laporan kinerja biro pkt 2015

59
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 1 S BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja tersebut juga menjadi kewajiban Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro PKT), sebagai salah satu unit kerja di lingkungan BSN. Penyusunan Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja tahun 2015, Laporan Kinerja 2015 disusun secara berjenjang. Kinerja Biro PKT memberikan kontribusi khususnya pada kinerja sekretariat utama BSN dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Kesestamaan BSN tahun 2015. I.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan keuangan, anggaran

Upload: hoangdieu

Post on 04-Feb-2017

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 1

S

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun

Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur

dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang

berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja tersebut juga

menjadi kewajiban Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro PKT),

sebagai salah satu unit kerja di lingkungan BSN. Penyusunan Laporan Kinerja

berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja tahun 2015, Laporan

Kinerja 2015 disusun secara berjenjang. Kinerja Biro PKT memberikan kontribusi

khususnya pada kinerja sekretariat utama BSN dan secara keseluruhan

terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT

merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Kesestamaan

BSN tahun 2015.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT adalah sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan keuangan, anggaran

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 2

dan pelaksanaan program/kegiatan serta pengelolaan sarana prasarana dan

ketatausahaan dalam rangka mencapai visi dan misi Biro PKT, dengan tujuan

sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah

untuk meningkatkan kinerjanya.

Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan

beberapa rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan

kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan

kinerja Unit Kerja.

I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Biro PKT adalah salah satu unit kerja setingkat Eselon II di lingkungan

Sekretariat Utama BSN. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi

Nasional Nomor 965/BSN-1/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BSN sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Keputusan

Kepala BSN Nomor 965/BSN/HL.35/05/2001 tentang organisasi dan tata kerja

BSN, tugas Biro PKT adalah mengkoordinasikan melaksanakan penyiapan

rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan

rencana, pengelolaan keuangan, urusan tata usaha dan urusan rumah tangga

serta pengelolaan barang/kekayaan milik negara.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Biro PKT menyelenggarakan

fungsi:

1. Pengumpulan data dan informasi untuk penyusunan kebijakan, program

dan perencanaan;

2. Penyusunan anggaran rutin dan pembangunan;

3. Perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, serta

inventarisasi kekayaan negara;

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 3

4. Pelaksanaan pengelolaan keuangan;

5. Pelaksanaan urusan rumah tangga;

6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.

Struktur Biro PKT dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar I.1

Struktur Organisasi

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Biro PKT mempunyai tata kerja

yang didukung oleh 3 (tiga) Bagian, yaitu :

1. Bagian Perencanaan dan Program, dengan tugas melaksanakan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, program, dan perencanaan

serta melaksanakan penyusunan anggaran di bidang standardisasi.

2. Bagian Keuangan, dengan tugas melaksanakan urusan administrasi

keuangan dan administrasi pendapatan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan evaluasi dan

pelaporan keuangan.

3. Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, dengan tugas melaksanakan

urusan tata persuratan, kearsipan, penggandaan, rumah tangga,

perjalanan dinas, penggajian, serta urusan pengadaan, penyimpanan,

penyaluran, inventarisasi dan penghapusan barang/kekayaan milik

negara.

Biro Perencanaan,

Keuangan dan

Tata Usaha

Bagian

Keuangan

Bagian Tata Usaha

dan Rumah Tangga

Bagian

Perencanaan dan

Program

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 4

I.4 SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan

31 Desember 2015 Biro PKT memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara

(ASN) sebanyak 71 (tujuh puluh satu) orang, dengan rincian sesuai tabel

berikut:

Tabel I.1

Pegawai Biro PKT

Gambar I.2

Grafik Pegawai Biro PKT

No Unit Kerja Jumlah

Orang

1. Kepala Biro PKT 1

2. Bagian Perencanaan dan Program 11

- PNS 7

- CPNS 4

3. Bagian Keuangan 23

- PNS 19

- CPNS 4

4. Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 36

- PNS 30

- CPNS 6

Jumlah 71

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 5

I.5 PERAN STRATEGIS BIRO PKT

Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan

kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi selama ini. Sesuai

dengan UU SPK, BSN mendapatkan amanah untuk melaksanakan tugas dan

fungsi untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dan masyarakat

dalam penerapan SNI, serta memberikan fasilitas pembiayaan sertifikasi dan

pemeliharaan sertifikasi kepada pelaku usaha mikro dan kecil, sehingga

diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang menerapkan standar dan

berpengaruh kepada peningkatan daya saing produknya.

Sekretariat Utama sebagai unsur penunjang BSN mempunyai peran

strategis dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, baik peran anggaran,

penyediaan sarana prasarana, legislasi, pengelolaan sumber daya manusia,

kehumasan maupun pengawasan. Dalam upaya mendukung Sekretariat

Utama untuk menjalankan peran penganggaran, pengelola keuangan,

urusan ketatausahaan dan penyediaan sarana prasarana, Biro PKT telah

mengidentifikasi potensi, permasalahan yang dihadapi, dan tindak lanjut yang

akan dilakukan dalam mendukung pengembangan standardisasi dan

penilaian kesesuaian di Indonesia ke depan.

Tabel I.2

Potensi dan Permasalahan Biro PKT

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

Pengelolaan Anggaran

yang baik dengan

mendapatkan opini

Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

sebanyak 7 (tujuh) kali

secara berturut-turut

mulai tahun 2009

Masih rendahnya perhatian

pengambil kebijakan dari

para pemangku

kepentingan utama yang

terkait dengan

pengembangan SPK

Anggaran kegiatan

Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian (SPK) masih

terbatas

Penguatan koordinasi dan

sinergi dalam penyusunan

program antar K/L

Pengusulan penambahan

anggaran

Penyempurnaan Indikator

Kinerja Utama

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 6

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

Kinerja BSN masih belum

optimal dan belum terukur

pencapaiannya dengan

tepat.

Belum tersedianya gedung

kantor BSN secara

permanen sebagai salah

satu identitas lembaga.

Saat ini gedung kantor

masih ijin pakai di Gedung I

BPPT

Sarana dan prasarana

ruang kerja yang tersedia

masih terbatas

Penyediaan gedung

perkantoran yang permanen

Penyediaan sarana dan

prasarana serta lingkungan

kerja yang mendukung untuk

menjalankan tugas kerja di

gedung I BPPT

Gambar I.3

Foto Bersama Pegawai Biro PKT

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 7

R

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II.1 PERENCANAAN STRATEGIS

II.1.1 Visi dan Misi

umusan visi dan misi Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha

(PKT) sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 adalah sebagai

berikut.

VISI

“Menjamin pelayanan prima dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan anggaran dan tata usaha

yang profesional, transparan dan akuntabel”

MISI

1. Memberikan dukungan layanan perencanaan, keuangan, dan tata usaha

untuk pelaksanaan tugas dan fungsi BSN.

2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas dan fungsi BSN.

II.1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan

dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-

isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,

program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang

dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Biro

PKT telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi

organisasi.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 8

Sasaran ini merupakan sasaran strategis di lingkungan Biro PKT selaku

unit yang memberikan layanan kepada unit teknis di lingkungan BSN. Biro PKT

dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan

BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi

BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Biro PKT harus dapat dinilai dari aspek

ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target

dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.

Pada tahun 2015, tujuan dan sasaran Biro PKT pada Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja Biro PKT tahun

2015 berbeda dengan Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019. Perbedaan ini

dikarenakan Perjanjian Kinerja tahun 2015 ditetapkan lebih dahulu daripada

Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019, sehingga dalam penyusunan Renstra

terdapat penyempurnaan kembali terhadap rumusan tujuan dan sasaran Biro

PKT. Berikut tujuan dan sasaran berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

TUJUAN

Tujuan sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 :

1. Meningkatnya kualitas layananan perencanaan, keuangan, dan

ketatausahaan dan rumah tangga

2. Mewujudkan pengelolaan anggaran yang berkualitas

3. Meningkatnya kualitas penerapan e-gov dalam pelaksanaan Tusi PKT

4. Pengelolaan keuangan yang akurat dan akuntabel

5. Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja BSN

6. Meningkatnya Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

Sedangkan tujuan yang akan dicapai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun

2015 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas layananan perencanaan, keuangan, dan

ketatausahaan dan rumah tangga

2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 9

SASARAN

Sasaran sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 :

1. Meningkatnya kualitas layananan perencanaan, keuangan, dan

ketatausahaan dan rumah tangga

2. Terlaksananya pengelolaan anggaran yang berkualitas

3. Meningkatnya kualitas penerapan e-gov dalam pelaksanaan Tusi PKT

4. Pengelolaan keuangan yang akurat dan akuntabel

5. Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja BSN

6. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan

tugas BSN

Sedangkan sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan Biro PKT

berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi

2. Terselenggaranya pengelolaan keuangan

3. Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga

4. Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi

II.2 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan pernyataan kinerja atau perjanjian kinerja

antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu

berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja

dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan

organisasi pada akhir tahun.

Berikut adalah perjanjian kinerja Biro PKT tahun 2015 berdasarkan

sasaran, indikator kinerja dan target.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 10

Tabel II.1

Perjanjian Kinerja Biro PKT Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Target

2015

1. Tersusunnya dokumen

perencanaan dan

monitoring evaluasi

1. Nilai evaluasi LAKIP (dokumen

LAKIP)

B (predikat)

2. Jumlah dokumen Renja 1 Dokumen

3. Jumlah dokumen RKAKL 1 Dokumen

4. Jumlah dokumen Perjanjian

Kinerja

1 Dokumen

5. Jumlah Laporan Monev

Kegiatan

1 Laporan

6. Jumlah pelaksanaan Raker 1 Kali

7. Jumlah sosialisasi/ workshop

perencanaan dan

penganggaran

5 Kali

2. Terselenggaranya

pengelolaan keuangan

8. Opini BPK atas Laporan

Keuangan (laporan

keuangan)

WTP (opini)

9. Jumlah kebijakan

pengelolaan anggaran

1 Kebijakan

10. Laporan pengelolaan

anggaran dan PNBP

2 Laporan

11. Jumlah konsep revisi PP tarif

PNBP

1 Dokumen

12. Jumlah sosialisasi PNBP 2 kali

3. Terselenggaranya

pengelolaan tata usaha

dan rumah tangga

13. Jumlah laporan pengelolaan

barang milik negara

1 Laporan

14. Jumlah Laporan penghapusan

BMN

1 Laporan

15. Jumlah Laporan penetapan

status BMN

1 Laporan

16. Jumlah Laporan pengalihan

status BMN

1 Laporan

17. Jumlah kebijakan

pengelolaan tata usaha dan

rumah tangga

1 Kebijakan

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 11

No Sasaran Indikator Kinerja Target

2015

4. Tersedianya sarana dan

prasarana fisik untuk

pelaksanaan tupoksi l

18. Jumlah sarana dan prasarana

yang dapat disediakan

762 unit

19. Jumlah sosialisasi/ bimtek tata

usaha dan rumah tangga

4 kali

20. Jumlah dokumen

perencanaan pembangunan

gedung Lab SNSU

1 Dokumen

Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Biro PKT menetapkan 4

(empat) sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai

acuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap

pelaksanaannya.

Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Biro PKT

melaksanakan 2 (dua) program dengan 2 (dua) kegiatan. Adapun

keseluruhan program dan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

I. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN,

melalui kegiatan:

Peningkatan Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN, dilaksanakan

melalui :

a. Penyusunan program dan anggaran,

b. Evaluasi/laporan kegiatan,

c. Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan,

d. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN),

e. Tata usaha kearsipan dan pimpinan.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 12

II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana, melalui kegiatan:

Peningkatan Sarana dan Prasarana Fisik BSN, dilaksanakan melalui

pengadaan sarana dan prasarana aparatur BSN.

Gambar II.1

Kantor Biro PKT

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 13

A

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi

dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan

digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.

Biro PKT berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui

penyajian Laporan Kinerja yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2015

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat. Laporan

Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama

kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang

telah ditetapkan.

III.1 Capaian Kinerja

Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Dalam mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Biro PKT,

maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja

tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana

telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan

target yang direncanakan dalam Tahun 2015 berdasarkan Perjanjian Kinerja,

dapat dilihat pada tabel berikut.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 14

Tabel III.1

Pencapaian Kinerja Biro PKT Tahun 2015

NO TUJUAN/ SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAI

AN %

I. Meningkatnya kualitas layananan perencanaan, keuangan, dan

ketatausahaan dan rumah tangga

1. Tersusunnya

dokumen

perencanaan dan

monitoring evaluasi

1. Nilai evaluasi LAKIP

(dokumen LAKIP)

B (predikat) B (predikat) 100%

2. Jumlah dokumen

Renja

1 Dokumen 1 Dokumen 100%

3. Jumlah dokumen

RKAKL

1 Dokumen 1 Dokumen 100%

4. Jumlah dokumen

Perjanjian Kinerja

1 Dokumen 1 Dokumen 100%

5. Jumlah Laporan

Monev Kegiatan

1 Laporan 1 Laporan 100%

6. Jumlah

pelaksanaan

Raker

1 Kali 1 Kali 100%

7. Jumlah sosialisasi/

workshop

perencanaan dan

penganggaran

5 Kali 5 Kali 100%

2. Terselenggaranya

pengelolaan

keuangan

8. Opini BPK atas

Laporan

Keuangan

(laporan

keuangan)

WTP (opini) WTP

(opini)

100 %

9. Jumlah kebijakan

pengelolaan

anggaran

1 Kebijakan 1 kebijakan 100 %

10. Laporan

pengelolaan

anggaran dan

PNBP

2 Laporan 2 Laporan 100 %

11. Jumlah konsep

revisi PP tarif PNBP

1 Dokumen 1 Dokumen 100 %

12. Jumlah sosialisasi

PNBP

2 kali 3 kali 150 %

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 15

NO TUJUAN/ SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAI

AN %

3. Terselenggaranya

pengelolaan tata

usaha dan rumah

tangga

13. Jumlah laporan

pengelolaan

barang milik

negara

1 laporan 1 laporan 100%

14. Jumlah Laporan

penghapusan

BMN

1 laporan 1 laporan 100%

15. Jumlah Laporan

penetapan status

BMN

1 laporan 1 laporan 100%

16. Jumlah Laporan

pengalihan status

BMN

1 laporan 1 laporan 100%

17. Jumlah kebijakan

pengelolaan tata

usaha dan rumah

tangga

1 kebijakan 1 kebijakan 100%

II. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

4. Tersedianya sarana

dan prasarana fisik

untuk pelaksanaan

tupoksi

18. Jumlah sarana

dan prasarana

yang dapat

disediakan

762 unit 762 unit 100%

19. Jumlah sosialisasi/

bimtek tata usaha

dan rumah tangga

4 kali 4 kali 100%

20. Jumlah dokumen

perencanaan

pembangunan

gedung Lab SNSU

1 dokumen 1 dokumen 100%

Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja untuk

masing-masing sasaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 16

TUJUAN :

1. Meningkatnya kualitas layanan perencanaan, keuangan, dan

ketatausahaan dan rumah tangga

2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

Dalam mencapai tujuan tersebut, sasaran yang telah ditetapkan adalah :

1. Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi

2. Terselenggaranya pengelolaan keuangan

3. Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga

4. Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi

Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.

SASARAN

1

Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi

Tabel III.2

Capaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Kinerja Capaian 2015 Realisasi

Peningkatan/

(Penurunan) dari

realisasi tahun

sebelumnya Target Realisasi Capaian % 2014

1. Nilai evaluasi

LAKIP (dokumen

LAKIP)

B (predikat) B (predikat) 100% CC Naik 1 tingkat

predikat

2. Jumlah dokumen

Renja

1 Dokumen 1 Dokumen 100% 1 Dokumen 0

3. Jumlah dokumen

RKAKL

1 Dokumen 1 Dokumen 100% 1 Dokumen 0

4. Jumlah dokumen

Perjanjian Kinerja

1 Dokumen 1 Dokumen 100% 1 Dokumen 0

5. Jumlah Laporan

Monev Kegiatan

1 Laporan 1 Laporan 100% 1 Laporan 0

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 17

Indikator Kinerja Capaian 2015 Realisasi

Peningkatan/

(Penurunan) dari

realisasi tahun

sebelumnya Target Realisasi Capaian % 2014

6. Jumlah

pelaksanaan

Raker

1 Kali 1 Kali 100% 1 Kali 0

7. Jumlah sosialisasi/

workshop

perencanaan &

penganggaran

5 Kali 5 Kali 100% 5 Kali 0

Capaian kinerja dari indikator kinerja untuk mengukur tersusunnya

dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi sebagai berikut :

1. Evaluasi AKIP (dokumen LAKIP) dengan predikat B

LAKIP atau Laporan Kinerja dimaksudkan untuk memberikan gambaran

yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang

kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan

seluruh jajaran dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai

bahan acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya.

Dengan demikian rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun

lebih fokus, efektif, efisien, terukur,

transparan dan dapat

dipertanggunjawabkan. Pada tahun 2015,

BSN telah menghasilkan 1 (satu) dokumen

Laporan Kinerja BSN tahun 2014, 4 (empat)

dokumen Laporan Kinerja unit Eselon I

tahun 2014, dan 11 (sebelas) dokumen

Laporan Kinerja unit Eselon II tahun 2014.

Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Gambar III.1

Laporan Kinerja BSN Tahun 2014

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 18

Kinerja Instansi Pemerintah, dan PermenPANRB Nomor 20 Tahun 2013

tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

melakukan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP). Berdasarkan hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2015 atas LAKIP BSN

Tahun 2014 tersebut, BSN mendapatkan predikat tingkat akuntabilitas

kinerja “B” (skor 64,20). Ini berarti terjadi peningkatan akuntabilitas kinerja

dari tahun sebelumnya yang hanya mendapat predikat “CC” (skor 63,81).

Gambar III.2 Penghargaan AKIP Tahun 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 19

Tabel III.3

Hasil Evaluasi AKIP BSN Tahun 2014 - 2015

No Komponen yang dinilai 2014 2015

Bobot Nilai Bobot Nilai

a. Perencanaan Kinerja 35 24,18 30 19,92

b. Pengukuran Kinerja 20 11,25 25 15,80

c. Pelaporan Kinerja 15 9,78 15 10,28

d. Evaluasi Kinerja 10 6,26 10 5,85

e. Capaian Kinerja 20 13,34 20 12,35

Nilai Hasil Evaluasi 100 63,81 100 64,20

Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC B

Walaupun telah mencapai target mendapatkan predikat tingkat

akuntabilitas kinerja ”B”, namun dari 5 (lima) komponen yang dinilai di

tahun 2015 terdapat 3 (tiga) komponen yang mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2014 yaitu: komponen perencanaan kinerja turun dari

skor 24,18 menjadi 19,92, komponen evaluasi kinerja turun dari skor 6,26

menjadi 5,85 dan komponen capaian kinerja dari skor 13,34 menjadi 12,35.

Selain itu pada tahun 2015 ada perubahan pembobotan komponen AKIP

yang dinilai oleh KemenPANRB dari tahun sebelumnya yaitu untuk

komponen perencanaan kinerja yang turun bobotnya menjadi 30 dari

sebelumnya 35 dan komponen pengukuran kinerja yang naik bobotnya

menjadi 25 dari sebelumnya 20. Perkembangan hasil evaluasi AKIP BSN

Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 20

Tabel III.4

Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP BSN Tahun 2010 – 2015

No Komponen yang

dinilai Bobot

Nilai Nilai

2010 2011 2012 2013 2014 Bobot 2015

a. Perencanaan Kinerja 35 18,65 19,75 19,69 23,04 24,18 30 19,92

b. Pengukuran Kinerja 20 10,33 10,50 10,50 11,35 11,25 25 15,80

c. Pelaporan Kinerja 15 9,25 8,88 9,36 9,63 9,78 15 10,28

d. Evaluasi Kinerja 10 5,00 5,40 5,42 6,14 6,26 10 5,85

e. Capaian Kinerja 20 11,08 9,97 13,25 12,79 13,34 20 12,35

Nilai Hasil Evaluasi 100 54,31 54,50 58,21 62,95 63,81 100 64,20

Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC CC CC CC CC B

Berdasarkan rekomendasi dari KemenPANRB, Biro PKT bersama dengan

unit terkait akan menindaklanjuti perbaikan AKIP selanjutnya, yaitu :

Memastikan tersedianya Rencana Strategis BSN, yang lebih berkualitas,

lebih terukur, menggambarkan kinerja (hasil kerja) jangka menengah

yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan ditagih

hasilnya saat dibutuhkan;

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan benchmark ke Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah mendapatkan nilai AKIP A.

Renstra BSN Tahun 2015-2019 akan dilakukan perubahan dengan

mengacu hasil penyempurnaan IKU BSN.

Mereviu dan menyempurnakan IKU, baik tingkat BSN maupun unit kerja

dibawahnya dan memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur

dan khas atau unik menggambarkan efektivitas dan alasan

keberadaan entitas IKU tersebut;

Sebagai tindak lanjut dalam Raker BSN Tahun 2016 telah dilakukan

pembahasan untuk menyempurnakan IKU BSN. Diharapkan Perjanjian

Kinerja BSN Tahun 2016 yang akan ditandatangani pertengahan Maret

2016 telah menggunakan IKU hasil perbaikan.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 21

Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara

memastikan dan meminta seluruh unit kerja

mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu

(termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum

mengajukan anggaran. Memastikan seluruh unit kerja dapat

mengaitkan kinerja utama (indikator dan target) dengan

penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya);

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan Evaluasi RKA BSN Tahun 2016

berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). Pada tahun 2017, Unit

Kerja telah diminta untuk mengajukan proposal awal kegiatan dan

anggaran yang dibutuhkan sebelum turun Pagu Indikatif TA. 2017.

Memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja atau kesepakatan kerja,

yang menyajikan dan menjanjikan kinerja atau hasil (bukan sekedar

kerja) yang sangat terukur, relevan dan dapat ditagih serta

menggambarkan kekhasan, keunikan, keutamaan dan alasan

keberadaan entitas, mulai dari tingkat Kepala Badan, eselon I, II, III, dan

IV, bahkan jika perlu sampai kepada tingkatan paling rendah yang

paling mungkin;

Sebagai tindak lanjut penyusunan Perjanjian Kinerja tahun 2016 akan

mengacu pada hasil penyempurnaan IKU. Selanjutnya Perjanjian Kinerja

Eselon I dan II dilakukan cascading mulai eselon III sampai dengan staf

(menyusun Sasaran Kinerja Pegawai -SKP).

Melakukan monitoring, mengukur,menagih dan menyimpulkan kinerja

sebagaimana yang disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya

dengan penghargaan dan pengakuan (reward and recognition) atas

capaian kinerja yang pantas;

Sebagai tindak lanjut pada tahun 2016 akan disiapkan Aplikasi

Monitoring untuk memantau pencapaian kinerja setiap Unit Kerja yang

dapat diisi dan diupdate setiap saat. Selain itu bagi Unit Kerja yang

yang penyerapan anggaran dan berkinerja terbaik di Tahun 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 22

diberikan penghargaan pada Raker BSN Tahun 2016 pada bulan

Februari 2016.

Agar Inspektorat atau tim evaluasi terus mendorong dan memastikan

unit kerja untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan

evaluasi akuntabilitas kinerja serta memberikan rekomendasi yang

mampu membangun unit yang berbudaya (akuntabel terhadap)

kinerja;

Sebagai tindak lanjut inspektorat akan melakukan pemantauan terkait

hasil evaluasi AKIP 2014.

Agar setiap penanggungjawab program melakukan evaluasi program

dalam rangka memastikan tersedianya jawaban terukur atas

keberhasilan program-program prioritas atau unggulan yang ada di

BSN. Penanggungjawab program harus memastikan keberhasilan

maupun kekurangberhasilan suatu program secara nyata dan terukur,

perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada

suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan;

Sebagai tindak lanjut akan dilakukan evaluasi Program yang menjadi

tanggung jawab Eselon I dan II dan dimonitoring secara berkala.

Meningkatkan transparansi dengan memastikan diungguhnya

dokumen dan informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik

(seperti Renstra, Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) ke dalam

laman (website) resmi milik BSN dan/atau milik unit kerja dan

memastikan informasi yang disajikan bersifat terkini (updated);

Sebagai tindak lanjut Biro PKT akan bekerjasama dengan Pusido untuk

menyediakan informasi SAKIP (Renstra, Tapkin, LAKIP, monev) dalam

menu utama website BSN yang akan terus diupdate.

Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas

penerapan sistem akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 23

Sebagai tindak lanjut akan dilakukan sosialisasi AKIP kepada pejabat

Eselon I dan II, serta tim AKIP.

Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan implementasi AKIP di

BSN, pada tahun 2016 akan diterbitkan peraturan Kepala BSN terkait

pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di

lingkungan BSN. Pedoman SAKIP ini menjadi pedoman bagi Unit Kerja di

lingkungan BSN untuk perbaikan proses pengambilan keputusan dalam

upaya mencapai tata kelola pemerintahan yang baik di BSN dan

mendorong secara terus menerus untuk peningkatan kinerja seluruh Unit

Kerja secara akuntabel.

2. Dokumen Renja

Dalam upaya untuk menyusun dokumen perencanaan dan monitoring

evaluasi pelaksanaan kegiatan seluruh unit BSN, BSN pada tahun 2015

telah melakukan penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) 2016. Renja

merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan

suatu K/L sebagai penjabaran dari

Renstra K/L yang bersangkutan

dalam satu tahun anggaran.

Berdasarkan indikator jumlah

dokumen Renja, telah tercapai

sebanyak satu dokumen Renja.

Penyusunan Renja BSN dilaksanakan

setelah dikeluarkannya surat yang

ditandatangani oleh Menteri

PPN/Kepala Bappenas bersama

Menteri Keuangan tentang Pagu

Indikatif K/L yang merupakan pagu

anggaran yang didasarkan atas

kebijakan umum serta tema dan

Gambar III.3 RENJA BSN Tahun 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 24

prioritas pembangunan nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas

tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan

prioritas.

Draft Renja BSN tahun 2016 hasil Focus Group Discussion (FGD) yang

melibatkan Pimpinan dan Wakil dari setiap Unit Kerja di BSN dibahas dan

disepakati dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) antara BSN,

Bappenas dan Kementerian Keuangan. Berdasarkan hasil kesepakatan

tersebut, diperoleh Dokumen Renja BSN tahun 2016 yang dipergunakan

sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) BSN

tahun 2016.

Sebagai upaya untuk perbaikan penyusunan Renja berikutnya, BSN akan

mendorong diterapkannya Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) pada tahun

anggaran 2017. Sebelum Pagu Indikatif tahun 2017 turun, unit kerja diminta

untuk menyampaikan proposal awal yang berisi rencana kerja yang akan

dilakukan dan hasil kinerja yang diperjanjikan, tidak lagi menyusun

rencana kerja setelah mendapatkan pembagian anggaran.

3. Dokumen RKAKL

Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga,

yang selanjutnya disebut RKAKL,

adalah dokumen perencanaan dan

penganggaran yang berisi program

dan kegiatan suatu Kementerian

Negara/Lembaga yang merupakan

penjabaran dari Rencana Kerja

Pemerintah (RKP), Renja K/L dan

Renstra K/L yang bersangkutan

dalam satu tahun anggaran untuk

menjadi pedoman pelaksanaan Gambar III.4

RKA BSN Tahun 2016

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 25

program dan kegiatan.

Di tahun 2015, telah dihasilkan 2 (dua) dokumen yaitu dokumen RKA BSN

tahun 2016 dan DIPA BSN tahun 2016. Penyusunan RKA BSN Tahun 2016

telah melalui 3 (tiga) tahap penyusunan yaitu dimulai saat Pagu Indikatif,

Pagu Anggaran, dan Alokasi Anggaran. Term of References (TOR) dan

Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diajukan oleh Unit Kerja sebagai

dasar penyusunan RKA sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Biro

PKT dan di reviu oleh Inspektorat.

Mulai tahun anggaran 2016 sebelum penyusunan RKA tahun 2016,

dilakukan penataan nomenklatur kinerja dengan menggunakan aplikasi

Arsitektur Data Informasi Kinerja (ADIK) RKA. Mengingat BSN masih

melakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun

2016, maka penataan nomenklatur kinerja BSN untuk tahun anggaran

2017 juga akan dilakukan penyempurnaan mengikuti perubahan dari IKU

BSN.

4. Dokumen Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kerja tahunan yang

akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang

menerima tugas dengan pihak yang memberi tugas. Perjanjian kinerja

menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh instansi

pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Perjanjian kinerja

akan dipertanggungjawabkan capaian kinerjanya dalam Laporan Kinerja.

Pada tahun 2015, telah dihasilkan dokumen Perjanjian Kinerja BSN Tahun

2015 yang terdiri dari Perjanjian Kinerja Kepala BSN, Eselon I dan II di

lingkungan BSN.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 26

Sebagai salah satu tindak lanjut dari hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2015,

maka pada tahun 2016 akan dilakukan reviu dan penyempurnaan

Indikator Kinerja Utama (IKU) agar lebih spesifik, relevan, terukur dan khas

yang menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan entitas IKU

tersebut, mulai tingkat BSN sampai unit kerja dibawahnya. IKU hasil

penyempurnakan akan menjadi dasar dalam menyusun Perjanjian Kinerja

tahun 2016, mulai dari Perjanjian Kinerja tingkat Kepala BSN, eselon I dan II.

Selanjutnya memastikan Perjanjian Kinerja eselon II diturunkan habis mulai

tingkat eselon III sampai staf.

5. Laporan Monev Kegiatan

Monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan dalam rangka pengendalian

kegiatan dan program agar mencapai sasaran yang diharapkan secara

tepat waktu, tepat sasaran. Pelaksanaan monev antara lain dilakukan

melalui kegiatan atau pertemuan-pertemuan yang bersifat koordinatif

dengan unit kerja/instansi terkait.

Gambar III.5

Perjanjian Kinerja BSN Tahun 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 27

Pada tahun 2015, telah dihasilkan 1 (satu) dokumen laporan monev

kegiatan. Dokumen laporan monev ini terdiri dari laporan bulanan,

laporan triwulanan, laporan PP 39, laporan PMK 249, dan laporan capaian

kinerja.

Gambar III.5

Gambar III.6

Laporan Monitoring

Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan monev anggaran sebagai tindak

lanjut atas berbagai penyesuaian kegiatan di unit kerja dan mengkomodir

adanya kebijakan pemerintah berupa penghematan dan efisiensi

anggaran, selama tahun 2015 Biro PKT telah melakukan 4 (empat) kali

revisi anggaran.

Dalam rangka sinkronisasi dan koordinasi kegiatan standardisasi dan

penilaian kesesuaian serta untuk meningkatkan sinergi program dan

kegiatan di lingkungan Kementerian ristekdikti dan LPNK, Biro PKT menjadi

hosting dalam pertemuan yang diselenggarakan di Lombok, Nusa

Tenggara Barat.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 28

Gambar III.7

Kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi SPK

Selain itu untuk mengetahui implementasi standardisasi dan penilaian

kesesuaian, dilakukan pelaksanaan kunjungan lapangan ke industri kayu

dan Universitas Gajah Mada. Kunjungan ini dilaksanakan bersama Direktur

Industri, Iptek, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Mesdin K.

Simarmata dan staff.

Sebagai upaya terus melakukan perbaikan kinerja, Biro PKT-BSN sedang

menyiapkan aplikasi monev berbasis website untuk membantu Unit Kerja

memonitor pencapaian realisasi kinerja setiap saat dan mempercepat

proses pelaporan. Diharapkan aplikasi monev ini sudah dapat digunakan

pada tahun 2016.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 29

6. Pelaksanaan Raker

Pada tahun 2015 telah terlaksana 1 (satu) kali rapat kerja (raker) BSN Tahun

2015 dengan tema “Memantapkan peran BSN untuk mendukung

kemandirian ekonomi yang berdaya saing” pada bulan Maret 2015.

Gambar III.8

Raker BSN Tahun 2015 Adapun hasil dari rapat kerja tersebut berupa rumusan dan telah

ditindaklanjuti :

a. Sebagai arah penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaiain

kesesuaian periode 5 tahun, yaitu tahun 2015-2019 akan ditetapkan

Rencana Strategis BSN tahun 2015-2019.

Sebagai tindak lanjut telah ditetapkan Renstra BSN Tahun 2015-2019

melalui Peraturan Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2015 tertanggal 30 April

2015. Selanjutnya berdasarkan hasil reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)

oleh KemenPANRB telah dilakukan perubahan IKU BSN dan Renstra

pada bulan Agustus 2015.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 30

b. Rencana Strategis BSN tahun 2015-2019 mengacu kepada arah dan

strategi nasional, yaitu Visi dan Misi Presiden RI sebagaimana

dinyatakan dalam 9 (sembilan) agenda prioritas Nawa Cita. Agenda

Pembangunan Nasional sesuai Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, Strategis Standardisasi

Nasional 2015-2025, serta tantangan yang dihadapi standardisasi dan

penilaian kesesuaian, terutama implementasi Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA) yang akan berlaku efektif per tahun 2016.

Sebagai tindak lanjut telah dijelaskan hal tersebut pada BAB II Point 2.1

dan BAB III Renstra BSN tahun 2015-2019.

c. Sesuai Visi BSN tahun 2015 - 2019 yaitu “terwujudnya Infrastruktur Mutu

Nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas

hidup”, BSN akan melaksanakan Strategi Kegiatan BSN 2015 – 2019,

yang mencakup kegiatan yang bersifat horizontal dan vertikal.

Sebagai tindak lanjut telah disusun rencana kinerja yang berisi kegiatan,

output dan pendanaan BSN tahun 2015-2019 dalam Renstra BSN Tahun

2015-2019 yaitu pada lampiran II Matriks Kinerja dan Pendanaan BSN

Tahun 2015-2019.

d. Strategi tersebut akan dilaksanakan sejalan dengan sektor prioritas

2015-2019 yang ditetapkan. Sektor prioritas tersebut adalah sebagai

berikut: Pertanian dan Pangan, Kemaritiman, Bangunan dan konstruksi,

Elektroteknika dan Telematika, Kesehatan (peralatan kesehatan,

farmasi, obat tradisional-makanan pelengkap, kosmetika), Mineral dan

Energi, Jasa pariwisata, Permesinan, Transportasi darat, Kimia.

Sebagai tindak lanjut setiap tahun kepala BSN telah menetapkan

Produk Prioritas dan Lokus per tahun dengan mengacu pada 10 Sektor

Prioritas yang telah ditetapkan dalam Renstra BSN Tahun 2015-2019.

e. Untuk mendukung pelaksanaan Strategi tersebut, dan sejalan dengan

telah ditetapkannya Undang – Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, maka diperlukan penguatan

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 31

kelembagaan standardisasi dan penilaian kesesuaian. Pembahasan

penguatan kelembagaan akan dibahas lebih detail di tingkat

Pimpinan, dengan memperhatikan usulan Pokja, khususnya terkait

perumusan SNI, penerapan SNI, pembangunan laboratorium SNSU, dan

Uji Petik.

Sebagai tindak lanjut telah diusulkan restrukturisasi organisasi kepada

KemenPANRB pada akhir tahun 2014 dan telah dilakukan pembahasan

pada bulan April dan September 2015. Saat ini sedang dilakukan

pembahasan bisnis proses untuk kegiatan yang diamanatkan dalam UU

No. 20 Tahun 2014, termasuk perumusan SNI, penerapan SNI,

pembangunan laboratorium SNSU, dan Uji Petik.

f. Untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka memperkuat pembinaan

kepada Usaha Mikro Kecil (UMK), khususnya terkait penerapan standar,

perlu disusun pemetaan kegiatan pembinaan kepada UMK yang

dilakukan oleh seluruh instansi teknis.

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan MoU dengan Kementerian UMKM

dan beberapa kali pembahasan mengenai tindak lanjut kerjasama

tersebut.

g. Untuk meningkatkan keberterimaan peran standardisasi dan penilaian

kesesuaian terutama oleh instansi terkait, diperlukan sosialisasi Undang –

Undang Nomor 20 tahun 2014 kepada instansi teknis terkait, termasuk

Kementerian Keuangan.

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan Sosialisasi UU No 20 Tahun 2014

dalam rangkaian acara Bulan Mutu Nasional yang mengundang

seluruh Kementerian/Lembaga terkait termasuk dari Kementerian

Keuangan.

h. Manajemen menetapkan jam kerja pegawai per 1 April 2015 yaitu: Jam

Kerja masuk pukul 07.00 – 15.30 dengan floating time selama 60 menit

dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 pada hari Senin – Kamis.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 32

Sedangkan untuk hari Jumat, jam masuk kerja pukul 07.00 – 16.00

dengan waktu istirahat pukul 11.30 – 13. 00.

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan revisi jam kerja melalui Peraturan

Kepala BSN tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai.

i. BSN akan menyediakan fasilitas jemputan mobil (shuttle) bagi pegawai

BSN ke kantor dari Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Gondangdia, serta

mengupayakan adanya dokter/klinik kesehatan di kantor.

Sebagai tindak lanjut telah diberikan fasilitas jemputan mobil untuk

daerah Serpong dan Bogor, sedangkan suttle dari Stasiun Tanah Abang

dan Stasiun Gondangdia tidak dapat disediakan karena keterbatasan

tempat parkir untuk menunggu penumpang di stasiun dan kedatangan

penumpang yang tidak bersamaan. Sedangkan untuk penyediaan

fasilitas dokter/klinik kesehatan di kantor belum dapat terpenuhi, namun

telah dilakukan kegiatan terkait kesehatan oleh Unit Sekretariat Korpri

antara lain donor darah, pengecekan kanker serviks, sosialisasi bahaya

rokok dan narkoba.

j. Sebagai Quick Win 2015 adalah layanan 1 pintu dan Sistem monitoring

pengembangan SNI.

Sebagai tindak lanjut terkait Quick Wins :

- Telah dilakukan soft launching Layanan Informasi Terpadu – LITE pada

acara pembukaan ISO Days di Hotel Intercontinental Jakarta

MidPlaza, pada tanggal 3 Juni 2015 yang lalu dan mulai beroperasi

pada tanggal tersebut di Lantai Dasar Gedung I BPPT.

Grand launching dilakukan pada tanggal 9 November 2015

bersamaan dengan pembukaan acara Bulan Mutu Nasional 2015 di

Jakarta Convention Center.

- Sistem monitoring pengembangan SNI sedang dalam proses

pembangunan terintegrasi dalam Sistem Informasi Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 33

k. Roadmap RB akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Aksi

Tahun 2015 dilaksanakan oleh kelompok kerja RB.

Sebagai tindak lanjut telah dilakukan penyusunan rencana aksi

Reformasi Birokrasi Tahun 2015.

7. Sosialisasi/ workshop perencanaan dan penganggaran

Dalam rangka menyamakan persepsi terkait aturan perencanaan dan

penganggaran serta untuk memberikan pelatihan dalam mengoperasikan

aplikasi RKA sepanjang tahun 2015 telah dilaksanakan sosialisasi/workshop

sebanyak 5 (lima) kali yang terdiri dari:

a. Sosialisasi Standar Biaya Tahun 2016 dan BAS (Bagan Akun Standar)

Sosialisasi ini menjelaskan tentang Standar Biaya Masukan (SBM) 2016,

penerapan harga Standar Biaya Masukan 2016 dalam kegiatan BSN,

mata anggaran kegiatan (MAK) yang digunakan di lingkungan kerja

BSN. Sosialisasi ini diilaksanakan pada bulan Juni 2015 dengan peserta

dari seluruh unit kerja di Badan Standardisasi Nasional.

Gambar III.9

Sosialisasi Standar Biaya 2016

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 34

b. Sosialisasi Penyusunan RKA BSN TA 2016

Sosialisasi ini menjelaskan bahwa RKAKL digunakan sebagai alat kontrol

pagu anggaran, bahan penelaahan oleh Dirjen Anggaran-

Kementerian Keuangan, monitoring kertas kerja oleh Kementerian

Keuangan dan acuan pelaksanaan kegiatan. Sosialisasi ini dimulai

dengan penjelasan cara menginstal aplikasi dan pengisian data

anggaran melalui Aplikasi RKAKL Tahun Anggaran 2016. Sosialisasi ini

dilaksanakan pada bulan Juni 2015 dengan peserta seluruh perwakilan

Unit kerja di BSN.

c. Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Data Referensi Aplikasi

RKAKL DIPA BSN 2016

FGD ini merupakakan persiapan penyusunan Pagu Anggaran TA 2016

dengan konsep hasil Aplikasi Arsitektur dan Data Informasi Kinerja (ADIK)

Kementerian/Lembaga dan memperhatikan perubahan nomenklatur

pada program,kegiatan dan output serta indikator sesuai Renstra

Periode 2015 – 2019. Pelaksanaan FGD ini pada bulan Juli 2015 dengan

peserta dari seluruh unit kerja BSN.

d. Reviu Renstra BSN Tahun 2015 – 2019

Pada kegiatan ini, narasumber dari Kementerian Pendayagunaan

Aparatur dan Reformasi birokrasi menyampaikan dokumen AKIP

termasuk di dalamnya Rencana Strategis (Renstra), khusus Draft

Rencana Strategi (Renstra) BSN harus ditingkatkan target outputnya.

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2015 dengan

peserta Eselon I dan II, Tim Renstra BSN.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 35

e. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Anggaran dan Kinerja Kegiatan BSN

2015.

Kegiatan ini menghasilkan rumusan evaluasi kinerja BSN Triwulan III tahun

2015 dan rencana kegiatan tahun 2016 sebagai berikut :

Dalam merencanakan kegiatan di lingkungan BSN tahun 2016,

penanggungjawab kegiatan harus memperhatikan interkoneksi

antar unit kerja. Hal ini diperlukan untuk membentuk suatu

“ekosistem” yang kokoh dalam sistem Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian dengan memperhatikan prioritas secara terintegrasi;

Kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di daerah tidak

hanya sampai pada tataran sosialisasi, namun dilanjutkan sampai

pada kegiatan pendampingan dan advokasi dalam rangka

memperbanyak role model /pioneer penerap standar di daerah;

Membentuk koordinator wilayah yang mengoordinasikan seluruh

kegiatan di daerah;

Menetapkan sektor prioritas kegiatan tahun 2016 yang akan

menjadi pilot project sebagai wujud contoh implementasi yang

terintegrasi dari pelaksanaan Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian sebagai berikut : Maritim, termasuk perikanan,

pariwisata, konstruksi/bangunan;

Menetapkan lokasi pelaksanaan Bulan Mutu Nasional (BMN) 2016 di

Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta. Agar pelaksanaan berjalan

dengan baik dan lancar, seluruh unit agar berkoordinasi baik

secara internal maupun dengan stakeholder BSN di daerah.

Dalam rangka memperingati HUT BSN, dilakukan kegiatan bakti

sosial dan raker di Banten. Kegiatan ini sekaligus mengenalkan

bagaimana implementasi SNI di masyarakat yang akan

dikorrdinasikan oleh Setama dan unit KORPRI;

Penentuan PPK akan dibahas lebih lanjut di RAPIM.

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2015 dengan

peserta jajaran pejabat esselon I,II dan III BSN.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 36

SASARAN

2 Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan

Tabel III.5 Capaian Kinerja Sasaran 2

Indikator Kinerja Capaian 2015 Realisasi

Peningkatan/

(Penurunan) dari

realisasi tahun

sebelumnya Target Realisasi Capaian % 2014

8. Opini BPK atas

Laporan Keuangan

(laporan keuangan

WTP (opini) WTP (opini) 100 % WTP (opini) 0

9. Jumlah kebijakan

pengelolaan

anggaran

1 Kebijakan 1 kebijakan 100 % 0 -

10. Jumlah Laporan

pengelolaan

anggaran dan PNBP

2 Laporan 2 Laporan 100 % 2 Laporan 0

11. Jumlah konsep revisi

PP tarif PNBP

1 Dokumen 1 Dokumen 100 % 0 -

12. Jumlah sosialisasi

PNBP 2 kali 3 kali 150 % 2 kali 50 %

Capaian kinerja dari indikator kinerja untuk mengukur terlaksananya

pelayanan keuangan BSN ada 5 (lima) sebagai berikut

8. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan BSN

Sebagai salah satu lembaga negara pengguna APBN, BSN berkewajiban

untuk memberikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Salah

satu upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban

keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun

dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima

secara umum.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 37

Gambar III.10

Laporan Keuangan BSN TA.2014

?

Tingkat opini laporan keuangan, adalah suatu keadaan yang

menggambarkan kualitas dan akuntabilitas suatu Instansi Pemerintah yang

dilihat mulai dari perencanaan anggaran sampai dengan pelaporan

realisasi anggaran. Untuk kesesuaian tersebut maka

Laporan Keuangan disusun sesuai Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) yang disertai dengan bukti verifikasi

dokumen anggaran sehingga lebih cermat dan

akurat. Agar lebih cermat dan akurat dalam

penyusunannya maka dilakukan dilakukan rekonsiliasi

data realisasi penggunaan anggaran dengan Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan

DAPK Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian

Keuangan.

Selanjutnya laporan tersebut diserahkan untuk dinilai

oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor

eksternal. Dalam menetapkan opini atas laporan

keuangan Instansi Pemerintah, BPK menggunakan 3

(tiga) kriteria penilaian yaitu kriteria kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan, kriteria Sistem Pengendalian

Internal, dan kriteria kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK yaitu Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak

memberikan pendapat (Disclaimer), dan Tidak Wajar (TD).

Target yang akan dicapai dari indikator kinerja Opini BPK atas Laporan

Keuangan BSN Tahun 2014 pada tahun 2015 adalah Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dan target tersebut tercapai, sehingga BSN telah

mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan sebanyak 7 (tujuh) kali

secara berturut-turut sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, yaitu

untuk Laporan Keuangan BSN tahun 2008 sampai dengan tahun 2014.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 38

Gambar III.11

Penerimaan Penghargaan WTP BSN 2015

Gambar III.12

Penghargaan WTP BSN tahun 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 39

Tabel III.6

Capaian Kinerja Opini BPK atas Laporan Keuangan BSN Tahun 2007-2014

Meskipun BSN telah mencapai opini tertinggi dalam penilaian kewajaran

dalam penyajian Laporan Keuangan lembaga, BSN masih mengalami

kendala dalam proses penyusunan Laporan Keuangan di antaranya

waktu yang diberikan untuk penyelesaian dan penyampaian Laporan

Keuangan sangat singkat yaitu sekitar akhir Januari atau awal Februari,

sedangkan data SAI baru selesai direkonsiliasi dengan KPPN sekitar

pertengahan Januari.

Untuk mempertahankan opini WTP atas laporan keuangan BSN sampai

tahun 2019 diperlukan komitmen manajemen BSN beserta seluruh

jajarannya secara bersama yang akan dilaksanakan melalui :

a. Peningkatan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang

didukung dengan dukungan teknologi informasi.

b. Optimalisasi peran dalam melakukan reviu, monitoring tindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK RI yang efektif.

c. Kerjasama tim antar unit kerja di BSN.

d. Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola keuangan terkait

dengan pelaksanaan aturan pengelolaan keuangan negara.

9. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan pada Satuan Kerja Sekretariat Utama Badan

Standardisasi Nasional harus dikelola secara efektif, efisien, tertib,

transparan, disiplin, dan bertanggung jawab sesuai ketentuan perundang-

undangan, serta memperhatikan tingkat capaian penyerapan anggaran.

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Opini BPK atas

Laporan Keuangan

WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 40

Oleh karena itu, maka dipandang perlu adanya suatu pedoman

mengenai pelaksanaan pengelolaan keuangan.

Pada tahun 2015, telah dihasilkan 1 (satu) kebijakan pengelolaan

anggaran yaitu Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan pada

Satuan Kerja Sekretariat Utama Badan Standardisasi Nasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Kepala BSN Nomor 11 Tahun 2015.

Gambar III.13

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran

10. Pengelolaan anggaran dan PNBP

Pada tahun 2015 BSN telah mendapatkan pagu anggaran sebesar

Rp.164.811.970.000,-. Pagu tersebut dikelola oleh 4 (empat) orang Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK) yang pengelolaannya dibagi per unit eselon 1.

Dalam pelaksanaannya BSN telah merealisasikan anggaran sebesar

Rp.158.175.585.546,- atau sebesar 95,97%.

Untuk menunjang transparansi anggaran, efektif dan efisien pada tahun

2015 ini pula tersedia aplikasi pelaksanaan anggaran yang digunakan

untuk memonitor dan mengawasi pelaksanaan anggaran agar berjalan

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 41

sesuai dengan perencanaannya. Aplikasi ini baru akan dipergunakan

pada tahun anggaran 2016.

Penyusunan Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dilakukan

setiap awal tahun sesuai surat edaran permintaan dari Kementerian

Keuangan untuk Pagu Indikatif dan Pagu Sementara. Target PNBP

merupakan hasil perhitungan atau penetapan PNBP yang diperkirakan

akan diterima 1 (satu) tahun yang akan datang oleh setiap

Kementerian/Lembaga (K/L). Kementerian Keuangan telah menyiapkan

aplikasi TRPNBP untuk digunakan BSN dalam menginput usulan target PNBP

yang selanjutnya disampaikan kepada DJA – Kementerian Keuangan

bersama dengan proposal target dan pagu PNBP BSN.

Dalam pengelolaan anggaran, BSN mendapatkan penghargaan dari

Kementerian Keuangan sebagai lembaga dengan penyerapan anggaran

terbaik ke – 7 se-Indonesia.

Gambar III.14

Penghargaan Lembaga dengan Penyerapan Anggaran Terbaik

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 42

11. Konsep revisi PP tarif PNBP

Draft final revisi PP Nomor 62 Tahun 2007 tentang Tarif atas Jenis dan Tarif

PNBP telah disampaikan kepada Kementerian Keuangan melalui surat

Nomor 1624/BSN/A0-b1/06/2015, tertanggal 17 Juni 2015, Perihal Rencana

Perubahan PP Nomor 62 Tahun 2007.

Garis besar perubahan dalam Revisi PP tersebut antara lain :

Penyesuaian terhadap besarnya tarif layanan

Perubahan satuan tarif asesmen pada Layanan Jasa Akreditasi dari

“paket” menjadi “OH “ (Orang Hari)

Penghapusan layanan jasa pendidikan standardisasi untuk

seminar/lokakarya

Pengenaan tarif jasa informasi standardisasi untuk layanan dokumen SNI

dibagi menjadi 2 (dua) tarif, yaitu Umum dan Warga negara Indonesia

Perubahan nama Jasa Permohonan Nomor Identifikasi Bank diganti

menjadi Jasa Layanan Sponsoring Authority

Tindak lanjut dari usulan perubahan RPP tersebut antara lain :

Kemenkeu c.q Direktorat PNBP mengundang BSN, Kementerian Hukum

dan HAM, Kementerian Sekretaris Negara, Biro Hukum dan Biro

Keuangan Dit. PNBP untuk melakukan pembahasan awal batang

tubuh RPP tersebut (10 Juli 2015);

Rapat lanjutan antara Kemenkeu c.q Direktorat PNBP dengan BSN

membahas tindak lanjut pembahasan awal (10 Agustus 2015)

Rapat dilanjutkan untuk mendapatkan justifikasi tentang kewajaran

pungutan dan besaran tarifnya serta untuk menyusun Rancangan

Peraturan Pemerintah (RPP). 31 Agustus – 1 September 2015.

Pembentukan Panitia Antarkementerian Penyusunan RPP tentang Jenis

dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada BSN. (Kemenkeu, BSN,

Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sekretariat Negara)

Rapat Panitia Antarkementerian Penyusunan RPP tentang Jenis dan Tarif

atas Jenis PNBP telah dilaksanakan pada tanggal 1 – 2 Desember 2015

dan menghasilkan Draft Final RPP.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 43

12. Sosialisasi PNBP

Pada tahun 2015 telah dilakukan review SOP PNBP dan melanjutkan proses

kajian revisi PP Nomor 62 Tahun 2007 tentang Tarif dan Tarif Atas Jenis PNBP

yang berlaku pada Badan Standardisasi Nasional. Sesuai ketentuan dalam

PP No. 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana Kerja dan

Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), ditetapkan

bahwa Instansi Pemerintah wajib menyusun laporan realisasi PNBP dalam

lingkungan instansi bersangkutan.

BSN telah melakukan sosialisasi PNBP sebanyak 3 kali di tahun 2015, dengan

rincian sebagai berikut:

Sosialisasi (refreshment) Perka BSN No. 7 Tahun 2011 tentang SOP PNBP

pada BSN, tanggal 22 Mei 2015, mengundang pihak terkait antara lain

Kepala Pusat terkait Jasa Layanan PNBP, staf penatausahaan layanan,

ALBP, Bendahara Penerima. Refreshment SOP BSN tersebut

menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK tahun 2014.

Sosialisasi draft final RPP Tarif PNBP BSN tanggal 12 Oktober 2015.

Sosialisasi dilaksanakan untuk mendapat masukan terkait penyesuaian

harga dan penambahan jenis tarif sebelum disampaikan kepada

Kementerian Keuangan.

Sosialisasi draft revisi Perka BSN No. 7 Tahun 2011 tentang SOP PNBP

pada BSN, tanggal 16 November 2015. Setelah mendapat masukan dari

narasumber terhadap revisi SOP PNBP, dipandang perlu dilakukan

sosialisasi kepada pusat jasa layanan untuk selanjutnya disampaikan

kepada wajib bayar guna mendapat masukan dan koreksi lebih lanjut

dari pihak luar.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 44

SASARAN

3 Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga

Tabel III.7 Capaian Kinerja Sasaran 3

Indikator Kinerja Capaian 2015 Realisasi Peningkatan/

(Penurunan) dari

realisasi tahun

sebelumnya Target Realisasi Capaian % 2014

13. Jumlah laporan

pengelolaan barang

milik negara

1 Laporan 1 laporan 100% 1 laporan 0

14. Jumlah Laporan

penghapusan BMN

1 Laporan 1 laporan 100% 1 laporan 0

15. Jumlah Laporan

penetapan status

BMN

1 Laporan 1 laporan 100% 1 laporan 0

16. Jumlah Laporan

pengalihan status

BMN

1 Laporan 1 laporan 100% 1 laporan 0

17. Jumlah kebijakan

pengelolaan tata

usaha dan rumah

tangga

1 Kebijakan 1 kebijakan 100% 0 -

Capaian kinerja dari indikator untuk mengukur terselenggaranya

pengelolaan tata usaha dan rumah tangga ada 5 (lima) sebagai berikut :

13. Laporan pengelolaan barang milik negara

Penyusunan laporan Barang Milik Negara (BMN) mengacu pada Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Nomor 233/PMK.11/2011 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Laporan BMN dihasilkan melalui Sistem Informasi Manajemen dan

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang merupakan serangkaian

prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 45

data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi

keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Laporan pengelolaan BMN disajikan disusun dan disajikan untuk periode

semesteran dan tahunan kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan

Negara. Sebagai pencapaian indikator kinerja, tahun 2015 jumlah laporan

pengelolaan barang milik negara untuk periode semesteran dan tahunan

telah tercapai. Telah disusun dan disampaikan kepada pengelola barang

laporan BMN tahun 2015 senilai Rp.13.559.085.521,- dan laporan BMN

semester I tahun 2015 sebesar Rp.1.798.522.000,- dan laporan BMN

semester II tahun 2015 sebesar Rp.11.760.563.521,-.

Keberhasilan laporan pengelolaan BMN ini berasal dari pencatatan yang

dimulai dari tahap pengadaan, dengan spesifikasi yang dirinci dengan

jelas sehingga mempengaruhi untuk mempermudah ke dalam pelaporan

proses keuangan. Pengoptimalan dalam penertiban penatausahaan BMN

dan peningkatan upaya kerja sama rekonsiliasi internal antara PPK,

bendahara dan petugas BMN ini juga menjadikan salah satu keberhasilan

dalam pengelolaan BMN.

14. Laporan penghapusan BMN

Penghapusan Barang Milik Negara (BMN) merupakan tindakan

menghapus BMN dari daftar barang untuk membebaskan pengguna

barang dan atau kuasa pengguna barang dan atau pengelola barang

dari tanggung jawab administrasi dan fisik dan atas barang yang ada

dalam penguasaannya dengan menerbitkan keputusan dari pejabat

yang berwenang. Barang milik negara yang dihapus berupa 27 (dua

puluh tujuh) unit kendaraan operasional roda 4 dengan keputusan

penghapusannya senilai Rp.2.436.882.000,-. Penghapusan BMN dilakukan

dengan kondisi secara fisik BMN tersebut tidak dapat digunakan karena

rusak dan tidak ekonomis apabila diperbaiki dan juga telah melampaui

batas waktu kegunaannya/kadaluarsa, sesuai dengan persyaratan teknis

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 46

yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.06/2007.

Biro PKT di tahun 2015 telah menghasilkan dokumen laporan

penghapusan. Laporan penghapusan BMN disampaikan Sekretaris Utama

selaku pengguna barang kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal

Kekayaan Negara selaku pengelola barang sejak keputusan

penghapusan BMN ditanda tangani. Berdasarkan laporan penghapusan,

pengelola barang menghapuskan BMN dari Daftar Barang Milik Negara

(DBMN).

Gambar III.15

Laporan Penghapusan BMN

15. Laporan penetapan status BMN

Pada tahun 2015, BSN telah melaksanakan proses penetapan status BMN,

surat keputusan penetapan status tersebut dikeluarkan oleh Kementerian

Keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Jakarta III (KPKNL Jakarta III). Penetapan status penggunaan BMN

dilaksanakan demi terciptanya penggunaan BMN yang tertib administrasi

dan tertib pengelolaan. Status penggunaan semua barang milik negara

ditetapkan oleh pengelola barang, kecuali untuk BMN selain

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 47

tanah/bangunan dan selain BMN yang mempunyai bukti kepemilikan

serta nilai per unitnya tidak lebih dari Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta

rupiah) ditetapkan oleh BSN selaku pengguna barang.

Proses penetapan status penggunaan BMN selain tanah dan /atau

bangunan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, BSN selaku kuasa pengguna barang harus

menyelesaikan dokumen/bukti kepemilikan atau berita acara serah

terima barang dari pihak lain atas perolehan BMN selain tanah

dan/atau bangunan

b. Tahap pengajuan usulan, kuasa pengguna barang mengajukan usul

penetapan status penggunaan kepada pengguna barang disertai

dengan fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau berita acara serah

terima (BAST) dan dokumen pendukung lainnya yang selanjutnya

digunakan pengguna barang untuk mengajukan permintaan

penetapan status penggunaan kepada pengelola barang

c. Tahap penetapan status penggunaan BMN ditetapkan oleh a.n

Menteri Keuangan, Kepala KPKNL Jakarta II selaku pengelola barang

melalui surat keputusan.

Gambar III.16

Laporan Penetapan Status BMN

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 48

16. Laporan pengalihan status BMN

Barang Milik Negara (BMN) dialihkan status penggunaannya dari

pengguna barang kepada pengguna barang lainnya untuk

penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Menteri

Keuangan c.q Dirjen Kekayaan Negara selaku pengelola barang. Pada

tahun 2015 BSN ditargetkan melakukan pengalihan status BMN berupa

alat laboratorium sebanyak 27 unit yang berada di 6 kota (Jakarta,

Bandung, Semarang, Jogjakarta, Pontianak, Medan). Dari surat

persetujuan pengalihan BMN tersebut target pengalihan status telah

tercapai.

Barang Milik Negara (BMN) dialihkan status penggunaannya dari

pengguna barang kepada pengguna barang lainnya untuk

penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Menteri

Keuangan c.q Dirjen Kekayaan Negara selaku pengelola barang. Pada

tahun 2015 BSN ditargetkan melakukan pengalihan status BMN berupa alat

laboratorium sebanyak 26 (dua puluh enam) unit diantaranya:

1. Kementerian Perindustrian sebanyak 18 unit (delapan belas) unit terdiri

dari :

- Balai Industri dan Standardisasi (BARISTAND) Medan sebanyak 1 unit

- Balai Industri dan Standardisasi (BARISTAND) Pontianak sebanyak 1

unit

- Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Jogjakarta sebanyak 2 unit

- Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Jogjakarta sebanyak 3 unit

- Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ST3) Bandung sebanyak 5 unit

- Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebanyak 5 unit

- Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)

Semarang sebanyak 1 unit

2. Kementerian Perdagangan sebanyak 8 (delapan) unit terdiri dari:

- Balai Pengujian dan Sertfikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan sebanyak

1 unit

- Balai Pengembangan Mutu Barang Jakarta sebanyak 7 unit

Dari surat persetujuan pengalihan BMN tersebut target pengalihan status

telah tercapai. Pencapaian dihasilkan melalui koordinasi yang baik

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 49

dengan berbagai pihak diantaranya seperti Kementerian Keuangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan instansi terkait

lainnya yang berkaitan.

Kuasa pengguna barang mengajukan usulan pengalihan status

penggunaan kepada pengguna barang disertai dengan penjelasan dan

dokumen pendukung. Adapun penjelasan yang disampaikan oleh BSN

selaku kuasa pengguna barang didasari dengan kebutuhan stakholder

yang membutuhkan alat-alat laboratorium tersebut dalam pelaksanaan

kegiatan. Usulan tersebut yang dijadikan dasar untuk pengajuan ke

pengelola barang dengan dilengkapi surat pernyataan kesediaan

menerima pengalihan BMN dari Kementerian Perindustrian dan

Kementerian Perdagangan selaku calon pengguna barang baru.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pengelola barang

menerbitkan surat persetujuan pengalihan status penggunaan yang

memuat kewajiban pengguna barang lama untuk menghapus barang

tersebut dari daftar barang pengguna dengan keputusan pengguna

barang dan pengalihan status penggunan BMN tersebut dituangkan

dalam berita acara serah terima (BAST).

Gambar III.17

Laporan Pengalihan Status BMN

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 50

17. Pedoman Tata Naskah Dinas

Sesuai dengan misi Biro PKT yaitu memberikan dukungan layanan

perencanaan, keuangan, dan tata usaha untuk pelaksanaan tugas dan

fungsi BSN dipandang perlu sebuah kebijakan yang dibuat dalam rangka

meningkatkan tata kelola yang lebih baik terutama dalam pengelolaan

tata persuratan. Pedoman mengenai pengelolaan tata persuratan telah

disusun dalam suatu kebijakan dengan draft Peraturan Kepala Badan

Standardisasi Nasional tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Badan

Standardisasi Nasional. Pedoman ini mengatur tentang jenis dan format

naskah dinas; penyusunan naskah dinas; penggunaan lambang negara,

logo dan cap dinas; penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar;

tata surat, perubahan, pencabutan dan pembatalan produk hukum;

penggunaan media surat menyurat.

Tata naskah dinas merupakan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan

Badan Standardisasi Nasional dalam menyelenggarakan tata naskah

dinas. Dengan tercapainya kesamaan pengertian dan penafsiran

penyelenggaraan tata naskah dinas di lingkungan BSN diharapkan

terciptanya kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien.

Gambar III.18

Pedoman Tata Naskah Dinas

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 51

SASARAN

4

Tersedianya Sarana dan Prasarana Fisik untuk Pelaksanaan

Tupoksi

Tabel III.8

Capaian Kinerja Sasaran 4

Indikator Kinerja Capaian 2015 Realisasi Peningkatan/

(Penurunan) dari

realisasi tahun

sebelumnya Target Realisasi Capaian % 2014

18. Jumlah sarana dan

prasarana yang

dapat disediakan

762 unit 762 unit 100% 0 -

19. Jumlah sosialisasi/

bimtek tata usaha

dan rumah tangga

4 kali 4 kali 100% 100% 0

20. Jumlah dokumen

perencanaan

pembangunan

gedung Lab SNSU

1 dokumen 1 dokumen 100% 0 -

Capaian kinerja dari indikator untuk mengukur tersedianya sarana dan

prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi ada 3 (tiga), sebagai berikut :

18. Penyediaan sarana dan prasarana

Perlunya dukungan fasilitas perkantoran dalam menjalankan tugas rutin

BSN dalam kualitas dan kuantitas yang baik, sehingga diperlukan

dukungan sarana dan prasarana dalam peningkatan kualitas dan serta

pelayanan prima. Pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana dan

prasarana dilakukan dengan pengadaan yang menerapkan prinsip

efisien, efektif, transparan, terbuka dan akuntabel sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010.

Pada tahun 2015, BSN telah mengalokasi anggaran sebesar

Rp.22.200.000.000,- untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik dengan

target tersedianya 762 unit terdiri dari :

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 52

1. Kendaraan dinas operasional roda empat sebanyak 3 unit

2. Perangkat pengolahan data dan komunikasi sebanyak 535 unit

meliputi komputer, laptop, LCD projector, pesawat telepon, multimedia

PC, printer laser, modem wi-fi, wireless outdoor, wireless acces point,

scanner handytalky, screeen projector, scanner barcode .

3. Peralatan dan fasilitas perkantoran sebanyak 225 unit meliputi kulkas,

tempat tidur, lemari, dispenser, kursi sofa, papan nama BSN, kitchen set,

kursi kerja, kursi ruang presentasi, kursi ruang baca, kursi konsultasi single

seater, kursi layanan informasi mandiri, furniture ruang kerja, AC Splite,

AC portable, portable wireless, wireless, CCTV, tangga alumunium, work

station.

Dari anggaran tersebut target penyediaan sarana dan prasarana

perkantoran sesuai kebutuhan telah mencapai target yaitu terealisasi

sebanyak 762 unit atau pencapaiannya 100% dengan realisasi anggaran

sebesar Rp.21.440.549.099,-.

19. Sosialisasi/bimtek tata usaha rumah tangga

Indikator kinerja jumlah sosialisasi/bimtek tata usaha rumah tangga

menjadi salah satu indikator kinerja di Biro PKT tahun 2015. Berdasarkan

target yang ditetapkan tahun 2015 pelaksanaan sosialisasi/bimtek tata

usaha rumah tangga sebanyak 4 (empat) kali. Realisasi pencapaian

terlaksana sosialisasi tata usaha rumah tangga melalui :

1. Sosialisasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

Sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk pembinaan penata

usahaan dan kearsipan dalam bidang persuratan dinas sehingga

terselenggaranya proses pengelolaan tata persuratan yang konsisten,

tertib, tepat dan cepat sesuai dengan Petunjuk Teknis dan Standar

Operasional Prosedur (SOP). Kegiatan ini ditujukan untuk pengelola

persuratan dan sekretaris yang dilaksanakan pada tanggal 30

November 2015.

2. Pelatihan Teknis Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rancangan

Kontrak dan Dokumen dalam Pengadaan Barang/Jasa

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 -17 November 2015 di

Bogor, Jawa Barat dengan narsumber dari Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 53

3. Pelatihan Manajemen Asset dan Implementasi Sistem Informasi

Manajemen Asset

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 November 2015 di

Bogor, Jawa Barat ini merupakan salah satu bentuk pelatihan dalam

pemeliharaan, perawatan dan pengamanan aset yang dipandang

perlu dilaksanakan untuk menjaga aset di dalam lingkungan BSN

sehingga berfungsi dengan baik, tertib administrasi agar dapat

menunjang kinerja.

4. Pelatihan Emotional Spirituali Quotient (ESQ)

Pelatihan ini ditujukan untuk para pengemudi sebagai sarana untuk

dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap,

kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang

berkaitan dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mendorong

untuk dapat bekerja lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 23 – 24 November 2015 di Bogor, Jawa Barat.

20. Dokumen perencanaan pembangunan

Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang

standardisasi dan penilaian kesesuaian merencanakan untuk membangun

Laboratorium Acuan Metrologi yang berada di kawasan PUSPITEK

Serpong, Tangerang. Urgensi dibangunnya laboratorium SNSU diantaranya

untuk menghadapi globalisasi, termasuk MEA, negara-negara anggota

ASEAN telah mengembangkan National Metrology Institute yang

terintegrasi dan mencakup seluruh jenis besaran yang dibutuhkan oleh

sektor produksi nasionalnya dan belum tersedianya Standar Nasional

Satuan Ukuran yang diakui kebenarannya sesuai persyaratan internasional

teridentifikasi menjadi sumber dari beberapa permasalahan, antara lain:

- Terulangnya kejadian penolakan ekspor produk ikan Indonesia ke Uni

Eropa, disebabkan belum tersedianya acuan nasional di bidang

mikrobiologi

- Kesulitan yang dihadapi fasilitas layanan kesehatan di Indonesia untuk

mengalibrasi peralatan kesehatan karena kesulitan laboratorium

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 54

kalibrasi peralatan kesehatan yang masih harus mengalibrasikan

standarnya ke negara lain

Sesuai Surat Menteri Riset dan Teknologi Nomor 11/SM/III/2014 tanggal 17

Maret 2014 telah memberi lahan untuk pembangunan gedung

laboratorium SNSU di Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan. Untuk

tahun 2015 yang merupakan tahapan perencanaan meliputi Pengadaan

Jasa Konsultan Amdal, Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi dan

Perencanaan Pembangunan. Sedangkan pembangunan konstruksi fisik

laboratorium SNSU ini akan dilakukan tahun 2016 yang merupakan lanjutan

dari tahapan perencanaan di tahun 2015.

Ketiga kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada tahun 2015 sudah

terlaksana dengan baik dengan adanya penyampaian laporan dari pihak

konsultan termasuk perhitungan biaya annggaran pembangunan fisik dan

maket gedung laboratorium yang akan dibangun.

Gambar III.19 Gedung Laboratorium BSN

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 55

III.2 Realisasi Anggaran

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada

Tahun 2015 ini Biro PKT didukung oleh anggaran yang bersumber dari Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2015. Berdasarkan DIPA Nomor

DIPA-084.01.1.613104/2015 tanggal 14 November 2014, pagu anggaran Biro

PKT sebesar Rp.77.757.692.000,- dan realisasi anggaran Biro PKT Tahun 2015

adalah sebesar Rp 74.546.778.605,- atau sebesar 95.87 %. Pagu dan realisasi

anggaran Biro PKT Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.9

Pagu dan Realisasi Anggaran Biro PKT TA. 2015

Dalam rupiah

No Uraian 2015

Persentase Pagu Realisasi

1 Bagian Perencanaan 1.423.225.000 1.368.347.300 96,14%

2 Bagian Keuangan 1.575.829.000 1.536.847.300 97,53%

3 Bagian Tata Usaha dan

Rumah Tangga

74.758.638.000 71.641.584.005 95,83%

Jumlah 77.757.692.000 74.546.778.605 95,87%

Gambar III.20

Realisasi Anggaran Per Bagian di Biro PKT

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 56

L

BAB IV PENUTUP

aporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro

PKT) Tahun 2015 menyajikan pertanggungjawaban dan pencapaian

kinerja Biro PKT Tahun 2015 dalam mencapai visi, misi, tujuan dan

sasaran strategis.

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Biro PKT Tahun

2015, sebagian besar kegiatan telah terlaksana sesuai perjanjian kinerja dan

indikator kinerja telah dapat diselesaikan dari target yang ditetapkan.

Terlaksananya seluruh kegiatan di Biro PKT sangat mendukung pelaksanaan

kegiatan teknis lingkup Badan Standardisasi Nasional, sesuai tugas fungsi Biro

PKT sebagai fasilitasi dan koordinasi lingkup Badan Standardisasi Nasional.

Walaupun demikian, masih ditemukan berbagai kelemahan dan

sebagian kecil kegiatan yang belum memenuhi target. Hal ini akan dijadikan

input untuk perbaikan kegiatan Biro PKT di tahun-tahun berikutnya.

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 57

LAMPIRAN

PERJANJIAN KINERJA BIRO PKT TAHUN 2015

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 58

2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN 59