laporan kp fave hotel

222
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret adalah mencetak tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima pendidikan di bangku kuliah saja, maka dalam upaya untuk memperluas pengetahuan pada mahasiswa dan menambah pengalaman, diadakan suatu program yaitu Kerja Praktek, khususnya melalui mata kuliah EPPA. Hal ini sangat diperlukan untuk lebih mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan memberikan gambaran nyata mengenai dunia kerja bidang Konstruksi kepada mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa mempunyai bekal dan wawasan untuk terjun ke masyarakat. Namun tidak mudah untuk mencapai hal tersebut, karena tidak terlepas dari kesungguhan dan kreatifitas mahasiswa. Dalam melakukan Kerja Praktek mahasiswa dituntut aktif dalam pengamatan pelaksanaan proyek di lapangan. DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 1

Upload: della-ratamanjari

Post on 20-Jan-2016

438 views

Category:

Documents


112 download

DESCRIPTION

Laporan KP waktu kerja praktek yang ku upload demi mendownload sebuah dokumen rumah sakit yang mau tak jadiin referensi TA. wakakakaka duh gimana ya jelasin apa lagi ya enaknya. yuk ah, yuk yak yuk.. eh eh discoverability nya kok nggak nambah ya? mencurigakan banget. kebetulan TA ku itu rumah sakit. Ga ngerti juga dulu kenapa malah ini dasar bego deellllalaaaaaaa harus nya aku buat mall aja kali kali bisa cepet lulus yak hehehehehe ah udah ah ngetik banyak banyak gak nambah nambah tetepan.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KP Fave Hotel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan pendidikan Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret adalah

mencetak tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai tujuan

tersebut tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima

pendidikan di bangku kuliah saja, maka dalam upaya untuk

memperluas pengetahuan pada mahasiswa dan menambah

pengalaman, diadakan suatu program yaitu Kerja Praktek,

khususnya melalui mata kuliah EPPA.

Hal ini sangat diperlukan untuk lebih mengenalkan

mahasiswa pada dunia kerja, baik secara langsung maupun

tidak langsung, yang akan memberikan gambaran nyata

mengenai dunia kerja bidang Konstruksi kepada mahasiswa.

Dengan demikian mahasiswa mempunyai bekal dan wawasan

untuk terjun ke masyarakat. Namun tidak mudah untuk

mencapai hal tersebut, karena tidak terlepas dari kesungguhan

dan kreatifitas mahasiswa.

Dalam melakukan Kerja Praktek mahasiswa dituntut aktif

dalam pengamatan pelaksanaan proyek di lapangan.

Keaktifannya dalam pengumpulan data-data lapangan selama

pelaksanaan di lapangan sangat penting. Hal ini diperlukan

karena nantinya dipergunakan untuk penyusunan laporan Kerja

Praktek dan Presentasi, selain itu untuk memperluas wawasan

mahasiswa khususnya dalam hal gambar kerja sebuah proyek

aktual.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 1

Page 2: Laporan KP Fave Hotel

Kerja Praktek ini juga dimaksudkan untuk menjalin

hubungan komunikasi antara mahasiswa dengan masyarakat

jasa konstruksi. Dengan dilakukannya pengamatan di lapangan,

mahasiswa akan mengenal situasi dan kondisi yang

mempengaruhi pelaksanaan proyek, dimana secara tidak

langsung akan memberikan informasi yang berharga seputar

dunia kerja, berbagai tender pemasok material yang unggul di

bidangnya, serta memberikan informasi tentang keberadaan

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri

Sebelas Maret sehingga nantinya dapat membuka peluang kerja

baru khususunya bagi lulusan Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret.

Kerja praktek yang menjadi objek pilihan adalah bidang

manajemen konstruksi pada proyek Pembangunan Fave Hotel

Solo Baru. Pemilihan lokasi kerja praktek di proyek

pembangunan tersebut karena ingin mengetahui bagaimana

koordinasi antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan yang

terlibat dalam proyek pembangunan yang cukup besar, dengan

luas lahan 1500m2 dan luas lantai 19265m2 yang terdiri dari 15

lantai, yang tentunya melibatkan pelaku pelaksanaan

pembangunan yang tidak sedikit. Selain itu, pemilihan lokasi

tersebut juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

koordinasi antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan

tersebut selama tahap pelaksanaan proyek terhadap desain

yang sudah ada, apakah masih perlu beberapa perubahan baik

perubahan struktur maupun desain arsitektur.

Pada saat pemilihan obyek Etika dan Praktek Profesi

Arsitektur Fave Hotel Solo Baru ini tengah berlangsung

pelaksanaan tahap pemsangan ME, finishing interior, dan

eksterior. Hal-hal itulah yang menjadikan faktor pertimbangan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 2

Page 3: Laporan KP Fave Hotel

penulis untuk mengambil proyek ini untuk dijadikan obyek yang

layak untuk praktek profesi arsitektur dengan penekanan pada

pelaksanaan teknis struktural dan arsitektural.

1.2. PEMBATASAN MASALAH

Kerja Praktek yang dilaksanakan yaitu selama 90 hari

kerja. Karena keterbatasan waktu, maka kerja praktek yang

dilaksanakan tidak dapat melakukan pengamatan pelaksanaan

pekerjaan secara menyeluruh. Oleh sebab itu kami membatasi

masalah-masalah yang akan dibahas, terbatas pada bagian-

bagian pekerjaan yang berlangsung selama kurun waktu kerja

praktek saja, antara lain :

Tinjauan Umum

Mengenai gambaran umum proyek konstruksi

gedung 14 lantai Fave Hotel Solobaru.

Tinjauan Khusus

Membahas mengenai pekerjaan yang dapat diamati

selama masa kerja praktek yaitu sebagian tahap

pekerjaan struktural dan tahap finishing

arsitektural.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan

Memenuhi syarat wajib dalam kurikulum yang harus

dituntaskan oleh mahasiswa Program Studi Arsitektur

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 3

Page 4: Laporan KP Fave Hotel

Untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman,

gambaran teknis dan terapan teori dalam praktek di

bidang manajemen konstruksi pada proyek

pembangunan Fave Hotel Solo Baru.

Untuk mengetahui koordinasi manajemen konstruksi

selama pelaksanaan proyek serta pengaruh koordinasi

Untuk meningkatkan pemahaman dalam bidang ME,

pengawasan teknis, dan sistem manajemen di

lapangan.

B. Sasaran

Berkaitan dengan tujuan di atas, sasaran dari

pelaksanaan tugas kerja praktek untuk mata kuliah EPPA

di proyek pembanguanan Fave Hotel Solo Baru adalah

membahas pekerjaan yang diamati yakni:

1) Koordinasi pelaksanaan proyek

2) Sistem pengendalian proyek

3) Perencanaan ME

4) Finishing interior dan eksterior

1.4. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

A.Batasan Pembahasan

Pembahasan yang ada dalam laporan ini terbatas

pada tahap pengawasan yang dilakukan dalam jangka

waktu 3 bulan, mulai tanggal 23 Maret 2012 sampai

dengan 23 Juni 2012, meliputi:

1) Koordinasi pelaksanaan proyek

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 4

Page 5: Laporan KP Fave Hotel

2) Sistem pengendalian proyek

3) Perencanaan ME

4) Finishing interior dan eksterior

B.Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dibatasi pada koordinasi

dalam manajemen konstruksi, perencanaan ME dan

finishing interior-eksterior pada saat tahap pelaksanaan

proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru, dan beberapa

aspek lain yang berkaitan dengan pembahasan utama.

1.5. METODE PEMBAHASAN

Metode Pembahasan Kerja Praktek yang dilakukan

meliputi cara, prosedur/mekanisme yang digunakan, mulai

dari persiapan, pelaksanaan dan laporan hasil kerja

praktik:

1. Persiapan

2. Persiapan kerja praktik dimulai sejak

pertengahan Bulan Maret 2012. Diawali tahapan

observasi pada obyek untuk mencari informasi

mengenai kontraktor yang menangani

pelaksanaan proyek pembangunan Fave Hotel

Solo Baru. Setelah tahap ini, kemudian dilakukan

persiapan penyerahan surat permohonan kerja

praktik yang diajukan kepada CV Sarana Bangun

Pratama (sebagai pihak kontraktor), serta

formulir prosedural lain yang diperlukan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 5

Page 6: Laporan KP Fave Hotel

Terhitungan mulai 3 bulan dari penerimaan surat

balasan, yaitu tanggal 23 Maret 2012

melaksanakan kerja praktik, hingga berakhir

pada tanggal 23 Juni 2012.

3. Penyusun Rencana Pelaksanaan Kerja Praktik

4. Pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan dalam

waktu tiga bulan, terhitung mulai tanggal 23

Maret 2012 sampai 23 Juni 2012.

5. Penyusunan Data dan Informasi

6. Tahap penyusunan data dilakukan melalui

dipersiapkannya gambar rancangan teknis

sebagai dokumen pelaksanaan dan penyiapan

jadwal pelaksanaan oleh pihak pelaksanaan

proyek serta pengenalan kepada pihak-pihak

personal yang terlibat di dalam mekanisme

pekerjaan proyek sebagai sumber informasi.

Penyusunan data dan informasi tambahan

dilakukan pada saat pelaksanaan.

7. Dalam pengumpulan data yang diperlukan,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Dokumen Pelaksanaan

Gambar rancangan proyek sebagai dokumen

pelaksanaan didapatkan sebelum praktikan

melakukan kerja praktik di lapangan,

bersama dengan data jadwal pelaksanaan dan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 6

Page 7: Laporan KP Fave Hotel

personalia yang terlibat dalam mekanisme

pelaksanaan.

b. Observasi

Pengumpulan data dengan pengamatan

langsung pada pelaksanaan kerja.

Pengamatan dilaksanakan pada area proyek

berlangsungnya kerja, yaitu: Fave Hotel Solo

Baru. Pengamatan yang dilakukan penulis

adalah dengan ikut langsung ke

lapangan/proyek, melihat bagaimana

prosedur pelaksanaan dan cara kerja yang

diterapkan oleh perusahaan CV Sarana

Bangun Pratama demi kelancaran

pelaksanaan kerja.

c. Wawancara

Pengumpulan informasi dari pihak yang

berwenang dan berkompeten dari proyek

pembangunan Fave Hotel Solo Baru.

d. Dokumentasi

Mengumpulkan arsip dan gambar-gambar

yang dianggap perlu untuk dianalisis, serta

mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan di

lapangan yaitu gambar kerja dan foto.

8. Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan dilakukan

penulis pada saat masih melakukan kerja

praktik berlangsung, mulai dari data dan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 7

Page 8: Laporan KP Fave Hotel

informasi yang telah di dapatkan pada saat

awal dan pelaksanaan berlangsung.

Di dalam pembahasan, penulis mencoba

melakukan analisis untuk perbandingan antara

data sesungguhnya di lapangan dan informasi

dengan pengetahuan (teori dan data empiris)

yang ada. Dengan demikian penulis berharap

mendaparkan suatu pengalaman empiris dan

sedikit memberikan kesimpulan dan saran

pengetahuan penulis, sehingga tujuan dari

kerja praktik ini dapat optimal.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi mengenai uraian latar belakang pelaksanaan Etika dan

Praktik Profesi Arsitektur, rumusan permasalahan, tujuan,

sasaran dari pelaksanaan Etika dan Praktik Profesi Arsitektur,

batasan dan lingkup pembahasan, metode pengumpulan data

pengamatan, serta sistematika pembahasan.

BAB II :TINJAUAN TEORI

Berisi tentang teori-teori, standar dan ketentuan teknis yang

terkait dengan topik kerja praktek yang diamati, untuk dijadikan

acuan dalam membahas berbagai data yang diperoleh di

lapangan.

BAB III : DESKRIPSI PROYEK

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 8

Page 9: Laporan KP Fave Hotel

Berisi tentang informasi dan deskripsi proyek pembangunan

Fave Hotel Solo Baru dan membahas sejarah singkat

perusahaan serta, struktur organisasi, pengalaman pekerjaan

perusahaan, dan proyek pembangnan Fave Hotel Solo Baru.

BAB IV : PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KERJA PRAKTEK

Membahas mengenai kegiatan mahasiswa sebagai praktikan,

kerja praktikan dalam proyek, serta permasalahan dan

pemecahan masalah yang ada dalam pengerjaan proyek.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan kerja praktek dan gambaran umum

mengenai realita dunia kerja seta perbandingannya dengan

masa perkuliahan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 9

Page 10: Laporan KP Fave Hotel

Kerangka Rencana Pelaksanaan Dan Langkah Kerja Praktik

Disesuaikan dengan metode yang digunakan, untuk penyusunan laporan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran kerja praktik, maka perlu dibuat kerangka rencana pelaksanaan dan laporan, mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan akhir dan saran sebagai berikut.

PENDAHULUAN

TEORI DAN PERSYARATAN

DATA DAN INFORMASI

UMUM

DATA DAN INFORMASI

KHUSUS

LAPORAN PELAKSANAAN

KERJA PRAKTEK

KESIMPULAN DAN SARAN

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 10

PENDAHULUAN

Latar belakang Kerja Praktik

Tujuan dan Sasaran Kerja praktik

Permasalahan Batasan dan lingkup

pembahasan

TEORI TEKNIS PELAKSANAAN

MANAJEMEN KONSTRUKSI

PROYEK

Rencana kerja dan syarat proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru

Literatur yang berkaitan dengan manajemen konstruksi bahan-bahan kuliah yang berkaitan dengan teknik pekerjaan manajemen konstuksi

PROYEK MANAJEMEN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN FAVE HOTEL SOLO

BARU

Latar belakang proyekLokasi proyekTata pelaksanaan proyekKonsepsi perencanaan

dan pelaksanaanPeralatan dan

perlengkapanLingkup pekerjaan:

Pekerjaan yang sudah dilaksanakan

Pekerjaan yang belum, dan akan dilaksanakan

PELAKSANAAN PEKERJAAN

MANAJEMEN KONSTRUKSI,

ARSITEKTURAL PROYEK

Lingkup pekerjaan Proyek dan sasaran Kerja Praktik

Manajemen konstruksi

Non Pelaksanaan:Tenaga kerjaPengenadilan mutuKeselamatan dan

kesehatan kerja (K3)

Sumber daya material dan peralatan

LAPORAN PELAKSANAAN

KERJA PRAKTEK

Permasalahan dan pembahasan;Perubahan gambar

kerja (soft drawing)

Pelaksanaan teknisPermasalahan non

teknis pelaksanaan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan akhirSaran-saran

Page 11: Laporan KP Fave Hotel

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Manajemen ialah suatu metode memenuhi

kebutuhan pemilik akan suatu bangunan yang efektif.

Manajemen juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan

tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas

dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran dengan efektif

dan efisien.

Dalam penyelenggaraan sebuah proyek

pembangunan diatur oleh manajemen yang disebut dengan

manajemen proyek. Manajemen proyek merupakan proses

dimana pemilik proyek membuat ikatan kerja dengan agen

yang disebut manajer konstruksi dengan tugas

mengkoordinasi seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek,

termasuk studi kelayakan desain engineering, perencanaan,

persiapan kontrak, konstruksi dan kegiatan proyek yang

lain, dengan tujuan meminimalkan biaya dan jadwal serta

menjaga mutu nama proyek (JJ Adrian, 1985 dalam

Pusposari).

Manajemen proyek membicarakan tahapan-tahapan

perencanaan proyek, rancangan, dan konstruksi sebagai

tugas terpadu dalam sebuah tim konstruksi yang terdiri

dari pemilik, manajer konstruksi, dan arsitek. Secara ideal

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 11

Page 12: Laporan KP Fave Hotel

para anggota tim konstruksi bekerja sama sejak permulaan

proyek sampai pada penyelesaiannya. Sasaran umum

Manajemen Konstruksi adalah melayani kepentingan-

kepentingan seoptimal mungkin, meliputi interaksi antara

biaya konstruksi, kualitas, jadwal penyelesaian secara

seksama, ditelaah oleh team, sehingga suatu proyek

bernilai maksimum bagi pemilik. Nilai itu diwujudkan

dalam rencana waktu yang efisien. (Vincent G. Bush,

Manajemen Konstruksi, 1985).

Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, selalu

diusahakan pengawasan mutu (quality control),

pengawasan penggunaan biaya (cost control) dan

pengawasan waktu (time control). Ketiga kegiatan

pengawasan ini harus dilaksanakan dalam waktu yang

bersamaan. Penyimpangan yang terjadi dari salah satu hasil

kegiatan pengawasan dapat berakibat hasil pembangunan

tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Manajemen konstruksi mempunyai ruang lingkup

yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan sejak

awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir

pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan.

Tahapan kegiatan tersebut pada umumnya dibagi

menjadi empat tahap yaitu peencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

dan pengawasan (controlling).

1. Perencanaan (planning)

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 12

Page 13: Laporan KP Fave Hotel

Perencanaan adalah kegiatan yang bersifat konseptual

dan memerlukan banyak pemikiran. Fungsi ini

melibatkan pemilihan dan pengembangan tindakan

untuk waktu yang akan datang. Perencanaan yang baik

dalam suatu manajemen proyek akan memberikan

beberapa manfaat sebagai berikut:

a. Mengurangi resiko ketidakpastian

b. Memusatkan perhatian pada sasaran

c. Menjadi dasar bagi fungsi-fungsi manajemen yang

lain.

Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan

bangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan

gambar-gambar perencanaan lengkap dengan

persyaratan teknis yang diperlukan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 13

Page 14: Laporan KP Fave Hotel

2. Pengorganisasian (organizing)

Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur

dan menyusun organisasi yang akan melaksanakan

pembangunan termasuk mengatur hubungan kerja, di

antara unsur-unsur organisasi. Pengorganisasian ini juga

merupakan upaya dalam pengaturan seluruh sumber

daya dan pelaksanaan di dalam proyek, sehingga dapat

berjalan dan berfungsi sebagaimana tugas, fungsi, dan

tanggung jawabnya secara benar. Penyusunan

organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksanaan

pembangunan yang terdiri dari: pemberi tugas (owner),

perencana (designer, supervisor) dan pelaksana

(contractor), yang masing-masing mempunyai tugas dan

kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sesuai

dengan peraturan/ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan (actuating)

Konsep pendekatan dalam pelaksanaan proyek lebih

dalam operasional di lapangan. Dari perencanaan,

organisasi yang telah dilakukan serta didukung dengan

langkah-langkah pengendalian, maka tahap pelaksanaan

ini dapat mulai dilaksanakan secara terarah. Pada tahap

pelaksanaan kegiatan proyek, maka harus selalu

mengacu dan memperhatikan pada segala rencana dan

penjadwalan yang telah disusun. Kegiatan pelaksanaan

meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

untuk mewujudkan pembangunan. Dalam pelaksanaan

ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan

pembangunan perlu diatur sehingga masing-masing

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 14

Page 15: Laporan KP Fave Hotel

unsur bekerja dengan bidangnya masing-masing dan

memenuhi peraturan yang telah disepakati bersama.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan ini meliputi tindakan mengawasi,

mengarahkan, dan membandingkan pelaksanaan yang

berlangsung dengan rencana yang ada (evaluating),

serta mengevaluasi penyimpangan yang mungkin terjadi.

Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan tujuan agar

hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk keperluan ini

tugas unsur pengawas sangat penting, terutama dalam

pembimbingan dan pengarahan pelaksanaan pekerjaan.

Hasil akhir dari pelaksanaan pembangunan, pada

umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan.

5. Pengarahan (directing)

Pengarahan meliputi kegiatan pembinaan dan

kepemimpinan oleh atasan dan bawahan yang

dilaksanakan terus menerus dengan pengertian bahwa

kedua pihak telah saling mengetahui tugas, kewajiban,

tanggung jawab, dan wewenang masing-masing dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

6. Penyusunan pegawai (staffing)

Penetapan orang sesuai keahlian pada jabatan tertentu

berdasarkan strutur organisasi yang telah ditetapkan.

2.2. ORGANISASI PROYEK

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 15

Page 16: Laporan KP Fave Hotel

A. Tinjauan Umum

Organisasi proyek berfungsi sebagai wadah yang

dapat mengkoordinasi terlaksananya suatu proyek

sesuai program yang telah direncanakan. Hal ini penting

karena membangun suatu proyek merupakan proses

atau tahapan yang harus dikerjakan secara sistematis,

yang dimulai dari perencanaan, perancangan,

pelaksanaan pembangunan sampai pada pemakaian dan

pemeliharaannya. Dengan demikian banyak pihak yang

terlibat dalam pembangunan suatu proyek, dimana

pihak-pihak ini tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi

harus saling membantu dalam setiap pekerjaan selain itu

masing-masing pihak mempunyai peranan, fungsi dan

tanggung jawab.

Dalam organisasi suatu proyek, harus ada

kejelasan tugas, kewajiban, kedudukan serta hubungan

kerja antar pihak yang satu dengan yang lainnya.

Dengan sistem pengorganisasian yang baik dalam suatu

proyek maka diharapkan terdapat pula suatu kerja sama

yang bai antar setiap unsur/ pihak sehingga akan

diperoleh hasil proyek yang optimal. Oleh karena itu,

organisasi bukanlah sekedar sebagai kerangka pemberi

tugas saja, melainkan juga merupakan suatu kesatuan

unsur/ pihak beserta fungsi-fungsinya yang saling

berhubungan satu sama lain dan mempunyai satu tujuan

yang telah disepakati bersama.

Secara umum terdapat dua sistem organisasi

proyek yang dapat digunakan untuk menerapkan sebuah

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 16

Page 17: Laporan KP Fave Hotel

sistem manajemen proyek, yakni sistem manajemen

proyek konvensional dan sistem manajemen proyek

terpadu. Keterangan mengenai dua sistem tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Proyek Konvensional

Dalam manajemen proyek konvensional masing-

masing pihak yang terlibat di dalamnya diwadahi

dalam suatu organisasi tersendiri yang melakukan

tahapan. Dengan kata lain tidak ada hubungan

organisasi antara pemberi tugas atau pemilik dengan

tim-tim proyek tersebut sebelum adanya kontrak yang

disepakati.

Antara satu tim proyek dengan tim lainnya tidak

terdapat hubungan tanggung jawab kerja. hubungan

tanggung jawab kerja terbatas antara pemilik dengan

masing-masing tim proyek secara terpisah.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 17

Page 18: Laporan KP Fave Hotel

2. Manajemen Proyek Terpadu (Swakelola)

Yang dimaksud dengan manajemen proyek

terpadu di sini adalah suatu proses dimana tahap

perencanaan, desain dan konstruksi dalam satu tugas

terpadu yang dibebankan kepada sebuah tim

manajemen yang terdiri atas manajer konstruksi,

desainer dan kontraktor yang terlibat dari awal

hingga akhir tercapainya tujuan yang diinginkan

pemilik.

Sistem manajemen proyek terpadu dapat

digunakan pada sebuah organisasi lama, misalnya

perusahaan. Setiap bagian organisasi sudah memiliki

manajer sendiri. Kebutuhan akan sebuah tim proyek

muncul saat perusahaan berencana mengadakan

perbaikan, pengembangan dan perawatan terhadap

fasilitas yang ada. Tim yang baru ini sebagian

tenaganya direkrut bagian lain yang relevan,

misalnya dari bagian litbang yang dari awal sudah

memiliki tenaga perencana.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 18

DIREKTUR

MANAJER PROYEK

SUB KONTRAKTOR

MANAJERMANAJER

PERSONALIA

TIM PERENCANA

TIM KONSTRUKSI

Page 19: Laporan KP Fave Hotel

Skema II.1. Hubungan Kerja pada Manajemen Proyek

Swakelola

Sumber : Soehendradjati, RJP, 1987

Keterangan

Hubungan tanggung jawab dan pelimpahan tugas

Hubungan kerja sama

B. Unsur Pengelola Proyek

Berdasarkan bahan ajar mata kuliah manajemen

konstruksi di jurusan arsitektur UNS dijelaskan bahwa

usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah diawali dari

tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang

terlibat dalam proyek konstruksi dari fase perencanaan

sampai dengan pelaksanaan dapat dikelompokkan

menjadi tiga pihak, yaitu pihak pemilik proyek/ owner/

principal/ employer/ client/ bouwheer, pihak perencana/

designer dan pihak pelaksana/ kontraktor/ aannemer.

Orang/ badan yang membiayai, merencanakan dan

melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur-unsur

pelaksana pembangunan. Masing-masing unsur tersebut

mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan

wewenang sesuai posisinya masing-masing. Dalam

melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, masing-

masing pihak (sesuai dengan posisinya) saling

berinteraksi satu dengan yang lain sesuai dengan

hubungan kerja yang telah ditetapkan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 19

Page 20: Laporan KP Fave Hotel

Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat

dalam perencanaan, pelaksanaan proyek konstruksi

merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai

dengan tujuannya.

Skema II.2 Unsur-Unsur Pelaksana Pembangunan

Sumber : Bahan ajar mata kuliah manajemen konstruksi

1. Pemilik proyek/ Owner

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna

jasa adalah orang/ badan yang memiliki proyek dan

memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan

pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang

membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa

bisa berupa perseorangan, badan/ lembaga/ instansi

pemerintah maupun swasta.

Hak dan kewajiban pemberi tugas adalah:

Menunjukkan penyedia jasa (konsultan dan

kontraktor).

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 20

PENGGUNA JASA

PEMILIK PROYEK

PEMILIK PROYEK

PEMILIK PROYEK

PENYEDIA JASA

Page 21: Laporan KP Fave Hotel

Meminta laporan secara periodik mengenai

pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh

penyedia jasa.

Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan

prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia

jasa untuk kelancaran pekerjaan.

Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan

pekerjaan.

Menyediakan dana dan kemudian membayar

kepada pihak penyedia jasa untuk kelancaran

pekerjaan.

Mengawasi jalannya pekerjaan yang direncanakan

dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu

badan atau orang untuk bertindak atas nama

pemilik.

Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan yang

telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika

produksinya telah sesuai dengan apa yang

dikehendaki.

Wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut:

Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada

masing-masing kontraktor.

Mengambil alih pekerjaan secara pihak dengan

cara memberitahukan secara tertulis kepada

kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak

yang ditetapkan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 21

Page 22: Laporan KP Fave Hotel

2. Konsultan

Pihak/ badan yang disebut sebagai konsultan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana

dan konsultan pengawas. Konsultan perencana bisa

dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan

spesialisasinya, yaitu konsultan yang menangani

bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan

elektrikal, dan lain sebagainya. Berbagai jenis

konsultan tersebut umumnya menjadi satu kesatuan

yang disebut konsultan perencana.

a. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan yang

membuat perencanaan bangunan secara lengkap

baik bidang arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal

maupun bidang lain yang berhubungan dan

membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan

perencana dapat berupa perseorangan/

perseorangan berbadan hukum/ badan hukum

yang bergerak dalam bidang perencanaan

pekerjaan bangunan.

Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:

Membuat perencanaan secara lengkap yang

terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan

syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana

anggaran biaya.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 22

Page 23: Laporan KP Fave Hotel

Memberikan usulan serta pertimbangan kepada

pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang

pelaksanaan pekerjaan.

Memberikan jawaban dan penjelaskan kepada

kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas

pada gambar rencana, rencana kerja dan

syarat-syarat.

Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan

perencanaan.

Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan

proyek.

b. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang/ badan yang

ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam

pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan

mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan

pembangunan.

Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam

waktu yang telah ditetapkan.

Membimbing dan mengadakan pengawasan

secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.

Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

Mengkoordinasi dan mengandalikan kegiatan

konstruksi serta aliran informasi antar berbagai

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 23

Page 24: Laporan KP Fave Hotel

bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan

lancar.

Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi

sedini mungkin serta menghindari

pembengkakan biaya.

Mengatasi dan memecahkan persoalan yang

timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir yang

sesuai dengan harapan dengan kualitas,

kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah

ditetapkan.

Menerima/ menolak materil/peralatan yang

didatangkan kontraktor.

Menghentikan sementara bila terjadi

penyimpangan terhadap peraturan yang berlaku.

Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian,

mingguan, bulanan)

Menyiapkan dan menghitung adanya

kemungkinan tambah atau berkurangnya

pekerjaan

3. Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima

pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan

berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan

syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat

berupa perusahaan perseorangan yang berbadan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 24

Page 25: Laporan KP Fave Hotel

hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak

dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah :

Melakukan pekerjaan sesuai dengan gambar

rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah

penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-

syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh

pengguna jasa.

Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang

disahkan oleh konsultan pengawas sebagai

wakil dari pengguna jasa.

Menyediakan alat keselamatan kerja seperti

yang diwajibkan dalam peraturan untuk

menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

Membuat laporan hasil pekerjaan berupa

laporan harian, mingguan dan bulanan.

Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan

yang telah diselesaikan sesuai dengan

ketetapan yang berlaku.

Hubungan ketiga pihak terjadi antar pemilik proyek,

konsultan, dan kontraktor diatur sebagai berikut:

Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan

berdasarkan kontrak. Konsultan memberikan

layanan konsultasi di mana produk yang

dihasilkan berupa gambar-gambar rencana,

peraturan, dan syarat-syarat, sedangkan pemilik

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 25

Page 26: Laporan KP Fave Hotel

proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi

yang diberikan oleh konsultasi.

Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan

berdasarkan kontrak. Kontraktor memberikan

jasa layanan profesionalnya berupa bangunan

sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek

yang dituangkan dalam gambar rencana,

peraturan, dan syarat-syarat oleh konsultan,

sedangkan pemilik proyek memberikan biaya

jasa profesional kontraktor.

Konsultan dan kontraktor, ikatan berdasarkan

peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan

gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,

kontraktor harus merealisasikan menjadi

sebuah bangunan.

C. Pola Dasar Hubungan Kerja Antar Pengelola

Proyek

Secara garis besar, pola dasar hubungan kerja antar

unsur-unsur pengelola proyek adalah sebagai

berikut:

1. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan

konsultan perencana.

Ikatan berupa hubungan fungsional

Perencana menyerahkan desain gambar

bangunan secara lengkap dengan perhitungan

konstruksi proyek kepada pemilik proyek.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 26

Page 27: Laporan KP Fave Hotel

Pemilik proyek mengganti biaya proyek tersebut.

2. Hubungan antara proyek dan konsultan pengawas.

Ikatan berupa hubungan fungsional (ikatan

berdasarkan pada peraturan pelaksanaan

pekerjaan).

Pengawas melaporkan kemajuan pelaksanaan

pekerjaan kepada pemilik proyek.

Pemilik proyek memberikan wewenang kepada

pengawas untuk mengawasi secara langsung

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

3. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan

kontraktor.

Ikatan berupa kontrak.

Kontraktor pelaksanaan pekerjaan konstruksi

dari pemilik proyek sesuai dengan gambar kerja

(bestek) yang dibuat oleh perencana dan

menyerahkan kembali pekerjaannya kepada

pemilik proyek.

Pemilik proyek memberikan biaya pelaksanaan

proyek

4. Hubungan kerja antara konsultasi perencana dan

konsultasi pengawas.

Ikatan berupa pelaksanaan .

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 27

Page 28: Laporan KP Fave Hotel

Pengawas menyampaikan keluhan dari

kontraktor kepada perencana tentang pekerjaan

konstruksi yang tidak bisa diterapkan di

lapangan.

Perencanaan memberikan penjelasan lebih lanjut

kepada pengawas untuk disampaikan kepada

kontraktor.

5. Hubungan kerja antara konsultan perencana dengan

kontraktor.

Konsultan perencana memberikan persyaratan

teknis yang harus dilakukan oleh kontraktor.

Kontraktor mematuhi dan bersedia pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan-persyaratan

yang telah ditetapkan oleh konsultan perencana.

6. Hubungan kerja antara konsultan pengawas dan

kontraktor.

Ikatan kerja berupa pelaksanaan.

Konsultan pengawas menuntut kontraktor untuk

melaksanakan pekerjaannya yang telah disetujui

oleh perencana.

Kontraktor menyampaikan perubahan rencana

pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan di

lapangan.

D. Hubungan Kerja antar Pelaksana Proyek

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 28

Page 29: Laporan KP Fave Hotel

Hubungan kerja adalah hubungan dalam

pelaksanaan pembangunan. Hubungan kerja antar unsur

pelaksana proyek harus tegas dan jelas sehingga tidak

terjadi ketumpang tindih wewenang antara unsur-unsur

yang berperan. Semua pihak dalam melaksanakan

pekerjaan harus mengikuti atau berpedoman pada

ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang

ada serta peraturan dari pemerintah agar tujuan

pembangunan tercapai.

2.3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK

Dalam suatu kegiatan proyek, mutlak diperlukan

adanya suatu pengawasan terhadap suatu kualitas dari

semua pekerjaan yang dilaksanakan atau pengendalian

untuk menunjang tercapainya target yang telah

ditentukan. Dengan adanya kontrol pengendalian maka

masalah-masalah yang timbul dapat diketahui sedini

mungkin, untuk kemudian dicari solusinya.

Pengawasan terhadap prestasi kerja melalui laporan

harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta

laporan kemajuan proyek (progress report). Sedangkan

pengawasan teknis dikoordinasi melalui pengawasan

langsung maupun tidak langsung oleh manajemen

pengawas. Pelaksanaan setiap pekerjaan lapangan harus

mendapat persetujuan dari pengawas proyek. Pertemuan

koordinasi tiap-tiap unsur maupun keseluruhan harus

dilaksanakan pada waktu tertentu guna membahas

masalah-masalah yang timbul di lapangan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 29

Page 30: Laporan KP Fave Hotel

Tujuan yang ingin dicapai dari pengendalian proyek

ini adalah memperoleh kualitas bangunan yang sesuai

dengan perencanaan (pengendalian mutu, tenaga kerja

dan logistik) meliputi: waktu pelaksanaan proyek sesuai

dengan time schedule sehingga pihak owner maupun

pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya

keterlambatan (pengendalian waktu), peningkatan efisiens

pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran

proyek (pengendalian biaya).

1. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu agar pekerjaan yang

dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat-syarat

teknis. Kegiatan ini merupakan hal yang sangat

penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan proyek,

karena untuk mutu/kualitas bangunanlah suatu

biaya dikeluarkan oleh pemilik bangunan.

Pengendalian mutu ini akan berpengaruh terhadap

jangka waktu dan biaya pelaksanaan. Untuk

memperoleh mutu yang baik maka diperlukan

bahan/material, alat/sarana, dan teknik yang

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pengawasan

dan pengendalian terhadap mutu meliputi

pengawasan dan pengendalian mutu bahan

bangunan dan mutu pekerjaan. Kegiatan

pengendalian ini meliputi :

a. Rapat koordinasi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 30

Page 31: Laporan KP Fave Hotel

Rapat ini dilaksanakan agar apabila

terdapat permasalahan ataupun keterlambatan

dalam pengerjaan dapat segera diatasi, dan

sekaligus untuk mengevaluasi kegiatan yang

sudah berjalan sebelumnya beserta

pekerjaannya untuk minggu berikutnya. Rapat

ini rutin dilakukan seminggu sekali dan

hasilnya berupa laporan yang diajukan

kontraktor dan disetujui oleh konsultan

pengawas, kemudian dilaporkan kepada

pemilik proyek. Rapat ini dihadiri oleh pemilik,

konsultan, dan kontraktor.

b. Prestasi kemajuan pekerjaan

Sejumlah prosentase bobot dari masing-

masing pekerjaan yang telah dikerjakan

selama seminggu dari seluruh bobot

pekerjaan.

c. Laporan kemajuan proyek

1) Laporan harian

Laporan ini untuk mencatat kemajuan

proyek sehari-hari beserta masalah

terkait.

2) Laporan mingguan

Laporan ini untuk mencatat pekerjaan

proyek selama seminggu. Meliputi

kegiatan oleh kontraktor, pengendalian

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 31

Page 32: Laporan KP Fave Hotel

proyek oleh konsultan pengawas,

pembiayaan oleh pemberi tugas, dan

perubahan kontraktual oleh semua

pihak.

Manajemen pengendalian mutu meliputi

kegiatan-kegiatan proyek yang terdiri dari beberapa

hal, yaitu:

a. Persetujuan gambar pelaksanaan

Gambar perencanaan dibuat dan

diajukan oleh konsultan perencana untuk

kontraktor yang selanjutnya dibuatkan gambar

pelaksanaannya. Gambar arsitektur dan

struktur diajukan oleh kontraktor pelaksana

untuk disetujui oleh konsultan agar dapat

memperoleh ijin pelaksanaan pekerjaan.

Tetapi apabila gambar tersebut belum sesuai,

maka konsultasi akan meminta pihak

kontraktor untuk merevisi gambar dengan

menunjukkan gambar yang belum sesuai atau

belum selesai. Ketidaksesuaian gambar

pelaksanaan dapat disebabkan karena adanya

perubahan desain oleh pihak konsultan

ataupun kontraktor yang disesuaikan dengan

kondisi lapangan.

b. Persetujuan Material

Semua material yang digunakan harus

sesuai dengan yang tercantum dalam RKS.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 32

Page 33: Laporan KP Fave Hotel

Apabila karena sesuatu hal pihak kontraktor

tidak bisa menggunakan material sesuai

dengan syarat RKS, maka kontraktor harus

terlebih dahulu mengajukan contoh material

yang menjadi alernatif yang nantinya akan

dipakai kepada konsultan pengawas.

Apabila hasil dari material menjadi

alternatif ternyata di bawah standar yang telah

ditetapkan dalam RKS, maka material yang

diajukan tidak akan diterima. Dan bila yang

tidak memenuhi syarat adalah kualitas

pengerjaannya (wormanship), konsultan

pengawas berhak mengeluarkan intstruksi

agar dibongkar dan diulang lagi sehingga

memenuhi standar kualitas yang seharusnya.

Untuk menghindari bongkar pasang,

pengawas lapangan mempunyai batas

toleransi dalam melakukan pengontrolan

kualitas tersebut.

c. Inspeksi Site

Frekuensi kunjungan rutin dilakukan

oleh para inspektor. Sedangkan Site engineer

akan melakukan inspeksi secara berkala atau

apabila terdapat permasalahan di lapangan

yang membutuhkan penanganan segera.

Inspeksi site juga dapat dilakukan oleh

konsultan perencana maupun pengawas dan

bersifat incidental di mana inspeksinya

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 33

Page 34: Laporan KP Fave Hotel

dilakukan secara periodik selama terdapat

permasalahan desain.

d. Ijin Pelaksanaan Pekerjaan

Tujuan ijin pelaksanaan pekerjaan

adalah agar pekerjaan pengawasan dapat

dimonitor dengan baik sebelum pelaksanaan

pekerjaan. Saalh satu ijin pekerjaan yang

harus diserahkan adalah ijin pengecoran. Hal

ini dimaksudkan agar pekerjaan sebelum

pengecoran diketahui sehingga pembobokan

dapat dihindari.

Berikut prosedur pelaksanaan pekerjaan di

lapangan:

Schedule dan ijin pelaksanaan pekerjaan

diserahkan oleh kontraktor kepada konsultan

pengawas, yang akan menyetujui atau

merevisinya. Setelah schedul dan metode

pelaksanaan diterima, kontraktor aan

mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan. Ijin

ini akan dikoordinasikan kepada bidang-

bidang yang terkait untuk mengetahui apakah

masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan

terlebih dahulu. Kemudian ijin tersebut akan

diserahkan kepada inspektor untuk

mengadakan pengecekan di lapangan. Setelah

inspektor menetapkan bahwa pekerjaan dapat

dilaksanakan maka site engineer akan

mengeluarkan ijin pelaksanaan pekerjaan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 34

Page 35: Laporan KP Fave Hotel

e. Pengendalian Mutu yang Menyimpang

Pengendalian mutu yang menyimpang

bertujuan mengevaluasi produk-produk yang

tidak sesuai atau diragukan, mengevaluasi

penyebabnya, dan menciptakan solusi agar

permasalahan tidak terulang kembali.

Penyimpangan produk biasanya terjadi

akibat adanya penyimpangan pelaksanaan

atau proses pengembangan yang kurang

terawasi karena tidak adanya ijin kerja.

Apabila setelah dievaluasi oleh konsultan

pengawas dan dinyatakan bahwa produk

tersebut merupakan produk yang

menyimpang, maka konsultan pengawas akan

memanggil pihak-pihak yang terkait untuk

menganalisis, membuat keputusan mencegah,

dan menentukan siapa penanggung jawab

keputusan dan pencegahan tersebut.

2. Pengendalian Material

Untuk mendapatkan mutu pekerjaan yang

sesuai dengan kualitas rencana, maka material yang

digunakan harus memenuhi persyaratan dan

peraturan yang telah ditentukan. Untuk

mendapatkan semua hal tersebut di atas, perlu

adanya pengendalian sumber daya material yaitu

suatu cara penentuan, penetapan, pengaturan dan

penggunaan semua sumber daya material yang ada

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 35

Page 36: Laporan KP Fave Hotel

secara optimal sehingga dalam pelaksanaan proyek

dapat diperoleh hasil yang efisien dan efektif. Yang

lebih penting lagi untuk diperhatikan adalah

bagaimana pengendalian pemakaian material pada

pelaksanaan di lapangan, atau dengan kata lain

bagaimana kita mengatur efisiensi penggunaan

material di lapangan. Maka faktor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi materil adalah:

a. Kualitas dari material itu sendiri.

b. Sistem supply dari material.

c. Tenaga kerja/tukang yang menangani material.

d. Peralatan bantu yang digunakan.

e. Sistem kontrol yang diterapkan selama proses

konstruksi

Kurangnya persediaan material meski sedikit

dapat mengakibatkan tertundanya suatu

pelaksanaan proyek. Kelebihan material juga

bukanlah suatu hal yang baik bagi proyek. Di sini

kerjasama antara berbagai pihak merupakan hal

yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek,

tertundanya stok material akan berpengaruh sangat

besar dalam pencapaian suatu sasaran proyek.

Sistem terbaik yang digunakan dalam pengendalian

material adalah dilakukan pembelian barang dengan

sistem bersaing, karena akan membawa pengaruh

besar terhadap keuntungan proyek.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 36

Page 37: Laporan KP Fave Hotel

Jadi, pengendalian material dapat

mempengaruhi keuntungan dari proyek yang

bersangkutan, seandainya semua yang berhubungan

dengannya dikelola secara profesional dan dengan

sistem pembelian yang kompetitif (bersaing dalam

penentuan harga, kualitas material, bobot pekerjaan,

sumber daya manusia yang ada) berhasil dilakukan.

3. Pengendalian Waktu

Manajemen pengendalian waktu dapat

dilakukan dengan tujuan agar dapat menjaga proyek

selesai pada waktu yang telah direncanakan.

Pengendalian waktu dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Time Schedule

Time schedule merupakan grafik

hubungan antara waktu pelaksanaan dengan

prosentase kumulatif pekerjaan yang telah

diselesaikan. Dari time schedule dapat

diketahui waktu pelaksanaan yang

sesungguhnya. Apabila kurva pelaksanaan

pekerja terletak di atas kurva rencana

pelaksana berarti pelaksanaan pekerjaan

tersebut mempunyai kemajuan lebih cepat dari

yang direncanakan. Dan sebaliknya bila

berada di bawah kurva rencana pelaksanaan

pekerjaan berarti terjadi keterlambatan

pekerjaan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 37

Page 38: Laporan KP Fave Hotel

Time schedule ini berupa:

1) Master Time Schedule

2) Delivery Schedule of Material (termasuk

material yang diapsok oleh pemilik)

3) Soft Drawing Schedule (gambar

pelaksanaan)

4) Man Power Schedule

5) Equipment List

Dalam pembuatan time schedule yang perlu

dipertimbangkan antara lain:

1) Bar Chart (Diagram Balok)

2) S-Curve Diagram

3) CPA (Critical Path Analysis)

4) PERT (Programmed Evaluation and

Review Technique)

Rencana Skala Waktu

Rencana Skala Waktu adalah rencana

waktu yang dibuat oleh kontraktor dalam

penyelesaian proyek sesuai dengan yang telah

disepakati bersama antara pihak pemilik,

konsultan pengawas dan kontraktor. Rencana

skala waktu dibuat agar proyek dapat

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 38

Page 39: Laporan KP Fave Hotel

diselesaikan tepat pada waktunya sehingga

pembengkalan biaya dapat ditekan seminimal

mungkin.

Laporan Kemajuan Proyek

Laporan kemajuan proyek akan diajukan

oleh kontraktor secara periodik. Yaitu berupa

laporan mingguan dan bulanan. Setelah

laporan mingguan disetujui oleh konsultan

pengawas dan pemilik, selanjutnya laporan

mingguan digunakan sebagai data untuk

laporan bulanan.

Secara garis besar, laporan kemajuan proyek

dapat berupa:

1) Kemajuan pekerjaan persiapan

2) Evaluasi mengenai tenaga kerja,

material, peralatan, keadaan cuaca dan

kualitas pekerjaan.

3) Permasalahan dan penyelesaiannya.

Apabila terjadi keterlambatan maka konsultan

pengawas akan segera melakukan penelitian

terhadap keterlambatan dan mengeluarkan

instruksi untuk segera menanggulangi

penyebab keterlambatan tersebut.

Pekerjaan Kurang Tambah (Variation

Order)

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 39

Page 40: Laporan KP Fave Hotel

Variation Order adalah surat perintah

dari pihak pertama (owner) kepada pihak

kontraktor untuk melaksanakan suatu

tambahan pekerjaan baru atau pengurangan

skop pekerjaan yang telah ada dalam kontrak.

Variation order biasanya muncul karena

adanya perubahan desain, baik diminta oleh

owner maupun perencana arsitektur.

Perubahan-perubahan yang merupakan

pekerjaan tambahan atau pengurangan

tersebut diatur dalam variation order.

Perubahan desain yang terjadi adalah

setelah melihat hasil pekerjaan maupun

keadaan di lapangan, lepas dari perhatian

pada saat proses perencanaan sehingga perlu

dilakukan penambahan-penambahan maupun

pengurangan pekerjaan.

Variation order dapat muncul karena 2 sebab,

yaitu:

1) Pihak owner menginginkan perubahan

atau pengurangan (variation price

request, VPR).

2) Pihak kontraktor menginginkan

pekerjaan yang menuntut kontraktor

diadakan (request of variation order,

RVO)

4. Pengendalian Tenaga Kerja

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 40

Page 41: Laporan KP Fave Hotel

Adalah pemenuhan kebutuhan yang meliputi

jenis, macam tenaga kerja dan jumlahnya untuk

melaksanakan pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja

meliputi tenaga kerja biasa, tenaga kerja terampil

dan tenaga ahli.

Pembagian tenaga kerja yang tepat akan

berpengaruh pada kelancaran pekerjaan sehingga

dalam hal ini dituntut keahlian dalam mengatur

serta menangani tenaga kerja yang dibutuhkan agar

tercapai hasil yang optimal. Penempatan tenaga

kerja harus disesuaikan antara tingkat keahlian

dengan bidang dan tingkat pekerjaan tertentu

sehingga pekerjaan yang dihasilkan menjadi efektif

dan efisien. Pengendalian tenaga kerja ini meliputi:

1. Jenis tenaga kerja

1) Tenaga kerja berdasar status karyawan

Tenaga kerja tetap

Tenaga kerja tidak tetap

2) Tenaga kerja menurut tingkat kemampuan

Tenaga kerja ahli

Tenaga kerja menengah

Tenaga kerja harian leaps (Pembantu)

2. Waktu kerja

3. Sistem Pengupahan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 41

Page 42: Laporan KP Fave Hotel

4. Pengawasan dan pengarahan langsung di

lapangan

5. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya umumnya bersangkutan

dengan keuntungan yang dicapai dan untuk

mencegah terjadinya pembengkakan biaya tanpa

mengurangi faktor kualitas. Pengendalian biaya di

lapangan dititikberatkan pada pengendalian sumber

daya dan harus dilakukan dengan metode yang tepat

sehingga dapat dicapai efisiensi biaya.

Penerapan pengendalian biaya antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Membuat Daftar Tugas

Sebelum memulai menaksir biaya, harus

terlebih dahulu memperinci tugas-tugas

dilaksanakan dalam proyek dan menyusunnya

dalam suatu daftar. Tujuannya adalah agar

dapat memperinci bagian-bagian dalam

proyek, dalam urutannya yang logis, serta

mencegah kemungkinan adanya segi-segi yang

terlupa.

b. Taksiran Bahan

Untuk material, diperlukan dua macam

taksiran; pertama jumlah biaya yang

diperlukan untuk setiap tugas dan kedua

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 42

Page 43: Laporan KP Fave Hotel

waktu penyerahan bahan yang paling lambat.

Kedua taksiran itu itu sangat penting bagi

pengendalian proyek. Biaya bahan biasanya

mencapai separuh biaya keseluruhan, sedang

keterlambatan dalam mendapatkan bahan

dapat menyebabkan pergeseran program.

Taksiran didasarkan pada daftar kebutuhan

bahan yang dibuat oleh perancang.

c. Biaya Tak Terduga

Salah satu sumber kesalahan taksiran

yang umum ditemui adalah tidak

terpikirkannya kemungkinan tambahan biaya

yang disebabkan oleh kesalahan desain,

kerusakan bahan material dan kemungkinan

lain. Berapa besarnya tambahan biaya yang

diperlukan untuk menghadapi keadaan yang

tidak terduga tergantung dari berbagai faktor,

termasuk diantaranya jenis proyek, standar

efisiensi umum perusahaan yang bersangkutan

dan keadaan konsep teknik proyek dan

sebagainya.

d. Kenaikan Biaya (Eskalasi)

Efek eskalasi harus dipertimbangkan

terutama untuk proyek yang akan berjalan

lebih dari satu tahun. Penawaran kontrak

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 43

Page 44: Laporan KP Fave Hotel

biasanya disiapkan beberapa bulan sebelum

proyek dimulai dan akan menyebabkan adanya

masalah eskalasi.

Perusahaan akan berusaha menjaga

dirinya terhadap kemungkinan ini, dengan

menetapkan batas waktu berlakunya harga

yang ditawarkan.

6. Pengendalian Logistic

Merupakan pengendalian persediaan material

dan pengendalian jumlah peralatan yang dibutuhkan

dalam pekerjaan suatu proyek. Hal ini dapat

diketahui dari faktor pekerjaan dan volume

pekerjaan yang ada. Apabila jumlah material yang

dibutuhkan telah diketahui, maka pihak pengawas

menyampaikan kepada pimpinan proyek dan

kemudian pimpinan proyek harus merencanakan

penjadwalan kedatangan material ke proyek.

Pengadaan material sangat berpengaruh terhadap

pelaksanaan pekerjaan, karena keterlambatan

kedatangan material dapat mengakibatkan

keterlambatan proyek. Namun pengadaan material

yang terlalu cepat (pekerjaan belum waktunya tapi

material sudah didatangkan) juga dapat

menghambat pelaksanaan pekerjaan, karena lokasi

proyek yang terlalu penuh dengan material

membuat pekerja tidak leluasa untuk bekerja

sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 44

Page 45: Laporan KP Fave Hotel

2.4. PROGRAM KESELAMATAN KERJA (K3)

Faktor tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap

tingkat produktivitas dan efisiensi waktu sehingga

keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan

dan dijamin. Pekerja sebagai ujung tombak dari

pelaksanaan suatu proyek sangat rentan tekena

kecelakaan yang dapat berakibat fatal terhadap

pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek. Selain

pekerjaan yang bersifat konstruktif, pekerjaan beresiko

tinggi lainnya dalam sebuah proyek adalah berkaitan

dengan proses operasional sebuah fungsi instalasi atau

bangunan.

Pekerjaan operasional beresiko besar terhadap

pekerjaannya karena berkaitan dengan alat produksi.

Adapun klasifikasi kecelakaan kerja dapat dibedakan

menjadi empat macam, yaitu :

A. Menurut jenis kecelakaan, misalnya jatuh

tertimpa suatu benda, luka karena tumbukan,

terjepit, suhu tinggi, arus listrik, radiasi, dan lain-

lain.

B. Menurut penyebab, misalnya akibat mesin, alat

angkut, alat-alat lain.

C. Menurut sifat luka/kelainan, misalnya luka bakar.

D. Menurut letak kelainan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 45

Page 46: Laporan KP Fave Hotel

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka tindakan

pencegahan yang perlu dilakukan untuk dapat

menekan angka kecelakaan antara lain :

1. Menerapkan peraturan sesuai undang-undang

keselamatan kerja, baik di lingkup pekerjaan,

kondisi kerja, pengawasan, perawatan dan

pemeliharaan.

2. Memberikan standarisasi mengenai syarat-

syarat K3, praktek K3 alat pelindung pekerjaan,

dan lain-lain.

3. Pengawasan di lingkup pekerjaan, baik secara

langsung maupun melalui data lapangan.

4. Mengadakan penelitian teknik mengenai sifat,

karakter dan penanggulangan kecelakaan

secara tepat.

5. Pembekalan pengetahuan yang cukup kepada

pekerja mengenai pengoperasian alat serta

tingkat bahaya kecelakaan dari alat tersebut.

6. Mengadakan penyuluhan bagi para pekerja

serta memberikan pelatihan-pelatihan.

Pencegahan kecelakaan merupakan hal yang

harus diperhatikan dalam manajemen proyek. Tidak

hanya keselamatan pekerjaannya tetapi juga kondisi

lokasi kerja yang mempengaruhi prestasi kerja dan

biaya proyek.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di lingkungan proyek :

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 46

Page 47: Laporan KP Fave Hotel

a. Perlu diwapadai kecelakaan-kecelakaan yang

dapat terjadi di lokasi proyek seperti:

1) Alat angkut yang roboh

2) Jatuh saat bekerja

3) Kejatuhan benda dari atas

4) Tergelincir

5) Terkena aliran listrik

6) Kebakaran pada lokasi bangunan,

lingkungan sekitar, kantin pekerja, kantor

proyek, gudang.

b. Perlu diperhatikan pada lingkungan sekitar

mengenai :

7) Kebersihan kantor direksi

8) Fasilitas MCK

9) Fasilitas makan dan minum

10) Ketersediaan air bersih

c. Yang berhubungan dengan sifat-sifat proyek,

seperti :

11) Lahan dipinggir jalan

12) Muka air (+6 meter)

13) Di dalam kota

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 47

Page 48: Laporan KP Fave Hotel

Adapun langkah-langkah pengendalian K3 yang

ditempuh dalam proyek meliputi :

1. Pengendalian awal

Pengendalian awal bertujuan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan dengan cara

meningkatkan pengertian dan pemahaman

secara luas terhadap resiko potensi bahaya yang

mungkin timbul/terjadi dari suatu pekerjaan

proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan

membuat laporan program K3 dan prosedur

kerjanya secara tertulis. Pengendalian awal

merupakan langkah awal dari suatu

pengendalian yang paling dapat dikembangkan

dibanding langkah-langkah lainnya karena paling

efektif dan efisien untuk menumbuhkan

pengendalian diri sendiri dari tiap-tiap

pekerjaan.

Untuk proyek ini, langkah pengendalian awal

yang diambil adalah sebagai berikut :

a. Rencana pembuatan pedoman / prosedur /

petunjuk kerja pelaksanaan K3 atau tindakan

pencegahan kecelakaan di proyek yang

mungkin terjadi, seperti :

1) Pertolongan pertama pada kecelakaan

2) Penanganan korban kecelakaan yang

meninggal

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 48

Page 49: Laporan KP Fave Hotel

3) Penanganan korban kecelakaan yang tidak

meninggal

4) Petunjuk K3 untuk tiap-tiap pekerjaan

5) Penggunaan alat pelindung diri

b. Pembinaan dan pengarahan.

Dilakukan melalui rapat harian / mingguan K3,

serta merencanakan pembinaan, penyuluhan

dan implementasi hal-hal yang berkaitan dengan

K3 untuk mengembangkan kerjasama dan

partisipasi efektif dalam topik-topik semacam ini

:

1)Penggunaan tandu kecelakaan dan obat-

obatan (P3K).

2)Penanganan dan proses pelaporan untuk

korban kecelakaan.

3)Penggunaan alat pelindung diri.

4)Sosialisasi pemasangan rambu K3.

5) Inspeksi harian dan rapat K3.

6)Rencana K3 untuk beberapa jenis

pekerjaan, diantaranya :

Fabrikasi dan pemasangan

bekisting.

Pekerjaan beton.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 49

Page 50: Laporan KP Fave Hotel

Galian, timbunan, dan pembuangan

tanah.

Febrikasi dan pemasangan beton.

c. Penyuluhan dari intansi terkait.

d. Penyediaan sarana pendukung.

Adapun rambu-rambu K3 terdiri dari : Rambu

perintah, misalnya hati-hati, gunakan sabuk

pengaman, gunakan pelindung mata, gunakan

sepatu, dll.

e. Papan nama untuk menempel peraturan terkait

dengan K3.

2. Pengendalian saat terjadi kontak dengan

pekerjaan

Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan bila tidak dapat dihindari

lagi, kemungkinan kontak / berhubungan dengan

potensi bahaya dari suatu pekerjaan. Selain itu

pengendalian ini dapat mencegah terjadinya

suatu kecelakaan tetapi hasilnya kurang

maksimal dan konsekuensinya besar.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan saat terjadi kontak dengan

pekerjaan, antara lain :

a. Penyediaan alat pelindung diri

- safety shoes - safety helmet

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 50

Page 51: Laporan KP Fave Hotel

- sarung tangan - sabuk

pengaman

- kacamata las - sepatu bot

- tangga - kotak P3K

- masker - breathing

apparatus

- pakaian kerja - ear protector

b. Pemasangan pelindung pada setiap mesin

yang menggunakan roda gigi, seperti :

- Bar cutter - Bar bender

- Genset - Compressor

- Vibro roller - Lift barang / orang

- Excavator - Concrete pump

- Crane mobile

c. Pemasangan barikade / penghalang pada

lokasi pekerjaan yang mengandung resiko

bahaya jatuh, antara lain seperti :

- Galian tanah

- Lubang tangga

- Lubang lift

3. Pengendalian sesudah terjadi kontak

dengan pekerjaan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 51

Page 52: Laporan KP Fave Hotel

Ini merupakan langkah akhir yang dipersiapkan

apabila langkah-langkah sebelumnya gagal atau

tidak berhasil dilakukan dan bertujuan untuk

meminimalkan akibat / kerugian yang

ditanggung pekerja karena melakukan suatu

pekerjaan tapi tidak mencegah terjadinya

kecelakaan. Tindakan yang dapat dilakukan

setelah terjadi kontak dengan pekerjaan adalah

membawa korban secepatnya ke poliklinik atau

ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan

perawatan medis segera.

2.5. MANAJEMEN KONSTRUKSI

A. Pengertian managemen konstruksi

Manajemen konstruksi merupakan suatu

metode untuk memenuhi kebutuhan pemilik suatu

proyek pembangunan supaya efektif. Manajemen

konstruksi digunakan dalam pelaksanaan suatu

proyek karena dengan menggunakan metode ini

dapat dilakukan optimasi terhadap waktu, biaya,

dan kualitas proyek. Metode disini berkaitan

dengan tahap-tahap perencanaan, perancangan dan

konstruksi sebagai tugas terpadu dalam sebuah tim

konstruksi yang terdiri dari owner (pemilik),

manajer konstruksi, dan arsitek. Dengan kata lain,

manajemen konstruksi merupakan suatu sistem

pengelolaan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 52

Page 53: Laporan KP Fave Hotel

Pekerjaan pelaksanaan pembangunan fisik

yang ditangani secara multi disiplin profesional,

menyeluruh dan terpadu dengan tujuan

memperoleh hasil yang seoptimal mungkin.

Sasaran umum manajemen konstruksi adalah

melayani kepentingan-kepentingan seoptimal

mungkin meliputi interaksi biaya konstruksi,

kualitas, jadwal penyelesaian secara seksama

ditelaah oleh tim, sehingga suatu proyek bernilai

optimal bagi owner.

B. Keuntungan dari penggunaan jasa

manajemen konstruksi (consultant

management)

1. Menggunakan kaidah manajemen

a. Menggunakan fungsi manajemen, yaitu

organizing, actuating, dan controlling.

b. Menggunakan sarana manajemen yang

berkaitan dengan money, material, methode,

machine, dan technology.

2. Melakukan manajemen berkesinambungan

Pada tahap program dan perancangan konsultan

manajemen akan memberi masukan kepada

konsultan perencana, demikian pula pada tahap

konstruksi fisik konsultan manajemen akan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 53

Page 54: Laporan KP Fave Hotel

memberikan masukan kepada kontraktor

pelaksana.

3. Penghematan biaya proyek secara keseluruhan

melalui :

a. Rekayasa nilai pada tahap perancangan

b. Rekayasa nilai pada tahap pelaksanaan fisik

c. Pengurangan penggandaan keuntungan dari

overhead dari jenjang sub pelaksanaan

pembangunan fisik.

Barrie. 1993 menjelaskan bahwa rekayasa

nilai dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap

konsepsi, tahap desain terperinci, dan tahap

pengadaan.

Tahap konsepsi

Pada tahap ini dilakukan dengan menelusuri

konsepsi-konsepsi dasar dan kemudian membuat

alternatif-alternatif pemecahan yang

dimungkinkan.

Tahap desain terperinci

Tahap ini dilakukan melalui peninjauan

spesifikasi arsitektur baku dan mendaftar banyak

material dan metode alternatif yang baru.

Manajer konstruksi profesional dapat meninjau

kembali barang-barang yang diusulkan dan bila

alternatif tersebut terlihat memberikan suatu

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 54

Page 55: Laporan KP Fave Hotel

harapan, maka perlu diadakan perhitungan ulang

dari biaya alternatif untuk proyek tersebut.

Tahap pengadaan

Tahap ini dilakukan dengan membatasi kuotasi

dari penawaran harga yang sudah dibuat oleh

kontraktor utama. Supaya dalam pemilihan tidak

terlalu banyak penawaran dengan harga yang

relatif lebih tinggi.

4. Terciptanya tertib administrasi karena dalam

pelaksanaan manajemen konstruksi

menggunakan bentuk-bentuk standar.

C.Proses manajemen konstruksi

Mengacu pada rumusan tujuan manajemen

konstruksi yaitu untuk optimasi waktu, biaya dan

mutu maka pelaksanaan pekerjaan perlu

direncanakan sebaik-baiknya, diorganisasikan agar

tetap, dilaksanakan secara cermat, serta dikontrol

agar semua rencana dapat dilaksanakan sebaik-

baiknya sehingga tujuan dapat dicapai.

Secara umum, proses manajemen konstruksi terdiri

dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan

danpengendalian(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/

Jur._Pend._Teknik_Arsitektur/

197812312005012beta_Paramita/

Bab_I_Manajemen_Konstruksi.Pdf diakses tanggal

12 Agustus 2011).

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 55

Page 56: Laporan KP Fave Hotel

1. Perencanaan (planning)

Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan

proses perencanaan. Agar proses ini dapat

berjalan dengan baik, maka harus ditentukan

dahulu sarana utamanya. Perencanaan

sebaiknya mencakup penentuan berbagai cara

yang memungkinkan. Setelah itu, baru

menentukan salah satu cara yang tepat dengan

mempertimbangkan semua kendala yang

mungkin muncul.

Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang

dibutuhkan dalam suatu proyek sesuai dengan

tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam

perencanaan memungkinkan perumusan suatu

rencana atau beberapa rencana yang akan

memberi gambaran secara menyeluruh tentang

metode konstruksi yang digunakan dalam

mencapai tujuan.

Teknik-teknik perencanaan yang tersedia, yang

memungkinkan untuk membantu para

perencana mengelola kegiatannya, antara lain

ialah perencanaan jalur kritis (crithical path

method). Sering kali penggunaan teknik-teknik

ini dapat membantu perencana untuk melakukan

fungsi berikutnya seperti fungsi pengendalian

(control).

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai

peramalan masa yang akan datang dan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 56

Page 57: Laporan KP Fave Hotel

perumusan kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.

Bentuk dari perencanaan dapat berupa

perencanaan prosedur, perencanaan metode

kerja, perencanaan standar pengukuran hasil,

perencanaan anggaran biaya, perencanaan

program (rencana kegiatan beserta jadwal).

2. Pengorganisasian (organizing)

Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan

dan pengelompokan kegiatan proyek konstruksi

agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang

diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting

karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan

dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat

langsung terhadapl tujuan proyek.

Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan

dengan cara menyusun jenis kegiatan dari yang

terbesar hingga yang terkecil, yang disebut

dengan Work Breakdown Structure (WBS).

Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan pihak

yang nantinya bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini

disebut Organization Breakdown Structure

(OBS).

3. Pelaksanaan (actuating)

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 57

Page 58: Laporan KP Fave Hotel

Setelah semua rencana disusun, organisasi telah

ditetapkan, orang-orang telah ditunjuk, maka

tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan.

Pelaksanaan hakekatnya adalah kegiatan

menggerakkan, mengkoordinasikan dan

memotifikasi orang-orang atau unit kerja dalam

organisasi agar dapat melakukan tugas menurut

aturan, efisien, produktif serta terkendali

sehingga sasaran-sasaran dapat dicapai secara

harmonis sehingga tujuan dapat dicapai sebaik-

baiknya. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi

maka kegiatan lingkup pelaksanaan meliputi

kegiatan memberi perintah, supervisi, inspeksi,

evaluasi, koordinasi, dan tindakan turun tangga.

a. Memberi perintah

Perintah adalah fungsi pimpinan disetiap

eselon dalam menggerakkan orang-orang

bawahannya atau perintah kepada rekanan

untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas.

Perintah dapat dilakukan secara lisan atau

tulis. Untuk intern organisasi, perintah

dituangkan dalam surat memo dinas / dalam

buku harian. Perintah untuk pihak extern

organisasi misalnya perintah kepada sub

kontraktor / pemasok dituangkan dalam

kontrak/ Surat Perintah Karja (SPK).

b. Supervisi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 58

Page 59: Laporan KP Fave Hotel

Supervisi merupakan fungsi pimpinan dalam

arahan, bimbingan kepada bawahan untuk

melakukan dengan baik dan teliti. Supervisi

terutama diberikan pelaksana pekerjaan yang

berkaitan dengan teknik konstruksi, teknologi

dan metode kerja.

c. Inspeksi

Inspeksi merupakan fungsi pimpinan dalam

rangka pengecekan terhadap progres

pekerjaan, mutu, waktu, penggunaan sumber

daya, keselamatan dan kesehatan kerja.

Inspeksi ada yang diprogramkan dan tidak.

d. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai

laporan dan hasil temuan dalam Inspeksi.

e. Koordinasi

Koordinasi adalah kegiatan untuk

menyinkronkan bagian-bagian pelaksanaan

pekerjaan, agar tidak terjadi sesuatu bagian

lambat dan bagian lain terlalu cepat. Ini

dilakukan dengan rapat antara pimpinan dan

staf.

f. Tindakan turun tangga

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 59

Page 60: Laporan KP Fave Hotel

Tindakan turun tangga adalah keputusan

pimpinan untuk memecahkan suatu masalah

atau mengambil tindakan terhadap suatu

persoalan.

Pelaksanaan sangat erat dengan fungsi

pimpinan, oleh karena itu berhasil atau

tidaknya pelaksanaan sangat tergantung

kemampuan pimpinan setiap eselon dalam

organisasi. Pimpinan dalam melakukan

perintah, supervisi, maupun evaluasi,

koordinasi dan tindakan turun tangga

memerlukan kemampuan dalam menganalisa

suatu masalah, pengambilan keputusan,

tindakan, komunikasi, koordinasi serta

hubungan dengan manusia (human relation).

Perlu diingat bahwa pekerjaan konstruksi,

adalah pekerjaan berat, keras dan dilakukan

di alam terbuka, yang menyulut emosi orang.

Oleh karena itu dalam memberikan perintah,

supervisi, Inspeksi, dan kegiatan lain, perlu

dilakukan secara bijaksana.

4. Pengendalian (controlling)

Pengendalian merupakan upaya agar

pelaksanaan sesuai dengan rencana. Oleh

karena itu hubungan perencanaan dan

pengendalian sangat erat. Perencanaan

merupakan input sedang pengendalian

merupakan proses untuk mencapai hasil dari

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 60

Page 61: Laporan KP Fave Hotel

umpan balik perencanaan. Upaya

pengendalian tersebut dilakukan melalui

pengawasan baik yang dilakukan oleh

pelaksana konstruksi maupun pemilik proyek.

Pengawasan adalah kegiatan yang

bertujuan agar semua proses kegiatan dapat

dilaksanakan menurut rencana sehingga

tujuan dapat diwujudkan seperti yang

ditentukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi, pengawasan diarahkan agar

waktu, biaya, dan mutu dapat dicapai sebaik-

baiknya.

a. Pengawasan terhadap waktu dikendalikan

dengan bar chart dan network diagram

serta program control chart.

b. Pengawasan terhadap mutu mengacu

kepada standar mutu yang ditentukan.

Hasil yang baik banyak dipengaruhi oleh

bahan, alat dan orang yang mengerjakan,

oleh karena itu kontrol perlu mendapat

perhatian.

c. Pengawasan terhadap biaya, khususnya

pengawasan

d. Penggunaan keuangan proyek dilakukan

dengan mengendalikan buku kas dan

sistem akuntansi yang digunakan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 61

Page 62: Laporan KP Fave Hotel

Kegiatan pengawasan sebaiknya

dilakukan dengan sistem laporan. Perlu ada

pengawas khusus untuk mengendalikan

laporan-laporan itu untuk membuat evaluasi

serta membuat alternatif pemecahan bila ada

masalah atau persoalan. Pengawasan harus

dilakukan secara sistematik dan kontinue

untuk itu perlu ada suatu rencana.

Dari empat tahapan proses manajemen

konstruksi yang dijelaskan di atas dapat

diperoleh suatu kesimpulan bahwa untuk

mencapai tujuan proyek yang direncanakan,

pelaksanaan proyek memerlukan suatu

koordinasi yang baik antara unsur-unsur

pelaksana pembangunan yang tergabung

dalam organisasi proyek yang telah disusun

sebelumnya, yang tak lepas dari pengawasan

yang dilakukan oleh pihak MK sebagai wakil

pemilik proyek untuk mengendalikan

pelaksanaan tersebut sesuai dengan rencana.

Koordinasi antara unsur-unsur,

Pengelola Proyek, Konsultan Perencana,

Konsultan Manajemen Proyek dan kontraktor

terwujud dalam bentuk pertemuan berkala

(site meeting) yang akan membicarakan dan

mengatasi segala permasalahan yang timbul

selama proses pelaksanaan untuk

mendapatkan hasil yang optimal (Paulus

Nugraha, 1986 dalam Sandyavitri).

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 62

Page 63: Laporan KP Fave Hotel

Menurut Iman Soeharto (1996)

kegagalan dan keberhasilan suatu proyek

konstruksi sangat tergantung pada

keterlibatan pemilik proyek/owner, karena

pemilik harus terlibat dalam perencanaan

desain dan melaksanakan proyek. Dan juga

owner harus memiliki komitmen terhadap

keputusan dalam kesepakatan awal.

Sedangkan proyek yang sukses berarti proyek

yang dilaksanakan sesuai dengan biaya,

jadwal, dan keberhasilan mencapai sasaran

teknis, proyek yang berhasil juga berarti

sukses menerapkan strategi yang telah

dirancang. Sedangkan kegagalan proyek

berarti proyek yang tidak sesuai dengan

rencana pembiayaan, jadwal dan tidak

mencapai sasaran yang diinginkan (David I.

Cleland, 1995 dalam Sandyavitri).

2.6. KAJI ULANG DESAIN (REVIEW DESIGN)

Salah satu hal yang selalu dilakukan pada saat

pelaksanaan proyek sudah berjalan adalah kaji ulang

desain. Hal ini karena setiap desain awal dari suatu

proyek pada umumnya selalu mengalami revisi-revisi

pada saat pelaksanaannya, hal ini biasanya diakibatkan

kondisi lapangan yang sesungguhnya telah mengalami

perubahan-perubahan kondisi dibandingkan dengan

kondisi pada saat survei untuk pembuatan desain, atau

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 63

Page 64: Laporan KP Fave Hotel

dikarenakan kesalahan-kesalahan kecil baik pada saat

survey ataupun kesalahan desain itu sendiri.

Tujuan dari kaji ulang desain adalah untuk

menghasilkan desain final yang optimum untuk

dilaksanakan. Kaji ulang desain ini harus didasarkan

pada data-data terbaik dan terkini yang dapat diperoleh.

Ini dimaksudkan untuk dapat menjamin seluruh

pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai spesifikasi dan

kondisi lapangan, serta masih dalam batas nilai

kontraknya.

Untuk itu, sebelum dilakukan kaji ulang desain,

proyek dan konsultan pengawas menetapkan terlebih

dahulu tipe kaji ulang yang akan dipilih sehingga segala

akibat yang menyertainya dapat diestimasi lebih dini.

Prosedur kaji ulang harus mengikuti aturan yang berlaku

dan diterapkan pada proyek bersangkutan dengan

menyusunnya dalam justifikasi teknik dengan uraian

antara lain sebagai berikut (www.know-mt.arsipan.org,

15 Agustus 2001):

1. Pemilik proyek bersama konsultan pengawas

memonitor dan terlibat secara aktif kegiatan survey

tambahan/rekayasa lapangan yang dilaksanakan

kontraktor guna keperluan pemeriksaan kembali

desain rinci.

2. Konsultan pengawas mempelajari perubahan yang

diperlukan berdasarkan data-data yang diperoleh pada

kegiatan no. 1 terhadap desain asli dan memberikan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 64

Page 65: Laporan KP Fave Hotel

masukan-masukan dan pemecahan persoalan berupa

rekomendasi sesuai kebutuhan nyata lapangan.

3. Konsultan pengawas melakukan perhitungan-

perhitungan teknis, analisis teknis, tinjauan metode

kerja, tinjauan penggunaan material, dan perhitungan

biaya (estimasi) hasil kaji ulang desain dan

menyerahkannya kepada pemilik proyek untuk

diperiksa kelayakannya.

4. Konsultan pengawas juga memberikan kaji ulang

secara teknis maupun non teknis yang kaitannya

dalam perubahan biaya proyek, perubahan kuantitas

dari pekerjaan utama (mayor item) akan secara

langsung berpengaruh terhadap lini proyek.

5. Pemilik proyek dan konsultan pengawas mengoreksi

jadwal pelaksanaan apabila diperlukan (re-

scheduling), hal ini apabila ternyata dari hasil kaji

ulang desain akan mempengaruhi penyelesaian

pekerjaan secara keseluruhan. Sebagai contoh

misalnya dengan melakukan crash program agar

target waktu penyelesaian dapat tercapai tanpa

mengorbankan kualitas pekerjaan.

2.7. REKAYASA LAPANGAN (FIELD

ENGINEERING)

Setelah dilakukan kaji ulang desain, sering terjadi

perubahan dari rencana awal, baik karena penyesuaian

dengan lapangan maupun karena perubahan desain dari

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 65

Page 66: Laporan KP Fave Hotel

konsultan perencana. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

rekayasa lapangan yang merupakan suatu kegiatan untuk

mencari kesesuaian antara rancangan asli yang

ditunjukkan dalam gambar dengan kebutuhan aktual

lapangan. Berdasarkan tujuannya, rekayasa lapangan

terdiri atas (www.know-mt.arsipan.org, 15 Agustus

2001):

1. Rekayasa lapangan yang bertujuan untuk

mendetailkan rancangan asli, dilakukan pada periode

mobilisasi dan hanya diterapkan pada rancangan

bertahap (phasing design)

2. Rekayasa lapangan untuk menerapkan rancangan

detail di lapangan, umumnya dilakukan selama masa

pelaksanaan pekerjaan, dan dapat diterapkan baik

pada rancangan bertahap (phasing design) maupun

pada rancangan lengkap (full engineering design)

Setiap penyimpangan dari gambar sehubungan dengan

kondisi lapangan yang tidak terantisipasi akan ditentukan

secara tertulis oleh direksi pekerjaan. Kontraktor dan

direksi pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap

ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap

gambar dalam kontrak.

Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah

penerbitan SPMK, direksi teknis bersama-sama dengan

panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa

Melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama

dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 66

Page 67: Laporan KP Fave Hotel

kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran

guna menetapkan kuantitas awal.

Kontraktor bersama-sama direksi teknis

melaksanakan survey lapangan yang lengkap dan

menyiapkan hasil laporan tersebut. Dengan demikian

akan memungkinkan direksi pekerjaan melaksanakan

peninjauan kembali rancangan atau revisi desain dan

menyelesaikan serta menerbitkan detail pelaksanaan

sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.

Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan

dalam berita acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama

mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus

dituangkan dalam bentuk amandemen kontrak.

Setelah itu baru dilaksanakan pematokan (steaking

out) dan survey seluruh lokasi pekerjaan. Investigasi dan

pengujian dan rekayasa serta penggambaran untuk

selanjutnya disimpan sebagai rekaman proyek yang

kemudian dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan

kontrak.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 67

Page 68: Laporan KP Fave Hotel

BAB III

DESKRIPSI PROYEK

3.1. LATAR BELAKANG PROYEK

Indonesia terus mengalami peningkatan ekonomi sejak

lima tahun terakhir. Krisis moneter yang melanda seluruh dunia

tidak mempengaruhi laju perkembangan ekonomi dalam sektor-

sektor tertentu. Bahkan, pencapaian ini membuat sektor

pariwisata tetap eksis dan semakin membaik.

Untuk wilayah Indonesia sendiri, Statistical Report on

Visitor arrival to Indonesia 2004-2006 mengeluarkan data

tentang kunjungan wisman untuk meeting, incentive,

convention, exhibiton mencapai 41,23%, wisman liburan 56,49%

dan keperluan lain 2,28%. Berdasarkan perhitugan statistik

yang telah dilakukan, bisnis perhotelan di kota Solo, Dalam 5

tahun terakhir rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

bintang 3 keatas mencapai 45,72%, rata-rata tingkat

penghunian kamar hotel berbintang paling tinggi prosentasenya

terdapat pada hotel bintang empat dengan pencapaian 50,29%

(BPS surakarta,2007).

Melihat perkembangan bisnis dan pariwisata yang kian

membaik, tentunya bidang perhotelan secara otomatis akan

menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, dikarenakan sektor

perhotelan banyak terpengaruh pada iklim bisnis dan

pariwisata. Hal ini menjadi sebuah peluang besar bagi para

pebisnis yang menggeluti bidang tersebut, maupun pebisnis

yang lain untuk ikut berkecimpung dalam bidang tersebut.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 68

Page 69: Laporan KP Fave Hotel

Munculnya properti–properti baru seperti apartemen,

kondotel dan juga hotel berskala internasional di kota Solo

dalam lima tahun terakhir ini menjadi salah satu indikator

kesuksesan laju perekonomian di Kota Solo. Mengamati

perkembangan tingkat penghunian kamar hotel bintang tiga ke

atas, jumlah kunjungan wisata ke Solo, pengembangan kota Solo

menjadi destinasi business city dan iklim perekomomian yang

kondusif untuk infestasi, rasanya adalah saat yang tepat untuk

dibangun sebuah city hotel di kota Solo.

Menyadari hal tersebut, dibangunlah Fave Hotel di

kawasan Solo Baru, yang merupakan kawasan yang sedang

berkembang sangat pesat. Hotel ini diharapkan dapat menjawab

potensi pariwisata kota Solo sekaligus memberikan nilai tambah

bagi kawasan itu sendiri. Fave Hotel sendiri dibangun melalui

manajemen Aston Hotel yang telah lama berkecimpung dalam

mengelola perhotelan modern kelas dunia. Belum adanya hotel

dengan konsep serupa di areal terbangun menjadikan Fave

Hotel cabang Solobaru ini menjadi “stand-out” sebagai icon

pioneer city hotel di areal tersebut.

3.2. DASAR PEMILIHAN PROYEK

Proyek pembangunan Fave Hotel ini dipilih sebagai tempat

Kerja Praktek, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a) Lokasi yang masih berada di kota Solo sehingga

memungkinkan untuk melaksanakan kerja praktek sambil

tetap melaksanakan perkuliahan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 69

Page 70: Laporan KP Fave Hotel

b) Mengetahui bagaimana situasi ketika gambar kerja

dihadapkan pada realita lapangan yang ada, yang

kerapkali menuntut cukup banyak perubahan.

c) Memperkenalkan praktikan kepada situasi kerja yang ada

di dalam sebuah proyek pembangunan.

d) Dapat mengetahui struktur organisasi dan pihak-pihak

yang terlibat dalam sebuah proyek beserta perannya

masing-masing.

e) Dapat memperoleh pengalaman membantu pembuatan

asbuilt drawing, yang merupakan gambar pasca-

konstruksi yang menjadi tanggung jawab kontraktor

dalam pembuatannya.

f) Pada saat kerja praktek akan dimulai, tahap

pembangunan struktural Fave Hotel telah selesai dan

telah memasuki tahap pekerjaan arsitektural. Sehingga

tentunya hasil dari kerja praktek akan tepat sasaran,

khususnya bagi mahasiswa arsitektur.

3.3. DESKRIPSI PROYEK

A. Data Proyek

Proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru memiliki

data sebagai berikut.

Nama Proyek : Pembangunan Fave Hotel Solo

Baru

Lokasi : Jl Solo Permai Baru - Solo

Pemilik : PT Duta Merlin Dunia

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 70

Page 71: Laporan KP Fave Hotel

Sumber Dana : Swasta

Tahun Anggaran : 2011

Perencana Arsitektur : Megatika Internasional

Perencana ME : PT Rayosa Cipta Mandiri

Perencana Struktur : PT Cipta Sukses

Pengawas : Yohanes(wakil owner)

Kontraktor : CV Sarana Bangun Pratama

Nilai Kontrak : Rp50 000 000 000,00

B. Data Teknis Proyek

Data-data teknis:

1) Jumlah lantai : 12 lantai 2 basement

2) Tinggi bangunan : ± 46 meter

3) Kedalaman basement : 5 meter

4) Luas tanah : ± 1485 m2

5) Luas bangunan : ± 1056 m2

Adapun elevasi tiap lantai adalah sebagai berikut:

1) Basement dua : -5500 cm

2) Basement satu : -2500 cm

3) Ground floor : +1000 cm

4) Lantai dua : +6000 cm

5) Lantai tiga : +10000 cm

6) Lantai empat : +15.000 cm

7) Lantai lima : +18.000 cm

8) Lantai enam : +21000 cm

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 71

Page 72: Laporan KP Fave Hotel

9) Lantai tujuh : +24000 cm

10) Lantai delapan : +27000 cm

11) Lantai sembilan : +30000 cm

12) Lantai sepuluh : +33000 cm

13) Lantai sebelas : +36000 cm

14) Lantai duabelas : +39000 cm

15) Rooftop : +42500 cm

16) Top of roof : +46000 cm

C. Unsur-unsur Pengelola Proyek

Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Fave

Hotel Solo Baru ini, terdapat empat pihak yang terlibat di

dalamnya,

1. Pemilik proyek (owner)

2. Konsultan perencana (arsitektur, struktur, ME)

3. Pengawas

4. Kontraktor

Keempatnya merupakan suatu kesatuan. Dimana

keempat pihak tersebut saling mendukung kerja masing-

masing. Keempat pihak tersebut memiliki tugas, tanggung

jawab, dan wewenang demi terwujudnya proyek Fave

Hotel Solo Baru ini.

a. Pemilik Proyek

Pemilik proyek/owner adalah suatu instansi

atau perorangan, swasta, dan pemerintah, yang

memiliki proyek dan sebagai sumber dana untuk

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 72

Page 73: Laporan KP Fave Hotel

membiayai kegiatan. Dalam pembangunan Fave

Hotel Solo Baru ini,owner proyek adalah PT Delta

Merlin Dunia Properti.

Tugas dan wewenang owner proyek, antara

lain:

Menyediakan dana

Mengatur pelaksanaan tender

Mengeluarkan Surat Perintah Mulai

Kerja(SPMK)

Menyetujui dan menolak perubahan

pekerjaan.

Mengesahkan berita acara kemajuan

pekerjaan.

Berhak menolak pekerjaan yang tidak

sesuai dengan dokumen tender.

Mengeluarkan instruksi kepada

kontraktor melalui konsultan pengawas

atau langsung.

b. Konsultan

Konsultan terdiri dari pengawas dan

perencana. Konsultan pengawas adalah pihak

yang membantu pemilik proyek untuk mengolah

keinginan pemilik proyek menjadi sebuah rencana

yang matang sehingga nantinya tidak terjadi

banyak masalah dan siap dilaksanakan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 73

Page 74: Laporan KP Fave Hotel

Dalam proyek ini, konsultan perencana

diserahkan kepada Megatika Internasional

sebagai konsultan arsitektur, PT Cipta Sukses

sebagai perencana struktur, PT Rayosa Cipta

Mandiri sebagai perencana ME. Atas dasar

wawancara dengan kontraktor, tugas konsultan

perencana adalah antara lain:

Merencanakan struktur, bentuk, dan

desain bangunan maupun interiornya

serta seluruh instalasi yang mendukung

bangunan tersebut.

Jika terjadi perubahan gambar kerja,

maka konsultan perencana wajib

melaksanakn dan melaporkan perubahan

gambar kerja kepada owner.

Konsultan perencana wajib membuat

estimasi biaya rencana.

Pengawas dalam proyek ini adalah Bapak

Yohanes yang ditunjuk untuk mewakili owner.

Pengawas secara aktif mengawasi pelaksanaan

pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Tugas

konsultan pengawas antara lain,

Mengawasi jalannya proyek (spesifikasi

material, bahan, proses pelaksanaan, dan

mutu pekerjaan)

Wajib mengikuti rapat dengan owner dan

konsultan perencana

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 74

Page 75: Laporan KP Fave Hotel

Harus dapat memutuskan bila terjadi

masalah mengenai gambar dan

pelaksanaan dilapangan

Jika terjadi keterlambatan, maka

pengawas wajib mempertanyakan dan

meminta tanggung jawab kontraktor.

Pengawas juga mengawasi kinerja

konsultan perencana jika terjadi

perubahan gambar

Kontraktor, adalah badan hukum yang

penawarannya telah diterima oleh pemilik

kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan dibawah

persyaratan dan harga kontrak yang sudah

ditentukan. Pada pembangunan Fave Hotel Solo

Baru ini, kontraktor yang ditunjuk adalah CV

Sarana Bangun Pratama. Berdasarkan wawancara

dengan pihak kontraktor, tugasnya antara lainn:

Melaksanakan pekerjaan yang sesuai

dengan isi kontrak dan gambar

Jika ada pekerjaan tambahan, harus

tetap dilampirkan didalam berita acara

Kontraktor dapat mensubkan beberapa

item pekerjaan jika diperlukan. Dalam

proyek ini, item pekerjaan yanbg

disubkan seperti CCTV, dan networking

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 75

Page 76: Laporan KP Fave Hotel

Kontraktor juga mencari penawaran

yang paling murah dengan spek yang

harus tetap terpebuhi untuk diajukan ke

owner.

Dalam hal ini, CV. Sarana Bangun Pratama selaku

pelaksana proyek (kontraktor utama) menerapkan

sistem organisasi sebagai berikut:

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 76

Pimpinan proyek

(Arif Prastawa ST)

Site Manager

(Pak Bayu)

Supervisor Arsitektural

(Pak Aan)

Supervisor ME

(Pak Tris)

Drafting

(Hertya)

Quality Control

(Pak Pipit)

Pergudangan

(Pak Jimat)

Page 77: Laporan KP Fave Hotel

Bagan III – 1: Struktur Organisasi CV. Sarana Bangun

Pratama

Sumber: Analisa pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 77

Page 78: Laporan KP Fave Hotel

Skema tahapan perencanaan dan perancangan

gedung Fave Hotel Solobaru adalah sebagai

berikut:

Bagan III – 2: Tahap Perancangan dan Perencanaan Fave

Hotel Solo

Sumber: Analisa pribadi

Owner (PT Duta Merlin Dunia Properti)

pertama menunjuk kontraktor utama (CV. Sarana

Bangun Pratama), konsultan struktur (PT. Cipta

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 78

Owner

Penunjukkan konsultan perencana

Penunjukkan konsultan struktur

Penunjukkan konsultan ME

Penunjukkan kontraktor utama

Pembuatan proposal

Pengajuan proposal

Dana pembangunan

Realisasi proyek

Manajemen Hotel

Page 79: Laporan KP Fave Hotel

Sukses), konsultan ME (PT. Rayosa Cipta

Mandiri), dan konsultan perencana (Megatika

Internasional) tanpa melalui proses lelang.

Penunjukan ini didasarkan pada kepuasan kinerja

kontraktor tersebut pada proyek-proyek

sebelumnya.

Di saat yang bersamaan, owner juga menunjuk

manajemen yang akan mengelola bangunan hotel

miliknya. Dalam hal ini, PT Duta Merlin Properti

menunjuk Aston Hotel International, yang

kemudian menawarkan manajemen Fave Hotel.

Setelah seluruh elemen proyek terkumpul,

diadakan rapat pertemuan untuk membicarakan

kesepakatan bersama mengenai arah tujuan

proyek dan keinginan masing-masing pihak.

Selanjutnya, panitia mulai menyusun proposal,

gambaran perencanaan awal termasuk

penyusunan RAB. Setelah persetujuan didapat dan

dana dapat direalisasikan, pihak konsultan akan

membuat gambar kerja (bestek) sebagai acuan

realisasi pembangunan proyek.

Pada saat praktikan melaksanakan kerja

praktek, tahapan pelaksanaan proyek telah sampai

kepada tahapan realisasi proyek di lapangan,

khususnya tahapan finishing arsitektural yang

akan dijelaskan secara mendetail pada sub-bab

berikutnya.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 79

Page 80: Laporan KP Fave Hotel

BAB IV

PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1. BIDANG KERJA PRAKTIKAN

Di dalam proyek Fave Hotel tersebut, praktikan tidak

menduduki memegang tugas/ posisi secara spesifik, namun ikut

membantu pekerjaan berbagai pihak. Yakni:

A. Mapping

Mapping/checklist checking adalah pengecekan

kelengkapan suatu objek proyek melalui suatu daftar

checklist yang runtut, di mana tanda cek (√) akan

ditambahkan pada checklist tersebut bila objek tersebut

telah dikerjakan. Melalui metode ini, akan mengurangi

kekeliruan pengerjaan yang terlewat atau kurang

sempurna. Spidol atau tinta warna sangat dibutuhkan

untuk memudahkan e

Checklist mapping ini menjadi tanggung jawab

pemegang jabatan quality control, yang berkewajiban

mengecek dan memperbaharui checklist mapping tersebut

setiap hari. Bila ada pekerjaan yang kurang sempurna

atau terlewat, quality control memiliki wewenang untuk

mengkontak atau secara langsung menegur dan mendesak

agar penanggung jawab objek yang kurang sempurna

tersebut dapat segera mengkordinasi pekerjanya untuk

segera memperbaiki objek tersebut, atau secara langsung

menegur pekerjanya.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 80

Page 81: Laporan KP Fave Hotel

Walau sekilas pekerjaan yang dilakukan adalah

pekerjaan yang sederhana, namun memiliki pengaruh

yang penting di dalam proyek. Seorang quality control

yang baik harus selalu aktif melakukan monitoring, rajin

memperbaharui dan mendokumentasi checklist, dan

membina hubungan yang baik dengan pekerja proyek

maupun rekan stafnya.

Di dalam masa kerja praktek, praktikan memegang

checklist dan mengeceknya mulai dari lantai basement

hingga rooftop. Setelah checklist diselesaikan, kemudian

dikembalikan kepada quality control untuk diproses lebih

lanjut oleh supervisor untuk mengetahui progres kerja

proyek setiap harinya. Untuk mengantisipasi bila pada

hari itu progres kerja belum memenuhi target, maka

keesokan harinya pekerjaan tersebut harus dikejar.

Berbagai bentuk dokumen checklist yang digunakan

sebagai panduan akan dilampirkan pada bab lampiran.

Yang menjadi objek mapping dalam proyek ini adalah:

a. Kelengkapan pemasangan lantai.

b. Kelengakapan pemasangan plafon.

c. Kelengkapan pengerjaan kusen dan pintu.

d. Kelengkapan instalasi mekanikal elektrikal (ME),

yang terdiri atas:

Instalasi listrik

Instalasi AC

Plumbing

Antena TV

Telephone sistem

e. Kelengkapan interior kamar, yang terdiri atas:

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 81

Page 82: Laporan KP Fave Hotel

Furniture

Digital printing (wallpaper)

Gambar 1 : Dokumentasi kegiatan mapping checklist

Sumber: dok.pribadi

B. Drafting

Praktikan turut membantu pekerjaan drafting dalam

hal pembuatan gambar asbuilt drawing, baik berupa

gambar kerja arsitektural maupun gambar kerja

mekanikal elektrikal, maupun gambar kerja struktural.

Pembuatan asbuilt drawing ini sifatnya mengedit gambar

kerja yang telah diberikan oleh konsultan perencana.

Pembuatan gambar ini menggunakan software AutoCAD

2007. Gambar yang harus dibuat sifatnya insidental, yaitu

sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan di lapangan.

Sehingga, seorang drafter harus siap di kantor (base) bila

sewaktu-waktu menerima order editing gambar.

Seorang drafter dalam proyek ini tidak hanya

berkecimpung dalam AutoCAD atau asbuilt drawing saja,

tetapi juga membuat dokumen-dokumen seperti dokumen

cheklist yang digunakan sebagai panduan mapping

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 82

Page 83: Laporan KP Fave Hotel

(menggunakan Microsoft Excel), bahkan penyusunan RAB

(menggunakan Microsoft Excel), hingga surat menyurat.

Dengan kata lain, seorang drafter mengurusi bagian

administrasi transfering file dari bentuk tertulis ke dalam

bentuk soft file digital.

Praktikan sendiri juga tidak hanya mengerjakan

asbuilt drawing, tetapi juga membantu pembuatan

pedoman checklist. Berbagai bentuk dokumen checklist

yang telah dibuat akan dilampirkan pada bab lampiran.

Gambar 2 : Dokumentasi kegiatan dan sarana drafting

Sumber: dok.pribadi

C. Quality control

Praktikan sebagai quality controller membantu

melaporkan kepada pemegang jabatan quality control

apabila terjadi permasalahan seperti kesalahan di titik-

titik tertentu, pekerjaan tukang yang rapi, ketidaksesuaian

dengan gambar atau segala permasalahan lain yang

berkaitan dengan hasil realisasi pembangunan yang tidak

sesuai standar kualitas yang digunakan.

Sarana yang digunakan oleh praktikan untuk

melakukan kegiatan quality control adalah checklist

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 83

Page 84: Laporan KP Fave Hotel

mapping, meteran dan kamera. Melalui checklist mapping,

material yang harus dilakukan pengecekan kualitasnya

dimasukkan ke dalam list yang runtut, sehingga

meningkatkan tingkat ketelitian pengecekan dan

mencegah terlewatnya bagian bangunan yang belum

dicek.

Untuk mengecek kualitas handling pintu, praktikan

diminta untuk mencoba membuka dan menutup handling

pintu tiap kamar tanpa terkecuali tepat setelah seluruh

handling pintu dalam satu lantai selesai dipasang.

Untuk mengecek kualitas digital printing wallpaper,

praktikan harus mengamati pemasangannya, memastikan

tiap kamar dipasang dengan rapi dan tidak kentara

sambungannya. Bila ada digital printing yang sobek

ataupun kurang rapi, praktikan melapor kepada pemegang

jabatan quality control sehingga dapat segera

mengabarkan kepada tender yang bertanggungjawab

dalam pemasangan wallpaper tersebut untuk segera

memperbaikinya. Bila terjadi kesalahan dalam satu hari,

biasanya kesalahan tersebut akan diperbaiki pada hari

berikutnya. Kualitas pemasangan digital printing ini

menjadi penting karena mempengaruhi estetika kamar,

mengingat perannya sebagai point of interest kamar. Oleh

karena itu, quality control meminta praktikan untuk

benar-benar memperhatikan kerapiannya dengan

melakukan mapping checklist setiap harinya untuk tiap

kamar.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 84

Page 85: Laporan KP Fave Hotel

Praktikan juga diminta untuk memastikan

pemasangan keramik, rapi tidaknya, sampai pada

pengecekan spek keramik yang digunakan. Praktikan

harus memastikan keramik yang dipasang adalah sama

dengan spesifikasi yang tertulis jelas dalam kontrak.

Tidak hanya keramik, praktikan juga diminta untuk

mencocokkan spesifikasi yang ada di dalam daftar

spesifikasi barang yang diberikan oleh kontraktor dengan

apa yang terbangun di lapangan. Barang yang dicek

antara lain berupa material rangka plafon, karpet, tipe

keramik, tipe kusen, tipe pintu jendela alumunium, dll.

Untuk mencocokannya praktikan membuat checklist

dengan format sendiri.

Selain dari segi finishing arsitektural, praktikan

melakukan quality control untuk kelengkapan elemen

mekanikal elektrikal setiap kamar seperti:

Pemasangan lampu downlight

Pemasangan instalasi AC (grill supply dan

double frame main hole)

Pemasangan speaker

Pemasangan fire fighting system (spinkler dan

smoke detector)

Pemasangan plumbing (floor drain, wastafel,

shower, mixing shower, jet washer, kloset

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 85

Page 86: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 3 : Kegiatan quality control pemasangan

wallpaper (kiri), kelengkapan finishing (kanan)

Sumber: dok.pribadi

Gambar 3 : Kegiatan quality control pemasangan pipa bak

penampungan air

Sumber: dok.pribadi

4.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Pengadaan, pemilihan, dan penggunaan peralatan kerja

sangat penting untuk mencapai keberhasilan proyek karena

membantu pelaksanaan yang tidak mungkin dilakukan oleh

manusia dan dapat mempersingkat waktu pekerjaan.

Peralatan yang digunakan pada pengembangan proyek Fave

Hotel adalah:

A. Schaffolding

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 86

Page 87: Laporan KP Fave Hotel

Schaffolding adalah perancah yang terbuat dari besi

yang digunakan untuk menyangga bekisting plat lantai

dan balok agar kokoh dan kuat dalam menahan beban

beton ataupun beban luar yang bekerja padanya.

Tiap schaffolding dilengkapi dengan u-head sebagai

penyangga atas, jack base sebagai penyangga bawah, joint

pen sebagai penyambung antar schaffolding dan cross

base untuk menghubungkan rangkaian frame schaffolding.

Terdapat beberapa macam ukuran frame

schaffolding antara lain:

1. Main frame (MF) adalah frame schaffolding

yang terletak paling bawah;

2. Ladder frame (LF) adalah frame schaffolding

yang terletak di atas main frame.

Gambar 4 : Schaffolding

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 87

Page 88: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 5 : U-head (kiri), dan Joint pen (kanan)

Sumber: dok.pribadi

B. Waterpass tukang

Leveling atau Waterpass Tukang adalah alat yang

digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah

benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran

secara vertikal maupun horizontal. Ukuran yang umum

dapat dijumpai adalah waterpass dengan panjang 0,5 m, 1

m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi panjang

dengan lebar 5-8 cm dan tebal 3 cm. Untuk waterpass

yang digunakan tukang dalam proyek Fave Hotel ini,

adalah yang berukuran panjang 0,5 m.

Gambar 6 : Waterpass tukang

Sumber: khedanta.wordpress.com

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 88

Page 89: Laporan KP Fave Hotel

Kedua sisi mempunyai permukaan rata sebagai

bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan

diperiksa kedatran atau ketegakannya. Ditengah bagian

adalah terdapat berbentuk lobang dan ditengahnya

sebagai penempatan kaca gelembung sebgai alat

pemeriksaan kedataran, dan pada salah satu ujung

terdapat lobang dan ditengahnya sebagai penempatan

kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan

vertikal.

Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana ,

yaitu menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan

yang di chek. Untuk mengechek kedatran maka dapat

diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang

ada bagian tengah alat water pas. Sedangkan untuk

menchek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada

bagian ujung waterpas. Untuk memastikan apakah bidang

benar rata maka gelembung harus benar benar berada

ditengah alat yang ada.

C. Bor Listrik

Bor listrik digunakan untuk pekerjaan melubangi

dinding, membantu pekerjaan pemasangan cladder dan

tray, pemasangan engsel pintu, dsb. Bor listrik menjadi

salah satu komponen yang sangat penting dan digunakan

hampir di seluruh aktivitas konstruksi, khususnya pada

tahapan pemasangan instalasi mekanikal elektrikal.

Proyek Fave Hotel sendiri memiliki lebih dari satu bor

listrik, dan beberapa bahkan dibeli khusus sebagai

tambahan pada saat berlangsungnya proyek.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 89

Page 90: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 7 : Bor listrik

Sumber: dok.pribadi

D. Selep atau Gerinda Tangan

Ada dua macam gerinda tangan yang digunakan dalam

proyek Fave Hotel, yakni yang digunakan untuk

memotong keramik dan mengasah material.

Gambar 8: Gerinda tangan untuk memotong keramik

Sumber: dok.pribadi

Gambar 9 : Gerinda tangan untuk mengasah material

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 90

Page 91: Laporan KP Fave Hotel

Sumber: dok.pribadi

E. Cutting Well

Digunakan untuk memotong alumunium.

Gambar 10 : Mesin cutting (kiri), material yang dipotong (kanan)

Sumber: dok.pribadi

F. Bar Cutter dan Bar Bender

Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk

pemotong baja tulangan dengan berbagai ukuran sesuai

dengan perencanaan. Bar cutter yang digunakan di dalam

proyek ini adalah bar cutter listrik. Keuntungan dari bar

cutter listrik adalah kemampuannya memotong baja

tulangan dengan dimensi yang cukup besar dan

mutu/kualitas yang tinggi, selain itu dapat mempersingkat

pengerjaan. Bar cutter yang digunakan di dalam proyek

ini memiliki diameter maksimal 32 mm untuk pemotongan

Cara kerja bar cutter yaitu dengan memasukkan

baja yang akan dipotong ke dalam gigi bar cutter,

kemudian pedal pengendali dipijak, maka dalam hitungan

detik baja akan terpotong. Untuk memotong baja dengan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 91

Page 92: Laporan KP Fave Hotel

diameter besar dapat dilakukan satu per satu, namun

untuk baja dengan diameter kecil dapat dilakukan dengan

memasukkan beberapa baja sekaligus. Dalam

penggunaannya, tentu saja membutuhkan ketelitian

khusus untuk menghindari kecelakaan kerja.

Gambar 11 : Bar Cutter (kiri), Bar Bender (kanan)

Sumber: dok.pribadi

Bar bender adalah alat yang digunakan untuk

membengkokkan baja tulangan sesuai dengan sudut yang

diinginkan. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan

dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan

poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai

dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang

pembengkokannya. Ujung tulangan pada poros

pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.

Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan

berputar sesuai dengan sudut pembengkokan yang

diinginkan.

Pada penggunaannya harus memperhatikan keadaan

sekitar karena area pembengkokan harus bebas dari

orang yang melintas untuk menghindari kecelakaan kerja.

G. Compressor

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 92

Page 93: Laporan KP Fave Hotel

Compressor digunakan untuk membersihkan debu dan

butiran air.

Gambar 12 : Compressor

Sumber: dok.pribadi

H. Bor air

Digunakan untuk pengeboran guna mencari sumber air

yang digunakan untuk proyek.

Gambar 13 : Bor air

Sumber: dok.pribadi

I. Gondola

Digunakan untuk membantu pekerjaan pertukangan

secara vertikal dan dibiarkan tetap ada untuk keperluan

maintenance hotel selanjutnya, misalnya untuk

membersihkan kaca. Mesin utama gondola berada di

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 93

Page 94: Laporan KP Fave Hotel

rooftop, dengan alat lifting yang dapat menjulur ke bawah

hingga ke ketinggian tertentu.

Gambar 14 : Aplikasi gondola (kiri), mesin gondola di rooftop (kanan)

Sumber: dok.pribadi

Disamping alat-alat di atas pada proyek ini juga digunakan

alat-alat bantu seperti gerobak dorong, meteran, cangkul,

martil, dan lain sebagainya. Pengadaan peralatan yang

digunakan tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain

dari milik kontraktor pelaksana sendiri, disewa dan lain-lain.

4.3. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN

Kekuatan dari suatu bangunan tidak hanya ditentukan

oleh perhitungan pada saat perencanaan tetapi juga ditentukan

oleh kualitas material yang akan digunakan. Material yang akan

digunakan diharapkan sesuai dengan standar dan spesifikasi

yang telah ditentukan sebelumnya agar diperoleh hasil sesuai

dengan yang direncanakan yaitu menurut peraturan PBI 1971.

Pengadaan bahan bangunan disesuaikan dengan

kebutuhan bahan bangunan yang ada di lapangan sehingga

dapat dihindari penyimpanan yang terlalu lama dari bahan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 94

Page 95: Laporan KP Fave Hotel

bangunan tersebut agar kualitas mutu dari bahan bangunan

yang akan digunakan dalam suatu proyek dapat terjaga dengan

baik. Selain itu diperhatikan pula tentang penyimpanan bahan

bangunan yang baik.

Bahan bangunan yang digunakan dalam proyek Fave

Hotel, antara lain:

A. Semen

Dalam adukan beton, semen berfungsi sebagai

bahan pengikat untuk merekatkan butir-butir agregat agar

terbentuk suatu massa yang kompak dan padat dalam

konstruksi beton bertulang. Selain itu semen juga

berfungsi untuk mengisi rongga-rongga diantara butiran

agregat.

Cara penyimpanan semen yang baik adalah sebagai

berikut:

1. Semen disimpan dalam ruang tertutup dan diberi

ventilasi udara secukupnya agar tidak lembab serta

terlindung dari air;

2. Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh

ditumpuk lebih dari 15 lapis. Tiap-tiap penerimaan

semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga

dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan

sebelumnya. Pemakaian semen harus diatur secara

kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-

kantung semen yang kosong harus dikeluarkan dari

lapangan;

3. Semen diletakkan pada tempat yang ditinggikan

paling sedikit 30 cm dari lantai;

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 95

Page 96: Laporan KP Fave Hotel

4. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan

dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen

di lapangan menggunakan semen yang terlebih

dahulu didatangkan. Hal ini dimaksudkan agar

semen tidak terlalu lama ditimbun karena akan

menyebabkan semen mengeras.

Gambar 15 : Semen

Sumber: dok.pribadi

B. Air

Air yang digunakan dalam proyek pembangunan

Fave Hotel adalah air tawar yang bersih dan tidak

mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan

organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan

mutu pekerjaan. Air yang digunakan dalam proyek berasal

dari hasil pengeboran sendiri.

C. Agregat halus

Definisi agregat halus (pasir) menurut PBI 1971

yaitu agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam

sebagai hasil desintregasi alami dari batu-batuan atau

serupa pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 96

Page 97: Laporan KP Fave Hotel

Adapun syarat-syarat agregat halus yang digunakan

menurut PBI 1971 NI-2 Bab III Pasal 3.3 yaitu:

1. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan

keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,

artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-

pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih

dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang

diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang

dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar

lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus

dicuci.

3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan

organis terlalu banyak yang harus dibuktikan

dengan percobaan warna dari Abrams Harder

(dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak

memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai,

asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada

umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari

kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci

dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci

hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.

4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka

ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan

ayakan yang ditentukan sebagai berikut:

sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2%

berat.

sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10%

berat.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 97

Page 98: Laporan KP Fave Hotel

sisa di atas ayakan 0,25mm harus berkisar antara

80% dan 95% berat.

5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus

untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-

petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan

yang diakui.

Gambar 16 : Agregat halus

Sumber: dok.pribadi

D. Agregat Kasar

Agregat kasar berupa batu pecah buatan yang

dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Sesuai dengan

syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai-

bagai mutu beton menurut PBI 1971, NI-2 Bab III Pasal 3-

4, maka agregat kasar harus memenuhi satu, beberapa

atau semua pasal berikut ini:

1. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan

tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung

butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah

butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari

berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar

harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 98

Page 99: Laporan KP Fave Hotel

oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik

matahari dan hujan.

2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih

dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang

diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang

dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar

lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus

dicuci.

3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang

dapat merusak beton.

4. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa

dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban

penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-

syarat berikut:

a. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19

mm lebih dari 24% berat.

b. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30

mm lebih dari 22% berat atau dengan mesin

Pengaus Los Angeles, dengan mana tidak boleh

terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.

5. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka

ragam besarnya dan apabila diayak semua susunan

ayakan yang ditentukan, dengan memenuhi syarat-

syarat berikut:

a. sisa di atas ayakan 31,5 mm ± 0% berat.

b. sisa di atas syakan 4 mm harus berkisar antara

90% dan 98% berat.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 99

Page 100: Laporan KP Fave Hotel

c. selisih antara sisa kumulatif di atas dua ayakan

yang berurutan, adalah maksimum 60% dan

minimum 10% berat.

6. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari

pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang

samping dari cetakan, seperlima dari tebal plat atau

tiga-perempat dari jarak bersih minimum diantara

batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

Penyimpangan dari batasan ini diijinkan, apabila

menurut penilaian Pengawas Ahli, cara-cara

pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga

menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.

Gambar 17 : Agregat kasar

Sumber: dok.pribadi

E. Baja Tulangan

Baja yang digunakan dalam proyek Fave Hotel ada 2

jenis baja yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan ulir

dengan diameter Ø10, D19, D22, D25. Mutu baja

tulangan U-24 untuk tulangan polos dan U-39 untuk

tulangan ulir.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 100

Page 101: Laporan KP Fave Hotel

Syarat-syarat yang digunakan menurut SKSNI -15-1991-03

sebagai berikut:

1. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SKSNI -

15-1991-03 dengan:

a. U-24 untuk tulangan polos,

b. U-39 untuk tulangan ulir.

2. Penimbunan batang-batang tulangan di udara

terbuka untuk jangka waktu yang panjang harus

dicegah karena dapat menyebabkan korosi.

3. Batang-batang tulangan harus disimpan dengan

tidak menyentuh tanah.

4. Semua baja tulangan yang digunakan harus

memenuhi syarat bebas dari kotoran – kotoran,

lapisan minyak, kasar dan tidak bercacat seperti

retak.

5. Tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai

gambar rencana.

6. Pembengkokan dan meluruskan tulangan dilakukan

dalam keadaan dingin dan dengan cara yang tidak

merusak.

7. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga,

sebelum, selama dan sesudah pengecoran tidak

bergeser tempatnya.

8. Untuk mendapatkan selimut beton dengan ketebalan

tertentu dan sama harus dipasang beton decking

(tahu beton). Tahu beton berbentuk silinder terbuat

dari campuran 1 pc : 3 ps dipasang 4 buah/m2 dan

harus tersebar merata.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 101

Page 102: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 18 : Baja tulangan

Sumber: dok.pribadi

F. Beton Ready Mix

Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai

yang dibuat di pabrik dengan ketentuan mutu sesuai

pesanan dan persyaratan yang ditetapkan.

Beton ready mix didatangkan langsung ke proyek

pembangunan Fave Hotel dengan menggunakan mixer

truck dengan adukan beton yang siap tuang. Mutu beton

ready mix yang digunakan pada proyek pembangunan

Fave Hotel adalah K-300 untuk pekerjaan pondasi, poer,

kolom, dan plat.

Gambar 19: Mixer truck

Sumber: dok.pribadi

G. Kayu dan multiplek

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 102

Page 103: Laporan KP Fave Hotel

Kayu dan multiplek digunakan sebagai rangka

bekisting. Kayu yang digunakan pada proyek ini adalah

kayu lokal, ukuran kayu tergantung dari perencanaan

struktur. Multiplek yang digunakan untuk bekisting

mempunyai ketebalan 12 mm untuk papan bekisting

balok, dan plat.

Gambar 20 : Kayu dan multiplek

Sumber: dok.pribadi

H. Kawat baja

Kawat baja di lapangan biasanya disebut bendrat

yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1

mm.

Gambar 21 : Kawat baja

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 103

Page 104: Laporan KP Fave Hotel

I. Batu bata

Batu bata digunakan untuk pembuatan cetakan/ bekisting

dan digunakan untuk dinding bangunan. Adapun syarat –

syarat batu bata yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Batu bata memiliki sudut yang siku dan

runcing

2. Batu bata dibakar sempurna dan merata

dengan ciri – ciri berwarna merah tua

3. Batu bata tidak cacat, retak atau pecah

4. Memiliki permukaan yang kasar

5. Memiliki ukuran yang seragam yaitu 5 × 11 ×

23 cm

Pemasangan batu bata harus memperhatikan syarat –

syarat sebagai berikut:

1. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam

atau disiram dengan air hingga jenuh.

2. Untuk semua dinding mulai dari permukaan

sloof hingga ketinggian 20 cm di atas

permukaan lantai dalam ruangan digunakan

adukan 1 PC : 3 pasir. Adukan untuk pasangan

lain 1 PC : 5 pasir.

3. Dalam sehari ketinggian pasangan bata tidak

boleh melebihi 1m dan pengakhiran pasangan

bata harus dibuat bergerigi.

4. Pasangan benang tidak boleh melebihi 30 cm

di atas pasangan bawahnya.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 104

Page 105: Laporan KP Fave Hotel

5. Pada semua pasangan dinding setengah bata

harus digunakan bata yang utuh kecuali untuk

bagian las – lasan di bawah sudut / tepi dan

ikatannya harus sempurna.

6. Untuk pasangan dinding bata yang luasnya

lebih dari 12 m2 maka harus diberi tulangan

praktis.

7. Semua pasangan bata yang baru tidak boleh

terkena matahari langsung dan harus dijaga

dalam keadaan basah selama 7 hari.

Gambar 22 : Batu bata

Sumber: dok.pribadi

4.4. PELAKSANAAN PROYEK

A. Finishing Arsitektural

1. Pekerjaan dinding

Dalam pekerjaan pembuatan dinding, secara

garis besar proses yang dilakukan adalah

pemasangan batu-bata, pemlesteran dan

pengecatan.

a. Pekerjaan pasangan batu-bata

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 105

Page 106: Laporan KP Fave Hotel

Batu bata merupakan salah satu unsur

pembuatan dinding dalam suatu bangunan.

Dalam Proyek Pembangunan Fave Hotel Solo

ini batu bata yang digunakan berukuran

standar 5 x 11 x 23 cm, mempunyai sudut siku

yang tajam, mempunyai bentuk persegi

panjang, dan tidak mengalami keretakan.

Berikut langkah-langkah pengerjaannya:

1) Hal yang pertama dilakukan adalah

mengecek posisi penempatan dinding

yang akan dikerjakan dan chek kondisi

pondasi penempatan dinding apakah

sudah kondisi baik.

2) Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik,

kemudian dilakukan pembuatan garis

benang pada bagian dinding yang akan

dipasangkan. Untuk garis lurus secara

horizontal dilakukan pembuatan benang

pada salah satu sisi bagian pinggir bata

yang akan dipasang, dilakukan dengan

penarikan benang dari ujung ke ujung

dinding. Untuk ketegakan dibuat garis

tegak lurus secara vertical terhadap

benang horizontal yang sudah dibuat,

pembuatan garis vertical dapat dibuat

pada kolom yang ada ataupun

pembuatan mal bantu dikedua ujung

dinding yang akan dipasangkan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 106

Page 107: Laporan KP Fave Hotel

3) Jika benang horizontal pada pemasangan

awal sudah terpasang. kemudain mulai

memasang bata pada kedua ujung

bagian dinding yang akan dipasangkan,

kemudian dilanjutkan mulai satu demi

satu hingga tercapai sambungan dari

ujung keujung. Lakukan pengecekan

leveling diatas batu bata yang sudah

terpasang dan pastikan semua

pasangan bata semuanya dalam keadan

rata. Jika sudah rata maka ini adalah

menjadi panduan untuk memasang

ketingkat berikutnya. Harus dipasikan

ketebal mortar harus tetap sama dan

demikian juga pengisian mortar antar

bata harus sama.

4) Jika saat pemasangan terdapat

perbedaan ketinggian bata, maka untuk

mendapatkan kerataan dapat dilakukan

dengan memukul ujung bata dengan

pelan sampai bata tetap rata, pemukulan

dapat dilakukan dengan kondisi adukan

masih dalam keadaan basah. Jika

adukan/ mortar sudah kering maka

mortar harus diambil dan diganti dengan

adukan/mortar baru.

5) Jika bata sudah dipasangkan dalam

beberapa rangkaian, kadang

adukan/mortar ada yang berlebih atau

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 107

Page 108: Laporan KP Fave Hotel

sampai meleleh hingga keluar dari sisi

pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan

berlebih harus segera di ratakan dengan

menggunakan sendok semen supaya

permukaan tetap rata. Tidak boleh

dibiarkan sempat mengering karena hal

ini sangat mempengaruhi kerapian dan

kerataan dinding saat pelaksanaan

plesteran.

6) Setelah mendapatkan beberapa

tingkatan pasangan bata yang sudah

dipasangkan dan yang telah terhubung

dari ujung keujung bagian dinding yang

dipasangkan, kemudian harus menarik

garis horizontal dari ujung keujung pada

garis vertical yang dibuat untuk

mendapatkan ketegakan dinding.

Pemasangan benang horizontal dapat

dilakukan setiap 50 cm . Pemasangan

dilakukan dalam 1 garis lurus sesuai

dengan benang yang dipasangkan

sehingga didapatkan ketegakan dinding

yang baik dan kondisi pasangan tetap

rapi sampai posisi atas.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 108

Page 109: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 23 : Dokumentasi Fave Hotel saat progres sampai

pada pekerjaan pasangan batu-bata

Sumber: dok.pribadi

Gambar 24 : Dokumentasi tampak samping Fave Hotel

saat pekerjaan pasangan batu-bata

Sumber: dok.pribadi

b. Pekerjaan acian

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 109

Page 110: Laporan KP Fave Hotel

Dinding pasangan bata tidak boleh

langsung diplester, tetapi harus berselang 4

sampai 5 hari. Pada Proyek Pembangunan

Fave Hotel ini, plesteran untuk dinding biasa 1

ppc : 5 ps, untuk pasangan trassram 1 ppc : 3

ps. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai,

tembok bata harus disiram dulu dengan air

dan harus dibuat dulu kelabangan (alur

plesteran) sesuai dengan tebal plesteran yang

diinginkan supaya mempermudah pekerjaan

pleteran. Plesteran diratakan dengan jidar

yang terbuat dari kayu supaya plesteran yang

dihasilkan tidak bergelombang. Setelah

plesteran kering dinding tersebut harus diaci

terlebih dahulu sebelum diplamur dan

kemudain dicat.

Langkah-langkah pengerjaan plesteran:

1) Sebelum melakukan plesteran terlebih

dahulu dibuat caplakan dan kelabangan.

Caplakan adalah titik-titik acuan yang

sudah di plot dengan benang sehingga

posisinya sudah tegak lurus dengan

lantai. Kelabangan adalah plesteran

vertikal yang dibuat dari satu caplakan

ke caplakan dibawahnya. Kelabangan

bisa dibuat setelah caplakan mengeras;

2) Pelepohan dilakukan dengan cara

mengambil mortar menggunakan cetok

kemudian dilemparkan dengan cepat

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 110

Page 111: Laporan KP Fave Hotel

pada pasangan bata yang sebelumnya

sudah dibasahi. Setelah pelepohan

selesai dilakukan perataan menggunakan

kasau dan ruskam;

3) Pekerjaan acian dilakukan setelah

plesteran selesai. Acian adalah lapisan

tipis dari pasta semen yang bertujuan

memadatkan permukaan dinding yang

benar-benar halus.

Gambar 25 : Tembok yang sudah diberi acian

Sumber: dok.pribadi

Selama proyek berjalan, sebagian besar

tembok dibiarkan pada proses pengacian dan

tidak dicat. Pengecatan dilakukan apabila

pemasangan lantai dan kegiatan instalasi

mekanikal elektrikal telah mencapai progres

80%. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 111

Page 112: Laporan KP Fave Hotel

perlunya pengecatan ulang akibat noda-noda

proyek yang mengotori dinding.

c. Pekerjaan pengecatan

Pekerjaan pengecatan dilakukan apabila

progres pekerjaan mekanikal elektrikal sudah

mencapai 80%, dan sebagian besar plafon

telah ditutup. Dalam artian, sebagian besar

pekerjaan mekanikal elektrikal yang

membutuhkan banyak pembongkaran dan

sekiranya berpotensi mengotori dinding, sudah

hampir selesai.

Terbukti pada proyek Fave Hotel ini,

pada saat pekerjaan pengecatan berlangsung,

masih ada beberapa titik plafon yang belum

tertutup sempurna yang menandakan bahwa

beberapa pekerjaan mekanikal elektrikal

masih belum selesai di titik tersebut.

Pekerjaan pengecatan yang berlangsung

di Fave Hotel ada tiga macam:

1) Pengecatan dinding

Finishing dinding setelah tahap acian.

Gambar 26 : Tembok yang sudah di-finishing cat)

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 112

Page 113: Laporan KP Fave Hotel

Sumber: dok.pribadi

2) Pengecatan kusen pintu jendela.

Setelah melalui proses pendempulan,

selanjutnya adalah memberikan finishing

cat dengan menggunakan cat spray.

Warna yang digunakan ada dua yaitu

broken white untuk dasaran dan warna

fuchsia sebagai warna signature Fave

Hotel.

Tidak hanya pintu, namun juga kusen

jendela, dicat pula dengan warna broken

white dengan metode yang sama.

Untuk dapat mewarnai dengan rata, para

tukang menggunakan kertas koran

sebagai bantuan membuat garis lurus

dengan cat spray.

Gambar 27 : Pekerjaan cat pada pintu (kiri), Pintu yang telah selesai dicat (kanan)

Sumber: dok.pribadi

3) Pengecatan pipa

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 113

Page 114: Laporan KP Fave Hotel

Untuk memudahkan maintenance

dengan memberikan warna yang berbeda

untuk tiap pipa dengan fungsinya

masing-masing. Pengecatan dilakukan

dengan menggunakan cat spray.

Gambar 28 : Pekerjaan pengecatan pipa

Sumber: dok.pribadi

Berbagai produk cat yang digunakan dalam

proyek Fave Hotel adalah sebagai berikut:

Dinding Cat Minyak V-Gloss

Type : Papyrus Iced 46626

Finishing Cat Pentalite

Type : Orchid White A911-44523

Finishing Cat Pentalite

Type : Kitten White 30 YY 78 / 035

Finishing Cat Weathershield

Type : Icon Grey 00NN 31 / 000

Finishing Cat Pentalite

Type : Quiet Solitude 03YY 86/021

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 114

Page 115: Laporan KP Fave Hotel

Finishing Cat Weathershield

Type : Fossil Grey 30 YY 56 / 060

Finishing Cat Pentalite Light & Space

Artistik

Type : Floral Paradise LS 0850

Finishing Cat Pentalite Artistik

Type : Fuchsia Berry 40RR 11/430

Finishing Cat Pentalite Artistik

Type : Angel's Gaze 70 RB 83/017

Finishing Cat Pentalite

Type : Foggy Promenade 10 RB 53/115

Finishing Cat Pentalite

Type : Casa Royale 90 RB 12/225

Finishing Cat V-Gloss

Type : White 9000

Finishing Cat Pentalite

Type : Brilliant White 2290

Dinding Cat Minyak V-Gloss

Type : Pewter Grey 40698

Finishing Cat Pentalite / setara

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 115

Page 116: Laporan KP Fave Hotel

Type : Seashell 44806

Mengenai detil cat pada tiap bagian interior,

akan dilampirkan pada bagian lampiran.

2. Pekerjaan Lantai

Di dalam proyek Fave Hotel terdapat dua jenis

pekerjaan lantai yakni lantai yang ditutup keramik,

dan lantai yang diratakan dengan semen untuk

selanjutnya ditutup dengan karpet.

a. Pekerjaan lantai keramik.

Langkah-langkah pemasangan keramik lantai:

1) Merendam keramik di dalam air. Hal ini

akan membuat keramik menjadi lebih

elastis dan lebih mudah menempel pada

saat pemasangan.

2) Memerhatikan kualitas keramik. Keramik

kualitas rendah akan susah memasang

secara presisi. Untuk itu, nat keramik

harus dipasang longgar karena masing-

masing keramik memiliki selisih 0.2–0.5

mm sehingga tidak saling bertubrukan.

3) Mengoleskan air semen. Membilaskan

semen yang sudah dicampur air sedikit

ke bawah keramik. Hal ini akan membuat

daya rekat keramik ke adukan benar-

benar lengket.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 116

Page 117: Laporan KP Fave Hotel

4) Membersihkan dari kerikil. Adukan dan

dasar lantai yang akan dipasang harus

bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan

lain yang akan membuat rongga di

bawah keramik.

5) Memadatkan secara rata. Mengetuk

keramik yang baru dipasang dan

memastikan tidak ada yang kopong atau

bagian dasar berongga karena itu akan

membuat keramik lepas di kemudian

hari. Memeriksa ketinggiannya apakah

sudah sama rata dengan benang yang

ditarik untuk menentukan ketinggian

lantai.

6) Nat keramik dipasang belakangan. Tidak

pasang semen oker atau nat pada sisi

keramik saat itu juga melainkan

membiarkannya selama dua atau tiga

hari. Hal ini akan membuat sisa udara

yang mengendap akan keluar melalui nat

yang belum ditutup. Setelah itu baru

diberi semen nat dan tidak lupa

membersihkan nat yang masih kosong

dari kotoran yang mengendap.

7) Jangan diinjak-injak. Perlu mengamankan

areal keramik yang baru dipasang dari

lalu lalang orang selama 2–3 hari.

Keramik akan ambles karena adukan di

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 117

Page 118: Laporan KP Fave Hotel

bawahnya masih belum kuat untuk

dibebani.

8) Memeriksa kembali. Dalam sebuah areal

pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3–

5 keramik yang kopong. Untuk itu segera

bongkar dan ulangi pemasangannya.

Dalam proyek Fave Hotel keramik yang

digunakan adalah:

Keramik 40 cm x 40 cm

Type : Chrysant Bone G 447311

Skirting Keramik 40 cm x 40 cm

Type : Chrysant Bone G 447311

Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Minima Origine G227196

Skirting Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Minima Origine G227196

Keramik 20 cm x 25 cm

Type : Spektrum Bright W25706

Homogeneous Tile 60 cm x 60 cm

(Polish)

Type : Modena Rock

Homogeneous Tile 10 cm x 30 cm

(Polish)

Type : Prada

Skirting Homogeneous Tile 10 cm x 30

cm (Polish)

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 118

Page 119: Laporan KP Fave Hotel

Type : Prada

Homogeneus Tile 10 cm x 40 cm

Type : Prada

Homogeneus Tile 80 cm x 80 cm

Type : Firenze

Skirting Homogeneus Tile 10 cm x 80 cm

Type : Firenze

Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Venere Charcoal G227062

Skirting Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Venere Charcoal G227062

Keramik 25 cm x 25 cm

Type : 26206 Rhapsody White

Fin Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Lucido Avorio W20114

Keramik 25 cm x 45 cm

Type : W 45206 Rhapsody White

Keramik 25 cm x 45 cm

Type : W 45341 Festival Lavender

Keramik 16.2 cm x 65.6 cm

Type : G165600R madera Brown

Skirting Keramik 10 cm x 65,6 cm

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 119

Page 120: Laporan KP Fave Hotel

Type : G165600R madera Brown

Keramik 20 cm x 20 cm

Type : Minima Bianco G227106

Step Nosing 10 cm x 30 cm

Homogeneous Tile 60 cm x 60 cm (Matt)

Type : Classic White

Skirting Homogeneous Tile 10 cm x 60

cm (Matt) Type : Classic White

b. Lantai beralas karpet

Langkah-langkah pemasangan karpet adalah

pertama-tama pada bahagian yang akan diberi

karpet dilakukan peninggian ketinggian lantai

terlebih dahulu.

Gambar 29 : Aplikasi semen untuk menaikkan ketinggian lantai

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 120

Page 121: Laporan KP Fave Hotel

Setelah dilakukan peninggian ketinggian

lantai, selanjutnya dilakukan perataan

permukaan agar karpet dapat dipasang tanpa

melembung karena permukaan yang tidak

rata.

Gambar 30 : Lantai yang sudah rata sebagian

Sumber: dok.pribadi

Aplikasi karpet pada proyek Fave Hotel adalah

pada titik tertentu yaitu:

1) Koridor antar kamar

Gambar 31 : Karpet koridor antar kamar

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 121

Page 122: Laporan KP Fave Hotel

Sumber: dok.pribadi

2) Multi function room

Gambar 32 : Karpet multi function room

Sumber: dok.pribadi

3) Koridor antar meeting room

Gambar 33 : Karpet koridor meeting

room

Sumber: dok.pribadi

Jenis karpet yang digunakan untuk ketiga

lokasi tersebut pun memiliki motif yang sama.

Karpet tersebut menggunakan bahan dasar

nilon. Karpet dengan bahan ini cukup baik jika

ruang itu sering terkena kotoran. Umumnya,

kotoran tidak dapat melekat pada bahan nilon

sehingga, ketika dibersihkan dengan vacuum

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 122

Page 123: Laporan KP Fave Hotel

cleaner, kotoran akan mudah terisap atau

terangkat. Kelebihan lain dari karpet ini, bulu-

bulunya yang berdiri juga tidak mudah jatuh.

Karpet pun selalu terasa empuk. Dengan

bahan nilon, warna karpet akan terlihat cerah

maka digunakan pada area publik

Gambar 34 : (kanan) bagian atas, (kiri) bagian bawah/alas

Sumber: dok.pribadi

3. Pekerjaan Plafon

Pekerjaan plafon diselesaikan dalam tiga tahapan:

a. Pemasangan rangka

Rangka yang digunakan adalah jenis

rangka metal furing. Untuk ruangan dengan

rencana plafon sederhana, pemasangan

rangka metal furing dapat dilakukan secara

langsung.

Namun untuk ruangan dengan desain

rencana plafon yang rumit / unik dengan motif

desain tertentu yang cenderung rumit, maka

terlebih dahulu tukang merangkai rangka

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 123

Page 124: Laporan KP Fave Hotel

metal furing tersebut mengikuti bentuk motif

desain. Rangka dengan motif desain yang

spesifik ini dipasang di belakang, yaitu setelah

bagian yang sederhana telah selesai dipasang.

Dengan cara ini, kesulitan pemasangan karena

rumitnya bentuk desain dapat direduksi

karena pengerjaannya dilakukan di bawah.

Gambar 35 : Rangkaian rangka metal furing (kiri), Proses merangkai rangka

metal furing sesuai rencana plafon (kanan)

Sumber: dok.pribadi

Gambar 36: proses pemasangan rangka plafon Coffee Shop

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 124

Page 125: Laporan KP Fave Hotel

b. Pemasangan gypsum board

Setelah rangka metal furing terpasang,

selanjutnya adalah memasang gypsum board.

Pada proyek Fave Hotel ini, jenis gypsum

board yang digunakan adalah Gypsum Board

T.9 mm List Profile type : Z profile for shadow

line dengan merek Jayaboard.

Langkah-langkah pemasangan gypsum board

adalah sebagai berikut:

1) Setelah rangka metal furing selesai

dipasang, selanjutnya gypsum board

dipasang dengan mengait pada baut.

Gambar di bawah ini menunjukkan

pemasangan gypsum board pada koridor

antar kamar yang belum sepenuhnya

tertutup, hal ini dikarenakan penutupan

plafon harus memastikan instalasi

perpipaan di atasnya telah 100% selesai,

padahal pada titik yang tergambar di

bawah ini, ada beberapa perpipaan yang

belum terselesaikan. Bila plafon

terlanjur ditutup sementara masih ada

yang belum terselesaikan, kontraktor

akan terkena charge biaya tambahan.

Gypsum board ini akan dilubangi

apabila hendak memasang lubang

double frame main hole, instalasi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 125

Page 126: Laporan KP Fave Hotel

speaker, lampu downlight, sprinkler

maupun exhaust.

Gambar 37: Pemasangan gypsum board

Sumber: dok.pribadi

2) Setelah gypsum board selesai dipasang,

selanjutnya adalah aplikasi material

“dempul” untuk menutup kaitan baut

dan menghaluskan permukaan yang

kurang sempurna sebelum dicat.

Gambar 38 : Aplikasi dempul pada gypsum board

Sumber: dok.pribadi

c. Cat/finishing

Setelah gypsum board terpasang dan

didempul, selanjutnya diberi finishing cat.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 126

Page 127: Laporan KP Fave Hotel

Pada proyek Fave Hotel ini menggunakan

finishing cat pentalite type : Brilliant White

2290. Beberapa bagian plafon diberi aksen

lampu pendar untuk memperindah suasana.

Gambar 39 : Aksen lampu pada plafon

Sumber: dok.pribadi

B. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

1. Instalasi Tata Udara

Pada proyek Fave Hotel Solo Baru ini unit kamar

hotel menggunakan model AC split duck, dimana

tiga buah unit AC split duck indoor mampu di handle

oleh sebuah unit AC outdoor, begitu juga dengan

koridor. Untuk AC model ini pengontrolan suhu

menggunakan thermostat yang dipasang di sebelah

kamar tidur.

Gambar IV – 39 : (ki-ka)AC Split Duck, thermostat

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 127

Page 128: Laporan KP Fave Hotel

Sumber: dok.pribadi

Gambar 41 : unit outdoor

Sumber: dok.pribadi

Gambar 42 : skema tata udara

Sumber: gambar kerja ME

2. Instalasi listrik

a. Pekerjaan pemasangan panel daya

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 128

Page 129: Laporan KP Fave Hotel

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja

dengan ketebalan minimum 1.7 mm. Kabinet

untuk panel daya/kontrol harus mempunyai

ukuran yang proporsional seperti

dipersyaratkan untuk panel daya yang

besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk

jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak

perlu sesak. Frame/rangka panel harus

ditanahkan atau dipasangi ground, hal ini

dimaksudkan agar panel kabinet yang terbuat

dari plat baja tadi mampu mengalirkan

kebocoran listrik dari alat-alat listrik yang

telah terinstal didalam kabinet.

Gambar 43 : (kiri) kabinet panel, (kanan) main panel

Sumber: gambar kerja ME

Hal tersebut juga termasuk salah satu syarat

kemanan dari pihak Depnaker, dimana

nantinya pihak yang bertugas me-maintenance

panel listrik tidak tersengat listrik akibat

kebocoran alat-alat listrik didalam kabinet

panel daya. Pada kabinet harus ada cara-cara

yang baik untuk memasang, mendukung dan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 129

Page 130: Laporan KP Fave Hotel

menyetel panel daya serta penutupnya.

Kabinet dengan kawat – kawat through feeder

harus diatur dengan baik, rapi, dan benar

sesuai dengan gambnar kerja yang telah

direncanakan oleh pihak konsultan ME.

a) Finishing

Semua rangka, penutup, cover plat dan

pintu panel listrik seluruhnya harus

dibuat tahan karat dengan diberi cat

dasar atau primecoating dan diberi

pelapis cat akhir (finishing paint).

Penentuan warna dan merek cat

sebelumnya harus dimintakan

persetujuannya ke Direksi/Pengawas.

Pengecatan harus tahan karat,

dikerjakan dengan cara galvanized

cadmium plating atau dengan zinc

chromate primer dan dicat dengan cat

akhir sistem bakar (oven).

b) Kunci

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan

kunci “cath and flat key lock”. Jenis

kunci untuk setiap kabinet harus dari

tipe “common key”, sehingga kunci

untuk setiap kabinetnya adalah sama.

Pada masing-masing kabinet harus

disediakan dua anak kunci.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 130

Page 131: Laporan KP Fave Hotel

c) Tinggi pemasangan kabel

Pemasangan panel sedemikian rupa,

sehingga setiap peralatan di dalam

panel dengan mudah masih dapat

dijangkau. Tergantung pada tipe/macam

panel, bila dibutuhkan

alas/pondasi/penumpu/penggantung.

Kontraktor harus menyediakan dan

memasang, sekalipun tidak tertera pada

gambar.

d) Label

Semua kabinet panel daya, panel

kontrol, switch, fuse unit, isolator

switch group, pemutus daya (CB) dan

peralatan-peralatan lainnya harus diberi

label sesuai dengan fungsinya untuk

mengindikasikan / mengidentifikasikan

penggunaan / nama alat tersebut. Label

ini terbuat dari bahan logam anti karat

dengan huruf / huruf hitam.

Gambar 44 : Label

Sumber: gambar kerja ME

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 131

Page 132: Laporan KP Fave Hotel

b. Pemasangan cabel tray dan ladder

Cable ladder dipasang di dinding shaft

dengan menggunakan 3 buah dynabolt

sedangkan cable tray digantung pada dak

beton menggunakan bunder berulir anti

karat. Ukuran dan type cable ladder dan

cable tray disesuaikan dengan yang

tercantum dalam gambar rencana dan harus

dihubungkan dengan Grounding.

Gambar 45 : kable tray, dinabolt, kabel ladder

Sumber: gambar kerja ME

c. Pemasangan kabel listrik

Dalam pemasangan instalasi kabel listrik

terdapat 3 macam jenis yang dibagikan

menurut fungsinya yaitu:

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 132

Cable tray

Page 133: Laporan KP Fave Hotel

A. Pemasangan instalasi kabel listrik

B. Pemasangan instalasi lampu/armature

C. Pemasangan instalasi stop contact

Berikut detail tiap-tiap langkah pemasangan

instalasi tersebut

A. Pemasangan instalasi kabel listrik

a) Dibuat marking pada plat lantai untuk

jalur pipa konduit yang akan

digunakan untuk jalur pipa instalasi

kabel listrik

b) Pasang Pipa konduit sesuai dengan

jalur marking yang telah dibuat

dengan menggunakan klam yang

berwarna sesuai dengan jenis

pekerjaannya.

c) Memasang kawat pemancing untuk

menarik kabel

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 133

Marking pada plat lantai

Pemasangan klam

Pemasangan pipa

Page 134: Laporan KP Fave Hotel

d) Sambung ujung kabel dengan ujung

kawat pancing, kemudian tarik kawat

pancing untuk menarik kabel instalasi

tersebut

e) Potong kabel listrik sesuai dengan

kebutuhan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 134

Memasukan kawat pemancing

Memasukan kawat pemancing dengan kabel

Memotong kabel

Page 135: Laporan KP Fave Hotel

f) Hubungkan jalur instalasi titk

peracabangan didalam tee-dos, lalu

tutup sambungan dengan

menggunakan lasdop.

g) Pengukuran resistansi kabel instalasi

yang telah terpasang, termasuk

kualitas sambungan pada tiap tee-

dos.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 135

Pemasangan tee dos

Pengukuran resistansi

Page 136: Laporan KP Fave Hotel

h) Setelah semua jalur instalsi selesai

dipasang dan hasil pengukuran

resistansi diperoleh hasil yang baik,

rapikan semua jalur instalasi dan

tutup semua teedos yang ada.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 136

Penutupan jalur instalasi

Page 137: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 46 : Instalasi listrik yang sudah terpasang

Sumber: gambar kerja ME

3. Instalasi Fire Alarm

a. Bahan dan peralatan

1) Unit alarm bell

2) Kabel listrik

3) Klam

4) Pipa PVC

b. Rencana instalasi

Bagan IV – 1 : Skema instalasi fire figting system

Sumber: Analisa pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 137

Addressable panel

Heat detector

Smoke detector

Alarm bell, indicating lamp, manual break glassCable tray

Page 138: Laporan KP Fave Hotel

Kabel bell alarm disambungkan ke terminal

box fire alarm yang ada tiap lantai. Dari

terminal fire box alarm, kabel-kabel

disambungkan di addressable panel yang

berada diruang kontrol.

c. Teknis pemasangan

1) Listrik dari panel utama disalurkan melalui

tray diruang panel tiap lantai.

2) Kemudian disalurkan ke pipa-pipa PVC

yang dikaitkan ke plat lantai dengan klam

untuk menunjukan bahwa pipa tersebut

merupakan kabel alarm kebakaran.

3) Ketika kabel-kabel utilitas sudah dipasang

dan masuk ke dalam pipa, plafon mulai

dipasang.

4) Memasang dan menyambungkan unit alarm

kebakaran dengan kabel kemudian di

pasang pada plafon yang telah ditentukan.

5) Menutup unit alarm tersebut dengan

pentutup.

6) Semua aktifitas speaker dikendalikan di

ruang server room and file yang terletak di

lantai semi basement.

4. Instalasi Tata Suara

a. Bahan dan peralatan:

1) Speaker system type ceilling

2) Kabel listrik

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 138

Page 139: Laporan KP Fave Hotel

3) Pipa conduit

b. Rencana instalasi

Bagan IV – 2 : Skema instalasi tata suara

Sumber: Analisa pribadi

Tata suara pada Fave Hotel Solo Baru ini

menggunakan ceilling speaker dan horn

speaker. Tata suara ini difungsikan untuk

fasilitas music/radio, paging/pemanggilan, dan

emergency sirine. Fasilitas-fasilitas tersebut

disambungkan ke mixer pre amp kemudian

selectorswitch lalu ke power amp.

Dari power amp, sambungan diteruskan

ke speaker selector dan MDF TS. MDF TS lalu

mendistribusikan suara ke speaker-speaker

lantai yang dituju. Selain itu MDF TS juga

menerima input dari meja informasi. Semua

sistem tata suara dikontrol melalui ruang

server room and files.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 139

Page 140: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 47 : Posisi server room

Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama

Server room and files pada Fave Hotel

sendiri terletak di area kantor dan hanya bisa

diakses oleh orang-orang internal kantor.

Sehingga keberadaan dan aktivitas tidak

menganggu kenyamanan hotel serta memiliki

kemudahan akses bagi operatornya.

Di dalam server room ini nantinya tidak

hanya mengatur tata suara, tetapi juga server

pengaturan TV, telepon dan ruang arsip utama

untuk menyimpan keperluan arsip kantor.

c. Teknis pelaksanaan

1) Kabel tata suara disalurkan melalui tray dari

ruang server and file ke ruang panel.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 140

Page 141: Laporan KP Fave Hotel

2) Kemudian disalurkan ke pipa-pipa konduit

pada plat lantai.

3) Setelah itu ceiling speaker dipasang pada

plafond koridor dan foyer kamar hotel.

Gambar 48 : Rencana perletakan ceiling speaker

Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama

5. Instalasi Telepon dan Internet

Bagan IV – 3 : Diagram instalasi telepon

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 141

Page 142: Laporan KP Fave Hotel

Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama

Pada proyek Fave Hotel Solo Baru ini, pihak

management hotel meminta 20 line telepon agar

mampu menghandle telepon masuk yang relatif

banyak. Dari Telkom sebanyak 20 line masuk ke

MDF TP lalu diteruskan ke PABX/private automtic

branch exchanger. Sumber energi PABX didapat dari

PLN melalui unit-unit panel. Dari PABX kemudian

kembali ke MDF TP/main distribution frame untuk

disalurkan ke terminal box tiap-tiap lantai hingga

akhirnya sampai ke unit-unit telepon per kamar.

Semua aktifitas telepon dipantau dan dikontrol

melalui ruang server dan files.

Gambar 49: Kabel telepon

Sumber: dok. Pribadi

6. Instalasi CCTV dan MATV

a. CCTV

Pada proyek kali ini Fave Hotel menggunakan

cctv tipe fix sebanyak 27 buah dan tipe rotate 3

buah. Dari unit CCTV tiap lanti lalu citra yang

ditangkap oleh sensor cahaya lalu diproses menjadi

data oleh CCTV dan diteruskanke digital multiplexer

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 142

Kabel yang menjulur ini nantinya akan tersambung dengan pesawat telepon tiap kamar.

Page 143: Laporan KP Fave Hotel

recorder sebanyak 2 buah. Melaui digital

multiplexer inilah kemudian tiap-tiap channel unit

CCTV ditampilkan ke dalam monitor secara

multiscreen, artinya dalam satu layar mampu

menampilkan beberapa sumber CCTV. Selanjutnya

data yang diterima monitor multi screen diteruskan

ke video matrix switch proccessor untuk kemudian

dibagi ke still/spot monitor, sequence monitor, dan

pc untuk kemudian data-data yang direkam tersebut

dapat diolah apabila diperlukan.

Bagan IV – 4 : Diagram instalasi CCTV

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

b. MATV

MATV atau Master Antenna Television adalah

sistem untuk pelayanan televisi yang menggambil

sinyal dari beberapa anntena atau parabola. Pada

Proyek Fave Hotel Solo Baru ini, penangkap

sinyal tv menggunakan 2 buah antenna UHF,

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 143

Page 144: Laporan KP Fave Hotel

antenna VHF, satelit cakrawala untuk Indovision,

dan parabola 6ft untuk menangkap jalur asiasat

III.

Gambar 50 : Proses pemasangan server antena TV

Sumber: dok. Pribadi

Bagan Gambar IV – 5 : Diagram instalasi MATV

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 144

Page 145: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 51 : Plug in untuk antena TV

Sumber: dok. pribadi

7. Instalasi Plumbing

Pengertian plumbing (dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai Plumbing) secara umum

adalah sistem penyediaan air bersih dan penyaluran

air buangan di dalam bangunan. Secara khusus,

pengertian plumbing merupakan sistem pempipaan

dalam bangunan yang meliputi sistem pemipaan

untuk:

• Penyediaan air minum

• Penyaluran air buangan dan ven

• Penyediaan air panas

• Penyaluran air hujan

• Pencegahan kebakaran

• Penyediaan gas

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 145

Page 146: Laporan KP Fave Hotel

• AC (air conditioner)

Fungsi plumbing antara lain adalah penyediaan air

bersih, yaitu menyediakan air bersih ke tempat yang

dikehendaki dengan tekanan yang cukup agar ketika

keluar dari kran, maka air masih mempunyai tenaga

yang cukup kuat. Selain itu adalah penyaluran air

buangan yaitu membuang air kotor dari tempat

tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya.

Dengan sistem plumbing yang baik maka diharapkan

dapat menciptakan lingkungan yang sehat pula.

Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dalam pembangunan suatu

gedung. Oleh sebab itu, perencanaan dan

perancangan sistem plumbing harus dilakukan

bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan

perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri,

dengan memperhatikan secara seksama

hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi

gedung serta peralatan lainnya yang ada di dalam

gedung tersebut (seperti pendingin udara, peralatan

listrik, dan lain-lain). Hal-hal yang perlu diketahui

dalam perencanaan suatu sistem plumbing adalah

jenis dan penggunaan bangunan, denah bangunan,

dan jumlah penghuni.

Tahapan dari pekerjaan perencanaan plumbing

adalah sbb :

1) Mengetahui fungsi bangunan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 146

Page 147: Laporan KP Fave Hotel

2) Penetapan jenis peralatan plumbing

3) Penetapan jumlah peralatan plumbing

4) Rencana jaringan pipa plumbing

5) Penetapan dimensi pipa plumbing

(dimensioning )

6) Rencana perletakan peralatan plumbing

7) Penggambaran rancangan teknik terinci

plumbing

Pemasangan peralatan plumbing ada 2 cara yang

dapat ditempuh, yaitu :

• Pemasangan kasar, yaitu peralatan

plumbing dipasang bersamaan dengan

berkembangnya konstruksi bangunan

• Pemasangan halus, yaitu pemasangan

peralatan plumbing dilakukan setelah

konstruksi bangunan selesai, sehingga

menghindari terjadinya kerusakan peralatan

plumbing akibat pembangunan konstruksi.

Dalam perencanaan bangunan diperlukan pipes

gallery. Yang dimaksud pipes gallery adalah suatu

ruangan yang khusus disediakan untuk pempipaan

plumbing. Pemasangan pipa plumbing pada dinding

tidak diperbolehkan terlalu banyak, karena akan

menambah beban pada dinding, sehingga bila

bebannya besar dinding dapat bergeser. Karena itu,

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 147

Page 148: Laporan KP Fave Hotel

jalur pipa sebaiknya dibuat melalui pipes gallery dan

menghindari dinding.

Ada 2 jenis pipes gallery, yaitu :

1) Vertical pipes gallery, yaitu ruangan pipa

yang tegak (sejajar dengan ruangan lain)

2) Horizontal pipes gallery, yaitu ruangan pipa

yang terletak di bawah lantai, di atas plafon.

Ukuran pipes gallery harus memungkinkan orang

masuk untuk melakukan reparasi pipa

Dalam merencanakan sistem ini tidak terlepas dari

masalah-masalah yang akan dihadapi, baik

perencanaan maupun dalam perhitungan dimensi.

Masalah-masalah tersebut diantaranya:

1. Penentuan jalur

Dalam menentukan jalur sistem plumbing air

bersih, air buangan, dan ven tidaklah

mudah. Jalur yang akan dibuat hendaklah

seefisien mungkin baik panjang maupun

fitting yang akan digunakan pada sistem

plumbing tersebut.

2. Perhitungan Sistem Plumbing

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 148

Page 149: Laporan KP Fave Hotel

Perhitungan yang dilakukan pada sistem

plumbing ini meliputi perhitungan jumlah

alat plumbing yang digunakan, perhitungan

kapasitas reservoir, dan perhitungan

dimensi pipa.

Masalah yang dihadangi dalam perhitungan

ini biasanya kekurangtelitian dalam

melakukan perhitungan tersebut, hal ini

dikarenakan banyaknya data yang dihitung

dan tabel yang digunakan. Selain itu kurang

menguasai rumus-rumus yang digunakan,

sehingga sering terjadi kesalahan dan lama

dalam melakukan perhitungan.

3. Penggambaran Sistem Plumbing

Gambar-gambar yang harus dibuat dalam

sistem ini, meliputi denah, isometri, dan

detail-detail. Masalah yang timbul dalam

penggambaran ini adalah penentuan skala

yang baik, sehingga akan mempengaruhi

gambar yang dibuat. Jika skala yang dibuat

terlalu kecil maka susah dalam

menggambarkan sistem itu dan tidak akan

bisa menggambar semua sistem plumbing

dalam satu denah. Selain itu sering pula

dalam penggambaran kurang

memperhatikan ukuran yang mengakibatkan

gambar kurang enak dipandang.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 149

Page 150: Laporan KP Fave Hotel

Berikut adalah proses pengerjaan sistem

plumbing pada Fave Hotel Solo Baru yang

dikerjakan oleh kontraktor utama yaitu CV

Sarana Bangun Pratama.

a) Marking

Yakni penggambaran marking jalur pipa sesuai

soft drawing sesuai gambar dari konsultan ME

dalam hal ini adalah PT Rayosa Cipta Mandiri

dan kemudian dikoordinasikan dengan jalur

pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable. Hal ini

sering terjadi perbedaan antara perhitungan

perencana dan pengerjaan dilapangan karena

begitu banyaknya item, table, dan volume pipa

yang harus diperhitungkan.

b) Pengeboran plat lantai

Bor plat lantai untuk memasang gantungan

pipa air bersih. Yang mana nantinya pipa akan

digantungkan pada plat lantai agar ketika air

gaya yang terdapat pada air akan tersalurkan

dengan bebas sehingga mengurangi beban

pada plat lantai.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 150

Pembuatan marking plumbing

Page 151: Laporan KP Fave Hotel

c) Pemasangan pipa

Pasang pipa yang telah dicat sesai fungsinya

dan sesuai ukuran pada soft drawing,

pemasangan menggunakan gantungan untuk

pipa dalam posisi horizontal dan menampel

pada dinding shaft dengan diklem untuk pipa

pada posisi vertikal.

d) Penyambungan pipa

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 151

Gantungan untuk pipaPengeboran plat lantai

Penggantungan pipa

Page 152: Laporan KP Fave Hotel

Karena jalur yang digunakan relatif sangat

panjang, maka diperlukan sambungan untuk

pipa yang telah terpasang pada gantungan.

Dalam proyek kali ini penyambungan pipa

diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan

diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.

e) Pengecekan

Selanjutnya adalah mengecek kemiringan pipa

plumbing tersebut dengan menggunakan

benang ataupun water pass agar kemiringan

pipa sesuai dengan rencana yang telah dibuat

oleh pihak konsultan. Lalu dilanjutkan dengan

pengecatan ulang pada sambungan tadi.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 152

Sambungan pipa plumbing

Pengukuran kemiringan pipa

Pengecatan sambungan

Page 153: Laporan KP Fave Hotel

f) Tes tekanan

Lakukan test tekan pipa dengan tekanan

sesuai spesifikasi yang berlaku. Tes tekan ini

berfungsi untuk mengetahui agar nantinya air

dapat terdistribusikan secara lancar dan

merata pada seluruh bangunan hotel. Pada

proyek Fave Hotel Solo Baru ini, menggunakan

tekanan lebih besar atau sama dengan 12bar.

Gambar 52 : Supervisor dan pengawas mengetes tekanan

Sumber: dok. pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 153

Page 154: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 53: Tekanan menunjukkan angka 12 pada pressure gauge

Sumber: dok. pribadi

Pada prosedur testing pekerjaan plumbing

dilakukan secara partial dan sistem (pipa,

valve dan pompa). Prosedur testing dilakukan

untuk menghindari adanya kesalahan dalam

instalasi dan kebocoran pada pipa serta

membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.

Prosedur testing dilakukan untuk menjaga

pompa dan valve berfungsi dengan baik.

Prosedur testing:

• Tes pada pipa :

- Tes Tekan Pipa dengan air untuk

mengetahui ketahanan pipa terhadap

tekanan.

a. Partial Test :

Test dilakukan pada sebagian sistem,

misal pada satu toilet

b. System Test :

Test dilakukan pada seluruh sistem

• Tes pada Valve :

- Tes Tekan Pipa dengan air untuk

mengetahui ketahanan pipa terhadap

tekanan.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 154

Page 155: Laporan KP Fave Hotel

• Tes pada Pompa :

- Running tes pompa untuk mengetahui

fungsi pompa.

8. Elevator

Salah satu sarana yang harus ada pada

bangunan tinggi adalah transportasi vertikal.

Dimana transportasi vertikal diperlukan untuk

menunjang pergerakan manusia dari lantai ke lantai

yang sangat tidak efektif jika bangunan berlantai

banyak hanya menggunakan tangga. Pada proyek

fave hotel ini menggunakan 3 buah elevator dengan

merk Hyundai, dimana 1 buah untuk barang dan 2

buah untuk penumpang. Letak elevator relatif

mudah dijangkau, yakni berseberangan dengan

receptionist.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 155

Page 156: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 54 : Lokasi lift pada lobby

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

Elevator yang digunakan pada Fave Hotel ini

memiliki kecepatan 5m/s dengan estimasi waktu

tunggu antara 40-70 detik. Pengerjaan elevator pada

proyek ini disubkontrak kan oleh kontraktor utama

yaitu CV Sarana Bangun Pratama. Berikut proses

pengerjaan elevator:

a. Hosting lift equipment.

Persiapan alat-alat penarik seperti chain block

dan wire rope sesuai dengan kapasitas yang

direncanakan oleh konsultan. Setelah persiapan

alat-alat tersebut baru kemudian menaikkan

traction machine berikut beam machine ke

rooftop. Lalu kemudian menaikkan controller dan

governor machine lagi-lagi ke rooftop. Setelah itu

menaikkan landing sill, header, jamb, door ke

setiap lantai.

Gambar 55 : Lubang lift

Sumber: dok. Pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 156

Page 157: Laporan KP Fave Hotel

b. Pemasangan Template

Mengadakan koordinasi antara pihak kontraktor

dan pihak teknisi lift untuk pengukuran pit lift

yang aktual dan penentuan as gedung dan level

lantai yang dipakai sebagai dasar penentuan

template. Selanjutnya memasang balok dan

papan template di bawah ruang mesin dan di

dasar pit lift. Kemudian menyeting plumb lines

untuk : Landing sill dan Guide Rail : car &

Counterweight. Selanjutnya adalah membuat data

pengukuran dan dikordinasikan antara kedua

pihak tersebut.

Gambar 56 : Guide rail

Sumber: dok. pribadi

c. Pemasangan peralatan di ruang mesin.

Pemasangan beam mesin, traction machine dan

governor machine yang berpatokan pada

template (plumb lines). Kemudian setting

controller, pemasangan cable duct, dan wiring.

d. Assembling counterweight

Proses selanjutnya ialah assembling

counterweight. Guna dari counterweight ini ialah

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 157

Page 158: Laporan KP Fave Hotel

melakukan gaya perlawanan terhadap kotak lift

agar seimbang baik ketika lift melakukan

perjalanan naik atuapun perjalanan turun. Selain

itu, counterweight berguna untuk meringankan

kinerja motor yang ada, maka digunakan

counterweight, dimana beratnya biasanya sama

dengan berat kotak lift yang kosong plus 40-50%

kapasitas lift tersebut. Counterweight diletakan

didalamlift pit dengan rel terpisah dari rel untuk

lift. Dimana apabila lift nya turun, maka

counterwightnya akan naik, begitu juga

sebaliknya. Selanjutnya adalah pemasangan balok

penyangga counterweight lalul pemasangan dan

adjusment guide shoes dan pengisian weight.

Gambar 57 : Counterweight

Sumber: dok. pribadi

e. Assembling car

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 158

Page 159: Laporan KP Fave Hotel

Selanjutnya adalah assembling car. Pertama-

tama mempersiapan dudukan balok untuk bottom

channel diikuti dengan setting bottom chanel dan

safety device. Berikutnya adalah pemasangan dan

setting up-right dan top channel. Kemudian

disusul dengan pemasangan dan adjusment car

guide shoes dan kick plate. Kemudian

pemasangan car wall, return panel dan entrance

column. Untuk bagian atas kotak lift dipasang top

and suspended ceiling agar kotak lift menjadi

aman. Untuk control kotak lift selanjutnya

dipasang car operating panel pada tiap tiap

lantai, pemasangan car header, car door landing

device. Dan yang terakhir adalah roping dan

compesating roping.

Gambar 58 : Pintu Lift

Sumber: dok. pribadi

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam desain

elevator counterweight dirancang dengan berat

car beserta 1/2 dari kapasitasnya. Sehingga

dengan jumlah 1/2 dari kapasitasnya maka berat

kedua sisi akan seimbang. Masalahnya berat dari

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 159

Dinding kotak lift dibungkus oleh plastik. Setelah selesai instalasi, maka plastik akan dibuka

Page 160: Laporan KP Fave Hotel

kedua sisi akan berubah dengan bergeraknya car

keatas dan kebawah. Hal ini disebabkan

perpindahan berat dari roping ke-sisi yang

lainnya. Secara desain diatas kertas berat dari

rope sendiri tidak diperhitungkan, tetapi pada

keadaan aktual, berat dari roping akan cukup

significant.

Bisa dibayangkan berapa variasi berat yang

terjadi diantara kedua sisi apabila jumlah lantai

yang dilayani sampai 12 lantai. Karena itu perlu

ditambahkan berat yang dapat menyesuaikan

perpindahan berat roping diantara kedua sisi car

dan counterweight yaitu Compesating rope

/chain. Compesating rope /chain diletakan

dibawah car & counterweight.  Untuk lift dengan

kecepatan rendah biasanya digunakan

compesating chain, karena harganya yang relatif

lebih murah. Ada kalanya rantai yang digunakan

menghasilkan suara yang sedikit “menggangu”

sehingga perlu ditambahkan peredam seperti tali

/ karet. Sedangkan untuk lift dengan kecepatan

tinggi, digunakan compesating rope.

Ada beberapa manfaat dari compesating

rope, yaitu :

1) Menyeimbangkan beban yang bervariasi

dikarenakan perpindahan sisi traction rope.

2) Membuat start & stop dari car lebih mulus.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 160

Page 161: Laporan KP Fave Hotel

3) Menambah daya traksi pada lift yang

tinggi.

4) Ada beberapa kendala yang ditimbulkan

dari compesating rope:

5) Pada gedung yang tinggi, disaat car pada

posisi teratas / terbawah dimana

bentangan-nya paling panjang, maka rope

akan berayun ayun karena tegangannya

yang rendah. Sehingga kemungkinan dapat

terlilit.

6) Beban compesating rope akan menambah

beban lift.

7) Compesating chain yang tidak dilapisi akan

menimbulkan suara berisik

f. Testing dan commisioning

Langkah terakhir adalah proses pengetesan

dan serah terima.pada tahap ini, setelah semua

komponen dan mesin elevator selesai dipasang,

maka dilanjutkan dengan pembongkaran dan

pembersihan pit, ruang mesinyang didalamnya

terdapat controller, traction machine dan

governor. Selanjutnya dilakukan pengecekan

ulang wiring, merger test, inspection operation

(Manual operation), adjustment mechanical

equipment dan persiapan high speed (automatic).

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 161

Page 162: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 59 : Bagian dalam lift

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

Untuk melihat keseimbangan elevator ketika

beroparasi maka diperlukan pengecekan

balancing, testing dan adjustment brake, door.

Karena management hotel nantinya

memperkerjakan karyawan untuk me-

maintenance hotel, maka Depnaker perlu terlibat

dalam pengecekan fisik hotel apakah sudah

sesuai peraturan pemerintah. Setelah

pemeriksaan Depnaker selesai, maka selanjutnya

adalah serah terima dari subkontraktor ke

kontraktor utama dalam hal ini adalah CV Sarana

Bangun Pratama.

C. Pekerjaan Eksterior

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 162

Page 163: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 60 : Visualisasi perspektif eksterior

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

Gambar 61 : Visualisasi penataan eksterior

Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 163

Page 164: Laporan KP Fave Hotel

Melalui visualisasi rencana eksterior di atas dapat

diketahui beberapa elemen yang menjadi tambahan

pekerjaan proyek. Yakni vegetasi, pedestrian, kanopi,

pedestrian jalan, dan elemen eksterior lainnya seperti

batu alam dan lampu bertuliskan nama hotel.

1. Waterproofing

Pekerjaan waterproofing biasa dilakukan pada

struktur area atap bangunan atau dibawah lantai

toilet dengan maksud untuk mencegah terjadinya

kebocoran air ke lantai dibawahnya. pekerjaan

waterproofing memerlukan pengerjaan dan

pengawawan yang baik dan benar agar tidak terjadi

kebocoran yang tentunya akan sangat merepotkan

dikemudian hari , untuk mengatasi hal ini kita dapat

mencoba berbagai metode waterproofing membrane

yang paling baik untuk menghasilkan pekerjaan

waterproofing terbaik tentunya

Pada proyek Fave Hotel ini mengunakan

waterproofing membrane pada bagian atas lantai

basement, tepatnya pada jalan masuk mobil ke area

basement. Salah satu kesalahan yang terjadi pada

proyek Fave Hotel ini adalah keterlambatan

pemasangan waterproofing coating. Pemasangan

waterproofing ini baru dilakukan ketika terjadi

kebocoran pada area basement pada saat hujan

turun cukup deras sehari sebelumnya.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 164

Page 165: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 62 : Aplikasi lapisan waterproofing

Sumber: dok.pribadi

Untuk melaksanakan pekerjaan waterproofing

diperlukan bebarapa alat bantu sederhana seperti

sapu, sikat dan sekop untuk meratakan permukaan

waterproofing. Sedangkan bahan-bahan yang

disiapkan dalam pemasangan waterproofing coating

ini antara lain:

a. bahan primer coating

b. waterproofing membrane

c. screed beton

d. acian halus

e. kawat ayam

f. dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing

lainya menyesuaikan kebutuhan kerja dan

kondisi lapangan

Langkah-langkah pemasangan waterproofing

membrane yaitu:

a. Membersihkan lokasi struktur beton yang akan

dilapisi waterproofing membrane dengan alat-

alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya,

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 165

Page 166: Laporan KP Fave Hotel

memastikan setiap bidang dan permukaan

sudah benar-benar bersih.

b. Melabur permukaan atau bidang yang akan

dipasang dengan primer coating secara merata

serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm

dari lantai rencana.

c. Mengecek kembali laburan primer coating

apakah sudah benar-benar rapi dan menutup

semua permukaan.

d. Memasang waterproofing membrane secara

merata keseluruh permukaan beton dengan

sambungan overlap kurang lebih 10 centi

meter.

e. Memeriksa dan mengecek kembali

waterproofing membrane yang sudang

dipasang sebelumnya.

f. Melakukas tes penggenangan dengan air

selama satu hari atau 24 jam.

Gambar 63 : Tes penggenangan air pada waterproofing

Sumber: dok.pribadi

Jika setelah 24 jam ketinggian air pada bagian yang

dilakukan pengetesan ternyata tidak berkurang,

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 166

Page 167: Laporan KP Fave Hotel

maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, tetapi

jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.

Gambar 64 : Proses pemasangan lapisan waterproofing

Sumber: dok.pribadi

2. Penataan vegetasi

Pada proyek Fave Hotel ini, vegetasi

digunakan untuk memperindah suasana eksterior.

Vegetasi yang digunakan adalah semak hias dan

tanaman palem yang dibeli dari luar kemudian

ditanam pada tempat yang sengaja didesain sebagai

media tanam.

Semak hias akan ditata di sepanjang media

tanam yang telah dibangun di samping pagar,

sementara tanaman palem akan diletakkan di media

tanam yang ditanam di media tanam yang telah

disiapkan pada pedestrian.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 167

Page 168: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 65 : Media tanam

Sumber: dok.pribadi

Gambar 66: Jenis semak hias yang digunakan

Sumber: dok.pribadi

Semak hias yang dipasang adalah seperti gambar di

atas, yang terdiri atas dua macam semak hias,

ditanam di atas media tanam yang diletakkan

menempel pada pagar, dihiasi dengan batu alam

dengan motif seperti gambar di bawah:

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 168

Media tanam yang bersandingan dengan pagar, yang nantinya akan ditanami semak hias.

Page 169: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 67 : Motif batu alam pada media tanam

Sumber: dok.pribadi

Sementara untuk tanaman palem, tanaman tersebut

ditanam di tengah-tengah pedestrian jalan yang

dibangun oleh pihak kontraktor, khusus untuk

pengunjung hotel. Pedestrian dibiarkan terbuka

dulu, yakni berupa tanah dan belum ditutup dengan

paving block. Setelah seluruh tanaman palem

ditanam, baru kemudian pedestrian jalan tersebut

ditutup dengan paving block.

Gambar 68 : Tanaman palem pada pedestrian

Sumber: dok.pribadi

3. Instalasi atap dan kanopi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 169

Page 170: Laporan KP Fave Hotel

Terdapat dua buah kanopi yang dikerjakan,

yakni yang berada pada entrance dan yang

menghadap ke jalan (di depan arcade shop). Pada

saat praktikan melakukan kerja praktek, yang baru

dikerjakan adalah kanopi yang berada di depan

arcade shop. Rangka kanopi ini menggunakan

material alumunium coated.

Gambar 69 : Kanopi dengan rangka alumunium coated

Sumber: dok.pribadi

Dalam pemasangannya, para tukang membutuhkan

bantuan schaffolding untuk melakukan perakitan

langsung pada tempatnya, yakni untuk menyambung

pada perpanjangan balok yang menurut keterangan

pekerja, akan disatukan dan menjadi suatu bentuk

yang tampak menyatu dari luar, dengan dilengkapi

lampu yang ada di antara balok-balok tersebut.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 170

Page 171: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 70 : Proses pemasangan kanopi

Sumber: dok.pribadi

Di bawah ini adalah bentuk kanopi tersebut saat

sudah setengah jadi, yaitu ketika proses pemasangan

sudah berlangsung kira-kira dua minggu.

Gambar 71 : Kanopi setengah jadi

Sumber: dok.pribadi

4. Elemen Eksterior Tambahan

Pada saat praktikan melakukan kerja praktek,

batu alam yang rencananya akan menghiasi fasad

bangunan ternyata belum selesai dibangun, padahal

pihak manajemen hotel sudah mendesak untuk

segera melakukan Soft Opening. Untuk itu diajukan

desain sementara, yaitu dengan mengecat saja

tembok yang seharusnya dipasangi batu alam

dengan cat weathershield berwarna abu-abu.

Kemudian diberi lambang nama hotel.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 171

Page 172: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 72 : Fasad pengganti batu alam

Sumber: dok.pribadi

Elemen yang tak kalah penting adalah lampu

raksasa bertuliskan nama hotel yang diletakkan di

salah satu sisi bangunan. Untuk memasang huruf

raksasa ini, pertama-tama tiap huruf dirangkai dan

diikat pada penampang baja dengan rapi kemudian

pemasangan pada tempatnya dilakukan dengan

bantuan gondola. Penampang baja tersebut

dikaitkan pada gondola, di mana pada gondola

tersebut telah siap dua orang pekerja yang akan

melakukan pemasangan pada dinding fasad.

Gambar 73 : Proses persiapan pemasangan huruf

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 172

Page 173: Laporan KP Fave Hotel

Gambar 74 : Proses pemasangan huruf pada dinding fasad

Sumber: dok.pribadi

Elemen yang selanjutnya tak kalah penting adalah

pemasangan penanda hotel yang terbuat dari

material MMT yang di dalamnya terdapat lampu

penerang, sehingga tulisan akan tetap jelas terbaca

walaupun pada malam hari.

Gambar 75 : Penanda hotel

Sumber: dok.pribadi

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 173

Page 174: Laporan KP Fave Hotel

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan praktikan

selama melaksanakan kerja praktek di Proyek Pembangunan

Fave Hotel Solobaru. Selama 90 hari kerja ini, praktikan melihat

bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara keseluruhan cukup

baik, baik secara technical skill, manage skill, dan keterpaduan

antara pengalaman dan penalaran yang baik. Hubungan

kekeluargaan pun terbangun baik antar karyawan pengelola

maupun beberapa atasan tukang, sehingga suasana kerja

menjadi lebih nyaman. Koordinasi perkembangan lapangan pun

menjadi jauh lebih mudah.Namun di balik kelebihan tersebut

tentu saja masih ada kekurangan. Selain itu banyak masukan,

pengalaman dan pengetahuan baru terutama dalam hal praktek

dilapangan maupun manajemen didalam proyek yang dapat

kami serap.

Kesimpulan yang dapat ditarik setelah apa yang diuraikan dari

bab-bab diatas adalah sebagai berikut :

1. Pihak pengawas kurang baik di dalam memperhatikan

keselamatan kerja pada pekerjanya, hal ini dibuktikan

dengan tidak adanya keharusan pekerja untuk selalu

menggunakan alat keselamatan kerja, diantaranya

pemakaian helm proyek dan sepatu boot.

2. Lokasi proyek yang berada di kota mengakibatkan

kesulitan dalam mobilisasi material dan mengakibatkan

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 174

Page 175: Laporan KP Fave Hotel

gangguan seperti, getaran dan gangguan suara pada

saat pemancangan, polusi udara dan kemacetan pada

saat mobilisasi material.

3. Alat listrik yang sudah dimakan usia sehingga kurang

menjamin keselamatan pekerja, beberapa di antaranya

bahkan sering mengalami kerusakan di saat pekerjaan

sedang dilakukan sehingga dapat menghambat kerja

tukang.

4. Penumpukan material misalnya baja tulangan yang

terletak di lapangan kurang mendapat perlindungan dari

panas matahari dan hujan sehingga menyebabkan karat.

5. Kesadaran pekerja akan keselamatan pribadi kurang, ini

terlihat dengan banyaknya pekerja yang tidak mau

menggunakan helm proyek, ditambah dengan kurang

tegasnya pihak pengawas.

6. Pemeriksaan sebelum pekerjaan pengecoran dapat

menghindarkan kesalahan yang dapat menyebabkan

terjadinya keterlambatan pekerjaan.

7. Mengenai Time Schedule perencanaan dan pelaksanaan

mengalami kemajuan setiap minggunya.

8. Perlunya membangun suasana kekeluargaan dan

kedekatan antar karyawan maupun dengan beberapa

penanggungjawab tukang, sehingga bila terjadi hal-hal

yang tidak terduga, koordinasi dapat dilakukan dengan

cepat.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 175

Page 176: Laporan KP Fave Hotel

9. Perlunya bagi karyawan pengelola maupun pengawas

untuk lebih sering naik hingga ke lantai atas untuk

menertibkan pekerja yang kurang aktif sehingga seluruh

tenaga kerja dapat lebih efisien dalam menggunakan

waktunya.

5.2 SARAN

Setelah menempuh kerja praktek selama 3 bulan, penulis

dapat menyampaikan beberapa saran dari sudut pandang

praktikan, antara lain :

A. Bagi mahasiswa praktikan

1. Kerja praktek merupakan sarana bagi mahasiswa

arsitektur untuk menyelaraskan ilmu yang

didapat di kampus dan realitas pada dunia kerja,

maka dari itu, hendaknya kesempatan ini

digunakan dengan baik oleh mahasiswa praktikan

untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari

kerja pratek tersebut.

2. Kerja praktek mengajarkan kepada mahasiswa

praktikan untuk melatih kemampuan

berorganisasi, bekerja dalam team, terutama di

dalam sebuah proyek konstruksi. Sebaiknya

mahasiswa praktikan bersifat proaktif, sehingga

dapat benar-benar berlatih berorganisasi dalam

proyek konstruksi.

B. Bagi Program Studi Arsitektur

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 176

Page 177: Laporan KP Fave Hotel

1. Perlunya dibuat sebuah program list yang jelas,

untuk kemudian diberikan kepada pihak tempat

praktek agar pembimbing/penanggungjawab

yang berada di sana tidak kebingungan dalam

menentukan apa saja yang harus diajarkan

kepada praktikan. Selain itu, dengan pemetaan

program list yang jelas, praktikan sendiri jadi

lebih mengerti tentang pokok-pokok hal yang

harus diperhatikan dalam proyek tersebut.

2. Menambah kurikulum khusus untuk mengasah

kemampuan mahasiswa untuk mengolah gambar

3D, di mana hal tersebut adalah salah satu

indikator yang menjadi pertimbangan dalam

penerimaan tenaga kerja baik di konsultan

arsitektur maupun pada firma khusus di bidang

konstruksi.

3. Menambah kurikulum perkuliahan mengenai

struktur bangunan tinggi secara lebih mendetail,

sehingga ketika menjalani kerja praktek,

praktikan memiliki gambaran yang lebih banyak

mengenai sebuah proyek konstruksi, khususnya

gedung tinggi.

4. Menambah pembahasan lebih lanjut di dalam

mata kuliah Manajemen Konstruksi terutama

mengenai keorganisasian dan bagaimana

sebaiknya menempatkan diri, berdasarkan realita

proyek.

DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 177