laporan kinerja unit pengendalian gratifikasi badan ekonomi...

12
LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 INSPEKTORAT BADAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2018/2019

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

LAPORAN KINERJA

Unit Pengendalian Gratifikasi

Badan Ekonomi Kreatif

Tahun 2018

INSPEKTORAT

BADAN EKONOMI KREATIF

TAHUN 2018/2019

Page 2: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

LAPORAN KINERJA

UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG)

PADA BADAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2018

A. Pendahuluan

Aparatur Sipil Negara merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah

untuk masyarakat. Tugas dan fungsi Aparatur Sipil Negara adalah sebagai

pelayan public yang bertugas melayani masayarakat. Dalam melaksanakan

tugasnya tersebut, ada peraturan disiplin pegawai yang harus dipatuhi. Disiplin

Pegawai adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara

untuk mentaati 17 kewajiban dan menghindari 15 larangan yang ditentukan

dalam peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang

apabila tidak ditaati atau dilanggar, dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran

disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang tidak menaati

kewajiban dan atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang

dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Salah satu bentuk pelanggaran

disiplin yang dapat dilakukan oleh seorang ASN adalah dengan menerima

gratifikasi tanpa melaporkan kepada KPK.

Setiap gratifikasi kepada PNS atau penyelenggara Negara dianggap

pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan

dengan kewajiban atau tugasnya. Ketentuan gratifikasi adalah nilai Rp.

10.000.000,- atau lebih maka pembuktian bahwa suap dilakukan penerima,

nilai kurang Rp. 10.000.000,- maka pembuktian bahwa gratifikasi tersebut

bukan suap dilakukan oleh penuntut umum dan tidak berlaku suap bila

dilaporkan ke KPK dalam waktu 30 hari kerja.

Korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 adalah

setiap orang yang secara melawan hokum melakukan perbuatan memperkaya

diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidanan dengan pidana

penjara seumur hidup atau pidanan paling singkat 4 (empat) tahun dan paling

lama 20 tahun , denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- dan paling banyak Rp.

1.000.000.000,-. Terdapat 30 bentuk dan jenis korupsi yang dapat

Page 3: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara, suap menyuap,

penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan

kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Akan tetapi, yang tak kalah memprihatinkan adalah dampak korupsi bagi

pembentukan sikap pandang masyarakat sehari-hari. Masyarakat dewasa ini

cenderung tidak berkeberatan atau setidaknya abai tentang perilaku korupsi.

Akibatnya, kondisi yang serba acuh ini akan dapat menjelma menjadi budaya

serba mengijinkan (permisif). Kondisi sosial ini akan berpotensi memberi ruang

pembenaran bahkan kesempatan bagi pelaksanaan korupsi karena bukannya

menjadi sumber nilai-nilai yang benar, baik dan pantas, kondisi sosial yang

serba mengijinkan ini justru akan dapat menimbulkan kekaburan patokan nilai-

nilai. Akibatnya korupsi pun menjadi hal yang biasa. Termasuk didalam

kebiasaan melakukan pungutan tambahan atas proses pengurusan

pembayaran pajak, perijinan, pengurusan pasport dan pengurusan KTP,

maupun penerimaan baik berupa barang atau uang yang diterima oleh

penyelenggara negara maupun pegawai negeri apabila ada kaitan langsung

terhadap tugasnya. Maka penerimaan tersebut dapat dikategorikan

penerimaan gratifikasi. Di dalam Undang-undang No.20 tahun 2001 pasal 12B

pemberian gratifikasi tersebut dianggap perbuatan suap dan masuk kategori

korupsi

Tindak pidana gratifikasi merupakan bagian dari tindak pidana korupsi yang

terdiri dari pemberi dan penerima gratifikasi. Adapun ketentuan hukum positif

yang mengatur tentang pemberi gratifikasi terdapat pada Pasal 5, yaitu:

1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan denda paling

lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh

juta rupiah), setiap orang yang:

a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau

penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban, atau:

Page 4: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan

kewajibannya dilakukan atau tidak dilakukan.

2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b

dipidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Sedangkan

ketentuan hukum terhadap penerima gratifikasi terdapat pada Pasal 12B

UndangUndang No. 20 Tahun 2001 yaitu:

1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap

pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatan dan yang berlawanan

dengan kewajiban dan tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Yang nilainya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian

bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima

gratifikasi.

b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian

bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun

dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan

paling banyak 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Gratifikasi merupakan salah satu bentuk korupsi yang selama ini banyak

dipraktekkan dalam birokrasi oleh pegawai dan penyelenggara negara.

Realitasnya gratifikasi banyak mempengaruhi sikap pegawai negeri dan

penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya. Salah

satu kebiasaan yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah

pemberian tanda terima kasih atau hadiah atau cendera mata atas jasa yang

telah diberikan oleh seseorang, baik dalam bentuk barang atau bahkan uang.

Pemberian tanda terima kasih ini sudah wajar tetapi dalam rangka menciptakan

pemerintahan yangg bersih dan berwibawa, pembuat undang-undang

memandangnya sebagai sesuatu yang negatif karena berpotensi menimbulkan

terjadinya korupsi yang diawali dengan pengabaian terhadap tugas dan

kewajiban. Potensi korupsi inilah yang sesungguhnya ingin dicegah terutama

Page 5: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

jika pemberian itu patut diduga berkaitan dengan jabatan atau kewenangan

yang dimiliki.

Badan Ekonomi Kreatif dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tidak

terlepas dari interaksi dengan beberapa pihak, baik internal maupun eksternal.

Terkait dengan tugas tersebut, maka tidak mustahil akan terjadi pemberian

gratifikasi yang akan mempengarugi kinerja pegawai, oleh karena itu untuk

menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Ekonomi

Kreatif, serta mewujudkan pegawai yang profesional, berintegritas, berperilaku

dan berbudaya anti korupsi, dan menciptakan keseragaman pemahaman

perlakuan atas penerimaan dan pemberian gratifikasi, perlu diatur mengenai

pengendalian gratifikasi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif. Untuk

mewujudkan hal tersebut, maka Badan Ekonomi Kreatif membentuk Unit

Pengendalian Gratifikasi (UPG).

Tugas UPG pada Badan Ekonomi Kreatif sebagaimana diatur dalam

peraturan badan bertugas sebagai penerima laporan Gratifikasi dari aparatur

Badan Ekonomi Kreatif di lingkungan kerjanya dan melakukan klarifikasi serta

mengumpulkan berkas terkait adanya Gratifikasi. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPG Unit Pelaksana Teknis mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Menerima pelaporan Gratifikasi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.

2. Melakukan konfirmasi langsung atas laporan Gratifikasi kepada pelapor

yang terkait dengan kejadian penerimaan /pemberian Gratifikasi;

3. Melaporkan rekapitulasi setiap laporan Gratifikasi yang diterima, disertai

data/berkas kepada UPG Badan Ekonomi Kreatif dengan tembusan UPG

Unit Utama yang menjadi pembinanya;

4. Menindak lanjuti rekomendasi dari UPG Baadan Ekonomi Kreatif atau

Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan dan pemanfaatan

Gratifikasi;

5. Memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan pemanfaatan Gratifikasi

yang diberikan oleh UPG Badan Ekonomi Kreatif atau Komisi

Pemberantasan Korupsi.

6. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada UPG Badan Ekonomi Kreatif

dalam hal terjadi Pelanggaran Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif ini

Page 6: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

oleh Aparatur Badan Ekonomi Kreatif di lingkungan kerjanya dengan

tembusan UPG Unit Utama yang menjadi pembinanya; dan

7. Melaporkan hasil penanganan pelaporan Gratifikasi di lingkungan kerjanya

kepada UPG Kementerian Kesehatan dengan tembusan UPG Unit Utama

yang menjadi pembinanya.

B. Dasar hukum yang digunakan

1. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851).

2. Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

nomor 3847) sebagaimana telah diubah denga Undang Undang Nomor

20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4250).

3. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4250).

4. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS) Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5135).

6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah, terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141).

Page 7: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas

dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara , sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 90).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012

– 2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 – 2014 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122).

9. Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan Ekonomi Kreatif

Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Badan Ekonomi Kreatif adalah unit

pelaksana program pengendalian gratifikasi yang berada di Inspektorat Badan

Ekonomi Kreatif dibentuk pada tanggal 27 September 2018 yang mengacu

kepada Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 11 Tahun 2017

tentang pengendalian gratifikasi di Lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.

C. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)

Badan Ekonomi Kreatif adalah :

1. Menyusun Tim Unit Pengendalian Gratifikasi yang dituangkan dalam

bentuk SK Kepala Badan Tahun 2018.

2. Rapat penyusunan kegiatan Unit Pengendalian Gratifikasi.

3. Melaksanakan Bimbingan Teknis tentang Pengendalian Gratifikasi di

Lingkungan Badan Ekonomi Kreatif, pada tanggal 26 hingga 28

September 2018.

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pengendalian gratifikasi di

lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.

5. Rapat Koordinasi tim UPG Badan Ekonomi Kreatif dalam rangka

merumuskan review SOP dan alur gratifikasi di Badan Ekonomi Kreatif.

6. Tidak membiarkan adanya praktik gratifikasi di lingkungan Badan

Ekonomi Kreatif.

Page 8: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

7. Kampanye gratifikasi dilingkungan Badan Ekonomi Kreatif dengan

pembuatan media banner, poster, brosur yang berisi pesan-pesan

gratifikasi.

8. Sosialisasi gerakan anti gratifikasi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif

yang dihadiri oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Wakil Kepala Badan

Ekonomi Kreatif, Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif, Para Deputi

Badan Ekonomi Kreatif dan seluruh pegawai di Lingkungan Badan

Ekonomi Kreatif..

9. Mendorong upaya pengendalian gratifikasi dan pencegahan korupsi di

lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.

10. Mengirim laporan pelaksanaan kegiatan unit pengendalian gratifikasi

Badan Ekonomi Kreatif.

11. Mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengendalian Gratifikasi KPK

di Rancamaya, Bogor pada Oktober 2018.

D. Rekapitulasi Laporan Gratifikasi

1. Rekapitulasi pelaporan gratifikasi berdasarkan unit kerja asal pelapor

No. Satuan Kerja Jumlah

Pelaporan

1. Deputi Riset, Edukasi, dan

Pengembangan

0

2. Deputi Akses Permodalan 3

3. Deputi Infrastruktur 0

4. Deputi Pemasaran 0

5. Deputi Fasilitasi HKI dan

Regulasi

0

6. Deputi Hubungan Antar Lembaga

dan Wilayah

0

7. Sekretariat Utama 0

Total 3

2. Rekapitulasi laporan gratifikasi berdasarkan jenis

Page 9: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

No. Jenis Jumlah

Pelaporan

1. Uang 0

2. Barang 2

3. Makanan 0

4. Lain-lain 1

Total 3

3. Rekapitulasi laporan gratifikasi berdasarkan perkiraan nilai

No. Perkiraan Nilai (Rp) Jumlah

Pelaporan

1. < 1 juta 2

2. 1 juta – 10 juta 1

3. > 10 juta 0

4. Tidak diketahui nilainya 0

Total 3

4. Rekapitulasi Status Penetapan oleh KPK

No. Satuan Kerja Jumlah

Pelaporan

1. Milik Negara 0

2. Milik Pelapor 3

3. Dikelola UPG 3

4. Belum ditetapkan 0

5. Lain-lain 0

Total 3

5. Hasil monitoring dan evaluasi mandiri UPG

No. Komponen Capaian %

1. Komitmen Pimpinan 25

2. Peran Aktif Tim UPG 25

Page 10: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

3. Manajemen UPG 25

4. Strategi Komunikasi

Pengendalian Gratifikasi

20

Total 95

E. Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Gratifikasi

Badan Ekonomi Kreatif menghindari terjadinya konflik kepentingan

yang timbul karena gratifikasi, sehingga seluruh penyelenggara Negara di

lingkungan Badan Ekonomi Kreatif harus menolak penerimaan gratifikasi.

Apabila dalam kondisi terpaksa harus menerimanya maka harus melaporkan

gratifikasi yang diterimanya kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Badan

Ekonomi Kreatif

Sistem Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi Kreatif terdiri dari

perangkat ketentuan, perangkat SDM, perangkat organisasi, mekanisme dan

pemberian gratifikasi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif. Dalam rangka

meningkatkan kesadaran terkait gratifikasi, UPG Badan Ekonomi Kreatif akan

terus memperbaiki strategi komunikasi kepada seluruh pegawai mengenai

gratifikasi.

F. Penutup

Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) telah melaksanakan kegiatan

sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya tata kelola pelayanan publik

Badan Ekonomi Kreatif yang baik dan bersih di lingkungan Badan Ekonomi

Kreatif .

Demikian laporan ini disusun, sebagai bahan evaluasi guna mendorong

perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, ……………………………..

Inspektur

Dicky Djatnika Ustama

NIP 196307171992031007

Page 11: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

Lampiran

No. Gambar Keterangan

1. Kegiatan

Bimbingan

Teknis terkait

Pengendalian

Gratifikasi di

Lingkungan

Badan Ekonomi

Kreatif

2. Kegiatan

Bimbingan

Teknis terkait

Pengendalian

Gratifikasi di

Lingkungan

Badan Ekonomi

Kreatif

3.

Barang

Gratifikasi berupa

tiket konser

Synchronize Fest

Page 12: LAPORAN KINERJA Unit Pengendalian Gratifikasi Badan Ekonomi …rb.bekraf.go.id/uploads/pokja/kegiatan/document/LAPORAN_KINERJA_UPG.pdf · dikelompokkan dalam kerugian keuangan Negara,

4.

Barang

Gratifikasi berupa

Kain Batik Tulis

Pekalongan

5.

Formulir Laporan

Penerimaan

Gratifikasi ke Unit

Pengendalian

Gratifikasi Badan

Ekonomi Kreatif