laporan kp kel. 32
DESCRIPTION
kulapTRANSCRIPT
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik sipil adalah disiplin ilmu yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam
bidang sarana dan prasarana. Salah satu lingkup bidang ilmu dalam disiplin ilmu teknik sipil
adalah pekerjaan manajerial pembangunan yang di dalamnya mempertimbangkan aspek
kelayakan teknis serta kelayakan sosial ekonomi. Untuk menghadapi era pesatnya perkembangan
teknologi, hal yang paling penting bagi pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil adalah
memiliki sikap profesionalisme dalam rangka mencari solusi alternatif dalam penyelesaian
masalah futuristik yang dengan cepat terjadi di industri nyata. Hal ini penting untuk membangun
karakter demi mempersiapkan seorang pemerhati dan pembelajar bidang ilmu teknik sipil yang
kompeten.
Pendidikan yang ditempuh dalam bangku perkuliahan S-1 program studi teknik sipil
banyak mengajarkan teori dan perhitungan, baik dalam konstruksi maupun manajemennya. Akan
tetapi, teori dan perhitungan saja belum cukup membekali para lulusan untuk dapat menghadapi
permasalahan dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Lulusan S-1 program studi teknik sipil kelak dapat bekerja dengan baik dan benar,
mengerti serta memahami konstruksi dan manajemennya apabila telah melalui sebuah proses
pengaplikasian ilmu formal yang berbentuk simulasi. Simulasi ini juga menjadi langkah awal
mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi. Universitas
Katolik Parahyangan mewajibkan mahasiswa S-1 program studi teknik sipil untuk menempuh
simulasi tersebut dalam bentuk mata kuliah Kerja Praktek.
Oleh karena itu, Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu media bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan teoritis dalam bidang teknik sipil di lapangan. Dalam KP ini
mahasiswa diharapkan dapat benar-benar memahami mengenai metode pelaksanaan
pembangunan secara langsung dan dapat membandingkannya dengan teori-teori yang didapatkan
di bangku kuliah. Selain itu, seorang mahasiswa tingkat sarjana harus dapat meningkatkan
komunikasi dan keterampilan sosial dengan orang lain. Dengan adanya Kerja Praktik ini,
mahasiswa akan mendapatkan pemahaman akan lingkungan dan gaya hidup pekerja profesional,
hal ini sangat penting mengingat hal-hal yang dipelajari di universitas terkadang tidak sama
dengan fakta yang seharusnya akan kita temukan di lapangan.
Mata kuliah Kerja Praktek memiliki bobot 2 sks dengan durasi 200 jam kerja di sebuah
proyek konstruksi atau pun proyek jalan. Adapun proyek yang ditinjau dalam penyusunan
laporan ini yaitu proyek pembangunan gedung Kantor Cabang Utama Bank Central Asia Juanda
(KCU BCA Juanda) yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 118.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dilakukannya kerja praktek adalah:
1. Sebagai pengalaman bekerja dan belajar dalam sebuah proyek konstruksi untuk
mengaplikasikan ilmu sehingga bisa membandingkan dan memahami ilmu di
lapangan dan di bangku perkuliahan,
2. Sebagai simulasi sebelum nantinya memasuki dunia kerja,
3. Mengamati proyek konstruksi secara langsung sehingga dapat memahami dan
menganalisis tahapan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan serta
penanggulangannya,
4. Mempersiapkan mahasiswa dalam meningkatkan komunikasi dan keterampilan sosial
dengan orang lain, serta mendapatkan pemahaman akan lingkungan dan gaya hidup
pekerja professional,
5. Mendapatkan wawasan dan pemahaman mengenai perilaku organisasi dan manajerial
yang diaplikasikan pada proyek konstruksi,
6. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib sekaligus prasyarat kelulusan di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan dan mencapai setiap tujuan yang telah dirumuskan dalam tujuan kerja
praktik, dalam laporan ini terdapat dua macam pembahasan, meliputi tinjauan umum dan
tinjauan khusus. Berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek yang ditelaah dan diteliti serta dasar-
dasar teori yang digunakan sebagai kerangka pikir dan tolak ukur pembahasan mengenai tinjauan
umum dan tinjauan khusus, yaitu sebagai berikut :
1. Tinjauan umum meliputi manajemen organisasi proyek, bahan dan peralatan, serta
rencana dan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi khususnya pekerjaan persiapan,
pekerjaan tanah, pondasi, beton, septitank, groundtank tanam, serta pekerjaan
struktural. Data-data proyek digunakan sebagai dasar-dasar teori yang dijadikan tolak
ukur dalam pembahasan tinjauan umum.
2. Tinjauan khusus membahas mengenai pekerjaan yang ditinjau di tempat proyek
kontruksi. Pembahasan tinjauan khusus akan membahas pekerjaan secara lebih
mendalam, dimana dasar-dasar teori yang dijadikan tolak ukur menggunakan data-
data proyek serta berbagai sumber referensi yang penulis miliki. Setiap mahasiswa
memiliki tinjauan khusus masing-masing yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
Tinjauan khusus pada laporan ini akan...
1.4 Metode Pembahasan
Pembahasan dalam laporan ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Pustaka yang digunakan adalah catatan kuliah serta buku-buku teori dan standar
pelaksanaan konstruksi dan bertujuan sebagai acuan dalam membandingkan terjadi
di lapangan dengan yang dipelajari,
2. Tanya Jawab dan Diskusi dengan Dosen Pembimbing
Dengan adanya diskusi dengan dosen pembimbing, informasi yang diperoleh di
lapangan dapat ditelaah lebih lanjut,
3. Studi Dokumen Proyek
Dokumen proyek yang dipelajari dalam pembuatan laporan kerja praktek ini adalah
kurva-S rencana, laporan pengadaan alat harian, progres mingguan pekerjaan dan
gambar kerja struktur ramp. Dokumen-dokumen ini berguna sebagai sumber data
untuk analisis lebih lanjut mengenai pekerjaan proyek konstruksi.
4. Praktek Pengawasan di Lapangan
Bertujuan untuk mengetahui progres pekerjaan yang terjadi di lapangan.
Pengawasan dilakukan dengan mengamati secara langsung pekerjaan yang
dilakukan di lapangan.
5. Tanya Jawab dengan Pelaksana
Proses tanya jawab ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan kerja praktek, pembatasan masalah, metode
pembahasan dan sistematika penulisan laporan,
2. BAB 2 DATA PROYEK DAN MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK
Berisi data umum proyek, data teknis proyek serta ulasan mengenai manajemen dan
kontrak proyek,
3. BAB 3 BAHAN DAN PERALATAN
Berisi data mengenai bahan dan peralatan yang digunakan,
4. BAB 4 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Berisi rencana dan pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati,
5. BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
6. BAB 6 PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
BAB 2 DATA DAN MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK
2.1 Data Umum Proyek
Proyek gedung BCA KCU Juanda terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 118, pada 6ᵒ54’17,80’’ LS dan
107ᵒ36’37,27’’BT Lokasi proyek ini dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Lokasi Proyek (Sumber: Google Earth)
Data yang menunjukkan informasi-informasi umum seputar proyek gedung KCU BCA
Juanda dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Data Umum Proyek Gedung KCU BCA Juanda
No
.Item Keterangan
1 Nama Proyek Gedung KCU BCA Juanda
2 Jenis Bangunan Gedung perkantoran
3 Jenis Kontrak Lump sump fixed price
4 Pemberi Kontrak PT. Bank Central Asia Tbk.
5 Konsultan Pengawas PT. GAMMA BETA ALPHA CONSULTANT
6 Konsultan Perencana JOHN & ASSOCIATES
7 Quantity Surveyor WT Partnership Indonesia
8 Kontraktor Pelaksana PT. NUSA RAYA CIPTA Tbk.
9 Jenis Pondasi Pondasi sumuran
10 Jumlah Lantai 7 lantai, 2 basement dan 1 semi-basement
11 Luas Tanah 4.790,19 m2
12 Luas Bangunan
6.240 m2 (bangunan heritage saja)
12.020 m2 (bangunan utama termasuk basement
2, basement 1, semi-basement dan atap)
2.2 Data Teknis Proyek
Dalam pengerjaan laporan ini dibutuhkan data-data teknis yang bersangkutan yang digunakan
sebagai informasi dan acuan pembahasan. Berikut ini merupakan data-data teknis proyek yang
digunakan:
1. Kurva - S
2. Gambar kerja “Galian Tanah”
3. Gambar Arsitektur
4. Gambar Struktur
2.3 Organisasi Makro dalam Proyek
Secara garis besar, pada pelaksanaan pembangunan proyek gedung BCA terdapat empat pihak
yang terlibat. Keempat pihak tersebut yaitu owner, konsultan perencana, konsultan manajemen
konstruksi (MK) dan kontraktor pelaksana. Gambar 2.2 di bawah ini menunjukkan struktur
organisasi proyek gedung BCA secara umum.
Owner Konsultan
Perencana
Konsultan
Manajemen Konstruksi
Kontraktor Pelaksana
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Makro
2.3.1 Owner
Owner atau pemilik proyek adalah pihak pengambil keputusan untuk membangun suatu fasilitas
yang juga mendefinisikan kebutuhan dan lingkup kerja, penyedia dana, serta pengatur proses
konstruksi yang memberi arahan dan tujuan dalam proyek tersebut.
Dalam proyek ini, pihak yang berperan sebagai owner adalah PT. Bank Central Asia Tbk.
Berikut adalah tugas dari owner:
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek,
2. Menyiapkan lahan untuk pembangunan proyek,
3. Menunjuk konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor
pelaksana serta meminta pertanggungjawabannya,
4. Menyetujui dan/ atau memerintahkan perubahan desain,
5. Mengadakan kegiatan administrasi proyek,
6. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
2.3.2 Konsultan Perencana
Selain owner, pihak berikutnya adalah konsultan perencana. Konsultan perencana merupakan
suatu badan perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh owner untuk melakukan
perencanaan. Dalam proyek ini, BCA sebagai owner yang memilih konsultan perencana untuk
mendesain proyeknya dalam tenggat waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
Pihak yang berperan sebagai konsultan perencana pada proyek ini adalah JOHN &
ASSOCIATES (JA). JA berperan sebagai konsultan perencana struktur, arsitektur dan
mekanikal-elektrikal (ME) sekaligus. Berikut adalah tugas dari konsultan perencana:
1. Membuat desain dan dimensi bangunan beserta spesifikasi teknis, fasilitas dan
penempatannya,
2. Menentukan spesifikasi bahan untuk pengerjaan finishing,
3. Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis beserta revisinya bila
diperlukan,
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila
sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
5. Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknisyang telah ditetapkan
sebelumnya,
6. Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta
rincian volume pekerjaan,
7. Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi,
8. Merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan owner
melalui kontraktor pelaksana,
9. Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai
perlengkapan,
10. Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan,
melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.
2.3.3 Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan manajemen konstruksi (MK) atau sering juga disebut konsultan pengawas adalah
pihak yang ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan sehingga proyek
dapat diselesaikan dengan biaya dan waktu yang efisien. Dalam proyek ini, pihak yang berperan
sebagai konsultan MK adalah PT. GAMMA BETA ALPHACONSULTANT (GBAC).
Konsultan MK dalam proyek ini dipilih owner berdasarkan pemenang tender yang paling efektif
dan efisien. Berikut adalah tugas dari konsultan MK:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja,
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam pelaksanaan proyek,
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh owner,
4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada owner maupun kontraktor dalam
proyek pelaksanaan pekerjaan,
5. Memeriksa, mengoreksi dan menyetujui gambar shopdrawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek,
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merk yang diusulkan oleh
kontraktor agar sesuai harapan owner dengan tetap berpedoman dengan kontrak
kerja konstruksi yang sudah dibuat,
7. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja,
8. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan,
9. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek,
10. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan,
11. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan
kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
2.3.4 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana merupakan badan hukum atau perorangan yang ditunjuk owner untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya atau pihak yang penawarannya telah
diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan owner sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pihak yang berperan
sebagai kontraktor pelaksana pada proyek ini adalah PT. NUSA RAYA CIPTA Tbk.
Tugas utama dari kontraktor yaitu:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang
telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan,
2. Memberikan laporan kemajuan proyek yang meliputi laporan harian, mingguan,
serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi
kerja yang dicapai, jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah bahan yang masuk,
keadaan cuaca dan lain-lain,
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat
pendukung lain yang digunakan berdasarkan spesifikasi dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan,
4. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan
pekerjaan di lapangan,
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah
disepakati,
6. Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap kehilangan dan
kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan,
7. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke
tempat pekerjaan,
8. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan
dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan
yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan
waktu,
9. Mengganti semua kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan
pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada
kecelakaan.
2.4 Organisasi Mikro dalam Proyek
Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan struktur organisasi mikro dalam konsultan MK GBAC.
PROJECT MANAGERALFIAN
CONSTRUCTION MANAGERYUDHA BAGUS IRAWAN
PROJECT ADMINISTRATION STAFF ERNA IRAWATI
PROJECT ENG/ SPA SIPIL+ARS PROJECT ENG/ SPA MEBIMO HADIYUWONO TEGAS SUPRIYANTO
HENDRIAWAN TAUFIQI ANDRI KURNIAWAN
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Mikro dalam Konsultan MK GBAC
2.4.1 Project Manager
Project Manager (PM) adalah wakil dari perusahaan atau konsultan MK yang memimpin atau
bekerja dalam sebuah proyek. PM mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap perencanaan, pengaturan, koordinasi dan kontrol
keuangan dari proyek konstruksi,
2. Memastikan bahwa kebutuhan owner terpenuhi, proyek selesai tepat waktu dan
sesuai anggaran serta bahwa pihak lain melakukan pekerjaan dengan baik,
3. Mengorganisir berbagai profesional yang bekerja pada sebuah proyek,
4. Melakukan analisis, penilaian dan kontrol terhadap resiko,
5. Memastikan bahwa semua tujuan proyek terpenuhi,
6. Memastikan standar kualitas terpenuhi,
7. Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya dan penagihan,
8. Bertanggung jawab penuh pada kegiatan serah terima pekerjaan kepada owner.
2.4.2 Construction Manager
PM langsung membawahi Construction Manager (CM). CM adalah perpanjangan tangan dari
PM yang langsung turun tangan di proyek dalam menjalankan tugasnya. Tugas dan tanggung
jawab CM yaitu :
1. Merencanakan Time Schedule pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban dari
perusahaan terhadap owner,
2. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap
proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannya,
3. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam
menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum dapat
diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku instruksi
pengawas,
4. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-
instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun Time
Schedule-nya,
5. Mengadakan kontrol disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor
maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-
masing,
6. Berkomunikasi dengan pihak owner yang ditunjuk dalam segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek untuk menunjang kewajiban perusahaan dengan
pemilik proyek, baik dalam waktu maupun kualitasnya. Komunikasi ini meliputi
pemilihan material, surat-menyurat, penyelesaian klaim dan sebagainya,
7. Melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tambah
kurangan, memberikan ke bagian keuangan dengan sepengetahuan PM dan
disetujui oleh owner,
8. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan PM,
9. Membuat laporan mingguan untuk PM yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-
kesulitan proyek dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan,
10. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan PM,
11. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time
Schedule,
12. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor dan pekerja sesuai dengan
target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing,
13. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana kepada
PM,
14. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung, mengecek
ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh PM.
2.4.3 Project Administration Staff
Pihak-pihak yang bertanggung jawab kepada CM di GBAC ada 3 yaitu Project Administration
Staff, Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur serta Project Engineer Spesialis ME.
Project Administration Staff adalah karyawan proyek yang menangani semua urusan
administratif yang berkaitan dengan proyek tersebut. Tugas dan tanggung jawab dari Project
Administration Staff yaitu:
1. Membuat dan mengarsipkan surat keluar serta mengarsipkan surat masuk,
2. Mengarsipkan laporan harian, mingguan dan bulanan,
3. Mengarsipkan hasil-hasil rapat koordinasi yang diadakan,
4. Membuat dan mengarsipkan berita acara proyek serta memo lapangan,
5. Mengarsipkan laporan pengadaan alat, progres mingguan pekerjaan dan
persetujuan.
2.4.4 Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur
Project Engineer Spesialis Sipil dan Arsitektur merupakan teknisi ahli proyek di bidang struktur
dan arsitektur. Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari Project Engineer Spesialis
Sipil dan Arsitektur:
1. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam bidang struktur,
2. Mengawasi serta mengontrol surveyor dan supervisor kontraktor pada pekerjaan
struktur dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
3. Memeriksa dan memberikan persetujuan ijin kerja, penggunaan/ pengetesan
material, schedule kerja dan berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor dibidang
struktur, jika sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan,
4. Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor,
5. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang struktur,
6. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur bila
terjadi penyimpangan pekerjaan struktur,
7. Mengontrol kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi yang berkaitan dengan
rancangan arsitek dari pekerjaan kontraktor/ sub kontraktor di lapangan,
8. Mencatat dan melaporkan pekerjaan kontraktor/ sub kontraktor yang tidak sesuai
dengan gambar dan spesifikasi arsitek,
9. Memberikan/ membuat laporan hasil kerja kontraktor/sub kontraktor dalam bidang
arsitek,
10. Memerintahkan supervisor kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
gambar dan spesifikasi arsitek yang telah ditentukan bila ada pekerjaan yang tidak
sesuai.
2.4.5 Project Engineer Spesialis ME
Project Engineer Spesialis ME adalah teknisi ahli proyek di bidang mekanikal-elektrikal (ME).
Tugas dan tanggung jawab dari Project Engineer Spesialis ME adalah:
1. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan ME,
2. Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor ME dalam pelaksanaan tugas,
3. Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang ME,
4. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang ME,
5. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor/ sub kontraktor bila terjadi
penyimpangan pekerjaan di bidang ME.
2.5 Hari dan Jam Kerja Praktek
Pelaksanaan pembangunan gedung KCU BCA Juanda dijadwalkan selesai dalam 391 hari
kalender. Pembangunan dikerjakan selama tujuh hari dalam seminggu dengan libur hanya pada
hari libur nasional atau keagamaan.
Jam kerja yang diberlakukan yaitu pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan jam istirahat pada
pukul 12.00 – 13.00 WIB dan pukul 18.00 – 19.00 WIB. Diberlakukan pula jam lembur yaitu
pukul 19.00 – 22.00 WIB. Khusus hari Jumat, jam istirahat pada pukul 11.00 – 13.00 WIB untuk
menyediakan waktu sholat bagi para pekerja yang beragama Islam.
2.6 Jenis Kontrak
Jenis kontrak dalam proyek ini adalah lump sum fixed price. Pada jenis kontrak ini, volume
pekerjaan dan harga yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang selama tidak ada
pekerjaan tambah/ kurang terhadap volume kontrak.
2.7 Sistem Pembayaran Pelaksanaan Proyek
Pembayaran dilakukan secara berkala (termin) berdasarkan progres pekerjaan yang telah
diselesaikan kontraktor. Pembayaran dilakukan di awal dengan uang muka 20% dari nilai proyek
keseluruhan, saat persentase progres pekerjaan (bobot prestasi) mencapai 5%, 15%, 25%, 40%,
50%, 60%, 75%, 85%, 95% dan 100% serta saat masa pemeliharaan 12 bulan yaitu sebesar 5%
dari nilai proyek keseluruhan.
BAB 3 ALAT DAN BAHAN
Pada bab ini akan dijelaskan bermacam-macam alat dan bahan yang digunakan untuk
mendukung proses konstruksi proyek gedung KCU BCA Juanda. Pekerjaan konstruksi di proyek
ini membutuhkan alat dan bahan dalam pelaksanaannya. Alat dan bahan merupakan sumber daya
konstruksi yang memiliki peranan penting dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi
berlangsung.
3.1 Alat
Alat konstruksi merupakan alat bantu dalam pekerjaan konstruksi. Tanpa peralatan ini material
konstruksi yang di sebutkan di atas tidak dapat di olah menjadi suatu struktur bangunan yang
sesuai dengan gambar rencana yang telah di susun. Pada table 3.1 berikut adalah daftar perlatan
yang digunakan pada proyek BCA KCU Juanda saat kerja praktek berlangsung :
Tabel 3.2 Daftar Alat pada Proyek gedung KCU BCA Juanda
No Nama Alat Kapasitas Jumlah Status Kepemilikan
1 Scaffolding Milik Sendiri2 Trowel Machine 18 m2 / jam 2 Milik Sendiri3 Bar Cutter D22-32 1 Milik Sendiri4 Bar Bender D22-32 1 Milik Sendiri5 Concrete Pump 60m3 / jam 1 Milik Sendiri6 Concrete Vibrator 10 hp 2 Milik Sendiri7 Concrete Bucket 1 Milik Sendiri8 Generator Set 125 KVA 1 Milik Sendiri9 Tower Crane 2 ton / 50 m 1 Milik Sendiri10 Stamper 2 Milik Sendiri11 Welding Machine 200 A 4 Milik Sendiri12 Bekisting Milik Sendiri13 Molen Milik Sendiri14 Theodolite 1 Milik Sendiri15 Waterpass 1 Milik Sendiri16 Jack Hammer 2 Milik Sendiri17 Compressor 175 cfm Milik sendiri18 Truck 8 m3 8 Sewa19 Excavator 1 m3 1 Sewa20 Lampu Penerangan 21 Kayu 22 Gerobak Sorong 23 Alat Bor
3.1.1 Scafolding
Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan
material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Scaffolding juga merupakan peralatan yang digunakan oleh pekerja untuk mencapai tempat-
tempat di ketinggian tertentu.
Gambar 3.1 Scaffolding
Scaffolding berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam. Bagian – bagian
umum dari scaffolding yaitu main frame, ladder frame, cross brace, join pin, stairs, horizontal
plate, U-head dan catwalk. 1 set scaffolding biasanya terdiri dari 2 buah main frame, 2 buah
cross brace, dan 4 buah join pin. Dalam penenmpatannya scaffolding harus di letakkan di atas
bagian yang kaku dan keras. Biasanya scaffolding di tempatkan di atas lantai beton dan
digunakan untuk penempatan bekisting pada saat pengecoran plat lantai, agar lantai beton tidak
rusak pada saat pemasangannya harus di lapisi oleh triplek. Sebagai pijakannya, scaffolding
dilengkapi dengan base plate. Scaffolding di rakit sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan
sebagai penyangga pada ketinggian lantai tertentu dengan kombinasi dari leader frame, main
frame dan cross bracing. Cara pemasangannya sendiri,yaitu dimulai dari tingkat pertama sampai
tingkat selanjutnya, pekerjaannya dilakukan 2-3 orang dengan menggunakan alat bantu seperti
tali, untuk menaikkan scaffolding ke tingkat selanjutnya.
3.1.2 Trowel Machine
Trowel adalah mesin yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton yang
masih dalam proses pengerasan. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun
pelat besi yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang
diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.
Dalam pekerjaannya, mesin trowel di operasikan oleh 1 orang. Trowel machine dapat
menghaluskan lantai sebesar 10m/ jam. Pada proyek ini trowel machine yang digunakan adalah
2 buah, dengan status milik NRC.
Gambar 3.2 Trowel machine
3.1.3 Bar Cutter
Bar cutter adalah alat pemotong besi tulangan. Tujuan dari bar cutter adalah untuk
memperoleh panjang tulangan yang sesuai dengan desain tulangan besi karena pada umumnya
tulangan besi yang di datangkan dari pabrik memiliki panjang 12 meter. Dalam proyek ini bar
cutter yang digunakan ada 2 jenis, yaitu dengan menggunakan bantuan energi listrik dan bantuan
manusia / manual. Pada proyek ini semua alat bar cutter berstatus sewa. Bar cutter manual
sifatnya adalah flexible, karena alat ini dapat berpindah tempat ke tempat yang diinginkan
karena bobotnya yang ringan dan praktis. Besi yang dapat dipotong berdiameter 22 – 32 mm.
Biasanya untuk tipe bar cutter yang manual hanya dapat memotong tulangan satu persatu.
Sedangkan penggunaannya, bar cutter dengan energi listrik dapat memotong tulangan dalam
jumlah banyak sekaligus, sehingga akan lebih efisien. Ukuran diameter besi yang dapat dipotong
adalah 22 – 32 mm. Bar cutter ini di simpan di tempat yang teduh dan harus terhindar dari air
hujan. Dalam proyek gedung KCU BCA Juanda ini digunakan bar cutter manual seperti pada
gambar
Gambar 3.4 Bar Cutter Manual
3.1.4 Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan besi tulangan seperti
pembengkokan tulangan pokok, pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk
sambungan tulangan kolom, pembengkokan tulangan plat dan balok. Bar bender dapat mengatur
sudut pembengkokan tulangan dengan memindahkan pin besi pada disk bar bender, untuk
tulangan dengan diameter kecil dapat dibengkokan sekaligus lebih dari satu set.
Bar bender yang digunakan pada proyek ini adalah bar bender manual yang menggunakan
tenaga manusia dan bar bender dengan menggunakan tenaga listrik. Bar bender manual untuk
membengkokan besi tulangan menjadi bentuk lingkaran. Cara pengoprasiannya adalah tulangan
akan di tempatkan di atas alat tersebut degan menaruh ujung tulangan kedalam kisi – kisi alat,
kemudian di putar dengan menggunakan tangan. Lalu besi tulangan tersebut akan ikut berputar
sehingga menghasilkan tulangan yang berbentuk lingkaran. Pada proyek ini semua bar bender
dapat membengkokan besi tulangan dengan diameter 22 – 32 mm.
Gambar 3.5 Bar Bender Listrik
3.1.5 Concrate Pump Truck
Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk
memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Untuk pengecoran
lantai yang lebih tinggi, panjang lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara
disambung dengan pipa secara vertikal sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan, pipa dan
lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan
merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke
sembarang tempat pada bidang pengecoran.
Gambar 3.5 Concrete Pump Truck
3.1.6 Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah suatu alat penghasil getaran mekanis yang digunakan untuk
memadatkan pengecoran sehingga mendapatkan hasil beton yang tidak keropos. Concrete
vibrator di gunakan saat melakukan pengecoran. Getaran dari concrete vibrator ini akan
membantu material campuran beton untuk masuk ke celah-celah tulangan sehingga tidak
menimbulkan rongga - rongga udara pada campuran beton yang telah dicor sehingga beton
padat dan memiliki kekuatan tekan yang maksimal.
Gambar 3.6 Concrete Vibrator
3.1.7 Concrete Bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete sampai ke tempat
pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, maka beton dari truck mixer concrete dituangkan kedalam Concrete bucket,
kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower crane. Dalam pengerjaannya
dibutuhkan satu orang sebagai operator concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau
mengunci agar cor-an beton tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower
crane.
Gambar 3.7 Concrete Bucket
3.1.8 Generator Set
Generator merupakan sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik.
Pada proyek ini generator digunakan untuk keperluan pencahayaan, kegiatan perkantoran dan
sebagai sumber energi berbagai alat elektronik. Generator digunakan sementara sebelum semua
listrik pada proyek ini menggunakan PLN, ketika listrik PLN sudah masuk pada proyek ini maka
alat generator set ini tidak digunakan lagi. Pada proyek KCU BCA generator yang digunakan
berkapasitas 225 KVA.
Gambar 3.8 Generator Set
3.1.9 Tower Crane
Tower Crane adalah alat yang berfungsi sebagai alat transportasi muatan secara vertical,
menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling). Tower crane
dibutuhkan karena proyek ini merupakan proyek gedung bertingkat tinggi, sehingga memerlukan
sarana alat berat untuk mobilisasi peralatan kerja dan bahan bangunan ke lantai atas maupun
sebaliknya. Fungsi dari tower crane pada proyek ini adalah untuk mengangkut concrete bucket
pada saat pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan
bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti compressor, bekisting kolom, besi tulangan, serta
alat dan bahan lainnya.
Gambar 3.9 Tower Crane
3.1.10 Stamper
Stamper adalah mesin yang dipergunakan untuk memadatkan tanah. Alat ini merupakan alat
yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan
tanah asli kohesif. Stamper di gunakan untuk memadatkan tanah pada pekerjaan pondasi, pile
cap dan lantai basement 2.
Gambar 3.10 Stamper
3.1.11 Welding Machine
Welding Machine adalah alat untuk menyatukan komponen material logam induk dan logam
pengisi sehingga menjadi satu kesatuan dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini
diperlukan untuk mencairkan bahan dasar yang akan disambung . Setelah dingin dan membeku,
terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen.
Gambar 3.11 Welding Machine
3.1.12 Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang di buat untuk cetakan sementara yang
digunakan untuk menahan beton selama proses pengecoran agar sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Sebagai contoh untuk pembuatan balok dan pelat lantai bekisting di buat di bagian
sisi dan bawah, sedangkan untuk pembuatan kolom bekisting di buat di bagian sisi nya saja.
Pembongkaran bekisting pertama-tama dilakukan dengan memukul multiplex dengan
menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplex dapat terlepas. Kemudian mengendorkan
semua baut dan wing nut, kemudian melepas tie rod, push pull ( penyangga bekisting ), lalu lepas
push pull. Terakhir kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
Gambar 3.12 Bekisting
3.1.13 Molen
Molen adalah alat yang berfungsi untuk membuat adonan beton untuk pengecoran dan
merukapan alat yang digunakan untuk membuat dan menyimpan adukan beton. Biasanya alat ini
digunakan untuk pengecoran.
Gambar 3.13 Site Molen
3.1.14 Theodolite
Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan titik as bangunan, ketegaklurusan
bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-sudut bangunan. Pada saat
pengoprasiannya, theodolite dilengkapi dengan penggaris yang bertujuan untuk mengetahui
elevasi suatu tempat
.
Gambar 3.14 Saat pemakaian alat Theodolite
3.1.15 Waterpass
Waterpass adalah alat untuk menentukan suatu elevasi berdasarkan ketinggian titik yang
diketahui. Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi tinggi
rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran. Selain itu juga dapat digunakan untuk
pembuatan tanda/marking pada kolom/dinding sebagai acuan pekerjaan lain, seperti acuan untuk
pekerjaan dinding panel precast, serta dapat digunakan dalam pengecekan settlement bangunan.
Gambar 3.15 Waterpass
3.1.16 Jack Hammer
Jack Hammer adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan sisa batuan atau beton. Alat ini
digunakan pada saat batuan atau beton yang tidak terpakai saat pengecoran berlangsung
dihancurkan sehingga tidak menggagu jalanya proyek.
Gambar 3.16 Jack Hammer
3.1.17 Compressor
compressor adalah alat yang menghasilkan udara. Alat ini digunakan untuk melindungi bahan
konstruksi dari material konstruksi yang dapat mengurangi mutu dan daya lekat tulangan. Alat
ini di butuhkan pada saat pengecoran dan pembuatan beton.
Gambar 3.17 Air Compressor
3.1.18 Truck
Truck adalah kendaraan yang sangat di butuhkan pada pekerjaan konstruksi. Truck bisa
dimanfaatkan untuk mengangkut bahan material seperti pasir, batu, dan bahan material lainya.
Gambar 3.18 Truck
3.1.19 Excavator
Excavator adalah adalah alat berat yang digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan
mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe). Excavator digunakan untuk pekerjaan
galian dan juga memindahkan suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat
apabila dilakukan dengan tenaga manusia. Dan juga untuk mempercepat waktu pengerjaan
sehingga dapat menghemat waktu.
Gambar 3.19 Excavator
3.1.20 Lampu Penerangan
Lampu penerangan adalah alat bantu yang memudahkan kelangsungan pekerjaan konstruksi
yang dilakukan pada malam hari dan pada saat melakukan pekerjaan di suatu ruangan tertutup.
Pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda lampu yang digunakan adalah lampu halogen
dan lampu neon.
Gambar 3.6 Lampu Halogen
Gambar 3.7 Lampu Neon
3.1.21 Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi. Kayu pada proyek ini digunakan sebagai balok dengan ukuran 6 x 12 x
400 cm dan kaso dengan ukuran 5 x 7 x 400 cm. Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku
pada bekisting. Penguat / pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan plywood akibat
pembebanan selama pengecoran agar didapat hasil pengecoran yang sempurna. Jumlah kayu
yang di gunakan sesuai dengan kebutuhan. Supplier kayu pada proyek ini adalah U.D Jaya Suka
Asih.
Gambar 3.22 Kayu
3.1.22 Gerobak Sorong
Gerobak sorong adalah alat angkut suatu material yang dioperasikan dengan cara di dorong. Alat
ini biasanya di gunakan untuk mengangkut pasir serta semen yang telah di aduk untuk diantar ke
tempat pekerjaan.
Gambar 3.23 gerobak sorong
3.1.23 Alat Bor
Alat bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang secara manual dengan menggunakan
tangan. Pada dasarnya alat bor ini terbuat dari bahan besi sebagai mata bor dan pada ujung atas
biasanya dibuatkan kayu pegangan untuk penahan dan penekan kearah ujung mata bor. Pada satu
sisi ujung besi dibuatkan bentuk uliran yang pada ujungnya berbentuk runcing sebagai pengunci
titik pengeboran. Jenis bor ini ada dua jenis, yatu bor yang bisa dilakukan pergantian mata bor
dan jenis lainnya adalah bor yang tidak bisa diganti mata bor nya. Jenis mata bor yang tidak
dapat diganti kurang flexible karena mata bor tidak bisa diganti ganti sesuai dengan ukuran
kebutuhan diameter yang akan dilubang. Sehingga pada proyek ini jenis bor yang di gunakan
adalah bor yang dapat di ganti mata bornya.
Gambar 3.24 Alat bor
3.2 Bahan atau Material
Bahan atau Material merupakan suatu sumber daya konstruksi yang memiliki peranan penting
dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi. Ketersediaan material dilapangan sangat
mempengaruhi efektifitas suatu proyek. Apabila material konstruksi yang tersedia dilapangan
sedikit maka proses pelaksanaan konstruksi dapat terlambat, dan jika material dilapangan
terlampau banyak maka proses konstruksi dapat terhambat karena mengganggu mobilitas para
pekerja dilapangan. Proses pengadaan material konstruksi yang digunakan pada proyek ini
adalah di-supply oleh perusahaan penyedia sesuai dengan permintaan.
3.2.1 Beton Ready Mix
Proses pengecoran pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda menggunakan campuran
beton ready mix. Supplier beton ready mix pada proyek ini adalah PT Adhimix Precast Indonesia
Plant Bandung . Beton ready mix adalah adukan beton yang siap untuk dipakai dan dibuat di
batching plant sesuai dengan pemesanan sehingga adukan beton dapat langsung digunakan untuk
proses pengecoran. Batching plant digunakan untuk memenuhi spesifikasi nilai slump test dan
untuk memenuhi kualitas produksi beton ready mix.
Gambar 3.25 Beton Ready Mix
Persyaratan nilai slump test yang di rencanakan pada proyek ini adalah ± 12 cm.
Mutu beton yang di gunakan pada proyek konstruksi gedung KCU BCA Juanda ini adalah sebagai
berikut :
a. K-300 untuk pekerjaan kolom, lantai dan balok.
b. K-350 untuk pekerjaan ruang vault (kubangan).
c. K-450 untuk pekerjaan dinding penahan tanah, lantai basement 2, dinding lift dan pondasi.
Gambar 3.26 Uji Nilai Slump
3.2.2 Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton sesuai dengan yang
direncanakan. Tebal dari beton decking yang digunakan pada proyek ini berfariasi sesuai dengan
tebal selimut beton yang digunakan pada suatu pekerjaan tertentu. Pada saat pembuatannya beton
decking diisikan dengan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya digunakan dengan cara
diikatkan pada tulangan.
Gambar 3.27 Beton Decking
3.2.3 Batu Bata
Batu bata adalah merupakan tanah liat yang dibakar. Sifat dari tanah liat adalah kuat dan kokoh serta
tahan lama. Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri
bagi bangunan dan dari bahaya api sehingga jarang terlihat keretakan pada konstruksinya. Ukuran
batu bata yang digunakan pada proyek ini adalah 5 x 10 x 25 cm. Batu bata diperoleh dari toko
material yang berada di sekitar proyek.
.
Gambar 3.28 Batu Bata
3.2.4 Besi Tulangan
Besi tulangan atau yang sering dikenal sebagai besi beton merupakan besi berbentuk batang yang
berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton. Beton yang didalamnya terdapat
besi tulangan ini disebut sebagai beton bertulang. Besi tulangan pada proyek ini digunakan pada
konstruksi beton bertulang, yang berfungsi untuk menahan tegangan tarik. Beton memiliki kuat tekan
yang tinggi sementara lemah dalam menahan tegangan tarik. Supplier besi tulangan proyek ini adalah
PT Master Steel. Panjang besi yang di datangkan dari PT Master Steel berukuran 12 meter. Besi yang
di datangkan akan langsung di simpan pada halaman terbuka. Besi yang digunakan pada proyek ini
ada 2 jenis yaitu besi tulangan polos dan besi tulangan ulir. Besi tulangan ulir adalah besi tulangan
yang berbentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan besi pada beton. Selain itu besi tulangan ulir ini memiliki
ketahanan terhadap efek gempa dibanding tulangan besi polos. Ukuran diameter besi tulangan yang
digunakan adalah 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, dan 22 mm. Sedangkan Besi tulangan polos yaitu
besi tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan tidak berulir. Diameter dari besi
tulangan polos yang digunakan adalah 10 mm dan 12 mm.
Gambar 3.29 Besi Tulangan Untuk Kolom
3.2.5 Agregrat Halus
Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm-5mm. Menurut SNI 02-6820-
2002, agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 misalnya adalah pasir
yang merupakan material berbutir lepas yang berasal dari proses erosi batuan. Sumber pasir
berasal dari sungai dan gunung. Pasir sungai adalah hasil kikisan batu-batuan yang keras dan
tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 – 5 mm) sehingga merupakan adukan
yang baik untuk pekerjaan pasangan.Pasir gunung adalah pasir yang mengandung pozolan dan
diperoleh dari hasil galian.
Gambar 3.30 Agregat Halus atau Pasir
3.2.6 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. agregat
kasar adalah agregat dengan butiran butiran yang lebih besar dari saringan No88 (2,36) Kerikil
adalah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan. Kerikil pada proyek ini digunakan
sebagai bahan campuran dalam pembuatan campuran beton.
Gambar 3.31 Agregat Kasar (Batu Kerikil)
3.2.7 Concrete Block
Concrete block merupakan suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama
dari semen portland, air dan aggregat. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras,
kapur dan air. Concrete block memiliki penampang lubang lebih dari 25 % luas penampangnya dan
volume lubang lebih dari 25 % volume seluruhnya. Produk tersebut dibuat dengan mesin melalui
proses vibrating, dengan sistem pengisian bahan (factor feeding system) yang mempengaruhi kualitas
produk. Proses produksi dilengkapi dengan batching plant untuk proses pencampuran bahan.
Concrete block pada proyek ini digunakan sebagai bekisting pada pekerjaan pondasi, pilecap, dan
sloof untuk memberikan bentuk dan memisahkan beton dengan tanah. Pada proyek ini, concrete
block di simpan pada halaman terbuka
Gambar 3.32 Concrete Block
3.2.8 Mortar atau Semen
Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekatan bila
bercampurdengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3 macam yaitu klinker/terak (70%
hingga95%, merupakan hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi dan
lempung),gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan) dan material ketiga seperti batu
kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain. Jika unsur ketiga tersebut tidak lebih dari sekitar 3 %
umumnya masih memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland Cement). Namun
bilakandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25% maksimum, maka semen
tersebutakan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite Cement).Mortar/ semen yang
digunakan dalam proyek ini adalah Semen Holcim.
Gambar 3.33 Mortar atau Semen
3.2.9 Wiremesh
Wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat yang dianyam menjadi lembaran. Pada
penggunaannya, wiremesh ini akan di potong berdasarkan kebutuhan. Pada proyek ini wiremesh
digunakan sebagai pemisah saat melakukan pengecoran. Tujuannya adalah agar saat melakukan
pengecoran, beton segar yang di tuang tidak tumpah ke tempat lain.
Gambar 3.34 Tampak Samping dari Plat Lantai yang di Pasang Wiremesh
3.2.10 Kawat Beton
Kawat beton adalah bahan konstruksi yang merupakan pengikat rangkaian tulangan-tulangan antara
satu tulangan dengan yang lainnya baik untuk tulangan kolom, balok, pilecap, shearwall, atau pun
rangkaian tulangan lainnya sehingga membentuk suatu rangkaian rangka elemen struktur. Fungsi lain
dari kawat bendrat adalah pengikat beton decking pada tulangan. Dalam penggunaannya digunakan
dua atau tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat tulangan
Gambar 3.8 Kawat Beton
BAB 4 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI