laporan keuangan pemerintah pusat -...

158
TAHUN 2004 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA

Upload: others

Post on 17-Sep-2019

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

TAHUN 2004

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSATPEMERINTAH PUSAT

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Isi -i-

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. i

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. ii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………….. iii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………... iv

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………………… v

INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ………………………………. vii

RINGKASAN ……………….……………………………………………………… 1

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT …………………………………… 3

I. LAPORAN REALISASI APBN …………………………………….…………..... 3

II. NERACA ……………………………………………………………………..... 5

III. LAPORAN ARUS KAS ………………………………………………………..... 7

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………..…...... 9

A. PENDAHULUAN …………………………………………………............. 9

A.1. DASAR HUKUM ……………………………………………………. 9

A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO......... 9

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN …............. 11

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ……………………………………........... 13

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN ………......... 19

B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN ........................ 19

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN ...................... 21

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………........ 34

C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM ......................................... 34

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ................................................ 35

C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA …………….. 54

C.4. CATATAN PENTING LAINNYA .................................................. 55

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS ………………........ 57

D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS ................................................. 57

D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS ............................. 58

LAMPIRAN ................................................................................................... 69

Page 3: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Tabel -ii-

DAFTAR TABEL

1. Sektor TA 2004 26

2. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia 36

3. Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga 37

4. Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Lender 37

5. Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Tahun Anggaran 38

6. Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004 38

7. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004 39

8. Aset Tetap per 31 Desember 2004 42

9. Aset Lainnya per 31 Desember 2004 43

10. Tuntutan Ganti Rugi Menurut Kementerian Negara/Lembaga 44

11. Aset Lain-lain Menurut Kementerian Negara/Lembaga 44

12. Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang 46

13. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi 46

14. Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya 47

15. Utang Bunga Obligasi 47

16. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi 48

17. Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang 50

18. Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang 50

19. Akumulasi SAL s.d Akhir TA 2003 51

Page 4: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Grafik -iii-

DAFTAR GRAFIK

1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004 19

2. Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004 20

3. Komposisi Alokasi APBN TA 2004 20

4. Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004 21

5. Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004 22

6. Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004 23

7. Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004 24

8. Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004 24

9. Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004 27

10. Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor TA 2004

28

11. Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA 2004

29

12. Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004 30

13. Struktur Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 34

14. Struktur Aset Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 34

15. Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 35

16. Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004 42

17. Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004 51

18. Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas 57

19. Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004 59

Page 5: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Lampiran –iv-

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan Dalam Negeri TA 2004 69

2. Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga TA 2004

73

3. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin TA 2004 75

4. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah TA 2004 78

5. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek TA 2004 81

6. Realisasi Anggaran Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum TA 2004 84

7. Realisasi Anggaran Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2004 85

8. Daftar Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2004 86

9. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2004 90

10. Daftar Persediaan per 31 Desember 2004 91

11. Posisi Dana Penerusan Pinjaman Luar Negeri dan Dalam Negeri SLA, RDI, dan RPD per 31 Desember 2004

92

12. Rincian Pencairan Pinjaman Pendanaan KUMK Posisi 31 Desember 2004 93

13. Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN per 31 Desember 2004 94

14. Penyertaan Modal Pemerintah pada Non BUMN (Minoritas) per 31 Desember 2004 99

15. Penyertaan Modal Pemerintah pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional per 31 Desember 2004

100

16. Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2004 101

17. Saldo Rekening-Rekening Escrow dan Reboisasi per 31 Desember 2004 103

18. Ringkasan Aset Negara Ex-BPPN yang Dikelola PPA untuk Periode 27 Februari 2004 – 31 Desember 2004

104

19. Ringkasan Data Nominatif Aset Kredit yang Diserahkan kepada Tim Pemberesan (TP) 105

20. Piutang Negara Non Perbankan Instansi Pemerintah dan Lembaga Negara Posisi per 31 Desember 2004

106

21. Data Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama BP MIGAS 107

22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri 108

23. Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri per 31 Desember 2004 109

24. Utang Bunga Dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya 110

25. Utang Bunga Obligasi Negara per 31 Desember 2004 111

26. Interest, Accrued Interest, and Accrued Indexation Formula Computation for Government Bond 113

27. Obligasi Negara Jangka Panjang Per 31 Desember 2004 115

28. Daftar Pengawasan Saldo Rekening Sementara Cadangan Subsidi dan PSO (Escrow Accounts)

117

29. Rekening Sub Account Dana Bagi Hasil SDA Pada PT BNI (Persero) Tbk. Cabang Kramat Jakarta

118

30. Rekapitlasi Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2004

119

31. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN 121

Page 6: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Singkatan –v-

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BAPEKKI : Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional BAPETEN : Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BBM : Bahan Bakar Minyak BGP : Belanja Gaji/Upah Proyek BHMN : Badan Hukum Milik Negara BI : Bank Indonesia BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BMFL : Belanja Modal Untuk Fisik Lainnya BMGB : Belanja Modal Untuk Gedung dan Bangunan BMJ : Belanja Modal Untuk Jaringan BMNF : Belanja Modal Non Fisik BMPM : Belanja Modal Untuk Peralatan dan Mesin BMT : Belanja Modal Untuk Tanah BP MIGAS : Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi BPBP : Belanja Pembelian Bahan Proyek BPHTB : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPK : Badan Pemeriksa Keuangan BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BULOG : Badan Urusan Logistik BUMD : Badan Usaha Milik Daerah BUMN : Badan Usaha Milik Negara BUN : Bendahara Umum Negara CAP : Cadangan Anggaran Pembangunan CPI : Consumer Price Index DAK : Dana Alokasi Khusus DAU : Dana Alokasi Umum DBH : Dana Bagi Hasil Direktorat IA : Direktorat Informasi dan Akuntansi Direktorat PBM/KN Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara Direktorat PKN : Direktorat Pengelolaan Kas Negara Direktorat PPHLN : Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat PPP : Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Direktorat PSUN : Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara DJPLN : Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara DPR : Dewan Perwakilan Rakyat GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara HTI : Hutan Tanaman Industri KKKS : Kontraktor Kontrak Kerja Sama KMK : Keputusan Menteri Keuangan KONI : Komite Olahraga Nasional Indonesia KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat KU : Kiriman Uang KUHR : Kredit Usaha Hutan Tani KUMK : Kredit Usaha Mikro dan Kecil KUN : Kas Umum Negara KUTPA : Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam LAK : Laporan Arus Kas LDKP : Lembaga dana Kredit Pedesaan LKP : Lembaga Keuangan Pelaksana

Page 7: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Daftar Singkatan –vi-

LRA : Laporan Realisasi Anggaran MAK : Mata Anggaran Pengeluaran MAP : Mata Anggaran Penerimaan PFK : Perhitungan Fihak Ketiga PMP : Penyertaan Modal Pemerintah PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak PPh : Pajak Penghasilan PPN : Pajak Pertambahan Nilai PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang Mewah Propenas : Program Pembangunan Nasional PSL : Past Service Liability PSO : Public Service Obligation PT PPA : Perusahaan Terbatas Pengelolaan Aset RDI : Rekening Dana Investasi RPD : Rekening Pembangunan Daerah SABMKN : Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara SAI : Sistem Akuntansi Instansi SAL : Sisa Anggaran Lebih SAP Standar Akuntansi Pemerintahan SDA : Sumber Daya Alam SIBOR : Singapore Interbank Offered Rate SIKPA : Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran SILPA : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SLA : Subsidiary Loan Agreement SPM-GU : Surat Perintah Membayar-Ganti UYHD SPM-LS : Surat Perintah Membayar- Langsung SUN : Surat Utang Negara TA : Tahun Anggaran TAB : Tahun Anggaran Berjalan TAYL : Tahun Anggaran Yang Lalu TGR : Tuntutan Ganti Rugi THT : Tabungan Hari Tua TP : Tim Pemberesan Aset TPA : Tagihan Penjualan Angsuran TSP : Tempat Simpan Pinjam USP : Usaha Simpan Pinjam UYHD : Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan

Page 8: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -vii-

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN REALISASI APBN Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1.1 Penerimaan Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1 Penerimaan Perpajakan Catatan B.2.1.1.1.1 Pajak Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1.2 Pajak Perdagangan Internasional Catatan B.2.1.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan B.2.1.1.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam Catatan B.2.1.1.2.2 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Catatan B.2.1.1.2.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Catatan B.2.1.2 Penerimaan Hibah Belanja Negara Catatan B.2.2 Belanja Negara Catatan B.2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat Catatan B.2.2.1.1 Pengeluaran Rutin Catatan B.2.2.1.2 Pengeluaran Pembangunan Catatan B.2.2.1.2.1 Pembiayaan Rupiah Catatan B.2.2.1.2.2 Pembiayaan Proyek Catatan B.2.2.2 Belanja untuk Daerah Catatan B.2.2.2.1 Dana Perimbangan Catatan B.2.2.2.1.1 Dana Bagi Hasil Catatan B.2.2.2.1.2 Dana Alokasi Umum Catatan B.2.2.2.1.3 Dana Alokasi Khusus Catatan B.2.2.2.2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Catatan B.2.2.2.2.1 Dana Otonomi Khusus Catatan B.2.2.2.2.2 Dana Penyesuaian Catatan B.2.2.3 Suspen Defisit Anggaran Catatan B.2.3 Defisit Anggaran Pembiayaan Catatan B.2.4 Pembiayaan Catatan B.2.4.1 Pembiayaan dalam Negeri Catatan B.2.4.1.1 Perbankan dalam Negeri Catatan B.2.4.1.2 Non Perbankan Dalam Negeri Catatan B.2.4.2 Pembiayaan Luar Negeri Neto Catatan B.2.4.2.1 Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto Catatan B.2.4.2.1.1 Penarikan Pinjaman Program Catatan B.2.4.2.1.2 Penarikan Pinjaman Proyek Catatan B.2.4.2.2 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri SILPA (SIKPA) Catatan B.2.5 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA) Catatan B.2.6 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2003 Catatan B.2.7 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Sampai Dengan Tahun Anggaran 2004 NERACA ASET Aset Lancar Catatan C.2.1 Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Catatan C.2.2 Rekening Kas di KPPN

Page 9: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -viii-

Catatan C.2.3 Rekening Pemerintah Lainnya di BI Catatan C.2.4 Kas di Bendahara Pengeluaran Catatan C.2.5 Kas di Bendahara Penerimaan Catatan C.2.6 Uang Muka dari Rekening BUN Catatan C.2.7 Piutang Pajak Catatan C.2.8 Piutang Bukan Pajak Catatan C.2.9 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Catatan C.2.10 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Catatan C.2.11 Piutang Lain-lain Catatan C.2.12 Persediaan Investasi Jangka Panjang Catatan C.2.13 Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah Catatan C.2.14 Dana Bergulir Catatan C.2.15 Investasi Non Permanen Lainnya Catatan C.2.16 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Catatan C.2.17 Investasi Permanen Lainnya Catatan C.2.18 Aset Tetap Catatan C.2.19 Dana Cadangan Catatan C.2.20 Aset Lainnya KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Catatan C.2.21 Utang Perhitungan Fihak Ketiga Catatan C.2.22 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Catatan C.2.23 Utang Bunga Catatan C.2.24 Utang Jangka Pendek Lainnya Kewajiban Jangka Panjang Catatan C.2.25 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Catatan C.2.26 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Catatan C.2.27 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Catatan C.2.28 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Catatan C.2.29 Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Catatan C.2.30 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya EKUITAS Ekuitas Dana Lancar Catatan C.2.31 SAL Catatan C.2.32 SILPA (SIKPA) Catatan C.2.33 Dana Lancar Lainnya Catatan C.2.34 Cadangan Piutang Catatan C.2.35 Cadangan Persediaan Catatan C.2.36 Pendapatan yang Ditangguhkan Catatan C.2.37 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Ekuitas Dana Investasi Catatan C.2.38 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Catatan C.2.39 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Catatan C.2.40 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Catatan C.2.41 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Ekuitas Dana Cadangan Catatan C.2.42 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan Catatan D.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan D.2.3 Pendapatan Hibah Catatan D.2.4 Belanja Pegawai Catatan D.2.5 Belanja Barang dan Jasa

Page 10: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -ix-

Catatan D.2.6 Belanja Subsidi Catatan D.2.7 Dana Perimbangan Catatan D.2.8 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Catatan D.2.9 Bunga Utang Catatan D.2.10 Belanja Operasi Lain-Lain ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Catatan D.2.11 Penjualan Aset Catatan D.2.12 Belanja Modal ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Catatan D.2.13 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Catatan D.2.14 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Catatan D.2.15 Pendapatan Pelunasan Piutang Catatan D.2.16 Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri Catatan D.2.17 Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri Catatan D.2.18 Penerusan Pinjaman Luar Negeri ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Catatan D.2.19 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.20 Penerimaan Kiriman Uang Catatan D.2.21 Penerimaan Transito Catatan D.2.22 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.23 Pengeluaran Kiriman Uang Catatan D.2.24 Pengeluaran Transito Catatan D.2.25 Saldo Awal Kas Catatan D.2.26 Saldo Akhir Kas Catatan D.2.27 Kas di Bendahara Pengeluaran Catatan D.2.28 Kas di Bendahara Penerimaan Catatan D.2.29 Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia

Page 11: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

RINGKASAN

Page 12: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Ringkasan -1-

RINGKASAN

Berdasarkan Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004, Pemerintah menyusun pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2004 berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban konstitusional pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat atas pelaksanaan APBN TA 2004.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) ini disusun dari laporan keuangan seluruh kementerian negara/lembaga, informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara (BUN), dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara.

1. LAPORAN REALISASI APBN

Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-Perubahan TA 2004 dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2004 adalah sebesar Rp403,37 triliun atau mencapai 99,90% dari anggarannya.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2004 adalah sebesar Rp427,18 triliun atau mencapai 99,33% dari anggarannya. Jumlah realisasi belanja negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297,46 triliun atau 99,14% dari anggarannya, dan realisasi Belanja untuk Daerah sebesar Rp129,72 triliun atau 99,78% dari anggarannya.

Realisasi Defisit Anggaran TA 2004 adalah sebesar Rp23,81 triliun, berarti 9,37% lebih rendah dari yang dianggarkan dalam APBN TA 2004 sebesar Rp26,27 triliun.

Realisasi Pembiayaan Neto TA 2004 adalah sebesar Rp20,79 triliun, yang berarti membiayai 87,34% defisit anggaran, sehingga terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3,01 triliun. Adapun Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan 31 Desember 2004 sebesar Rp21,57 triliun.

2. NERACA

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Jumlah Aset per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp851,88 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86,90 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465,27 triliun; Aset Tetap sebesar Rp229,07 triliun; Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp68,92 triliun.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp1.349,03 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125,84 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223,19 triliun.

Sementara itu jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2004 adalah sebesar minus Rp497,15 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38,94 triliun, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459,94 triliun, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun.

Page 13: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Ringkasan -2-

3. LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2004, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2004.

Saldo kas BUN per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp12,75 triliun, berarti terdapat penurunan sebesar Rp6,57 triliun dari saldo per 31 Desember 2003 sebesar Rp19,3 triliun. Penurunan saldo kas tersebut berasal dari kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp30,45 triliun, penurunan arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,96 triliun, kenaikan arus kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,39 triliun, dan penurunan arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,55 triliun.

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai antara lain mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara (KUN).

Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Page 14: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

LAPORAN REALISASI APBN

Page 15: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -3-

I. LAPORAN REALISASI APBN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

Uraian Catatan Anggaran Realisasi Realisasi di atas (di bawah) Anggaran

A. Pendapatan Negara dan Hibah B.2.1 I. Penerimaan Dalam Negeri B.2.1.1 403.031.823.430.000 403.104.582.790.362 72.759.360.362 1. Penerimaan Perpajakan B.2.1.1.1 279.207.480.000.000 280.558.820.638.612 1.351.340.638.612 a. Pajak Dalam Negeri B.2.1.1.1.1 267.033.380.000.000 267.817.030.241.314 783.650.241.314 b. Pajak Perdagangan Internasional B.2.1.1.1.2 12.174.100.000.000 12.741.790.397.298 567.690.397.298 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1.1.2 123.824.343.430.000 122.545.762.151.750 (1.278.581.278.250) a. Penerimaan Sumber Daya Alam B.2.1.1.2.1 92.407.639.441.000 91.542.983.188.986 (864.656.252.014) b. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN B.2.1.1.2.2 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000 c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya B.2.1.1.2.3 22.313.203.989.000 21.185.248.262.764 (1.127.955.726.236) II. Penerimaan Hibah B.2.1.2 737.705.900.000 262.103.390.287 (475.602.509.713) Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II) 403.769.529.330.000 403.366.686.180.649 (402.843.149.351) B. Belanja Negara B.2.2 I. Belanja Pemerintah Pusat B.2.2.1 300.036.173.502.000 297.464.003.972.606 (2.572.169.529.394) 1. Pengeluaran Rutin B.2.2.1.1 228.088.404.400.000 236.013.837.863.766 7.925.433.463.766 2. Pengeluaran Pembangunan B.2.2.1.2 71.947.769.102.000 61.450.166.108.840 (10.497.602.993.160) a. Pembiayaan Rupiah B.2.2.1.2.1 52.708.769.102.000 48.017.837.115.367 (4.690.931.986.633) b. Pembiayaan Proyek B.2.2.1.2.2 19.239.000.000.000 13.432.328.993.473 (5.806.671.006.527) II. Belanja untuk Daerah B.2.2.2 130.005.001.340.000 129.723.028.415.742 (281.972.924.258) 1. Dana Perimbangan B.2.2.2.1 123.149.623.397.000 122.867.684.672.742 (281.938.724.258) a. Dana Bagi Hasil B.2.2.2.1.1 37.368.366.053.000 36.700.327.968.000 (668.038.085.000) b. Dana Alokasi Umum B.2.2.2.1.2 82.130.926.144.000 82.130.927.929.572 1.785.572 c. Dana Alokasi Khusus B.2.2.2.1.3 3.650.331.200.000 4.036.428.775.170 386.097.575.170 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian B.2.2.2.2 6.855.377.943.000 6.855.343.743.000 (34.200.000) a. Dana Otonomi Khusus B.2.2.2.2.1 1.642.617.943.000 1.642.617.943.000 0 b. Dana Penyesuaian B.2.2.2.2.2 5.212.760.000.000 5.212.725.800.000 (34.200.000) III. Suspen B.2.2.3 - (10.361.483.773) (10.361.483.773) Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 430.041.174.842.000 427.176.670.904.575 (2.864.503.937.425)

Page 16: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -4-

C. Defisit Anggaran (B - A) B.2.3 26.271.645.512.000 23.809.984.723.926 (2.461.660.788.074) D. Pembiayaan B.2.4 I. Pembiayaan Dalam Negeri B.2.4.1 50.050.459.512.000 48.853.088.699.786 (1.197.370.812.214) 1. Perbankan Dalam Negeri B.2.4.1.1 23.911.807.287.000 22.712.505.838.000 (1.199.301.449.000) 2. Non Perbankan Dalam Negeri B.2.4.1.2 26.138.652.225.000 26.140.582.861.786 1.930.636.786 II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) B.2.4.2 (23.778.814.000.000) (28.057.201.652.860) (4.278.387.652.860) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) B.2.4.2.1 21.745.637.000.000 18.433.905.228.916 (3.311.731.771.084) a. Penarikan Pinjaman Program B.2.4.2.1.1 3.140.837.000.000 5.058.509.000.000 1.917.672.000.000 b. Penarikan Pinjaman Proyek B.2.4.2.1.2 18.604.800.000.000 13.375.396.228.916 (5.229.403.771.084) 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri B.2.4.2.2 45.524.451.000.000 46.491.106.881.776 966.655.881.776 Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) 26.271.645.512.000 20.795.887.046.926 (5.475.758.465.074) E. Sisa Lebih (Kurang )Pembiayaan Anggaran-SILPA (SIKPA ) TA 2004 (D-C) B.2.5 (3.014.097.677.000) F. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal TA 2004 B.2.6 24.588.479.454.419 G. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan TA 2004 (E + F) B.2.7 21.574.381.777.419

Page 17: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

NERACA

Page 18: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -5-

II. NERACA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NERACA

PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

Uraian Catatan Jumlah

ASET Aset Lancar Kas dan Bank Rekening Kas BUN di Bank Indonesia C.2.1 248.984.834.918 Rekening Kas di KPPN C.2.2 12.498.762.125.000 Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia C.2.3 38.660.204.618.670 Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.4 322.614.437.433 Kas di Bendahara Penerimaan C.2.5 576.992.798.255 Jumlah Kas dan Bank 52.307.558.814.276 Uang Muka dari Rekening BUN C.2.6 2.574.116.076.156 Piutang Piutang Pajak C.2.7 28.964.985.918.280 Piutang Bukan Pajak C.2.8 918.886.706.165 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.2.9 25.519.902.850 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi C.2.10 2.126.200.147 Piutang Lain-lain C.2.11 1.746.650.958.960 Jumlah Piutang 31.658.169.686.402 Persediaan C.2.12 356.045.620.551 Jumlah Aset Lancar 86.895.890.197.385

Investasi Jangka Panjang Investasi Non Permanen Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah C.2.13 62.278.309.530.000 Dana Bergulir C.2.14 2.766.220.770.219 Investasi Non Permanen Lainnya C.2.15 1.420.053.000.000 Jumlah Investasi Non Permanen 66.464.583.300.219 Investasi Permanen Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah C.2.16 395.658.528.974.064 Investasi Permanen Lainnya C.2.17 3.144.466.700.390 Jumlah Investasi Permanen 398.802.995.674.454 Jumlah Investasi Jangka Panjang 465.267.578.974.673

Aset Tetap C.2.18 Tanah 83.635.282.924.766 Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396 Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948 Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171 Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387 Jumlah Aset Tetap 229.071.545.428.868

Dana Cadangan Dana Cadangan C.2.19 1.730.000.000.000

Aset Lainnya C.2.20 Tagihan Penjualan Angsuran 396.163.190.839 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 31.579.000 Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573 Aset Lain-lain 57.182.454.123.677 Jumlah Aset Lainnya 68.915.807.829.538

JUMLAH ASET 851.880.822.430.464

Page 19: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -6-

KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga C.2.21 226.181.671.351 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang C.2.22 82.079.302.957.375 Utang Bunga C.2.23 43.054.542.475.822 Utang Jangka Pendek Lainnya C.2.24 478.049.128.712 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 125.838.076.233.260

Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN C.2.25 621.854.878.768.795 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C.2.26 1.988.569.160.166 Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri 623.843.447.928.961 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan C.2.27 583.008.813.834.960 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan C.2.28 2.929.540.649.970 Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN C.2.29 9.228.859.647.206 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya C.2.30 4.184.071.033.048 Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri 599.351.285.165.184 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.223.194.733.094.145 JUMLAH KEWAJIBAN 1.349.032.809.327.405 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar SAL C.2.31 24.588.479.454.419 SILPA (SIKPA) C.2.32 (3.014.097.677.000) Dana Lancar Lainnya C.2.33 32.504.118.643.407 Cadangan Piutang C.2.34 31.658.169.686.402 Cadangan Persediaan C.2.35 356.045.620.551 Pendapatan yang Ditangguhkan C.2.36 576.992.798.255

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

Pendek

C.2.37 (125.611.894.561.909 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (38.942.186.035.875)

Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang C.2.38 465.267.578.974.673 Diinvestasikan dalam Aset Tetap C.2.39 229.071.545.428.868 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya C.2.40 68.915.807.829.538

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

Panjang

C.2.41 (1.223.194.733.094.145) Jumlah Ekuitas Dana Investasi (459.939.800.861.066)

Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan C.2.42 1.730.000.000.000

EKUITAS DANA NETO (497.151.986.896.941)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 851.880.822.430.464

Page 20: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

LAPORAN ARUS KAS

Page 21: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-

III. LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

Uraian Catatan Jumlah A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

I. Arus Kas Masuk

1. Penerimaan Perpajakan D.2.1 280.897.641.240.000 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak D.2.2 116.704.801.670.000 a. Penerimaan Sumber Daya Alam 91.397.744.046.000 b. Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 9.817.533.694.000 c. Penerimaan PNBP Lainnya 15.489.523.930.000 3. Pendapatan Hibah D.2.3 277.962.833.000 Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) 397.880.405.743.000

II. Arus Kas Keluar

1. Belanja Pegawai D.2.4 54.783.069.983.000 2. Belanja Barang dan Jasa D.2.5 15.142.662.568.000 3. Belanja Subsidi D.2.6 91.899.301.904.000 4. Dana Perimbangan D.2.7 122.873.223.394.000 5. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian D.2.8 6.808.042.499.000 6. Bunga Utang D.2.9 62.664.201.767.000 7. Belanja Operasi Lain-Lain D.2.10 13.258.131.774.000 Jumlah Arus Kas Keluar (A.II) 367.428.633.889.000 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (A.I - A.II) 30.451.771.854.000 B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN

I. Arus Kas Masuk

Penjualan Aset D.2.11 a. Penjualan Aset Tetap 84.553.020.000 b. Penjualan Aset Lainnya 22.984.389.000 Jumlah Arus Kas Masuk (B.I) 107.537.409.000

II. Arus Kas Keluar

Belanja Modal D.2.12 a. Belanja Modal untuk Tanah 711.226.994.000 b. Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin 17.019.729.691.000 c. Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan 8.253.085.058.000 d. Belanja Modal untuk Jaringan 9.850.130.631.000 e. Belanja Modal untuk Fisik Lainnya 4.551.527.369.000 f. Belanja Modal Non Fisik 26.574.980.766.000 Jumlah Arus Kas Keluar (B.II) 66.960.680.509.000

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (B.I - B.II)

(66.853.143.100.000)

C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

I. Arus Kas Masuk

1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri D.2.13 64.901.134.245.000 2. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri D.2.14 32.436.390.917.000 3. Pendapatan Pelunasan Piutang D.2.15 10.291.748.111.000 Jumlah Arus Kas Masuk (C.I) 107.629.273.273.000

Page 22: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -8-

II. Arus Kas Keluar 1. Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri D.2.16 25.456.429.045.000 2. Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri D.2.17 46.491.106.882.000 3. Penerusan Pinjaman Luar Negeri D.2.18 2.294.463.777.000 Jumlah Arus Kas Keluar (C.2) 74.241.999.704.000

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pembiayaan (C.I – C.II)

33.387.273.569.000

D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN

I. Arus Kas Masuk

1. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga D.2.19 12.286.381.675.000 2. Penerimaan Kiriman Uang D.2.20 974.976.554.354.569 3. Penerimaan Transito D.2.21 14.667.758.094.431 Jumlah Arus Kas Masuk (D.I) 1.001.930.694.124.000

II. Arus Kas Keluar

1. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga D.2.22 16.618.210.830.000 2. Pengeluaran Kiriman Uang D.2.23 973.874.176.895.324 3. Pengeluaran Transito D.2.24 14.990.372.531.864 Jumlah Arus Kas Keluar (D.II) 1.005.482.760.257.188 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (D.I – D.II) (3.552.066.133.188) PENURUNAN KAS (A+B+C+D) (6.566.163.810.188) SALDO AWAL KAS D.2.25 19.313.910.770.106 SALDO AKHIR KAS D.2.26 12.747.746.959.918 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN D.2.27 322.614.437.433 KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN D.2.28 576.992.798.255 REKENING PEMERINTAH LAINNYA PADA BI D.2.29 38.660.204.618.670 SALDO AKHIR KAS DAN BANK 52.307.558.814.276

Page 23: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 24: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -9-

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENDAHULUAN A.1. DASAR HUKUM

1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

3. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 menetapkan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir, Pemerintah menyusun Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 berupa Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004 menetapkan Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004, setelah Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, paling lambat 9 (sembilan) bulan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir untuk mendapatkan persetujuan DPR.

5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah pusat sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004. Sebelum diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi Undang-Undang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2004, Laporan Keuangan telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Laporan keuangan tahun 2004 merupakan laporan keuangan pertama yang terdiri atas Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai Catatan atas Laporan Keuangan.

Kebijakan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 mengacu kepada GBHN 1999-2004, Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah dan DPR serta program kerja Kabinet Gotong Royong. Kebijakan di bidang ekonomi yang dituangkan dalam APBN diarahkan untuk memantapkan proses konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN guna ketahanan fiskal yang berkelanjutan serta untuk diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi. Untuk tahun 2004, program konsolidasi fiskal dimaksud meliputi antara lain langkah-langkah pemerintah dengan berakhirnya program kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan persiapan-persiapan untuk mengantisipasi pelaksanaan Pemilihan Umum. Adapun titik berat dalam program konsolidasi fiskal tahun 2004 adalah:

Page 25: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -10-

• Mengendalikan dan menurunkan secara bertahap defisit APBN menuju APBN yang seimbang;

• Melanjutkan upaya penurunan jumlah (stock) utang publik dan rasionya terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), guna meringankan beban utang pemerintah secara cepat dalam jangka menengah;

• Meningkatkan penerimaan pajak secara progresif yang adil dan jujur, mengurangi subsidi, menghemat anggaran belanja negara serta meningkatkan disiplin anggaran;

• Memantapkan proses desentralisasi dengan tetap megupayakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah, yang sesuai dengan asas keadilan dan sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan pemerintah pusat kepada daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik, Indonesia (NKRI).

Kinerja pelaksanaan APBN 2004 dipengaruhi oleh kinerja indikator ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan, harga minyak mentah dan tingkat produksi minyak Indoneisa. Secara umum, kinerja perekonomian Indonesia stabil dan membaik selama tahun 2003 dan terus berlangsung hingga tahun 2004. Berikut perkembangan asumsi makro selama tahun 2002 – 2004 sebagaimana terdapat pada Nota Keuangan dan UU APBN Tahun Anggaran 2005:

2002 2003 2004 Uraian

Realisasi Realisasi Asumsi Perk. Realisasi Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 4,3 4,5 4,8 4,8 Tingkat Inflasi (Persen) 10 5,1 6,5 7 Nila Tukar Rupiah (Rp/US$) 9.311 8.577 8.600 8.900 Suku Bunga SBI-3 bulan (Persen) 15,24 10,2 8,5 7,6 Harga Minyak Internasional (US$/barel) 23,5 28,75 22 34 Produksi Minyak (juta barel/hari) 1,26 1,092 1,15 1,072

Berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan pada asumsi makro selama tahun 2004, APBN tahun anggaran 2004 disesuaikan sehingga lebih realistis dan sejalan. Perubahan dimaksud telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004. Beberapa perubahan dimaksud sebagai berikut:

(dalam jutaan)

Uraian APBN APBN-P Beda (%)

Penerimaan Perpajakan 272.175.100 279.207.480 2,58 Penerimaan Bukan Pajak 77.124.436 123.824.343 60,55 Penerimaan Hibah 634.200 737.706 16,32 Jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan HIbah 349.933.736 403.769.529 15,38 Belanja Pemerintah Pusat 255.308.989 300.036.173.502 17,51 Belanja untuk Daerah 119.042.274.087 130.005.001 9,21 Jumlah Anggaran Belanja Negara 374.351.263.087 430.041.174.842 14,87 Defisit Anggaran 24.417.527.287 26.271.645.512 7,59

Realisasi pendapatan negara dan hibah naik dari Rp341,40 triliun di tahun 2003 menjadi Rp403,37 triliun di tahun 2004. Sebagian kenaikan ini berasal dari penerimaan pajak yang meningkat dengan adanya penyempurnaan kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan. Pada sisi lain, belanja negara mengalami peningkatan secara nominal yang antara lain disebabkan oleh adanya upaya perbaikan kesejahteraan aparatur pemerintah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pemberian stimulus fiskal secara terbatas pada perekonomian, dan peningkatan alokasi anggaran ke daerah sejalan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal.

Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun 2004 menjadi Rp23,81 triliun. Adapun sumber pembiayaan untuk menutup defisit anggaran antara lain berasal

Page 26: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -11-

Daftar kementerian negara/lembaga

dari hasil penjualan aset program restrukturisasi perbankan, privatisasi BUMN, dan penerbitan surat utang pemerintah.

Di masa depan, beban pembiayaan anggaran akan semakin berat terutama karena membengkaknya beban pembayaran pokok utang, baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang telah jatuh tempo. Besarnya kewajiban pembayaran utang sehingga membatasi stimulus perekonomian juga menjadi kendala yang harus dihadapi pada APBN 2004. Kendala lainnya pada pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 adalah adanya gejolak eksternal perekonomian, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri.

Pengaruh eksternal dari luar negeri antara lain kenaikan suku bunga the fed fund dan upaya pemerintah China untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya. Sedangkan kendala dalam negeri antara lain terbatasnya sumber investasi, tingginya tingkat pengangguran, serta kelebihan likuiditas pada sektor perbankan karena belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan.

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh seluruh entitas pemerintah pusat, yang terdiri dari kementerian negara/lembaga, beserta jenjang struktural di bawahnya seperti eselon I, kantor wilayah, serta kantor/satuan kerja dan proyek/bagian proyek yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya, termasuk transaksi keuangan yang berasal dari APBN yang dikelola oleh pemerintah daerah. LKPP tidak mencakup entitas pemerintah daerah, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Kementerian negara/lembaga tersebut meliputi:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. Dewan Perwakilan Rakyat 3. Badan Pemeriksa Keuangan 4. Mahkamah Agung 5. Kejaksaan Agung 6. Lembaga Kepresidenan 7. Sekretariat Wakil Presiden 8. Departemen Dalam Negeri 9. Departemen Luar Negeri 10. Departemen Pertahanan 11. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia 12. Departemen Keuangan 13. Departemen Pertanian 14. Departemen Perindustrian dan Perdagangan 15. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 16. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 17. Departemen Pendidikan Nasional 18. Departemen Kesehatan 19. Departemen Agama 20. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 21. Departemen Sosial 22. Departemen Kehutanan 23. Departemen Kelautan dan Perikanan 24. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 25. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 26. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 27. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Page 27: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -12-

28. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 29. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 30. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 31. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 32. Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) 33. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 34. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 35. Badan Intelijen Negara 36. Lembaga Sandi Negara 37. Dewan Ketahanan Nasional 38. Badan Urusan Logistik 39. Badan Pusat Statistik 40. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 41. Badan Pertanahan Nasional 42. Perpustakaan Nasional RI 43. Departemen Komunikasi dan Informasi 44. Kepolisian Republik Indonesia 45. Badan Pengawas Obat dan Makanan 46. Lembaga Ketahanan Nasional RI 47. Badan Koordinasi Penanaman Modal 48. Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia 49. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 50. Badan Narkotika Nasional 51. Badan Metereologi dan Geofisika 52. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 53. Komisi Pemberantasan Korupsi 54. Badan Meteorologi dan Geofisika 55. Komisi Pemilihan Umum

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan Realisasi APBN disusun berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran kementerian negara/lembaga, kecuali untuk Dana Bagi Hasil dicatat berdasarkan data Bendahara Umum Negara (BUN).

Neraca pemerintah pusat disusun berdasarkan data yang dikelola Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara seperti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), Badan Pengelola Kemayoran, Badan Pengelola Gelora Bung Karno, dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam). Selain itu neraca pemerintah pusat juga disusun berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga, terutama untuk Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

Data mengenai Kas Umum Negara dan Non Anggaran, data investasi jangka panjang, dan data kewajiban didasarkan pada data Departemen Keuangan. Penyertaan Modal Pemerintah berasal dari Kementerian Negara BUMN.

Laporan realisasi anggaran dan neraca kementerian negara/lembaga disusun dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang berbasis jurnal berpasangan (double entry). Namun masih terdapat kementerian negara/lembaga yang belum menerapkan SAI secara penuh dalam pemrosesan data aset tetap di neraca. Beberapa kementerian negara/lembaga belum menggunakan Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara (SABMKN), yang merupakan subsistem dari SAI, dalam memproses data aset tetap.

Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

Page 28: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -13-

Pendapatan dakui pada saat kas diterima pada KUN. Belanja diakui pada saat kas keluar dari KUN. Pembiayaan diakui pada saat kas diterima/keluar dari KUN. Aset terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Realisasi APBN disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.

Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Pemerintah Indonesia, sampai dengan penyusunan laporan keuangan ini belum menetapkan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Oleh karena itu Pemerintah menetapkan kebijakan akuntansi sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat:

(1) Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

(2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

(3) Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada KUN serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari KUN.

(4) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap, dan aset lainnya.

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas,

Page 29: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -14-

Investasi jangka panjang terdiri dari investasi non permanen dan investasi permanen.

piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Rekening khusus (Reksus) tidak termasuk dalam perkiraan Kas.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan : - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

b. Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Investasi pemerintah diklasifikasikan ke dalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian investasi pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 terbatas pada investasi jangka panjang.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permamen.

(i) Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah dan pihak ketiga lainnya.

Investasi non permanen meliputi :

Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda.

Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.

Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) eks dana Surat Utang (SU) 005 yang disalurkan melalui dua pola sebagai berikut:

Page 30: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -15-

Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, mesin dan peralatan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

a. Dana SU-005 dipinjamkan langsung oleh Pemerintah kepada Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) yang ditunjuk oleh Pemerintah c.q. Menteri Keuangan dalam rangka pendanaan KUMK;

b. Dana SU-005 dipinjamkan kepada BUMN Pengelola dan selanjutnya diteruspinjamkan kepada LKP yang dtunjuk oleh BUMN Pengelola yang bersangkutan dalam rangka pendanaan KUMK.

(ii) Investasi Permanen

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan deviden atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada perusahaan negara, lembaga internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. Penyertaan Modal Pemerintah dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMP dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen disebut sebagai Non BUMN.

PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.

Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya.

Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Khusus untuk RDI, menggunakan kurs jual.

c. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004 pada harga perolehan

Pengakuan aset tetap yang perolehannya setelah tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu: (a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan

olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan

(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya. Seluruh aset tetap tidak didepresiasi.

Page 31: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -16-

Dana Cadangan Aset lainnya terdiri dari TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, dan Aset lain-lain.

Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

d. Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP). CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya.

e. Aset Lainnya

Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dan Aset Lain-lain.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.

Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti rekening dana reboisasi.

Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, Tagihan TGR, maupun Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Aset lain-lain dapat berupa aset pemerintah yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dikelola pihak lain, tetapi belum ditentukan status hukumnya, seperti aset pemerintah eks BPPN yang dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Tim Pemberesan Aset, Departemen Keuangan dan aset pemerintah yang digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) BP MIGAS. Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain. Kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap yang dikuasai dan/atau dimiliki Badan Pengelola Kemayoran (BP Kemayoran) dan Badan Pengelola Gelora Olah Raga Bung Karno (BP Gelora Bung Karno) juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain.

(5) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Page 32: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -17-

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan utang jangka pendek lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka panjang pemerintah terdiri dari utang luar negeri dan utang dalam negeri. Utang luar negeri pemerintah adalah pinjaman bilateral, multilateral, kredit ekspor, leasing, dan kredit komersial yang dikelola Departemen Keuangan. Utang dalam negeri pemerintah adalah utang dalam bentuk sekuritas (government debt securities), yang terdiri dari fixed rates bonds, variable rates bonds, hedge bonds dan surat utang yang dikelola Departemen Keuangan.

Fixed rate bonds-FR adalah obligasi yang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10 persen sampai 16,5 persen, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2005 sampai 2014 (posisi per akhir tahun 2004).

Variable rate bonds-VR adalah obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis FR maupun VR adalah obligasi yang dapat diperdagangkandandipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

Hedge bonds-HB adalah obligasi lindung nilai yang berbunga mengambang, dan terdiri dari 6 seri. Tingkat bunga per tahun obligasi jenis ini adalah sebesar SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) ditambah 2 persen, dihitung atas jumlah nominal yang telah disesuaikan terhadap perubahan kurs Rupiah terhadap USD, dan dibayarkan empat kali dalam setahun (quarterly). Pada saat jatuh tempo, sebagaimana terms and condition-nya, HB dapat diganti dengan obligasi lain.

CPI Index Linked Bonds (SU) adalah jenis utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, berkaitan dengan program penjaminan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Jenis utang ini (SU-002 dan SU-004) berbunga tetap yaitu sebesar 3 persen per tahun atas pokok yang disesuaikan terhadap inflasi. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali (semiannually). Pokok SU dilunasi secara periodik (amortizing bonds), melalui mekanisme amortisasi, dan dilakukan setelah berakhirnya grace period yang ditetapkan.

SRBI-1/MK/2003 adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan likuiditas BI (BLBI).

SU-005 adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk kelanjutan pendanaan kredit program. Dengan terbitnya UU No.23 tahun 1999,

Page 33: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -18-

Ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.

Bank Indonesia tidak diperkenankan lagi untuk memberikan likuiditas. Dalam kaitan ini, maka, Pemerintah telah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember dengan plafond sebesar Rp9,97 triliun dengan ketentuan bahwa pinjaman yang dapat ditarik maksimum sebesar pengembalian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan akhir Maret 2003. Sesuai dengan laporan BI pengembalian KLBI sampai dengan akhir Maret sebesar Rp3,1 triliun (dibulatkan). SU-005 akan diperhitungkan sebagai kewajiban sebesar dana yang telah ditarik.

International Bond adalah jenis obligasi negara yang berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75 persen setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

Utang bunga atas utang pemerintah dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dicatat sebesar saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai akhir periode pelaporan.

Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Nilai nominal atas utang luar negeri pemerintah merupakan kewajiban pemerintah kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan sampai tanggal pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai berdasarkan nilai historis. Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terakhir.

(6) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah.

Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu.

Page 34: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -19-

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah.

Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri dari tahun ke tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penerimaan pajak melalui: (i) pemberlakuan tarif progresif dan penetapan batas penghasilan tidak kena pajak; (ii) pengenaan tarif yang lebih tinggi untuk barang mewah dan penetapan bukan barang kena pajak (non BKP) untuk kriteria barang strategis; (iii) penetapan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dan batas nilai bumi dan bangunan tidak kena pajak; serta (iv) klasifikasi tarif yang berbeda-beda untuk cukai.

Penerimaan negara bukan pajak juga memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pendapatan negara meskipun sebagian besar penerimaan negara bukan pajak terutama yang berasal dari sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Realisasi Penerimaan Dalam Negeri pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berasal dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.558.820.638.612, dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp122.545.762.151.750. Realisasi penerimaan pajak dan PNBP selama 5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, hal ini terlihat pada Grafik 1.

Grafik 1 Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004

115,

9

185,

5

210,

1

242,

0

280,

6

89,4

115,

1

88,4 98

,9 122,

5

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

trili

un

ru

pia

h

P erpajakan P NBP

Realisasi Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp262.103.390.287.

Pada sisi belanja negara, belanja dilakukan berprinsip pada pengendalian anggaran belanja negara dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan alokasi belanja minimum. Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi penggunaan belanja negara, menjamin terlaksananya kegiatan administrasi pemerintahan, serta terselenggaranya agenda-agenda penting kenegaraan seperti pemilu 2004. Belanja negara meliputi (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah. Belanja untuk daerah bertujuan untuk mendukung dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah.

Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp427.176.670.904.575, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297.464.003.972.606, dan Belanja untuk Daerah sebesar Rp129.723.028.415.742,

Page 35: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -20-

serta perkiraan (account) Suspen sebesar minus Rp10.361.483.773. Perkembangan realisasi belanja negara selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 2 Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004

221,

5

260,

5

217,

4

256,

2

297,

5

81,1

98,2 12

0,3 12

9,7

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2000 2001 2002 2003 2004

trili

un

ru

pia

h

Bel. P emerintah P usat Bel. untuk Daerah

Komposisi alokasi APBN untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, bunga, subsidi, belanja untuk daerah, dan belanja untuk kementerian negara/lembaga dalam tahun anggaran 2004, disajikan pada Grafik 3.

Grafik 3 Komposisi Alokasi APBN TA 2004

Bunga Utang13,19%

Kemen. Neg/Lemb30,29%Cicilan Pokok

Utang LN9,81%

Subsidi19,32%

Belanja untuk Daerah27,38%

Defisit anggaran yang terjadi pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut diatasi dengan pembiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Realisasi pembiayaan pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang terdiri dari Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp48.853.088.699.786, dan Pembiayaan Luar Negeri (neto) sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti pengeluaran pembiayaan luar negeri (untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri) lebih tinggi dari penerimaan pembiayaan luar negeri (penarikan pinjaman luar negeri).

Berdasarkan defisit anggaran dan pembiayaan yang dilakukan pada tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000.

Page 36: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -21-

Realisasi pendapatan negara dan hibah Rp403,4 triliun.

Realisasi penerimaan dalam negeri Rp403,1 triliun

Realisasi penerimaan perpajakan Rp280,6 triliun Realisasi penerimaan pajak dalam negeri Rp267,8 triliun

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN B.2.1. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, yang berarti Rp402.843.149.351 atau 0,10 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp403.769.529.330.000. Pendapatan negara dan hibah terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah.

B.2.1.1. Penerimaan Dalam Negeri Realisasi Penerimaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berarti Rp72.759.360.362 atau 0,02 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp403.031.823.430.000. Penerimaan dalam negeri berasal dari (i) penerimaan perpajakan dan (ii) penerimaan negara bukan pajak. Komposisi realisasi penerimaan dalam negeri (dalam persentase) tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 4.

Grafik 4 Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004

Pajak Internasional

3% PNBP Lainnya5%

Pajak Dalam Negeri67%

Penerimaan SDA23%

Bagian Laba BUMN

2%

B.2.1.1.1. Penerimaan Perpajakan Realisasi Penerimaan Perpajakan dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp280.558.820.638.612, yang berarti Rp1.351.340.638.612 atau 0,48 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp279.207.480.000.000 Penerimaan perpajakan ini berasal dari (i) pajak dalam negeri dan (ii) pajak perdagangan internasional. B.2.1.1.1.1. Pajak Dalam Negeri

Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri tahun anggaran 2004 sebesar Rp267.817.030.241.314, yang berarti Rp783.650.241.314 atau 0,29 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN sebesar Rp267.033.380.000.000. Besarnya realisasi pajak dalam negeri ini adalah sebagai berikut:

PPh Nonmigas Rp96.567.919.081.168 PPh Migas 22.946.614.007.646 PPN dan PPn BM 102.572.749.738.500 PBB 11.766.952.857.000 HTB 2.918.228.664.000 Cukai 29.172.451.701.000 Pajak Lainnya 1.872.114.192.000 Total Rp267.817.030.241.314

Page 37: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -22-

Realisasi pajak perdagangan internasional Rp12,7 triliun Realisasi PNBP Rp122,5 triliun

Realisasi penerimaan SDA Rp91,5 tiliun

Realisasi bagian pemerintah atas laba BUMN Rp9,8 triliun

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

B.2.1.1.1.2. Pajak Perdagangan Internasional

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp12.741.790.397.298, yang berarti Rp567.690.397.298 atau 4,66 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp12.174.100.000.000. Realisasi pajak perdagangan internasional ini terdiri dari realisasi Bea Masuk sebesar Rp12.444.000.347.298 dan Pajak/Pungutan Ekspor sebesar Rp297.790.050.000. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

B.2.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp122.545.762.151.750, yang berarti Rp1.278.581.278.250 atau 1,03 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp123.824.343.430.000. Realisasi PNBP berasal dari (i) penerimaan sumber daya alam (ii) bagian pemerintah atas laba BUMN dan (iii) penerimaan negara bukan pajak lainnya. B.2.1.1.2.1. Penerimaan Sumber Daya Alam

Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp91.542.983.188.986, yang berarti Rp864.656.252.014, atau 0,94 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp92.407.639.441.000. Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam berasal dari Pendapatan Minyak bumi sebesar Rp63.059.805.131.106, Pendapatan Gas Alam sebesar Rp22.199.226.563.929, Pendapatan Pertambangan Umum sebesar Rp2.548.752.490.150, Pendapatan Kehutanan sebesar Rp3.411.633.313.730, dan Pendapatan Perikanan sebesar Rp323.565.690.071. Komposisi realisasi penerimaan sumber daya alam (dalam persentase) dapat dilihat pada Grafik 5. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Grafik 5

Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004

P erikanan0,35%

Minyak Bumi68,89%

Kehutanan3,73%

P ertambangan Umum2,78%

Gas Alam24,25%

B.2.1.1.2.2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN

Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp9.817.530.700.000, yang berarti Rp714.030.700.000 atau 7,84 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp9.103.500.000.000.

Page 38: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -23-

Realisasi PNBP lainnya Rp21,2 triliun

Realisasi penerimaan hibah Rp262,1 miliar Realisasi belanja negara Rp427,2 triliun

B.2.1.1.2.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.185.248.262.764, yang berarti Rp1.127.955.726.236 atau 5,06 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp22.313.203.989.000. Realisasi PNBP Lainnya ini berasal dari:

Penjualan hasil produksi, sitaan Rp 67.010.183.118 Penjualan aset 72.451.366.252 Pendapatan sewa 48.137.084.967 Pendapatan jasa I 3.241.172.347.092 Pendapatan jasa II 1.102.693.837.315 Pendapatan rutin dari luar negeri 200.050.263.847 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 30.652.605.169 Pendapatan pendidikan 391.072.665.044 Pendapatan dari penerimaan lain-lain 16.032.007.909.960 Total Rp21.185.248.262.764

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

B.2.1.2. Hibah

Realisasi Hibah dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp262.103.390.287, yang berarti Rp475.602.509.713 atau 64,47 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp737.705.900.000.

B.2.2. Belanja Negara

Realisasi Belanja Negara dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp427.176.670.904.575, yang berarti Rp2.864.503.937.425, atau 0,66 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp430.041.174.842.000. Realisasi anggaran belanja negara terdiri dari (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah.

Komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja pemerintah pusat pada kementerian negara/lembaga (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 6.

Grafik 6 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004

Dep. Lainnya41,52%

Dep. Pertahanan17,81%

Dep. Agama6,24%

Dep.Diknas13,91%

Kepolisian RI10,40%

Dep. PU10,11%

Sedangkan komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja untuk daerah (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 7.

Page 39: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -24-

Realisasi belanja pemerintah pusat Rp297,5 triliun

Realisasi pengeluaran rutin Rp236,0 triliun

Grafik 7 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004

Daerah Lainnya49,12%

Sumatera Utara4,47%

DKI Jakarta18,35%

Jawa Timur10,22%

Jawa Tengah9,28%

Jawa Barat8,56%

B.2.2.1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp297.464.003.972.606, yang berarti Rp2.572.169.529.394, atau 0,86 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp300.036.173.502.000. Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari (i) pengeluaran rutin, dan (ii) pengeluaran pembangunan. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2.

B.2.2.1.1. Pengeluaran Rutin

Realisasi Pengeluaran Rutin dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp236.013.837.863.766, yang berarti Rp7.925.433.463.766, atau 3,47 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp228.088.404.400.000. Realisasi pengeluaran rutin terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin lainnya, dengan komposisi yang terlihat pada Grafik 8. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2.

Grafik 8 Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004

91,5

13,8

62,5

15,5

52,7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

BelanjaP egawai

BelanjaBarang

BelanjaS ubs idi

Bunga Utang BelanjaR utin

Lainnya

triliu

n ru

piah

Page 40: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -25-

Realisasi belanja pegawai Rp52,7 triliun Realisasi belanja barang Rp15,5 triliun Realisasi pembayaran bunga utang Rp62,5 triliun Realisasi subsidi Rp91,5 triliun Subsidi BBM Rp69,0 triliun Subsidi non BBM Rp22,5 Realisasi pengeluaran rutin lainnya Rp13,7 triliun

Belanja Pegawai

Realisasi belanja pegawai dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp52.743.205.144.145, yang berarti Rp1.474.188.855.855, atau 2,72 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp54.217.394.000.000.

Belanja Barang

Realisasi belanja barang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp15.518.110.722.226, yang berarti Rp1.261.704.277.774, atau 7,52 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp16.779.815.000.000.

Pembayaran Bunga Utang

Realisasi Pembayaran Bunga Utang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp62.485.645.627.660, yang berarti Rp742.060.372.340, atau 1,17 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp63.227.706.000.000.

Subsidi

Realisasi Subsidi dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp91.529.079.759.437, yang berarti Rp21.674.327.759.437 atau 31,03 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp69.854.752.000.000. Alokasi subsidi pemerintah untuk tahun anggaran 2004 terbesar digunakan untuk belanja subsidi BBM sebesar Rp69.024.450.135.166 atau 75,41 persen dari total subsidi. Sedangkan subsidi non BBM adalah sebesar Rp22.504.629.624.271. Rincian belanja subsidi non BBM adalah sebagai berikut:

Belanja Subsidi Pangan Rp 4.830.777.908.115 Belanja Subsidi Listrik 2.316.649.999.997 Belanja Subsidi Benih 76.202.915.844 Belanja Subsidi Pupuk 1.171.414.204.236 Belanja Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah 61.572.454.420 Belanja Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan 34.889.148.056 Belanja Subsidi Pajak Penghasilan 1.312.122.927.984 Belanja Subsidi Lainnya 5.825.493.492.564 Biaya Rutin KONI 14.256.074.000 Dana Cadangan Tanggap Darurat (Dana Kontijensi) 6.149.692.417.062 Belanja Bantuan dalam rangka Penugasan PSO 700.657.490.243 Subsidi Lain-lain 10.900.591.750 Total Rp22.504.629.624.271

Pengeluaran Rutin Lainnya

Realisasi Pengeluaran Rutin Lainnya dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp13.737.796.610.298, yang berarti Rp10.270.940.789.702, atau 42,78 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp24.008.737.400.000. Termasuk dalam belanja barang ini adalah belanja Pemilihan Umum/Sidang Tahunan sebesar Rp3.855.263.119.461.

Realisasi Pengeluaran Rutin juga dapat dikelompokkan berdasarkan sektor sebagai berikut:

Page 41: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -26-

Tabel 1 Sektor TA 2004

Kode Sektor 01 Sektor Industri 02 Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan 03 Sektor Pengairan 04 Sektor Tenaga Kerja 05 Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan

dan Koperasi 06 Sektor Transportasi, Meteorologi dan Geofisika 07 Sektor Pertambangan dan Energi 08 Sektor Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika 09 Sektor Pembangunan Daerah 10 Sektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang 11 Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga 12 Sektor Kependudukan dan Keluarga 13 Sektor Kesejahteraan Sosial, Kesehatan, dan Pemberdayaan

Perempuan 14 Sektor Perumahan dan Permukiman 15 Sektor Agama 16 Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 17 Sektor Hukum 18 Sektor Aparatur Negara dan Pengawasan 19 Sektor Politik Dalam Negeri, Hubungan Luar Negeri, Informasi, dan

Komunikasi 20 Sektor Pertahanan dan Keamanan

Realisasi pengeluaran rutin terbesar pada tahun anggaran 2004 digunakan untuk Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi yaitu sebesar Rp191.598.155.860.339, dan Sektor Pertahanan dan Keamanan sebesar Rp21.599.788.611.922.

Komposisi realisasi belanja rutin menurut sektor (kecuali Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi serta Sektor Pertahanan dan Keamanan) dapat dilihat pada Grafik 9. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Page 42: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -27-

Realisasi pengeluaran pembangunan Rp61,5 triliun

Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan rupiah Rp48,0 triliun

Grafik 9 Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004

67,3

769,1

473,8

354,5

72,0

636,8

5.593,7

127,9

710,5

53,0

2.178,2

952,5

2.099,4

4.703,9

2.797,1

37,0

896,0

293,3

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Sektor 01

Sektor 02

Sektor 03

Sektor 04

Sektor 06

Sektor 07

Sektor 08

Sektor 09

Sektor 10

Sektor 11

Sektor 12

Sektor 13

Sektor 14

Sektor 15

Sektor 16

Sektor 17

Sektor 18

Sektor 19

m iliar r upiah

B.2.2.1.2. Pengeluaran Pembangunan

Realisasi Pengeluaran Pembangunan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp61.450.166.108.840, yang berarti Rp10.497.602.993.160, atau 14,59 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 71.947.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pembiayaan rupiah, dan (ii) pembiayaan proyek. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2.

B.2.2.1.2.1. Pembiayaan Rupiah

Realisasi Pembiayaan Rupiah dalam tahun 2004 adalah sebesar Rp48.017.837.115.367, yang berarti Rp4.690.931.986.633, atau 8,89 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp52.708.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga (Sektor 11) dengan jumlah Rp12.101.825.884.319. Komposisi realisasi belanja pembangunan pembiayaan rupiah menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 10. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Page 43: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -28-

Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan proyek Rp13,4 triliun

Grafik 10 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah

Menurut Sektor TA 2004

2.638,9

1.662,3

5.498,8

1.404,0

61,3

1.108,6

537,4

12.101,8

412,4

4.597,8

1.423,7

71,4

1.002,8

999,4

2.927,7

271,6

6.832,3

301,8

3.781,6

382,0

0 3.000 6.000 9.000 12.000 15.000

S ektor 01

S ektor 02

S ektor 03

S ektor 04

S ektor 05

S ektor 06

S ektor 07

S ektor 08

S ektor 09

S ektor 10

S ektor 11

S ektor 12

S ektor 13

S ektor 14

S ektor 15

S ektor 16

S ektor 17

S ektor 18

S ektor 19

S ektor 20

miliar rupiah

B.2.2.1.2.2. Pembiayaan Proyek

Realisasi Pembiayaan Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.432.328.993.473, yang berarti Rp5.806.671.006.527 atau 30,18 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp19.239.000.000.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pembangunan Daerah (Sektor 9) dengan jumlah Rp2.580.794.515.739. Komposisi realisasi pengeluaran pembangunan pembiayaan proyek menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 11. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 5.

Page 44: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -29-

Realisasi belanja untuk daerah Rp129,7 triliun

Realisasi dana perimbangan Rp122,9 triliun

Grafik 11 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek

Menurut Sektor TA 2004

896,2

11,1

2.573,4

886,7

9,7

2.580,8

81,3

419,2

38,3

2.186,4

112,8

17,9

26,1

124,0

4,2

988,1

2.172,7

295,0

8,2

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

S ektor 01

S ektor 02

S ektor 03

S ektor 04

S ektor 05

S ektor 06

S ektor 07

S ektor 08

S ektor 09

S ektor 10

S ektor 11

S ektor 12

S ektor 13

S ektor 14

S ektor 15

S ektor 16

S ektor 17

S ektor 18

S ektor 19

S ektor 20

miliar rupiah

B.2.2.2. Belanja untuk Daerah

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi anggaran Belanja untuk Daerah adalah sebesar Rp129.723.028.415.742, yang berarti Rp281.972.924.258 atau 0,22 persen lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp130.005.001.340.000. Belanja untuk daerah terdiri dari (i) dana perimbangan, dan (ii) dana otonomi khusus dan penyesuaian.

B.2.2.2.1. Dana Perimbangan

Realisasi Dana Perimbangan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp122.867.684.672.742, yang berarti Rp281.938.724.258, atau 0,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp123.149.623.397.000. Dana perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK). Komposisi realisasi dana perimbangan dapat dilihat pada Grafik 12.

Page 45: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -30-

Realisasi dana DBH Rp36,7 triliun

Realisasi DAU Rp82,1 triliun

Realisasi DAK Rp4,0 triliun Realisasi dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp6,9 triliun

Grafik 12 Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004

Dana Bagi Hasil29,87%

Dana Alokasi Khusus3,29%

Dana Alokasi Umum66,85%

B.2.2.2.1.1. Dana Bagi Hasil

Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp36.700.327.968.000, yang berarti Rp668.038.085.000, atau 1,79 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp37.368.366.053.000. Realisasi dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil sumber daya alam dan bagi hasil perpajakan. Rincian alokasi dana bagi hasil per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.1.2. Dana Alokasi Umum

Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp82.130.927.929.572, yang berarti Rp1.785.572 lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 82.130.926.144.000. Daerah penerima dana alokasi umum terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.1.3. Dana Alokasi Khusus

Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp4.036.428.775.170, yang berarti Rp386.097.575.170 atau 10,58 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp3.650.331.200.000. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.2. Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebesar Rp6.855.343.743.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp6.855.377.943.000. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana Penyesuaian.

B.2.2.2.2.1. Dana Otonomi Khusus

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus adalah sebesar Rp1.642.617.943.000, yang berarti sama dengan jumlah yang ditetapkan dalam APBN

Page 46: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -31-

Realisasi dana otonomi khusus Rp1,6 triliun Realisasi dana penyesuaian Rp5,2 triliun

Perkiraan suspen sebesar minus Rp10,4 miliar

Defisit anggaran APBN Rp23,8 triliun

Realisasi pembiayaan Rp20,8 triliun

yaitu sebesar Rp1.642.617.943.000. Dana otonomi khusus diberikan kepada Provinsi Papua sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.

B.2.2.2.2.2. Dana Penyesuaian

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Penyesuaian sebesar Rp5.212.725.800.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp5.212.760.000.000. Dana Penyesuaian terdiri dari Penyesuaian Murni dan Penyesuaian Ad-Hoc. Dana Penyesuaian Murni dialokasikan kepada daerah provinsi yang dalam perhitungan DAU mengalami penurunan dibandingkan dengan alokasi tahun anggaran sebelumnya. Dana Penyesuaian Ad-Hoc merupakan bantuan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk membiayai kebijakan pembayaran gaji ke-13. Dana penyesuaian ini bersifat bantuan, sehingga tidak dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan pengeluaran daerah dalam APBD. Daerah penerima dana penyesuaian terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana penyesuaian per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 7.

B.2.2.3 Suspen Suspen merupakan perkiraan (account) yang menampung perbedaan pencatatan realisasi APBN menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Jumlah perkiraan suspen adalah Rp10.361.483.773. Rincian perbedaan tersebut adalah:

(dalam rupiah)

Uraian Kementerian

Negara/Lembaga (KL) BUN Selisih

(KL-BUN) A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 403.104.582.790.362 408.618.266.382.000 (5.513.683.591.638) II. Penerimaan Hibah 262.103.390.287 277.962.833.000 (15.859.442.713) Total A 403.366.686.180.649 408.896.229.215.000 (5.529.543.034.351) B. Belanja I. Belanja Pemerintah Pusat 297.464.003.972.606 308.066.323.819.000 (10.602.319.846.39) II. Belanja Untuk Daerah 129.723.028.415.742 129.681.265.897.000 41.762.518.742 Total B 427.187.032.388.348 437.747.589.716.000 (10.560.557.327.652) C. Pembiayaan 20.795.887.046.926 25.837.262.824.000 (5.041.375.777.074)

Suspen (A-B+C) (10.361.483.773)

Terjadinya perbedaan ini diperkirakan sebagai akibat penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintah yang belum sempurna. Apabila sistem akuntansi tersebut telah terselenggara dengan efektif, perbedaan tersebut semestinya tidak terjadi. Koreksi terhadap perbedaan ini harus dilakukan kemudian sesuai ketentuan (draft) Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan tersebut ditinjau dari besarannya yaitu 0,0024 persen dari total realisasi belanja relatif tidak material, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran Laporan Realisasi APBN secara menyeluruh. B.2.3. Defisit Anggaran

Dengan gambaran realisasi pendapatan dan belanja negara dalam tahun anggaran 2004, maka defisit APBN tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926, yang berarti Rp2.461.660.788.074, atau 9,37 persen lebih rendah dari defisit yang diperkirakan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000.

B.2.4. Pembiayaan

Untuk menutupi defisit APBN tahun anggaran 2004 tersebut ditempuh berbagai upaya strategis untuk mengoptimalkan pembiayaan, baik yang bersumber dari dalam negeri

Page 47: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -32-

Realisasi pembiayaan dalam negeri Rp48,9 triliun

Realisasi pembiayaan perbankandalam negeri Rp22,7 triliun Realisasi pembiayaan non perbankandalam negeri Rp26,1 triliun Realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp28,1 triliun

maupun luar negeri. Dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004, realisasi pembiayaan adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang berarti Rp5.475.758.465.074, atau 20,84 persen lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. Pembiayaan terdiri dari (i) pembiayaan dalam negeri, dan (ii) pembiayaan luar negeri.

B.2.4.1. Pembiayaan Dalam Negeri

Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp48.853.088.699.786, yang berarti Rp1.197.370.812.214 atau 2,39 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp50.050.459.512.000. Pembiayaan dalam negeri terdiri dari (i) perbankan dalam negeri, dan (ii) non – perbankan dalam negeri.

B.2.4.1.1. Perbankan Dalam Negeri

Realisasi Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp22.712.505.838.000, yang berarti Rp1.199.301.449.000 atau 5,01 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp23.911.807.287.000. Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri berasal dari Rekening Dana Investasi dan Rekening Dana Non Investasi dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Anggaran

Realisasi Realisasi di atas (di bawah) Anggaran

Rekening Dana Investasi 13.198.567.287.000 11.999.281.000.000 (1.199.286.287.000) Non Rekening Dana

Investasi

10.713.240.000.000

10.713.224.838.000

(15.162.000) Total 23.911.807.287.000 22.712.505.838.000 (1.199.301.449.000)

B.2.4.1.2. Non-Perbankan Dalam Negeri

Realisasi Pembiayaan Non-Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp26.140.582.861.786, yang berarti Rp1.930.636.786 atau 0,01 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.138.652.225.000. Pembiayaan non-perbankan dalam negeri terdiri dari privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, dan Surat Utang Negara (SUN) neto, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Anggaran

Realisasi Realisasi di atas (di bawah) Anggaran

A. Privatisasi 5.000.000.000.000 3.519.487.251.000 (1.480.512.749.000) B. Penjualan Aset Program

Restrukturisasi Perbankan 12.913.306.000.000 15.750.742.139.000 2.837.436.139.000

C. SUN Neto 8.225.346.225.000 6.870.353.471.786 (1.354.992.753.214) Penerbitan 32.300.846.225.000 32.326.782.517.000 25.936.292.000 Dikurangi: - Pembayaran Pokok - Pembelian Kembali

(24.075.500.000.000) -

(25.456.429.045.214) -

(1.380.929.045.214) -

Total (A+B+C) 26.138.652.225.000 26.140.582.861.786 1.930.636.786

B.2.4.2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)

Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti Rp4.278.387.652.860, atau 17,99 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp23.778.814.000.000. Pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri bruto setelah dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Page 48: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -33-

Realisasi penarikan pinjaman luar negeri Rp18,4 triliun Realisasi penarikan pinjaman program Rp5,1 triliun Realisasi penarikan pinjaman proyek Rp13,4 triliun Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri Rp46,5 triliun

SIKPA Rp3,01 triliun SAL sampai dengan TA 2003 Rp24,6 triliun

SAL sampai dengan TA 2004 Rp21,6 triliun

B.2.4.2.1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto)

Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp18.433.905.228.916, yang berarti Rp3.311.731.771.084, atau 15,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp21.745.637.000.000. Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari (i) pinjaman program, dan (ii) pinjaman proyek.

B.2.4.2.1.1. Pinjaman Program

Realisasi Pinjaman Program dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp5.058.509.000.000, yang berarti Rp1.917.672.000.000 atau 61,06 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp3.140.837.000.000.

B.2.4.2.1.2. Pinjaman Proyek

Realisasi Pinjaman Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.375.396.228.916, yang berarti Rp5.229.403.771.084, atau 28,11 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp18.604.800.000.000. Realisasi Pinjaman Proyek tersebut merupakan selisih antara realisasi belanja pembangunan pembiayaan proyek dengan hibah luar negeri untuk pembangunan.

B.2.4.2.2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok utang luar negeri yang jatuh tempo dalam tahun anggaran 2004 dikurangi dengan penjadwalan kembali atas pokok utang dan bunga. Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp46.491.106.881.776, yang berarti Rp966.655.881.776 atau 2,12 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp45.524.451.000.000.

B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA)

Berdasarkan defisit anggaran dan realisasi pembiayaan anggaran sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000.

B.2.6. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2004

Sisa Anggaran Lebih (SAL) pada awal tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp24.588.479.454.419, yang merupakan SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp34.576.722.954.419 setelah dikurangi Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp1.730.000.000.000 dan penggunaan Rekening SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp8.258.243.500.000. B.2.7. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan Tahun Anggaran 2004

Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.574.381.777.419, merupakan SAL awal tahun anggaran 2004 sebesar Rp24.588.479.454.419 setelah dikurangi SIKPA tahun anggaran 2004 sebesar Rp3.014.097.677.000.

Page 49: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -34-

Aset berjumlah Rp851,8 triliun Kewajiban berjumlah Rp1.349,0 triliun Ekuitas Dana Neto berjumlah minus Rp497,2 triliun

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM

Posisi keuangan per 31 Desember 2004 adalah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464; Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405; dan Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 (Grafik 13).

Grafik 13 Struktur Neraca Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004

-497,2

1.349,0

851,9

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

Aset Kewajiban Ekuitas Dana

trili

un r

upia

h

Jumlah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86.895.890.197.385; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465.267.578.974.673; Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868, Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000, serta Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 (Grafik 14).

Grafik 14 Struktur Aset Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004

68,9

1,7

229,1

465,3

86,9

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Aset Lancar Investasi JgkPanjang

Aset Tetap DanaCadangan

Aset Lainnya

triliu

n ru

piah

Jumlah Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405 terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125.838.076.233.260 dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223.194.733.094.145.

Page 50: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -35-

Rekening Kas BUN di BI Rp248,98 miliar Rekening di Kas KPPN Rp12,5 triliun Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia 38,7 triliun

Total Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38.942.186.035.875, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459.939.800.861.066, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 (Grafik 15).

Grafik 15

Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004

1,7

-38,9

-459,9

1.223,2

125,8

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

KewajibanJgk Pendek

KewajibanJgk

Panjang

EkuitasDanaLancar

EkuitasDana

Investasi

EkuitasDana

Cadangan

triliu

n ru

piah

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA

C.2.1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia

Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp248.984.834.918 merupakan saldo Rekening 502 yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004 yang siap digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan.

C.2.2. Rekening Kas di KPPN

Rekening Kas di KPPN sebesar Rp12.498.762.125.000 merupakan saldo Rekening KPPN di seluruh Indonesia berdasarkan ketetapan saldo besi akhir tahun anggaran. Daftar Saldo Kas di KPPN per 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 8.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI, saldo rekapitulasi rekening koran seluruh KPPN adalah sebesar Rp11.653.341.520.000. Perbedaan jumlah saldo kas tersebut terjadi antara lain karena adanya peraturan yang menyatakan bahwa penerimaan PBB/BPHTB yang disetor ke kas negara tanggal 29 sampai dengan 31 Desember 2004 diperlakukan sebagai penerimaan tahun 2005. Saldo Kas di KPPN ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperbaikinya peraturan mengenai langkah-langkah dalam menghadapi akhir tahun anggaran 2005.

C.2.3. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia

Rekening Kas Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia sebesar Rp38.660.204.618.670 merupakan saldo rekening pemerintah lainnya yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004, yang terdiri dari rekening-rekening yang disajikan pada Tabel 2.

Page 51: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -36-

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp322,6 miliar

Tabel 2 Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia

(dalam rupiah)

Jenis Rekening Jumlah Rekening 500 talangan Reksus Kosong 334.431.886.327 Rekening Menkeu c.q. Dirjen utk menampung pengembalian dana 16.334.674.372 Rekening Penerimaan Minyak 888.913.108.300 Rekening Penerimaan PPh dalam valas 19.074.300.090 Rekening Pembangunan Daerah (RPD) 740.530.536.033 Rekening Dana Investasi (RDI) 11.494.086.771.033 Rekening Pener. Pertambangan dan Perikanan 239.183.538.931 Rekening Pener. Panas Bumi 699.421.391.103 Rekening Subsidi Bunga SEDP 3 992.035.450 Rekening Pembiayaan Proyek RDA 9.608.768.719 Rekening Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 39.490.833.881 Rekening IHPH dan PSDH 317.456.249 Rekening Dana untuk pembayaran kewajiban 92.496.361.849 Rek. Valas JPY Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 38 Rek. Valas USD Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 1.314.342.169.793 Rek. Sub BUN dlm USD utk menampung setoran pihak ketiga 1.379.925.391.058 Rek. Trade Maintenance Facility and Exchange Offer 360.000.000.000 Rek.BUN Setoran Bulog Hasil Penjualan Beras PLN dlm rupiah 85.305.612.500 Rek. Penerimaan Tim Pemberesan BPPN 39.734.128.725 Rek.Sub BUN Dana DAK-DR Tahun 2002 yg belum disalurkan 16.168.946.303 Rek.Sub BUN (Rp) dlm Rangka Monetisasi Non Project Type Grantaid 123.092.255 Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetasi Non Project Type Grantaid 2000 147.739.547.109 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2000 36.981.775.121 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2001 22.186.472.552 Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetisasi Non Project Type Grandtaid 2001 60.803.604.315 Rek. Depkeu untuk penampungan hibah luar negeri dalam rangka bencana 21.995.000 Rekening Sisa Anggaran Lebih (SAL) 9.604.256.500.000 Rekening BUN Nomor 502.000002 untuk obligasi dalam rangka penjaminan (di bawah pengendalian Tim Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah - UP3) 11.017.733.721.564 Jumlah 38.660.204.618.670

Selain rekening-rekening tersebut di atas, dalam rangka penerapan Treasury Single Account (TSA) saat ini sedang dilakukan inventarisasi rekening pemerintah secara komprehensif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI masih terdapat kekurangan pembukuan pada Rekening pemerintah Lainnya di BI sebesar Rp8.727.583.320.000. Namun demikian, setelah dilakukan penelusuran terdapat Rp1.876.735.943.262 merupakan rekening khusus (kebijakan akuntansi tidak menempatkan rekening ini sebagai kas pemerintah), Rp3.497.406.708.877 bukan milik pemerintah, dan Rp3.363.660.167.197 masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut. Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperolehnya kepastian status kepemilikan rekening-rekening tersebut.

C.2.4. Kas di Bendahara Pengeluaran

Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp322.614.437.433 merupakan kas (Uang yang Harus Dipertanggungjawabkan-UYHD) yang ada di bendahara pengeluaran pada kementerian negara/lembaga yang belum disetor kembali ke kas negara per 31 Desember 2004 dengan perhitungan sebagai berikut: Pengeluaran UYHD Rp 14.990.372.531.864 Penerimaan Pengembalian UYHD (14.667.758.094.431) UYHD Rp 322.614.437.433

Page 52: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -37-

Kas di Bendahara Penerimaan Rp576,99 miliar Uang Muka dari Rekening BUN Rp2,6 triliun

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran pada kementerian negara/lembaga dapat dilihat di Lampiran 9. C.2.5. Kas di Bendahara Penerimaan

Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp576.992.798.255 mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan yang berupa penerimaan pendapatan negara bukan pajak yang belum disetor ke kas negara per 31 Desember 2004. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga

(dalam rupiah)

Kementerian negara/lembaga Jumlah 1. Departemen Luar Negeri (USD 55.967.288,62) 522.984.567.832 2. Departemen Hukum dan HAM 2.983.253.225 3. Departemen Keuangan 2.992.243.710 4. Departemen Perindustrian 216.897.335 5. Departemen Perhubungan 7.884.842.635 6. Departemen Kesehatan 4.903.302.222 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 21.472.500 8. Departemen Sosial 125.400.000 9. Departemen Kehutanan 12.313.989.491 10. Kementerian Negara BUMN 851.327 11. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 179.968.991 12. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2.165.000.000 13. Lembaga Sandi Negara 353.877 14. Kementerian PPN/ Bappenas 109.120.644 15. Badan Pertanahan Nasional 18.231.230.908 15. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1.673.960.426 16. Lembaga Informasi Nasional 18.655.000 17. Komisi Pemberantasan Korupsi 187.688.132 Jumlah 576.992.798.255

Keterangan: Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004,

USD 1 = Rp9.290.

C.2.6. Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN)

Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp2.574.116.076.156 merupakan pembayaran pembiayaan pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang belum ada penggantian dari lender per 31 Desember 2004. Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender dan tahun anggaran dapat dilihat di Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4

Uang Muka dari Rek. BUN menurut Lender (dalam rupiah)

Lender Talangan Reimbursement Sisa Talangan

IBRD 6.694.688.592.866 5.476.395.712.177 1.218.292.880.689

ADB 5.345.882.763.448 4.902.010.223.386 443.872.540.062 OECF/JBIC 1.517.199.092.897 794.841.344.572 722.357.748.325 Lainnya 427.991.132.133 238.398.225.053 189.592.907.080 Jumlah 2.574.116.076.156

Page 53: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -38-

Piutang Pajak Rp28,96 triliun Piutang Bukan Pajak Rp918,9 miliar

Tabel 5 Uang Muka dari Rek. BUN menurut Tahun Anggaran

(dalam rupiah)

Tahun Talangan Reimbursement Sisa Talangan 1999/2000 3.529.817.252.591 516.964.953.298 3.012.852.299.293

2000 1.511.625.859.989 1.771.877.277.411 (260.251.417.422) 2001 2.085.737.069.977 2.414.256.935.587 (328.519.865.610) 2002 2.572.851.801.113 2.133.832.870.536 439.018.930.577 2003 2.854.166.043.672 1.977.426.483.757 876.739.559.915 2004 1.431.563.554.004 2.597.286.984.600 (1.165.723.430.596)

Jumlah 2.574.116.076.156

C.2.7. Piutang Pajak

Jumlah Piutang Pajak sebesar Rp28.964.985.918.280 merupakan tagihan pajak yang telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang belum dilunasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, termasuk Piutang PBB dan BPHTB, dengan rincian sebagai berikut:

Piutang PPh , PPN , dan lainnya Rp 25.960.020.347.280 Piutang PBB 2.766.539.776.000 Piutang BPHTB 238.425.795.000 Jumlah Rp 28.964.985.918.280

C.2.8. Piutang Bukan Pajak

Jumlah Piutang Bukan Pajak sebesar Rp918.886.706.165 merupakan piutang penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, yang berasal dari kementerian negara/lembaga dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan rincian pada Tabel 6.

Tabel 6

Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004 (dalam rupiah)

Instansi Jumlah 1. Departemen Keuangan 2.515.680.000 2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 495.227.844.820 3. Departemen Perindustrian 918.808.280 4. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 304.792.602.842 5. Departemen Kesehatan 8.278.219.104 6. Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi 4.812.226 7. Departemen Kehutanan 229.279.045 8. Kementerian Negara PAN 9.029.847.977 9. Kementerian PPN/Bappenas 1.200.000 10. PT Perusahaan Pengelola Aset 97.888.411.871 Jumlah 918.886.706.165

Page 54: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -39-

Bagian Lancar TPA Rp25,5 miliar Bagian Lancar Tagihan TGR Rp2,1 miliar Piutang Lain-lain Rp1,7 triliun

Piutang dari PPA sebesar Rp97.888.411.871 dapat dirinci sebagai berikut:

Hasil Pengelolaan Aset (HPA)-bersih Rp 6.520.468.924.906 Dana Cadangan Biaya Pengelolaan (150.000.000.000) Insentif Kerja (858.234.508.523) PPN atas Insentif Kerja (85.823.450.852) Realisasi Hasil Pengelolaan dana atas HPA 21.477.446.340 Jumlah HPA yang harus disetor Rp 5.447.888.411.871 Hasil HPA yang sudah sudah disetorkan (5.350.000.000.000) Jumlah HPA yang masih harus disetor Rp 97.888.411.871

C.2.9. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar Rp25.519.902.850 merupakan saldo TPA kementerian negara/lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005 yang berasal dari:

C.2.10. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp2.126.200.147 merupakan saldo Tagihan TGR kementerian negara/ lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005. Rincian Bagian Lancar Tagihan TGR untuk masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004

(dalam rupiah)

Kementerian Negara/Lembaga Jumlah 1. Departemen Dalam Negeri 74.360.000 2. Departemen Keuangan 12.500.000 3. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 232.960.424 4. Departemen Perhubungan 400.276.289 5. Departemen Pendidikan Nasional 57.127.500 6. Departemen Agama 10.000.000 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 70.167.000 8. Departemen Kehutanan 383.867.999 9. Departemen Kelautan dan Perikanan 666.334.273 10. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 24.234.000 11. Badan Intelijen Negara 8.068.956 12. Badan Pusat Statistik 27.838.800 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 3.229.470 14. Kepolisian RI 72.535.188 15. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 82.700.248 Jumlah 2.126.200.147

C.2.11. Piutang Lain-lain

Piutang Lain-lain sebesar Rp1.746.650.958.960 merupakan piutang yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di atas, yang berasal dari kementerian negara/lembaga antara lain terdiri dari Piutang Premi Penjaminan dan Denda, serta Piutang Dividen.

Jumlah Piutang Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga sebesar Rp1.585.005.093.891 antara lain merupakan denda keterlambatan penyampaian

- Departemen Perhubungan Rp 1.912.078 - Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 25.000.000.000 - Kementerian PPN/Bappenas 287.990.772 Rp 25.519.902.850

Page 55: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -40-

Persediaan Rp356 miliar RDI/RPD sebesar Rp62,3 t riliun Dana Bergulir Rp2,8 triliun

laporan keuangan kepada pihak ketiga (perusahaan asuransi, reasuransi dan dana pensiun) yang belum diselesaikan per 31 Desember 2004 yang diharapkan diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, dan pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Kredit Usaha Hutan Rakyat (KUHR) dan Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam (KUTPA).

Rincian piutang lain-lain menurut kementerian negara/lembaga adalah sebagai berikut:

Dewan Perwakilan Rakyat Rp 1.030.361.120 Departemen Keuangan 1.212.400.000 Departemen Perhubungan 12.034.370.289 Departemen Kehutanan 1.568.969.196.896 Bappenas 1.758.765.586

Jumlah Rp

1.585.005.093.891 Piutang Premi penjaminan dan Denda sebesar Rp144.207.508.481 merupakan kekurangan pembayaran premi penjaminan oleh bank umum peserta program penjaminan beserta denda yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. Piutang dividen sebesar Rp17.438.356.588 merupakan pembayaran deviden BUMN kepada pemerintah yang penyelesaiannya dijadwalkan tahun 2004 namun sampai dengan 31 Desember 2004 belum diselesaikan pembayarannya. Keterlambatan penyelesaian ini mengakibatkan denda, yang diperhitungkan sebagai penambah piutang. Rincian piutang deviden per BUMN sebagai berikut:

Saldo Piutang per 31 Desember 2004 No. BUMN

Dividen Denda Total 1. PT Istaka Karya 3.879.249.165 507.836.172 4.387.085.337 2. PT Yodya Karya 370.000.000 38.995.991 408.995.991 3. PT Kawasan Industri

Makassar 642.275.260 - 642.275.260 4. PT Semen Gresik Tbk 12.000.000.000 - 12.000.000.000 Jumlah 16.891.524.425 546.832.163 17.438.356.588

C.2.12. Persediaan

Jumlah Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan nilai persediaan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Persediaan antara lain berupa alat tulis kantor, obat-obatan, dan suku cadang. Rincian Persediaan untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 10. C.2.13. Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah

Jumlah Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah (RDI/RPD) sebesar Rp62.278.309.530.000 merupakan nilai dana investasi per 31 Desember 2004 berdasarkan Laporan Posisi Penerusan Pinjaman Luar Negeri.

Rincian RDI/RPD adalah sebagai berikut:

Jumlah SLA, RDI, dan RPD Rupiah Rp 32.765.273.110.000 Jumlah SLA dan RDI valas (ekuivalen rupiah) 29.513.036.420.000 Jumlah Rp62.278.309.530.000

Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 11.

C.2.14. Dana Bergulir

Jumlah Dana Bergulir sebesar Rp2.766.220.770.219 merupakan dana pemerintah yang disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota KSM dan lain-lain yang dikelola oleh Departemen Keuangan, Departemen

Page 56: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -41-

Investasi Non Permanen Lainnya Rp1,4 triliun

Penyertaan Modal Pemerintah Rp395,7 triliun

Perindustrian dan Perdagangan, dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dana Bergulir sebesar Rp1.040.491.388.330 dikelola oleh Departemen Keuangan disalurkan antara lain melalui Bank Pembangunan Daerah, PT Bank BUKOPIN, PT Bank BRI dan PT Bank Mandiri. Dana Bergulir sebesar Rp40.226.564.946 dikelola oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui Lembaga Pembinaan terpadu Industri Kecil dan Dagang Kecil (LPT INDAK), sedangkan sebesar Rp1.685.502.816.943 dikelola oleh Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). C.2.15. Investasi Non Permanen Lainnya

Investasi Non Permanen Lainnya merupakan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang disalurkan melalui BUMN dan lembaga keuangan yang ditunjuk sebagai BUMN Pengelola dan/atau Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP). Pinjaman pendanaan KUMK merupakan kelanjutan pendanaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, BI tidak diperkenankan lagi untuk memberikan kredit likuiditas. Untuk itu pemerintah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan pagu sebesar Rp9,97 triliun. Realisasi pencairan pinjaman pendanaan KUMK eks dana SU-005 sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 1.420.053.000.000.

Rincian mengenai pencairan pinjaman pendanaan KUMK sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 12.

C.2.16. Investasi PInvestasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah

Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp395.658.528.974.064 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah per 31 Desember 2004, yang terdiri dari penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407, penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) sebesar Rp828.683.640.000 dan pada Lembaga Internasional sebesar Rp34.848.577.084.657

Penyertaan pada BUMN (kepemilikan sama dengan atau lebih dari 51%) merupakan penjumlahan total ekuitas masing-masing BUMN setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada BUMN yang bersangkutan. Penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407 diperoleh dari laporan keuangan 158 BUMN dengan rincian 123 laporan keuangan BUMN dengan status audited sebesar Rp262.505.913.822.207, 12 laporan keuangan BUMN dengan status unaudited sebesar Rp90.585.656.000.000, dan 23 laporan keuangan BUMN dengan status prognosa sebesar Rp6.889.698.427.200.

Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) merupakan penyertaan pemerintah pada perusahaan dengan prosentase kepemilikan kurang dari 51%. Nilai penyertaan pada perusahaan minoritas adalah penjumlahan total ekuitas masing-masing perusahaan setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan minoritas berjumlah 17 perusahaan.

Penyertaan pada Lembaga Internasional merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia pada beberapa organisasi/lembaga keuangan internasional/regional yang telah disetor sampai dengan 31 Desember 2004. Sisa setoran (promissory notes) tidak diperhitungkan. PMP ini dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2004.

Rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN dapat dilihat pada Lampiran 13, rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan minoritas pada Lampiran 14, dan rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada Lembaga Internasional dapat dilihat pada Lampiran 15.

Page 57: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -42-

Investasi Permanen Lainnya Rp3,1 triliun

Aset Tetap Rp229,1 triliun

C.2.17. Investasi Permanen Lainnya

Jumlah Investasi Permanen Lainnya sebesar Rp3.144.466.700.390 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah pada Otorita Batam per 31 Desember 2004 dengan menggunakan metode ekuitas. Nilai tersebut disajikan berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Otorita Batam per 31 Desember 2004. Sampai dengan laporan keuangan ini disusun, pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut belum selesai dilakukan.

C.2.18. Aset Tetap

Jumlah Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan nilai aset tetap berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Aset tetap dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dan belum memperhitungkan depresiasi (penyusutan). Untuk aset tetap yang belum diketahui harga perolehannya dinilai sebesar Rp1 (satu rupiah). Sampai saat ini belum dilakukan penilaian atas nilai wajar aset tetap. Rincian menurut jenis aset tetap dan grafiknya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Grafik 16.

Rincian lebih lanjut aset tetap untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 16.

Tabel 8 Aset Tetap per 31 Desember 2004

(dalam rupiah) Jenis Aset Tetap Jumlah Tanah 83.635.282.924.766 Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396 Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948 Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171 Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387 Jumlah 229.071.545.428.868

Grafik 16

Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004

83,6

61,7

38,9

40,5

1,9

2,5

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tanah

P eralatan dan Mes in

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigas i danJaringan

Aset Tetap Lainnya

Kons truks i dalamP engerjaan

triliun rupiah

Page 58: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -43-

Dana Cadangan Rp1,7 triliun Aset Lainnya Rp68,9 triliun

C.2.19. Dana Cadangan

Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp3.500.000.000.000. CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya. CAP tersebut pernah digunakan pada tahun anggaran 1993/1994 sebesar Rp1.770.000.000.000. Saldo Rek. CAP per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.730.000.000.000.

C.2.20. Aset Lainnya

Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dana yang dibatasi pengunaannya (restricted assets) dan aset lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga, PPA, Tim Pemberesan (TP), Departemen Keuangan dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Migas, Badan Pengelola (BP) Kemayoran, dan BP Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9

Aset Lainnya per 31 Desember 2004 (dalam rupiah)

Uraian Jumlah Tagihan Penjualan Angsuran 396.163.190.839 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 31.579.000 Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573 Aset Lain-lain yang berasal dari: 57.182.454.123.677

- Kementerian Negara/Lembaga 1.418.771.733.440 - PPA 7.874.876.579.116 - TP 1.099.621.502.074 - DJPLN 1.219.482.111.037 - KKKS BP Migas 31.796.578.020.262 - BP Kemayoran 198.160.517.811 - BP Gelora Bung Karno 13.574.963.659.937

Jumlah 68.915.807.829.538

Saldo Tagihan Penjualan Angsuran sebesar Rp 396.163.190.839 berasal dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebesar Rp396.000.000.000 dan Kementerian PPN/Bappenas sebesar Rp163.190.839.

Tagihan TGR masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 59: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -44-

Tabel 10 Tuntutan Ganti Rugi menurut Kementerian Negara/Lembaga

(dalam rupiah)

Saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga sebesar Rp31.579.000, merupakan kerja sama antara Departemen Kehutanan dengan pihak lain yang mempunyai ikatan dengan Departemen Kehutanan dan rekanan yang melaksanakan pekerjaan dari Departemen dan pemegang hak perijinan kehutanan.

Saldo Dana yang Dibatasi Pengunaannya sebesar Rp 11.303.683.753.573, merupakan rekening dana reboisasi yang penggunaan dananya hanya untuk kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Kebijakan pengelolaan dana tersebut diatur dengan ketentuan Inpres Nomor 9 Tahun 1999, Inpres Nomor 4 Tahun 2000 serta PP Nomor 35 Tahun 2002. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 17

Aset Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Aset Lain-lain menurut Kementerian Negara/Lembaga

(dalam rupiah)

Aset Lain-lain yang berasal dari PPA sebesar Rp7.874.876.579.116 merupakan aset pemerintah eks BPPN yang masih dikelola PPA menunggu untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai aset hasil valuasi internal BPPN per 30 April 2004. Pemerintah sedang mengupayakan untuk memperoleh nilai wajar dari seluruh aset eks BPPN. Rincian disajikan pada Lampiran 18.

Aset Lain-lain yang berasal dari Tim Pemberesan (TP) sebesar Rp1.099.621.502.074

Kementerian Negara/Lembaga Jumlah 1. Dewan Perwakilan Rakyat 15.620.000 2. Badan Pemeriksa Keuangan 1.866.479.644 3. Departemen Luar Negeri1 14.816.837.218 4. Departemen Pertahanan 4.736.228.492 5. Departemen Hukum dan HAM 318.759.471 6. Departemen Keuangan 6.122.096.542 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan 1.204.082.242 8. Departemen Pendidikan Nasional 165.432.480 9. Departemen Kesehatan 1.074.726.326 10. Departemen Agama 147.508.593 11. Departemen Sosial 1.500.000 12. Departemen Kehutanan 1.113.548.972 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 40.019.693 14. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 177.513.055 15. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 25.850.000 16. Badan Intelejen Negara 20.810.509 17. Badan Pusat Statistik 103.796.775 18. Kementerian PPN/Bappenas 2.740.000 19. Badan Pertanahan Nasional 1.347.039.167 20. Kepolisian RI 174.593.270 Jumlah 33.475.182.449

Kementerian Negara/Lembaga Jumlah 1. Departemen Luar Negeri 385.303.685.968 2. Departemen Hukum dan HAM 64.642.289.656 3. Departemen Keuangan 13.002.880.000 4. Departemen Perhubungan 18.332.935.826 5. Departemen Agama 3.667.405.200 6. Departemen Kehutanan 742.100.730.190 7. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 165.442.721.000 8. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 10.888.077.567 9. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 331.479.349 10. Kementerian Negara PAN 12.939.946.969 10. Kementerian PPN/Bappenas 2.119.581.715 Jumlah 1.418.771.733.440

Page 60: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -45-

Utang PFK Rp226,2 miliar

merupakan aset pemerintah eks BPPN yang status kepemilikan dan nilainya masih bermasalah (belum bersih) sehingga belum dapat diserahkan kepada PT PPA. Rincian disajikan pada Lampiran 19.

Aset inventaris kantor eks BPPN yang berasal dari pengadaan BPPN dan BBO/BBKU belum dimasukkan dalam laporan ini karena nilai wajar aset tersebut belum ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Nilai perolehan dan nilai pengalihan aset tersebut pada saat penyerahan ke Menteri Keuangan (30 April 2004) dianggap terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu oleh Tim Interdept.

Aset Lain-lain yang berasal dari DJPLN Departemen Keuangan sebesar Rp1.219.482.111.037 merupakan piutang macet kementerian negara/lembaga yang penagihannya dialihkan ke DJPLN, hasil bersih penagihan akan merupakan PNBP kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Rincian disajikan pada Lampiran 20.

Aset Lain-lain yang berasal dari BP Migas sebesar Rp31.796.578.020.262 merupakan aset negara yang digunakan dalam rangka kontrak kerja sama minyak bumi dan gas alam. Angka yang disajikan merupakan nilai buku per 31 Desember 2004, yang dihitung dari harga perolehan aset sebesar Rp178.791.439.130.115 dikurangi akumulasi depresiasi sebesar Rp146.994.861.109.853. Rincian disajikan pada Lampiran 21.

Aset Lain-lain yang berasal dari BP Kemayoran sebesar Rp198.160.517.811 merupakan saldo Kas dan setara Kas BP Kemayoran per 31 Desember 2004, yang berupa deposito sebesar Rp168.090.000.000 dan giro sebesar Rp30.070.517.811

Aset Lain-lain yang berasal dari BP Gelora Bung Karno sebesar Rp13.574.963.659.937 merupakan saldo Kas dan setara Kas, piutang, dan aset tetap BP Gelora Bung Karno per 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut:

USD Rupiah Total (dalam Rp) Kas dan Setara Kas (I) Deposito Giro

1.800.000,00

792.208,45

22.500.000.000 4.221.930.369

50.803.546.870 39.222.000.000 11.581.546.870

Piutang (II) 11.545.000.000 11.545.000.000

Aset Tetap (III) Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Tanah

11.949.668.159

554.515.524.908 12.946.149.920.000

13.512.615.113.067 11.949.668.159

554.515.524.908 12.946.149.920.000

Jumlah I+II+III 13.574.963.659.937

*) Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1 = Rp9.290

C.2.21. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK sebesar Rp266.181.671.351 berasal dari jumlah potongan dalam Surat Perintah Membayar (SPM) yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga meliputi potongan 10% gaji, 2% pensiun, dan wesel pemerintah.

Saldo Rekening Utang PFK merupakan selisih antara Penerimaan Potongan PFK dan Pengeluaran Pembayaran kepada pihak ketiga. Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran PFK adalah sebagai berikut:

Uraian

Penerimaan Pengeluaran Saldo

Pengembl. Pen. PFK 10% Gaji 5.901.560.438.000 5.818.424.268.000 83.136.170.000 Pengembl. Pen PFK 2% Pensiun 64.082.621.000 61.575.344.000 2.507.277.000 Pengembl. Pen PFK Beras 355.835.134.000 288.897.641.000 66.937.493.000 Pengembl. PFK 2% Pemda 152.843.128.000 129.371.276.000 23.471.852.000 Pengembl. PFK Lain 297.951.738.351 247.822.859.000 50.128.879.351 Total Pengeluaran PFK 6.772.273.059.351 6.546.091.388.000 266.181.671.351

Page 61: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -46-

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp82,1 triliun Utang Bunga Rp43,1 triliun

C.2.22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang sebesar Rp82.079.302.957.375 merupakan utang pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri yang diperhitungkan akan dibayar atau jatuh tempo dalam tahun 2005. Jumlah Bagian Lancar Utang Luar Negeri disajikan pada Tabel 12. Sedangkan rincian Bagian Lancar Utang Luar Negeri yang akan dibayar per bulan selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 12 Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang

(dalam rupiah)

Jenis Utang Jumlah Bilateral 16.153.493.926.222 Kredit Komersil 187.190.860.833 Kredit Ekspor 16.140.457.859.450 Leasing 756.698.620.950 Multilateral 18.748.076.084.809 Jumlah 51.985.917.352.264

Bagian Lancar Utang Dalam Negeri merupakan reklasifikasi surat utang negara (SUN) dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca, sebagaimana disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi

(dalam rupiah)

Jenis Bonds Jumlah Fixed Rate Bonds : Nominal 13.712.072.000.000 Unamortized Premium (Discount) - Nilai bersih (nilai buku) (I) 13.712.072.000.000 Variable Rate Bonds : Nominal 5.980.172..000.000 Unamortized Premium (Discount) - Nilai bersih (nilai buku) (II) 5.980.172.000.000 Hedge Bonds : Nominal 2.711.595.000.000 Accrued Indexation (112.476.474.215 Nilai bersih (nilai buku) (III) 2.824.071.474.215 CPI Indexed Linked Bonds

Nominal yang harus diamortisasi 7.577.070.130.896 Accrued Indexation - Nilai bersih (nilai buku) (IV) 7.577.070.130.896 Jumlah (I + II + III + IV) 30.093.385.605.111

Rincian lebih lanjut mengenai Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri dapat dilihat pada Lampiran 23. Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun Anggaran 2004 dapat dilihat pada Lampiran 31.

C.2.23. Utang Bunga

Jumlah Utang Bunga sebesar Rp43.054.542.475.822 merupakan jumlah utang bunga luar negeri dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah dan utang bunga obligasi yang akan dibayar dalam tahun anggaran 2005. Rincian

Page 62: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -47-

utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya disajikan pada Tabel 14. Rincian utang bunga obligasi dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 14 Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya

(dalam rupiah)

Jumlah Bunga Utang Bilateral 8.074.996.471.505 Obligasi 121.828.361.590 Kredit Komersial 225.694.008.822 Kredit Ekspor 5.259.892.358.843 Leasing 58.683.775.633 Multilateral 8.306.958.118.860 Jumlah Bunga (I) 22.048.053.095.253 Komisi Bilateral 10.871.670.481 Kredit Ekspor 125.927.450.726 Kredit Komersial 40.127.676.935 Jumlah Komisi (II) 176.926.798.142 Jumlah I+II 22.224.979.893.395

Rincian lebih lanjut Biaya Bunga dan Biaya Utang Luar Negeri dapat dilihat pada Lampiran 24.

Tabel 15 Utang Bunga Obligasi

(dalam rupiah)

Utang Bunga Jumlah Fixed Rate Bonds 5.256.444.041.758 Variable Rate Bonds 1.732.377.891.178 Hedges Bonds 11.774.649.355 CPI Index Linked Bonds (SU) – not yet due 406.047.577.816 CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue*) 13.163.427.628.178 SRBI-1/MK/2003 59.699.691.122 SU-005/MK/1999 **) 5.778.948.324 International Bonds 194.012.154.696 Jumlah 20.829.562.582.427

Keterangan :

*) Utang bunga atas CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue adalah utang bunga tertunggak atas penerbitan SU-002 dan SU-004 yang dihitung sejak diterbitkan sampai tanggal pembayaran bunga terakhir tahun 2004 (1 Oktober 2004 untuk SU-002 dan 1 Desember 2004 untuk SU-004), dan baru dibayar sebagian oleh Pemerintah dengan rincian sebagai berikut (dalam rupiah):

SU-002 SU-004 ITEM

Per 1 Okt 2004 Per 1 Des 2004 Jumlah

Bunga terutang 4.341.712.820.922 10.511.312.053.831 14.853.024.874.753 Yang telah dibayar 863.013.698.630 826.583.547.945 1.689.597.246.575 Sisa terutang 3.478.699.122.292 9.684.728.505.886 13.163.427.628.178

Saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi SU-002 dan SU –004 antara Departemen Keuangan dengan Bank Indonesia, termasuk utang bunga tertunggak. Utang bunga CPI Index Linkeds Bonds (SU)-not yet due adalah utang bunga SU-002 dan SU-004 akrual, yang dihitung dari tanggal pembayaran bunga terakhir di tahun 2004 sampai tanggal pelaporan.

**) Bunga yang masih harus dibayar untuk SUP No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember

1999, periode 10 Desember 2004 s.d. 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Page 63: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -48-

Utang Jangka Pendek Lainnya Rp478 miliar Utang Jangka Panjang DN SUN Rp621,9 triliun

Mutasi No

Tgl Penarikan (Rp juta)

Pengembalian

Outstan ding

(Rp juta)

Tingkat Bunga ( % )

HB Bunga (Rp)

Saldo Awal 1.304.334 1 10-12-04 - 1.304.334 7,29278 18 4.690.958.256 2 28-12-04 57.000 1.361.334 7,29278 4 1.087.990.068 3 31-12-04

Jumlah 5.778.948.324 HB = Hari Bunga Rincian lebih lanjut Utang Bunga Obligasi dapat dilihat pada Lampiran 25. Formula perhitungan bunga dan accrued interest dapat dilihat pada Lampiran 26.

C.2.24. Utang Jangka Pendek Lainnya

Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp478.049.128.712 merupakan utang pemerintah kepada PT TASPEN dan utang pemerintah kepada BI yang terkait dengan bunga subsidi impor bulog. Utang pemerintah kepada PT TASPEN sebesar Rp49.147.371.000 terjadi karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004, dengan rincian sebagai berikut:

Utang karena kekurangan bayar pada Triwulan IV TA 2004 Rp 66.379.377.000 Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan II TA 2004 (12.081.656.000) Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan III TA 2004 ( 5.150.350.000) Utang bersih Rp49.147.371.000

Utang pemerintah kepada BI berupa bunga subsidi impor komoditi Bulog sebesar Rp428.901.757.712 terjadi karena BI memberikan talangan kepada Pemerintah untuk subsidi impor pangan yang dilakukan Bulog. Utang pokok talangan tersebut telah dibayar Pemerintah, namun bunganya sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. C.2.25. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN

Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN sebesar Rp621.854.878.768.795 merupakan posisi Utang Obligasi Dalam Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi

(dalam rupiah)

Jenis Obligasi Dalam Negeri Jumlah Fixed Rate Bonds Nominal 165.021.022.000.000 Unamortized Premium (Discount) (1.069.295.350.370) Nilai bersih (nilai buku) (I) 163.951.726.649.630 Variable Rate Bonds Nominal 214.590.934.000.000 Unamortized Premium (Discount) 0 Nilai bersih (nilai buku) (II) 214.590.934.000.000 CPI Index Linked Bonds (SU) Nominal 97.414.789.824.635 Accrued Indexation (0) Nilai bersih (nilai buku) (III) 97.414.789.824.635 SRBI-1/MK/2003 Nominal 144.536.094.294.530 Jumlah nilai nominal (IV) 144.536.094.294.530 Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005 Penarikan (V) 1.361.334.000.000 Jumlah ( I+II+III+IV+V) 621.854.878.768. 795

Page 64: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -49-

Utang Jangka Panjang DN Lainnya Rp1.99 triliun Utang Jangka Panjang LN perbankan Rp583 triliun

Rincian Utang Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang dapat dilihat pada Lampiran 27. Catatan :

a. Jumlah yang tercantum dalam CPI Index Linked Bonds (SU – Surat Utang) adalah jumlah pokok SU-002 dan SU-004 setelah memperhitungkan indeksasi pada awal tahun anggaran 2004. Jumlah nominal SU-002 dan SU-004 pada saat diterbitkan masing-masing sebesar Rp20.000.000.000.000 dan Rp53.779.500.000.000. Surat Utang diindeks setiap awal tahun anggaran berdasarkan inflasi pada tahun anggaran sebelumnya. Amortisasi pertama untuk SU-002 adalah pada tanggal 1 April 2005, sementara untuk SU-004 adalah tanggal 1 Juni 2005.

b. Dalam rangka program penjaminan, pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan efektif menjadi utang jika benar-benar sudah terjadi penarikan. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol.

c. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut.

C.2.26. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya

Jumlah Utang Jangka Panjang dalam Negeri Lainnya sebesar Rp1.988.569.160.166 merupakan utang jangka panjang pemerintah yang terkait dengan dana pensiun pegawai negeri dan pembekuan PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank Dagang Bali (BDB).

Utang kepada dana pensiun sebesar Rp1.967.838.839.897 merupakan saldo unfunded liability tahun 2004 akibat perubahan formula perhitungan manfaat dari SK Menkeu No. 500/KMK.06/2004. Kekurangan pendanaan tersebut akan diangsur oleh pemerintah selama lima belas tahun dengan besar angsuran Rp250,2 miliar, dimulai tahun anggaran 2005.

Utang kepada nasabah PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank dagang Bali (BDB) sebesar Rp20.730.320.269 merupakan kewajiban pemerintah sesuai dengan ketentuan Program Penjaminan Pemerintah (PPP) sampai dengan 31 Desember 2004 yang dijamin dan layak dibayarkan berdasarkan verifikasi BPKP.

C.2.27. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan sebesar Rp583.008.813.834.960 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 17.

Page 65: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -50-

Utang Jangka Panjang LN Non Perbankan Rp2,9 triliun

Utang Jangka Panjang LN SUN Rp9,2 triliun Utang Jangka Panjang LN Lainnya Rp4,2 triliun

Tabel 17 Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang

(dalam rupiah)

Jenis Utang Outstanding 31 Des 04

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Bilateral 317.441.091.076.379 16.153.493.926.222 301.287.597.150.157 Multilateral 180.498.228.761.161 18.748.076.084.809 161.750.152.676.352 Kredit Ekspor 136.111.521.867.901 16.140.457.859.450 119.971.064.008.451 Jumlah 634.050.841.705.441 51.042.027.870.481 583.008.813.834.960

C.2.28. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan sebesar Rp2.929.540.649.970 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18

Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang (dalam rupiah)

Jenis Utang Outstanding 31 Des 04 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Obligasi 1.571.979.000.000 - 1.571.979.000.000 Leasing 2.114.260.270.920 756.698.620.950 1.357.561.649.970 Jumlah 3.686.239.270.920 756.698.620.950 2.929.540.649.970

C.2.29. Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN

Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Luar Negeri SUN sebesar Rp9.228.859.647.206 merupakan posisi Utang Obligasi Luar Negeri (International Bonds-RI0014) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca dengan rincian sebagai berikut:

Original Issued Principles* Rp8.554.000.000.000 Accrued Indexation 736.000.000.000 Unamortized Premium (61.140.352.794) Nilai bersih (nilai buku) (V) Rp9.228.859.647.206

*) asumsi kurs yang digunakan adalah Rp8.554 per USD.

Catatan: Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara (ON) berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, HSBC, Citigroup, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-Managers. Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan.

C.2.30. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya sebesar Rp4.184.071.033.048 merupakan posisi utang luar negeri komersial kredit yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut:

Outstanding 31 Desember 2004 Rp4.371.261.893.881 Bagian Lancar 187.190.860.833 Utang Jangka Panjang Rp4.184.071.033.048

Komposisi utang jangka panjang pemerintah per jenis utang disajikan pada Grafik 17.

Page 66: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -51-

SAL Rp24,6 triliun

Grafik 17 Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah

per 31 Desember 2004

UJP DN SUN50,84%

UJP DN Lainnya0,16%

UJP LN Non Perbankan

0,24%

UJP LN SUN0,75%

UJP LN Perbankan47,66%

UJP LN Lainnya0,34%

Keterangan: UJP DN = Utang Jangka Panjang Dalam Negeri, UJP LN = Utang Jangka Panjang Luar Negeri, SUN = Surat Utang Negara

C.2.31. Sisa Anggaran Lebih

Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp24.588.479.454.419 merupakan saldo awal SAL tahun anggaran 2004. Rincian akumulasi SAL sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2003 disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Akumulasi SAL s.d akhir TA 2003

(dalam jutaan rupiah)

1. Akumulasi SAL s.d. TA 2003 32.846.722,95 1. Dana SAL s.d. TA 1991/1992 2.980.287,78 2. Dana SIKPA TA 1992/1993 (551.198,00) 3. Dana SIKPA TA 1993/1994 (1.853.481,66) 4. Dana SIKPA TA 1994/995 1.495.073,19 5. Dana SIKPA TA 1995/1996 2.807.000,48 6. Dana SIKPA TA 1996/1997 1.017.516,73 7. Dana SIKPA TA 1997/1998 (1.307.456,04) 8. Dana SIKPA TA 1998/1999 6.433.354,89 9. Dana SIKPA TA 1999/2000 1.941.457,71 10. Dana SIKPA TA 2000 12.963.435,00 11. Dana SIKPA TA 2001 1.227.398,76 12. Dana SIKPA TA 2002 8.140.126,55 13. Dana SIKPA TA 2003 (2.446.792,44) 2. SAL untuk Pembiayaan APBN 2003 8.258.243,50 SAL s.d. Desember 2003 (1-2) 24.588.479,45 Saldo SAL ini terdiri dari: 1. Rekening SAL pada BI 4.704.256,50 2. Rekening BUN pada BI 7.672.665,51 3. Rekening KPKN 11.641.245,26 4. UYHD 229.002,18 5. Kas Besi pada Perwakilan RI di luar

negeri 341.310,00 Jumlah 24.588.479,45

Page 67: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -52-

SIKPA minus Rp3,014 triliun

Dana Lancar Lainnya Rp 32,5 triliun

Cadangan Piutang Rp31,7 triliun Cadangan Persediaan Rp356 miliar Pendapatan yang Ditangguhkan Rp577 miliar

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Rp125,6 triliun Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp465,2 triliun

C.2.32. SIKPA

Jumlah SIKPA sebesar minus Rp3.014.097.677.000 merupakan selisih antara realisasi seluruh penerimaan anggaran dengan pengeluaran anggaran TA 2004.

C.2.33. Dana Lancar Lainnya

Jumlah Dana Lancar Lainnya sebesar Rp32.504.118.643.407 merupakan Kas dan Bank pemerintah di luar Rek. 502 BUN dan Rek. Kas di KPPN dan Uang Muka dari Rek. BUN.

C.2.34. Cadangan Piutang

Jumlah Cadangan Piutang sebesar Rp31.658.169.686.402 merupakan pasangan perkiraan Piutang, yang terdiri dari:

Piutang Pajak Rp28.964.985.918.280 Piutang Bukan Pajak 918.886.706.165 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 25.519.902.850 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 2.126.200.147 Piutang Lain-lain 1.746.650.958.960 Jumlah Rp31.658.169.686.402

C.2.35. Cadangan Persediaan

Jumlah Cadangan Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan pasangan perkiraan persediaan yang dilaporkan kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004.

C.2.36. Pendapatan yang Ditangguhkan

Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan sebesar Rp576.992.798.255 merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak kementerian negara/lembaga yang belum disetorkan ke Kas Negara per 31 Desember 2004. Perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan Kas di Bendahara Penerimaan.

C.2.37. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Jumlah ini merupakan total nilai Bagian Lancar Utang jangka Panjang, Utang Bunga dan utang Jangka Pendek Lainnya. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah sebagai berikut:

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp 82.079.302.957.375 Utang Bunga 43.054.542.475.822 Utang Jangka Pendek Lainnya 478.049.128.712 Jumlah Rp125.611.894.561.909

C.2.38. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

Jumlah Perkiraan Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465.267.578.974.673 erupakan dana pemerintah pusat yang diinvestasikan dalam bentuk investasi permanen dan investasi non permanen yang merupakan lawan dari perkiraan Investasi Jangka Panjang dengan rincian sebagai berikut:

Diinvestasikan dalam RDI/RPD Rp 62.278.309.530.000 Diinvestasikan dalam Dana Bergulir 2.766.220.770.219 Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen Lainnya 1.420.053.000.000 Diinvestasikan dalam PMP 395.658.528.974.064 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen Lainnya 3.144.466.700.390 Jumlah Rp465.267.578.974.673

Page 68: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -53-

Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp229,1 triliun

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp68,9 triliun Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Rp1.223,2 riliun

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Rp1,7 triliun

C.2.39. Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset tetap dengan rincian sebagai berikut:

C.2.40. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset lainnya dengan rincian sebagai berikut:

Diinvestasikan dalam Tagihan Penjualan Angsuran Rp 396.163.190.389 Diinvestasikan dalam Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449 Diinvestasikan dalam Kemitraan dengan Pihak Ketiga 31.579.000 Diinvestasikan dalam Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573 Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain 57.182.454.123.677 Jumlah Rp 68.915.807.829.538

C.2.41. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Jumlah ini merupakan akumulasi utang jangka panjang, yang terdiri dari Utang Jangka Panjang Dalam Negeri dan Utang Jangka Panjang Luar Negeri. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang adalah sebagai berikut:

Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Rp 621.854.878.768.795 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya 1.988.569.160.166 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan 583.008.813.834.960 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan 2.929.540.649.970 Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN 9.228.859.647.206 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya 4.184.071.033.048 Jumlah Rp1.223.194.733.094.145

C.2.42. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

Jumlah Diinvestasikan dalam Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dana cadangan.

Diinvestasikan dalam Tanah Rp 83.635.282.924.766 Diinvestasikan dalam Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396 Diinvestasikan dalam Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200 Diinvestasikan dalam Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171 Diinvestasikan dalam Aset Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387 Jumlah Rp 229.071.545.428.868

Page 69: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -54-

C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA

1. Piutang Bukan Pajak kepada PPA sebesar Rp97.888.411.871 telah dibayar dan disetor ke rekening BUN 502.000.000, dengan rincian sebagai berikut:

Tangal setor Jumlah 14 Januari 2005 Rp 49.768.297.780 17 Januari 2005 40.170.811.140 14 April 2005 7.949.302.951 Total Rp 97.888.411.871

2. Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp49.147.371.000 karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004 telah dibayar, dengan perincian sebagai berikut:

Uraian Jumlah Keterangan Kelebihan pembayaran Triwulan II Th 2004

Rp 12.081.656.000 Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Januari 2005 sesuai SPM No. 646178Y/019/113 tanggal 3 Januari 2005

Kelebihan pembayaran Triwulan III Th 2004

Rp 5.150.350.000 Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Maret 2005 sesuai SPM No. 226786A/019/113 tanggal 26 Januari 2005

Kekurangan pembayaran Triwulan IV Th 2004

Rp 66.379.377.000 Telah dibayarkan sesuai SPM Taspen No. S-00804/ TSP.1/ 04/2004 tanggal 13 April 2005

3. Pada tanggal 1 Januari 2005, sesuai dengan terms and conditions SU dilakukan indeksasi terhadap SU-002 dan SU-004 berdasarkan inflasi tahun 2004. Hal ini mengakibatkan perubahan saldo pokok SU yang cukup signifikan, baik untuk SU yang berada pada posisi kewajiban jangka pendek maupun pada SU yang berada pada posisi kewajiban jangka panjang, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah) CPI Index Linked Bonds

Kewajiban Jangka Pendek

Indeksasi

Setelah Indeksasi

SU-002 2.174.243.754.123 139.169.021.131 2.313.412.775.154 SU-004 5.402.826.376.873 345.824.177.633 5.748.650.554.506 Total 7.577.070.130.996 484.993.198.764 8.062.063.329.660

Dengan adanya indeksasi di awal tahun 2005 sebagaimana disebutkan di atas, maka jumlah amortisasi SU-002 dan SU-004 yang harus dibayar Pemerintah pada awal tahun 2005 meningkat dari sebesar Rp7.577.070.130.896 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka pendek, menjadi sebesar Rp8.062.063.329.660 yaitu jumlah setelah indeksasi sesuai tabel di atas. Selain itu, jumlah kewajiban atas SU yang belum diamortisasi juga meningkat dari sebesar Rp97.414.789.824.635 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka panjang, menjadi Rp103.650.116.897.995, sesuai tabel di atas.

CPI Index Linked Bonds

Kewajiban Jangka Panjang

Indeksasi

Setelah Indeksasi

SU-002 27.178.046.925.282 1.739.612.764.133 28.917.659.689.415 SU-004 70.236.742.899.353 4.495.714.309.227 74.732.457.208.580 Total 97.414.789.824.635 6.235.327.073.360 103.650.116.897.995

Page 70: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -55-

C.4. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Rekening Pemerintah pada Bank Umum Penempatan rekening pemerintah pada bank umum antara lain berupa rekening untuk dana pemerintah yang dibatasi penggunaannya (restricted cash) dan escrow accounts. Rekening yang dibatasi penggunaannya per 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp11.303.683.753.573 merupakan rekening dana reboisasi yang alokasi dananya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Saldo rekening tersebut telah disajikan dalam laporan keuangan ini sebagai aset lainnya (lihat C.2.20). Escrow accounts merupakan rekening yang digunakan untuk menampung sisa anggaran belanja subsidi yang belum dapat diverifikasi dan dana bagi hasil yang penerimanya belum teridentifikasi. Escrow accounts subsidi meliputi BBM, listrik, pupuk, dan pangan yang pada akhir tahun anggaran belum dapat diverifikasi oleh BPKP. Saldo escrow accounts subsidi sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.205.840.392.760,33. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 28. Escrow accounts dana bagi hasil merupakan rekening penampungan untuk dana bagi hasil perikanan, pertambangan umum, kehutanan dan DAK DR yang belum disalurkan pada tahun anggaran bersangkutan karena daerah penghasil belum teridentifikasi. Saldo escrow accounts dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.067.030.376.097. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 29. Disamping itu terdapat rekening pemerintah pada bank umum yang berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI bersaldo Rp3.403.063.546.244,21 per 31 Desember 2004. Rekening tersebut merupakan rekening milik kementerian negara/lembaga, Pemerintah Daerah dan pihak lain yang saat ini masih diteliti lebih lanjut.

2. Eksekusi oleh Kejaksaan Agung Hasil pemeriksaan BPK-RI pada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan pengumpulan data pada jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus menunjukkan adanya keputusan Pengadilan berupa denda dan hukuman membayar uang pengganti kerugian negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Tagihan tersebut sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp6.667.980,21 juta, meliputi keputusan pengadilan yang ada di 17 Kejaksaan Tinggi sebesar Rp5.314.180,99 juta dan di Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara sebesar Rp1.353.799,22 juta.

3. Utang Kepada Bank Indonesia (BI) Sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, terdapat tagihan-tagihan BI kepada Pemerintah yang belum disepakati. Tagihan tersebut meliputi tagihan atas subsidi bunga kredit program sebesar Rp2.820.016.088.740, talangan iuran keanggotaan pada lembaga keuangan internasional sebesar Rp2.826.956.396.636, dan tagihan terkait dengan BLBI, Fasilitas Saldo Debet (FSD), serta KLBI sebesar Rp25.787.190.073.861.

4. Utang Kontingensi terkait dengan Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah Utang kontingensi merupakan kewajiban kepada nasabah eks BBO/BBKU yang belum dibayar pada saat tugas BPPN berakhir tanggal 27 Februari 2004 sebesar Rp2.313.086,87 juta. Utang tersebut terdiri

Page 71: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -56-

dari nasabah murni yang tidak berstatus blokir sebesar Rp840.820,47 juta dan nasabah yang terkait dengan pinjaman sebesar Rp1.472.266,40 juta.

5. Tunjangan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil (THT PNS) Program Pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU No. 11/1969, tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana Pensiun dibentuk berdasarkan kontribusi pemerintah, sebagai pemberi kerja, dan PNS, sebagai peserta. Namun demikian, selama ini untuk penyelenggaraan program pensiun dan program Tunjangan hari Tua (THT), iuran hanya disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari gaji. Pemerintah selaku pemberi kerja belum mengiur. Pemerintah menganut sistem pembayaran secara current cost financing yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh pemerintah melalui APBN (79%) pada saat pegawai memasuki masa pensiun. Dana pensiun membayar sebesar 21% sisanya.

Sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas mengakibatkan kekurangan pendanaan penyelenggaraan program pensiun dan THT (past service liabilities). Nilai sementara berdasarkan perhitungan aktuaria (sesuai surat PT TASPEN No. Srt-410/DIR/092003 tanggal 1 September 2003), terdapat kewajiban pemerintah kepada PT TASPEN yang timbul sebagai akibat kekurangan pendanaan pemerintah atas dana pensiun per 31 Desember 2002 sebesar Rp306.329.000.000.000.

Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah seluruh PNS, termasuk pegawai pemerintah daerah, anggota DPR, dan pejabat negara, tidak termasuk TNI dan Polri. Untuk MPR hanya diperhitungkan ketua dan wakil ketua.

Page 72: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -57-

Saldo awal kas pemerintah per 1 Januari 2004 sebesar Rp19,3 triliun Penurunan kas pemerintah pada TA 2004 sebesar Rp6,6 triliun Saldo akhir kas pemerintah per 31 Desember 2004 sebesar Rp52,3 triliun

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS

D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS

SALDO AWAL KAS

Saldo Awal Kas per 1 Januari 2004 sebesar Rp19.313.910.770.106 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran, dengan rincian:

- Kas di Bank Indonesia Rp 7.672.665.511.000 - Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 11.641.245.259.106 Jumlah Saldo Awal Kas Pemerintah Rp19.313.910.770.106

PERUBAHAN/MUTASI KAS

Perubahan/mutasi kas sepanjang tahun anggaran 2004 menginformasikan tentang kenaikan (penurunan) kas dari berbagai aktivitas pemerintah dengan rincian:

- Kenaikan (Penurunan) Kas Operasi Rp30.451.771.854.000 - Kenaikan (Penurunan) Kas Investasi Aset Non

Keuangan (66.853.143.100.000) - Kenaikan (Penurunan) Kas Pembiayaan 33.387.273.569.000 - Kenaikan (Penurunan) Kas Non Anggaran (3.552.066.133.188) Kenaikan (Penurunan) Kas Pemerintah Rp(6.566.163.810.188)

Dari data tersebut berarti defisit anggaran adalah sebesar Rp36.401.371.246.000, yaitu selisih antara kenaikan kas dari aktivitas operasi dan penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan. Komposisi kenaikan (penurunan) dari tiap aktivitas disajikan dalam Grafik 18.

Grafik 18 Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas

33,4

-3,6

-66,9

30,5

-80

-60

-40

-20

0

20

40

Operasi Investasi Aset NonKeuangan

Pembiayaan Non Anggaran

triliu

n ru

piah

SALDO AKHIR KAS

Saldo Akhir Kas dan Bank per 31 Desember 2004 sebesar Rp52.307.558.814.276 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia dan siap digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah tahun anggaran berikutnya, dengan rincian:

Page 73: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -58-

Arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp30,4 triliun Penerimaan perpajakan (neto) Rp280,9 triliun

- Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rp 248.984.834.918 - Rekening Kas di KPPN 12.498.762.125.000 - Kas di Bendahara Pengeluaran 322.614.437.433 - Kas di Bendahara Penerimaan 576.992.798.255 - Rekening Pemerintah Lainnya di BI 38.660.204.618.670 Jumlah Saldo Akhir Kas Pemerintah Rp52.307.558.814.276

D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS Penjelasan atas Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2004 diuraikan sebagai berikut: ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi, yang menunjukkan kenaikan sebesar Rp 30.451.771.854.000, dengan rincian sebagai berikut:

- Arus Masuk Kas Aktivitas Operasi Rp397.880.405.743.000 - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Operasi 367.428.633.889.000 - Arus Kas Bersih Rp 30.451.771.854.000

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas operasi dari penerimaannya.

D.2.1. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.897.641.240.000 merupakan penerimaan neto pemerintah yang dihimpun dari sektor pajak sepanjang tahun berjalan setelah dikurangi pengembalian pendapatan pajak. Penerimaan perpajakan dibagi menjadi penerimaan pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.

Rincian atas Penerimaan Pajak Dalam Negeri dan Pajak Perdagangan Internasional sebagai berikut:

Pajak Dalam Negeri - Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas Rp117.401.085.234.000 - Pajak Penghasilan (PPh) Migas 22.946.614.602.000 - Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPn BM) 102.584.414.956.000 - Pajak Bumi dan Bangunan 11.774.571.275.000 - Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 2.918.267.413.000 - Pendapatan Cukai 29.173.239.643.000 - Pendapatan atas Pajak Lainnya 1.872.254.692.000 Jumlah Pajak Dalam Negeri 288.670.447.815.000 Pajak Perdagangan Internasional - Pendapatan Bea masuk 12.551.990.278.000 - Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor 297.790.052.000 Jumlah Pajak Perdagangan Internasional 12.849.780.330.000 Jumlah Penerimaan Perpajakan 301.520.228.145.000 Dikurangi : - Pengembalian Pendapatan Pajak (20.622.586.905.000) Jumlah Penerimaan Perpajakan (Neto) Rp280.897.641.240.000

Komposisi penerimaan perpajakan dalam prosentase dapat dilihat pada Grafik 19:

Page 74: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -59-

PNBP sebesar Rp116,7 triliun

Grafik 19 Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004

BPHTB1%

PBB4%

Cukai10%

Bea Masuk4%

Pajak/Pungutan Ekspor

0%

PPh Non Migas38%

PPh Migas8%

PPN & PPn BM34%

Pajak Lainnya1%

D.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp116.704.801.670.000 adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.

Rincian atas penerimaan negara bukan pajak adalah sebagai berikut :

Penerimaan Sumber Daya Alam

Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar Rp91.397.744.046.000 merupakan penerimaan negara sehubungan dengan kegiatan eksploitasi sumber daya alam, yang terdiri dari:

- Pendapatan Minyak Bumi Rp63.060.418.282.000 - Pendapatan Gas Alam 22.199.226.564.000 - Pendapatan Pertambangan Umum 1.688.842.414.000 - Pendapatan Kehutanan 4.143.173.069.000 - Pendapatan Perikanan 306.083.717.000 Jumlah Penerimaan Sumber Daya Alam Rp91.397.744.046.000

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN sebesar Rp9.817.533.694.000 merupakan penerimaan laba yang diperoleh pemerintah atas pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yakni kekayaan negara yang ditempatkan sebagai penyertaan modal pada BUMN. Pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN dibagi menjadi pendapatan atas laba BUMN perbankan dan pendapatan atas laba BUMN non perbankan.

Rincian dari pendapatan atas laba BUMN adalah sebagai berikut:

Page 75: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -60-

Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan - PT Bank Mandiri Rp 32.130.828.181 - PT Bank Ekspor Impor Indonesia 146.695.685.429 - PT Bank Rakyat Indonesia 910.000.000.000 - PT Bank Negara Indonesia 312.112.690.390 - PT Bank Tabungan Negara 589.330.000.000 - Lain-lain 840.000.000.000 Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan 2.830.269.204.000 Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan - PT Perkebunan Nusantara 174.654.339.249 - PT Wijaya Karya 20.369.153.000 - PT Timah 20.178.000.000 - PT Telkom 1.570.638.388.084 - PT Taspen 35.311.908.000 - PT Socfin 30.538.236.000 - PT Semen Gresik 52.847.792.008 - PT Pupuk Sriwijaya 50.000.000.000 - PT Permodalan Nasional Madani 24.907.007.210 - PT Perusahaan Gas Negara 153.217.178.098 - PT Perusahaan Pengelola Aset 400.000.000.000 - PT Pertamina 2.169.000.000.000 - PT Pelabuhan Indonesia 70.562.000.000 - PT Krakatau Steel 25.000.000.000 - PT Jasa Raharja 80.834.000.000 - PT Jasa Marga 24.063.317.280 - PT Indosat 113.037.768.750 - PT Freeport 90.086.013.451 - PT Bio Farma 39.924.055.000 - PT Asuransi Kesehatan 78.274.955.000 - PT Asuransi Kredit Indonesia 20.412.000.000 - PT Aset 29.887.520.000 - PT Angkasa Pura 217.453.637.094 - PT Aneka Tambang 47.859.040.000 - Lain-lain 1.448.208.181.776 Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan 6.987.264.490.000 Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Rp9.817.533.694.000

PNBP Lainnya

PNBP Lainnya sebesar Rp15.489.523.930.000 merupakan penerimaan negara selain dari penerimaan sumber daya alam dan pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN yang terdiri dari:

- Penjualan Hasil Produksi/Sitaan Rp 1.013.841.537.000 - Pendapatan Sewa 31.962.445.000 - Pendapatan Jasa I 3.385.888.989.000 - Pendapatan Jasa II 1.288.180.309.000 - Pendapatan Rutin dari Luar Negeri 100.000.004.000 - Pendapatan Bunga 447.274.212.000 - Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan 46.744.252.000 - Pendapatan Pendidikan 1.182.243.621.000 - Pendapatan Laba Bersih Penjualan BBM 24.000 - Pendapatan Lain-lain 3.644.379.697.000 - Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja TAYL 4.649.271.885.000 Jumlah PNBP Lainnya 15.789.786.975.000 Dikurangi : - Pengembalian PNBP (300.263.045.000) Jumlah PNBP Lainnya (Netto) 15.489.523.930.000 Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp116.704.801.670.000

Page 76: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -61-

Hibah sebesar Rp277,9 miliar Belanja pegawai sebesar Rp54,8 triliun Belanja barang dan jasa sebesar Rp15,1 triliun

D.2.3. Pendapatan Hibah

Pendapatan Hibah sebesar Rp277.962.833.000 adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri:

- Hibah Luar Negeri – Bilateral Rp115.678.198.000 - Hibah Luar Negeri - Multilateral 84.336.093.000 - Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya 77.948.542.000 Jumlah Pendapatan Hibah Rp277.962.833.000

D.2.4. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai sebesar Rp54.783.069.983.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk membayar gaji pegawai negeri sipil berupa gaji pokok, tunjangan istri/anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional, gaji pejabat negara dan pembayaran lainnya berupa honorarium, vakasi, lembur, uang makan/lauk pauk, dan kompensasi lainnya kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan dosen/guru/anggota TNI/Polri, dan lain-lain.

Rincian Belanja Pegawai sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut :

- Gaji dan Tunjangan Rp31.836.812.361.000 - Uang Makan/Lauk Pauk 152.806.000 - Belanja Pensiun 19.339.864.939.000 - Belanja Pegawai Lain-lain 3.531.137.105.000 - Belanja Gaji/Upah Proyek (BGP) 259.394.382.000 Jumlah Belanja Pegawai 54.967.361.593.000 Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Pegawai (184.291.610.000) Jumlah Belanja Pegawai (Neto) Rp54.783.069.983.000

D.2.5. Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp15.142.662.568.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pengadaan/pembelian barang dan jasa non investasi guna mendukung kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Belanja Barang dan Jasa sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut:

- Keperluan Sehari-hari Perkantoran Rp 1.433.388.955.000 - Bahan Makanan 733.086.481.000 - Belanja Barang Transito 183.753.672.000 - Belanja Barang Lainnya 54.274.881.000 - Belanja Pembelian Bahan Proyek (BPBP) 110.359.953.000 - Langganan Daya dan Jasa 1.294.345.327.000 - Jasa Pos dan Giro 13.144.916.000 - Belanja Pemeliharaan 2.526.554.982.000 - Belanja Perjalanan 1.418.999.449.000 - Belanja Barang dan Jasa Lainnya 8.254.273.878.000 Jumlah Belanja Barang dan Jasa 16.022.182.494.000 Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Barang dan Jasa (879.519.926.000) Jumlah Belanja Barang dan Jasa (Neto) Rp15.142.662.568.000

D.2.6. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi sebesar Rp91.899.301.904.000 merupakan belanja negara yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau

Page 77: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -62-

Belanja subsidi sebesar Rp91,9 triliun Dana perimbangan sebesar Rp122,9 triliun Dana otonomi khusus dan dana penyesuaian sebesar Rp6,8 triliun

mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jual terjangkau oleh masyarakat. Rincian Belanja Subsidi adalah sebagai berikut:

Subsidi Harga/Biaya - Subsidi BBM Rp69.024.450.135.000 - Subsidi Pangan 4.830.777.908.000 - Subsidi Listrik 2.316.650.000.000 - Subsidi Benih 76.202.915.000 - Subsidi Pupuk 1.259.218.582.000 Jumlah Subsidi Harga/Biaya 77.507.299.540.000 Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Risiko - Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah 61.572.454.000 - Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan 34.889.148.000 Jumlah Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Resiko 96.461.602.000 Subsidi Pajak dan Bea Masuk - Subsidi Pajak Penghasilan 1.312.122.928.000 Jumlah Subsidi Pajak dan Bea Masuk 1.312.122.928.000 Subsidi Rutin Lainnya - Subsidi Lainnya 5.825.493.493.000 Jumlah Subsidi Rutin Lainnya 5.825.493.493.000 Subsidi Lain-lain 11.285.088.000 Subsidi/Belanja Bantuan - Tunjangan Kesehatan Veteran Non Tuvet 793.000 - Belanja Rutin KONI 14.322.124.000 - Dana Kontingensi 6.409.717.749.000 - Bantuan Dalam Rangka Penugasan/PSO 722.598.587.000 Jumlah Subsidi/Belanja Bantuan 7.146.639.253.000 Jumlah Belanja Subsidi Rp91.899.301.904.000

D.2.7. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan sebesar Rp122.873.223.394.000 adalah semua pengeluaran negara yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Rincian Dana Perimbangan dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:

- Dana Bagi Hasil Rp 36.700.327.968.000 - Dana Alokasi Umum 82.084.248.631.000 - Dana Alokasi Khusus 4.088.646.795.000 Jumlah Dana Perimbangan Rp122.873.223.394.000

D.2.8. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian sebesar RP6.808.042.499.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pembiayaan pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah.

Rincian Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebagai berikut:

- Dana Otonomi Khusus Rp1.642.617.943.000 - Dana Penyesuaian 5.165.424.556.000 Jumlah Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp6.808.042.499.000

Page 78: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -63-

Bunga utang sebesar Rp62,7 triliun Belanja operasi lain-lain sebesar Rp13,3 triliun

D.2.9. Bunga Utang

Bunga Utang sebesar Rp62.664.201.767.000 merupakan pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (Principal Outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri, yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman. Bunga Utang diklasifikasikan menjadi Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri serta Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri.

Rincian Bunga Utang tersebut adalah sebagai berikut :

Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri

Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri sebesar Rp39.867.284.566.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan surat berharga (obligasi) pemerintah dalam negeri dalam rangka Program Restrukturisasi Perbankan dengan rincian:

- Bunga Utang Dalam Negeri – Obligasi Rp39.553.587.093.000 - Pembayaran Imbalan Bunga (SPM-IB) 313.697.473.000 Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri Rp39.867.284.566.000

Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri

Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri sebesar Rp22.796.917.201.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah atas pinjaman yang diterima, dengan rincian sebagai berikut :

- Bunga Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek Rp22.182.691.769.000 - Biaya/Kewajiban Lainnya terhadap Utang Luar Negeri 276.166.494.000 - Biaya/Kewajiban Penerbitan/Penjualan Surat Utang LN 23.643.938.000 - Bunga Surat Utang Negara Luar Negeri 314.415.000.000 Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri 22.796.917.201.000 Jumlah Bunga Utang Rp62.664.201.767.000

D.2.10. Belanja Operasi Lain-lain

Belanja Operasi Lain-lain sebesar Rp13.258.131.774.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran tak tersangka, belanja perusahaan jawatan, pemilihan umum/sidang tahunan, cadangan dana reboisasi dan lain-lain.

Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut:

- Dana Pembangunan Daerah Rp 18.000.000 - Pengeluaran Tak Tersangka 7.119.704.000 - Belanja Barang Perusahaan Jawatan 262.268.777.000 - Pemilihan Umum/Sidang Tahunan 4.299.756.540.000 - Cadangan Dana Reboisasi 4.639.214.073.000 - Tunggakan dan Klaim Pihak Ketiga 66.309.567.000 - Belanja Rutin Lain-lain 3.627.489.330.000 - Belanja Lainnya 355.955.783.000 Jumlah Belanja Operasi Lain-lain Rp13.258.131.774.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN

Menjelaskan aktivitas investasi aset non keuangan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas investasi aset non keuangan menunjukkan penurunan sebesar Rp66.853.143.100.000 dengan rincian sebagai berikut:

Page 79: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -64-

Penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun Arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp107,5 miliar yaitu dari pendapatan dari penjualan aset. Arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun yaitu untuk belanja modal

Kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,4 triliun

- Arus Masuk Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan Rp 107.537.409.000 - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Investasi Aset Non

Keuangan

(66.960.680.509.000) - Arus Kas Bersih (Rp66.853.143.100.000)

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas investasi aset non keuangan dari penerimaannya.

D.2.11. Pendapatan dari Penjualan Aset

Pendapatan dari Penjualan Aset sebesar Rp107.537.409.000 merupakan pendapatan yang diterima pemerintah sehubungan dengan kebijakan pemerintah dalam menjual/melepas aset-asetnya berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Rinciannya terdiri dari :

- Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Rp 84.553.020.000 - Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya 22.984.389.000 Jumlah Pendapatan dari Penjualan Aset Rp107.537.409.000

D.2.12. Belanja Modal

Belanja Modal sebesar Rp66.960.680.509.000 merupakan pengeluaran anggaran untuk belanja aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut :

- Belanja Modal untuk Tanah Rp 711.226.994.000 - Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin 17.019.729.691.000 - Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan 8.253.085.058.000 - Belanja Modal untuk Jaringan 9.850.130.631.000 - Belanja Modal Fisik Lainnya 4.551.527.369.000 - Belanja Modal Non Fisik 26.574.980.766.000 Jumlah Belanja Modal Rp66.960.680.509.000

Dengan kenaikan Arus Kas (bersih) dari Aktivitas Operasi sebesar Rp30.451.771.854.000 dan penurunan (bersih) dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan sebesar Rp66.853.143.100.000 mengakibatkan defisit anggaran sebesar Rp36.401.371.246.000. Defisit tersebut akan ditutup dengan pembiayaan yang diuraikan dibawah ini.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim (tuntutan) pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan tuntutan pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Aktivitas pembiayaan sepanjang periode berjalan menunjukkan kenaikan sebesar Rp33.387.273.569.000 dengan rincian sebagai berikut:

- Arus Masuk Kas Aktivitas Pembiayaan Rp107.629.273.273.000 - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Pembiayaan 74.241.999.704.000 - Arus Kas Bersih Rp 33.387.273.569.000

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat menutup defisit yang ada sebesar Rp36.401.371.244.000 dengan surplus pembiayaan yang hanya Rp33.387.273.569.000.

Page 80: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -65-

Penerimaan pembiayaan dalam negeri sebesar Rp64,9 triliun Penerimaan pembiayaan luar negeri sebesar Rp32,4 triliun Pendapatan pelunasan piutang Rp10,3 triliun

D.2.13. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp64.901.134.245.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah yang berasal dari perbankan dan non perbankan dalam negeri. Rincian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri adalah sebagai berikut :

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan

Penerimaan atas Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan sebesar Rp22.712.505.838.000 seluruhnya berasal dari Penyetoran SAL ke Rekening BUN.

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan sebesar Rp42.188.628.407.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari :

- Penerimaan Privatisasi Rp 3.519.487.251.000 - Penerbitan/Penjualan Obligasi Dalam Negeri - 22.918.399.017.000

Jangka Panjang - Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan 15.750.742.139.000 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non

Perbankan 42.188.628.407.000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan

22.712.505.838.000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Rp64.901.134.245.000 D.2.14. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri

Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri sebesar Rp32.436.390.917.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah sehubungan dengan penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek serta penerbitan Surat Utang Negara Luar Negeri.

Rincian Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek adalah sebagai berikut :

Pinjaman Program

Pinjaman Program yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp5.058.509.000.000 berasal dari ADB.

Pinjaman Proyek

Pinjaman Proyek yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp18.416.772.005.000 berasal dari:

- Pinjaman Proyek dari Bilateral Rp 8.734.844.120.000 - Pinjaman Proyek dari Multilateral 1.832.993.226.000 - Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor 3.332.536.828.000 - Pinjaman Proyek dari Komersial 4.516.397.831.000 Jumlah Pinjaman Proyek Rp18.416.772.005.000

Pembiayaan Lain-lain

Pembiayaan lain-lain sebesar Rp8.961.109.912.000 merupakan penerimaan pembiayaan sehubungan dengan penerbitan Surat Utang Negara yang diterima dalam tahun berjalan.

D.2.15. Pendapatan Pelunasan Piutang

Pendapatan Pelunasan Piutang sebesar Rp10.291.748.111.000 merupakan penerimaan kembali pokok piutang yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri yang diteruspinjamkan pada BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, dan penerimaan

Page 81: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -66-

Pembayaran pokok utang dalam negeri sebesar Rp25,5 triliun Pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp46,5 triliun

Penerusan pinjaman LN Rp2,3 triliun Penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,5 triliun

Penerimaan PFK sebesar Rp12,3 triliun

kembali pokok piutang lainnya. Rincian Pendapatan Pelunasan Piutang sebagai berikut :

- Angsuran KIP Rp 338.958.517 - Angsuran Kredit Usaha Tani 287.531.960 - Angsuran Pengadaan Pangan 55.876.680 - Pelunasan Piutang dari RDI 10.290.886.287.000 - Lain-lain 179.456.843 Jumlah Pendapatan Pelunasan Piutang Rp10.291.748.111.000

D.2.16. Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri

Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri sebesar Rp25.456.429.045.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dalam melunasi utang obligasi dalam negeri jangka panjang yang jatuh tempo.

D.2.17. Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri

Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri sebesar Rp46.491.106.882.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas cicilan pokok (amortisasi) pinjaman yang telah jatuh tempo. Pembayaran cicilan pokok (amortisasi) dalam tahun berjalan seluruhnya dikeluarkan untuk cicilan pokok pinjaman proyek piutang kepada BUMN.

D.2.18. Penerusan Pinjaman Luar Negeri

Penerusan Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp2.294.463.777.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah melalui Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) dengan rincian :

- PMP untuk Badan Usaha Milik Negara Rp 66.817.879.000 - Piutang Pemerintah kepada Swasta 17.686.667.000 - Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAB 14.442.448.000 - Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAB 1.499.317.726.000 - Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAYL 16.683.776.000 - Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAYL 679.515.281.000

Jumlah Penerusan Pinjaman Luar Negeri Rp2.294.463.777.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN

Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) yang tidak mempengaruhi anggaran. Dalam tahun anggaran berjalan arus kas dari aktivitas non anggaran mengalami penurunan sebesar Rp3.552.066.133.188 dengan rincian sebagai berikut:

- Arus Masuk Kas Aktivitas Non Anggaran Rp1.001.930.694.124.000 - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Non Anggaran (1.005.482.760.257.188) - Arus Kas Bersih Rp (3.552.066.133.188)

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dalam tahun anggaran berjalan pemerintah mengeluarkan dana transaksi non anggaran di bawah penerimaannya. D.2.19. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga

Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp12.286.381.675.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, misalnya potongan atas gaji, pensiun, beras BULOG, dan lain-lain.

Page 82: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -67-

KU masuk sebesar Rp975 triliun Penerimaan transito sebesar Rp14,7 triliun Pengeluaran PFK sebesar Rp16,6 triliun KU keluar sebesar Rp973,9 triliun

Rincian atas Penerimaan PFK adalah sebagai berikut:

- Penerimaan PFK 10% Gaji 5.901.560.438.000 - Penerimaan PFK 2% Pensiun 64.082.621.000 - Penerimaan PFK 2% Pemda 152.843.128.000 - Penerimaan PFK Beras Bulog 355.835.134.000 - Penerimaan Wesel Pemerintah 71.491.000 - Penerimaan Reimbursment dalam rangka Prefinancing 5.513.661.099.000 - Penerimaan PFK Lain-lain 298.327.764.000 Jumlah Penerimaan PFK Rp12.286.381.675.000

D.2.20. Kiriman Uang Masuk

Kiriman Uang (KU) Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569 merupakan penerimaan kiriman uang antar rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU Masuk dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:

- Penerimaan KU Rp493.786.831.607.000 - Pemindahbukuan intern KPPN 481.189.722.747.569 Jumlah Penerimaan KU Rp974.976.554.354.569

Penerimaan KU Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569, sudah termasuk saldo akhir KU tahun 2003 sebesar Rp1.102.377.459.245, sehingga jumlah KU Masuk tahun berjalan sama dengan jumlah KU Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 (lihat catatan D.2.23).

D.2.21. Penerimaan Transito

Penerimaan Transito sebesar Rp14.667.758.094.431 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana. Rincian penerimaan transito adalah sebagai berikut:

- Penerimaan Transito TAB Rp13.522.961.006.000 - Penerimaan Transito TAYL 299.209.929.431 - Penerimaan Transito Pengguna PNBP (Swadana) 845.587.159.000 Jumlah Penerimaan Transito Rp14.667.758.094.431

D.2.22. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga

Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp16.618.210.830.000 merupakan pengeluaran pemerintah sehubungan dengan penerimaan potongan gaji, pensiun, beras BULOG yang disalurkan untuk dana pensiun, Tabungan Hari Tua (THT), asuransi kesehatan, dan pembayaran beras kepada BULOG. Rincian atas Pengeluaran PFK adalah sebagai berikut:

- Pengembalian Penerimaan PFK 10% Gaji Rp 6.086.812.037.000 - Pengembalian Penerimaan PFK 2% Pensiun 62.765.969.000 - Penerimaan PFK 2% Pemda 129.371.276.000 - Pengembalian Penerimaan PFK Beras Bulog 372.516.996.000 - Pelunasan Wesel Pemerintah 583.985.000 - Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK BUN Lainnya 9.685.318.363.000 - Pengembalian Penerimaan PFK Lain-lain 280.842.204.000 Jumlah Pengeluaran PFK Rp16.618.210.830.000

D.2.23. Kiriman Uang Keluar

Kiriman Uang (KU) Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 merupakan pengeluaran kiriman uang rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU

Page 83: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan atas Laporan Keuangan -68-

Pengeluaran transito sebesar Rp15 triliun

Keluar dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:

- Pengeluaran KU Rp492.177.282.068.000 - Pengeluaran KU dalam rangka Reksus 276.192.081.000 - Pengeluaran Pemindahbukuan intern KPPN 481.420.702.746.324 Jumlah Pengeluaran KU Rp973.874.176.895.324

D.2.24. Pengeluaran Transito

Pengeluaran transito sebesar Rp. 14.990.372.531.864 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana rincian penerimaan transito sebagai berikut:

- Pengeluaran Transito Rutin Rp 6.861.703.440.864 - Pengeluaran Transito Pembangunan 7.357.736.253.000 - Pengeluaran Transito Pengguna PNBP (Swadana) 770.564.233.000 Pengeluaran Transito Dana Perimbangan 368.605.000 Jumlah Pengeluaran Transito Rp14.990.372.531.864

D.2.25. Saldo Awal Kas

Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1).

D.2.26. Saldo Akhir Kas

Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1).

D.2.27. Kas di Bendahara Pengeluaran

Penjelasan mengenai kas di bendahara pengeluaran lihat catatan atas neraca (C.2.4).

D.2.28. Kas di Bendahara Penerima

Penjelasan mengenai kas di bendahara penerimaan lihat catatan atas neraca (C.2.5).

D.2.29. Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia

Penjelasan mengenai Rekening Pemerintah Lainnya pada BI lihat catatan atas neraca (C.2.3).

Page 84: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

LAMPIRAN

Page 85: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 1LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENERIMAAN DALAM NEGERI

TAHUN ANGGARAN 2004(Dalam Rupiah)

MAP URAIAN REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

I Penerimaan perpajakan 279.207.480.000.000 280.558.820.638.612 1.351.340.638.612

a Pajak dalam negeri 267.033.380.000.000 267.817.030.241.314 783.650.241.314

0110 Pajak penghasilan (PPh) Nonmigas 112.767.200.000.000 96.567.919.081.168 (16.199.280.918.832) 0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 23.085.780.000.000 22.946.614.007.646 (139.165.992.354) 0130 Pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah

(PPN dan PPnBM) 87.506.300.000.000 102.572.749.738.500

15.066.449.738.500

0140 Pajak bumi dan bangunan (PBB) 10.211.700.000.000 11.766.952.857.000 1.555.252.857.000 0150 Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 3.182.200.000.000 2.918.228.664.000 (263.971.336.000) 0160 Pendapatan Cukai 28.441.900.000.000 29.172.451.701.000 730.551.701.000 0170 Pendapatan Pajak lainnya 1.838.300.000.000 1.872.114.192.000 33.814.192.000

b Pajak perdagangan internasional 12.174.100.000.000 12.741.790.397.298 567.690.397.298

0210 Pendapatan Bea masuk 11.837.600.000.000 12.444.000.347.298 606.400.347.298 0220 Pendapatan Pajak / Pungutan ekspor 336.500.000.000 297.790.050.000 (38.709.950.000)

II Penerimaan negara bukan pajak 123.824.343.430.000 122.545.762.151.750 (1.278.581.278.250)

a Penerimaan sumber daya alam 92.407.639.441.000 91.542.983.188.986 (864.656.252.014)

0310 Pendapatan minyak bumi 63.863.900.000.000 63.059.805.131.106 (804.094.868.894) 0311 Pendapatan minyak bumi 63.863.900.000.000 63.059.805.131.106 (804.094.868.894) 0320 Pendapatan gas alam 23.783.500.000.000 22.199.226.563.929 (1.584.273.436.071) 0321 Pendapatan gas alam 23.783.500.000.000 22.199.226.563.929 (1.584.273.436.071) 0330 Pendapatan pertambangan umum 1.760.226.441.000 2.548.752.490.150 788.526.049.150 0331 Pendapatan iuran tetap 40.934.007.000 196.442.924.012 155.508.917.012 0332 Pendapatan royalti 1.719.292.434.000 2.352.309.566.138 633.017.132.138 0340 Pendapatan kehutanan 2.700.013.000.000 3.411.633.313.730 711.620.313.730 0341 Pendapatan dana reboisasi 2.029.578.000.000 2.415.141.858.926 385.563.858.926 0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan 664.435.000.000 906.906.433.679 242.471.433.679 0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan 6.000.000.000 89.585.021.125 83.585.021.125 0350 Pendapatan perikanan 300.000.000.000 323.565.690.071 23.565.690.071 0351 Pendapatan perikanan 300.000.000.000 323.565.690.071 23.565.690.071

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

Lampiran -69-

Page 86: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

MAP URAIAN REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

b. Bagian pemerintah atas laba BUMN 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000

0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000

c Penerimaan negara bukan pajak lainnya 22.313.203.989.000 21.185.248.262.764 (1.127.955.726.236)

0510 Penjualan hasil produksi, sitaan 1.178.224.850.000 67.010.183.118 (1.111.214.666.882) 0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan 3.877.894.000 1.984.403.547 (1.893.490.453) 0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan 9.963.927.000 6.281.727.545 (3.682.199.455) 0513 Penjualan hasil tambang 993.474.167.000 26.176.277 (993.447.990.723) 0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan 150.000.000.000 46.563.037.044 (103.436.962.956) 0515 Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya 379.424.000 274.022.649 (105.401.351) 0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya 4.023.454.000 2.381.742.190 (1.641.711.810) 0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 3.122.520.000 1.441.752.921 (1.680.767.079) 0519 Penjualan lainnya 13.383.464.000 8.057.320.945 (5.326.143.055) 0520 Penjualan aset 116.939.246.000 72.451.366.252 (44.487.879.748) 0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 24.194.178.000 4.771.635.139 (19.422.542.861) 0522 Penjualan kendaraan bermotor 1.070.588.000 540.337.176 (530.250.824) 0523 Penjualan sewa beli 68.905.954.000 48.005.808.733 (20.900.145.267) 0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih / rusak / dihapuskan 22.768.526.000 19.133.585.204 (3.634.940.796) 0530 Pendapatan sewa 30.759.511.000 48.137.084.967 17.377.573.967 0531 Sewa rumah dinas, rumah negeri 16.704.802.000 15.504.864.692 (1.199.937.308) 0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 10.129.133.000 12.411.169.829 2.282.036.829 0533 Sewa benda-benda bergerak 2.126.548.000 18.533.159.540 16.406.611.540 0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 1.799.028.000 1.687.890.906 (111.137.094) 0540 Pendapatan jasa I 3.103.586.557.000 3.241.172.347.092 137.585.790.092 0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya 101.108.747.000 118.285.013.222 17.176.266.222 0542 Pendapatan tempat hiburan/ taman/ museum 2.218.004.000 7.373.540.401 5.155.536.401 0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/ BPKB 399.480.355.000 674.996.657.536 275.516.302.536 0544 Pendapatan jasa pertanahan 7.000.000.000 - (7.000.000.000) 0545 Pendapatan hak dan perijinan 1.169.805.000.000 1.570.678.889.832 400.873.889.832 0546 Pendapatan sensor/karantina/ pengawasan/ pemeriksaan 197.359.904.000 87.441.891.494 (109.918.012.506) 0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa teknologi 940.614.133.000 632.000.498.360 (308.613.634.640) 0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama 65.000.100.000 55.086.326.272 (9.913.773.728) 0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan dan kenavigasian 221.000.314.000 95.309.529.975 (125.690.784.025) 0550 Pendapatan jasa II 1.051.754.532.000 1.102.693.837.315 50.939.305.315 0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 249.688.416.000 551.248.118.558 301.559.702.558 0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi 395.235.513.000 464.237.151.442 69.001.638.442 0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 6.456.524.000 5.574.471.760 (882.052.240) 0554 Pendapatan jasa pencatatan sipil 592.766.000 10.329.071 (582.436.929)

Lampiran -70-

Page 87: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

MAP URAIAN REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa 2.520.781.000 490.370.624 (2.030.410.376) 0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 7.000.000.000 3.839.862.684 (3.160.137.316) 0557 Pendapatan bea lelang 16.500.100.000 16.561.262.397 61.162.397 0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara 100.000.000.000 41.743.311.075 (58.256.688.925) 0559 Pendapatan jasa lainnya 273.760.432.000 18.988.959.704 (254.771.472.296) 0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 198.646.387.000 200.050.263.847 1.403.876.847 0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia - 259.557 259.557 0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler 198.646.387.000 200.050.004.290 1.403.617.290

0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 40.690.460.000 30.652.605.169 (10.037.854.831) 0611 Legalisasi tanda tangan 200.000.000 154.704.740 (45.295.260) 0612 Pengesahan surat di bawah tangan 70.000.000 29.042.563 (40.957.437) 0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan 1.026.000.000 685.203.244 (340.796.756) 0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya 25.200.000.000 24.356.987.469 (843.012.531) 0615 Ongkos perkara 6.109.960.000 3.694.243.732 (2.415.716.268) 0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya 8.084.500.000 1.732.423.421 (6.352.076.579) 0710 Pendapatan pendidikan 1.422.600.000.000 391.072.665.044 (1.031.527.334.956) 0711 Uang pendidikan 1.311.980.504.000 335.206.223.987 (976.774.280.013) 0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan 12.314.222.000 9.786.713.910 (2.527.508.090) 0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 1.393.030.000 1.077.182.100 (315.847.900) 0719 Pendapatan pendidikan lainnya 96.912.244.000 45.002.545.047 (51.909.698.953)

Penerimaan Lain-lain 15.170.002.446.000 16.032.007.909.960 862.005.463.960

0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan 1.007.251.556.000 7.084.518.122 (1.000.167.037.878) 0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 38.740.128.000 5.857.653.832 (32.882.474.168) 0813 Penerimaan kembali belanja pensiun 151.139.068.000 - (151.139.068.000) 0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 649.885.342.000 657.843.653 (649.227.498.347) 0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 47.487.018.000 569.020.637 (46.917.997.363) 0816 Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN 120.000.000.000 - (120.000.000.000)

0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu 581.686.032.000 4.734.987.591.960 4.153.301.559.960 0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 20.432.802.000 6.034.328.921 (14.398.473.079) 0822 Penerimaan kembali belanja pegawai daerah otonom 2.537.454.000 1.778.613.448 (758.840.552) 0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 3.141.286.000 3.020.012.388 (121.273.612) 0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 343.141.022.000 4.631.570.216.826 4.288.429.194.826 0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 62.751.364.000 18.940.635.093 (43.810.728.907) 0826 Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN 149.661.234.000 73.475.214.034 (76.186.019.966) 0827 Penerimaan kembali belanja pembangunan Hibah 20.870.000 168.571.250 147.701.250

0840 Pendapatan pelunasan piutang 7.691.600.000.000 7.692.467.357.932 867.357.932

Lampiran -71-

Page 88: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

MAP URAIAN REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

0841 Pendapatan pelunasan piutang 7.691.600.000.000 7.692.467.357.932 867.357.932

0870 Pembetulan Pembukuan Tahun Anggaran lalu 8.682.748.000 - (8.682.748.000) 0871 Pembetulan Pembukuan Belanja Pembangunan Pinjaman LN 8.675.280.000 - (8.675.280.000) 0873 Pembetulan Pembukuan Belanja Rutin 7.468.000 - (7.468.000)

0890 Pendapatan lain-lain 5.880.782.110.000 3.597.468.441.946 (2.283.313.668.054) 0891 Penerimaan kembali persekot/ uang muka gaji 10.060.052.000 11.114.233.414 1.054.181.414 0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan 31.499.914.000 22.273.629.280 (9.226.284.720) 0893 Penerimaan kembali/ ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara 35.884.916.000 12.467.557.576 (23.417.358.424) 0894 Pendapatan denda administrasi BPHTB 125.368.000 2.171.480.078.158 2.171.354.710.158 0895 Penerimaan premi penjaminan perbankan nasional 2.500.000.000.000 (2.500.000.000.000) 0899 Pendapatan anggaran lainnya 3.303.211.860.000 1.380.132.943.518 (1.923.078.916.482)

Jumlah Penerimaan Dalam Negeri 403.031.823.430.000 403.104.582.790.362 72.759.360.362

Lampiran -72-

Page 89: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 2

BA Kementerian Negara/Lembaga Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan JUMLAH

01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 123.982.021.718 89.270.951.100 213.252.972.818 02 Dewan Perwakilan Rakyat 430.317.614.279 229.272.330.840 659.589.945.119 04 Badan Pemeriksa Keuangan 120.605.108.471 117.780.704.720 238.385.813.191 05 Mahkamah Agung 46.493.929.943 90.865.289.906 137.359.219.849 06 Kejaksaan Agung 446.461.625.139 254.727.738.994 701.189.364.133 07 Kepresidenan 419.184.588.716 210.228.228.217 629.412.816.933 08 Wakil Presiden 29.935.913.579 21.844.637.065 51.780.550.644 10 Dalam Negeri 300.272.549.376 313.146.736.724 613.419.286.100 11 Luar Negeri 2.844.321.478.558 66.174.268.140 2.910.495.746.698 12 Pertahanan 13.136.704.050.621 5.060.418.329.541 18.197.122.380.162 13 Hukum dan Perundang-undangan 1.500.436.712.714 652.078.665.368 2.152.515.378.082 15 Keuangan 2.184.646.322.612 1.213.608.170.020 3.398.254.492.632

18 Pertanian 476.603.426.655 2.057.559.522.745 2.534.162.949.400

19 Perindustrian dan Perdagangan 354.588.780.881 841.932.323.585 1.196.521.104.466

20 Energi dan Sumberdaya Mineral 523.757.890.501 1.996.210.341.076 2.519.968.231.577

22 Perhubungan 1.069.501.941.904 3.201.266.684.034 4.270.768.625.938

23 Pendidikan Nasional 3.701.258.226.756 10.513.198.995.756 14.214.457.222.512

24 Kesehatan 1.398.519.120.006 4.814.038.520.535 6.212.557.640.541

25 Agama 4.194.599.099.699 2.185.000.760.829 6.379.599.860.528

26 Tenaga Kerja dan Transmigrasi 408.787.305.111 969.448.405.132 1.378.235.710.243

27 Sosial 204.353.940.188 1.667.703.981.281 1.872.057.921.469

29 Kehutanan 714.028.050.183 176.951.906.352 890.979.956.535

32 Kelautan dan Perikanan 230.669.549.778 1.788.945.985.910 2.019.615.535.688

33 Pekerjaan Umum 281.843.432.906 10.049.676.042.969 10.331.519.475.875

34 Menko Bidang Politik dan Keamanan 11.944.188.628 51.001.949.674 62.946.138.302

35 Menko Bidang Perekonomian 7.512.158.622 23.237.673.817 30.749.832.439

36 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 11.394.742.137 25.028.223.944 36.422.966.081

REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN DAN PEMBANGUNAN

TAHUN ANGGARAN 2004PER KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

(Dalam Rupiah)

Lampiran -73-

Page 90: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

BA Kementerian Negara/Lembaga Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan JUMLAH

40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 189.515.694.447 8.593.982.960 198.109.677.407

41 Kementerian BUMN 12.326.103.031 15.030.031.438 27.356.134.469

42 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 557.542.185.851 800.976.379.090 1.358.518.564.941

43 Kementerian Lingkungan Hidup 34.674.746.483 225.882.357.500 260.557.103.983

44 Kementerian Urusan Koperasi dan UKM 41.303.582.486 1.156.693.153.789 1.197.996.736.275

47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 13.643.074.830 55.784.100.489 69.427.175.319

48 Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara 435.731.157.632 274.701.177.500 710.432.335.132

50 Badan Intelijen Negara 242.762.395.331 249.855.008.968 492.617.404.299

51 Lembaga Sandi Negara 18.116.164.556 209.716.588.200 227.832.752.756

52 Dewan Ketahanan Nasional 6.000.239.167 5.902.979.380 11.903.218.547

53 BULOG 249.134.655 128.550.987.859 128.800.122.514

54 Badan Pusat Statistik 249.857.914.754 91.327.573.851 341.185.488.605

55 Kementerian PPN/Bappenas 26.603.980.526 96.547.032.325 123.151.012.851

56 Badan Pertanahan Nasional 622.778.373.197 165.433.079.220 788.211.452.417

57 Perpustakaan Nasional 28.266.203.606 28.902.473.980 57.168.677.586

59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 159.697.060.313 110.146.150.890 269.843.211.203

60 Kepolisian RI 8.412.373.208.921 2.217.789.650.213 10.630.162.859.134

61 Cicilan dan Bunga Utang 62.415.861.180.321 - 62.415.861.180.321

62 Subsidi dan Transfer 111.117.057.646.633 - 111.117.057.646.633

63 Badan POM 85.768.653.450 137.793.017.187 223.561.670.637

64 Lemhanas RI 20.968.290.642 5.482.912.503 26.451.203.145

65 BKPM 18.513.876.075 190.996.231.249 209.510.107.324

66 Badan Narkotika Nasional 16.613.771.787 135.808.390.757 152.422.162.544

67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 9.655.116.287 63.193.884.365 72.849.000.652

68 BKKBN 130.493.180.948 417.641.147.678 548.134.328.626

69 Belanja Lain-lain 16.811.224.804.365 5.889.292.641.401 22.700.517.445.766

72 Komisi Pemberantasan Korupsi 10.216.850.020 - 10.216.850.020

74 Komnas HAM 11.833.929.203 - 11.833.929.203

75 Badan Meteorologi dan Geofisika 84.770.836.871 87.507.807.774 172.278.644.645

76 Komisi Pemilihan Umum 7.402.589.766 - 7.402.589.766

Pengembalian Belanja 950.707.852.069 - Total 236.013.837.863.766 61.450.166.108.840 297.464.003.972.606

Lampiran -74-

Page 91: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 3

REALISASIREALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN1 2 3 4 5 = 4 - 3

01 SEKTOR INDUSTRI 36.518.182.000 36.954.027.313 435.845.313 01.1 Subsektor Industri 36.518.182.000 36.954.027.313 435.845.313

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 872.149.183.000 896.046.095.358 23.896.912.358

02.1 Subsektor Pertanian 223.530.529.000 222.956.026.129 (574.502.871) 02.2 Subsektor Kehutanan 560.551.905.000 527.197.405.268 (33.354.499.732) 02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 88.066.749.000 145.892.663.961 57.825.914.961

03 SEKTOR PENGAIRAN 38.309.782.000 67.285.538.706 28.975.756.706

03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 37.164.183.000 66.158.859.744 28.994.676.744 03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 1.145.599.000 1.126.678.962 (18.920.038)

04 SEKTOR TENAGA KERJA 225.165.286.000 293.251.774.034 68.086.488.034

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 225.165.286.000 293.251.774.034 68.086.488.034

05

182.666.964.532.000 191.598.155.860.339 8.931.191.328.339

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 12.421.677.000 15.597.207.083 3.175.530.083 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 97.672.041.000 99.666.425.227 1.994.384.227 05.4 Subsektor Keuangan 182.500.139.811.000 191.441.588.645.543 8.941.448.834.543 05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 56.731.003.000 41.303.582.486 (15.427.420.514)

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 664.769.878.000 769.122.269.918 104.352.391.918

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 27.416.491.000 41.478.454.364 14.061.963.364 06.2 Subsektor Transportasi Darat 39.207.940.000 32.122.269.577 (7.085.670.423) 06.3 Subsektor Transportasi Laut 377.858.647.000 446.488.309.757 68.629.662.757 06.4 Subsektor Transportasi Udara 116.017.604.000 136.238.846.784 20.221.242.784 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan 104.269.196.000 112.794.389.436 8.525.193.436

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTINTAHUN ANGGARAN 2004

(Dalam Rupiah)

SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN

KOPERASI

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

Lampiran -75-

Page 92: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASIREALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 414.868.249.000 473.835.089.660 58.966.840.660

07.1 Subsektor Pertambangan 396.850.648.000 456.098.092.081 59.247.444.081 07.2 Subsektor Energi 18.017.601.000 17.736.997.579 (280.603.421)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 296.622.893.000 354.514.211.558 57.891.318.558

08.1 Subsektor Pariwisata 83.815.519.000 68.245.549.113 (15.569.969.887) 08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 212.807.374.000 286.268.662.445 73.461.288.445

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 87.627.443.000 72.002.380.133 (15.625.062.867)

09.1 Subsektor Otonomi Daerah 50.695.012.000 42.751.160.183 (7.943.851.817) 09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 36.932.431.000 29.251.219.950 (7.681.211.050)

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 606.621.951.000 636.776.131.099 30.154.180.099

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 17.602.943.000 24.016.396.941 6.413.453.941 10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 589.019.008.000 612.759.734.158 23.740.726.158

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 5.773.406.162.000 5.593.700.703.595 (179.705.458.405)

11.1 Subsektor Pendidikan 4.986.097.931.000 4.749.161.151.117 (236.936.779.883) 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 648.359.874.000 696.748.874.976 48.389.000.976 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 97.033.468.000 108.948.260.974 11.914.792.974 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 41.914.889.000 38.842.416.528 (3.072.472.472)

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 202.446.796.000 127.864.937.193 (74.581.858.807)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 202.446.796.000 127.864.937.193 (74.581.858.807)

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN,

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 458.559.901.000 710.490.038.229 251.930.137.229

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 86.199.219.000 91.309.003.496 5.109.784.496 13.2 Subsektor Kesehatan 372.360.682.000 619.181.034.733 246.820.352.733

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 61.745.968.000 53.016.160.157 (8.729.807.843)

14.1 Subsektor Perumahan 569.814.000 209.886.653 (359.927.347) 14.2 Subsektor Permukiman 61.176.154.000 52.806.273.504 (8.369.880.496)

Lampiran -76-

Page 93: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASIREALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

15 SEKTOR AGAMA 1.825.175.585.000 2.178.156.434.673 352.980.849.673

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 388.612.445.000 496.563.992.731 107.951.547.731 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 1.436.563.140.000 1.681.592.441.942 245.029.301.942

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 877.991.048.000 952.493.632.319 74.502.584.319

16.1''' Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3.433.084.000 4.314.441.513 881.357.513 16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 574.597.080.000 623.085.853.074 48.488.773.074 16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 28.990.010.000 28.266.203.606 (723.806.394) 16.4 Subsektor Statistik 270.970.874.000 296.827.134.126 25.856.260.126

17 SEKTOR HUKUM 2.029.220.939.000 2.099.368.167.353 70.147.228.353

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 1.764.183.421.000 1.757.440.412.806 (6.743.008.194) 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 265.037.518.000 341.927.754.547 76.890.236.547

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 5.718.867.731.000 4.703.928.029.223 (1.014.939.701.777)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 5.142.853.686.000 4.176.116.549.349 (966.737.136.651) 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 576.014.045.000 527.811.479.874 (48.202.565.126)

19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN

LUAR NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI 3.557.085.557.000 2.797.087.770.984 (759.997.786.016)

19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri 131.900.617.000 106.513.237.272 (25.387.379.728) 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 3.371.063.127.000 2.636.590.206.163 (734.472.920.837) 19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 54.121.813.000 53.984.327.549 (137.485.451)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 21.674.287.334.000 21.599.788.611.922 (74.498.722.078)

20.1 Subsektor Pertahanan 13.741.924.900.000 13.136.704.050.621 (605.220.849.379) 20.2 Subsektor Keamanan 7.932.362.434.000 8.463.084.561.301 530.722.127.301

Jumlah Pengeluaran Rutin 228.088.404.400.000 236.013.837.863.766 7.925.433.463.766

Pengembalian Belanja Rutin 950.707.852.069

Jumlah Pengeluaran Rutin Sebelum Pengembalian 236.964.545.715.835

Lampiran -77-

Page 94: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 4

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

01 SEKTOR INDUSTRI 417.508.977.000 382.048.007.173 (35.460.969.827)

01.1 Subsektor Industri 417.508.977.000 382.048.007.173 (35.460.969.827)

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.131.321.932.000 3.781.615.619.293 (349.706.312.707)

02.1 Subsektor Pertanian 2.716.182.121.000 2.172.116.523.994 (544.065.597.006) 02.2 Subsektor Kehutanan 82.494.417.000 72.000.471.608 (10.493.945.392) 02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 1.332.645.394.000 1.537.498.623.691 204.853.229.691

03 SEKTOR PENGAIRAN 2.696.043.495.000 2.638.911.917.569 (57.131.577.431)

03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 1.669.521.962.000 1.600.265.420.683 (69.256.541.317) 03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 1.026.521.533.000 1.038.646.496.886 12.124.963.886

04 SEKTOR TENAGA KERJA 332.118.000.000 301.778.118.437 (30.339.881.563)

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 332.118.000.000 301.778.118.437 (30.339.881.563) -

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 1.625.358.585.000 1.662.327.203.117

36.968.618.117

- 05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 131.251.291.000 109.704.466.825 (21.546.824.175) 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 317.083.756.000 290.357.356.745 (26.726.399.255) 05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 142.933.668.000 132.981.242.806 (9.952.425.194) 05.4 Subsektor Keuangan 35.921.670.000 31.421.274.560 (4.500.395.440) 05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 998.168.200.000 1.097.862.862.181 99.694.662.181

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 5.778.979.338.000 5.498.752.975.209 (280.226.362.791)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 3.684.772.007.000 3.802.468.332.913 117.696.325.913 06.2 Subsektor Transportasi Darat 932.014.819.000 778.285.213.597 (153.729.605.403) 06.3 Subsektor Transportasi Laut 534.771.943.000 430.561.034.469 (104.210.908.531) 06.4 Subsektor Transportasi Udara 492.911.666.000 363.219.774.066 (129.691.891.934) 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 134.508.903.000 124.218.620.164 (10.290.282.836)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNANPEMBIAYAAN RUPIAH

TAHUN ANGGARAN 2004

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

(Dalam Rupiah)

Lampiran -78-

Page 95: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1.501.912.149.000 1.403.958.760.285 (97.953.388.715)

07.1 Subsektor Pertambangan 301.049.175.000 260.616.567.690 (40.432.607.310) 07.2 Subsektor Energi 1.200.862.974.000 1.143.342.192.595 (57.520.781.405)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 269.289.034.000 61.332.640.774 (207.956.393.226)

08.1 Subsektor Pariwisata 209.592.132.000 2.822.797.600 (206.769.334.400) 08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 59.696.902.000 58.509.843.174 (1.187.058.826)

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 1.279.542.684.000 1.108.617.774.003 (170.924.909.997)

09.1 Subsektor Otonomi Daerah 218.825.758.000 177.918.336.589 (40.907.421.411) 09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 1.060.716.926.000 930.699.437.414 (130.017.488.586)

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 449.112.288.000 537.395.363.208 88.283.075.208

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 322.985.688.000 426.044.849.621 103.059.161.621 10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 126.126.600.000 111.350.513.587 (14.776.086.413)

- 11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 13.905.477.194.000 12.101.825.884.319

(1.803.651.309.681)

11.1 Subsektor Pendidikan 12.898.885.673.000 11.367.340.469.620 (1.531.545.203.380) 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 668.021.287.000 521.555.965.646 (146.465.321.354) 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 132.781.374.000 22.302.229.177 (110.479.144.823) 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 205.788.860.000 190.627.219.876 (15.161.640.124)

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 442.021.828.000 412.420.951.622 (29.600.876.378)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 442.021.828.000 412.420.951.622 (29.600.876.378) -

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

6.275.036.510.000 4.597.804.262.286 (1.677.232.247.714)

- 13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 1.846.193.804.000 1.729.807.433.639 (116.386.370.361) 13.2 Subsektor Kesehatan 4.349.933.327.000 2.791.344.822.377 (1.558.588.504.623) 13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan 78.909.379.000 76.652.006.270 (2.257.372.730)

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1.515.260.262.000 1.423.729.392.426 (91.530.869.574)

14.1 Subsektor Perumahan 637.442.293.000 608.207.119.998 (29.235.173.002) 14.2 Subsektor Permukiman 877.817.969.000 815.522.272.428 (62.295.696.572)

Lampiran -79-

Page 96: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARAN

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

KODE SEKTOR / SUBSEKTOR

15 SEKTOR AGAMA 169.833.948.000 71.406.173.816 (98.427.774.184)

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 101.166.638.000 50.465.707.985 (50.700.930.015) 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 68.667.310.000 20.940.465.831 (47.726.844.169)

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 1.025.786.143.000 1.002.846.461.078 (22.939.681.922)

16.1 Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) 208.557.671.000 193.344.152.713 (15.213.518.287) 16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek 349.558.891.000 312.971.200.151 (36.587.690.849) 16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek 250.610.328.000 282.899.859.117 32.289.531.117 16.4 Subsektor Statistik 217.059.253.000 213.631.249.097 (3.428.003.903)

17 SEKTOR HUKUM 1.143.482.396.000 999.373.244.741 (144.109.151.259)

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 48.429.953.000 39.462.005.689 (8.967.947.311) 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 1.095.052.443.000 959.911.239.052 (135.141.203.948)

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 3.187.293.256.000 2.927.732.051.025 (259.561.204.975)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 3.100.250.513.000 2.849.210.048.219 (251.040.464.781) 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 87.042.743.000 78.522.002.806 (8.520.740.194)

- 19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN

KOMUNIKASI 279.856.031.000 271.616.196.012 (8.239.834.988)

- 19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri 36.422.857.000 37.491.979.998 1.069.122.998 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 41.484.254.000 44.061.633.072 2.577.379.072 19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 201.948.920.000 190.062.582.942 (11.886.337.058)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 6.283.535.052.000 6.832.344.118.974 548.809.066.974

20.1 Subsektor Pertahanan 4.328.141.210.000 5.082.261.331.021 754.120.121.021 20.2 Subsektor Keamanan 1.955.393.842.000 1.750.082.787.953 (205.311.054.047)

-

Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah 52.708.769.102.000 48.017.837.115.367 (4.690.931.986.633)

Lampiran -80-

Page 97: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 5

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

01 SEKTOR INDUSTRI 26.416.524.000 2.172.746.160.566 2.146.329.636.566

01.1 Subsektor Industri 26.416.524.000 2.172.746.160.566 2.146.329.636.566

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 1.389.596.260.000 295.012.569.659 (1.094.583.690.341)

02.1 Subsektor Pertanian 1.207.038.735.000 141.688.305.534 (1.065.350.429.466) 02.2 Subsektor Kehutanan 22.595.644.000 824.107.584 (21.771.536.416) 02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 159.961.881.000 152.500.156.541 (7.461.724.459)

03 SEKTOR PENGAIRAN 1.495.371.988.000 896.213.283.062 (599.158.704.938)

03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 897.754.253.000 281.755.637.054 (615.998.615.946) 03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 597.617.735.000 614.457.646.008 16.839.911.008

04 SEKTOR TENAGA KERJA - 8.177.123.398 8.177.123.398

04.1 Subsektor Tenaga Kerja - 8.177.123.398 8.177.123.398

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA

NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 31.845.601.000 11.149.969.766 (20.695.631.234)

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri - - - 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri - - - 05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional - - - 05.4 Subsektor Keuangan 31.845.601.000 11.149.969.766 (20.695.631.234) 05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah - - -

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 4.653.671.813.000 2.573.405.023.667 (2.080.266.789.333)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 1.836.615.813.000 1.047.302.105.948 (789.313.707.052) 06.2 Subsektor Transportasi Darat 964.750.000.000 562.711.826.057 (402.038.173.943) 06.3 Subsektor Transportasi Laut 785.000.000.000 698.439.791.129 (86.560.208.871) 06.4 Subsektor Transportasi Udara 977.306.000.000 261.493.497.181 (715.812.502.819) 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 90.000.000.000 3.457.803.352 (86.542.196.648)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNANPEMBIAYAAN PROYEK

TAHUN ANGGARAN 2004(Dalam Rupiah)

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARANKODE SEKTOR / SUBSEKTOR

Lampiran -81-

Page 98: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARANKODE SEKTOR / SUBSEKTOR

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1.731.935.939.000 886.705.281.025 (845.230.657.975)

07.1 Subsektor Pertambangan - - - 07.2 Subsektor Energi 1.731.935.939.000 886.705.281.025 (845.230.657.975)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 137.616.000.000 9.749.263.686 (127.866.736.314)

08.1 Subsektor Pariwisata 11.516.000.000 - (11.516.000.000) 08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 126.100.000.000 9.749.263.686 (116.350.736.314)

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 1.925.265.542.000 2.580.794.515.739 655.528.973.739

09.1 Subsektor Otonomi Daerah - 28.899.473.372 28.899.473.372 09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 1.925.265.542.000 2.551.895.042.367 626.629.500.367

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 297.648.056.000 81.319.129.227 (216.328.926.773)

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 181.306.056.000 27.486.733.096 (153.819.322.904) 10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 116.342.000.000 53.832.396.131 (62.509.603.869)

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 1.302.020.275.000 419.189.891.943 (882.830.383.057)

11.1 Subsektor Pendidikan 1.258.745.761.000 406.370.550.919 (852.375.210.081) 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 30.984.890.000 1.740.053.596 (29.244.836.404) 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 12.289.624.000 11.079.287.428 (1.210.336.572) 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga - - -

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 45.505.584.000 38.302.934.968 (7.202.649.032)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 45.505.584.000 38.302.934.968 (7.202.649.032) -

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 669.590.162.000 2.186.411.630.963 1.516.821.468.963 -

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial - - - 13.2 Subsektor Kesehatan 669.590.162.000 2.184.868.836.763 1.515.278.674.763 13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan - 1.542.794.200 1.542.794.200

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 240.557.488.000 112.819.372.769 (127.738.115.231)

14.1 Subsektor Perumahan 145.108.212.000 2.746.115.014 (142.362.096.986) 14.2 Subsektor Permukiman 95.449.276.000 110.073.257.755 14.623.981.755

Lampiran -82-

Page 99: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI

1 2 3 4 5 = 4 - 3

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)

ANGGARANKODE SEKTOR / SUBSEKTOR

15 SEKTOR AGAMA - -

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama - - - 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama - - -

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 29.774.343.000 17.949.546.920 (11.824.796.080)

16.1 Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) 5.553.343.000 17.364.437.275 11.811.094.275 16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek 20.496.000.000 - (20.496.000.000) 16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek 2.375.000.000 - (2.375.000.000) 16.4 Subsektor Statistik 1.350.000.000 585.109.645 (764.890.355)

17 SEKTOR HUKUM 86.988.622.000 26.076.547.552 (60.912.074.448)

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional - - - 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 86.988.622.000 26.076.547.552 (60.912.074.448)

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 295.375.803.000 124.023.158.055 (171.352.644.945)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 295.375.803.000 124.023.158.055 (171.352.644.945) 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan - - -

- 19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR

NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI 53.500.000.000 4.153.910.589 (49.346.089.411)

19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri - - - 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri - - - 19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 53.500.000.000 4.153.910.589 (49.346.089.411)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 4.826.320.000.000 988.129.679.919 (3.838.190.320.081)

20.1 Subsektor Pertahanan 3.570.290.000.000 - (3.570.290.000.000) 20.2 Subsektor Keamanan 1.256.030.000.000 988.129.679.919 (267.900.320.081) -

Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek 19.239.000.000.000 13.432.328.993.473 (5.806.671.006.527)

Lampiran -83-

Page 100: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 6

DANA BAGI DANA ALOKASI DANA ALOKASI

HASIL UMUM KHUSUS

1 DKI Jakarta 21.661.615.357.921 743.531.000.000 1.229.869.541.000

2 Jawa Barat 2.000.582.957.196 8.415.510.000.000 130.510.000.000

3 Jawa Tengah 1.100.928.719.031 9.961.490.992.000 212.580.000.000

4 DI. Yogyakarta 160.502.747.039 1.516.979.000.000 45.649.500.000

5 Jawa Timur 1.799.706.359.306 10.446.936.996.000 240.554.311.364

6 NAD 471.613.684.712 2.555.509.999.997 133.681.000.000

7 Sumatera Utara 881.200.357.840 4.483.871.000.000 184.970.000.000

8 Sumatera Barat 295.795.329.782 2.645.281.000.000 132.540.000.000

9 Riau 1.287.759.834.522 1.597.555.999.998 -

10 Jambi 449.587.316.878 1.647.601.000.000 87.220.000.000

11 Sumatera Selatan 743.355.248.446 2.333.230.998.800 57.160.000.000

12 Lampung 278.283.616.108 2.479.280.999.992 92.540.000.000

13 Kalimantan Barat 252.835.247.546 2.275.765.000.000 99.150.000.000

14 Kalimantan Tengah 320.846.077.209 2.015.155.999.200 94.340.000.000

15 Kalimantan Selatan 332.762.254.750 1.744.543.992.000 95.430.000.000

16 Kalimantan Timur 1.057.941.732.689 1.690.262.995.997 5.000.000.000

17 Sulawesi Utara 132.710.183.107 1.338.887.000.000 70.330.000.000

18 Sulawesi Tengah 134.527.279.365 1.693.681.996.000 90.720.000.000

19 Sulawesi Selatan 623.160.300.537 4.375.572.999.992 257.145.422.806

20 Sulawesi Tenggara 121.034.481.308 1.352.648.000.000 66.525.000.000

21 Maluku 123.258.216.678 1.248.443.000.000 52.200.000.000

22 Bali 220.661.556.307 1.742.776.000.000 72.030.000.000

23 NTB 148.367.848.112 1.717.495.996.000 68.960.000.000

24 NTT 214.492.947.305 2.778.292.991.996 136.595.000.000

25 Papua 384.836.911.284 2.926.170.996.000 109.520.000.000

26 Bengkulu 99.773.361.992 1.006.946.000.000 47.210.000.000

27 Maluku Utara 125.893.943.241 783.942.999.600 42.699.000.000

28 Banten 760.599.216.606 1.781.362.000.000 36.930.000.000

29 Bangka Belitung 26.067.050.168 585.862.000.000 39.790.000.000

30 Gorontalo 53.803.118.463 716.850.992.000 43.850.000.000

31 Kepulauan Riau 74.836.185.764 527.474.992.000 8.000.000.000

32 Irian Jaya Barat 360.988.526.788 1.002.012.992.000 52.730.000.000

Total 36.700.327.968.000 82.130.927.929.572 4.036.428.775.170

PROVINSI *)No.

REALISASI ANGGARAN DANA PERIMBANGAN

TAHUN ANGGARAN 2004(Dalam Rupiah)

DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS

Lampiran -84-

Page 101: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 7

1 DKI Jakarta 164.025.000.000 2 Jawa Barat 561.317.000.000 3 Jawa Tengah 765.706.000.000 4 DI. Yogyakarta 96.914.000.000 5 Jawa Timur 773.471.000.000 6 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 215.174.000.000 7 Sumatera Utara 251.988.000.000 8 Sumatera Barat 133.875.000.000 9 Riau 238.454.000.000

10 Jambi 71.892.000.000 11 Sumatera Selatan 133.895.000.000 12 Lampung 130.784.000.000 13 Kalimantan Barat 89.036.000.000 14 Kalimantan Tengah 64.470.000.000 15 Kalimantan Selatan 87.429.800.000 16 Kalimantan Timur 269.154.000.000 17 Sulawesi Utara 88.558.000.000 18 Sulawesi Tengah 70.655.000.000 19 Sulawesi Selatan 217.692.000.000 20 Sulawesi Tenggara 66.899.000.000 21 Maluku 58.278.000.000 22 Bali 100.316.000.000 23 Nusa Tenggara Barat 88.581.000.000 24 Nusa Tenggara Timur 107.722.000.000 25 Papua 83.711.000.000 26 Bengkulu 51.175.000.000 27 Maluku Utara 27.715.000.000 28 Banten 81.935.000.000 29 Bangka Belitung 20.154.000.000 30 Gorontalo 23.715.000.000 31 Kepulauan Riau 47.551.000.000 32 Irian Jaya Barat 30.484.000.000

TOTAL 5.212.725.800.000

PROVINSI *)No.

REALISASI DANA PENYESUAIAN TAHUN ANGGARAN 2004

JUMLAH

(Dalam Rupiah)

Lampiran -85-

Page 102: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 8

KANWIL Ditjen PBNKPPN

1 2 3I. KANWIL I 340.030.972.0001 BANDA ACEH 114.345.000.0002 LHOKSEUMAWE 58.562.000.0003 LANGSA 40.009.831.0004 MEULABOH 46.173.293.0005 TAPAKTUAN 34.927.000.0006 KOTACANE 27.128.000.0007 TAKENGON 18.885.848.000

II. KANWIL II 545.919.000.0001 MEDAN 171.963.000.0002 PEMATANG SIANTAR 53.922.000.0003 PADANG SIDEMPUAN 55.551.000.0004 GUNUNG SITOLI 25.973.000.0005 TEBING TINGGI 61.425.000.0006 SIDIKALANG 37.389.000.0007 RANTAU PRAPAT 30.138.000.0008 TANJUNG BALAI 40.661.000.0009 SIBOLGA 29.926.000.000

10 BALIGE 38.971.000.000

III. KANWIL III 331.022.000.0001 PADANG 136.444.000.0002 BUKITTINGGI 92.143.000.0003 SOLOK 30.919.000.0004 LUBUK SIKAPING 22.423.000.0005 SIJUNJUNG 28.099.000.0006 PAINAN 20.994.000.000

IV. KANWIL IV 262.682.000.0001 PEKANBARU 101.380.000.0002 TANJUNG PINANG 44.047.000.0003 RENGAT 47.559.000.0004 DUMAI 40.348.000.0005 BATAM 29.348.000.000

V. KANWIL V 189.939.000.0001 JAMBI 84.428.000.0002 SUNGAI PENUH 20.380.000.0003 MUARA BUNGO 30.090.000.0004 KUALA TUNGKAL 25.523.000.0005 BANGKO 29.518.000.000

VI. KANWIL VI 303.387.000.0001 PALEMBANG 153.050.000.0002 BATURAJA 34.102.000.0003 LUBUK LINGGAI 29.445.000.0004 LAHAT 52.306.000.0005 SEKAYU 34.484.000.000

VII. KANWIL VII 282.974.000.0001 BANDAR LAMPUNG 136.626.000.0002 KOTABUMI 58.172.000.0003 LIWA 18.607.000.0004 METRO 69.569.000.000

2.255.953.972.000JML HAL INI

(dalam rupiah)

DAFTAR SALDO BESITAHUN ANGGARAN 2004

JUMLAHNo.

Lampiran -86-

Page 103: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KANWIL Ditjen PBNKPPN

1 2 3

(dalam rupiah)

DAFTAR SALDO BESITAHUN ANGGARAN 2004

JUMLAHNo.

2.255.953.972.000VIII. KANWIL VIII 122.303.000.0001 BENGKULU 75.505.000.0002 MANNA 24.633.000.0003 CURUP 22.165.000.000

IX. KANWIL IX 71.848.000.0001 PANGAL PINANG 55.415.000.0002 TANJUNG PANDAN 16.433.000.000

X. KANWIL X 230.224.000.0001 SERANG 126.326.000.0002 TANGERANG 75.063.000.0003 RANGKASA BITUNG 28.835.000.000

XI. KANWIL XI 2.525.501.000.0001 JAKARTA I 251.940.000.0002 JAKARTA II 1.908.724.000.0003 JAKARTA III 131.140.000.0004 JAKARTA IV 107.611.000.0005 JAKARTA V 98.586.000.000

JAKARTA VI 27.500.000.000

XII. KANWIL XII 1.105.259.000.0001 BANDUNG 313.463.000.0002 BOGOR 140.625.000.0003 CIREBON 104.323.000.0004 PURWAKARTA 64.014.000.0005 TASIKMALAYA 115.775.000.0006 KARAWANG 37.371.000.0007 GARUT 55.355.000.0008 KUNINGAN 64.912.000.0009 SUKABUMI 109.626.000.000

10 SUMEDANG 37.634.000.00011 BEKASI 62.161.000.000

XIII. KANWIL XIII 1.199.854.000.0001 SEMARANG 216.288.000.0002 SURAKARTA 110.900.000.0003 PURWOKERTO 84.402.000.0004 MAGELANG 88.328.000.0005 PURWOREJO 64.184.000.0006 PEKALONGAN 62.278.000.0007 PATI 63.010.000.0008 KLATEN 75.996.000.0009 TEGAL 128.711.000.000

10 KUDUS 76.891.000.00011 CILACAP 39.852.000.00012 SRAGEN 70.012.000.00013 PURWODADI 63.177.000.00014 BANJARNEGARA 55.825.000.000

XIV. KANWIL XIV 212.034.000.0001 YOGYAKARTA 181.331.000.0002 WONOSARI 30.703.000.000

7.722.976.972.000

JML HAL SEBELUMNYA

JML S.D. HAL INI

Lampiran -87-

Page 104: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KANWIL Ditjen PBNKPPN

1 2 3

(dalam rupiah)

DAFTAR SALDO BESITAHUN ANGGARAN 2004

JUMLAHNo.

7.722.976.972.000XV. KANWIL XV 1.275.921.211.0001 SURABAYA 206.328.211.0002 MALANG 167.826.000.0003 MADIUN 140.653.000.0004 KEDIRI 120.096.000.0005 PAMEKASAN 109.439.000.0006 BOJONEGORO 64.849.000.0007 MOJOKERTO 76.671.000.0008 PACITAN 22.683.000.0009 BANYUWANGI 39.956.000.000

10 BONDOWOSO 85.862.000.00011 BLITAR 77.199.000.00012 JEMBER 88.802.000.00013 SIDOARJO 45.974.000.00014 TUBAN 29.583.000.000

XVI. KANWIL XVI 266.208.000.0001 PONTIANAK 98.950.000.0002 SINGKAWANG 47.791.000.0003 KETAPANG 27.588.000.0004 SINTANG 29.374.000.0005 PUTUSIBAU 22.284.000.0006 SANGGAU 40.221.000.000

XVII. KANWIL XVII 234.450.000.0001 PALANGKARAYA 99.528.000.0002 BUNTOK 50.666.000.0003 PANGKALANBUN 34.460.000.0004 SAMPIT 49.796.000.000

XVIII. KANWIL XVIII 224.492.000.0001 BANJARMASIN 123.132.000.0002 BARABAI 35.372.000.0003 KOTABARU 20.970.000.0004 TANJUNG 30.390.000.0005 PELAIHARI 14.628.000.000

XIX. KANWIL XIX 191.774.000.0001 SAMARINDA 93.511.000.0002 BALIKPAPAN 39.720.000.0003 TARAKAN 35.864.000.0004 TANJUNG REDEP 13.559.000.0005 NUNUKAN 9.120.000.000

XX. KANWIL XX 227.130.000.0001 DENPASAR 133.653.000.0002 SINGARAJA 48.797.000.0003 AMLAPURA 44.680.000.000

XXI. KANWIL XXI 197.539.000.0001 MATARAM 99.818.000.0002 BIMA 44.996.000.0003 SUMBAWA BESAR 22.168.000.0004 SELONG 30.557.000.000

10.340.491.183.000JML S.D. HAL INI

JML S.D. HAL SEBELUMNYA

Lampiran -88-

Page 105: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KANWIL Ditjen PBNKPPN

1 2 3

(dalam rupiah)

DAFTAR SALDO BESITAHUN ANGGARAN 2004

JUMLAHNo.

10.340.491.183.000XXII. KANWIL XXII 292.187.000.000

1 KUPANG 108.944.000.0002 ENDE 32.434.000.0003 WAINGAPU 34.581.000.0004 RUTENG 41.789.000.0005 ATAMBUA 47.738.000.0006 LARANTUKA 26.701.000.000

XXIII. KANWIL XXIII 550.933.000.0001 MAKASSAR 202.867.000.0002 WATAMPONE 65.835.000.0003 BANTAENG 60.658.000.0004 PARE-PARE 79.844.000.0005 PALOPO 48.514.000.0006 MAJENE 58.538.000.0007 BENTENG 13.024.000.0008 MAKALE 21.653.000.000

XXIV. KANWIL XXIV 188.996.000.0001 PALU 93.003.000.0002 POSO 37.564.000.0003 LUWUK 31.686.000.0004 TOLI-TOLI 26.743.000.000

XXV. KANWIL XXV 158.267.374.0001 KENDARI 77.854.374.0002 BAU-BAU 35.924.000.0003 KOLAKA 22.577.000.0004 RAHA 21.912.000.000

XXVI. KANWIL XXVI 79.649.000.0001 GORONTALO 79.649.000.000

XXVII. KANWIL XXVII 186.275.000.0001 MANADO 131.855.000.0002 TAHUNA 29.607.000.0003 KOTAMOBAGU 24.813.000.000

XXIX. KANWIL XXIX 226.719.568.0001 AMBON 73.102.568.0002 TERNATE 85.081.000.0003 TUAL 19.951.000.0004 SAUMLAKI 17.684.000.0005 MASOHI 30.901.000.000

XXX. KANWIL XXX 475.244.000.0001 JAYAPURA 129.250.000.0002 BIAK 26.793.000.0003 NABIRE 44.294.000.0004 MANOKWARI 47.914.000.0005 SORONG 52.386.000.0006 FAK-FAK 25.791.000.0007 MERAUKE 55.113.000.0008 WAMENA 50.407.000.0009 SERUI 22.962.000.000

10 TIMIKA 20.334.000.000

12.498.762.125.000

JML S.D. HAL SEBELUMNYA

JUMLAH SELURUHNYA

Lampiran -89-

Page 106: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 9

NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA JUMLAH

1 01 MajelisPermusyawaratan Rakyat 6.508.288.6972 05 Mahkamah Agung 2.721.705.7013 07 Lembaga Kepresidenan 6.651.804.9234 08 Wakil Presiden 593.704.6445 10 Departemen Dalam Negeri 556.465.1076 12 Departemen Pertahanan 108.407.651.7277 15 Departemen Keuangan 300.000.0008 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 7.714.128.6739 20 Departemen Energi dan SDM 372.836.704

10 24 Departemen Kesehatan 97.347.377.51911 28 Departemen Kehutanan 3.966.651.08112 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 5.701.708.52213 42 Kementerian Riset dan Teknologi 967.888.65114 43 Kementerian Lingkungan Hidup 8015 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 42.808.121.10716 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 397.036.21117 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 1.835.032.43118 52 Dewan Ketahanan Nasional 157.385.90019 53 Badan Urusan Logistik 10.945.02820 54 Badan Pusat Statistik 2.438.171.49821 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 1.360.454.17022 56 Badan Pertanahan Nasional 25.437.900.63723 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 951.263.10224 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 342.852.39225 66 Badan Narkotika Nasional 178.447.40026 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI (460.015)27 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 4.877.905.85328 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 9.169.690

322.614.437.433

KAS DI BENDAHARA PENGELUARANPER 31 DESEMBER 2004

(dalam rupiah)

JUMLAH

Lampiran -90-

Page 107: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 10

No BA Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 1.991.942.562

2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 653.219.857

3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 1.445.938.956

4 05 Mahkamah Agung 4.207.249.150

5 06 Kejaksanaan Agung 268.263.847

6 07 Lembaga Kepresidenan 3.686.545.975

7 10 Departemen Dalam Negeri 282.843.150

8 11 Departemen Luar Negeri 157.994.490

9 13 Departemen Hukum dan HAM 63.150.179.866

10 15 Departemen Keuangan 9.155.646.112

11 18 Departemen Pertanian 291.584.000

12 19 Departemen Perindustrian 641.291.250

13 20 Departemen Energi dan SDM 12.361.166.546

14 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 144.924.368.052

15 23 Departemen Pendidikan Nasional 7.777.048.000

16 24 Departemen Kesehatan 26.796.608.468

17 25 Departemen Agama 40.910.000

18 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 490.060.272

19 27 Departemen Sosial 60.000.500

20 28 Departemen Kehutanan 2.542.766.657

21 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 16.233.383.178

22 33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8.560.802.850

23 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 498.899.000

24 41 Kementerian BUMN 238.553.431

25 42 Kementerian Riset dan Teknologi 29.554.233.482

26 43 Kementerian Lingkungan Hidup 33.020.000

27 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 3.840.500

28 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 2.650.000

29 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 2.272.794.873

30 50 Badan Intelejen Negara 380.589.000

31 51 Lembaga Sandi Negara 2.193.200

32 54 Badan Pusat Statistik 2.501.204.735

33 56 Badan Pertanahan Nasional 150.858.255

34 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 5.195.398.812

35 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 152.390.000

36 64 Lembaga Ketahanan Nasional 4.511.075

37 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 77.541.500

38 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 23.575.475

39 75 Badan Meterologi dan Geofisika 9.233.553.475

JUMLAH 356.045.620.551

DAFTAR PERSEDIAANper 31 Desember 2004

(dalam rupiah)

Lampiran -91-

Page 108: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 10

No BA Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 1.991.942.562

2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 653.219.857

3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 1.445.938.956

4 05 Mahkamah Agung 4.207.249.150

5 06 Kejaksanaan Agung 268.263.847

6 07 Lembaga Kepresidenan 3.686.545.975

7 10 Departemen Dalam Negeri 282.843.150

8 11 Departemen Luar Negeri 157.994.490

9 13 Departemen Hukum dan HAM 63.150.179.866

10 15 Departemen Keuangan 9.155.646.112

11 18 Departemen Pertanian 291.584.000

12 19 Departemen Perindustrian 641.291.250

13 20 Departemen Energi dan SDM 12.361.166.546

14 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 144.924.368.052

15 23 Departemen Pendidikan Nasional 7.777.048.000

16 24 Departemen Kesehatan 26.796.608.468

17 25 Departemen Agama 40.910.000

18 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 490.060.272

19 27 Departemen Sosial 60.000.500

20 28 Departemen Kehutanan 2.542.766.657

21 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 16.233.383.178

22 33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8.560.802.850

23 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 498.899.000

24 41 Kementerian BUMN 238.553.431

25 42 Kementerian Riset dan Teknologi 29.554.233.482

26 43 Kementerian Lingkungan Hidup 33.020.000

27 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 3.840.500

28 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 2.650.000

29 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 2.272.794.873

30 50 Badan Intelejen Negara 380.589.000

31 51 Lembaga Sandi Negara 2.193.200

32 54 Badan Pusat Statistik 2.501.204.735

33 56 Badan Pertanahan Nasional 150.858.255

34 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 5.195.398.812

35 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 152.390.000

36 64 Lembaga Ketahanan Nasional 4.511.075

37 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 77.541.500

38 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 23.575.475

39 75 Badan Meterologi dan Geofisika 9.233.553.475

JUMLAH 356.045.620.551

DAFTAR PERSEDIAANper 31 Desember 2004

(dalam rupiah)

Lampiran -91-

Page 109: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 11

JML TUNGGAKAN OUTSTANDINGNO. SEKTOR (Bunga+Com.Charge PINJAMAN

+Denda) POKOK1 2 3 4 5=3+4

1. DALAM NEGERI

PDAM 1.891.222,67 3.184.943,11 5.076.165,78

PDK 21.330,41 26.673,68 48.004,09

PEMDA 389.854,13 1.016.956,75 1.406.810,88

Jumlah 1 2.302.407,21 4.228.573,54 6.530.980,75

2. BPIS 96.843,50 1.335.229,07 1.432.072,57

3. KEUANGAN 1.439.195,36 5.468.143,68 6.907.339,04

4. INDUSTRI 966.278,63 668.745,96 1.635.024,58

5. PERTANIAN 1.314.987,35 1.501.052,96 2.816.040,30

6. KEHUTANAN 296,58 20.481,21 20.777,79

7. PU 43.172,36 479.520,70 522.693,06

8. PERHUBUNGAN 105.541,87 173.625,78 279.167,65

9. PERTAMBANGAN DAN ENERGI 0,00 10.524.963,80 10.524.963,80

10. PARPOSTEL (5.512,73) 2.044.309,30 2.038.796,57

11. KOPERASI 28.292,66 29.124,35 57.417,00

JUMLAH SLA+RDI+RPD RUPIAH (1 S.D. 11) 6.291.502,79 26.473.770,35 32.765.273,11

JUMLAH (SLA+RDI) VALAS (Ekuiv. Rp) 1.523.319,07 27.989.717,35 29.513.036,42

JUMLAH KESELURUHAN (VALAS + Rp) 7.814.821,86 54.463.487,70 62.278.309,53

PIUTANG PEMERINTAH

POSISI DANA PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN DALAM NEGERISLA,RDI, dan RPD

PER 31 DESEMBER 2004(Dalam Jutaan Rupiah)

Lampiran - 92 -

Page 110: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 12

NO BUMN PENGELOLA/LKP PLAFON PENARIKAN % SISA PLAFON

I BUMN PENGELOLA/LKP1 PT Bank Mandiri (Persero) Tb 500.000.000.000 125.000.000.000 25% 375.000.000.000

Sub Jumlah I 500.000.000.000 125.000.000.000 25% 375.000.000.000 -

II BUMN PENGELOLA - 1 PT PNM (Persero) 250.000.000.000 250.000.000.000 100% -

Sub Jumlah II 250.000.000.000 250.000.000.000 100% -

III LKP - 1 PT BRI (Persero) Tbk 500.000.000.000 250.000.000.000 50% 250.000.000.000 2 PT BNI (Persero) Tbk 350.000.000.000 100.000.000.000 29% 250.000.000.000 3 PT Bank Bukopin (Persero) 300.000.000.000 300.000.000.000 100% - 4 PT BTN (Persero) 250.000.000.000 35.000.000.000 14% 215.000.000.000 5 Perum Pegadaian 200.000.000.000 200.000.000.000 100% - 6 BPD Aceh 30.000.000.000 0% 30.000.000.000 7 BPD Sumatera Utara 25.000.000.000 0% 25.000.000.000 8 BPD Sumatera Barat 35.000.000.000 0% 35.000.000.000 9 BPD Bengkulu 10.000.000.000 3.463.000.000 35% 6.537.000.000

10 BPD Riau 25.000.000.000 0% 25.000.000.000 11 BPD Jambi 10.000.000.000 0% 10.000.000.000 12 BPD Sumatera Selatan 40.000.000.000 25.000.000.000 63% 15.000.000.000 13 BPD Lampung 15.000.000.000 0% 15.000.000.000 14 BPD DKI Jakarta 50.000.000.000 25.000.000.000 50% 25.000.000.000 15 BPD Jawa Barat 50.000.000.000 16.250.000.000 33% 33.750.000.000 16 BPD DIY Yogyakarta 15.000.000.000 0% 15.000.000.000 17 BPD Jawa Tengah 50.000.000.000 3.950.000.000 8% 46.050.000.000 18 BPD Jawa Timur 50.000.000.000 32.000.000.000 64% 18.000.000.000 19 BPD Bali 35.000.000.000 20.000.000.000 57% 15.000.000.000 20 BPD Nusa Tenggara Barat 15.000.000.000 15.000.000.000 100% - 21 BPD Nusa Tenggara Timur 25.000.000.000 0% 25.000.000.000 22 BPD Sulawesi Selatan 35.000.000.000 0% 35.000.000.000 23 BPD Sulawesi Tengah 25.000.000.000 0% 25.000.000.000 24 BPD Sulawesi Utara 30.000.000.000 0% 30.000.000.000 25 BPD Sulawesi Tenggara 10.000.000.000 0% 10.000.000.000 26 BPD Kalimantan Selatan 20.000.000.000 0% 20.000.000.000 27 BPD Kalimantan Tengah 20.000.000.000 0% 20.000.000.000 28 BPD Kalimantan Barat 30.000.000.000 0% 30.000.000.000 29 BPD Kalimantan Timur 30.000.000.000 0% 30.000.000.000 30 BPD Maluku 35.000.000.000 19.390.000.000 55% 15.610.000.000 31 BPD Papua 35.000.000.000 0% 35.000.000.000

Sub Jumlah III 2.350.000.000.000 1.045.053.000.000 44% 1.304.947.000.000

JUMLAH I + II + III 3.100.000.000.000 1.420.053.000.000 46% 1.679.947.000.000

RINCIAN PENCAIRAN PINJAMAN PENDANAAN KUMKPOSISI 31 DESEMBER 2004

(Dalam Rupiah)

Lampiran -93-

Page 111: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

NO NAMA PERUSAHAANStatus

(*)% Saham Negara RI

Nilai EkuitasKepemilikan Pemerintah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)

1 BIDANG PERBANKAN1 PT Bank Mandiri, Tbk A 70,00% 24.934.707 17.454.2952 PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) A 99,12% 12.858.301 12.745.1483 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) A 59,50% 12.450.294 7.407.9254 PT Bank Tabungan Negara (BTN) A 100% 1.212.228 1.212.2285 PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) A 100% 3.729.931 3.729.931

Jumlah 42.549.5272 BIDANG ASURANSI

1 PT Asuransi Jiwasraya A 100% 333.129 333.1292 PT Asuransi Jasa Indonesia A 100% 437.452 437.4523 PT Asuransi Kesehatan Indonesia A 100% 1.087.170 1.087.1704 PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) A 100% 1.951.726 1.951.7265 PT Taspen A 100% 648.109 648.1096 PT Asuransi ABRI (ASABRI) A 100% 378.004 378.0047 PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) A 100% 498.092 498.0928 PT Asuransi Jasa Raharja A 100% 735.697 735.6979 PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) A 100% (74.123) (74.123)

Jumlah 5.995.2553 BIDANG PEMBIAYAAN

1 PT Danareksa A 100% 787.104 787.1042 PT Permodalan Nasional Madani (PNM) A 100% 421.943 421.9433 PT PANN Multi Finance A 93,04% (1.564.811) (1.455.900)4 PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) A 100% (88) -885 Perum Pegadaian A 100% 700.028 700.0286 Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) A 100% 257.070 257.070

Jumlah 710.1574 BIDANG KONSTRUKSI

1 PT Adhi Karya A 51% 330.478 168.5442 PT Waskita Karya A 100% 260.863 260.8633 PT Hutama Karya (HK) A 100% 214.160 214.1604 PT Nindya Karya A 100% 67.676 67.6765 PT Pembangunan Perumahan (PP) A 51% 203.440 103.7556 PT Wijaya Karya A 100% 313.156 313.1567 PT Brantas Abipraya U 100% (132.268) (132.268)8 PT Istaka Karya A 100% 63.060 63.0609 Perum Pengembangan Perumahan Nasional (PERUMNAS) A 100% 522.095 522.095

Jumlah 1.581.0405 BIDANG KONSULTAN DAN KONSTRUKSI

1 PT Virama Karya A 100% 12.304 12.3042 PT Bina Karya A 100% (16.159) (16.159)3 PT Indah Karya A 100% 8.226 8.2264 PT Yodya Karya A 100% 7.516 7.5165 PT Indra Karya A 100% (6.162) (6.162)

Jumlah 5.7246 BIDANG PENUNJANG KONSTRUKSI

1 PT Amarta Karya A 100% 16.371 16.3712 PT Jasa Marga A 100% 1.844.968 1.844.968

Jumlah 1.861.339

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA BUMNPER 31 DESEMBER 2004

Lampiran -94-

Page 112: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

NO NAMA PERUSAHAANStatus

(*)% Saham Negara RI

Nilai EkuitasKepemilikan Pemerintah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)

7 BIDANG JASA PENILAI1 PT Sucofindo A 95% 334.316 317.6002 PT Surveyor Indonesia (SI) A 85,12% 223.975 190.6483 PT Survay Udara Penas P 100% 8.440 8.4404 PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) A 100% 33.713 33.713

Jumlah 550.4018 BIDANG JASA LAINNYA

1 Perum Jasa Tirta I A 100% 43.859 43.8592 Perum Jasa Tirta II A 100% 183.518 183.5183 PT Perusahaan Pengelola Aset A 100% 502.423 502.423

Jumlah 729.8009 BIDANG RUMAH SAKIT

1 Perjan RS Jantung Harapan Kita P 100% 201.664 201.6642 Perjan RS Cipto Mangunkusumo P 100% 203.477 203.4773 Perjan RS Persahabatan P 100% 68.760 68.7604 Perjan RS AB Harapan Kita U 100% 122.085 122.0855 Perjan RS Sanglah U 100% 103.260 103.2606 Perjan RS Kariadi U 100% 287.625 287.6257 Perjan RS Djamil U 100% 94.667 94.6678 Perjan RS Kanker Dharmais P 100% 141.871 141.8719 Perjan RS Fatmawati P 100% 171.613 171.613

10 Perjan RS Hasan Sadikin U 100% 93.125 93.12511 Perjan RS Sardjito U 100% 140.955 140.95512 Perjan RS M. Husein P 100% 78.861 78.86113 Perjan RS Dr. Wahidin U 100% 81.961 81.961

Jumlah 1.789.92410 PELABUHAN

1 PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) A 100% 897.902,00 897.9022 PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) A 100% 2.821.234 2.821.2343 PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) A 100% 2.020.519 2.020.5194 PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) A 100% 466.807 466.807

Jumlah 6.206.46311 PELAYARAN

1 PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) A 100% 4.654.151 4.654.1512 PT Pelayaran Bahtera Adhiguna A 100% 34.602 34.6023 PT Djakarta Lyod A 100% 548.234 548.2344 PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) P 100% 395.063 395.063

Jumlah 5.632.04912 KEBANDARUDARAAN

1 PT Angkasa Pura I (AP I) A 100% 3.289.144 3.289.1442 PT Angkasa Pura II (AP II) A 100% 3.289.378 3.289.378

Jumlah 6.578.52213 ANGKUTAN DARAT

1 PT Kereta Api Indonesia (KAI) A 100% 2.995.202 2.995.2022 Perum PPD A 100% (123.733) (123.733)3 Perum DAMRI P 100% 128.591 128.591

Jumlah 3.000.06014 LOGISTIK

1 PT Pos Indonesia (POSINDO) A 100% 597.351 597.3512 PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) A 100% 57.422 57.4223 PT Varuna Tirta Prakasya A 100% (8.552) (8.552)4 Perum Bulog P 100% 5.992.968 5.992.968

Jumlah 6.639.189

Lampiran -95-

Page 113: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

NO NAMA PERUSAHAANStatus

(*)% Saham Negara RI

Nilai EkuitasKepemilikan Pemerintah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)

15 PERDAGANGAN1 PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) U 100% (405.556) (405.556)2 PT PP Berdikari A 100% 131.497 131.4973 PT Sarinah A 100% 81.269 81.269

Jumlah A (192.789)16 PENGERUKAN A

1 PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) A 100% 270.834 270.834Jumlah 270.834

17 FARMASI1 PT Kimia Farma, Tbk A 90,03% 814.584 733.3702 PT Indo Farma, Tbk A 80,66% 255.665 206.2193 PT Biofarma A 100% 442.850 442.850

Jumlah 1.382.43918 PARIWISATA

1 PT Hotel Indonesia Natour (HIN) A 100% 69.395 69.3952 PT Bali Tourism & Development Corporation A 100% 147.691 147.6913 PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko A 100% 90.285 90.285

Jumlah 307.37119 KAWASAN INDUSTRI

1 PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) A 88,74% 326.269 289.5312 PT Kawasan Industri Medan (KIM) A 60% 37.807 22.6843 PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) A 60% 45.352 27.2114 PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) A 60% 25.483 15.2905 PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam A 100% 33.448 33.448

Jumlah 388.16420 USAHA PENERBANGAN

1 PT Garuda Indonesia (GIA) A 100% 1.209.737 1.209.7372 PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) P 93,20% (871.378) (812.124)

Jumlah 397.61321 DOK DAN PERKAPALAN

1 PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari A 99,40% (1.852.502) (1.841.387)2 PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) A 100% 43.661 43.6613 PT PAL Indonesia A 100% 1.304.657 1.304.6574 PT Industri Kapal Indonesia A 100% 9.859 9.859

Jumlah (483.210)22 BIDANG PERKEBUNAN

1 PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) A 100% 132.166 132.1662 PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) A 100% 484.694 484.6943 PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) A 100% 1.153.744 1.153.7444 PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) A 100% 1.335.365 1.335.3655 PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) A 100% 678.238 678.2386 PT Perkebunan Nusantara V I (PTPN VI) A 100% 286.512 286.5127 PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) A 100% 652.952 652.9528 PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) A 100% 687.639 687.6399 PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) A 100% (3.285) (3.285)

10 PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) A 100% 487.348 487.34811 PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) A 100% 214.590 214.59012 PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) A 100% 343.027 343.02713 PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) A 100% 671.473 671.47314 PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) A 100% 1.825 1.82515 PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) A 100% 575.568 575.568

Jumlah 7.701.85623 BIDANG PERTANIAN

1 PT Sang Hyang Seri (SHS) A 100% 46.961 46.9612 PT Pertani P 100% 63.193 63.193

Jumlah 110.154

Lampiran -96-

Page 114: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

NO NAMA PERUSAHAANStatus

(*)% Saham Negara RI

Nilai EkuitasKepemilikan Pemerintah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)

24 BIDANG PERIKANAN1 PT Usaha Mina P 100% (113.318) (113.318)2 PT Perikanan Samodra Besar (PSB) P 100% 25.844 25.8443 PT Tirta Raya Mina (TRM) P 100% (3.618) (3.618)4 PT Perikani P 100% (4.073) (4.073)5 Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) A 100% 84.716 84.716

Jumlah (10.449)25 BIDANG PUPUK

1 PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) A 100% 7.547.924 7.547.9242 PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) A 60% 297.682 178.609

Jumlah 7.726.53326 BIDANG KEHUTANAN

1 PT Inhutani I A 100% 328.859 328.8592 PT Inhutani II A 100% 173.726 173.7263 PT Inhutani III A 100% 337.488 337.4884 PT Inhutani IV A 100% 84.587 84.5875 PT Inhutani V U 100% 42.056 42.0566 Perum Perhutani U 100% 1.118.392 1.118.392

Jumlah 2.085.10827 BIDANG KERTAS

1 PT Kertas Kraft Aceh (KKA) P 94,64% 253.438 239.8542 PT Kertas Leces A 100% (221.762) (221.762)

Jumlah 18.09228 BIDANG PERCETAKAN DAN PENERBITAN

1 PT Balai Pustaka (BP) A 100% 33.602 33.6022 PT Pradnya Paramita A 100% 4.438 4.4383 Perum Percetakan Uang RI (PERURI) A 100% 465.931 465.9314 Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) A 100% 83.392 83.392

Jumlah 587.36329 PERTAMBANGAN

1 PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) A 65% 2.478.141 1.610.7912 PT Timah, Tbk A 65% 1.509.256 981.0163 PT Sarana Karya P 100% (702) (702)4 PT Pertamina U 100% 88.970.594 88.970.594

Jumlah 91.561.70030 ENERGI

1 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) A 100% 142.348.843 142.348.8432 PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) A 61% 3.177.611 1.938.3433 PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) A 69,24% 1.689.263 1.169.6464 PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) A 100% 11.464 11.464

Jumlah 145.468.29531 INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI

1 PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) A 100% 520.314 520.3142 PT LEN Industri A 100% 56.907 56.9073 PT Industri Kereta Api (INKA) A 100% 96.175 96.1754 PT Batan Teknologi A 100% 31.258 31.258

Jumlah 704.65432 BAJA DAN KONSTRUKSI BAJA

1 PT Krakatau Steel (KS) A 100% 5.116.269 5.116.2692 PT Barata Indonesia A 100% 30.220 30.2203 PT Bosma Bisma Indra (BBI) A 100% (56.382) (56.382)

Jumlah 5.090.107

Lampiran -97-

Page 115: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

NO NAMA PERUSAHAANStatus

(*)% Saham Negara RI

Nilai EkuitasKepemilikan Pemerintah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)

33 TELEKOMUNIKASI1 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) A 51,19% 20.261.342 10.371.7812 Perum Produksi Film Negara (PFN) P 100% 33.728 33.7283 PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) P 100% 183.221 183.2214 Perjan Radio Republik Indonesia (RRI) P 100% na na

Jumlah 10.588.73034 INDUSTRI PERTAHANAN

1 PT Dahana A 100% 101.146 101.1462 PT PINDAD A 100% 136.578 136.578

Jumlah 237.72435 SEMEN

1 PT Semen Gresik, Tbk A 51,01% 3.660.356 1.867.1482 PT Semen Baturaja A 100% 122.364 122.363

Jumlah 1.989.51136 INDUSTRI SANDANG

1 PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) A 100% (10.441) (10.441)2 PT Cambrics Primissima A 52,79% 28.712 15.157

Jumlah 4.71637 ANEKA INDUSTRI

1 PT Industri Gelas (IGLAS) A 63,82% 83.365 53.2042 PT Industri Soda Indonesian (ISI) P 100% (44.854) (44.854)3 PT Garam A 100% 208.953 208.953

Jumlah 217.303TOTAL 359.981.268

(*) P= Prognosa

A= Hasil Sesudah Audit BPK

U= Hasil dari Laporan Keuangan Unaudited

Lampiran -98-

Page 116: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 14

(Rp Juta)

No. Perusahaan % Saham RI EkuitasKepemilikan Pemerintah

RI

(1) (2) (3) (4) (5)=(3) X (4)

1 PT Rekayasa Industri 0,0497 399.910 19.875,52

2 Atmindo 0,366 16.287 5.961,12

3 PT Semen Kupang 0,385 62.100 23.908,50

4 PT Inalum 0,4212 144.583 60.898,36

5 PT Freeport Indonesia 0,0936 2.322.067 217.345,47

6 PT Bank Bukopin 0,2172 1.041.878 226.295,90

7 PT Askrindo 0,45 787.950 354.577,50

8 PT Bahana PUI 0,1778 (1.359.819) (241.775,82)

9 PT Dirgantara Indonesia 0,071 42.518 3.018,78

10 PT Indosat 0,1469 528.531 77.641,18

11 PT SIER 0,5 81.866 40.933,00

12 PT JIEP 0,5 94.146 47.073,22

13 PT Kertas Padalarang 0,4076 25.951 10.577,71

14 PT Kertas Basuki Rahmat* 0,0128 (1.307.462) (16.735,52)

15 PT Kertas Blabak* 0,029 (177.113) (5.136,29)

16 PT Socfind Indonesia 0,1 42.250 4.225,00 JUMLAH 828.683,64

Keterangan:* = Audit per 31 Desember 2003

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA NON BUMN (MINORITAS) PER 31 DESEMBER 2004

Lampiran -99-

Page 117: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 15

ORGANISASI/LEMBAGAINTERNASIONAL/REGIONAL dalam USD dalam IDR** dlm USD dlm IDR** dlm USD dlm IDR**

1. IMF 3.197.609.919 29.705.796.147.510 3.229.173.693 29.999.023.607.970 (31.563.774) (267.187.346.910)

2. IBRD 1.807.000.000 16.787.030.000.000 110.275.771 1.024.461.912.590 1.696.724.229 14.362.770.598.485

3. IDA 14.400.000 133.776.000.000 0 23.847.109.367 14.400.000 121.896.000.000

4. IFC 28.539.000 265.127.310.000 28.539.000 265.127.310.000 0 0

5. MIGA 20.006.000 185.855.740.000 3.797.820 35.281.747.800 16.208.180 137.202.243.700

6. ADB 2.863.464.000 26.601.580.560.000 208.865.530 1.940.360.773.700 2.654.598.470 22.471.176.048.550

7. IFAD 41.959.000 389.799.110.000 38.459.000 357.284.110.000 3.500.000 29.627.500.000

8. ASEAN FUND 1.000.000 9.290.000.000 100.000 929.000.000 900.000 7.618.500.000

9. ASEAN SCIENCE FUND 1.000.000 9.290.000.000 235.000 2.183.150.000 765.000 6.475.725.000

10. ASEAN CENTRE FOR ENERGY 528.000 4.905.120.000 528.000 4.905.120.000 0 0

11. ICD 7.305 67.860.593 0 0 7.305 61.834.222

12. IDB 285.221.330 2.649.706.156.629 126.397.195 1.174.229.941.550 158.824.135 1.344.446.303.622

13. ICIEC 384.458 3.571.610.175 194.126 1.803.430.540 190.332 1.611.156.148

14 CFC 177.005.000 1.644.376.450.000 560.266 5.204.871.140 176.444.734 1.493.604.673.310

15 IRCO 1.000.000 9.290.000.000 1.500.000 13.935.000.000 (500.000) (4.232.500.000)

Keterangan:**) : Konversi ke dalam IDR menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1= Rp 9.290

3.748.625.401 34.848.577.084.657 4.690.498.610 39.705.070.736.126 JUMLAH 8.439.124.011 78.399.462.064.907

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA ORGANISASI/LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL/REGIONAL PER 31 DESEMBER 2004

NOTOTAL PENYERTAAN DISETOR s.d. 31 Desember 2004 SISA SETORAN (PROMISSORY NOTES)

Lampiran -100-

Page 118: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 16

No BA Kementerian Negara/Lembaga Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan BangunanJalan, Irigasi dan

JaringanAset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

Jumlah

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 462.307.000 70.663.849.781 153.310.791.493 9.002.238.000 747.261.620 234.186.447.894

2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 57.465.994.000 178.874.333.000 369.604.339.000 9.539.190.000 1.764.110.000 0 617.247.966.000

3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 27.255.732.000 88.585.337.397 94.358.039.264 0 678.160.940 210.877.269.601

4 05 Mahkamah Agung 18.148.865.000 58.580.747.000 39.783.444.588 8.232.230.912 6.227.839.000 0 130.973.126.500

5 06 Kejaksanaan Agung 118.613.831.000 211.262.602.582 85.323.026.000 901.100.000 477.688.700 0 416.578.248.282

6 07 Lembaga Kepresidenan 223.443.747.081 677.145.749.712 343.222.977.434 6.446.305.326 2.161.171.849 0 1.252.419.951.402

7 08 Wakil Presiden 0 25.529.743.753 12.748.424.415 0 12.690.000 42.870.138.020 81.160.996.188

8 10 Departemen Dalam Negeri 70.091.629.169 201.282.994.054 120.271.039.987 21.717.282.777 16.958.477.390 430.321.423.377

9 11 Departemen Luar Negeri 44.884.756.000 579.451.812.029 231.760.161.237 0 17.573.928.213 873.670.657.479

10 12 Departemen Pertahanan 30.294.051.484.667 24.545.162.902.643 8.351.442.004.532 0 31.944.668.525 0 63.222.601.060.367

11 13 Departemen Hukum dan HAM 150.526.003.000 428.502.118.153 565.075.799.400 609.150.000 4.621.454.000 0 1.149.334.524.553

12 15 Departemen Keuangan 3.601.983.781.124 1.898.297.431.499 850.337.534.593 28.772.679.448 12.621.847.770 48.242.070.690 6.440.255.345.124

13 18 Departemen Pertanian 577.527.388.552 2.212.333.184.124 3.238.418.303.700 85.897.791.642 574.654.910.518 0 6.688.831.578.536

14 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 30.270.228.000 512.925.092.278 60.248.167.000 4.112.708.000 3.682.435.337 0 611.238.630.615

15 20 Departemen Energi dan SDM 255.985.414.503 1.797.647.364.618 289.506.185.362 2.460.344.403.822 139.859.306.659 1.792.660.702.534 6.736.003.377.498

16 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 8.669.240.401.071 3.705.373.004.565 1.858.516.505.817 2.050.588.958.997 30.148.190.682 0 16.313.867.061.132

17 23 Departemen Pendidikan Nasional 1.115.487.007.000 2.531.659.396.000 2.558.427.283.000 42.936.343.000 102.216.470.000 0 6.350.726.499.000

18 24 Departemen Kesehatan 182.282.017.000 1.529.068.006.455 611.580.085.000 47.144.983.545 9.691.425.225 0 2.379.766.517.225

19 25 Departemen Agama 505.558.959.000 852.838.532.200 1.007.357.785.555 16.192.102.500 0 277.454.459.573 2.659.401.838.828

20 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 61.879.295.200 374.858.554.773 567.284.499.660 31.715.046.582 27.808.293.100 1.063.545.689.315

21 27 Departemen Sosial 107.369.024.333 110.679.415.802 152.849.426.965 61.855.460.234 1.458.930.501 0 434.212.257.835

22 28 Departemen Kehutanan 55.507.585.222 810.567.001.804 165.502.806.876 25.135.171.460 2.433.686.983 0 1.059.146.252.345

23 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 314.105.540.000 616.604.411.221 342.596.075.056 181.083.398.737 3.918.600.750 190.021.950 1.458.498.047.714

24 33 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 3.190.201.345.771 2.248.125.494.412 626.638.621.488 35.266.989.602.367 719.666.413.026 0 42.051.621.477.064

25 34 Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 0 23.718.368.057 22.419.601.700 0 3.400.000 0 46.141.369.757

26 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 0 13.598.537.000 0 0 4.455.000 0 13.602.992.000

27 36 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 0 10.562.978.000 0 0 675.000 0 10.563.653.000

28 40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 16.337.530.000 54.059.235.190 120.268.453.000 863.052.000 2.652.444.600 0 194.180.714.790

29 41 Kementerian BUMN 0 22.217.863.776 0 0 583.571.910 0 22.801.435.686

30 42 Kementerian Riset dan Teknologi 93.425.386.371 1.636.561.411.828 704.378.528.243 69.950.760.663 56.863.780.706 5.187.850.000 2.566.367.717.811

31 43 Kementerian Lingkungan Hidup 244.000.000 21.587.983.000 368.600.000 0 1.150.663.000 0 23.351.246.000

32 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 27.185.433.000 85.267.520.700 255.158.344.540 5.983.339.000 79.116.000 0 373.673.753.240

33 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 120.600.000 9.777.225.868 90.900.000 0 35.000.000 0 10.023.725.868

DAFTAR ASET TETAP

per 31 Desember 2004(Dalam Rupiah)

Lampiran -101-

Page 119: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 16

No BA Kementerian Negara/Lembaga Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan BangunanJalan, Irigasi dan

JaringanAset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

Jumlah

DAFTAR ASET TETAP

per 31 Desember 2004(Dalam Rupiah)

34 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 74.237.563.150 302.544.975.844 235.323.980.935 8.633.551.374 1.649.929.793 137.803.810.720 760.193.811.816

35 50 Badan Intelejen Negara 3.756.469.000 477.772.377.532 77.039.215.000 32.738.977.478 239.649.000 0 591.546.688.010

36 51 Lembaga Sandi Negara 6.270.043.451 424.607.190.000 11.656.855.650 287.815.000 78.788.350 15.879.000.000 458.779.692.451

37 52 Dewan Ketahanan Nasional 0 2.297.822.930 0 4.020.000 29.728.250 0 2.331.571.180

38 53 Badan Urusan Logistik 0 262.829.915.325 75.814.007.514 0 0 0 338.643.922.839

39 54 Badan Pusat Statistik 18.175.535.375 207.050.459.669 65.677.573.207 1.038.077.065 291.941.645.316

40 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 15.283.167.243 47.169.362.778 25.641.041.672 179.114.000 578.223.865 0 88.850.909.558

41 56 Badan Pertanahan Nasional 144.462.635.000 322.620.693.500 77.656.729.000 617.600.000 15.723.446.000 0 561.081.103.500

42 57 Perpustakaan Nasional 22.400.000.000 28.980.569.880 62.512.227.488 0 28.534.779.612 12.611.210.000 155.038.786.980

43 59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 32.815.145.470 235.743.962.516 196.047.421.687 1.784.368.659 2.661.674.697 0 469.052.573.029

44 60 Kepolisian Negara RI 27.952.092.573.305 10.718.786.943.912 14.071.205.346.123 3.057.721.000 4.272.700.000 105.526.856.900 52.854.942.141.240

45 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2.321.250.000 27.324.949.000 35.448.436.374 14.999.000 1.978.905.000 0 67.088.539.374

46 64 Lembaga Ketahanan Nasional 0 13.886.137.100 1.101.649.000 0 0 6.833.784.000 21.821.570.100

47 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5.196.725.979 47.756.689.088 90.833.224.023 129.836.000 142.324.000 144.058.799.090

48 66 Badan Narkotika Nasional 132.137.296.200 14.648.763.051 0 49.211.740.861 15.248.143.000 211.245.943.112

49 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 16.673.465.312 0 0 0 1.010.000.000 17.683.465.312

50 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 5.520.201.178.317 87.818.402.073 11.322.411.726 48.682.890 10.555.053.834 0 5.629.945.728.840

51 75 Badan Metereologi dan Geofisika 11.741.888.100 197.458.383.184 39.224.205.130 5.878.313.035 11.488.598.840 0 265.791.388.289

52 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 0 7.679.512.641 0 14.712.500 20.325.000 0 7.714.550.141

53 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 0 129.250.950 6.470.495.715 0 0 0 6.599.746.665

83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387 229.071.545.428.868

Lampiran -102-

Page 120: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 17

(dalam rupiah)

No. BANK NAMA REKENING NO. REKENING SALDO PER 31-12-2004

1 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu-DJA Dana Reboisasi 070-00-0012505-9 2.915.502.452 2 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu-DJA Cadangan Reboisasi 070-00-0021024-0 5.026.766.903.181 3 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu- DJA Jasa Giro Cadangan Reboisasi 070-00-0116856-1 1.005.540.971 4 PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna Menkeu-DJA Cadangan Sisas Dana Reboisasi 081,000920111,001 1.467.699.430.382 5 PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna Menkeu-DJA Jasgir Cadangan Sisa Dana Reboisasi 081,000920129,001 54.178.914.520 6 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi 10560776 612.901.033.187 7 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi 10560787 22.723.352.124 8 PT. BNI KCU TANGERANG Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 0019717937 305.852.045.247 9 PT. BNI KCU TANGERANG Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 0019717926 2.086.798.662.506

10 PT. BANK DKI JAKARTA Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 101,01,07211 433.402.325.680 11 PT. BANK DKI JAKARTA Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 101,01,07212 59.570.502.324 12 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Sub Account DAK DR 13630358 1.229.869.541.000

11.303.683.753.574

SALDO REKENING - REKENING ESCROW DANA REBOISASIPER 31 DESEMBER 2004

Lampiran -103--

Page 121: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 18

NO JENIS ASET SATUAN ASET PENAMBAHAN/(PENGURANGAN)

JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET

ASET (Rp) ASET (Rp) ASET (Rp) ASET ASET ASET (Rp) ASET (Rp)

1 Aset Saham Bank Bank 9 4.912.611.725.201 - - 9 4.912.611.725.201 3.594.740.773.300 9 1.317.870.951.901

2 Aset Saham Non Bank Perusahaan 17 219.081.776.228 6 93.034.737.162 23 312.116.513.390 23 312.116.513.390

3 Aset Hak Tagih Debitur 1.165 3.693.527.076.694 (17) (253.586.241.133) 1.148 3.439.940.835.561 9.423.866.395 1.148 3.430.516.969.165

4 Aset Properti Unit 823 2.168.609.395.241 (1) (6.266.970.000) 822 2.162.342.425.241 822 2.162.342.425.241

5 Surat Berharga Perusahaan 11 17.708.532.590 - - 11 17.708.532.590 11 17.708.532.590

6 Saham dan Kredit Perusahaan 2 674.114.253.584 - - 2 674.114.253.584 39.793.066.755 2 634.321.186.829

JUMLAH 2.027 11.685.652.759.538 (12) (166.818.473.971) 2.015 11.518.834.285.567 - - - 3.643.957.706.450 2.015 7.874.876.579.116

Untuk mata uang USD dikonversi dengan menggunakan kurs beli 31 Desember 2004 sebesar $ 1 = Rp. 9.224,-*) Saldo per 24 Maret 2004

SALDO SETELAH

(LAMPIRAN B)

PENAMBAHAN PENGURANGAN

ADJUSMENT

PT. PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO)RINGKASAN ASET NEGARA YANG DIKELOLA PPA

UNTUK PERIODE 27 FEBRUARI 2004 - 31 DESEMBER 2004

SALDO AWAL *)

MUTASI TRANSASKSI

SALDO AKHIR PERIODE

MUTASI SERAH KELOLA

Lampiran -104 -

Page 122: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 19

TP PENAWARAN CEK STATUS TOTAL BALANCE NILAI PENGALIHAN

TP Belum Ditawarkan BERMASALAH 7.063.438.160.103 5.836 BERPERKARA 3.274.115.441.176 261 FREE & CLEAR 33.093.295.968 7.855.889.267 UNKNOWN 516.997.385.043 36.441.744.438 NON ATK INDIKASI LUNAS 2.999.702.962 130.012.423

Pernah Ditawarkan BERMASALAH 1.759.476.634.621 229 BERPERKARA 19.356.054.567.588 920 FREE & CLEAR 609.339.364.979 80.854.180.204 KARABHA DIGDAYA PT. 1.017.973.300.346 164.521.628.544 TEXMACO 28.711.008.344.460 471.395.902.288 UNKNOUWN 2.744.775.323.146 338.422.137.664

TP. T O T A L 65.089.271.520.392 1.099.621.502.074

RINGKASAN DATA NOMINATIF ASET KREDIT YANG DISERAHKANKEPADA TIM PEMBERESAN (TP)

(Dalam Rupiah)

Lampiran -105 -

Page 123: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 20

No. Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 Dep. Kehutanan 296.251.349.165

2 Dep. Agama 33.318.288

3 Dep. Pertanian 77.534.860

4 Depdiknas 7.483.636

5 Dep. Perhubungan 5.412.869

6 Pemda 1.711.418.502

7 Dep. ESDM 22.179.968.997

8 Depnakertrans 3.815.000

9 Dep. Kimpraswil 842.560.987

10 Dep. Keuangan 323.465.293.593

11 Dep. Kesehatan 5.164.380.503

12 Deperindag 783.679.918

13 Depkeham 19.854.235

14 Bakorsutanal 191.501.897.540

15 Batan 2.982.140.115

16 BPN 723.070.000

17 BPPT 371.700.078.860

18 BPS 1.971.560.394

19 IJJDI 51.631.57520 Bulog 5.662.000

Jumlah 1.219.482.111.037

Keterangan : 1 US$ = Rp. 9.290,00 1 EUR = Rp. 12,652.06

PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN INSTANSI PEMERINTAH DAN LEMBAGA NEGARAPOSISI PER 31 DESEMBER 2004

(dalam rupiah)

Lampiran -106 -

Page 124: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 21

No O P E R A T O R WILAYAH KERJA DTT STATUS ONS/OFF AREA CODE OPR.CODE KETERANGAN ITEMS ASSET COST (US$) ACCUM. DEPR. BOOK VALUE

1 BP INDONESIA (Ex. ARCO) Wiriagar - Irian Jaya 27-02-1993 PSC ONS 05 045 P r o d u k s i 11 20.244,07 14.213,23 6.030,84

2 BP INDONESIA (Ex. ARCO) Onw. Java Sea 19-01-1967 PSC-EXT OFF 03 010 Produksi/Di Extend 7736 2.540.355.703,00 2.506.597.364,00 33.758.339,00

3 BUMI SIAK PUSAKO (Ex.Caltex) CPP Area - C. Sumatra 09-08-1975 PSC ONS 02 029 P r o d u k s i 7.970 270.459.872,00 270.459.872,00 0,00

4 CALTEX PACIFIC INDONESIA MFK Area - C. Sumatra 25-11-1963 PSC ONS 02 018 P r o d u k s i 430 5.020.314,00 5.019.282,01 1.031,99

5 CALTEX PACIFIC INDONESIA Rumbai C.sum.(Kangguru) 09-08-1975 PSC ONS 02 016 Produksi/Di Extend 129.964 3.897.009.474,83 3.658.682.465,81 238.327.009,02

6 CALTEX PACIFIC INDONESIA C&T Siak C.Sum.(Blok I,II,III.) 25-09-1963 PSC ONS 02 092 Produksi/Di Extend 976 19.976.132,50 18.867.758,52 1.108.373,98

7 CAMAR RES.(Ex.Enterprise,Gfb,INDO PACIFIC) Bawean Block 12-02-1981 PSC ONS/OFF 03 063 P r o d u k s i 98 8.069.931,00 5.095.900,00 2.974.031,00

8 CNOOC SE.BV. (Ex.Maxus,Ypf Maxus) S.E. Sumatra 06-09-1968 PSC-EXT OFF 02 011 Produksi/Di Extend 6.246 1.190.330.560,00 1.141.261.680,00 49.068.880,00

9 CONOCO PHILLIPS. (Ex.Asamera,Gulf res.) Corridor - S. Sumatra 20-12-1983 PSC ONS 02 012 Produksi/Di Extend 1.407 630.534.437,00 350.787.344,00 279.747.093,00

10 CONOCO PHILL.IPS (Ex.Asamera,Gulf res.) North Sumatra Blok "A" 01-09-1961 PSC-EXT ONS 02 004 Produksi/Di Extend 623 10.168.904,00 10.168.904,00 0,00

11 CONOCO PHILLIPS (Ex.Conoco) Natuna Sea Blok "B" 16-10-1968 PSC-EXT OFF 02 017 Produksi/Di Extend 2.200 1.221.603.552,00 554.340.657,00 667.262.895,00

12 COSTA INT'L (Ex.Japex Petr.) Gebang - Sumatra Utara 29-11-1985 PSCJOB ONS/OFF 02 034 Produksi 420 41.059.756,00 40.034.805,00 1.024.951,00

13 ENERGY EQUITY (Ex. BP) Sengkang - South Sulawesi 25-04-1995 PSC ONS 03 003 Produksi 417 17.980.909,00 17.546.463,00 434.446,00

14 EMP KANGEAN LTD. (Ex.Arbni,Bp Ind.) Kangean Block Java Sea 14-11-1980 PSC ONS/OFF 03 062 Produksi 650 337.524.000,00 275.367.000,00 62.157.000,00

15 EXXON MOBIL OIL INDONESIA Bee Block 15-01-1970 PSC ONS/OFF 02 019 Produksi 20.728 1.500.280.000,00 1.448.092.000,00 52.188.000,00

16 EXXON MOBIL OIL INDONESIA NSO 18-02-1981 PSC ONS 02 027 Produksi 618 471.974.000,00 206.142.000,00 265.832.000,00

17 EXXON MOBIL OIL INDONESIA Pase Aceh 16-07-1968 PSC-EXT ONS 02 066 Produksi/Di Extend 65 74.598.000,00 25.412.000,00 49.186.000,00

18 K O D E C O W. Madura Block 07-05-1981 JOA OFF 03 069 Produksi 765 43.797.690,00 34.901.205,00 8.896.485,00

19 KUFPEC Seram non Bula 22-05-2000 PSC ONS 05 136 Produksi 1.913 82.434.613,82 36.694.763,24 45.739.850,58

20 KALREZ PETR. (Ex. AGL,Santos) Bula - Seram 22-05-2000 PSC ONS 05 036 Produksi/Di Extend 1.193 6.253.996,00 6.069.292,00 184.704,00

21 KONDUR PETR. (Ex.Lasmo) Malacca Strait 05-08-1970 PSC ONS/OFF 02 033 Produksi/Di Extend 2.113 267.451.000,00 263.098.000,00 4.353.000,00

22 LAPINDO (Ex.Huffco) Brantas - Jawa Timur 23-04-1990 PSC ONS/OFF 03 021 Produksi 300 12.096.508,00 4.088.766,00 8.007.742,00

23 MEDCO E&P (Ex.Bonham,Enim,Eel,Amerada,Exspan) Lematang Blok - S. Sumatra 06-04-1987 PSC ONS 02 031 Produksi 14 6.101.183,00 6.101.183,00 0,00

24 MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan) Barisan-Rimau C/S.Sumatra 23-04-1973 PSC ONS 02 067 Produksi 1.735 100.183.861,00 78.842.136,00 21.341.725,00

25 MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan) Kampar, C/S. SUM. Ext. 28-11-1963 PSC ONS 02 168 Produksi/Di Extend 1.384 173.546.629,00 141.641.178,00 31.905.451,00

26 MEDCO E&P (Ex.Tesoro,Phillips,Exspan) Tarakan Kaltim. 14-01-1982 PSC ONS 04 078 Produksi/Di Extend 204 25.757.066,00 24.169.330,00 1.587.736,00

27 PETROCHINA (Ex.Trend, Santa fe,Devon) Kepala Burung - Irian Jaya 15-10-1970 PSC ONS 05 042 Produksi/Di Extend 7.772 113.985.387,00 111.836.277,00 2.149.110,00

28 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe Devon) Jabung - Jambi 27-02-1993 PSC ONS 02 046 Produksi 2170 156.508.762,00 111.881.332,00 44.627.430,00

29 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon) Tuban East Java 29-02-1988 JOB ONS 03 022 Produksi 948 83.078.278,00 78.142.368,00 4.935.910,00

30 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon) Salawati - Irian Jaya 23-04-1990 JOB ONS/OFF 05 081 Produksi 345 21.126.991,00 19.587.405,00 1.539.586,00

31 PETROSELAT LTD. (Ex.Petronusa bb.) Selat panjang - Riau 06-09-1991 PSC ONS 02 070 Produksi 244 1.905.075,00 1.781.469,00 123.606,00

32 PREMIER OIL NATUNA SEA B.V. (Ex.Amoseas) Natuna "A" 16-10-1989 PSC OFF 02 014 Produksi 667 389.666.970,00 333.741.318,00 55.925.652,00

33 STAR ENERGY (Ex.Marathon,Clyde,Gulf,conocop.) Kakap Block Natuna 22-03-1975 PSC OFF 02 025 Produksi 1.335 365.481.809,90 331.987.290,13 33.494.519,77

34 TOTAL E&P INDONESIE M a h a k a m 31-03-1966 PSC-EXT ONS/OFF 04 013 Produksi/Di Extend 5.846 3.240.592.436,00 2.171.317.224,00 1.069.275.212,00

35 TALISMAN ENERGY (Ex.Bow V.Ex.CNWE.) Ogan Komering-Sumsel. 29-02-1988 JOB ONS 02 044 Produksi 9.101 44.602.642,00 37.596.973,00 7.005.669,00

36 UNOCAL INDONESIA (Ex. Mobil Makassar) Makassar Strait 14-03-1973 PSC OFF 04 051 Produksi/Di Extend 315 426.216.246,00 180.958.088,00 245.258.158,00

37 UNOCAL INDONESIA E. Kal. W. Pasir + Attaka 28-08-1968 PSC-EXT ONS/OFF 04 030 Produksi/Di Extend 8.415 679.959.986,00 605.522.876,00 74.437.110,00

38 YPF AMERADA HESS (Ex.Elf Aqut.Saga,Ypf) Jambi Merang 10-02-1989 JOB ONS 02 050 Evaluasi Utn.Pgbgn. 72 9.086.420,00 9.062.468,00 23.952,00

39 VICO INDONESIA E. Kalimantan 08-08-1968 PSC-EXT ONS 04 047 Produksi/Di Extend 11678 758.780.761,00 700.002.279,00 58.778.482,00

239.088,00 19.245.580.100,12 15.822.912.928,94 3.422.667.171,18JUMLAH Rp 178.791.439.130.115 146.994.861.109.853 31.796.578.020.262

Keterangan:Jumlah dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2004 1USD=Rp9.290

DATA ASSET KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA

Lampiran -107 -

Page 125: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 22

FIN_SOURCE JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL

PRINCIPAL

BILATERAL365.437.576.070 1.684.573.521.528 470.801.490.927 2.046.191.598.485 990.763.341.614 2.322.527.879.083 274.986.060.630 1.589.270.878.549 483.448.049.560 2.165.986.765.037 1.012.856.841.344 2.746.649.923.395 16.153.493.926.222

COMMERCIAL CRDT.3.293.553.421 105.840.931 21.809.807.759 0 842.580.435 75.640.063.733 3.293.555.045 0 23.035.576.021 0 842.580.435 58.327.303.053 187.190.860.833

EXPORT CREDIT1.215.209.143.823 1.693.855.889.431 1.039.571.797.574 756.127.884.882 872.499.101.235 2.573.805.604.058 1.156.517.988.026 1.531.090.194.656 1.060.988.783.586 735.838.940.518 804.676.425.829 2.700.276.105.832 16.140.457.859.450

LEASING44.489.388.985 26.969.699.709 40.630.176.594 171.201.854.616 56.672.764.028 25.043.988.543 44.489.388.985 26.969.699.709 40.630.176.594 171.201.854.616 56.672.764.028 51.726.864.543 756.698.620.950

MULTILATERAL2.203.326.426.741 1.106.867.514.985 1.910.369.236.028 1.503.562.289.909 1.383.664.656.627 1.230.133.266.135 2.113.194.617.058 1.143.272.101.106 1.917.059.791.601 1.633.439.835.237 1.369.419.213.264 1.233.767.136.118 18.748.076.084.809

TOTAL PRINCIPAL3.831.756.089.040 4.512.372.466.584 3.483.182.508.882 4.477.083.627.892 3.304.442.443.939 6.227.150.801.552 3.592.481.609.744 4.290.602.874.020 3.525.162.377.362 4.706.467.395.408 3.244.467.824.900 6.790.747.332.941 51.985.917.352.264

BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG LUAR NEGERIPROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR)

Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 )

Lampiran -108 -

Page 126: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 23

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem/(Disc)

13,712,072,000,000 0 13,712,072,000,000 0 13,712,072,000,000

1.  FR0003 15/05/2005 382,172,000,000 12,00000 0 382,172,000,000 0 382,172,000,000

2.  FR0008 15/05/2005 7,508,224,000,000 16,50000 0 7,508,224,000,000 0 7,508,224,000,000

3.  FR0009 15/05/2005 5,821,676,000,000 10,00000 0 5,821,676,000,000 0 5,821,676,000,000

5,980,172,000,000 0 5,980,172,000,000 0 5,980,172,000,000

1.  VR0007 25/04/2005 2,952,363,000,000 7,30416 0 2,952,363,000,000 0 2,952,363,000,000

2.  VR0008 25/11/2005 3,027,809,000,000 7,30398 0 3,027,809,000,000 0 3,027,809,000,000

2,711,595,000,000 112,476,474,215 2,824,071,474,215 0 2,824,071,474,215

1.  HB0077 25/01/2005 451,977,000,000 4,10000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

2.  HB0078 25/02/2005 451,977,000,000 4,38000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

3.  HB0079 25/03/2005 451,977,000,000 4,55000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

4.  HB0080 25/04/2005 451,888,000,000 4,10000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

5.  HB0081 25/05/2005 451,888,000,000 4,38000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

6.  HB0082 25/06/2005 451,888,000,000 4,55000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

7,577,070,130,896 0 7,577,070,130,896 0 7,577,070,130,896

1.  SU002 01/04/2005 1,087,121,877,011 3,00000 0 1,087,121,877,011 0 1,087,121,877,011

2.  SU002 01/10/2005 1,087,121,877,011 3,00000 0 1,087,121,877,011 0 1,087,121,877,011

3.  SU004 01/06/2005 2,701,413,188,437 3,00000 0 2,701,413,188,437 0 2,701,413,188,437

4.  SU004 01/12/2005 2,701,413,188,437 3,00000 0 2,701,413,188,437 0 2,701,413,188,437

29,980,909,130,896 112,476,474,215 30,093,385,605,111 0 30,093,385,605,111

1) Applied to hedge bonds

2) Net after accrued principle indexation

3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

GRAND TOTAL

CPI INDEX LINKED BOND 3)

VARIABLE RATE BOND

HEDGE BOND

FIXED RATE BOND

BAGIAN LANCAR UTANG OBLIGASI DALAM NEGERIPER 31 DESEMBER 2004

No. Series BookValue

(Dalam Rupiah)

Lampiran -109 -

Page 127: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 24

FIN_SOURCE JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL

INTERST

BILATERAL 266.132.996.274 379.216.827.641 258.959.521.128 630.117.629.174 460.271.221.086 1.982.958.154.755 353.302.411.037 356.572.929.119 270.033.462.142 618.638.029.132 452.434.266.220 2.046.359.023.797 8.074.996.471.505

BONDS AND NOTES 0 60.914.180.795 0 0 0 0 0 60.914.180.795 0 0 0 0 121.828.361.590

COMMERCIAL CREDIT 296.419.968 1.916.859 4.500.770.414 0 575.209.738 108.144.211.722 148.209.984 0 4.479.285.639 0 572.328.153 106.975.656.345 225.694.008.822

EXPORT CREDIT 256.019.549.156 357.321.339.600 289.911.382.041 150.660.263.383 189.549.974.287 1.539.955.557.991 221.678.800.912 324.485.392.274 268.671.536.593 148.819.556.192 160.066.772.356 1.352.752.234.058 5.259.892.358.843

LEASING 2.621.279.486 1.868.774.963 2.777.098.232 16.776.718.165 6.245.742.733 1.815.026.680 2.011.743.102 1.521.232.592 2.296.506.596 13.837.140.333 5.454.986.733 1.457.526.018 58.683.775.633

MULTILATERAL 1.051.397.157.167 516.846.614.970 590.641.742.893 696.730.502.506 653.949.273.588 739.682.878.955 989.321.384.231 483.273.921.301 550.052.703.321 686.411.365.140 630.360.423.512 718.290.151.276 8.306.958.118.860

TOTAL INTERST 1.576.467.402.051 1.316.169.654.828 1.146.790.514.708 1.494.285.113.228 1.310.591.421.432 4.372.555.830.103 1.566.462.549.266 1.226.767.656.081 1.095.533.494.291 1.467.706.090.797 1.248.888.776.974 4.225.834.591.494 22.048.053.095.253

FEES

BILATERAL 1.516.776.804 520.289.944 23.756.893 560.780.034 587.625.000 2.220.774.081 1.547.972.546 511.775.963 - 567.504.908 601.728.000 2.212.686.308 10.871.670.481

EXPORT CREDIT 736.505.188 114.341.097.014 1.133.331.173 181.109.752 2.102.436.164 1.429.579.564 488.464.625 2.131.638.074 558.723.968 40.861.468 1.722.550.113 1.061.153.623 125.927.450.726

MULTILATERAL 227.540.616 274.882.795 539.359.927 3.876.980.420 11.308.088.194 15.481.909.828 76.913.318 1.143.833.311 441.324.521 648.100.450 1.318.731.383 4.790.012.172 40.127.676.935

TOTAL FEES 2.480.822.608 115.136.269.753 1.696.447.993 4.618.870.206 13.998.149.358 19.132.263.473 2.113.350.489 3.787.247.348 1.000.048.489 1.256.466.826 3.643.009.496 8.063.852.103 176.926.798.142

Total bunga dan kewajiban LN lainnya

1.578.948.224.659 1.431.305.924.581 1.148.486.962.701 1.498.903.983.434 1.324.589.570.790 4.391.688.093.576 1.568.575.899.755 1.230.554.903.429 1.096.533.542.780 1.468.962.557.623 1.252.531.786.470 4.233.898.443.597 22.224.979.893.395

PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR)

Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 )

UTANG BUNGA DAN KEWAJIBAN LUAR NEGERI LAINNYA

Lampiran -110 -

Page 128: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 25

Maturity Accrued Indexed Accrued Interest

Date Principle Principle

178.733.094.000.000 0 178.733.094.000.000 5.256.444.041.758

1.  FR0002 15/06/2009 20.011.798.000.000 14,00000 0 20.011.798.000.000 123.152.604.892

2.  FR0003 15/05/2005 382.172.000.000 12,00000 0 382.172.000.000 5.827.740.828

3.  FR0004 15/02/2006 14.554.430.000.000 12,12500 0 14.554.430.000.000 661.775.377.670

4.  FR0005 15/07/2007 18.403.245.000.000 12,25000 0 18.403.245.000.000 1.035.311.353.965

5.  FR0008 15/05/2005 7.508.224.000.000 16,50000 0 7.508.224.000.000 157.424.932.608

6.  FR0009 15/05/2005 5.821.676.000.000 10,00000 0 5.821.676.000.000 73.976.036.932

7.  FR0010 15/03/2010 12.012.678.000.000 13,15000 0 12.012.678.000.000 466.920.781.182

8.  FR0011 15/05/2010 800.000.000.000 13,55000 0 800.000.000.000 13.774.400.000

9.  FR0012 15/05/2010 2.488.141.000.000 12,62500 0 2.488.141.000.000 39.917.246.063

10.  FR0013 15/09/2010 5.453.601.000.000 15,42500 0 5.453.601.000.000 248.646.030.393

11.  FR0014 15/11/2010 1.349.947.000.000 15,57500 0 1.349.947.000.000 26.716.801.077

12.  FR0015 15/02/2011 7.264.938.000.000 13,40000 0 7.264.938.000.000 365.063.134.500

13.  FR0016 15/08/2011 7.264.937.000.000 13,45000 0 7.264.937.000.000 366.421.627.469

14.  FR0017 15/01/2012 7.209.063.000.000 13,15000 0 7.209.063.000.000 435.355.314.570

15.  FR0018 15/07/2012 7.209.062.000.000 13,17500 0 7.209.062.000.000 436.184.296.310

16.  FR0019 15/06/2013 11.856.341.000.000 14,25000 0 11.856.341.000.000 74.268.120.024

17.  FR0020 15/12/2013 11.856.341.000.000 14,27500 0 11.856.341.000.000 74.398.539.775

18.  FR0021 15/12/2010 2.000.000.000.000 14,50000 0 2.000.000.000.000 12.748.000.000

19.  FR0022 15/09/2011 2.700.000.000.000 12,00000 0 2.700.000.000.000 95.769.000.000

20.  FR0023 15/12/2012 11.332.500.000.000 11,00000 0 11.332.500.000.000 54.792.637.500

21.  FR0024 15/10/2010 5.700.000.000.000 12,00000 0 5.700.000.000.000 144.694.500.000

22.  FR0025 15/10/2011 8.804.000.000.000 10,00000 0 8.804.000.000.000 186.239.816.000

23.  FR0026 15/10/2014 6.750.000.000.000 11,00000 0 6.750.000.000.000 157.065.750.000

220.571.106.000.000 0 220.571.106.000.000 1.732.377.891.178

1.  VR0007 25/04/2005 2.952.363.000.000 7,30416 0 2.952.363.000.000 39.260.523.174

2.  VR0008 25/11/2005 3.027.809.000.000 7,30398 0 3.027.809.000.000 21.633.695.305

3.  VR0009 25/03/2006 3.257.756.000.000 7,29278 0 3.257.756.000.000 3.958.173.540

4.  VR0010 25/10/2006 8.601.494.000.000 7,30416 0 8.601.494.000.000 114.382.667.212

5.  VR0011 25/02/2007 6.894.352.000.000 7,30398 0 6.894.352.000.000 49.260.145.040

6.  VR0012 25/09/2007 9.515.924.000.000 7,29278 0 9.515.924.000.000 11.561.847.660

7.  VR0013 25/01/2008 12.999.279.000.000 7,30416 0 12.999.279.000.000 172.864.412.142

8.  VR0014 25/08/2008 14.503.625.000.000 7,30398 0 14.503.625.000.000 103.628.400.625

9.  VR0015 25/12/2008 12.506.786.000.000 7,29278 0 12.506.786.000.000 15.195.744.990

10.  VR0016 25/07/2009 13.682.992.000.000 7,30416 0 13.682.992.000.000 181.956.427.616

11.  VR0017 25/06/2011 4.483.666.000.000 7,29278 0 4.483.666.000.000 5.447.654.190

12.  VR0018 25/10/2012 1.065.483.000.000 7,30416 0 1.065.483.000.000 14.168.792.934

13.  VR0019 25/12/2014 11.406.226.000.000 7,29278 0 11.406.226.000.000 13.858.564.590

14.  VR0020 25/04/2015 9.899.007.000.000 7,30416 0 9.899.007.000.000 131.636.995.086

15.  VR0021 25/11/2015 7.546.328.000.000 7,30398 0 7.546.328.000.000 53.918.513.560

16.  VR0022 25/03/2016 9.666.749.000.000 7,29278 0 9.666.749.000.000 11.745.100.035

17.  VR0023 25/10/2016 8.652.056.000.000 7,30416 0 8.652.056.000.000 115.055.040.688

18.  VR0024 25/02/2017 9.909.300.000.000 7,30398 0 9.909.300.000.000 70.801.948.500

19.  VR0025 25/09/2017 6.909.300.000.000 7,29278 0 6.909.300.000.000 8.394.799.500

20.  VR0026 25/01/2018 5.442.142.000.000 7,30416 0 5.442.142.000.000 72.369.604.316

(Dalam Rupiah)

UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA

PER 31 DESEMBER 2004

VARIABLE RATE BOND

FIXED RATE BOND

No. Series Principle Rate (%)

Lampiran -111-

Page 129: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 25

Maturity Accrued Indexed Accrued Interest

Date Principle Principle

(Dalam Rupiah)

UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA

PER 31 DESEMBER 2004

No. Series Principle Rate (%)

21.  VR0027 25/07/2018 5.442.142.000.000 7,30416 0 5.442.142.000.000 72.369.604.316

22.  VR0028 25/08/2018 7.033.994.000.000 7,30398 0 7.033.994.000.000 50.257.887.130

23.  VR0029 25/08/2019 12.212.320.000.000 7,30398 0 12.212.320.000.000 87.257.026.400

24.  VR0030 25/12/2019 10.503.015.000.000 7,29278 0 10.503.015.000.000 12.761.163.225

25.  VR0031 25/07/2020 22.456.998.000.000 7,30416 0 22.456.998.000.000 298.633.159.404

2.711.595.000.000 1,12476E+11 2.824.071.474.215 11.774.649.355

1.  HB0077 25/01/2005 451.977.000.000 4,10000 18.747.924.888 470.724.924.888 3.513.669.198

2.  HB0078 25/02/2005 451.977.000.000 4,38000 18.747.924.888 470.724.924.888 2.017.173.351

3.  HB0079 25/03/2005 451.977.000.000 4,55000 18.747.924.888 470.724.924.888 357.061.830

4.  HB0080 25/04/2005 451.888.000.000 4,10000 18.744.233.184 470.632.233.184 3.512.977.312

5.  HB0081 25/05/2005 451.888.000.000 4,38000 18.744.233.184 470.632.233.184 2.016.776.144

6.  HB0082 25/06/2005 451.888.000.000 4,55000 18.744.233.184 470.632.233.184 356.991.520

104.991.859.955.531 0 104.991.859.955.531 406.047.577.816

1.  SU002 01/04/2018 29.352.290.679.305 3,00000 0 29.352.290.679.305 219.539.050.834

2.  SU004 01/12/2018 75.639.569.276.226 3,00000 0 75.639.569.276.226 186.508.526.982

144.536.094.294.530 0 144.536.094.294.530 59.699.691.122

1.  SRBI01 01/08/2033 144.536.094.294.530 0.10000 0 144.536.094.294.530 59.699.691.122

8.554.000.000.000 736.000.000.000 9.290.000.000.000 194.012.154.696

1.  RI0014 10/03/2014 8.554.000.000.000 6,75000 736.000.000.000 9.290.000.000.000 194.012.154.696

660.097.749.250.061 848.476.474.215 660.946.225.724.276 7.660.356.005.925

HEDGE BOND

CPI INDEX LINKED BOND

SRBI

GRAND TOTAL

INTERNATIONAL BOND

Lampiran -112-

Page 130: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 26

Lampiran -113-

INTEREST, ACCRUED INTEREST, AND ACCRUED INDEXATION FORMULA COMPUTATION FOR GOVERNMENT BONDS

FIXED RATE BONDS Fixed rate bonds are long-term debt instruments paying a semi-annual coupon on a fixed rate basis and can be issued at par, discount or premium. Formula:

(1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon

per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period

(3) Monthly Amortization of Discount = Discount Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date

(4) Monthly Amortization of Premium = Premium Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date

(5) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period

(6) Unamortized Discount as at Value Date = Discount Amount * Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date

(7) Unamortized Premium as at Value Date = Premium Amount * Actual No of Days Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date

VARIABLE RATE BONDS Variable rate bonds are long-term debt instruments paying a quarterly coupon at a rate that is indexed to a particular reference rate, currently the SBI rate. The coupon rate is determined at the beginning of the repricing (or coupon) period. Formula:

(1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon

per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period

(3) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Issue (Previous Coupon) Date / Actual No of Days in Current Coupon Period

HEDGE BONDS Hedge Bonds are long-term debt instruments issued at par that pay a floating coupon rate quarterly on the 25th of the month with the interest rate based on 3-month SIBOR. The coupon is calculated based on the principal being indexed to movements in the Rupiah / US dollar foreign exchange rate. The interest rate is determined at the start of the repricing period using the 3-month SIBOR rate and the IDR/USD exchange rate determined two days prior (T-2) to the coupon date (23rd of the month). Payment of principal on maturity is indexed to the IDR/USD exchange rate. Formula:

(1) Indexation Amount = Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index

Page 131: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 26

Lampiran -114-

(2) Coupon = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year

(3) Monthly Interest Accrual = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period

(4) Increment in Bond Principal = Current Indexed Principal – Previous Indexed Principal

(5) Monthly Accrual for Increment = (Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index) – Previous Indexed Principal

(6) Interest Accrual as at Value Date = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period

Page 132: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004Lampiran 27

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem(+)/Disc(-)

165,021,022,000,000 0 165,021,022,000,000 (1,069,295,350,370) 163,951,726,649,630

1.  FR0002 15/06/2009 20,011,798,000,000 14,00000 0 20,011,798,000,000 0 20,011,798,000,000

2.  FR0004 15/02/2006 14,554,430,000,000 12,12500 0 14,554,430,000,000 0 14,554,430,000,000

3.  FR0005 15/07/2007 18,403,245,000,000 12,25000 0 18,403,245,000,000 0 18,403,245,000,000

4.  FR0010 15/03/2010 12,012,678,000,000 13,15000 0 12,012,678,000,000 0 12,012,678,000,000

5.  FR0011 15/05/2010 800,000,000,000 13,55000 0 800,000,000,000 0 800,000,000,000

6.  FR0012 15/05/2010 2,488,141,000,000 12,62500 0 2,488,141,000,000 0 2,488,141,000,000

7.  FR0013 15/09/2010 5,453,601,000,000 15,42500 0 5,453,601,000,000 0 5,453,601,000,000

8.  FR0014 15/11/2010 1,349,947,000,000 15,57500 0 1,349,947,000,000 0 1,349,947,000,000

9.  FR0015 15/02/2011 7,264,938,000,000 13,40000 0 7,264,938,000,000 0 7,264,938,000,000

10.  FR0016 15/08/2011 7,264,937,000,000 13,45000 0 7,264,937,000,000 0 7,264,937,000,000

11.  FR0017 15/01/2012 7,209,063,000,000 13,15000 0 7,209,063,000,000 0 7,209,063,000,000

12.  FR0018 15/07/2012 7,209,062,000,000 13,17500 0 7,209,062,000,000 0 7,209,062,000,000

13.  FR0019 15/06/2013 11,856,341,000,000 14,25000 0 11,856,341,000,000 0 11,856,341,000,000

14.  FR0020 15/12/2013 11,856,341,000,000 14,27500 0 11,856,341,000,000 0 11,856,341,000,000

15.  FR0021 15/12/2010 2,000,000,000,000 14,50000 0 2,000,000,000,000 -12,023,197,534 1,987,976,802,466

16.  FR0022 15/09/2011 2,700,000,000,000 12,00000 0 2,700,000,000,000 -23,529,315,156 2,676,470,684,844

17.  FR0023 15/12/2012 11,332,500,000,000 11,00000 0 11,332,500,000,000 -357,257,945,321 10,975,242,054,679

18.  FR0024 15/10/2010 5,700,000,000,000 12,00000 0 5,700,000,000,000 -213,932,347,124 5,486,067,652,876

19.  FR0025 15/10/2011 8,804,000,000,000 10,00000 0 8,804,000,000,000 -288,942,273,838 8,515,057,726,162

20.  FR0026 15/10/2014 6,750,000,000,000 11,00000 0 6,750,000,000,000 -173,610,271,397 6,576,389,728,603

214,590,934,000,000 0 214,590,934,000,000 0 214,590,934,000,000

1.  VR0009 25/03/2006 3,257,756,000,000 7,29278 0 3,257,756,000,000 0 3,257,756,000,000

2.  VR0010 25/10/2006 8,601,494,000,000 7,30416 0 8,601,494,000,000 0 8,601,494,000,000

3.  VR0011 25/02/2007 6,894,352,000,000 7,30398 0 6,894,352,000,000 0 6,894,352,000,000

4.  VR0012 25/09/2007 9,515,924,000,000 7,29278 0 9,515,924,000,000 0 9,515,924,000,000

5.  VR0013 25/01/2008 12,999,279,000,000 7,30416 0 12,999,279,000,000 0 12,999,279,000,000

6.  VR0014 25/08/2008 14,503,625,000,000 7,30398 0 14,503,625,000,000 0 14,503,625,000,000

7.  VR0015 25/12/2008 12,506,786,000,000 7,29278 0 12,506,786,000,000 0 12,506,786,000,000

8.  VR0016 25/07/2009 13,682,992,000,000 7,30416 0 13,682,992,000,000 0 13,682,992,000,000

9.  VR0017 25/06/2011 4,483,666,000,000 7,29278 0 4,483,666,000,000 0 4,483,666,000,000

10.  VR0018 25/10/2012 1,065,483,000,000 7,30416 0 1,065,483,000,000 0 1,065,483,000,000

11.  VR0019 25/12/2014 11,406,226,000,000 7,29278 0 11,406,226,000,000 0 11,406,226,000,000

12.  VR0020 25/04/2015 9,899,007,000,000 7,30416 0 9,899,007,000,000 0 9,899,007,000,000

13.  VR0021 25/11/2015 7,546,328,000,000 7,30398 0 7,546,328,000,000 0 7,546,328,000,000

OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANGPER 31 DESEMBER 2004

No. Series BookValue

(Dalam Rupiah)

VARIABLE RATE BOND

FIXED RATE BOND

Lampiran -115-

Page 133: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004Lampiran 27

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem(+)/Disc(-)

OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANGPER 31 DESEMBER 2004

No. Series BookValue

(Dalam Rupiah)

14.  VR0022 25/03/2016 9,666,749,000,000 7,29278 0 9,666,749,000,000 0 9,666,749,000,000

15.  VR0023 25/10/2016 8,652,056,000,000 7,30416 0 8,652,056,000,000 0 8,652,056,000,000

16.  VR0024 25/02/2017 9,909,300,000,000 7,30398 0 9,909,300,000,000 0 9,909,300,000,000

17.  VR0025 25/09/2017 6,909,300,000,000 7,29278 0 6,909,300,000,000 0 6,909,300,000,000

18.  VR0026 25/01/2018 5,442,142,000,000 7,30416 0 5,442,142,000,000 0 5,442,142,000,000

19.  VR0027 25/07/2018 5,442,142,000,000 7,30416 0 5,442,142,000,000 0 5,442,142,000,000

20.  VR0028 25/08/2018 7,033,994,000,000 7,30398 0 7,033,994,000,000 0 7,033,994,000,000

21.  VR0029 25/08/2019 12,212,320,000,000 7,30398 0 12,212,320,000,000 0 12,212,320,000,000

22.  VR0030 25/12/2019 10,503,015,000,000 7,29278 0 10,503,015,000,000 0 10,503,015,000,000

23.  VR0031 25/07/2020 22,456,998,000,000 7,30416 0 22,456,998,000,000 0 22,456,998,000,000

97,414,789,824,635 0 97,414,789,824,635 0 97,414,789,824,635

1.  SU002 01/04/2018 27,178,046,925,282 3,00000 0 27,178,046,925,282 0 27,178,046,925,282

2.  SU004 01/12/2018 70,236,742,899,353 3,00000 0 70,236,742,899,353 0 70,236,742,899,353

144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530

1.  SRBI01 01/08/2033 144,536,094,294,530 0.10000 0 144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530

Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005 1.361.334.000.000

Penarikan 1.361.334.000.000

621.562.840.119.165 - 621.562.840.119.165 (1.069.295.350.370) 621.854.878.768.795

1) Applied to hedge bonds & International Bonds

2) Net after accrued principle indexation

3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

CPI INDEX LINKED BOND 3)

SRBI

GRAND TOTAL

Lampiran -116-

Page 134: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 28

REKENING ESCROW NILAINO JENIS

SUBSIDI BANK NAMA REKENING NO. REK REKENING A.n. SISA SPM BUNGA SALDO AKHIR

1 BBM Mandiri Cab. Jkt Gambir Rek. Cad Dana Subsidi BBM TA 2000 119-00-0009311-0 PT. PERTAMINA 200.000.000.000,00 - 200.000.000.000,00

BNI Cab Jkt Gambir Cad Subsidi BBM TA 2001 89,000,690,384,708 PT. PERTAMINA 200.000.000.000,00 - 200.000.000.000,00

BRI Cab Jkt Veteran Cad Subsidi BBM TA 2002 0329-01-001285-30-4 PT. PERTAMINA 144.463.783.002,00 343.955.182,00 144.807.738.184,00

544.463.783.002,00 343.955.182,00 544.807.738.184,00

2 Pangan BRI KCK Sudirman Cad Subsidi Pangan TA 2001 0206-01-000089-30-1 Perum BULOG 65.921.450.580,00 - 65.921.450.580,00

BRI KCK Sudirman Rek Cad Dana Subsisi Pangan TA 2003 0206-01-001939-30-5 Perum BULOG 155.178.346.179,00 - 155.178.346.179,00

Bukopin Pusat Rek Titipan Subsidi Pangan 1016053-01-1 Perum BULOG 382.207.504.956,00 647.439.336,25 382.854.944.292,25

Bukopin Pusat Rek Cad Dana Subsidi {angan TA 2003 1016977-01-9 Perum BULOG 53.988.905.154,00 91.440.615,16 54.080.345.769,16

657.296.206.869,00 738.879.951,41 658.035.086.820,41

3 Listrik Mandiri Cab. Melawai Rek Cad Dana Susidi Listrik TA 2000 126-00-9903363-0 PT. PLN - 1.209.985.555,34 1.209.985.555,34

BNI Cab Kby Baru Cad Subsidi Listrik TA 2002 22,000,604,189,009 PT. PLN - 1.094.028.495,00 1.094.028.495,00

- 2.304.014.050,34 2.304.014.050,34

4 Pupuk Mandiri Cab. Cikampek Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 132-00-04113642-1 PT. Pupuk Kujang - 101.104.871,18 101.104.871,18

BNI Cab. Utama Mayestik Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 76,011,722,990,001 PT. Pupuk Sriwijaya - 212.184.400,00 212.184.400,00

BRI Cab. Gresik Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 0026-01-000410-30-8 PT. Petrokimia Gresik - 302.483.355,00 302.483.355,00

Mandiri Cab Kebon Sirih Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 121-00-0410980-1 PT. Pupuk Kaltim - 77.781.079,40 77.781.079,40

- 693.553.705,58 693.553.705,58

5 PSO BNI Cab. Kramat Jkt Sub Account Cad Dana PSO 10560823 Dirjen Perbendaharaan - - -

1.201.759.989.871,00 4.080.402.889,33 #############

DAFTAR PENGAWASAN SALDOREKENING SEMENTARA CADANGAN SUBSIDI DAN PSO (ESCROW ACCOUNT)

(dalam rupiah)

Lampiran -117-

Page 135: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 29

REKENING ESCROW N I L A INO JENIS SUBSIDI REKENING A.n.

BANK NAMA REKENING NO. REK SISA SPM BUNGA SALDO AKHIR KET

1 DBH SDA Kehutanan BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Kehutanan 0010560801 395.097.838.361,00 0,00 395.097.838.361,00 Saldo menurut BB

2 DBH SDA Perikanan BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Perikanan 0010560798 64.752.033.042,00 0,00 64.752.033.042,00 Saldo menurut BB

3 DBH SDA PU BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Pertb. Umum 0010560812 607.180.504.694,00 0,00 607.180.504.694,00 Saldo menurut BB

1.067.030.376.097,00 0,00 1.067.030.376.097,00

Ket SDA Kehutanan Saldo menurut rek. Koran Rp.395.097.838.361, terdapat selisih sebesar Rp 35.908.179.428 (Sisa DBH dan Jasa Giro)

Sisa DBH SDA Kehutanan Tahun 2003 sebesar Rp 35.801.427.506 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1326/PB/2004 tgl 30 Desember 2004

SDA Perikanan Saldo menurut Rek. Koran Rp 64.752.033.042 terdapat selisih sebesar Rp 32.452.010.520 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Perikanan Tahun 2003 sebesar Rp 32.379.627.328 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1327/PB/2004 tanggal 30 Desember 2004

SDA Pertamb.Umum Saldo menurut rek.koran Rp 607.180.504.694, terdapat selisih sebesar Rp 455.648.524.241 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro)

Sisa DBH SDA Pertambangan Umum Tahun 2003 sebesar Rp 454.649.768.533 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1328/PB/2004 tanggal 30 Desember 200

REKENING SUB ACCOUNT DANA BAGI HASIL SDAPADA PT. BNI (PERSERO) Tbk Cabang Kramat Jakarta

(Dalam Rupiah)

Lampiran -118-

Page 136: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30

1 01 MajelisPermusyawaratan Rakyat 242.686.679.153 6.508.288.697 236.178.390.4564 05 Mahkamah Agung 137.902.081.351 2.721.705.701 135.180.375.6505 06 Kejaksanaan Agung 416.846.512.129 0 416.846.512.1296 07 Lembaga Kepresidenan 1.262.758.302.300 6.651.804.923 1.256.106.497.3777 08 Sekretariat Wakil Presiden 81.754.700.832 593.704.644 81.160.996.1888 10 Departemen Dalam Negeri 431.235.091.634 556.465.107 430.678.626.5279 11 Departemen Luar Negeri 1.796.933.742.987 522.984.567.832 1.273.949.175.15510 12 Departemen Pertahanan 63.335.744.940.586 108.407.651.727 63.227.337.288.85911 13 Departemen Hukum dan HAM 1.280.429.006.771 2.983.253.225 1.277.445.753.54612 15 Departemen Keuangan 32.435.589.138.768 3.292.243.710 32.432.296.895.05813 18 Departemen Pertanian 6.689.123.162.536 0 6.689.123.162.53614 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 662.160.403.341 7.931.026.008 654.229.377.33315 20 Departemen Energi dan SDM 7.244.198.185.992 372.836.704 7.243.825.349.28816 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 16.802.468.369.143 7.884.842.635 16.794.583.526.50817 23 Departemen Pendidikan Nasional 6.358.726.106.980 0 6.358.726.106.98018 24 Departemen Kesehatan 2.518.166.750.864 102.250.679.741 2.415.916.071.12319 25 Departemen Agama 2.663.267.662.621 0 2.663.267.662.62120 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1.064.132.201.313 21.472.500 1.064.110.728.81321 27 Departemen Sosial 434.399.158.335 125.400.000 434.273.758.33522 28 Departemen Kehutanan 3.390.797.861.676 16.280.640.572 3.374.517.221.10423 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 1.481.099.473.687 5.701.708.522 1.475.397.765.16524 33 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 42.481.182.279.914 0 42.481.182.279.91425 34 Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 46.141.369.757 0 46.141.369.75726 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 14.101.891.000 0 14.101.891.00027 36 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 10.563.653.000 0 10.563.653.00028 40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 359.800.948.845 0 359.800.948.84529 41 Kementerian BUMN 23.040.840.444 851.327 23.039.989.117

ASET KEWAJIBAN

REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGAPER 31 DESEMBER 2004

(dalam rupiah)

EKUITASNOKODE

BANAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lampiran -119-

Page 137: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30

ASET KEWAJIBAN

REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGAPER 31 DESEMBER 2004

(dalam rupiah)

EKUITASNOKODE

BANAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

30 42 Kementerian Riset dan Teknologi 2.607.982.120.502 1.147.857.642 2.606.834.262.86031 43 Kementerian Lingkungan Hidup 25.549.266.080 2.165.000.080 23.384.266.00032 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2.102.345.861.139 42.808.121.107 2.059.537.740.03233 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 10.423.412.079 397.036.211 10.026.375.86834 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 786.271.434.066 1.835.032.431 784.436.401.63535 50 Badan Intelejen Negara 591.956.156.475 0 591.956.156.47536 51 Lembaga Sandi Negara 458.782.239.528 353.877 458.781.885.65137 52 Dewan Ketahanan Nasional 4.608.538.795 157.385.900 4.451.152.89538 53 Badan Urusan Logistik 338.654.867.867 10.945.028 338.643.922.83939 54 Badan Pusat Statistik 297.012.657.124 2.438.171.498 294.574.485.62640 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 92.534.371.569 1.469.574.814 91.064.796.75541 56 Badan Pertanahan Nasional 606.248.132.467 43.669.131.545 562.579.000.92242 57 Perpustakaan Nasional 155.038.786.980 0 155.038.786.98043 59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 475.261.139.106 969.918.102 474.291.221.00444 60 Kepolisian Negara RI 52.855.189.269.698 0 52.855.189.269.69845 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 69.257.742.192 2.016.812.818 67.240.929.37446 64 Lembaga Ketahanan Nasional 21.826.081.175 0 21.826.081.17547 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 144.136.340.590 0 144.136.340.59048 66 Badan Narkotika Nasional 211.424.390.512 178.447.400 211.245.943.11249 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 17.683.005.297 (460.015) 17.683.465.31250 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 5.634.906.334.941 4.877.905.853 5.630.028.429.08851 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 6.608.916.355 9.169.690 6.599.746.66552 75 Badan Metereologi dan Geofisika 7.925.813.748 187.688.132 7.738.125.61653 76 Komisi Pemberantasan Korupsi 275.024.941.764 0 275.024.941.764

262.295.039.191.186 899.607.235.688 261.395.431.955.498JUMLAH

Lampiran -120-

Page 138: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2004

Lampiran -121-

Lampiran 31

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

TAHUN 2004

DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN

TAHUN ANGGARAN 2004

Page 139: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 122-

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 123

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................ 123

I. PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 124

II. UMUM ..................................................................................................................................... 124

A. Profil Surat Utang Negara............................................................................................................. 124 1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah ..................................................................................... 124

a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) ................................................................ 124 b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) .............................................. 124 c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB)........................................................................ 125 d) Surat utang kepada BI (SU).............................................................................................. 125 e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia)................................................................................... 125

2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing...................................................................... 126 B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara ................................................................................... 126

III. POSISI SURAT UTANG NEGARA ................................................................................................. 126

A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara.............................................................................. 126 B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara............................................................... 128 C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara ..................................................................................... 129

IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA........................................ 130

A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang............................................ 130 1. Penerbitan Melalui Lelang ......................................................................................................... 130

a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang .................................................................................. 130 b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) ................................................................... 131 c) Struktur SUN yang Diterbitkan.......................................................................................... 131 d) Antusiasme Masyarakat................................................................................................... 131

2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang ............................................................................................... 131 a) Penerbitan International Bonds......................................................................................... 131 b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo..................................... 132

3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang.......... 133 B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali ................................................. 133

1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan.............................................................. 133 a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah.................................................................................... 133 b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014).......................................... 134 c) Pembayaran Utang Bunga............................................................................................... 134

2. Pembayaran/Pelunasan Pokok ................................................................................................... 134 a) Buyback Program ........................................................................................................... 135 b) Divestasi BPD ................................................................................................................. 136

C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara ................................................. 136 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia .............................................................. 136 2. Pengembangan Pasar SUN........................................................................................................ 137 3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN................................................................ 138

V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN................................................................................... 139

A. Anggaran Pengeluaran................................................................................................................. 139 1. Pembayaran Pokok SUN ........................................................................................................... 139

a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. ............................ 139 b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar

Rp869.970.000.000,00. ................................................................................................ 139 c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar

Rp510.958.199.745,00. ................................................................................................ 140 2. Pembayaran Bunga SUN........................................................................................................... 140

B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan ............................................................................................... 140

VI. PENUTUP.................................................................................................................................. 140

Page 140: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 123-

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004.............................................................. 127

Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo ....................................................................................... 132

Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN ............................................................................................ 133

Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014........................................................................................................... 134

Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara ......................................................................... 135

Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara .................................................................. 135

Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 .......................................... 136

Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara ........................................................................ 137

Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN.................................................... 139

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang...... 127

Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 .................................................................. 128

Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR) .......................................... 129

Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)........... 129

Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 .............................................................. 133

Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004.................................................................................................................................... 138

Page 141: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 124-

I. PENDAHULUAN

Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) ini disusun dalam rangka pemenuhan amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, sebagai berikut:

Pasal 16 (1) Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan

Surat Utang Negara dan dana yang dikelola. (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sebagai bagian dari

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Selain itu, dengan disampaikannya laporan ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), masyarakat berkesempatan mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang digunakan dalam laporan ini meliputi data selama setahun selama periode anggaran 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2004, kecuali secara jelas dinyatakan lain. II. UMUM

A. Profil Surat Utang Negara

Surat Utang Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Tujuan penerbitan SUN ialah untuk: (1) membiayai defisit APBN, (2) menutup kekurangan kas jangka pendek, dan (3) mengelola portofolio utang negara.

Secara umum SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Sampai akhir tahun 2004, Pemerintah baru menerbitkan ON dan belum pernah menerbitkan SPN.

Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing.

1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah Obligasi negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Berdasarkan posisi akhir tahun 2004, tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10% sampai 16,5%, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai 2014. Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

Page 142: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 125-

c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB) Obligasi lindung nilai (HB) diterbitkan untuk menutup net open position (NOP) beberapa bank, saat bank-bank tersebut dalam proses rekapitalisasi perbankan. Secara umum NOP ialah suatu ukuran yang membandingkan antara aktiva valas dengan kewajiban valas perbankan. Semakin besar selisih antara aktiva valas dengan kewajiban valas, akan menyebabkan semakin meningkatnya NOP sehingga semakin besar pula risiko valas yang dihadapi bank yang bersangkutan. Bank Indonesia menetapkan aturan besarnya NOP yang harus dipatuhi oleh perbankan. Pokok obligasi jenis hedge bonds diterbitkan dalam denominasi Rupiah dengan memperhatikan NOP bank rekap pada saat pelaksanaan rekapitalisasi. Pada saat jatuh tempo pembayaran baik pokok maupun kupon, nilai nominalnya akan disesuaikan terlebih dahulu terhadap nilai tukar Rp/USD yang berlaku. Apabila nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat jatuh tempo pembayaran melemah dibanding nilai tukar pada saat penerbitan, maka nilai nominal HB setelah indeksasi akan meningkat sehingga meningkatkan jumlah pembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo, dan sebaliknya. Tingkat kupon HB ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu, yaitu SIBOR + margin 2%. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pada akhir tahun 2004 terdapat 6 seri HB yang masih belum jatuh tempo, dan dimiliki oleh satu bank rekap. Obligasi jenis HB ini tidak dapat diperdagangkan. d) Surat utang kepada BI (SU) Dalam rangka program penjaminan perbankan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan empat seri SU, yaitu SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, dengan total nominal sebesar Rp218,3 triliun. SU-001 dan SU-003 merupakan SU yang diterbitkan dalam rangka BLBI yang dikucurkan oleh Bank Indonesia saat krisis moneter tahun 1998/1999. SU-002 merupakan penyertaan modal negara pada Bank Ekspor Impor Indonesia. Sementara SU-004 merupakan surat utang yang diterbitkan dalam rangka program penjaminan Pemerintah. Sesuai dengan terms & conditions awalnya, Obligasi jenis ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 3% yang diperhitungkan atas pokok yang diindeks berdasarkan inflasi. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali. Sementara pokok utang diamortisasi (dicicil) setiap enam bulan sekali secara proporsional atas dasar pokok yang telah diindeks. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga, dan dimulai setelah masa tenggang (grace period) berakhir. Sebagai bagian dari penyelesaian BLBI, Pemerintah dan BI telah sepakat untuk mengganti SU-001 dan SU-003 dengan menerbitkan surat utang jenis baru yaitu SRBI (Special Rate Bank Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 2003. Adanya kesepakatan tersebut telah mengubah terms & conditions awal yang secara lebih rinci dijelaskan pada bagian tersendiri di bawah ini. Selain SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, Pemerintah juga menerbitkan SU-005 untuk pembiayaan kredit program. Obligasi ini jatuh tempo tahun 2009, dan memiliki tingkat kupon yang ditetapkan berdasarkan tingkat bunga SBI berjangka 3 bulan. SU-005 memiliki plafon sebesar Rp9,97 triliun, namun demikian jumlah realisasi yang menjadi utang pemerintah hanyalah jumlah dana yang sudah disalurkan dalam rangka pembiayaan beberapa skim kredit program, yang per posisi akhir tahun 2004 berjumlah Rp1,36 triliun. Pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah juga telah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan menjadi utang jika memang sudah ditarik. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol. Dana yang dapat ditarik atas SU-006 ini sedianya akan digunakan untuk program penjaminan perbankan. e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia) SRBI, yang lengkapnya SRBI-01/MK/2003, adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan

Page 143: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 126-

likuiditas BI. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530,00 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut.

2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (Dollar Amerika), selanjutnya disebut RI0014, dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). Obligasi RI0014 dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara

Pada dasarnya SUN dapat diterbitkan dengan dua cara yaitu melalui lelang atau tanpa lelang. Penerbitan yang dilakukan melalui lelang memiliki beberapa metode yaitu: (1) lelang dengan metode Harga Beragam (multiple price), dan (2) lelang dengan metode Harga Seragam (uniform price). Pada lelang dengan metode harga beragam, pemenang lelang membayar kepada Pemerintah sesuai harga penawarannya masing-masing. Sementara untuk lelang dengan metode harga seragam, seluruh pemenang lelang membayar pada harga yang sama, yang dapat ditetapkan atas dasar harga terendah dari penawaran yang dimenangkan. Sampai dengan akhir tahun 2004, dalam setiap kali kesempatan lelang penerbitan SUN, Pemerintah selalu menggunakan metode lelang dengan harga beragam (multiple price auction). Untuk penerbitan tanpa lelang, metode yang dipakai Pemerintah ialah (1) bookbuilding, dan (2) private placement. Secara ringkas yang dimaksud dengan proses bookbuilding ialah proses pengumpulan dan pemutakhiran data pemesanan pembelian pada volume dan harga tertentu oleh investor, atas surat utang yang ditawarkan. Proses pemesanan ini berlangsung selama periode tertentu (masa penawaran) dimana dalam masa tersebut pemesan/investor dapat mengubah baik volume maupun harga surat utang yang akan dibeli, sesuai dengan perkembangan terakhir. Setelah masa penawaran berakhir, Pemerintah beserta agen penjual akan menentukan harga akhir yang optimal, dan melakukan penjatahan/alokasi perolehan atas surat utang yang ditawarkan. Hingga akhir tahun 2004, Pemerintah telah dua kali melakukan penerbitan secara bookbuilding, yaitu pada saat penerbitan FR0021 pada bulan Desember tahun 2002, dan saat penerbitan RI0014 pada bulan Maret 2004. Pada saat penerbitan FR0021 pemesan/investor membayar dengan harga beragam, sementara pada saat penerbitan RI0014, pemesan/investor membayar pada harga yang seragam. Untuk metode private placement, Pemerintah melakukan penempatan langsung kepada investor tertentu sesuai kesepakatan. Terbitnya SUN pada saat rekapitalisasi perbankan dahulu dan penerbitan ON baru pengganti HB yang jatuh tempo merupakan contoh penerbitan SUN tanpa lelang dengan metode private placement. III. POSISI SURAT UTANG NEGARA

A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, SUN terdiri dari beberapa seri: (1) seri fixed rate/FR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon tetap, (2) seri variable rate/VR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon mengambang, (3) seri hedge bonds/HB, yaitu SUN berdenominasi Rupiah yang diindeks dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), (4) seri SU, yaitu SUN dalam rangka program penjaminan dan kredit program, (5) SRBI, yaitu SUN terkait dengan penyelesaian BLBI, dan (6)

Page 144: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 127-

1-Jan-04

VR & HB61%

FR39%

1-Jan-05FR

44%

VR & HB56%

international bonds/RI0014, yaitu SUN berdenominasi USD dengan tingkat kupon tetap. Adapun ringkasan posisi nominal SUN per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (rincian pada Lampiran 1 dan 2).

Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004

Obligasi Negara 1 Januari 2004 (Juta Rp)

1 Januari 2005 (Juta Rp)

Selisih (Juta Rp)

Seri Fixed Rate 159.038.750,00 178.733.094,00 19.694.344,00

Total ON berbunga tetap 159.038.750,00 178.733.094,00 19.694.344,00

Seri Variable Rate 231.443.491,00 220.571.106,00 -10.872.385,00

Seri Hedge Bonds 14.292.717,00 2.711.595,00 -11.581.122,00

Total ON berbunga mengambang

245.736.208,00 223.282.701,00 -22.453.507,00

SU 74.629.500,00 75.140.834,00 511.334,00

SRBI 144.536.094,29 144.536.094,29 -

International Bonds* - 9.290.000,00 9.290.000,00

Total 623.940.552,29 630.982.723,29 7.042.171,00

*Nominal USD1.000.000.000,00 dengan kurs pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp9.290/USD.

Memperhatikan saldo ON berbunga tetap (fixed rate) dan yang berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) pada Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang. Pada tanggal 1 Januari 2004, perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang adalah sebesar 39:61. Sedangkan perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang pada tanggal 1 Januari 2005 adalah sebesar 44:56.

Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang

Tingginya komposisi ON berbunga mengambang meningkatkan risiko tingkat bunga (interest rate risk)

yang dihadapi Pemerintah. Artinya, jika tingkat bunga yang dijadikan referensi bergerak ke arah yang tidak menguntungkan (misalnya naiknya tingkat bunga SBI 3-bulan), maka beban pembayaran bunga Pemerintah akan semakin besar mengingat tingginya porsi ON berbunga mengambang. Sebagai ilustrasi, berdasarkan posisi SUN per tanggal 1 Januari 2004, kenaikan 1% tingkat bunga SBI 3-bulan meningkatkan pembayaran kupon SUN sebesar + Rp2,31 triliun.

Page 145: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 128-

610,000.00

620,000.00

630,000.00

640,000.00

650,000.00

Akhir Tahun

Mili

ar R

p

Saldo SUN 644,701.25 649,902.67 641,313.31 623,940.55 630,982.72

2000 2001 2002 2003 2004

Pemerintah berupaya untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan cara menurunkan komposisi ON berbunga mengambang melalui program penerbitan fixed rate bonds dan pelunasan variable rate bonds. Pada awal tahun 2005 dapat dilihat adanya penurunan yang signifikan atas posisi nominal ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dan peningkatan signifikan posisi nominal ON berbunga tetap (fixed rate bonds). Perbandingan komposisi ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dengan yang berbunga tetap (fixed rate bonds) pada tanggal 1 Januari 2005 menjadi 56:44.

B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara

Sepanjang tahun 2004, telah terjadi peningkatan posisi ON sebesar Rp7.042,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan/penerbitan ON baru sebesar (nominal) Rp45.063,3 miliar, yang terdiri dari penerbitan melalui lelang dan tanpa lelang sebesar Rp32.864,0 miliar, penambahan SU-005 sebesar Rp511,3 miliar, dan penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687,9 miliar. Selain penambahan/penerbitan ON baru, terdapat pula pelunasan/pembayaran ON sebesar Rp38.021,1 miliar. Secara rinci, penyebab perubahan posisi tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal (1 Januari 2004) Rp623.940.552.294.530,00 Penerbitan (nominal):

• Lelang ON domestik Rp23.574.000.000.000,00

• Penerbitan RI0014 Rp9.290.000.000.000,00

• Penambahan SU-005 Rp511.334.000.000,00

• Penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo Rp11.687.989.000.000,00 Total Penerbitan Rp45.063.323.000.000,00 Pelunasan/pembayaran pokok:

• ON seri FR jatuh tempo (Rp3.679.477.000.000,00)

• ON seri VR jatuh tempo (Rp19.396.015.000.000,00)

• ON seri HB jatuh tempo (nominal) (Rp12.353.600.000.000,00)

• Pembelian kembali (buyback) (Rp1.962.000.000.000,00)

• Program divestasi BPD (Rp630.060.000.000,00) Total Pelunasan (Rp38.021.152.000.000,00) Netto (Penerbitan-Pelunasan ON) Tahun 2004 Rp7.042.171.000.000,00 Saldo akhir (1 Januari 2005) Rp630.982.723.294.530,00 Perkembangan saldo SUN setiap akhir tahun, dapat dilihat pada Grafik 2 di bawah ini.

Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004

Page 146: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 129-

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Trili

un R

p

1-Jan-041-Jan-05

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Trili

un R

p

1-Jan-041-Jan-05

C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara

Sebagai instrumen keuangan, SUN dapat dikelompokkan ke dalam SUN yang dapat diperdagangkan dan yang tidak dapat diperdagangkan. Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan meliputi seri-seri FR, VR dan international bonds, sementara seri lainnya, yaitu HB, SU dan SRBI merupakan SUN yang tidak dapat diperdagangkan. Obligasi negara yang dapat diperdagangkan memiliki jatuh tempo yang berbeda-beda, mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2020.

Struktur jatuh tempo ON diupayakan merata dan tidak terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu. Jika jatuh tempo ON terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu, maka hal itu akan meningkatkan tekanan fiskal pada tahun-tahun yang bersangkutan mengingat besarnya beban pembayaran pokok utang yang harus ditanggung.

Perbandingan struktur jatuh tempo ON yang dapat diperdagangkan per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 dapat dilihat pada Grafik 3 dan 4 di bawah ini.

Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR)

Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)

Page 147: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 130-

*International Bonds atau RI0014 jatuh tempo tahun 2014. Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa secara umum jatuh tempo ON akan mencapai puncak pada tahun 2007 sampai 2009. Lebih jauh dapat dilihat bahwa pembiayaan atas ON yang jatuh tempo tahun 2004 dilakukan terutama dengan menerbitkan ON baru yang jatuh temponya setelah tahun 2010, yaitu ON yang jatuh tempo tahun 2011, 2012, dan 2014. Strategi ini dilakukan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan struktur jatuh tempo yang lebih manageable dan untuk mengurangi risiko gagal bayar (default risk) terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai 2009, serta untuk menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark) terutama untuk tahun-tahun 2011, 2012, dan 2014. Dengan menghindari penerbitan ON yang berjangka waktu pendek (yaitu yang jatuh tempo sebelum tahun 2010), Pemerintah berupaya meningkatkan kebertahanan kemampuan pembayaran utang (debt sustainability) pada tahun-tahun tersebut.

Struktur jatuh tempo pada Grafik 3 dan 4 tidak menyertakan ON yang tidak dapat diperdagangkan, yaitu SU, SRBI, dan Hedge Bonds, dengan pertimbangan: (1) SU sedang dalam proses restrukturisasi dengan Bank Indonesia, (2) SRBI jatuh tempo pada tahun 2033, dan (3) sesuai dengan terms & conditions-nya (ketentuan dan persyaratan), Hedge Bonds dapat dilunasi dengan ON jenis lain, tidak harus dengan uang tunai.

IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan SUN tahun 2004, umumnya dapat dibagi kedalam tiga

kelompok besar, yaitu: (1) penerbitan SUN baik melalui lelang maupun tanpa lelang, (2) pemenuhan kewajiban yang meliputi pembayaran kupon, pelunasan ON jatuh tempo (debt service cost) dan pembelian kembali ON sebelum jatuh tempo, dan (3) kegiatan lainnya terkait dengan pengelolaan SUN.

A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang

1. Penerbitan Melalui Lelang a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang Untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN tahun 2004 sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, Pemerintah menghimpun dana melalui penerbitan Obligasi Negara (ON) melalui lelang. Lelang ON tahun 2004 diselenggarakan melalui sistem yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) dan terbuka untuk masyarakat luas melalui peserta lelang yang telah ditunjuk. Dalam menentukan komposisi jatuh tempo dan tingkat kupon ON yang akan dilelang serta dalam menentukan hasil lelang, Pemerintah berprinsip pada optimalisasi portofolio SUN dengan titik berat pada minimalisasi default/refinancing risk, pencapaian borrowing cost yang optimal, dan pemenuhan jumlah yang diperlukan untuk pembiayaan defisit APBN. Mengingat jumlah kebutuhan pembiayaan defisit APBN melalui penerbitan SUN yang cukup besar, sedangkan daya serap pasar terbatas, maka pada tahun 2004 Pemerintah menempuh strategi penerbitan yang dilakukan secara bulanan dengan tetap memperhatikan kondisi pasar. Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah melaksanakan lelang ON di pasar domestik sebanyak 9 (sembilan) kali, dimana satu di antaranya Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan. Melalui lelang tersebut Pemerintah menerbitkan ON dengan nilai nominal total sebesar Rp23.574.000.000.000,00 (dua puluh tiga triliun lima ratus tujuh puluh empat miliar rupiah) dengan total penerimaan tunai sebesar Rp23.323.495.365.400,00 (dua puluh tiga triliun tiga ratus dua puluh tiga miliar empat ratus sembilan puluh lima juta tiga ratus enam puluh lima ribu empat ratus rupiah) yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp22.806.608.217.400,00 (dua puluh dua triliun delapan ratus enam miliar enam ratus delapan juta dua ratus tujuh belas ribu empat ratus rupiah) dan penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp516.887.148.000,00 (lima ratus enam belas miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah). Rincian hasil lelang ON tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 148: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 131-

b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) Penerimaan pokok (clean price) yang lebih kecil daripada nominal ON yang diterbitkan menunjukkan adanya diskon pada saat penerbitan. Diskon timbul karena tingkat kupon ON yang dilelang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga sebagai kompensasi, Pemerintah menerima dana dalam jumlah yang lebih kecil daripada nominalnya. Dasar pertimbangan utama Pemerintah menetapkan tingkat kupon yang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan ialah untuk menstimulasi perdagangan ON tersebut di pasar sekunder serta memberi ruang bagi Pemerintah untuk melakukan reopening (penerbitan tambahan) terhadap ON dimaksud di masa mendatang. Bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) adalah dana yang diterima Pemerintah sebagai akibat adanya perbedaan antara tanggal penerbitan ON hasil lelang dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran kupon terakhir sampai dengan tanggal penerbitan ON. Dana tersebut sifatnya hanya titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON dimaksud. Dengan demikian, pada saat pembayaran kupon pertama, seluruh pemegang ON akan menerima secara penuh pembayaran kupon pertama (full first coupon payment). c) Struktur SUN yang Diterbitkan Obligasi Negara yang diterbitkan melalui lelang tahun 2004 memiliki umur yang relatif panjang, dengan jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan 2014. Hal ini dipandang penting untuk dilakukan dalam rangka mengurangi risiko gagal bayar (default risk) atas pokok yang jatuh tempo, terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai dengan 2009. Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun tersebut rata-rata pokok yang jatuh tempo berkisar kurang lebih antara Rp35 – Rp40 triliun. Jika Pemerintah menerbitkan ON yang jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut, maka risiko gagal bayar Pemerintah akan meningkat. Tingkat kupon dari ON yang diterbitkan tahun 2004 berkisar antara 10-11% (fixed rate bonds). Tingkat kupon ini lebih rendah dibandingkan tingkat kupon ON yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya (11-12% pada tahun 2003, dan 14,5% pada tahun 2002). Tingkat kupon yang lebih rendah ini terjadi seiring dengan kecenderungan menurunnya tingkat bunga dan tingkat imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh masyarakat atas investasinya serta meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah. d) Antusiasme Masyarakat Secara umum masyarakat luas (terutama institusi keuangan) sangat antusias menyambut lelang ON tahun 2004. Hal itu dapat dilihat dari relatif besarnya tawaran pembelian yang masuk dibandingkan dengan target indikatif yang ditetapkan Pemerintah pada setiap kali lelang. Dengan pengecualian pada bulan Mei dan Juni, rata-rata jumlah penawaran yang masuk mencapai kisaran 1,8 sampai 4,3 kali target indikatif. Hal ini menunjukkan tingginya likuiditas di pasar yang hendak ditempatkan pada ON dan juga tingginya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dalam pengelolaan portofolio utangnya, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan biaya utang (cost of borrowings). Pada lelang ON bulan Mei, Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan dengan pertimbangan harga penawaran yang masuk tidak sesuai dengan patokan harga yang dianggap layak oleh Pemerintah. Sementara pada bulan Juni, Pemerintah memutuskan untuk tidak mengadakan lelang ON dengan pertimbangan ketidakpastian kondisi pasar akibat beberapa peristiwa (events) ekonomi dan politik baik dalam maupun luar negeri, yaitu antara lain berkaitan dengan penetapan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika/Federal Reserve (Fed Fund Rate) dan pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI.

2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang a) Penerbitan International Bonds Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret

Page 149: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 132-

2014 dengan tingkat kupon 6,75% setahun (fixed rate). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, Citigroup, HSBC, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-Managers. Pemilihan institusi keuangan di atas telah melalui proses seleksi oleh tim yang dibentuk oleh Menteri Keuangan. Obligasi Internasional RI0014 dicatatkan (listing) di Luxembourg Stock Exchange, dan diterbitkan dengan format 144A/Reg S. Bertindak sebagai fiscal, paying agent & trustee ialah Bank of New York (BONY). Sedangkan bertindak sebagai kustodian ialah The Depository Trust Company (DTC). Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan. Biaya penerbitan yang dikenakan oleh underwriter adalah sebesar USD2.087.130,00 (18 basis points dari nilai penerbitan ditambah Out of Pocket Expenses USD300.000) dan dipotong langsung dari penerimaan dana hasil penerbitan. Dengan demikian, jumlah dana hasil penerbitan RI0014 adalah sebesar USD990.762.870,00. Namun demikian dalam pencatatannya, penerimaan dari penerbitan RI0014 dicatat secara net setelah diskon yaitu sebesar USD992.850.000,00. Sedangkan biaya underwriter sebesar USD2.087.130,00 dibebankan pada belanja negara. Realisasi penerbitan setelah dipotong discount tersebut dicatat di APBN dalam Rupiah sebesar Rp8.961.109.911.780,00 (dengan kurs konversi Rp9.025,00/USD untuk dana sebesar USD990.762.870,00 dan Rp9.331,00/USD untuk dana sebesar USD2.087.130). Dalam penerbitan RI0014 tidak ada penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest), mengingat tanggal penerbitan RI0014 bersamaan dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo Selain dengan cara lelang Pemerintah juga menerbitkan ON dengan cara tanpa lelang melalui proses private placement. Dalam hal ini Pemerintah menerbitkan ON baru sebagai pengganti hedge bonds (HB) yang jatuh tempo. Sepanjang tahun 2004, pelunasan HB jatuh tempo dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo

Keterangan Jumlah

Nominal HB jatuh tempo tahun 2004 Rp12.353.600.000.000,00

Nilai jatuh tempo setelah disesuaikan dengan perubahan kurs Rp/USD

Rp11.687.997.845.469,00

Dilunasi dengan:

- Penerbitan ON baru Rp11.687.989.000.000,00

- Pembayaran tunai Rp8.845.469,00

Total Rp11.687.997.845.469,00

Nilai jatuh tempo HB yang lebih kecil daripada nilai nominalnya adalah sebagai akibat dari nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat HB jatuh tempo lebih kuat dibandingkan saat HB diterbitkan. Penerbitan ON baru sebagai pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687.989.000.000,00 terdiri dari penerbitan ON jenis variable rate (VR) sebesar Rp10.915.511.000.000,00 dan ON jenis HB (baru) sebesar Rp772.478.000.000,00. Obligasi negara jenis VR dipilih untuk menggantikan sebagian besar HB yang jatuh tempo terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya kupon VR (SBI 3 bulan) yang harus ditanggung Pemerintah daripada jika diganti dengan ON jenis fixed rate. Selain itu mengingat ON jenis FR yang telah ada dan memiliki tenor terpanjang jatuh tempo pada tahun 2014 sedangkan ON jenis VR tahun 2020, maka untuk mengurangi default risk, opsi penerbitan ON jenis VR dianggap lebih baik. Dalam realisasinya ON jenis VR yang diterbitkan untuk mengganti HB jatuh tempo tahun 2004 memiliki jatuh tempo antara tahun 2018 – 2020. Atas penerbitan ON jenis VR tersebut, Pemerintah mencatat penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp42.177.239.913,00.

Page 150: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 133-

-

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

70,000.00

Tahun

Mili

ar R

p

Bunga 31,237.85 58,196.98 62,260.58 46,355.95 39,553.58

2000 2001 2002 2003 2004

3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa total realisasi tunai penerbitan SUN tahun 2004 melalui lelang dan atau tanpa lelang ialah sebesar Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp31.767.718.129.180,00 (tiga puluh satu triliun tujuh ratus enam puluh tujuh miliar tujuh ratus delapan belas juta seratus dua puluh sembilan ribu seratus delapan puluh rupiah), dan penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest) sebesar Rp559.064.387.913,00 (lima ratus lima puluh sembilan miliar enam puluh empat juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah). Adapun perincian penerimaan tunai penerbitan SUN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN

Penerimaan Pokok Bunga Berjalan (Accrued Interest)

Total

Lelang Rp22.806.608.217.400,00 Rp516.887.148.000,00 Rp23.323.495.365.400,00

Tanpa Lelang Rp8.961.109.911.780,00 (RI0014)

Rp42.177.239.913,00 (VR pengganti HB)

Rp 9.003.287.151.693,00

Total Rp31.767.718.129.180,00 Rp 559.064.387.913,00 Rp32.326.782.517.093,00

Secara lebih mendetail, penerimaan tunai penerbitan SUN dapat dilihat pada Lampiran 4. B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali

Pemenuhan kewajiban terkait dengan Surat Utang Negara meliputi: (a) pembayaran bunga, utang bunga dan biaya penerbitan, dan (b) pembayaran pokok (termasuk pembelian kembali). 1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan

a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran bunga ON berdenominasi Rupiah sebesar Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

• Bunga ON jenis fixed rate (FR) Rp21.839.326.446.136,00

• Bunga ON jenis variable rate (VR) Rp17.254.721.821.006,00

• Bunga ON jenis hedge bonds (HB) Rp315.002.732.026,00

• Bunga ON SRBI Rp144.536.094.294,00 Total Rp39.553.587.093.462,00

Pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 5 di bawah ini.

Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004

Page 151: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 134-

Walaupun jumlah bunga yang harus dibayarkan masih relatif tinggi, namun apabila dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya, jumlah tersebut telah menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir di atas.

b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014) RI0014 yang diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2004 memiliki jadwal pembayaran kupon setiap tanggal 10 Maret dan 10 September setiap tahunnya. Untuk tahun 2004, telah dilakukan pembayaran kupon pertama RI0014 pada tanggal 10 September 2004 sebesar USD33.750.000,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu dollar amerika). Biaya penerbitan yang timbul pada saat penerbitan RI0014 juga telah dibayar, dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014

No Jenis Jumlah (USD) Keterangan

1 Underwriting’s Fee 1.787.130,00

2 Underwriter’s OPE (Out of Pocket Expenses) 300.000,00

Dipotong langsung dari hasil penerbitan RI0014

3 Pajak atas Underwriting’s Fee 446.782,50 Disetor kembali ke kas negara sbg. penerimaan pajak.

4 Local Legal Counsel Fee 17.500,00

5 Rating Fee 30.000,00

Total 2.581.412,50

c) Pembayaran Utang Bunga Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, utang bunga yang diterima pada saat penerbitan ON (baik melalui lelang atau tanpa lelang) merupakan dana titipan yang sifatnya sementara, dan akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud. Utang bunga yang diterima akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang menjadi beban Pemerintah. Dari total penerimaan utang bunga tahun 2004 sebesar Rp559.064.387.913,00, Pemerintah telah membayar kembali utang bunga tersebut pada tahun yang sama, sebesar Rp510.958.199.745,00 (lima ratus sepuluh miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus empat puluh lima rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp48.106.188.168,00 akan dibayarkan pada tahun 2005. Sisa yang akan dibayarkan pada tahun 2005 terutama akibat adanya penerbitan ON pada kuartal keempat tahun 2004, sehingga pembayaran kupon pertamanya jatuh pada tahun 2005. Realisasi pembayaran bunga dan utang bunga ON berdenominasi Rupiah dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Pembayaran/Pelunasan Pokok Pada tahun 2004, Pemerintah telah melakukan pembayaran/pelunasan ON dengan total nominal sebesar Rp38.021.152.000.000,00. Pembayaran pokok tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai sebesar Rp24.945.470.845.469,00, menerbitkan ON baru sebesar Rp11.687.989.000.000,00, dengan perincian pada Tabel 5 di bawah ini.

Page 152: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 135-

Jumlah dalam Rupiah Nominal dilunasi/

dibayar Tunai ON baru (Nominal) Lainnya*

1 Fixed Rate & Variable Rate 23,075,492,000,000.00 23,075,492,000,000.00

2 Hedge Bonds 12,353,600,000,000.00 8,845,469.00 11,687,989,000,000.00 35,429,092,000,000.00 23,075,500,845,469.00 11,687,989,000,000.00

1 Melalui program buyback 1,962,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00

2 Melalui program divestasi BPD 630,060,000,000.00 630,060,000,000.00

2,592,060,000,000.00 1,869,970,000,000.00 - 630,060,000,000.00 38,021,152,000,000.00 24,945,470,845,469.00 11,687,989,000,000.00 630,060,000,000.00

TotalGrand Total

Dilunasi dengan:

Jenis

Pelunasan ON Jatuh Tempo:

Pembayaran ON Sebelum Jatuh Tempo:

Total

Seri Jatuh TempoHarga

per Unit Nominal Obligasi (Rp) Pembayaran Pokok Accrued Interest TotalFR0005 15-Jul-07 107.50 5,000,000,000.00 5,375,000,000.00 126,200,000.00 5,501,200,000.00

5,000,000,000.00 5,375,000,000.00 126,200,000.00 5,501,200,000.00

VR0013 25-Jan-08 96.00 50,000,000,000.00 48,000,000,000.00 727,350,000.00 48,727,350,000.00 96.00 115,000,000,000.00 110,400,000,000.00 1,672,905,000.00 112,072,905,000.00 96.25 50,000,000,000.00 48,125,000,000.00 727,350,000.00 48,852,350,000.00 96.50 150,000,000,000.00 144,750,000,000.00 2,182,050,000.00 146,932,050,000.00

365,000,000,000.00 351,275,000,000.00 5,309,655,000.00 356,584,655,000.00

VR0014 25-Agust-08 96.00 6,000,000,000.00 5,760,000,000.00 43,626,000.00 5,803,626,000.00 6,000,000,000.00 5,760,000,000.00 43,626,000.00 5,803,626,000.00

VR0015 25-Des-08 96.00 86,000,000,000.00 82,560,000,000.00 85,570,000.00 82,645,570,000.00 86,000,000,000.00 82,560,000,000.00 85,570,000.00 82,645,570,000.00

VR0016 25-Jul-09 95.00 1,500,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00 21,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00 1,500,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00 21,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00

1,962,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00 27,385,551,000.00 1,897,355,551,000.00

Jumlah Pembayaran (dalam Rp)

GRAND TOTAL

Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara (*lihat keterangan pada Divestasi BPD di bawah) a) Buyback Program Pada tanggal 25 Maret 2004, Pemerintah melakukan pembelian kembali ON melalui lelang. Prioritas seri-seri ON yang dibeli kembali ialah yang jatuh tempo antara tahun 2004 sampai 2010. Tujuan dilakukannya program buyback (pembelian kembali sebelum jatuh tempo) ialah: (1) memperpanjang rata-rata jatuh tempo portofolio ON (sehingga mengurangi default risk terutama antara tahun 2004 - 2009), (2) mengurangi volatilitas harga ON di pasar, dan (3) meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan Pemerintah mengelola portofolio ON. Dari total penawaran sebesar Rp7.406.000.000.000,00, Pemerintah memutuskan untuk membeli beberapa seri Obligasi Negara dengan total nilai nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pertimbangan harga yang paling menguntungkan sesuai dengan kisaran harga referensi yang dimiliki Pemerintah. Uang tunai yang dibayarkan oleh Pemerintah untuk pembelian kembali ON tersebut adalah sebesar Rp1.897.355.551.000,00, yang terdiri dari pembayaran pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00 dan pembayaran bunga sebesar Rp27.385.551.000,00. Adapun seri ON yang dibeli kembali terdiri dari 1 seri FR dan 4 seri VR yang jatuh tempo 2007 sampai 2009. Rincian hasil pembelian kembali ON tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara

Page 153: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 136-

b) Divestasi BPD Pelunasan ON melalui program divestasi BPD adalah mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 543/KMK.06/2003 tanggal 18 desember 2003 tentang Divestasi Saham Negara dalam Rangka Penyertaan Modal Negara dan Pelunasan Obligasi Negara pada Bank Pembangunan Daerah Peserta Program Rekapitalisasi. Sebagai akibat dari rekapitalisasi BPD, Pemerintah memiliki saham pada BPD. Seiring dengan perbaikan kondisi keuangan BPD peserta program rekapitalisasi, BPD yang diwakili oleh pemegang saham pengendali dan Pemerintah sepakat untuk melakukan divestasi penyertaan modal negara pada BPD dimaksud. Divestasi tersebut dilakukan melalui proses penyetoran dana oleh pemegang saham pengendali BPD ke rekening Pemerintah (Rekening 502.000.001). Dana tersebut digunakan oleh Pemerintah untuk membeli kembali ON yang telah ditempatkan pada BPD saat rekapitalisasi perbankan. Sepanjang tahun 2004, telah dilakukan divestasi terhadap 7 (tujuh) BPD, yaitu: BPD Lampung, Jateng, Sulut, NTT, Bengkulu, Kalbar dan Sumut (divestasi sebagian). Dari BPD-BPD tersebut Pemerintah memperoleh dana divestasi sebesar Rp721.197.564.507,87 yang disetor ke rekening 502.000.001. Selanjutnya Pemerintah membeli kembali ON dari BPD dimaksud sebesar nominal Rp630.060.000.000,00 dengan pembayaran tunai dalam jumlah yang sama. Adapun sisa dana sebesar Rp91.137.564.507,87, yang merupakan premi divestasi, disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah. Sebelumnya, yaitu pada tahun 2003, telah dilakukan divestasi terhadap 3 BPD yaitu BPD DKI Jaya, Jatim, dan NTB. Dengan demikian, dari 12 BPD yang direkapitalisasi, hingga akhir tahun 2004 telah dilakukan divestasi penuh terhadap 9 BPD dan divestasi sebagian terhadap 1 BPD (yaitu BPD Sumut). Sisa BPD yang belum didivestasi penuh ialah: BPD Aceh, Maluku, dan Sumut.

C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara

Kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan SUN meliputi: (a) restrukturisasi Surat Utang dengan Bank Indonesia, (b) pengembangan pasar SUN, dan (c) memantau rekening terkait dengan pengelolaan SUN. 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia

Dalam rangka program penjaminan perbankan, pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan SU kepada Bank Indonesia, yaitu seri-seri SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004 dengan total nominal sebesar Rp218.315.594.294.530,00. Sebagai bagian dari penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pada tanggal 7 Agustus 2003 seri-seri SU-001 dan SU-003 dengan total nilai nominal Rp144.536.094.294.530,00 diganti dengan seri baru yaitu seri SRBI-01/MK/2003 (SRBI) dengan jumlah nominal yang sama. Sementara untuk seri-seri SU yang lain yaitu SU-002 dan SU-004, saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi terhadap ketentuan dan persyaratannya. Saldo utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, per posisi 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah):

Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005

Jenis Pokok Indeksasi Pokok* Pokok Stlh. Diindeks

Pokok Surat Utang dan SRBI: SU-002 20.000.000.000.000,0 11.231.072.464.568,9 31.231.072.464.568,9 SU-004 53.779.500.000.000,0 26.701.607.763.086,1 80.481.107.763.086,2 SRBI-01 144.536.094.294.530,0 0 144.536.094.294.530,0 SU-005 1.361.334.000.000,0 0 1.361.334.000.000,0

Total Pokok Surat Utang dan SRBI 257.609.608.522.185,1 Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004:* Tunggakan bunga SU-002

3.478.699.122.292,0

Tunggakan bunga SU-004

9.684.728.505.886,0

Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004: 13.163.427.628.178,0 Saldo Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia 270.773.036.150.363,1

Page 154: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 137-

*Utang tunggakan bunga dan indeksasi pokok atas SU-002 dan SU-004 ini merupakan perhitungan internal Pemerintah, dan masih akan diverifikasi lebih lanjut dengan pihak BI. Pada awal terbitnya SU-002 (23 Oktober 1998) dan SU-004 (28 Mei 1999), nominal penerbitannya masing-masing sebesar Rp20 triliun dan Rp53,78 triliun. Mengingat SU-002 dan SU-004 diindeks terhadap inflasi, maka nilai utang Pemerintah atas SU-002 dan SU-004 per posisi 1 Januari 2005 meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp31,23 triliun (naik 56%) dan Rp80,48 triliun (naik 50%). Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, sasaran utama restrukturisasi yang tengah diupayakan Pemerintah ialah menghilangkan indeksasi dan memperpanjang jatuh tempo, dengan memperhatikan kondisi keuangan Pemerintah dan juga Bank Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga memiliki utang berupa tunggakan bunga atas SU-002 dan SU-004 sebesar Rp13,16 triliun. Tunggakan bunga ini juga menjadi bagian dalam proses restrukturisasi surat utang Pemerintah kepada BI. Jumlah utang Pemerintah berupa Pokok SU dan SRBI Setelah Indeksasi dan Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004 sebagaimana disebutkan di atas, merupakan perhitungan internal Pemerintah dan masih akan diverifikasi lebih lanjut bersama dengan Bank Indonesia.

2. Pengembangan Pasar SUN Sebagaimana diketahui, ON seri FR, VR dan International Bonds dapat diperdagangkan di pasar sekunder sebagai instrumen keuangan. Perdagangan ON di pasar sekunder memberikan manfaat baik bagi Pemerintah maupun masyarakat. Bagi Pemerintah, perdagangan ON yang semakin likuid mendorong semakin rendahnya biaya pinjaman yang harus ditanggung Pemerintah pada penerbitan ON di masa mendatang. Bagi masyarakat, khususnya institusi keuangan, ON dapat menjadi alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar (karena pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh Undang-Undang), dan juga dapat menjadi acuan (benchmark) bagi penilaian instrumen investasi lainnya. Perdagangan ON pada tahun 2004 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun 2004, rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder naik sebesar 53% dari tahun 2003, yaitu dari Rp1,39 triliun per hari pada tahun 2003, menjadi Rp2,14 triliun per hari pada tahun 2004. Perkembangan rata-rata perdagangan harian ON dapat dilihat pada Tabel 8, sementara rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 6.

Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara

Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Tahun 2000 - 2004

2000 2001 2002 2003 2004

Obligasi Negara

Volume (Milliar Rp) 126 268 522 1.395 2.140

Frekuensi 1 5 16 51 113

Page 155: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 138-

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2003 2004

(miliar rupiah)

0

25

50

75

100

125

150

175(frekuensi)

Volume

Frekuensi

Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004

Upaya pengembangan pasar sekunder SUN yang dilakukan Pemerintah meliputi:

• menerbitkan ON secara periodik setiap bulan, untuk menjamin kepastian kepada investor,

• menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark), dengan terms and conditions yang sesuai dengan kebutuhan investor dan tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah,

• menyelenggarakan pertemuan secara periodik dengan pelaku pasar termasuk dana pensiun, reksadana, perusahaan asuransi, dan perbankan, untuk mengevaluasi dan memahami ekspektasi pasar terhadap SUN, serta memperluas basis investor,

• mengembangkan pasar repo (repurchase agreement),

• Melakukan pengkajian pengembangan obligasi retail,

• mengembangkan kerjasama dengan institusi lain seperti WorldBank, Nomura Research Institute, dll.,

• mengembangkan kerangka hukum yang transparan dan efisien, dengan menerbitkan peraturan-peraturan operasional yang menunjang pelaksanaan UU Nomor 24 tahun 2002 tentang SUN.

3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN Dalam pengelolaan SUN, Pemerintah membuka dua rekening di Bank Indonesia, yaitu rekening 500.000.003 untuk menampung dana setoran hasil lelang SUN, dan rekening 502.000.001 untuk menampung dana pemenuhan kewajiban yang terkait dengan pengelolaan SUN (debt service cost). Kedua rekening tersebut pada hakekatnya hanyalah rekening antara sebelum dana masuk ke rekening Bendahara Umum Negara (untuk hasil penerbitan) dan sebelum dana dibayarkan kepada investor SUN (untuk pemenuhan kewajiban). Rekening 500.000.003 sebagai rekening sementara penampung setoran hasil lelang SUN diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh dana hasil penerbitan SUN telah sesuai dengan keputusan hasil lelang yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah sesuai, dana pada rekening tersebut segera disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara sebagai realisasi pembiayaan yang berasal dari penerbitan SUN. Sedangkan rekening 502.000.001 sebagai rekening sementara penampung dana pemenuhan kewajiban juga diperlukan untuk hal yang sama, yaitu memastikan bahwa telah tersedia dana yang cukup untuk pemenuhan kewajiban sebelum dibayarkan kepada investor SUN. Pemerintah selalu melakukan pemantauan terhadap kedua rekening tersebut. Khusus untuk rekening 502.000.001, pada masa lampau rekening ini juga digunakan untuk menampung dana setoran BPPN sebagai pengganti asset bonds swap, dan juga setoran BPD dalam rangka program divestasi saham negara di BPD. Pada akhir tahun 2004, seluruh dana pada rekening tersebut sebesar Rp2.976.680.502.166,12 telah disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara, dan dilaporkan

Page 156: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 139-

Pagu Anggaran Realisasi Selisih Penghematan (%)Pembayaran pokok SUN 24,075,500,000,000.00 25,456,429,045,214.00 (1,380,929,045,214.00) -5.74%

Pokok jatuh tempo 23,075,500,000,000.00 23,075,500,845,469.00 (845,469.00) 0.00%Pokok dibeli kembali (sebelum jatuh tempo) 1,000,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00 (869,970,000,000.00) -87.00%

Pembayaran utang bunga - 510,958,199,745.00 (510,958,199,745.00) n.a.

Pembayaran bunga SUN 39,814,600,000,000.00 39,553,587,093,462.00 261,012,906,538.00 0.66%

Pos

sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah, sebagaimana diamanatkan dalam UU APBN-P 2004.

V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Anggaran Pengeluaran

Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, pagu untuk pembayaran pokok SUN (termasuk buyback) ditetapkan sebesar Rp24.075.500.000.000,00, dan pagu untuk pembayaran bunga SUN ditetapkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00. Adapun realisasi penggunaan dana yang disediakan dalam APBN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN

1. Pembayaran Pokok SUN Realisasi pembayaran pokok SUN meningkat 5,74% dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, atau melebihi anggaran sebesar Rp1.380.929.045.214,00 (satu triliun tiga ratus delapan puluh miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta empat puluh lima ribu dua ratus empat belas rupiah). Kelebihan atas pagu anggaran ini terutama diakibatkan oleh: a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00.

Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00 terjadi karena tidak sesuainya perkiraan kurs Rupiah terhadap USD pada APBN-P 2004 dengan realisasi, terutama pada akhir tahun 2004. Kelebihan pembayaran pokok tersebut diatribusikan pada pembayaran sisa pokok hedge bonds yang jatuh tempo, dimana pada saat jatuh tempo, nominalnya akan disesuaikan terlebih dulu dengan perubahan kurs Rupiah terhadap USD. Disebut sisa pokok karena sebagian besar hedge bonds jatuh tempo dibayar dengan menerbitkan SUN baru (lihat Pembayaran Tunai Hedge Bonds pada Tabel 2).

b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar Rp869.970.000.000,00. Pada tanggal 25 Maret 2004 Pemerintah memutuskan untuk membeli kembali ON dengan nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pembayaran tunai atas pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00. Pembayaran tersebut Rp1 triliun diantaranya dibiayai dengan pagu dari APBN, selebihnya sebesar Rp869,97 miliar dibiayai dengan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN, yang disimpan di rekening 502.000.001. Dalam rangka tertib administrasi APBN, penerimaan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN sebesar Rp869,97 miliar dicatat di APBN 2004 sebagai Pendapatan Anggaran Lainnya. Sementara di sisi lain, penggunaan dana tersebut untuk kegiatan pembelian kembali ON dicatat pada pos pembayaran pokok SUN (pembelian kembali) dalam jumlah yang sama. Keuntungan jangka panjang yang diperoleh dari dibelinya kembali ON adalah Pemerintah dapat memperoleh ON pada harga yang baik karena sebagian besar dibeli dengan harga discount, dan Pemerintah tidak lagi perlu melakukan pembayaran bunga di masa mendatang atas ON yang dibeli kembali, yang pada akhirnya dapat mengurangi beban Pemerintah di masa mendatang.

Page 157: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 140-

c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar Rp510.958.199.745,00. Hal ini disebabkan oleh belum diputuskannya perlakuan terhadap utang bunga pada saat penyusunan APBN-P 2004. Sebagaimana diketahui, utang bunga yang timbul saat penerbitan ON diterima oleh Pemerintah sebagai dana titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud, bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang merupakan kewajiban Pemerintah. Praktik pada tahun sebelumnya terhadap pengeluaran utang bunga ialah dengan mencatatnya secara off-budget. Artinya, pada saat Pemerintah menerima utang bunga, Pemerintah menampungnya di rekening antara (rekening 502.000.001) dan pada saat pembayaran Pemerintah mendebit rekening tersebut bersamaan dengan pembayaran bunga yang benar-benar menjadi kewajiban Pemerintah yang dibiayai melalui APBN. Untuk tahun 2004 diputuskan bahwa dana-dana tersebut harus dicatat secara on-budget melalui APBN, baik pada saat diterima maupun pada saat dikeluarkan.

2. Pembayaran Bunga SUN Dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00, realisasi pembayaran bunga SUN mencapai Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), atau terdapat selisih penghematan sebesar Rp261.012.906.538,00 (dua ratus enam puluh satu miliar dua belas juta sembilan ratus enam ribu lima ratus tiga puluh delapan rupiah). Penghematan ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor yaitu adanya trend penurunan tingkat bunga SBI dan juga program pembelian kembali.

B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan

Berdasarkan APBN-P 2004, pagu untuk penerimaan pembiayaan SUN ditetapkan sebesar Rp32.300.800.000.000,00. Realisasi penerimaan penerbitan SUN untuk tahun 2004 mencapai Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari:

• Penerimaan pokok penerbitan ON Rupiah Rp22.806.608.217.400,00

• Penerimaan utang bunga ON Rupiah Rp559.064.387.913,00

• Penerimaan pokok penerbitan ON valas Rp8.961.109.911.780,00 Total Realisasi Tunai Rp32.326.782.517.093,00

Dengan demikian terdapat selisih positif realisasi penerbitan tunai SUN dibandingkan dengan yang dianggarkan sebesar Rp25.982.517.093,00 (dua puluh lima miliar sembilan ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah). VI. PENUTUP

Demikianlah laporan pertanggungjawaban pengelolaan SUN ini dibuat dalam rangka pemenuhan amanat sebagaimana dituangkan pada pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, dan dilampirkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Besar harapan Pemerintah agar masyarakat juga dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara, sesuai komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab.

Page 158: LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - ftp.gunadarma.ac.idftp.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/... · Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 ... Piutang