laporan kinerja peternakan - peternakan… · produk biologis peternakan, (6) jumlah sumber daya...

68

Upload: vankhanh

Post on 08-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KINERJA

PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

PETERNAKAN 2017

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

ii Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i i

KATA PENGANTAR

Pembangunan Pertanian Tahun 2017 merupakan tahun ketiga

dalam pelaksanaan Permentan No.19/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

(Puslitbangnak) dalam periode 2015-2019 telah menetapkan 5 (lima) sasaran kinerja, yaitu: (1) Tersedianya

rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta

koleksi mikroba veteriner; (2) Tersedianya teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi veteriner, teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak

berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering; (3) Tersedianya rekomendasi

kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, (4) Tersedianya publikasi dan karya tulis ilmiah (KTI) dalam jurnal nasional dan internasional, Hak Kekayaan

Intelektual (HaKI) dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional, serta (5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan

pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPAN No 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, maka hasil capaian kinerja instansi sepatutnya

dipertanggungjawabkan kepada publik melalui Laporan Kinerja (LAKIN). LAKIN Puslitbangnak 2017 merupakan cerminan akuntabilitas kinerja

Puslitbangnak dalam pencapaian sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja TA 2017. Laporan ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan program dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan

berbagai kebijakan yang diperlukan. Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada seluruh pihak

yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Koreksi, saran dan

masukan sangat diperlukan dalam penyempurnaan laporan ini dan bermanfaat dalam meningkatkan kinerja Puslitbangnak ke depan.

Bogor, 30 Januari 2018

Kepala Pusat,

Dr. Ir. Atien Priyanti, MSc

NIP. 19600527198932001

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

ii Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Visi:

”Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan”

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Puslitbangnak memiliki tugas dan fungsi dalam melaksanakan penelitian

dan pengembangan di bidang peternakan dan veteriner dengan visi: ” Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka

dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan” sebagaimana tertuang dalam Permentan No.43/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Misi Puslitbangnak adalah memiliki sasaran untuk menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner

tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri. Hal ini meliputi

pengembangan inovasi peternakan dan veteriner tropika unggul dalam rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) serta

pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian bioindustri (impact recognition). Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Puslitbangnak maka tujuan

yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 yaitu: (1) Menghasilkan bibit/benih,

varietas/rumpun/galur unggul ternak dan tanaman pakan ternak (TPT), vaksin dan obat, teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi veteriner, dan

teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology

dan bioscience dan adaptif terhadap dinamika iklim; (2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang aplikatif untuk

mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan yang aman, sehat, utuh dan

halal (ASUH) secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak; dan (3) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity buildings) dalam

melaksanakan litbang peternakan dan veteriner, serta membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

Sasaran Puslitbangnak yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 adalah:

(1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta

koleksi mikroba veteriner; (2) Tersedianya teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi veteriner, teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak

berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering; (3) Tersedianya rekomendasi

kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner; (4) Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan

jejaring kerja nasional dan internasional, serta (5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen

mutu. Guna mencapai sasaran tersebut, Puslitbangnak menetapkan 15

Indikator Kinerja Utama yakni: (1) Jumlah rumpun/galur/varietas

unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem, (2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi, (3) Jumlah bibit

sumber ternak, (4) Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, (5) Jumlah produk biologis peternakan, (6) Jumlah sumber daya genetik (SDG) ternak, TPT

dan mikroba veteriner yang dikonversi dan dikarakterisasi, (7) Jumlah teknologi

peternakan dan veteriner, (8) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, (9) Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

iv Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

dan veteriner, (10) Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, (11) Jumlah kerjasama nasional dan internasional, (12) Jumlah publikasi ilmiah

nasional/internasional, (13) Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI, (14) Jumlah

akreditasi manajemen dan (15) Jumlah akreditasi laboratorium. Kinerja Puslitbangnak pada tahun 2017 menunjukkan keberhasilan

sangat baik dengan rata-rata persentase capaian indikator kinerja di 122,73%, dengan kisaran antara 100-214%. Lima sasaran yang dicapai oleh Puslitbangnak

menunjukkan bahwa persentase capaian tertinggi terdapat pada indikator kinerja utama jumlah benih sumber tanaman pakan ternak yang mencapai 214%.

Rata-rata persentase capaian untuk masing-masing sasaran strategis

adalah: (1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan

persilangan serta koleksi mikroba veteriner sebesar 130,17%, (2) Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi, teknologi veteriner, teknologi budidaya

dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan

bioengineering sebesar 100%, (3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner sebesar 128%, (4) Tersedianya

publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional sebesar 137%; (5)

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu sebesar 100%. Realisasi anggaran

Puslitbangnak mencapai 94,21% dari total anggaran TA 2017 dengan nilai

efisiensi sebesar 94,79. Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan Puslitbangnak tidak terlepas

dari adanya dukungan sumber daya manusia (SDM) serta prasarana lainnya. Namun demikian, diperlukan penyediaan SDM baru karena banyaknya pegawai

yang memasuki usia purna tugas. Parasarana pendukung kegiatan litbang

peternakan dan veteriner perlu ditingkatkan dalam rangka mewujudkan capaian indikator kinerja yang lebih baik.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 2

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................. 6

2.1. Perencanaan Strategis ........................................................................ 6

2.2. Perencanaan Kinerja ........................................................................... 9

2.3. Perjanjian Kinerja ............................................................................. 10

III. Akuntabilitan Kinerja .............................................................................. 13

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja ............................................................. 14

3.2. Analisis Capaian Kinerja .................................................................... 15

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun 2017 ................................................... 16

3.2.2. Capaian Kinerja Lima Tahun (2013-2017) ................................ 32

3.2.3. Capaian Kinerja Renstra (2015-2019) ...................................... 36

3.2.4. Capaian Outcome Puslitbangnak .............................................. 38

3.2.5. Kinerja Lainnya ....................................................................... 41

3.3. Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... 42

IV. PENUTUP ............................................................................................... 46

LAMPIRAN ................................................................................................... 47

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

vi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Kebun Percobaan Lingkup Puslitbangnak .................................................. i 3

Tabel 2 Rencana Kinerja Tahunan Pusltbangnak tahun 2017 ........................................ ii 9

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2017 ..................................................... 11

Tabel 4 Target dan capaian kinerja utama masing-masing

indikator tahun 2017 ........................................................................................

14

Tabel 5 Target dan capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-1 tahun 2017 ...................................................................

16

Tabel 6 Target dan capaian kinerja jumlah galur terdistribusi ......................................... 21

Tabel 7 Target dan capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-2 tahun 2017 ...................................................................

22

Tabel 8 Target dan capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-3 tahun 2017 ...................................................................

24

Tabel 9 Target dan capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-4 tahun 2017 ...................................................................

27

Tabel 10 Mitra serta topik kerjasama luar negeri ............................................................ ii 30

Tabel 11 Target dan capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-5 tahun 2017 ...................................................................

31

Tabel 12 Capaian indikator kinerja utama ke-1 hingga 2017 dalam

mencapai target Renstra 2015-2019 ..................................................................

37

Tabel 13 Capaian indikator kinerja utama teknologi peternakan

dan veteriner hingga 2017 dalam mencapai target Renstra

2015-2019 ......................................................................................................

37

Tabel 14 Progress capaian indikator kinerja utama Rekomendasi

hingga 2017 dalam mencapai target Renstra 2015-2019 ....................................

38

Tabel 15 Progress capaian indikator kinerja utama dalam mencapai

Renstra 2015-2019 ...........................................................................................

38

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Ayam Sensi-1 Agrinak ..................................................................................... ii 19

Gambar 2 Kelinci Rexy Agrinak ........................................................................................ 20

Gambar 3 Hasil teknologi (vaksin HPAI/LPAI dan teknologi pakan

komplit) ..........................................................................................................

23

Gambar 4 Booklet rekomendasi kebijakan veteriner .......................................................... 26

Gambar 5 Seminar nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

2017 ..............................................................................................................

28

Gambar 6 Bursa Hewan Qurban tahun 2017 .................................................................... 29

Gambar 7 Kerjasama Indodairy ...................................................................................... ii 29

Gambar 8 Prosentase KTI berdasarkan kategori penerbitan ............................................... 30

Gambar 9 Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-1 .....................................................................................

32

Gambar 10 Persentase nilai capaian kinerja jumlah teknologi

peternakan dan veteriner selama periode 2013-2017 .........................................

33

Gambar 11 Persentase nilai capaian kinerja jumlah rekomendasi

kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner selama

periode 2013-2017 ...........................................................................................

34

Gambar 12 Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama

sasaran ke-4 ....................................................................................................

35

Gambar 13 Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-5 .....................................................................................

36

Gambar 14 Peta penyebaran kambing Boerka .................................................................... 39

Gambar 15 Indigofera dewasa dan kemasan benih siap sebar ............................................. 40

Gambar 16 Pemeringkatan website Puslitbangnak .............................................................. 41

Gambar 17 Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak ............................................ 43

Gambar 18 Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja ................................................................... 43

Gambar 19 Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per

jenis belanja ....................................................................................................

44

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

viii Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Struktur Organisasi ......................................................................................... ii 47

Lampiran 2 Sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, dan Target

Puslitbangnak .................................................................................................

48

Lampiran 3 Rencana Kinerja Tahunan 2017 ........................................................................ 50

Lampiran 4 Revisi Perjanjian Kinerja tahun 2017 ................................................................. 52

Lampiran 5 Perbandingan Pengukuran Kinerja tahun 2017 .................................................. 58

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 1

BAB I

PENDAHULUAN

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

I. PENDAHULUAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) merupakan Unit Kerja yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian,

Kementerian Pertanian yang mengemban tugas dan fungsi sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian (Lampiran 1).

Tugas dan fungsi yang dilaksanakan Puslitbangnak yaitu:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan

evaluasi penelitian dan pengembangan peternakan dan kesehatan hewan;

2. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan

pengembangan peternakan dan kesehatan hewan;

3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang peternakan;

dan kesehatan hewan;

4. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Puslitbangnak sebagai lembaga penelitian penghasil dan perakit teknologi didukung oleh empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu: (1) Balai

Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), Bogor; (2) Balai Penelitian Ternak

(Balitnak), Ciawi; (3) Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi), Grati-Pasuruan; dan (4) Loka Penelitian Kambing Potong (Lolitkambing), Sei Putih - Medan.

Hingga akhir tahun 2017, Puslitbangnak didukung oleh 569 pegawai. Komposisi jumlah tenaga fungsional peneliti dan non peneliti sebanyak 246

orang (42,49%) dan tenaga fungsional umum sejumlah 323 orang (57,51%). Dengan jenjang fungsional peneliti Non Klas 10 orang, peneliti Pertama 21

orang, peneliti Muda 33 orang, peneliti Madya 47 orang dan peneliti Utama 22

orang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi program Puslitbangnak, setiap

satuan kerja didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana seperti kebun percobaan, kandang penelitian dan laboratorium. Terdapat 11 lokasi Kebun

Percobaan (KP) dengan total luas lahan 163,3 ha yang tersebar di 4 UPT (Tabel

1).

Sarana dan prasarana Puslitbangnak juga dilengkapi dengan kandang

percobaan yaitu kandang sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, kambing potong, kambing perah, domba ayam, itik, dan kelinci. Selain itu, dilengkapi pula

dengan sarana laboratorium diantaranya laboratorium pelayanan kimia (analisa proksimat), laboratorium eksplorasi (nutrisi/pakan), laboratorium molekular,

laboratorium reproduksi, laboratorium kimia, bakteriologi, virologi, parasitologi,

patologi, toksikologi, laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) dan laboratorium zoonosis.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 3

Tabel 1. Data Kebun Percobaan lingkup Puslitbangnak

Sasaran

Kebun Percobaan

Luas Lahan (ha)

BBLitvet 1. KP. Cimanglid 20,98

2. KP. Kiararawang 7,54

Balitnak 3. KP. Bogor 2,00

4. KP Cicadas Gunung Putri 5,88

5. KP. Paseh, Subang 38,00

6. KP. Ciawi 20,78

7. KP. Kaumpandak Karadenan 10,48

Lolit Sapi 8. KP Lindungan 8,67

9. KP. Sumber Agung 4,80

10. KP. Grati Tunon 10,00

Lolit Kambing 11. KP Sei Putih 34,00

Jumlah 163,3

Sistem akreditasi manajemen maupun teknis merupakan acuan yang harus dilakukan oleh lembaga litbang pertanian. Implementasi sistem akreditasi

laboratorium di Puslitbangnak telah dilaksanakan sejak tahun 2002. Laboratorium

BB Litvet telah terakreditasi sebagai laboratorium uji berdasarkan ISO 17025-2008 dengan nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak juga

telah terakreditasi berdasarkan ISO 17025-2008 dengan nomor LP-347-IDN. Laboratorium nutrisi Lolitsapi terakreditasi ISO 17025-2008. Hingga Tahun 2017,

laboratorium Lolitkambing masih dalam proses akreditasi mendapatkan sertifikasi ISO 17025-2008.

Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja, seluruh kegiatan harus dilakukan

pengukuran kinerja sebagai tolak ukur tercapainya target dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui akuntabilitas kinerja Puslitbangnak, maka perlu

disusun suatu laporan pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIN), sesuai dengan Permentan Nomor

50/Permentan/PW.160/10/2016, tentang Pedoman Pengelolaan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian dan Permen PAN & RB No. 53/2014, tentang Juknis PK, LAKIN, & Tata Cara Reviu atas LAKIN.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan guna penyempurnaan penyusunan rencana kerja Puslitbangnak pada tahun-

tahun yang akan datang.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 5

BAB II.

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Visi dan Misi

Sesuai Rencana Strategis 2015-2019 yang telah ditetapkan maka

Puslitbangnak mempunyai visi: “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka dalam mewujudkan sistem pertanian bio-

industri tropika berkelanjutan”.

Dalam rangka mendukung terealisasinya visi tersebut, maka misi

Puslitbangnak meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri.

2. Mengembangkan inovasi peternakan dan veteriner tropika unggul dalam rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian bioindustri (impact recognition).

Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang akan dicapai sesuai Renstra Puslitbangnak tahun 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:

1. Menghasilkan bibit/benih, varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT,

vaksin dan obat; teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi veteriner, dan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas

daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience serta adaptif terhadap

dinamika iklim.

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang antisipatif dan responsif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan

pangan asal ternak yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak.

3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity building) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, serta

membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

Sasaran Puslitbangnak yang hendak dicapai pada kurun waktu tahun

2015-2019 adalah:

1. Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas

dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan

persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 7

2. Tersedianya teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi veteriner, teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis

bioindustri, bioscience dan bioengineering.

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan yang antisipatif dan responsif terhadap pembangunan peternakan dan veteriner.

4. Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan

internasional. 5. Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan

prasarana, serta sistem manajemen mutu.

Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan ditujukan untuk membangun program utama mendukung

misi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015-2019 yang mencakup

penelitian dan pengembangan: (1) Bioindustri dan industri hulu-hilir produk peternakan strategis, (2) Pengelolaan sumberdaya genetik peternakan dan

mikroba veteriner, dan (3) Memperkuat ketahanan dan keamanan pangan asal ternak. Arah kebijakan difokuskan dalam rangka untuk:

1. Memprioritaskan penyediaan teknologi inovatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya peternakan melalui pengembangan teknologi

budidaya, dan penciptaan rumpun ternak unggul yang adaptif.

2. Mempercepat penyediaan teknologi nano, dan riset genom untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.

3. Mendorong kemajuan teknologi informasi bioscience dan bioengineering di bidang peternakan dan veteriner.

4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan

antara UPT Lingkup Puslitbangnak dengan berbagai lembaga riset baik di dalam dan luar negeri.

5. Merumuskan rekomendasi kebijakan antisipatif dan responsif terhadap pembangunan peternakan dan veteriner.

Strategi litbang peternakan dan veteriner difokuskan kepada kegiatan utama meliputi: (1) Pengembangan kawasan diversifikasi pangan hewani,

bioproduk, dan biokultura; (2) Kawasan integrasi tanaman pangan/perkebunan dengan peternakan, biosiklus terpadu; (3) Kawasan produksi ternak yang efisien

dan mengkonservasi sumberdaya alam; dan (4) Sinergi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Program dan Kegiatan

Untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, program Puslitbangnak pada periode tahun 2015-2019 diarahkan untuk penciptaan

varietas unggul baru yang berdaya saing dan teknologi pertanian, melalui

penciptaan bibit/rumpun/galur/varietas unggul baru, vaksin dan obat yang berdaya saing, serta teknologi peternakan.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Dalam mendukung program tersebut, Puslitbangnak menetapkan 11 kegiatan yang akan dijalankan pada tahun 2015-2019 yang dijabarkan sebagai

berikut:

1. Pemilahan produk ternak sebagai pangan dibandingkan sebagai bahan baku industri dan energi.

2. Perhatian kepada spesies utama pendukung ketahanan pangan hewani dan ekspor.

3. Penguatan industri pembibitan spesies utama dan agro-input. 4. Pengintegrasian kegiatan on farm dengan industri hilir/pasca panen

untuk meningkatkan nilai tambah.

5. Penyusunan grand design masing-masing program komoditas berdasarkan produk utama dan bidang masalah.

6. Memprioritaskan kegiatan konsorsium. 7. Pengembangan model usaha pertanian inovatif terintegrasi (Sistem

Integrasi Tanaman-Ternak).

8. Kegiatan perakitan rumpun ternak tipe ideal dan adaptif agroekologi spesifik.

9. Penyediaan teknologi peternakan lahan sub optimal untuk pangan dan bahan baku agroindustri.

10. Pengembangan bio-based economy (bioproduct dan bioenergy) melibatkan ternak.

11. Manajemen penelitian dan pengembangan yang menciptakan

keterpaduan (konsorsium) serta integrasi pemanfaatan fasilitas, infrastruktur dan ketrampilan SDM antar UK/UPT.

Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja didefinisikan salah satunya adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan

sasaran yang telah ditetapkan. lndikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, secara terukur berdasarkan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam Renstra Puslitbangnak 2015-2019 tahun 2017 (Lampiran 2) telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/ harapan ternak dan TPT spesifik Agro-Ekosistem

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

3. Jumlah bibit sumber ternak

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

5. Jumlah produk biologis peternakan

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan

dikarakterisasi

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 9

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI.

IKU tersebut dituangkan dalam kegiatan masing-masing UK/UPT dalam dokumen anggaran (RKAKL/DIPA) sebagai target output yang ditetapkan.

LAKIN Puslitbang Peternakan mencakup kinerja lainnya meliputi

Penghargaan Website pemeringkatan ketiga lingkup Badan Litbang Pertanian, Penghargaan Agro Inovasi Badan Litbang Pertanian dan Penghargaan Wilayah

Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Pencapaian target IKU ini dilaksanakan melalui serangkaian penelitian di Puslitbang

Peternakan, BBLitvet, Balitnak, Lolitsapi dan Lolitkambing.

2.2. Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja secara umum mengacu pada program

pembangunan pertanian nasional dan kebutuhan stakeholder (pemangku kepentingan). Hal ini berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) yang dituangkan dalam Renstra serta untuk operasional

penganggaran dalam RKAK/L dan DIPA. Dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yang memuat sasaran

strategis, indikator kinerja serta target yang direncanakan (Tabel 2).

Tabel 2. Rencana kinerja tahunan Puslitbangnak, 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem, rumpun/galur/varietas

21

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi, rumpun/galur/varietas

8

1. Jumlah bibit sumber ternak, ekor 12.700

2. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, batang

7.000

3. Jumlah produk biologis peternakan dan veteriner, jenis

3

4. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonversi dan

115

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

dikarakterisasi, galur

Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering.

5. Jumlah teknologi peternakan berbasis bioindustri (pakan; integrasi) tanaman-ternak-hutan; pemanfaatan biomassa; reproduksi), teknologi

10

6. Jumlah teknologi veteriner berbasis bioscience dan bioengineering, teknologi

20

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner.

7. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan, rekomendasi

5

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan veteriner, rekomendasi

2

Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terciptanya lembaga ke-Litbang-an peternakan yang handal dan terkemuka

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, kegiatan

6

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, kegiatan

27

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional, judul

18

12. Jumlah artikel ilmiah nasional/internasional, jumlah artikel

93

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HKI, invensi

3

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen, unit 6

15. Jumlah akreditasi laboratorium, unit 4

2.3. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang

akan dicapai antara Pimpinan Instansi Pemerintah/Unit Kerja yang menerima

amanah/tanggungjawab dengan pihak yang memberikan amanah/ tanggungjawab kinerja. Hal ini merupakan kesepakatan antara pengemban tugas

(penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah). Tujuan PK adalah untuk mendorong komitmen penerima amanah dalam melaksanakan amanah

yang diterimanya sekaligus terus meningkatkan kinerjanya. PK berfungsi untuk

menciptakan tolak ukur kinerja sebagai alat untuk menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

PK Puslitbangnak tahun 2017 mencakup sasaran strategis, IKU dan target yang akan dicapai (Tabel 3). PK dibuat berdasarkan RKT 2017 yang sudah

disusun setahun sebelumnya (2016) yang merupakan implementasi dari Renstra

Puslitbangnak yang disesuaikan dengan lingkungan strategis. PK Puslitbangnak ditandatangani oleh Kepala Puslitbangnak dan bertanggung jawab kepada Kepala

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 11

Badan Litbang Pertanian (Lampiran 4). PK Puslitbangnak tahun 2017 didukung oleh pagu awal sebesar Rp.100.548.000.000,- dan melalui beberapa revisi pagu

akhir Puslitbangnak mencapai Rp.110.165.287.000,-.

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2017

Sasaran Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

21

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

8

3. Jumlah bibit sumber ternak 12.700

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

7.000

5. Jumlah produk biologis peternakan 3

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115

Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering.

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

30

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner.

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7

Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional.

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

27

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen 6

15. Jumlah akreditasi laboratorium 4

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 13

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

14 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Puslitbangnak tahun 2017 dilakukan dengan

membandingkan antara target indikator kinerja yang terpilih secara selektif yang

menggambarkan keberhasilan Puslitbangnak dengan realisasinya. Pengukuran kinerja dilakukan dengan dua tahapan yaitu perencanaan kinerja dan

pengukuran kinerja. Perencanaan kinerja meliputi: (1) Identifikasi kinerja yang akan diukur; (2) Pemilihan alat ukur (indikator kinerja yang akan digunakan),

dan (3) Penetapan target yang hendak dicapai. Pengukuran kinerja meliputi: (1) Pengumpulan data kinerja; (2) Pengukuran kinerja; (3) Evaluasi dan analisis,

serta (4) Penarikan kesimpulan atas kinerja yang telah dicapai. Rincian capaian

kinerja masing-masing indikator untuk tahun 2017 diilustrasikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Target dan capaian kinerja utama masing-masing indikator tahun 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Tersedianya

rumpun/galur/varietas

unggul ternak

ruminansia, unggas

dan aneka ternak

serta tanaman pakan

ternak hasil seleksi

dan persilangan serta

koleksi mikroba

veteriner

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

21 21 100

2. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

8 8 100

3. Jumlah bibit sumber ternak

12.700 21.308 167

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

7.000 15.000 214

5. Jumlah produk biologis peternakan

3 3 100

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115 115 100

Tersedianya teknologi

pakan; teknologi

reproduksi; teknologi

veteriner; teknologi

budidaya dan

teknologi integrasi

tanaman-ternak

berbasis bioindustri,

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

30 30 100

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 15

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

bioscience dan

bioengineering

Tersedianya

rekomendasi

kebijakan

pembangunan

peternakan dan

veteriner

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7 9 128

Tersedianya publikasi

dan KTI dalam jurnal

nasional dan

internasional, HaKI

dan lisensi, serta

perluasan jejaring

kerja nasional dan

internasional

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6 6 100

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

27 40 178

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18 20 111

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional

93 133 143

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3 3 100

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen

6 6 100

15. Jumlah akreditasi laboratorium

4 4 100

Rataan 122,73

Berdasarkan Tabel 4, kinerja Puslitbangnak pada tahun 2017 secara umum menunjukkan keberhasilan sangat baik dengan persentase capaian di atas

target yang telah ditetapkan pada PK 2017. Rata-rata persentase capaian IKU adalah 122,73%, dengan kisaran antara 100-214%. Capaian tertinggi diperoleh

pada indikator kinerja utama benih sumber tanaman pakan ternak yakni sebesar 214%.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian IKU tahun 2017 Puslitbangnak dilakukan secara lebih terinci terhadap masing-masing sasaran strategis. Analisis dan

evaluasi pencapaian IKU dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

16 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

antara target dan realisasi, serta membandingkan realisasi capaian kinerja selama 5 tahun.

Rata-rata persentase capaian untuk masing-masing sasaran strategis

adalah: (1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan

persilangan serta koleksi mikroba veteriner sebesar 130,17%; (2) Tersedianya teknologi pakan, reproduksi, veteriner, budidaya dan integrasi tanaman-ternak

berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering sebesar 100%; (3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

sebesar 128%; (4) Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan

internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional 126,4%; dan (5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan

pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu sebesar 100%.

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun 2017

Sasaran ke-1

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner

Sasaran strategis pertama Puslitbangnak ini diukur dengan 6 IKU, yaitu:

(1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-

ekosistem; (2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi; (3) Jumlah bibit sumber ternak; (4) Jumlah benih sumber tanaman

pakan ternak; (5) Jumlah produk biologis peternakan dan (6) Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi.

Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja tersebut digambarkan seperti dalam Tabel 5. Indikator kinerja sasaran 1 yang telah ditargetkan pada

tahun 2016 secara umum tercapai sangat baik dengan rata-rata capaian

130,17%.

Tabel 5. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran ke-1 tahun 2017

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

21 21 100

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang

8 8 100

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17 17

Indikator Kinerja Target Realisasi %

terdistribusi

3. Jumlah bibit sumber ternak 12.700 21.308 167

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

7.000 15000 214

5. Jumlah produk biologis peternakan

3 3 100

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115 115 100

Rataan 130,17

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik

agro-ekosistem

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem yang dihasilkan UPT lingkup Puslitbangnak tahun 2017 sebanyak 21

buah sesuai dengan target yang ditetapkan pada kegiatan pemuliaan. Rumpun/Galur

harapan yang sedang dikembangkan sesuai Renstra 2015-2019 dan ditetapkan pada target indikator Kinerja Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Sapi

Sapi Peranakan Ongole (PO) Agrinak dan F1 persilangan sapi PO dan Bali (POBA) merupakan 2 galur yang ditargetkan. Sapi PO, merupakan pemurnian

bangsa Sapi PO yang dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong, dengan bibit unggul

yang dihasilkan berupa pejantan maupun bibit induk unggul. Hal ini dapat diajukan sebagai galur baru sapi PO dengan spesifikasi keunggulan mampu memanfaatkan

pakan berkualitas rendah.

Hasil analisis menunjukkan bahwa data penciri genomik galur baru sapi PO

(profil sidik jari) dengan genotip sapi mengelompok dan dekat dalam satu subklaster

berdasarkan 27 marka SNAP yang digunakan. Hal ini teridentifikasi adanya kedekatan secara genetik bahkan cenderung sama, haplotipe sapi PO seragam dan

relatif tidak ada campuran keturunan jenis sapi lain. Analisis klastering menunjukkan bahwa sapi hasil pelaksanaan penelitian pada tahun 2017 telah mencapai populasi

dasar untuk menghasilkan galur baru sapi PO dengan populasi sebanyak 470 ekor.

Pembentukan rumpun baru sapi potong silangan sapi PO dan Bali atau yang

sering disebut dengan sapi POBA diharapkan menjadi rumpun sapi baru yang tahan

terhadap penyakit Jembrana. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dan pada tahun 2017 sudah menghasilkan populasi sapi POBA yang dipelihara secara standar

di kandang Loka Penelitian Sapi Potong. Sapi POBA betina memiliki rataan bobot badan lebih tinggi dibandingkan ternak jantan yaitu 70,19 kg dengan standar deviasi

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

18 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

15,82. Ukuran panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi POBA betina memiliki nilai rataan lebih tinggi dibandingkan sapi jantan. Rataan ukuran tinggi

gumba sapi jantan relatif lebih tinggi dibandingkan sapi betina. Untuk mengetahui

ketahanan sapi POBA terhadap penyakit Jembrana telah dilakukan uji tantang secara alami (natural) di Kab. Tanjung Jabung Timur yang merupakan wilayah endemik

penyakit Jembrana.

Kambing

Komoditas kambing yang ada di Balitnak ditetapkan harus tersedia 5 galur,

meliputi 3 galur dari kambing perah (kambing Anpera NE F1 dan F2, Kambing

Sapera terseleksi dan kambing up grading Sapera F1). Hal tersebut dari Lolitkambing harus tersedia 2 galur, yakni kambing Boerka dan kambing Boer Indonesia.

Kambing Sapera, merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen dan Peranakan Ettawa. Sementara itu, kambing NE adalah persilangan antara kambing

Anglo Nubian dan kambing Peranakan Ettawa. Persilangan ini ditargetkan adanya

efek komplementari dari sifat produksi susu tinggi dan adaptasi tropis dari keturunan silangan. Kambing Boerka merupakan hasil persilangan pejantan kambing Boer

(50%) dengan induk kambing Kacang (50%). Hasil penelitian melalui seleksi telah terpilih sejumlah hasil persilangan (Boerka) yang digunakan sebagai induk yang akan

dikawinkan sesamanya interse mating sampai diperoleh keturunan F5. Indikator keberhasilan persilangan dilakukan melalui evaluasi terhadap kinerja produksi anak

yang diamati meliputi bobot lahir, bobot sapih (umur 3 bulan), bobot umur 6 bulan

dan bobot umur 1 tahun, tingkat kematian anak sebelum dan sesudah sapih.

Domba

Komoditas domba terdapat 2 galur yang menjadi target capaian yaitu

rumpun domba Barbados Blackbelly Cross dan rumpun domba Komposit Garut, hasil

inovasi dari Balitnak. Domba Barbados Blackbelly Cross merupakan rumpun domba tipe rambut hasil persilangan antara domba Barbados Blackbelly yang dikenal

sebagai domba Karibia dengan domba lokal Sumatera. Domba komposit Garut merupakan domba sintesis hasil persilangan domba Garut dengan domba St. Croix

(Virgin island, USA) dan Moulton Charolais (Perancis), dan cocok untuk

dikembangkan dalam sistem pemeliharaan intensif. Domba ini mempunyai berat badan umur 1 tahun mencapai 35 Kg, telah beradaptasi pada lingkungan tropis, laju

pertumbuhan yang baik serta jumlah anak kelahiran 2.1 ekor per induk.

Ayam

Komoditas ayam ditetapkan target dengan terbentuknya 4 galur yaitu betina

ayam KUB-2 G3 , KUB kaki kuning G4, ayam Gaok terseleksi G4 dan jantan ayam

Sensi-2. Pada tahun 2017, ayam KUB-1 harus menghasilkan output berupa 500 betina induk dan 100 pejantan generasi G-3. Pengamatan produksi telur generasi G-

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19 19

2 menunjukkan bahwa produksi telur pada ayam KUB-1 generasi G-2 sebesar sebesar 56,89% dari total produksi. Koefisien variasi menurun dibandingkan G-1

yaitu sebesar 27,59%, yang artinya peluang seleksi cukup efektif dapat

meningkatkan produktivitas. Proporsi mendapatkan generasi G-3 ditetaskan sebanyak 1200 DOC untuk mendapatkan 500 induk dan 100 jantan sesuai target

yang telah ditetapkan.

Ayam KUB kaki kuning (KUB-kk) merupakan ayam KUB yang diseleksi

berdasarkan warna kaki/shank yang berwarna kuning, dengan asumsi terdapat korelasi positif antara warna shank dan warna kulit karkas. Warna kulit karkas yang

berwarna kuning sangat disukai konsumen. Pengamatan pada ayam KUB-kk dimulai

dengan pembesaran ayam hasil seleksi generasi G-4. Sebanyak 390 betina induk dan 100 pejantan ayam KUB-kk generasi G-3 diamati produksi telurnya selama 6

bulan dan diseleksi dengan proporsi seleksi sebesar 50% dari populasi. Semua ayam induk ditempatkan pada kandang individu dan dikawinkan dengan cara Inseminasi

buatan dengan perbandingan 1 jantan mengawini 4-5 betina, untuk menghasilkan

1200 DOC yang akan dijadikan populasi G-4.

Pembentukan galur pejantan lokal pedaging SenSi-2 Agrinak merupakan

penelitian baru pada SenSi-1 Agrinak yang sudah dilepas dengan memperbaiki produksi telur. Ayam Gaok terseleksi merupakan penelitian lanjutan untuk

mendapatkan Generasi ke-6. Pengamatan dilakukan pada kinerja pertumbuhan, produksi dan reproduksi galur-galur ayam SenSi-2 Agrinak dan ayam GAOK-1

Agrinak, dimana kelompok ini mempunyai warna bulu Abu sebagai SenSi-2 Agrinak

Abu dan mempunyai warna bulu Putih sebagai SenSi-2 Agrinak Putih. Seiring dengan adanya tahapan galur, pada tahun 2017 Ayam Sensi 1 Agrinak berhasil dilepas

dengan SK Pelepasan Menteri Pertanian Nomor 39/Kpts/PK.020/1/2017 (Gambar 1).

Gambar 1. Ayam Sensi-1 Agrinak

Itik

Komoditas Itik, terdapat 2 galur yang ditetapkan yaitu itik Mojosari terseleksi

F2 dan itik Alabio F2. Sebanyak 2 rumpun itik yaitu itik Alabio dan Mojosari digunakan sebagai calon bibit induk tingkat GPS. Jumlah itik Alabio adalah 400 ekor

betina dan 100 ekor jantan, sedangkan itik Mojosari sebanyak 200 ekor betina dan

50 jantan. Saat ini, yang menjadi populasi induk adalah populasi generasi ke-2 (F2) untuk menghasilkan populasi generasi ke-3 (F3). Seleksi dilakukan pada pemberian

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

20 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

pakan terbatas sebanyak 170 gram/ekor/hari pada periode bertelur, dengan intensitas seleksi 30% dengan kriteria seleksi meliputi produksi telur umur 24

minggu dan umur pertama bertelur. Seleksi dilakukan dengan metode independent culling level. Populasi itik Alabio dan Mojosari generasi ke-2 (F2) yang diperoleh masing-masing sebanyak 400 dan 200 ekor sudah terseleksi menjadi 100 ekor

betina pada itik Alabio dan 50 ekor pada itik Mojosari betina. Populasi terseleksi generasi ke-2 (F2) akan menjadi induk untuk menghasilkan populasi generasi ke-3

(F3). Rataan produksi telur generasi ke-2 (F2) pada itik Alabio adalah 47,89 ± 15, sedangkan pada itik Mojosari adalah 59,02 ± 16,22. Umur pertama bertelur, itik

Alabio F2 adalah 186,74 ± 28,30 hari dan itik Mojosari F2 adalah 193,35 ± 31,17

hari.

Kelinci

Komoditas kelinci terdapat 5 galur yang telah ditetapkan yaitu Hyla, Hycole, Newzealand, Hybrida Hycole F1 dan Hybrida Hyla CF1. Kelinci Hyla merupakan

kelinci yang diimpor dari Cina dan memiliki keunggulan dalam berat badan yang tinggi, sedangkan kelinci Hycole adalah kelinci pedaging yang diimpor dari Perancis

dengan keunggulan dalam reproduksi. Kelinci Newzealand White adalah kelinci pedaging yang telah beradaptasi dengan kondisi iklim di Indonesia. Kelinci Hyla dan

Hycole merupakan kelinci hibrida yang ditujukan sebagai kelinci pedaging. Galur tersebut masih pada tahapan seleksi menghasilkan unggulan dengan memiliki

performa yang berbeda diantara kelima galur tersebut.

Sebagai realisasi Renstra 2015-2019, tahun ini Puslitbangnak berhasil melepas galur pada komoditas kelinci yaitu galur Rexy Agrinak dengan SK Pelepasan Nomor:

303/Kpts/SR.120/5/2017 (Gambar 2).

Gambar 2. Kelinci Rexy Agrinak-1

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi di tahun 2017 sebanyak 8 rumpun/galur yaitu ayam KUB-1, ayam Sentul, Itik

Alabio, Itik Mojosari, Itik PMp, domba Compass Agrinak, sapi PO terseleksi dan

Kambing Boerka. Target ini tercapai dan mampu terdistribusi sebanyak 2.947 ekor yang tersebar di beberapa wilayah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21 21

Tabel 6. Target dan capaian indikator kinerja jumlah galur terdistribusi

Indikator Kinerja Kegiatan

Target Realisasi Jumlah

Penyebaran Rincian

Jumlah rumpun/galur/varietas

unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

1 1 360 ekor Ayam KUB -1

1 1 350 ekor Ayam Sentul

1 1 260 ekor Itik Alabio

1 1 1231 ekor Itik Mojosari

1 1 595 ekor Itik PMp

1 1 27 ekor Domba Comppas Agrinak

1 1 89 ekor Sapi PO

1 1 35 ekor Kambing Boerka

8 8 2.947 ekor

Jumlah bibit sumber ternak dan benih tanaman pakan ternak

Pada tahun 2017, jumlah bibit sumber ternak yang dihasilkan sebanyak 21.308 ekor. Jumlah tersebut meliputi 100 ekor sapi PO, 404 ekor kambing

Boerka, 20.272 ekor ayam KUB, 160 ekor itik Alabio, 347 ekor itik Mojosari dan

25 ekor domba Compass Agrinak. Secara total bibit sumber ternak melebih target sebesar 167%, dimana sapi PO dapat mencapai 100% dan ayam KUB

sebesar 185%. Komoditas yang tidak memenuhi target yaitu Kambing Boerka (80%), Itik Alabio (26,7%), Itik Mojomaster (57,8%) dan Domba Compass Agrinak (83,3%). Permintaan bibit ayam KUB meningkat setiap tahun dari berbagai stakeholder.

Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak yang dihasilkan sebanyak

15.000 batang bibit terdiri dari 5000 batang Indigofera dan 10.000 batang Clitoria ternatea dan Panicum maximum. Pencapaian yang dihasilkan sangat

memuaskan (214%), karena tanaman pakan ternak Clitoria ternatea dan Panicum maximum menghasilkan benih 10.000 batang dari 2.000 batang yang

ditargetkan.

Jumlah produk biologis

Jumlah produk biologis peternakan yang telah dihasilkan sebanyak 3 produk sesuai dengan target yang direncanakan yaitu probiotik penurun gas

methan, enzym karbohydrase dan protease. Target ini sama dengan tahun 2016, yang membedakannya adalah kegiatan yang dilakukan pada produksi biologis

tersebut, dimana pada probiotik penurun methan, tahun lalu telah dilakukan

proses uji secara in vivo, sementara tahun ini adalah proses uji secara in vitro (aplikasi di lapangan). Pada enzim karbohidrase dan protease, produk biologis

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

22 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

yang dihasilkan tahun 2016 masih pada skala laboratorium, sedangkan tahun 2017 produk biologis yang dihasilkan dikembangkan sebagai skala produksi.

SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi sebanyak 115 galur/jenis meliputi 100 mikroba veteriner (60 isolat

bakteri, 10 isolat virus, 30 isolat protozoa) dan 13 galur ternak (ayam KUB -1, ayam Sensi, Itik Master, Itik Alabio Master, Itik PMp, Domba Compass Agrinak,

Kelinci Rex, sapi Sragen, kambing Samosir, kambing Muara, kambing Kosta dan

kambing Gembrong) dan tanaman pakan ternak (Clitoria ternatea M3 dan Panicum maximum M1V2).

Sasaran ke-2 Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering

Indikator kinerja untuk tersedianya jumlah teknologi peternakan dan

veteriner memiliki nilai capaian sebesar 100% (Tabel 7).

Tabel 7. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 2

tahun 2017

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

%

Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 30 30 100

Teknologi yang dihasilkan

Inovasi teknologi peternakan dan veteriner yang telah dihasilkan oleh

UPT lingkup Puslitbangnak pada tahun 2017 sebanyak 30 teknologi yang terdiri dari 10 teknologi peternakan dan 20 teknologi Veteriner.

Hasil teknologi peternakan berupa teknologi budidaya dan produksi ternak terdiri dari: (1) Mitigasi gas pada ternak berupa perhitungan Tier2, (2)

Efisiensi IB pada kerbau melalui penggunaan semen beku sexing, (3) Induksi

hormonal untuk meningkatkan kebuntingan, (4) Manipulasi reproduksi untuk meningkatkan efisiensi IB melalui Nano Hormon, (5) Teknologi microencapsulasi spermatozoa, (6) Zinc organic sebagai pakan additive, (7) Antibodi spesifik (anti-

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23 23

PSPB) sebagai bahan diagnostik kebuntingan dini, (8) Formula Pakan untuk meningkatkan PPBH sapi lepas PO lepas sapih (sapi), (9) Penurunan methan

menggunakan ekstrak saponin dan tanin, serta (10) Teknologi pakan komplit.

Hasil teknologi veteriner berupa: (1) Teknologi diagnostik ELISA untuk deteksi penyakit Septicemia Hemorrhagia (SE), (2) Teknik uji multiplex PCR

untuk deteksi penyakit vesikuler akibat infeksi virus pada sapi dan babi, (3) Teknologi informasi penyakit avian influenza berbasis android, (4) Teknologi

deteksi parasit darah pada Sapi/Kerbau dengan metode PCR Multipleks, (5)Teknik Deteksi dan Identifikasi Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC)

dengan Metode Fluorescence Antibody Technique (FAT) dan Multiplek PCR, (6)

Teknik deteksi dini virus penyakit Jembrana (VPJ), (7) Obat/biokontrol Salmonella, (8) Obat cacing herbal untuk sapi, (9) Teknik ELISA untuk deteksi

okratoksin A pada pakan dan bahan pakan ternak, (10) Teknik deteksi Clostridium perfringens, (11) Vaksin inaktif Infectious Bronchitis isolat lokal, (12)

Vaksin inaktif Classical Swinne Fever (hog cholera), (13) Obat pengendali bakteri

patogen, (14) Vaksin Infectious Bursal Disease (IBD) Berbasis Isolat Lokal, (15) Antisipasi kejadian letupan, wabah penyakit hewan dan penyebarannya dalam

kaitan dengan perubahan iklim, (16) Studi epidemiologi residu antibiotika golongan fluorokuinolon terhadap keamanan produk ternak unggas, (17)

Vaksin Avian Influenza, (18) Teknologi phage display antibodi monoklonal untuk

penyakit Avian, (19) Teknologi android untuk kesehatan sapi, serta (20) Vaksin

AI HPAI dan LPAI. (Gambar 3)

Gambar 3. Hasil teknologi (Vaksin HPAI / LPAI dan teknologi pakan kompit)

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

24 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sasaran ke-3 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner

Sasaran strategis berupa jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner memiliki nilai capaian target sebesar 128%.

Tabel 8. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran

ke-3 tahun 2017

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7 9 128

Rekomendasi Kebijakan Puslitbangnak telah menghasilkan 9 rekomendasi kebijakan

pembangunan peternakan dan veteriner, yaitu: (1) Kebijakan pengendalian penggunaan antibiotic growth promoters dan ractopamine mendukung

keamanan pangan nasional, (2) Kebijakan pengembangan kambing & domba

berupa strategi penyediaan lahan dan pembiayaan usaha skala UKM, (3) Pengembangan kambing dan domba melalui kebijakan percepatan ekspor; (4)

Strategi percepatan produksi susu segar dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor, (5) Informasi kelayakan ekonomi Itik Master hasil inovasi

Badan Litbang di masyarakat, (6) Policy brief pengendalian sapi betina produktif

(SBP) mendukung UPSUS SIWAB, (7) Policy brief Pulau Karantina untuk mendukung Sistem Keamanan maksimal dalam pembangunan peternakan

nasional, (8) Kajian teknis dan kebijakan persyaratan teknis kesehatan hewan penyelenggaraan “Equestrian Competition” pada Asian Games ke-18 di Jakarta,

dan (9) Pengembangan permodelan dengan system dynamics penanganan antimicrobial resistance (AMR) pada ayam pedaging di Indonesia. Beberapa

Rekomendasi Kebijakan yang perlu diinformasikan diantaranya:

Kebijakan Pengendalian Penggunaan Antibiotic Growth Promoters dan

Ractopamine Mendukung Keamanan Pangan Nasional

Kajian ini bertujuan mensintesis berbagai alternatif/opsi rekomendasi

kebijakan yang efektif dan operasional terkait dengan penghentian penggunaan

AGP dan ractopamine sebagai imbuhan pakan dalam upaya menjamin keamanan pangan asal ternak. Narasumber dalam diskusi adalah Ketua Komisi Obat Hewan,

Ketua Komisi Pakan, Ketua Umum GPMT dan Peneliti Balitnak (Balitbangtan) dengan pokok bahasan berturut-turut adalah: (1) Penyelerasan aturan terkait

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25 25

keamanan pakan asal ternak, (2) Pengawasan pakan ternak, (3) Penggunaan dan peredaran AGP dan ractopamine serta penerapan aturannya, dan (4) Inovasi

teknologi alternatif bahan pengganti AGP.

Rekomendasi yang dihasilkan diantaranya adalah: (1) Perlu adanya kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Kesehatan

termasuk BPOM, sehingga diperlukan regulasi setingkat INPRES untuk segera meninggalkan AGP; (2) Diperlukan adanya peraturan setingkat Permentan

tentang batas maksimum untuk residu, cemaran dan hormon; (3) Bahan pengganti AGP melalui hasil riset yang telah dilakukan Balai Penelitian Ternak

perlu dipercepat dan dapat discalling up, termasuk biaya per unit produksi. Batas

akhir penggunaan AGP sampai dengan akhir 2017, sehingga diharapkan produk pengganti AGP sudah mulai diketahui oleh industri saat ini; dan (4) Perlu

dikembangkan fitofarmaka sebagai pengganti AGP dan sudah banyak terbukti mampu menjadi obat herbal bagi manusia.

Kebijakan Pengembangan Kambing & Domba berupa Strategi Penyediaan Lahan dan Pembiayaan Usaha Skala UKM

Tim Kajian Antisipatif dan Responsif Kebijakan Peternakan dan Veteriner (KAR-KSPV) telah mengadakan roundtable meeting (RTM) bertemakan “Strategi

Penyediaan Lahan dan Pembiayaan Usaha Pengembangan Domba-Kambing Skala UKM” di Bogor pada tanggal 1 Maret 2017. Diskusi ini bertujuan untuk

memberikan alternatif/opsi kebijakan yang operasional dalam pengembangan

usaha doka skala UKM dan berorientasi ekspor. Dari hasil RTM tersebut menghasilkan rekomendasi diantaranya: (1) Perlu dilakukan suatu Pilot Project yang merupakan program aksi pengembangan usaha domba dan kambing berbasis kawasan (kluster) dengan model budidaya terintegrasi

(pertanian/perkebunan atau kehutanan) pada satu lokus yang ditetapkan

berdasarkan kesepakatan bersama dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa untuk mempercepat peningkatan populasi; dan (2) Perlunya merevisi

Permentan yang ada terkait dengan ekspor domba dan kambing, karena penetapan harus diekspor dengan umur > 2,5 tahun sudah tidak sesuai dengan

kondisi permintaan pasar.

Strategi Percepatan Produksi Susu Segar Dalam Negeri untuk

mengurangi ketergantungan impor Kebijakan ini diharapkan dapat menghasilkan opsi alternatif kebijakan

percepatan produksi susu dalam negeri dengan tujuan untuk: (1) Mensintesis dan menganalisis alternatif/opsi kebijakan terkait dengan penyediaan dan

peredaran susu; (2) Mengidentifikasi pola kemitraan antara pelaku usaha industri

susu dengan peternak sapi perah; dan (3) Rekomendasi tentang pola kemitraan antara pelaku usaha impor susu dengan peternak sapi perah yang

menguntungkan kedua belah pihak.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

26 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Informasi Kelayakan Ekonomi Itik Master Hasil Inovasi Badan Litbang di Masyarakat

Suatu kunjungan lapang dan diskusi dengan pelaku usaha peternakan

Itik Alabimaster-1 Agrinak telah dilakukan dalam rangka mengestimasi kelayakan usahanya. Beberapa informasi yang dapat disampaikan diantaranya

adalah: (1) Sebagian besar pelaku usaha penetasan itik menjalin kerjasama (kontrak) dengan pelaku usaha pembibitan, dimana pembibit mendapatkan

bantuan bibit dari penetas, dan pembibit wajib menjual telur tetas pada penetas; (2) Sebagai upaya untuk meminimalkan biaya produksi dan tetap

menjaga kualitas produk, pelaku usaha itik mencampur pakan konsentrat

unggas dengan bahan-bahan: cacahan sagu, dedak, ikan asin, dan keong; (3) Produk berupa DOD betina, DOD jantan, dan telur Konsumsi dijual di pasar

ternak unggas di wilayah setempat. Harga DOD betina lebih mahal dibandingkan dengan DOD jantan (harganya bisa lebih dari 2 kali lipatnya); (4)

Tataniaga produk itik di Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah adalah dari

Pelaku usaha penetasan menjual ke pengepul (sistem kontrak) untuk kemudian dijual ke pedagang, dan konsumen di pasar.

Gambar 4. Booklet Rekomendasi KAR-KSPV

Sasaran ke-4 Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional

Sasaran ke-4 indikator kinerja utama yang mendukung adalah (1) Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional, (2) Jumlah pertemuan ilmiah

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 27

teknologi peternakan dan veteriner, (3) Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI, (4) Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, serta (5)

Jumlah kerjasama nasional dan internasional. Target ini tercapai sangat baik

dengan capaian rata-rata sebesar 126,4% dengan nilai capaian setiap indikator seperti ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran

ke-4 tahun 2017

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6 6 100

Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

27 40 178

Jumlah kerjasama nasional dan internasional 18 20 111

Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93 133 143

Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 3 3 100

Rataan 126,4

Nilai capaian kinerja pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan

veteriner tercapai sesuai target sebesar 100%. Pertemuan ilmiah peternakan dan

veteriner yang dilaksanakan tahun 2017 adalah Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner di Ciawi Bogor (Gambar 5), Seminar Bulanan

Puslitbangnak, Seminar Ildex di Jakarta, Kajian Teknis dan Kebijakan Persyaratan Kesehatan Hewan Penyelenggaraan Equestrian Competition pada Asian Games

ke-18 Tahun 2018 di Jakarta, Seminar sehari “Development of Technology for Detection of Gastrointestinal and Protozoan Parasites in Livestock” dan pelatihan

dalam hal “Improvement of Researchers Competence and Knowledge yang

dilaksanakan di Medan.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

28 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 5. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2017

Indikator kinerja jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner yang berhasil dicapai dengan nilai capaian tertinggi sebesar 178%. Hal

ini menunjukkan bahwa peran aktif seluruh UPT untuk berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan ekspose baik yang bersifat mandiri maupun berpartisipasi

dalam ekspose yang dilaksanakan dibawah koordinasi Badan Litbang Pertanian.

Selain itu, berpartisipasi secara aktif dalam pameran Pertanian/ Peternakan di wilayahnya masing-masing yang terdekat sehingga dengan anggaran yang sama

dapat menghasilkan output melebihi target yang telah ditetapkan.

Kegiatan ekspose yang diikuti Puslitbangnak tahun 2017 diantaranya Bursa Hewan Qurban XVIII (Gambar 6), Indolivestock (Buku, Leaflet, Produk

Pakan), Kontes Ternak HPDKI (Seni Ketangkasan Domba Garut), Dies Natalis XVI STPP Bogor (Buku, Leaflet, produk ayam KUB, telur ayam KUB), Penas XV (Buku,

Leaflet, Produk Pakan), Tarhib Ramadhan Cimanggu (Buku, Leaflet), Pekan Nasional Perubahan Iklim, ILDEX dan Hari Pangan Sedunia.

Nilai capaian indikator kinerja jumlah kerjasama nasional dan

internasional memiliki nilai sebesar 111%. Kerjasama yang dilakukan berjumlah 20 kegiatan meliputi kegiatan kerjasama nasional dan internasional. Kerjasama

internasional terdiri dari ACIAR dan FAO, sedangkan 18 kegiatan merupakan kerjasama dalam negeri (perusahaan swasta, BUMN, Perguruan Tinggi,

Pemerintah Da erah).

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 29

Gambar 6. Bursa Hewan Qurban

Gambar 7. Kerjasama Indodairy

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

30 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Tabel 10. Mitra serta topik kerjasama luar negeri

Mitra

Kerjasama Topik Kerjasama

1. FAO Building Policy Capacity towards Sustainable Livestock Sector Development

2. ACIAR 1. Improving Milk Supply, Competitiveness and Livelihood in Smallholder

Dairy Chains In Indonesia

2. Developing profitable smallholder beef cattle production in association

with oil palm plantation systems: Palm Cow.

Nilai capaian untuk indikator kinerja jumlah publikasi ilmiah memiliki nilai

capaian yang sangat baik sebesar 137%. KTI yang ditulis para peneliti lingkup

Puslitbangnak diantaranya diterbitkan dalam jurnal dan prosiding baik nasional maupun internasional serta beberapa buku. Terdapat 133 KTI lingkup

Puslitbangnak dari target 93 KTI (143%), terdiri dari: (1) Puslitbangnak 11 KTI (5 Prosiding, 1 Jurnal nasional dan 5 Buku), (2) BBLitvet 25 KTI (9 Prosiding, 11

Jurnal Nasional, 5 Jurnal internasional), (3) Balitnak 65 KTI (25 Prosiding

Nasional, 12 Jurnal Nasional dan 28 Jurnal Internasional), (4) Lolit Sapi sebanyak 22 KTI (15 Prosiding, 7 Jurnal Nasional) dan (5) Lolit Kambing 10 KTI (9

Prosiding, 1 Jurnal nasional).

Gambar 8. Prosentase KTI berdasarkan kategori penerbitan

Produktivitas fungsional peneliti dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa sebagian besar (50%) peneliti lingkup Puslitbangnak

menulis KTI dalam bentuk Prosiding. Hal tersebut untuk terbit pada jurnal

internasional dan nasional, masing-masing adalah 25% dan 24%. Hal ini

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 31

menunjukkan bahwa peneliti lebih berminat untuk menerbitkan tulisan KTI pada jurnal internasional, mengingat nilai yang dihasilkan jauh lebih besar dibanding

diterbitkan dalam jurnal nasional. Dalam hal peneribitan buku relatif masih

rendah capaiannya, baru sekitar 4%.

Nilai capaian untuk indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKI

sebesar 100 %. Invensi yang telah tercapai berupa: (1) Invensi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan di tahun-tahun sebelumnya untuk

didaftarkan paten ke Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual yaitu formulasi Vaksin IBR Inaktif Isolat Lokal nomor paten P00201402334, (2) Green leaves Concentrate, dan (3) Pelepasan kelinci Reza.

Sasaran ke-5 Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu

Jumlah target dan realisasi untuk dukungan peningkatan dan

pengelolaan sarana prasarana serta sistem manajemen mutu mencapai 100%

(Tabel 11).

Tabel 11. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran

ke-5 tahun 2017

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah akreditasi manajemen 6 6 100

Jumlah akreditasi laboratorium 4 4 100

Pada tahun 2017 target akreditasi manajemen tetap tercapai sesuai

dengan berlakunya akreditasi yang sedang berjalan. Semua satker lingkup

Puslitbangnak telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 mulai tahun 2010. Mulai tahun 2013 hingga 2017 Puslitbangnak terus berupaya untuk melakukan

maintenance agar dapat tetap menjaga kualitas pelayanan dan tetap mendapat sertifikasi ISO 9001:2008.

Pada akreditasi laboratorium, BBLitvet dan Balitnak sudah medapat akreditasi ISO sejak tahun 2010, sedangkan Lolit sapi baru memperoleh

sertifikasi 17025 untuk laboratorium nutrisi dan pakan pada tahun 2015. Pada

tahun 2017, Lolitkambing masih dalam tahap proses sertifikasi ISO 17025

dikarenakan banyak persyaratan yang belum terpenuhi selama proses akreditasi

berlangsung. Sehingga target akreditasi laboratorium di lolit Kambing tidak tercapai. Namun demikian, target 4 akreditasi laboratorium lingkup Puslitbangnak

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

32 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

tercapai karena terpenuhi oleh BBLitvet yang memiliki 2 sertifikasi laboratorium yang terakreditasi yaitu sertifikasi ISO 17025 dan sertifikasi ISO 17043 sebagai

Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (LPUP).

3.2.2. Capaian Kinerja Lima Tahun (2013-2017)

Sasaran ke-1

Gambar 9. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran ke-1

Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, nilai capaian untuk

indikator kinerja jumlah rumpun/galur harapan selama lima tahun cenderung sama dengan target yaitu 100% (Gambar 9). Target galur setiap tahunnya masih

merupakan output antara sehingga target dan realisasi yang dicapai cenderung sama. Nilai capaian untuk jumlah bibit sumber ternak dan benih sumber

tanaman pakan ternak untuk setiap tahunnya mengalami fluktuatif dan cenderung melebihi dari target yang telah ditentukan. Untuk nilai capaian jumlah

SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

mulai tahun 2013-2017 cenderung melebihi target yang telah ditentukan kecuali pada tahun 2014 nilai capaiannya sama dengan target yang ditentukan.

Sedangkan untuk indikator kinerja berupa jumlah rumpun/galur yang terdistribusi dan jumlah produk biologis baru baru ditetapkan pada periode

renstra 2015-2019 dengan nilai capaian tahun 2015-2017 sama dengan nilai

target yang telah ditetapkan.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33 33

Sasaran ke-2

Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, seperti ditunjukkan dalam gambar 10, tahun 2013 dan 2014 nilai capaian lebih rendah dari target

yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan pada akhir tahun anggaran ada beberapa kegiatan yang belum selesai dan membutuhkan penambahan waktu

untuk penyelesaian kegiatan. Selain itu target 2013 dan 2014 yang ditetapkan terlalu tinggi, sehingga pada tahun 2015 target dikurangi untuk menyesuaikan

kondisi anggaran dan kemampuan pencapaian target (106, 82%). Terbukti pada

tahun tersebut mengalami capaian melebihi dari target yang telah ditentukan. Sebagai bahan evaluasi tahun sebeumnya, nilai capaian tahun 2016 dan 2017

sesuai dengan target yang telah ditetapkan (100%).

Gambar 10. Persentase nilai capaian indikator kinerja jumlah teknologi peternakan dan veteriner selama periode 2013-2017

Sasaran ke-3

Berdasarkan analisa capaian jumlah rekomendasi peternakan dan veteriner yang dihasilkan selama periode 2013-2017, persentase nilai capaiannya

selalu melampaui target dengan nilai capaian paling tinggi terjadi di tahun 2013.

Kegiatan yang dilakukan bersifat antisipatif dan responsif terhadap isu kebijakan aktual sehingga rekomendasi yang dihasilkan melebihi dari target yang telah

ditetapkan disesuaikan dengan isu strategis pada tahun berjalan. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan sebagai saran masukan bagi pihak

berwenang dalam pengambilan kebijakan terkait dengan pengembangan sektor peternakan dan veteriner.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

34 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 11. Persentase nilai capaian indikator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner selama periode

2013-2017

Sasaran ke-4

Selama periode 2013-2017, nilai capaian untuk setiap indikator ada kecenderungan melebihi dari target yang telah ditentukan. Terutama untuk

indikator kinerja pertemuan ilmiah, ekspose dan kerjasama yang nilai capaian kinerja untuk setiap tahunnya selalu melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Capaian indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKi relatif masih rendah

jika dibandingkan dengan nilai capaian kinerja lainnya. Namun demikian semua target tiap tahunnya selalu tercapai (Gambar 12).

Dari gambar terlihat bahwa ekspose dan kerjasama memiliki grafik yang fluktuatif, dan cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa tiap tahunnya

target yang ditetapkan dinaikkan sehingga dapat mengimbangi capaiannya.

Upaya ini agar dapat dinilai sebagai keberhasilan perencanaan dalam mengatasi kesenjangan antara target dan capaian akibat prosentase capaian terlalu tinggi.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35 35

Gambar 12. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama sasaran ke- 4

Sasaran ke-5

Sasaran 5, diukur dengan 2 indikator kinerja utama, yaitu jumlah akreditasi manajemen dan jumlah akreditasi laboratorium. Puslitbangnak mulai

tahun 2010 sudah melakukan akreditasi manajemen. Nilai capaian indikator jumlah akreditasi manajemen setiap tahun (2013-2017) memenuhi target

tahunan (100%). Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran 5 disajikan dalam Gambar 13.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

36 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 13. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran ke-5

Nilai capaian indikator jumlah akreditasi manajemen setiap tahun (2013-2017) memenuhi target tahunan (100%). Jika dibandingkan selama periode

2013-2017, nilai capaian indikator kinerja akreditasi manajemen cenderung sama

dengan targetnya, namun pada akreditasi laboratorium pada tahun 2013 dan 2014 tidak tercapai. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan dalam proses

sertifikasi 17025 di Lolit Sapi dan baru terakreditasi pada tahun 2015.

3.2.3. Capaian Kinerja Renstra (2015-2019)

Sasaran ke-1

Capaian indikator kinerja utama sasaran 1 pada tahun ketiga dalam mencapai target Rencana Strategis 2015-2019 rata-rata mencapai 60,8%. Dari

indikator kinerja pada sasaran 1, jumlah rumpun galur yang baru dilepas sebagai

output akhir sebanyak 4 galur dari 16 target renstra. Rumpun galur tersebut adalah: (1) Itik Alabimaster-1 Agrinak dengan SK Nomor:

360/Kpts/PK.040/6/2015, (2) Galur Itik Mojomaster-1 Agrinak dengan SK Nomor: 361/Kpts/PK.040/6/2015, (3) Galur Ayam Sensi Agrinak SK Nomor:

39/Kpts/PK.020/1/2017 dan (4) Galur Kelinci Rexsi Agrinak dengan SK Pelepasan Nomor: 303/Kpts/SR.120/5/2017. Sehingga dalam 2 tahun ke depan perlu 12

galur lagi untuk dapat dilepas sebagai tahapan akhir dalam pembentukan galur.

Rencana untuk tahun 2018 akan dilepas 6 galur yaitu Indigofera, Stenotaphrum, Domba Barbados Cross, Domba Komposit Garut, Kambing Boerka dan Itik PMp.

Harapannya hingga tahun 2019 target galur dapat tercapai.

Tabel 11 menunjukkan bahwa indikator jumlah bibit sumber ternak pada

tahun ketiga memiliki progress pencapaian terbesar dan melebihi target yaitu

103%. Komoditas ayam KUB sangat berperan dalam meningkatkan capaian jumlah bibit sumber ternak dibanding komoditas lainnya. Sehingga kemungkinan

besar hingga tahun 2019 seluruh target renstra dapat tercapai atau melebihi target yang ditetapkan mengingat tahun 2018 merupakan era perbibitan yang

tentu saja akan fokus dalam mengembangkan jumlah bibit sumber ternak.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37 37

Tabel 12. Capaian indikator kinerja utama sasaran ke-1 hingga 2017 dalam mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2017

%

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

16 4 25

2. Jumlah bibit sumber ternak 69.345 71.774 103

3. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

115.000 92.000 86

4. Jumlah produk biologis peternakan

24 7 29

5. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner

580 354 61

Rataan 60,8

Sasaran ke-2

Berdasarkan Rencana Strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah teknologi peternakan dan veteriner adalah 170 teknologi. Tabel 13 menunjukkan

bahwa bahwa tahun 2017 sebagai tahun ketiga telah tercapai 113 teknologi dari

170 teknologi yang telah ditetapkan pada Renstra, sehingga dua tahun ke depan harus menghasilkan sedikitnya 57 teknologi atau 28 teknologi pertahun.

Tabel 13. Capaian indikator kinerja utama teknologi peternakan dan veteriner

hingga 2017 dalam mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2017

%

Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 170 113 66,4%

Sasaran ke-3

Berdasarkan Rencana strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah rekomendasi peternakan dan veteriner adalah 25 rekomendasi. Pada tahun

2015, terdapat 8 rekomendasi yang dihasilkan sementara tahun 2016 telah

tercapai 10 rekomendasi dan tahun 2017 tercapai 9 rekomendasi. Karena itu, hingga tahun ketiga telah mencapai 27 rekomendasi dari 25 target rekomendasi

yang telah ditetapkan pada renstra. Kondisi peternakan yang semakin dinamis pada tiga tahun berjalan dengan berbagai bentuk permasalahan mendorong

kebijakan peternakan untuk menghasilkan rekomendasi sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan para pelaku peternakan dan stakeholders dalam memecahkan permasalahan di dunia peternakan dan veteriner.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

38 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Tabel 14. Progress capaian indikator kinerja utama rekomendasi hingga 2017 dalam mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2016

%

Jumlah rekomendasi peternakan 25 27 108%

Sasaran ke-4

Capaian rata-rata pada sasaran 4 dalam mencapai target Renstra 2015-

2019 adalah 81,8%. Hal ini menunjukkan bahwa progress capaian hingga tahun

ketiga memuaskan dengan harapan target renstra tercapai 100% pada tahun 2019.

Jumlah kerjasama nasional dan internasional sudah mencapai 114,37%, sedangkan jumlah invensi untuk memperoleh HaKi baru mencapai 43,75%

sehingga masih perlu ditingkatkan dalam upaya pencapaian target.

Tabel 15. Progress capaian indikator kinerja utama dalam mencapai Renstra

2015-2019

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

40 29 72,50

Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

145 125 86,20

Jumlah kerjasama nasional dan internasional

95 109 114,73

Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

487 432 88,70

Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 16 7 43,75

Rataan 81.8%

3.2.4. Capaian Outcome Puslitbangnak

Outcome dari beberapa output yang telah dihasilkan UPT lingkup

Puslitbangnak diantaranya sebagai berikut:

Sapi PO

Loka Penelitian Sapi Potong pada tahun 2017 telah melakukan penyebaran 69 ekor sapi PO terseleksi diantaranya di kabupaten Tuban (20

ekor), di kabupaten Cirebon (20 ekor), di Jambi (15 ekor), di kabupaten

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39 39

Trenggalek (11 ekor) dan di DIY (3 ekor). Hal ini dilakukan dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan bibit sumber sapi potong dan perbaikan kualitas

genetik sapi di lapangan.

Kambing Boerka

Peta Penyebaran Kambing Boerka dari tahun 2009 - 2017 ke 14 provinsi sudah mencapai 283 ekor. Pengelolaan dan pemanfaatan bibit sumber kambing

Boerka dan perbaikan kualitas genetik kambing potong di lapangan pada tahun 2017 adalah melalui penyebaran 35 ekor kambing Boerka diantaranya tersebar di

Aceh (9 ekor), Bengkulu (5 ekor) dan Riau (21 ekor) (Gambar 14).

Ayam KUB-1 dan Sensi

Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan bibit ayam KUB-1 dan Sensi tahun ini dilakukan penyebaran bibit sebanyak 20.272 ekor ayam KUB-1 dan

3.568 ekor ayam Sensi ke beberapa wilayah diantaranya peternak di Banten,

Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara dan Aceh.

Gambar 14. Peta Penyebaran Kambing Boerka

Clitoria ternate, Panicum maximum dan Indigofera

Balai Penelitian Ternak dan Loka Penelitian Kambing Potong telah

menghasilkan beberapa jenis benih/bibit tanaman pakan ternak unggul yang spesifik agroekosistem diantaranya Clitoria ternate, Panicum maximum dan

Indigofera. Pada tahun 2017, telah dihasilkan 2000 batang Clitoria ternate dan

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

40 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Panicum maximum dan 146.800 batang gajah kerdil serta 29.025 gram benih Indigofera (Gambar 15).

Gambar 15. Indigofera dewasa dan kemasan benih siap sebar

Teknologi Android Kesehatan Sapi (TAKESI)

TAKESI merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan BB Litvet

dengan tujuan memberikan edukasi kepada para peternak sapi, penyuluh dan penggiat dunia peternakan agar mampu mengenal penyakit dan gangguan

reproduksi yang terjadi pada ternak. Teknologi ini merupakan aplikasi berbasis

android sehingga memudahkan masyarakat pengguna untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi ini. Selain itu didalam aplikasi ini dilengkapi dengan

sarana kontak ahli sehingga peternak dapat langsung berkomunikasi dan berdiskusi aktif dengan para ahli dan kesehatan hewan.

Avian Influenza Digital Teknologi informasi penyakit avian influenza berbasis android (Avian

influenza digital / AvinDig). AvinDig merupakan buku digital mengenai penyakit avian influenza berbasis platform android. Program ini bertujuan untuk

mensosialisasikan informasi mengenai penyakit avian influenza secara lebih luas ke pemangku kebijakan, mahasiswa, peternak dan masyarakat luas dalam

rangka meningkatkan kesadaran akan bahaya zoonosis yang diakibatkan oleh

penyakit avian influenza.

Vaksin Inaktif Kombinasi AI HPAI dan LPAI Vaksin inaktif kombinasi AI HPAI dan LPAI yang telah dilisensikan

kepada Pusat Veteriner Farma (Pusvetma), PT Caprifarmindo Laboratories, dan

PT IPB Shigeta Animal Pharmaceutical. Vaksin inaktif kombinasi AI HPAI dan LPAI mengandung antigen virus AI subtipe H5NI dan H9N2 yang merupakan

isolat lokal AI Indonesia, sehingga mampu memberikan perlindungan pada ayam

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41 41

petelur dewasa dari penurunan produksi telur akibat paparan virus AI HPAI dan LPAI.

3.2.5. Kinerja Lainnya

Selain dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh Puslitbangnak dengan capaian sebagaimana diuraikan di atas, beberapa hal di luar kinerja yang

ditetapkan, namun sangat penting untuk disampaikan dalam laporan akuntabilitas kinerja ini. Beberapa kinerja lain yang telah dicapai Puslitbangnak

diantaranya:

Peringkat 3 pada lomba Website Lingkup Balitbangtan

Puslitbangnak meraih juara 3 dalam pemeringkatan pengelolaan informasi inovasi teknologi pertanian melalui media on-line tahun 2017 sesuai

dengan SK Kepala Balitbangtan No 404/Kpts/TI.100/H/12/2017. Selengkapnya

adalah kategori A: Juara 1, 2 dan 3 masing-masing diraih oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), Balai Penelitian Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) (Gambar 16). Penyerahan hadiah dilaksanakan

dalam acara raker Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Cimanggu 17 Januari 2018.

Gambar 16. Penerimaan Penghargaan Pemeringkatan Website Puslitbangnak

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

42 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Penghargaan INPOVA AWARD 2017

Balai Besar Penelitian Veteriner mendapatkan Penghargaan Inpova

Award 2017 yang diberikan kepada Dr. Drh. NLP. Indi Dharmayanti, MSi. untuk

kategori Poultry Health Scientist dari Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia

Penghargaan Agro Inovasi Badan Litbang Pertanian

Penghargaan Agro Inovasi Badan Litbang Pertanian diberikan kepada Nana Suryana, S.E, Teknisi Litkayasa Penyelia pada Balai Besar Penelitian

Veteriner, memperoleh penghargaan sebagai Teknisi Litkayasa Laboratorium

Teladan. Selain itu, diberikan juga kepada salah satu Litkayasa Loka Penelitian Sapi Potong Muchammad Chanafi dengan jabatan litkayasa pelaksana

Penghargaan itu didapatkan oleh. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas profesionalisme tenaga litkayasa yang merupakan ujung tombak kegiatan

penelitian di Badan Litbang Pertanian.

Penetapan Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas Korupsi 2017

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 791/Kpts/KP.590/11/2017 tentang penetapan unit kerja berpredikat wilayah

bebas korupsi lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017, Puslitbangnak termasuk UPT penerima Sertifikat Wilayah Bebas Korupsi.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Puslitbangnak pada awal tahun anggaran mendapat alokasi anggaran

sebesar Rp.100.548.000.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan tahun 2017 telah dilakukan beberapa kali revisi anggaran. Pagu anggaran lingkup

Puslitbangnak setelah revisi terakhir yaitu sebesar Rp.110.165.287.000,- dengan

rincian (1) Puslitbangnak Rp.15.460.625.000,- (2) BB Litvet Rp.34.361.000.000,- (3) Balitnak Rp.34.679.013.000,- (4) Lolitsapi Rp.14.923.019.000,- dan (5)

Lolitkambing Rp.10.741.630.000,-. Hal ini ditunjukkan pada grafik di bawah ini. (Gambar 17).

Dibandingkan dengan pagu awal, alokasi anggaran tahun 2017

mengalami kenaikan sebesar Rp9.617.287.000,- (8,7%). Alokasi anggaran tahun 2017 seperti terlihat pada gambar 17, paling besar dialokasikan untuk belanja

barang sebesar Rp.47.888.095.000,- (43,5%), belanja pegawai Rp.47.788.000.000,- (43,4%) dan belanja modal Rp.14.489.192.000,- (13,1%)

dari total anggaran sebesar Rp.110.165.287.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.103.784.723.218,- atau 94,21% dengan nilai efisiensi sebesar

94,79%.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43 43

Gambar 17. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak TA 2017

Gambar 18. Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja

.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

44 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 19. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja

Realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak sampai dengan akhir tahun

anggaran 2017 untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai sebesar Rp.43.522.355.560,- dari pagu anggaran Rp.47.788.000.000,- atau 91,07%,

realisasi belanja barang sebesar Rp.46.556.470.309,- dari pagu anggaran

Rp.47.888.095.000,- atau sebesar 97,22% dan realisasi untuk belanja modal sebesar Rp.13.705.897.349,- dari pagu anggaran Rp.14.489.192.000,- atau

94,59%.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45 45

BAB IV

PENUTUP

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

46 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

IV. PENUTUP

Pada tahun anggaran 2017 Puslitbangnak beserta UPT telah

melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat administratif, koordinatif, kegiatan penelitian dan pengembangan serta analisis kebijakan dengan tujuan

mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan tahun

2017, maka diperoleh hasil bahwa rata-rata capaian indikator kinerja lingkup

Puslitbangnak adalah 122,73%. Nilai ini menunjukkan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat baik yaitu melebihi target yang telah

ditetapkan (> 100%).

Anggaran yang dikelola oleh Puslitbangnak secara keseluruhan dari

sumber APBN sebesar Rp.110.165.287.000,- terealisir sebesar Rp.103.784.723.218 atau 94,21%. Realisasi anggaran Puslitbangnak termasuk

UPT di bawahnya untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai

sebesar Rp.43.522.355.560,- dari pagu anggaran Rp.47.788.000.000,- atau 91,07%, realisasi belanja barang sebesar Rp.46.556.470.309,- dari pagu

anggaran Rp.47.888.095.000,- atau sebesar 97,22% dan realisasi untuk belanja modal sebesar Rp.13.705.897.349,- dari pagu anggaran Rp.14.489.192.000,-

atau 94,59%.

Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan secara umum didukung oleh: (1) Adanya kerjasama yang intensif diantara peneliti, teknisi, struktural dan

tenaga administrasi, (2) Kompetensi dari SDM yang terlibat, dan (3) Komitmen diri yang cukup tinggi untuk dapat menyelesaikan kegiatan penelitian dan

pengembangan dengan baik dan tepat waktu.

Permasalahan umum yang seringkali terjadi diantaranya dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian adalah (1) Adanya keterlambatan dalam proses

pengadaan alat dan materi penelitian terutama untuk kegiatan penelitian di UPT, (2) Keterlambatan pelaksanaan penelitian terkait dengan birokrasi dan koordinasi

(termasuk penghematan anggaran), dan (3) Kekurangan SDM sebagai akibat tingginya jumlah SDM yang pensiun dan tugas belajar.

Namun demikian, permasalahan umum tersebut dapat diatasi dengan

beberapa strategi pemecahan masalah yang diterapkan diantaranya: (1) Peningkatan koordinasi antara bagian perencanaan, tim administrasi pendukung

dengan tim peneliti, (2) Persiapan kebutuhan bahan-bahan terutama bahan kimia diupayakan lebih awal, sehingga proses pengadaan dapat berlangsung

pada awal tahun anggaran, (3) Pengadaan bahan dalam jumlah tertentu

dilakukan sekaligus dengan sistem tender, (4) Pemantauan pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu, (5) Sosialisasi yang intensif perlu diupayakan terutama untuk

hal-hal/informasi terbaru atau peraturan-peraturan terbaru yang bersifat top down, dan (6) Pentingnya rekruitment pegawai berdasarkan tingkat kebutuhan

instansi. Dukungan pimpinan dan kerjasama semua pihak sangat diperlukan agar seluruh pelaksanaan kegiatan dapat terwujud dengan baik.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

Struktur Organisasi Puslitbangnak Lampiran 1.

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

48 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Lampiran 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target Puslitbangnak 2015-2019

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

50 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Lampiran 3. RENCANA KINERJA TAHUNAN

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON II

Unit Organisasi Esselon II : Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan Tahun Anggaran : 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya

rumpun/galur/varietas unggul

ternak ruminansia, unggas dan

aneka ternak serta tanaman

pakan ternak hasil seleksi dan

persilangan serta koleksi mikroba

veteriner.

16. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

21

16. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

8

17. Jumlah bibit sumber ternak 12.700

18. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

7.000

19. Jumlah produk biologis peternakan 3

20. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115

Tersedianya teknologi pakan;

teknologi reproduksi; teknologi

veteriner; teknologi budidaya dan

teknologi integrasi tanaman-

ternak berbasis bioindustri,

bioscience dan bioengineering.

Tersedianya rekomendasi

kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner.

21. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

30

22. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7

Tersedianya publikasi dan KTI

dalam jurnal nasional dan

internasional, HaKI dan lisensi,

serta perluasan jejaring kerja

nasional dan internasional.

17. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6

18. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

27

19. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18

20. Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93

21. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

23. Jumlah akreditasi manajemen 6

24. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT

4

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

spesifik agro-ekosistem

22. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

21

23. Jumlah bibit sumber ternak 8

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

52 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Lampiran 4.

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

54 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

2017 Laporan Kinerja Puslitbangnak

56 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Lampiran 5. PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA

Unit Organisasi Esselon II : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Tahun Anggaran : 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Tersedianya

rumpun/galur/varietas

unggul ternak

ruminansia, unggas

dan aneka ternak

serta tanaman pakan

ternak hasil seleksi

dan persilangan serta

koleksi mikroba

veteriner.

24. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

21 21 100

25. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

8 8 100

26. Jumlah bibit sumber ternak

12.700 21.308 167

27. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

7.000 15.000 214

28. Jumlah produk biologis peternakan

3 3 100

29. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115 115 100

Tersedianya teknologi

pakan; teknologi

reproduksi; teknologi

veteriner; teknologi

budidaya dan

teknologi integrasi

tanaman-ternak

berbasis bioindustri,

bioscience dan

bioengineering.

30. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

30 30 100

Tersedianya

rekomendasi

kebijakan

pembangunan

peternakan dan

veteriner.

31. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7 9 128

Tersedianya publikasi

dan KTI dalam jurnal

nasional dan

32. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6 6 100

Laporan Kinerja Puslitbangnak 2017

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

internasional, HaKI

dan lisensi, serta

perluasan jejaring

kerja nasional dan

internasional.

33. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

27 40 178

34. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18 20 111

35. Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93 133 143

36. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3 3 100

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

37. Jumlah akreditasi manajemen

6 6 100

38. Jumlah akreditasi laboratorium

4 4 100

Rataan 122,73