laporan kpi (pandu) 2

54
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan praktek kerja industry dan laporan Kerja Praktek Industri (KPI) ini. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk memaparkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan KPI di PT. Cipta Sejahtera Lestari (CSL). Terlaksananya Kerja Praktek Industri ini tidak lepas dari bantuan kerjasama dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, atas bantuan dan kerjasama tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Bapak Drs. Maman Rakhman, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek Industri. 3. Seluruh dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuran Universitas Pendidikan Indonesia.

Upload: pandu-toretto

Post on 08-Aug-2015

198 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KPI (Pandu) 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan praktek kerja industry dan laporan Kerja

Praktek Industri (KPI) ini. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk memaparkan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan KPI di PT. Cipta Sejahtera

Lestari (CSL).

Terlaksananya Kerja Praktek Industri ini tidak lepas dari bantuan kerjasama

dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, atas bantuan dan

kerjasama tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin, Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Drs. Maman Rakhman, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek

Industri.

3. Seluruh dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuran Universitas Pendidikan

Indonesia.

4. Bapak Sudrajat Gunawan (Ricky) sebagai pemilik dari PT. CSL yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek

Industri di perusahaan beliau.

5. Bapak Ahmad Tabroni selaku manajer Engineering yang telah membantu penulis

untuk mendapatkan kesempatan melakukan Kerja Praktek Industri di PT. CSL.

Laporan ini telah disusun dengan sagala kemampuan dan pengetahuan dari

penulis. Namun dalam hal ini penulis memohon maaf apabila masih terdapat

kekurangan dan kesalahan dari segi isi maupun susunan dari laporan ini. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar

terciptanya perbaikan di kemudian hari.

Page 2: Laporan KPI (Pandu) 2

Besar harapan penulis supaya laporan ini menjadi hal yang berharga dan

bermanfaat di kemudian hari bagi setiap pembacanya. Semoga laporan ini menjadi

sumbangsih yang mampu memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknik

refrigerasi dan tata udara.

Bandung, 5 Januari 2012

Penulis

Page 3: Laporan KPI (Pandu) 2

DAFTAR ISI

Page 4: Laporan KPI (Pandu) 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Indistri

Perubahan di dalam dunia pendidikan selalu mengikuti perkembangan

IPTEK yang saat ini berkembang secara pesat. Hal tersebut menuntut agar

Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di Indonesia harus memiliki kulitas

yang unggul di berbagai bidang termasuk dalam bidang teknologi. Untuk

membentuk SDM yang diharapkan jalan yang harus ditempuh untuk

menciptakannya adalah dengan menempuh jalur pendidikan. Pendidikan saat ini

bukan hanya bergantung pada pendidikan yang dilakukan di sekolah, namun di

berbagai tempat. Khusus untuk bidang yang mengedepankan penguasaan di

bidang teknik, lingkungan industri dinilai tepat untuk memberikan wawasan dan

keterampilan kepada peserta pendidikan.

Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini menekankan bahwa

kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi yang

digunakan saat ini berbasis kompetensi. Pencari tenaga kerja dalam hal ini adalah

kalangan industri membutuhkan tenaga kerja yang produktif untuk menunjang

pekerjaannya. Dengan adanya tuntutan tersebut, industri harus memberikan

kesempatan untuk dapat mempelajari ilmu yang dibutuhkan di industri yang

belum pernah diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam hal ini harus

terjalin kerja sama antara pihak industri dan pendidikan.

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin memiliki konsentrasi Refrigerasi dan

Tata Udara merupakan sebuah institusi yang dimiliki oleh Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) yang menyelenggarakan program pendidikan S1 dengan

memiliki tujuan untuk mendukung terciptanya SDM yang diinginkan oleh

industri untuk melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini UPI membentuk lulusan

Page 5: Laporan KPI (Pandu) 2

yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) yang akan menciptakan tenaga praktisi di dunia industri atau tenaga yang

dapat langsung terjun di dunia Industri. Melihat hal tersebut maka dapat kita

ketahui UPI membutuhkan bantuan dari pihak Industri untuk mendapatkan ilmu

dan keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan industri terutama industri

refrigerasi dan tata udara.

Dengan adanya hubungan antara pendidikan dan isndusti, maka dibuatlah

Kerja Praktek Industri (KPI) yang dinilai mampu menjembatani antara dunia

pendidikan teknik dan dunia industri untuk menciptakan SDM yang berkualitas

tinggi sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Selain hal tersebut, KPI dapat

memberikan pembekalan bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja nyata,

agar mereka mengetahui alternatif pemecahan masalah secara efektif dan efisien

seperti yang dilakukan di industri. Banyak pula keuntungan lain yang didapatkan

mahasiswa dari KPI sehingga mahasiswa memiliki sifat kreatif inovatif. KPI

memungkinkan mahasiswa untuk dapat menganalisa penerapan ilmu yang didapat

selama duduk dibangku perkuliahan di dalam dunia industri.

Berdasarkan pada uraian diatas, KPI memiliki peran penting dan sangat

diperlukan dalam menunjang kebutuhan-kebutuhan yang harus dimiliki oleh

mahasiswa. Dalam KPI ini penulis memilih PT. Cipta Sejahtera Lestari sebagai

tempat pelaksanaan KPI karena dinilai dapat membantu penulis mendapatkan

ilmu yang dibutuhkan untuk menunjang hasil dari perkuliahan dan dinilai

memiliki bidang kerja yang berhubungan dengan apa yang dipelajari penulis yaitu

bidang konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin UPI.

1.2 Tujuan Kerja Praktek Industri

Melihat latar belakang tersebut, KPI memiliki tujuan yang diharapkan

dapat dicapai setelah mahasiswa melewati prosesnya. Sesuai dengan tujuan dari

Page 6: Laporan KPI (Pandu) 2

pendidikan tinggi Konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan

Teknik Mesin UPI. Tujuan tersebut diantaranya adalah:

1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat merasakan cara kerja dari

industri Teknik Refrigerasi dan Tata Udara (Teknik Pendingin).

2. Meningkatan wawasan tentang teknologi yang berkembang dan sedang digunakan

di dunia industri saat ini.

3. Membentuk etos kerja dan profesionalisme di dunia industri Teknik Pendingin.

4. Membantu mahasiswa dalam mendapatkan ilmu yang digunakan di dunia Industri

namun tidak diajarkan di dalam kegiatan akademik di kampus.

5. Membangun kerjasama antara Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI dengan

pihak industri.

1.3 Manfaat Kerja Praktek Industri

Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan KPI ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan di

dunia Industri.

2. Membantu memahami tentang berbagai hal yang terdapat di industri, baik yang

bersangkutan dengan pekerjaan secara langsung ataupun dengan interaksi social

didalamnya.

3. Mahasiswa dapat terlibat langsung dalam sebuah manajemen yang diterapkan di

industri.

4. Mengetahui proses pekerjaan yang harus dilakukan di industri sejak adanya

permintaan hingga pekerjaan tersebut selesai dilakukan.

5. Mendapatkan pengetahuan tentang cara melakukan start up di dalam sebuah

perencanaan Tata Udara sebuah bangunan.

6. Mengetahui cara membuat estimasi material didalam perencanaan Tata Udara

sebuah gedung.

Page 7: Laporan KPI (Pandu) 2

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Industri

Kerja praktek Industri ini telah terlaksana di PT. Cipta Sejahtera Lestari,

Rukan Artha Gading Niaga Blok B No.16 Jakarta Utara

Telepon : +62 21 4585 7640

Fax : +62 21 4585 7641

E-mail : [email protected]

Dalam pelaksanaan KPI di PT. Cipta Sejahtera Lestari, penulis mendapatkan

kesempatan di tempatkan di divisi teknik dengan pekerjaan utama menghitung

estimasi material yang dibutuhkan dalam perencanaan sistem Tata Udara sebuah

gedung serta memeriksa apabila terjadi kesalahan didalam gambar rancangan Tata

Udara. Lamanya pelaksanaan KPI ini yaitu selama dua bulan delapan hari, terhitung

sejak tanggal 5 November 2012 sampai 12 Januari 2012.

1.5 Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam laporan KPI ini hanya mencakup prosedur start-up

dalam instalasi

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktek Industri ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang Kerja Praktek Industri, tujuan Kerja Praktek Industri,

manfaat Kerja Praktek Industri, waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek

Industri, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan Kerja Praktek Industri.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi

perusahaan, misi perusahaan, produksi dan pemasaran serta hasil proyek yang telah

dikerjakan oleh PT. Cipta Sejahtera Lestari.

Page 8: Laporan KPI (Pandu) 2

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan umum tentang siklus refrigerasi kompresi uap, komponen-

komponen mesin pendingin, penjelasan tentang inverter dan juga penjelasan

mengenai VRV (Variable Refrigerant Volume)

BAB IV

Bab ini berisi tentang bagaimana prosedur start-up pada instalasi sistem VRV yang

terdapat disebuah gedung. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang bagaimana

sistem VRV dipasang, diuji kelayakannya hingga sebuah sistem VRV dapat

digunakan didalam sebuah gedung.

BAB V PENUTUP

Bab penutup berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang

telah dilakukan oleh penulis, serta kritik dan saran yang ditujukan kepada industri

untuk menjadi perhatian bagi pihak industri agar dapat lebih baik dikemudian hari.

Page 9: Laporan KPI (Pandu) 2

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan

2.3 Visi Perusahaan

2.4 Misi Perusahaan

2.5 Pemasaran PT. Cipta Sejahtera Lestari

2.6 Produk PT. Cipta Sejahtera Lestari

2.7 Peningkatan Teknologi

2.8 Ketenagakerjaan

2.9 Kegiatan Penting Perusahaan

Page 10: Laporan KPI (Pandu) 2

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Terminologi Tata Udara

Unloader

Sebuah perangkat untuk mencegah kompresor kelebihan tekanan. Ini mengurangi

beban motor listrik ini di AC start-up dan mengontrol kompresor selama operasi.

EER (Energy Efficiency Ratio)

Rasio masukan siklus pendinginan dengan kapasitas pendinginan, diwakili oleh

kkal / Wh.

Kompresi Cair (Liquid Compression)

Ketika minyak atau refrigeran cair ditarik ke dalam kompresor, cairan mampat

menghasilkan tekanan tinggi bersama-sama dengan suara keras dan getaran yang

merusak kompresor. Fenomena ini disebut sebagai kompresi cair.

Overcharge

Overcharge mengacu pada pengisian refrigeran dalam peralatan pendingin yang

melebihi biaya yang sesuai. Mengoperasikan peralatan dalam keadaan

overcharged meningkatkan tingkat cair kondensor ini, meningkatkan tekanan

kondensasi dan merebut kompresor.

Over Flow

Overflow mengacu pada pembuangan kelebihan cairan dari tangki dan perangkat

sejenis jika cairan di dalamnya melebihi ambang batas yang telah ditentukan.

Oil Foaming

Page 11: Laporan KPI (Pandu) 2

Refrigeran larut dalam minyak lebih mudah pada suhu yang lebih rendah. Minyak

membentuk mengacu pada situasi di mana sejumlah besar refrigeran dilarutkan

dalam pelumas dalam crankcase kompresor, tekanan crankcase tajam tetes di

kompresor start-up, menyebabkan minyak untuk busa karena penguapan tiba-tiba

refrigeran dalam minyak. Sejak minyak berbusa hasil pelumasan yang buruk,

melepaskan refrigeran terjebak dalam minyak menggunakan pemanas crankcase.

Dry Bulb dan Wet Bulb

Istilah ini mengacu pada suhu dan kelembaban udara dalam ruangan dan luar

ruangan ditetapkan sebagai kondisi desain untuk AC.

Zona Nyaman

Zona kenyamanan adalah kisaran suhu yang efektif di mana sebagian besar orang

dewasa akan merasa nyaman.

Outdoor Air Intake

Outdoor Air Intake mengacu pada jumlah udara segar yang diambil dari luar ke

dalam ruang ber-AC untuk mencegah kontaminasi udara oleh asap, bau busuk dan

karbon dioksida yang dihasilkan di dalam ruangan. Standar asupan udara luar

telah ditetapkan sesuai dengan ukuran dan fungsi bangunan.

Kompresi Kering

Kompresi kering mengacu kering kompresi jenuh. Ini adalah jenis kompresi yang

dimulai di bawah kondisi refrigerant-jenuh dalam siklus pendinginan di mana

refrigeran segera sebelum ditarik ke kompresor bukanlah (refrigeran cair yang

tersisa bahwa hasn.t telah benar-benar menguap) basah, atau terlalu panas (suhu

meningkat diatas suhu saturasi), tetapi dalam keadaan saturasi. Lihat Kompresi

basah.

Page 12: Laporan KPI (Pandu) 2

Koil Kering

Koil kering adalah koil pendingin dalam keadaan yang tidak menghasilkan

saluran air di permukaannya. Hal ini terjadi ketika titik embun tidak dapat dicapai

bahkan jika udara didinginkan karena kelembaban udara konten dan kelembaban

relatif rendah dengan air sangat sedikit dicampur di udara.

Ventilasi

Ventilasi mengacu pada pengenalan udara luar ke dalam ruang ber-AC untuk

menjaga udara bersih dari asap, bau busuk dan karbon dioksida serta

meminimalkan fluktuasi suhu. Berbagai standar untuk jumlah ventilasi telah

ditetapkan.

Tingkat Sirkulasi Udara

Tingkat sirkulasi udara mengacu pada frekuensi dimana udara (udara luar, beredar

udara, dll) disuplai ke tempat tertentu (misalnya ruang) dalam jangka waktu yang

ditentukan. Biasanya, ditampilkan dalam kali / h.

Carry-Over

Carry-over mengacu pada jumlah air yang dikonsumsi oleh percikan di sebuah

menara pendingin, pembersih udara dan kondensor penguapan. Tambahan jumlah

air yang dikonsumsi di menara pendingin, dan hal ini disebabkan oleh percikan

air di draft fan yang dihasilkan.

Dew Condensation

Dew Condensation udara lembab menghubungi obyek dengan permukaan dingin

mendingin di bawah titik embun dan hasil ini dalam larutan air, yang dapat

menyebabkan embun atau permukaan yang basah.

Peningkatan Tangki Air

Page 13: Laporan KPI (Pandu) 2

Tanki air ditinggikan adalah mereka diinstal pada menara, atap bangunan

bertingkat tinggi, atau lokasi geografis tinggi dari mana air dipasok untuk

mengkompensasi tekanan rendah dalam sistem suplai atau pasokan air sumur.

Counterflow

Counterflow menunjukkan aliran fluida balik antara suhu tinggi dan suhu rendah

sisi dalam penukar panas atau menara pendingin.

Cold Shock

Cold shock adalah ketidaksenangan yang dirasakan ketika seseorang tiba-tiba

masuk ke dalam ruangan yang sejuk. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fisik.

Guncangan dingin sangat dipengaruhi oleh perbedaan dalam ruangan dan luar

ruangan saat suhu pendinginan. Lihat Heat Shock.

COP

COP adalah singkatan untuk Koefisien Of Kinerja.

Atur Ulang Otomatis (Automatic Reset)

Automatic Reset mengacu pada kembalinya otomatis pemutus rendah / tinggi-

tekanan atau temperatur switch ke negara awal mereka setelah diaktifkan atau

dibuka pada nilai yang ditetapkan dan kemudian penyebab aktivasi telah

dibersihkan. Lihat ulang manual.

Katup Ekspansi Elektronik

Katup kontrol elektronik ekspansi adalah bagian dari sebuah sistem yang dapat

memaksimalkan kemampuan kompresor dengan mengontrol mekanisme ekspansi

melalui komputer mikro. Fungsi debit temperatur pipa sebagai sinyal input untuk

kontrol dalam rangka mengoptimalkan kontrol katup pulsa digerakkan motor

membuka dan menutup mengacu pada penguapan dan kondensasi temperatur

serta suhu ruangan dan luar ruangan. Hal ini memberikan kontribusi untuk

mengurangi kompresor start-stop frekuensi dan konsumsi daya, efisiensi

Page 14: Laporan KPI (Pandu) 2

pencairan peningkatan di musim dingin, pencegahan frosting evaporator di musim

panas dan perluasan panjang pipa refrigeran diijinkan.

Kompresi Basah (Wet Compression)

Kompresi basah mengacu pada kompresi gas di mana gas ditarik ke kompresor

pendingin menjadi lembab. Lihat Kompresi kering.

Atur ulang manual (Manual Reset)

Manual Reset mengacu pada kembalinya manual regulator seperti pemutus

tinggi / rendah tekanan atau switch perlindungan hidrolik, yang terutama

digunakan sebagai perangkat keselamatan, ke negara awal mereka setelah

diaktifkan oleh kesalahan dan switch ini tidak dapat ulang otomatis bahkan jika

penyebab kesalahan telah dihapus. Lihat ulang otomatis.

Skala

Skala mengacu pada deposisi yang solid pada permukaan panas pertukaran

elemen seperti kalsium, magnesium dan silika yang telah dilarutkan dalam air.

Skala sangat mengurangi efisiensi pertukaran panas.

Faktor Skala

Faktor Skala adalah persentase yang bagian panas dihambat oleh ketahanan panas

sebagai akibat dari skala diendapkan pada permukaan panas bertukar dari penukar

panas. Skala bekerja sebagai tahan panas. Unit Praktis: m2.h. º C / kkal.

Lumpur (Sludge)

Sludge adalah materi yang dihasilkan oleh minyak dan zat serupa terurai oleh

kotoran, kelembaban atau perubahan kimia. Pemanasan mempromosikan

pembangunan lumpur.

Koefisien Kinerja (COP)

Page 15: Laporan KPI (Pandu) 2

Rasio kapasitas pendinginan dengan kekuatan motif (masukan) dikonsumsi dalam

siklus pendinginan, yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Penetapan daerah (Zoning)

Para beban termal dalam kamar dan zona bangunan besar jauh berbeda dengan

arah luar wajah dinding dan jumlah panas yang dihasilkan di dalam gedung. Oleh

karena itu, praktek zonasi mengacu pada pemisahan interior bangunan menjadi

beberapa zona, masing-masing dengan karakteristik beban panas yang sama,

untuk kontrol optimal oleh berbagai jenis AC.

Diferensial

Diferensial mengacu pada amplitudo operasional dari nilai yang ditetapkan dalam

perangkat kontrol seperti thermostat.

Menghilangkan bekuan es (Defrost)

Ketika udara didinginkan di bawah 0 º C dengan evaporator dalam peralatan

pendingin, kandungan air di udara yang terkondensasi menjadi es diendapkan

pada permukaan evaporator. Ketebalan deposit secara bertahap meningkat,

pertukaran panas menghambat. Defrost mengacu pada penghapusan deposito

tersebut. Metode meliputi aplikasi air panas, pemanas listrik atau pemanas dengan

gas panas kelelahan dari kompresor.

Draf

Draf umumnya berarti aliran udara atau gas yang disebabkan oleh perbedaan

tekanan dalam udara panas, cerobong pipa pemanas, atau ruang kamar.

Tiriskan perangkap

Page 16: Laporan KPI (Pandu) 2

Sebuah perangkap menguras adalah penyegelan air perangkat dipasang di pipa

drainase peralatan untuk menghentikan aliran udara balik dan, dengan demikian,

mencegah bau busuk.

Pompa panas

Sebuah pompa panas (H / P) adalah jenis peralatan yang mentransfer panas dari

tempat dengan suhu rendah ke tempat dengan suhu tinggi seolah memompa air

dari tempat yang rendah untuk memindahkannya ke tempat yang tinggi.

Bypass-faktor

Bypass-Faktor mengacu pada rasio jumlah udara yang melewati evaporator tanpa

melewati sirip-sirip pada evaporator.

Haunting

Haunting adalah fenomena dimana bergantian berulang refrigeran kelebihan dan

kekurangan ke evaporator terjadi karena pemilihan yang keliru pada katup

ekspansi.

Heat Shock

Juga disebut sebagai kejutan suhu, heat shock adalah ketidaknyamanan yang

dirasakan ketika seseorang memasuki ruang ber-AC (didinginkan atau

dipanaskan) di mana ada perbedaan yang signifikan antara suhu indoor dan

outdoor. * Dua bentuk panas mengejutkan ada, (1) Cold Shock selama

pendinginan dan (2) Hot Shock selama pemanasan.

Indeks Ketidaknyamanan

Ini adalah indeks yang berhubungan tingkat kenyamanan relatif terhadap suhu

udara dan kelembaban. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut: 

Page 17: Laporan KPI (Pandu) 2

Gas yang Tidak Terkondensasi

Gas yang tidak Terkondensasi adalah gas yang tidak terkondensasi pada suhu dan

tekanan yang diberikan oleh peralatan pendingin. Gas yang tidak terkondensasi

pada kondenserakan membuat kinerja mesin pendingin memburuk. Hal ini

berakibat buruk pada sistem karena akan meningkatkan tekanan siklus

pendinginan dan mengurangi efisiensi volumetrik kompresor akibat kenaikan

tekanan debit dan temperatur.

Flash Gas

Flash gas mengacu pada gasifikasi parsial produksi busa cair dan selanjutnya

dalam pipa cair peralatan pendingin pada penurunan tekanan yang cukup atau

infiltrasi panas. Flash gas secara signifikan mengurangi efisiensi katup ekspansi.

Pull Down

Pull down mengacu pada proses pendinginan ruang ke suhu preset dari suhu

kamar sebelum operasi kulkas / freezer atau pendingin udara.

Blowdown

Blowdown adalah praktek pemakaian air dari sistem perpipaan boiler atau air.

Distributor

Distributor adalah perangkat untuk mendistribusikan cairan merata dengan

hambatan aliran minimal. Distributor dipasang di outlet katup ekspansi peralatan

pendingin mengirimkan refrigerant ke dalam pipa pendingin banyak.

Page 18: Laporan KPI (Pandu) 2

Hot Shock (Thermal Shock)

Kejutan panas atau thermal shock menyiratkan ketidaksenangan merasa ketika

seseorang tiba-tiba masuk ke sebuah ruangan dipanaskan. Kejutan panas sangat

dipengaruhi oleh kondisi suhu kamar selama pemanasan.

Compound Gauge

Sebuah alat untuk pengukur yang mengukur derajat vakum untuk 760 mm Hg

atas dan di bawah tekanan atmosfer.

AC Inverter

Inverter AC dirancang untuk mudah mengubah pendinginan / pemanasan

kapasitasnya dengan mengendalikan rpm kompresor sesuai dengan beban kamar.

Non-inverter AC tidak mampu untuk mengubah kapasitasnya dalam hubungannya

dengan beban kamar karena rpm kompresor ditentukan oleh frekuensi power

supply.

3.2 Siklus Refrigerasi

Dalam mesin pendingin, terdapat siklus yang membuat mesin dapat

mengkondisikan udara di dalam ruangan sesuai dengan kebutuhan penggunaan

ruangan. Siklus ini biasa disebut dengan siklus refrigerasi kompresi uap. Siklus ini

berlangsung selama berulang-ulang guna menyerap dan membuang panas yang

terdapat didalam ruangan yang akan dikondisikan..

3.2.1 Siklus Refrigerasi Ideal

Siklus refrigerasi adalah dasar dari semua AC. Meskipun tidak terlalu rinci,

sebaiknya penting untuk memiliki pemahaman dasar dari proses refrigerasi. Telah

diketahui, bahwa perlu energi untuk cairan mengubah wujudnya menjadi gas, panas.

Proses ini juga bekerja secara terbalik, sebagai mengembun gas ke bentuk cair itu

akan memberikan panas sambil tetap pada suhu konstan sampai semua gas telah

berubah menjadi cairan. Dalam contoh ini kita menambahkan panas ke substansi,

Page 19: Laporan KPI (Pandu) 2

namun sebagai lawan menambahkan panas, jika ini substansi dipaksa menguap maka

akan mengambil panas dari lingkungannya untuk mencapai hal ini. Misalnya ketika

Anda keluar dari laut dan angin bertiup, Anda merasa dingin, ini karena air pada kulit

Anda sedang dipaksa untuk menguap dan untuk ini perubahan fase memerlukan

panas yang pada akhirnya mengambil dari kulit Anda membuat Anda merasa dingin.

Ini adalah dasar dari AC, pendingin di dalam pipa dari unit indoor dipaksa menguap,

mengambil panas dari pipa sekitarnya dan membuat mereka dingin, melewati udara

di atas pipa ini akhirnya mendinginkan udara. Ini penguapan paksa dan kondensasi

juga dapat disebabkan oleh berbagai tekanan dimana substansi yang terkandung

sebagai kita tahu ada hubungan langsung antara temperatur kondensasi, penguapan

dan tekanan. Diagram di bawah ini menunjukkan sirkuit pendingin yang sebenarnya

dalam bentuk skema di sebelah kiri dan di sebelah kanan siklus refrigeran

ditampilkan pada diagram Ph diagram plot tekanan terhadap entalpi, perubahan

entalpi suatu zat adalah jumlah panas yang ditambahkan atau dihapus per unit massa.

Gambar 3.1 Sistem Refrigerasi dan Ph-diagram Siklus Refrigerasi Ideal

Sumber : The Refrigerant Cycle Daikin

Page 20: Laporan KPI (Pandu) 2

Proses-proses yang terjadi dalam siklus refrigerasi yang ideal pada gambar

diatas adalah :

1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor.

2-3 : Pembuangan Kalor secara isobaris dalam kondenser

3-4 : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler

4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam siklus refrigerasi kompresi uap

adalah superheateing dan subcooling.

3.3 Komponen Sistem Tata Udara

Dalam siklus refrigerasi terdapat komponen yang bekerja sesuai dengan

fungsinya sehingga siklus tersebut dapat terjadi. Komponen tersebut pada umumnya

adalah Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, dan Evaporator. Selain itu terdapat

tambahan komponen lainnya sebagai penunjang kerja dari komponen-komponen

utama tersebut. Komponen tersebut diantaranya seperti Thermistor, Overload,

Accumulator, Filter Dryer dan lainnya. Meskipun demikian, komponen-komponen

utama tersebut memiliki banyak jenis dan keunggulan masing-masin sesuai dengan

kebutuhannya.

3.3.1 Kompresor

Kompresor dalam sistem refrigerasi merupakan komponen utama yang

mengkompresikan refrigeran. Kompresor menghisap refrigeran dari suction line

sehingga tekanan di evaporator menjadi rendah. Setelah itu, refrigeran dikompresikan

menuju discharge line sehingga tekanan di kondenser menjadi tinggi. Refrigeran akan

bersirkulasi ke seluruh bagian dari sistem refrigerasi karena adanya perbedaan

tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.

Page 21: Laporan KPI (Pandu) 2

Menurut Arismunandar dan Saito (2005: 127) kompresor dapat dibagi dalam

dua jenis utama, yaitu kompresor positif, dimana gas dihisap masuk ke dalam silinder

dan dikompresikan; dan jenis kompresor non-positif, dimana gas yang dihisap masuk

dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetik

untuk menaikkan tekanan.

Arismunandar dan Saito (2005: 128) mengelompokkan kompresor menjadi

beberapa macam berdasarkan bentuknya, metode kompresinya, kecepatan putar, gas

refrigeran dan konstruksinya.

1. Kompresor menurut bentuknya

Jenis vertikal

Jenis horizontal

Jenis silinder banyak (jenis V, W dan VV)

2. Kompresor menurut metode kompresinya

Metode kompresi positif

- Kompresor torak (kerja tunggal atau ganda)

- Kompresor torak tingkat ganda

- Kompresor putar (Rotary Action)

- Kompresor sekrup

Metode kompresor sentrifugal

- Kompresor sentrifugal satu tingkat

- Kompresor sentrifugal tingkat ganda

3. Kompresor menurut kecepatan putar

Jenis kecepatan rendah

Jenis kecepatan tinggi

4. Kompresor menurut gas yang dikompresi

Kompresor Ammonia

Kompresor refrigeran

Kompresor CO2

Page 22: Laporan KPI (Pandu) 2

5. Kompresor menurut konstruksinya

Kompresor open type (terbuka)

Kompresor hermetic

Kompresor semi hermetic

Pada Sistem refrigerasi

1. Kompresor Putar (Rotary Action)

Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas

yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil

untuk menurunkan volume gas. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem

rotary

Tipe Through Vane

Gambar 3.2 Kompresor Tipe Through Vane

Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html

Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling

tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser

pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk

oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran

refrigeran.  Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada

bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan

Page 23: Laporan KPI (Pandu) 2

terbuka, refrigeran terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah

masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya

menekan refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat

terjadi langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan

langkah pemasukan refrigeran.  

Gambar 3.3 Sistem Kerja Kompresor Tipe Through Vane

Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html

Tipe Scroll

Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan

dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar

diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap

masuk kemudian dibawa berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang

pengeluaran untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.

Page 24: Laporan KPI (Pandu) 2

Gambar 3.4 Kompresor Tipe Scroll

Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html

2. Kompresor Torak

Pada Mechanical Action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan

menurunkan volume gas secara reciprocating. Yang termasuk dalam jenis ini adalah :

Kompresor Torak.

Gambar 3.3 Kompresor Torak

Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html

Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam

jangka panjang walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi

kompresi gas. Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka

kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan

tekanan refrigeran pada saat masuk dan meninggalkan katup kompresor.

Compressor tipe Reciprocating/Torak mengubah putaran crankshaft menjadi

gerakan bolak-balik pada piston. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem

torak:

Page 25: Laporan KPI (Pandu) 2

Tipe Crank 

Gambar 3.3 Kompresor Tipe Crank

Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html

Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas.

Oleh sebab itu pada kepala silinder (valve plate) terdapat dua katup yaitu katup isap

(suction) dan katup penyalur (Discharge). Pada saat piston bergerak ke bawah,

ruangan di atas piston volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup

pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros engkol

yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas, tekanan di atas

piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigeran

terdorong keluar menuju ke kondensor.

Tipe Swash Plate

Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder

dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Cara kerja piston pada tipe ini, yaitu

apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan

langkah isap. Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan

pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston

Page 26: Laporan KPI (Pandu) 2

bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigerant

ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan

menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup

pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan

balik.

Tipe Wobble Plate

System kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate.

Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor

tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat

diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu,

pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh

operasi kopling magnetic (magnetic clutch).

Gambar 3.4 Kompresor Tipe Wobble Plate

Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html

Cara kerjanya,  gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan

bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide

ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang

penghubung.

Page 27: Laporan KPI (Pandu) 2

3.3.2 Kondensor

Kondensor merupakan salah satu jenis alat penukar kalor, yang berfungsi

untuk mengembunkan uap menjadi cairan. (Widyatmoko, E. D. S, 2006) Kondensor

merupakan alat pengembun yang bekerja berdasarkan prinsip Perpindahan Kalor,

karena ada zat pendingin yang mengalir dalam pipa-pipa, maka akan terjadi aliran

(perpindahan) panas secara konduksi dari uap panas yamng berada di dalam shell ke

zat cair dingin ( fluida dingin) yang mengalir di dalam pipa- pipa kecil (tube),

sehingga uap akan mengembun, dan zat cair dingin suhunya akan naik. Berdasarkan

bentuknuya, jenis kondensor dibedakan menjadi dua, yaitu kondensor horisontal dan

kondensor vertikal

Gambar 3.5 Kondenser Berpendingin Air

Sumber: Buku Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2

3.4 Inverter

Untuk memahami cara kerja inverter, kita harus mengetahui perbedaan antara

Alternating Current (AC) dan Direct Current (DC). Motor kompresor pendingin

udara tradisional didorong oleh motor listrik AC yang disediakan baik di 50Hz atau

60Hz tergantung pada Negara.

3.5 Sistem Tata Udara VRV (Variable Refrigerant Volume)

Page 28: Laporan KPI (Pandu) 2

BAB IV

PROSEDUR START-UP SISTEM TATA UDARA MENGGUNAKAN AC VRV

(VARIABLE REFRIGERANT VOLUME) RXQ

Pada prosedur start-up terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi. Hal

tersebut merupakan prosedur wajib yang harus ditempuh sebuah sistem VRV pada

sebuah gedung digunakan. Hal tersebut berkaitan dengan sistem pada VRV yang

berdasarkan pada perintah dari computer. Sehingga computer tersebut harus di atur

sedemikian rupa agar dapat mengontrol VRV sesuai dengan jenis dan

penggunaannya. VRV saat ini telah memasuki generasi ketiga dan memiliki berbagai

macam jenis. Menurut kegunaannya VRV memiliki jenis Heat Pump yang dapat

menghangatkan atau mendinginkan dan satu lagi jenis Air Conditioning Cooling Only

yang hanya dapat mendinginkan udara saja. Pada laporan ini akan dibahas tentang

penggunaan VRV dengan jenis outdoor unit RXQ (Air Conditioning Cooling Only).

4.1 Pengaturan Awal

Sebelum kita melakukan pengaturan awal, kita harus mengetahui bentuk dari

papan PC yang akan kita gunakan untuk melakukan pengaturan awal. Dalam papan

PC terdapat saklar yang dapat berfungsi sebagai pengatur modus dan terdapat pula

saklar yang kita gunakan untuk menentukan penggunaan refrigeran dan daya dari

VRV tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Page 29: Laporan KPI (Pandu) 2

Gambar 4.1 Tata Letak Papan PC VRV-III

Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari

Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa terdapat saklar pengaturan awal yang

berfungsi untuk menentukan penggunaan refrigeran pada VRV, menentukan model

dari VRV dan untuk menentukan kapasitas dari VRV yang akan digunakan. Selain itu

terdapat tombol saklar pengaturan modus yang akan digunakan untuk menentukan

modus apa yang kita inginkan pada VRV tersebut.

Pada pengaturan awal kita harus mengatur model, refirgeran dan kapasitas dari

VRV yang akan kita gunakan. Cara menentukannya adalah dengan cara mengubah

posisi saklar yang terdapat pada saklar pengaturan awal. Dibawah ini terdapat gambar

detil dari saklar pengaturan awal.

Saklar pengaturan awal

Digunakan Untuk Kembali ke pengaturan awal

Saklar pengaturan awal

Digunakan Untuk Kembali ke pengaturan awal

Saklar Pengaturan Modus

Digunakan Untuk Mengubah Modus

Saklar Pengaturan Modus

Digunakan Untuk Mengubah Modus

Page 30: Laporan KPI (Pandu) 2

Gambar 4.2 Saklar Pengaturan Awal

Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari

Secara fungsi saklar tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain.

Pada saklar pengaturan awal terdapat dua kelompok saklar yang masing-masing

dikelompokan menjadi DS 1 dan DS 2 yang terdiri dari empat saklar di setiap

kelompoknya. Pada saklar kelompok pertama terdapat empat saklar yang dapat

mengatur pemilihan penggunaan VRV tersebut.

4.1.1 Pengaturan Model VRV

Untuk mengatur model dari VRV kita dapat menggunakan saklar nomer satu,

dua dan tiga pada kelompok saklar DS 1. Saklar nomer satu pada kelompok DS 1

berfungsi untuk menentukan penggunaan VRV sebagai penghangat atau pendingin

ruangan. Saklar nomer dua pada kelompok DS 1 menentukan model dari VRV yang

digunakan. Model ini ditentukan dengan melihat dari mana asal VRV tersebut di

buat, dari luar Jepang atau berasal dari Jepang. Saklar nomer tiga berfungsi untuk

menentukan VRV yang digunakan adalah VRV dengan fungsi hanya mendinginkan

Page 31: Laporan KPI (Pandu) 2

atau merupakan VRV dengan fungsi sebagai Heat Pump. Untuk lebih mudah

menentukan fungsinya kita dapat melihat tabel dibawah ini.

Posisi Saklar 1, 2 dan 3 Kelompok DS 1 Pada Saklar Pengaturan Awal

No. DS No. Saklar Posisi Saklar Pengaturan

DS 1 1ON Pemilihan Panas /

DinginOFF (pengaturan pabrik)

DS 1 2ON Model JepangOFF Model Luar Jepang

DS 1 3ON Hanya PendinginOFF Heat Pump

4.1.2 Pengaturan Jenis Refrigeran

Setelah menentukan model dari VRV yang akan digunakan, selanjutnya

pengaturan awal dilanjutkan dengan menentukan refrigeran yang akan digunakan

pada VRV. Cara menentukan penggunaan refrigeran pada VRV diantaranya adalah

dengan mengubah saklar empat pada kelompok DS 1 dan saklar satu pada kelompok

DS 2. Jika refrigeran yang akan kita gunakan adalah R-22 saklar empat pada DS 1

dan saklar satu pada DS 2 keduanya pada posisi OFF. Namun jika kita menggunakan

refrigeran R-410A maka saklar empat DS 1 pada posisi OFF sedangkan saklar satu

DS 2 pada posisi ON terlihat seperti pada tabel dibawah ini.

Posisi Saklar 4 DS 1 dan Saklar 1 DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal

No. DS No. Saklar Posisi Saklar

DS 1 4 OFF OFF

DS 2 1 OFF ON

Jenis Refrigeran R-22 R-410A

4.2.3 Pengaturan Kapasitas VRV

Page 32: Laporan KPI (Pandu) 2

Jika model dan jenis refrigeran telah diatur pengaturannya, selanjutnya kita

harus mengatur kapasitas dari VRV yang akan digunakan dengan cara mengubah

posisi dari saklar 2, 3 dan 4 pada kelompok saklar SD 2 yang memiliki banyak variasi

posisi. Ketiga saklar tersebut menentukan kapasitas dari outdoor pada VRV. Berikut

ini kombinasi dari posisi saklar yang akan digunakan sesuai dengan kapasitas yang

telah ditentukan sebelumnya.

Posisi Saklar 2, 3 dan 4 Kelompok DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal

No. DS No. Saklar Posisi Saklar

DS 2 2 OFF ON OFF ON OFF ON OFF

DS 2 3 OFF OFF ON ON OFF OFF ON

DS 2 4 OFF OFF OFF OFF ON ON ON

Kapasitas Outdoor 5HP 6HP 8HP10H

P12H

P14H

P16H

P

4.2 Uji Instalasi

Pada uji Instalasi ini menyangkut dengan cek instalasi sistem VRV yang telah

dipasang, karena jika instalasi yang akan diuji belum layak digunakan maka kinerja

dari VRV akan terganggu atau bahkan mengalami kerusakan sebelum digunakan.

Terdapat beberapa tahap dalam Uji Instalasi ini, diantaranya adalah sebagai berkut :

Uji instalasi kabel

Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :

1. Apakah kabel power sudah terpasang dengan benar?

2. Apakah kabel yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan?

3. Apakah pekerjaan kabel ground telah selesai dipasang?

4. Apakah sekrup pada sambungan kabel telah terpasang dengan kecang?

Page 33: Laporan KPI (Pandu) 2

Uji instalasi pipa

Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :

1. Apakah ukuran pipa sudah sesuai dengan kententuan? (tekanan yang

ditentukan 3,8 MPa)

2. Apakah insulasi pada pipa telah terpasang dengan aman?

3. Apakah katup katup pemberhenti pada saluran liquid, gas dan oli telah aman

terbuka?

Uji tekanan refrigeran pada sistem

Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah :

1. Apakah tekanan dan jumlah refrigeran sudah sesuai dengan kententuan yang

ditentukan? (Jika tidak cukup, isi refrigeran dari katup servis, katup

pemberhenti akan menghentikan refrigeran di sisi liquid dengan unit outdoor

dalam mode berhenti setelah mengaktifkan daya)

2. Apakah refrigeran terpantau saat pengisian refrigeran tambahan dilakukan?

Pengujian tersebut dapat dilakukan melalui komputer yang terdapat pada unit

outdoor yang terdapat pada VRV. Pada sub bab ini akan dibahas tentang bagaimana

cara menguji instalasi kabel, pipa dan tekanan refrigran pada VRV, uji tersebut

dinamakan uji instalasi.

Langkah awal dalam uji instalasi yang harus dilakukan sebelum melakukan

pengecekan cara sebagai berikut:

Nyalakan daya pada outdoor unit

Pastikan daya pada unit outdoor telah dinyalakan setidaknya 6 jam sebelum

unit beroperasi, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi dari kompresor

(Pemanas crankcase)

Nyalakan unit indoor

Nyalakan unit indoor pada remot yang telah terpasang pada instalasi AC. Saat

pengecekan, jagalah posisi panel agar menghindari kesalahan pada

Page 34: Laporan KPI (Pandu) 2

pengukuran. Pengecekan ini wajib dilakukan. Ketika pengecekan tidak

dilakukan maka alarm dengan kode U3 akan muncul.

Sebelum pengecekan dilakukan, pastikan prosedur pertama tersebut telah

dilakukan agar menghindari hal yang tidak diinginkan, selanjutnya nyalakan modus

test pada papan PC di outdoor unit seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Tombol Test Pada Papan PC

Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari

Setelah tombol test ditekan maka kita masuk kedalam modus pengecekan.

Dimana pada modus ini papan PC akan memberikan indikator mengenai pengujian

pertama dari sistem VRV tersebut. Pengujian ini berkaitan dengan apa yang telah

dibahas sebelumnya. Dan jika pengujian ini tidak dilakukan maka VRV akan

memberikan sinyal kerusakan dan sistem tidak akan dapat digunakan. Setiap langkah

pada pengujian ini diperlihatkan melalui kode sinyal yang diperlihatkan oleh lampu

LED. Berikut ini merupakan alur dari pengujian awal yang akan kita lakukan.

Page 35: Laporan KPI (Pandu) 2

Gambar 4.2 Alur Pengecekan Awal

Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari

Pada alur gambar diatas diperlihatkan tentang alur pengujian yang akan

dilakukan oleh VRV. Jika sistem tidak terdapat kesalahan maka waktu pengujian

akan sama seperti yang di gambarkan diata.

Tekan tombol test hingga lima detik, setelah itu unit akan pindah ke modus

pengujian. Setelah unit memasuk modus pengujian, maka lampu LED pada papan PC

akan menyala, jika nyala pada lampu indikator H2P dan H3P menyala bersamanaan

berarti terjadi masalah pada instalasi

Page 36: Laporan KPI (Pandu) 2

Gambar 4.2 Nyala lampu LED ketika terjadi kesalahan

Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari

Jika kita melihat telah terjadi kesalahan pada system VRV, kita dapat

mendeteksi kesalahan tersebut dari remot pengatur indoor unit. Pada remot akan

tampak kode kesalahan dari sistem, dalam kode tersebut kita dapat mendeteksi

kesalahan atau kerusakan yang terdapat pada system VRV yang akan kita gunakan.

Berikut ini daftar kode yang akan muncul ketika VRV mengalami kerusakan atau

kesalahan dalam instalasi:

Kode Kerusakan yang terjadiE3 Tekanan pada jalur discharge tidak normalE4 Tekanan pada jalur suction tidak normalE5 Kompresor Utama (Kompresor DC) terkunciE6 Kompresor Pembantu terkunciE7 Fan motor DC terkunciE9 Kerusakan pada Katup Ekspansi ElektronikH7 Posisi sinyal motor fan pada Outdoor Unit tidak normalH9 Sensor temperatur pada Outdoor Unit rusakHF Kerusakan transmisi antara pengontrol dan penyimpan panasF3 Temperatur pada pipa discharge tidak normalF6 Tekanan pada alat penukar panas tidak normalJ2 Kesalahan sensor (Sensor CT1, CT2)

J3Kesalahan sensor temperatur pipa discharge (Sensor Tdi, Tds1 dan Tds2)

J5 Kesalahan sensor temperatur pipa suction (Sensor Ts)J6 Kesalahan sensor alat penukar panas (Sensor Tb)J7 Kesalahan sensor temperatur Receiver (Sensor Tl)J8 Kesalahan sensor temperatur pengumpul oli (Sensor To)J9 Kesalahan sensor temperatur Subcool pada alat penukar panas

Page 37: Laporan KPI (Pandu) 2

(Sensor Tsh)JA Kesalahan sensor tekanan Discharge (Sensor Pc)JC Kesalahan sensor tekanan Suction (Sensor Pe)L4 Temperatur inverter terlalu panasL5 Peningkatan temperatur seketika pada InverterL8 Kerusakan saklar temperatur elktronikL9 Langkah pada saat Start-Up terlewatLC Kesalahan penyambungan antara Outdoor unit dengan inverterP1 Ketidakseimbangan daya yang digunakan pada inverterP3 Kerusakan termistor di dalam kotak inverterP4 Kelebihan temperatur pada sirip-sirip inverterPJ Kombinasi antara inverter dan fan driver tidak sesuaiU0 Alarm penyimpanan gasU1 Kerusakan arus pembalikU2 Voltase pada daya tidak normalU3 Tidak dilakukan pengujian sebelum VRV beroperasiU4 Kesalahan pada sambungan antara unit indoor dan outdoor

U9Kesalahan pada sambungan antara unit indor yang satu dan yang lainnya

UAKesalahan pemasangan sambungan pipa antara indoor yang satu dan yang lainnya

UH Kesalahan pengkabelan

Jika terdapat kerusakan atau kesalahan pada instalasi, maka sistem tidak akan

dapat bekerja secara optimal sehingga temperatur udara yang kita inginkan tidak

dapat tercapai. Jika kerusakan terdapat pada sensor maka kita harus mengganti papan

PC dengan papan PClainnya, namun ketika kerusakan terdapat pada instalasi, maka

kita harus memeriksa kembali instalasi yang telah dikerjakan dan memperbaikinya

sesuai dengan ketentuan penginstalasian.

BAB V

Page 38: Laporan KPI (Pandu) 2

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pemaparan sebelumnya, kita dapat mengambil beberapa

kesimpulan terkait dengan Prosedur Start-Up sistem Tata Udara menggunakan AC

VRV RXQ. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah :

1. Sistem pengkondisian udara VRV (Variable Refrigerant Volume) merupakan

salah satu sistem pengkondisian udara yang diatur menggunakan komputer secara

keseluruhan.

2. Start-Up merupakan prosedur yang harus dilakukan pada VRV sebelum VRV

dapat dioperasikan secara normal.

3. Papan PC pada VRV merupakan computer yang digunakan untuk melakukan

pengaturan awal, pengujian instalasi VRV serta mendeteksi kerusakan yang

terjadi setelah instalasi dilakukan.

4. Kode kerusakan yang terdapat pada remot akan memudahkan pendeteksian

kerusakan yang terdapat pada VRV.

5.2 Saran

Sebagai evaluasi dari Kerja Praktek Industri di PT. Cipta Sejahtera Lestari, dengan

segala kerendahan hati penulis memberikan saran yang membangun baik bagi pihak

Industri dan bagi pihak penyelenggara Kerja Praktek Industri yaitu Jurusan

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Indonesia.

5.2.1 Saran Untuk Pihak Industri

1. Pihak Industri sebaiknya memberikan kesempatan bagi peserta KPI untuk lebih

banyak melihat proses instalasi dari VRV dilapangan secara langsung.

2. Peserta KPI hendaknya diberikan pembekalan terlebih dahulu sebelum terjun

langsung untuk ikut bekerja di dalam sebuah pekerjaan atau proyek.

Page 39: Laporan KPI (Pandu) 2

3. Instruksi yang diberikan hendaknya tertata dengan baik sehingga tidak terjadi

salah komunikasi ketika melakukan pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan

pekerjaan

4. Diskusi tentang teknologi pendingin yang banyak berkembang saat ini baiknya

ditingkatkan karena dapat menambah wawasan baik bagi Mahasiswa maupun

Perusahaan.

5. Pemberian materi tentang sistem VRV yang banyak digunakan saat ini hendaknya

lebih banyak dilakukan lagi

6. Keterbukaan pihak industri kepada mahasiswa harus tetap dipertahankan sehingga

dapat terjalin kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.

5.2.2 Saran Untuk Pihak Jurusan

1. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya melakukan komunikasi secara

langsung dengan pihak Industri.

2. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin perlu menjalin hubungan resmi dengan

pihak industri agar peserta KPI mudah mencari Industri yang mampu menampung

KPI.

3. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya memberikan aturan yang baku

mengenai penulisan laporan Kerja Praktek Industri.