industri di PT. Cipta Sejahtera Lestari, dengan
segala kerendahan hati penulis memberikan saran yang membangun baik bagi pihak
Industri dan bagi pihak penyelenggara Kerja Praktek Industri yaitu Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Indonesia.
5.2.1 Saran Untuk Pihak Industri
1. Pihak Industri sebaiknya memberikan kesempatan bagi peserta KPI untuk lebih
banyak melihat proses instalasi dari VRV dilapangan secara langsung.
2. Peserta KPI hendaknya diberikan pembekalan terlebih dahulu sebelum terjun
langsung untuk ikut bekerja di dalam sebuah pekerjaan atau proyek.
3. Instruksi yang diberikan hendaknya tertata dengan baik sehingga tidak terjadi
salah komunikasi ketika melakukan pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan
pekerjaan
4. Diskusi tentang teknologi pendingin yang banyak berkembang saat ini baiknya
ditingkatkan karena dapat menambah wawasan baik bagi Mahasiswa maupun
Perusahaan.
5. Pemberian materi tentang sistem VRV yang banyak digunakan saat ini hendaknya
lebih banyak dilakukan lagi
6. Keterbukaan pihak industri kepada mahasiswa harus tetap dipertahankan sehingga
dapat terjalin kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.
5.2.2 Saran Untuk Pihak Jurusan
1. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya melakukan komunikasi secara
langsung dengan pihak Industri.
2. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin perlu menjalin hubungan resmi dengan
pihak industri agar peserta KPI mudah mencari Industri yang mampu menampung
KPI.
3. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya memberikan aturan yang baku
mengenai penulisan laporan Kerja Praktek Industri.