laporan kp kel. 32

68
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik sipil adalah disiplin ilmu yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam bidang sarana dan prasarana. Salah satu lingkup bidang ilmu dalam disiplin ilmu teknik sipil adalah pekerjaan manajerial pembangunan yang di dalamnya mempertimbangkan aspek kelayakan teknis serta kelayakan sosial ekonomi. Untuk menghadapi era pesatnya perkembangan teknologi, hal yang paling penting bagi pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil adalah memiliki sikap profesionalisme dalam rangka mencari solusi alternatif dalam penyelesaian masalah futuristik yang dengan cepat terjadi di industri nyata. Hal ini penting untuk membangun karakter demi mempersiapkan seorang pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil yang kompeten. Pendidikan yang ditempuh dalam bangku perkuliahan S-1 program studi teknik sipil banyak mengajarkan teori dan perhitungan, baik dalam konstruksi maupun manajemennya. Akan tetapi, teori dan

Upload: gerymigyar

Post on 15-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kulap

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KP KEL. 32

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik sipil adalah disiplin ilmu yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam

bidang sarana dan prasarana. Salah satu lingkup bidang ilmu dalam disiplin ilmu teknik sipil

adalah pekerjaan manajerial pembangunan yang di dalamnya mempertimbangkan aspek

kelayakan teknis serta kelayakan sosial ekonomi. Untuk menghadapi era pesatnya perkembangan

teknologi, hal yang paling penting bagi pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil adalah

memiliki sikap profesionalisme dalam rangka mencari solusi alternatif dalam penyelesaian

masalah futuristik yang dengan cepat terjadi di industri nyata. Hal ini penting untuk membangun

karakter demi mempersiapkan seorang pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil yang

kompeten.

Pendidikan yang ditempuh dalam bangku perkuliahan S-1 program studi teknik sipil

banyak mengajarkan teori dan perhitungan, baik dalam konstruksi maupun manajemennya. Akan

tetapi, teori dan perhitungan saja belum cukup membekali para lulusan untuk dapat menghadapi

permasalahan dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Lulusan S-1 program studi teknik sipil kelak dapat bekerja dengan baik dan benar,

mengerti serta memahami konstruksi dan manajemennya apabila telah melalui sebuah proses

pengaplikasian ilmu formal yang berbentuk simulasi. Simulasi ini juga menjadi langkah awal

mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi. Universitas

Katolik Parahyangan mewajibkan mahasiswa S-1 program studi teknik sipil untuk menempuh

simulasi tersebut dalam bentuk mata kuliah Kerja Praktek.

Page 2: Laporan KP KEL. 32

Oleh karena itu, Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu media bagi mahasiswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan teoritis dalam bidang teknik sipil di lapangan. Dalam KP ini

mahasiswa diharapkan dapat benar-benar memahami mengenai metode pelaksanaan

pembangunan secara langsung dan dapat membandingkannya dengan teori-teori yang didapatkan

di bangku kuliah. Selain itu, seorang mahasiswa tingkat sarjana harus dapat meningkatkan

komunikasi dan keterampilan sosial dengan orang lain. Dengan adanya Kerja Praktik ini,

mahasiswa akan mendapatkan pemahaman akan lingkungan dan gaya hidup pekerja profesional,

hal ini sangat penting mengingat hal-hal yang dipelajari di universitas terkadang tidak sama

dengan fakta yang seharusnya akan kita temukan di lapangan.

Mata kuliah Kerja Praktek memiliki bobot 2 sks dengan durasi 200 jam kerja di sebuah

proyek konstruksi atau pun proyek jalan. Adapun proyek yang ditinjau dalam penyusunan

laporan ini yaitu proyek pembangunan gedung Kantor Cabang Utama Bank Central Asia Juanda

(KCU BCA Juanda) yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 118.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilakukannya kerja praktek adalah:

1. Sebagai pengalaman bekerja dan belajar dalam sebuah proyek konstruksi untuk

mengaplikasikan ilmu sehingga bisa membandingkan dan memahami ilmu di

lapangan dan di bangku perkuliahan,

2. Sebagai simulasi sebelum nantinya memasuki dunia kerja,

Page 3: Laporan KP KEL. 32

3. Mengamati proyek konstruksi secara langsung sehingga dapat memahami dan

menganalisis tahapan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan serta

penanggulangannya,

4. Mempersiapkan mahasiswa dalam meningkatkan komunikasi dan keterampilan sosial

dengan orang lain, serta mendapatkan pemahaman akan lingkungan dan gaya hidup

pekerja professional,

5. Mendapatkan wawasan dan pemahaman mengenai perilaku organisasi dan manajerial

yang diaplikasikan pada proyek konstruksi,

6. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib sekaligus prasyarat kelulusan di Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan dan mencapai setiap tujuan yang telah dirumuskan dalam tujuan kerja

praktik, dalam laporan ini terdapat dua macam pembahasan, meliputi tinjauan umum dan

tinjauan khusus. Berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek yang ditelaah dan diteliti serta dasar-

dasar teori yang digunakan sebagai kerangka pikir dan tolak ukur pembahasan mengenai tinjauan

umum dan tinjauan khusus, yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan umum meliputi manajemen organisasi proyek, bahan dan peralatan, serta

rencana dan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi khususnya pekerjaan persiapan,

pekerjaan tanah, pondasi, beton, septitank, groundtank tanam, serta pekerjaan

struktural. Data-data proyek digunakan sebagai dasar-dasar teori yang dijadikan tolak

ukur dalam pembahasan tinjauan umum.

Page 4: Laporan KP KEL. 32

2. Tinjauan khusus membahas mengenai pekerjaan yang ditinjau di tempat proyek

kontruksi. Pembahasan tinjauan khusus akan membahas pekerjaan secara lebih

mendalam, dimana dasar-dasar teori yang dijadikan tolak ukur menggunakan data-

data proyek serta berbagai sumber referensi yang penulis miliki. Setiap mahasiswa

memiliki tinjauan khusus masing-masing yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

Tinjauan khusus pada laporan ini akan...

1.4 Metode Pembahasan

Pembahasan dalam laporan ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Pustaka yang digunakan adalah catatan kuliah serta buku-buku teori dan standar

pelaksanaan konstruksi dan bertujuan sebagai acuan dalam membandingkan terjadi

di lapangan dengan yang dipelajari,

2. Tanya Jawab dan Diskusi dengan Dosen Pembimbing

Dengan adanya diskusi dengan dosen pembimbing, informasi yang diperoleh di

lapangan dapat ditelaah lebih lanjut,

3. Studi Dokumen Proyek

Dokumen proyek yang dipelajari dalam pembuatan laporan kerja praktek ini adalah

kurva-S rencana, laporan pengadaan alat harian, progres mingguan pekerjaan dan

Page 5: Laporan KP KEL. 32

gambar kerja struktur ramp. Dokumen-dokumen ini berguna sebagai sumber data

untuk analisis lebih lanjut mengenai pekerjaan proyek konstruksi.

4. Praktek Pengawasan di Lapangan

Bertujuan untuk mengetahui progres pekerjaan yang terjadi di lapangan.

Pengawasan dilakukan dengan mengamati secara langsung pekerjaan yang

dilakukan di lapangan.

5. Tanya Jawab dengan Pelaksana

Proses tanya jawab ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan kerja praktek, pembatasan masalah, metode

pembahasan dan sistematika penulisan laporan,

2. BAB 2 DATA PROYEK DAN MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

Berisi data umum proyek, data teknis proyek serta ulasan mengenai manajemen dan

kontrak proyek,

3. BAB 3 BAHAN DAN PERALATAN

Berisi data mengenai bahan dan peralatan yang digunakan,

4. BAB 4 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Page 6: Laporan KP KEL. 32

Berisi rencana dan pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati,

5. BAB 5 TINJAUAN KHUSUS

6. BAB 6 PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

Page 7: Laporan KP KEL. 32

BAB 2 DATA DAN MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

2.1 Data Umum Proyek

Proyek gedung BCA KCU Juanda terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 118, pada 6ᵒ54’17,80’’ LS dan

107ᵒ36’37,27’’BT Lokasi proyek ini dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek (Sumber: Google Earth)

Data yang menunjukkan informasi-informasi umum seputar proyek gedung KCU BCA

Juanda dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 8: Laporan KP KEL. 32

Tabel 2.1 Data Umum Proyek Gedung KCU BCA Juanda

No

.Item Keterangan

1 Nama Proyek Gedung KCU BCA Juanda

2 Jenis Bangunan Gedung perkantoran

3 Jenis Kontrak Lump sump fixed price

4 Pemberi Kontrak PT. Bank Central Asia Tbk.

5 Konsultan Pengawas PT. GAMMA BETA ALPHA CONSULTANT

6 Konsultan Perencana JOHN & ASSOCIATES

7 Quantity Surveyor WT Partnership Indonesia

8 Kontraktor Pelaksana PT. NUSA RAYA CIPTA Tbk.

9 Jenis Pondasi Pondasi sumuran

10 Jumlah Lantai 7 lantai, 2 basement dan 1 semi-basement

11 Luas Tanah 4.790,19 m2

12 Luas Bangunan

6.240 m2 (bangunan heritage saja)

12.020 m2 (bangunan utama termasuk basement

2, basement 1, semi-basement dan atap)

2.2 Data Teknis Proyek

Dalam pengerjaan laporan ini dibutuhkan data-data teknis yang bersangkutan yang digunakan

sebagai informasi dan acuan pembahasan. Berikut ini merupakan data-data teknis proyek yang

digunakan:

1. Kurva - S

2. Gambar kerja “Galian Tanah”

3. Gambar Arsitektur

4. Gambar Struktur

Page 9: Laporan KP KEL. 32

2.3 Organisasi Makro dalam Proyek

Secara garis besar, pada pelaksanaan pembangunan proyek gedung BCA terdapat empat pihak

yang terlibat. Keempat pihak tersebut yaitu owner, konsultan perencana, konsultan manajemen

konstruksi (MK) dan kontraktor pelaksana. Gambar 2.2 di bawah ini menunjukkan struktur

organisasi proyek gedung BCA secara umum.

Owner       Konsultan

Perencana 

 Konsultan

Manajemen Konstruksi

   Kontraktor Pelaksana

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Makro

2.3.1 Owner

Owner atau pemilik proyek adalah pihak pengambil keputusan untuk membangun suatu fasilitas

yang juga mendefinisikan kebutuhan dan lingkup kerja, penyedia dana, serta pengatur proses

konstruksi yang memberi arahan dan tujuan dalam proyek tersebut.

Dalam proyek ini, pihak yang berperan sebagai owner adalah PT. Bank Central Asia Tbk.

Berikut adalah tugas dari owner:

1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek,

Page 10: Laporan KP KEL. 32

2. Menyiapkan lahan untuk pembangunan proyek,

3. Menunjuk konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor

pelaksana serta meminta pertanggungjawabannya,

4. Menyetujui dan/ atau memerintahkan perubahan desain,

5. Mengadakan kegiatan administrasi proyek,

6. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

2.3.2 Konsultan Perencana

Selain owner, pihak berikutnya adalah konsultan perencana. Konsultan perencana merupakan

suatu badan perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh owner untuk melakukan

perencanaan. Dalam proyek ini, BCA sebagai owner yang memilih konsultan perencana untuk

mendesain proyeknya dalam tenggat waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

Pihak yang berperan sebagai konsultan perencana pada proyek ini adalah JOHN &

ASSOCIATES (JA). JA berperan sebagai konsultan perencana struktur, arsitektur dan

mekanikal-elektrikal (ME) sekaligus. Berikut adalah tugas dari konsultan perencana:

1. Membuat desain dan dimensi bangunan beserta spesifikasi teknis, fasilitas dan

penempatannya,

2. Menentukan spesifikasi bahan untuk pengerjaan finishing,

3. Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis beserta revisinya bila

diperlukan,

4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila

sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

Page 11: Laporan KP KEL. 32

5. Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknisyang telah ditetapkan

sebelumnya,

6. Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta

rincian volume pekerjaan,

7. Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi,

8. Merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan owner

melalui kontraktor pelaksana,

9. Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai

perlengkapan,

10. Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan,

melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.

2.3.3 Konsultan Manajemen Konstruksi

Konsultan manajemen konstruksi (MK) atau sering juga disebut konsultan pengawas adalah

pihak yang ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan sehingga proyek

dapat diselesaikan dengan biaya dan waktu yang efisien. Dalam proyek ini, pihak yang berperan

sebagai konsultan MK adalah PT. GAMMA BETA ALPHACONSULTANT (GBAC).

Konsultan MK dalam proyek ini dipilih owner berdasarkan pemenang tender yang paling efektif

dan efisien. Berikut adalah tugas dari konsultan MK:

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja,

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam pelaksanaan proyek,

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh owner,

Page 12: Laporan KP KEL. 32

4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada owner maupun kontraktor dalam

proyek pelaksanaan pekerjaan,

5. Memeriksa, mengoreksi dan menyetujui gambar shopdrawing yang diajukan

kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek,

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merk yang diusulkan oleh

kontraktor agar sesuai harapan owner dengan tetap berpedoman dengan kontrak

kerja konstruksi yang sudah dibuat,

7. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi

penyimpangan terhadap kontrak kerja,

8. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak tidak

memperhatikan peringatan yang diberikan,

9. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek,

10. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan,

11. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan

kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

2.3.4 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana merupakan badan hukum atau perorangan yang ditunjuk owner untuk

melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya atau pihak yang penawarannya telah

diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian

pemborongan kerja dengan owner sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pihak yang berperan

sebagai kontraktor pelaksana pada proyek ini adalah PT. NUSA RAYA CIPTA Tbk.

Page 13: Laporan KP KEL. 32

Tugas utama dari kontraktor yaitu:

1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang

telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan,

2. Memberikan laporan kemajuan proyek yang meliputi laporan harian, mingguan,

serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi

kerja yang dicapai, jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah bahan yang masuk,

keadaan cuaca dan lain-lain,

3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat

pendukung lain yang digunakan berdasarkan spesifikasi dan gambar yang telah

ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan,

4. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan

pekerjaan di lapangan,

5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah

disepakati,

6. Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap kehilangan dan

kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan,

7. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang

diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke

tempat pekerjaan,

8. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan

dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan

yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan

waktu,

Page 14: Laporan KP KEL. 32

9. Mengganti semua kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan

pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada

kecelakaan.

2.4 Organisasi Mikro dalam Proyek

Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan struktur organisasi mikro dalam konsultan MK GBAC.

PROJECT MANAGERALFIAN  

CONSTRUCTION MANAGERYUDHA BAGUS IRAWAN

     PROJECT ADMINISTRATION STAFF  ERNA IRAWATI

              

PROJECT ENG/ SPA SIPIL+ARS PROJECT ENG/ SPA MEBIMO HADIYUWONO TEGAS SUPRIYANTO

Page 15: Laporan KP KEL. 32

HENDRIAWAN TAUFIQI ANDRI KURNIAWAN

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Mikro dalam Konsultan MK GBAC

2.4.1 Project Manager

Project Manager (PM) adalah wakil dari perusahaan atau konsultan MK yang memimpin atau

bekerja dalam sebuah proyek. PM mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pengaturan, koordinasi dan kontrol

keuangan dari proyek konstruksi,

2. Memastikan bahwa kebutuhan owner terpenuhi, proyek selesai tepat waktu dan

sesuai anggaran serta bahwa pihak lain melakukan pekerjaan dengan baik,

3. Mengorganisir berbagai profesional yang bekerja pada sebuah proyek,

4. Melakukan analisis, penilaian dan kontrol terhadap resiko,

5. Memastikan bahwa semua tujuan proyek terpenuhi,

6. Memastikan standar kualitas terpenuhi,

7. Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya dan penagihan,

8. Bertanggung jawab penuh pada kegiatan serah terima pekerjaan kepada owner.

2.4.2 Construction Manager

PM langsung membawahi Construction Manager (CM). CM adalah perpanjangan tangan dari

PM yang langsung turun tangan di proyek dalam menjalankan tugasnya. Tugas dan tanggung

jawab CM yaitu :

Page 16: Laporan KP KEL. 32

1. Merencanakan Time Schedule pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban dari

perusahaan terhadap owner,

2. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap

proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannya,

3. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam

menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum dapat

diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku instruksi

pengawas,

4. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-

instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun Time

Schedule-nya,

5. Mengadakan kontrol disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor

maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-

masing,

6. Berkomunikasi dengan pihak owner yang ditunjuk dalam segala hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan proyek untuk menunjang kewajiban perusahaan dengan

pemilik proyek, baik dalam waktu maupun kualitasnya. Komunikasi ini meliputi

pemilihan material, surat-menyurat, penyelesaian klaim dan sebagainya,

7. Melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tambah

kurangan, memberikan ke bagian keuangan dengan sepengetahuan PM dan

disetujui oleh owner,

8. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan PM,

Page 17: Laporan KP KEL. 32

9. Membuat laporan mingguan untuk PM yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-

kesulitan proyek dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan,

10. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan PM,

11. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time

Schedule,

12. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor dan pekerja sesuai dengan

target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing,

13. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana kepada

PM,

14. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung, mengecek

ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh PM.

2.4.3 Project Administration Staff

Pihak-pihak yang bertanggung jawab kepada CM di GBAC ada 3 yaitu Project Administration

Staff, Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur serta Project Engineer Spesialis ME.

Project Administration Staff adalah karyawan proyek yang menangani semua urusan

administratif yang berkaitan dengan proyek tersebut. Tugas dan tanggung jawab dari Project

Administration Staff yaitu:

1. Membuat dan mengarsipkan surat keluar serta mengarsipkan surat masuk,

2. Mengarsipkan laporan harian, mingguan dan bulanan,

3. Mengarsipkan hasil-hasil rapat koordinasi yang diadakan,

4. Membuat dan mengarsipkan berita acara proyek serta memo lapangan,

Page 18: Laporan KP KEL. 32

5. Mengarsipkan laporan pengadaan alat, progres mingguan pekerjaan dan

persetujuan.

2.4.4 Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur

Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur merupakan teknisi ahli proyek di bidang struktur

dan arsitektur. Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari Project Engineer Spesialis

Sipil dan Arsitektur:

1. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam bidang struktur,

2. Mengawasi serta mengontrol surveyor dan supervisor kontraktor pada pekerjaan

struktur dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,

3. Memeriksa dan memberikan persetujuan ijin kerja, penggunaan/ pengetesan

material, schedule kerja dan berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor dibidang

struktur, jika sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan,

4. Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor,

5. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang struktur,

6. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur bila

terjadi penyimpangan pekerjaan struktur,

7. Mengontrol kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi yang berkaitan dengan

rancangan arsitek dari pekerjaan kontraktor/ sub kontraktor di lapangan,

8. Mencatat dan melaporkan pekerjaan kontraktor/ sub kontraktor yang tidak sesuai

dengan gambar dan spesifikasi arsitek,

Page 19: Laporan KP KEL. 32

9. Memberikan/ membuat laporan hasil kerja kontraktor/sub kontraktor dalam bidang

arsitek,

10. Memerintahkan supervisor kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

gambar dan spesifikasi arsitek yang telah ditentukan bila ada pekerjaan yang tidak

sesuai.

2.4.5 Project Engineer Spesialis ME

Project Engineer Spesialis ME adalah teknisi ahli proyek di bidang mekanikal-elektrikal (ME).

Tugas dan tanggung jawab dari Project Engineer Spesialis ME adalah:

1. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan ME,

2. Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor ME dalam pelaksanaan tugas,

3. Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang ME,

4. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang ME,

5. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor/ sub kontraktor bila terjadi

penyimpangan pekerjaan di bidang ME.

2.5 Hari dan Jam Kerja Praktek

Pelaksanaan pembangunan gedung KCU BCA Juanda dijadwalkan selesai dalam 391 hari

kalender. Pembangunan dikerjakan selama tujuh hari dalam seminggu dengan libur hanya pada

hari libur nasional atau keagamaan.

Page 20: Laporan KP KEL. 32

Jam kerja yang diberlakukan yaitu pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan jam istirahat pada

pukul 12.00 – 13.00 WIB dan pukul 18.00 – 19.00 WIB. Diberlakukan pula jam lembur yaitu

pukul 19.00 – 22.00 WIB. Khusus hari Jumat, jam istirahat pada pukul 11.00 – 13.00 WIB untuk

menyediakan waktu sholat bagi para pekerja yang beragama Islam.

2.6 Jenis Kontrak

Jenis kontrak dalam proyek ini adalah lump sum fixed price. Pada jenis kontrak ini, volume

pekerjaan dan harga yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang selama tidak ada

pekerjaan tambah/ kurang terhadap volume kontrak.

2.7 Sistem Pembayaran Pelaksanaan Proyek

Pembayaran dilakukan secara berkala (termin) berdasarkan progres pekerjaan yang telah

diselesaikan kontraktor. Pembayaran dilakukan di awal dengan uang muka 20% dari nilai proyek

keseluruhan, saat persentase progres pekerjaan (bobot prestasi) mencapai 5%, 15%, 25%, 40%,

50%, 60%, 75%, 85%, 95% dan 100% serta saat masa pemeliharaan 12 bulan yaitu sebesar 5%

dari nilai proyek keseluruhan.

Page 21: Laporan KP KEL. 32

BAB 3 ALAT DAN BAHAN

Pada bab ini akan dijelaskan bermacam-macam alat dan bahan yang digunakan untuk

mendukung proses konstruksi proyek gedung KCU BCA Juanda. Pekerjaan konstruksi di proyek

ini membutuhkan alat dan bahan dalam pelaksanaannya. Alat dan bahan merupakan sumber daya

konstruksi yang memiliki peranan penting dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi

berlangsung.

3.1 Alat

Alat konstruksi merupakan alat bantu dalam pekerjaan konstruksi. Tanpa peralatan ini material

konstruksi yang di sebutkan di atas tidak dapat di olah menjadi suatu struktur bangunan yang

sesuai dengan gambar rencana yang telah di susun. Pada table 3.1 berikut adalah daftar perlatan

yang digunakan pada proyek BCA KCU Juanda saat kerja praktek berlangsung :

Page 22: Laporan KP KEL. 32

Tabel 3.2 Daftar Alat pada Proyek gedung KCU BCA Juanda

No Nama Alat Kapasitas Jumlah Status Kepemilikan

1 Scaffolding Milik Sendiri2 Trowel Machine 18 m2 / jam 2 Milik Sendiri3 Bar Cutter D22-32 1 Milik Sendiri4 Bar Bender D22-32 1 Milik Sendiri5 Concrete Pump 60m3 / jam 1 Milik Sendiri6 Concrete Vibrator 10 hp 2 Milik Sendiri7 Concrete Bucket 1 Milik Sendiri8 Generator Set 125 KVA 1 Milik Sendiri9 Tower Crane 2 ton / 50 m 1 Milik Sendiri10 Stamper 2 Milik Sendiri11 Welding Machine 200 A 4 Milik Sendiri12 Bekisting Milik Sendiri13 Molen Milik Sendiri14 Theodolite 1 Milik Sendiri15 Waterpass 1 Milik Sendiri16 Jack Hammer 2 Milik Sendiri17 Compressor 175 cfm Milik sendiri18 Truck 8 m3 8 Sewa19 Excavator 1 m3 1 Sewa20 Lampu Penerangan  21 Kayu 22 Gerobak Sorong      23 Alat Bor       

3.1.1 Scafolding

Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan

material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.

Scaffolding juga merupakan peralatan yang digunakan oleh pekerja untuk mencapai tempat-

tempat di ketinggian tertentu.

Page 23: Laporan KP KEL. 32

Gambar 3.1 Scaffolding

Scaffolding berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam. Bagian – bagian

umum dari scaffolding yaitu main frame, ladder frame, cross brace, join pin, stairs, horizontal

plate, U-head dan catwalk. 1 set scaffolding biasanya terdiri dari 2 buah main frame, 2 buah

cross brace, dan 4 buah join pin. Dalam penenmpatannya scaffolding harus di letakkan di atas

bagian yang kaku dan keras. Biasanya scaffolding di tempatkan di atas lantai beton dan

digunakan untuk penempatan bekisting pada saat pengecoran plat lantai, agar lantai beton tidak

rusak pada saat pemasangannya harus di lapisi oleh triplek. Sebagai pijakannya, scaffolding

dilengkapi dengan base plate. Scaffolding di rakit sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan

sebagai penyangga pada ketinggian lantai tertentu dengan kombinasi dari leader frame, main

frame dan cross bracing. Cara pemasangannya sendiri,yaitu dimulai dari tingkat pertama sampai

tingkat selanjutnya, pekerjaannya dilakukan 2-3 orang dengan menggunakan alat bantu seperti

tali, untuk menaikkan scaffolding ke tingkat selanjutnya.

3.1.2 Trowel Machine

Trowel adalah mesin yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton yang

masih dalam proses pengerasan. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun

Page 24: Laporan KP KEL. 32

pelat besi yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang

diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.

Dalam pekerjaannya, mesin trowel di operasikan oleh 1 orang. Trowel machine dapat

menghaluskan lantai sebesar 10m/ jam. Pada proyek ini trowel machine yang digunakan adalah

2 buah, dengan status milik NRC.

Gambar 3.2 Trowel machine

3.1.3 Bar Cutter

Bar cutter adalah alat pemotong besi tulangan. Tujuan dari bar cutter adalah untuk

memperoleh panjang tulangan yang sesuai dengan desain tulangan besi karena pada umumnya

tulangan besi yang di datangkan dari pabrik memiliki panjang 12 meter. Dalam proyek ini bar

cutter yang digunakan ada 2 jenis, yaitu dengan menggunakan bantuan energi listrik dan bantuan

manusia / manual. Pada proyek ini semua alat bar cutter berstatus sewa. Bar cutter manual

sifatnya adalah flexible, karena alat ini dapat berpindah tempat ke tempat yang diinginkan

karena bobotnya yang ringan dan praktis. Besi yang dapat dipotong berdiameter 22 – 32 mm.

Biasanya untuk tipe bar cutter yang manual hanya dapat memotong tulangan satu persatu.

Sedangkan penggunaannya, bar cutter dengan energi listrik dapat memotong tulangan dalam

Page 25: Laporan KP KEL. 32

jumlah banyak sekaligus, sehingga akan lebih efisien. Ukuran diameter besi yang dapat dipotong

adalah 22 – 32 mm. Bar cutter ini di simpan di tempat yang teduh dan harus terhindar dari air

hujan. Dalam proyek gedung KCU BCA Juanda ini digunakan bar cutter manual seperti pada

gambar

Gambar 3.4 Bar Cutter Manual

3.1.4 Bar Bender

Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan besi tulangan seperti

pembengkokan tulangan pokok, pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk

sambungan tulangan kolom, pembengkokan tulangan plat dan balok. Bar bender dapat mengatur

sudut pembengkokan tulangan dengan memindahkan pin besi pada disk bar bender, untuk

tulangan dengan diameter kecil dapat dibengkokan sekaligus lebih dari satu set.

Page 26: Laporan KP KEL. 32

Bar bender yang digunakan pada proyek ini adalah bar bender manual yang menggunakan

tenaga manusia dan bar bender dengan menggunakan tenaga listrik. Bar bender manual untuk

membengkokan besi tulangan menjadi bentuk lingkaran. Cara pengoprasiannya adalah tulangan

akan di tempatkan di atas alat tersebut degan menaruh ujung tulangan kedalam kisi – kisi alat,

kemudian di putar dengan menggunakan tangan. Lalu besi tulangan tersebut akan ikut berputar

sehingga menghasilkan tulangan yang berbentuk lingkaran. Pada proyek ini semua bar bender

dapat membengkokan besi tulangan dengan diameter 22 – 32 mm.

Gambar 3.5 Bar Bender Listrik

3.1.5 Concrate Pump Truck

Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk

memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Untuk pengecoran

lantai yang lebih tinggi, panjang lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara

Page 27: Laporan KP KEL. 32

disambung dengan pipa secara vertikal sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan, pipa dan

lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan

merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke

sembarang tempat pada bidang pengecoran.

Gambar 3.5 Concrete Pump Truck

3.1.6 Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah suatu alat penghasil getaran mekanis yang digunakan untuk

memadatkan pengecoran sehingga mendapatkan hasil beton yang tidak keropos. Concrete

vibrator di gunakan saat melakukan pengecoran. Getaran dari concrete vibrator ini akan

membantu material campuran beton untuk masuk ke celah-celah tulangan sehingga tidak

menimbulkan rongga - rongga udara pada campuran beton yang telah dicor sehingga beton

padat dan memiliki kekuatan tekan yang maksimal.

Page 28: Laporan KP KEL. 32

Gambar 3.6 Concrete Vibrator

3.1.7 Concrete Bucket

Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete sampai ke tempat

pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah memenuhi persyaratan yang

ditetapkan, maka beton dari truck mixer concrete dituangkan kedalam Concrete bucket,

kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower crane. Dalam pengerjaannya

dibutuhkan satu orang sebagai operator concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau

mengunci agar cor-an beton tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower

crane.

Gambar 3.7 Concrete Bucket

Page 29: Laporan KP KEL. 32

3.1.8 Generator Set

Generator merupakan sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik.

Pada proyek ini generator digunakan untuk keperluan pencahayaan, kegiatan perkantoran dan

sebagai sumber energi berbagai alat elektronik. Generator digunakan sementara sebelum semua

listrik pada proyek ini menggunakan PLN, ketika listrik PLN sudah masuk pada proyek ini maka

alat generator set ini tidak digunakan lagi. Pada proyek KCU BCA generator yang digunakan

berkapasitas 225 KVA.

Gambar 3.8 Generator Set

3.1.9 Tower Crane

Tower Crane adalah alat yang berfungsi sebagai alat transportasi muatan secara vertical,

menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan

mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling). Tower crane

dibutuhkan karena proyek ini merupakan proyek gedung bertingkat tinggi, sehingga memerlukan

sarana alat berat untuk mobilisasi peralatan kerja dan bahan bangunan ke lantai atas maupun

sebaliknya. Fungsi dari tower crane pada proyek ini adalah untuk mengangkut concrete bucket

Page 30: Laporan KP KEL. 32

pada saat pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan

bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti compressor, bekisting kolom, besi tulangan, serta

alat dan bahan lainnya.

Gambar 3.9 Tower Crane

3.1.10 Stamper

Stamper adalah mesin yang dipergunakan untuk memadatkan tanah. Alat ini merupakan alat

yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan

tanah asli kohesif. Stamper di gunakan untuk memadatkan tanah pada pekerjaan pondasi, pile

cap dan lantai basement 2.

Gambar 3.10 Stamper

Page 31: Laporan KP KEL. 32

3.1.11 Welding Machine

Welding Machine adalah alat untuk menyatukan komponen material logam induk dan logam

pengisi sehingga menjadi satu kesatuan dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini

diperlukan untuk mencairkan bahan dasar yang akan disambung . Setelah dingin dan membeku,

terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen.

Gambar 3.11 Welding Machine

3.1.12 Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang di buat untuk cetakan sementara yang

digunakan untuk menahan beton selama proses pengecoran agar sesuai dengan bentuk yang

diinginkan. Sebagai contoh untuk pembuatan balok dan pelat lantai bekisting di buat di bagian

sisi dan bawah, sedangkan untuk pembuatan kolom bekisting di buat di bagian sisi nya saja.

Pembongkaran bekisting pertama-tama dilakukan dengan memukul multiplex dengan

menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplex dapat terlepas. Kemudian mengendorkan

semua baut dan wing nut, kemudian melepas tie rod, push pull ( penyangga bekisting ), lalu lepas

Page 32: Laporan KP KEL. 32

push pull. Terakhir kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga

rangkaian/panel bekisting terlepas.

Gambar 3.12 Bekisting

3.1.13 Molen

Molen adalah alat yang berfungsi untuk membuat adonan beton untuk pengecoran dan

merukapan alat yang digunakan untuk membuat dan menyimpan adukan beton. Biasanya alat ini

digunakan untuk pengecoran.

Gambar 3.13 Site Molen

Page 33: Laporan KP KEL. 32

3.1.14 Theodolite

Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan titik as bangunan, ketegaklurusan

bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-sudut bangunan. Pada saat

pengoprasiannya, theodolite dilengkapi dengan penggaris yang bertujuan untuk mengetahui

elevasi suatu tempat

.

Gambar 3.14 Saat pemakaian alat Theodolite

3.1.15 Waterpass

Waterpass adalah alat untuk menentukan suatu elevasi berdasarkan ketinggian titik yang

diketahui. Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi tinggi

rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran. Selain itu juga dapat digunakan untuk

pembuatan tanda/marking pada kolom/dinding sebagai acuan pekerjaan lain, seperti acuan untuk

pekerjaan dinding panel precast, serta dapat digunakan dalam pengecekan settlement bangunan.

Page 34: Laporan KP KEL. 32

Gambar 3.15 Waterpass

3.1.16 Jack Hammer

Jack Hammer adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan sisa batuan atau beton. Alat ini

digunakan pada saat batuan atau beton yang tidak terpakai saat pengecoran berlangsung

dihancurkan sehingga tidak menggagu jalanya proyek.

Gambar 3.16 Jack Hammer

3.1.17 Compressor

compressor adalah alat yang menghasilkan udara. Alat ini digunakan untuk melindungi bahan

konstruksi dari material konstruksi yang dapat mengurangi mutu dan daya lekat tulangan. Alat

ini di butuhkan pada saat pengecoran dan pembuatan beton.

Page 35: Laporan KP KEL. 32

Gambar 3.17 Air Compressor

3.1.18 Truck

Truck adalah kendaraan yang sangat di butuhkan pada pekerjaan konstruksi. Truck bisa

dimanfaatkan untuk mengangkut bahan material seperti pasir, batu, dan bahan material lainya.

Gambar 3.18 Truck

3.1.19 Excavator

Excavator adalah adalah alat berat yang digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan

mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe). Excavator digunakan untuk pekerjaan

galian dan juga memindahkan suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat

Page 36: Laporan KP KEL. 32

apabila dilakukan dengan tenaga manusia. Dan juga untuk mempercepat waktu pengerjaan

sehingga dapat menghemat waktu.

Gambar 3.19 Excavator

Page 37: Laporan KP KEL. 32

3.1.20 Lampu Penerangan

Lampu penerangan adalah alat bantu yang memudahkan kelangsungan pekerjaan konstruksi

yang dilakukan pada malam hari dan pada saat melakukan pekerjaan di suatu ruangan tertutup.

Pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda lampu yang digunakan adalah lampu halogen

dan lampu neon.

Gambar 3.6 Lampu Halogen

Gambar 3.7 Lampu Neon

Page 38: Laporan KP KEL. 32

3.1.21 Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena

mengalami lignifikasi. Kayu pada proyek ini digunakan sebagai balok dengan ukuran 6 x 12 x

400 cm dan kaso dengan ukuran 5 x 7 x 400 cm. Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku

pada bekisting. Penguat / pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan plywood akibat

pembebanan selama pengecoran agar didapat hasil pengecoran yang sempurna. Jumlah kayu

yang di gunakan sesuai dengan kebutuhan. Supplier kayu pada proyek ini adalah U.D Jaya Suka

Asih.

Gambar 3.22 Kayu

Page 39: Laporan KP KEL. 32

3.1.22 Gerobak Sorong

Gerobak sorong adalah alat angkut suatu material yang dioperasikan dengan cara di dorong. Alat

ini biasanya di gunakan untuk mengangkut pasir serta semen yang telah di aduk untuk diantar ke

tempat pekerjaan.

Gambar 3.23 gerobak sorong

3.1.23 Alat Bor

Alat bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang secara manual dengan menggunakan

tangan. Pada dasarnya alat bor ini terbuat dari bahan besi sebagai mata bor dan pada ujung atas

biasanya dibuatkan kayu pegangan untuk penahan dan penekan kearah ujung mata bor. Pada satu

sisi ujung besi dibuatkan bentuk uliran yang pada ujungnya berbentuk runcing sebagai pengunci

titik pengeboran. Jenis bor ini ada dua jenis, yatu bor yang bisa dilakukan pergantian mata bor

dan jenis lainnya adalah bor yang tidak bisa diganti mata bor nya. Jenis mata bor yang tidak

dapat diganti kurang flexible karena mata bor tidak bisa diganti ganti sesuai dengan ukuran

Page 40: Laporan KP KEL. 32

kebutuhan diameter yang akan dilubang. Sehingga pada proyek ini jenis bor yang di gunakan

adalah bor yang dapat di ganti mata bornya.

Gambar 3.24 Alat bor

3.2 Bahan atau Material

Bahan atau Material merupakan suatu sumber daya konstruksi yang memiliki peranan penting

dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi. Ketersediaan material dilapangan sangat

mempengaruhi efektifitas suatu proyek. Apabila material konstruksi yang tersedia dilapangan

sedikit maka proses pelaksanaan konstruksi dapat terlambat, dan jika material dilapangan

terlampau banyak maka proses konstruksi dapat terhambat karena mengganggu mobilitas para

pekerja dilapangan. Proses pengadaan material konstruksi yang digunakan pada proyek ini

adalah di-supply oleh perusahaan penyedia sesuai dengan permintaan.

3.2.1 Beton Ready Mix

Proses pengecoran pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda menggunakan campuran

beton ready mix. Supplier beton ready mix pada proyek ini adalah PT Adhimix Precast Indonesia

Plant Bandung . Beton ready mix adalah adukan beton yang siap untuk dipakai dan dibuat di

batching plant sesuai dengan pemesanan sehingga adukan beton dapat langsung digunakan untuk

Page 41: Laporan KP KEL. 32

proses pengecoran. Batching plant digunakan untuk memenuhi spesifikasi nilai slump test dan

untuk memenuhi kualitas produksi beton ready mix.

Gambar 3.25 Beton Ready Mix

Persyaratan nilai slump test yang di rencanakan pada proyek ini adalah ± 12 cm.

Mutu beton yang di gunakan pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda ini adalah sebagai

berikut :

a. K-300 untuk pekerjaan kolom, lantai dan balok.

b. K-350 untuk pekerjaan ruang vault (kubangan).

c. K-450 untuk pekerjaan dinding penahan tanah, lantai basement 2, dinding lift dan pondasi.

Gambar 3.26 Uji Nilai Slump

Page 42: Laporan KP KEL. 32

3.2.2 Beton Decking

Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton sesuai dengan yang

direncanakan. Tebal dari beton decking yang digunakan pada proyek ini berfariasi sesuai dengan

tebal selimut beton yang digunakan pada suatu pekerjaan tertentu. Pada saat pembuatannya beton

decking diisikan dengan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya digunakan dengan cara

diikatkan pada tulangan.

Gambar 3.27 Beton Decking

3.2.3 Batu Bata

Batu bata adalah merupakan tanah liat yang dibakar. Sifat dari tanah liat adalah kuat dan kokoh serta

tahan lama. Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri

bagi bangunan dan dari bahaya api sehingga jarang terlihat keretakan pada konstruksinya. Ukuran

Page 43: Laporan KP KEL. 32

batu bata yang digunakan pada proyek ini adalah 5 x 10 x 25 cm. Batu bata diperoleh dari toko

material yang berada di sekitar proyek.

.

Gambar 3.28 Batu Bata

3.2.4 Besi Tulangan

Besi tulangan atau yang sering dikenal sebagai besi beton merupakan besi berbentuk batang yang

berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton. Beton yang didalamnya terdapat

besi tulangan ini disebut sebagai beton bertulang. Besi tulangan pada proyek ini digunakan pada

konstruksi beton bertulang, yang berfungsi untuk menahan tegangan tarik. Beton memiliki kuat tekan

yang tinggi sementara lemah dalam menahan tegangan tarik. Supplier besi tulangan proyek ini adalah

PT Master Steel. Panjang besi yang di datangkan dari PT Master Steel berukuran 12 meter. Besi yang

di datangkan akan langsung di simpan pada halaman terbuka. Besi yang digunakan pada proyek ini

ada 2 jenis yaitu besi tulangan polos dan besi tulangan ulir. Besi tulangan ulir adalah besi tulangan

yang berbentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang untuk

meningkatkan daya lekat tulangan besi pada beton. Selain itu besi tulangan ulir ini memiliki

ketahanan terhadap efek gempa dibanding tulangan besi polos. Ukuran diameter besi tulangan yang

Page 44: Laporan KP KEL. 32

digunakan adalah 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, dan 22 mm. Sedangkan Besi tulangan polos yaitu

besi tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan tidak berulir. Diameter dari besi

tulangan polos yang digunakan adalah 10 mm dan 12 mm.

Gambar 3.29 Besi Tulangan Untuk Kolom

3.2.5 Agregrat Halus

Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm-5mm. Menurut SNI 02-6820-

2002, agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 misalnya adalah pasir

yang merupakan material berbutir lepas yang berasal dari proses erosi batuan. Sumber pasir

berasal dari sungai dan gunung. Pasir sungai adalah hasil kikisan batu-batuan yang keras dan

tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 – 5 mm) sehingga merupakan adukan

Page 45: Laporan KP KEL. 32

yang baik untuk pekerjaan pasangan.Pasir gunung adalah pasir yang mengandung pozolan dan

diperoleh dari hasil galian.

Gambar 3.30 Agregat Halus atau Pasir

3.2.6 Agregat Kasar

Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah

yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. agregat

kasar adalah agregat dengan butiran butiran yang lebih besar dari saringan No88 (2,36) Kerikil

Page 46: Laporan KP KEL. 32

adalah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan. Kerikil pada proyek ini digunakan

sebagai bahan campuran dalam pembuatan campuran beton.

Gambar 3.31 Agregat Kasar (Batu Kerikil)

Page 47: Laporan KP KEL. 32

3.2.7 Concrete Block

Concrete block merupakan suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama

dari semen portland, air dan aggregat. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras,

kapur dan air. Concrete block memiliki penampang lubang lebih dari 25 % luas penampangnya dan

volume lubang lebih dari 25 % volume seluruhnya. Produk tersebut dibuat dengan mesin melalui

proses vibrating, dengan sistem pengisian bahan (factor feeding system) yang mempengaruhi kualitas

produk. Proses produksi dilengkapi dengan batching plant untuk proses pencampuran bahan.

Concrete block pada proyek ini digunakan sebagai bekisting pada pekerjaan pondasi, pilecap, dan

sloof untuk memberikan bentuk dan memisahkan beton dengan tanah. Pada proyek ini, concrete

block di simpan pada halaman terbuka

Gambar 3.32 Concrete Block

3.2.8 Mortar atau Semen

Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekatan bila

bercampurdengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3 macam yaitu klinker/terak (70%

hingga95%, merupakan hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi dan

lempung),gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan) dan material ketiga seperti batu

kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain. Jika unsur ketiga tersebut tidak lebih dari sekitar 3 %

Page 48: Laporan KP KEL. 32

umumnya masih memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland Cement). Namun

bilakandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25% maksimum, maka semen

tersebutakan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite Cement).Mortar/ semen yang

digunakan dalam proyek ini adalah Semen Holcim.

Gambar 3.33 Mortar atau Semen

3.2.9 Wiremesh

Wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat yang dianyam menjadi lembaran. Pada

penggunaannya, wiremesh ini akan di potong berdasarkan kebutuhan. Pada proyek ini wiremesh

digunakan sebagai pemisah saat melakukan pengecoran. Tujuannya adalah agar saat melakukan

pengecoran, beton segar yang di tuang tidak tumpah ke tempat lain.

Gambar 3.34 Tampak Samping dari Plat Lantai yang di Pasang Wiremesh

Page 49: Laporan KP KEL. 32

3.2.10 Kawat Beton

Kawat beton adalah bahan konstruksi yang merupakan pengikat rangkaian tulangan-tulangan antara

satu tulangan dengan yang lainnya baik untuk tulangan kolom, balok, pilecap, shearwall, atau pun

rangkaian tulangan lainnya sehingga membentuk suatu rangkaian rangka elemen struktur. Fungsi lain

dari kawat bendrat adalah pengikat beton decking pada tulangan. Dalam penggunaannya digunakan

dua atau tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat tulangan

Gambar 3.8 Kawat Beton

Page 50: Laporan KP KEL. 32

BAB 4 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

KONSTRUKSI