laporan komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

34
I. MAKSUD DAN TUJUAN I.A. Maksud Maksud dari praktikum acara analisis komposisi butir pasir ini adalah untuk melakukan identifikasi aspek – aspek morfologi butiran pasir yang meliputi bentuk butir (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness), identifikasi bentuk fragmen, menetukan harga sphericity dan roundness dengan cara pengamatan visual. I.B. Tujuan Tujuan dari praktikum acara analisis komposisi butir pasir ini adalah untuk mengetahui proses – proses geologi yang berperanan terhadap mekanisme transportasi dan deposisi sedimen tersebut berdasarkan morfologi butir pasir, mengetahui bentuk asal dari batuan sumber, komposisi butiran, ukuran butir, proses transportasi, dan jarak transportasi sedimen. II. DASAR TEORI Menurut Tucker (1991), batuan sedimen dapat dibagi menjadi 4 kelompok. ). Kelompok pertama merupakan sedimen silisiklastik (terrigeneus atau epiklastik), yaitu sedimen yang tersusun oleh fragmen-fragmen yang berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya yang tertransport Komposisi Partikel Sedimen | 1

Upload: rfadhilp

Post on 18-Feb-2016

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan berisikan komposisi butir sedimen sungai daerah kaliurang KM 8

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

I. MAKSUD DAN TUJUAN

I.A. Maksud

Maksud dari praktikum acara analisis komposisi butir pasir ini

adalah untuk melakukan identifikasi aspek – aspek morfologi butiran pasir

yang meliputi bentuk butir (form), derajat kebolaan (spherecity) dan

derajat kebundaran (roundness), identifikasi bentuk fragmen, menetukan

harga sphericity dan roundness dengan cara pengamatan visual.

I.B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara analisis komposisi butir pasir ini

adalah untuk mengetahui proses – proses geologi yang berperanan

terhadap mekanisme transportasi dan deposisi sedimen tersebut

berdasarkan morfologi butir pasir, mengetahui bentuk asal dari batuan

sumber, komposisi butiran, ukuran butir, proses transportasi, dan jarak

transportasi sedimen.

II. DASAR TEORI

Menurut Tucker (1991), batuan sedimen dapat dibagi menjadi 4 kelompok. ).

Kelompok pertama merupakan sedimen silisiklastik (terrigeneus atau epiklastik),

yaitu sedimen yang tersusun oleh fragmen-fragmen yang berasal dari batuan yang

telah ada sebelumnya yang tertransport dan terdeposisi melalui proses fisik.

Contoh batuannya adalah konglomerat, breksi, batupasir dan mudrock. Kelompok

kedua adalah sedimen hasil kegiatan biogenik, biokimia dan organik. Contoh

batuannya adalah batugamping, deposit fosfat batubara dan rijang. Kelompok

ketiga adalah sedimen hasil proses kimiawi, contohnya adalah deposit evaporit.

Kelompok keempat adalah sedimen volkaniklastik yang terbentuk oleh fragmen

batuan hasil aktivitas vulkanik. Dari keempat kelompok batuan sedimen ini,

masing-masing kelompok mempunyai komposisi partikel sedimen yang berbeda –

beda.

Informasi mengenai komposisi partikel sedimen yang selanjutnya digunakan

untuk menentukan :

Komposisi Partikel Sedimen | 1

Page 2: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Nama sedimen atau batuan sedimen

Mekanisme pembentukan dan/atau pengendapannya

Lingkungan pengendapan

Asal sumber batuan (provenance)

Iklim pada saat sedimen terbentuk

Informasi komposisi sedimen ini pun berguna untuk keperluan ekonomis

dalam aplikasinya di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi. Dari komposisi

yang diperoleh, akan diketahui pula kelimpahan dari partikel penyusun sedimen.

Kelimpahan masing-masing jenis partikel sedimen ini akan bergantung pada

beberapa faktor, yaitu :

Ketersediaan jenis partikel tersebut pada batuan/daerah asalnya

Durabilitas mekanik partikel, yakni ketahanan terhadap proses abrasi

yang dipengaruhi oleh belahan mineral dan kekerasan mineral/partikel

Stabilitas kimiawi partikel, yakni ketahanan terhadap proses pelarutan

baik selama pelapukan, transportasi deposisi maupun selama proses

diagenesis.

Iklim; pelarutan mineral akan berlangsung lebih intensif pada daerah

dengan iklim yang bersifat panas dan humid/lembab dibandingkan

pada daerah dengan iklim semi arid-arid atau dingin/polar.

Relief daerah asal partikel; mineral yang tidak stabil akan tetap

ditemukan pada sedimen yang partikelnya berasal dari daerah dengan

relief tinggi karena selalu ada suplai mineral dari batuan segar

walaupun tingkat pelapukannya tinggi, sedangkan daerah dengan relief

rendah, umumnya batuan segarnya telah tertutup oleh batuan yang

lapuk, sehingga hanya mineral yang stabil yang masih tersisa dan

kemudian tertransport.

Proses sedimentasi; seperti adanya benturan pada saat transportasi,

faktor hidraulik (mineral berat terendapkan terlebih dahulu

dibandingkan mineral ringan), dll.

Pemanfaatan informasi komposisi partikel sedimen untuk mengetahui

pengaruh dari faktor – faktor tersebut dikenal sebagi studi provenance sedimen/

Komposisi Partikel Sedimen | 2

Page 3: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

batuan sedimen. Pettijohn et. al., (1987) mengemukakan bahwa studi provenance

adalah studi mengenai asal – usul atau kemunculan sedimen. Untuk studi

provenance umumnyadipergunakan asosiasi dari mineral berat yang ditemukan

dalam sedimen, namun demikian mineral ringan seperti kuarsa dan feldspar atau

fragmen batuan juga sering dipergunakan.

Partikel sedimen secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yakni

mineral ringan dan mineral berat. Pengelompokkan ini didasarkan atas berat jenis

dari masing-masing partikel sedimen :

1. Mineral Berat

Mineral berat merupakan mineral aksesoris yang konsentrasinya

biasanya kurang dari 1% pada batuan induk yang tahan terhadap

perubahan dan perusakan akibat proses sedimentasi. Meskipun jumlahnya

kecil, mineral berat sangat berperan dalam studi provenance, proses-proses

transportasi dan pelapukan sedimen serta studi korelasi dan paleogeografi.

Bentuk fisik mineral berat mencerminkan terhadap intensitas abrasinya.

Mineral berat memiliki berat jenis > 2,9 Mineral berat umumnya dapat

dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Kelompok mineral opak

Kelompok mineral ini mempunyai berat jenis yang sangat

tinggi karena kaya akan kandungan unsur Fe, contohnya berupa

magnetit, ilmenit, hematit, dan pirit

b. Kelompok ultra-stabil

Kelompok mineral ini memiliki kekerasan yang sangat

tinggi, sehingga bisa bertahan meski beberapa kali mengalami

reworking, contohnya adalah zircon, tourmalin, dan rutil.

c. Kelompok meta-stabil

Kelompok mineral ini memiliki kekerasan yang tidak

terlalu tinggi, sehingga cukup mudah untuk hancur atau teralterasi,

contohnya adalah olivin, apatit, hornblenda, piroksen, garnet,

epidot, klinozoisit, dan zoisit.

Komposisi Partikel Sedimen | 3

Page 4: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

2. Mineral Ringan

Mineral ringan memiliki berat jenis < 2, 9. Yang termasuk dalam

kelompok mineral ringan merupakan mineral-mineral yang cenderung

bersifat asam, seperti feldspar dan kuarsa (berat jenis =2,6), serta fragmen-

fragmen batuan (litik).

Untuk menentukan simpangan baku mineral berat dan mineral ringan,

dapat ditentukan melalui Van der Plas chart.

Berdasarkan data komposisi partikel yang dimiliki, dapat dilakukan

analisis provenance serta menjelaskan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap

proses deposisi sedimen tersebut. Misalnya melalui diagram triangular yang

memperlihatkan komposisi pasir dari beberapa daerah provenance (Dickison,

1985 dalam Tucker, 1991)

Komposisi Partikel Sedimen | 4

Page 5: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

III. ALAT DAN BAHAN

III.A. Alat

1. Gelas kimia 10. Masker

2. Kertas saring 11. Sarung tangan

3. Pengaduk gelas 12. Tabel data

4. Mikroskop Binokuler 13. Alat tulis

5. Jarum 14. Plate

6. Tusuk gigi

7. Plastik Sampel

8. OHP marker

9. Kamera

III.B. Bahan

1. Sampel pasir ukuran mesh 60

2. Larutan Bromoform (CHB

3. Larutan alkohol

Komposisi Partikel Sedimen | 5

Page 6: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

IV. LANGKAH KERJA

Komposisi Partikel Sedimen | 6

Sampel pasir ukuran mesh 60 dituangkan ke dalam gelas kimia

Larutan bromoform (CHBr3) sebanyak ± 20 mL dituangkan ke

dalam gelas kimia

Campuran sampel pasir dan larutan bromoform diaduk.

Tunggu sebentar hingga mineral berat terendapkan dan mineral

ringan mengapung

Larutan tersebut di saring menggunakan kertas saring.

Mineral yang terdapat pada kertas saring merupakan mineral ringan,

sedangkan mineral berat masih terendapkan di dalam gelas kimia

Mineral beratdisaring menggunakan kertas saring yang

berbeda

Baik mineral ringan maupun mineral berat, dicuci

menggunakan larutan alkohol. Lalu dikeringkan agar dapat diamati di bawah mikroskop

Page 7: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

V. TABEL DATA DAN HISTOGRAM

Tabel hasil pengamatan mineral berat LP 1

No. Medan Pandan

g

Ilmenit

Magnetit

Hematit

Pirit

Zoisit

Apatit

Piroksen

Zircon

Turmalin

Jumlah

1 1 15 1 2 7 262 14 5 9 283 14 5 1 3 1 244 14 1 8 1 245 13 5 5 1 246 19 5 1 1 267 19 2 5 1 278 17 7 1 1 269 26 3 2910 22 1 3 26

Jumlah 1 173 8 4 51 4 17 1 1 260

Tabel frekuensi mineral berat LP 1

No.Mineral Berat

Frekuensi %

Simpangan Baku

% + simpangan baku

1 Magnetit 17366.5

4 6 72.542 Ilmenit 1 0.38 1 1.383 Apatit 4 1.54 1 2.544 Turmalin 1 0.38 1 1.385 Hematit 8 3.08 2 5.086 Pirit 4 1.54 1 2.54

7 Zoisit 5119.6

2 5 24.628 Piroksen 17 6.54 3 9.549 Zirkon 1 0.38 1 1.38

Jumlah 26068.4

6 121.00

Histogram mineral berat LP 1

Komposisi Partikel Sedimen | 7

Page 8: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Tabel hasil pengamatan mineral ringan / partikel lain LP 1

No. Medan Pandang Kuarsa Feldspar Litik Jumlah

1 6 12 7 252 7 11 7 253 4 15 8 274 5 13 5 235 6 14 6 266 5 13 8 267 6 12 8 268 6 9 19 349 3 11 11 2519 9 9 8 26

Jumlah 57 119 87 263

Tabel frekuensi mineral ringan / partikel lain LP 1

No.Mineral Berat

Frekuensi %

Simpangan Baku

% + simpangan baku

1 Kuarsa 57 21.67 5 26.672 Feldspar 119 45.25 6 51.253 Litik 87 33.08 6 39.08

Jumlah 263100.0

0 117.00

Histogram mineral ringan / partikel lain LP 1

Komposisi Partikel Sedimen | 8

Page 9: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

0

10

20

30

40

50

60

26.67

51.25

39.08

Histogram Mineral Ringan LP 1

Kuarsa Feldspar Litik

Tabel hasil pengamatan mineral berat LP 2

No. Medan Pandang Magnetit Piroksen Litik Zoisit Jumlah

1 7 4 15 262 6 6 13 253 5 1 10 10 264 4 1 11 9 255 6 2 10 7 256 7 5 12 5 297 9 4 11 7 318 7 3 19 8 379 10 4 8 7 2910 16 4 8 6 34

Jumlah 77 34 117 59 287

Tabel frekuensi mineral berat LP 2

No. Mineral Berat Frekuensi % Simpangan

Baku% + simpangan

baku1 Magnetit 77 26.83 5 31.832 Piroksen 34 11.85 4 15.853 Litik 117 40.77 6 46.774 Zoisit 59 20.56 5 25.56

Jumlah 287 79.44 94.44

Histogram mineral berat LP 2

Komposisi Partikel Sedimen | 9

Page 10: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

05

101520253035404550

31.83

15.85

46.77

25.56

Histogram Mineral Berat LP 2

Magnetit Piroksen Litik Zoisit

Tabel hasil pengamatan mineral ringan / partikel lain LP 2

No.Medan Pandang Kuarsa Feldspar Litik Jumlah

1 6 13 10 292 6 22 8 363 7 14 10 314 4 11 10 255 10 9 6 256 3 10 12 257 7 8 10 258 10 14 6 309 6 10 9 2510 7 8 10 25

Jumlah 66 119 91 276

Tabel frekuensi mineral ringan / partikel lain LP 2

No. Mineral Berat

Frekuensi % Simpangan

Baku% + simpangan

baku1 Kuarsa 66 27.05 6 33.052 Feldspar 117 47.95 6 53.953 Litik 61 25.00 5 30.00

Jumlah 244100.0

0 117.00

Komposisi Partikel Sedimen | 10

Page 11: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Histogram mineral ringan / partikel lain LP 2

0

10

20

30

40

50

60

33.05

53.95

30.00

Histogram Mineral Ringan LP 2

Kuarsa Feldspar Litik

Tabel hasil pengamatan mineral berat LP 4

No. Medan

PandangMagnetit Olivin Apatit Turmalin Hematit Jumlah

1 8 5 8 4 252 6 10 11 6 333 10 9 7 8 344 7 8 10 7 325 13 7 4 5 296 5 4 6 9 1 257 6 5 6 6 238 10 8 3 6 1 289 10 5 8 4 2710 6 5 4 6 21

Jumlah 81 66 67 61 2 277

Tabel frekuensi mineral berat LP 4

No.Mineral Berat Frekuensi %

Simpangan Baku

% + simpangan baku

1 Magnetit 81 29.24 5 34.242 Olivin 66 23.83 5 28.833 Apatit 67 24.19 6 30.194 Turmalin 61 22.02 6 28.02

Komposisi Partikel Sedimen | 11

Page 12: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

5 Hematit 2 0.72 1 1.72Jumlah 277 77.26 123.00

Histogram mineral berat LP 4

0

5

10

15

20

25

30

35

29.24

23.83 24.1922.02

0.72

HISTOGRAM MINERAL BERAT LP 4

Tabel hasil pengamatan mineral ringan / partikel lain LP 4

No. Medan Pandang Kuarsa Feldspar Litik Jumlah

1 5 25 2 322 8 10 8 263 10 7 6 234 7 14 5 265 13 5 7 256 5 9 11 257 6 14 5 258 10 9 6 259 10 12 4 2610 6 12 7 25

Jumlah 80 117 61 258

Tabel frekuensi mineral ringan / partikel lain LP 4

No. Mineral Berat Frekuensi % Simpangan

Baku% + simpangan

baku1 Kuarsa 80 31.01 6 37.012 Feldspar 117 45.35 6 51.353 Litik 61 23.64 5 28.64

Jumlah 258 100.00 117.00

Komposisi Partikel Sedimen | 12

Page 13: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Histogram mineral ringan / partikel lain LP 4

0

10

20

30

40

50

60

Histogram Mineral Ringan LP 4

Kuarsa Feldspar Litik

VI. CONTOH PERHITUNGAN

a) Menghitung frekuensi mineral berat untuk mengetahui prosentase

mineral tersebut. Contoh: Perhitungan frekuensi mineral pirit pada

LP 1 :

% Frekuensi mineral pirit LP 1= Frekuensimineral pirit LP1Jumlah mineral berat LP1

x100 %

¿4

260x100 %=1.54 %

b) Menentukan simpangan baku dengan menggunakan Chart Van der

Plas dan menentukan nilai ”% + Simpangan Baku”. Caranya yaitu

dengan memplot nilai total jumlah butir mineral yang terhitung (n)

dan prosentase tiap mineral (p). Misalnya pada mineral piroksen

LP 1:

n LP 1 = 260

Komposisi Partikel Sedimen | 13

Page 14: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

p Piroksen = 6.54 %

Diperoleh simpangan bakunya adalah 3 %. Maka nilai dari “% +

Simpangan Baku” adalah 6.54 % + 3% = 9.54 %

c) Untuk menentukan provenance dengan menggunakan diagram

triangular, maka harus dilakukan normalisasi terhadap prosentase

mineral kuarsa (Q), feldspar (F), dan litik (L).

% Normalisasi kuarsa LP 2= Frekuensikuarsa LP 2Jumlah mineral QLF LP 2

x 100 %

¿66

244x 100 %=27.05 %

VII. PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

LP 1

Setelah dilakukan pengamatan terhadap mineral berat dan mineral

ringan lokasi pengamatan 1 (LP 1), diperoleh data yang menunjukkan

bahwa mineral – mineral berat yang mendominasi LP 1 merupakan

mineral magnetit dengan frekuensi 173 butir, mineral ziosit dengan

frekuensi 51 butir. Sedangkan mineral lainnya seperti mineral ilmenit,

apatit, turmalin, hematit, pirit, piroksen dan zirkon kelimpahannya di

Komposisi Partikel Sedimen | 14

Page 15: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

LP 1 sangat sedikit. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mineral berat yang mendominasi LP 1 adalah mineral magnetit

dengan kelimpahan 66.54 %. Sedangkan mineral ringan / partikel lain

di LP 1, mineral yang mendominasi merupakan mineral feldspar

dengan frekuensi 119 butir dan litik dengan frekuensi 87 butir.

Sedangkan mineral kuarsa, frekuensinya hanya 57 butir. Dari data

mineral ringan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mineral ringan

yang mendominasi LP 1 merupakan mineral feldspar dengan

kelimpahan 45.25 %.

LP 2

Setelah dilakukan pengamatan terhadap mineral berat dan mineral

ringan lokasi pengamatan 2 (LP 2), diperoleh data yang menunjukkan

bahwa mineral – mineral berat yang mendominasi LP 2 merupakan

mineral magnetit dengan frekuensi 77 butir dan litik dengan frekuensi

117 butir. Sedangkan mineral lainnya seperti mineral piroksen dan

zoisit kelimpahannya di LP 2 sangat sedikit. Dari data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mineral berat yang mendominasi LP 2 adalah litik

dengan kelimpahan 40.77 %. Sedangkan mineral ringan / partikel lain

di LP 2, mineral yang mendominasi merupakan mineral feldspar

dengan frekuensi 117 butir dan mineral kuarsa dengan frekuensi 66

butir. Sedangkan litik, frekuensinya hanya 61 butir. Dari data mineral

ringan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mineral ringan yang

mendominasi LP 2 merupakan mineral feldspar dengan kelimpahan

47.95 %.

LP 4

Setelah dilakukan pengamatan terhadap mineral berat dan mineral

ringan lokasi pengamatan 4 (LP 4), diperoleh data yang menunjukkan

bahwa mineral – mineral berat yang mendominasi di LP 4 ini

merupakan mineral magnetit dengan frekuensi 81 butir, mineral olivin

dengan frekuensi 66 butir, mineral apatit dengan komposisi 67 butir,

Komposisi Partikel Sedimen | 15

Page 16: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

mineral turmalin dengan komposisi 61 butir. Mineral – mineral berat

tersebut kelimpahan yang relatif sama. Sedangkan mineral hematit,

frekuensinya di LP 4 hanya 2 butir. Dari data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mineral berat yang mendominasi LP 4 adalah

mineral magnetit dengan kelimpahan 29.24 %. Sedangkan mineral

ringan / partikel lain di LP 4, mineral yang mendominasi merupakan

mineral feldspar dengan frekuensi 117 butir dan mineral kuarsa

dengan frekuensi 80 butir. Sedangkan litik, frekuensinya hanya 61

butir. Dari data mineral ringan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mineral ringan yang mendominasi LP 4 merupakan mineral feldspar

dengan kelimpahan 45.35 %.

Tabel frekuensi seluruh mineral berat

Mineral berat Frekuensi

Ilmenit 1

Magnetit 331

Hematit 10

Pirit 4

Zoisit 110

Apatit 71

Piroksen 51

Zirkon 1

Turmalin 62

Litik 117

Olivin 66

Komposisi Partikel Sedimen | 16

Page 17: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Jika seluruh mineral berat dari LP 1, LP 2, dan LP 4 dijumlahkan, maka dapat

disimpulkan bahwa mineral berat yang mendominasi Kali Boyong merupakan

mineral magnetit.

Tabel frekuensi seluruh mineral ringan

Mineral Ringan Frekuensi Frekuensi kumulatif

Kuarsa 203 26.5 %

Feldspar 353 49.6 %

Litik 209 27.3 %

Jika seluruh mineral ringan dari LP 1, LP 2, dan LP 4 dijumlahkan, maka

dapat disimpulkan bahwa mineral ringan yang mendominasi Kali Boyong meru

pakan mineral feldspar.

Berdasarkan data – data baik mineral berat maupun mineral ringan / partikel

lain tersebut, dapat dilakukan interpretasi terhadap nama batuan sedimen /

sedimen yang akan terbentuk, mekanisme atau proses pembentukan dan

pengendapan, iklim saat sedimen terbentuk juga setting tectonic dan provenance.

Nama batuan sedimen / sedimen

Klasifikasi Batuan Sedimen Silisiklastik Pettijohn (1977)

Komposisi Partikel Sedimen | 17

Page 18: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel merupakan Kali Boyong

yang berarti lokasi pengendapannya yaitu pada bentang alam fluvial. Sedimen

– sedimen pada Kali Boyong merupakan sedimen – sedimen hasil erupsi

Merapi yang tertransportasi maupun hasil erosi dari batuan – batuan yang

berada di sekitar Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa batuan sedimen yang

akan terbentuk merupakan batuan sedimen silisiklastik. Dengan menggunakan

segitiga klasifikasi batuan sedimen silisklastik Pettijohn (1977), dapat

diinterpretasi batuan apa yang akan terbentuk yaitu dengan cara memplot

prosentase mineral kuarsa, mineral feldspar dan fragmen batuan / litik.

Berdasarkan data yang diperoleh pada pengamatan, prosentase mineral kuarsa

adalah 26.5 %, prosentase mineral feldspar adalah 49.6 % dan fragmen

batuan / litik memiliki prosentase 27.3 %. Setelah prosentase mineral kuarsa,

mineral feldspar dan fragmen batuan / litik diplot dalam segitiga klasifikasi

batuan sedimen siliklastik Pettijohn (1997), batuan yang mungkin akan

terbentuk adalah batuan sedimen arcosic arenite.

Mekanisme atau proses pembentukan dan pengendapan

Mineral berat merupakan mineral – mineral yang memiliki berat jenis

yang tinggi, contohnya ilmenit, magnetit, horblende, zikon, zoisit, olivin,

turmalin, dll. Sedangkan mineral ringan merupakan mineral – mineral yang

memiliki berat jenis yang rendah, contohnya mineral kuarsa, mika, feldspar,

dll. Pada saat sedimentasi mineral – mineral pada Kali Boyong ini, akan

terjadi proses hidrolik dimana mineral – mineral berat akan terendapkan lebih

dahulu dibandingkan mineral – mineral ringan. Mekanisme transportasi

mineral – mineral berat yaitu mekanisme bed load dimana mineral berat akan

lebih sering mengalami erosi atau penggerusan karena benturan / impact oleh

material lain maupun mineral lain. Sehingga lama kelamaan, semakin ke hilir,

mineral berat yang terus mengalami erosi dan akan semakin sedikit

jumlahnya.

Berdasarkan data pengamatan, dapat dilihat bahwa ada beberapa mineral

berat yang jumlahnya banyak yaitu magnetit dengan frekuensi 331 butir dan

Komposisi Partikel Sedimen | 18

Page 19: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

zoisit dengan frekuensi 110 butir. Hal ini terjadi karena mineral magnetit dan

zoisit merupakan mineral yang resisten dan stabil. Magnetit memiliki

kekerasan 5.5 – 6 skala Mohs dan mineral zoisit memiliki kekerasan 6 – 7

skala Mohs. Kekerasan mineral ini membuat mineral resisten terhadap erosi,

sehingga mineral – mineral stabil tersebut memiliki jumlah yang banyak

meskipun sudah tertransportasi ke hilir sungai. Sedangkan mineral ringan

seperti kuarsa dan feldspar cenderung mengalami mekanisme transportasi

secara suspensi.

Iklim saat sedimen tersebut terbentuk

Iklim saat sedimen terbentuk dapat diinterpretasi dengan menggunakan

segitiga QLF (kuarsa, litik dan fragmen batuan). Namun terlebih dahulu,

prosentase mineral kuarsa, litik, dan mineral feldspar harus di normalisasi.

Setelah di normalisasi, prosentase mineral kuarsa (Q) LP 1 adalah 21.67 %,

prosentase litik (L) LP 1 adalah 33.08 % dan prosentase mineral feldspar (F)

LP 1 adalah 45.25 %. Prosentase mineral kuarsa (Q) LP 2 adalah 27.05 %,

prosentasi litik (L) LP 2 adalah 25 % dan prosentase mineral feldspar (F) LP 2

adalah 47.95 %. Prosentase mineral kuarsa (Q) LP 4 adalah 31.01 %,

prosentase litik (L) LP 4 adalah 23.64 % dan prosentase mineral feldspar (F)

LP 4 adalah 45.35 %. Data ini di plot dalam segitiga QLF.

Komposisi Partikel Sedimen | 19

LP 1 LP 2

Page 20: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Dari segitiga QLF yang sudah di plot data kelimpahan mineral kuarsa, litik

dan mineral feldspar, dapat dilihat pada lokasi pengamatan 1 (LP 1), iklim batuan

asalnya yaitu berada antara plutonic semiarid dan metamorphic semiarid. Pada

lokasi pengamatan 2 (LP 2), iklim batuan asalnya yaitu plutonic semiarid.

Sedangkan pada lokasi pengamatan 3 (LP 3), iklim batuan asalnya yaitu plutonic

semiarid.

Setting tectonic dan provenance

Provenance dapat diinterpretasi berdasarkan analisa mineral berat dan

analisa mineral ringan. Untuk menginterpretasi provenance berdasarkan

mineral berat, dapat digunakan tabel asosiasi mineral berat dan provenance

nya (Mc Lane, 1995). Untuk menganalisa provenance berdasarkan mineral

ringan, dapat digunakan segitiga QLF Dickinson (1985) dalam Tucker (1991).

Sedangkan untuk menginterpretasi setting tectonic, dapat digunakan segitiga

QLF Yerino & Maynard (1984) dalam Tucker (1991).

a) Provenance berdasarkan analisa mineral berat

Komposisi Partikel Sedimen | 20

LP 4

Page 21: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Tabel Asosiasi Mineral Berat dan Provenance (Mc Lane, 1995)

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data bahwa mineral –

mineral berat yang ditemukan pada Kali Boyong ini yaitu ilmenit,

magnetit, hematit, pirit, zoisit, turmalin, zirkon, apatit, piroksen dan olivin.

Dilihat dari asosiasinya, provenane sedimen – sedimen di Kali Boyong ini

mungkin merupakan batuan sedimen.

b) Provenance berdasarkan analisa mineral ringan

Komposisi Partikel Sedimen | 21

Page 22: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

L

Q

F

Dapat dilihat bahwa provenance sedimen Kali Boyong adalah zona

transisi yang merupakan zona peralihan dari lempeng samudra ke lempeng benua.

Sedangkan kategori provenance nya yaitu zona magmatic arc yang merupakan

zona yang masih mengalami proses magmatisme secara aktif. Hal ini dibuktikan

oleh lokasi Kali Boyong yang tidak jauh dari Merapi.

c) Setting tectonic

Komposisi Partikel Sedimen | 22

LP 2LP 1

LP 4

Page 23: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa material sedimen

Kali Boyong ini termasuk dalam daerah back-island arc yaitu daerah

setting tektonik yang berada pada bagian belakang island arc, yang

cenderung akan dipengaruhi oleh aktivitas magmatisme pada zona

konvergen antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.

VIII. KESIMPULAN

1. Mineral berat didominasi oleh mineral magnetit dengan jumlah 331 butir.

2. Mineral ringan didominasi oleh mineral feldspar dengan jumlah 353 butir.

3. Sedimen terendapkan pada bentang alam fluvial.

4. Jika sedimen – sedimen tersebut terlitifikasi, maka batuan sedimen yang

akan terbentuk adalah arcosic arenite.

5. Mineral berat tertransportasi secara bed load sedangkan mineral ringan

tertansportasi secara suspensi.

6. Mineral yang resisten dan stabil, jumlahnya banyak karena resisten

terhadap erosi maupun pelarutan saat proses transportasi.

7. Iklim saat sedimen terbentuk yaitu plutonic semiarid.

8. Provenance sedimen yaitu pada zona transisi arc.

DAFTAR PUSTAKA

Komposisi Partikel Sedimen | 23

LP 1

LP 2

LP 4

Page 24: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

Surjono, Sugeng Sapto;Amijaya,Donatus Hendra ;Winardi,Sarju.2010.Analisis

Sedimentologi.Yogyakarta.Pustaka Geo

Komposisi Partikel Sedimen | 24

Page 25: Laporan  komposisi sedimentologi daerah sungai kaliurang

L

A

M

P

I

R

A

N

Komposisi Partikel Sedimen | 25